Kota
Padang
adalah
salah satu Kota tertua di pantai barat
Sumatera
Hindia.Menurut
di sumber
Lautan sejarah
pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota
Padang
dihuni
oleh
paranelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Padang belum begitu penting karena arusperdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungaisungai besar. Namun sejakSelat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh bangsa asing sertabanyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera. Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan olehPortugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas. Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan keamanan. Akhirnya pada Tanggal 20 Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Kota Padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur, Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta Jalur Kereta Api. Namun yang menjadi hari Jadi Kota Padang adalah Tanggal 7 Agustus, karena pada Tanggal 7 Agustus 1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap
xv
+
Loji Belanda di Kepalo Koto Batang Arau yang dilandasi oleh semangat patriotisme dan rasa cinta tanah air dalam mengusir penjajah dari bumi Nusantara. Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13 buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal 21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan 193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan. Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan.
Pasa Batipuh
xvi
1.1 LUAS DAN BATAS WILAYAH KOTA Dalam
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Nasional telah ditetapkan Kota Padang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Berdasarkan PP No 17 tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara administratif adalah 165,35 Km. Menurut Perda No. 10 Tahun 2005 tentang luas Kota Padang diketahui terjadi penambahan luas administrasi menjadi 1.414,96 Km2, dimana penambahan
wilayah
lautan/perairan seluas 720,00 km2. Secara geografis, Kota Padang berada di antara 00o
o o
dan 100o Kota Padang yang membujur dari Utara ke Selatan memiliki pantai sepanjang 68,126 km dan terdapat deretan Bukit Barisan, dengan panjang daerah bukit (termasuk sungai) 486,209 Km2. Perpaduan kedua letak tersebut menjadikan Kota Padang memiliki alam yang sangat indah dan menarik. Batas-batas wilayah Kota Padang sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Padang Pariaman
Sebelah Selatan Sebelah Timur
: Kabupaten Pesisir Selatan : Kabupaten Solok
Sebelah Barat
: Samudera Hindia
Di samping memiliki wilayah daratan, Kota Padang juga memiliki wilayah perairan yang dihiasi oleh 19 pulau kecil yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Padang. Kesembilan belas (19) pulau tersebut tersebar pada kecamatan di Kota Padang. Dari 19 buah pulau kecil tersebut, terdapat 2 pulau yang telah dikelola dengan baik untuk pariwisata, seperti Pulau Sikuai dan Pulau Pasumpahan.
Sumber : Padang Dalam Angka Tahun 2012
Tabel 1.2 Kondisi Geografi Kota Padang
No 1
Uraian
Data
Letak Wilayah
1º 100º
2
Luas Wilayah Darat
694.96 Km2 (efektif =205 Km2 atau 29 %
3
Luas Wilayah laut
720 Km
4
Panjang Pantai
68.126 Km (di luar pulau-pulau kecil)
5
Temperatur
22,2 C
6
Curah Hujan
336,25 mm / bulan
7
Jumlah sungai
5 buah sungai besar dan 16 buah sungai kecil
8
Jumlah Pulau
19 buah
32,7 C
Sumber : BMKG, Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumbar
1.2. IKLIM, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI 1.2.1 Iklim Kota Padang mempunyai iklim tropis dimana hujan turun hampir
sepanjang
tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang mencapai rata-rata 336,25 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 16 hari per bulan pada tahun 2012. Tingkat curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret sebesar 585,4 mm dan sering terjadi hujan sepanjang bulan, yakni dengan banyaknya hari hujan terjadi selama 16 hari sedangkan terendah terjadi pada Bulan Juli sebesar 194,9 mm yang terjadi hujan selama 16 hari. Hari hujan terlama/sering terjadi hujan sepanjang bulan adalah pada Bulan November, yakni selama 27 hari dengan curah hujan sebesar 575 mm dan hari hujan tersingkat/jarang terjadi hujan yakni pada Bulan Januari, Mei dan Juni yang hanya terjadi selama 10 hari dengan curah hujan masing-masing sebesar 216 mm, 214,9 mm dan 244,9 mm.
Gambar 1.2 Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan Kota Padang Tahun 2012
Gambar 1.3 Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan Kota Padang Tahun 2012
Tabel 1.3 Kondisi Temperatur dan Kelembaban Menurut Bulan di Kota Padang Tahun 2012
Suhu Udara (0C) Maksimum Minimum Rata-rata 32.2 22.2 26.8 31.7 22.9 26.7 32.0 22.3 26.6 32.7 23.0 27.3 32.5 23.0 27.3 32.1 22.5 26.7 31.7 22.6 26.5 30.2 22.6 25.9 30.4 22.6 26.0 30.3 23.3 26.1 30.6 23.2 26.2 30.6 23.3 26.3
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kelembaban Rata-rata (%) 80 78 81 80 81 81 82 85 86 87 84 84
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Selama Tahun 2012 suhu udara Kota Padang terjadi cukup tinggi yaitu antara 22,2 oC s/d 32,7 oC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan April sebesar 32,7 oC dengan suhu minimum sebesar 22,3 oC, hal ini menunjukkan bahwa sepanjang Bulan April suhu udara Kota Padang sangat panas dengan rata-rata kelembaban 80%. Rata-rata kelembaban sepanjang Tahun 2012 berkisar antara 78% 87%. Gambar 1.4 Kondisi Suhu Udara Kota Padang Tahun 2012
Gambar 1.5 Kelembaban Rata-Rata Kota Padang Sepanjang Tahun 2012
1.2.2 Topografi Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi terdiri dari perpaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata > 40%. Tabel 1.4 Topografi dan Ketinggian Wilayah Kota Padang Tahun 2012
No I
Kondisi Topografi Kelerengan Lahan 0 2% Datar 3 15% Bergelombang 16 40% Curam >40% Sangat Curam Jumlah
II
Ketinggian 0 25 m dpl 25 100 m dpl 100 500 m dpl 100 1.000 m dpl >1.000 m dpl Jumlah
Luas Ha
Persentase (%)
16.379,82 5.510,93 13.219,48 34.385,77
23,57 7,93 19,02 49,48
69.496,00
100,00
15.898,68 6.479,39 19.324,56 15.787,23 12.006,13
22,88 9,32 27,81 22,72 17,28
69.496,00
100,00
Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011
Wilayah Kota Padang yang berada dipantai barat Pulau Sumatera mempunyai topografi bervariasi perpaduan dataran rendah, perbukitan dan daerah aliran sungai. Bagian utara Kota Padang merupakan daerah pantai, perbukitan dan sebagian daratan tinggi. Bagian barat Kota Padang terdiri dari daratan rendah yang landai dengan ketinggian rata-rata 0
25 meter di atas
permukaan laut. Kearah timur dan selatan topografi wilayah Kota Padang merupakan daerah perbukitan, bergelombang dan curam dengan ketinggian yang bervariasi, dimana yang tertinggi mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut pada kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Solok.
Tabel 1.5 Ketinggian Wilayah Daratan Kota Padang Menurut Kecamatan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kecamatan Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah Kota Padang
Ketinggian (m) 0 850 25 - 1.853 8 400 0 322 4 10 0 8 0 25 3 8 8 - 1.000 10 - 1.600 0 - 1.600 0
-
1.853
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang
Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut yang bervariasi merupakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung umumnya terdapat diwilayah Timur Kota Padang. Wilayah yang mempunyai topografi relatif datar adalah Kecamatan Padang Utara, Padang Barat, Padang Timur, Nanggalo, dan sebagian Kecamatan Kuranji, Pauh, Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan serta sebagian kecil Padang Selatan. Sedangkan wilayah perbukitan terdapat di sebagian besar Wilayah Kecamatan Koto Tangah bagian timur, Kecamatan Pauh, Lubuk Kilangan dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang Batang Kandis yaitu sepanjang 20 km berada pada Kecamatan Koto Tangah.
Nama, panjang dan lokasi yang dilalui sungai pada Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1.6 di bawah ini.
Tabel 1.6 Sungai-sungai di Kota Padang
No
Nama Sungai
Panjang
1
Batang Kuranji
17,00
2 3 4 5
Sungai Gayo Batang Guo Batang Belimbing Batang Pagang
3,00 5,00 5,00 11,00
6
Sungai Banjir Kanal
5,50
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Batang Muar Sungai Koto Batang Arau Batang Logam Batang Kandis Sungai Tarung Sungai Padang Aru Sungai Padang Idas Batang Kampung Juar Batang Aru Batang Kayu Aro Sungai Timbulun Sungai Sarasah Sungai Pisang Bandar Jati
0,40 2,00 5,00 15,00 20,00 12,00 5,00 4,50 2,50 6,00 5,00 3,00 2,00 3,00 2,00
(Km)
Lokasi (Kecamatan) Pauh Kuranji Nanggalo Padang Utara Pauh Kuranji Kuranji Nanggalo Padang Timur Padang Utara Padang Utara Padang Timur Padang Selatan Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah Lubuk Kilangan Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Lubuk Begalung Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung
Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
Berdasarkan atas kewenangan dalam hal pengelolaan perairan, Kota Padang memiliki perairan seluas 72.000 Ha, termasuk di dalamnya 19 pulau-pulau kecil dan 13 pulau yang terletak relatif dekat dengan daratan. Pemanfaatan pulau-pulau kecil ini belum optimal dan kondisi pulau ini sebagian sudah mengalami abrasi akibat terumbu karang yang mengelilinginya telah rusak.
Kondisi pesisir pantai Kota Padang secara garis besar dapat dibedakan atas 2 kelompok, yaitu :
1. Pesisir yang landai, yaitu di daerah Padang Sarai
Batang Arau, dan Labuhan
Tarok - Teluk Kabung. 2. Pesisir yang curam dengan kawasan pesisir yang landai relatif sangat kecil antara lain pada kawasan pesisir Batang Arau Pisang
Labuhan Tarok, Teluk Kabung
Sungai
Pantai Padang.
Secara administratif terdapat 6 (enam) kecamatan yang bersentuhan langsung dengan pantai yaitu: Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
1.2.3 Geologi Wilayah Kota Padang terbentuk oleh endapan permukaan, batuan vulkanik dan intrusi serta batuan sedimen dan betamorf. Aliran yang tidak teruraikan (Qtau) mencakup seluruh kawasan Bukit Barisan yang ada di wilayah Kota Padang dan sekitar kawasan Gunung Padang serta Bukit Air Manis. Aluvium (Qal) yang menyebar dari utara ke selatan di seluruh dataran rendah wilayah Kota Padang umumnya terdiri dari Lanau, Lempeng, Pasir Lempung, Lempeng Pasiran, dan Bongkahan Batuan Andesit. Kipas Aluvium (Qf) terlihat pada singkapan di bagian bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan Bukit Barisan dan sebagian bersebelahan dengan kipas aluvium setempat yang terdapat di Bukit Air Manis. Sebagian besar menutupi perbukitan di sepanjang pantai bagian selatan wilayah Kota Padang mulai dari Telung Nibung hingga keperbukitan Labuan Tarok Kecamatan Teluk Kabung. Andesit dan Tufa (Qtta dan QTp) yang terlihat pada singkapan setempat di perbukitan yang berdekatan dengan daerah Pengambiran dan Tarantang, Perbukitan sekitar Air Dingin yang bersebelahan dengan batu gamping. Kipas Alluvium (Qt) merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit berupa bongkah-bongkah yang berasal dari gunung api strato, berwarna abu-abu kehitaman, keras, komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral hitam lainnya. Batuan ini tersebar di bagian bawah lereng-lereng pegunungan dan perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis. Tufa Kristal (QTt) Merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada singkapan setempat di perbukitan Bukit Air Manis, Teluk Nibung dan Lubuk Begalung hingga ke perbukitan di Kelurahan Labuhan Tarok. Andesit (Qta) dan Tufa (QTp) merupakan batuan gunung berapi yang masih pasif bewarna hitam keabu-abuan hingga putih, Andesit berselingan dengan tufa, terlihat pada singkapan setempat di Pegambiran, Tarantang dan perbukitan Air Dingin yang bersebelahan
dengan batu gamping. Batu Gamping (PTIs) Berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada singkapan di Indarung, sekitar Bukit Karang Putih. Fillit berwarna hitam hingga abu kemerahan, Batu Pasir berwarna abu-abu kehijauan mengandung klorit keras dan berbutir halus, Batu Lanau bewarna hijau kehitaman dan Meta (PTps). Batuan ini terlihat pada singkapan Koto lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai.
Tabel 1.7 Jenis Batuan Geologi yang Terdapat di Kota Padang
No
Jenis Batuan (Litologi)
Luas (Ha)
Persentase (%)
1
Aluvium
21.566,89
31,03
2
Batuan Gunung Api
34.972,34
50,32
3
Batuan Intrusi
1.337,81
1,93
4
Batuan Metamorf
1.189,56
1,71
5
Batu Kapur
1.158,56
1,67
6
Formasi Palepat
0,01
0,00
7
Formasi Painan
9.270,83
13,34
Jumlah
69.496,00
100,00
Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011
Wilayah Kota Padang terdiri dari 7 jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah, yaitu: Aluvial, Andosol (humus), Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol, Latosol, Latosol dan Podsolik Merah Kuning, Organosol dan Glei Humus (humus pemukaan bagian bawah) dan Regosol (batuan melapuk bagian atas). Dari semua jenis tanah tersebut, yang terluas adalah jenis tanah Latosol mencapai 46,70%. Secara rinci jenis tanah di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.8 Jenis Tanah di Kota Padang
No
Jenis Tanah
Luas (Ha)
Persentase (%)
1
Aluvial
15.948,07
22,95%
2
Andosol
5.623,77
8,09%
3
Komplek Podsolik Merah Kuning Latosol dan Litosol
10.794,68
15,53%
4
Latosol
32.453,15
46,70%
5
Latosol dan Podsolik Merah Kuning
3.027,21
4,36%
6
Organosol dan Glei Humus
688,30
0,99%
7
Regosol
960,81
1,38%
Kota Padang
69.496,00
100,00%
Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcGIS, Tahun 2011
1.3 TATA PENGGUNAAN LAHAN Karena letak Kota Padang yang berada di antara pertemuan dua lempeng Esia dan lempeng Eurasia bisa menimbulkan gempa besar dan dapat diikuti oleh tsunami, seperti yang terjadi pada saat gempa tanggal 30 September 2009 yang lalu. Akibat dari kejadian tersebut penggunaan lahan di Kota Padang terjadi sedikit pergeseran yakni dari lahan pertanian ke perkantoran dan perumahan masyarakat yaitu dari zona merah (tepi pantai) ke zona hijau (daerah by pass) dimana masih banyaknya masyarakat Kota Padang yang bermukim di zona merah. Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya gempa dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialih fungsikan.
Tabel 1.9 Tata Penggunaan Lahan di Kota Padang Tahun 2010 s/d 2012
Luas Lahan (Ha) No
Jenis Penggunaan Lahan
1
Tanah Perumahan
7.123,23
6.696,27
6.907,62
2011 (%) 9,63
2
Tanah Perusahaan
254,26
261,06
261,06
0,38
0,38
3
Tanah Industri (Termasuk PT. Semen Padang)
702,25
702,25
702,25
1,01
1,01
4
Tanah Jasa
715,32
715,32
715,32
1,03
1,03
5
Sawah Berigasi Teknis
4.934,00
4.934,00
4.934,00
7,10
7,10
6
Sawah non Irigasi
173,94
124,74
80,25
0,17
0,12
7
Ladang/Tegalan
952,75
952,75
942,23
1,37
1,36
8
Perkebunan Rakyat
2.147,50
2.147,50
2.147,50
3,09
3,09
9
Kebun Campuran
13.044,98
13.829,40
13.711,02
19,90
19,73
10
Kebun Sayuran
1.343,00
1.343,00
1.343,00
1,93
1,93
11
Peternakan
26,83
26,83
26,83
0,04
0,04
12
Kolam Ikan
100,80
100,80
100,80
0,15
0,15
13
Danau Buatan
2,25
2,25
2,25
0,00
0,00
14
Tanah Kosong
27,86
27,86
15,26
0,04
0,02
15
Tanah Kota
16,00
16,00
16,00
0,02
0,02
16
Semak
1.848,07
1.533,32
1.508,98
2,21
2,17
17
Rawa
120,00
120,00
120,00
0,17
0,17
18
Jalan Arteri dan Jalan Kolektor
135,00
135,00
135,00
0,19
0,19
19
Hutan Lebat
35.448,00
35.448,00
35.448,00
51,01
51,01
20
Sungai dan Lain-lain
379,45
379,45
379,45
0,55
0,55
69.496,00
69.496,00
69.496,00
Total
2010
2011
2012
100
2012 (%) 9,94
100
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi beberapa peningkatan, penurunan dan kesamaan terhadap penggunaan lahan di Kota Padang dari tahun 2011 ke tahun 2012. Peningkatan terjadi pada jenis penggunaan lahan tanah perumahan. Peningkatannya sebesar 211,35 Ha, dimana pada tahun 2011 luas tanah perumahan sebesar 6.696,27 Ha naik menjadi 6.907,62 Ha atau sekitar 9,94 % dari total luas penggunaan lahan di Kota Padang secara keseluruhan. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya permintaan terhadap perumahan yang terjadi di Kota Padang. Hal ini juga mengakibatkan penurunan terhadap jenis penggunaan lahan lainnya. Penurunan penggunaan lahan di Kota Padang terjadi pada jenis penggunaan sawah non irigasi, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong dan semak. Penggunaan lahan untuk sawah non irigasi turun sebesar 44,49 Ha, ladang/tegalan turun sebesar 10,52 Ha, kebun campuran turun sebesar 118,38 Ha, tanah kosong turun sebesar 112,60 Ha dan semak turun sebesar 24,34 Ha dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sementara itu beberapa jenis penggunaan lahan yang tidak terjadi perubahan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah untuk tanah perusahaan, tanah industri, tanah jasa, sawah berigasi teknis, perkebunan rakyat, kebun sayuran, peternakan, kolam ikan, danau buatan, tanah kota, rawa, jalan arteri, hutan lebat, sungai dan lain-lain. Sawah yang beririgasi teknis tidak mengalami perubahan yakni seluas 4.934 Ha, hal ini sejalan dengan kebijakan yang tetap dipertahankan oleh Pemko Padang yakni tidak dibolehkan pengalihan fungsi atas lahan pertanian yang produktif dengan arti kata lahan pertanian tersebut tetap dipertahankan untuk menunjang ketahanan pangan daerah. Penggunaan lahan sebagai hutan lebat di Kota Padang masih dominan dan luasnya masih sama/tidak berubah dengan tahun sebelumnya yakni seluas 35.448 Ha. Hal ini menandakan belum adanya hak penguasaan atas hutan lebat atau hutan lindung yang terdapat di Kota Padang.
1.4 DAERAH RAWAN BENCANA Secara geografis wilayah Indonesia dikepung oleh lempeng Eurasia/Benua Asia, lempeng Indo-Australia/Benua Australia, dan lempeng Hindia dan Pasifik/Samudera Hindia dan Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera
Jawa
Nusa Tenggara
Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan
vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia. Sewaktu-waktu lempeng tersebut akan bergeser patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antar lempeng tektonik dapat menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara. Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif ring of fire (cincin api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin api pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, diantaranya hampir 70 buah masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak. Kota Padang sangat rentan dengan bencana alam baik gempa bumi, air pasang, longsor dan banjir serta kemungkinan gempa dan tsunami. Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) atau oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.4.1
Gempa bumi dan tsunami Erosi pantai Letusan Gunung Api Longsor Lahan Banjir Kebakaran
Gempa Bumi dan Tsunami Kota Padang yang terletak pada pesisir pantai Pulau Sumatera sehingga rawan sekali
terhadap gempa. Apalagi adanya pertemuan lempeng antara India dan Australia yang menyusup dibawah lempeng Aurasia membentuk zona Banioff yang secara terus menerus bergerak secara
aktif kearah barat
timur sehingga bisa menimbulkan gempa yang sangat kuat dan diikuti
tsunami. 1.4.2
Erosi Pantai Karena Kota Padang terletak dibagian pantai barat pulau Sumatera bagian Barat dan
berhubungan langsung dengan laut Hindia sehingga ombaknya agak besar. Erosi pantai/abrasi merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai sehingga luas daerah pantai menjadi berkurang. Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak ditemui pada pantai di kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan lautan, terkecuali pantai Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan arus sepanjang pantainya cenderung rendah. Pada umumnya pantai yang ada di Kota Padang adalah pantai pasir yang terdiri dari kawasan dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling keras dari sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland). Seperti daerah pantai di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta, sisa-sia terumbu karang yang dominan. Ekosistemnya pun termasuk terumbu karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (friding reef).
1.4.3
Longsoran tanah Kota Padang yang juga terletak dekat Bukit Barisan sehingga memiliki tingkat bahaya
longsoran lahan yang sedang dan tinggi.Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya terdapat didaerah alluivial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah lereng kaki pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan pegunungan vulkanik. Faktor yang mempengaruhi tingkat longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23-99%. kecuali untuk daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak. Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya miring, kecuali di daerah Kuranji yang mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah terbentuknya bidang gelincir. Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga kedalaman 7 m dan memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan yang tinggi. Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur mata air dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan. Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi terdapat pada hampir setiap kecamatan di Kota Padang, kecuali kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini disebabkan pada umumnya
di daerah tersebut memiliki topografi daerah yang datar dengan kemiringan lereng sebagian besar berkisar 0-8% , sehingga tidak memiliki potensi untuk mengalami longsor. Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah ini umumnya terdapat pada daerah yang memiliki penggunaan lahan berupa ion pemukiman, sehingga apabila terjadi longsoran lahan tidak menimbulkan korban jiwa.
1.4.4
Banjir Kota Padang merupakan perpaduan antara bentuk lahan perbukitan vulkanik bagian
Timur, bentuk lahan aluvial bagian tengah dan lahan marin bagian Barat karena Padang memiliki beberapa sungai seperti Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya.yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun. Hal ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi rata-rata 384,88 mm perbulan dengan rata-rata hari hujan 15-17 hari per bulan. Apalagi luapan sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang laut. Tingkat bahaya banjir Kota Padang dibedakan berdasarkan tingkat bahaya tinggi dan tingkat bahaya sedang. Tingkat bahaya banjir tinggi umumnya tersebar pada daerah dataran yang memilki satuan bentuk lahan dataran banjir, dataran aluvial, rawa belakang dan depresi antar gisik. Tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah 700 Ha. Tingkat bahaya banjir sedang terdapat pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 802 Ha. Tingkat tinggi bahaya banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan tinggi dan terjadinya pasang surut air laut. Pasang surut di Kota Padang memilki tipe pasang surut ganda campuran, artinya dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dan tidak membahayakan Kota Padang. 1.4.5
Kebakaran Bahaya kebakaran untuk kota Padang dapat digolongkan menjadi 3 wilayah yaitu: 1.
Tingkat Resiko Kebakaran-1 Resiko terbesar terdapat di Kecamatan Padang Utara, Padang Timur, dan Padang Barat yang merupakan area pusat perdagangan kepadatan tertinggi.
2.
Tingkat Resiko Kebakaran-2 Kecamatan Kuranji, Nanggalo, Padang Selatan, dan Lubuk Begalung sebagai kecamatan tumbuh cepat.
3.
Tingkat Resiko Kebakaran-3 Kecamatan dengan bahaya kecil akan kebakaran terdapat di kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Koto Tangah karena dekat dengan hutan.
Kondisi Demografi Penduduk
BAB 2 KONDISI DEMOGRAFI PENDUDUK Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu negara atau wilayah. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan secara kuantitatif dan kualitatif berupa susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Data yang diperoleh untuk keperluan demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh juga digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan bidang-bidang lain yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah. 2.1. POTRET UMUM DEMOGRAFIS PENDUDUK Penduduk Padang merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah territorial Kota Padang selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam) bulan tetapi bertujuan menetap. Sementara itu yang dikatakan rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur, yakni jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Sedangkan anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal disuatu rumah tangga baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada. Jumlah dan pertumbuhan penduduk merupakan indikator yang menunjukkan tentang keadaan komposisi, distribusi dan kecepatan perubahan penduduk di suatu daerah. Pengetahuan mengenai hal ini akan dapat membantu pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan program pembangunan, khususnya mengenai penyediaan perumahan, pendidikan, dan fasilitas sosial lainnya yang secara keseluruhan mempengaruhi pola pemukiman penduduk dan struktur Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
19
Kondisi Demografi Penduduk tata ruang daerah. Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan, serta dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam menentukan target pemasukan melalui pajak di masa yang akan datang. 2.1.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk Pada tahun 2012 Penduduk Kota Padang tercatat sebanyak 854.336 jiwa yang terdiri dari 421.656 orang laki-laki dan 432.680 orang perempuan. Jumlah rumah tangga di Kota Padang pada tahun 2012 tercatat sebanyak 201.274 yang berarti bahwa dalam setiap rumah tangga ratarata beranggotakan 4 orang. Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Kota Padang Tahun 2008 - 2012
900.000 800.000 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 -
423.039
432.515
415.315
420.641
421.656
433.776
443.235
418.247
423.675
432.680
2008
2009 2010 2011 Perempuan Laki-Laki
2012
Rasio jenis kelamin pada tahun 2012 tercatat sebesar 97,45 yang berarti setiap 100 orang wanita berbanding dengan sekitar 97 orang laki-laki. Dibandingkan tahun 2011 terlihat penurunan rasio jenis kelamin, di mana pada tahun 2011 perbandingannya menunjukkan setiap 100 orang wanita terdapat 99 orang laki–laki. Dari jumlah maupun rasio jenis kelamin, terlihat bahwa di Kota Padang lebih banyak penduduk perempuan dibandingkan penduduk laki-laki. Lebih banyaknya penduduk perempuan merupakan gambaran masih banyaknya laki-laki dewasa merantau keluar dari Kota Padang dalam mencari penghidupan. Untuk melihat jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan rasio jenis kelamin penduduk Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
20
Kondisi Demografi Penduduk Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Rumah Tangga dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Padang Tahun 2008 – 2012 Penduduk Laki-Laki Perempuan
Jumlah
Rumah tangga
Rata rata
Rasio Jenis Kelamin
432.680
854.336
201.274
4
97,45
420.641
423.675
844.316
199.554
4
99,28
2010
415.315
418.247
833.562
194.280
4
99,30
4
2009
432.515
443.235
875.750
211.654
4
97,58
5
2008
423.039
433.776
856.815
210.840
4
97,52
No
Tahun
1
2012
421.656
2
2011
3
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak 167,791 orang (19,64 %), diikuti oleh Kecamatan Kuranji sebanyak 130.916 orang (15,32 %) dan Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 109.548 orang (12,83 %). Sementara kecamatan dengan jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 23.360 orang (2,73 %). Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan Tahun 2012
200.000
167.791 130.916
150.000
109.584
100.000 50.000
50.249 23.360
77.989 69.729 58.320 58.232 46.411
61.755
0
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
21
Kondisi Demografi Penduduk Setelah sempat mengalami penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010 pasca gempa tanggal 30 September 2009, secara berangsur-angsur jumlah penduduk Kota Padang kembali mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan 2012. Penurunan jumlah penduduk pasca gempa ini disebabkan oleh banyaknya korban jiwa saat kejadian gempa dan banyaknya terjadi migrasi keluar Kota Padang. Selain itu, kejadian gempa juga mendorong penduduk melakukan migrasi antar kecamatan, dimana masyarakat cenderung mulai menjauhi daerah pinggir pantai dan mencari tempat di wilayah yang dianggap relatif aman. Hal ini tergambar pada persentase penduduk antar kecamatan yang menunjukkan bahwa persentase penduduk pada kecamatan yang terletak di pinggir pantai cenderung mengalami penurunan sedangkan kecamatan yang dianggap sebagai wilayah aman mengalami kenaikan, seperti terlihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan Tahun 2008 s/d 2012 2008 No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2009
%
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2010
%
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2011
%
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2012
%
Jumlah Penduduk (Jiwa)
%
1.
Bungus Teluk Kabung
24.116
2,81
24.417
2,79
22.896
2,75
23.142
2,74
23.360
2,73
2.
Lubuk Kilangan
43.531
5,08
44.552
5,09
48.850
5,86
49.751
5,89
50.249
5,88
3.
Lubuk Begalung
106.641
12,45
109.793
12,54
106.432
12,77
108.018
12,79
109.584
12,83
4.
Padang Selatan
63.345
7,39
64.458
7,36
57.718
6,92
57.386
6,80
58.320
6,83
5.
Padang Timur
87.174
10,17
88.510
10,11
77.868
9,34
77.932
9,23
77.989
9,13
6.
Padang Barat
61.437
7,17
62.010
7,08
45.380
5,44
46.060
5,46
46.411
5,43
7.
Padang Utara
76.326
8,91
77.509
8,85
69.119
8,29
69.275
8,20
69.729
8,16
8.
Nanggalo
58.801
6,86
59.851
6,83
57.275
6,87
57.731
6,84
58.232
6,82
9.
Kuranji
120.309
14,04
123.771
14,13
126.729
15,20
128.835
15,26
130.916
15,32
10.
Pauh
53.669
6,26
54.846
6,26
59.216
7,10
60.553
7,17
61.755
7,23
11.
