ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE ACCURACY REPORTING TIME FINANCE COMPANIES INVOLVED IN THE LQ-45 IN STOCK INDONESIAN STOCK Liza Maylanny Yuvita Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Timeliness, Profitability, Debt to equity ratio, Audit Opinion and Company Size ABSTRACT This study aims to identify and analyze the influence of profitability, debt to equity ratio, audit opinion, and company size. The object is to sample in this study were 81 companies from 90 Populations Company incorporated in the LQ-45 in Indonesian Stock Exchange reported financial statements for 20082009. Samples classified in the category of companies on time and companies are not on time in financial reporting. Data used in this research is secondary data. Data regarding the timeliness of financial reporting date the company obtained from the audit reports of each company in Indonesia Stock Exchange. Analysis techniques in this study using multiple linear regression analysis. The results showed that the level of timeliness companies listed on stock exchanges is very high (90.12%). In this study also found empirical evidence that profitability, debt to equity ratio, audit opinion, did not significantly affect the timeliness of corporate financial reporting. However, firm size is significant impacts on the timeliness of corporate financial reporting.
1. Pendahuluan Pemerintah beberapa tahun belakangan ini sedang menggerakan iklim investasi di Indonesia untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi. Usaha pemerintah tersebut antara lain dapat dilihat dari pemangkasan birokrasi, penegakan hukum dan lainlain. Sayangnya ditengah usaha pemerintah tersebut muncul banyak kasus dipasar modal Indonesia yang disebabkan oleh kurangnya transparansi dan membuat investor menjadi enggan untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Transparansi merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi dalam dunia investasi, karena transparansi berhubungan langsung dengan Transparansi dalam hal ini diwujudkan 2
dalam laporan keuangan yang merupakan bagian penting dari perusahaan, karena melalui laporan keuangan dapat diketahui kinerja operasional perusahaan, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Informasi yang dikeluarkan dalam bentuk laporan keuangan dapat segera diberikan secara tepat waktu yang kemungkinan secara material mempengaruhi aktivitas pasar dan harga sekuritas di bursa efek. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sebagai sinyal dari perusahaan yang menunjukkan adanya informasi yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan investor dalam membuat keputusan bisnis. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan kurang
bermanfaat apabila tenggang waktu antara akhir periode akuntansi dan waktu publikasi laporan keuangan semakin jauh. Hal ini menunjukkan semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan pada pihak yang berkepentingan bahkan dapat menimbulkan terjadinya insider trading dan rumor-rumor lain di bursa saham. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini diatur pada Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidentil lainnya kepada Bapepam. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan akan dikenakan sanksi yang cukup berat yaitu denda Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) jika mengalami rentang waktu keterlambatan yang lama dan dikenakan
suspensi. Penelitian ini semakin menarik karena beberapa hasil menemukan hal berbeda. Givoly and Palmon (1982) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan keterlambatan pelaporan dan rata-rata keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan berhubungan erat ukuran perusahaan,dan kompleksitas operasi perusahaan. Ainun Naim (1999) hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan,financial distrees yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu sedangkan faktor profitability secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan. Luciana S A dan Lucas Setiady (2006) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi penyelesaian penyajian pelaporan keuangan. Berdasarkan bukti empiris diatas maka penulis memberikan pertanyaan penelitian yaitu apakah ada pengaruh 3
profitabilitas,debt to equity ratio,opini audit, ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan serta segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. ( Ikatan Akuntan Indonesia,2004 : 2 ). 2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2004:5) a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu c. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. d.Dapat Dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, 4
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. 2.3 Pengertian Ketepatan Waktu Definisi tepat waktu menurut dalam Abdul Fatah Hassanudin (2002) “ informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar didalam pengambilan keputusan – keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut”. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajer didalam merespon setiap kejadian atau masalah. Apabila informasi itu tidak disampaikan tepat waktu atau menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilainya didalam mempengaruhi kualitas keputusan. Informasi tepat waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi di lingkungan kerja mereka. Informasi tidak dapat dikatakan relevan jika tidak tepat waktu. Sebelum informasi kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi keputusan maka sebaiknya informasi harus sudah tersedia pada saat pengambilan keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu.
Informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan. 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan 1. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian. 2. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio atau rasio financial leverage merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2008:157) Tingginya rasio debt to equity atau rasio financial leverage mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Resiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk. Perusahaan dengan dengan kondisi debt of equity ratio yang tinggi
akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya,karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity serendah-rendahnya. 5
3. Opini Audit Opini audit adalah pendapat akuntan independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit. Ainun Naim (1999), menemukan bukti empiris bahwa opini audit tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan sebaliknya hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Wiwik (2006), hal ini dijelaskan karena ketika opini auditor adalah selain unqualified maka sebelum opini tersebut dipublikasikan maka manajemen akan berusaha melakukan konsultasi dan negoisasi secara intensif dengan auditor sehingga memerlukan waktu yang relatif lama. 4. Ukuran Perusahaan Perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik. 2.5 Penelitian Terdahulu a. Penelitian Agrianti Komalasari dan Suwardjono (2004) menunjukkannprofitability,financial distrees, kualitas auditor, dan laporan keuangan interim menunjukkan tidak
berpengaruh terhadap faktor yang menentukan kepatuhan perusahaan.Sedangkan Opini audit, tipe audit dan laporan keterlambatan audit berpengaruh terhadap faktor yang menentukan kepatuhan perusahaan sesuai dengan peraturan BAPEPAM. b. Penelitian Megawati Oktorina dan Michell Suharli (2005) menunjukkan faktor ukuran perusahaan,struktur kepemilikan perusahaan,dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Adapun faktor DER dan profitabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini berarti semakin banyak jumlah pemegang saham, semakin kecil kemungkinan pelaporan tidak tepat waktu. Jumlah pemegang saham yang semakin banyak, berarti semakin banyak pihak yang mendesak pihak manajemen untuk tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya sehingga pihak manajemen akan berusaha keras memenuhi tekanan banyak pihak tersebut. c. Penelitian Rachmad Saleh (2004) menemukan bahwa item-item luar biasa atau kontijensi (EXTRA) berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan Rasio Gearing (GEAR),Profitabilitas (PROFIT), ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan (AGE), dan struktur kepemilikan (OWN) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. 3. Metode Penelitian 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 6
Dalam penulisan ini sampel yang digunakan adalah perusahaan yang tergabung dalam LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2009. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria sampel sebagai berikut : 1. Perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 1 Agustus 2008 s/d 31 Januari 2009 dan 2 Februari 2009 s/d 31 Juli 2009. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk tahun 2008 sampai dengan 2009 berturut–turut menyampaikan dan mempublikasikan laporan keuangannya ke BAPEPAM tahun 2008-2009 secara konsisten. 3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dan disertai dengan laporan audit yang ditandatangani auditor independen. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan bersumber dari data sekunder yang dipublikasikan yang terdapat di www.idx.co.id. 3.3 Variabel dan Pengukuran Variabel Ikhtisar variabel dan pengukurannya disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Variabel dan Pengukuran Variabel Indikator Pengukuran Skala Data Sumber Data Instrumen Variabel Dependen Ketepatan Waktu (Y) TIME Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari jumlah hari tanggal penutupan tahun buku hingga jumlah hari tanggal diterbitkannya laporan audit. Rasio Sekunder Tgl pelaporan
Laporan keuangan ke Bapepam Variabel Independen Profitabilitas (X1) ROA Laba bersih Total Asset Rasio Sekunder Laporan Keuangan Debt to Equity Ratio (X2) DER Total Hutang Total Modal Rasio Sekunder Laporan Keuangan Opini Audit (X3) OPN Wajar/selain wajar Nominal Sekunder Laporan Keuangan Ukuran Perusahaan (X4) SIZE Total Asset Rasio Sekunder Laporan Keuangan 7
Mengingat bahwa skala pengukuran variabel dependen adalah rasio dan variabel independen menggunakan skala nominal dan rasio, maka model regresi yang sesuai adalah regresi linier berganda TIME=β 0
+β 1
ROA + β 2
DER +β 3
OPN + β 4
SIZE + ε Setelah itu melakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas data,uji multikolineritas,
uji autokorelasi,uji heterosdeskastisitas. Untuk menguji signifikasi dilakukan dengan uji t, uji F, dan uji R2. Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variable terikatnya. Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar semua variabel independen secara bersamasama dapat mempengaruhi variabel dependen. Uji R2 digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 4.Analisis Data dan Pembahasan Total jumlah sampel yang diperoleh untuk tahun penelitian 2008-2009 adalah 81 sampel. Output descriptive statistics menunjukkan variabel dependen memiliki nilai terendah 29 hari dalam melaporkan laporan keuangannya, nilai tertinggi 152 dan rata-rata 73 hari. Sedangkan variabel independen profitabilitas (ROA) dari 81 sampel memiliki nilai terendah -29.40% , nilai tertingginya 490.44 % dan rata-rata 17.47 %, debt to equity ratio (DER) memiliki nilai terendah -703,70 % , nilai tertingginya 1207.16 % dan rata-rata 285.67 %, Opini audit memiliki rata-rata 67%, dan SIZE memiliki nilai terendah Rp 1.130.000.000, nilai tertingginya 3.099.000.000.000 dan rata-rata Rp 2.046.000.000.000. Pengujian Hipotesa Untuk memperoleh model prediksi (regresi) yang baik maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa model regresi memenuhi asumsi yang dipersyaratkan berdasarkan pada hasil berikut: a.Berdasarkan Kolmogorov–Smirnov Test menunjukkan signifikansi sebesar 0.737 8
