Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
ISSN 2089-3590 | EISSN 2303-2472
UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN UMKM MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN PADA USAHA PENGRAJIN SONGKET KHAS PALEMBANG 1
Henny Yulsiati, 2Bainil Yulina, 3Faridah
1
Mahasiswa Pogram Doktor fakultas Ekonomi Univesitas Persada Indonesia Y.A.I Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya, Jl. Srijaya Negera Bukit Besar, Palembang 30139 Email :
[email protected],
[email protected]
2,3
Abstrak. Kegiatan pengabdian ini, dilaksanakan pada UMKM pengrajin Songket yaitu Mawar Songket beralamat di Jl. Talang Keranggo No 441 Palembang. Bertujuan Mendorong pengembangan dalam peningkatan ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pengurangan pengangguran serta penciptaan lapangan kerja baru yang melibatkan tenaga kerja wanita, Meningkatkan daya saing UMKM melalui masukan iptek, pelatihan keterampilan dan bimbingan manajemen usaha, informasi pasar, penguatan modal usaha dan Membangun hubungan dunia pendidikan dengan dunia usaha/industri dalam negeri. Sasaran yang diinginkan yaitu terwujudnya UMKM yang meningkat skala ekonomi dalam penerapan manajemen yang berkualitas sehingga memiliki daya saing khususnya bagi songket dan cinderamata Palembang. Terwujudnya produk yang berkualitas dan usaha/industri yang berkeberlanjutan akan memberikan peluang kesempatan kerja baru. Serta terjalinnya interaksi yang lebih mendalam antara dunia litbang dan dunia usaha. Kegiatan yang dilaksanakan Peningkatan kualitas alat produksi, Kegiatan Pemasaran dan Peningkatan Manajemen. Kata Kunci : Manajemen, Pengrajin Songket, UMKM
1.
Pendahuluan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. UMKM terbukti mampu bertahan di tengah krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997, dan bahkan sampai sekarang. Aries Musnandar (2012) mengatakan bahwa pada tahun 2011 UMKM menyumbang 56% dari total PDB di Indonesia. Jenis UMKM tersebar di wilayah Indonesia, salah satunya adalah UMKM memproduksi barang-barang khas Palembang Sumatera Selatan. Daerah ini menghasilkan kerajinan tenun Sumatera Selatan yang biasa ditemukan disebut tenun/siwet songket Palembang. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Songket merupakan produk warisan budaya yang sangat penting untuk dilestarikan dan dikembangkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Era Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Mari Elka Pangestu menyatakan akan segera mendaftarkan tenun songket sebagai warisan budaya layaknya batik ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Bagaimana caranya agar songket menjadi bagian dari gaya hidup seharihari alias living culture dan living tradition. Salah satu perajin songket ternama asli Palembang, Zainal Arifin, yang juga pemilik brand Zainal Songket telah mampu menjadikan songket sebagai salah satu
633
634 |
Henny Yulsiati, et al.
produk kreatif yang bernilai baik nasional maupun internasional. Namun masih banyak UMKM-UMKM yang belum dapat memasarkan produk songket mereka dengan benar. Songket merupakan salah satu produk dari ekonomi kreatif di Indonesia. Pengembangan ekonomi kreatif yang berdasarkan pada ketrampilan, kreatifitas dan bakat individu menciptakan daya kreasi serta daya cipta individu yang bernilai ekonomis. Berikut adalah diagram yang menggambarkan bahwa ekonomi kreatif ini yang berperan terhadap perekonomian di Indonesia.