Koto Tangah
161.466
18,84
166.033
18,96
162.079
19,44
165.633
19,62
167.791
19,64
856.815
100
875.750
100
833.562
100
844.316
100
854.336
100
Padang
Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012 (data diolah)
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
22
Kondisi Demografi Penduduk
Fenomena yang sama juga tergambar pada grafik di Gambar 2.3, dimana jumlah penduduk pada kecamatan yang berada di pinggir pantai mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2010 dan mengalami pertambahan yang lambat pada tahun-tahun berikutnya, sedangkan kecamatan yang berada pada zona aman justru mengalami peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2010 dan terus bertambah pada tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih trauma terhadap ancaman tsunami yang dapat diakibatkan oleh gempa di Kota Padang.
Gambar 2.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2008 s/d 2012
200.000 150.000 100.000 50.000 0
2008 2009 2010 2011 2012
Selain itu, rencana pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke bekas Terminal Regional Bingkuang Aie Pacah juga ikut andil dalam mempengaruhi keputusan masyarakat untuk bermukim di wilayah tersebut, termasuk juga keputusan para pengembang untuk berinvestasi dan membangun perumahan di wilayah yang dianggap aman dari bencana.
2.1.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah. Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
23
Kondisi Demografi Penduduk menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu. Kota Padang dengan luas 694,96 km2 dan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 854.336 orang memiliki kepadatan penduduk mencapai 1.229 jiwa per km2. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kepadatan penduduk pada tahun ini mengalami peningkatan. Bila ditinjau per kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu mencapai 9.569 jiwa per km2. Selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Padang Utara sebesar 8.630 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung dengan kepadatan sebesar 232 jiwa per km2 merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk menurut persebaran wilayah Kecamatan di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah. Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan Tahun 2012 No
Kecamatan
Luas Daerah 100,78
Jumlah Penduduk 23.360
Kepadatan ( Km2 ) 232
1.
Bungus Teluk Kabung
2.
Lubuk Kilangan
85,99
50.249
584
3.
Lubuk Begalung
30,91
109.584
3.545
4.
Padang Selatan
10,03
58.320
5.815
5.
Padang Timur
8,15
77.989
9.569
6.
Padang Barat
7,00
46.411
6.630
7.
Padang Utara
8,08
69.729
8.630
8.
Nanggalo
8,07
58.232
7.216
9.
Kuranji
57,41
130.916
2.280
10.
Pauh
146,29
61.755
422
11.
Koto Tangah
232,25
167.791
722
2012
694,96
854.336
1.229
2011
694,96
844.316
1.215
2010
694,96
833.562
1.199
2009
694,96
875.750
1.260
2008
694,96
856.815
1.233
Padang
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
24
Kondisi Demografi Penduduk
Gambar 2.4 Persentase Luas Daerah menurut Kecamatan Tahun 2012
15% 33% 12%
5% 21%
1% 2%
8% 1%
Bungus Teluk Kabung Lubuk Begalung Padang Timur Padang Utara Kuranji Koto Tangah
1% 1%
Lubuk Kilangan Padang Selatan Padang Barat Nanggalo Pauh
Laju pertumbuhan penduduk Kota Padang dari tahun 2002 sampai 2012 sebesar 1,52 % dapat dilihat pada Tabel 2.4. Pertumbuhan yang cukup mencolok terlihat pada Kecamatan Pauh sebesar 3,88 %, diikuti oleh Koto Tangah sebesar 3.06 %. Sementara itu pada Kecamatan Padang Barat malahan terjadi penurunan drastis sebesar -2,81 %, begitu juga dengan Kecamatan Padang Timur yang turun menjadi -0,63 %. Hal ini berarti bahwa penduduk pada kedua kecamatan tersebut mengalami penurunan jumlah penduduk. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena disamping telah tingginya kesadaran penduduk dalam melaksanakan program KB juga terjadinya perpindahan penduduk ke wilayah kecamatan lain terkait dengan rasa takut terhadap ancaman bencana, juga dengan pengembangan wilayah pemukiman dan pemindahan pusat pemerintahan.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
25
Kondisi Demografi Penduduk Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan Kecamatan
Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara
2002 20.227 39.882 86.055 56.295 83.038 61.693 68.896
2012 23.360 50.249 109.584 58.320 77.989 46.411 69.729
8.
Nanggalo
52.674
58.232
1,01
9. 10. 11.
Kuranji Pauh Koto Tangah
99.292 42.188 124.181
130.916 61.755 167.791
2,80 3,88 3,06
Padang
734.421
854.336
1,52
1,45 2,34 2,45 0,35 - 0,63 - 2,81 0,12
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
2.1.3. Struktur Penduduk Komposisi penduduk menurut umur dan karakteristik demografi lain berbeda untuk setiap kelompok umur seperti kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Pada umumnya bayi lakilaki lebih banyak daripada bayi perempuan. Begitu juga dengan tingkat kematian dan harapan hidup, resiko kematian tertinggi terjadi pada kelompok umur kurang dari satu tahun dan harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Secara total berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa persentase penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki pada akhir tahun 2012 sebesar 421.656 jiwa sedangkan penduduk perempuan berjumlah sebesar 432.680 jiwa. Sehingga rasio jenis kelamin menunjukkan angka 97,45. Angka tersebut mengandung arti bahwa tiap-tiap 100 penduduk perempuan di Kota Padang terdapat lebih kurang 97 orang penduduk laki-laki. Rendahnya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan di Kota Padang disebabkan oleh tingkat mortalitas penduduk laki-laki lebih besar dari mortalitas penduduk perempuan dan masih adanya budaya merantau. Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut kelompok umur di Kota Padang terlihat dalam Tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
26
Kondisi Demografi Penduduk Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2012 Penduduk / Jiwa No
Kelompok Umur
Jumlah Laki-Laki
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jumlah
0-4 5-9 10 -14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 + 2012 2011 2010 2009 2008
Perempuan
Rasio Jenis Kelamin
37.958 40.164 40.842 44.680 48.582 37.170 31.403 27.750 26.991 22.934 21.833 17.007 9.555 6.003 4.568 4.216
36.481 37.922 39.353 47.196 50.343 35.655 31.857 29.916 28.305 26.149 22.476 16.657 9.533 7.562 5.584 7.691
74.439 78.086 80.195 91.876 98.925 72.825 63.260 57.666 55.296 49.083 44.309 33.664 19.088 13.565 10.152 11.907
104,05 105,91 103,78 94,67 96,50 104,25 98,57 92,76 95,36 87,71 97,14 102,10 100,23 79,38 81,81 54,82
421.656 420.641 415.315 432.515 423.039
432.680 423.675 418.247 443.235 433.776
854.336 844.316 833.562 875.750 856.815
97,45 99,28 99,30 97,58 97,52
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2012
Cara lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Piramida penduduk Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk usia muda (20 - 24 tahun) mempunyai komposisi yang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
27
Kondisi Demografi Penduduk cukup besar, kemudian berangsur menurun pada kelompok usia dewasa (25 - 74 tahun). Bentuk piramida ini walaupun telah mulai mendekati bentuk Piramida Penduduk Stasioner, tetapi terlihat bahwa tingkat kelahiran, kematian dan migrasi di Kota Padang masih tinggi, tidak jauh berbeda dengan kondisi pada tahun sebelumnya.
Gambar 2.5 Piramida Penduduk Kota Padang Tahun 2012
75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 -14 5-9 0-4 60.000
40.000
20.000 0 Perempuan
20.000 Laki-Laki
40.000
60.000
Sumber: BPS Kota Padang
Dari data tersebut juga dapat dihitung angka ketergantungan Kota Padang Tahun 2012 dengan cara menghitung jumlah penduduk non produktif yang terdiri dari penduduk muda non produktif (0-14 tahun) ditambah dengan jumlah penduduk tua non produktif (65 tahun keatas) dibagi dengan jumlah penduduk dewasa produktif (15-64). Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa angka ketergantungan Kota padang Tahun 2012 adalah sebesar 45,8. Angka ini berarti bahwa setiap 100 orang dari kelompok produktif harus menanggung lebih kurang 46 orang dari kelompok yang tidak produktif. Dengan kriteria angka ketergantungan rendah bila kurang dari 30, angka ketergantungan sedang bila 30 - 40, dan angka ketergantungan tinggi bila lebih dari 41, maka angka tersebut menunjukkan bahwa angka ketergantungan di Kota Padang masih tergolong tinggi. Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
28
Kondisi Demografi Penduduk 2.2. POTRET KONDISI SOSIO-EKONOMI PENDUDUK Status pekerjaan penduduk adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan. Penduduk yang masuk dalam usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Sedangkan yang dikatakan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. 2.2.1. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Salah satu ukuran tingkat pendidikan masyarakat adalah angka partisipasi sekolah. Peran serta masyarakat dalam pendidikan terlihat pada besaran angka partisipasi sekolah penduduk pada semua tingkat pendidikan sekolah. Angka partisipasi sekolah berguna untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada. Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Ukuran partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing¬masing jenjang pendidikan. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah rasio jumlah siswa pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Gambaran perkembangan APK dan APM di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2012 No 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar 7 - 12 Tahun Sekolah Menengah Pertama 13- 15 Tahun Sekolah Menengah Atas 16 – 18 Tahun Perguruan Tinggi 19 – 24 Tahun
APS
APK
APM
98,94
99,15
90,71
94,32
93,48
71,94
74,62
77,40
60,21
60,43
47,75
43,96
Sumber: BPS Kota Padang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
29
Kondisi Demografi Penduduk 2.2.2. Penduduk Menurut Agama Sebuah kota besar ditandai dengan adanya heterogenitas dalam berbagai hal, termasuk dalam hal agama dan kebudayaan. Kota Padang sebagai sebuah kota besar juga tidak terlepas dari hal tersebut. Semua agama yang diakui negara terdapat di Kota Padang. Penduduk Kota Padang di dominasi oleh pemeluk Agama Islam, yaitu sebesar 97,502 %. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 96,937 % Selanjutnya disusul oleh penganut agama Katholik, Protestan, Budha, dan Hindu. Lebih lengkapnya persentase penduduk Kota Padang menurut agama di Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut. Tabel 2.7 Persentase Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Agama Tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kecamatan Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Padang
2012 2011 2010 2009 2008
Islam
Katholik Protestan
Hindu
Budha
Lainnya
Jumlah
2,956
0,005
0,026
0,000
0,000
0,000
2,987
5,583 11,082 6,631 10,927 4,143 9,107 7,288 12,973 5,931 20,882
0,012 0,000 0,579 0,008 0,705 0,035 0,002 0,004 0,000 0,037
0,036 0,012 0,321 0,042 0,162 0,045 0,015 0,008 0,015 0,061
0,000 0,000 0,006 0,003 0,075 0,003 0,000 0,000 0,000 0,001
0,002 0,000 0,003 0,002 0,267 0,005 0,000 0,000 0,000 0,002
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
5,633 11,094 7,539 10,982 5,351 9,194 7,305 12,985 5,947 20,982
97,502 96,937 96,776 96,937 96,921
1,387 1,508 1,281 1,507 1,517
0,744 0,994 1,568 0,993 0,995
0,087 0,113 0,018 0,114 0,115
0,280 0,448 0,344 0,449 0,453
0,000 0,000 0,004 0,000 0,000
100 100 100 100 100
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
2.2.3. Situasi Angkatan Kerja Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di bidang ketenagakerjaan adalah masalah pengangguran. Permasalahan tersebut terkait erat dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi yang dipicu oleh tingkat kelahiran atau fertilitas sedangkan lapangan pekerjaan yang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
30
Kondisi Demografi Penduduk tersedia tidak mampu menampung hal tersebut. Untuk mengatasi permasalahan itu, pemerintah telah berusaha untuk dapat menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran di masa yang akan datang. Indikator yang biasa digunakan untuk melihat tingkat pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan perbandingan penduduk yang mencari pekerjaan terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka mencerminkan jumlah orang yang kegiatannya mencari kerja untuk setiap seratus orang angkatan kerja. Pada Tabel 2.8 dibawah terlihat bahwa pada tahun 2012 TPT penduduk perempuan lebih tinggi dari penduduk laki-laki. TPT penduduk laki-laki sebesar 10,85 persen dan TPT penduduk perempuan sebesar 12,59 persen. Tabel 2.8 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012 No
Jenis Kegiatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
Angkatan Kerja - Bekerja - Mencari Pekerjaan
72,23 89,15 10,85
39,73 87,41 12,59
55,69 88,52 11,48
2.
Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - RT - Lainnya
27,77 56,76 5,88 37,35
60,27 21,77 69,35 8,88
44,31 32,54 49,82 17,64
100,00
100,00
100,00
Padang 2012
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang pada Tahun 2012 berjumlah 12.791 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 5.594 orang dan perempuan sebanyak 7.197 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang sebanyak 6.194 orang, seperti terlihat pada Tabel 2.9 dibawah.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
31
Kondisi Demografi Penduduk Tabel 2.9 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan
Laki-laki
1. Sekolah Dasar
Jumlah
5
-
5
34
59
93
3.690
3.376
7.066
3
10
13
420
1.175
1.595
1.442
2.577
4.019
2012
5.594
7.197
12.791
2011
2.801
3.393
6.194
2010
6.104
7.841
13.945
2009
7.121
9.289
16.410
2008
5.986
6.861
12.847
2. SMTP 3. SMU 4. D1 dan D2 5. Sarjana Muda / D3 6. Sarjana
Padang
Perempuan
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Dari jumlah tersebut, yang telah bekerja tercatat sebanyak 399 orang atau hanya sekitar 3 % dari total pencari kerja yang terdaftar, seperti terlihat pada Tabel 2.10. Hal tersebut mengindikasikan bahwa rendahnya kesempatan kerja di Kota Padang. Selain itu juga kemungkinan banyak pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan namun tidak melaporkannya ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang, sehingga datanya tidak tercatat.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
32
Kondisi Demografi Penduduk Tabel 2.10 Jumlah Pencari Kerja yang Telah Ditempatkan Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2012 No.
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
Sekolah Dasar
-
-
-
2.
SMTP
1
26
27
3.
SMU
128
140
268
4.
D1 dan D2
-
-
-
5.
Sarjana Muda / D3
8
39
47
6.
Sarjana
20
37
57
2012
157
242
399
2011
83
240
323
2010
270
813
1.083
2009
465
523
988
2008
168
756
924
Padang
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
33
Prasarana dan Sarana Perkotaan
BAB 3 PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN Prasarana dan sarana perkotaan adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar, peralatan-peralatan dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Prasarana dan sarana merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Prasarana dan sarana merupakan komponen utama dalam pengembangan suatu wilayah, ketika prasarana dan sarana yang dimiliki terbatas atau kurang, maka dapat dipastikan wilayah tersebut akan sulit untuk berkembang, baik dalam pengembangan potensi daerah maupun pengembangan potensi penduduk. Keterbatasan prasarana dan sarana secara faktual di lapangan pada hakekatnya akan memberikan hambatan kepada masyarakat terhadap akses-akses yang dibutuhkan, dengan kata lain keterbatasan prasarana dan sarana akan menciptakan berbagai persoalan dasar pada masyarakat. Pembangunan prasarana dan sarana Kota Padang perlu ditingkatkan untuk mendukung fungsi dan peran daerah perkotaan yaitu sebagai penggerak perkembangan ekonomi lokal, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan angka kemiskinan. Kota Padang sebagai Pusat Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat, sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa maupun sebagai Pintu Gerbang Sumatera Barat, memerlukan berbagai macam peningkatan prasarana dan sarana perkotaan seperti jalan dan jembatan, air bersih, drainase, pengolahan sampah, air limbah, sarana perumahan permukiman, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan, sarana peribadatan dan sarana perhubungan.
3.1. PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN Pembangunan prasarana jalan dan jembatan merupakan kebutuhan utama dalam mendukung aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan Kota Padang meliputi sistem jaringan primer, sekunder, lokal dan jalan lingkungan. Ditinjau dari status (kewenangan Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
34
Prasarana dan Sarana Perkotaan
penangan), jalan Kota dalam 3 tahun terakhir (2010-2012) menunjukkan perkembangan yang cukup pesat terutama pada jalan kota, yaitu terjadi penambahan total panjang jalan dari 1.642,427 Km pada tahun 2010 menjadi 2.312,8 Km pada tahun 2011 dan 2012. Pemerintah selalu berusaha untuk melakukan peningkatan panjang dan kwalitas jalan, baik melalui dana APBN, APBD Propinsi maupun APBD Kota Padang, serta usaha-usaha partisipasi masyarakat melalui pola Manunggal Sakato, Laksitardanas dan lain-lain. Peningkatan perubahan kondisi jalan dan pengaspalan jalan di Kota Padang dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Perkembangan Status dan Kondisi Jalan Kota Padang Tahun 2010 s/d 2012 Klasifikasi Prasarana
2010
1. Status Jalan a. Jalan Nasional (Km) b. Jalan Kota (Km) 2. Kondisi Jalan a. Aspal (Km)
2011
2012
100,60
100,60
100,60
1.541,827
2312,80
2.312,80
958,00
1180,60
1224,19
b.
Kerikil (Km)
293,33
435,93
392,34
c.
Cor Beton (Km)
248,03
295,64
335,70
d.
Tanah (Km)
143,07
400,63
360,57
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Ditinjau dari sistem jaringan jalan di Kota Padang meliputi sistem jaringan primer, sekunder dan lokal serta jalan lingkungan. Data sampai akhir tahun 2012 panjang jalan di Kota Padang 2.312,80 Km, terpanjang adalah jalan Lokal Sekunder yaitu
1.733,96
Km,
kemudian
Jalan
Kolektor Sekunder 242,93 Km, jalan Arteri Sekunder 235,32 Km dan jalan Arteri Primer 100,60 Km, seperti yang terdapat pada tabel 3.2. Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Prasarana Jalan di Kota Padang 35
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.2 Jenis Permukaan Jalan Kota Padang Menurut Fungsi Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6
Fungsi Jalan
Aspal 100,60 235,32 242,929 645,345 1.224,19
Arteri Primer Arteri Sekunder Kolektor Primer Kolektor Sekunder Lokal Primer Lokal Sekunder Jumlah
Jenis Permukaan Corl Beton Kerikil 335,7018 392,34 335,7018 392,34
Tanah 360,57 360,57
Jumlah 100,60 235,32 242,929 1.733,96 2312,80
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Sampai akhir tahun 2012, terdapat
sebanyak 109 jembatan di Kota Padang
dengan total panjang 2.014 m. Dari total jumlah jembatan tersebut, paling banyak berupa jembatan beton (58 jembatan) dengan panjang keseluruhan 320 meter dan jembatan rangka baja/bailley (26 jembatan) dengan panjang 902,30 meter selebihnya jembatan gantung dan jembatan leger INP dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Jumlah dan Panjang Jembatan Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Jenis Jembatan Jembatan Gantung Jembatan Rangka Baja/Bailley Jembatan Leger INP Jembatan Beton Jembatan Nasional/Propinsi Jumlah
Jumlah Jembatan 13 26 12 58 -
Panjang Jembatan(m) 557,00 902,30 234,70 320,00 -
109
2.014
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
3.2. PRASARANA AIR BERSIH Cakupan layanan PDAM di Kota Padang tahun 2012 adalah sekitar 64 % dari total penduduk Kota Padang. Sedangkan jumlah produksi air bersih mengalami penurunan dari 34.685.688,00 m³ pada tahun 2011 menjadi 31.806.682,00 m³ pada tahun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
36
Prasarana dan Sarana Perkotaan
2012. Demikian juga dengan jumlah distribusi air bersih, terjadi penurunan dari tahun 2011 sebesar 33.498.798,00 m³, menjadi 30.701.210,80 m³ pada tahun 2012. Dalam usaha menekan angka kehilangan air, PDAM sudah melakukan pengawasan secara berkala disamping perbaikan pipa-pipa PDAM yang rusak. Dalam jangka waktu 2 tahun ini, telah terjadi penurunan angka kehilangan air dari 14.095.153,00 m³ pada tahun 2011, menjadi 10.030.085,80 m³ pada tahun 2012. Tabel 3.4 Produksi, Pemakaian Dan Distribusi Air PDAM di Kota Padang Pemakaian (m³) Tahun 2009 2010 2011 2012
Produksi (m³) 33.691.968,00 34.013.941,00 34.685.688,00 31.806.682,00
Jual 17.877.553,00 17.589.122,00 19.403.645,00 20.671.125,00
Instalasi 1.195.658,00 1.031.050,50 1.038.760,00 1.105.482,00
Jumlah Distribusi (m³) 32.496.310,00 32.982.890,50 33.498.798,00 30.701.210,80
Kehilangan Air (m³) 14.618.757,00 15.385.266,50 14.095.153,00 10.030.085,80
Sumber : PDAM Kota Padang
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi air PDAM di Kota Padang yang cukup tinggi, yaitu sebesar 2.879.006 m3. Hal ini terjadi akibat : 1. Tingginya stop operasional pada masing-masing Instalasi Pengelolaan Air (IPA), yang terjadi akibat seringnya pemutusan pasokan listrik PLN. 2. Stop operasional dilakukan akibat seringnya terjadi hujan lebat yang mengakibatkan tingkat kekeruhan pada air baku meningkat. 3. Stop operasional juga diakibatkan karena pompa tidak dapat bekerja secara maksimal akibat beberapa komponen sering mengalami kerusakan. Penurunan jumlah produksi air berdampak terhadap penurunan jumlah distribusi air, dari 33.498.798 m3 pada tahun 2011, menjadi 30.701.210,80 33 m3 pada tahun 2012. Dari tabel dibawah tercatat bahwa nilai jual PDAM pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp 76.222.652,15 yang berasal dari 85.365 unit pelanggan dengan volume
pemakaian sebesar 20.581,02 m³ air. Walaupun terjadi penurunan produksi air, namun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
37
Prasarana dan Sarana Perkotaan
volume pemakaian air pada tahun 2012 ini meningkat dibanding tahun 2011. Hal ini salah satunya adalah akibat peningkatan angka cakupan pelayanan PDAM di Kota Padang. Tabel 3.5 Jumlah Pelanggan, Pemakaian Dan Nilai Penjualan PDAM Menurut Jenis Pelanggan Di Kota Padang Tahun 2012 No.
Jenis Pelanggan
1
Kelompok I.A (Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan Tempat Ibadah) Kelompok I.B (Hydrant Umum, MCK Umum, WC Umum, Terminal Air dan Tempat Ibadah) Kelompok II.A (Yayasan Sosial, Panti Asuhan dan Badan Sosial Lainnya) Kelompok II.B (Rumah Tangga A, Sekolah Negeri, Rumah Sakit, Laboratorium & Sanatorium, Pemerintahan dan Instansi Pemerintah A) Kelompok II.C (Rumahtangga C) Kelompok II.D (Rumahtangga D) Kelompok III.A (Rumah Tangga B, Sekolah SwastaTK - SLTA) Kelompok III.B (Rumah Tangga C, Kios, Industri Rumah Tangga, Instansi Pemerintah B, Kolam Renang Milik Pemerintah)
2
3
4
5 6 7
8
9
10
11
Kelompok IV.A (Rumah Tangga D, Real Estate, Kedutaan dan Konsulat Asing dan Instansi Pemerintah C) Kelompok IV.B (Niaga Kecil, Industri Kecil dan Lembaga Swasta Non Komersil) Kelompok IV.C (Niaga Besar dan Industri Besar)
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Pelanggan (unit) 695
Pemakaian (000 m³) 332,84
Nilai Penjualan (Rp. 000) 333.621,81
395
273,57
272.156,49
4.275
729,32
1.617.870,75
10.182
2.144,96
5.704.477,90
55.049
12.490,96
39.831.553,35
9.676
2.628,67
12.097.299,90
331
412,81
2.605.650,35
331
412,81
2.605.650,35
3.826
685,04
5.501.505,30
456
260,92
2.700.187,25
147
156,76
1.901.898,70 38
Prasarana dan Sarana Perkotaan No. 12
Jenis Pelanggan Kelompok V (Khusus Pelabuhan Laut dan Sungai, PLN dan Gas, Unit Produksi, Telekomunikasi unit Sentral Otomat) Jumlah
Pelanggan (unit) 2
85.365
Pemakaian (000 m³) 52,36
20.581,02
Nilai Penjualan (Rp. 000) 1.050.780,00
76.222.652,15
Sumber : PDAM Kota Padang
Sarana air bersih bagi masyarakat yang tidak terjangkau pelayanan PDAM
Untuk meningkatkan akses penduduk pinggiran kota terhadap fasilitas air minum, Pemerintah Kota Padang telah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yaitu salah satu program nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan dan peri urban terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat. Program Pamsimas ini di Kota Padang dimulai pada Tahun 2008 dan sampai dengan tahun 2012 sudah terdapat 59 lokasi yang telah menjadi lokasi Program Pamsimas seperti yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 3.6 Lokasi Program Pamsimas Kota Padang Tahun 2008 - 2012 No. 1. 2. 3. 4.
Desa/Kelurahan Tahun 2008 Bungus Timur Teluk Kabung Utara Teluk Kabung Tengah Baringin
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Kecamatan Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan 39
Prasarana dan Sarana Perkotaan No. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4.
Desa/Kelurahan Batu Gadang Sei Beremas kel.Gates Anak air Kel. Batipuah Panjang Koto Kaciak Kel.Mata Air Indarung Tahun 2009 Kampung Pulau Bungus Timur Bungus Barat Tarantang Ampalu Kel. Pengambiran Pampangan Kampung Baru Kel. Batipuah Panjang Sungai Bangek Kel. Balai Gadang Sungai Lareh Kel. Lubuk Minturun Lolo Kel. Gunung sariak Talao Bakok Kel Padang Sarai Lambung Bukit Lubuk Jerong Kel, Teluk Kabung Tengah Limau Manis Selatan Tahun 2010 Koto Lalang/Bgs Timur Baringin / Balai Gadang Parak Buruk Parak / Pgbrn Ampalu Koto Lalang Luki Banda Luruih/Sei Sapih Kurao Pagang Koto Pulai Piai Tengah Limau Manis Cindakir / TKU Korong Gadang (REP) Tahun 2011 Durian Ratus, Kurao Pagang Tabing Banda Gadang Pisang Rawang, Bungus Selatan Kelok Gurun Sikayan, Batipuh Panjang Koto Lalang Ladang Keladi, Kel. Sei Sapih (Rep.) Teluk Kabung Tengah (HID) Sungai Lareh, kel. Lubuk Minturun (HID) Tahun 2012 Lubuk Minturun Sungai Lareh Aie Dingin Balai Gadang Kampung Jambak Pagambiran Ampalu Parak Rumbio Kurao Pagang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Kecamatan Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Koto Tangah Padang Selatan Lubuk kilangan Bungus Teluk Kabung Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Lubuk Begalung Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah Kuranji Koto Tangah Pauh Bungus Teluk Kabung Pauh Bungus Teluk Kabung Koto Tangah Koto Tangah Lubuk Begalung Lubuk Kilangan Kuranji Nanggalo Koto Tangah Pauh Pauh Bungus Teluk Kabung Kuranji Nanggalo Nanggalo Pauh Bungus Teluk Kabung Koto Tangah Lubuk Kilangan Kuranji Bungus Teluk Kabung Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah Lubuk Begalung Nanggalo 40
Prasarana dan Sarana Perkotaan No.
