1.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bersih dan berwibawa untuk mewujudkan Kaltim sebagai “Island of Integrity”.
2.
Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta sistem demokrasi yang kondusif.
3.
Mewujudkan kawasan perbatasan menjadi beranda depan Negara dan percepatan pembangunan di wilayah pedalaman dan terpencil.
4.
Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep pembangunan berkelanjutan.
5.
Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan sejahtera.
6.
Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, terampil dan berakhlak mulia.
7.
Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial dan penanggulangan/pengentasan masyarakat miskin.
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011
Kata Sambutan Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 ini dapat tersusun sebagai implementasi Program Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2011. Buku
Profil
Daerah
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
kapasitasnya dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, serta untuk memenuhi kebutuhan dasar informasi data dalam menyusun perencanaan dan evaluasi pembangunan, yang meliputi: 1.
Penyediaan
data
untuk perencanaan
pembangunan
daerah
dalam rangka
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2.
Sebagai informasi untuk pengawasan dan pengendalian pembangunan daerah
3.
Sebagai informasi untuk pengambilan kebijakan pemerintah dalam rangka pembinaan dan pengembangan pembangunan daerah
4.
Sebagai informasi bagi dunia usaha dan investor baik didalam maupun diluar Provinsi Kalimantan Timur Profil Daerah ini juga diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten/Kota,
Dinas/Instansi/Lembaga/Departemen/Non Departemen, dan atau dunia usaha serta semua pihak yang berkepentingan. Disamping itu diharapkan juga sebagai referensi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan daerah secara utuh, berdaya guna dan berhasil guna. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam rangka penyusunan Profil Daerah ini, disampaikan terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Samarinda, Agustus 2011 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DR. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM, MSi
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
i
Kata Pengantar Penerbitan Buku Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2011 (semester I), merupakan hasil kerja Tim Kelompok Kerja
(POKJA)
Provinsi Kalimantan Timur sebagai pelaksana pengembangan Program Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Tahun 2011 (semester I). Profil Daerah ini secara garis besar menggambarkan kondisi dari seluruh potensi, peluang dan berbagai permasalahan yang mencakup aspek fisik, sumber daya alam, sumber daya manusia, sosial budaya, investasi, ekonomi, pemerintahan, kelembagaan, infrastruktur dan lain-lainnya sebagai bahan perencanaan dan evaluasi untuk pembangunan dimasa yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah membantu menyajikan/memberikan data dan informasi serta sasaran dan pendapat sehingga dapat diterbitkannya Buku Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 (semester I), kami ucapkan terima kasih. Semoga buku ini memberi manfaat dan berguna bagi para pemakainya.
Samarinda, Agustus 2011 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DR. Ir. H. RUSMADI, MS
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
ii
DAFTAR ISI Halaman
KATA SAMBUTAN ………………………………….……….............................................
i
KATA PENGANTAR ………………………………….……….............................................
ii
DAFTAR ISI ………………………….………..………………............................................
iii
DAFTAR TABEL …………………….…………....…………..............................................
v
BAB I
GEOGRAFIS ………………………………..............…................................
1
1.1 Letak Geografis …..………………………….............................….................
1
1.2 Luas Wilayah, Jumlah Pulau dan Topografi …...……………………..............
2
1.3 Penggunaan Lahan …………………………………………...............................
4
1.4 Iklim .................................... .......................................…................
5
DEMOGRAFIS
…….……………………………….…..................................
7
2.1 Kependudukan …………………………...………………….................................
7
2.2 Indeks Pembangunan Manusia ..……………………………..........................
10
2.3 Ketenagakerjaan ……………………………............................….................
12
2.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama
……..………………..........................
18
SUMBER DAYA ALAM ………………………………………..........................
21
3.1 Padi, Palawija dan Hortikultura .........................................................
21
3.2 Kehutanan
……………………………….…………….…...................................
24
3.3. Perkebunan ……….............................. ……………………………….............
27
3.4 Peternakan
……….…………………………………………................................
29
3.5 Perikanan dan Kelautan …………………………………..................................
31
3.6 Pertambangan dan Energi …………………………......................................
33
PARIWISATA, INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN INVESTASI .............
37
4.1 Pariwisata ………………………..…………………………..................................
37
4.2 Industri, Perdagangan dan Koperasi ……………………………………..............
46
4.3 Investasi
49
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
….………………………………………………....................................
4.4 Profil Jalan Bebas Hambatan Balikpapan-Samarinda …………………………
53
PEREKONOMIAN DAERAH ....…………………………………...................
59
5.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ……………...............................
59
5.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi …………….…………………............................
63
5.3 Struktur Perekonomian ………………………………...…….............................
66
5.4 Ekspor dan Impor .........................................…………........................
68
5.5 Inflasi
71
..... ……………………………………………………................................
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
iii
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
SOSIAL BUDAYA , TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ………………………………..................................……….
75
6.1 Suku Bangsa, Bahasa dan Budaya ...............…..……….........................
75
6.2 Transportasi ....................................................................................
77
6.2.1 Kondisi Prasarana dan Sarana Perhubungan .............................
78
6.3 Komunikasi dan Informatika ……………………………………………………………
83
6.3.1 Kondisi Umum …………………………………………………………………….
83
6.3.2 Kendala Teknologi Informasi dan Komunikasi ………………………….
84
6.3.3 Strategi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi …..
85
6.3.4 Sasaran Pembangunan Komunikasi dan Informatika ………………..
86
PEMERINTAHAN DAERAH …...................……………...........................
89
7.1 Visi, Misi dan Program Daerah ..........................................................
89
7.2 Moto dan Lambang Daerah ..............................................................
91
7.3 Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ...................
92
7.4 Kerjasama Antar Pemerintah Daerah .................................................
103
7.4.1 Kebijakan dan Kegiatan ..........................................................
104
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ........................................................
107
8.1 Tingkat Pendidikan ............................................................................
107
8.2 Tingkat Kesehatan ............................................................................
109
8.3 Tingkat Pendapatan ..........................................................................
112
8.4 Tingkat Kemiskinan ..........................................................................
114
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH ..............................................
120
9.1 Sektor Prioritas .................................................................................
120
9.2 Produk Komoditas Unggulan ..............................................................
121
9.3 Peluang Investasi ............................................................................
125
9.4 Pembangunan Perbatasan .................................................................
125
9.4.1
Potensi Sumber Daya Alam .....................................................
130
9.4.2
Pola Pengembangan ...............................................................
135
9.4.3
Kawasan Pengembangan ........................................................
136
PENUTUP ...........................................................................................
140
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Luas Wilayah dan Jarak Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota
Halaman
se-Kalimantan Timur Tahun 2011 .............................................................
3
Tabel 1.2
Penggunaan Lahan di Kalimantan Timur (Ha), Tahun 2010 .........................
4
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Menurut Kabupaten /Kota, Tahun 20092011 (jiwa) .............................................................................................
Tabel 2.2
Distribusi
Persentase
Penduduk
Provinsi
Kalimantan
Timur
Menurut
Kelompok Umur, Tahun 2009-2010 ……………............................................. Tabel 2.3
14
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2008 – 2010 (orang) ....................................................................
Tabel 2.6
11
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2009 – 2011 .....................................................
Tabel 2.5
10
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2008-2009 ...........................................................
Tabel 2.4
8
17
Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama di Kalimantan Timur, Tahun 2008 – 2010 .................................................................................
19
Tabel 2.7
Banyaknya Sarana Ibadah Di Kalimantan Timur , Tahun 2008 – 2010 ..........
19
Tabel 3.1
Perkembangan Beberapa Komoditi Pertanian di Kalimantan Timur Tahun 2009 – 2011 ..........................................................................................
22
Tabel 3.2
Produksi Hasil Hutan Non HPH di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 ........
26
Tabel 3.3
Perkembangan Luas Areal Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun 20092011 (ha) ................................................................................................
28
Tabel 3.4
Produksi Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 (ton) .............
29
Tabel 3.5
Populasi Ternak di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 (ekor) ...................
30
Tabel 3.6
Produksi Ikan Menurut Bidang Usaha Perikanan di Kalimantan Timur tahun 2009 – 2011 (ton) ...................................................................................
Tabel 3.7
32
Perkembangan Produksi Komoditi Tambang di Kalimantan Timur, Tahun 2008 – 2010 (ton) ...................................................................................
35
Tabel 4.1
Berbagai Jenis Objek Wisata Kalimantan Timur …………………………………..
37
Tabel 4.2
Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010
45
Tabel 4.3
Perkembangan Kepariwisataan di Kalimantan Timur, tahun 2008-2010 .........
46
Tabel 4.4
Perkembangan Industri di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 .................
48
Tabel 4.5
Jumlah Koperasi di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 ............................
49
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
v
Tabel 4.5
Realisasi Proyek PMDN Menurut kabupaten/kota di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 ...............................................................................................
Tabel 4.6
Realisasi Proyek PMA Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 ...............................................................................................
Tabel 5.1
68
Perkembangan dan Struktur Ekspor Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005 – 2010 ........................................................................................................
Tabel 5.5
65
Struktur Ekonomi Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000, 2007 - 2010 (Persen) ..............................................................................
Tabel 5.4
61
Laju Pertumbuhan PDRB Dengan dan Tanpa migas Menurut Lapangan Usaha Kalimantan Timur, Tahun 200, 2007-2010 (Persen) .........................
Tabel 5.3
50
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2009 - 2010 (Triliun Rupiah) .......................................
Tabel 5.2
50
70
Perkembangan dan Struktur Impor Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005 – 2010 .......................................................................................................
71
Tabel 5.6
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur Tahun 2011 ...................
72
Tabel 5.7
Perkembangan Laju Inflasi Kalimantan Timur, Tahun 2007 - 2011 (Persen) .
73
Tabel 6.1
Suku Bangsa, Bahasa dan Kesenian di Kalimantan Timur ............................
76
Tabel 6.2
Perkembangan Jalan di Kalimantan Timur Tahun 2009-2011 (Km) ……..
79
Tabel 6.3
Kapal Penyeberangan yang beroperasi di Kalimantan Timur..........................
81
Tabel 6.4
Perkembangan Kegiatan Kapal Laut Antar Pulau di Pelabuhan-Pelabuhan Kalimantan Timur (dalam negeri) .........................................................
Tabel 6.5
82
Perkembangan Kegiatan Kapal Laut Antar Negara di Pelabuhan-Pelabuhan Kalimantan Timur (luar negeri) ................................................................
82
Tabel 6.6
Perkembangan Kegiatan Angkutan Udara Kalimantan Timur ........................
83
Tabel 6.7
Gambaran Kondisi Jaringan TIK saat ini ……………………………………………
84
Tabel 7.1
Jumlah Aparatur Negara (PNS) Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2009– 2011 (orang) ................................................................................
Tabel 8.1
103
Jumlah Siswa/Mahasiswa dan Guru/Dosen Berdasarkan Kriteria Sekolah, Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 - 2010 (orang) ................................
109
Tabel 8.2
Sarana Kesehatan di Kalimantan Timur tahun 2009-2011 ...........................
110
Tabel 8.3
Tenaga Kesehatan di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 ………………..
111
Tabel 8.4
Jumlah Penduduk Meninggal menurut Wabah di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 ………………………………………………………………………………………….
Tabel 8.5
112
PDRB Per kapita Dan Pendapatan Perkapita Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2000-2010 (Juta Rupiah) .........................................................................
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
vi
113
Tabel 8.6
Perkembangan Penduduk Miskin Kalimantan Timur Tahun 2005 – 2011 .......
116
Tabel 9.1
Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Kakao .......................................
123
Tabel 9.2
Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Karet ........................................
124
Tabel 9.3
14 Titik-titik Kuat Pusat Pertumbuhan di Kawasan Perbatasan Indonesia (Kalimantan Timur) dengan negara Malaysia (Negara Bagian Sabah dan Serawak) .................................................................................................
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
vii
137
GEOGRAFIS
Geografis
BAB I GEOGRAFIS
1.1.
Letak Geografis Kalimantan
Timur
sebagai
wilayah
administrasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan
dan
Kalimantan
Timur.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Dati II di Kalimantan, Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 2 (dua) kota: Samarida
dan
Balikpapan,
dan
4
(empat)
Kabupaten masing-masing Kutai, Pasir, Berau dan Bulungan. Dalam perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 dibentuk 2 (dua) kota administratif dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yaitu: Kota Administratif Tarakan dan Bontang. Selanjutnya wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Timur
berubah
Pembentukan
berdasarkan
Kota
Tarakan;
Undang-Undang
Nomor
29
Tahun
1997
tentang
Undang-Undang
Nomor
47
Tahun
1999
tentang
Pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kota Bontang; dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara. Dengan demikian pada tahun 2005, wilayah Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas sembilan (9) Kabupaten, yaitu: Nunukan, Malinau, Kutai Barat, Bulungan, Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Penajam Paser
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
1
Geografis Utara, Paser, dan empat (4) Kota, yaitu: Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Tarakan. Kemudian pada tahun 2007 terbit Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Tana Tidung dengan Ibukotanya Tidung Pale, maka Provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2010 terdiri dari 14 Kabupaten/Kota. Provinsi Kalimantan Timur terletak pada kedudukan 4 0 24’ Lintang Utara (LU), 20 25’ Lintang Selatan (LS), 1130 44’ Bujur Timur (BT), dan 1190 00’ Bujur Barat. Posisi Kalimantan Timur sangat strategis sebagai jalur transportasi laut internasional karena berbatasan dengan wilayah perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II). Provinsi Kalimantan Timur terletak di bagian Timur Pulau Kalimantan dengan batas-batas sebagai berikut : 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia (Negara Bagian Sabah);
2.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kalimantan Selatan;
3.
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi;
4.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Malaysia (Negara Bagian Serawak).
1.2
Luas Wilayah, Jumlah Pulau dan Topografi Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah sebesar 24.560.084 ha meliputi
wilayah daratan seluas 19.847.232 ha (80,81 %) dan wilayah lautan sejauh 12 mil laut dari garis pantai terluar ke arah laut seluas 4.712.852 ha (19,19 %). Wilayah Provinsi Kalimantan Timur memiliki topografi bergelombang dari curam, dengan ketinggian berkisar antara
kemiringan landai hingga
0-1.000 meter dari permukaan laut (dpl)
dengan kemiringan 0-40 %. Adapun wilayah provinsi Kalimantan Timur berdasarkan kelas lereng, meliputi: 1.
Lahan datar, kemiringan 0-2 % dengan luas wilayah mencapai 2.093.677 ha
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
2
Geografis 2.
Lahan bergelombang, kemiringan 2 -15 % dengan luas wilayah mencapai 2.431.802 ha
3.
Lahan curam, kemiringan 15-40 % dengan luas wilayah mencapai 4.476.122 ha
4.
Lahan sangat curam, kemiringan >40 % dengan luas mencapai 10.842.516 ha
Kondisi fisiografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh pegunungan dan dataran. Wilayah pegunungan sebagian besar tersebar di bagian barat Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Bulungan, Malinau dan Kutai Barat hingga perbatasan Malaysia. Wilayah pantai, rawa pasang surut, daratan aluvial, jalur endapan dan sungai berada di kawasan pesisir timur, sedangkan wilayah dataran dan lembah aluvial umumnya mengikuti arah aliran sungai. Tabel berikut menunjukkan luas wilayah provinsi Kalimantan Timur yang disajikan menurut kabupaten/kota. Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kabupaten/Kota
Kota
Paser Tanah Grogot Kutai Barat Sendawar Kutai Kartanegara Tenggarong Kutai Timur Sengatta Berau Tanjung Redeb Malinau Malinau Bulungan Tanjung Selor Nunukan Nunukan Penajam Paser Utara Penajam Tana Tidung Tidung Pale Balikpapan Balikpapan Samarinda Samarinda Tarakan Tarakan Bontang Bontang Provinsi Kalimantan Timur
Luas Daratan (Ha) 1.119.293 3.094.560 2.634.895 3.189.649 2.220.033 3.979.984 1.358.400 1.393.353 321.155 381.653 56.401 71.783 25.181 19.256 19.865.596
Luas Pengelolaan Laut (Ha) (0-4 Mil Nautika)
(4-12 Mil Nautika)
819.997 0 189.099 264.126 1.196.242 0 201.176 102.674 40.018 24.595 28.741 0 52.009 27.465 2.946.142
1.776.710
Sumber: BPN Prov. Kalimantan Timur
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
3
Geografis Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang tersebar hampir di seluruh provinsi, tidak terkecuali provinsi Kalimantan Timur. Dilihat dari letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan perairan laut Makassar dan Sulawesi, provinsi Kalimantan Timur terdapat banyak pulau. Kondisi pulau yang ada di Kalimantan Timur pada tahun 2010 sebanyak 378 buah, yang terdiri dari pulau yang berpenghuni sebanyak 54 buah dan pulau tidak berpenghuni sebanyak 324 buah. Dari keseluruhan pulau yang terdapat di Kalimnatan Timur sebanyak 12 pulau hingga saat ini belum mempunyai nama pulau. Struktur Geologi provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung dan terdapat kandungan batuan endapan tersier dan batuan endapan kwartener. Formasi batuan endapan utama terdiri dari batuan pasir kwarsa dan batuan liat.
1.3
Penggunaan Lahan Kalimantan Timur dikenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah,
dengan luas lahan yang berpotensi dikelola lebih lanjut, khususnya untuk lahan pertanian (perkebunan). Namun demikian, penggunaan lahan di provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2010 masih didominasi oleh wilayah hutan, selain itu terdapat juga lahan kering. Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Kalimantan Timur (Ha), Tahun 2010 No 1
2
3
Jenis Lahan Lahan Kehutanan - Hutan Lindung - Hutan Suaka alam dan Wisata - Hutan Produksi Tetap - Hutan Produksi Terbatas - Hutan Konservasi Lahan Persawahan - Sawah Tadah Hujan (non-irigasi) - Sawah Irigasi - Sawah Pasang Surut - Sawah Lainnya Lahan Kering - Ladang (Tegalan) - Rawa
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
Luas
*)
2.751.702 61.850 5.121.688 4.612.965 5.170.218 1.432.458 502.090 189.177 104.213 8.151.610 4.660.836
4
Geografis No 4
4
Jenis Lahan - Perkebunan Lahan Pemukiman/perkampungan - Padang rumput alam - Tanah tandus (tidak diusahakan) - Tanah terlantar Lahan Pertambangan
Cat. – Belum Tersedia datanya
1.4
Luas
*)
748.354 393.824 1.417.852 926.304 --
Sumber : BPN Prov. Kaltim
Iklim Karakteristik
iklim
provinsi
Kalimantan Timur termasuk iklim tropika Humida dengan curah hujan berkisar antara 1500-4500 milimeter per tahun. Temperatur udara rata-rata 26 derajat celsius dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5 – 7 derajat celsius. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari, sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai Agustus. Namun dalam tahun-tahun terkahir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau justru terhadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 83 - 88 persen dengan kecepatan angin ratarata 1-6 knot per jam.
Selanjutnya curah hujan di
Kalimantan Timur pada tahun 2011 sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan di Kalimantan Timur berada pada kisaran 117,33 – 373,73 mm per tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar walaupun pada musim kemarau pernah mencapai diatas 100 mm per bulan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
5
DEMOGRAFI
Demografi
BAB II DEMOGRAFI 2.1.
Kependudukan Jumlah
penduduk
dan
kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat digunakan sebagai tolok
ukur
kecendrungan
untuk
mengetahui penyebaran
penduduk. Jumlah penduduk yang besar
cenderung mengelompok
pada tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai, dan keadaan sosial-ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada umumya terdapat pada daerah-daerah yang aktivitas ekonomi yang relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit. Perkembangan jumlah penduduk provinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2009 tercatat 3.164.700 jiwa dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 3.603.038 jiwa. Dari kurun waktu tersebut penduduk Kalimantan TImur bertambah sekitar 438.268 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 5,31 persen setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi tidak sepenuhnya
disebabkan oleh faktor alamiah yaitu
selisih angka kelahiran dan kematian, namun dipengaruhi oleh faktor mingrasi khususnya didaerah perkotaan, yaitu Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Tarakan. Hal ini sangat dipengaruhi adanya sektor industri dan perdagangan, terjadi disektor perkotaan yang
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
7
Demografi merupakan sasaran orang luar daerah untuk datang mencari penghidupan dan mengadu nasib dengan harapan dapat mencari penghidupan yang baik dibandingkan tempat asalnya. Dan jika dihitung rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2011 tercatat 18,43 orang/km2. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2011 (jiwa) Kabupaten/ Kota Pasir Kutai Barat Kukar Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan Penajam PU Tana Tidung Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang Kalimantan Timur
2009
2010
2011 *)
184.402 161.778 538.529 196.738 176.422 62.423 103.937 140.707 127.532 14.620 516.522 609.380 193.759 138.021 3.164.800
230.316 165.091 626.680 255.637 179.079 62.580 112.663 140.841 142.922 15.202 557.579 727.500 193.370 143.683 3.553.143
233.324 167.504 633.649 259.898 181.080 63.405 113.972 142.658 144.598 15.697 568.471 736.682 195.664 146.435 3.603.038
Catatan: *) Angka Sementara (estimasi)
Pola
penyebaran
penduduk
Kalimantan Timur menurut luas wilayah masih
sangat
menyebabkan tingkat
timpang, terjadinya
kepadatan
sehingga perbedaan
penduduk
antar
daerah yang mencolok, terutama antar daerah kabupaten dan kota. Penyebaran penduduk yang semula lebih banyak tinggal di pedesaan secara berangsur sejak tahun 1995 sudah lebih dari 65 persen menetap di daerah perkotaan. Pada tahun 2011 sebagian besar penduduk Kalimantan Timur berada di kawasan perkotaan (Samarinda, Balikpapan, Tarakan dan Bontang) dengan interval
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
8
Demografi kepadatan penduduk 777-1.127 jiwa/km2, sedangkan di kawasan pedesaan berada pada kisaran 2-46 jiwa/km2. Jika penduduk Kalimantan Timur dibagi menurut kelompok umur, maka persentase penduduk yang berumur 0-14 tahun pada tahun 2010 mencapai 29,44 persen mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sama halnya dengan penduduk dalam kelompok umur produktif 15-64 tahun meningkat dari 66,93 persen (2009) menjadi 67,24 persen pada tahun 2010. Sebaliknya, penduduk berumur 65 tahun keatas pada tahun 2009 sebesar 4,48 persen, menurun menjadi 3,32 persen pada tahun 2010. Tabel 2.2 Distribusi Persentase Penduduk Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kelompok Umur, Tahun 2008-2010 2010
*)
Kelompok Umur (Tahun)
2008
2009
0 – 14
29,06
28,59
29,44
15 – 64
68,39
66,93
67,24
65+
2,55
4,48
3,32
46,22
49,41
48,71
Angka ketergantungan Cat.: *) Angka Sementara
Sumber : BPS Prov. Kaltim
Angka rasio ketergantungan merupakan rasio penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun). Adanya pergeseran pada proporsi penduduk umur muda dan penduduk usia produktif mengakibatkan angka rasio ketergantungan (dependency ratio) ikut berbegeser. Setelah dihitung angka rasio ketergantungan provinsi Kalimantan Timur tahun 2010 tercatat 48,71 lebih rendah dibandingkan tahun 2009 sebesar 49,71.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
9
Demografi 2.2.
Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memberikan suatu ukuran gabungan tiga
dimensi tentang pembangunan manusia, yakni: panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi) dan memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/PPP, penghasilan). Indeks tersebut bukanlah suatu ukuran yang menyeluruh tentang pembangunan manusia. Sebagai contoh, ia tidak menyertakan indikator-indikator penting seperti misalnya ketidaksetaraan dan sulit mengukur indikator-indikator seperti penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan politik. Indeks ini memberikan sudut pandang yang lebih luas untuk menilai kemajuan manusia serta meninjau hubungan yang rumit antara penghasilan dan kesejahteraan. Secara umum IPM, menyoroti besarnya kesenjangan antara kesejahteraan dan kesempatan hidup yang semakin memisahkan dunia kita yang semakin saling terkait satu sama lain. Dengan melihat pada sejumlah aspek yang paling fundamental dalam hidup dan kesempatan manusia, IPM memberikan suatu gambaran yang lebih lengkap mengenai pembangunan sebuah daerah dibandingkan indikator-indikator lain. Dimasukkannya konsep pembangunan manusia ke dalam kebijakan pembangunan tidak
berarti
berbagai pembangunan
meninggalkan strategi terdahulu,
mengurangi kemiskinan dan mencegah lingkungan. adalah pandang
bahwa
kerusakan Perbedaannya dari
sudut
pembangunan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
10
Demografi manusia, semua tujuan tersebut di atas diletakkan dalam kerangka untuk mencapai tujuan utama, yaitu memperluas pilihan-pilihan bagi manusia.
