II
. TfNJ AUAN PUSTAKA
"2(
J
Tinjauan pustaka yang akan sekaligus merupakan pengkajian membahas
kepustakaan. secara
Tinjauan
sistematis
kepustakaan
tentang:
Teori
usaha
ini
akan
partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, P h b a n g u n a n dan Perencanaan, Pola
Perencanaan
Pembangunan di
Pembangunan pedesaan,
Indonesia,
Teori-teori
Pembangunan Pedesaan di
Indonesia,
Bantuan Pembangunan Desa di Indonesia, Pemerintah desa dan Pernbangunan
dan Kaitan Pendidikan,
Perubahan Sosial
dan
I
Partisipasi.
1. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
1.1.
Pengertian Partisipasi Kata
partisipasi
yang luas,
sering mencakup
pengertian
karena itu beberapa rumusan definisi dari ber-
bagai ahli sering kurang rnenetap. dapatlah
suatu
Untuk rnengamati ha1 ini
dikemukakan beberapa rumusan yang ada dalam
ba-
nyak literatur seperti: (1)
Partisipasi
dalam
gejala demokratis,
sertakan
sanaan
dari segala sesuatu yang berpusat kepada dan
juga ikut memikul
serta
orang
diikut
pentingannya
di dalam perencanaan
dirnana
tanggung
pelakkejawab
4
sesuai
dengan
kewajibannya.
tingkqt
kematangannya
atau
tingkat
(Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia #
Pendfdikan, 1980, p. 251)
(2)
22 groups
participation o f an individual in social
The
restricted to participation
sometimes
in
voluntary
organization, particularly those engaged in some kind of
comnunity activity or project outside an
indivi-
dual's professional or accupational w o r k (Theodorson, Sociological dictionaries, 1969). (3) Partisipasi adalah ikut sertanya suatu kesatuan untuk mengambil
bagian
d a l a m aktivitas yang
oleh susunan kesatuan yang lebih besar
dilaksanakan (Encyclopedia
o f Social Science, Vol. 12; p. 8). 1
Dari seperti
beberapa rurnusan tentang pengertian partisipasi telah dikemukakan di atas itu,
ada beberapa
yang penting yang rnerupakan eksistensi suatu
ha1
partisipasi.
Hal-ha1 itu adalah sebagai berikut: (1)
Pada dan
partisipasi terdapat adanya keterlibatan mental ernosional
dari seseorang
yang
berpartisipasi.
Beal (1974) rnenyebutnya sebagai keterlibatan personal d a n psikologis dari seseorang d a l a m kelompoknya. (2) P a d a
partisipasi terdapat adanya kesediaan dari
seorang untuk rnemberi konstribusi,
memberikan
sesuatu
akt ivi tas, kegiatan-keglatan untuk mencapai tujuan. (3) S u a t u
partisipasi menyangkut kegiatan-kegiatan dalam *
suatu
kehidupan kelomeok atau suatu komunitas
dalam
masyarakat. #
(4)
Pada
partisipasi
tanggung seseorang.
jawab
akan
terhadap
diikuti
oleh
aktlvitas
adanya
yang
rasa
dilakukan
P a d a partisipasi terkandung di d a & m p -
(5)
yang
bahwa ada ha1
akan menguntungkan bagi individu,
nyangkut
artinya
adanya pemuasan akan tercapai suatu
Irle-
tujuan
bagi dirinya. R a m P. Y a d o v (1980) lebih mengungkap arti partisipasi dalam
pernbangunan
terlibatan
bahwa
anggota
dalarn partisipasi itu
masyarakat d a l a m
proses
ada
ke-
pembangunan
secara sukarela dan atas kemauan sendiri. Soegarda Poerbokawatja
(1980) menyatakan bahwa kelkut
sertaan
dimulai
t
dari
perencanaan pelaksanaan tentang suatu yang
berpusat
pada kepentingannya,
ikut bertanggung jawab sesuai dengan
tingkat kewajibanny.
Dusseldorp (1981) mengemukakan bahwa
partisipasi
adalah
tindakan-tindakan partisipasi
suatu dasar sosial,
aktivitas
kegiatan
sosial.
manusia
atau
Karena
itu
merupakan objek yang sangat penting dari
be-
berapa lapangan ilmu pengetahuan seperti sosiologi, psikologi
sosial,
politik,
pendidikan,
ilmu
adrninistrasi,
manajemen dan lain sebagainya. Partisipasi merupakan perilaku.
Kegiatan berpartisi-
pasi akan dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian tertentu rnisalnya sikap, sebagainya.
kemauan,
ketrarnpilan, arnbisi dan lain
J u g a akan dipengaruhi oleh suasanalingkungan.
Hal ini dikemukakan oleh ~ i a l(1974) sebagai berikut: O
...
there a r e m a n y subtlerbehavior patternflintern of gestures, attitudes, or manner that constute participation." (Beal, et. al. 1974. p. 88).
R. M a r g o n o terjadinya untuk
S (1983) rnengemukakan bahwa untuk
dapat
partisipasi diperlukan adanya suatu kesempatan
berpartisipasi,
berpartisipasi
ada
kernauan dari
individu
dan terdapat adanya kernampuan
untuk
untuk
ber-
partisipasi. Mernang partisipasi adalah suatu bentuk khusus \
di
dalarn
pernbagian kekuasaan,
tugas d a n tanggung
jawab
-daIarn kornunitasnya. Hasil-hasil telah
pernbangunan
pisik
berupa
sarana-prasarana
banyak mernberikan peluang untuk masyarakat pedesaan
dapat berpartisipasi.
gedung se-
T e l a h dibangun irigasi, I
kolah,
sarana
kornunikasi untuk karena
kesehatan,
dan lain sebagainya.
berpartisipasi belum
perdagangan,
Sering
rnenjadi
dalarn menggunankannya,
untuk
adanya
terarnpi Ian
rnasalah
rnengisinya
dari
warga
D e m i k i a n juga kadang-kadang belurn berusaha
mernanfaatkan
adanya
peluang yang ada. Hal seperti itu kadang-kadang dengan
sarana
terdapat kernampuan yang rnemadai pada
rnasyarakat desa. kernauan
sarana
kekurangan pengetahuan dan anggota
(1983) mengernukakan
masyarakat
bahwa partisipasi
peluangberkaitan
kurangnya
desa. akan
cukup
ke-
Tjodronegoro dipengaruhi
oleh needs, rnotivasi, struktur sosial, stratifikasi sosial dalarn rnasyarakat, adanya
orang
akan berpartisipasi
kebutuhan akan .kepuasan, rnendagatkan
akan rneningkatkan statusnya.'
rnenyangkut keuntungan,
Bentuk partisipasi ini
akan
dapat berupa pengorbanan w a k t u , pernberian uang, mgnyumbang tenaga d a n menyurnbang materi lainnya.
Telah
dikemukakan bahwa partisipasi merupakan bentuk
perilaku. yang
Untuk berperilaku tertentu minimal ada dua
mendukungnya.
Pertama,
ha1
adanya unsur yang mendukung
untuk berperilaku tertentu itu pada diri seseorang. K e d u a , terdapat
iklim atau lingkungan yang memungkinkan terjadi-
nya perilaku tertentu itu.
L e w i n ( d a l a m Ippenheini,
1980)
mengemukakan suatu formula untuk menganalisis suatu
peri-
laku sebagai berikut :
".f o..r m Ao fwell-known formula for the behavior is a function of
analysis of any the interaction between P (all the person's inner diterminat such as temperament, attitudes, or character) and E (all the envirinment factors, a s perceived individual):" (Oppenheim, 1980, p. 153).
Jika kegiatan,
k i t a kemukakan bahwa partisipasi itu
merupakan
keikutsertaan
kegiatan,
seseorang d a l a m suatu
suatu aktivitas, dengan sendirinya seseorang dapat m e l a k u k a n kegiatan, akan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
faktor
yang inerupakan kandisi-kondisi yang ada
di
I
dalam
diri orang tersebut dan faktor yang berupa
kondisi
yang ada pada suasana lingkungan orang yang bersangkutan. J e n i s Partisipasi
1.2.
Pembagian-pembagian partisipasi yang akan dikemukakan di
bawah
perencanaan bentuk
ini
akanbertolak
pembangunan.
partisipasi
dari
Menurut
suatu
sekuen
proses
R a m * P.
Yadov
(1980)
masyarakat d a l a m pembangunan
adalah,
partisipasi d a l a m pengambilan keputusan, partisipasi dalam R
pelaksanaan
program dan proyek
pembangunan,
partisipasi
d a l a m menilai kemajuan program pembangunan'dan partisipasi
'
dalam
m e m a n f a a t k a n dari hasil-hasil
\
pembangunan.
terinci Yadov rnembagi jenis partisipasi d a l a m
Secara
pembangunan
itu sebagai berikut: II
...People's
involvement has to be understoodin following foursense:
the
participation in decision making participation in implementation of development p r o g r a m e s and projects i i i . participation in rnondtoring and evaluation o f development p r o g r a m e s and projects and iv. participation in sharing the benefits of development. i. ii.
Di 1983
d a l a m buku Garis-g,aris Besar H a l u a n Negara
juga
diketengahkan tentang jenis
diharapkan
d a l a m pembangunan.
pertanggungjawaban tiga,
Ketiga
tahun
makln
kedua,
yang
memikul
partisipasi dalarn
pelaksanaan pernbangunan dan
ke-
partisipasi d a l a m menerima kembali hasil-hasil pem-
bangunan. lima
atas
partisipasi
Partisipasi dalam
beban pembangunan yang pertama,
tahun
rnacam atau jenis partisipasi
rnendatang
rnerata.
diharapkan akan rnakin
ini meluas
M e l u a s dan rnerata In1 disarnping
jurnlahnya pada seluruh tanah air,
pada dan
meningkat
juga rnakin rnerata dalam
rnacarn kegiatan partisipasi itu. Cohen
&
partisipasi
Uphoff (1980) mengemukakan dalarn
pembangunan
adalah
tentang
macam
decision-making, I
implementation,
benefit
(or
harmful
consequences)
dan
I
evaluation. serta
dalam
laksanaan,
Jadi
partisipasi dalam pembangunan itu
mengambil keputusan, ikut
serta d a l a m
ikut sertya &alam
pemanfaatan
ikut pe-
keuntungan-ke-
untungan
hasil
pembangunan
program-program sarna
iu .
d a n turut di
dalarn rnenilai
atau proyek yang telah dilaksanakan
Sedangkan
t ipe part isipasi
masyarakat
dalam
pernbangunan rnenurut Koentjaraningrat (1981) adalah, tarna,
-
ber-
per-
partisipasi dalarn aktivitas-aktivitas bersama dalarn
proyek
pernbangunan
yang khusus
dan
kedua,
partisipasi
sebagai individu di luar aktivitas-aktivitas bersama dalarn pernbangunan. 1.3. Jenis-rnacarn Partisipas,i d a l a m Proses Pembangunan Dengan
tidak mengurangi uraian yang baru dikernukakan
tentang jennis partisipasi pada butir 1.2 pada bagian akan
ini
dikaitkan partisipasi itu dengan kegiatan proses pe-
rencanaan
pernbangunan atau proses pernbangunan suatu
pro-
gram. J i k a partisipasi kita adakan pembagian rnacamnya berdasarkan
pada
proses
pembangunan
suatu
program
rnaka
nampaklah macarn partisipasi itu sebagai berikut:
d
a-
Partisipasi
infornasi
dalarn rnau
seseorang
rnenerirna
dan
rnau
sebelurn memutuskan suatu
rnemberi
perbuatan,
tentu terjadi proses mental dalarn dirinya terlebih dahulu.
Dia
mengadakan
diketahuinya,
pertimbangan
mencoba
terhadap
suatu
memaharninya d a n rnencoba
Yang
mengerti.
J
Untuk
memutuskan,
mernpunyai rnernberikan
rnenerirna dan berbuat sesuatu dia perlu
inforrnasi
*
tentang
sesuatu
sesuatu rnaka di perlu
ada kesediaan rnembuka diri.
itu.
Agar
berkornunikasi,
dapat artinya
H a n s o n (1972) menyebut adanya
bentuk partisipasi+seperti "the provision of infor~nation".
Ada
kesediaan,
berusaha
mau
mendengarkan,
bersedia
melihat,
untuk mendapatkan keterangan d a n berusaha
mengert I .
sepert i
Kesedlaan
i tu
okan
untuk
menghovi lkirn
kesadaran, pengertian dan toleransi.
b . Partisipasi menyumbangkan pemikiran
Suatu berikan
inforrnasi yang diterirna seseorang,
dorongan
Untuk
ada
dia
ingin
Terhadap suatu inforrnasi akan
dapat
atau ditolaknya atas alasan-alasan i
menanggapi,
kesediaan,
mem-
untuk memberikan tanggapan,
untuk menanggapinya. diterimanya
akan
rnenyurnbangkan pemikiran paerlu
kerelaan
kecenderungan
tertentu.
dan keberanian. untuk mengiakan
sesuatu yang disampaikan pirnpinannya,
adanya
Masyarakat pedesaan saja,
menerima
saja
walaupun sebenarnya
dia ingin untuk menolaknya. Gajala
demikian
banyak terdapat dalarn rnasyarakat
desa yang masih banyak bersifat paternalistik. Dikemukakan oleh hadap
Sanafiah Faisal (1982) bahwa pada rakyat biasa
ter-
kebijaksanaan yang digariskan dan dilaksanakan oleh
Pamong D e s a m e r e k a akan "tinggal terirna" saja, akan jarang warga
desa
terbuka,
itu menolak di hadapan Pamong D e s a n y a
kekecewaan m e r e k a akan
diperkatakan hanya
secara pada
teman-teman terdekat saja lebih lanjut ditulis:
..."Sikap
"meneriman a a n ketundukan terhadap "bapakbapakpamong D e s a n y a itu diterima sebagai cermin sopan santun terhadap pernimpin d a n owang-orang ll~espuh".