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Koto Panjang Ikur Koto Padang Besi Koto Luar Limau Manis Batu Gadang Kampung Pinang, Lambung Bukit Bukik Karam Kampuang Baru, Batipuah Panjang Parak Buruak Limau Manis Limau Manis Selatan Sungai Bangek, Balai Gadang
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Koto Tangah Lubuk Kilangan Pauh Pauh Lubuk Kilangan Pauh Padang Selatan Koto Tangah Koto Tangah Pauh Pauh Koto Tangah
Sumber : Bappeda Kota Padang
3.3. PRASARANA DRAINASE Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari jaringan drainase mayor dan minor dengan total panjang drainase mayor 125.900 meter, yang merupakan sungaisungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia. Tabel 3.7 Jaringan Drainase Mayor di Kota Padang Tahun 2011 s/d 2012 No
Nama Sungai
9 10 11 12 13
Batang Belimbing
4 5 6 7 8
Banjir Kanal
3
Batang kuranji
1 2
Nama Sungai Waduk Ulak Karang Khatib Sulaiman Sejajar Rel KA (Primer Balanti Timur) Saluran Kawasan Lapai Gajah Mada Teknologi IKIP (UNP) Kawasan Perumnas Siteba Tunggul Hitam
Saluran Kecamatan Primer Sekunder √ Padang Utara √ Padang Utara √ Padang Utara √ √ √ √ √ √
Nanggalo Padang Utara Nanggalo Padang Utara Padang Utara Koto Tangah
Kawasan Air Tawar Timur Kawasan Kompi Unit 133 Siteba
√ √
Padang Utara Nanggalo
Utara-Selatan Pasar Pagi SMA 2
√ √
Padang Barat Padang Barat
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
41
Prasarana dan Sarana Perkotaan Nama Sungai
14 15 16 17 18 19 20 21
B a t a n g
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Batang Jirak
28 29 30 31 32 33 34 35 36
Batang Arau
22 23 24 25 26 27
Nama Sungai GOR H. Agus Salim Kawasan Padang Baru Utara Tenku Umar Kawasan Parak Kopi Kawasan Alai Timur Kawasan Andalas Timur Saluran Buangan Aliran Gn.Nago Parak Karakah Selatan-Utara Waduk Purus Olo Ladang Bandar Purus Jati Jalan Gandoria Saluran Aru Utara-Selatan Kalimati Pulau Karam Pulau Air Bandar Jati RS. Ganting Parak Pisang Parak Gadang Air Camar Parak Lawas Selatan - Utara Seberang Palinggam I Seberang Palinggam II Seberang Padang Utara Koto Baru Candana Mata Air Koto Kaciak SKEP Perum. Penggambiran Pampangan Kawasan Mata Air Timur Kawasan Mata Air Barat Saluran Rawang Barat Saluran Rawang Timur Saluran Rumah Potong Hewan
K a n d i s
No
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Saluran Primer Sekunder √ √ √ √ √ √ √ √
Kecamatan Padang Barat Padang Barat Padang Utara Padang Utara Padang Utara Padang Timur Padang Timur Padang Timur
√ √ √ √ √ √
Padang Barat Padang Barat Padang Barat Padang Barat Padang Barat Lubuk Begalung
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Padang Barat Padang Barat Padang Selatan Padang Selatan Padang Timur Padang Timur Padang Timur Padang Timur Padang Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Koto Tangah 42
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No
Nama Sungai
Saluran Primer Sekunder √ √ √
Nama Sungai Saluran Rimbo Jariang Saluran Kuala Nyiur Saluran Kayu Kalek Kota Padang
51 52 53
Kecamatan Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
Sistem drainase Kota Padang bertumpu pada 7 (tujuh) sungai utama dan beberapa anak sungai badan penerima utama, yaitu: Batang Kandis, Batang air Dingin, Batang Tabing, Batang Balimbing, Batang Panjalinan, Batang Kuranji, Saluran Lolong, Banjir Kanal, Batang Arau dan Batang Jirak, dengan luas total + 3.986 Ha. Tabel 3.8 Areal Tangkapan Drainase Kota Padang Tahun 2012 No.
Areal Drainase
Luas Wilayah Tangkapan (Ha)
Badan Penerima
1
Aie Pacah
445,70
Batang Balimbing
2
Pasir Putih
139,02
3
(Bandara) Tabing
326,60
Batang Air Dingin Sal. Primer Linggarjati
4
Muara Penjalinan
126,80
Batang Air Dingin
5
Siteba
185,75
Batang Balimbing
6
Sawah Liat
63,00
Batang Kuranji
7
Kandis
33,75
Batang Kuranji
8
Lapai
179,00
Batang Kuranji
9
Ulak Karang
213,56
Batang Kuranji
10
Lolong
215,00
Saluran Lolong
11
Alai
107,50
Banjir Kanal
12
Purus
126,00
Banjir Kanal
13
Jati
420,00
Batang Arau
14
Ujung Gurun
174,02
Banjir Kanal
15
Aur Duri
321,10
Batang Arau
16
Olo Nipah
148,05
Batang Arau
17
Kali Mati
47,56
Batang Arau
18
Rawang Barat
56,00
Batang Jirak
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
43
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Pengelolaan drainase di Kota Padang merupakan tugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DPU mengelola drainase mayor sepanjang 49.275 m dan drainase minor 29.395 m. sedangkan DKP mengelola persampahan di 5 (lima) sektor banjir Kanal dengan total panjang 24.850 m serta drainase lingkungan. Tabel 3.9 Area Layanan Pengelolaan Drainase Kota Padang No
Area
Panjang (m)
1
Banjir Kanal Padang Baru
6.840
2
Batang Tabing
1.700
3
Muaro Penyalinan
3.900
4
Batang Kuranji
6.700
5
Batang Jirek
5.710
Total
24.850
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Untuk mendukung pemindahan Pusat Pemerintahan Kota Padang ke kawasan Air Pacah akan dilakukan normalisasi sungai Bandar Lurus dan Batang Latung. 3.4. PRASARANA SUMBER DAYA AIR / JARINGAN IRIGASI Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat lebih dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155,40 Km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil) dan terbagi dalam 6 daerah sungai (DAS), yaitu : DAS Air Dingin, DAS Air Timbalun, DAS Batang Arau, DAS Batang Kandis, DAS Batang Kuranji, dan DAS Sungai Pisang. Potensi sumber air sungai tersebut dimanfaatkan untuk mengairi sawah di Kota Padang seluas 6.659 Ha yang tersebar di 31 Daerah Irigasi yang didukung oleh jaringan irigasi setengah teknis dan irigasi sederhana.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
44
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.10 Daerah Irigasi (DI) Kota Padang No
Daerah Irigasi
Kecamatan
Jenis lrigasi
Luas (Ha) 2011
2012
1
Kapalo Hilalang
Koto Tangah
½ Teknis
81,25
81,25
2
Aur Kuning
Koto Tangah
sederhana
17,50
17,50
3
Sei Bangek
Koto Tangah
½ Teknis
116,50
116,5
4 5 6 7 8 9
Kasang II Sei Latung Lubuk Minturun Koto Tuo Tabek Syukur Lubuk Ramang
Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah Koto Tangah
sederhana ½ Teknis sederhana ½ Teknis sederhana sederhana
585 104,50 105,50 1003,73 15,00 88,00
585 104,50 105,50 1003,73 15,00 88,00
10
Bandar Lurus
Koto Tangah
sederhana
20,00
20,00
11
Tabek Batu
Koto Tangah
sederhana
40,00
40,00
12 13
Lolo Lubuk Tempurung
Kuranji Kuranji
sederhana sederhana
67,00 20,00
67,00 20,00
14 15 16
Sei Guo Lubuk Lagan Ampang Baringin
Kuranji Kuranji Kuranji
½ Teknis sederhana sederhana
657,00 35,00 29,00
657,00 35,00 29,00
17
Batu Busuk
Pauh
sederhana
120,00
120,00
18
Bandar Duku
Pauh
sederhana
28,00
28,00
19
Limau Manis
Pauh
½ Teknis
625,50
625,50
20
Gunung Nago
Pauh
½ Teknis
2.087,00
2.087,00
21
Ulu Gadut
Pauh
sederhana
53,00
53,00
22
Rasak Bungo
Lubuk Kilangan
sederhana
120,00
169,00
23
Koto Lalang
Lubuk Kilangan
sederhana
208,00
208,00
24
Baringin
Lubuk Kilangan
sederhana
109,00
109,00
25
Lubuk Laweh
Lubuk Begalung
½ Teknis
248,00
248,00
26
Tabek Bugis
Lubuk Begalung
sederhana
67,00
67,00
27
Taratak Paneh
sederhana
118,00
118,00
28
Pinana Sinawa
sederhana
70,00
70,00
29
Tabek Sirarah
½ Teknis
273,00
273,00
30
Tabek Koto Panjang
sederhana
144,00
144,00
31
Bandar Sikabu
Lubuk Begalung Bungus Tl.Kabung Bungus Tl.Kabung Bungus Tl.Kabung Bungus Tl.Kabung
sederhana
81,00
81,00
Luas
7.336,48
7.385,48
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
45
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Panjang irigasi primer dan irigasi sekunder pada Tahun 2012 dibanding dengan tahun 2010 dan 2011 mengalami perubahan yang cukup besar. Pada tahun 2010 dan 2011 panjang saluran irigasi primer adalah 15.970 m sedangkan pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 31.800 m. Sebaliknya terjadi penurunan pada panjang irigasi sekunder dari 159.730 m pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 122.154 pada tahun 2012.
TabeI 3.11 Perkembangan Prasarana Pengairan Kota Padang Klasifikasi Prasarana Pengairan
2010
2011
2012
Jenis sarana irigasi teknis (M) a. Primer
15,970
15,970
31,800
b. Sekunder
159,730
159,730
122,154
c. Tersier
163,322
163,322
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang
3.5. PRASARANA PENGELOLAAN SAMPAH Kegiatan operasional pengelola sampah di Kota Padang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). DKP Kota Padang bertanggung jawab untuk mengelola sampah dari permukiman, daerah komersil, perkantoran, sebagian industry, jalan raya, taman-taman kota, dan Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan instansi Pemerintah Kota Padang dalam pengelolaan sampah kota : 1. Dinas Pasar memiliki tanggung jawab mengelola sampah pasar di seluruh Kota Padang. Sampah yang berasal dari pasar dikumpulkan dan diangkut ke TPA oleh petugas Dinas Pasar. 2. Dinas PU, mengelola sedimen dari saluran drainase primer, mulai dari pengumpulan sampai pengangkutannya. 3. Dinas Pariwisata, mengelola sampah yang dihasilkan dari daerah pariwisata di Kota
Padang
dikumpulkan
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
oleh petugas
Dinas
Pariwisata,
namun 46
Prasarana dan Sarana Perkotaan
pengangkutan sampah ke LPA Air Dingin dilakukan oleh petugas DKP Kota Padang. 4. Bappedalda, bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan DKP untuk optimalisasi pengelolaan sampah. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan melaksanakan berbagai program diantaranya membantu mengaktifkan program bank sampah beberapa lokasi dan rencana pengelolaan sampah dengan mengacu konsep 3R.
Daerah pelayanan persampahan masih focus pada pusat Kota Padang yang terdiri dari 4 kecamatan. Sampah dari daerah tersebut diangkut menggunakan dump truck dan Arm Roll Truck berkapasitas ± 6 m3. Berikut merupakan wilayah pelayanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang. TabeI 3.12 Wilayah Pelayanan Sampah oleh DKP No. 1. 2. 3. 4.
Area Pelayanan Kecamatan Padang Barat Kecamatan Padang Timur Kecamatan Padang Utara Kecamatan Padang Selatan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Wilayah yang tidak terlayani langsung oleh DKP dilayani oleh kecamatan dengan menyediakan pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah secara mendiri menggunakan mobil kecamatan atau mobil angkutan sampah milik DKP. Berikut daerah yang dilayani petugas/mobil kecamatan : TabeI 3.13 Wilayah Pelayanan Sampah oleh Mobil Kecamatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Area Pelayanan Kecamatan Nanggalo Kecamatan Pauh Kecamatan Kuranji Kecamatan Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Begalung Kecamatan Koto Tangah Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
47
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Pola penanganan sampah yaitu sampah dikumpulkan secara individual ke container/TPSS/Depo kemudian diangkut oleh truk ke TPA yang terletak di Air Dingin. Berdasarkan data DKP tahun 2013, jumlah sampah yang dihasilkan yaitu 800 ton/hari, sedangkan yang bisa diangkut ke TPA Air Dingin setiap harinya yaitu 600 ton/hari. Dari data tersebut diketahui bahwa tingkat pelayanan DKP tahun 2013 yaitu 75 %. Luas TPA Air Dingin 30,3 Ha, hingga saat ini telah terpakai ±18,4 Ha atau 60%. Sampah yang masuk ke LPA terdiri dari 70% sampah organik dan 30% sampah anorganik. Sebagian sampah organik diolah menjadi kompos dan sisanya diurug dengan menggunakan sistem open dumping. Saat ini sistem pengelolaan di LPA mulai mengarah ke sanitary landfill.
3.6. PRASARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH Pengelolaan air limbah di Kota Padang bersifat individual dengan sistem setempat (on-site sistem) menggunakan cubluk dan septic tank. Persentase penduduk yang menggunakan jamban yang layak sekitar 90% dari penduduk keseluruhan, yang terdiri 35% dilengkapi septic tank dan 55% menggunakan cubluk. Pengolahan limbah cair dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, saat ini terdapat 1 Instalasi Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) dan untuk fasilitas pengangkutan limbah cair adalah 2 truk tinja dengan kapasitas masing-masing 2.000 liter. Instalasi Pembuangan Limbah Tinja (IPLT) yang mempunyai kapasitas 83 m³ terletak di Nanggalo. Pengolahan limbah Rumah Sakit dilakukan dengan incenerator dimana saat ini terdapat 3 incenerator yaitu di Rumah Sakit Yos Sudarso, Rumah Sakit M. Djamil dan RSUD Sungai Sapih. Untuk limbah industri pengolahannya dilakukan sendiri.
3.7. PRASARANA ENERGI / LISTRIK Areal pelayanan listrik telah mencakup seluruh wilayah Kota Padang dengan jumlah pelanggan pada tahun 2012 sebanyak 440.684 pelanggan dengan total daya terpasang sebesar 652.935.783 VA. Total jumlah daya yang terjual pada tahun 2012 adalah 1.497.705.279 Kwh.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
48
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.14 Jumlah Pelanggan PT. PLN Cabang Padang Per Golongan Tarif Daya Tahun 2012
No 1
2
3
4
5
Golongan Tarif Daya Rumah Tangga Rumah tangga 1 (R.1) Rumah tangga 2 (R.2) Rumah tangga 3 (R.3)
Jumlah Total Daya Total Daya Pelanggan Terpasang (VA) Terjual (Kwh) (unit) 392.755 2.618 362
328.067.250 10.515.400 4.053.500
53.852.119 1.762.526 443.071
9.810 11 33
19.409.050 5.915.000 259.333
2.858.939 1.287.600 21.952
57 29 1 1.817
5.688.500 39.560.000 90.000.000 15.058.200
982.207 10.391.830 51.917.425 1.937.126
5 924 29.344
2.700.000 6.050.700 44.928.050
302.000 2.969.939 6.492.438
Bisnis 1 (B.1)
2.066
43.910.900
5.900.862
Bisnis 2 (B.2)
35
25.630.000
4.411.400
Bisnis 3 (B.3)
817
11.189.900
2.173.845
Sosial Sosial 1 (S.1) Sosial 2 (S.2) Sosial 3 (S.3) Industri Industri 1 (I.1) Industri 2 (I.2) Industri 3 (I.3) Industri 4 (I.4) Pemerintah Pemerintah 1 (P.1) Pemerintah 2 (P.2) Pemerintah 3 (P.3) Bisnis
Jumlah
440.684
652.935.783
147.705.279
Sumber : PLN tahun 2012
Pelayanan jaringan listrik Kota Padang didukung oleh jaringan transmisi dan jaringan distribusi serta gardu/travo distribusi. Kondisi pada tahun 2011/2012 adalah : Gardu/Travo Dsitribusi
=
2.621 buah
Saluran Udara Tegangan Menengah = 3.014.634 meter Saluran Kabel Tegangan Menengah =
99.472 meter
Saluran Udara Tegangan Rendah
=
182.316 meter
Saluran Kabel Tegangan Rendah
= 3.929.364 meter
Kebutuhan listrik Kota Padang ke depan akan ditunjang oleh rencana pembangunan sistem pembangkit listrik PLTU Teluk Sirih. Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
49
Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.8. PRASARANA TELEKOMUNIKASI Kota Padang telah dilayani jaringan telepon otomat dan jaringan telepon selular. Jumlah pelanggan telepon (telkom) di Kota Padang tahun 2012 tercatat sebanyak 66.657 pelanggan. Jumlah pelanggan tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 sebanyak 65.535 pelanggan dan tahun 2010 sebanyak 45.124 pelanggan. TabeI 3.15 Perkembangan Prasarana Telekomunikasi berdasarkan kapasitas, daftar tunggu dan pelanggan Kota Padang No
Uraian
1 2 3
2010
Kapasitas Terpasang Pelanggan
80.696 45.123 45.124
2011
2012
76.088 66.514 65.535
173.824 137.610 66.657
Sumber: Padang Dalam Angka
Selain dalam bentuk fixed telephone, PT. Telkom juga memberikan pelayanan kepada Warung Telekomunikasi yang banyak tersebar di wilayah Kota Padang. Dari 12 Sentral Pelayanan PT. Telkom Padang, terdapat 2.234 Warung Telekomunikasi yang menjadi pelanggannya.
3.9 SARANA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Tahun 2010 yang dilaksanakan oleh BPS Kota Padang, berdasarkan jenis lantai bangunan sarana hunian/rumah di wilayah Kota Padang, didominasi oleh jenis lantai semen disamping lantai keramik, dapat dirinci sebagai berikut. Tabel 3.16 Jumlah Rumah Tangga dengan Sarana Perumahan berdasarkan Jenis Lantai di Kota Padang No
Jenis Lantai
Jumlah
1.
Keramik
2.
Ubin
3.
Semen
97,463
4.
Papan/Kayu
13,133
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
72,725 9,983
50
Prasarana dan Sarana Perkotaan 5.
Bambu
38
6.
Tanah
895
7.
Lainnya
43
Total
194,280
Sumber: Sensus Penduduk, BPS 2011.
Berdasarkan luas lantai bangunan, sarana hunian/rumah di wilayah Kota Padang,didominasi oleh rumah tangga dengan luas antara 50-99 m² dan antara 21-49 m² dan hanya sebagian kecil rumah tangga dengan luasan besar diatas 500 m², dapat dirinci sebagai berikut. Tabel 3.17 Jumlah Rumah Tangga Dengan Sarana Perumahan Berdasarkan Luas Lantai di Kota Padang No
Luas Lantai (m²)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
≤20 21-49 50-99 100-149 150-199 200-249 250-299 300-399 400-499 ≥ 500
Total
Jumlah 23.942 50.532 76.064 26.500 8.671 4.343 1.342 1.868 482 536
194.280
Sumber: Sensus Penduduk, BPS 2011.
3.10 SARANA KESEHATAN Berbagai jenis sarana kesehatan tersedia di Kota Padang, mulai dari Rumah Sakit sampai Posyandu. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah sarana kesehatan yang terdapat di wilayah Kota Padang. Pada tahun 2010 tercatat jumlah sarana kesehatan sebanyak 970 unit, pada tahun 2011 jumlah bertambah menjadi 985 unit dan tahun 2012 sebanyak 997 unit.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
51
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.18 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Padang No 1 2 3 4 5 6 7
Sarana Kesehatan Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta Rumah Sakit Khusus Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu
Jumlah
2010
2011
2012
5 7 15 20 62 21 855
4 14 9 20 62 20 858
5 8 14 22 62 22 864
970
985
997
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang
Jumlah apotik dan toko obat di Kota Padang mengalami penurunan pada tahun 2012, sedangkan jumlah laboratorium mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.19 Jumlah Apotek, Toko Obat dan Laboratorium di Kota Padang No
Sarana Kesehatan
1 Apotek 2 Toko Obat 3 Laboratorium Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang
2010
2011 43 5 4
224 106 10
2012 112 26 27
3.11. SARANA PENDIDIKAN Pendidikan sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu perlu adanya ketersediaan fasilitas pendidikan untuk menunjang proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. Ketersediaan fasilitas pendidikan di Kota Padang
terdiri dari sarana pendidikan pra-sekolah (Taman Kanak-kanak), sarana
pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah), sarana pendidikan menengah (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah), sarana pendidikan atas (Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah), dan sarana pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik dan Akademi).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
52
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Perkembangan jumlah sarana pendidikan di Kota Padang dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2010-2012 telah berkembang Taman Kanak-kanak yang tersebar di masing-masing kelurahan di Kota Padang. Data tahun 2012 terdapat 263 unit Taman Kanak-kanak di Kota Padang, jumlah ini meningkat dari tahun 2011 sebanyak 252 unit. Demikian juga dengan sarana pendidikan SD, SLTP dan SMU.
Tabel 3.20 Jumlah Sarana Pendidikan Di Kota Padang
No
Sarana Pendidikan
2010
2011
2012
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
1
Paud
-
263
-
371
-
-
2
TK
3
244
4
248
4
259
3
SD
353
55
344
57
347
56
4
MI
7
4
7
4
7
4
5
SLTP
37
44
36
45
37
47
6
MTs
7
12
7
12
7
13
7
SMU
16
32
17
47
15
34
8
SMK
12
26
10
26
13
23
9
MA
3
7
3
7
3
10
Sumber ; Padang Dalam Angka tahun 2012.
Pendidikan tinggi di Kota Padang pada tahun 2012 terdiri dari Universitas sebanyak 10 unit (4 unit Universitas Negeri dan 6 unit Universitas Swasta). Selain itu terdapat 1 unit Institut, 25 unit Sekolah Tinggi, 17 Akademi dan 2 unit politeknik.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
53
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.21 Jumlah Sarana Pendidikan Tinggi di Kota Padang Tahun 2012 No
Perguruan Tinggi
Status
A
Universitas
1.
Universitas Andalas
Negeri
2.
UNP Padang
Negeri
3.
IAIN Imam Bonjol
Negeri
4.
Univ. Terbuka
Negeri
5.
Universitas Bung Hatta
Swasta
6.
Universitas Ekasakti
Swasta
7.
Universitas Muhammadiyah
Swasta
8.
Universitas Taman Siswa
Swasta
9.
Univ. Putra Indonesia YPTK
Swasta
10.
Univ. Baiturrahmah
Swasta
B
Institut
1.
ITP Padang
C
Sekolah Tinggi
1.
STKIP PGRI Sumbar
Swasta
2.
STIE KBP Padang
Swasta
3.
STIA Adabiah
Swasta
4.
STBA Prayoga
Swasta
5.
STIA LPPN
Swasta
6.
STISIPOL Imam Bonjol
Swasta
7.
STISIP Padang
Swasta
8.
ST Tehnik Industri
Swasta
9.
STIE Perdagangan
Swasta
10.
STIF Perintis Padang
Swasta
11.
STIH YPKMI Padang
Swasta
12.
STIE Perbankan Indonesia
Swasta
13.
STMIK Indonesia
Swasta
14.
STMIK Jayanusa
Swasta
15.
STIKES Alifah Padang
Swasta
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Swasta
54
Prasarana dan Sarana Perkotaan No
Perguruan Tinggi
Status
16.
STIKES Mercu Bakti Jaya
Swasta
17.
STIKES Perintis Padang
Swasta
18.
STIKES Ranah Minang
Swasta
19.
STIKES Amanah
Swasta
20.
STIKES Dharma Landbow
Swasta
21.
STIKES Syedza Saintika
Swasta
22.
STAI- PIQ Sumbar
Negeri
23.
STIKES Indonesia
Swasta
24.
STIE Dharma Andalas
Swasta
25.
STI Farmasi Padang
Swasta
D
Akademi
1.
Ak. Keperawatan Kesdam I
Negeri
2.
ATIP
Negeri
3.
Ak. Pariwisata Bunda
Swasta
4.
AKBP Padang
Swasta
5.
AAI
Swasta
6.
ASMI Padang
Swasta
7.
AKPER Baiturrahmah
Swasta
8.
Akbid Puteri Andalas
Swasta
9.
AMIK Jaya Nusa
Swasta
10.
Akbid Alifah Padang
Swasta
11.
APIKES IRIS Padang
Swasta
12.
Ak. Kebidanan Lenggogeni
Swasta
13.
Akper Aisyiah
Swasta
14.
Akademi Teknik Gigi
Swasta
15.
Akfar Prayoga
Swasta
16.
AK Maritim SS
Swasta
17.
Akademi Refraksi Optisi
Swasta
E
Politeknik
1.
Politeknik Kesehatan Depkes Padang
Negeri
2.
Politeknik Kesehatan Siteba Padang
Swasta
Sumber : Kopertis Wilayah IX
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
55
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Dalam rangka mitigasi bencana, pembangunan Sarana Pendidikan untuk kawasan zona merah Kota Padang menggunakan konsep Sekolah Shelter, yang merupakan bangunan dwi-fungsi, pada keadaan damai berfungsi sebagai fasilitas belajar mengajar, dan pada keadaan bencana gempa/tsunami berfungsi sebagai vertical evaquation. Bangunan sekolah shelter yang di disain oleh Pemerintah Kota Padang ini diusulkan agar dapat dijadikan sebagai prototipe sekolah bagi kota-kota lain di Indonesia yang rentan terhadap bencana gempa bumi dan gelombang tsunami. Sekolah shelter diharapkan mampu menampung lebih dari 3.000 orang pada radius 1 km, dan dilengkapi dengan helypad dan didirikan pada lahan eks bangunan sekolah yang runtuh, atau dilokasi yang masih ada bangunannya. Direncanakan dibangun 100 unit sekolah shelter yang terdapat di 6 Kecamatan dari 11 Kecamatan yang ada di Kota Padang. Sekolah shelter yang telah dibangun pasca bencana gempa bumi September 2009 terdapat 6 (enam) unit, serta 2 (dua) unit masih dalam proses konstruksi, yaitu : 1. SMA Negeri 1 (4 lantai), dibantu oleh Yayasan Budha Tzu Chi, dengan biaya sebesar ± Rp. 39 Milyar. 2. SMP Negeri 7 & 25 (4 lantai), dibantu oleh JICA dengan biaya sebesar ± Rp. 20 Milyar. 3. SD Negeri 23 & 24 (4 lantai), juga dibantu oleh JICA, dengan biaya sebesar ± Rp. 9,6 Milyar. 4. SD Negeri 15 Lolong (2 lantai), dibangun dengan bantuan JICA 5. SD Negeri 25 Koto Panjang (2 lantai), dibangun dengan dana APBN, dan masih dalam proses konstruksi. 6. SD Negeri Percobaan (2 lantai), dibangun dengan dana APBD, dan masih dalam proses konstruksi.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
56
Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.12. SARANA OLAH RAGA
Lapangan Golf Ulu Gadut Padang
GOR H. Agussalim Padang
Banda Bakali GOR H. Agussalim Padang
Untuk mencapai prestasi terbaik di bidang olah raga, telah dilakukan berbagai usaha diantaranya dengan menyediakan sarana olahraga. Penyediaan sarana ini telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Prestasi di bidang olahraga seperti angkat berat dan renang telah mengharumkan nama Kota Padang dalam pentas Nasional dan Internasional. Jumlah organisasi kepemudaan dan sarana olah raga yang ada di Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.22 Jumlah Organisasi Kepemudaan dan Sarana Olah Raga di Kota Padang No
Uraian (unit)
2010
2011
2012
1
Organisasi Kepemudaan
42
42
23
2
Sarana Olah Raga
15
15
426
3
Standar Nasional
14
14
1
4
Standar Internasional
1
1
1
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
57
Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.13. SARANA PERIBADATAN Terdapat 7 jenis fasilitas peribadatan di Kota Padang yaitu : mesjid, mushalla, langgar, gereja protestan dan khatolik, klenteng dan pura/vihara. Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kota Padang dari tahun 2010 sampai tahun 2012, yang mengalami pertambahan cukup besar adalah jumlah mesjid sebesar 631. Jumlah mesjid dan musholla mendominasi di Kota Padang, hal ini memiliki korelasi dengan penduduk Kota Padang yang mayoritas beragama Islam. Sedangkan jumlah sarana ibadah lainnya seperti gereja, pura dan vihara berjumlah tetap, meskipun mengalami beberapa kerusakan akibat gempa bumi September 2009 yang lalu, telah dilakukan renovasi dan perbaikan.