Gambar 1. ekonomi kreatif
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kontribusi dari subsektor ekonomi kreatif didominasi oleh Fashion sebesar 43,02% dan kerajinan sebesar 25,12% diikuti dengan Periklanan (7,18%), Musik (5,30%) dan Penerbitan Dan Percetakan (4,86%). Dalam proposal kegiatan ini penulis bermaksud mengembangkan industri kreatif yang ada di daerah asal penulis yaitu tenun songket yang berpusat di 30 Ilir, Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan pengusaha mikro yang mempekerjakan tenaga kerja 1 sampai 10 orang untuk usahan mikro dengan omset penjualan maksimal 300 juta. UMKM yang berpartisipasi beralamat di 30 Ilir, karena daerah ini merupakan pusat kerajinan songket. Selama ini UMKM tersebut, telah bekerjasama dengan mitra binaan seperti PT Pusri dan PT Angkasa Pura, berbagai kegiatan telah mereka lakukan bersama seperti : 1. Mendapatkan pembelajaran mengenai pemasaran suatu produk 2. Mengirim produk keluar kota sehingga dapat diperkenalkan bukan hanya dalam kota Palembang 3. Memberikan informasi-informasi mengenai pameran dan training di dalam maupun luar kota 4. UMKM diberikan pembinaan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas songket Songket dibuat dengan keterampilan masyarakat yang memahami berbagai cara untuk membuat kain bermutu, sekaligus mampu menghias kain dengan beragam desain.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Upaya Peningkatan Pendapatan UMKM Melalui Penerapan ... | 635
Namun untuk mencari tenaga kerja yang terampil sangat sulit sehingga UMKM harus melatih dahulu tenaga kerja yang mereka terima walaupun, rata-rata tenaga kerja yang tersedia memiliki keahlian dasar dalam menenun. Untuk melatih tenaga kerja baru dibutuhkan waktu dan modal yang cukup besar yaitu lebih kurang Rp 1.000.000/per orang. Tenaga kerja yang ada direkrut dari tenaga kerja disekitar lingkungan UMKM namun kebanyakan berasal dari daerah dipinggiran Palembang seperti Pemulutan, Indralaya dan Tanjung Raja. Tidak banyak orang dari Palembang yang mau menjadi penenun songket. Dari observasi penulis lamanya waktu pengerjaan dapat mencapai 1 bulan sesuai dengan kesulitan motif. Namun terkadang upah yang tidak sesuai dengan waktu pengerjaan untuk 1 lembar songket yaitu berkisar Rp 600.000 sampai dengan Rp 750.000. Lamanya waktu pengerjaan 1 lembar songket dan kerumitan dalam pembuatan songket inilah yang menyebabkan orang tidak mau menjadi pengrajin songket. Songket merupakan rangkaian benang yang tersusun dan teranyam lewat pola simetris membuat motif kain ini halus dan terkesan rumit sehingga memerlukan tingkat ketelatenan dan seni yang baik. Karena kesulitannya inilah masih banyak ditemui motif songket yang terbalik. Dalam hal pemasaran UMKM berharap dapat memenuhi pesanan songket, pengrajin sering menolak pesanan dari konsumen. Selain itu UMKM juga mengeluhkan sulitnya menembus pasar internasional, lantaran terbatasnya koneksi atau jaringan. UMKM berharap ada mitra yang memboyong songket-songket di daerahnya, melakukan pameran ke luar negeri, dan mendapatkan dukungan perusahaan nasional atau pemerintah. Keterbatasan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam mencari bantuan untuk pemasaran dan modal juga menjadi penghambat seperti kurang paham bagaimana mendapatkan kesempatan untuk tampil diberbagai pameran. Berdasarkan data yang dikumpulkan penulis di UMKM diperolah sejumlah fenomena atau gejala pada manajemen internal yang memerlukan solusi alternative yang digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 1: Gejala pada manajemen internal Gejala/fenomena Penyebab masalah Menolak Produksi yang pemesanan dalam maksimal partai yang besar
Akar Permasalahan tidak - Modal yang tidak cukup - Tenaga Kerja yang kurang terampil - peralatan yang tidak memadai
Sumber : UMKM
Berdasarkan hal di atas penulis bermaksud untuk melakukan kegiatan IPTEKDA LIPI yang berhubungan dengan UMKM pengrajin songket.
2.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Alih Teknologi ini diharapkan dapat dengan mudah dipahami dan diimplementasikan oleh UMKM Songket Mawar mengingat pengalaman kerja dari
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
636 |
Henny Yulsiati, et al.
mitra sudah cukup lama bergerak dibidangnya sebagai usaha turun temurun. Penggunaan Dana alih teknologi LIPTEKDA LIPI akan digunakan dalam peningkatan produksi songket dan pakaian. Maka, investasi dana pada kegiatan ini diarahkan pada : 2.1 Pengadaan peralatan
Gambar 2.1 Mesin ATBM
Alat tenun yang digunakan dalam alih teknologi ini terdiri dari peralatan pokok yaitu : 1. Gelungan/boom, 2. Penyincing, 3. Beliro, 4. Cahcah, 5. Gun. Satu paket peralatan pokok ini adalah Peralatan tambahan yaitu : Peleting, Gala, belero, ragam dan teropong palet, peralatan ini satu paket.