P a r t i s i p a s i m e n y u m b a n g k a n p e m i k i r a n , berarti juga k e s e d i a a n m e n g a n g g a p i s u a t u informasi y a n g d i t e r i m a n y a , inforrnasi y a n g m e n y e n t u h n y a dari luar. P a r t i s i p a s i m e n y u m b a n g k a n pen i k i r a n juga berarti a d a k e s e d i a a n d a l a m m e m b e r i k a n inform a s i tentang s e s u a t u y a n g d i k e t a h u i n y a ,
dimilikinya
-
ada yang memintanya.
,/
c. P a r t isipasi m e r e n c a n a k a n s u a t u k e g i a t a n Merencanakan tujuan, akan
menetapkan
dikerjakan
Program telah
kegiatan
merupakan
alternatif-alternatif
dan bagaimana
melibatkan
w a r g a m a s y a r a k a t desa.
kebutuhan,
kegiatan
yang
kegiatan
itu.
dari ini
tanggung
mungkin
M u l a i dari
persoalan dan nerencanakan
u n t u k m e m e n u h i k e b u t u h a n itu.
rakat
melakukan
menetapkan
p e m b a n g u n a n di p e d e s a a n s e b a i k n y a seawal
netapkan
awal
proses
jawab
timbul rasa
me-
kegiatan
J i k a m a s y a r a k a t desa. sejak
p r o g r a m itu telah d i l i b a t k a n m a k a pada akan
jika
memiliki
t e r h a d a p p r o g r a m ini,
dan
rnasya-
tumbuh
akan secara
m a s y a r a k a t d e s a ini m e r a s a m e m i l i k i p r o g r a m itu,
akan moral
rnerniliki
p e m b a n g u n a n itu s e b a b m e r e k a berpartisipasi dalarn nernutuskannya. M i l l e r , d a n R e i n ( 1 9 6 6 ) m e n g e m u k a k a n : "...Bringing in r e p r e s e n t a t i v e s at a n e a r l y point in the p l a n n i n g m y b e m u c h m o r e s i g n i f i c a n t . M a k i n g resident a w a r e o f the issues involved in planing w i l l b e m o r e e f f e ~ t i v ~ than e insisting that these a r e professional d e c i s i o n w h i c h c a n n o t b e discussed by u n t r a i n e d persons." I
Kegiatan oleh
pelaksanaan
suatu program yang
m a s y a r a k a t sendiri a k a n lebih
efektif.
ditetapkan Partisipasi
30
dalarn memutuskan bentuk kegiatan ini C o h e n & Uphoff (1977) disebutkan "participation in decision making". Partisipasi merencanakan
kegiatan ini kiranya dapat
dimasukkan
juga
d a l a m pertisipasi pertanggungjawaban atas pelaksanaan dari pembangunan yang sedang dilangsungkan.
d d . Partisipasi d a l a m pelaksanaan pekerjaan Setelah rnelanjutkan Matte
dilakukan dengan
perencanaan kegiatan
kegiatan
maka
mengerjakannya.
Mosha
(1979), menyebutkan'macam partisipasi ini
"participation
demikian
in implementation",
perlu dan
sebagai
juga
Yadov
(1980) dan C o h e n & Uphoff (1980). P a d a tingkat pelaksanaan
ini
kegiatan
tenaga, nya.
dapat
sumbangan
Suatu
Partisipasi
berupa
rnenyumbang
uang,
benda atau alat-alat dan lain sebagai-
partisipasi d a l a m rnemikul beban seperti
rneyumbang
yang dikemukakan
pembangunan.
dalam
Garis-garis
Besar H a l u a n Negara (GBFIN) yaitu partisipasi dalam memikul beban
pembangunan
kiranya merupakan
bentuk
partisipasi
d a l a m implementasi dari pembangunan.
J e.
Part i s i pas i da 1 a m m e n e r ima has i I pembangunan Suatu program atau proyek yang telah selesai dikerja-
kan
diharapkan tentunya mernpunyai m a n f a a t ,
gunaan bagi masyarakat,
mempunyai k e -
masyarakat diharapkan berpartisiI
pasi
dalarn memanfaatkan,
beraktivitas
sehubungan
rnengisi dengan
peluang-peluang kegunaan
program
untuk pern-
bangunan (1980)
y a n g telah selesai dikerjakan.
menyebut
jenis partisipasi ini
Cohen
Uphoff
&
dengan
"partici-
pation in benefict" d a n Y a d o v ( 1 9 8 0 ) m e n y e b u t k a n "participation
".
Masya-
itu,
masya-
in sharing the benefich of development
rakat
m a u m e m a n f a a t k a n k e g u n a a n pembangunan
rakat
memelihara
dan
m e n g e m b a n g k a n hasil
program
pem-
bangunan itu. D a p a t m e n e r i m a hasil pembangunan itu sebagai niliknya
sendiri.
Jika
irigasi telah
selesai
dibangun
m a s y a r a k a t m a u m e n a n a n padi di sawah, m a u m e m e l i h a r a pengairan untuk k e l a n c a r a n
pertgniannya.
Jf.
Partisipasi d a l a m menilai pembangunan Suatu
ataupun yang
program pembangunan y a n g sedang
berjalan
y a n g telah selesai dikerjakan mempunyai
bersifat fisik d a n juga non fisik.
partisipasi
menilai,
butuhan kelompoknya,
dan
keluaran
hlasyarakat
ber-
sejauh rnana proyek itu memenuhi k e masyarakatnya,
komunitasnya. A p a k a h
p r o g r a m y a n g telah selesai itu memenuhi kebutuhan dirinya, apakah dicapai. dan
program Cohen
itu telah m e n d u k u n g
tujuan
& U p h o f f ( 1 9 8 0 ) rnenyebutnya
yang
hendak
"evnluation"
Y a d o v ( 1 9 8 0 ) m e n y e b u t n y a "paticipation in
monetoring
i
t
and e v a l u a t i o n of development programnes and projects". Partisipasi d a l a m m e n i l a i hasil-hasil pembangunan ini penting
dilakukan,
s e b a b dari hasil penilaian
itu
akan
berguna bagi m a s y a r a k a t itu jika m e r e k a akan m e l a k y k a n k e g i a t a n - k e g i a t a n pembangunan y a n g serupa. J u g a berguna bagi P e m e r i n t a h untuk m e n g a d a k a n penyenpurnaan program.
Secara ha1
teori:tis
terdapat adanya partisipasi
mental
itu dapat diintensifikasikan oleh dir-i seseorang
se-
cara sendiri melalui kelompoknya atau kelembagaan yang d i a i k u t ~ tanpa
sampai dengan melihat kepada
nyata.
kita memperhatikan bahwa partisipasi sesuatu
Jika
yang
terjadi d a l a m kehidupan kelompok,
dan
komunikasi dalam pembagian-pembagian
kuatan
dan
untungan, dan
pertanggung
maka
jawaban
tindakan
berupa
yang
interaksi
kekuasaan,
ke--
keuntungan-ke-
serta
rangkaian tindakan-tindakan yang
relevan dengan proses d a l a m merencanakan
diamati
pembangunan
I
maka
perilaku
rangkaian
partisipasi
aktivitas
itu
sebagai
dapat
berikut;
menggabungkan diri pada suatu kehidupan
juga
merupakan
pertama,
seorang
kelompok.
Kedua,
rnelibatkan dirinya d a l a m diskusi kelompok. Ketiga melibatkan
dirinya
k e dalam suatu aspek organisasi
proses
kegiatan
misalnya
kelompok
anggota
untuk
kelompoknya,
darl
pertemuan,
memimpin
suatu mencari
diskusi
dalam
kelompoknya. Keempat, menyerahkan tenaga, m o d a l , fasilitas K e l i m a , mengambil b a g ~ a ndari
dan mernberlkan ketrampilan. proses
memutuskan
penetapan
suatu
altenatif
mencapai
untuk
kegiatan
dengan tujuan
memberikan berpendapat
tujuan,
pekerjaan,
pendapat dalam
turut membagi memilih
terhadap menentukan
tenaga-tenaga
personal
untuk
ke-
lembagaan. Keenam, memanfaatkan keuntungan-keuntungan d a r ~ suatu program proyek yang telah diselesaikan.
R
M a ca m
d a l an1
partisipasi seperti
(1981) itu
b a n y a k persarnaannya d e n g a n rnacarn
bagian aspek
dikernukakan
perenc*,\llaiiri
pernbangunan
d a l an1
yang
proses oleh
pernbangunan s e p e r t i y a n g b a r u kami sebelurnnya. sosiologi
Hanya
ikut
serta
part~s~pas~
kemukaknn
teqri itu lebih
kegiatan
Dusseldorp
mernperhat~kan
dalam
kelor.~pok d a l a m p r o s e s k e g i a t a n m e r e n c a n a k a n
pada
kehidupan pembangunan,
s e d a n g k l a s i f ikas i y a n g karni k e m u k a k a n lebih bertoluk (jar i aspek-aspek
urutan
dari
pembangunan. hlacam
kegiatan
penyusunan
program
i
p a r t i s i p a s i d a l a m pernbangunan juga d i k e m u k a k a n oleh Cohen
(1980),
suatu
teori
pada
pokoknya
Cohan
& U p h o f f rnembagi p a r t i s i p a s i d a l a m p r o s e s
keglatan
pernbangunan
adalah:
pelaksanaan,
ketiga
Untuk
lebih
86
Uphoff
Pengarnbilan memanfaatkan
jelasnya
keputusan,
,
dan
dikemukakan
keernpat
gambar
kedua men~lai.
dari
jenis
p a r t i s i p a s i y a n g d i k e m u k a k a n itu .
1.4
G u n a Partisipasi hlengapa
p a r t i s i p a s i itu p e n t i n g
Dokumen-dokurnen
Pernerintah
selalu
dalarn
pembangunan.
rnenekankan
agar
p a r t i s i p a s i a k t i f rnasyarakat dalanl pernbangunan perlu m a k ~ n meluas
A d a beberapa * p a r t i s i p a s i ini p e n t i n g d a l a m p e m b a n g u n a n : (
I
)
dan
rnakin
merata.
ha1
mengapa
P a d a s u a t u k e g i a t a n s e p e r t i p e n g e m b a n g a n , j its rnasyarakat
ini b e r p a r t i s i p s i ,
berarti anggota masyarakat
itu
mernanusiakan dirinya.
suatu
bentuk
konunikasi.
khusus
Manusia
S e b a b berpartisipasi
dari
suatu
interaksi
itu dan
a k a n dapat rnenjadi rnanusia jika
d i a berinteraksi d a n berkornunikasi. Diberi kesernpatan berpartisipasi berarti adanya pengakuan akan rnasyarakat
Pengakuan
terhadap diri
suatu ha1 y a n g penting.
adalah dapat
ini.
rnemanusiakan
dirinya,
hanya d i j a d i k a n objek saja. d a n pedagogis.
kegiatan
bangunan
dia
akan
sernata-rnata
f
yang
yang
tidak
A l a s a n ini bersifat etis
( 2 ) A l a s a n y a n g bersifat s o s i o l o g i s , kan
seseorang
Manusia jika
anggota
berjangka
pembangunan rnerupapanjang.
Dalam
seperti itu adalah sangat
perlu
Pernme-
libatkan sebanyak m u n g k i n orang.
P e r u b a h a n yang ter-
jadi
adalah
dalam
masyarakat
umumnya sosial.
organisasi-organisasi
orang
dari
P e m b a n g u n a n yang ber-
jangka panjang d a n hanya d i k e r j a k a n , segelintir
hasil
dilakukan
s a j a pasti kegiatan itu
akan
oleh me-
ngalami k e l a m b a t a n , bahkan dapat dikatakan dapat m e n jadi gaga1 sama sekali. (3)
Partisipasi rupakan
m a s y a r a k a t d a l a m pernbangunan k i r a n y a rne-
pernyataan hak w a r g a n e g a r a untuk
pendapatnya,
rnenyatakan
kehendaknya,
rnenyatakan menentukan
u
nasibnya.
M a s y a r a k a t y a n g giat berpartisipasi
pelnbangunan
akan
lebih
cepat
mendekati
dalam
Qerbaikan
tingkat hidupnya, a k a n dapat lebih cepat rneningkatkan taraf hidupnya.
Partisipasi
dalam
pembangunan biasanya
akan
dapat
lnernperbaiki kualitas dari berbagai tingkat kemampuan, akan
nielatih
kemampuan,
syarat
melatih
sehingga kegiatan
trampilnn-kctrampi Ian
selalu
akan
rnerupakan syarat penting
ke-
partisipasi
untuk
perkembangan
pembangunan manusia. S u a t u program pembangunan d i m a n a masyarakat berpartisipasi
dalarn
sesuatu,
rnengambil
maka
keputusan
keberhasilan
untuk
melakukan ter-
p r o g r a m itu lebih
jamin. S e s u a t u y a n g diputuskannya sendiri berarti dia menyukai yang
kegiatan y a n g
disukainya
akan
dilakukannya,
sesuatu
a k a n dipeliharanya sebaik
rnungkin.