Tabel 3.23 Jumlah Sarana Peribadatan di Kota Padang No
Jenis Sarana Ibadah
2010
2011
2012
1
Mesjid
605
627
631
2
Musholla
733
770
757
3
Langgar
236
239
239
4
Gereja Protestan
5
5
5
5
Gereja Khatolik
3
3
3
6
Pura/Vihara
4
4
4
7
Klenteng
1
1
1
Sumber : Padang Dalam Angka
3.14. SARANA EKONOMI PERDAGANGAN Sarana perdagangan yang terdapat di Kota Padang terdiri dari pasar, pertokoan, plaza/mal dan kios atau warung. Tercatat sebanyak 16 pasar yang tersebar di 8 kecamatan (Kec. Koto Tangah, Kec. Lubuk Kilangan, Kec. Padang Selatan, Kec. Padang Timur, Kec. Padang Barat, Kec. Padang Utara, Kec. Nanggalo dan Kec. Kuranji).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
58
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.24 Pasar Menurut Lokasi Dan Pengelolaannya Tahun 2012
No
Nama Pasar
Pengelola
Lokasi
1
2
3
4
1
Pasar Bandar Buat
Pemerintah
Kec. Lubuk Kilangan
2
Pasar Indarung
Non Pemerintah
Kec. Lubuk Kilangan
3
Pasar Gaung
Non Pemerintah
Kec. Padang Selatan
4
Pasar Simpang Haru
Pemerintah
Kec. Padang Timur
5
Pasar Raya
Pemerintah
Kec. Padang Barat
6
Pasar Tanah Kongsi
Pemerintah
Kec. Padang Barat
7
Pasar Pagi/Purus Atas
Non Pemerintah
Kec. Padang Barat
8
Pasar Ulak Karang
Non Pemerintah
Kec. Padang Utara
9
Pasar Alai
Pemerintah
Kec. Padang Utara
10
Pasar Siteba
Pemerintah
Kec. Nanggalo
11
Pasar Belimbing
Pemerintah
Kec. Kuranji
12
Pasar Kampung Kelawi
Non Pemerintah
Kec. Kuranji
13
Pasar Lubuk Buaya
14
Pemerintah
Kec. Koto Tangah
Pasar Simpang Tabing
Non Pemerintah
Kec. Koto Tangah
15
Pasar Balai Gadang
Non Pemerintah
Kec. Koto Tangah
16
Pasar Tarandam
Non Pemerintah
Kec. Padang Timur
Sumber : Padang Dalam Angka
Secara umum sarana perdagangan di Kota Padang tidak mengalami pertambahan yang berarti dalam skala pelayanan kota. Penambahan sarana perdagangan berupa toko dan rumah toko pada beberapa ruas jalan utama di Kota Padang sebagian berupa peningkatan konstruksi bangunan dan sebagian lagi perubahan dari rumah menjadi rumah toko.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
59
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Sarana ekonomi perdagangan lainnya yang terdapat di Kota Padang adalah sarana perbankan yang memiliki peranan penting untuk menunjang aktifitas perekonomian masyarakat. Saat ini telah banyak bank-bank pemerintah atau swasta yang membuka cabang di Kota Padang. Bank-bank ini berupa bank devisa dan non devisa. Pada tahun 2012 ini terdapat 1 Bank yang memiliki kantor Pusat di Kota Padang yaitu Bank Nagari, 3 kantor wilayah, 81 kantor cabang yang beroperasi di wilayah Kota Padang, dan 181 kantor cabang pembantu yang lokasinya tersebar diseluruh wilayah Kota Padang. Tabel 3.25 Jumlah Bank Di Kota Padang Tahun 2012
No I
NAMA BANK
Kantor Pusat
Kantor Wilayah
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
-
1 1 1
13 4 3
8 14 18
1
-
1 30
4 35
Bank Pemerintah a. Bank Devisa 1. Bank BNI (Persero) 2. Bank BRI (Persero) 3. Bank Mandiri (Persero) b. Bank Non Devisa 1. Bank BTN (Persero) 2. BPD Sumbar (Bank Nagari)
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
60
Prasarana dan Sarana Perkotaan
No II
NAMA BANK
Kantor Wilayah
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
-
-
1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
1 3 24 12 3 1 1 1 -
-
-
2 1 1
22 -
Bank Swasta a. Bank Devisa 1. PT. Bank Bukopin 2. PT. Bank BII 3. PT. Bank Danamon Indonesia 4. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk 5. PT. Bank Permata 6. PT. Bank Central Asia, Tbk 7. PT. Bank Mega, Tbk 8. PT. Bank Mestika Dharma 9. PT. Bank Panin, Tbk 10. PT. Bank OCBC NISP, Tbk 11. PT. Bank Commonwealth b. Bank Non Devisa 1. PT. BTPN 2. Bank Kesejahteraan Ekonomi 3. PT. Bank Sinar Mas
III
Kantor Pusat
-
Bank Syariah 1. PT. Bank Syariah Mandiri 2. PT. Bank Muamalat Indonesia 3. PT. Bank BNI Syariah 4. PT. Bank Syariah BRI 5. PT. Bank Syariah Bukopin 6. PT. Bank Danamon Unit Usaha Syariah 7. PT. Syariah Mega Indonesia 8. PT. BPD Unit Usaha Syariah
Jumlah
-
-
3 1 2 1 1 1 1 3
14 4 3 1 2 8 2
1
3
81
181
Sumber : Padang Dalam Angka
3.15. SARANA TAMAN KOTA Taman Kota sekaligus berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota terdapat sebanyak 43 taman dengan luas 2.616.541 m2. Umumnya taman-taman tersebut merupakan bagian dari kelengkapan jalan dan terdapat juga taman-taman perkotaan yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana rekreasi. Taman kota perlu dikembangkan untuk kenyamanan dan keasrian Kota Padang.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
61
Prasarana dan Sarana Perkotaan
Tabel 3.26 Sarana Taman Kota di Kota Padang No
Nama Fasum/Taman
Lokasi
Luas (M)
1
Hutan Raya Bung Hatta
Jl. Raya Padang-Indarung
2
RTH Imam Bonjol
Komplek RTH Imam Bonjol Padang
45.000
3
Taman GOR H. Agus Salim
Komplek GOR H. Agus Salim
55.000
4
Taman Plansum depan Hotel Muara
Jl. Gereja
300
5
Taman Plansum Sisingamangaraja
Jl.Sisingamangaraja
630
6
Taman Plansum depan RST
Jl. Ganting
46
7
Taman Tugu Selamat Datang
Jl.Hamka
894
8
Taman Tugu Bagindo Aziz Chan
Jl. Bagindo Aziz Chan
9
Taman Tugu Pemuda
Jl.Pemuda
10
Taman Lingk. Mainan anak-anak
Jl. Raden Saleh
1.950
11
Taman Batang Arau
Jl. Muara
1.530
12
Jl. Bundo Kandung
99
Jl. Thamrin
80
Jl. Thamrin
42
15
Taman Plansum depan CPM Taman depan jembatan seberang Padang Taman Plansum depan Mesjid Nurul Iman Taman Plansum Kampung Nias
Jl.Kampung Nias
38
16
Taman Plansum samping Pertamina
Jl. Sawahan
17
Taman Plansum Mesrania
Jl. Polonia
1.325
18
Taman Tugu Aziz Chan
Jl. Taman Melati
1.500
19
Taman Plansum depan SMA 2
Jl. Musi
20
Taman Plansum depan RPT
Jl. Sisingamangaraja
21
Taman Plansum depan Pos Polosi
Jl. Gating
13 14
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
2.500.000
4 174
260
405 25 275 62
Prasarana dan Sarana Perkotaan No
Nama Fasum/Taman
Lokasi
Luas (M)
22
Taman Plansum Air Mancur
Jl. M. Yamin
23
Taman Plansum Simpang GIA
Jl. Hamka
45
24
Taman Plansum depan Sakma
Jl. Juanda
300
25
Taman Plansum depan Dispenda
Jl. Khatib Sulaiman
306
26
Taman Plansum depan Anggaran
Jl. Khatib Sulaiman
215
27
Jl. S. Parman
180
Jl. Juanda
153
29
Taman Plansum Ulak Karang Taman Plansum Pangkal Jembatan Juanda Taman Plansum depan Mesjid Taqwa
Jl. Hiligoo
560
30
Taman Siteba
Jl. Raya Siteba
1500
31
Taman Marapalam
Jl. Marapalam
1570
32
Taman Plansum Simp. Empat Satria
Jl. Pondok
33
Taman Bandara Tabing
Jl. Hamka
34
Taman Plansum Tugu PKK
Jl. Khatib Sulaiman
35
Jl. Rasuna Said
37
Taman Tugu Jam Ria Taman Tugu Perjuangan Api Tak Kunjung Padam Taman Simp. Lubuk Begalung
38
Taman Plansum Pasar Ulak Karang
Jl. Jhoni Anwar
158
39
Taman Taman PDK
Jl. Sudirman
205
40
Taman Tugu Wahana Tata
Jl. Sudirman
60
41
Taman Polresta
Jl. Bgd. Azaz Chan
42
Taman Plansum Tan Malaka
Jl. Tan Malaka
43
Taman Tugu Padang Area
Jl. Sutomo
28
36
132
189 76
Jl. Simp. Tugu Simp. Haru Jl. By Pass
Total
215 1.100 2.616.541
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
Berdasarkan aturan Ruang Terbuka Hijau Kota harus dipertahankan yaitu RTH Publik minimal 20 % dari luas perkotaan Padang dan 10 % dari RTH Privat yaitu RTH yang terdapat di komplek-komplek permukiman. Untuk Kota Padang Ruang Terbuka Hijau perkotaan Padang tahun 2011 tercatat sebesar 22,55 %. 3.16. SARANA – PRASARANA PERHUBUNGAN 3.16.1. Perhubungan Darat Terminal bus Tipe A yang melayani penumpang Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yaitu Terminal Regional Bingkuang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
63
Prasarana dan Sarana Perkotaan
(TRB) yaitu berada di Kawasan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah. Sejalan dengan kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Padang pasca bencana, maka TRB di Air Pacah ini akan dikembangkan sebagai kawasan pusat pemerintahan Kota Padang. Dengan demikian akan dikembangkan terminal regional dengan klasifikasi tipe A di lokasi baru, dimana berdasarkan persyaratan teknis pengembangan terminal regional dan kesesuaian dengan rencana struktur ruang serta rencana pola ruang kota, maka terminal regional akan dikembangkan di kawasan Lubuk Buaya. Disamping itu terminal Tipe B juga akan dikembangkan pada 2 lokasi yaitu Bandar Buat yang akan melayani Sub Pusat Kota di Bandar Buat dan sekitarnya, selanjutnya Bungus/Gaung untuk mendukung pengembangan Sub Pusat Kota di Bungus. Terminal C yang akan melayani angkutan umum perkotaan akan dikembangkan terminal di Pusat Kota yang berlokasi di Kecamatan Padang Barat (Terminal Goan Hoat/SPR). Terminal ini melayani angkutan perkotaan yang menghubungkan pusat kota dengan sub-sub pusat kota. Kemudian di Air Pacah yang dikembangkan untuk mendukung pengembangan kegiatan pusat pemerintahan dan pendidikan tinggi di Air Pacah. Selain terminal dalam kota, dalam upaya untuk mendukung pengembangan koridor busway sebagai sarana angkutan umum massal juga akan dikembangkan haltehalte busway pada masing-masing koridor. Selain terminal angkutan penumpang, dalam rangka mendukung Kota Padang sebagai simpul distribusi dan koleksi barang di Provinsi Sumatera Barat pada umumnya dan simpul distribusi dan koleksi barang di Kota Padang pada khususnya, maka akan dikembangkan terminal angkutan barang. Rencana pengembangan Terminal Angkutan Barang di Kota Padang adalah : Terminal Angkutan Barang Lubuk Buaya, Terminal Angkutan Barang Bandar Buat dan Terminal Angkutan Barang Bungus.
3.16.2. Perkeretaapian Disamping itu perhubungan darat difasilitasi juga dengan Kereta Api. Lintasan kereta api yang terdapat di Kota Padang sepanjang 54 km terbagi dalam 4 (empat) lintasan yaitu Indarung - Bukit Putus, Bukit Putus - Teluk Bayur, Bukit Putus - Padang dan Padang - Lubuk Alung. Lintasan kereta api ini pada umumnya berada dalam kondisi Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
64
Prasarana dan Sarana Perkotaan
baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Panjang lintasan kereta api yang berada di Kota Padang yaitu sepanjang 54 km yang terbagi dalam 2 (dua) jenis rel, yaitu rel 33 sepanjang 37,85 km dan rel 41/42 sepanjang 15,15 km. Lintasan kereta api di Kota Padang terbagi dalam 4 lintasan, yaitu ; Indarung – Bukit putus, Bukit Putus – Teluk Bayur, Bukit Putus – Padang dan Padang – Lubuk Alung. Lintasan kereta api ini pada umumnya berada dalam kondisi baik.
Kereta Api Wisata Tabel 3.27 Jumlah Prasarana Pendukung Lintasan Kereta Api di Kota Padang
No
Lintas / Koridor
Pengelasan (Titik)
Baut Sambung (Buah)
1
Indarung - Bukit Putus
1.440
2
Bukit Putus – Teluk Bayur
3
Bukit Putus - Padang
4
Padang - Lubuk Alung Jumlah
Bantalan
Penambat Elastis (Set)
Balas (M3)
Wesel (Unit)
Beton (Batang)
Besi (Batang)
1.728
23.834
-
47.668
35.751
45
222
912
-
2.846
2.846
555
19
668
208
-
8.007
8.077
1.312
25
4.150
14.224
-
50.154
50.154
8.150
26
6.480
17.072
23.834
61.007
108.745
45.768
115
Sumber : PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Sedangkan untuk pergerakan barang yang menggunakan moda kereta api di Kota Padang terdiri dari 2 (dua) jenis barang yaitu batubara dan semen, namun pada tahun 2003 kereta api tidak lagi mengangkut batubara, sehingga dari tahun 2003 s/d sekarang hanya mengangkut semen saja. Untuk angkutan penumpang yang menggunakan moda
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
65
Prasarana dan Sarana Perkotaan
kereta api di Kota Padang adalah angkutan wisata yang melayani Kota Padang – Kota Pariaman, dimana angkutan ini hanya beroperasi pada saat hari libur. Saat ini PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat meningkatkan trayeknya. Kereta api angkutan penumpang dan barang jurusan Kota Padang ke Kota Pariaman menjadi 4 (empat) kali dalam sehari sejak 1 Juli 2010. Sebelumnya layanan kereta api 2 (dua) kali sehari, baik dari Padang maupun dari Pariaman. Pada musimmusim liburan seperti liburan sekolah, penumpang kereta api jurusan Padang – Padang Pariaman mengalami peningkatkan 40 persen dari hari biasa. Harga tiket pada hari biasa (Senin hingga Jumat) kelas ekonomi hanya Rp 2.500, eksekutif Rp 10.000, pada hari libur nasional, Sabtu dan Minggu harga tiket ekonomi Rp 5.000, dan eksekutif Rp 20.000. Jika dibandingkan dengan tarif bus biasa dari Kota Padang ke Pariaman dan sebaliknya Rp 6.000 atau bus patas Rp 10.000, tarif kereta api jauh lebih murah, hanya Rp 2.500. Tarif kereta api bisa lebih murah karena disubsidi pemerintah untuk layanan transportasi masyarakat. Pemerintah mensubsidi sekitar Rp 3.000 per penumpang sesuai okupasi. Satu trip kereta api dengan 5 gerbong memiliki kapasitas 200 hingga 300 penumpang. Saat ini okupasi penumpang 50 hingga 60 persen per trip.
3.16.3. Perhubungan Laut Sistem transportasi laut di Kota Padang dikembangkan berdasarkan arahan rencana dari pada sistem transportasi laut yang tertuang di dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030. Transportasi laut yang akan dikembangkan di Kota Padang meliputi : 1) Pelabuhan Teluk Bayur Pelabuhan Teluk Bayur merupakan Pelabuhan terbesar di Pantai Barat Pulau Sumatera, merupakan pelabuhan Internasional. Terdapat beberapa perdagangan regional melalui Pelabuhan Teluk Bayur, yang terdiri dari perdagangan ekspor, impor dan bongkar muat antar pulau, angkutan semen, batubara, peti kemas dan BBM. Lalu lintas barang di Pelabuhan Laut Teluk Bayur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
66
Prasarana dan Sarana Perkotaan Tabel 3.28 Lalu Lintas Barang di Pelabuhan Teluk Bayur No
Uraian
2010
2011
2012
1
Impor
1.123.635
1300.782
1.580.604
2
Ekspor
3.729.151
5.278.713
3.312.902
3
Kapal Angkutan Penumpang
18
14
22
4
Bongkar Muat Kapal Interinsuler
1.366
1.673
1.307
5
Bongkar Muat Kapal Rakyat
591
532
599
6
Bongkar Muat Kapal Luar Negeri
335
394
346
7
Angkutan Khusus Semen
115.074
19.199
-
8
Angkutan khusus BBM
1.768.044
2.223.144
2.458.463
9
Angkutan Khusus Peti Kemas
24.852
29.327
31.192
772.090
1.897.685
411.263
10 Angkutan Khusus Batu Bara Sumber: Padang Dalam Angka
2) Pelabuhan Penyeberangan Pelabuhan Penyeberangan di Kota Padang terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung yaitu Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus yang berjarak ± 17 km dari pusat Kota Padang. Pelabuhan ini melayani kapal penyeberangan Roro Pasanger (penumpang dan roro) dari Kota Padang ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang meliputi: a. Teluk bungus – Sikakap b. Teluk Bungus – Tua pejat c. Teluk Bungus – Muara Siberut. Data inventarisasi Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.29 Inventarisasi Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus Padang No
Nama
Jumlah / Luas Inventaris
Tahun Perolehan
1
Tanah Kantor
22.000 M2
1990/1991
2
Lapangan Jalan Aspal
12.660 M2
1993/1994
3
Jembatan Dermaga
275 M2
1992/1993
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
67
Prasarana dan Sarana Perkotaan No
Nama
Jumlah / Luas Inventaris
Tahun Perolehan
4
Dudukan Dermaga
1 unit
1992/1993
5
Pompa air instalasi pipa kap. Max 10.000 liter
1 unit
1993/1994
6
Bangunan Pengaman Pelabuhan (Talud)
4000 M2
1991/1992
7
Kapal Penyeberangan
8
Dermaga 1 set
1 Buah
1993
- Dudukan MB
1 Buah
1992/1993
- Dudukan Rumah Kontrol
1 Buah
1992/1993
- Pagar Beton / Besi
400 M2
1992/1993
- Dudukan Hidrolik
3 Buah
1992/1993
- Moring Dolphin
3 Buah
1992/1993
- Cat Walk
156 M2
1992/1993
- Prenting Dolphin
3 Buah
1992/1993
1 Unit
1993/1994
- Dudukan Hidron
1 Buah
1993/1994
- Movible Bridge
116 M2
1993/1994
- Lampu Mercury
20 Titik
1993/1994
1 unit
1993/1994
- Pender
4 Buah
1993/1994
Railing Jembatan Dermaga
130 M2
1992
1 unit
1992
1 Unit
1993/1994
400 M2
1993/1994
- Pos Jaga (2 Unit)
36 M2
1993/1994
- Rumah Genset
24 M2
1993/1994
1 unit
1993/1994
18 M2
1993/1994
- Fhiling Cabinet Mustang
4 Buah
1993/1994
- Rak Buku Kayu
2 Buah
1995
- Brangkas Box Sumber : Padang Dalam angka
1 Buah
1993/1994
- Pelindung MB
- Tangki BBM Kapasitas 5.000 Liter
9
10 11 12
Kontrol Panel MB Pembangkit Listrik Tenaga Diesel kap. Sedang Bangunan Gedung - Gedung Operasional / Kantor
- Gerbang Tol - Rumah Kontrol MB 13
Alat Penyimpanan File
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
68
Pemerintahan Politik dan Hukum
BAB 4 PEMERINTAHAN POLITIK DAN HUKUM
Kantor Gubernur Prov. SumBar, Jl. Sudirman Padang
Kantor Balai Kota Padang, Jl. Prof. M. Yamin, SH
Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan bahwa kriteria penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi atas dasar eksternalitas, akuntabilitas, dan efesiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Selanjutnya dinyatakan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah berdasarkan kriteria tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan (pasal 11 ayat 3). Sebagai penjabaran dari amanat UU No. 32 tahun 2004 terkait dengan pembagian urusan pemerintahan ini, Peraturan Daerah Kota Padang No. 08 tahun 2004 tentang kewenangan Kota Padang yang kemudian dirubah dengan PERDA No. 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Padang pasal 4 bahwa Urusan Pemerintahan dibagi menjadi 2 kewenangan Pemerintah Daerah, yakni : 1. Urusan Wajib 2. Urusan Pilihan
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
69
Pemerintahan Politik dan Hukum
Kantor DPRD Kota Padang Jl. Sawahan, Padang
Rencana Kantor DPRD Kota Padang
Jl. By-Pass, Padang
Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat 26 urusan wajib yang meliputi bidang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Pendidikan Kesehatan Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perencanaan Pembangunan Perumahan Kepemudaan dan Olah raga Penanaman Modal Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kependudukan dan Catatan Sipil Ketenagakerjaan Ketahanan Pangan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pertanahan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Pemberdayaan Masyarakat Sosial Kebudayaan Statistik Kearsipan dan Perpustakaan
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
70
Pemerintahan Politik dan Hukum Urusan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. Berdasarkan analisis terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), mata pencaharian penduduk, pemanfaatan lahan dan pengembangan potensi yang ada di daerah, maka urusan pilihan yang dilaksanakan terdapat 7 urusan pilihan yang meliputi bidang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
4.1
Kelautan dan perikanan Pariwisata Kehutanan Perdagangan Industri Pertanian Energi dan sumber daya mineral
ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH Untuk operasionalisasi penyelenggaraan urusan pemerintahan, diperlukan penataan
lembaga/organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien, serta secara struktural dan fungsional mampu menangani tugas-tugas dan kewenangan pemerintahan sebagaimana yang sudah digariskan dalam peraturan daerah. Dengan telah keluarnya Perda Kota Padang No. 15 s/d 22 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012
No 1
Satuan Kerja
Tahun 2009
2010
2011
2012
A. Sekretaris Daerah
1
1
1
1
B. Asisten
3
3
3
3
Bagian
9
9
9
9
C. Staf Ahli
5
5
5
5
Sekretariat Daerah
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
71
Pemerintahan Politik dan Hukum
No
Satuan Kerja
Tahun 2009
2010
2011
2012
A. Sekretaris DPRD
1
1
1
1
B. Bagian
4
4
4
4
3
Dinas
18
18
18
16
4
Badan / Inspektorat
6/1
6/1
6/1
6/1
5
Kantor, dan Lembaga Setingkat Kantor (RSUD)
6
6
6
4
6
BUMD
1
1
1
1
7
Kecamatan
11
11
11
11
8
Kelurahan
104
104
104
104
2
Sekretariat DPRD
Sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Padang Tahun 2012
Susunan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15 S/D 22 Tahun 2008, terdiri dari; I. Sekretariat Daerah: 1. Sekretaris Daerah 2. Asisten Pemerintahan, terdiri dari : a. Bagian Pemerintahan b. Bagian Hukum c. Bagian Pertanahan 3. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari : a. Bagian Perekonomian b. Bagian Pembangunan c. Bagian Kesejahteraan Rakyat 4. Asisten Administrasi , terdiri dari : a. Bagian Umum b. Bagian Organisasi c. Bagian Perlengkapan 5. Staf ahli : a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
72
Pemerintahan Politik dan Hukum b. c. d. e.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Staf Ahli Bidang Pembangunan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
II. Sekretariat DPRD terdiri dari: 1. Sekretaris DPRD 2. Bagian : a. b. c. d.
Bagian Administrasi Bagian Persidangan dan Risalah Bagian Keuangan Bagian Humas dan Protokol
III. Dinas Daerah terdiri atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dinas Pekerjaan Umum Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanaan Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pasar Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
IV. Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Inspektorat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Badan Kepegawaian Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
73
Pemerintahan Politik dan Hukum 8. 9. 10. 11. 12.
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kantor Ketahanan Pangan Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Rumah Sakit Umum Daerah
V. Kecamatan dan Kelurahan, Terdapat 11 kecamatan dan 104 kelurahan
4.1.1. Kecamatan dan Kelurahan Sebagai pelaksana dan pemberi pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah pemerintahan kecamatan dan kelurahan. Pemerintah kecamatan dan kelurahan diharapkan mampu untuk mengefektifkan, mempermudah dan mempercepat jangkauan dan waktu layanan pemerintah terhadap masyarakat. Selain itu mampu pula memberikan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dan memotivasi kegiatan pembangunan di wilayah masing-masing. Berdasarkan Perda Kota Padang Nomor 15 s/d 22 tahun 2008 bahwa terdapat sebanyak 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan di Kota Padang, dimana tidak terjadi penambahan/pengurangan Wilayah Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kota Padang hanya terdapat penambahan jumlah RW dan RT. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk serta adanya pembentukan komunitas baru dibeberapa wilayah, seperti adanya komplek-komplek perumahan yang memungkinkan untuk ditambahnya RT dan RW yang baru. Pada tahun 2012 ini di Kota Padang terdapat 829 RW dan 3.136 RT serta 104 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Tabel 4.2 Kecamatan, Kelurahan, Jumlah RW, RT dan LPM Kota Padang Tahun 2012 No 1.
Jumlah
Nama Kecamatan Lubuk Kilangan
Nama Kelurahan Bandar Buat Tarantang Baringin Padang Besi Indarung. Batu Gadang Koto Lalang Jumlah
2.
Pauh
Cupak Tangah Koto Lua
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
RW
RT
LPM
11 2 2 4 12 5 8
43 10 5 20 44 21 31
1 1 1 1 1 1 1
44
174
7
6 6
20 25
1 1
74
Pemerintahan Politik dan Hukum
No
Jumlah
Nama Kecamatan
Nama Kelurahan Pisang Piai Tangah Kapalo Koto Lambung Bukit Binuang Kp. Dalam Limau Manis Selatan Limau Manis Jumlah
3.
Padang Selatan
Belakang Pondok Alang Laweh Ranah Parak Rumbio Pasa Gadang Batang Arau Seberang Palinggam Seberang Padang Mata Air Rawang Teluk Bayur Air Manis Bukik Gado-Gado Jumlah
4.
Nanggalo
Surau Gadang Kampung Lapai Kampung Olo Gurun Laweh Kurao Pagang Tabiang Banda Gadang Jumlah
5.
Padang Utara
Air Tawar Timur Air Tawar Barat Ulak Karang Utara Ulak Karang Selatan Lolong Belanti Gunung Pangilun Alai Parak Kopi Jumlah
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
RW
RT
LPM
7 4 4 4 5 7 8
23 12 15 13 18 26 18
1 1 1 1 1 1 1
51
170
9
4 5 4 6 4 5 8 15 14 3 2 2
9 20 18 23 19 22 27 55 52 16 6 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
72
275
12
22 8 6 3 6 3
97 42 22 11 32 15
1 1 1 1 1 1
48
219
6
3 14 6 13 7 13 14
12 62 22 43 32 48 53
1 1 1 1 1 1 1
70
272
7
75
Pemerintahan Politik dan Hukum
No 6.
Jumlah
Nama Kecamatan Padang Barat
Nama Kelurahan Flamboyan Baru Rimbo Kaluang Ujung Gurun Purus Padang Pasir Olo Kampung Jao Belakang Tangsi Kampung Pondok Berok Nipah Jumlah
7.
Koto Tangah
Balai Gadang Lubuk Minturun Air Pacah Dadok Tunggul Hitam Koto Panjang Ikur Koto Batipuh Panjang Koto Pulai Batang Kabung Bungo Pasang Lubuk Buayo Padang Sarai Parupuk Tabing Pasie Nan Tigo Jumlah
8.
Kuranji
Pasar Ambacang Anduring Lubuk Lintah Ampang Kalumbuk Korong Gadang Kuranji Gunung Sarik Sungai Sapih Jumlah
9.
Padang Timur
Jati Jati Baru
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
RW
RT
LPM
5 4 6 7 6 5 8 6 11 6
22 14 27 26 22 22 21 18 33 23
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
64
228
10
14 9 9 14 9 17 4 15 16 21 11 20 11
50 32 39 60 39 56 13 56 51 87 52 81 42
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
170
658
13
9 8 8 9 8 16 18 13 6
36 31 31 26 28 70 84 57 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1
95
391
9
9 10
33 31
1 1
76
Pemerintahan Politik dan Hukum
No
Jumlah
Nama Kecamatan
Nama Kelurahan RW
RT
LPM
6 5 6 11 11 8 8 15
18 20 17 41 47 32 26 54
1 1 1 1 1 1 1 1
89
319
10
8 10 3 5 4 2
27 32 13 14 10 9
1 1 1 1 1 1
32
105
6
5 7 10 2 5 11 13 11 12 8 5 7 8 20 9
20 25 33 8 22 43 43 41 48 32 17 33 25 79 35
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah
133
504
15
TOTAL KOTA PADANG
829
3.136
104
Sawahan Sawahan Timur Simpang Haru Andalas Ganting Parak Gadang Parak Gadang Timur Kubu Marapalam Kubu Dalam Parak Karakah Jumlah 10.
Bungus Teluk Kabung
Bungus Barat Bungus Timur Bungus Selatan Teluk Kabung Utara Teluk Kabung Tengah Teluk Kabung Selatan Jumlah
11.