Gambar 2.2 Songket Songket yang telah diproduksi dan belum dimodifikasi menggunakan Mesin Obras dan mesin jahit.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Upaya Peningkatan Pendapatan UMKM Melalui Penerapan ... | 637
Gambar 2.3 Mesin Jahit Singer dan Obras
Dalam meningkatkan kreatifitas pengrajin telah diberikan pada UMKM sejumlah 3 (tiga) mesin jahit. Kreatifitas berupa desain dibuat lebih fleksibel dan tidak rumit sehingga dapat digunakan bukan hanya untuk acara-acara tertentu saja. Selama ini songket atau pakaian diproduksi menggunakan bahan songket tenun secara manual dan motif yang mewah. Pada kegiatan ini pelaksana mencoba untuk membuat motif songket yang lebih flesibel. Pelaksana membantu UMKM lebih aktif dalam menghasilkan motif yang simple/sederhana, kasual tetapi indah dengan menggunakan mesin obras dan jahit.
Gambar 2.4 Songket yang telah dimodifikasi Di atas adalah salah satu hasil Songket yang telah dimodifikasi dengan mesin obras.
2.2 Kegiatan Pemasaran Pada kegiatan ini, dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu menyediakan blogger untuk penjualan secara on-line kemudian mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan LIPI .
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
638 |
Henny Yulsiati, et al.
Gambar 2.5 kegiatan pameran
Kegiatan Pemasaran telah dilaksanakan dengan membayar lembur karyawan toko untuk mengupload produk-produk yang telah dihasilkan seperti songket (4 Jenis) yang dijual pada (http://www.mawarsongket.com) dan instagram. Selain itu, hasil produksi Mawar Songket telah berpartisipasi dalam kegiatan EXPO LIPI yang diselenggarakan 13-15 September tahun 2014 di Cibinong. Songket mawar telah ada cabang di Lampung, Jambi dan Tugumulyo.
Gambar 2.6 Blogger UMKM
Blog yang digunakan oleh UMKM dalam menjual produk yang mereka hasilkan seperti songket khas Palembang, pakaian pria dan wanitayang dimodifikasi dengan bahan songket. 2.3 Pelaksanakan Pelatihan Training and fasilitation funding sources for UMKM Kegiatan Pelatihan ini, dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal mencari sumber pendanaan bagi usahanya dan mendesain/motif. pembukuan yang baik merupakan salah satu syarat untuk memperoleh pembiayaan dari bank. Kegiatan ini, membantu pengusaha dalam mengendalikan keuangan perusahaannya, dengan meningkatkan kesadaran pentingnya pemisahan keuangan perusahaan dengan pribadi.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Upaya Peningkatan Pendapatan UMKM Melalui Penerapan ... | 639
Pelatihan Peningkatan desain dan styling songket
Gambar 2.7 Diskusi pelaksana dengan pengrajin
Kegiatan tersebut diusahakan akan dilaksanakan dalam kegiatan IPTEKDA LIPI ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal mendesain/motif Kegiatan ini dilakukan di Jakarta.
Gambar 2.8 Diskusi pelaksana dengan pengrajin
3.
Kesimpulan dan Saran
UMKM yang terlibat dalam kegiatan IPTEKDA LIPI yaitu sering menolak pesanan sehingga alih teknologi yang dilakukan dengan menerapkan manajemen dalam melakukan peningkatan peralatan, system pemasarannya dan peningkatan sumber daya manusia. Kegiatan yang dilakukan dengan pengadaan Alat produksi seperti mesin tenun manual (ATBM), mesin jahit dan Obras. Kemudian system pemasaran dengan pembuatan blog dan mengikuti beberapa pameran serta melakukan pelatihan seperti mendesain motif dan pembukuan. Diharapkan kegiatan-kegiatan ini dapat mengatasi masalah yang ada. Agar kegiatan ini terus berlangsung berkesinambungan perlu pendampingan dari berbagai pihak terutama pihak akademisi. Daftar Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif. diakses tanggal 08 Agustus 2014 As’ad, Moh. 2003. Psikologi Indudtri, seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Liberty. Jakarta.
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
640 |
Henny Yulsiati, et al.
Daft, Richard L. 2000. Manajemen edisi kelima. Jilid 2. Jakarta. Penerbit Erlangga http://en.wikipedia.org/wiki/Service-profit_chain. diakses 02 Januari 2014 pukul 11:44 AM Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen produksi dan operasi , Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Carter & Usry. (2002). Akuntansi biaya, Edisi 13. Salemba Empat, Jakarta. Handoko , T. Hani. (2000). Dasar -dasar Manajemn Produksi dan Operasi, Edisi pertama . Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora