1 Tesalonika 12 Kisah yang lain. Kelihatannya seperti kegagalan; keberhasilan sejati. Keberhasilan yang dicatat dalam 1 Tesalonika adalah kisah yang akan kita bahas pagi ini, tetapi kisahnya tidak dimulai disana. Kisah 17: 15— bukan sebuah permulaan yang menjanjikan Apa yang terjadi berikutnya? Lihat 1 Tes. 2:17‐3:8. Ketika Paulus menerima laporan Timotius yang baik dan memberikan semangat, dia menulis 1 Tesalonika. Bagian pertama dari surat ini secara khusus berguna bagi kita untuk mendefinisikan keberhasilan Injil. Saya mengatakan demikian berdasarkan pernyataan di 2 Tes. 3:1 dan 1 Tes. 2:1 dan 3:8. Dengan kata lain, Injil mengalami keberhasilan di Tesalonika. Kalimat Organisasional: pagi ini kiga akan melihat teks dengan lebih dekat untuk melihat aoa yang membentuk keberhasilan, dan apa yang memberi kontribusi terhadap keberhasilan. Tujuan saya pagi ini adalah agar saudara sekalian dapat Mengejar keberhasilan seperti yang didefinisikan oleh Tuhan Dengan cara yang dimampukan oleh Tuhan. Hal ini penting karena ada banya definisi yang kurang tepat tentang keberhasilan di dalam gereja dan sebagaian besar dari definisi tersebut diimport dari Negara saya. • Tubuh • Anggaran/uang • Suasana yang menyenangkan Jan S. Aritonang dan Karel Steenbrink dalam buku The History of Christianity in Indonesia mendaftarkan beberapa tantangan yang telah saudara sekalian 1
alami. Saya berpikir bahwa semua tantangan itu mempengaruhi cara saudara memandang keberhasilan di dalam pelayanan. I.
Apa yang termasuk dalam keberhasilan? (Sebuah latihan untuk mendefinisikan kembali) a. Injil diterima sebagai Firman Tuhan (1:5, 6; 2:13). E.g. panggilan telepon bisa menghasilkan respon yang berbeda‐beda: mengabaikan, mendengarkan informasi, mendengarkan dan bertindak. Semua itu bergantung kepada siapa yang menelepon. b. Injil secara radikal mentransformasi manusia (1:2‐3, 6, 9‐10). I.e., dari penyembah berhala menjadi para penyembah dari Allah yang benar dan hidup; dari menjadi anak‐anak kemurkaan menjadi anak‐anak yang dikenal karena iman , pengharapan dan kasih mereka; dari tidak ada kaitan apa pun dengan orang‐orang Kristen menjadi orang‐orang yang penuh sukacita menerima pengaiayaan sebagai orang‐orang Kristen, dari mereka yang menuju kebinasaan menjadi orang‐orang yang menantikan Yesus membawa mereka ke surga. Mereka mengalami sebuah perubahan yang radikal dalam hal identitas, afeksi, arah dan tujuan hidup. c. Penerima Injil memberitakan dan menyatakan pesan Injil (1:6‐10). I.e. Mereka menerima sebuah pesan dari perkataan dan teladan; mereka merefleksikan pesan tersebut juga melalui perkataan dan tindakan; E.g. tower telepon menerima sinyal dan mentransmisikannya. d. Injil tidak didistorsi dalam proses penerimaan, transformasi dan proklamasi (8‐10). I.e., “Kesetiaan yang tinggi” pengeras suara. Ujian yang nyata dari kesetiaan adalah seberapa dekat apa yang didengar dan yang disampaikan. E.g. penerjemah saya.
Î halhal tersebut di atas adalah unsurunsur keberhasilan dalam pelayanan. Godaan bagi gerejagereja adalah rasa puas ketika kita hanya berhasil sebagian saja. 2 Timotius:2 adalah penting tetapi itu sebenarnya bukan kisah yang seutuhnya.
2
Î Redefinisi adalah sangat penting. Itu penting tetapi tidak cukup. E.g., misalnya saya secara akurat meredefinisikan keberhasilan sebagai eorang dosen. Itu bukan: popularitas di antara mahasiswa, publikasi, atau promosi, tetapi kontribusi yang solid kepada disiplin ilmu secara keseluruhan yang sejalan dengan memperlengkapi mahasiswa dengan dipercayakan kepada kita. Itu baik, tetapi tidak cukup. Saya harus mengambil langkah untuk mengimplemantasikan keberhasilan yang saya definisikan ulang dengan lebih baik itu. II.
Apa yang memberi kontribusi kepada keberhasilan? Teks kita menjelaskan bahwa ada 2 dinamika langsung yang membawa kita kepada keberhasilan. Pertama. . . a. Tuhan berkarya. i.
Tuhan mengasihi jemaat Tesalonika (1:4). “dikasihi Allah” [Yoh 3:16; Rom. 8:32 = Kebenaran teologis.] Kasih nyata dalam tindakan dan ada bukti dari tindakan tersebut. Kasih meninggalkan jejak.
ii.
Tuhan memilih Jemaat Tesalonika (1:4). Doktrin pemilihan. Bukan metafora memilih tim di arena bermain dimana ada orang yang tidak terpilih; bukan memilih dari banyak kandidat yang melamar pekerjaan atau mendaftar di perguruan tinggi melalui proses wawancara, akan tetapi lebih seperti memenangkan sebuah kontes yang tidak anda ikuti. Tuhan dengan sengaja memilih Israel, bukan karena mereka kuat atau banyak tetapi untuk menyatakan kuasa‐Nya. Dia memilih Gideon dan mengurangi jumlah pasukannya untuk alasan yang sama. Dia memilih Anak‐Nya untuk mati di kayu salib karena dia menyelamatkan dunia bukan dengan cara saudara. Pemilihan membuat kita sadar bahwa kita diselamatkan bukan karena usaha kita. Kita tidak ada disana ketika hal itu terjadi.
iii.
Tuhan menetapkan para pembawa pesan (2:4). Paulus secara rutin mengekspresikan kekagumannya bahwa dia—seorang yang 3
telah menghujat Allah dan penganiaya gereja‐‐‐ dipercaya dengan pesan Injil. Paulus tidak melamar untuk posisi itu; Tuhan memilih dia. Tuhan mengarahkan jalannya. Dia berfungsi sebagai pembawa pesan yang berteriak di sebuah kota. iv.
Tuhan telah berbicara (1:5; 2:13). Kita tahu Tuhan berbicara secara langsung seperti dalam Kejadian 1. Kita tahu bahwa Tuhan berbicara kepada manusia seperti Musa dan Yeremia. Kita tahu bahwa kadangkala Dia berbicara melalui ciptaanNya: langit menceritakan kemuliaan Allah, batu‐batu berteriak, keledai bileam. Kita tahu Tuhan berbicara melalui manusia seperti dengan para nabi, dan melalui Firman‐Nya seperti yang ditulis oleh para nabi dan para rasul. Akan tetapi karena Dia hidup dan karena Firman‐Nya aktif dan hidup, dia juga berbicara melalui mereka yang berbicara di dalam nama‐Nya dan dari firman‐Nya. Itulah yang terjadi di sini dan ini bukan kesadian satu‐satunya. Lih. Kisah 13:38, 44, 48‐49.
v.
Tuhan berkarya melalui Roh Kudus (1:6). Adalah berbeda ketika kita berbicara; dan mencapai sesuatu ketika kita berbicara. Mis, “Saya menyatakan saudara sebagai suami dan istri.” Ketika Tuhan berbicara di permulaan dunia, alam semesta tercipta; ketika Dia berbicara sekarang Dia juga masih melakukan sesuatu. Mis. Pewahyuan dan iluminasi. E.g. ketika kita menonton sebuah drama di panggung harus ada yang menarik tirai dan menyalakan lampu. Ketika Tuhan berbicara, Dia melakukan semuanya.
vi.
Tuhan bekerja di dalam kuasaNya (1:6). Agar audience benar‐ benar dapat melihatnya, Dia harus hidup. Regenerasi. Mempimpin kepada pertobatan. Dibutuhkan kuasa untuk memutar sebuah mobil; kita punya power steering. E.g. ketika anak laki‐laki saya masih muda dan kami menyetir ke bagian barat Amerika, saya akan membiarkan mereka duduk di pangkuan saya dan “menyetir” mobil karena kami tidak akan belok ketika mereka
4
dibelakang setir, mereka tidak memiliki “kuasa” untuk melakukan itu. vii.