Lubuk Begalung
Cangkeh Nan XX Kampung Baru Nan XX Lubuk Begalung Nan XX Tanjung Aur Nan XX Gurun Laweh Nan XX Koto Baru Nan XX Banuaran Nan XX Parak Laweh Pulau Aia Nan XX Pampangan Nan XX Tanah Sirah Piai Nan XX Pitameh Tanjung Saba Nan XX Batung Taba Nan XX Kampung Jua Nan XX Pengambiran Ampalu Nan XX Gates Nan XX
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan,dan Keluarga Berencana Kota Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
77
Pemerintahan Politik dan Hukum Dalam rangka penyelenggaraan pencatatan administrasi kependudukan berupa Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga yang dilaksanakan oleh kelurahan dan diterbitkan oleh kecamatan dibawah koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sepanjang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Jumlah Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang Diterbitkan Menurut Kecamatan Tahun 2012 No
Kecamatan
KTP
1
Bungus Teluk Kabung
1,312
258
2
Lubuk Kilangan
2,520
8,601
3
Lubuk Begalung
6,688
16,109
4
Padang Selatan
4,224
2,088
5
Padang Timur
6,824
14,652
6
Padang Barat
4,584
12,268
7
Padang Utara
3,104
20,100
8
Nanggalo
1,512
12,159
9
Kuranji
8,016
17,422
10
Pauh
4,536
7,236
11
Koto Tangah
7,504
5,426
Jumlah
50,824
KK
374,061
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2012
4.1.2 Aparatur Pemerintah Daerah Penyelenggaraan pemerintahan yang baik perlu didukung oleh ketersediaan aparatur pemerintah daerah yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi pendidikan, golongan PNS yang dimiliki Pemda Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
78
Pemerintahan Politik dan Hukum Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Padang Menurut Tingkat Pendidikan (orang) Tahun 2009 s/d 2012
No 1 2 3 4 5 6
Jenjang Pendidikan SD SLTP SLTA Diploma Sarjana Pasca Sarjana (S2 dan S3) Total
2009 Jumlah
2010 (%)
Jumlah
2011 (%)
Jumlah
2012 (%)
Jumlah
(%)
239 257 3.872 4.155 5.088
1,70 1,83 27,56 29,57 36,21
246 265 3.537 4.255 5.428
1,73 1,86 24,88 29,93 38,19
247 236 3.578 3.980 5.512
1.76 1.68 25.45 28.31 39.20
243 253 3.389 3.882 5.356
1,78 1,86 24,89 28,51 39,33
439
3,13
484
3,41
507
3.60
494
3,63
14.050
100
14.215
100
14.060
100
13.617
100
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang Tahun 2012
Secara keseluruhannya pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pegawai sebesar 443 orang. Dimana pada Tahun 2011 berjumlah 14.060 orang menjadi 13.617 orang pada Tahun 2012. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan tidak ada penerimaan CPNS atau moratorium pegawai pada Tahun 2012 dan disamping itu terdapat PNS yang pensiun. Peningkatan jumlah PNS pada jenjang pendidikan Sarjana dan Pasca Sarjana, hal ini disebabkan kebijakan Pemko Padang untuk memberikan beasiswa kepada aparatur-aparatur yang potensial disamping itu juga dikarenakan makin tingginya minat PNS untuk menambah ilmu pengetahuan mereka ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan menggunakan biaya sendiri. Sementara penurunan jumlah pegawai pada jenjang pendidikan Diploma disebabkan banyak pegawai yang mengambil kuliah lagi baik melalui program beasiswa maupun biaya sendiri, dan pada jenjang pendidikan SLTP pegawai melakukan penyesuaian ijazah dengan ikut ujian Paket C.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
79
Pemerintahan Politik dan Hukum
Gambar 4.1 Persentase (%) Jumlah PNS Pemko Padang Menurut Jenjang Pendidikan dan Golongan Tahun 2009 s/d 2012
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
29,93
29,57 27,56
SD
28,51 24,89
28,31 25,45
24,88
39,33
39,2
38,19
36,21
SLTP SLTA Diploma 3,13
1,71,83
1,86 1,73
2009
3,41
1,76 1,68
2010
3,6
1,86 1,78
2011
3,63
2012
7.000 6.000 5.000
6.396 5.307
5.993 5.663
5.883 5.601
5.773 5.439
4.000
Golongan I Golongan II
3.000 2.000
1.987
2.162
2.174
Golongan III
2.098 Golongan IV
1.000 -
360 2009
397 2010
402 2011
362 2012
Pada tahun 2012 jumlah PNS Pemko Padang bila dilihat berdasarkan jenjang pendidikan sarjana dan pasca sarjana terdapat sebanyak 5.850 orang atau sebanyak 42,96%, dimana jumlahnya turun namun prosentasenya naik jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang berjumlah 6.019 orang atau 42,80%. Dimana untuk yang sudah menyelesaikan Pasca Sarjana naik dari 3,60% pada tahun 2011 menjadi 3,63% di tahun 2012. Ini dapat menggambarkan kualitas pegawai PNS Kota Padang dari sisi pendidikan sudah cukup memadai, disamping itu juga banyak pegawai yang dikirim untuk mengikuti pelatihan/kursus-kursus untuk meningkatkan kinerjanya.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
80
Pemerintahan Politik dan Hukum Tabel 4.5 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012 Menurut Golongan (orang) No
Uraian
1
Golongan I
2
Tahun 2009
2010
2011
2012
360
397
402
362
Golongan II
1.987
2.162
2.174
2.098
3
Golongan III
6.396
5.993
5.883
5.773
4
Golongan IV
5.307
5.663
5.601
5.439
Jumlah PNS
14.050
14.215
14.060
13.672
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang tahun 2012
Bila dilihat dari golongan PNS pada Kota Padang 3 tahun terakhir terlihat bahwa yang terbanyak pada golongan III dan golongan IV dengan jumlah 11.212 orang atau 82,01% pada tahun 2012 yang jumlahnya turun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana untuk golongan III sebanyak 5.773 orang atau 42.22% dan golongan IV sebanyak 5.439 orang atau 39,78%. Hal ini menggambarkan telah terjadi perpindahan pegawai dan terdapat yang pensiun. Untuk Golongan I dan II dengan jumlah 2.460 orang atau 17,99% pada tahun 2012, terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya kenaikan golongan atau pensiun serta masih berlakunya moratorium penerimaan CPNS.
4.1.3. Perizinan Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan Pemerintah Kota Padang sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat/penerima pelayanan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, hakekatnya memberikan pelayanan prima. Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat, sehingga diperlukan aparatur yang mempunyai integritas dan profesional. Tindak lanjut dari PP Nomor 41 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang pedoman organisasai, dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat maka tata kerja unit pelayanan perizinan terpadu di Pemerintah Kota Padang dituangkan dalam Perda Nomor 21 Tahun 2008 dengan dibentuknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
81
Pemerintahan Politik dan Hukum KP2T didirikan untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan yang sederhana, cepat, tepat, akurat, transparan dan terjangkau agar tercipta iklim usaha yang kondusif bagi masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kota Padang. Saat ini KP2T memberikan pelayanan perizinan sebanyak 12 (dua belas), antara lain; SITU, Izin Gangguan (HO), SIUP, TDP, Tanda Daftar Gudang, Izin Usaha Industri, Izin Pertambangan Daerah (Gal C), Izin Trayek, Izin Usaha Angkutan Umum, Izin Usaha Pariwisata, Izin Pemakaman dan Non Perizinan (Akte Kelahiran). Disamping itu masih terdapat pelayanan perizinan yang dikelola oleh SKPD bersangkutan, antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana Kota (KRK), Jumlah IMB dan KRK yang diterbitkan dari Tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Perkembangan IMB dan KRK Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 Tahun No
Uraian
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
1.
PIMB yang Dikeluarkan
Buah
910
1,389
1,399
1,173
1,101
2.
IMB yang Dikeluarkan
Buah
701
1,248
1,047
1,019
883
3.
Permohonan KRK yang masuk
Buah
933
886
1,180
1,165
1,167
4.
SK KRK yang dikeluarkan
Buah
753
1,020
1,048
987
761
Sumber : Dinas Tata Ruang danTata Bangunan Kota PadangTahun 2012
4.2 PENGELOLAAN ASET DAERAH Salah satu bagian yang terpenting dalam pengelolaan aset daerah adalah penilaian aset daerah itu sendiri. Penilaian diartikan sebagai suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh nilai barang milik negara/daerah. Penilaian terhadap aset daerah merupakan suatu kewajiban daerah karena hal tersebut akan terkait dengan pertanggung jawaban Kepala Daerah dalam menjalankan tugasnya mengelola potensi yang dimiliki oleh daerah dipimpinnya. Disisi lain, pada pasal 37 PP No. 36 tahun 2006 tentang Pengelolaan barang milik negara/daerah lebih khusus dinyatakan bahwa penilaian barang milik negara/daerah dilakukan dalam rangka
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
82
Pemerintahan Politik dan Hukum penyusunan Neraca Pemerintah Pusat/Daerah, pemanfaatan dan pemindahan barang milik negara/daerah. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota Padang bekerjasama dengan pihak lain telah melakukan penilaian aset daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang. Pada Tabel 4.5 dapat dilihat Aset Tetap Pemerintah Kota Padang tahun 2012.
Tabel 4.7 Daftar Rekapitulasi Aset Tetap Pemerintah Kota Padang Tahun 2008 s/d 2011 Tahun (Rp.) No
Uraian 2008
2009*
2010*
2011
1.
Tanah
843.667.416.333,00
859.778.040.926,37
782.190.685.258,37
799.307.984.240.00
2.
Peralatan Mesin
175.629.650.265,00
193.152.926.358,00
212.259.128.043,00
250.698.163.247.06
3.
Gedung & bangunan
489.153.144.685,30
485.965.504.136,30
566.885.114.881,30
644.544.014.017.70
4.
Jalan, Irigasi & Jembatan
1.072.623.636.691,50 1.075.611.853.301,50 1.158.586.502.285,50
1.207.705.985.787.50
5.
Aset Tetap Lainnya
37.017.953.365,00
34.710.464.765,00
42.835.242.346,80
15.737.665.837.60
6.
Konstruksi dalam pengerjaan
14.705.940.363,00
1.596.013.950,00
56.349.235.270,00
31.027.611.281.80
2.632.797.741.702,80 2.650.814.803.437,17 2.819.105.908.084,97
2.949.021.424.411.66
Jumlah
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padang *) Angka diperbaiki
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
83
Pemerintahan Politik dan Hukum
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka perlu dilakukan usaha pemilikan tanah yang diikuti dengan disertifikatkan tanah tersebut. Perkembangan jumlah dan luas tanah negara yang sudah disertifikatkan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.8 Jumlah dan Luas Tanah Negara yang Sudah Disertifikatkan Menurut Bulan Tahun 2011/ 2012
No
Bulan
2011 Jumlah Luas (M2)
2012 Jumlah Luas (M2)
1.
Januari
6
1,053
8
4,771
2.
Februari
7
5,355
5
1,275
3.
Maret
16
10,786
12
22,009
4.
April
3
2,024
2
540
5.
Mei
4
1,939
6
4,643
6.
Juni
4
3,243
4
1,549
7.
Juli
15
10,330
7
1,374
8.
Agustus
8
7,147
19
17,652
9.
September
20
8,219
12
6,534
10.
Oktober
9
8,686
6
7,314
11.
November
10
1,682
8
2,252
12.
Desember
24
8,598
8
982,404
126
69,062
97
1,052,298
Jumlah
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
84
Pemerintahan Politik dan Hukum
4.3. POLITIK Kehidupan demokrasi yang semakin berkembang di Indonesia tidak terlepas dari lahir dan besarnya arus reformasi yang didengungkan dan diperjuangkan oleh berbagai elemen masyarakat, baik organisasi sosial kemasyarakatan, kalangan mahasiswa, cendikiawan, kelompok agama termasuk dari kalangan perguruan tinggi dan sebagainya. Kehidupan berpolitik dan berdemokrasi di negara kita sudah semakin berkembang, tidak salah rasanya bangsa Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang mencapai kemajuan yang cukup signifikan dalam berdemokrasi. Begitu juga dengan perkembangan berpolitik dan berdemokrasi di Kota Padang. Dengan semakin diberikannya ruang bagi setiap individu untuk berserikat dan berkumpul, maka orangorang yang mempunyai jiwa berorganisasi semakin memperlihatkan eksistensi dan perannya, baik yang hanya ingin menyuarakan aspirasi maupun yang ingin melibatkan diri dalam pengambilanpengambilan keputusan politik. Untuk mengaktualisasikan pesan tersebut, salah satu wadah yang memiliki pesan yang sangat berpengaruh dalam membawa perubahan adalah partai politik.
4.3.1 Struktur Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2009 yang lalu di Kota Padang diikuti oleh 38 partai politik untuk pemilihan DPRD II, DPRD I dan DPR RI. Hasil pemilu tersebut untuk DPRD II Kota Padang suara terbanyak diperoleh oleh Partai Demokrat. Komposisi anggota partai politik yang menjadi anggota DPRD Kota Padang tahun 2012 masih tetap sama dengan tahun 2009. Jumlah anggota masing–masing fraksi juga tidak mengalami perubahan, jumlah tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Jumlah Anggota DPRD Kota Padang Berdasarkan Fraksi Tahun 2012 No
Fraksi
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Demokrat
15
2
17
2
Golkar dan PDIP
6
0
6
3
Partai Keadilan Sejahtera
5
1
6
4
PAN dan Gerindra
7
0
5
5
Hanura
4
0
6
6
PBB dan PPP
5
0
6
42
3
45
Jumlah
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Padang Tahun 2012 Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
85
Pemerintahan Politik dan Hukum
4.3.2 Kegiatan Sidang dan Produk DPRD Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab yang dibebankan kepada setiap anggota maupun kepada lembaga DPRD Kota Padang, telah dilakukan serangkaian kegiatan kedinasan yang meliputi sidang-sidang dan rapat-rapat pembahasan, baik perubahan produk-produk hukum daerah maupun pembahasan dan penyelesaian permasalahan aktual yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, termasuk yang menyangkut kebijakan Pemerintah Daerah Kota Padang. Secara lebih lengkap kegiatan sidang dan rapat DPRD Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Kegiatan Sidang/Rapat DPRD Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 Tahun No
Kegiatan Sidang / Rapat 2008
1
2009
2010
2011
2012
Sidang Paripurna; a. Biasa
33
39
40
21
22
b. Istimewa
6
8
5
4
6
c. Khusus
-
-
-
2
3
2
Rapat Fraksi
231
190
200
171
159
3
Rapat Komisi
172
56
121
158
172
4
Rapat Panitia Khusus Raker/Konsultasi dengan Eksekutif a. Badan Anggaran
50
37
58
332
23
33
34
31
36
24
-
-
-
-
-
153
236
158
261
65
40
48
45
36
34
5
6
b. Rapat Kerja Gabungan c. Rapat Kerja dan Hearing Panitia Khusus Rapat Pimpinan
7
Rapat Gabungan Panitia Khusus
5
4
2
16
20
8
Rapat Gabungan Komisi
-
-
-
-
-
9
Rapat Badan Musyawarah
40
27
25
27
27
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Padang Tahun 2012
Sidang yang telah dilaksanakan oleh DPRD Kota Padang selama tahun 2012 telah menghasilkan produk hukum daerah sebanyak 23 Perda, lebih banyak dari tahun 2011 yang hanya
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
86
Pemerintahan Politik dan Hukum menghasilkan sebanyak 19 Perda. Hal ini menggambarkan besarnya kinerja DPRD dalam menghasilkan perda, secara lebih lengkap produk dan nama perda yang dihasilkan oleh DPRD Kota Padang dapat dilihat pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Produk yang Dihasilkan DPRD Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 No
Jenis Produk
2008
2009
Jumlah 2010
2011
2012
1
Peraturan Daerah
16
13
6
19
23
2
Keputusan DPRD
23
30
34
34
43
3
Keputusan Pimpinan DPRD
18
14
16
16
14
4
Rekomendasi DPRD
-
1
2
-
57
58
58
69
Jumlah
80
Sumber : Sekretariat DPRD Kota PadangTahun 2012
Tabel 4.12 Peraturan Daerah yang telah Ditetapkan DPRD Kota Padang Tahun 2012 No
Peraturan Daerah
Nomor Perda
Tanggal Penetapan
1.
Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, Pengamen dan Pedagang Asongan
01 Tahun 2012
16 Januari 2012
2.
Pembinaan dan Perlindungan Anak
02 Tahun 2012
23 Mei 2012
3.
Penanaman Modal
03 Tahun 2012
23 Mei 2012
4.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 20102030
04 Tahun 2012
05 Juni 2012
5.
Tanda Daftar Usaha Pariwisata
05 Tahun 2012
16 Juli 2012
06 Tahun 2012
16 Juli 2012
07 Tahun 2012
13 Agustus 2012
08 Tahun 2012
13 Agustus 2012
09 Tahun 2012
13 Agustus 2012
6. 7. 8. 9.
Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kota Padang Pada Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Pengawasan Pengendalian dan Pelarangan Minuman Beralkohol Tera dan atau Tera Ulang Alat Ukur, Alat Takar Alat Timbang dan Perlengkapannya
10
Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2011
10 Tahun 2012
19 Oktober 2012
11.
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012
11 Tahun 2012
29 Oktober 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
87
Pemerintahan Politik dan Hukum
No 12.
13.
14.
15.
16. 17. 18.
Peraturan Daerah Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah Pemberdayaan dan Pelestarian Adat Budaya dalam Hidup Bernagari di Kota Padang
Nomor Perda
Tanggal Penetapan
12 Tahun 2012
01 Nopember 2012
13 Tahun 2012
04 Desember 2012
14 Tahun 2012
04 Desember 2012
15 Tahun 2012
04 Desember 2012
16 Tahun 2012
04 Desmber 2012
17 Tahun 2012
04 Desember 2012
18 Tahun 2012
04 Desember 2012
19.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
19 Tahun 2012
14 Desember 2012
20.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
20 Tahun 2012
14 Desember 2012
21.
Pengelolaan Sampah
21 Tahun 2012
14 Desember 2012
22.
Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
22 Tahun 2012
14 Desember 2012
23.
Pengelolaan Rumah Kos
23 Tahun 2012
14 Desember 2012
Sumber : Bagian Hukum Pemko Padang Tahun 2012
4.4 HUKUM DAN KEAMANAN Berdasarkan informasi yang diperoleh dari institusi hukum yang ada di Kota Padang, seperti Pengadilan Negeri Padang dan Kejaksaan Negeri Padang diperoleh data kasus-kasus perdata yang terjadi selama tahun 2012 di Kota Padang. Jumlah Perkara yang ada di Pengadilan Negeri Padang selama tahun 2012 mengalami peningkatan atau naik, yakni sebanyak 170 kasus. Demikian juga perkara perdata yang dapat diselesaikan pada Tahun 2012 meningkat dari tahun 2011,
yakni
sebanyak
145
perkara
dan
sebanyak
85
perkara
yang
tidak
dapat
diselesaikan/diputuskan. Data yang lebih terperinci disajikan pada tabel dibawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
88
Pemerintahan Politik dan Hukum Tabel 4.13 Jumlah Perkara Perdata Pada Pengadilan Negeri Padang Tahun 2009 s/d 2012 No
Perkara Hukum
1
Perkara Perdata yang dilaporkan
2
2009
2010
2011
2012
125
129
129
170
Sisa tahun lalu
62
61
71
60
3
Perkara Perdata terselesaikan / diputuskan
64
58
69
85
4
Sisa tahun ini
61
71
60
85
Sumber: Pengadilan Negeri PadangTahun 2012
Dalam kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terlihat trend perkara perdata yang dilaporkan mengalami peningkatan, jumlah
perkara tersebut
mengalami peningkatan sebanyak 45 perkara dalam 4 tahun tersebut. Hal
ini juga
menggambarkan begitu besarnya keinginan masyarakat dalam mendapatkan perlindungan hukum. Namun demikian baru sekitar 59 % perkara tersebut dapat diselesaikan/diputuskan, hal ini dapat disebabkan terbatasnya jumlah hakim yang dimiliki atau berkas perkara tersebut belum lengkap untuk disidangkan. Tabel 4.14 Jumlah Perkara Pidana pada Pengadilan Negeri Padang Tahun 2009 s/d 2012 No.
Perkara Hukum
1
Perkara pidana yang dilaporkan
2
2009
2010
2011
2012
1.055
768
747
726
Sisa bulan lalu
125
83
98
90
3
Perkara pidana terselesaikan
972
670
657
630
4
Sisa tahun ini
83
98
90
96
Sumber: Pengadilan Negeri Padang Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkara pidana yang dilaporkan pada Pengadilan Negeri Padang selama tahun 2011 sebanyak 747 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 726 kasus. Jumlah perkara pidana yang dapat diselesaikan mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2011 terdapat 755 kasus dapat diselesaikan sementara pada tahun 2012 menurun
yakni sebanyak 720 kasus atau sekitar 99,17% kasus dapat terselesaikan. Jika
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
89
Pemerintahan Politik dan Hukum dibandingkan dengan kasus perdata, maka penyelesaian perkara pidana pada Pengadilan Negeri Padang jauh lebih besar penyelesaiannya. Kasus perkara pidana pada Kejaksaan Negeri Padang yang diterima/dilaporkan selama tahun tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Jumlah Perkara Pidana Pada Kejaksaan Negeri Padang Tahun 2008 s/d 2012 No
Perkara Hukum
2008
2009
2010
2011
2012
1
Perkara pidana yang masuk bulan ini
766
60
735
694
744
2
Sisa bulan lalu
187
391
306
28
749
3
Perkana pidana terselesaikan
562
100
1.013
709
662
4
Sisa bulan ini
391
306
28
13
831
Sumber: Kejaksaan Negeri PadangTahun 2012
Sesuai dengan data yang disajikan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 jumlah perkara pidana yang dilaporkan bulan ini sebanyak 694 kasus dan mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 744 kasus. Perkara pidana yang telah diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 709 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 662 kasus yang dapat diselesaikan. Gangguan keamanan dan pelanggaran lalu lintas di wilayah Poltabes Padang pada Tahun 2011 dapat langsung diselesaikan dan disidangkan, dimana kejadian yang paling sering terjadi pada awal tahun kemudian menurun di pertengahan tahun dan meningkat lagi pada akhir tahun. Tabel 4.16 Banyaknya Gangguan Keamanan dan Pelanggaran Lalu Lintas Wilayah Polres Padang Tahun 2012
Pelanggaran Lalu Lintas No
Gangguan Keamanan
Bulan Ditindak
Disidang
Dilaporkan
Diselesaikan
1.
Januari
1,489
1,489
-
-
2.
Februari
1,337
1,337
-
-
3.
Maret
1,029
1,029
-
-
4.
April
1,068
1,068
-
-
5.
Mei
881
881
-
-
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
90
Pemerintahan Politik dan Hukum Pelanggaran Lalu Lintas No
Gangguan Keamanan
Bulan Ditindak
Disidang
Dilaporkan
Diselesaikan
6.
Juni
637
637
-
-
7.
Juli
837
837
-
-
8.
Agustus
835
835
-
-
9.
September
1,020
1,020
-
-
10.
Oktober
1,428
1,428
-
-
11.
November
938
938
-
-
12.
Desember
825
825
-
-
12,324
12,324
-
-
Jumlah
Sumber : Polresta Padang Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
91
Aktifitas Perekonomian
BAB 5 AKTIFITAS PEREKONOMIAN Kota Padang sebagai daerah perkotaan, maka komponen yang membentuk struktur ekonominya lebih dominan terdiri dari kelompok sektor sekunder dan kelompok tersier, baik nilai tambah maupun kontribusinya. Dalam struktur ekonomi atau pembentukan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ), sumbangan kelompok sektor tersier pada tahun 2012 mencapai 70 persen, kemudian diikuti oleh kelompok sektor sekunder dengan sumbangannya sebesar 22 persen. Sementara itu, kontribusi kelompok sektor primer yang mencakup sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian relatif kecil , hanya sebesar 8 persen. Sektor perekonomian atau lapangan usaha yang menjadi kontributor utama pembentukan PDRB Kota Padang adalah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor industri dan pengolahan ; serta sektor jasa-jasa. PDRB Kota Padang sampai tahun 2012, masih didominasi oleh empat sektor utama sebagai kontributor terbesar yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 24 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 21 persen, sektor industri dan pengolahan 15 persen, serta sektor jasa-jasa sebesar 17 persen. Kontribusi ke empat sektor dimaksud melebihi 75 persen dari total PDRB. Sementara kontribusi kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian sebesar 6 persen dan pertambangan/penggalian sebesar 2 persen atau total kedua sektor tersebut relatif kecil yakni hanya sebesar 8 persen dan cendrung terus menurun. Hal tersebut sejalan dengan terjadinya proses transformasi struktur ekonomi yang membentuk perekonomian perubahan komponen utama struktur ekonomi
perkotaan. Beberapa
mencakup pergeseran secara perlahan-lahan
aktivitas pertanian ke arah sektor non pertanian, dari sektor industri ke sektor jasa. Hal itu ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi. Secara umum transformasi struktural ditandai oleh peralihan dan pergeseran kegiatan perekonomian dari sektor poduksi primer (pertanian) menuju sektor produksi sekunder (industri manufaktur, konstruksi) dan sektor tersier. Di sisi lain, beberapa sektor yang merupakan sektor potensial seperti sektor perikanan dan kelautan serta pariwisata,
belum mampu memberikan peran yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia, ketertinggalan penerapan teknologi dan meningkatnya kompetisi dalam pengelolaan. Selain itu juga dampak kenaikan harga BBM, masalah pengaturan perizinan, kerusakan ekosistem, Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
92
Aktifitas Perekonomian tingginya angka pencurian ikan (illegal fishing). Kesemuanya itu secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam menghasilkan output (produk) dan penyerapan tenaga kerja.
Pasar Raya Padang Blok 1 Bagian Dalam lantai 1
5.1. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Ketersediaan fasilitas perbankan sebagai salah satu sarana perekonomian yang menjalankan fungsi intermediasi keuangan, memiliki peranan penting untuk menunjang aktifitas perekonomian masyarakat dan kegiatan pembangunan daerah. Dalam rangka meningkatkan jangkauan layanan perbankan kepada masyarakat, beberapa bank telah menambah kantor cabang dan kantor cabang pembantu dan kantor kasnya yang tersebar pada kawasan perekonomian dan perkantoran di Kota Padang.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
93
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.1 Jumlah Kantor Bank Menurut Kepemilikan di Kota Padang Tahun 2012
Pusat
Wilayah
Cabang
Kantor Cabang Pembantu
1
1 1 1
13 4 3
8 14 18
-
1 30
4 35
-
-
1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
1 3 24 12 3 1 1 1 -
-
-
2 1 1
22 -
-
-
3 1 2 1 1
14 4 3 1 2
-
-
1
-
-
-
1 3
8 2
Kantor Nama Bank I.
II.
Bank Pemerintah a. Bank Devisa 1. PT BNI (Persero) 2. PT BRI (Persero) 3. PT Mandiri (Persero) b. Bank Non Devisa 1. PT BTN (Persero) 2. BPD Sumbar Bank Swasta a. Bank Devisa 1. PT Bank Bukopin 2. PT BII 3. PT Bank Danamon Indonesia 4. PT Bank CIMB Niaga, Tbk 5. PT Bank Permata 6. PT Bank Central Asia, Tbk 7. PT Bank Mega, Tbk 8. PT Bank Mestika Dharma 9. PT Bank Panin, Tbk 10. PT Bank OCBC NISP, Tbk 11. PT Bank Commonwealth b. Bank Non Devisa 1. PT BTPN 2. Bank Kesejahteraan Ekonomi 3. PT Bank Sinarmas
III. Bank Syariah 1. PT Bank Syariah Mandiri 2. PT Bank Muamalat Indonesia 3. PT BNI Syariah 4. PT Bank Syariah BRI 5. PT Bank Syariah Bukopin 6. PT Bank Danamon Unit Usaha Syariah 7. PT Syariah Mega Indonesia 8. PT. BPD Unit Usaha Syariah
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
94
Aktifitas Perekonomian Peranan perbankan dalam menunjang aktifitas perekonomian dapat dilihat dari perkembangan dana simpanan dan kredit yang disalurkan oleh perbankan. Selama tahun 2012 perkembangannya menampilkan kondisi yang menggembirakan, ini ditandai dengan adanya peningkatan penyaluran dana dari perbankan kepada masyarakat pada berbagai sektor ekonomi. Perkembangan kredit pada Bank Umum mengalami peningkatan dari
Rp.
11.090.459.000.000 pada tahun 2011 menjadi Rp. 12.492.004.000.000 pada tahun 2012. Rata-rata penyaluran kredit tiap triwulannya relatif sama pada tahun 2012, hal ini menandakan relatif stabilnya perekonomian Kota Padang sepanjang Tahun 2012. Seperti yang digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2 Perkembangan Kredit pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.) No
Akhir Periode
Bank Umum
BPR
Jumlah
1
Triwulan I
11.345.676
-
11.345.676
2
Triwulan II
12.404.267
-
12.404.267
3
Triwulan III
12.212.697
-
12.212.697
4
Triwulan IV
12.492.004
-
12.492.004
Posisi
12.492.004
-
12.492.004
Sumber : Bank Indonesia Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
95
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.3 Perkembangan kredit UMKM pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.) No
Akhir Periode
Bank Umum
BPR
Jumlah
1
Triwulan I
3.006.186
48.429
3.054.615
2
Triwulan II
3.367.102
49.133
3.416.235
3
Triwulan III
3.370.821
49.198
3.420.019
4
Triwulan IV
3.528.073
48.600
3.576.673
Posisi
3.528.073
48.600
3.576.673
Sumber : Bank Indonesia Padang
Penyaluran kredit pada bank umum besarannya mengalami fluktuasi tiap triwulannya, dimana pada triwulan I berada pada posisi nilai Rp. 2.636.435.000.000,- kemudian mengalami penurunan pada triwulan II dan III, tetapi meningkat lagi secara signifikan pada mencapai Rp. 3.074.332.000.000,- Sementara untuk BPR mempunyai kecendrungan yang menurun tiap triwulannya. Namun demikian pada BPR semua dana simpanan disalurkan semuanya, malahan melebihi dari dana simpanannya atau jumlah kredit lebih besar dari simpanan. Sementara pada bank umum tidak semua dana simpanan yang disalurkan menjadi kredit bagi masyarakat di Kota Padang, diharapkan kedepannya agar dana tersebut dapat disalurkan semuanya bahkan lebih bagi masyarakat atau pelaku usaha untuk menunjang roda pembanguan di Kota Padang.
Bank Mandiri, Jl. Sudirman
Bank Indonesia, Jl. Sudirman Bank Bukopin, Jl. Sudirman
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
96
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.4 Posisi kredit pada Bank Umum dan BPR menurut Sektor Ekonomi di Kota Padang Tahun 2012 (juta Rp.) No
Sektor Ekonomi
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
1
Pertanian
185.834
293.513
173.956
193.125
2
Pertambangan
332.810
261.572
261.871
149.353
3
Industri
1.056.133
1.249.858
1.114.660
1.173.083
4
Listrik,Gas dan Air
1.146
2.711
2.943
4.392
5
Konstruksi
21.0847
249.726
278.525
288.739
6
Perdagangan
2.931.554
3.287.125
3.381.122
3.474.790
7
Angkutan
251.833
262.334
320.056
373.149
8
Jasa-jasa
775.108
766.074
935.002
917.589
9
Lainnya
5.270.258
5.235.244
5.399.664
5.529.173
Jumlah
11.015.523
11.608.157
11.867.799
12.103.393
Sumber : Bank Indonesia Padang
Kredit terbesar yang disalurkan oleh bank umum dan BPR adalah untuk sektor Perdagangan dan Industri, dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 3.474.790 dan Rp. 1.173.083,. Sementara yang terendah untuk sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp. 4.392,- .