Tabel 2.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2009-2010 *)
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Huruf
Rata-rata Lama Sekolah
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
(tahun)
(persen)
(tahun)
(ribu rupiah PPP)
Provinsi
2009 KALIMANTAN TIMUR
71.00
2010
2009
71.20 96.89
Peringkat IPM
IPM
2010
2009
2010
2009
2010
2009
2010
2009
2010
97.05
8.85
8.87
638.73
642.51
75.11
75.56
5
5
Pasir
72.74
73.09
95.41
96.00
7.75
7.85
626.47
629.93
73.99
74.66
6
6
Kutai Barat
70.08
70.16
95.97
95.97
7.79
7.80
625.57
628.83
72.60
72.90
10
10
Kutai
67.85
67.93
96.87
96.87
8.33
8.33
632.64
637.10
72.50
72.89
11
11
Kutai Timur
68.43
68.61
95.89
97.28
7.65
7.86
621.34
624.58
71.23
72.05
13
13
Berau
69.66
69.92
96.30
97.18
7.91
8.13
634.47
636.08
73.22
73.84
8
7
Malinau
68.22
68.33
92.65
92.94
7.67
7.76
645.91
647.91
72.30
72.65
12
12
Bulongan
72.73
72.90
95.55
95.56
7.88
8.11
633.85
635.92
74.68
75.11
5
5
Nunukan
71.30
71.54
93.94
94.35
7.42
7.42
637.56
639.44
73.48
73.84
7
8
Penajam Paser Utara
71.32
71.46
94.93
95.55
7.58
7.66
628.25
630.91
73.11
73.59
9
9
Tana Tidung
72.61
72.64
88.49
89.05
7.05
7.10
616.13
618.43
71.07
71.42
14
14
Kota Balikpapan
71.95
72.17
98.37
98.76
10.05
10.08
651.65
654.78
77.86
78.33
1
1
Kota Samarinda
71.01
71.21
97.91
98.01
9.77
9.80
647.22
649.93
76.68
77.05
2
2
Kota Tarakan
71.55
71.74
97.92
97.97
9.33
9.36
643.45
646.54
76.37
76.74
4
4
Kota Bontang
72.26
72.42
99.08
99.20
10.01
10.04
630.41
633.43
76.52
76.88
3
3
Secara umum pembangunan manusia di Kalimantan Timur selama periode 20092010 mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 nilai IPM Kalimantan Timur tercatat 75,11 meningkat menjadi 75,56 di tahun 2010. Meskipun mengalami peningkatan nilai, namun jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia, maka provinsi Kalimantan Timur tidak mengalami perubahan peringkat (stagnan), yaitu tetap pada poisisi/peringkat 5. Perkembangan IPM tersebut menggambarkan pada pengurangan jarak IPM terhadap nilai idealnya (100) yang direpresentasikan sebagai ukuran reduksi shortfall. Reduksi shortfall pada periode 2009-2010 tercatat sebesar 1,81 artinya bahwa selama
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
11
Demografi periode tersebut IPM semakin mendekat pada nilai idealnya yang berarti kualitas penduduk sudah semakin membaik. Hal ini tidak terlepas dari kinerja pemerintah yang semakin membaik tercermin adanya peningkatan komponen IPM. Konkretnya, hampir semua komponen dasar IPM mengalami peningkatan. Peningkatan komponen IPM secara berurutan dari yang tertinggi adalah pengeluaran riil per kapita yaitu sebesar 0,59 persen poin dari Rp.638.730 pada tahun 2009 menjadi Rp. 642.510 di tahun 2010. Berikutnya adalah angka harapan hidup meningkat 0,28 persen poin diikuti angka rata-rata lama sekolah meningkat 0,19 persen poin dan angka melek huruf meningkat sebesar 0,16 persen poin dan. Ditinjau secara spasial, IPM kabupaten/kota di Kalimantan Timur pada periode 2009-2010 secara umum menunjukkan adanya peningkatan. Meski demikian, ditinjau dari tingkat kecepatan peningkatan antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya ternyata cukup bervariasi. Ada kabupaten/kota yang menunjukkan peningkatan cukup tajam, ada pula kabupaten/kota tingkat kecepatan peningkatan IPM-nya melambat, serta ada pula yang relatif tidak menunjukkan peningkatan (stagnan). Namun demikian, perubahan IPM kabupaten/kota selama tahun 2009-2010 belum seutuhnya merubah urutan posisi/peringkat. Pada tahun 2010 IPM tertinggi di Kalimantan Timur dicapai oleh kota Balikpapan sebesar 78,33 diikuti kota Samarinda (77,05); kota Bontang (76,88) dan kota Tarakan (76,74). Untuk nilai IPM terendah pada tahun 2010 yakni kabupaten Tanah Tidung (71,42).
2.3.
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan manusia,
karena mencakup dimensi sosial ekonomi. Salah satu sasaran dalam pembangunan adalah diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja dan terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang seimbang dan memadai untuk dapat menyerap tambahan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
12
Demografi angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahunnya. Angkatan kerja atau lebih dikenal dengan istilah tenaga kerja berdiri dalam dua posisi penting dalam pembangunan, yaitu sebagai subyek sekaligus obyek dalam pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu peningkatan dalam jumlah angkatan kerja, bila tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja akan menimbulkan permasalahan dalam pembangunan Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wiraswasta sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Kelompok penduduk berumur 15 tahun ke atas merupakan kelompok penduduk yang potensial secara ekonomi, sehingga disebut penduduk usia kerja (PUK). Kelompok ini terdiri atas Angkatan Kerja (Labour Force) dan Bukan Angkatan
Kerja.
Angkatan
Kerja
meliputi
penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan yang termasuk Bukan Angkatan Kerja terdiri atas penduduk sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Perkembangan penduduk usia kerja Kalimantan Timur dalam kurun waktu 20092011 terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2009 jumlah penduduk usia kerja di Kalimantan Timur mencapai 2.268.230 orang, selanjutnya pada tahun 2011 tercatat 2.531.668 orang, dengan kata lain dalam kurun waktu tersebut telah terjadi peningkatan jumlah usia kerja sebanyak 263.438 orang. Jika ditinjau lebih jauh, jumlah usia kerja di Kalimantan Timur tahun 2011 dikelompokkan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
13
Demografi menjadi dua bagian yakni kelompok angkatan kerja sebanyak 1.712.896 orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 818.772 orang. Dari kelompok angkatan kerja tersebut sebanyak 1.538.089 orang aktif bekerja, sedangkan sisanya sebanyak 174.807 orang belum bekerja (pengangguran). Secara absolut, penduduk yang menganggur di Kalimantan Timur tahun 2011 sebesar 10,21 persen.
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2009 – 2011 Jenis Kegiatan
2009
Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Total Penduduk Berumur 15 tahun ke Atas
2010
2011*)
1.460.996 1.302.772 158.224
1.648.455 1.481.898 166.557
1.712.896 1.538.089 174.807
807.234 207.712 512.181 87.341
833.864 227.131 511.431 95.302
818.772 ----
2.268.230
2.482.319
2.531.668
Ket. *) Data Sementara (Februari 2011) Sumber : BPS Prov. Kaltim
Jika dilihat komposisi status pekerja di Kalimantan Timur pada tahun 2011, sebanyak 794.293 orang atau
51,64
persen
dari
jumlah
penduduk yang bekerja mempunyai status sebagai Buruh, Karyawan atau Pegawai.
Stautus
pekerja
tertinggi
berikutnya yakni berusaha sendiri sebanyak 264.431 orang (17,19 persen) dan berusaha dibantu buruh/pekerja tidak tetap sebanyak 193.910 orang (12,61 persen) serta pekerja tidak dibayar sebanyak 167.341 orang (10,88 persen). Untuk status pekerja lainnya,
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
14
Demografi komposisinya masih relatif kecil dan untuk lebih jelasnya grafik berikut menggambarkan komposisi status pekerja di Kalimantan Timur tahun 2011. Grafik 2.1 Persentase Status Pekerja di Kalimantan Timur, Tahun 2011 (Persen)
Peningkatan penduduk angkatan kerja, baik pada penduduk yang bekerja maupun penduduk yang menganggur seperti yang telah diuraikan di atas dapat juga dilihat pada indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK
adalah
perbandingan
antara
penduduk
angkatan kerja dengan penduduk 15 tahun keatas dalam bentuk persentase. TPAK dipengaruhi oleh beberapa faktor demografis, sosial dan ekonomis. Faktor-faktor
itu
antara
lain:
umur,
status
perkawinan, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal (perkotaan/pedesaan). Secara umum, apabila tingginya TPAK dikarenakan tingginya penduduk yang bekerja maka TPAK tersebut menunjukkan kinerja partisipasi angkatan kerja yang baik. Namun bila tingginya TPAK diiringi dengan rendahnya tingkat kesempatan kerja, hal ini
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
15
Demografi cukup mengkhawatirkan karena penduduk yang mencari pekerjaan meningkat yang nantinya memicu tingginya angka pengangguran. TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2009 sebesar 66,38 persen dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 67,66 persen. Kondisi tersebut dapat menjelaskan bawah strukur ekonomi masyarakat Kalimantan Timur mulai menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya lapangan usaha/kerja penduduk. Hal ini juga didukung dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Timur pada tahun 2011 semakin menurun, hingga mencapai 10,21 persen lebih rendah dibanding tahun 2009 sebesar 11,09 persen. Semakin kecilnya TPT tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Kalimantan Timur sudah mulai mengecil. Namun demikian, secara garis besar TPAK Kalimantan Timur masih relatif rendah, hal ini sebagai dampak
adanya program
pemerintah tentang pendidikan yang mewajibkan penduduk usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik. Grafik 2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 (persen)
Seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian Kalimantan Timur yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang positif sejak lima terakhir ini yang didukung dengan berbagai kebijakan dan program pemerintah, kondisi jumlah orang yang bekerja di Kalimantan Timur juga mulai menunjukkan peningkatan. Jika ditinjau perkembangan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
16
Demografi jumlah pekerja di Kalimantan Timur menurut lapangan usaha (sektor) periode 2009-2011, hampir semua sektor ekonomi menunjukkan arah positif. Sektor Angkutan dan Komunikasi merupakan sektor ekonomi yang mengalami peningkatan yang tinggi dalam perkembangan tenaga kerja di Kalimantan Timur tahun 2011, yakni sebesar 8,29 persen dengan jumlah tenaga kerja mencapai 84.735 orang. Diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat 5,94 persen dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 346.885 orang dan sektor jasa meningkat 5,78 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 298.492 orang. Dilihat dari struktur tenaga kerja menurut lapangan usaha pada tahun 2010, sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling besar, yakni 33,91 persen dari jumlah tenaga kerja di Kalimantan Timur. Diikuti sektor perdagangan, dengan jumlah tenaga kerja sebesar 25,24 persen dan sektor jasajasa
sebesar 21,72 persen serta sector
pertambangan
(9,09
persen).
Sedangkan
sektor lainnya daya serap tenaga kerjanya masih dibawah 7 persen. Tabel 2.5. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2009 – 2011 (orang) Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian
2009
2010
2011
*)
456.118
456.437
466.125
Pertambangan dan Penggalian
77.311
115.862
125.005
Industri Pengolahan
75.699
83.176
81.851
Listrik dan Air Minum
4.457
6.339
5.921
84.536
88.337
84.643
282.784
327.424
346.885
Angkutan dan Komunikasi
73.385
78.249
84.735
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
24.809
43.885
44.442
223.673
282.189
298.492
Konstruksi Perdagangan, Hotel dan restoran
Jasa-jasa
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
17
Demografi Total
1.302.772
1.481.898
1.374.562
Ket. *) Data Sementara Sumber : BPS Prov. Kaltim
2.4
Jumlah Penduduk Menurut Agama Kehidupan
Indonesia
masyarakat
yang
homogen
didukung dengan kekayaan akan sumber
daya
alam
dan
keragaman
kebudayaan/adat
istiadat
agama.
serta
Khusus
dalam kehidupan beragama di negara Indonesia telah diatur pada UUD 1945 pasal 29 dan butir-butir Pancasila sila pertama, yang menjamin kebebasan penduduk memeluk suatu agama dan menjalankan ibadah keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Kehidupan beragama senantiasa dibina dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang serasi, seimbang, dan selaras yang diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah sosial budaya sebagai dampak dari globalisasi dunia dewasa ini, yang mungkin dapat merusak mental bangsa dan menghambat kemajuan, di samping untuk membina kerukunan hidup antar umat beragama. Perkembangan jumlah pemeluk agama di Kalimantan Timur hingga tahun 2010 menunjukkan arah positif seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Dari 3.504.369 orang pemeluk agama di Kalimantan Timur pada tahun 2009, sebagian besar (82,82 persen) beragama Islam, selebihnya 10,35 persen beragama Kristen Protestan, sekitar 5,49 persen beragama Katholik, dan
0,77 persen beragama Budha serta 0,57
persen beragama Hindu sedangkan sisanya pemeluk yang tidak dapat diklasifikasikan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
18
Demografi
Tabel 2.6. Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama di Kalimantan Timur, Tahun 2008 – 2010 Agama
2008
2009
2010
2.546.223
2.790.652
2.902.279
Katholik
171.185
190.648
192.555
Protestan
335.054
358.956
362.546
Hindu
17.899
19.668
19.866
Budha
24.152
26.636
26.903
187
217
220
3.094.700
3.386.777
3.504.369
Islam
Lainnya Jumlah
Sumber data: Kanwil Depag Provinsi Kalimantan Timur
Seiring dengan perkembangan jumlah pemeluk agama di Kalimantan Timur, fasilitas dan sarana penunjang pemeluk agama seperti rumah ibadah dari tahun ke tahun juga terus berkembang. Pada tahun 2010 jumlah Mesjid di Kalimantan Timur tercatat 2.502 buah, langgar/mushola sebanyak 2.764 buah. Untuk tempat ibadah lainnya, seperti Gereja Khatolik/kapel pada tahun 2010 tercatat sebanyak 237 buah, Gereja Protestan
sebanyak
1.285
buah,
Pura/Kuil/Sanggah sebanyak 34 buah dan Vihara/Cetya/Klenteng sebanyak 34 buah.
Tabel 2.7. Banyaknya Sarana Ibadah Di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 2008
2009
2010
Mesjid
2.355
2.374
2.502
Langgar/ Mushola
2.689
2.737
2.764
242
229
237
1.332
1.268
1.285
Tempat Ibadah
Gereja Katholik/Kapel Gereja Protestan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
19
Demografi Pura/Kuil/Sanggah
36
36
41
Vihara/ Cetya/Klenteng
34
34
34
6.688
6.676
6.856
Jumlah
Sumber data: Kanwil Depag Provinsi Kalimantan Timur
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
20
SUMBER DAYA ALAM
Sumber Daya Alam
BAB III SUMBER DAYA ALAM
3.1.
Padi, Palawija Dan Hortikultura Seiring dengan visi dan misi Kalimantan Timur mengembangkan pertanian dalam
peningkatan dan percepatan upaya ketahanan pangan serta peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan memberi harapan baru bagi masyarakat Kalimantan Timur, terlebih para pekerja di sektor pertanian. Salah satu arah kebijakan pemerintah dalam meningkatkan produksi tanaman pangan, dengan peningkatan sarana dan prasarana pertanian serta pengembangan teknologi pertanian. Upaya
yang
telah
dilakukan
tersebut
salah
satunya
dapat
dilihat
dari
perkembangan beberapa komoditi pertanian di Kalimantan Timur, seperti padi, palawija dan tanaman lainnya. Secara riil produksi padi pada tahun 2011 mencapai
596.330
ton
mengalami kenaikan sebanyak 7.453 ton dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar 588.877 ton. Namun sebaliknya kondisi luas areal produksi (panen) pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,79 persen, yaitu
dari
150.031 ha pada
tahun 2010 menjadi 148.842 ha
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
21
Sumber Daya Alam pada tahun 2011. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan luas panen komoditi padi tersebut yakni adanya pergeseran fungsi lahan sawah (padi) ke fungsi lainnya, baik untuk lahan perkebunan, pemukiman maupun berbagai infrastruktur penunjang ekonomi masyarakat. Dari hasil panen padi tersebut, jika dihitung produksi beras di Kalimantan Timur pada tahun 2011 mencapai 342.961 ton, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Melihat perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat kebutuhan akan pangan (beras) juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan jumlah konsumsi beras di Kalimantan Timur pada tahun 2011 mencapai 410.338 ton, sehingga kebutuhan beras di Kalimantan Timur masih defisit dan mengharuskan mendatangkan (impor) dari luar Kalimantan Timur.
Tabel 3.1 Perkembangan Beberapa Komoditi Pertanian di Kalimantan Timur Tahun 2009 – 2011 Jenis Komoditi
Satuan
2009
2010
2011 *)
1. Padi a. Luas areal produksi (panen) b. Jumlah produksi gabah c. Produksi beras d. Jumlah konsumsi beras
ha ton ton ton/thn
146.177 555.561 319.514 322.810
150.031 588.877 338.675 401.216
148.842 596.330 342.961 410.338
2. Jagung a. Luas areal produksi (panen) b. Jumlah produksi c. Jumlah konsumsi
ha ton ton
5.141 12.520 15.128
4.693 11.994 16.972
4.704 11.483 17.358
3. Kedelai a. Luas areal produksi (panen) b. Jumlah produksi c. Jumlah konsumsi
ha ton ton
1.878 2.255 21.837
1.679 2.204 24.499
2.091 2.682 25.056
4. Singkong dan umbi-umbian a. Luas areal produksi (panen) b. Jumlah produksi c. Jumlah konsumsi
ha ton ton
11.120 157.661 55.416
9.172 135.217 62.171
9.194 136.910 63.584
Cat.: *) ARAM II Sumber : BPS dan Distanpangan Prov. Kaltim
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
22
Sumber Daya Alam Selain tanaman padi, di Kalimantan terdapat
Timur tanaman
juga palawija
lainnya seperti jagung, kedelai, singkong
dan
umbi-umbian.
Pada tahun 2011 luas areal panen jagung mencapai 4.704 ha, sedikit mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen dibandingkan tahun 2010 yang seluas 4.693 ha. Disisi lain, perkembangan produksinya mengalami penurunan, dari 11.994 ton pada tahun 2010 menjadi 11.483 ton tahun 2011, atau turun minus 4,26 persen. Untuk konsumsi jagung di Kalimantan Timur dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat, dimana pada tahun 2011 konsumsi jagung di Kalimantan Timur mencapai 17.358 ton. Dengan demikian, kebutuhan komoditi jagung di Kalimantan Timur masih mengalami kekurangan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang terus didorong dan ditingkatkan untuk mewujudkan kebutuhan konsumsi jagung. Untuk jenis komoditi kedelai pada tahun 2011 baik dari segi luas areal maupun produksi mengalami peningkatan. Luas areal produksi kedelai tahun 2011 mencapai 2.091 ha lebih luas dibanding tahun sebelumnya yang tercatat seluas 1.679 ha. Sedangkan jumlah produksinya meningkat dari 2.204 ton di tahun 2010 menjadi 2.682 ton pada tahun 2011 atau naik 478 ton.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
23
Sumber Daya Alam Jenis tanaman singkong dan umbi-umbian pada
tahun
2011
ini,
kondisinya
tidak
banyak
mengalami perubahan namun terus menunjukkan peningkatan, baik dari sisi luas areal panen maupun jumlah produksinya. Pada tahun 2011 luas areal panen komoditi singkong dan umbi-umbian mencapai 9,194 ha lebih tinggi dibanding tahun 2010 yang mencapai 9,172 ha. Jumlah produksinya mencapai 2.682 ton pada tahun 2011 naik 21,69 persen dibanding tahun 2010.
Untuk
kebutuhan
konsumsi
penduduk
Kalimantan Timur akan singkong dan umbi-umbian mencapai 25.056 ton di tahun 2011, dengan demikian masih deficit dan harus mendatang (impor) dari daerah lain.
3.2.
Kehutanan Kalimantan
Timur
selain
dikenal
sebagai daerah yang kaya akan keragaman adat istiadat (budaya) juga dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam (SDA), seperti hutan yang luasnya tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Hutan merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional, perlu dimanfaatkan secara optimal bagi keutuhan dan kelestarian alam yang nantinya dapat menunjang kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor kehutanan dan industri turunannya terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam pemulihan krisis ekonomi akan sangat banyak apabila seluruh potensi yang tersedia
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
24
Sumber Daya Alam dimanfaatkan secara optimal. Akan tetapi pada saat ini sektor kehutanan mengalami penurunan kualitas hutan secara drastis yang diakibatkan antara lain eksploitasi hutan yang berlebihan, konversi/pembukaan kawasan hutan untuk peruntukan lain dan bencana alam seperti kebakaran hutan. Maraknya kegiatan illegal logging antara lain disebabkan oleh lebarnya kesenjangan antara kapasitas industri dengan ketersediaan bahan baku, hal ini merupakan dampak dari kebijakan pengurangan jatah tebangan tahunan secara nasional (soft landing). Luas hutan Kalimantan Timur tahun 2010 kurang lebih 15 juta hektar yang terbagi menjadi 6 (enam) jenis hutan yaitu hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi dan hutan pendidikan/ penelitian. Dari 6 (enam) jenis hutan tersebut terluas adalah hutan tetap dan hutan yang dapat dikonversi masing-masing 5,12 juta ha dan 5,17 juta ha. Daerah Kabupaten/Kota yang mempunyai kawasan hutan terluas yaitu Kabupaten Malinau dengan luas areal hutan mencapai 3 juta ha atau 16 persen dari luas hutan Kalimantan Timur. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki tatanan hingga
hutan saat
pengaruh
ini
sempat
belum
yang
perkembangan Timur.
yang
memberikan
signifikan ekonomi
Beberapa
rusak,
komoditi
dalam
Kalimantan produksi
kehutanan di Kalimantan Timur pada tahun 2010 seperti kayu bundar, kayu gergajian dan kayu olahan mengalami penurunan sejalan dengan kondisi luas hutan yang semakin sempit. Perkembangan produksi kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
25
Sumber Daya Alam Tabel 3.2. Produksi Hasil Hutan Non HPH di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 (m3) No
Komoditi
2008
2009
2010
1
Kayu Bundar
1.800.426,47
1.700.985,58
673.032,72
2
Kayu Gergajian
8.292.334,80
5.547.425,35
--
3
Kayu Olahan
1.219.013,87
956.903,06
956.903,06
Cat.: *) Angka Sementara Sumber : Dishut Prov. Kaltim
Hutan Bakau Masih banyak ditemukan hutan bakau di sepanjang Sungai Tempadung dan Sungai Beranga. Tempat ini digunakan oleh masyarakat lokal terutama dari desa Pantai Lango, Jenebora dan beberapa desa lainnya untuk mencari ikan. Hutan bakau menyajikan pemandangan yang indah dan memiliki potensi rekreasi dan ekoturisme yang sangat tinggi. Tempat ini juga digunakan oleh burung-burung dari hutan sekitar untuk beristirahat, selain juga memiliki satwa khas hutan bakau. Hal ini memberikan kesempatan luas untuk penelitian dan pendidikan. Walaupun kebanyakan hutan bakau didominasi oleh jenis Rhizopora sp., namun hutan bakau juga memiliki berbagai jenis habitat di dalam ekosistemnya. Daerah yang dekat dengan daratan didominasi oleh tumbuhan yang tahan terhadap air laut seperti
Combretaceae dan Rhizoporaceae. Di sepanjang bagian hulu bahkan terdapat rawa air tawar yang didominasi oleh palem dan rotan. Habitat-habitat ini menambah
keanekaragaman
hayati
yang cukup besar dan nilai keindahan dari daerah tersebut.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
26
Sumber Daya Alam 3.3.
Perkebunan Arah kebijakan pembangunan
Provinsi
Kalimantan
Timur
dalam
jangka waktu lima tahun kedepan, salah satunya mewujudkan ekonomi daerah yang berdaya saing dan prorakyat. Adapun strategi yang disusun khususnya subsektor
pada
perkebunan,
pengembangan berpotensi
sektor
dan
pertanian diantaranya
perkebunan bernilai
yang
ekonomi.
Peningkatan mutu dan kualitas serta pemasaran hasil produksi perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting baik dalam pengembangan wilayah, ekonomi, sosial maupun ekologi. Peranan tersebut semakin penting karena perkebunan merupakan subsektor yang berbasis sumber daya alam yang tidak tergantung pada komponen impor, sehingga mampu menghadapi situasi krisis ekonomi. Seiring dengan upaya pemerintah provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang pembangunan pertanian dalam arti luas, maka telah dibuat salah satu program pengembangan Sejuta
Hektar Kelapa Sawit. Hingga tahun 2011 (semester pertama), perkembangan luas areal yang menjadi komoditas unggulan yakni kelapa sawit cenderung meningkat mencapai 680.121 ha, meningkat sebesar 29,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
27
Sumber Daya Alam kontribusinya dalam perkembangan luas areal perkebunan di Kalimantan Timur, komoditi kelapa sawit memberi kontribusi sekitar 79,93 persen. Tabel 3.3 Perkembangan Luas Areal Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 (ha) No
Jenis Tanaman
2009
2010
2011*)
1.
Karet
75.924,50
78.289,00
79.855,00
2.
Kelapa
33.308,50
29.983,00
30.133,00
3.
Kelapa Sawit
530.554,00
663.533,00
680.121,00
4.
Kopi
15.254,50
11.176,00
11.232,00
5.
Kakao
33.421,00
30.641,00
31.254,00
6.
Lada
14.900,00
14.900,00
12.568,00
7.
Cengkeh
200,50
53,00
53,00
8.
Lain-lain **)
8.603,50
5.638,00
5.638,50
591.222,50
831.818,00
850.854,00
Jumlah Keterangan Sumber data
: *) Angka Sementara (Semester I) **) Komoditi lain-lain terdiri dari kelapa hybrid, pala, kemiri, kayu manis, aren kapok, Jambu, mete, panil, nipah, pinang, sagu, the, tebu nilam, jarak pagar dan kenaf. : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
Untuk komoditi utama lainnya, seperti karet, kelapa dan kakao merupakan komoditi yang juga memberikan kontribusi cukup besar dalam pertanian di Kalimantan Timur, pada tahun 2011 (semester pertama) luas arealnya masing-masing tercatat sebesar 79.856 ha (9,39 persen), 30.133 ha (3,54 persen) dan 31.254 ha (3,67 persen). Sedangkan untuk komoditinya lainnya, sumbangsinya dalam perkembangan luas areal pertanian di Kalimantan Timur masih relatif kecil. Sedangkan jika dilihat perkembangan produksi yang dihasilkan berbagai komoditas perkebunan di Kalimantan Timur dalam periode 2009-2011 menunjukkan adanya
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
28
Sumber Daya Alam kecenderungan
semakin
meningkat.