Tuhan memberikan keyakinan (1:5). “Jaminan penuh” Pembicara atau pendengar? keduanya. Tuhan tidak mem‐‐bypass pikiran dan keyakinannya. Ketika Dia berbicara, Dia memberikan keyakinan. Dia tidak menobatkan orang bertentangan dengan kehendak mereka.
viii.
Tuhan memberikan sukacita (1:6). Sukacita dari Roh Kudus = bukti melalui konteks yang dinyatakan, yaitu di dalam “banyak penderitaan”. Ketika kita memikul salib di dalam ketaatan, dan melihat diri kita sendiri menjadi seperti Yesus di dalam kematianNya, dan kemudian mengenal kuasa kebangkitan‐Nya, akan ada sukacita bahwa di dalam situasi yang sulit sekalipun.
Î Respons yang tepat adalah selalu mengucap syukur kepada Tuhan (1:2; 2:13) untuk apa yang telah Dia lakukan dan berdoa akan apa yang akan Dia kerjakan lagi (2 Tes. 3:1). Hal ini termasuk kesadaran akan apa yang sedang Tuhan kerjakan dan bergantung kepada dia. E.g. rasa syukur dari seorang tamu, dari seorang anak. Î Berhenti untuk pujian b. Umat Allah sedang bekerja (Fil. 2:12‐13). i.
Mereka berkhotbah (2:2). Tuhan bisa berbicara secara langsung, tetapi dia memilih untuk berbicara melalui orang‐orang yang berbicara di dalam nama‐Nya. Agar hal ini terjadi, mereka harus benar‐benar berbicara. C.f., 1 Peter 4:11.
ii.
Mereka menjalani kehidupan yang ditransformasi oleh Injil yang mereka khotbahkan (1:5; 2:1‐12). Perhatikan karakter berikit ini: 1. Kesetiaan kepada Injil dihadapan oposisi (2:1‐2). a. Pendengar mereka tahu bahwa misi mereka berhasil. 5
b. Mereka mengetahu penganiayaan sebelumnya di Filipi. c. Aniaya fisik dan verbal tidak menghentikan Paulus, Silas dan Timotius dari memberitakan Injil. Sebaliknya Tuhan menolong mereka. 2. Integritas (3‐6a). [N.B. Paulus memanggil saksi baik Tuhan maupun manusia. Integritas adalah lebih dalam daripada otentisitas. Itulah yang dilihat Tuhan dan orang lain.] a. Integritas dari motif (3‐6). [Bukan keserakahan (5), bukan pujian manusia (4, 6) tetapi untuk menyenangkan Tuhan yang menguji hari kita.] b. Integritas dari metode (3, 5). [Bukan tipuan (3) {Sejarah Kekristenan, daftar makanan, pakaian, uang}, rayuan (5), tidak menggunakan topeng (5), karena semua itu tidak diperlukan untuk Injil yang penuh kuasa, dan tidak ada tempat bagi mereka di dalam dunia karena Tuhan melihat segala sesuatu.] c. Integritas dari pesan (3,) [bukan dari kesalahan, tetapi Injil yang sama yang dipercayakan kepada mereka.] 3. Kasih—pengorbanan, kesulitan, kasih (2:6‐12). Hal‐hal ini ditunjukkan melalui a. Ibu yang mengasuh (6b‐9) i.
Para rasul bisa saja mengklaim keuntungan‐ keuntungan.
ii.
Paulus dan timnya memberikan diri mereka.
iii.
Mereka lembut seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat [memberikan diri]
iv.
Memberikan [Yokhebed].
diri
dan
senang
melakukannya
6
v.
Bekerja keras siang dan malam untuk menghindari beban
b. Bapa yang penuh perhatian (10‐12). i.
Kudus, benar, dan tak bercela
ii.
Memberikan perhatian kepada anak‐anaknya: mendorong, menghibur, menyemangati untuk hidup layak di hadapan Tuhan.
iii.
Visionari: “memanggil kamu untuk kerajaan dan kemuliaan Allah.”
Kasih ibu dan bapa keduanya merupakan sukacita yang mahal. Ketika hamba‐hamba Tuhan dikarakterisasikan dengan kesetiaan kepada Injil, integritas dan kasih, pelayanan mereka akan berhasil apa pun yang terjadi. Paulus keluar dari kota Tesalonika, tetapi puji Tuhan, perkataannya telah diterima sebagai firman Tuhan dan firman itu berkarya di dalam diri mereka yang percaya.
7