5.2. PERDAGANGAN DAN JASA Kegiatan perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa mengubah sifat barang. Pergerakan arus barang
ini,
membutuhkan sarana perdagangan terutama sarana pasar yang dapat mempertemukan antara penjual dan konsumen. Klasifikasi pasar dalam hal ini dibedakan atas berbentuk pasar grosir, mall/pasar swalayan maupun pasar-pasar tradisional. Perkembangan jenis dan jumlah pasar di Kota Padang selama tiga tahun terakhir dapat dilihat seperti tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
97
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.5 Jenis dan Jumlah Pasar di Kota Padang Tahun 2010 s/d 2012 Tahun
Jenis Pasar 2010
2011
2012
1.
Pasar Tradisional/lokal
25
25
24
2.
Pasar Swalayan
36
36
36
3.
Pasar Grosir
2
1
1
4.
Mal/Plaza
4
4
4
Sumber : Dinas Perindagtamben Kota Padang
Jumlah pasar tradisional pada tahun 2012, berkurang dibanding tahun sebelumnya. Pada 2010 dan 2011 jumlah pasar tradisonal sebanyak 25 buah dan pada tahun 2012 turun menjadi 24 buah. Pengurangan ini terjadi disebabkan tidak aktifnya lagi Pasar Air Pacah karena pada lokasi tersebut di bangun perkantoran Pemerintahan Kota Padang. Sebagian dari pasar-pasar tersebut merupakan pasar tumbuh atau pasar kaget yang bermunculan pasca gempa dan seiring permukiman-permukiman baru di Kota Padang. Umumnya pasar-pasar tersebut dikelola oleh masyarakat. Dua puluh empat pasar tradisional tersebut tersebar pada Kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Padang. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan minat masyarakat berbelanja di pasar tradisional, maka secara bertahap telah dilakukan revitalisasi pasar tradisional seperti Pasar Bandar Buat, Pasar Simpang Haru dan Pasar Alai. Untuk melihat kemampuan dan daya tarik sebuah pasar dalam melakukan aktivitas perekonomian, bisa tergambar dari jumlah toko, kios dan los yang terdapat di pasar tersebut. Jumlah toko, kios dan los yang terdapat di pasar-pasar di Kota Padang tahun 2012, seperti tercantum pada tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
98
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.6 Luas dan Jumlah Petak toko/kios, dan Meja Batu Yang Dikelola Dinas Pasar Kota Padang Tahun 2012 Luas / Area (m2) No.
Tanah I.
Jumlah Petak
Jenis Pasar Bangunan
Toko / Kios
Meja Batu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pasar Raya Timur I 1. Inpres Tahap I
4.312
2. Inpres Tahap II
5.295
3. Inpres Tahap III
5.632
4. Inpres Tahap IV
1.500
5. Pertokoan Pasar Baru
158
-
II. Pasar Raya Timur II 1. Pertokoan Fase I
568
905
158
-
2. Pertokoan Fase II
545
895
162
-
3. Pertokoan Fase III
575
931
169
-
4. Pertokoan Fase IV
1.245
1.700
172
-
5. Pertokoan Fase V
430
750
114
-
6. Pertokoan Fase VI
490
595
100
-
11.584
6.243
342
-
1. Tahap I (Inpres Pert)
9.742
7.311
250
79
2. Tahap II (Inpres Pert)
2.704
2.135
84
-
3. Tahap III (Inpres Pert)
4.389
3.621
96
-
4. Pertokoan Blok A
4.800
3.832
173
-
5. Pertokoan Lapangan
630
527
13
-
6. Pertokoan Rajawali
672
468
25
-
2.700
2.430
223
442-
7. Pertokoan Fase VII III. Pasar Raya Barat
7. Pertokoan Atom Shopping Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
99
Aktifitas Perekonomian Luas / Area (m2) No.
Jumlah Petak
Jenis Pasar Tanah
Bangunan
Toko / Kios
Meja Batu
IV. Pasar Pembantu 1. Tanah Kongsi
6.000
2.040
60
239
2. Ulak Karang
6.400
2.186
34
80
13.630
5.130
80
216
4. Simpang Haru
5.800
2.142
93
90
5. Siteba (Inpres Psr)
1.800
2.521
72
152
6. Lubuk Buaya
23.600
3.873
148
180
7. Bandar Buat
25.300
4.548
367
491
3. Alai
Sumber : Dinas Pasar Kota Padang
Pada musibah gempa yang terjadi pada tanggal 30 September 2009, sebagian besar bangunan Pasar Raya mengalami rusak berat. Bangunan pasar raya yang runtuh adalah Pasar Inpres I, II, III dan IV yang merupakan bangunan permanen berlantai II. Sesuai dengan kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa, salah satunya
pada sarana perekonomian maka
bangunan Pasar Raya juga dilakuan rehab rekonstruksi. Pada tahun 2012 telah selesai dibangun Pasar Inpres Tahap I dan selanjutnya Pasar Inpres II yang masih dalam tahap pembangunan. Seiring dengan perkembangan Kota Padang sebagai kota besar dan diharapkan berkembang menjadi Kota Metropolitan, maka keberadaan sarana perekonomian yang nyaman dan modern menjadi sebuah kebutuhan bagi warga kota dan turis yang berkunjung. Mengikuti tuntutan kebutuhan tersebut, di Kota Padang juga tumbuh dan berkembang mall/plaza dan swalayan. Sampai tahun 2012 telah terdapat 4 buah mall di Kota Padang, yang umumnya berlokasi di pusat kota. Nama dan lokasi mall di Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
100
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.7 Nama dan Lokasi Mall/Plaza di Kota Padang tahun 2012 No
Nama Mall/Plaza
Lokasi
Keterangan
1
Basko Grand Mall
Jl. Hamka Padang
Sudah Beroperasi
2
Plaza Andalas
Jl. Pemuda Padang
Sudah Beroperasi
3
Sentral Pasar Raya
Jl. M. Yamin Padang
Sedang Proses Penyelesaian
Rocky Plaza
Jl. Permindo Padang
Sudah Beroperasi
4
Sumber: Dinas Pasar Kota Padang
Pada perististiwa gempa 30 September 2009 lalu, semua mall/plaza yang ada di Kota Padang mengalami kerusakan bahkan diantaranya ada yang rusak total seperti Matahari Dept. Store dan Sentral Pasar Raya. Sementara yang lainnya mengalami rusak sedang, sudah mulai beroperasi kembali setelah dilakukan rehabilitasi oleh pemiliknya. Tabel 5.8 Nama dan Lokasi Swalayan di Kota Padang tahun 2012 No
Nama Swalayan
Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PT. Trida Nusa Pratama PT. Suryatama Minang Lestari PT. Gramedia Asri Media Sari Anggrek Adinegoro Swalayan Toko Yan Akar Tulip Swalayan Yo Wai Baru Swalayan Singgalang Mini Market Singgalang Mini Market
Jl. Damar No.42 Padang Jl. Hamka No. 2a Padang Jl. Damar No.63 Padang Jl. Permindo No.61-63 Padang Jl. Adinegoro No.9 Lubuk Buaya Jl. Cokroaminoto Jl. Pondok Kopi No.7 Siteba Padang Jl. Jhoni Anwar 45 Lapai Jl. Proklamasi No.54 Padang Jl. Sutomo
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Toko Yossie Toko Yossie Toko Yossie Rio Toserba Toko Nando Baru Toko Hendra Toko Oma Opa Citra Swalayan Citra Swalayan
Jl. Hamka No.5 Tabing Jl. Hamka No.15 Tabing Jl. Adinegoro Tabing Jl. Permindo 43 C Padang Jl. Damar No. 30 A Padang Jl. Hamka No.11 Padang Jl. S.Parman 13 A Padang Jl. Andalas No 102 Padang Jl. Sungai Balang Bandar Buat
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
101
Aktifitas Perekonomian
No
Nama Swalayan
Lokasi
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Citra Swalayan Citra Swalayan Citra Swalayan Citra Swalayan Citra Swalayan Mitra Swalayan Rili Swalayan Rili Swalayan Rili Swalayan Okky Mart One Swalayan Md Mart Daft Mart
Rawang Mata Air Jl. Gajah Mada No. 4 Padang Jl. Adinegoro Padang Jl. Ampalu Padang Jl. Thamrin Padang Jl. Juanda Jl Aru Padang Jl. By. Pass Padang Jl. Andalas Padang Jl. Bandar Damar Jl. By. Pass Padang Tunggul Hitam Jl. Hamka
33 34
Luxuri Mart Tanjung Baru
Jl. Proklamasi No. 10 Padang Jl.Simpang Tabing No. 22 Padang
Sumber : Dinas Perindagtamben Kota Padang, 2012
Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan tidak terlepas dari upaya memantapkan posisi Kota Padang sebagai pusat perdagangan di Sumatera Barat. Meningkatnya kegiatan usaha perdagangan baik kecil, maupun besar merupakan cerminan dari besarnya kegiatan perdagangan. Melalui kegiatan perdagangan, akan tercipta aliran pendapatan antara pelaku-pelaku ekonomi, yaitu masyarakat konsumen, produsen dan pemerintah. Konsumen akan memperoleh pendapatan dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki, produsen akan memperoleh pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkan, sedangkan pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak, seperti pajak pendapatan dari barang konsumsi dan pajak pertambahan nilai dari kegiatan produksi. Berkembangnya sektor perdagangan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan perekonomian Kota Padang.
5.3.
KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Koperasi sebagai soko guru ekonomi kerakyatan sangat penting perannya dalam
menopang kegiatan perekonomian. Perkembangan dan aktifitas koperasi di Kota Padang selama tiga tahun terakhir memperlihatkan kondisi yang makin menggembirakan, dapat dilihat pada jumlah koperasi yang aktif, koperasi yang baru tumbuh dan jumlah koperasi yang tidak aktif. Pada tahun 2010 jumlah koperasi yang aktif mencapai sebanyak 416 buah, kemudian meningkat Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
102
Aktifitas Perekonomian menjadi 428 pada tahun 2012. Jumlah koperasi yang baru pada tahun 2010 sebanyak 10 buah dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 72 koperasi baru. Sementara jumlah koperasi yang tidak aktif, pada tahun 2012 tetap sebanyak 60 buah, sama dengan tahun sebelumnya pada tahun 2011. Peningkatan jumlah koperasi juga diikuti dengan peningkatan jumlah anggota khususnya selama tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2010 jumlah anggota sebanyak 71.593 anggota dan selanjutnya tahun 2011 meningkat lagi menjadi 91.539 anggota, maka pada tahun 2012 telah mencapai 106.276 anggota. Perkembangan jumlah koperasi yang aktif, tidak aktif dan jumlah anggota koperasi dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini. Tabel 5.9 Perkembangan Koperasi dan UKM Di Kota Padang Tahun 2009-2012
Perkembangan Koperasi dan UKM
Tahun 2010
2011
2012
I. Koperasi (unit) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah koperasi aktif Jumlah Koperasi tidak aktif Jumlah Koperasi Baru Jumlah Koperasi dan KUD Jumlah KUD Jumlah Anggota (orang)
416 53 10 516 12 71.593
428 60 72 560 12 91.539
428 60 72 601 12 106.276
23.686 11.820 3.052
25.333 12.036 3.067
26.982 12.156 3.092
II. Jumlah Perusahaan Perdagangan 1. Kecil 2. Menengah 3. Besar Sumber: Dinas Koperasi dan UKM
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
103
Aktifitas Perekonomian Gambar 5.1 Perkembangan Koperasi di Kota Padang
428
416
428
aktif tdk aktif 60 72
53
baru
60 72
10 2010
2011
2012
Dalam upaya meningkatkan perkembangan dan peran koperasi, Pemerintah Kota Padang telah melakukan terobosan dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yaitu :
a.
Pencanangan Masjid sebagai pusat ekonomi ummat melalui Koperasi Masjid ( tahun 2009).
b. Menumbuh kembangkan koperasi disetiap kelurahan di Kota Padang melalui Koperasi Jasa Keuangan Syariah Kelurahan dimulai pada tahun 2010.
Tabel 5.10 Perkembangan KJKS BMT di Kota Padang Tahun 2010 s/d 2012 No.
Tahun
Berbadan Hukum
Dalam Proses
Jumlah KJKS
1
2010
52
2
54
2
2011
4
16
20
3
2012
2
28
30
58
46
104
Total Sumber: Dinas Koperasi dan UKM
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
104
Aktifitas Perekonomian Selain koperasi, pelaku ekonomi yang cukup potensial menyerap tenaga kerja dan mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi krisis ekonomi adalah usaha kecil dan menengah (UKM), yang umumnya bergerak di sektor informal. Sektor UKM Kota Padang meliputi 3 (tiga) komponen usaha, yaitu; industri kecil dan menengah, perdagangan dan jasa. Kekuatan dan kontribusi sektor UKM terhadap perekonomian kota
bisa dilihat dengan
meningkatnya pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Kota Padang. Pada sektor perdagangan UKM merupakan pelaku usaha yang paling besar proporsinya dibanding pelaku usaha mikro dan besar. UKM sektor perdagangan, pada tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah pengusaha menjadi sebanyak 39.138 perusahaan, jumlah ini meningkat dibanding tahun 2011 yang hanya sebanyak 37.369 perusahaan. Peningkatan jumlah perusahaaan UKM ini berdampak pada meningkatnya penyerapan jumlah tenaga kerja dan aktivitas perekonomian. Di sisi lain, perkembangan usaha perdagangan pada skala besar juga mengalami trend yang meningkat. Pada tahun 2010 sebanyak 3.052 perusahaan menjadi 3.067 perusahaan pada tahun 2011, kemudian meningkat mencapai 3.092 perusahaan pada tahun 2012.
Gambar 5.2 Persentase Perusahaan Perdagangan di Kota Padang Menurut Skala Usaha Tahun 2012
Kecil 62%
Mikro 2% Besar 7% Menengah 29%
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
105
Aktifitas Perekonomian Di Kota Padang terdapat beberapa jenis UKM yang berkembang cukup baik dan dalam pola geografis telah membentuk sentra–sentra kawasan spesifik usaha tertentu, kawasan yang menjadi sentra UKM tersebut adalah : 1. Sentra bordir dan pelaminan di Kecamatan Lubuk Begalung 2. Sentra rotan di Kecamatan Lubuk Begalung. 3. Sentra ikan air tawar di Kecamatan Kuranji dan Pauh 4. Sentra tanaman hias di Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Meskipun dari segi kuantitas perkembangan UKM cukup pesat, tetapi belum sejalan dengan peningkatan dari segi kapasitas usaha. Kondisi tersebut disebabkan UKM juga menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh sektor UKM di Kota Padang adalah: 1. Usaha yang dikelola didominasi oleh usaha skala kecil dengan menggunakan peralatan sederhana. 2. Akses pasar yang terbatas. 3. Belum profesional dalam pengelolaan usaha. 4. Keterbatasan modal dan akses ke lembaga perbankan. 5. Masih rendahnya skiil dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi. 6. Belum memiliki daya saing yang kuat. Dalam upaya mendorong dan meningkatkan perkembangan UKM, Pemerintah Kota Padang,
telah
melaksanakan
berbagai
program.
Program-program
dimaksud
adalah
pengembangan sistem pendukung usaha, kewirausahaan dan penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UKMK, pemberdayaan masyarakat pesisir dan bantuan alat tangkap, pengembangan mutu dan pemasaran pada sektor industri, perdagangan dan jasa, peningkatan sarana dan prasarana pasar dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. Penyediaan kredit mikro untuk masyarakat miskin disalurkan melalui Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri Perkotaan (PNPM-MP), Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).
5.4 INDUSTRI Sektor Industri, adalah kegiatan yang meliputi proses peningkatan kapasitas produksi yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa. Proses produksi dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi ataupun proses lainnya. Sektor industri merupakan salah satu sektor unggulan di Kota Padang. Sektor yang dikembangkan pada umumnya adalah industri kecil hasil pertanian dan kehutanan, industri logam dan mesin elektro, industri kimia dan aneka industri. Sektor Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
106
Aktifitas Perekonomian industri hasil pertanian dan kehutanan merupakan sektor yang paling besar, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun nilai investasi yang ditanamkan. Secara keseluruhan, sektor industri kecil merupakan kelompok industri paling banyak jumlahnya, baik jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja, sedangkan dari sisi nilai investasi yang ditanamkan, maka industri besar merupakan yang paling tinggi nilainya.
Tabel 5.11 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri Di Kota Padang Tahun 2012
No 1
Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja (unit) (org)
Jenis Industri Industri Kecil : Industri Pangan
1.240
7.722
Industri sandang & Kulit Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri Logam & Eelektronik
386
2.883
938
5.122
801
3.318
Industri Kerajinan
138
598
3.503
19.643
24
315
2
19
35
272
21
185
1
2
83
793
Industri Pangan
5
211
Industri sandang & Kulit Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri Logam & Eelektronik
0
0
19
1.650
3
55
0
0
27
1.916
Jumlah 2
Industri Menengah : Industri Pangan Industri sandang & Kulit Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri Logam & Eelektronik Industri Kerajinan Jumlah
3
Industri Besar :
Industri Kerajinan Jumlah Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
107
Aktifitas Perekonomian Mencermati perkembangan industri di Kota Padang, untuk industri kecil jenis usaha yang paling banyak adalah industri pangan, baik dalam jumlah usaha maupun penyerapan tenaga kerja, kemudian disusul oleh industri kimia dan bahan bangunan. Kedua jenis industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 12.844 orang. Sementara untuk industri menengah dan industri besar, jenis industri pangan dan industry kimia dan bahan bangunan juga menjadi kontributor terbesar, baik dalam jumlah usaha maupun penyerapan tenaga kerja.
5.5.
PARIWISATA Kota Padang memiliki potensi wisata yang banyak dan beragam. Objek Daerah Tujuan
Wisata (ODTW) Kota Padang dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ODTW Alam, ODTW Bahari dan ODTW Sejarah, Seni Budaya. ODTW Alam lebih menonjolkan aspek panorama alam yang memberikan kesan keindahan dan minat tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya, ODTW Bahari menyajikan atraksi berupa laut dan pulau-pulau yang terdapat disekitarnya dan ODTW Sejarah, Seni dan Budaya lebih menonjolkan nilai-nilai sejarah dan seni serta budaya spesifik yang dianut oleh masyarakat di daerah setempat. Hampir pada setiap kecamatan di Kota Padang terdapat potensi objek wisata. Potensi yang terbesar terdapat di tiga kecamatan yaitu Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, dan Padang Selatan.
Sementara itu,
wilayah Kecamatan yang yang paling minim atau hampir tidak ada objek wisata terdapat di tiga kecamatan, yaitu Padang Timur, Padang Utara dan Nanggalo.
Pulau Sikuai
Pantai Purus
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
Lubuk Paraku
108
Aktifitas Perekonomian Objek wisata alam masih menjadi objek wisata utama di Kota Padang. Beberapa objek wisata alam di Kota Padang secara umum dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5.12 Objek Wisata Alam di Kota Padang No
Objek Wisata
Jenis
Lokasi (Kecamatan)
1
Kawasan Siti Nurbaya
Alam / Nature
Padang Selatan
2
Bukik Gado -gado
Alam / Nature
Padang Barat
3
Gunung Panggilun
Alam / Nature
Padang Utara
4
Pemandian Lori
Alam / Nature
Koto Tangah
5
TPA Aie Dingin
Alam / Nature
Koto Tangah
6
Agro Wisata Sei Lareh
Alam / Nature
Koto Tangah
7
Lubuak Minturun
Alam / Nature
Koto Tangah
8
Wisata Rumah Bangau
Alam / Nature
Koto Tangah
9
Lubuak Tampuruang
Alam/ Nature
Kuranji
10
Pemandian Alam Surga
Alam/ Nature
Nanggalo
11
Air Terjun Sikayan Balumuik
Pauah
12
Sarasah Aie Angek Jariang
Alam / Nature Alam/ Nature
13
Panorama Batu Busuak
Alam/ Nature
Pauh
14
Gunung Meru
Alam / Nature
Lubuk Begalung
15
Panorama Puncak Lampu
Alam / Nature
Lubuk Begalung
16
Taman Hutan Raya Bung Hatta
Alam / Nature
Lubuk Kilangan
17
Panorama Sitinjau Laut I
Alam / Nature
Lubuk Kilangan
18
Panorama Sitinjau Laut II
Alam / Nature
Lubuk Kilangan
19
Lubuk Peraku
Alam / Nature
Lubuk Kilangan
20
Gua Kelelawar
Alam / Nature
Lubuk Kilangan
21
Air Terjun Tigo Tingkek
Alam / Nature
Bungus Teluk Kabung
22
Lubuak Timbulun
Alam / Nature
Bungus Teluk Kabung
23
Koto Lalang
Alam / Nature
Bungus Teluk Kabung
24
Kandang Dama
Alam / Nature
Bungus Teluk Kabung
Sungai Pisang
Alam / Nature
Bungus Teluk Kabung
25
Pauh
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
109
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.13 Objek Wisata Pantai (Bahari) di Kota Padang No
Objek Wisata
Jenis
Lokasi (Kecamatan)
1
Pasie Sabalah
Pantai / Beach
Koto Tangah
2
Pasie Kandang
Pantai / Beach
Koto Tangah
3
Pasie Jambak
Pantai / Beach
Koto Tangah
4
Lolong
Pantai / Beach
Padang Utara
5
Bung Hatta
Pantai / Beach
Padang Utara
6
Aie Tawa
Pantai / Beach
Padang Utara
7
Puruih
Pantai / Beach
Padang Barat
8
Pantai Padang
Pantai / Beach
Padang Barat
9
Aie Manih
Pantai / Beach
Padang Selatan
10
Sungai Barameh
Pantai / Beach
Lubuk Begalung
11
Karang Tirta
Pantai / Beach
Lubuk Begalung
12
Nirwana
Pantai / Beach
Bungus Teluk Kabung
13
Carlos
Pantai / Beach
Bungus Teluk Kabung
14
Pasa Laban
Pantai / Beach
Bungus Teluk Kabung
15
Bungus
Pantai / Beach
Bungus Teluk Kabung
16
Pondok Carolina
Pantai / Beach
Bungus Teluk Kabung
17
Sungai Pisang
Bungus Teluk Kabung
18
Pantai Teluk Bayur
Pantai / Beach Pantai / Beach
19
Danau Buatan Cimpago
Pantai / Beach
Lubuk Begalung Padang Barat
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Kota Padang juga memiliki potensi wisata budaya yang beragam berupa bangunan peninggalan sejarah pada masa lalu, seperti tugu pahlawan, Benteng Jepang, Museum, Taman Siti Nurbaya, juga legenda Malin Kundang ; kesenian dan kebudayaan tradisional ; serta benda-benda historis seperti Loji di Muara, rumah pahlawan Bagindo Azizchan di Alang Lawas, Mesjid Raya Ganting yang telah berumur lebih dari 100 tahun, serta bangunan lama yang terdapat di Kota Tua.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
110
Aktifitas Perekonomian
Objek-objek wisata tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah. Letaknya strategis, dekat dengan pusat kota, sehingga mudah dicapai. Beberapa diantara objek wisata sejarah dan kepurbakalaan yang terdapat di Kota Padang yang cukup dikenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan seperti yang terdapat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14 Objek Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan di Kota Padang No
Objek Wisata
Pengelola
Lokasi
1
Gedung Balai Kota
Pemda
Jl. Prof. M. Yamin, SH
2
Tugu Pahlawan Tak Dikenal
Pemda
Taman Melati
3
Tugu Pemuda Young Sumatera
Pemda
Pusat Kota
4
Tugu Bagindo Azis Chan
Pemda
5
Benteng Japang Bukik Lampu
Pemda
Jl. Bagindo Aziz Chan Kecamatan Bungus Teluk Kabung
6
Museum Adityawarman
Dikbud
Jl. Diponegoro
7
Taman Siti Nurbaya
Pemda
Gunung Pangilun
8
Taman Budaya
Pemda
Jl. Diponegoro
9
Kelenteng
Masyarakat
Kel. Pasar gadang
10
Bangunan Kota Tua
Masyarakat
Kel. Pasar Gadang
11
Miniatur Mekkah
Masyarakat
Kel. Lubuk Minturun
12
Masjid Ganting
Masyarakat
Kel. Pasar Gadang
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
111
Aktifitas Perekonomian Sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai, Kota Padang juga memiliki objek pariwisata bahari yang sangat potensial untuk dikembangkan. Beberapa potensi yang terdapat antara lain adalah keindahan pantai, taman laut dan pulau-pulau kecil dengan pantai indah. Di kawasan bawah laut, terdapat potensi terumbu karang, serta flora dan fauna laut yang beragam. Sejauh ini, potensi yang besar objek wisata bahari ini belum termanfaatkan secara optimal.
Sesuai hasil kesepakatan bersama Gubernur Sumatera Barat dengan 10 kepala daerah Kabupaten dan Kota dalam pengembangan kawasan wisata prioritas di Sumatera Barat adalah ditetapkannya 10 (sepuluh) kawasan pariwisata prioritas di Sumatera Barat, dimana Kota Padang termasuk salah satu diantaranya yaitu dengan objek wisata unggulan Gunung Padang yang ditetapkan untuk kawasan Wisata Bahari. Kota Padang telah ditetapkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Nasional. Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Padang (RIPPDA) dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Sumatera Barat, Kota Padang merupakan salah satu Wilayah Pengembangan Wisata (WPW) yang diharapkan mampu mendukung pengembangan kepariwisataan Sumatera Barat dan Indonesia. Penyusunan RIPPDA
dilakukan berdasarkan
pendekatan Community Attraction Complex dengan membentuk Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) yang kemudian dikembangkan lagi menjadi Satuan Kawasan Wisata (SKW). Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah membangun dan membenahi sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang. Dalam menciptakan Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
112
Aktifitas Perekonomian icon pariwisata Kota Padang, telah dipilih dan ditetapkan Kawasan Pantai Air Manis dan kawasan sepanjang Pantai Padang sebagai objek wisata unggulan Kota Padang. Pengembangan kawasan ini dijadikan prioritas dengan melibatkan stakeholder terkait
dan penduduk sekitar secara
sinergis, baik dalam pengelolaan wilayah maupun melakukan atraksi budaya. Disamping itu, untuk menggerakkan kegiatan pariwisata juga diadakan berbagai even pariwisata yang telah disusun dalam bentuk kalender wisata tahunan. Kegiatan-kegiatan yang sudah diagendakan dalam kalendar wisata Kota Padang pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.15 Kalender Even Pariwisata Tahunan Kota Padang Tahun 2012 No
Nama Even
Jadwal 1 Januari
Lokasi
1
Festival Tahun Baru
2
Tahun Baru Imlek
3
Malam Bagurau
Setiap Malam Minggu
Gelanggang Silieh Baganti Jln.Samudra No.1 Padang
4
Tour de Singkarak
4 s/d 10 Juni
Pantai Padang
5
Festival Sitti Nurbaya
3 s/d 11 Juni
6
Dragon Boat
12 s/d 15 Juli
7 8
Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu Raya Padang Fair
Taman Budaya dan Pantai Padang Banjir Kanal GOR H.Agus Salim Taman Budaya
9
Festival Rendang
8 s/d 17 Februari
16 s/d 18 Maret 1 s/d 11 November Desember
Pantai Padang GOR HBT Pondok
GOR H.Agus Salim RTH Imam Bonjol
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Sebagai sektor yang paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan, yang sifatnya tidak lagi lokal atau regional, tetapi sudah mengglobal, peningkatan kualitas sarana prasarana, layanan dan pengembangan daya tarik pada sektor pariwisata perlu terus ditingkatkan. Kondisi
Kota Padang pasca peristiwa gempa 30 September 2009 yang
berdampak terhadap kegiatan kepariwisataan, dimana sebagian besar sarana pariwisata seperti hotel mengalami kerusakan bahkan diantaranya rusak parah, saat ini sudah pulih kembali. Melalui kegiatan rehab dan rekonstruksi yang dilakukan baik oleh Pemerintah, pihak swasta Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
113
Aktifitas Perekonomian maupun masyarakat serta terus membaiknya perekonomian serta berbagai event pariwisata yang digelar setiap tahun telah mampu membawa dampak positif pada peningkatan aktivitas pariwisata di Kota Padang. Berdasarkan data statistik pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, pada tahun 2012 jumlah wisatawan asing yang datang ke Kota Padang mencapai 139.199 orang, jumlah tersebut memperlihatkan peningkatan yang sangat berarti jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada 2011 sebesar yang hanya 47.609 orang. Sementara untuk wisatawan domestik, juga mengalami perkembangan yang baik, di mana pada tahun 2010 sebanyak 1.823.401 orang, kemudian tahun 2011 meningkat secara signifikan mencapai sebanyak 2.252.336 orang dan selanjutnya pada tahun 2012 telah mencapai 2.965.807 orang. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan sarana pariwisata yang meningkat baik dari segi jumlah maupun kualitas serta didukung perekonomian yang terus membaik, sehingga membawa pengaruh yang positif pada jumlah kunjungan.