Secara
umum jumlah produksi komoditi perkebunan di Kalimantan Timur pada tahun 2011 (angka sementara/semester I) tercatat 1.669.761 ton, atau 52,49 persen dari capaian produksi tahun 2010.
Tabel 3.4. Produksi Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 (ton) No
Jenis Tanaman
2010
2011 *)
1.
Karet
49.620,50
354.338,00
28.256,00
2.
Kelapa
29.250,00
27.994,00
14.137,00
3.
Kelapa Sawit
2.298.185,50
3.054.707,00
1.603.721,00
4.
Kopi
3.881,00
2.313,00
1.168,00
5.
Kakao
24.134,50
26.855,00
13.965,00
6.
Lada
11.120,50
13.101,00
6.616,00
7.
Cengkeh
4,00
5,00
5,00
8.
Lain-lain
2.209,00
2.085,00
2.085,00
2.418.405,00
3.181.398,00
1.669.761,00
Jumlah Keterangan Sumber data
3.4.
2009
: *) Angka Sementara (Semester I) **) Komoditi lain-lain terdiri dari kelapa hybrid, pala, kemiri, kayu manis, aren kapok, Jambu, mete, panil, nipah, pinang, sagu, the, tebu nilam, jarak pagar dan kenaf. : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
Peternakan Oleh karena paradigma baru pembangunan peternakan tidak lagi menempatkan
peternak hanya sebagai objek, tetapi sekaligus sebagai subjek pembangunan yang berperan sebagai pelaku ekonomi penting. Sehingga ke depan diharapkan dapat mencapai visi pembangunan peternakan, yaitu “Terciptanya peternakan modern, tangguh dan efisien berbasis sumber daya lokal dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif”. Salah satu arah kebijakan yang diprogramkan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas peternakan lima tahun kedepan yakni pengembangan infrastruktur yang mendukung kelancaran usaha peternakan baik sarana
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
29
Sumber Daya Alam produksi, pengolahan dan pemasaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan lokal dan menjadi komoditas ekspor. Tabel 3.5 Populasi Ternak di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 (ekor) Uraian
2009
1. Sapi potong 2. Kerbau 3. Kambing 4. Domba 5. Babi 6. Rusa 7. Kelinci 8. Ayam Buras 9. Ayam Petelur 10. Ayam pedaging 11. Itik 12. Burung Dara 13. Burung Puyuh
101.127 13.402 63.301 919 87.550 250 2.350 4.312.760 1.370.150 39.485.000 192.959 9.765 2.468
2010 108.321 13.694 65.510 860 96.588 258 2.421 5.292.348 1.438.658 38.993.063 218.473 10.253 2.591
2011 *) 113.737 14.105 68.786 886 101.417 265 2.493 5.556.965 1.510.590 40.942.716 229.397 10.766 2.720
Ket . : *) Angka Sementara Sumber : Disnak Prov. Kaltim
Secara umum perkembangan populasi ternak di Kalimantan Timur selalu menunjukkan pergerakan yang positif. Peningkatan populasi ternak yang paling menonjol pada tahun 2011 yakni ternak sapi potong, kambing, babi, ayam buras, ayam petelur dan ayam pedaging. Pada tahun
2011,
populasi
ternak
sapi
potong
sebanyak 113.737 ekor, kambing sebanyak 68.786 ekor, babi sebanyak 101.417 ekor, ayam buras sebanyak 5.556.965 ekor, ayam petelur sebanyak 1.510.590 ekor dan ayam pedaging sebanyak 40.942.716 ekor. Potensi usaha peternakan di Kalimantan Timur masih terbuka lebar dan sangat menjanjikan dari segi ekonomi. Kebutuhan daging ternak, terutama sapi masih belum
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
30
Sumber Daya Alam mencukupi kebutuhan, sehingga usaha ternak sapi sangat potensial. Khusus ternak sapi potong, yang populasinya mengalami kenaikan setiap tahunnya, lebih didorong oleh upaya dan progam pemerintah
untuk
mewujudkan
swasembada
daging tahun 2013. Hal ini juga didukung oleh semakin berkembangnya usaha/perusahaan yang bergerak dibidang Penggemukan Ternak sapi potong di Kalimantan Timur hingga mencapai 25 perusahaan yang tersebar di kabupaten/kota. Pemotongan ternak sapi potong di Kalimantan Timur tahun 2011 tercatat 45.788 ekor mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang tercatat sebanyak 43.608 ekor. Sedangkan populasi unggas di Kalimantan Timur ynag terdiri dari Ayam Buras, Ayam Petelur dan Itik juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini didukung oleh tersedianya perusahaan perbibitan ayam di Kalimantan Timur yang berjumlah 3 perusahaan yaitu Istana Satwa Borneo, Multy Breeder Adirama dan Super Unggas Jaya.
3.5.
Perikanan dan Kelautan Subsektor
menjadi
komoditi
pertumbuhan Kalimantan perikanan
perikanan
unggulan
ekonomi Timur.
seperti
diharapkan
Potensi tambak,
di
bagi provinsi
budibudaya kolam
dan
keramba pada periode tahun 2009 - 2011,
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
31
Sumber Daya Alam dari segi luas areal dan produksi ada kecenderungan meningkat dibanding periode sebelumnya. Kegiatan-kegiatan pembangunan Kelautan dan Perikanan yang mendukung pengembangan perikanan tangkap,
budidaya,
pengendalian dampak
sumberdaya
pada
Kalimantan
pengolahan,
peningkatan
Timur.
Namun
ikan
rehabilitasi telah
memberikan
produksi usaha
dan
perikanan dan
di
program
pemerintah tidak semestinya dapat berjalan dengan baik karena kendala alam (banjir, curah hujan tinggi, dll). Secara absolut produksi perikanan di Kalimantan Timur pada tahun 2011 (sampai semester I) mencapai 69.439,85 ton atau hanya 22,50 persend dari produksi tahun sebelumnya. Disamping fenomela alam yang menjadi kendala peningkatan produksi perikanan, juga
dipengaruhi
oleh
fluktuasi
harga
dipasar
yang
tidak
menentu,
sehingga
mempengaruhi turunnya trip penangkapan dan berkurangnya waktu penangkapan serta terbatasnya jangkauan/zona tangkap ikan terutama bagi nelayan yang memanfaatkan armada tangkap ≤ 5 GT. Adapun perkembangan produksi hasil perikanan tahun 2009 – 2011 ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 3.6. Produksi Ikan Menurut Bidang Usaha Perikanan di Kalimantan Timur tahun 2009 – 2011 (ton). Komoditi
2009
2010
Tangkap Laut
94.937,50
111.702,90
25.133,15
Tangkap Perairan Umum
34.262,20
44.108,90
9.924,48
Tambak
30.953,50
53.236,10
11.978,12
1.808,30
1.911,8
430,16
Karamba
30.653,80
31.669,30
7.125,59
Budidaya Laut
42.945,90
65.992,70
14.848,35
235.561,20
308.621,70
69.439,85
Kolam
Jumlah
2011 *)
Cat. : *) Angka Sementara (semester I) Sumber : Disnak Prov. Kaltim
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
32
Sumber Daya Alam Seiring dengan usaha pemerintah dalam peningkatan
dan
pengembangan
perikanan
dalam memenuhi kebutuhan lokal dan pasar internasional (ekspor).
Pada tahun 2011
(sampai semester I) ekspor hasil perikanan Kalimantan Timur mencapai 4,7 ton atau hanya 22,50 persen dari ekspor tahun 2010 yang sebesar 21,0 ton. Adapun komoditi hasil perikanan dan kelautan yang diekspor pada umumnya adalah udang serta jenis ikan lainnya.
3.6.
Pertambangan Dan Energi Potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya mineral yang cukup besar di
provinsi Kalimantan Timur, dilihat dari segi geologi dan potensi bahan galian sangat mempunyai daya tarik yang cukup tinggi di mata para investor. Kegiatan pertambangan di Kalimantan Timur mencakup pertambangan migas dan nonmigas. Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian Kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya, karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Kekayaan minyak bumi dan gas alam di Kalimantan Timur terdapat di pantai timur,
termasuk
di
daratan
sekitar
Balikpapan, Pulau Bunyu, Pulau Tarakan, dan Bontang, serta di daerah lepas pantai yang memanjang dari utara sampai selatan. Begitu juga dengan tambang batubara, tambang tersebut ditemukan di beberapa daerah, antara lain di Kutai, Pasir, Berau, Bulungan dan Kota Samarinda. Endapan bahan galian
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
33
Sumber Daya Alam golongan C banyak terdapat di Kabupaten Pasir, Berau, Kutai, Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Bahan galian ini antara lain berupa kaolin, bentonit, batu kapur, pasir kuarsa, dan pasir besi. Hasil tambang lainnya yang banyak terdapat di Kalimantan Timur adalah emas, timah hitam, fosfat, besi, dan nikel. Produksi bahan galian batubara yang dihasilkan oleh perusahaan pertambangan rata-rata menunjukkan peningkatan khususnya perusahaan yang telah sampai pada tahap eksploitasi. Produksi batubara Kalimantan Timur dari tahun
2008 – 2010 cenderung
mengalami peningkatan dengan kenaikan produksi antara 7-12 persen per tahun. Pada tahun 2008 produksi batubara yang dihasilkan dari bumi Etam (Kaltim) tercatat 118,8 juta ton, dan di tahun 2009 meningkat menjadi 123,3 juta ton, sedangkan di tahun 2010 tercatat 140,7 juta ton. PT. Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki tingkat produksi tertinggi ada di Kalimantan Timur. Pada tahun 2010 ini produksi batubara PT Kaltim Prima Coal (KPC) sekitar 39,9 juta ton atau sekitar 28,38 persen dari total produksi batubara di Kalimantan Timur. Batubara Kalimantan Timur pada umumnya (lebih 75 persen) dipasarkan ke luar negeri (ekspor) yaitu ke Jepang, Korea, Filippina, Thailand, Malaysia, India, Amerika dan beberapa Negara Eropa sedangkan yang dipasarkan di dalam negeri hanya sebagian kecil saja yaitu ke pabrik semen di Jawa dan Sulawesi, untuk pabrik kertas, peleburan nikel, PLTU Surabaya dan Paiton serta untuk kebutuhan domestik. Disamping tambang batubara, di Kalimantan Timur juga terdapat tambang emas dan perak, namun perkembangnya hingga saat ini masih terhenti karena permasalahan teknis. Pada saat ini PT. KEM telah menyelesaikan Rangkaian Pasca Tambang, dimana tambang resmi yang berakhir pada tahun 2003, dilanjutkan pada kegiatan dekonstruksi dan membangun sarana prasarana pasca tambang hingga tahun 2009. Untuk tahap pemeliharaan infrastruktur pasca tambang yang dilaksanakan dalam kurun waktu tahun
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
34
Sumber Daya Alam 2009-2013, yang selanjutnya akan diserahkan kepada pemerintah. Untuk operasi tambang, hingga saat ini perusahaan tersebut belum berhasil menemukan cadangan bijih untuk kembali beroperasi. Perusahaan yang melakukan usaha pencarian dan pengelolaan minyak bumi di Kalimantan Timur antara lain : Pertamina DOH Kalimantan, PT Exspan Nusantara Lap. Tarakan dan Sanga-sanga, PT Perkasa Equatorial, PT Vico Indonesia, Unocal Indonesia dan Total Indonesia dengan hasil cadangan minyak bumi terbukti sebanyak 729,48 MMSTB, serta cadangan gas bumi yang di usahakan oleh perusahaan yang sama cadangan terbukti 27.809,00 BSCF dan hasil potensial 20.088,03 BSCF. Tabel 3.7. Perkembangan Produksi Komoditi Tambang di Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2010 Komoditi
Satuan
2008
2009
2010
Barrel
55.936.630
56.145.820
56.791.010
2. Gas alam
MMBTU
1.080.709.510
1.084.171.780
1.045.503.660
3. Batubara
Ton
118.853.758
123.256.163
140.753.374
1. Minyak mentah
Sumber: Distambang Kaltim
Perkembangan jumlah produksi minyak bumi di Kalimantan Timur pada tahun 2008 yang terdiri dari minyak mentah tercatat 55.936.630 barrel dan kondensat tercatat 28.475.395 barel. Untuk tahun 2010 produksi minyak mentah mencapai 56.791.010 barel. Sedangkan produksi Gas Bumi selama lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan dimana di tahun 2008 produksinya menjadi 1.080.709.510 MSCF. Sedangkan tahun 2010 ini, kondisi produksi migas masih terjadi penurunan yang dipengaruhi minimnya eksplorasi sumur baru serta situasi pasar dunia yang tidak menentu. Pada tahun 2010 produksi gas alam mencapai 1.045.503.660 MMBTU
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
35
PARIWISATA, INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN INVESTASI
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi
BAB IV PARIWISATA, INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN INVESTASI
4.1 Pariwisata Kalimantan Timur merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia, memiliki potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan tujuan wisata lain di Indonesia. Hampir 90% objek wisata yang ada disediakan oleh alam Kalimantan, dan 10% lainnya adalah obyek wisata buatan untuk mendukung kepariwisataan di daerah ini. Ketersediaan obyek wisata berupa alam dengan flora dan faunanya (hutan,sungai, danau, jeram dan pantai) yang dibaur dengan budaya dan sejarah, serta dikemas dalam paket wisata ecotourism, menjadikan Kalimantan Timur sebagai tempat tujuan wisata, dan menempatkan posisinya pada segmen special interest group.
Tabel 4.1. Barbagai Jenis Obyek Potensi Wisata Kalimantan Timur JENIS WISATA 1. Alam 2. Budaya 3. Buatan 4. Peninggalan Sejarah dan Budaya 5. Museum / Sejarah 6. Art Galery 7. Taman Budaya 8. Seni Pertunjukan 9. Desa Kerajinan Tradisional 10. Upacara Adat 11. Taman Nasional 12. Taman Hutan Raya 13. Taman Wisata Alam 14. Taman Buru 15. Taman Wisata Laut
JUMLAH 220 30 15 43 2 6 30 10 -
Sumber: Disbudpar Prov. Kaltim
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
37
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Beberapa obyek wisata yang umum menjadi tempat tujuan wisata Domestik dan Luar Negeri antara lain adalah : 1.
WISATA BUDAYA Salah satu upacara adat akbar yang
menjadi
kepariwisataan
agenda Kalimantan
Timur adalah Pesta Adat Erau ;
Erau pertama kali dilaksanakan pada upacara tinjak tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara berusia
Agung 5
Dewa
tahun.
Sakti Setelah
dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama(1300-1325),
juga
diadakan upacara Erau. Sejak itulah Erau selalu diadakan setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja-raja Kutai Kartanegara. Dalam perkembangannya, Erau dilaksanakan dalam rangka penobatan gelar Raja dan pengangkatan Raja baru dengan menggelar pesta di hadapan seluruh rakyat. Festival Erau yabg kini sudah termasuk dalam Calendar of Events Pariwisata Nasional, tidak lagi hanya dikaitkan dengan seni Budaya Keraton Kutai Kartanegara, tetapi lebih menyajikan variasi ragam budaya dan seni yang ada dan berkembang di wilayah Kutai dan Kalimantan Timur. Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki kawasan Wisata Budaya Pampang ; merupakan kawasan wisata budaya yang menarik untuk
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
38
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi menyaksikan kehidupan suku Dayak Kenyah,
Daya
tarik
yang
dapat
disaksikan di tempat ini adalah Lamin atau rumah adat suku Dayak serta tarian Kenyah,
dan
upacara
yang
adat
Dayak
digelar
setiap
hari
Kutai
Kartanegara
Minggu.
2.
WISATA SEJARAH Kedaton merupakan
bangunan
yang
didirikan
oleh
Pemerintah
Kabupaten
Kutai
Kartanegara
bagi Sultan Kutai yang saat ini berkuasa, apresiasi
sebagai untuk
bentuk
melestarikan
adat dan budaya Kerajaan Kutai sebagai Kerajaan tertua di Indonesia. Bangunan yang terletak di pusat kota Tenggarong ini memiliki ruang utama berupa singgasana Raja / Sultan Kutai. Dalam keseharian, bangunan Kedaton yang letaknya berdampingan dengan Masjid Agung dan Masjid Jami' Hasanuddin, tepat di jantung kota Tenggarong, merupakan Tahta Kesultanan. Sebagai upaya pelestarian budaya dan adat, di dalam kedaton dibangun sebuah lembaga Adat dan Dewan Adat, yang menjadi perpanjangan tangan dari Kesultanan Kutai Kartanegara dalam menjalankan fungsinya untuk melestarikan sejarah dan kebudayaan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
39
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Goa Gunung Kombeng terdapat di
Gunung
Kombeng
didalamnya
tersimpan
yang patung
peninggalan Raja Mulawarman. Dahulunya
goa
dipergunakan pemujaan
ini
sebagai
Raja
memang tempat
Mulawarman.
Didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit. Untuk mengunjungi goa ini dapat ditempuh dengan kendaraan dari dari Samarinda menuju Sangatta dan selanjutnya ke Muara Wahau.
3.
WISATA PANTAI DAN LAUT Kabupaten Berau memiliki potensi wisata
yang
dikembangkan
di
wilayah Pulau Derawan dan Pulau Sangalaki dengan taman lautnya yang indah. Pulau-pulau lainnya yang
masuk
dalam
wilayah
Kabupaten Berau adalah Pulau Menumbar, Pulau Kakaban, Pulau Semana,
Pulau
Sambit,
Pulau
Bakungan, Pulau Inaka dan Pulau Maratua. Di perairan sekitar pulaupulau tersebut terhampar pulau karang laut yang indah, berbagai jenis ikan hias juga terdapat ikan duyung, kepiting kenari, penyu hijau dan mutiara alam.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
40
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Kepulauan Derawan mempunyai potensi laut yang sangat kaya dan menurut para ahli keindahan taman laut dan keanekaragaman biota laut yang hidup di pulau itu menduduki posisi ke tiga di dunia. Pulau Derawan kini dikelola oleh PT. Bhumi Manimbora Interbuana sejak 1993 dan telah dilengkapi dengan cottages , restoran, speed boat serta perlengkapan selam lainnya. Sementara Pulau Sangalaki di kelola oleh Sangalaki Dive Lorge, sebuah perusahaan
dari
bekerjasama
dengan
Kabupaten
Malaysia yang
Berau
pemerintah
dan
dilengkapi
berbagai fasilitas selam dan cottages. Bagi masyarakat yang ingin tinggal di losmen atau penginapan milik penduduk juga tersedia di Pulau Derawan.
4.
WISATA ALAM Wisata
alam
Bangkirai
Bukit
merupakan
wisata petualangan yang berada
di
dalam
kawasan hutan primer Bukit
Bangkirai
terdapat
yang
diperbatasan
antara Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini merupakan bagian dari kawasan hutan-hutan tropis yang ada di Kalimantan Timur. Dalam kawasan ini selain keasrian hutan alamnya juga terdapat Jembatan Tajuk (canopy bridge) dan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
41
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi beberapa jenis Burung Surga (drongos) dan Burung Enggang (richoneros) yang sangat langka. Tempat
ini
juga
digunakn
untuk
kepentingan riset dan observasi alam lainnya serta dilengkapi dengan fasilitas akomodasi berupa cottage yang dapat disewa oleh pengunjung. Proyek rehabilitasi orang utan, terletak di
Kabupaten
Kutai
Kartanegara,
merupakan tempat perlindungan satwa liar,
terutama
bagi
Orangutan
dan
Beruang Madu yang tidak dapat dilepas liarkan ke alam karena penyakit, umur yang sudah tua dan cacat lainnya. Terdapat enam pulau buatan yang sengaja diperuntukkan sebagai tempat orangutan. Kawasan Konservasi satwa ini juga dilengkapi dengan Sekolah Hutan yang menyediakan tempat bermain dan pengenalan kembali keterampilan yang diperlukan orangutan untuk hidup setelah dilepas liarkan ke habitat aslinya. Beberapa paket yang ditawarkan dalam melaui program Samboja Ladge adalah Program Rehabilitasi Satwa (Orangutan dan Beruang Madu), kegiatan rehabilitasi lahan kritis, kegiatan kebun organic, kegiatan pembatan pupuk organik (Kompos) dan pengamatan kehidupan liar yang ada di sekitar kawasa Samboja Lestari. Daerah hulu-hulu sungai baik di wilayah Kutai Katanegara, Kutai Barat, Malinau maupun Nunukan merupakan daerah wisata hutan alam Hutan Hujan Tropik yang
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
42
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi memiliki keindahan alam yang eksotis dengan kemurnian budaya masyarakat dayak yang tinggal diwilayah tersebut. Kondisi topografi yang umumnya terjal berbukit membentuk aliran sungai yang ber-riam dan memiliki daya tarik bagi wisata arung jeram.
KAWASAN PENGEMBANGAN WISATA ( KPP ) Dalam RIPP telah dijabarkan pengembangan kepariwisataan Kaltim, sebagai penjabAran dalam pengembangan kepariwisataan maka dalam rencana induk pengembangan pariwisata provinsi Kalimantan Timur mengelompokkan KPP menjadi 8 KPP. KKP tersebut adalah : 1.
Kawasan Perkotaan Urban Development Tema
: Wisata Perkotaan dan Wisata Belanja
Meliputi : Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Tenggarong 2.
Kawasan Sungai Mahakam Tema
: Eko Wisata Sungai Mahakam
Meliputi : Alur Sungai Mahakam Samarinda, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat 3.
Kawasan Pesisir Kepulauan Tema
: Wisata Bahari
Meliputi : Kepulauan Derawan dan sekitarnya, Tarakan, Nunukan Kepulauan, Bulungan Kepulauan, Sanggata Kepulauan, Muara Sungai Mahakam, dan Kutai Kartanegara, Bontang 4.
Kawasan Sedang Berkembang Tema
: Wisata Rekreatif
Meliputi : Kutai Kartanegara, Samarinda 5.
Kawasan Pedalaman Tema
: Wisata minat khusus petualangan ( adventuring )
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
43
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Meliputi : Bulungan-Pedalaman, Berau Pedalaman, Kubar Pedalaman dan Kutai Kartanegara. 6. Kawasan Pesisir Tema
: Wisata Bahari ( Alam Pantai )
Meliputi : Kab. KUtai Timur, Kab. Penajam, dan Kab. Pasir, Balikpapan dan Tarakan. 7.
Kawasan Perbatasan Negara Tema
: Wisata Minat Khusus ( Living Culture and Jungle Tracking )
Meliputi : Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kab. Kubar. 8.
Kawasan Perbatasan Provinsi Tema
: Wisata Minat Khusus ( Living Culture and Jungle Tracking )
Meliputi : Kab. Kubar dengan Kalteng. Kab. Pasir dengan Kalsel.
Dengan potensi wisata seperti itu, sektor pariwisata di Kalimantan Timur tergolong primadona dalam menghasilkan devisa negara. Selain itu, sektor ini diharapkan menjadi salah satu sektor yang dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya, di saat situasi ekonomi bergejolak. Melalui model padat karya, tentu sektor pariwisata akan ikut mendorong
tumbuhnya
perekonomian
nasional
dan
meningkatkan
pendapatan
masyarakat. Persyaratan utama yang dibutuhkan adalah keamanan dan ketenangan politik. Kedua hal itu sangat diharapkan oleh para wisatawan asing yang akan berkunjung ke Indonesia, khususnya Kalimantan Timur. Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Timur dalam kurun waktu 2008-2010 ada kecenderungan menurun, baik wisatawan
mancanegara
maupun domestik. Pada tahun 2008 jumlah wisatawan asing (mancanegara) yang berkunjung ke Kalimantan Timur mencapai 20.142 orang, di tahun 2009 meningkat menjadi 23.768 orang, namun pada tahun 2010 (angka sementara) tercatat 12.061 orang. Sama halnya dengan jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri (domestik)
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
44
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi mengalami penurunan dari 808.860 orang di tahun 2008 menjadi 566.569 orang pada tahun 2010 (angka sementara/ kondisi Juli 2010).
Tabel 4.2 Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Timur Tahun 2008-2010 (orang) No A.
Wisatawan Asing (Mancanegara)
1 2 3 4 5 B.
Asia Pasifik Eropa Amerika Timur Tengah Lainnya
Domestik Jumlah
2008
2009
2010*)
20.142
23.768
12.061
1.427 8.269 1.812 80 8.554
1.684 9.755 2.138 94 10.097
855 4.954 1.089 48 5.115
808.860
1.108.138
566.569
829.002
1.131.904
578.630
Cat.: *) Angka Sementara (sd Juli 2010) Sumber: Dispar Prov. Kaltim
Adanya potensi budaya alam dan objek wisata bahari yang dimiliki Kalimantan Timur semakin mendorong minat wisatawan yang datang ke Kalimantan Timur. Untuk itu diperlukan
sarana
dan
prasana
penunjang
wisata
seperti
penginapan/hotel.
Perkembangan jumlah penginapan/hotel di Kalimantan Timur dari tahun ke tahun ada peningkatan. Hingga tahun 2010, jumlah penginapan/hotel di Kalimantan Timur tercatat 389 buah, yang terdiri dari hotel bintang lima sebanyak 2 buah, hotel bintang empat sebanyak 8 buah, hotel bintang tiga 18 buah, hotel bintang dua sebanyak 10 buah, hotel bintang satu 5 buah dan sisanya sebanyak 346 buah merupakan hotel non bintang. Obyek wisata yang di Kalimantan Timur pada tahun 2010 mencapai 401 buah, kondisi tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat bila dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya. Akan tetapi dari sejumlah obyek wisata tersebut, karena keterbatasan dana dan investasi swasta dalam pembangunan dan pengelolaan obyek wisata, maka belum semuanya dapat dikelola dengan baik.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
45
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Tabel 4.3. Perkembangan Kepariwisataan Di Kalimantan Timur, Tahun 2008-2010 No 1. 2.
Uraian
a) b) c) d) e) 3. 4.
2009
393
393
401
36
39
43
2 4 15 9 5
2 6 17 9 5
2 8 18 10 5
326 10.735 9.662
326 11.149 10.034
346 11.578 10.358
Obyek Wisata (buah) Hotel (buah) - Bintang
Lima Empat Tiga Dua Satu
- Non Bintang Jumlah kamar penginapan hotel (unit) Jumlah rata-rata penggunaan kamar (hari)
2010
*)
2008
Cat. *) Angka Semnentara Sumber : Dispar Prov. Kaltim
4.2. Industri, Perdagangan dan Koperasi Potensi industri di Kalimantan Timur, baik yang memanfaatkan sumber daya alam, minyak
khususnya bumi
dan
industri gas
pengolahan
alam
(migas),
perkebunan, dan hasil laut, maupun yang berbasis iptek, seperti petrokimia, peralatan pengeboran lepas pantai, metanol, dan galangan kapal, masih memiliki peluang dan potensi yang besar untuk dikembangkan secara
lebih
modern.
investasi
yang
sampai
menjadi
kendala
Hanya
persoalan
sekarang
utama.
Kendala
masih lain
menyangkut kualitas sumber daya manusia dan moralitas birokrasi setempat. Sektor
Industri
unggulan
di
Kalimantan
Timur
adalah
Industri
migas
(pengilangan minyak bumi dan gas alam cair/LNG), industri non migas didominasi oleh
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
46
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi pertambangan batubara, industri pupuk (bahan organik), industri hasil laut, industri kecil menengah serta industri rumah tangga. Arah kebijakan pembangunan perindustrian adalah peningkatan industri berbasis pada sumber daya alam yang berkelanjutan, melalui program peningkatan industri kecil, menengah dan skala besar melalui pola kemitraan, peningkatan sumber daya manusia pada bidang industri, peningkatan derajat lingkungan hidup industri, peningkatan infrastruktur bidang industri, program pengembangan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah, program peningkatan kemampuan teknologi industri kecil. Penggolongan sektor industri berdasarkan jumlah tenaga kerjanya dibedakan menjadi
industri
sedang,
industri
kecil
dan
industri
kerajinan
rumah
tangga.
Perkembangan sektor industri di Kalimantan Timur menunjukkan perkembangan positif, baik industri kecil (rumah tangga) maupun industri menengah dan besar. Pada
tahun
2011
jumlah
industri
mikro/kecil di Kalimantan Timur sekitar 15.581 unit yang mampu menyerap tenaga
kerja
sebanyak 80.929 orang dengan nilai produksinya mencapai Rp. 4,5 triliun. Sedangkan perusahan industri sedang/besar di Kalimantan Timur pada tahun 2011 tercatat 132 perusahaan yang menyerap 60.948 orang tenaga kerja, dengan total produksi mencapai Rp. 4,6 triliun. Sejalan dengan perkembangan industri di Kalimantan Timur, secara langsung mempengaruhi kegiatan perdagangan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan semakin kompleksnya sarana perdagangan yang ada di Kalimantan Timur. Pada tahun 2011, sarana perdagangan seperti Pasar Tradisional (local) sebanyak 228 buah, Pasar
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
47
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Swalayan/Supermarket/Toserba sebanyak 65 buah, Hipermarket sebanyak 3 buah, Pasar Grosir sebanyak 3 buah serta Mall/Plaza sebanyak 13 buah. Tabel 4.4. Perkembangan Industri di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 No 1
Uraian
2009
Tahun 2010
2011
*)
Industri Makro/Kecil a. Unit Usaha
2
Satuan
Unit
15.618
15.590
15.581
b. Tenaga Kerja
Orang
75.217
76.003
80.929
c. Nilai Produksi
Rp. Juta
3.623.822
3.623.822
4.519.747
131
131
132
60.694
60.694
60.948
4.395.159
4.574.599
4.581.860
Industri Sedang/Besar a. Unit Usaha
Unit
b. Tenaga Kerja
Orang
c. Nilai Produksi
Rp. Juta
Ket. : *) Angka Sementara Sumber : Disperindagkop Prov. Kaltim
Salah satu lembaga keuangan yang sangat mendukung peronomian rakyat saat ini adalah koperasi. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat membantu perputaran uang secara mandiri. Perkembangan koperasi di Kalimantan Timur hingga tahun 2011 cenderung mengarah yang lebih baik. Kondisi ini dapat membantu pergerakan perekonomian di Kalimantan Timur ke yang lebih mandiri. Berdasarkan data sementara tahun 2011 (semester I), terjadi peningkatan jumlah koperasi menjadi 5.517 unit dari tahun sebelumnya sejumlah 5.328 unit periode akhir tahun 2010. Data akhir 2011 masih merupakan data sementara sehingga terjadi penurunan pada data koperasi aktif dan meningkatnya jumlah koperasi tidak aktif. Data Koperasi Induk sejumlah 21 unit tidak mengalami perubahan selama 5 tahun terakhir karena tidak ada pendataan untuk kualifikasi koperasi induk sejak tahun 2008. Terjadi peningkatan jumlak koperasi non-KUD sebesar 180 unit dari tahun 2010 sejumlah 5.098 dan terjadi penurunan 1 unit KUD dari 2010 sebesar 240 unit menjadi 239 pada tahun 2011.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
48
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Tabel 4.5. Jumlah Koperasi di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 No
Koperasi
2009
Tahun 2010
2011 *)
1
Induk Koperasi
21
21
21
2
Koperasi Aktif
3.458
3.458
3.233
3
Koperasi Tidak Aktif
1.880
1.880
2.284
4
Koperasi Primer
5.328
5.328
5.317
5
KUD
248
240
239
6
Non KUD
3.090
5.098
5.278
Ket. : *) Angka Sementara Sumber : Disperindagkop Prov. Kaltim
4.3.
Investasi Gambaran perkembangan investasi ini sebagai bahan informasi para pengambil
keputusan dan sebagai pelengkap dalam membuat perencanaan untuk menentukan arah dan langkah kebijaksanaan pada tahun berikutnya, sehingga sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara cepat, tepat dan berhasil guna, juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan program pengembangan investasi di Provinsi Kalimantan Timur, baik oleh Pemerintah maupun Dunia Usaha khususnya melalui peranan perusahaan PMDN/PMA. Dari jumlah rencana investasi tahun 2010 proyek PMDN di Kalimantan Timur seluruhnya berada di beberapa kabupaten/kota.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
49
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Tabel 4.6. Realisasi Proyek PMDN menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2010
NO
LOKASI
2008 Investasi Proyek Rp. Juta 1 1,000.00
2009 Investasi Proyek Rp. Juta 1 6,000.00 2 2,200.00
2010 *) Investasi Proyek Rp. Juta 6 2,444.062,78 1 234,759,79
1 2
SAMARINDA BALIKPAPAN
3 4
KUKAR BONTANG PENAJAM PASER UTARA TARAKAN
1 -
214,820.18 -
2 1
1,449,732.40 11,283.00
8 4
1.978.685,35 471.712,00
2
39,153.38
1 1
31,300.00 23,000.00
2 -
25,950,00 -
KUTIM BERAU
-
-
-
-
12 2
1.027.850,33 270.654,75
BULUNGAN NUNUKAN
-
-
-
-
7 5
227.871,15 1.180.180,45
Jumlah
4
254,973.56
8
1,523,515.40
5 6 7
49
7.881.289,79
Sumber: BPPMD Prov. Kaltim
Sedangkan proyek PMA yang telah terealisasi pada tahun 2010 sebanyak 56 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 988 juta. Ditinjau menurut kabupaten/kota, invetasi PMA di Kalimantan Timur pada tahun 2010 sebagian besar berada di kota Balikpapan yakni US$ 505 juta dengan jumlah proyek 10 buah. Tabel 4.7. Realisasi Proyek PMA menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2010
NO
LOKASI
2008 Investasi Proyek US$. RIBU 2 2,516.11
2009 Investasi Proyek US$. RIBU 2 1,540.16
2010 Investasi Proyek US$. RIBU 6 9.874,43
1
SAMARINDA
2
BALIKPAPAN
4
1,141.33
14
47,063.67
10
505.286,12
3
KUKAR
6
16,593.72
5
25,708.67
10
68.559,95
4
BONTANG
-
-
1
200.00
5
182.082,14
5
KUTIM
-
-
1
3,850.00
18
63.155,28
6
PASIR
-
-
5
5,800.00
2
1.936,34
7
BERAU
-
-
2
168,887.10
5
19.688,41
8
TARAKAN
1
250.00
-
-
-
-
9
BULUNGAN
-
-
-
-
8
71.338,03
10
KUBAR
5
65.809,43
Jumlah
13
20,501.16
30
253,049.60
56
988.710,14
Cat.: Angka Sementara Sumber: BPPMD Prov. Kaltim
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
50
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Untuk mengetahui seberapa jauh sumbangan masing-masing sektor memberikan kontribusi pembangunan di bidang ekonomi khususnya di Kalimantan Timur. Dari evaluasi perkembangan realisasi investasi di Kalimantan Timur dalam meningkatkan minat investasi di Kalimantan Timur telah tergambarkan bahwa minat investor untuk melakukan pengurusan ijin investasi di daerah sejak pelimpahan kewenangan persetujuan investasi dan ijin pelaksanaannya dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah sangat tinggi. Kondisi ini akan membawa dampak terhadap pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, akan tetapi realisasi secara riil masih sangat rendah jika dibandingkan dengan rencana minat investasi. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur, diperlukan peningkatan investasi diantaranya melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif. Khusus bagi invetasi yang berfasilitas PMDN dan PMA telah dikeluarkan oleh pemerintah berupa kebijakan reformasi di bidang investasi sejak tahun 1998 dengan tujuan menyebarluaskan titik pelayanan investasi melalui pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan dengan tanpa batas, serta perizinan penanaman modal kepada Pemerintah Daerah di Indonesia. Adapun aspek-aspek yang menjadi dasar untuk pengembangan penanaman modal diarahkan kepada: a. Meningkatkan kemampuan potensi sumber daya alam (SDA), peluang usaha dari keunggulan komperatif menjadi unggulan kompetitif (pengembangan infrastruktur, sarana prasarana fisik dan lain-lain) b. Meningkatkan
iklim
usaha
yang
semakin
kondusif
dari
tahun-tahun
sebelumnya, perolehan lahan/perizinan mudah dan lancar, demikian juga aspek permodalan, tenaga kerja, insentif-insentif yang dapat menjadi daya tarik bagi calon investor.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
51
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi c. Kemampuan promosi, dengan tersedianya data-data potensi sumber daya alam (SDA) melalui buku-buku, profil, leatfet dan booklet serta penyediaan sarana promosi investasi melalui penggunaan Teknologi Informasi yang dapat menjangkau komunikasi seluruh dunia.
Realisasi Investasi Kaltim Tahun 2011 (semester I) Rp20,2 Triliun Realisasi investasi proyek penanaman modal pada semester satu (Januari-Juni) 2011 di Kaltim, sudah mencapai Rp20,23 triliun yang terdiri dari investasi berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp11,43 triliun sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp8,8 triliun. Realisasi investasi penanaman modal tahun ini, pada semester pertama jika dibanding periode yang sama pada tahun lalu, terjadi peningkatan 48 persen. Target investasi 2011 diperkirakan mencapai Rp30 triliun, sehingga capaian sampai semester pertama tahun ini sudah pada angka Rp20,23 triliun atau 67,50 persen dari target yang diharapkan. Sedangkan jika dibanding capaian pada periode yang sama pada 2010 lalu, yakni Rp17,88 triliun dari target Rp10,53 triliun, terdapat peningkatan 69,80 persen. Sementara itu realisasi investasi PMDN pada periode semester tahun ini jika dibanding dengan periode yang sama pada 2010 meningkat 39,73 persen dari nilai investasi Rp8,18 triliun naik menjadi Rp11,43 triliun. Sedangkan untuk investasi PMA pada semester pertama 2011 jika dibanding periode yang sama pada 2010 juga meningkat 100,4 persen dari nilai investasi Rp4,30 triliun menjadi Rp8,88 triliun. Sedangkan realisasi penyerapan tenaga kerja sampai dengan Juni lalu, mencapai 21.696 orang yang terdiri dari proyek PMDN 6.390 orang dan proyek PMA 15.306 orang dibanding periode yang sama pada 2010 terjadi peningkatan sebesar 2,6 persen. Penyerapan tenaga kerja periode 2010 21.134 orang yang terdiri dari proyek PMDN 6.049
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
52
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi orang dan proyek PMA 16.085 orang dibanding tahun ini yang mencapai 21.696 orang berarti terjadi peningkatan sebesar 2,6 persen, ujarnya. Sementara itu, untuk investasi PMDN berdasarkan sektor usaha lima besar, yakni industri kimia dan farmasi, tanaman pangan dan perkebunan, listrik, gas dan air serta industri makanan dan jasa lainnya. Sedangkan berdasarkan enam besar lokasi proyek terletak Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur, Berau, Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Nunukan. Sedangkan realisasi investasi PMA berdasarkan lima besar sektor usaha yaitu tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, listrik, gas dan air serta industri kimia dan farmasi serta jasa lainnya. Dengan lima besar lokasi yang terletak di Kabupaten Berau, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Paser dan Bulungan.
4.4.
PROFIL JALAN BEBAS HAMBATAN BALIKPAPAN-SAMARINDA
Pendahuluan Pembangunan infrastruktur jalan adalah sebuah kebutuhan mutlak bagi pengembangan transportasi, peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah di Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam
upaya
pemenuhan
infrastruktur
jalan
tersebut,
dan
dengan
mempertimbangkan keterbatasan dana pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di satu sisi dan melihat adanya peluang investasi swasta di sisi lainnya, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuat berbagai kebijakan untuk menarik pihak swasta berinvestasi di bidang jalan bebas hambatan/ freeway/ tol. Dengan melibatkan sektor swasta ini diharapkan
percepatan
penyediaan
infrastruktur
bagi
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai. Pemerintah Provinsi Kaltim merencanakan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan/ Freeway/ Tol sepanjang 241 kilometer yang meliputi ruas jalan Penajam - Balikpapan Samarinda - Bontang - Sangata - Maloy, Samarinda - Tenggarong. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
53
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi (RTRW- N) telah ditetapkan Sistem Jaringan Jalan Bebas Hambatan/ Freeway/ Tol di Provinsi Kalimantan Timur adalah ruas jalan : a. Penajam - Balikpapan b. Balikpapan - Samarinda Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. : 567/KPTS/M/2010 Tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional. Tanggal 10 Nopember 2010, maka ruas jalan Balikpapan - Samarinda ditetapkan sebagai Jalan Nasional Jalan Tol. Sesuai dengan hal tersebut diatas, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah memulai Pembangunan Jalan Bebas Hambatan/ Freeway/ Tol ruas jalan Balikpapan -Samarinda sepanjang 99,02 Kilometer
STUDI YANG TELAH DILAKSANAKAN a. Studi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah :
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Balikpapan Samarinda Bontang (BAPPEDA Kalimantan Tim ur Tahun 2002)
Pendataan Lahan (Dinas PU dan Kimpraswil Propinsi Kal imantan Timur Tahun 2003)
Desain Teknis/DED Pembangunan Jalan Balikpapan-Samarinda (Dinas PU dan Kimpraswil Provinsi Kal imantan TimurTahun 2004)
b. Studi yang telah dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum adalah :
Studi Perencanaan Umum Jalan Tol di Pulau Kalimantan (Tahun 2005)
Pra Studi Kelayakan Tol Penajam - Balikpapan - Samarinda (Tahun 2006)
Kalimantan Road Network Development Study (Tahun 2007)
c. Kesimpulan dari studi-studi tersebut di atas, adalah :
Ruas jalan di Kalimantan Timur yang sangat prioritas untuk dibangun jalan bebas hambatan dengan pengoperasian sistem tol adalah Ruas Jalan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
54
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi Balikpapan-Samarinda.
Tinjauan Pembangunan jalan bebas hambatan/freeway/ tol Balikpapan – Samarinda
Data Teknis Jalan Bebas Hambatan/ Freeway/ Tol Balikpapan – Samarinda : Panjang jalan
: 99,02 Kilometer
Geoteknik
: Berada pada daerah lembah dengan jenis tanah lawan dan Lempung.
Geologi
: Aman terhadap patahan atau geser
Topografi
: Cenderung datar sampai berbukit, sehingga geometri jalan cukup bagus
Daya dukung tanah
: Cukup bagus
Drainase
: Dapat dibuat dengan mudah.
Jumlah Lajur
: Direncanakan 2 jalur dengan 6 lajur @ 3,6 meter
Lebar badan jalan
: 36,9 meter
Sistem perkerasan
: Rigid Pavement
Kecepatan rencana
: 100 Km/Jam
Persilangan
: Tidak sebidang
JALAN RING ROAD III BALIKPAPAN Pembangunan Jalan Ring Road III Balikpapan dilaksanakan untuk:
Meghubungkan wilayah Balikpapan Utara dengan Wilayah Balikpapan Timur tanpa melalui Pusat Kota Balikpapan.
Mengembangkan wilayah Balikpapan Utara dan Wilayah Balikpapan Timur.
Sebagai jalan Akses ke Jalan Tol Balikpapan – Samarinda dari Bandara Sepinggan dan Daerah Balikpapan Timur.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
55
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi DATA TEKNIS Panjang Jalan
: 11,12 km
Kecepatan Rencanan
: 80 km/jam
Jumlah jalur
: direncanakan 2 jalur dengan 4 lajur @ 3,6 m
Struktur
: Jembatan dan Pile Slab beton
Sistem Perkerasan
: Rigid Pavement
JALAN AKSES KE JALAN TOL BALIKPAPAN - SAMARINDA Titik awal Jalan Bebas Hambatan/ Freeway/ Tol Balikpapan - Samarinda terletak pada 400 M sebelah Timur KM. 13 Balikpapan. Untuk menuju titik awal tersebut diperlukan jalan Akses. Jalan Akses ini merupakan bagian dari Rencana Ruas Jalan Ring Road III Balikpapan. DATA TEKNIS Panjang Jalan
: 400 m
Kecepatan Rencanan
: 80 km/jam
Jumlah jalur
: direncanakan 2 jalur dengan 4 lajur @ 3,6 m
Struktur
: Jembatan dan Pile Slab beton
Persilangan
: Tidak sebidang
Pembiayaan Sesuai Studi Kelayakan, Jalan Bebas Hambatan/ Freeway/ Tol Balikpapan-Samarinda tidak layak secara financial, Tetapi layak secara ekonomi, maka pembiayaannya dapat mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 . Tentang Jalan Tol. Pembiayaan Jalan Tol dlaksanakan, seba gai berikut : a. Pendanaan berasal dari Pemerintah, bagi ruas jalan tol yang layak secara ekonomi tetapi belum layak secara financial.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
56
Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Investasi b. Pendanaan berasal dari Pemerintah dan Badan Usaha ditujukan untuk ja lan tol yang layak secara ekonomi, tetapi belum layak secara financial. c. Pendanaan berasal dari Badan Usaha diperuntukan bagi jalan tol yang layak secara ekonomi dan financial.
Untuk pembangunan jalan bebas hambatan/ freeway/ Tol Balikpapan - Samarinda diusahakan pendanaan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timu r bekerjasama dengan Investor/ Badan Usaha.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
57
PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Daerah
BAB V PEREKONOMIAN DAERAH
Ditengah
kondisi
perekonomian
global
yang
semakin
kondusif,
kinerja
perekonomian Nasional pada tahun 2010 semakin baik, begitu juga halnya Kalimantan Timur.
Membaiknya
pertumbuhan
ekonomi
global
mendorong
naiknya
volume
perdagangan serta memicu kenaikan harga-harga komoditas yang berdampak pada meningkatnya perdagangan luar negeri (ekspor). Selama tahun 2010, perolehan nilai ekspor neto Kalimantan Timur selain dipicu dari fluktuasi perkembangan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang menguat dibandingkan sebelumnya, juga dipengaruhi meningkatnya produktivitas ekspor primer di Kalimantan Timur, seperti tambang batubara, industri migas dan hasil-hasil pertanian. Di dalam negeri, utamanya di Kalimantan Timur, imbas gerak pemulihan ekonomi global ini tercermin juga pada besaran PDRB yang dihasilkan, dimana total nilai tambah ekonomi Kalimantan Timur yang tercipta berada pada kisaran level 320,9 triliun rupiah, lebih tinggi dibanding tahun lalu (284,9 triliun rupiah).
5.1.
Produk Domestik Regioanl Bruto (PDRB) Sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi global, berbagai indikator
ekonomi
dunia
menunjukkan
pergerakan
positif.
Situasi
ini
secara
langsung
mempengaruhi pergerakan ekonomi nasional dan domestik. Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu daerah yang mengandalkan kinerja komoditas ekspor primer khususnya komoditas migas dan batubara, ikut terkena dampak dari situasi eksternal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari penciptaan nilai PDRB di Kalimantan Timur yang terus meningkat. Pada periode tahun 2010 ini, besaran PDRB Kalimantan Timur berada pada
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
59
Perekonomian Daerah level 320,9 triliun rupiah, lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya. Hasil telaah data ekonomi Kalimantan Timur yang lebih detail mengungkapkan di tahun 2010 ini, telah terjadi shifting kontribusi nilai ekspor barang dari komoditas migas ke non migas khususnya batubara. Ditinjau dari sektor ekonomi dalam susunan PDRB Kalimantan Timur, semua sektor mengalami peningkatan nilai tambah. Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan salah sektor strategis dalam pergerakan ekonomi Kalimantan Timur, pada tahun 2010 ini mengalami peningkatan yang tinggi dibanding sektor lainnya, yaitu dari 130,6 triliun rupiah di tahun 2009 menjadi 153,7 triliun rupiah di tahun 2010 atau naik sebesar 23,1 triliun rupiah. Kondisi ini ditopang oleh perkembangan yang signifikan pada subsektor pertambangan tanpa migas (batubara) baik dari sisi produksi maupun harga. Sektor strategis lainnya, yakni sektor Industri Pengolahan mengalami peningkatan nilai tambah sebesar 1,3 triliun rupiah, setelah pada tahun sebelumnya mengalami koreksi yang sangat drastis sebagai dampak gejolak harga minyak mentah di pasar global dan rendahnya tingkat produksi industri migas (industri Kilang Minyak Bumi dan industri LNG). Sektor Pertanian yang merupakan sektor primer menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 18,8
triliun rupiah, atau naik
sebesar
1,8
triliun
rupiah
dibanding besaran nilai tambah tahun 2009 yang sebesar 17,0 triliun rupiah. Peningkatan pada sektor
pertanian
ini
terjadi
hampir setiap tahunnya. Hal ini menjelaskan bahwa sektor pertanian relatif stabil meskipun diterpa berbagai gejolak eksternal.
Selanjutnya penambahan nilai tambah bruto sekitar 4,4 triliun rupiah
menempatkan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebagai sektor dengan kenaikan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
60
Perekonomian Daerah nilai tambah tertinggi kedua setelah sektor Pertambangan dan Penggalian. Nilai tambah yang dihasilkan sektor keenam dalam urutan PDRB itu adalah sebesar 26,2 triliun rupiah pada tahun 2010. Tabel 5.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2010 (Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha
Harga Berlaku 2009
(1)
(2)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaa 9. Jasa-jasa PDRB PDRB Tanpa Migas
2010 (3)
Harga Konstan 2000 2009 2010 (4)
(5)
16,96 130,62 78,13 0,81 7,76 21,80
18,81 153,68 79,40 0,87 8,95 26,15
6,95 42,26 31,67 0,34 3,98 8,90
7,15 45,86 30,72 0,36 4,38 9,83
10,53 6,42
12,03 7,46
5,85 3,28
6,39 3,58
11,92
13,60
2,15
2,31
284,97 154,10
320,96 187,88
105,37 59,78
110,58 66,23
Sumber : BPS Prov. Kaltim
Kemudian
nilai
tambah
yang berhasil dicapai oleh sektor Konstruksi sepanjang tahun 2010 adalah sebesar 8,9 triliun rupiah, lebih tinggi sekitar 1,2 triliun rupiah dari tahun sebelumnya. Sektor
Pengangkutan
dan
Komunikasi, nilai tambah bruto sektor ini mengalami peningkatan yakni dari sebesar 10,5 triliun rupiah pada tahun 2009 menjadi 12,0 triliun rupiah di tahun 2010. Berikutnya dua sektor terakhir dari susunan PDRB yaitu sektor Keuangan dan sektor Jasa-jasa, masingmasing mengalami kenaikan nilai tambah sekitar 1,0 triliun rupiah dan 1,7 triliun rupiah. Nilai tambah bruto sektor Keuangan yang sebesar 6,4 triliun rupiah di tahun 2009 naik
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
61
Perekonomian Daerah menjadi 7,5 triliun rupiah di tahun 2010, dan nilai tambah bruto sektor Jasa-jasa naik dari 11,9 triliun rupiah pada tahun 2009 menjadi sebesar 13,6 triliun rupiah pada tahun 2010. Sedangkan Sektor Listrik dan Air Bersih mengalami kenaikan besaran nilai tambah bruto dari sebesar 812,3 milyar rupiah di tahun 2009 menjadi sebesar 873,9 milyar rupiah pada tahun 2010. Dari uraian besaran nilai tambah tersebut, terlihat bahwa sektor-sektor yang tidak mengandung komoditas migas dan hasil-hasilnya mengalami kenaikan besaran nilai tambah pada tahun 2010. Dimana nilai PDRB tanpa migas yang tercipta sepanjang tahun 2010 adalah sebesar 187,9 triliun rupiah, atau naik sekitar 21,92 persen dari PDRB tanpa migas tahun 2009 yang sebesar 154,1 triliun rupiah. Sementara itu, nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 mengalami kenaikan baik secara total maupun tanpa migas. Namun demikian, jika dilihat per sektor, terdapat satu sektor yang mengalami penurunan besaran PDRB konstan di tahun 2010 yaitu sektor Industri Pengolahan. Pada tahun 2009 sektor ini mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 31,7 triliun rupiah, namun di tahun 2010 sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 30,7 triliun rupiah. Hal ini disebabkankan oleh penurunan nilai tambah bruto tiga subsektornya yaitu subsektor Industri Pengilangan Minyak Bumi, subsektor Industri Pengolahan Gas Alam Cair (LNG) dan subsektor Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya. Berbeda dengan sektor Industri Pengolahan, meskipun juga mengandung komoditas migas, sektor Pertambangan dan Penggalian justru mampu menaikkan besaran nilai tambah brutonya dari sebesar 42,3 triliun rupiah di tahun 2009 menjadi sebesar 45,9 triliun rupiah di tahun 2010. Dimana kenaikan sektor kedua dalam susunan PDRB ini adalah disebabkan oleh semakin tingginya nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh komoditas batubara. Adapun tujuh sektor lainnya yang tidak mengandung komoditas migas dan hasil-hasilnya, masih mengalami peningkatan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan pada tahun 2010.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
62
Perekonomian Daerah 5.2.
Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi yang merupakan angka turunan dari perkembangan
besaran angka nilai tambah bruto atas dasar harga tahun dasar (konstan), lazim dijadikan salah satu indikator untuk mengukur pencapaian target pembangunan di bidang ekonomi. Angka laju pertumbuhan ekonomi mengindikasikan terjadinya kenaikan atau penurunan jumlah produksi barang dan jasa di suatu wilayah pada suatu periode tertentu (satu tahun). Grafik 5.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2000-2010 (Persen)
Selama empat tahun terakhir ini, laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur selalu mengalami pertumbuhan positif meskipun terjadi fluktuasi di setiap tahunnya, dimana setelah pada tahun 2007 terjadi perlambatan, perekonomian Kalimantan Timur naik cukup tinggi sebesar 4,90 persen di tahun 2008 dan kembali melambat di tahun 2009 dengan laju pertumbuhan sebesar 2,09 persen, dan di tahun 2010 situasi perekonomian Kalimantan Timur kembali mengalami peningkatan sebesar 4,95 persen. Jika komoditas migas dan hasil-hasilnya dikeluarkan dari perhitungan nilai tambah bruto, maka antara periode 2009-2010, terjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
63
Perekonomian Daerah Timur tanpa migas yang pada tahun 2009 adalah sebesar 6,59 persen kemudian naik menjadi 10,79 persen di tahun berikutnya. Hasil telaah lebih lanjut, mengenai pertumbuhan masing-masing komponen/sektor ekonomi Kalimantan Timur tahun 2010, ternyata hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif kecuali pada sektor Industri Pengolahan. Pada tahun 2010 ini sektor Industri Pengolahan sebagai salah satu sektor yang memberi andil cukup besar dalam pergerakan ekonomi Kalimantan Timur, mengalami koreksi sebesar negatif 2,98 persen yang dipengaruhi oleh penurunan subsektor Industri Migas sebesar negatif 4,33 persen yang bersumber dari penurunan produksi Industri Pengilangan Minyak Bumi (-2,74 persen) dan industri LNG (-4,74 persen). Sedangkan pertumbuhan industri pengolahan lainnya yang tidak mengandung komoditas migas, mengalami pertumbuhan positif kecuali Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya. Subsektor Industri Tanpa Migas yang tumbuh 3,25 persen di tahun 2010 ini, bersumber dari pertumbuhan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 9,51 persen dan Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan sebesar 7,62 persen serta Industri Semen, Barang Lain Bukan Logam sebesar 7,61 persen. Dilihat dari capaian (laju pertumbuhan) masing-masing komponen pada tahun 2010, maka sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi dibanding sektor lainnya yaitu sebesar 10,52 persen dan lebih tinggi dibanding capaian tahun sebelumnya sebesar 5,68 persen. Kondisi ini ditopang oleh pertumbuhan yang cukup signifikan pada subsektor Perdagangan Besar dan Kecil sebesar 10,50 persen dan subsektor Restoran sebesar 11,34 persen. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi berikutnya yaitu sektor Bangunan sebesar 10,17 persen dan disusul oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,23 persen. Pertumbuhan yang dicapai sektor urutan ketujuh dalam susunan PDRB ini berasal dari sumbangan pertumbuhan subsektor Komunikasi sebesar 14,67 persen, subsektor
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
64
Perekonomian Daerah Angkutan Udara sebesar 10,33 persen, subsektor Angkutan Jalan Raya sebesar 8,39 persen, subsektor Angkutan Sungai sebesar 8,05 persen dan subsektor Jasa Penunjang Angkutan sebesar 7,65 persen serta subsektor Angkutan Laut sebesar 7,27 persen. Selanjutnya sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 9,18 persen lebih tinggi dibanding tahun 2009 yang sebesar 8,95 persen. Dilihat dari perkembangan subsektornya, semua subsektor mengalami pergerakan positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada subsektor Bank sebesar 9,89 persen diikuti subsektor Jasa Perusahaan sebesar 9,82 persen. Tabel 5.2. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Migas dan Tanpa Migas Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000, 2007 - 2010 (Persen) Lapangan Usaha
2000
2007
(1)
(2)
(3)
1. Pertanian 2. Pertambangan&Penggalian Pertambangan&Penggalian @ 3. Industri Pengolahan Industri Pengolahan @ 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdag, Hotel & Restauran
r)
(4)
2009
*)
(5)
2010
**)
(6)
4,38 3,27 5,60 8,48 2,90 11,14 4,03 4,75
1,79 2,76 15,45 -3,86 5,61 5,24 12,57 8,83
2,91 5,75 7,57 3,22 5,53 5,33 8,33 3,55
1,49 4,28 9,03 -3,97 1,49 5,66 9,95 5,68
2,91 8,50 16,32 -2,98 3,25 5,32 10,17 10,52
4,52 4,90
8,72 15,72
7,87 9,72
7,35 8,95
9,23 9,18
3,74 5,71 4,52
4,67 1,84 10,23
7,62 4,90 6,34
5,26 2,09 6,59
7,50 4,95 10,79
7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB PDRB Tanpa Migas Keterangan: @ Tanpa Migas *) angka sementara **) angka sangat sementara
2008
r) angka revisi
Pertumbuhan yang cukup tinggi berikutnya dicapai oleh sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 8,50 persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor yang punya peran besar dalam PDRB ini, didorong oleh pertumbuhan yang signifikan pada subsektor Petambangan Tanpa Migas (batubara) sebesar 16,54 persen serta subsektor Penggalian sebesar 8,81 persen. Meskipun subsektor Pertambangan Migas pada tahun 2010 ini
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
65
Perekonomian Daerah mengalami koreksi sebesar negatif 0,56 persen, namun karena bobot produksi batubara yang semakin dominan mampu mendorong laju pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian di tahun 2010 ini. Sektor Jasa-jasa pada tahun 2010 ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,50 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,26 persen. Selanjutnya sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh sebesar 5,32 persen. Sementara itu sektor Pertanian mencapai pertumbuhan sebesar 2,91 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,49 persen. Meningkatnya pertumbuhan sektor Pertanian disebabkan oleh naiknya produksi subsektor Tanaman Bahan Makanan sebesar 5,71 persen, setelah pada tahun 2009 mengalami kontraksi sebesar negatif 1,45 persen. Untuk subsektor Pertanian lainnya juga mengalami pertumbuhan positif, yakni subsektor Tanaman Perkebunan sebesar 5,43 persen, subsektor Perikanan sebesar 5,29 persen dan subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya sebesar 4,77 persen. Sedangkan subsektor Kehutanan hingga saat ini masih mengalami penurunan sebesar negatif 3,60 persen.
5.3.
Struktur Perekonomian Berdasarkan nilai tambah yang tercipta pada masing-masing sektor dan subsektor
ekonomi,
dapat
ditentukan
struktur
perekonomian
suatu
wilayah.
Struktur
ini
menunjukkan sektor-sektor unggulan dan sektor-sektor yang kurang berkembang dalam wilayah tersebut. Dalam jangka waktu yang tidak panjang dan dalam kondisi normal, biasanya struktur perekonomian suatu wilayah tidak mengalami pergeseran yang signifikan. Hasil telaah terhadap perkembangan nilai tambah bruto setiap sektor dan subsektor di Kalimantan Timur, memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan urutan sektor dalam struktur perekonomian Kalimantan Timur di tahun 2010 dibanding tahun sebelumnya.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
66
Perekonomian Daerah Namun demikian secara persentase, ada dinamika dari kemampuan masing-masing sektor dan subsektor dalam membentuk struktur ekonomi Kalimantan Timur tahun 2010. Grafik 5.2. Struktur Ekonomi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2010 (Persen)
Dalam struktur ekonomi Kalimantan Timur tahun 2010, peranan tertinggi masih dipegang oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 47,88 persen atau lebih tinggi daripada peranannya di tahun 2009 yang sebesar 45,84 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh peningkatan yang signifikan pada komoditi tambang batubara baik dari sisi produksi maupun harga. Disisi lain komoditas migas semakin merosot, yang secara langsung berdampak pada produktivitas industri pengolahan. Pada tahun 2010, peranan sektor Industri Pengolahan terhadap total PDRB Kalimantan Timur tercatat 24,74 persen, dimana 20,24 persen merupakan sumbangan dari komoditi industri migas. Peringkat ketiga dalam struktur perekonomian Kalimantan Timur tahun 2010 ditempati oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sumbangan nilai tambah yang diberikan sektor ini adalah sebesar 8,15 persen atau lebih tinggi dari peranannya di tahun 2009 yang sebesar 7,65 persen. Selanjutnya sektor Pertanian berada pada urutan keempat dalam memberikan andil terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Timur di tahun 2010, yakni sebesar 5,86 persen. Untuk sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
67
Perekonomian Daerah sektor Jasa-jasa, meskipun mampu meningkatkan peranannya namun posisi kedua sektor ini belum bergeser dari urutan kelima dan keenam dalam struktur perekonomian Kalimantan Timur. Tabel 5.3. Struktur Ekonomi Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000, 2007 - 2010 (persen)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
6,86 34,78 42,44 0,20 2,40 6,37 3,40 1,85
5,78 42,94 33,63 0,29 2,57 6,57 3,54 2,04
4,93 46,06 33,03 0,24 2,15 5,79 2,97 1,80
5,95 45,84 27,42 0,29 2,72 7,65 3,70 2,25
5,86 47,88 24,74 0,27 2,79 8,15 3,75 2,32
1,69 100,00
2,64 100,00
3,03 100,00
4,18 100,00
4,24 100,00
Keterangan:
2010
**)
2007
Pertanian Pertambangan&Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdag, Hotel & Restauran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa TOTAL
2009
*)
2000
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2008
r)
Lapangan Usaha
r) Angka revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Kondisi serupa juga terjadi pada tiga sektor lainnya yaitu sektor Bangunan, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Listrik dan Air Bersih. Meskipun nilai tambah yang disumbangkan oleh sektor-sektor ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, namun belum mampu menggeser peranan sektor-sektor lain. Khusus Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Listrik dan Air Bersih, sampai dengan tahun 2010 posisi keduanya belum bergeser dari urutan dua terbawah.
5.4.
Ekspor dan Impor Ekspor menggambarkan tentang berbagai produk barang dan jasa yang tidak
dikonsumsi diwilayah ekonomi domestik akan tetapi dikonsumsi oleh pihak luar negeri, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk keperluan analisis regional (daerah) kriteria ekspor jadi diperluas; tidak hanya menyangkut faktor luar negeri saja tetapi juga dianggap wilayah diluar provinsi Kalimantan Timur meskipun masih dalam batas wilayah
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
68
Perekonomian Daerah Indonesia sebagai
tetap bagian
diperlakukan dari
ekspor
Kalimantan Timur. Hal sebaliknya berlaku untuk pengertian impor (baik barang dan jasa). Sehingga struktur ekspor dirinci menjadi dua yaitu ekspor antar negara dan ekspor antar provinsi. Perkembangan nilai total ekspor Provinsi Kalimantan Timur hampir selalu meningkat tiap tahunnya dan peningkatannya cukup tajam, kecuali pada tahun 2009 yang mengalami penurunan karena turunnya kinerja komoditas migas dan kayu olahan serta metanol (barang kimia). Pada tahun 2010 nilai ekspor Kalimantan Timur mencapai 350,3 triliun rupiah, meningkat jauh di atas periode tahun-tahun sebelumnya. Faktor yang memicu kenaikan ini sebagian besar didominasi oleh meningkatnya kinerja komoditas migas dan batubara. Sedangkan yang menopang tumbuhnya ekspor di tahun 2010 adalah dari komoditas eskpor non migas, terutama dari batubara yang peningkatan ekspornya cukup lumayan. Sehingga pada tahun 2010, komposisi ekspor barang Kalimantan Timur yang ke luar negeri terjadi shifting yakni sedikit lebih tinggi nilai ekspor non migas, melampaui nilai ekspor migasnya. Jadi hal inilah yang memicu meningkatnya pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur menjadi 7,86 persen. Kondisi neraca perdagangan Kalimantan Timur pada tahun 2010 mengalami surplus ekspor sebesar 212,0 triliun rupiah. Hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya alam Kalimantan Timur yang amat beragam dan melimpah, sehingga nilai ekspornya jauh di atas nilai impor atau setara dua kali besaran impor per tahun.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
69
Perekonomian Daerah Tabel 5.4. Perkembangan dan Struktur Ekspor , Tahun 2005 – 2010 Uraian
2005
2006
2007
2008r)
2009*)
2010**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Total Nilai Ekspor a. ADHB (Miliar Rp)
193.360,1 220.474,9
241.420,4
338.001,6
304.019,9
350.303,4
b. ADHK 2000 (Miliar Rp)
110.999,7 117.235,2
119.965,4
126.169,4
119.253,3
128.632,1
110,46
108,44
107,37
106,69
109,14
Net Ekspor (Miliar Rp)
125.162,4 135.589,5
150.377,1
227.022,3
188.766,1
211.966,1
Struktur Ekspor 1 a. Antar Negara
132.803,3 151.122,6
163.840,4
241.265,1
218.590,1
247.436,6
Proporsi terhadap PDRB 107,25
(% - ADHB)
(68,68)
(68,54)
(67,87)
(71,38)
(71,90)
(70,63)
60.556,8
69.352,4
77.580,0
96.736,5
85.429,8
102.866,8
(31,32)
(31,46)
(32,13)
(28,62)
(28,10)
(29.37)
193.360,1 220.474,9
241.420,4
338.001,6
304.019,9
350.303,4
(%) b. Antar provinsi
(%) Total ekspor (%) Pertumbuhan
(100,00)
(100,00)
(100,00)
(100,00)
(100,00)
(100,00)
1
-
Antar Negara
6,81
5,21
0,96
3,32
-6,55
7,30
-
Antar Provinsi
8,14
6,70
5,89
9,77
-2,98
9,15
7,17
5,62
2,33
5,17
-5,48
7,86
Total ekspor
*) Catatan : r) Angka Revisi Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2000)
Sejalan
dengan
situasi
ekonomi tahun 2010, nilai impor barang dan jasa juga mengalami kenaikan yang cukup lumayan. Total impor Kalimantan Timur pada tahun 2010 sebesar 138,4 triliun rupiah, atau tumbuh 11,15 persen. Jenis permintaan impor Kalimantan Timur diantaranya adalah minyak mentah (untuk kilang BBM Balikpapan), mesin dan peralatan barang modal lainnya, bahan baku industri sampai dengan barang-barang konsumsi. Kenaikan barang impor terjadi cukup besar di komponen minyak mentah, baik secara kuantum maupun harga sehingga nilai impor meningkat dibanding tahun 2009.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
70
Perekonomian Daerah Tabel 5.5. Perkembangan dan Struktur Impor Tahun 2005 – 2010 Uraian
2005
2006
2007
2008r)
2009*)
2010**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Total Nilai Impor a. ADHB (Miliar Rp)
68.197,6
84.885,5
91.043,3
110.979,3
115.253,8
138.337,4
b. ADHK 2000 (Miliar Rp)
51.435,5
56.751,9
59.029,2
63.046,1
55.503,7
61.694,5
37,83
42,53
40,89
35,25
40,44
43,10
37.244,4
48.986,0
49.882,2
63.792,8
62.611,5
75.373,5
(54,61)
(57,71)
(54,79)
(57,48)
(54,32)
(54,49)
b. Antar Provinsi
30.953,2
35.899,4
41.161,1
47.186,5
52.642,3
62.963,8
(%)
(45,39)
(42,29)
(45,21)
(42,52)
(45,68)
(45,51)
68.197,6
84.885,5
91.043,3
110.979,3
115.253,8
138.337,4
(100,00)
(100,00)
(100,00)
(100,00)
(100,00)
(100,00)
Proporsi terhadap PDRB (% - ADHB) Struktur Impor a.
1
A. Antar Negara
(%) b.
Total impor (%) Pertumbuhan
2
-
Antar Negara
22,67
14,31
- 0,60
10,35
-20,25
12,76
-
Antar Provinsi
5,17
5,69
9,85
2,74
-1,77
9,55
10,34
4,01
6,80
-11,96
11,15
Total impor Catatan :
5.6
r)
13,93 *)
**)
Angka Revisi Angka Sementara Angka Sangat Sementara 1 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB) 2 Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga konstan/ADHK 2000)
Inflasi Perubahan harga untuk barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen diukur dengan
perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga dan jasa, serta dapat memberi gambaran tentang daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa tersebut pada suatu periode tertentu di suatu wilayah. IHK secara universal telah diterima sebagai suatu indikator umum dari inflasi karena membantu para pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber inflasi/deflasi sehingga dapat merumuskan kebijakan ekonomi. Penghitungan IHK Kalimantan Timur mencakup kota Samarinda, Balikpapan dan Tarakan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
71
Perekonomian Daerah Hingga Juli 2011 IHK Kalimantan Timur terus mengalami kenaikan pada tiap-tiap bulan berjalan yang secara umum mencapai 137,02 persen. IHK tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran Bahan Makanan sebesar 160,19 persen. Hal ini menunjukkan tingkat kebutuhan masyarakat akan bahan makanan semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang diikuti pertumbuhan jumlah penduduk.
Tabel. 5.6. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur Tahun 2011 (2007 = 100) Kelompok Pengeluaran Bulan
Bahan Makanan
Makana n Jadi
Perumahan
Penddkn, rekreasi
Transp & Kom
(5)
(6)
Januari
157,01
136,14
132,03
127,78
121,68
143,49
102,45
Februari
157,09
138,02
132,25
127,94
122,30
143,70
102,65
Maret
156,87
138,43
132,66
129,22
122,96
144,18
103,42
April
156,71
139,11
133,34
130,51
123,25
144,75
103,83
Mei
154,29
139,35
133,76
131,68
123,53
145,57
104,23
Juni
159,36
139,90
134,53
132,35
124,42
145,70
104,16
Juli
160,19
140,92
134,74
132,65
124,60
160,88
104,17
(1)
(2)
(3)
Sandang
(4)
Kesehatan
(7)
(8)
Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-Rata
157,36
138,84
133,33
130,30
123,25
146,90
103,56
Perkembangan harga barang dan jasa di tingkat konsumen pada tahun 2011 diwarnai oleh pasar perdagangan internasional yang tidak stabil. Melonjatnya harga-harga komoditas strategis di dunia berimbas pada semakin tingginya inflasi Kalimantan Timur hingga Oktober 2010 yang mencapai 6,03 persen.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
72
Perekonomian Daerah Tabel 5.10. Perkembangan Laju Inflasi Kalimantan Timur, Tahun 2006 - 2010 (Persen) Kalimantan Timur 2008 2009
Kelompok Barang
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
13,85
22,56
2,97
12,99
5,58
8,03
10,92
9,19
6,26
5,00
3. Perumahan
4,28
15,00
4,48
4,88
4,90
4. Sandang
9,38
6,88
5,29
7,98
4,25
5. Kesehatan
6,72
6,81
5,17
5,02
2,67
19,75
10,84
9,42
11,92
12,65
1,22
3,78
(2,45)
1,71
1,84
8,30
13,06
4,23
7,27
4,91
1. Bahan Makanan 2. Makanan jadi,
6. Pendidikan,
Minuman, Rokok dan Tembakau
Rekreasi dan olah raga
7. Transportasi dan Komunikasi Umum
2010
2011 *)
Cat.: *) Kondisi sd bulan Juli 2011 Sumber : BPS Prov. Kaltim
Jika ditinjau menurut cakupan kota di Kalimantan Timur pada tahun 2011 (sd Juli), secara umum perubahan harga (inflasi) kota Balikpapan menempati urutan pertama sebesar 6,29 persen, diikuti kota Samarinda (4,40 persen) dan kota Balikpapan (2,77 persen).
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
73
SOSIAL BUDAYA, TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Sosial Budaya dan Transportasi
BAB 6 SOSIAL BUDAYA, TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
6.1
Suku Bangsa, Bahasa dan Budaya Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia yang
memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu melimpah dan juga kebudayaan yang beranekaragam dan sangat membanggakan. Keragaman budaya, adat istiadat dan agama yang telah berkembang di Kalimantan Timur, hingga saat ini hidup rukun damai sejahtera, dengan jumlah penduduk yang cukup besar, tersebar di seluruh pelosok provinsi Kalimantan Timur. Penduduk asli Kalimantan Timur terdiri dari 3 suku besar, yaitu suku Dayak, Kutai dan Banjar. Seiring dengan perkembangan zaman dengan semakin meningkatnya aktifitas ekonomi di Kalimantan Timur, yang diikuti dengan semakin maraknya arus mudik masyarakat yang masuk ke Kalimantan Timur, penduduk di Kalimantan Timur hingga saat ini telah dihuni dengan berbagai suku dan adat istiadat.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
75
Sosial Budaya dan Transportasi Tabel 6.1 Suku Bangsa, Bahasa dan Kesenian di Kalimantan Timur No 1
Suku Bangsa
Bahasa
Kesenian
Suku Dayak
Bahasa
Dayak
Kesenian
a. Dayak Kenyah Umaq Tau
dipergunakan
untuk
wilayah Kalimantan Timur,
b. Dayak Kenyah Umaq jalan
komunikasi
lokal
c. Dayak Umaq Alim
daerah
pedalaman
d. Dayak Umaq Baga
Kalimantan
e. Dayak Umaq Basan
menurut
f. Dayak Lapo Kulit
masing suku dan untuk
g. Dayak Lapo Bakung
berkomunikasi
h. Dayak Lapo Timai
nasional
i. Dayak Lapo Ke
bahasa Indonesia
di Timur
etnis masingsecara
menggunakan
di
a.
Kesenian Dayak Kenyah
b. Kesenian Dayak Bahau c.
Kesenian
Dayak
Tunjung d. Kesenian Dayak Punan e.
Kesenian Dayak Tidung
f.
Kesenian
Dayak
Penihing
k. ............................(dll)
3
ada
diantaranya :
j. Dayak Lapo Ngibun 2
yang
g. Kesenian
Suku Kutai
Bahasa
Kutai
a. Kutai Kota Bangun
dipergunakan
untuk
b. Kutai Tenggarong
komunikasi
c. Kutai Muara Ancalong
berada
d. Kutai Muara Pahu
menurut
Tari
Kanjar
ganjur h. Kesenian Tari Jepen
yang
i.
Kesenian Tari Hudoq
daerah
j.
Kesenian Tari Perang
daerah
k.
Kesenian Tari Topeng
masing-masing.
l.
Kesenian Mujang
Suku Bugis
Bahasa Bugis digunakan
m. Kesenian Tari Alu
a. Bugis Pinrang
untuk komunikasi lokal
n. Kesenian Tari Bambu\.
b. Bugis Makasar
sesuai
o. ..................... (dll)
c.
masing-masing kelompok
Bugis Bone
d. Bugis Wajo
lokal di etnis
dengan
etnis
suku.
e. Toraja f.
Menado
g. Mandar 4
Suku Banjar
Bahasa
Banjar
a. Banjar Kelua
dipergunakan
b. Banjar Amuntai
komunikasi lokal menurut
c.
masing-masing etnis.
Banjar Peringin
untuk
d. Banjar Kandangan e. Banjar Berabai 5
Suku Pendatang Indonesia
Bahasa
Jawa,
Bahasa
a. Suku Jawa
Sunda,
Bahasa
Batak,
b. Suku Sunda
dan
c.
dengan
Suku Batak
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
lain-lain
sesuai
masing-masing
76
Sosial Budaya dan Transportasi No
Suku Bangsa d. Suku Bali
Bahasa
Kesenian
etnis.
e. Suku Madura f.