A d a n y a unsur rnenyenangi k e g i a t a n y a n g akan dilakukannya
maka
a d a hubungan y a n g baik
d e n g a n lingkungannya. rnasyarakat
dengan
lingkungannya. harmonis, lingkungan Adanya
ha1
antara
perubahan y a n g rnereka lakukan tercapai
suatu
pentingdalam
rnanusia
aspek
di yang
kelestarian
( H o l l s t e i n e r , 1978).
partisipasi dari rnasyarakat d a l a m
program
pernbangunan
yang
akan
menentukan
dilakukan
lingkungan berarti terjalin k e r j a sama. saling
masyarakat
A r t i n y a a d a keserasian
Dapat ini
antara
di
Hal itu akan
m e n u m b u h k a n saling pengertian a n t a r a
anggota
a
masyarakat
dengan
golongan
rnenengah
dan
golongan #
atasan akan
m a s y a r a k a t itu.
membentuk
Partisipasi
rasa persatuan pada
regional d a n nasional.
rnasyarakat tingkat
ini
lokal,
(7)
A d a n y a partisipasi masyarakat d a l a m pembangunan, berarti ha1
masyarakat
itu ikut d a l a m proses
pembang~~nan.
itu berarti akan a k a n mengembangkan
anggota
masyarakat,
.
ha1
seperti itu
akan
A k a n tumbuh rasa
rasa
kekeluargaan
dari
anggota masyarakat.
ketrampilan menupuk
percaya
dir~
R a s a percaya d ~ r i l r l r
me-
rupakan tenaga atau sumber untuk bertindak produktif. PAasyarakat yang tidak percaya diri sendiri pasif
rnenjadi
dan apatis,
tidak a k a n produktif. (8)
Partisipasi nimbulakan
cenderung
masyarakat yang demikian
,
rnasyarkat juga rnemang dapat terjadi kelambatan
kadang-kadang "kenderaan"
proses
pembangunan,
perlu penyiapan lembaga,
nw-
karena
wadah
untuk kadang-
berpartisipasi bagi m a s y a r a k a t ,
kadang
perlu
mengadakan
latihan-latihan
tertentu
dahulu
agar
masyarakat
meningkat
kualitas
partisipasinya. tertnrlk
dalarn
J i k a sebagian besar masyaralcat sudah
dan bermfnat d a l u m proses ini banyak
yang k i t a perlukan untuk m e l a t i h masyarakat
waktu
sehingga
m a m p u berperanserta sebaik-baiknya. M i s a l n y a sebagian besar
petani telah m a u m e n g g u n a k a n obat
pemberantas
hama tanaman, tetapi J i k a m e r e k a belum mengerti c a r a nya,
prakteknya
m a k a diperlukan w a k t u banyak
untuk
I
melatih Tetapi bangunan
semua
petani yang berminat ikut serta
bagaimanapun
juga
partisipasi
suatu gerakan rnemperbaiki dan
dal%rn
itu. pem-
meningkatkan
kualitas dan ketrampilan-ketrampilan masyarakat d e s a ,
-
-peningkatan
kualitas dari berbagal ketrarnpilan,
pe-
ngetahuan merupakan syarat-syarat untuk berkembanqnya kemanusiaan.
1.5
Mendorong bangunan
Partisipasi
Aktif
Masyarakat
daiarn P e m -
Dalarn rnenggerakkan partisipasi rnasyarakat dalarn pernbangunan diperlukan beberapa hat nentukan
rangkaian
aktivitas,
tertentu.
kegiatan yang
klasifikasikan sebagai partisipasi. lihat
dapat
diarnati
di-
program
atau dapat juga tindakan-tindakan yang dapat
seperti rnernberi sumbangan
harta benda,
rne-
Partisipasi dapat di-
dalarn rangkaian kegi'atan proses penyusunan
pernbangunan,
lain
Pertama,
tanah,
sebagainya,
uang,
tenaga,
waktu,
pemikiran, ketrampilan, keahlian dan
membreri persetujuan,
m a u menerirna se-
suatu,
memberi informasi d a n lain sebagainya. Partisipasi
sosial
seperti arisan,
kelornpok
berinteraksi
koperasi,
ikut
dalarn
kehidupan
dan berkomunikasi daiarn
kelornpok.
Memanfaatkan hasil pembangunan d a n lain sebagainya. K e d u a , tersedia w a d a h ,
sarana untuk berpartisipasi itu.
untuk berpartisipasi,
keinginan untuk berpartisipasi
dapat direalisasikan jika tidak tersedia ltulah
Kemauan
wadahnya.
tak Wadah
yang dapat rnenyumbangkan pemikiran perlu wadahnya,
menyurnbangkan uang, "kenderaan"
yang
rnenyurnbangkan tenaga, dapat
rnenampungnya.
harga juga ada Demikian
juga
#
partisipasl
sosial perlu ada wadah
suatu
kelompok,
ada
kelompok arisan, koperasi, kelompok diskusi, kelompok tani
d a n lain sebagainya. kan
adanya wadah.
ketrarnpilan,
Menyurnbang ketrarnpilan juga diperluJ i k a dirnasyarakat anggotanya tidak ada w a d a h untuk
tetapi
memiliki
rnernpraktekkan
ketrampilan itu, dapat terjadi anggota ini akan meninggalkan
Di desa banyak pernudanya yang telah ber-
daerah itu.
sekolah
d a n rnenamatkan sekolah-sekolah tertentu d a n
men-
dapatkan ketrampilan tertentu, tetapi ketrampilannya tidak terdapat ternpat mernpraktekkannya di desa asalnya itu, rnaka pemuda-pemuda yang
demikian
butuhan.
dapat menimbulkan desa itu
desa.
Keadaan
mengalarni
ke-
K e t i g a , rnenciptakan prasyarat untuk partisipasi.
Prasyarat Pada
itu akan pergi meninggalkan
ini dapat rnerupakan pembangkit
masyarakat
tenaga
pedesaan secara u m u m m e r e k a
sosial.
rnerasa
se-
.
Pada
masyarakat itu terdapat kemarnpuan menyesuaikan diri,
ter-
nasib,
rnemiliki tujuan bersama,
dapat adanya pernuka pendapat, ikatan-ikatan lain
kelompok,
sebagainya.
untuk
suatu
nonforrnal. pemimpin
ada ikatan-ikatan keluarga,
a d a kelembagaan-kelembagaan
ada
Pada
masyarakat
terdapat
pemimpin f o r m a l ada juga
pernimpin
S u a s a n a kepemimpinan yang dibawakan oleh ini
dan
hal-ha1 seperti itu merupakan prasyarat
partisipasi.
Pemimpin-pemimpin
ada ikatan batin
perlu menumbuhkan rasa tentram
w a r g a d e s a menjalankan peran-peranannya.
para
dalam, diri
A n g g o t a kelompok
I
perlu
rnengetahui
tujuan-tujuan
knmun i tasnya. Deal G.M anggota
kelompok
(
kelornpoknya,
tujuan
1974) rnengernukakan bagaima*na suatu
dapat
bangkit
partisipasinya
dengan
uraian sebagai berikut: "...Those member w h o participate the m o s t a r e those w h o understand the basic purpose and function of the group, have clearly in m i n d the group's expectation of its m e m b e r s , feel secure in playing their member roles, and can see h o w their member roles contribute to the all purpose and functioning of group. T h e y also d r i v e satisfiction f r o m their participation. (Beal G.M., 1 9 7 4 ) . Pasaribu
dan
Simanjuntak
(1982)
mengemukakan
bahwa
untuk menumbuhkan partisipasi diperlukan adanya iklim tertentu,
iklim
ini ada hubungannya dengan kesempatan untuk
berpartisipasi.
P a d a anggotra kelompok a d a jaminan
saling
m e n g h o r m a t i , ada rasa keadilan, masing-masing anggota m e m punyai
tenggang rasa dapat menghargai hak d a n
kewajiban,
bahwa keikutsertaannya terasa mempunyai arti. Partisipasi sifat
aktif
ber-
masyarakat d a l a m pembangunan dapat
dapat pula partisipasi yang bercorak
pasif.
S e o r a n g w a r g a desa yang ikut bekerja d a l a m keputusan
ber-
gotong
royong membuat jalan w a r g a desa ini berpartisipasi
aktif.
Seorang
desanya,
w a r g a desa
menerima
yang setuju a d a
kehadiran
koperasi
itu,
koperasi
di
tetapi
dia
sendiri b e l u m menjadi anggota, b e l u m memanfaatkan koperasi yang
ada
itu dapat dikategorikan
berpartisipasi
pasif.
D a l a m sekuen proses perencanaan program pembangunan partisipasi
masyarakat
dapat berupa partisipasi parsial
atau
I
partisipasi
total.
Partisipasi
parsial
terjadi
jika
anggota masyarakat ikut serta d a l a m beberapa fase "kegiatan dari
seluruh sekuen prosen penyusunan program pembangunan
itu.
D a n partisipasi total ialah jika anggota . -
-A
masyarakat
itu
ikut dalarn seluruh f a s e - f a s e dari proses
perencanaan
program pernbangunan itu. Partisipasi sosial,
nesia
dapat
berupa
aksi
Pembangunan masyarak&,t berjangka panjang. Indo-
melaksanakan
cita-cita panjang
Pembangunan Nasional
nasional.
untuk
Pernbangunan dilakukan
rnencapai
untuk
jangka
dan di Indonesia telah dirumuskan P o l a Umurn
Pern-
J a n g k a Panjang selarna 25 sampai 30 tahun.
Suatu
t!ingkat
Aksi
bangunan aksi
rnasyarakat
artinya bukan kegiatan yang bersifat sporadis dan
temporer.'
-
aktif
sosial perlu dijaga
kelangsungannya.
sosial yang rnelakukan kegiatan secara lebih luas dan lebih lama
dapat rnenjadi gerakan sosial.
akan
melibatkan banyak orang,
S u a t u kegiatan sosial
karena itulah
aktif
masyarakat dikehendaki rnakin rnerata d a n
rata.
Dalam
sukarelaan,
partisipasi makin
rne-
gerakan sosial unsur yang penting adalah k e Y a d o v R.P. (1980) menyebutnya sebagai "volun-
tari ly and w;llingly". a.
M e n d o r o n g turnbuhnya lam pembangunan
partisipasi .aktif rnasyarakat da-
-
Untuk
rnendorong
tumbuhnya
partisipasi
masyarakat
d a l a m pernbangunan ada beberapa ha1 yang dapat dilakukan: P e r t a m a , Pendidikan Pernbangunan Yang pendidikan subjek
dirnaksud dengan pendidikan
pembangunan
adalah
P menjadi yang dilakukan agar anggota niasyarakat
pernbangunan.
PJanusia sebagai
subjek
pembangunan
akan dapat membentuk masyarakat pembangun, atau masyarakat
,
yang rnernbangun. swadaya
Pendidikan pembangunan menuju peningkatan
rnasyarakat
dalarn pembangunan.
Sekarang in1
se-
oleh
benarnya telah ada program-program yang dilaksanakan
Pemerintah sebagai program Pendidikan Pernbangunan. Program seperti banyak
ini
perlu diperluas jangkauannya sehingga
anggota rnasyarakat yang ikut aktif dalarn
makin
program.
' ~ e m b i n a a nKesejahteraan Keluarga (PKK), rneru~akan pendidikan pernbnagunan. S e b a b bentuk pendidikan ini langsung rnencapai
anggota
masyarakat.
Sepuluh
segi
Pembinaan
Ke-
sejahteraan Keluarga (PKK) ,jlka terlaksana akan dapat
me-
wujudkan keluarga sejahtera. Tujuan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga ini adalah: "...Tujuan Pernbinaan Kesejahteraan Keluarga ialah membantu Pemerintah untuk ikut serta rnemperbaiki dan rnembina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai Pancasila rnenuju terwujudnya keluarga yang dapat menikrnati keselamatan, ketenangan dan k e tentrarnan hidup lahir dan batin". (Keprnendagri No. 28 tahun 1984, hal. 23). Sasaran adalah yang
dari Pembinaan Keluarga Sejahtera ( P K K )
keluarga di daerah pedesaan dan perlu
daerah
untuk
Bantuan
mendorong
Pembangunan D e s a
dalarn
Demikian juga
Batuan Pembangunan D e s a (Bandes) adalah bentuk pernbangunan.
perkotaan
dikembangkan kepribadian dan kemampuan
bidang mental spiritual dan fisik material.
ini
pendidikan
sebenarnyabantuan
aktivitas rnasyarakat pedesaan dalarn
ke-
I
giatan pembangunan. Bantuan
Pembangunan D e s a (Bandes) merupakafi
adalah
satu k e b i f a k s a n a a n Pemerlntah dalarn rangka pernbangunan pedesaan.
Bantuan
Pembangunan
D e s a Ini
djberikan
secara
langsung
kepada Desa dan K e l u r a h a n .
Pernerintah swadaya
Dengan
bantuan
usaha
r n e n g h a r a p k a n a k a n rnendorong p e n i n g k a t a n
gotong
kelurahan
royong rnasyarakat.