Tabel 5.16 Jumlah Objek Wisata, Hotel Berbintang dan Kunjungan Wisatawan di Kota Padang Tahun 2010-2012 Tahun No I
II
III
Uraian JUMLAH OBJEK WISATA a. Alam b. Bahari c. Sejarah/Kepurbakalaan JUMLAH HOTEL a. Hotel Bintang Lima b. Hotel Bintang Empat c. Hotel Bintang Tiga d. Hotel Bintang Dua e. Hotel Bintang Satu f. Hotel Non Bintang JUMLAH WISATAWAN a. Asing b. Domestik
Sat. 2010
2011
2012
25 19 73
25 19 73
25 19 73
buah buah buah
1 3 4 3 54
2 3 3 3 47
1 4 3 5 5 47
buah buah buah buah buah buah
1.870.403 47.002 1.823.401
2.299.945 47.609 2.252.336
3.104.926 139.119 2.965.807
org org org
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
114
Aktifitas Perekonomian Gambar 5.3 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Kota Padang Tahun 2010-2012
3.500.000 3.104.926
3.000.000 2.299.945
2.500.000 2.000.000
1.870.403
1.500.000 1.000.000
500.000 0
2010
2011
2012
5.6 KELAUTAN DAN PERIKANAN Kota Padang sebagai
Kota
yang terletak pada kawasan pesisir pantai Barat Pulau
Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, memiliki wilayah laut seluas 720 km² dengan panjang pantai 68,126 km. Pantai dan perairan Kota Padang memiliki kekayaan laut yang potensial seperti keanekaragaman jenis ikan laut, jenis-jenis tumbuhan laut, bunga karang dan lain-lain. Pengelolaan sektor kelautan dan perikanan ini secara optimal, akan dapat mendorong perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja, menambah pendapatan daerah dan mempunyai multiplier efek bagi perkembangan sektorsektor lainnya. Kegiatan perikanan dapat dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Kegiatan perikanan darat meliputi perikanan tambak, perikanan kolam, perikanan keramba dan perikanan perairan umum.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
115
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.17 Produksi dan Fasilitas Perikanan di Kota Padang Kondisi Tahun 2010 s/d 2012
Jenis Komoditi I. Perikanan Laut a. Jumlah Tangkapan (ton) b. Jumlah Kapal Penangkap (unit) c. Jumlah TPI (unit) d. Jumlah Nelayan II. Perikanan Darat a. Kolam Luas (ha) Jumlah Produksi (ton) b. Keramba Jumlah Keramba (unit) Jumlah Produksi (ton) c. Perikanan Perairan Umum Jumlah Produksi (ton) d. Perikanan Budidaya Jumlah Produksi (ton)
Tahun 2010
2011
2012
18.098 1.617 1 6.898
18.647,5 1.624 1 6.903
19.590,6 1.646 1 6.925
95,70 2.420,44
95,72 3.274,31
87,43 2.762,43
15 1,2
15 -
-
362,04
287,20
265,43
2.420,44
3.274,31
2.762,43
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Padang
Potensi perikanan laut yang terdapat di perairan wilayah Kota Padang yang telah dimanfaatkan antara lain adalah ; 1. Ikan Pelagis Besar seperti ; tuna, alkobar, setuhuk, ikan pedang, layaran, cakalang, tongkol dan tenggiri dengan potensi lestari 159.652 ton. 2. Ikan Pelagis Kecil meliputi; ikan-ikan yang hidup di daerah permukaan laut yang berukuran relatif kecil seperti ikan kembung, bentong, layang, selar, lemuru dan lain sebagainya dengan potensi lestari 288.924 ton. Sumber daya ikan pelagis ini relatif telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan dengan alat tangkap yang sederhana. 3. Ikan Demersal, adalah jemis ikan yang hidup di perairan dalam, meliputi; ikan kerapu, bambangan, bawal dan lainnya. Potensi lestari jenis ikan Demersal ini sebesar 1.085 ton. 4. Ikan Karang yang terdapat di sekitar terumbu karang, dimanfaatkan untuk dikonsumsi dan sebagai ikan hias. 5. Udang, dengan daerah penangkapan sekitar perairan pantai Kota Padang dan perairan Kepulauan Mentawai. Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
116
Aktifitas Perekonomian
Penangkapan ikan telah dilakukan oleh masyarakat nelayan terutama ikan pelagis kecil, sedangkan untuk ikan pelagis besar masih rendah karena terbatasnya sarana penangkapan. Potensi perikanan laut merupakan sektor yang sangat menjanjikan, hal ini dapat dilihat dari jumlah tangkapan yang cenderung naik . Hasil penangkapan ikan pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding tahun 2011, yaitu dari 18.647,5 ton menjadi 19.590,6 ton. Jenis ikan terbanyak yang ditangkap adalah Cakalang yaitu sebesar (4.688,1 ton) dan tuna sebesar 4.155,9 ton. Potensi subsektor perikanan laut merupakan lapangan usaha yang mempunyai prospek sangat bagus untuk dikembangkan. Menurut beberapa penelitian, laut di pantai Padang memiliki komunitas ikan tuna dan kerapu terbaik yang sangat diminati importir dari China, Jepang dan Korea. Pada tahun 2012 produksi ikan tuna Kota Padang mencapai 3.996,3 ton meningkat dibanding tahun 2011 dengan sebesar ton 3.787,2 ton. Di sisi lain, walaupun potensinya menjanjikan, disamping karena belum maksimalnya jumlah kapal penangkap juga disebabkan oleh alat tangkap yang masih bersifat tradisional menyebabkan hasil tangkapan belum optimal. Perkembangan jumlah kapal penangkap ikan terjadi penambahan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2010 jumlah kapal penangkap ikan berjumlah sebanyak 1.617 unit, kemudian pada tahun 2011 mencapai 1.624 unit, selanjutnya tahun 2012 jumlahnya sudah mencapai 1.646 unit. Pemerintah Kota Padang secara terus menerus memperbaharui potensi perikanan ini dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Pemko Padang membangun PPI Muara Anai untuk melengkapi sarana dan prasarana Pelabuhan Samudra Bungus. Fasilitas yang tersedia pada pelabuhan Perikanan Bungus meliputi ; kolam pelabuhan, dermaga, receiving hall, perbengkelan, perbekalan, pabrik es, dan fasilitas penunjang (kantor, dll). Di samping itu pada beberapa tempat terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mini, antara lain di Pasir Jambak, Gaung, dan Batung. Dalam upaya meningkatkan taraf hidup nelayan, telah banyak kebijakan diambil oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Mulai dari program-program bantuan lunak untuk meningkatkan kemampuan produksi nelayan seperti bantuan lunak mesin robin, alat tangkap seperti jaring dan bantuan lunak pembelian bagan hingga pelatihan-pelatihan yang berguna meningkatkan SDM nelayan dalam mengolah hasil laut yang memberikan nilai ekonomi yang tinggi.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
117
Aktifitas Perekonomian
5.7
PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN
5.7.1. Pertanian Sektor pertanian yang termasuk ke dalam sektor primer perannya relatif kecil, hanya memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB sebesar 5,77 %. Kondisi ini disebabkan relative kecilnya lahan pertanian dan rendahnya produktifitas sektor pertanian khususnya disebabkan oleh pengelolaan yang masih bersifat tradisional serta fluktuasi harga komoditi pertanian yang sangat tajam. Lahan yang terbatas juga semakin mengalami penurunan sebagai akibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian secara cepat dan terus menerus. Hal ini sebagai konsekuensi semakin banyaknya konversi penggunaan lahan untuk kegiatan lain seperti perumahan dan kegiatan bisnis lainnya. Langkah-langkah antisipatif kedepan yang diambil untuk menekan laju konversi lahan sawah ini, terutama untuk lahan produktif dengan pengairan menggunakan irigasi teknis adalah kebijakan berdasarkan RTRW Kota Padang 2010-2030, bahwa lahan pertanian dipertahankan seluas 4.119 Ha yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan dikembangkan di kawasan pertanian yang beririgasi teknis, ½ teknis dan sederhana PU, serta mempunyai produktivitas lahan tinggi, yang tersebar di kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung dan Bungus Teluk Kabung. Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB relatif kecil, tetapi sektor ini tetap mempunyai peran strategis dikarenakan jumlah masyarakat Kota Padang yang bekerja di sektor ini relatif banyak dan mempertahankan keunikan Kota Padang sebagai kota yang memiliki lahan pertanian. Mencermati kondisi tersebut, sektor pertanian tetap mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah dan masyarakat. Dalam perspektif demikian, Pemerintah Kota Padang telah memberikan dorongan dan dukungan kepada masyarakat dalam melakukan usaha disektor ini. Berbagai langkah strategis dan kebijakan telah dilakukan, diantaranya pertanian di Kota Padang diarahkan pada usaha pertanian perkotaan yang pada dasarnya merupakan upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan lokal. Kebijakan lain yang ditempuh dalam pengembangan pertanian adalah mensinergikan sektor pertanian dengan sektor lainnya seperti pariwisata. Hal tersebut salah satu wujudnya adalah pengembangan kawasan agrowisata di Lubuk Minturun. Produksi pertanian di Kota Padang masih di dominasi tanaman padi sawah. Pada tahun 2010 produksi padi sawah di Kota Padang mencapai 77.084 ton, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 78.699 ton. Perkembangan sektor pertanian terutama pada produksi padi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
118
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.18 Luas Areal dan Produksi Padi di Kota Padang Tahun 2010 s/d 2012 Tahun No
Uraian
1.
Luas Areal Tanam (Ha)
2. 3.
2010
2011
2012
14.220
13.677
15.291
Luas Areal Panen (Ha)
13.889,00
13.688
14.945
Jml Produksi Gabah (Ton)
77.084,00
74.567
78.699
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang
Lahan Sawah
Komoditi pertanian lainnya yang cukup dominan di Kota Padang adalah palawija. Palawija yang banyak dikembangkan di Kota Padang antara lain jagung dan kedelai serta ubi kayu. Jenis tanaman ubi kayu merupakan penyumbang terbesar dalam tanaman palawija. Pada tahun 2012 luas areal panen ubi kayu sebesar 159 hektar dengan produksi mencapai 2.735 ton , jumlah ini menurun dibanding tahun 2011 sebesar 168 hektar dengan produksi mencapai 6.196 ton. Sementara perkembangan luas areal dan produksi jagung dan kedelai dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi/permintaan kedua komoditi yang terus mengalami peningkatan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
119
Aktifitas Perekonomian tersebut sebagian besar didatangkan dari daerah lain. Perkembangan komoditi jagung dan kedelai di Kota Padang seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.19 Luas Areal dan Produksi Jagung dan Kedelai Kota Padang Tahun 2010 s/d 2012
Jenis Komoditi
Tahun 2010
2011
2012
1. Jagung a. Luas Areal Produksi (Ha) b. Jumlah Produksi (Ton) c. Jumlah Konsumsi (Ton)
53,00 177,92 87,58
0 16 0
2 5 -
2. Kedelai a. Luas Areal Produksi (Ha) b. Jumlah Produksi (Ton) c. Jumlah Konsumsi (Ton)
8,00 7,22 2.977,55
2,00 3,00 na
na
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang
5.7.2. Peternakan Selain budidaya usaha pertanian, di Kota Padang juga dikembangan usaha peternakan, kegiatan ini adalah dalam rangka diversifikasi pertanian dan peternakan. Usaha peternakan sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil secara tradisional oleh masyarakat. Untuk ternak mamalia populasi ternak yang cukup besar adalah kambing, sapi dan domba. Usaha peternakan di Kota Padang lebih diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan lokal dan jika terdapat surplus baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah tetangga. Usaha peternakan sapi potong mengalami perkembangan yang kurang menggembirakan, dimana cendrung terjadi penurunan jumlah sapi potong. Hal itu terlihat dari jumlah populasi maupun jumlah pemotongan. Pada tahun 2010, populasinya sebanyak 22.107 ekor kondisinya menurun pada tahun 2011 menjadi 14.814 ekor, kemudian mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2012 menjadi 14.993 ekor. Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi potong yang berkualitas dan higienis di Kota Padang terdapat rumah potong hewan yang terletak di Kecamatan Koto Tangah. Untuk peternakan sapi perah perkembangannya juga memperlihatkan kondisi yang hampir sama, yakni cendrung mengalami penurunan. Sementara untuk ternak unggas populasi terbanyak disumbangkan oleh ayam ras dengan populasi mencapai 2.233.000 ekor ternak unggas Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
120
Aktifitas Perekonomian yang banyak dipelihara di Kota Padang meliputi ayam ras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik. Perkembangan unggas mengalami fluktuasi dan bervariasi di antara jenis ternak dalam kelompok tersebut. Tetapi secara umum menunjukkan kondisi peningkatan, hal ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan konsumsi daging dan telur oleh masyarakat.
Perkembangan usaha
peternakan dapat dilihat seperti terdapat dalam tabel 5.20.
Tabel 5.20 Populasi, Produksi Peternakan di Kota Padang Menurut Jenis Ternak Tahun 2010 s/d 2012 Tahun No
Jenis Komoditi 2010
1.
14.814 7.512 2 1
14.993 7.937 2 1
41 30.240 6 2
44 44.352 6 3
41 98.400 6 7
19.683
18.666
20.056
5.038
2.519
3.010
Ternak Kecil Jumlah Populasi Kambing (ekor) Jumlah Populasi Domba (ekor)
4.
22.107 12.218 2 1
Ternak Sapi Perah Jumlah Populasi (ekor) Jumlah Produksi Susu pertahun Rata-rata kepemilikan (ekor/petani) Rata-rata produktivitas/ekor/hr (liter/hari)
3.
2012
Ternak Sapi Potong Jumlah Populasi (ekor) Jumlah Pemotongan pertahun (ekor) Rata-rata kepemilikan Rumah Potong Hewan
2.
2011
Unggas Ayam Buras 504.367 278.276 285.548 Ayam Ras Petelur - Jumlah populasi (ekor/th) 466.000 535.300 503.018 - Jumlah produksi telur (kg/th) 2.963.760 3.404.508 3.199.195 Ayam Pedaging - Jumlah populasi (ekor) 4.421.750 2.233.000 2.294.00 - Jumlah produksi daging (ton/bln) 240,66 294,87 152,98 Itik - Jumlah populasi (ekor) 50.081 51.216 48.689 - Jumlah produksi (butir/th) 228.369 163.481 222.021 Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
121
Aktifitas Perekonomian Gambar 5.4 Populasi Ternak menurut Jenis di Kota Padang Tahun 2012
600000 500000 Sapi
400000
Kambing Domba
300000
Ayam Petelur Ayam Pedaging
200000
Itik
100000 0 Populasi
5.8 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian, dikelompokkan dalam tiga sub-sektor, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan tanpa migas dan penggalian. Di Kota Padang kegiatan penambangan minyak dan gas bumi belum dilakukan oleh karena itu tabel-tabel PDRB Kota Padang tidak mencakup sub sektor ini. Sementara Sub sektor penggalian mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer,
batu karang,
pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan
komoditi penggalian selain tersebut diatas. Termasuk dalam subsektor penggalian adalah komiditi garam kasar Kota Padang memiliki beberapa sumber daya alam mineral yang potensial untuk dikembangkan antara lain tambang batu kapur yang diperkirakan luasnya 429 di kawasan Bukit Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan, 30 Ha Galian C DI Kawasan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji dan 30 Ha di Kawasan Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah. Tambang Logam mulia di Lambung Bukit/Bukit Bulek Kecamatan Pauh seluas 1.865 Ha dan Kecamatan Bungus seluas 2.000 Ha. Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
122
Aktifitas Perekonomian Tabel 5.21 Potensi Sumber Daya Mineral Kota Padang No 1 2 3
Lokasi Kws Bukit Karang Putih Kecamatan Lubuk Kilangan Kws Gn Sarik Kecamatan Kuranji Kws Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah
Jenis Batu Kapur
Volume (Ha)
Spesifikasi
429
Batu kapur
Galian C
30
Tanah Liat
Galian C
30
Batu
4
Kecamatan Labung Bukit/ Bukit Bulek Kecamatan Pauh
Logam Mulia
1.865
5
Kecamatan Bungus
Logam Mulia
2.000
Emas, Tembaga, Perak Arsenit, Timbal, Mangan, Besi
Sumber : Pertambangan Propinsi Sumatera Barat
Selanjutnya dalam pengeksplorasian tambang di Kota Padang terdapat pabrik semen yang sangat terkenal sampai ke mancanegara yaitu PT. Semen Padang, yang berlokasi di Kecamatan Lubuk Kilangan dengan produksi sebesar 6.522.006 ton pada tahun 2012. Sebagian besar dari produksi PT. Semen Padang diutamakan untuk kebutuhan penggunaan di dalam negeri, terutama di wilayah Sumatera Barat dan sebagian lagi untuk kota-kota di Sumatera dan Jawa. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 6,922 persen pada tahun 2011, angka ini mengalami peningkatan pertumbuhan dibanding tahun 2010 sebesar 6,84 persen. Hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan bahan-bahan galian karena meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan, sebagai dampak makin membaiknya kondisi perekonomian terutama berkaitan dengan kegiatan rehab rekonstruksi yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dengan membangun kembali gedung, pertokoan dan rumah-rumah masyarakat.
5.9 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Kegiatan yang dicakup dalam sub-sektor pengangkutan terdiri atas Jasa Angkutan Rel; Angkutan Jalan Raya; Angkutan Laut; Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan; Angkutan Udara; dan Jasa Penunjang Angkutan. Sementara, Sub sektor komunikasi terdiri dari kegiatan Pos dan Giro, Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang Komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket pos yang diusaProfil Daerah Kota Padang Tahun 2012
123
Aktifitas Perekonomian hakan oleh Perum Pos dan Giro. Kegiatan telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon dan telex yang diusahakan oleh PT. Telekomunikasi Tbk dan PT. Indosat Tbk. Pada tahun 2012 sektor Angkutan dan Komunikasi masih mendominasi pembentukan nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang dengan kontribusi sebesar 26,12 persen, angka ini lebih tinggi dibanding dengan tahun 2011 sebesar 25,64 persen. Sektor angkutan dan komunikasi merupakan sektor yang paling tinggi mengalami pertumbuhan tahun 2012. Pertumbuhan sektor ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan sebesar 12,18
persen. Meningkatnya pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi ini
disebabkan oleh naiknya pertumbuhan sub-sektor komunikasi, dari
Rp. 2.100,61 M pada
Tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 2.418,43 M pada Tahun 2012.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
124
Pencapaian Pembangunan Kota
BAB 6 PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KOTA Berdasarkan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada hakikatnya pencapaian pembangunan kota bertujuan untuk melindungi segenap warga Negara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, sejauh mana diukur melalui indikator-indikator seperti indikator pelayanan umum, indikator kesejahteraan sosial dan indikator daya saing daerah. Indikator-indikator pembangunan itu bermula dari input sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia kemudian berproses dan menghasilkan suatu output yang diharapkan. Output inilah nantinya yang akan dievaluasi melalui mekanisme evaluasi yang terutama berfokus pada evaluasi di bidang ekonomi, keuangan daerah, kemiskinan, pengangguran, pembangunan manusia serta pencapaian-pencapaian prestasi kota lainnya.
6.1. Indikator Makro Di bidang ekonomi, pencapaian kota dapat diukur dengan menggunakan analis terhadap indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir, struktur ekonomi kota, inflasi dan PDRB per kapita. Berikut dikupas satu per satu indikator ekonomi Kota Padang.
6.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan teori ekonomi, pendapatan daerah atau nasional (Y) dipengaruhi konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan selisih ekspor dikurangi impor (X-M) atau dinyatakan dalam suatu rumusan Y=C+I+G+(X-M). Untuk mengetahui adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan daerah diukur melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran yang menghasilkan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Saat ini perhitungan PDRB masih menggunakan pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan perhitungan menggunakan pendekatan pendapatan belum dapat dilakukan mengingat masih banyaknya keterbatasan-keterbatasan seperti informasi akses keuangan pada setiap penduduk. Seiring masih adanya keterbatasan terhadap perhitungan PDRB, juga masih ditemui keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku maupun perhitungan PDRB atas dasar konstan. Sebagai telah diketahui bersama, pertambahan PDRB dari waktu ke waktu itu tidak dapat berdasarkan nilai nominal dari tahun ke tahun itu atau Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
125
Pencapaian Pembangunan Kota dikenal dengan perhitungan PDRB menurut harga berlaku. Hal ini disebabkan perubahan harga sangat dipengaruhi oleh inflasi. Oleh karena itu, pertumbuhan PDRB dari waktu ke waktu diukur melalui suatu harga tertentu pada suatu tahun dasar, dimana tahun dasar yang dipilih adalah tahun dasar yang relatif cukup stabil dibandingkan tahun-tahun lainnya. Perhitungan berdasarkan tahun dasar ini disebut dengan perhitungan PDRB berdasarkan harga konstan. Berikut ini disajikan grafik pertumbuhan ekonomi dengan perhitungan PDRB harga konstan. Gambar 6.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
7,00
6,41
6,21
6,00
6,61
5,96 5,08
5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS, Data Diolah
Dari grafik pertumbuhan diatas dapat dijelaskan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Kota Padang meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun terjadi sedikit penurunan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 akibat bencana gempa bumi yang merusak sejumlah infrastruktur dan gedung perkantoran kota akan tetapi pasca bencana alam terus mengalami pertumbuhan. Tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi Kota Padang mencapai 5,08%, terus meningkat di tahun berikut menjadi 5,96%. Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi terus terjadi hingga dapat mencapai 6,41%. Bahkan di tahun 2012 adalah laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama satu dasawarsa terakhir ini yaitu sebesar 6,61%. Gambaran laju pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan ini merupakan cerminan kerjasama tiga pilar utama dalam pembangunan yaitu Pemerintah, Masyarakat dan Swasta. Pertumbuhan ekonomi ini juga menggambarkan kondisi perekonomian masyarakat yang Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
126
Pencapaian Pembangunan Kota mulai bergairah dalam meningkatkan perekonomian. Selanjutnya, untuk memahami kondisi kekinian Kota Padang perlu diketahui bagaimana struktur perekonomiannya dengan menggunakan dasar perhitungan atas dasar berlaku berikut ini.
6.1.2. Struktur Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 dapat dilihat bahwa struktur perekonomian di Kota Padang umumnya masih bergerak pada 4 sektor lapangan usaha utama yaitu sektor lapangan usaha pengangkutan & komunikasi, sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran serta lapangan usaha jasa-jasa dan industri pengolahan. Sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yakni sebesar 24,34%. Besarnya kontribusi pada sektor lapangan usaha ini lebih disebabkan peran Kota Padang sebagai ibukota Propinsi sehingga lalu lintas dalam kota dan antar kota lebih padat dibandingkan daerah kabupaten kota lainnya. Selain itu konsumsi masyarakat terhadap sektor transportasi semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sektor lapangan usaha kedua yang cukup berkontribusi besar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 adalah sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 21,50%. Sebagian besar sektor lapangan usaha ini didominasi oleh kontribusi perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 21,13%. Besarnya kontribusi perdagangan besar dan eceran disebabkan peran Kota Padang sebagai sentral perdagangan besar dan eceran di Sumatra Barat. Adapun sektor hotel dan restoran juga bertumbuh cukup pesat dalam tiga tahun terakhir terutama pasca gempa tahun 2009. Sektor lapangan usaha ketiga yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 adalah sektor lapangan usaha jasa. Sektor lapangan usaha jasa di Kota Padang berkontribusi sebesar 16,63% terhadap total PDRB. Sektor lapangan usaha jasa terdiri dari sektor jasa pemerintahan umum dan swasta. Pada sektor lapangan usaha ini cukup berimbang antara kontribusi jasa sektor swasta maupun jasa sektor pemerintah yakni sebesar 8,35% dan 8,28%. Kondisi ini mengindikasikan peran sektor swasta dan pemerintah cukup berimbang dalam memberikan pelayanan jasa. Selanjutnya sektor lapangan usaha keempat yang berkontribusi cukup besar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku adalah sektor lapangan usaha industri pengolahan yaitu pada sub sektor lapangan usaha industri tanpa migas yakni sebesar 14,29%. Meskipun industri tanpa
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
127
Pencapaian Pembangunan Kota migas termasuk empat sektor lapangan usaha yang berkontribusi besar terhadap total PDRB akan tetapi sektor lapangan usaha ini masih perlu terus ditingkatkan kontribusinya mengingat sektor industri merupakan pilar pembangunan menuju Kota Padang sebagai kota metropolitan sesuai dengan visi Pemerintah Kota dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025. Disamping itu, sektor industri diharapkan berkembang sebagai katalisator penyerapan tenaga kerja dan mesin pertumbuhan ekonomi. Sektor industri juga diharapkan berperan sebagai sektor yang mampu meningkatkan nilai tambah bahan mentah menjadi bahan produksi yang memiliki nilai tambah tinggi. Kondisi ini dapat dilihat pada kota-kota negara maju dimana sektor industri sebagai motor penggerak perekonomian. Dengan demikian pertambahan PDRB dari waktu ke waktu bukan disebabkan oleh adanya pertambahan konsumsi dari masyarakat akan tetapi akan lebih disebabkan semakin bertambahnya produksi di dalam negeri. Selengkapnya Struktur ekonomi Kota Padang menurut lapangan usaha di tahun 2012 dapat dilihat pada chart pie berikut ini. Gambar 6.2 Struktur Ekonomi Kota Padang (Berdasarkan PDRB Harga Berlaku) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012
1. Pertanian
1,68 5,78
2. Pertambangan &Penggalian
16,63 3. Industri Pengolahan
14,29 4. Listrik Gas Dan Air Bersih
8,66
1,88
5. Bangunan
5,23 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
24,34
21,50
7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa
Sumber : BPS Kota Padang, 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
128
Pencapaian Pembangunan Kota
6.1.3. Inflasi Inflasi merupakan proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontiniu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai kepada adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi merupakan salah satu tolok ukur yang menggambarkan tentang tingkat kestabilan perekonomian suatu daerah. Secara umum inflasi Kota Padang sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 masih berada diatas rata-rata inflasi nasional. Namun sejak tahun 2009, inflasi di Kota Padang dapat dikendalikan sehingga di tahun 2012 laju inflasi Kota Padang berada dibawah rata-rata inflasi nasional seperti terlihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.3 Laju Inflasi Kota Padang dan Nasional Tahun 2006 s/d 2012 (%)
14 12 10 8 6 4 2 0
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Kota Padang
8,05
6,9
12,68
2,05
1,59
5,50
5,00
Nasional
6,6
6,59
11,06
2,78
6,96
6,16
5,95
Sumber: BPS, 2012
6.1.4. PDRB per Kapita PDRB per kapita atas dasar harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per kepala atau satu orang penduduk berdasarkan harga yang berlaku pada tahun yang sama. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dari jumlah PDRB atas harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Secara umum terjadi peningkatan PDRB per kapita setiap tahunnya. Tahun 2010 merupakan peningkatan PDRB per kapita menurut harga berlaku, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Jumlah PDRB per Kapita di tahun tersebut sebesar Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
129
Pencapaian Pembangunan Kota Rp 29,50 Juta. Sedangkan pada tahun sebelumnya yaitu di tahun 2009 PDRB per Kapita menurut harga berlaku sebesar Rp 24,94 Juta. Dengan demikian pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 18,29%. Adapun di tahun berikutnya PDRB per kapita menurut harga berlaku masih terus bertumbuh rata-rata 10% hingga tahun 2012. Selengkapnya hasil perhitungan peningkatan PDRB per kapita dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6.1. PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012
Tahun
PDRB Atas Harga Berlaku (Rp Juta)
Jumlah penduduk
PDRB Per Kapita (Rp Juta)
Peningkatan (%)
2009
21.837.054
875.750
24,94
5,93
2010
24.586.366
833.562
29,50
18,29
2011
27.542.856
847.567
32,50
10,17
2012
30.696.093
854.340
35,93
10,56
Sumber: BPS, Data Diolah 2012
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meskipun terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun akan tetapi belum dapat dijadikan sebagai acuan dari meningkatnya produksi di berbagai sektor lapangan usaha Kota Padang karena harga-harga yang dijadikan acuan masih menurut harga di tahun tersebut yang tentu saja cukup banyak dipengaruhi oleh faktor inflasi. Oleh karena itu PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata (riil) ekonomi per kapita penduduk suatu daerah. Secara riil pertumbuhan ekonomi per kapita penduduk tertinggi masih tetap terjadi di tahun 2010 yaitu sebesar 11,32% atau terjadi peningkatan dari Rp 12,96 juta menjadi Rp 14,42 juta per tahun di tahun 2010. Selanjutnya peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan melambat di tahun berikutnya hingga hanya terjadi peningkatan sebesar 4,65% di tahun 2011 atau dari sebelumnya Rp 14,42 juta meningkat menjadi Rp 15,09 juta per tahun. Pada tahun 2012 PDRB per kapita konstan kembali tumbuh sebesar 5,76% sehingga di tahun 2012 PDRB per Kapita telah dapat mencapai Rp 15,96 juta per tahun. Dengan demikian bila dirata-ratakan per bulan pendapatan riil penduduk Kota Padang setiap bulannya sekitar Rp 1,3 Juta dengan tahun dasar pada tahun 2000. Berikut tabel 6.2 menggambarkan perkembangan PDRB per Kapita menurut harga konstan dari tahun 2009 hingga tahun 2012.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
130
Pencapaian Pembangunan Kota Tabel 6.2 PDRB Per Kapita Menurut Harga Konstan Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012
Tahun
PDRB Atas Harga Konstan (Rp Juta)
Jumlah penduduk
PDRB Per Kapita (Rp Juta)
Peningkatan (%)
2009
11.345.637
875.750
12,96
2,67
2010
12.021.600
833.562
14,42
11,32
2011
12.792.185
847.567
15,09
4,65
2012
13.637.364
854.340
15,96
5,76
Sumber: BPS, Data Diolah 2012
6.2. Keuangan Daerah Salah satu indikator atau kriteria yang biasanya digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan daerah dalam menghadapi otonomi daerah adalah belanja daerah, pendapatan daerah, kemampuan keuangan daerah, rasio pajak daerah, elastisitas PAD dan pajak daerah.