Suku Butun
g. Suku Irian
h. ................... (dll) 6
Suku pendatang Luar Negeri
Bahasa Inggris, Bahasa
a. Suku Cina
Cina, Bahasa Arab dan
b. Suku Korea
lain-lain, sesuai dengan
c.
masing-masing
Suku Amerika
d. Suku Perancis
suku
kebangsaan.
e. Suku Jepang f.
Suku Arab
g. .....................(dll)
6.2
Transportasi Transportasi
merupakan
urat
nadi
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara,
mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sarana dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia. Dalam pembangunan transportasi, pemerintah mempunyai peranan sebagai pembina sehingga berkewajiban untuk menyusun rencana dan merumuskan kebijakan, mengendalikan dan mengawasi perwujudan transportasi. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia terletak dibagian utara dari pulau-pulau di Indonesia. Dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakatnya sebagian besar menggunakan moda transportasi darat, udara dan juga sungai.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
77
Sosial Budaya dan Transportasi 6.2.1 Kondisi Prasarana dan Sarana Perhubungan Pengembangan transportasi yang
sistem
mempunyai
sangat
peranan
penting
dalam
menunjang pengembangan wilayah. Salah
satunya
berfungsi
sebagai
jembatan penghubung fungsional dan spasial antar kegiatan sosial ekonomi di Kalimantan Timur. a.
Angkutan Darat (jalan) Keberadaan
jaringan
Kalimantan
Timur
faktor
penting
mempengaruhi wilayah
tersebut,
jalan
di
merupakan yang
akan
perkembangan yang
akan
menunjang potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi ekonomi lainnya. Ketersediaan jaringan jalan di Kalimantan Timur relatif masih terbatas dimana pada tahun 2011 panjang jalan 15.766,88 km yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 2.118,16 km, jalan Provinsi 1.762,07 km dan jalan kabupaten/kota 11.886,65 km. Untuk mendukung mobilisasi antar wilayah dengan kondisi wilayah Kalimantan Timur yang banyak ditemui aliran sungai atau rawa, maka diperlukan jalan penghubung antar wilayah yakni jembatan. Pada tahun 2011 jumlah jembatan di Kalimantan Timur tercatat 1.233 buah (26.1245,7 meter) yang terdiri dari 739 buah (19.232,57 meter) jembatan Nasional dan sisanya sebanyak 494 buah (6.912,50 meter) merupakan jembatan provinsi dan kaupaten/kota.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
78
Sosial Budaya dan Transportasi Tabel 6.2. Perkembangan Jalan di Kalimantan Timur Tahun 2009-2011 (Km) No
I
Uraian
JALAN NASIONAL
2009
2010
2011*)
1.539,70
2.118,16
2.118,16
1.289,08 86,98 3,59 152,30 7,75
1.743,59 110,84 247,24 -
1.743,59 110,84 247,24 -
1.144,62 88,96 283,31 22,81
890,25 465,79 296,98 465,14
890,25 465,79 296,98 465,14
1.762,07
1.762,07
1.762,07
1.098,46 11,60 540,55 111,46
1.117,72 11,60 530,79 101,96
1.117,72 11,60 530,79 101,96
1.112,39 292,21 269,16 88,31
1.141,15 286,71 265,16 88,31
1.141,15 286,71 265,16 88,31
8.116,13
11.362,58
11.362,58
1. Jenis Jalan a. Aspal b. Berbatu/Burda c. Hotmix/Beton d. Kerikil/Agregat e. Tanah 2. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak Ringan d. Rusak Berat
II
JALAN PROVINSI 1. Jenis Jalan a. Aspal b. Berbatu/Burda c. Hotmix/Beton d. Kerikil/Agregat e. Tanah 2. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak Ringan d. Rusak Berat
III
JALAN KABUPATEN/ KOTA
Sumber : Dinas PU Prov.Kaltim Ket.: Angka Sementara
b.
Angkutan Sungai dan Penyeberangan Peranan angkutan sungai di Kalimantan Timur masih sangat penting, mengingat jaringan jalan yang ada masih sangat terbatas. Belum adanya prasarana jalan dan
angkutan
umum
(penumpang/
barang) di daerah pedalaman menjadikan angkutan sungai menjadi sangat dominan, tidak saja di daerah Hulu sungai tetapi juga pada daerah muara. Sebagaimana halnya prasarana jalan, alur sungai juga
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
79
Sosial Budaya dan Transportasi sangat
penting
perannya
dalam
menunjang
pengembangan
sektor-sektor
pembangunan dalam menciptakan keseimbangan pembangunan antar wilayah. Diseluruh wilayah Kalimantan Timur terdapat sungai-sungai yang mempunyai nilai ekonomi sebanyak 8 alur sungai, yaitu: 1) Sungai Mahakam, panjang 950 km 2) Sungai Kandilo, panjang 180 km 3) Sungai Sebuku, panjang 115 km 4) Sungai Segah, panjang 182 km 5) Sungai Kelai, panjang 250 km 6) Sungai Kayan, panjang 576 km 7) Sungai Sesayap, panjang 278 km 8) Sungai Sembakung, panjang 279 km. Dengan 45 pelabuhan sungai yang tersebar diseluruh Kalimantan Timur
dengan
berbagai
jenis
konstruksi, mulai dari kontruksi kayu, besi dan kayu serta beton. Angkutan penyeberangan
dalam
sistem
transportasi darat, berfungsi sebagai jembatan berjalan, yang dapat menghubungkan antar kabupaten/kota, antar provinsi bahkan dapat pula antar negara. Keunggulan angkutan penyeberangan adalah mempercepat pengangkutan orang maupun barang beserta kendaraannya sampai tujuan yang dapat mengurangi biaya angkut yang disebabkan biaya bongkar muat.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
80
Sosial Budaya dan Transportasi
Tabel 6.3. Kapal Penyeberangan yang beroperasi di Kalimantan Timur. No
Kapasitas
Nama Kapal
Pnpg. Kend.
GT
Pemilik
Ket.
1
KMP. Kambaniru
265
22
549
PT.ASDP
Karingau-Penajam
2
KMP. Bili
300
15
261
PT. ASDP
Karingau-Penajam
3
KMP. Tawes
125
12
270
PT. Pasca Dana Sundari
Karingau-Penajam
4
KMP. Trunojoyo
375
14
182
PT. DLU
Karingau-Penajam
5
KMP. Ulin Ferry
275
18
244
PT. DLU
Karingau-Penajam
6
KMP. Kineret
245
20
531
PT. Sadena M.B
Karingau-Penajam
7
KMP. Dharma Kosala
400
35
625
PT. DLU
Karingau-Mamuju
8
KMP. Pradipta Dharma
350
30
647
PT. DLU
Karingau-Mamuju
9
KMP. Mandala Nusantara
400
35
1.333
PT. Jembatan Madura
Karingau-Mamuju
10
KMP. Madani
500
20
625
PT. ASDP
Karingau-Taipa/Palu
11
KMP Marisa Nusantara
500
20
PT. Prima Vista
Smd-Sby-Pontianak
12
KMP. Quine Soya
Samarinda-Parepare
Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Kaltim
c.
Angkutan Laut Terdapat 15 pelabuhan laut yang terdiri dari empat pelabuhan yang dikelola oleh BUMN PT.Pelabuhan Indonesia sebelas
IV,
sedang
pelabuhan
sisanya
dikelola
oleh
Pemerintah. Dengan 66.183 kapal tiba, menurunkan 1.545.515 orang dan berangkat mengangkut 1.313.586 orang, 51.347.069 ton volume bongkar, 113.360.337 ton volume yang dimuat antar pulau dan 19.467 kapal yang melayani antar negara dengan volume bongkar 16.566.198 ton dan muat 155.803.808 ton yang didominasi oleh jenis barang yang dibongkar adalah semen, sedang yang dimuat adalah batubara, pada tahun 2008.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
81
Sosial Budaya dan Transportasi Tabel 6.4. Perkembangan Kegiatan Kapal Laut Antar Pulau di Pelabuhan-Pelabuhan Kalimantan Timur No 1 2 3 4 5
Kegiatan
2006
Jumlah Kapal Antar Pulau yang Menyinggahi Jumlah Penumpang yang datang/tiba Jumlah Penumpang yang Berangkat Jumlah Barang yang Dibongkar (Ton/m3) Jumlah Barang yang Dimuat (Ton/m3)
2007
2008
54.581
57.663
66.183
1.363.785
1.393.576
1.545.515
1.552.070
1.710.869
1.919.586
36.056.438
46.105.422
51.347.069
85.303.571
91.666.549
113.960.337
Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Kaltim
Tabel 6.5. Perkembangan Kegiatan Kapal Laut Antar Negara di Pelabuhan-Pelabuhan Kalimantan Timur No
Kegiatan
2006
1
Jumlah Kapal yang Melayani Angkutan Luar Negeri
2
Jumlah Angkutan Barang Impor yang Dibongkar (Ton/m3)
3
Jumlah Angkutan Barang Ekspor yang Dimuat (Ton/m3)
2007
2008
14.381
16.485
19.467
15.692.060
14.968.243
16.566.198
137.393.414
145.842.301
155.803.808
Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Kaltim
d.
Angkutan Udara Perhubungan udara memegang peranan penting di Kalimantan Timur, pedalaman berjangkau
terutama
daerah
yang
belum
oleh
perhubungan
darat dan sungai/laut, sehingga dapat membuka daerah terisolasi. Untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat dan memperlancar perekonomian daerah, fasilitas udara di Kalimantan Timur terdapat 11 bandar udara dengan rata-rata 34.451 buah pesawat terbang datang dan 34.416 pesawat berangkat pada tahun 2008. Selain terdapat 8 bandar udara khusus dan 51 bandar udara perintis.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
82
Sosial Budaya dan Transportasi Tabel 6.6. Perkembangan Kegiatan Angkutan Udara Kalimantan Timur No
Kegiatan
2006
2007
2008
1
Jumlah Pesawat yang Datang
37.083
35.328
34.451
2
Jumlah Pesawat yang Berangkat
36.956
35.401
34.416
3
Jumlah Penumpang yang Datang
1.690.267
1.828.167
2.006.584
4
1.751.449
1.865.777
2.114.181
5
Jumlah Penumpang yang Berangkat Jumlah Penumpang yang Transit
115.838
134.341
51.338
6
Jumlah Bagasi yang di Bongkar
16.001.368
18.040.641
19.093.074
7
Jumlah Bagasi yang di Muat
15.811.746
16.734.728
16.877.698
8
Jumlah Barang yang di Bongkar
17.035.663
19.720.542
17.726.821
9
Jumlah Barang yang di Muat
12.071.272
17.759.601
12.202.625
10
Jumlah Barang POS yang di Bongkar Jumlah Barang POS yang di Muat
68.770
256.647
488.736
44.449
200.217
222.844
11
Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Kaltim
6.3. Komunikasi dan Informatika 6.3.1. Kondisi Umum Teknologi Informasi di Kalimantan Timur berkembang sejak awal tahun 2002 yaitu dimulainnya koneksi jaringan komputer dan integrasi sistem yang ditangani oleh BPID. Tahun 2003-2004 koneksi antar Dinas/ Satker dan 5 sekolah/ PT sampai saat ini 30 SKPD terintegrasi dalam jaringan Online. Pembangunan main Tower di Gunung lampu dan 7 tower pendukung sebagai dukungan distribusi. Tahun 2009 dibangun Jaringan VPN-IP antara Pemprov Kaltim dengan Kab/ Kota se Kalimantan Timur. Jaringan VPN-IP juga dilengkapi dengan Voip. Mulai Tahun 2009 (PP 41/2007) Development System/Aplikasi, Pengolahan Data dan
Maintenance seluruhnya dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
83
Sosial Budaya dan Transportasi Tabel 6.7. Gambaran kondisi jaringan TIK saat ini No. 1.
DESKRIPSI
KETERANGAN
2.
Internet Backbone - VSAT 4Mbps - Terrestrial 2 Mbps WLAN Pemprov Kaltim
3.
Jejaring VPN-IP
4.
Layanan berbasis VoIP dan Video
5.
Layanan E-mail dan hosting
Pemprov Kaltim saat ini memiliki server email dan data/hosting yang dikelola secara mandiri untuk pusat informasi dan layanan public
6.
Layanan Short Message
Layanan SMS masyarakat
Services
Sharing internet teknologi VSAT dan Terrestrial FO dengan bandwith total 6 Mbps. Jaringan antar SKPD/Badan yang terhubung melalui teknologi Radio Wireless 5.7 GHz dan 2.4 GHz yang menghubungkan + 30 SKPD/ Badan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Jaringan antar Kabupaten/Kota melalui akses VPN-IP menggunakan teknologi MPLS yang menghubungksn 6 Kabupaten/ Kota. Pada pertenganhan tahun 2009 direncanakan meningkat menjadi 14 Kabupaten/Kota yang akan terhubung Jaringan Pemprov Kaltim telah menyediakan layanan VoIP berbasis teknologi SIP dan SCCP serta mampu melakukan komunikasi Video Conference untuk memperlancar koordinasi pemerintahan. Layanan ini tersedia tahun 2007
Broadcast
dan
Pelaporan/Pengaduan
6.3.2. Kendala Teknologi Informasi dan Komunikasi Adapun kendala yang dihadapi saat ini antara lain: a)
Kurangnnya SDM yang mengerti IT sehingga menghambat proses alih teknologi termasuk perubahan budaya.
b)
Kurangnnya kemauan untuk meberikan informasi dari masing-masing instansi melalui website yang sudah dibuat.
c)
Kurang/rendahnya perhatian/kepedulian pejabat dalam pengembangan E-Gov.
d)
Kondisi geografis yang berbukit-bukit sehingga menghambat pengembangan penggunaan wireless LAN antar instansi.
e)
Kondisi
infrastruktur
yang
belum
memadai
terutama
jalur
informasi
dan
telekomunikasi yang masih terbatas serta belum terintegrasi.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
84
Sosial Budaya dan Transportasi f)
Struktur organisasi pengelola TIK yang berbeda-beda.
6.3.3. Strategi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi a)
Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas.
b)
Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintahan.
c)
Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
d)
Meningkatkan
peran
serta
dunia
usaha
dan
mengembangkan
industri
telekomunikasi dan teknologi informasi. e)
Mengembangkan kapasitas SDM di lingkungan pemerintah dan meningkatkan ELiteracy masyarakat.
f)
Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan yang realistik dan terukur.
6.3.4. Sasaran Pembangunan Komunikasi dan Informatika Untuk membangun masyarakat yang berbudaya informasi guna mengurangi disparatis sosial
antara
daerah
perkotaan
dan
perdesaan serta
dalam rangka
meningkatkan jangkauan pelayanan informasi di daerah, maka upaya yang dilakukan Pemerintah
Daerah
adalah
dengan
melakukan
pengembangan
penerangan
dan
komunikasi dan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dengan didukung
adanya
SDM
bidang
Kehumasan
yang
dapat
memberikan
informasi
pembangunan kepada masyarakat baik melalui media elektronik maupun media massa. Pada tatanan birokrasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi trend baru, diawali dengan munculnya isu ‘electronic govenrment yaitu pemerintahan yang berbasis elektronik. Dengan tata pemerintahan yang dikelola secara elektronis
diharapkan
teknik
untuk
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
mengumpulkan,
menyiapkan,
menyimpan,
85
Sosial Budaya dan Transportasi memproses, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Untuk mendukung pelaksanaan program Komunikasi dan Informasi dalam pembangunan daerah antara lain: 1)
Pengembangan Komunikasi dan media massa.
2)
Pengkajian dan penelitian bidang informasi.
3)
Fasilitas peningkatan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi.
4)
Kerjasama informasi dengan media massa.
6.3.5. Kebijakan dan Rencana Program Komunikasi dan Informatika Kebijakan Komunikasi dan Informasi : 1)
Peningkatan
infrastruktur
bidang
komunikasi
dan
informasi
di
lingkungan
pemerintah Provinsi dan Kabupten/Kota. 2)
Mengintensifikasikan jaringan yang sudah terbangun.
3)
Peningkatan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi.
4)
Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
5)
Menyiapkan peraturan daerah yang sesuai dengan asas otonomi daerah.
6)
Peningkatan pembinaan pada pengguna jasa Kominfo.
7)
Peningkatan TIK dalam berbagai sektor.
8)
Mengupayakan bantuan pihak ketiga dalam pembangunan sarana dan prasarana komunikasi informasi.
Untuk kebijakan Kesbangpol, program prioritas yang akan dicapai adalah : 1)
Pengembangan Komunikasi dan media massa.
2)
Pengadaan pembelian alat studio dan komunikasi.
3)
Peningkatan fasilitas SDM bidang informasi dan komunikasi.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
86
Sosial Budaya dan Transportasi 4)
Kerjasama informasi dengan media massa.
5)
Pembinaan dan pengembangan sumberdaya Kominfo.
Adapun Program kegiatan dari Dinas Kominfo Provinsi di tahun 2010 ini yang sudah dilaksanakan yaitu program Pembangunan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Stasiun Produksi Radio Republik Indonesia (RRI) Malinau, adalah merupakan salah satu Kabupaten Malinau serta RRI Provinsi, dimana dalam upaya membangun masyarakat khususnya di perbatasan, karena dengan keberadaan RRI Malinau dan ini menjadi penyambung lidah dihati masyarakat, artinya siaran yang diudarakan akan bersumber dari masyarakat daerah dan dari pusat ke daerah tak terkecuali masyarakat perbatasan yang ada dikecamatan, dan juga menjadi media yang bisa men-sharing dan mentranformasi dari Malinau ke nusantara atau sebaliknya. Diharapkan program pembangunandi Kabupaten Malinau terutama di daerah perbatasan bisa terselenggara dengan cepat sesuai dengan harapan masyarakat, dimana selama ini salat satu kendala/masalah masyarakat yang ada di perbatasan yaitu keterisolasian dari akses komunikasi. Selain pembangunan RRI di Kabupaten Malinau, Dinas Kominfo Provinsi juga akan membangun RRI yang khususnya ada di daerah perbatasan yaitu Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Kutai Barat.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
87
PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintahan Daerah
BAB VII PEMERINTAHAN DAERAH
7.1
Visi, Misi dan Program Daerah Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kalimantan Timur saat ini dan
untuk memenuhi aspirasi yang berkembang dimasyarakat mengenai tantangan lima tahun kedepan serta memperhatikan amanat konstitusional, serta untuk mewujudkan motto, ”Kaltim Bangkit 2013 ”, maka visi untuk pembangunan kalimantan timur adalah sebagai berikut.
” Mewujudkan Kalimantan Timur Sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka
Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera ” MISI : 1.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa untuk mewujudkan kaltim sebagai ” Island of integrity ”,
2.
Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta sistem demokrasi yang kondusif,
3.
Mewujudkan
perbatasan
menjadi
beranda
depan
Negara
dan
percepatan
pembangunan di wilayah pedalaman dan terpencil 4.
Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep pembangunan berkelanjutan
5.
Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan sejahtera
6.
Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, terampil dan berakhlak mulia
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
89
Pemerintahan Daerah 7.
Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial dan penanggulangan/ pengentasan masyarakat miskin,
PROGRAM PRIORITAS : 1.
Mengaatasi pengangguran, karena di Kalimantan Timur jumlah angkatan kerja, dengan jumlah lapangan pekerjaan masih belum seimbang.
2.
Pembangunan
infrastruktur
perekonomian,
terutama
jalan,
jembatan
dan
pelabuhan. Jalan trans Kalimantan perlu segera dituntaskan. Begitu pula pembangunan jalan kabupaten/kota. 3.
Pelaksanaan komitmen untuk mengalokasikan biaya pendidikan sebesar 20 persen (di luar gaji dan kesejahteraan guru), pencanangan wajib belajar 12 tahun serta pendidikan gratis.
4.
Penanganan banjir yang melanda Kota Samarinda, Balikpapan, dan kota-kota lainnya, terutama sepanjang Daerah Aliran Sungai Mahakam.
5.
Pemberdayaan ekonomi rakyat semakin ditingkatkan, terutama memperhatikan pada sektor riil, sektor informal dan UKM. Begitu pula perlunya mengurangi keterbatasan akses permodalan.
6.
Peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan kesejahteraan PNS / TNI dan Polri.
7.
Penyelesaian krisis energi, mengurangi ketimpangan antara ketersediaan tenaga listrik dengan kebutuhan tenaga listrik.
8.
Kemandirian/kecukupan pangan dalam rangka ketahanan pangan.
9.
Pembangunan kawasan wilayah perbatasan, kawasan pedalaman dan daerah terpencil. Satu hal yang perlu terobosan khusus, mengingat tingkat kemajuan yang dicapai pada saat ini relatif lambat.
10.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan memperbaiki iklim investasi.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
90
Pemerintahan Daerah 7.2
Moto dan Lambang Daerah Seiring dengan perkembangan ekonomi dan untuk menyukseskan pembangunan
yang berkeadilan dan sejahtera, maka Pemerintah provinsi Kalimantan Timur merilis suatu motto, yang dapat dijadikan suatu simbol untuk pembangunan daerah Kalimantan Timur. Adapun bunyi motto tersebut, yaitu :
” MEMBANGUN KALTIM UNTUK SEMUA”
Lambang Daerah Kalimantan Timur : Warna – warni simbol Kalimantan Timur : 1.
Warna Hijau
- kemakmuran, kesuburan
2.
Warna kuning emas
- keluhuran, keagungan
3.
Warna kuning
- kejayaan
4.
Warna merah
- keberanian
5.
Warna putih
- kesucian
6.
Warna hitam
- kesungguhan
Artil Lambang Daerah Kalimantan Timur : 1.
Bintang bersudut lima adalah Pancasila sebagai Dasar Negara Falsafah Negara Republik Indonesia
2.
Tulisan Kalimantan Timur adalah Provinsi Kalimantan Timur
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
91
Pemerintahan Daerah 3.
Telabang, Mandau dan Sumpitan adalah kesiapsiagaan dan kemampuan
4.
Lingkaran dengan untaian minyak dan Damar adalah kekayaan alam
5.
Lilitan rotan yang terputus – putus sebanyak 24 lilitan adalah kesatuan dan persatuan serta saat terbentuknya Provinsi Kalimantan Timur, tanggal 1 Januari 1957
6.
Jumlah delapan untaian minyak, delapan untaian damar dan satu telesan akhir adalah tanggal Proklamasi Kemerdekaan
7.
Untaian minyak dan damar masing-masing delapan tetesan adalah bulan proklamasi kemerdekaan
8.
4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah tahun proklamasi kemerdekaan
9.
Tulisan ” Ruhui Rahayu ” diatas guci berarti cita-cita dan tujuan rakyat Kalimantan Timur dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur aman tentram yang di Ridhoi oleh Allat SWT.
7.3
Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Dalam penyelenggaraan pemerintah Daerah, kepala daerah dibantu oleh
perangkat daerah yang diformulasikan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen terdiri dari unsur pimpinan, unsur staf, unsur pengawas, unsur perencana, unsur pelaksana, unsur pendukung serta unsur pelayanan. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, saran dan prasarana penunjang tugas, oleh karena itu dibutuhkan akan organisasi perangkat daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
92
Pemerintahan Daerah Dasar
utama
penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya
urusan
pemerintahan
yang
kewenangan
daerah,
menjadi yang
terdiri dari urusan wajid dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Dalam penataan kelembagaan perangkat daerah harus menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi yang jelas, kelembagaan, fungsi staf, fungsi lini serta fungsi pendukung secara tegas, efisien dan efektivitas, rentang kendali serta tata kerja yang jelas. Penataan
Kelembagaan
Perangkat
Daerah
Pronvinsi
Kalimantan
Timur
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan sudah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabapaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sehingga dalam Pembentukan Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah, sudah menetapkan dan mengatur tentang nama atau nomenklatur, tugas pokok dan susunan organisasi masing-masing perangkat daerah (sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas, badan, kantor dan lembaga lain sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan). Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas: a. Sekretariat Daerah b. Sekretariat DPRD
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
93
Pemerintahan Daerah c. Dinas-dinas Daerah d. Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah e. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Rumah Sakit Daerah f.
Lembaga yang dibentuk dengan peraturan Perundang-undangan tersendiri.
Adapun kedudukan dan tugas pokok Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut: a. Sekretariat Daerah Provinsi (Perda No. 06/2008) Unsur staf Pemerintah Provinsi yang berada di bawah Gubernur, dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur kewajiban
dan
mempunyai
membantu
tugas
Gubernur
dan dalam
menyusun dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretaris Daerah Provinsi dibantu oleh 4 asisten dan 11 biro yaitu : II.
Asisten Pemerintahan (Asisten I), terdiri atas: a. Biro Pemerintahan Umum b. Biro Hukum c. Biro Perbatasan, Penataan Wilayah dan Kerjasama
III. Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Asisten II), terdiri atas: a. Biro Pembangunan Daerah b. Biro Perekonomian IV. Asisten Kesejahteraan Rakyat (Asisten III), terdiri atas: a. Biro Sosial
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
94
Pemerintahan Daerah b. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol V.