Masyarakat
rnernbuat r e n c a n a pernbangunan,
ini
Desa
dan
rnenyusun prograrn-
p r o g r a m pernbangunan d i d e s a u n t u k rnernanfaatkan B a n d e s i t u . Jika
program-program
i t u b i a y a n y a cukup
besar
di
rnana
B a n d e s d a p a t ~ e b a g a i ~ r n o d autarna l d a n r n e r e k a d a p a t rnengadakan
tarnbahan
b i a y a dengan c a r a swadaya
dari
rnasyarakat
s e n d i r i . S e t i a p Desa p e r l u rnernanfaatkan Bandes i n i s e b a i k baiknya. yang
Penggunaannya
benar-benar
dii,akukan a t a s s u a t u
berasal
rakyat dan o l e h rakyat.
d a r i bawah d a r i
perencanaan rakyat
Kelernbagaan Bandes i n i
untuk
merupakan
p e n d i d i k a n pernbangunan. Kedua,
P r o g r a m Pernbangunan s e s u a i d e n g a n K e b u t u h a n rnasyarakat desa
Adanya
k e b u t u h a n akan s e s u a t u rnerupakan t e n a g a
pen-
dorong untuk rnanusia melakukan k e g i a t a n . ~Demikian fuga kebutuhan
yang
dirasakan
suatu
tenaga pendorong bagi rnasyarakat buatan,
akan
rnenjadi
i t u untuk melakukan
per-
r n e n y a d a r k a n m a s y a r a k a t u n t u k b e r p a r t i s i p a s i dalarn
pembangunan sasi,
rnasyarakat
t i d a k d a p a t d i l a k u k a n dengan c a r a i n d o k t r i n i -
rnengadakan
perintah saja.
kekuasaan
dengan
rnelakukan
perintah-
M a s y a r a k a t d e s a akan a k t i f dalarn
kegiatan
s
jika
ha1
i t u d i r a s a k a n n y a rnernenuhi
Usman ( d a l a r n M u l y a n t o ,
kebutuhannya.
1982) mengutarakan
:
R
Kasirn.
"....Penyadaran masyarakat tidak dapat dengan cara indoktrinisasi, tetapi melalui aktivitas mereka sendiri. U n t u k itu harus dijauhkan anggapan bahwa rakyat itu bodoh, sebab m e r e k a banyak rnengetahui yang m e r e k a butuhkan". Pasaribu
Jika
mengernukakan
tentang
partisipasi
bahwa partisipai di, kalangan bawah tidak
masyarakat tumbuh
(1982),
jika
yang di atas hanya pandai
"main
suatu kegiatan dilakukan berdasarkan
dasar adanya kekuasaan,
akan
perintah".
perintah
atas
rnaka kegiatan itu berupa partisi-
pasi yang sernu, partisipasi yang dirnobilisasi. Partisipasi dilakukan
atas kekuasaan perintah saja akan
rnenghasilkan
1
partisipasi Berbagai
bukan
partisipasi mental
program pernbangunan yang
macetan awal.
fisik,
gagal,
emosional.
mengalami
di tengah rnasyarakat terjadi karena proses
kesalah
B a h w a program itu sejak awalnya telah diterina oleh
masyarakat
sebagai suatu beban yang dikornandokan.
dilupakan
dari awal rnenjalin ikatan moral
masyarakat
dengan program tertentu itu.
itu
menghayati bahwa program itu adalah
tidak
Dengan
dernikian kernampuan desa untuk
k u r a n g diberikan kesempatan,
tisipasi
dan
Karena
ernosional
Masyarakat
desa
miliknya.
berkernbang
sendiri
Menurut Sajogyo ( 1 9 8 1 ) , par-
rnasyarakat dalarn pembangunan sekarang ini banyak
dilakukan pada aspek pelaksanaan pernbangunan m a s i h sedikit pada
unsur perencanaan sendiri atau rnengambil
Keputusan-keputusan
rnasih
b a n y a k yang
harus
keputusan. ditentukan
oleh pihak atas. Jadi kesempatan untuk mengambil beputusan belum
begitu
besar peluangnya
di
masyarakat
pedesaan.
Padahal kesernpatan, peluang itulah yang m a m p u merubah pola
hidup
masyarakat.
berkembang scmpatan
sendiri kepada
program-program masyarakat. diri.
Menumbuhkan ialah
kemampuan pedesaan
dengan
masyarakat
jalan
pedesaan
untuk
memberikan
ke-
untuk
menyusun
m i l i k n y a d a l a m rangka memenuhi
kebutuhan
M i l i k m e r e k a sendiri datang dari mereka
Bhattacharya
sen-
(1972) menuliskan tentang ha1 ini s e -
bagai berikut: II
... the
people of comnunity organize themself fort planing and action define their comnon a~ld individual needs and problems, m a k e s groups and individual plans to m e e t s their needs and solve their problems, execute those plan w i t h a m a x i m u m reliance upon cornunity resources....
masyarakat d e s a itu mengorganisir dirinya d a l a m merencanakan
kegiatan,
sendiri
dan
sendiri.
berusaha
Dalam
syarakat, ting"
menetapkan
menuju
kebutuhan
memecahkan
keadaan yang demikian terjadi swadaya m a masyarakat yang memiliki
desa itu. alternatif
Bhattacharya,
prioritas menurut kebutuhan dari
masyarakat
S a r a n N a n c y ( 1 9 7 8 ) , sebaiknya atasan memberikan dimana suatu masyarakat dapat rnemilih
yang sesuai d a n disukai mereka.
dengan
dalam
"self-genera-
J i k a program ditentukan dari atas m a k a adalah baik
menyesuaikan
mana
persoalan
persoalan-persoalannya
dan "self-sustaining" (Hanson
1972).
sendiri,
program
Penyesuaian P r o g r a m
kebutuhan masyarakat ini juga oleh
Narain
(dalam
Bhattacharya, 1972) dikemukakan: "...Jika perlu atau dipandang perlu, pemerint%h tidak perlu ragu-ragu untuk menyesuaikan prioritasnya dengan prioritas m e n u r u t masyarakat yang bersangkutan".
K e t i g a , m e m b e r i k a n d o r o n g a n d a n sernangat Untuk
nenurnbuhkan p a r t i s i p a s i m a s y a r a k a t d a i a m
bangunan,
rnaka
semangat.
Hubungan
pem-
m a s y a r a k a t itu p e r l u d i b e r i d o r o n g a n suatu dorongan,
dan
stimulan dengan
pe-
nurnbuhan p a r t i s i p a s i m a s y a r k a t d a l a m p e m b a n g u n a n drkerrlukakan oleh Bhattacharya (1972) sebagai berikut: "...The s i t u a t i o n is not r a r e w e r e , for v a r ~ o u s h i s t o r i c a l a n d c u l t u r a l r e a s o n s , t h e p e o p l e d o not s h o w the n e c e s s a r y i n i t i a t i v e o r the c a p a c i t y to v e r b a l i z e their n e e d s o r o r g a n i z e t h e m ~ e l f v e s ~ f o r effective adtion for improvement. External st i r n u l a t ion is t h e r e f o r e n e r c e s s e r y a n d then ~ t i t * t l ~ ( ) d o f a p p l y n g that s t i ~ u l a t i o n is a m a j o r c o n c e r n o f C o m m u n i t y development'. Ada
hubungan
antara
s u a t u stirnulasi
dengan
M e n u r u t Y o u n g (dalarn C o f f e r - A p l e y ,
rnotivasi.
suatu
1968),
moI
tivasi a d a l a h ress,
... the
p r o c e s s o f a r o u s i n g a c t i v i t y in p r o g -
a n d r e g u l a t i n g the p a t t e r n of a k t i v i t y .
Sunlbcr
me-
r u p a k a n p e n d o r o n g u n t u k m e l a k u k a n k e g i a t a n , ini dapat dari dalarn d a n j u g a dari l u a r , p e n d a p a t dari C e c c o d a n C r a w f o r d (19771
bahwa
s t i m u l a s i a d a l a h rnerupakan
pendorong
dari
luar u n t u k perturnbuhan dari s u a t u k e g i a t a n . Pemerinrah kegiatan
I
dan
I n d o n e s i a t e l a h m e l a k u k a n berbagal s i f a t n y a mernberikan d o r o n g a n
dan
. M i s a l n y a m e l e m b a g a k a n a d a n y a Perlornbaan
lornbaan
desa
Tingkat Kecamatan,
Tingkat
Propinsi
Tingkat
usaha
semangat
Desa.
l'er-
Kabupaten
dan
Perlombaan
ke-
I
berhasilan Propinsi
dan Tingkat
Nasional.
pembangunan daerah Tingkat Kabupaten, T i n g k a t d e n g a n rnernberikan S h a m K a r y a N u g r a h a .
Ada
per-
.
lombaan
Guru Teladan,
Dokter
Teladan,
Petani
Teladan,
Kelompok Tani teladan dan lain sebagainya. K e e m p a t , Menumbuhkan dan menanamkan kesadaran butuhan perubahan
akan
ke-
-
Pada -
diri
masyarakat d a n d a l a m diri anggota
masya-
rakat perlu ditumbuhkan kesadaran dan rasa kebutuhan perlunya
adanya perubahan,
perubahan k e arah yang
m a j u akan menimbulkan k e s e d i a a n - b e r p a r t i s i p a s i . lam
Ponsioen,
1963
p.102) menjelaskan ha1
akan lebih
C a m a (daitu
sebagai
I
berikut:
"...
It is recognized that changes in behaviour patterns c o m e about w i t h changes in knowlidge, skills and attitude of both m e n and w o m e n , both young and o l d , changes w h i c h a r e not imposed from outside, but w h i c h take place a s a result of awareness o f their needs and their desire to satisfy these needs w i t h a s m u c h reliance a s possible upon their o w n resources.
P e n u m b u h a n kesadaran akan kebutuhan perubahan ini dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan pendidikan dan penyuluhan.
Sebab
terjadinya perubahan pola perilaku
pada
anggota masyarakat adalah sebagai akibat berubahnya pengetahuan,
berubahnya sikap d a n berubahnya ketrampilan
pada
anggota masyarakat.
and
Yadov
R.P
Rural
Development membahas tentang
gerakkan
(1980) d a l a m bukunya Local Level
masyarakat
giatan-kegiatan
pedesgan
pembangunan.
Planing
bagaimana
berpartisipasi Beberapa ha1
dalam
penting I
bahasan tersebut dapat dikemukakan berikut ini.
mengkedari
Pengerahan hal-ha1
ekonorni'
aktivitas
produktif.
perhatikan atas
d e s a itu d a n bersumber
penting rnereka m e n d a p a t k a n
masyarakat
yang
bersurnber pada
k e p u a s a n rohaniah.
Masyarakat yang
adanya
keuntungan-ke-
kegiatan-kegiatan
pernbentukan kelornpok
s i f a t hornogenitas.
material
Pernbentukan kelornpok
d e s a didasarkan pada Dalarn
pada
aktivitas-
disamping rnendapatkan keuntungan
u n t u n g a n bathin, dalam
k e g i a t a n haruslah
sosial y a n g hidup di desa itu.
berpartisipasi adalah
suatu
rnem-
perlu
A r t i n y a kelornpok
dibentuk
dasar a d a n y a k e s a m a a n , k e g i a t a n , rnisalnya
kelornpok
kelornpok nelayan, kelompok pengrajin, kelornpok pen-
tani, dengar
d a n lain sebagainya.
H a l ini penting k a r e n a suatu
k e l o m p o k y a n g berasal dari k e a d a a n ekonorni, atau pekerjaan y a n g s a m a urnumnya a k a n rnernpunyai persoalan y a n g bersarnaan. K a d a n g - k a d a n g rnereka ini berada pada s u a t u s t a t u s yang
sarna pula,
s e h i n g g a rnereka rnempunyai rninat d a n
b u t u h a n y a n g hampir bersamaan pula. ini
ekonorni ke-
Kelornpok yang hornogen
a k a n dapat berdiskusi secara bebas tentang
persoalan
m e r e k a sendiri. Agar
persatuan kelompok ini bersifat lebih erat pen-
ting m e m p e r h a t i k a n dari jurnlah unggota kelompok,
besarnya
a n g g o t a kelompok aktivitas y a n g s a m a ini sebaiknya 10-20
orang.
Kelompok
antara
y a n g berdasar pada k e g i a t a n
yang
*
hampir s a m a ini perlu m e n g a d a k a n perternuan secara teratur. Dalam
pertemuan-pertemuan kelompok ini rnereka daptft
bahas
k e m a j u a n - k e m a j u a n y a n g telah rnereka capai
rencanakan
kegiatan-kegiatan
y a n g pe'rlu
mereka
dan
rnernrne-
lakukan
bersama.
Suatu
nabung.
kelornpok
perlu rnengadakan
kegiatan
me-
U a n g tabungan dapat rnereka gunakan untuk membantu
keperluan
dari anggota kelornpoknya atau m e m b a n t u kelompok
yang lainnya. K e g i a t a n rnenabung bagi setiap anggota kelornpok adalah sangat penting untuk rnenghindarkan
terjeratnya
anggota
berkeliaran
kelompok dari para pelepas uang y a n g
di desa. S u a t u kelornpok perlu rnengadakan komunikasi dengan badan-badan kredit.
resrni
yang
rnemberikan
berbagai
fasilitas
Kelornpok perlu m e n g a d a k a n k e r j a sarna d e n g a n
ber-
bagai instansi y a n g berhubungan dengan aktivitas usahanya. Suatu
kelompok
koperasi.
dapat
rnembentuk
suatu
usaha
rnisalnya
Koperasi ini rnelayani k e b u t u h a n kelornpoknya d a n
juga
jika rnungkin dapat rnelayani k e b u t u h a n kelornpok
lain
yang
ada
dari
di
desanya.
Yang
penting
kepengurusan
koperasi kelompok ini berasal dari a n g g o t a kelompok m e r e k a s e n d i r i , d i p i l i h dari a n g g o t a rnereka sendiri.
2. Pernbangunan d a n P e r e n c a n a a n Pernbangunan 2.1. P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n Pernbangunan s e b e n a r n y a s u a t u bentuk perubahan
sosial
y a n g dikendalikan. P e m b a n g u n a n suatu kegiatan yang dilakukan
untuk
m e n g a d a k a n perubahan-perubahan
guna
rnencapai
tujuan tertentu. Di Indonesia Pernbangunan Nasiaonal adalah I
usaha yang 1945. itu
untuk
mencapai tujuan nasional,
adi 1 berdasarkan P a n c a s i la d a n Rogers
(1969),
yaitu
rnasyarakat
undang-undan5
Dasar
m e n y e b u t k a n bahwa perubahan s o s i a ]
adalah s u a t u proses,
d e n g a n rnana
terjadi
perubahan
49 dalarn suatu Struktur Sosial atau Sistern Sosial dan fungsifungsi
sistem
sosial terjadi.
Umumnya tujuan darl
bangunan masyarakat adalah untuk meningkatkan taraf masyarakat. dapat
Tingkat
dari makin banyaknya kebutuhan hidup
anggota-anggota kesejahteraan
ukurannya
hidup
Peningkatan atau rneningkatnya taraf hidup itu
dilihat
kebutuhan
pem-
menggunakan
rnasyarakat
dapat
rakyat suatu negara indikator
ekonomi
atau
terpenuhi. peng-
sering yaitu
melihat
income per capita dari suatu negara. Negara yang rnempunyai income per capita tinggi diapggap negara yang makmur. Pernbangunan Pernerintah
merupakan
usaha
rnasyarakat
dan
usaha
negara untuk rnengadakan perubahan yang terarah
kepada tujuan tertentu. Perubahan-perubahan sosial itu dilakukan
melalui rnodernisasi,
Pengertian pembangunan
kernukakan
Siagian (1974) bahwa pernbangunan itu
rangkaian
usaha yang berencana untuk terjadi
dan
perubahan dilakukan secara sadar oleh
di-
rnerupakan pertumbuhan
suatu
bangsa,
negara
dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pem-
binaan
bangsa.
1971)
Demikian juga Perrouk (dalam El
berpendapat bahwa pembangunan
merupakan
Rashidi, kombinasi
perubahan
mental dan sosial dalam masyarakat,
perubahan-
perubahan
itu meningkatkan produk nyata suatu
rnasyarakat
secara komulatif dan terus menerus.
Pada negara kita Pem-
I
bangunan Nasional adalah usaha bangsa Indonesia untuk rnencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia.
@
Pada negara-negara berkembang pembangunan itu urnurnnya direncanakan oleh pemerintah.
Pentingnya arti perencanaan
dan campur tangan pemerintah ini dikemukakan oleh S. dan
Sukirno
( 1 9 7 6 ) yang antara lain bahwa di kalangan ahli ekonomi
ahli ilmu soslal telah lama disadari ketidaksanggupan
dari
m e k a n i s m e pasar d a l a m menciptakan
pesat.
Oleh
berkembang
karena
pembangunan
itu campur tangan pemerintah
secara luas sangatlah diperlukan.
yang negara
Dan
campur
tangan pemerintah tersebut akan mencapai hasil yang m a k s i m u m apabila terdapat koordinasi yang efektif dari berbagai usaha d a n untuk itulah diperlukan adanya perencanaan bangunan.
I
Myrdal
( 1 9 5 7 ) juga berpendapat
jika pemerintah
suatu negara tidak secara aktif d a l a m campur tangan kegistan-kegiatan berbagai
pem-
daerah
ekonomi,
maka
dari dalam
tingkat pembangunan
akan memberikan akibat yang
buruk
di pada
corak pembangunan selanjutnya. J u r a n g kesejahteraan rakyat dan kaya
jurang
pernbangunan antara daerah miskin
akan m a k i n lebar.
Sebagai akibat
dan
daerah
kegiatan-kegiatan
pada daerah k a y a yang m a k i n lancar d a n lebih menguntungkan dibanding bcrkembeng bersifnt
kegiatan pada daerah yang miskin. sering
rnengadakan Pembangunan
Pada
negara
Nasional
menyeluruh berbagai bidang dan berbagai
Yang
sektor.
Myrdal ( 1 9 7 6 ) rnenyatakan: "...in short, o n e o f the m o s t serious shortcomings of policy in the countties in w h i c h comprehensive planing has been undertaken is the failure to plan these m o r e ambitiously and o n a large scale. WhaJ countries need is a programne that will induce change simultaneously in a great number of conditions that hold down their growth
..............
Pada
negara-negara
pemerintah
dapat
yang
sudah m a j u
tidak sejauh campur
campur
tangan
seperti perencanaan negara sedang berkembang. negara
yang
sudah m a j u
perencanaan
dapat tidak merupakan keharusan',
Di
pemerintah Bahkan pada
pembangunan
bahkan
demikian S u k i r n o (1976).
negara Indonesia ini dipandang penting
perencanaan
tangan
untuk
membuat
dari pembangunan sebab kita perlu mengkoordi-
nasi pembangunan berbagai bidang yang terdiri dari gai
berba-
D a l a m G a r i s - g a r i s Besar Haluan Negara (GBHN)
sektor.
tahun 1983 disebutkan bahwa d a l a m pernbangunan akan dilakukan
berbagai program-program yang terus menerus dan
ram ini bersifat menyeluruh, Garis-garis
terarah dan
terpadu.
proDalam
H a l u a n Negara (GBHN 1983) dinyatakan
Besar
arti penting p-erencanaan ini; "...,Dengan demikian meningkatnya dan kompleksnya pembangunan perlu m a k i n ditingkatkan perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan yang dilandasi oleh disiplin d a n semangat pembangunan yang tinggi sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan dengan e f e k t i f dan efisien".
-.,......
Jadi
perencanaan
koordinasikan
pembangunan
sifat
antara
lain
untuk
meng-
dan
sifat
menyeluruh sifat terpadu
terarah pada suatu tujuan tertentu d a n dapat menjamin
di-
percepatnya perubahan yang diinginkan. 2.2. Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Di sangat
Indonesia penting.
perencanian pembangunan
O l e h karena itu badan-badan
ini dibentuk di berbagai tingkatan.
ini
dianggap
perencanaan
Tingkat Nasional
di-
bentuk B a d a n Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan -
pada
Propinsi atau Tingkat I dibentuk Badan
daerah
Pem-
bangunan Perencanaan Daerah Tingkat I (Bappeda Tk.
I ) dan
pada daerah KabupatenIKotomadya atau Daerah Tingkat I 1 dibentuk
Badan
Perencana
Pembangunan
Daerah
Tingkat
I1
(Bappeda Tk. 1 1 ) . Pada daerah Kecamatan sistem perencanaan melalui sistem Unit Daerah Kerja Pernbangunan (UDKP). Fungsi
pokok
dari
Unit
(UDKP) ini adalah perencanaan,
Daerah
Kerja
pelaksanaan,
Pembangunan pengendalian
dan evaluasi pembangunan. Pada tingkat Desa terdapat suatu badan
yang
-
membantu Pemerintah desa
dalam
pembangunan
!
ialah dari
Lembaga
Ketahanan Masyarakat D e s a
Lembaga Ke-tahanan Masyarakat D e s a ini
adalah,
sebagai
wadah
benarnya Hal
Fungsi
antara
lain
partisipasi masyarakat dalam
rne-
Di Indonesia
se-
rencanaan dan melaksanakan pembangunan.
ini.
(LKbD).
rnenganggap penting adanya perencanaan dari bawah ini
dikemukakan oleh Soeharto
(1983) seperti
.
berikut:
"...Makna pembangunan desa lebih dirasakan apabila kegiatan pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desalkelurahan yang harus merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan memelihara hasil pembangunannya, agar dapat memberikan pelayanan dan manfaat dalam jangka waktu yang lama Tata cara pembuatan rencana dan pelaksanannya, dilakukan dengan sistem perencanaan dari bawah dimana Kepala Desal Kelurahan yang dibantu oleh perangkat desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat D e s a ( L W ) , mernbuat suatu daftar inventarisasi kebutuhan masyarakat desalkelurahan yang bersangkutan
................................................
".
J i k a ~ e m b a g a Ketahanan Masyarakat D e s a dapat maka
( L v )
berfungsi dengan baik di seluruh desa di perencanaan
dari bawah ini kiranya
dapat
ini
Indonesia berjalan
.,
Iancar.
K e n y a t a a n sekarang ini a d a d e s a - d e s a di Indonesia
badan itu sendiri a d a y a n g belurn terbentuk d a n yang dibentuk
Dewan
apakah telah dapat berfungsi aktif sesuai dengan badan itu.
tujuan
sudah
Perwakilan
S o e h a r t o (1983) m e l a p o r k a n di R a k y a t tahun 1983 bahwa
hadapan
sampai
dengan
tahun keernpat P e l i t a 1 1 1 Lernbaga K e t a h a n a n Masyarakat D e s a (LKMl)
baru 95.3%,
berarti m a s i h a d a sekitar 3 066
buah
d e s a di Indonesia yang belurn rnemiliki badan yang m e r u p a k a n wadah
partisipasi m a s y a r a k a t d a l a m m e r e n c a n a k a n
laksanakan pembangunan Belum
.
masalah
me-
tertentu
itu
I
terbentuknya
disebabkan
dan
badan itu di d e s a
transportasi d a n tingkat
aparat d e s a y a n g rnasih belurn memadai.
pengetahuan
D a r i jumlah Lembaga
K e t a h a n a n M a s y a r a k a t D e s a yang sudah terbentuk sebanyak 6 2 270
buah
y a n g dapat dikategor4kan aktif
s e b a n y a k 26 2 4 3 L I O (42.2%),
berfungsi
baru
y a n g lainnya m a s i h termasuk
kategori berkernbang d a n kategori pasif. Pola
perencanaan
dari
bawah
itu
dilalui
dengan
prosedur sebagai berikut:
(1)
Kepala dan
DesaIKepala Kelurahan
Lernbaga M a s y a r a k a t D e s a berdasar a t a s
m a s y a r a k a t m e n y u s u n rencana ini
dibantu perangkat desa
dibahas
dalarn
proyek.
rnusyawarah L
kebutuhan
Rencana
W
dan
proyek
ditetapkan
d a l a m rapat L e m b a g a M u s y a w a r a h D e s a ( L A D ) untuk tus
desa,
Kelurahan.
d a n o l e h rapat paripurna L Hasil
sta-
W bagi status
rapat itu dituangkan k e d a l a m
putusan K e p a l a D e s a a t a u K e p u t u s a n K e p a l a
Ke-
Kelurahan.
Usulan rencana proyek diusulkan kepada Carnat. (2)
Rencana
usulan proyek dari berbagai dresa yang telah
diterirna
oleh
pernbahasan
Carnat dibahas di tingakat
dilakukan
instansi-instansi Unit
Carnat
bersarna
dengan
tingkat Kecarnatan rnelalui
diskusi
K e r j a Pernbangunan (UDKP) d a n atau
Daerah
Karya
oleh
Kecarnatan,
Lernbaga
Ketahanan
Masyarakata
Desa
Ternu
Tingkat
Kecarnatan. Hasil keputusan dituangkan d a l a m keputusan Carnat dan diusulkan pada Bupati/Walikotarnadya Keopala D a e r a h yang b e r s a n g k u t ~ n . (3)
R e n c a n a usulan progararn proyek pernbangunan yang telah diterirna dari Tingkat Kecarnatan dibahas bersarna Bupati/Walikotarnadya
Kepala
Derah
Tk.
11,
oleh Ketua
Bappeda Tingkat 1 1 , K e p a l a Bangdesa dan sernua instansi
yang
ada
sangkutan, desa
di tingkat
Kabupaten/Kotarnadya
dalarn suatu rapat Koordinasi
(Rakorbang
Tk 11).
ber-
Pembangunan
Hasil keputusan
Tingkat I 1 ini oleh Bupati/Walikotamad*aya
Rakorbang diusulkan-
lah program proyek pembangunan D a e r a h Tingkat I 1 B e r sangkutan kepada Gubernur/Kepala D a e r a h Tingkat I . (4
R e n c a n a program yang telah diterima dari daerah T i n g kat I 1 dibahas oleh Gubernur/Kepala D a e r a h Tingkat
I
bersarna K e t u a Bappeda Tingkat I dan K e p a l a Direktorat e
Pernbangunan
D e s a Propinsi.
Pernbangunan Tingkat I , kat I , K e p a l a bersama
Pada
rapat
Koordinasai
G u b e r n u r , K e t u a Bappeda T i n g -
Direktorat
Pernbangunan D e s a
Propinsi
instansi-instansi yang ada di propinsi -.
ber-
sangkutan, dalam
hasil Rakorbang Tingkat I ini
rencana
usulan P r o y e k Tingkat I
Tingkat
I
tertentu.
Tingkat
I
ini disernpurnakan lagi
Bappeda
seluruh
konsultasi
R e n c a n a Usulan
Indonesia.
