1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ikan nila merah Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan pertumbuhan yang relatif cepat menyebabkan petani ikan Indonesia banyak memilih ikan nila merah sebagai komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan termasuk dalam 10 komoditas yang menjadi target produksi perikanan budidaya pada tahun 2014 sebesar 353% (KKP, 2010). Produksi ikan nila pada tahun 2008 sebesar 291.037 ton dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 378.300 ton. Kenaikan rata-rata produksi ikan nila selama tahun 2008-2009 sebesar 29,98% (KKP, 2010). Akan tetapi, dalam kegiatan budidaya ikan nila masih mengalami beberapa kendala. Salah satu kendala yang dihadapi para budidaya adalah dalam memenuhi ketersediaan pakan yang memiliki kualitas baik dan harga yang terjangkau. Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam keberhasilan kegiatan budidaya karena kandungan pakan yang baik akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan ikan. Ikan membutuhkan makanan dalam jumlah cukup serta berkualitas untuk dapat tumbuh dan berkembang. Kualitas pakan akan dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang digunakan, sehingga semakin tinggi kandungan sumber proteinnya, maka semakin baik
1
kualitas pakan tersebut. Halver (1989) menyatakan komponen organik terbesar dalam jaringan tubuh ikan mengandung protein ±65-75% dari total tubuh ikan. Oleh sebab itu pemakaian bahan baku dengan kandungan protein yang sesuai dengan kebutuhan ikan sangat baik dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Tepung ikan merupakan sumber protein utama dalam kegiatan industri pengolahan pakan ikan, karena tepung ikan (TI) memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu berkisar 50-70% dan merupakan sumber mineral penting terutama kalsium dan fosfor. Perannya sebagai sumber protein utama pakan menyebabkan permintaan akan tepung ikan semakin meningkat dan muncul permasalahan dalam hal ketersediaanya. Saat ini tepung ikan masih mengandalkan impor dari luar negeri yaitu: Chili, Peru dan Thailand, yang menyebabkan harga tepung ikan semakin tinggi. Pada Januari 2011, kenaikan harga pakan sudah meningkat Rp.508/kg. Bahan baku yang mengalami kenaikan harga diantaranya tepung ikan, tepung terigu, tepung kedelai, dan tepung tulang sapi. Harga tepung ikan impor mencapai Rp.16.500/kg, naik 516/kg pada Desember 2010. Sedangkan untuk produksi tepung ikan lokal menurun, karena bahan baku lokal susah didapatkan salah satunya ikan Lemuru. Menurunya hasil tangkapan nelayan karena kondisi cuaca buruk dan peralatan yang kurang menunjang dalam kegiatan penangkapan ikan (Anonim, 2012). Dengan harga bahan baku yang mahal, maka harga pakan buatan akan naik sehingga akan meningkatkan biaya produksi dalam budidaya. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan bahan baku pengganti yang tersedia dalam jumlah banyak dan kontinyu serta memiliki harga
2
yang relatif murah dan kualitasnya yang mendekati kualitas tepung ikan. Salah satunya adalah dengan menggunakan tepung daging dan tulang (TDT). Saat ini di Lampung ketersediaan TDT sangat melimpah karena banyak perusahaan pengolahan daging ayam yang menghasilkan produk sampingan berupa bahan baku pembuatan TDT dan secara ekonomis belum termanfaatkan secara efesien hingga sekarang, sehingga dengan penelitian ini diharapkan para praktisi budidaya mengetahui bahwa TDT dapat digunakan sebagai bahan baku pakan. Bahan dasar TDT dari tulang ayam dan untuk dagingnya dari sela-sela tulang ayam yang tidak dapat terambil oleh mesin. Harga bahan baku TDT dalam bentuk pasta Rp.2.000/kg. Sedangkan untuk harga TDT berkisar Rp.4.0005.000/kg, harga tersebut cukup murah bila dibandingkan dengan tepung ikan. Penggunaan TDT sebagai pengganti tepung ikan dalam kegiatan budidaya diharapkan dapat menurunkan harga pakan serta menekan biaya produksi. TDT mengandung protein sekitar 45-55% (Lovell, 1989). Penelitian Hasibuan (2007) menunjukkan bahwa pakan yang mengandung TDT dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan patin (Pangasius sp.) hingga 50%. Pada penelitian ini, dilakukan percobaan terhadap ikan nila merah (O. niloticus) yang diberi pakan dengan bahan baku dasar TDT yang berasal dari rumah potong ayam. Dengan penggunaan pakan berbahan baku TDT ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi para pembudidaya.
3
1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan yang berbahan baku tepung daging dan tulang (TDT) dengan proporsi berbeda terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus).
1.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada praktisi budidaya mengenai penggunaan TDT sebagai bahan baku pakan buatan untuk ikan nila.
1.4. Kerangka Pemikiran Ikan nila merah merupakan 10 komoditas yang menjadi target produksi perikanan budidaya pada tahun 2014 sebesar 353% (KKP, 2010). Oleh karena itu perlu dilakukan manajemen budidaya yang intensif, salah satunya dengan pemanfaatan pakan yang berkualitas dan bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan ikan nila serta harga yang murah. Namun dalam kenyataan bahan baku pakan masih mahal, khususnya tepung ikan, sehingga diperlukan bahan baku pengganti yang lebih murah dan tentunya kandungan proteinnya tidak jauh berbeda. Bahan baku alternatif tersebut antara lain adalah TDT (Tepung Daging dan Tulang) yang merupakan sumber protein hewani pada pakan yang diharapkan mampu menjadi bahan pengganti (subtitusi) bagi tepung ikan. Saat ini di Lampung ketersediaan TDT sangat melimpah karena banyak perusahaan pengolahan daging ayam yang menghasilkan produk sampingan
4
berupa bahan baku pembuatan TDT dan saat ini bahan baku tersebut belum dapat diolah secara optimal, sebenarnya hanya dengan sedikit teknologi TDT dapat dimanfaatkan. TDT memiliki kandungan protein sekitar 45-55% tidak jauh berbeda dengan kandungan tepung ikan sekitar 50-70% sehingga TDT dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani dalam pembuatan pakan ikan. Namun perbandingan efisiensi pakan yang berbahan baku TDT terhadap pertumbuhan ikan nila belum diketahui, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secara berkesinambungan. Secara umum kerangka pikir dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Budidaya ikan nila (O. niloticus)
Pakan alami
Sumber Protein
Protein Nabati
Pakan Buatan
Sumber Karbohidrat
Sumber Lemak
Sumber Vitamin dan Mineral
Protein Hewani
Tepung ikan : - Kandungan protein 50-70% - Harga mahal: Rp 15.000-17.000,00 per kg - Bahan baku impor - Sulit didapatkan
TDT (Tepung daging dan tulang) - Kandungan protein 45-55% - Harga murah: Rp 4.000- 5.000/kg - Mudah didapatkan dan ketersediannya kontinu
Pakan ikan yang berkualitas dengan harga yang murah
Laju pertumbuhan ikan lebih cepat Produksi ikan dan pendapatan petani ikan meningkat
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
5
1.5. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : σi = 0 Penggunaan TDT sebagai sumber protein hewani tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pada ikan nila. H1 : σi ≠ 0 Setidaknya ada dosis penggunaan TDT sebagai sumber protein hewani yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan pada ikan nila.
6