Asisten Administrasi Umum (Asisten IV), terdiri atas: a. Biro Organisasi b. Biro Keuangan c. Biro Perlengkapan d. Biro Umum
b. Sekretariat DPRD Provinsi (Perda No. 07/2008) Merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Provinsi yang dipimpin oleh seorang Sekretaris
Dewan
dan
mempunyai
tugas
pokok
pelaksanaan,
merumuskan,
mengkoordinasikan, administrasi umum, keuangan, persidangan, dan hubungan masyarakat serta menyediakan tenaga ahli DPRD.
c. Dinas Daerah Provinsi (Perda No. 08/2008) Merupakan unsur pelaksana Pemerintah provinsi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi. Organisasi Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 17 Dinas yaitu : 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Pemuda dan Olahraga 3. Dinas Kesehatan 4. Dinas Sosial 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6. Dinas Perhubungan 7. Dinas Komunikasi dan Informatika
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
95
Pemerintahan Daerah 8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 9. Dinas Pekerjaan Umum 10. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 11. Dinas Pertanian Tanaman Pangan 12. Dinas Peternakan 13. Dinas Kelautan dan Perikanan 14. Dinas Perkebunan 15. Dinas Kehutanan 16. Dinas Pertambangan dan Energi 17. Dinas Pendapatan Daerah
d. Lembaga Teknis Daerah Provinsi (Perda No. 09/2008) Merupakan unsur pelakasana tugas tertentu dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas melaksanakan tugas tertentu yang sifatnya tidak tercakup oleh Sekretaris Daerah dan Dinas Provinsi dalam lingkup tugasnya. Organisasi Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 13 Badan dan 1 Kantor yaitu: 1. Inspektorat 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 4. Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 5. Badan Lingkungan Hidup 6. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 7. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah 8. Badan Perpustakaan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
96
Pemerintahan Daerah 9. Badan Kearsipan 10. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 11. Badan Kepegawaian Daerah 12. Badan Pendidikan dan Pelatihan 13. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 14. Kantor Penghubung Jakarta
e.
Selain lembaga teknis yang berbentuk Badan dan Kantor terdapat pula lembaga teknis yang berbentuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sesuai Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Adapun 4 RSUD tersebut adalah sebagai berikut: 1. RSUD A. Wahad Sjachranie Samarinda 2. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 3. RSUD Tarakan 4. RSK Atma Husada Mahakam
f.
Lembaga yang diatur dengan perundang-undangan tersendiri : (Perda No. 11/2008) 1. Satuan Polisi Pamong Praja 2. Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
g.
Lembaga lain perangkat daerah (Perda Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga Lain Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur: 1. Sekretariat DP KORPRI (Pergub No. 57/2008) 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pergub No. 11/2009) 3. Badan Narkotika Provinsi (Pergub No. 12/2009)
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
97
Pemerintahan Daerah 4. Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Terpencil (Pergub No. 13/2009)
h. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Sesuai maksud PP No. 41 Tahun 2007 bahwa untuk melaksanakan kewenangan provinsi di daerah Kabupaten/Kota, Dinas dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi dapat membentuk Unit Pelaksana Teknsi yang wilayah kerjanya meliputi satu atau beberapa daerah Kabupaten/Kota. Unit Pelaksana Teknis pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur disebut Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada di bawah dinas yang merupakan unsur pelaksana operasional dilapangan untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah Provinsi yang berada di Kabupaten/Kota. Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 61 unit Pelaksana Teknis, yaitu:
Dinas Pendidikan: 1. UPTD Pengembangan Kegiatan Belajar 2. UPTD Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan
Dinas Pemuda dan Olahraga: 3. UPTD Pengelolaan Komplek Stadion Utama dan Madya
Dinas Kesehatan: 4. Balai Laboratorium Kesehatan 5. UPDT Akademi Keperawatan 6. UPTD Balai Pelatihan Kesehatan 7. UPTD Balai Kesehatan Mata dan Olahraga Masyarakat
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
98
Pemerintahan Daerah
Dinas Sosial: 8. UPTD Panti Sosial Asuhan Anak Harapan Samarinda 9. UPTD Panti Sosial Asuhan Anak Dharma Samarinda 10. UPTD Panti Sosial Bina Remaja Samarinda 11. UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda 12. UPTD panti Sosial Tresna Werdha Marga Rahayu Tanjung Selor 13. UPTD Panti Sosial Karya Wanita Harapan Mulia Samarinda
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi: 14. UPTD Balai Latihan Kerja Industri Balikpapan 15. UPTD Pengembangan Produktivitas
Dinas Perhubungan: 16. UPTD Jembatan Timbang 17. UPTD Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata: 18. UPTD Museum Negeri Prov. Kaltim “Mulawarman” 19. UPTD Taman Budaya
Dinas Pekerjaan Umum: 20. UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Pekerjaan Wilayah Utara 21. UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Pekerjaan Wilayah Tengah 22. UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Pekerjaan Wilayah Selatan 23. UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Pekerjaan Wilayah Timur
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
99
Pemerintahan Daerah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM: 24. UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang 25. UPTD Metrologi 26. UPTD Pusat Pelatihan, Pengembangan dan Promosi Usaha Kecil Menengah
Dinas Pertanian Tanaman Pangan: 27. UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 28. UPTD Balai Benih Induk Hortikultura 29. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan 30. UPTD Balai Benih Induk Padi 31. UPTD Balai Benih Induk Palawijja 32. UPTD Balai Benih Induk Hortikultura
Dinas Peternakan: 33. UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api-Api 34. UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Dinas Kelautan dan Perikanan: 35. UPTD Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan 36. UPTD Balai Benih Udang Sental Air Payau dan Air Laut Manggar 37. UPTD Balai Benih Ikan Sentral Air Tawar Sebulu
Dinas Perkebunan: 38. UPTD Pengawasan Benih Perkebunan 39. UPTD Teknologi Terapan Perkebunan 40. UPTD Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
100
Pemerintahan Daerah Dinas Kehutanan: 41. UPTD Peredaran Hasil Hutan Wilayah Utara 42. UPTD Peredaran Hasil Hutan Wilayah Tengah 43. UPTD Peredaran Hasil Hutan Wilayah Selatan 44. UPTD Peredaran Hasil Hutan Wilayah Timur 45. UPTD Planologi Kehutanan Wilayah Kerja Samarinda 46. UPTD Planologi Kehutanan Wilayah Kerja Balikpapan 47. UPTD Planologi Kehutanan Wilayah Kerja Tarakan 48. UPTD Pembinaan dan Pelestarian Alam 49. UPDT Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Dinas Penpatan Daerah: 50. UPTD Pendapatan Kota Samarinda 51. UPTD Pendapatan Kota Balikpapan 52. UPTD Pendapatan Kota Bontang 53. UPTD Pendapatan Kota Tarakan 54. UPTD Pendapatan Kabupaten Kutai Kartanegara 55. UPTD Pendapatan Kabupaten Kutai Barat 56. UPTD Pendapatan Kabupaten Kutai Timur 57. UPTD Pendapatan Kabupaten Paser 58. UPTD Pendapatan Kabupaten Tanjung Redeb 59. UPTD Pendapatan Kabupaten Tanjung Selor 60. UPTD Pendapatan Kabupaten Malinau 61. UPTD Pendapatan Kabupaten Nunukan 62. UPTD Pendapatan Kabupaten Penajam Paser Utara 63. UPTD Pendapatan Kabupaten Tana Tidung
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
101
Pemerintahan Daerah i.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Unit Pelaksana Teknis Badan Provinsi yang berada dibawah Badan merupakan unsur pelaksana operasional dilapangan untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Organisasi Unit Pelaksana Teknis Badan Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 2 unit yaitu: 1. Unit Pelaksana Teknis Badan Pengujian Mutu dan Standarisasi Konstruksi 2. Unit Pelaksana Teknis Badan Balai Pelatihan Pertanian
Sejalan
dengan
prinsip-prinsip
manajemen pemerintahan tersebut harus didukung
oleh
aparatur
negara
yang
dinobatkan sebagai pelaksana abdi Negara (Pegawai Negeri Sipil). Pada tahun 2011, jumlah aparatur negara (Pegawai Negeri Sipil) yang ada di provinsi Kalimantan Timur tercatat sebanyak 7.815 orang yang meliputi PNS golongan I sebanyak 417 orang, PNS golongan II sebanyak 2.644 orang, PNS golongan III sebanyak 4.093 orang serta PNS golongan IV sebanyak 661 orang. Jika ditinjau dari jabatan struktural, pada tahun 2011 jumlah PNS dengan pangkat eselon I terdiri 1 orang, eselon II sebanyak 58 orang, eselon III sebanyak 280 orang, eselon IV sebanyak 731 orang serta pejabat fungsional sebanyak 1.085 orang. Sedangkan jumlan pensiunan PNS pada tahun 2011 tercatat 206 orang.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
102
Pemerintahan Daerah Tabel 7.1 Jumlah Aparatus Negara (PNS) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 – 2011 (orang) No I
II
Aparatur Negara Jumlah PNS
Tahun 2009
2010
2011*)
6.527
6.463
6.463
a. Golongan I
234
246
417
b. Golongan II
1.868
1.820
2.644
c. Golongan III
3.822
3.766
4.093
d. Golongan IV
603
631
661
1.108
1.075
1.075
a. Eselon I
1
1
1
b. Eselon II
58
56
58
c. Eselon III
290
276
280
d. Eselon IV
759
742
731
1.180
1.180
1.085
206
226
206
Pejabat Struktural
III
Pejabat Fungsional
IV
Pensiunan PNS
Sumber : BKD Prov. Kaltim Catatan: *) Angka Sementara
7.4
Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur mempunyai sumber daya alam yang bernilai tinggi dan
sangat strategis, yang memungkinkan adanya peningkatan pembangunan baik yang direncanakan maupun yang dikerjsamakan dengan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam pasal 195 ayat 1 dan 3 dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah dapat mengadakan kerjsama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbnagan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, sinergi, saling menguntungkan, dan dalam penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerjasama dengan pihak ketiga. Pelaksanaan kerjsama pembangunan daerah di era otonomi daerah mempunyai arti yang sangat strategis karena penyelenggaraan otonomi daerah yang semula dilakukan dnegan pola bertahap, kini dilakukan penyerahan secara menyeluruh terhadap semua kewenangan pemerintah kecuali kewengangan bidang Politik, bidang Luar Negeri,
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
103
Pemerintahan Daerah Hamkam, Peradilan, Moneter/Fiskal dan Agama, dengan demikian otonomi daerah mampu mendorong agar daerah memungkinkan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, demi meningkatkan penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat serta pelaksanaan pembangunan. Selanjutnya bahwa kerjsama pada hakekatnya merupakan tuntutan dan mutalk harus dilaksanakan, karena dalam dimensi global tidak ada satupun Negera, Provinsi, ataupun Kabupaten/Kota yang mempu menyelesaiakan sendiri permasalahannya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berkembangan sangat komplek dan dinamis.
7.4.1 Kebijakan dan Kegiatan Pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan kerjasama telah berpegang pada dasar Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai daerah otonom berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 yang dapat dikerjsamakan oleh daerah meliputi :
Bidang Pertanian ;
Bidang Kelautan ;
Bidang Pertambangan dan Energi ;
Bidang Kehutanan ;
Bidang Perkebunan ;
Bidang Perindustrian dan Perdagangan ;
Bidang Perkoperasian ;
Bidang Investasi ;
Bidang Kepariwisataan ;
Bidang Ketenagakerjaan ;
Bidang Kesehatan ;
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan ;
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
104
Pemerintahan Daerah
Bidang Sosial ;
Bidang Penataan Ruang ;
Bidang Pertahanan ;
Bidang Permukiman ;
Bidang Pekerjaan Umum ;
Bidang Perhubungan ;
Bidang Lingkungan Hidup ;
Bidang Politik Dalam Negeri dan Administrasi Publik ;
Bidang Pengembangan Otonomi Daerah ;
Bidang Perimbnagan Keuangan ;
Bidang Kependudukan ;
Bidang Pemuda dan Olah Raga ;
Bidang Hukum dan Perundang-Undangan ;
Bidang Penerangan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
105
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kesejahteraan Masyarakat
BAB VIII KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
8.1
Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah usaha manusia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya dirinya untuk menuju masyarakat yang dewasa dan mandiri. Saat ini kepedulian masyarakat terhadap pendidikan semakin tinggi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi penduduk dan sebagai sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan serta merupakan prasyarat mutlak dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sesuai dengan amanat yang diemban negara, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan mutlak sebagai prioritas pembangunan. Pendidikan formal merupakan suatu proses yang berjenjang dari SD hingga
perguruan
tinggi.
menunjang pembangunan
Untuk
keberhasilan bidang
pendidikan,
pendidikan formal yang umumnya diselenggarakan di sekolah-sekolah, tidak hanya dibawahi oleh Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) saja, tetapi ada juga yang dibawahi oleh Departemen di luar Depdiknas, seperti Departemen Agama, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Pertanian, dan lain-lain.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
107
Kesejahteraan Masyarakat Banyaknya
sekolah
dari tingkat Taman Kanakkanak (TK) hingga Perguruan Tinggi
(PT)
diberlakukannya
sejak Otonomi
Daerah Tahun 2001 hingga tahun
ajaran
mencatat
2009/2010
perubahan
yang
cukup signifikan. Pada tahun 2010 jumlah sekolah dari berbagai jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta di Kalimantan Timur tercatat 4.800 sekolah, yang terdiri dari 1.448 buah TK (Taman Kanakkanak), 35 buah Sekolah Luar Biasa (SLB), 2.239 buah untuk tingkat SD (Sekolah Dasar), 681 untuk tingkat SLTP, dan 397 untuk tingkat SMU/SMK. Sedangkan untuk tingkat perguruan tinggi sebanyak 58 perguruan tinggi yang terdiri dari 7 perguruan tinggi negeri dan 51 perguruan tinggi swasta. Perbandingan atau rasio antara guru dan murid menggambarkan beban yang harus dihadapi seorang guru dalam mengajar. Tenaga pengajar di Kalimantan Timur untuk semua jenjang pendidikan secara umum sudah mulai mengalami perbaikan, walaupun pada tingkat SD mencatat beban guru relatif lebih berat dibanding jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara umum, rasio antara tenaga pengajar dengan murid di Kalimantan Timur tercatat 12,45 artinya artinya setiap satu guru mengajar 12 orang. Rasio murid pada sekolah dasar (SD) pada tahun 2010 sebesar 15,51 artinya seorang guru dalam mengajar harus menghadapi 15-16 orang murid SD. Sedangkan beban yang harus dihadapi oleh seorang guru SLTP dan SMU/SMK hanya sekitar 9-12 orang murid.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
108
Kesejahteraan Masyarakat Tabel 8.1 Jumlah Siswa/Mahasiswa dan Guru/Dosen Berdasarkan Kriteria Sekolah, Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008-2010 (orang)
No 1
2
3
4
5
6
7
2008 Guru/ Siswa Dosen
Kriteria Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) - Negeri - Swasta Sekolah Luar Biasa (SLB) - Negeri - Swasta Sekolah Dasar (SD) - Negeri - Swasta Sekolah Lanjutan Tk.Pertama (SLTP) - Negeri - Swasta Sekolah Menengah Umum (SMU) - Negeri - Swasta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) - Negeri - Swasta Perguruan Tinggi (PT) - Negeri - Swasta
2009 Guru/ Siswa Dosen
2010 Guru/ Siswa Dosen
41.950 13.100 28.850 415 225 190 432.855 395.030 37.825
3.812 231 3.581 285 132 153 21.708 16.572 5.136
43.918 17.921 25.997 1.086 543 729 436.099 400.599 35.500
4.221 265 3.956 303 122 181 22.142 16.968 5.174
40.194 15.441 24.753 331 150 181 447.850 410.100 37.750
5.053 268 4.785 1.316 615 701 28.874 25.293 3.581
147.296
11.669
149.068
10.921
150.888
13.155
119.365 27.931
7.637 4.032
126.572 22.496
7.642 3.279
123.322 27.566
8.581 4.574
92.708
8.026
95.575
7.952
64.659
6.864
61.412 31.296
4.431 3.595
61.793 33.782
4.642 3.310
48.856 15.803
4.666 2.198
41.052
3.683
41.682
3.802
51.446
5.395
29.316 11.736 43.179 19.583
2.589 1.094 3.005 2.267
29.451 12.231 53.407 24.897
2.670 1.132 2.115 1.450
29.083 22.363 -
3.971 1.424 -
23.596
738
28.510
665
-
-
Cat.: (-) Data tidak tersedia Sumber : Disdik Prov. Kaltim
8.2
Tingkat Kesehatan Pada dasarnya pembangunan di
bidang
kesehatan
bertujuan
untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan meningkatnya pemerintah
pelayanan berupaya
kesehatan, meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka pemerataan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
109
Kesejahteraan Masyarakat pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas kesehatan terutama Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pusban) serta Puskesmas Keliling karena ketiga fasilitas tersebut dapat menjangkau segala lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil. Perkembangan fasilitas penunjang kesehatan di Kalimantan Timur menunjukkan adanya indikasi semakin baik, khususnya perkembangan sarana Puskesmas. Pada tahun 2011 Puskesmas di Kalimantan Timur tercatat 1.148 unit, yang terdiri dari Puskesmas Induk sebanyak 217 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 716 unit serta Puskesmas Keliling sebanyak 215 unit. Disamping Puskesmas,
ketersediaan
jumlah
Kalimantan
Timur
rumah pada
sakit
tahun
di
2011
sebanyak 41 unit yang terdiri dari rumah sakit umum daerah sebanyak 16 unit dan rumah sakit swasta sebanyak 25 unit, semakin berkembang dalam membenahi dan melengkapi fasilitas yang ada pada rumah sakit tersebut. Tabel 8.2. Sarana Kesehatan di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 No 1 2 3
4
Sarana Kesehatan Posyandu Polindes Puskesmas - Induk - Pembantu - Keliling Rumah Sakit - Daerah - Swasta
2009
2010
2011
4.481 239
4.617 269
4.617 272
208 735 246
214 716 209
217 716 215
17 25
17 25
16 25
Sumber: Diskes Prov. Kaltim
Peningkatan jumlah sarana kesehatan tersebut ternyata juga diimbangi dengan penambahan jumlah para tenaga medis yang tersebar di seluruh kawasan daerah
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
110
Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Timur. Ketersediaan tenaga medis di Kalimantan Timur pada tahun 2011, yang meliputi dokter umum sebanyak 812 orang, dokter spesialis sebanyak 295 orang, dokter gigi sebanyak 255 orang dan bidan sebanyak 1.442 orang serta perawat sebanyak 4.960 orang. Disamping itu para tenaga ahli kesehatan juga semakin berkembang seiring dengan kebutuhan medis. Tabel 8.3. Tenaga Kesehatan di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 No
Tenaga Kesehatan
2009
2010
2011
1
Dokter Umum
786
791
812
2
Dokter Spesialis
292
295
295
3
Dokter Gigi
273
252
255
4
Perawat
4.956
4.960
4.960
5
Bidan
1.339
1.442
1.442
6
Apoteker
136
136
136
7
Ahli Gizi
231
231
231
8
Ahli Rontgen
16
18
18
Sumber: Diskes Prov. Kaltim
Perubahan
jumlah
kapasitas
pelayanan kesehatan, baik Puskesmas maupun
rumah
sakit
serta
jumlah
tenaga kesehatan ini ditujukan untuk meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat yang baik selain dengan menyediakan
berbagai
fasilitas
kesehatan, juga melalui penyuluhan kesehatan, agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat. Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan penyakit seperti diphteria, muntaber, kolera, dan demam berdarah, sebagai akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat dicegah.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
111
Kesejahteraan Masyarakat Tabel 8.4. Jumlah Penduduk Meninggal menurut Wabah di Kalimantan Timur, Tahun 2009-2011 No
Jenis Wabah
2009
2010
2011
1
Muntaber
1
0
0
2
Demam berdarah
7
37
25
3
Infeksi saluran pernafasan
0
0
0
4
Campak
0
0
0
5
Malaria
99
60
55
6
Lainnya
20
5
4
Sumber: Diskes Prov. Kaltim
8.3
Tingkat Pendapatan PDRB perkapita adalah perbandingan antara besaran PDRB dengan jumlah
penduduk. Angka ini menunjukkan rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan setiap penduduk dalam suatu rentang waktu. Namun nilai PDRB perkapita belum menunjukkan jumlah pendapatan yang dinikmati oleh penduduk karena di dalamnya masih terkandung nilai
penyusutan
barang-barang
modal
dan
pajak
tak
langsung
neto.
Dengan
mengurangkan nilai penyusutan dan pajak tak langsung neto dari besaran PDRB serta ditambah dengan pendapatan faktor neto yang keluar dan masuk ke wilayah tersebut, akan diperoleh suatu nilai yang disebut pendapatan regional. Perbandingan nilai pendapatan regional dengan jumlah penduduk inilah yang merupakan nilai yang paling mungkin mencerminkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh penduduk. Nilai PDRB perkapita Kalimantan Timur setiap tahunnya mengalami fluktuasi seiring dengan perkembangan nilai PDRB yang tercipta. Tahun 2008 yang merupakan tahun terjadinya krisis finansial global yang sekaligus memicu harga minyak dunia menjadi naik tajam, telah memberikan berkah tersendiri bagi Kalimantan Timur sebagai salah satu provinsi penghasil minyak, sehingga di tahun tersebut PDRB perkapita Kalimantan Timur naik signifikan dari 70,0 juta rupiah menjadi 95,1 juta rupiah di tahun 2008. Pada tahun 2009 terkoreksi cukup dalam ke posisi 82,3 juta rupiah sebagai dampak dari turunnya
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
112
Kesejahteraan Masyarakat harga minyak di pasar internasional yang berdampak langsung terhadap perekonomian Kalimantan Timur. Namun di tahun 2010 PDRB perkapita mengalami peningkatan hingga mencapai level 90,3 juta rupiah seiring dengan peningkatan komoditas strategis di Kalimantan Timur. Tabel 8.5. PDRB Per kapita dan Pendapatan Per kapita Migas dan Tanpa Migas Tahun 2000-2010 PDRB Per Kapita (Juta Rupiah)
Tahun
Pendapatan Per Kapita (Juta Rupiah)
Migas
Tanpa migas
Migas
Tanpa migas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2000
33,9
12,4
12,9
4,5
2001
35,7
14,0
13,6
5,1
2002
35,4
15,6
13,4
5,7
2003
39,1
17,0
15,0
6,2
2004
48,3
19,4
18,4
7,1
2005
62,4
23,6
23,8
8,7
2006
67,5
27,8
25,7
10,3
2007
70,0
30,7
26,8
11,4
2008
r)
95,1
40,6
36,6
15,2
2009
*)
82,9
44,9
32,0
16,8
2010
**)
90,3
52,9
35,1
19,9
Keterangan:
r) Angka revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Berbeda halnya dengan PBRB total, maka dalam perhitungan PDRB tanpa migas cenderung
mengalami
peningkatan
setiap
tahunnnya. Pada tahun 2010, PDRB tanpa migas Kalimantan Timur meningkat dibanding tahun
sebelumnya
sehingga
nilai
PDRB
perkapita pun lebih tinggi daripada tahun 2009. Meskipun jumlah penduduk terus meningkat, namun tidak setinggi peningkatan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
113
Kesejahteraan Masyarakat nilai PDRB tanpa migas. PDRB tanpa migas perkapita Kalimantan Timur tahun 2010 tercatat sebesar 52,9 juta rupiah atau meningkat sekitar 17,87 persen dibanding tahun sebelumnya. Selanjutnya apabila setelah dilakukan pengurangan nilai penyusutan dan pajak tak langsung neto serta menambahkan nilai pendapatan faktor neto dari luar Kalimantan Timur, diperoleh nilai pendapatan regional sebesar 124,6 triliun rupiah pada tahun 2010. Dengan jumlah penduduk sebesar 3,55 juta jiwa pada tahun itu, nilai pendapatan perkapita Kalimantan Timur tercatat sebesar 35,1 juta rupiah atau lebih tinggi dibanding pendapatan perkapita tahun 2009 yang sebesar 32,0 juta rupiah. Dengan melakukan perhitungan yang sama pada nilai PDRB tanpa migas, diperoleh nilai pendapatan regional dan pendapatan perkapita tanpa migas. Pendapatan regional tanpa migas Kalimantan Timur mencapai nilai hampir 57,8 triliun rupiah dan naik menjadi sekitar 70,8 triliun rupiah di tahun 2010. Perbadingan nilai tersebut dengan jumlah penduduk di masing-masing tahun menghasilkan nilai pendapatan perkapita tanpa migas sebesar 16,8 juta rupiah pada tahun 2009 dan naik menjadi sebesar 19,9 juta rupiah di tahun berikutnya
8.4
Tingkat Kemiskinan Pola
pengeluaran
rumahtangga kesejahteraan semakin
tinggi
kesejahteraan berkurang
untuk
konsumsi
menggambarkan
tingkat
masyarakat.