Bappeda
ini oleh
dari
Daerah
Proyek
Daerah
dalam
Hasil
Konsultasi
diskusi
masing-masing
I oleh Gubernur usulan
Tingkat
dituangkan
program
Daerah
pembangunan
diusulkan
k e D e p a r t e m e n Dalarn Negeri d a n
diusulkan
k e Badan Perencanaan Pernbangunan
(Bappenas).
forum
seanjutnya Nasional
I
P r o g r a m pembangunan dilakukan berdasarkan swadaya masyarakat,
harus rnelalui prosedur sebagai berikut:
Setelah ada
keputusan K e p e l a D e s a yang diambil berdasarkan antara Lembaga Musyawarah D e s a (LhD, baga
Ketahanan
laksanakan setujuan Dan
K e p a l a D e s a dan L e m -
Masyarakat D e s a ( L K h O ) ,
program
musyawarah
untuk dapat
pernbangunan itu harus
rnendapat
per-
dari C a m a t d a n Bupati/Kepala D a e r a h Tingkat
setelah mendapatkan persetujuan BupatiIKepala
Tingkat I 1 itulah baru masyarakat d e s a dapat
di-
11.
Daerah
melaksanakan
program pembangunan yang telah direncanakan. 3. Hakekat Pembangunan Pedesaan
d a n Pendekatannya 3.1. Pendekatan Pembangunan,Pedesaan Ili
suatu
pedesaan terdapat adanya
masyarakat
atau
8
suatu ciri
komunitas tertentu,
yang tinggal pada daerah yang berdasar ha1 itulah lahir
dekatan d a l a m pembangunan wilayah pedesaan.
mempunyai
beberapa
pen-
a.
Pembangunan Masyarakat D e s a
(Comnunity D e v e l o p m e n t )
D a l a m suatu w i l a y a h desa terdapat masyarakat desa dan fisik
desa.
Masyarakat
desa m e r u p a k a n suatu
kornunitas.
P e m b a n g u n a n masyarakat lebih m e n e k a n k a n arti penting
masyarakat dan m e n g u t a m a k a n a d a n y a .partisipasi
mernbangun
dari rnasyarakat d e s a ini. rupakan
dari
gerakan s o s i a l ,
P e m b a n g u n a n masyarakat desa m e suatu s o s i a l ,
suatu metoda
dan
juga suatu program. B a t t e n d a l a m Surjadi ( 1 9 6 9 ) mengemukak a n bahwa pembangunan masyarakat desa adalah suatu gerakan untuk
m e n c i p t a k a n k e h i d u p a n , y a n g lebih baik bagi
rnasyarakat
desa,
dengan
partisipasi aktif
seluruh
dan
apabila
rnungkin didasarkan atas inisiatif m a s y a r a k a t , jika inisiatif
ini
tidak
muncul diperlukan
usaha
menumbuhkannya.
C o m n u n i t y development lebih m e n e k a n k a n pada suatu tas
yanghidup
c u k u p terpencil d a n bertaraf
kornuni-
hidup
cukup
rendah. M e r e k a ini seakan "terpisah" dari kehidupan bangsa s e c a r a nasional. nity
B e r n a r d m e l u k i s k a n sebagai suatu " c o m u -
disorganization".
B i d d l e ( 1 9 6 8 ) rnengernukakan adanya
k o m u n i t a s y a n g k e h i l a n g a n sifat-sifat komunitas gejala itu disebut " t h e lost o f comnunity".
K o m u n i t a s yang goyah k e -
h i l a n g a n unsur tertentu. Pernbangunan ha1
ini
m a s y a r a k a t d e s a rnerupakan
dikemukakan d a l a m laporan P a n i t i a
suatu
proses
Administratif
I
untuk
koordinasi D e w a n Ekonorni d a n
Perserikatan
Bangsafl
bangsa tahun 1 9 5 6 sebagai berikut:
"..,Cornunity development is the processes by which the efforts o f the people themselves a r e united with those of governmental authorities to improve the economic, social and cultural conditions of comnunities in to the life of nation and anable them to contribute fully to national progress". Pembangunan masyarakat desa untuk memperbaiki kondisi sosial,
ekonomi d a n budaya masyarakat sehingga masyarakat
itu merupakan bagian dari kehidupan nasional. perlu melibatkan usaha masyarakat, rnasyarakat sangat diperhatikan.
Pembangunan
partisipasi, inisiatif
Masyarakat ini diakui m e -
rupakan suatu sistem sosial, ekonomi budaya, ciri-ciri k e 1
hidupan
kelompok
nasional.
ini dibangun untuk menunjang
kehidupan
Pentingnya partisipasi d a n inisiatif masyarakat
d a l a m pembangunan masyarakat9 desa terlihat pada:
". ..
the participation of the people themselves in effort to improve their level of living w i t h as much reliance a s possible o n their o w n initiative, and the provision of technical and other services in w a y s w h i c h encourage initiative, selp-help and......
Pengertian seperti telah
dan rumusan pembangunan
dikemukakan menyempurnakan
bangunan berkembang
Perserikatan
masyarakat
Bangsa-bangsa
k o n s e p pembangunan
itulah Pem-
pedesaan.
dengan pendekatan Rural Development pada telah
desa
negara
disempurnakan dengan pengisian
seperti
dikemukakan oleh B a d a n Perserikatan Bngsa-bangsa itu. b.
P e m b a n g u n a n D a e r a h Pedesqan (Rural Development) Suatu
proyek Development Network di A m e r i k a
Serikat I
tahun
1978 b e k ~ j ad a l a m pembangunan 4'
Rural
Development,
mengusahakan daerah pedesaan. Hal ini disebabkan banyaknya
58
warga
k o t a ingin tinggal pada daerah pedesaan di
kota.
Daerah
Anerika.
pedesaan
Pembangunan
utamakan
pembangunan
ini disebut Rural and Small daerah pedesaan seperti
hiburan,
ini
perlengkapan sarana dan
fisik seperti pendidikan,
-
sekitar
kesehatan,
Town rneng-
fasilitas
komunikasi,
sarana
jalan-jalan dan lain sebagainya. Masyarakat yang
akan
tinggal pada S m a l l - T o w n ini adalah
masyarakat
yang
telah rnaju.
Development
melihat
Inti pendekatan Rural
kota ini
bahwa suatu negara a d a beberapa wilayah yang ber-
beda rnasyarakatnya daerah r d r a ~ dan daerah urban. Perekonomian dapat tumbuh dengan kuat jika ada irnbangan
kese-
antara pembangunan sektor perkotaan (urban area) 1
dengan
pernbangunan sektor pedesaan (rural area)
(Scoorl,
1980; El Rashidi, 1971; M o k h z a n i , 1979). Demikian juga M c
(1976) mengemukakan tentang banyak
Narnara
berkembang Padahal
yang
bahan
rnengutamakan
bukan
negara
sektor
pembangunan sebagian besar
sedang
pertanian.
didukung
oleh
sektor pertanian yang ada di daerah pedesaan. Wilayah Slamet
desa memiliki
ciri-ciri
(1984) mengemukakan bahwa dengan jelas
pedesaan
ini
bandingkan Karena
Margono
tertentu. di
daerah
terdapat kurangnya fasilitas-fasilitas
dengan fasilitas-fasilitas yang a d a
di
dikota.
itulah m e n g a p a penduguk desa cenderung mengalir k e
kotadan
bukan sebaliknya yaitu penduduk k o t a mengalir
ke
P
desa.
Don
A d a m dan Bjork ( d a l a m Sarjana K a d i r , 1 9 8 2 )
ngernukakan ciri daerah pedesaan adalah tingkat rendah,
rumah tidak memiliki syarat kesehatan,
me-
pendapatan teknologi
.
4
miskin,
produksi tidak menguntungkan m o n e t e r ,
buta huruf
tinggi, kematian d a n kelahiran tinggi dan lain sebagainya. Mosher ( d a l a m A s h e r , 1962) mengemukakan ciri pedesaan antara
lain bahwa kehidupan dari
rendah,
fasilitas
usahatani,
ketrampilan
kesehatan kurang dan lain
sebagainya.
Pendekatan usaha pembangunan pedesaan (Rural Development), m e m b a n g u n lebih menitik beratkan pada melengkapi fasilitas wilayah
dan
sarana-prasarana
yang
diperlukan
desa agar masyarakat desa itu dapat
taraf
hidup.
bahwa
wilayah
Disamping
berbagai
itp pendekatan ini
oleh
meningkatkan mengutamakan
desa adalah bagian suatu Nation
dan
pem-
bangunan ekonominya harus diintegrasikan kepada kepentingan perekonomian nasional. c.
Pembangunan ment)
D e s a T e r p a d u (Integrated Rural
Setelah dua c a r a pendekatan
Develop-.
yang baru dikemukakan di
atas, Kemudian F o o d and A g r i c u l t u r e Organization of United Stated
Nation
mengembangkan suatu cara
pendekatan
baru
d a l a m pembangunan d e s a yang disebut Integrated Rural D e v e lopment.
Pendekatan Pembangunan D e s a T e r p a d u berbeda
de-
ngan Pembangunan daerah D e s a , dalah hal: (1)
Kebijaksanaan
pembangunan desa terpadu mengembangkan
potensi sumber-sumber iasani masyarakat desa (2) Menuju
keseimbangan
pengembangan sumber-sumber R
sifat pemerataan pendapatan.
dan
(3) Pembangunan
usahakan
desa terpadu a d a perhatian
keterlibatan
penduduk
yang
untuk
meng-
miskin
dalam
proses produksi (4) Mengusahakan adanya keterlibatan partisipasi masyara-
kat d a l a m kegiatan pembangunan (5) Memberikan
motivasi
dan mobilisasi
semua
penduduk
pada daerah pedesaan tertentu. Leupol (1975) melukiskan Integrated Rural Development ini sebagai berikut:
". ..Integrated
rural development is dLfferent from general rural development because a s a matter of policy i t places gr%ter emphasis o n the development of human resource potential and on the achieving a m o r e equitable access to resources a n d a fair distribution o f income."
Pembangunan
desa
terpadu mengintegrasikan
teknologi yang mengembangkan sektor pertanian,
berbagai kesempatan
k e r j a , lebih memberi desentralisasi pada organisasi sosial setempat sebagai kan,
untuk berpartisipasi.
T i d a k hanya melihat
suatu bagian dari negara yang harus
desa
diintegrasi-
tetapi juga memperhatikan bahwa sektor tertentu dari
pembangunan nasional h a r u s diintegrasikan dengan
kerangka
pembangunan pedesaan itu. D a r i c a r a pendekatan pembangunan desa
yang baru dikemukakan di atas itu dapatlah dikemuka-
k a n beberapa rumusan.
J i k a pembangunan pedesaan itu
ber-
u
tolak
dari memperhatikan bahwa didaerah pedesaan itu ter-
dapat
suatu masyarakat yang memiliki
d a n perhatian duk
ciri-ciri r t e r t e n t u
pembangunan lebih mengutamakan semua pendu-
d a l a m lokal itu komuniti khusus,
pembangunan tertuju
pada kehidupan kelompok secara menyeluruh, nya,
kebutuhannya,
tingkat hidup-
pendekatan seperti ini sering disebut
pembangunan masyarakat desa (Comnunity Development). Jika
daerah
negara dibedakan adanya
daerah
rural,
daernh urban, dan adanya sektor pedesaan-sektor perkotaan. -
Pandangan bahwa kehidupan pedesaan yaitu sektor harus
berkembang * u n t u k menunjang
perekonomian
sistem perekonomian negara dan
'lebih
negara.
daerah pedesaan perlu dikembangkan untuk memper-
Sehingga kuat
pertanian
mengutamakan
penyediaan
pembangunan
umumnya
fasilitas-fasilitas
sarana-prasarana dan akhirnya taraf hidup masyarakat itu
dapat
meningkat
sebagai
bagian
dari
dan desa
kehidupan
nasional, pendekatan ini disebut Rural Development. J i k a pembangunan desa memberikan perhatian pada bagai hal,
ber-
diperhatikan harmonisasi antar input yang ber-
m a c a m - m a c a m untuk meningkatkan bidang ekonomi,
kesempatan
kerja d a n berbagai sektor-sektor yang lainnya, usaha-usaha itu
melibatkan semua w a r g a desa untuk berperanserta d a l a m
proses
perbaikan
usaha-usaha
kegiatan
yang
produktif,
pendekatan ini disebut Pembangunan D e s a Terpadu. Konsep dari
tentang
w a k t u k e waktu.
masyarakat
pembangunan pedesaan ini Tetapi pada hakekatnya
d e s a itu adalah:
berkembang pembangunan
Pembangunan rnasyarakat
desa
#
adalah pendidikan pembangunan (Sanders, 1972). Pembangunan masyarakat
desa
masyarakat
desa terhadap bangsa,
i tu
bertujuan
menumbuhkan
sebdi r i (~ha'ttacharya, 1972.).
ff
tanggung
jawab
negara d a n
pembangunan
Pernbangunan
masyarakat
desa
adalah
bimbing
mernbangun m a n u s i a I'ndonesia seutuhnya,
oleh
Pemerintah d a n atas sendiri
swadaya
dan
(GBHN 1 9 8 3 ) .
di-
prakarsa
Pernbangunan
masyarakat
desa
itu
rnasyarakat
desa
adalah rnernbangun swadaya rnasyarakat
dan
rasa percaya pada diri (Mukejee, 1 9 7 6 ) . Pernbangunan rnasyarakat desa rnerupakan pembangunan dari "the sence of c o m u nity" (Bidle, bangunan 1974).
usahatani
atau
rnernbangun
pertanian
(Mosher,
Pernbangunan masyarakat desa berarti rnernbangun pra-
sarana-sarana, yang
Pembangunan pedesaan rnerupakan pern-
1968).
serasi
Pembangunan
fasilitas-fasilitas
di daerah pedesaan masyarakat
dan lingkungan
(United
desa berarti
hidup
Nation,
1971).
rnengefektifkan
giatan pernbangunan sehingga dapat mencapai setiap
ke-
anggota
masyarakat yang bersangkutan (Poston, 1972).