6.2.1. Belanja Daerah Dalam ilmu ekonomi, belanja daerah termasuk ke dalam pengeluaran pemerintah (government expenditure). Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta perubahan-perubahannya, belanja daerah terbagi dua yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Menurut Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, karakteristik belanja langsung adalah input (alokasi belanja) yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Sedangkan belanja tidak langsung, pada dasarya merupakan belanja yang digunakan secara bersama-sama (common cost) untuk melaksanakan seluruh program atau kegiatan unit kerja. Belanja langsung terdiri dari tiga komponen utama yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja pegawai yang dimaksud di dalam belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan produktivitas masing-masing unit kerja Pemerintah seperti pembayaran honor untuk kegiatan. Pembayaran honor dilakukan apabila menyangkut dengan kegiatan dari unit kerja Pemerintah tersebut. Adapun belanja barang dan jasa adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
131
Pencapaian Pembangunan Kota perjalanan. Sedangkan definisi belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja dan bukan untuk dijual. Kondisi ideal pengeluaran pemerintah adalah meningkatnya belanja modal dari tahun ke tahun karena hal ini bersentuhan langsung dengan masyarakat. Meningkatnya alokasi anggaran belanja modal dari tahun ke tahun juga memperlihatkan perkembangan dorongan pemerintah kepada masyarakat dalam menjalankan berbagai kegiatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Sebagai contoh adalah belanja pembelian tanah, mobil ambulance, alat-alat dan lain sebagainya. Gambar 6.4 Perkembangan Komponen Belanja Langsung Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (Rp Miliar)
400,0 350,0
341,1
300,0 250,0 200,0
- Belanja Pegawai
190,5
- Belanja Barang dan Jasa
167,6
150,0 132,3 120,2 100,0 50,0
220,0
37,6
112,3
126,2
- Belanja Modal
140,6
46,8
38,6
39,0 38,8
41,1
2009
2010
2011
2012
0,0 2008
Sumber: DPKA, Data Diolah 2012
Setelah diuraikan komponen belanja langsung diatas maka perlu pula dibandingkan antara belanja langsung dengan belanja tidak langsung. Secara ideal, belanja langsung 70% dari dana APBD dan belanja tidak langsung 30% dari dana APBD. Namun kondisi ideal tersebut belum akan dapat tercapai mengingat komposisi masih beratnya beban APBD dalam membiayai jumlah belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Secara umum belanja tidak langsung mengalami Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
132
Pencapaian Pembangunan Kota peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 jumlah belanja langsung sebesar Rp 596,9 Miliar terus meningkat menjadi Rp 1,05 Triliun. Sedangkan belanja langsung mengikuti perkembangan belanja tidak langsung kecuali di tahun 2011 dimana belanja langsung dari semula Rp 505,8 Miliar menjadi Rp 356,3 Miliar. Apabila diperhatikan cukup siginifikannya peningkatan belanja langsung di tahun 2010 diikuti oleh meningkatnya PDRB per Kapita baik menurut harga konstan maupun harga berlaku di tahun yang sama. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa peningkatan belanja langsung juga diikuti oleh peningkatan PDRB per kapita masyarakat. Selengkapnya perkembangan belanja langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 6.5 Perkembangan Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (Rp Miliar) 1.200,0 1.025,3
1.000,0 816,2
800,0
824,1
722,5 600,0
596,9 505,8
400,0 290,2
451,6 356,3
326,8
200,0 0,0 2008
2009 BELANJA TIDAK LANGSUNG
2010
2011
2012
BELANJA LANGSUNG
Sumber: DPKA, Data Diolah 2012
6.2.2. Pendapatan Daerah Perkembangan Pendapatan Daerah selama lima tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan 2012 menunjukkan tren perkembangan yang cukup positif. Hal ini terlihat dari kenaikan yang cukup signifikan dana perimbangan maupun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dana perimbangan dari semula Rp 763,4 Miliar meningkat cukup tajam menjadi Rp 1,09 Triliun. Demikian halnya dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari semula Rp 117,7 Miliar dapat naik menjadi Rp 187,6 Miliar. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
133
Pencapaian Pembangunan Kota tentang pajak dan retribusi daerah membawa pengaruh terhadap kenaikan pendapatan daerah di Kota Padang. Perkembangan komponen pendapatan daerah dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 6.6 Realisasi Komponen Pendapatan Daerah Kota Padang Tahun 2008 s/d Tahun 2012 (Rp Miliar)
1.200,0 1.099,8 1.000,0 800,0
PENDAPATAN ASLI DAERAH
828,1
763,4
741,0
732,8
DANA PERIMBANGAN
600,0 400,0 200,0 117,7
116,7
113,3
149,9
187,6
LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH
0,0 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Data Diolah, DPKA Kota Padang 2012
6.2.3. Kemampuan Keuangan Daerah Selama ini penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di Indonesia masih sangat kecil dan bahkan hanya sekitar 9 persen dari seluruh penerimaan negara (Nick Devas, 1998, Hirawan, 2001). Rendahnya penerimaan PAD ini merupakan indikasi yang nyata mengenai masih besarnya tingkat ketergantungan daerah kepada pusat terhadap pembiayaan pembangunan. Namun demikian bukanlah berarti bahwa daerah tertentu tidak mempunyai potensi untuk meningkatkan penerimaan PADnya. Pada beberapa daerah perkotaan yang memiliki perkembangan ekonomi dan usaha yang cukup pesat sudah tentu memiliki potensi penerimaan PAD yang cukup besar untuk digali, dikelola dan dikembangkan di masa datang. Akan tetapi banyak para ahli mengemukakan bahwa rendahnya penerimaan PAD adalah disebabkan karena daerah tersebut tidak memiliki SDA yang cukup. Padahal, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rendahnya penerimaan PAD terutama di daerah Kota dan Kabupaten adalah karena masih rendahnya kinerja administrasi penerimaan daerah. Di samping itu keterbatasan kemampuan SDM dalam menggali dan mengelola sumber-sumber yang penerimaan yang potensial juga sebagai faktor penentu untuk meningkatkan penerimaan PAD. Selanjutnya Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
134
Pencapaian Pembangunan Kota sistem dan prosedur penerimaan pajak yang baik jelas akan mendorong dan mempercepat proses penerimaan PAD yang besar. Situasi administrasi penerimaan daerah Kota Padang, secara umum diduga tidak akan jauh berbeda dengan kondisi daerah Kota lainnya di Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih besarnya tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan dari pemerintah pusat. Sebagai salah satu daerah Kota di Indonesia, Pemerintah Kota Padang telah berupaya meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerahnya dari tahun ke tahun. Akan tetapi jumlah penerimaan PAD tersebut ternyata masih relatif rendah bila dilihat dari proporsi PAD terhadap APBD. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan maka peranan PAD terhadap APBD tampaknya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 peranan PAD terhadap APBD mencapai sebesar 13,27 %, akan tetapi menurun menjadi sebesar 10,80 % pada tahun 2009. Seterusnya pada tahun 2010 peranan PAD terhadap APBD kembali terjadi penurunan sehingga menjadi 8,83%. Adapun di tahun 2011 peranan PAD terhadap APBD kembali membaik hingga dapat mencapai 12,70%. Hal yang sama kembali terjadi di tahun 2012 dimana ratio PAD terhadap APBD masih tetap seperti tahun sebelun yakni sebesar 12,70%. Hasil selengkapnya ratio PAD terhadap APBD dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 6.3 Ratio PAD Terhadap APBD Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
Tahun
PAD
APBD
Ratio PAD Thdp APBD (%)
2008
117.728,88
887.089,79
13,27
2009
113.318,41
1.049.257,18
10,80
2010
116.691,28
1.322.015,02
8,83
2011
149.874,80
1.180.346,19
12,70
2012
187.627,81
1.476.950,73
12,70
Rata-rata
11,66
Sumber: DPKA Kota Padang (Data Diolah), 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
135
Pencapaian Pembangunan Kota
6.2.4. Rasio Pajak Daerah Rasio pajak adalah merupakan perbandingan antara penerimaan pajak daerah dengan PDRB daerah. Menurut Nick Devas (1988) dan Davey (1989) Rasio pajak daerah adalah merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan keuangan suatu daerah. Semakin tinggi rasio pajak daerah maka semakin mampu daerah tersebut untuk membiayai sendiri kegiatan pembangunannya. Rasio pajak daerah untuk kabupaten maupun daerah kota sejauh ini masih sangat relatif rendah, maka yang dianalisis adalah bagaimana tren perkembangannya dari tahun ke tahun. Semakin meningkat perkembangan rasionya dari tahun ke tahun, maka berarti semakin baik pengelolaan penerimaan pajaknya. Hal ini juga sudah tentu memberikan gambaran bahwa sudah semakin baik kinerja pengelolaan keuangan daerahnya. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan rasio pajak di kota Padang dapat dilihat di dalam tabel 6.9. sebagai berikut ini. Tabel 6.4 Rasio Pajak Daerah Terhadap PDRB Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 (%)
Tahun
Pajak Daerah (Rp Juta)
PDRB ADHB (Rp Juta)
Ratio Pajak Daerah Thdp PDRB (%)
2008
76.795,69
20.142.220,00
0,38
2009
71.666,75
21.837.040,00
0,33
2010
77.639,34
23.793.955,16
0,33
2011
102.412,44
27.542.856,19
0,37
2012
187.627,81
30.696.090,00
0,61
Sumber: DPKA Kota Padang, 2012 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan ternyata kontribusi pajak daerah terhadap PDRB memang masih relatif kecil meskipun sudah bertumbuh cukup baik di tahun 2011. Kecilnya kontribusi pajak daerah terhadap PDRB hampir sama dengan kabupaten kota lain di Indonesia. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa Kota Padang belum cukup mampu membiayai aktivitas ekonomi melalui sektor pajak daerah sehingga masih membutuhkan dana pusat terutama dana perimbangan dalam membiayai berbagai program dan kegiatan pemerintah. Akan tetapi suatu catatan menarik adalah di tahun 2012 Ratio PAD terhadap APBD di tahun 2012 membaik daripada tahun-tahun
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
136
Pencapaian Pembangunan Kota sebelumnya yaitu di tahun 2012 sebesar 0,61 persen sedangkan di tahun-tahun sebelumnya berkisar pada angka 0,30 persen.
6.2.5. Elastisitas PAD dan Pajak Daerah Elastisitas PAD dan Pajak daerah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata rata-rata elastisitas PAD berada di atas 1. Hal ini berarti bahwa peningkatan pengelolaan PAD di Kota Padang memberikan hasil yang positif terhadap perekonomian. Begitu juga dengan rata-rata elastisitas pajak, dari hasil perhitungannya adalah elastis atau diatas 1. Artinya pengelolaan penerimaan pajak daerah secara positif juga akan memberi dampak yang cukup baik terhadap perekonomian. Namun demikian perlu menjadi perhatian dimasa mendatang adalah perlunya peningkatan penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan serta pajak penerangan jalan karena kontribusi keempat komponen pajak daerah tersebut cukup besar dan bertumbuh baik dari tahun ke tahun. Adapun perkembangan angka elastisitas PAD dan Elastisitas Pajak Daerah dapat dilihat pada tabel 6.5 berikut ini. Tabel 6.5 Elastisitas PAD dan Elastisitas Pajak Daerah Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 PERTUMBUHAN (%) TAHUN
ELASTISITAS (RASIO)
PAD
PAJAK DAERAH
PDRB
PAD
PAJAK DAERAH
2008
10,57
10,43
6,21
1,70
1,68
2009
-3,75
-6,68
5,08
-0,74
-1,31
2010
2,98
8,33
5,96
0,50
1,40
2011
28,44
31,91
6,41
4,44
4,98
2012
25,18
83,20
6,61
3,81
12,59
Rata-rata
12,68
25,44
6,05
1,94
3,87
Sumber: DPKA Kota Padang, 2012 (Data Diolah)
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
137
Pencapaian Pembangunan Kota
6.3. Kemiskinan Kota Padang bersama Badan Pusat Statistik telah melakukan serangkaian pendataan terkait dengan kemiskinan. Dari data yang diperoleh jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kota Padang di tahun 2006 sebanyak 38.120 Kepala Keluarga. Seiring dengan adanya berbagai program dan upaya pemerintah pusat maupun daerah dalam mengentaskan kemiskinan maka pada tahun 2009 jumlah RTS telah terjadi perubahan yang cukup signifikan sehingga pada tahun tersebut RTS telah berkurang menjadi 29.661 KK. Sedangkan jumlah penduduk miskin dari semula 185.054 jiwa di tahun 2006 telah berkurang menjadi 122.205 jiwa di tahun 2009. Ditinjau dari persentase rumah tangga miskin juga telah terjadi penurunan RTS dari semula di tahun 2006 sebesar 18,92% menjadi 14,01% di tahun 2009. Hal senada juga terlihat pada persentase penduduk miskin dari semula 22,57% di tahun 2006 dapat ditekan menjadi 13,95%. Keberhasilan penurunan persentase penduduk maupun RTS ini tentunya tidak terlepas dari berbagai program dan kegiatan yang cukup efektif dalam menekan angka kemiskinan. Namun demikian, penurunan signifikan ini tentunya perlu terus diupayakan dan disempurnakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tabel 6.6 Rumah Tangga Sasaran (RTS) Kota Padang Tahun 2008 s/d 2011
No
Keterangan
1
Rumah Tangga Sasaran (RTS)
2
2008
2009
2010
2011
38.099
29.661
24.850
21.557
Jmh Penduduk Sasaran Bantuan(jiwa)
185.001
122.205
108.843
94.420
3
Jumlah Rumah Tangga Kota Padang
210.840
211.654
194.280
195.292
4
Jumlah Penduduk (jiwa) Kota Padang
856.815
875.750
833.562
847.567
5
Persentase Rumah Tangga Sasaran (%)
18,07
14,01
12,79
11,04
6
Persentase Penduduk Sasaran Bantuan (%)
21,59
13,95
13,06
11,14
Sumber: Bappeda Kota Padang, data sosbud 2012
6.4. Pengangguran Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering menjadi masalah dalam perekonomian karena Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
138
Pencapaian Pembangunan Kota dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Tingkat pengangguran Kota Padang dalam tiga tahun terakhir berada pada angka dibawah 5%. Namun di tahun 2012 terjadi peningkatan pengangguran dari 4,40% meningkat menjadi 6,39%. Di Tahun 2009 dari 37,14% penduduk usia angkatan kerja 3,75% diantaranya menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Tahun 2010 jumlah angkatan kerja bertambah menjadi 48,58%, namun angka mencari pekerjaan dapat berkurang menjadi 2,28%. Tahun 2011 jumlah angkatan kerja berkurang menjadi 47,31% namun demikian tingkat pengangguran bertambah menjadi 4,40%. Tabel 6.7 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan di Kota Padang Tahun 2009 s/d 2012
Angkatan Kerja (%) Tahun Bekerja
Mencari Pekerjaan
Bukan Angkatan Kerja (%)
Jumlah
Sekolah
Lainnya
Jumlah
Jumlah (%)
2009
33,39
3,75
37,14
15,21
47,66
62,87
100
2010
46,30
2,28
48,58
20,48
30,94
51,42
100
2011
42,91
4,40
47,31
23,44
29,25
52,69
100
2012
49,30
6,39
55,69
14,42
29,89
44,31
100
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka Berbagai Terbitan 2009 s/d 2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
139
Pencapaian Pembangunan Kota
6.5. Pembangunan Manusia Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pencapaian pertumbuhan ekonomi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari kualitas pembangunan manusianya. Ada beberapa indikator yang bisa digunakan dalam mengukur kualitas pembangunan manusia, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Derajat Pendidikan, Derajat Kesehatan dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pencapaian pembangunan kota perlu pula dilakukan pembangunan manusia secara merata di seluruh daerah di Kota Padang.
6.5.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Salah satu indikator untuk menilai dan mengevaluasi kemajuan pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengevaluasi pembangunan manusia di suatu wilayah. Berdasarkan data, selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup besar IPM Kota Padang yaitu 77,20 pada tahun 2008 menjadi 77,43 tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2010 IPM Kota Padang sebesar 77,81 dan terus naik menjadi 78,14 di tahun 2011. Angka IPM tertinggi Kota Padang yaitu di tahun 2012 sebesar 78,55. Adapun Angka IPM Kota Padang diatas rata-rata IPM kabupaten kota di Sumatra Barat dan diatas rata-rata nasional. Meskipun demikian, tantangan pembangunan daerah masih sangat dirasakan bagi Kota Padang karena dalam tatanan pembangunan global menuntut setiap daerah memiliki nilai tambah “value added” dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap pembangunan. Oleh karena itu Kota Padang perlu menempatkan pembangunan manusia sebagai basis dasar bagi pengembangan pembangunan kedepan. Selengkapnya IPM daerah Kota Padang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
140
Pencapaian Pembangunan Kota Gambar 6.7 IPM Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat dan Nasional Tahun 2008 s/d 2012
80 78 77,2
77,43
77,81
73,44
73,78
78,14
78,55
76 74 72,96 72 71,17
71,76
72,27
74,28 72,77
74,54 73,41
Kota Padang Propinsi Sumbar Nasional
70
68 66 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS, Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
6.5.2. Derajat Pendidikan Derajat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat akan dapat meningkatkan derajat kehidupan masyarakat. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi atau memberikan kepedulian yang tinggi pada dunia pendidikan. Kepedulian tersebut, di antaranya dalam bentuk mendorong pemangku kepentingan pada dunia pendidikan, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan derajat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
6.5.2.1. APK dan APM Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Kelompok APK dan APM untuk SD, SMP, dan SMA berturut-turut adalah untuk umur 7-12, 13-15,16-18 tahun.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
141
Pencapaian Pembangunan Kota Tabel 6.8 APK dan APM Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012 SD + Paket A
SLTP + Paket B
SLTA + Paket C
Tahun APK
APM
APK
APM
APK
APM
2008
104,26
87,66
81,69
60,23
73,47
52,72
2009
114,27
95,11
82,38
58,37
79,50
63,65
2010
103,65
87,69
82,20
60,60
79,24
57,50
2011
98,91
90,54
96,22
72,20
74,85
60,27
2012
98,94
90,71
94,32
71,94
74,62
60,21
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka dalam berbagai terbitan 2008-2012
APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun. Dari Tabel 6.14 terlihat bahwa angka APK untuk Sekolah Dasar dari tahun 2008 hingga 2010 cenderung stabil dan melebihi angka 100. Namun demikian di tahun 2011 angka APK SD cukup menurun menjadi 98,91 dari sebelumnya 103,65 di tahun 2010. Meskipun demikian di tahun 2012 kembali sedikit membaik menjadi 98,94. Sedangkan dari sisi APM SD, terjadi peningkatan dari 87,69 menjadi 90,54. Peningkatan yang sama juga terjadi pada APK dan APM SLTP. Dari semula APK SLTP 82,20 di tahun 2010 meningkat menjadi 94,32 di tahun 2012. Demikian halnya dengan APM SLTP dari semula 60,60 di tahun 2010 meningkat menjadi 71,94 di tahun 2012. Berbeda halnya dengan SLTP, APK SLTA menurun dari semula 79,24 di tahun 2010 menjadi 74,62 di tahun 2012. Akan tetapi pada APM SLTA meningkat dari 57,50 di tahun 2010 menjadi 60,21 di tahun 2012.
6.5.2.2. Melek Huruf Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Berdasarkan data BPS tahun 2008 hingga tahun 2011 menunjukkan Angka Melek Huruf di Kota Padang diatas rata-rata Angka Melek Huruf Propinsi Sumatra Barat. Gambaran selengkapnya Angka Melek Huruf di Kota Padang dan Sumatra Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
142
Pencapaian Pembangunan Kota Gambar 6.8 Angka Melek Huruf Kota Padang dan Propinsi Sumatra Barat Tahun 2006 s/d 2012
100
99,48
99,48
99,48
99,49
99,49
99,5
99,53
99 98 97
96,35
96,81
96,66
96,49
96,98
96,98
97,01
Kota Padang Sumatra Barat
96 95 94 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
6.5.2.3. Rata-rata Lama Sekolah Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Berdasarkan hasil perhitungan BPS yaitu kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan pendidikan yang ditamatkan maka diperolehlah angka rata-rata lama sekolah. Angka rata-rata lama sekolah Kota Padang dalam empat tahun terakhir ini cenderung tidak mengalami peningkatan maupun penurunan yaitu pada angka 10,80. Dari berbagai kota yang ada di Propinsi Sumatra Barat, Kota Padang masih sebagai kota dengan rata-rata lama sekolah tertinggi. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
143
Pencapaian Pembangunan Kota Gambar 6.9 Rata-rata Lama Sekolah Kota Padang, Propinsi Sumatra Barat dan Nasional Tahun 2007 s/d 2012
12,00
10,80
10,80
10,00 8,00
8,30 7,50
8,20 7,50
10,89 8,45 7,52
10,91 8,51 7,53
10,92 8,57 7,58
10,99 8,59 7,61
Padang 6,00
Sumbar Nasional
4,00 2,00 0,00 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS Kota Padang, 2012
6.5.3. Derajat Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan. Disamping itu, derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Dengan demikian, faktor-faktor di luar pelayanan dan sarana prasarana kesehatan ikut mempengaruhi kejadian status gizi balita dan usia harapan hidup di masyarakat. Adapun gambaran derajat kesehatan di Kota Padang adalah sebagai berikut.
6.5.3.1. Angka Usia Harapan Hidup Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka usia harapan hidup di Kota Padang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2006 angka harapan hidup di Kota Padang
sebesar 70,10 meningkat menjadi 70,50 di tahun 2007.
Selanjutnya di tahun 2008 angka usia harapan hidup terus meningkat menjadi 70,90 dan di tahun 2009 kembali mengalami kenaikan menjadi sebesar 71,13. Secara berurutan 2010, 2011 dan 2012 angka usia harapan hidup adalah 71,13 71,14 dan 71,19. Secara umum angka harapan hidup di Kota Padang sudah cukup baik dan bahkan diatas rata-rata nasional meskipun masih perlu Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
144
Pencapaian Pembangunan Kota penajaman pada beberapa program kesehatan yang terkait dengan sanitasi, pola hidup sehat dan promosi kesehatan. Gambar 6.10 Angka Usia Harapan Hidup Kota Padang dan Nasional Tahun 2006 s/d 2012
71,50
70,90
71,00 70,50
71,13
71,13
71,19
70,50
70,10
70,00 69,50 69,00
71,14
69,00 68,50
69,21
69,21
69,43
69,51 Kota Padang
68,70
Nasional
68,50 68,00 67,50 67,00 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2012
6.5.3.2. Balita Gizi Buruk Gizi Buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Secara umum persentase kasus gizi buruk di Kota Padang tergolong kecil di Kota Padang yaitu sekitar 0,15 persen. Berdasarkan data terakhir tahun 2011 cukup banyak terjadi kasus balita gizi buruk, namun demikian dapat ditangani dengan baik melalui rawat jalan maupun Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P).
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
145
Pencapaian Pembangunan Kota Tabel 6.9 Persentase Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
78.889
78.345
75.114
79.768
74.439
1
Jumlah Balita/Jmh Pdd 0-4 thn (orang)
2
Jumlah Balita Gizi Buruk (orang)
84
135
100
64
55
3
Persentase Balita Gizi Buruk (%)
0,11
0,17
0,13
0,08
0,07
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang, 2012
6.5.3.3. Rasio Posyandu per Satuan Balita Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu. Terkait dengan hal tersebut diatas perlu dilakukan analisis rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat lebih merata dan dijangkau masyarakat. Idealnya satu posyandu untuk 100 orang balita dalam hal ini Kota Padang sudah cukup baik. Tabel 6.10 Rasio Posyandu per 1.000 Balita Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
No
Jumlah
1
Posyandu
2
2008
2009
2010
2011
2012
795
905
855
858
864
Kader
3.378
3.456
3.368
3.426
3.516
3
Balita
86.051
87.171
75.114
79.768
74.439
4
Ratio Posyandu per Satuan Balita
9
10
11
11
12
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2008-2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
146
Pencapaian Pembangunan Kota
6.5.3.4. Rasio Puskesmas per Satuan Penduduk Jumlah puskesmas pada tahun 2008 berjumlah 20 buah dan puskesmas pembantu sebanyak 58 buah, dengan demikian berjumlah 78 buah puskesmas. Tahun 2009 puskesmas pembantu bertambah sebanyak 3 buah puskesmas dan di tahun 2010 kembali bertambah sebanyak 1 buah puskesmas. Hingga tahun 2012 jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota Padang berjumlah 84 buah puskesmas. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di tahun yang sama maka rata-rata hampir 1 puskesmas dapat melayani 10.000 orang penduduk. Meskipun 1 buah puskesmas sudah dapat melayani 10.000 orang penduduk, namun pembangunan di bidang kesehatan perlu terus ditingkatkan melalui penambahan jumlah puskesmas baik puskesmas maupun puskesmas pembantu. Disamping itu, kualitas pelayanan kesehatan juga perlu ditingkatkan seiring dengan penambahan jumlah puskesmas. Tabel 6.11 Rasio Puskesmas per 10.000 Penduduk Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1
Puskesmas
20
20
20
20
22
2
Puskesmas Pembantu
58
61
62
62
62
3
Jumlah
78
81
82
82
84
4
Jumlah Penduduk
856.815
875.750
833.562
847.567
854.336
5
Rasio puskesmas, pustu per satuan penduduk
0,91
0,92
0,98
0,97
0,98
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2008-2012
6.5.3.5. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Pada tahun 2008 jumlah rumah sakit umum pemerintah sebanyak 5 buah, rumah sakit umum swasta sebanyak 20 buah dan rumah sakit khusus sebanyak 3 buah sehingga total ada 28 buah rumah sakit di Kota Padang. Namun demikian, akibat gempa besar yang melanda Kota Padang, sebanyak 14 buah rumah sakit swasta berkurang sehingga tahun 2009 tersebut jumlah rumah sakit swasta tinggal 6 buah rumah sakit. Tahun 2010 seiring dengan pembangunan kembali Kota Padang, rumah sakit swasta kembali berbenah dan bertambah menjadi 7 buah rumah sakit.
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
147
Pencapaian Pembangunan Kota Pada tahun 2011 rumah sakit swasta terus bertambah sehingga telah dapat mencapai 14 buah rumah sakit. Pada sisi lain, rumah sakit khusus cukup berkembang pesat di Kota Padang. Tahun 2008 tercatat hanya ada 3 buah rumah sakit khusus. Tahun 2009 jumlah rumah sakit khusus tumbuh pesat menjadi 15 buah rumah sakit sampai dengan tahun 2010. Sedangkan di tahun 2011 rumah sakit khusus berkurang menjadi 9 buah rumah sakit. Berkurangnya rumah sakit khusus terutama disebabkan banyaknya rumah sakit swasta yang memberikan penambahan jenis pelayanan kesehatan yang selama ini dilayani oleh rumah sakit khusus. Secara total, jumlah rumah sakit di Kota Padang tidak banyak berkurang dari 28 buah rumah sakit di tahun 2008 menjadi 27 buah rumah sakit di tahun 2011. Rasio rumah sakit per 100.000 orang penduduk rata-rata adalah 3,17. Artinya 100.000 orang penduduk dapat dilayani oleh 3 buah rumah sakit di Kota Padang. Sehingga pilihan pelayanan kesehatan rumah sakit di Kota Padang cukup beragam dan bersaing dalam memberikan pelayanan. Tabel 6.12 Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk Kota Padang Tahun 2008 s/d 2012
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1
Rumah Sakit Umum Pemerintah
5
5
5
4
5
2
Rumah Sakit Umum Swasta
20
6
7
9
8
3
Rumah Sakit Khusus
3
15
15
14
14
4
Jumlah Rumah Sakit
28
26
27
27
27
5
Jumlah Penduduk
856.815
875.750
6
Rasio rumah sakit per penduduk
3,27
2,97
833.562 847.567 854.336 3,24
3,19
3,16
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2009-2012
Profil Daerah Kota Padang Tahun 2012
148