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance mempunyai nilai disekitar satu (1) dan nilai korelasi antar variabel independent tidak signifikan, hal ini menunjukkan tidak ada masalah multikolinieritas. c. Nilai Durbin-Watson sebesar 1,804 menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi. d. Berdasarkan plot dari studentized residual (sumbu Y) dengan standardized predicted value ( sumbu X) menunjukkan tidak ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda dan pengujian hipotesis (uji t / parsial) maka diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh pada tingkat α = 0.05 dan hipotesis yang diterima adalah tidak ada pengaruh ROA terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung Rachmad Saleh (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada tingkat α = 0.05. artinya profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 secara signifikan tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan atau tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu atau sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan terlambat atau tidak tepat waktu. Variabel debt to equity ratio (DER) pada penelitian menunjukkan bahwa variabel DER tidak signifikan pada tingkat α = 0,05 dan hipotesis yang diterima adalah tidak ada pengaruh DER terhadap Ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian Ainun Na’im (1999) yang menemukan bahwa DER tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan karena
besar kecilnya utang tidak signifikan mempengaruhi perusahaan dalam melaporkan informasi keuangannya ke Bapepam dan pada umumnya perusahaanperusahaan dapat menyelesaikan permasalahan hutangnya melalui restrukturisasi hutang dengan pihak debitur. Variabel opini audit pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel opini audit pada perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Hal ini disebabkan karena opini audit selain wajar tanpa pengecualian (SWTP) yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik tidak mempengaruhi terlambat atau tidaknya pihak manajemen melaporkan laporan keuangannya ke publik. Karena opini audit adalah wewenang dari kantor akuntan publik sebagai lembaga yang independen dan bertanggung jawab ke publik untuk mengeluarkan opini berdasarkan laporan keuangan yang diauditnya, dalam hal ini manajemen tidak berhak mengintervensi opini audit yang telah dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik meskipun Kantor Akuntan Publik tersebut mendapat fee dari perusahaan yang diauditnya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ainun Na’im (1999) yang menemukan bukti empiris bahwa opini audit secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel SIZE berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Artinya perusahaan yang memiliki aset yang lebih 9
besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Hal ini menunjukkan perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang
besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat. Dengan semakin besar ukuran perusahaan, semakin banyak informasi yang terkandung didalam dan perusahaan dan semakin besar pula tekanan untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pihak manajemen perusahaan memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya informasi dalam mempertahankan eksistensi perusahaan dan semakin tinggi kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk membuat penyajian laporan keuangan menjadi lebih tepat waktu. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang diungkap oleh Owusu dan Ansah (2000) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan suatu perusahaan. Pada uji t menunjukkan bahwa hanya variabel size yang signifikan pada α = 0,05 dan mempengaruhi keterlambatan publikasi laporan keuangan, sedangkan variabel RE dan DER tidak mempengaruhi keterlambatan publikasi laporan keuangan. Pada hasil uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel rentabilitas ekonomi (RE), SIZE dan DER tidak mempengaruhi keterlambatan publikasi laporan keuangan . Hasil diatas menunjukkan bahwa apabila tidak ada ketiga variabel itu yaitu variabel RE, SIZE dan DER perusahaan tetap mengalami keterlambatan publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (SAK, 2002 : SAK kerangka Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan (R square) adalah
18,8%, artinya variabel profitabilitas,debt to equity ratio, opini audit, ukuran perusahaan, mampu menjelaskan menjelaskan variabel dependen ketepatan waktu sebesar 18.8% sedangkan sisanya 81,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk di dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain lebih dominan, terutama faktor regulasi. Terciptanya transparansi informasi di Bursa Efek Jakarta tidak bisa berjalan tanpa regulasi. Pada dasarnya manajemen (emiten) lebih senang bertahan pada pola lama, ia hanya akan berubah jika ada desakan yang kuat dari pasar dan pemerintah (regulator). Hasil analisis varian atau ANOVA menunjukkan nilai F test signifikan pada tingkat 0.026 Dapat diartikan bahwa secara serentak (bersama - sama) variabel independen (ROA, DER, OPN, SIZE) berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Secara keseluruhan, ketepatan waktu perusahaan publik dalam menyampaikan laporan keuangannya sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan. Informasi keuangan yang terkandung didalamnya diperlukan untuk menjelaskan perubahanperubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin dapat mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Informasi yang disajikan tidak tepat waktu akan mengurangi atau bahkan menghilangkan kemampuannya sebagai alat bantu prediksi bagi pemakainya. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut 10
pasti merupakan informasi yang relevan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan publik seharusnya disampaikan kepada otoritas pasar modal dalam suatu interval waktu yang telah ditentukan agar informasi tersebut berguna bagi pemakai, khususnya investor.
5. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: a. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa Profitabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan b. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan c. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa Opini Audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan d. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
6. Implikasi Jumlah sampel yang diteliti masih sangat sedikit, jika dibandingkan dengan populasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan jumlah sampel ditambah lagi. sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel yang mempengaruhi keterlambatan publikasi laporan keuangan. Untuk penelitian selanjutnya jumlah variabel mungkin dapat ditambah lagi misalnya dengan menambahkan variabel umur perusahaan, item-item luar biasa / atau kontinjensi, kualitas auditor dan struktur kepemilikan. Selain itu menambah alat ukur profitabilitas selain dengan ROA. DAFTAR PUSTAKA Abdul Fatah Hasannudin. 2002.” Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Suatu tinjauan Faktor - Faktor yang mempengaruhi)”, Jurnal Indonesia Membangun, Juli, p47-60. Agrianti Komalasari dan Suwardjono.2004.” The Factors Analyis Determining The Public Companies Compliance To The Information Regulation in Indonesia”. SOSIOSAINS,17(3),Juli.
Agus, Soekrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan akuntan oleh KAP). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Salemba Empat. Alhusin, Syahri. 2002. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS. Yogyakarta: J & J Learning. Arens,dkk. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu, Terjemahan : Amir Abadi Yusuf. Auditing. Jakarta : Gramedia. Bandi, 2000. "Kepercayaan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia", Simposium Nasional Akuntansi III. Pp. 66-77. 11
Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Chambers, Anne E., and Stephen H. Pehman. 1984. " The Timeliness of Reporting the Stock Price Reaction to Earning Announcements". Journal of Accourd Research. Pp. 204-220. Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Givoly, D., and D. Palmon. 1982. "Timeliness of Annual Earning Announcement: Some Empirical Evidence". The Accounting Review. 57 July, Pp. 486-508. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometriecs. 4 th
International Edition. Mc. Graw Hill. USA. Hendriksen, Eldon. S dan Breda, M.F. Van.1992.Accounting Theory.Fifth Edition.USA:Richard D.Irwin Inc. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Jakarta : Salemba Empat. Jeane Deart dan Rustiana.2007. “Beberapa Faktor yang Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay(Studi
Empiris pada PerusahaanPerusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ)”. Kinerja, Vol 11,No.1,Th.2007:Hal27-39. Kasmir.(2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:Rajawali Pers. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.Yogyakarta. Luciana Spica Almilia dan Lucas Setiady. 2006. “Faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ”. Seminar Nasional Good Corporate di Univ. Trisakti Jakarta (24-25 November 2006), STIE Perbanas,Surabaya. Masodah dan Fitri Mustikaningrum,2009. ”Pengaruh Rentabilitas,Size,dan Struktur Modal terhadap Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Go Public Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Dasar dan Kimia”. Proceeding PESAT,Universitas Gunadarma. Vol.3 Oktober 2009. Mega Oktorina dan Michell Suharli. 2005.“Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kepatuhan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol 5,No.2 Agustus 2005. Mulyadi. 2002. Auditing.Jakarta:Universitas Gajah Mada, Salemba Empat. 12
Na’im, Ainun, 1999, “Nilai Informasi Ketetapan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 2. Pp. 85.100. Owusu, Stephen & Ansah. 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Energing Capital
Market: Empirical Evidence Fram The Zimbabwe Stock Exhange”. Journal Accounting and Business,Vol. 30, Pp. 241. Rahmat, Saleh. 2004. "Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta". Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Desember 2004. Sudarno dan Mei Pendriani. 2008.” Pemanfaatan Pelaporan Interim bagi Invstor dan Kreditur, serta Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Tahunan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 2 No.1 April,2008. Syauri H, Sofyan. 2008.Teori Akuntansi.Jakarta:Rajawali Pers. Website: http// www.idx.co.id Wiwik Utami.2006. ” Analisis Determinan Audit Delay,Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian,No.09 Tahun 2006.