4 Pembangunan P e d e s a a n
di Indonesia
Arti P e n t i n g Pembangunan Pedesaan
4.1.
Beberapa alasan dapat dikemukakan rnengapa pernbangunan daerah pedesaan ini perlu dibangun antara lain: --
a.
-
A l a s a n jumlah penduduk Rakyat
Indonesia
daerah pedesaan,
sebagian besar 2 80.0°/0
tinggal
di
bahkan menurut Y a d o v ( 1 9 8 0 ) a d a 82% rak-
yat Indonesia yang tinggal d i pedesaan, berarti m e r e k a ini hidup dari usaha-usaha sektor pertanian. H a n y a sekjtar 1 9 20% saja yang tinggal pada daerah perkotaan. Kenyataan itu
menunjukkan
bahwa daerah pedesaan merupakan
gudang
dari
tenaga k e r j a yang perlu dikernbngkan. Jurnlah penuduk adaiah modal dasar d a l a m pernbangunan. mernbina
dan
177865485
kegiatan
-
rnenggerakkan
orang
Membangun pedesaan berarti jurnlah
penduduk
sebanyak
yang tinggal di pedesaan terlibat
pernbangunan sehingga rnenjadi modal yang
dalam efektif
dalarn kegiatan pernbangunan Nasional. b.
A l a s a n Ekonorni B a h w a surnber produksi yang banyak rnenghasilkan devisa
bagi keuangan negara adalah,dari daerah pedesaan. perang
dunia
masyarakat dari
kedua
Indonesia tahun
sektor
pertanian,
daerah pedesaan. kan
rnenurut
Neil 1951
Neurnark,
Setelah
penghasilan
berjurnlah 5 5 . 7 %
daerah agraris ini
berasal
berada
pada
Pernbangunan pedesaan berarti rnengernbang-
usaha-usaha sektor pertanian sebagai rnata pencaharian
pokok rnasyarakat pedesaan. c.
A l a s a n Politis-Pertahanan dan Kearnanan Mernbangun daerah pedesaan berarti kita mernenuhi harap-
a n d a n keinginan dari rakyatyang terbanyak. rnasyarakat Kebutuhan
ada
hubungannya dengan
rnasyarakat
kota
banyak
Kesejahteraan
stabilitas yang
nasional.
bersurnber
dari
daerah pedesaan. Pernbangunan daerah pedesaan yang berhasil akan
rnemperkuat
bangunan
daerah
Ketahanan vasional pedesaan berarti
suatu kita
negara.
Pern-
rnengintegrasikan #
kehidupan
rnasyarakat desa kedalarn kehidupan
bangsa,
se-
hingga daerah pedesaan-rnasyarakat d e s a rnernberikan sumbanga n kepada kernajuan bangsa.
d. A l a s a n Sosial-Budaya
Di pedesaan rakyat tinggal di daerah tertentu,
rnereka
memelihara sistern kehidupan secara bersarna, rnemiliki adat, norma,
nilai-nilai
persaudaraan,
tertentu m i s a l n y a
loyalitas
loyalitas pada pimpinan,
bergotong
kelu'a,rga, loyalitas
royong, kelornpok,
juga rnerniliki budaya-budaya ter-
tentu.
Pernbangunan pedesaan perlu menggali dan rnemelihara
budaya
sistem
nilai yang berlaku di daerah pedesaan
itu
yang akan lnenunjang terpeliharanya budaya Nasional. I
4.2
Masalah-masalah Dalarn Pembangunan Pedesaan Telah
terdapat sarana
dikemukakan bahwa pada daerah pedesaan umurnnya kenyataan
prasarana
butuhannya, perkotaan.
kurangnya
fasilitas-fasilitas
rnasyarakat untuk memenuhi
jika keadaan itu Potensi
alarn
dan
tingkat
dibandingkan dengan
untuk beberapa daerah
ke-
daerah pedesaan
c u k u p potensial untuk dikembangkan tetapi kurang dapat dikembangkan
oleh karena tingkat ketrarnpilan penduduk
yang
rendah, artinya tingkat pendidikan rakyat pedesaan umumnya rendah. Dari segi mental kadang-kadang rnasyarakat desa kurang percaya
diri
Masyarakat
seperti
desa
apatis dengan
rnasih cenderung
keadaan
bersifat
yang
ada.
paternalistik
(Sanafiah F a i s a l , 1 9 8 2 ) . Maqsyarakat desa kurang mendapatkan
inforrnasi-informasi
yang sebenarnya
sangat
R
penting
untuk rnereka dapatkan. Partisipasi k a u m rnuda d a l a m kegiatan ~ e m b a n ~ u n adi n pedesaan m a s i h dirasakan kurang ha1
ini
65
kadang-kadang
berkaitan
dengan
adat dan
tradisi
dalam
masyarakat. J u g a ha1 itu d i s e b a b k a n kurangnya sarana-saran k e o r g a n i s a s i a n , a t a u kelompok-kelornpok yang bergerak dalam k e h i d u p a n ekonomi tertentu. Johannes
(1984) m a s a l a h juga dalarn
pernbangunan
pe-
desaan adalah bahwa investasi pernerintah d a l a m pernbangunan tidak
sebanding
dengan
investasi
yang
dilakukan
oleh
b a d a n - b a d a n swasttl swadaya masyarakat. K e a d a a n seperti ini dapat
berakibat rnemanjakan rakyat,
a k a n berakibat kurang
menumbuhkan
kreatifitas d a m semangat untuk mandiri
dalam
masyarakat.
Secara
sikap
mental
"krido
Dewasa
ini
pernimpin kurang dapal
tidak
lurnahing
sadar asto"
akan di
rnelahirkan
masyarakat
pedesaan.
m a s y a r a k a t pedesaan terlalu
berharap
d a n rnenggantungkan pernimpin dari
luar
paharn
arti penting pernirnpin rnereka
diakrifkan
dan diefektifkan dalarn
kepada desanya,
sendiri upaya
yang
rnemirnpin
pembangunan di desanya. P a d a daerah pedesaan ha1 pernirnpinpernirnpin
m a s y a r a k a t ini umumnya hanya pernimpin untuk
ha1
tertentu, k u r a n g dapat mernirnpin untuk berbagai hal. M i s a l nya
dapat mernimpin dalarn ha1 keagarnaan s a j a ,
rnenguasai rnasalah-rnasalah pertanian praktis,
tapi
tidak
kurang dapat
berorganisasi d a n lain sebagainya. Pada
daerah
pedesaan sedikit
orang
yang
terlatih
e
dalam
soal
organisasi untuk rnernbimbing
Koperasi-koperasi masyarakat
rnasyarakat
desa yang
d e s a sendiri sanga't langka di
rnasyarkat
desa.
diusahafan
oleh
pedesaan.
Yang
66
ada
adalah koperasi yang dibentuk dari atas bukan
atas kesadaran rnereka sendiri dan berdasarkan
tumbuh
kepentingan
m e r e k a sendiri. Yadov pertama,
( 1 9 8 0 ) mengemukakan problema masalah
ekosistem y&ng ditandai oleh
rnasalah
penduduk yang tidak rnerata. di bawah standar, yang rendah. kurangnya lombnga
kesehatan,
kepadatan
K e d u a , kehidupan sosial lyang pendidikan, fasilitas rumah
J u g a rendahnya tingkat produksifitas
ketrampilan d a n pengetahuan. yang
ada di tlngkat desa
m e n i n g k a n produksi, dan
pedesaan
fasilitas
Ketiga,
tidak
akibat lernbaga-
efektif.
Untuk
masyarakat desa ini kekurangan
modal
perkreditan yang dapat
dijangkau
anggota
masyarakat di pedesaan belurn tersedia. Dernikian juga d a l a m ha1
tanah
usaha para petani
belum
rnerniliki
sertifikat
tanah yang dapat digunakan untuk mendapatkan modal. Batasbatas
tanah
sering
desa rnasih banyak yang belurn jelas
menimbulkan keresahan pada w a r g a - w a r g o
sehingga desa
ter-
tentu. 4.3
K o n s e p Pernbangunan Pedesaan di Indonesia Setelah perang D u n i a K e d u a pernbangunan pedesaan telah
rnenarik
perhatian
Menurut
Panitia
Perserikatan
Untuk
(PBB).
Koordinasi
Dewan
Ekonomi d a n Sosial ~ e r s e ikitan r Bangsa-bangsa (PBB)
dalam
laporannya
Adrninistratif
Bangsa-bangsa
Oktober 1 9 5 6 disebutkan oleh Taliziduku ( 1 9 8 2 )
bahwa pembangunan d e s a adalah proses, usaha
dengan rnana
usaha-
rnasyarakat d e s a yang bersangkutan dipadukan
dengan
usaha-usaha Jadi
pada
pernerintah
untuk rneningkatkan
taraf
hidup.
k o n s e p pernbangunan i n i d i p a d u k a n a n t a r
usaha-
usaha p a r t i s i p a s i rnasyarakat dengan bimbingan
Pemerintah.
Pernbangunan p e d e s a a n k o n s e p n y a a d a l a h u s a h a bersarna a n t a r a rnasyarakat d e s a dengan Pernerintah. Surat
K e p u t u s a n M e n t e r i Dalarn N e g e r i R e p u b l i k
Nonor 4 2 t a h u n 1 9 6 9 ,
nesia
rnasyarakat
d i t e t a p k a n bahwa
pernbangunan
d e s a i a l a h p e r n b i n a a n a t a u pengernbangan s w a d a y a
masyarakat desa i t u s e n d i r i .
Swadaya rnasyarakat d i a r t i k a r n
kernarnpuan
rnasyarakat u n t u k tlengan k e s a d a r a n
inisiatif
sendiri
kebutuhan
yang d i r a s a k a n o l e h rnereka.
disarnpaikan Meeting
Indo-
mengadakan i k h t i a r k e
sendiri
arah
dan
pernenuhan
Pada l a p o r a n
yang
P e m e r i n t a h I n d o n e s i a dalarn Asean C o n s u l t a t i v e
of E x p e r t on C o m u n i t y D e v e l o p m e n t t a h u n 1 9 7 6
di
Jakarta dinyatakan:
"...
Pernbangunan m a s y a r a k a t p e d e s a a n berrnaksud meningkatkan t a r a f hidup dan k e s e j a h t e r a a n masyarakat, dengan j a l a n r n e n i n g k a t k a n kernarnpuan d a n mengintensifkan p a r t i s i p a s i rnasyarakat dalarn pernbangunan, dengan birnbingan, pengarahan dan b a n t u a n pemerintah."
Jadi
pernbangunan p e d e s a a n d i I n d o n e s i a d i l a k s a n a k a n
dasar
timbal
Pernerintah
balik
rnernbirnbing
o l e h rnasyarakat. ketahui I1
masyarakat
yang
dan
d a n membantu h a l - h a 1
Pernerintah. yang
dibuat
S e b a l i k n y a u s a h a swadaya m a s y a r a k a t
d a n d i h a r g a i o l e h ~ k r n e ir n t a h .
dikernukakan
kewajiban
antara
atas
bahwa pernbangunan serasi
di-
P a d a buku R e p e l i t a
desa
a n t a r pemerintah
adalah dan
rimbangan rnasyarakat
desa. P a d a Repelita 1 1 1 terrnuat beberapa inforrnasi tentang pembangunan pedesaan ini antara lain: (1)
Pembangunan desa dilaksanakan dalarn rangka pernbangunan rnanusia Indonesia seutuhnya, itu
sehingga pembangunan
rnencakup keseluruhan aspek kehidupan
rnasyarakat
desa. ( 2 ) Pernbangunan desa rnerupakan bagian integral dari
pem-
bangunan nasional. ( 3 ) Pembangunan
desa dilaksanakan dalarn rangka
irnbangan
kewajiban
yang s e r a s i , a n t a r a pemerintah dan rnasyara-
kat desa,
pembangunan desa untuk rnenggerakkan m a s y a -
rakat
desauntuk
berpartisipasi,
terhadap pembangunan,
bertanggung
pernanfaatan hasil
jawab
pernbangunan
d a n penilaian akan hasil pernbangunan. P r o s e s pernbangunan desa di Indonesia terdiri dari dua unsur.
Pertarna
unsur
partisipasi masyarakat
prakarsa dan swadaya masyarakat. yang
Kedua,
rnenghargai
unsur pemerintah
rnemberikan bantuan teknis dan jasa-jasa pernbinaan.
Proses
pembangunan
dengan
yang
desa ini
nampaknya
tidak
berjauhan
dimaksudkan Perserkatan Bangsa-bangsa
(PBB)
tanggal 28 O k t o b e r 1956 seperti: "...These p r o g r a m e s a r e usually concerned w i t h local comnunities because of the fact that their people leving togather in a locality have m a n y and varied interests in c o m o n . S o m e of their interests are expressed in functional group organized to furthera more limited range o f interests not primarily determined by locality" (Bhattacharya, 1972).
G a r i s - g a r i s Besar H a l u a n Negara (CBHN) tahun 1983 dikernukakan
bahwas
diberikan
pada
desa
sebesar-besarnya
peningkatan prakarsa
rnernanfaatkan
pedesaan -
perhatian yang
perlu
swadaya
masyarakat
untuk
pembangunan
dana-dana langsung
seperti Bantuan D e s a dan bantuan Inpres dan
se-
baga i nya. Konsep ada
pembangunan pedesaan di
lndonesia
narnpaknya
n~engandung unsur-unsur pendekatan Cormunity
Develop-
ment,
pendekatan Rural Devel~pr~ient,pendekatan Integrated
Rural
Development dan penddkatan N e w
Community
Movement
dari Korea. pembangu-
T e t a p i dari ciri-ciri yang sarna itu konsep nan
desa
di
kondisi
Indonesia telah diperkaya
khusus
Undang-undang
di
Nomor
Indonesia
sendiri
8 5 tahun 1958;
dengan
kondisi-
seperti
adanya:
Repelita
1956-1960;
K e p u t u s a n Menteri Dalarn Negeri Nornor 42 tahun 1969 tentang P o l a D s a r d a n G e r a k Operasional Pernbangunan D e s a ;
Undang-
undang Nornor 5 tahun 1974 tentang Pemerintahan di D a e a r a h ; Keputusan tentang
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
135
Susunan Organisasi d'an Tatakerja
Kantor Pembangunan D e s a ;
tahun
Direktirat
1978
dan
Undang-undang Nomor 5 tahun 1979
tentang Pemerintahan D e s a ; G a r i s - g a r i s Besar H a l u a n Negara
..
tahun 1973,
tahun 1978 dan tahun 1983; Keputusan Presiden
Repubiik lndonesia
Nomor 2 8 tahun 1980 tentang penyernpurI
naan
dan
Lembaga
peningkatan fungsi Lembaga Sosial D e s a
K e t a h a n Masyarakat D e s a ;
dan
Keputusan
menjadi Menteri
Dalarn
N o m o r 28 t a h u n 1984 t e n t a n g
Negeri
sejahteraan dalam
Keluarga.
Pembinaan
Ke-
Penibangunan D e s a T e r p a d u t e r c e r m ~ n
perumusan pengertian Unit Daerah Kerja
Pembangunan
(UDICP), d i m a n a K e c a m a t a n s e b a g a i b a s i s o p e r e r a s i o n a l untuk
rnengintegrasikan b e r b a g a i k e g i a ~ a n p e r e n c a n a a n
pernbangun-
an. i"ungs i U n i t D a e r a h K e r j a Pernbangunun (UDI
sektoral,
Inpres dan program- program pem-
swadaya masyarakat.
Jadi Unit Daerah Kerja Pem-
(UDKP) b e r t u g a s r m e n g k o o r d i n a s i k a n
bangunan
perencanaan
di s e l u r u h d e s a d a l a m K e c a m a t a n d a n m e n o n e t o r
pembangunan
p e l a k s a n a a n b e r b a g a i p r o g r a m di d a e r a h p e d e s a a n .
4.4
B a n t u a n P e m b a n g u n a n d e s a di I n d o n e s i a Sasaran
untuk
jangka
meletakkan
panjang
dari
pembangunan
dasar-dasar pembangunan
pedesaan
nasional
yang
s e h a t d a n k u a t , s u p a y a d e s a marnpu m e l a k s a n a k a n pernbangunan desanya
atas
royong,
sasaran
berhasilan nasional desa
sektor
y a n g d a p a t rnenggerakkan meningkatkan
penyebaran
kcluarga berencana, cepa i
dan
gotong
d a l a m j a n g k a p e n d e k u n t u k rnenunjang
pembangunan
dalam
kerja,
dasar kemampuan secara swadaya
yang
rnennjadi
partisipasi
produks i ,
tu j u a n d a n s a s a r a n R e p e l i ta I I I telah
pcmbangunan pedesaan m e 1 a 1 u 1 ;
prioritas rnasyarakat
per luasan
penduduk, pengembangan * kesehatan dan pendidikan.
ke-
I :~p,ingan koperasi, U n t u k rnen-
di f a k s a n a k a n
a. B a n t u a n P e m b a n g u n a n D e s a Bantuan
pengembangan d e s a adalah suatu kebijaksanaan d a l a m n rangka
Pemerintah pembangunan kelurahan.
ini
pembangunan
disampaikan
Pelaksanaan
langsung
pada
sendiri,
desa
merlaksanakan,
d a n rnernelihara hasil pernbangunan itu.
lita
Bantuan dan
bantuan d e s a ini setiap desa
k e l u r a h a n m e m b u a t rencana awasi
pedesaan.
dan rneng-
Selama Repe-
1 1 1 jurnlah bantuan pembangunan desa ini rnencapai
240
664
milyar.
K h u s u s bantuan pembangunan
tahun 198211983 telah dikelvarkan biaya sebesar milyar
untuk disampaikan pada sejumlah 65 127
d i s e l u r u h Indonesia.
untuk
R p 88 431 buah
desa
P a d a beberapa d e s a u a n g bantuan desa
ini d i g u n a k a n untuk rnernbuat g o r o n g - g o r o n g , pos
desa
Rp
jembatan desa,
k e a m a n a n d a n a d a y a n g untuk rnenyelesaikan pembangunan
Balai D e s a . b.
I'cningkatan
Prakarsa dan Swadaya Masyarakat
B e r d a s a r surat K e p u t u s a n P r e s i d e n N o m o r 2 8 tahun 1980 d i s e m p u r n a k a n L e m b a g a Sosial D e s a y a n g selama ini di bawah D e p a r t e m e n Sosial m e n j a d i L e m b a g a K e t a h a n Masyarakat
( L W ) di Lembaga
bawah pembinaan dari D e p a r t e m e n D a l a m
Ketahanan
menjalankan
M a s y a r a k a t D e s a ini
fungsinya
yaitu
sebagai
diharapkan wadah
Desa
Negeri. dapat
partisipasi
n a s y a r a k a t dalarn merencanakzfn d a n m e l a k s a n a k a n pembangunan di
desa,
untuk
rnenggerakkan s w a d a y a gotong
pembangunan,
sarana
royong
masyarakat
komunikasi a n t a r a
Pernerintah
72
d a n m a s y a r a k a t itu sendiri. Sampai dengan P e l i t a 1 1 1 telah terbentuk sebanyak 6 2 2 7 0 buah LK?vD di seluruh jumlah L
Dari
pasif
W itu telah dapat dikategorikan aktif
25
sebanyak
7 7 5 buah a t a u 4 1 . 2 % ;
sejumlah 10 2 5 2 L
ada
Indonesia.
dan
yang
ada
berkategori
W atau 1 6 . 5 % ,
sedang
yang
lain termasuk kategori berkembang.
c. P e m u g a r a n P e r u m a h a n Untuk
d a n Lingkungan D e s a
mendorong 'swadaya
kegotong
royongan
masyarakat
masyarakat telah
dan
mendorong
diberikan
proyek pemugaran rumah-rumad di pedesaan.
bantuan
D a l a m pemugaran
r u m a h - r u m a h di pedesaan ini pemerintah m e m b e r i k a n
bantuan
penyuluhan d a n bimbingan latihan, juga m e m b a n t u peralatan. Pada
tahun
sebanyak
6
1 9 8 2 1 1 9 8 3 telah dilaksanakan pemugaran
rumah
0 8 0 buah rumah y a n g terbesar 1 5 2
desa,
buah
dimulainya p r o g r a m ini 1 9 7 9 sampai 1 9 8 2 telah dapat
Sejak
pemugaran untuk 1 8 8 0 0 buah rumah yang
dilaksanakan
ter-
besar pada 4 7 2 buah d e s a di seluruh Indonesia. 5.
Don bangunan
Pendidikan, Perubahan Perilaku d a n Partisipasi
A d a m d a n R o b e r t M.
B j o r k m e n y a t a k a n bahwa
tidak hanya ditentukan oleh ekonomi semata-mata.
Rahwa
sektor e k o n o m i ,
serta
agama juga berjalan dengan ketat satu
lain.
Keluarga,
dalam
m e n e n t u k a n pembangunan.
didikan
pem-
dalam
politik,
pendidikan d a n
keluarga
dengan
yang
a g a m a d a n pendidikan tak dapat d i a b a i k a n T e n t a n g arti penting
pembangunan dikemukakan oleh
pen-
C. A n d e r s o n
bahwa rnodernisasi hanya dapat dicapai dengan mernperbaharui dan
meluaskan
pengembangan bangunan
pendidikan
dalam
masyarakat.
Penggunaan
sekolah dasar dalam mempercepat proses
telah
lebih
dahulu
disadari
oleh
pern-
Pemerintah
Jepang tahun 1872. Beberapa
tahun
setelah pemerintah
Restorasi
hleiji
dikeluarkan Undang-undang dengan prearnbul tertulis:
...
Hanya setelah setiap orang belajar dengan rajin sesuai dengan kemarnpuannya masing-masing akan dapat meningkatkan kemakmuran dan kekayaan. Karena itu, pengetahuan sebagai modal peningkatan diri. Kernudian siapakah yang dapat bykerja tanpa belajar. pada setiap desa tidak ada rumah tanpa diisi dengan kegiatan belajar dan tidak ada seorangpun dalam rumah yang tidak belajar". (Kikuchi Daioku, dalam D o n Adam, 1975).
"
..........
Setiap ningkatkan
orang
perlu
kemakmuran.
belajar rajin
agar
dapat
me-
Peningkatan diri hanya dapat
di-
lakukan dengan bekerja produktif dan bekerja yang baik itu Oleh karena itu
setiap
anggota
diperlukan
pengetahuan.
masyarakat
desa yang ingin meningkatkan produksinya perlu
untuk belajar.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
dari
masyarakat akan membantu pembangunan ekonomi suatu negara. Pembangunan tetapi
bagaimana
masyarakat pada
bukanlah
banyak.
hanya menumbuhkan
dapat
sektor
dilakukan perubahan
Keterbelakangan yang
ekonomi,
pola
banyak
hidup terjadi
negara dunia ketiga bukan karena negara mempertahanI
kan sumber alam pada kondisi ketidak majuan, tetapi karena negara
dikembangkan
dengan
cepat
dalam
memanfaatkan
kondisi pasar yang menguntungkan, tetapi rakyat dan masyarakat
di satu pihak dibiarka-m-tanpamempunyai
kemampuan,
.
c
tanpa
ikut berpartisi-pa-si d a l a m pembangunan.
capai
kemajuan teknologi dan ekonomi masyarakat perlu m e -
miliki kemampuan,
Untuk
kemampuan ini didapatkan karena
men-
adanya
pendidikan. Dalam
kegiatan
masyarakat, anggota
untuk
pembangunan
partisipasi
berpartisipasi d a l a m pembangunan
pada
masyarakat diperlukan adanya kesadaran don adanya
sikap-sikap tertentu. trampilan. dapatnya Suatu
diperlukan
Kesadaran, ketrampilan
Untuk berpartisipasi diperlukan k e perubahan-perubahan sikap dan terterjadi I karena
adanya
pendidikan.
pendidikan akan merupakan motivasi perubahan
sikap
mental. Pengetahuan merupakan modal d a l a m peningkatan diri dari rakyat dan masyarakat.
Alur pemikiran di atas
dapat
dibuat figur seperti di bawah ini M3T I VAS I
L
P
E
m I D 1 KAN P E R U B A H A N -PART kesadaran s i kap
I s I PAS I
swadaya
Gambar 1 e H u b u n g a n Pendidikan dengan Partisipasi Perubahan perilaku seseorang melalui proses pendidikan. S e b a b tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku dari subjek didik.
Menurut Gal lhp ( 1976) bahwa perubahan per i -
laku itu akibat proses pendidikan, terjadi ketahui,
perubahan
pengetahuan
dengan pendidikan akan
bertambah
ha1
yang
perubahan ketrampilan bertambah banyak h a 1
dl-
vann
dapat
dilakukan,
yang
dia gunakan.
rubahan
atau
perubahan
perubahan sikap berubahny.a norma-norma Perubahan a p a yang
meningkat apa yang dapat
atau
dilakukannya
dan
sesuatu,
obat
usahataninya,
baru.
bahan
M i s a l n y a seorang petani telah
pemberantas harna dia
me-
berubah perilakunya. Untuk melakukan
baru kadang-kadang perlu ditunjang adanya
material
tentang
pe-
pandangannya tentang nilai-nilai
mungkinkan seseorang perilaku
diketahuinya,
tanaman
yang
menyerang
telah m a u menggunakannya dan juga alat pemberantas
dia
menggunakannya,
tetapi
tidak tersedia,
tidak m u d a h mendapatkannya, m a k a perilaku
baru
jika
tahu
itu tak dapat dinyatakan.
hama
A l e x Inkels (1981) faktor
utama
yang mendorong orang dari
orang
yang m o d e r n adalah faktor pendidikan.
tradisionalisme
menjadi
O r a n g dewasa
akan
belajar jika dia sendiri ingin belajar ada rasa
puas
dengan keadaan dirinya.
jika dia m e r a s a membutuhkannya.
itu
O r a n g dewasa
akan
tak
belajar
Adalah merupakan ha1 yang
penting untuk menumbuhkan bagaimana masyarakat desa tumbuh kebutuhan untuk belajar.