Secara
tingkat
pendapatan
masyarakat
akan
proporsi
umum, atau
semakin
pengeluaran
yang
dibelanjakan untuk kebutuhan makanan sementara proporsi untuk konsumsi bukan makanan seperti perumahan, sandang dan aneka barang jasa lainnya justru meningkata.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
114
Kesejahteraan Masyarakat Sebaliknya rumah tangga yang berpendapatan rendah (miskin) proporsi terbesar pengeluarannya digunakan untuk konsumsi makanan. Kemiskinan merupakan persoalan yang sifatnya multidimensional dan memiliki batas sagat beragam, sehingga belum ada batasan tunggal dalam menjelaskan terjadinya fenomena kemiskinan secara jelas. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat ditunjukkan dengan berbagai variabel ekonomi, disamping usaha pemerintah untuk mengurangi kemiskinan menjadi salah satu pilar
utama
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Seiring
dengan
perkembangan teknologi dan persaingan dunia kerja saat ini, mengakibatkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran yang secara langsung berdampak pada garis kemiskinan. Melalui pemberdayaan ekonomi
masyarakat
dilaksanakan
telah
berbagai
langkah baik melalui fasilitasi pelaksanaan
Program
Kompensasi
Pengurangan
Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM), subsidi beras untuk keluarga miskin, Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa, Program Penanggulangan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
115
Kesejahteraan Masyarakat Kemiskinan Perkotaan (P2KP) dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat perdesaan, masalah kemiskinan di Kalimantan Timur secara bertahap dapat diminimalisir. Data sebagaimana tersebut pada tabel berikut ini menunjukkan perkembangan kondisi penduduk dan penduduk miskin di Kalimantan Timur periode 2005 – 2010. Tabel 8.6 Perkembangan Penduduk Miskin Kalimantan Timur Tahun 2005 – 2011 Tahun
Penduduk Miskin (jiwa)
Persentase (%)
2005
299.100
10,57
2006
592.201
20,04
2007
324.800
11,04
2008
286.440
9,51
2009
245.050
7,86
2010
243.000
7,66
2011
247.900
6,77
Keterangan
Dampak kebijakan Bantuan Langsung Tunai
Sumber: BPS Prov. Kaltim
Dari
tabel
diatas
terlihat
bahwa posisi penduduk miskin pada tahun 2005 berada pada angka 299.100 jiwa atau 10,57 persen dari jumlah penduduk Kalimantan Timur, sementara pada tahun 2005 berada pada angka 592.201 atau 20,50 persen. Jika dibanding dengan
penduduk miskin pada tahun 2005 yang berada pada
posisi angka 299.100 jiwa atau 10,57 persen, maka antara tahun 2005–2006 terjadi kenaikan angka kemiskinan sebesar 9,93 persen. Kenaikan angka kemiskinan tersebut terjadi sebagai dampak ditetapkannya kebijakan Pemerintah Pusat tentang pemberian bantuan segar kepada masyarakat miskin dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun seiring dengan kebijakan dan program pemerintah dalam mengentaskan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
116
Kesejahteraan Masyarakat kemiskinan melalui program perluasan lapangan kerja dan usaha-usaha mandiri, pada tahun 2007 penduduk miskin di Kalimantan Timur berhasil diminimalisir hingga mencapai angka 11,04 persen dari jumlah penduduk. Kondisi tersebut berlanjut hingga tahun 2008, dengan angka kemiskinan sudah mencapai 9,51 persen dari jumlah penduduk Kalimantan Timur. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya Kalimantan Timur pada tahun 2009 menunjukkan indikasi positif. Hal ini dapat ditunjukkan dengan persentase penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 7,86 persen, lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selanjutnya di tahun 2010 ini, kondisi kemiskinan di Kalimantan Timur semakin mengerucut/mengecil, dimana jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 tercatat 243.000 orang atau setara 7,66 persen dari jumlah penduduk. Di tahun 2011, program Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan mulai menunjukkan arah yang semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2011 tercatat 6,77 persen atau sekitar 247.900 jiwa. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk berkaitan dengan miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan pengentasan kemiskinan juga sekaligus harus
bias
mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode 2010- 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan kecenderungan menurun dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,273 pada keadaan 2010 menjadi 0,921 pada keadaaan 2011. Penurunan nilai indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan juga menurun dari 0,339 menjadi 0,228 pada periode yang sama.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
117
Kesejahteraan Masyarakat Penurunan indeks keparahan kemiskinan menunjukan kecenderungan sedikit berkurang lebarnya ketimpangan pengeluaran penduduk miskin. Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi dari pada perkotaan. Pada bulan 2011, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,658 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,352. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya 0,190 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,289. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih parah dari pada daerah perkotaan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
118
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH
Potensi Pengembangan Wilayah
BAB IX POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH
9.1
Sektor Prioritas Dari program prioritas yang telah dan akan dilaksanakan. Kalimantan Timur masih
memiliki sumber kekayaan alam cukup besar antara lain : a.
Potensi sumberdaya mineral dan energi diantaranya adalah minyak 1,17 juta Million Stok Tank Barrel, gas bumi 48.660 Billion Standart Cubic Feet, batubara 6,45 milIar ton dan emas 60,50 juta ton;
b.
Potensi hutan seluas kurang lebih 14,67 juta Ha, meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi;
c.
Potensi lahan yang ditetapkan untuk kawasan budidaya non kehutanan seluas
5,24
diperuntukkan
juta
Ha,
sebagai
dan lahan
perkebunan seluas 4,7 juta Ha (4,09 juta Ha untuk kepala sawit dan 0,61 Ha untuk komoditas perkebunan lainnya) dan pertanian 0,6 juta Ha; d.
Potensi pariwisata meliputi atraksi-atraksi alam, seni dan budaya, sejarah dan kehidupan masyarakat pedalaman/perbatasan;
e.
Potensi perairan laut 98 ribu km2 dan perairan umum 2,28 juta Ha (termasuk wilayah budidaya tambak, sungai dan danau). Potensi hasil perikanan rata-rata 350 tibu ton per tahun.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
120
Potensi Pengembangan Wilayah Potensi pengembangan daerah di Kalimantan Timur didukung oleh beberapa faktor antara lain karena letaknya yang strategis, berbatasan langsung dengan Malaysia, Brunei dan Filipina serta berada pada jalur perdagangan internasional, mempunyai sumber daya alam yang melimpah seperti tambang, kayu dan hasil hutan lainnya serta potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar, tersedianya berbagai infrastruktur dan fasilitas pelayanan investasi yang cukup memadai,iklim investasi yang kondusif meliputi kondisi politik dan keamanan yang relatif stabil.
9.2
Produk Komoditas Unggulan Pengembangan Komoditas Unggulan meliputi 5 (lima) komoditas yaitu :
a. Perikanan Secara umum potensi Perikanan Kalimantan Timur terdiri dari : 1. Potensi Perikanan Demersal terdapat jenis Kakap,
Kerapu,
Beronang,
Bawal,
Cucut/Hiu,
Merah/Bambangan,
Sebelah,
Pari,
Udang
Lidah,
Kuro,
Kakap
Barong,
Udang
Windu, Udang Dogol 2. Potensi Perikanan Pelagis terdapat jenis: Kembung, Layang, Selar, tenggiri, Alwalu, Kuwe, Tembang, Cumi Cumi, Sotong 3. Potensi Perikanan lainnya terdapat jenis Teripang, Ubur ubur, ajungan. Propinsi Kalimantan Timur terdiri dari 13 Kabupaten / Kota dan sejumlah 10 diantaranya memiliki wilayah perairan laut dengan letak geografis (darat sarnpai ke laut) Untuk potensi produksi sumberdaya ikan di Kalimantan Timur: 1. Perairan laut : 139.200 ton dimanfaatkan sekitar 40,94% 2. Perairan umum : 69.348 ton dimanfaatkan sekitar 20,40% 3. Budidaya tambak : 122.450 ton yang dimanfaatkan sekitar 36,02%
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
121
Potensi Pengembangan Wilayah 4. Budidaya air tawar : 9.000 ton yang dimanfaatkan sekitar 2,64%
Secara umum komoditi prospektif yang menonjol untuk dikembangkan yaitu ; budidaya Udang Air Payau dan budidaya laut Ikan Kerapu, sedangkan untuk perairan ZEEI memiliki potensi ikan Tuna dan Perikanan Darmasal lainnya
b. Kelapa Sawit Pengembangan Kalimantan Timur
areal
perkebunan
di
dari kawasan Budidaya
Non Kehutanan berdasarkan Tata Ruang Kalimantan Timur yang telah disepakati pada Kawasan Budidaya Non Kehutanan seluas ± 6.520.622,73 Ha. Total lahan pada KBNK tersebut Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menetapkan potensi lahan perkebunan sawit mencapai 4,7 juta ha, sementara itu dari total luasan KBNK itu , 0,61 juta ha diperuntukan bagi pengembangan usaha perkebunan lainnya. Komoditi yang cocok dikembangkan untuk sektor perkebunan antara lain : karet, kelapa hybrida, kelapa sawit, kopi, lada, cengkeh dan coklat disamping komoditi perkebunan lainnya (kenaf, abaca, nira, jarak dan tanaman farmasi).
c. Kakao Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil kakao rakyat di Indonesia, meskipun arealnya relatif kecil dibading dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, tetapi bagi petani dibeberapa tempat di Kalimantan Timur, komoditi tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian yang utama.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
122
Potensi Pengembangan Wilayah Beberapa
daerah
yang
tercatat
sebagai
sentra
penanaman kakao di Kalimantan Timur antara lain Kabupaten Nunukan (Kecamatan Lumbis dan Pulau Sebatik), Kabupaten Malinau (Kecamatan Malinau), Kabupaten
Berau
(Kecamatan
Talisayan),
Kota
Samarinda (Sempaja dan Berambai), dan Kabupaten Kutai Timur (Teluk Pandan). Di beberapa tempat lainnya juga terdapat areal perkebunan kakao dalam luasan yang relatif kecil. Tabel 9.1. Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Kakao No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Daerah Kabupaten Berau Kabupaten Bulongan Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Malinau Kabupaten Nunukan Kabupaten Pasir Kabupaten Penajam Paser Utara Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda
Luas Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan
yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang yang
sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah
Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
(Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha): (Ha):
6,190.00 829.00 411.00 2,464.00 12,815.00 3,290.00 13,038.00 1,053.00 258.00 33.00 50.00 984.00
d. Karet Seiring dengan meningkatkan permintaan global akan karet, maka komoditi karet di Kalimantan Timur terus dikembangkan. Kondisi
ini
dapat
ditunjukkan
dengan
perkembangan luas perkebunan karet di Kalimantan Timur yang terus meningkat,
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
123
Potensi Pengembangan Wilayah hingga tahun 2008 luasnya mencapai 71.689,5 ha. Namun demikian masih banyak lahan berpotensi yang belum digarap untuk lahan perkebunan khususnya komoditi karet yang terletak di beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Tabel 9.2 Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Karet No
Nama Daerah
Luas Lahan
1
Kabupaten Berau
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 673.00
2
Kabupaten Kutai Barat
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 23,606.00
3
Kabupaten Kutai Kartanegara
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 16,262.00
4
Kabupaten Kutai Timur
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 644.00
5
Kabupaten Pasir
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 5,808.00
6
Kota Balikpapan
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1,687.00
7
Kota Samarinda
Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 738.00
e. Pariwisata Obyek beragam
wisata
dan
alam
masih
keasriannya
serta
masyarakat
Kalimantan
merupakan
daya
wisatawan
yang terjaga budaya
tarik
mancanegara
Timur bagi maupun
domestik. Disamping kelima komoditas unggulan tersebut masih terdapat hasil sumberdaya alam dari kegiatan pertambangan migas dan non migas, dari hasil tambang tersebut minyak bumi dan gas alam, sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian di Kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya, karena kedua komoditi tersebut merupakan ekspor utama ke beberapa negara asing.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
124
Potensi Pengembangan Wilayah 9.3
Peluang Investasi Kondisi Kalimantan Timur dengan potensi dan kekayaan Sumber Daya Alam yang
melimpah, masih dimungkinkan untuk dikembangkan. Keadaan tersebut menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya di Kalimantan Timur. Potensi-potensi yang masih belum banyak mendapat sentuhan ekonomi dan teknologi diharapkan ditahun-tahun berikutnya bisa menjadi salah satu penggerak perekonomian Kalimantan Timur. Potensi tersebut diantaranya pada sektor pertanian khususnya perkebunan, yang pada periode terakhir ini perkembangannya cukup baik. Disamping beragamnya potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki Kalimantan Timur, berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk menarik para investor. Salah satunya birokrasi yang lebih cepat dan tepat dalam setiap pelayanan investor yang mau menanamkan modalnya di Kalimantan Timur.
9.4
Pembangunan Perbatasan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan bentangan garis pantai sekitar
8.900 kilometer memiliki wilayah perbatasan darat (kontinen) maupun laut (maritim). Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan darat (demarkasi) secara langsung dengan tiga negara yaitu negara Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan Timor Leste yang tersebar di tiga pulau, empat provinsi dan tujuh belas kabupaten/kota. Adapun yang berbatasan laut (delimitasi) secara langsung dengan sepuluh negara yaitu negara India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietman, Singapura, Republik Kepulauan Palau, Australia, Timor Leste dan Papua New Guinea (PNG). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 telah menetapkan arah dan pengembangan wilayah perbatasan negara sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Dimana penekanan pendekatan pembangunan wilayah perbatasan negara dengan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
125
Potensi Pengembangan Wilayah mengedepankan
pendekatan
kesejahteraan
(prosperity
appoach)
selain
tetap
memprioritaskan pendekatan keamanan (security approach). Program pengembangan wilayah perbatasan yang ditetapkan bertujuan antara lain : a)
Menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui penetapan hak kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijamin oleh hukum Internasional.
b)
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan menggali potensi ekonomi, sosial dan budaya serta keuntungan lokasi goegrafis yang sangat strategis untuk berhubungan dengan negara tetangga.
Adapun tujuan pembangunan kawasan perbatasan secara umum adalah percepatan pembangunan sarana dan prasarana sosial ekonomi di kawasan perbatasan yang diarahkan pada tumbuh dan berkembangnya daerah yang selama ini masih tertinggal, pengembangan investasi dengan pemanfaatan sumber daya alam serta peningkatan sumberdaya manusia sebagai upaya mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah serta mencegah adanya disintegrasi bangsa sehingga mampu menunjang sistem pertahanan dan keamanan negara di kawasan tersebut. Berbagai permasalahan yang menjadi issue sentral di wilayah perbatasan hingga saat ini masih belum teratasi secara maksimal, terpadu dan sistematis. Berbagai rumusan kebijakan serta kegiatan secara partial telah dilaksanakan, namun berbagai permasalahan yang timbul dari berbagai faktor tidak terlepas dari permasalahan lain yang masih menjadi mata rantai antara satu dengan lainnya. Sebagai bagian dari Negara kepulauan provinsi Kalimantan Timur memiliki perbatasan antar negara yang bersifat tiga dimensi. Pada matra darat, provinsi Kalimantan Timur berbatasan dengan Sabah dan Serawak Malaysia, dan pada matra laut Kalimantan Timur juga berbatasan dengan Malaysia. Sementara ini, pada matra udara
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
126
Potensi Pengembangan Wilayah Kalimantan Timur mengikuti batas wilayah dengan Negara tetangga. Batas provinsi Kalimantan Timur yang tercakup dalam tiga dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Keadaan ini mengisyaratkan eksistensi wilayah Kalimantan Timur adalah sebagai suatu ruang kedaulatan yang bersatu dalam satu kesatuan sistem NKRI. Berdasarkan data dari Kodam VI Tanjung Pura bahwa batas antara Negara Kesatuan Republik Indonesia di pulau Kalimantan (provinsi Kalimantan Timur dan provinsi Kalimantan Barat) dengan negara Malaysia bagian timur (negara bagian Sabah dan Serawak) yang membentang dari Tanjung Datu di provinsi Kalimantan Barat hingga di kecamatan Sebatik kabupaten Nunukan provinsi Kalimantan Timur sepanjang 2004 km telah dibangun patok batas dengan jumlah seluruhnya 19.328 PILAR terdiri dari Type A = 7 buah; Type B = 76 buah; Type C = 535 buah dan Type D = 18.710 buah. Berdasarkan batas administratif wilayah perbatasan provinsi Kalimantan Timur dengan negara Malaysia bagian timur (negara bagian Sabah dan Serawak) yang membentang dari utara hingga selatan, secara astronomis letak geografis yaitu pada 4 0 20’ Lintang Utara dan 10 20’ Lintang Selatan dan 1130 35’ Bujur Timur dengan bentangan garis batas negara
1.038 km dengan luas wilayah perbatasan di 3 kabupaten
perbatasan dengan negara Malaysia seluas 57.73,64 km2 (23,54 % dari luas wilayah provinsi Kalimantan Timur) yang terdiri dari 14 kecamatan dan 714 desa meliputi : a)
Batas wilayah kabupaten Nunukan dengan negara Malaysia bagian timur dengan letak geografis pada 1150 22’ 30 s/d 1180 44’ 54” Bujur Timur dan 30 32’ 00” s/d 40 24’’ 55”
Lintang Utara dengan garis batas sepanjang 580 km; dengan luas
kawasan perbatasan kabupaten Nunukan yaitu 12,128 km2 (4,95 % dari luas provinsi Kalimantan Timur) dari luas wilayah kabupaten Nunukan secara keseluruhan seluas 14.263,68 km2 yang terdiri dari 7 kecamatan dan 224 desa. Dimana luas wilayah per kecamatan di perbatasan terdiri dari 7 kecamatan dan 204 desa secara rinci meliputi :
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
127
Potensi Pengembangan Wilayah
b)
1)
Kecamatan Krayan seluas 1.837,54 km2 yang terdiri dari 65 desa.
2)
Kecamatan Krayan Selatan seluas 1.756,46 km2 yang terdiri dari 25 desa.
3)
Kecamatan Lumbis seluas 3.645,50 km2 yang terdiri dari 77 desa.
4)
Kecamatan Nunukan seluas 1.596,77 km2 yang terdiri dari 8 desa.
5)
Kecamatan Sebuku seluas 3.124,90 km2 yang terdiri dsari 21 desa.
6)
Kecamatan Sebatik seluas 104,42 km2 4 yang terdiri dari 4 desa.
7)
Kecamatan Sebatik Barat seluas 142,19 km2 yang terdiri dari 4 desa.
Batas wilayah kabupaten Malinau dengan negara Malaysia bagian Timur dengan letak geografis pada 1140
35’ 22” s/d 1160
50’ 55” Bujur Timur dan 10 21’ 36” s/d 40
10’ 55” Lintang Utara dengan garis batas sepanjang 408 km; dengan luas sebesar 36.692,54 km2 (14,96 % dari luas provinsi Kalimantan Timur) dari luas wilayah kabupaten Malinau secara keseluruhan seluas 42.620,70 km2 yang terdiri dari 12 kecamatan dan 108 desa. Dimana luas wilayah per kecamatan di perbatasan terdir dari 5 kecamatan dan 30 desa secara rinci meliputi : 1)
Kecamatan Kayan Hulu seluas 1.594,93 km2 yang terdiri dari 5 desa.
2)
Kecamatan Kayan Hilir seluas 12.92,40 km2 yang terdiri dari 5 desa.
3)
Kecamatan Pujungan seluas 6.125,50 km2 yang terdiri dari 9 desa.
4)
Kecamatan Kayan Selatan seluas 2.645,61 km2 yang terdiri dari 5 desa.
5)
Kecamatan Bahau Hulu seluas 5.425,70 km2 yang terdiri dari 6 desa.
c) Batas wilayah kabupaten Kutai Barat dengan negara Malaysia bagian Timur dengan letak geografis pada
1130 45’ Bujur Timur 1160 19’ Bujur Timur, 100 31’ 35”
Lintang Utara dan 10 10’ 16 “ Lintang Selatan sepanjang 50 km; dengan luas sebesar 8.91,1 km2 (3,6 % dari luas provinsi Kalimantan Timur) dari luas wilayah kabupaten Kutai Barat secara keseluruhan seluas 31.628,70 km2 yang terdiri dari 21 kecamatan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
128
Potensi Pengembangan Wilayah dan 223 desa. Dimana luas wilayah per kecamatan di perbatasan terdir dari 2 kecamatan dan 21 desa secara rinci meliputi : 1)
Kecamatan Long Apari seluas 5.490,70 km2
2)
Kecamatan Long Pahangai seluas 3.420,40 km2 Masalah perbatasan darat secara umum mencakup upaya teknis dalam rangka
demarkasi perbatasan internasional, serta kerjasama perbatasan untuk memfasilitasi kegiatan tradisional masyarakat perbatasan yang bersifat lintas batas. Sesuai dengan perkembangannya, kerjasama perbatasan darat juga dimaksudkan untuk mengatasi kejahatan transnasional yang memanfaatkan situasi wilayah perbatasan. Nuansa politis bagi kerjasama demikian cukup mengemuka dikaitkan dengan lokasi perbatasan di kawasan tertentu yang rawan terhadap gerakan separatisme. Makna strategis pengelolaan wilayah perbatasan di provinsi Kalimantan Timur sebagai daerah kepulauan dan equatorial tidak terlepas dari karakteristik geografisnya yang khas. Untuk itu, pemanfaatan ekonomis seluruh potensi sumber daya alam nasional yang terdapat di dalam “ruang” atau wilayah kedaulatan dan hak berdaulat negara perlu didayagunakan bagi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Secara bersamaan, pemanfaatan
ekonomis
tersebut
juga
dilakukan
dalam
rangka
menjamin
dan
memperkokoh keutuhan wilayah nasional. Secara khusus urgensi pengelolaan wilayah perbatasan menjadi mengemuka mengingat lokasinya sebagai wilayah terdepan yang bersinggungan langsung dengan wilayah internasional. Upaya
untuk
mendorong
percepatan
pembangunan
wilayah
perbatasan
merupakan program prioritas dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah, sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 - 2025 dan serta sebagai emplementasi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
129
Potensi Pengembangan Wilayah Dimana dalam mendukung percepatan pembangunan wilayah perbatasan baik dari aspek sosial, ekonomi, budaya termasuk pertahanan keamanan agar lebih terkonsentrasi bahwa di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tersebut dijelaskan untuk mengelola Batas Wilayah Negara dan mengelola Kawasan Perbatasan pada tingkat pusat dan daerah, pemerintah dan pemerintah daerah membentuk Badan Pengelola Nasional dan Badan Pengelola Daerah. Dengan demikian maka setiap daerah, dalam hal ini provinsi yang memiliki kawasan perbatasan yang langsung berbatasan dengan negara lain harus membentuk lembaga yang mengelola kawasan perbatasan antar negara yang tujuannya selain berperan dalam menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan termasuk kebutuhan anggaran, mengkoordinasikan pelaksanaan program serta melaksanakan evaluasi dan pengawasan program yang ditetapkan. Sebagai tindak lanjut dari emplementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tersebut, maka pemerintah provinsi Kalimantan Timur telah membentuk lembaga yang berperan dalam pengelolaan perbatasan antar negara khususnya menyangkut percepatan pembangunan kawasan perbatasan antar negara termasuk daerah pedalaman dan daerah terpencil di provinsi Kalimantan Timur dengan menetapkan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Terpencil Provinsi Kalimantan Timur.
9.4.1. Potensi Sumberdaya Alam Potensi sumberdaya alam di 3 (tiga) kabupaten perbatasan antar negara di provinsi Kalimantan Timur
cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagi modal dasar
pembangunan di kawasan tesebut khususnya meliputi : sumberdaya hutan, sumberdaya mineral dan energi, obyek wisata, tanaman pangan, perkebunan dan perikanan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
130
Potensi Pengembangan Wilayah a)
Sumberdaya Hutan Sumberdaya hutan yang tersedia cukup luas yang meliputi Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK), Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK), dan Kawasan Lindung (KL). Berdasarkan paduserasi tahun 1999, luas kawasan hutan di kawasan perbatasan di provinsi Kalimantan Timur adalah 8.763.726 ha, yang terdiri dari (KBNK) seluas 1.707.180 ha, KBK seluas 4.133.194 ha, kawasan lindung seluas 2.917.860 ha. Bila dibandingkan dengan luas hutan di provinsi Kalimantan Timur seluas 20.039.500 Ha, maka 43,73 % luas hutan berada pada wilayah perbatasan. kabupaten Malinau memberikan kontribusi yang paling luas sebesar kurang lebih 4,19 juta Ha, kemudian kabupaten Kutai Barat 3,16 juta Ha. Selain itu terdapat pula kekayaan flora dan fauna yang diantaranya banyak yang tergolong langka serta berbagai hasil hutan ikutan lainnya yang juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, seperti damar, gaharu, sarang burung rotan dan lain-lain.
b)
Sumberdaya Mineral dan Energi Potensi sumberdaya mineral di kawasan perbatasan antar negara di provinsi Kalimantan Timur cukup banyak baik jumlah maupun jenisnya. Potensi tersebut sebagian bersifat indikatif dan sebagian lagi sudah terdeteksi. Potensi sumberdaya mineral tersebut meliputi : emas, besi, timah hitam dan seng, batu gamping, gypsum, batu pasi, batu bara, sirtu, andesit/dioret, koral batu garam, pasir kuarsa, kaolin. Bond clay, antimoit,perak, intan, kristal kuarsa, lempung, batuan beku, granit, batu apung, kerakal, selisified wood dan lain-lain. Potensi yang sudah terdeteksi antara lain : emas sebanyak 176 ton di kabupaten Kutai Barat, batu gamping 654 ribu ton di kabupaten Malinau, 25 ribu ton di kabupaten Nunukan, 12,32 juta ton di kabupaten Kutai Barat, batu bara sebanyak 13,46 juta ton di kabupaten Kutai Barat, sirtu sebanyak 2,50 juta ton di kabupaten
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
131
Potensi Pengembangan Wilayah Nunukan, 6,01 juta ton di kabupaten Kutai Barat, pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di kabupaten Nunukan.
c)
Potensi Wisata Di kawasan perbatasan antar negara di provnsi Kalimantan Timur khususnya di kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat banyak terdapat beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan dan dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan bagi daerah. Potensi wisata yang dapat dikembangkan antara lain berupa wisata alam (ecotourism) yaitu berupa wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan wisata budaya yang terdapat pada daerah tersebut. 1) Wisata Alam Jenis objek wisata alam yang dapat dikembangkan antara lain : Pantai Batu Lamampu di desa Sungai Nyamuk kecamatan Sebatik di kabupaten Nunukan Pantai Sedadap di desa Sedadap kecamatan Nunukan di kabupaten Nunukan Air terjun Sungai Binusan, di desa Sungai Fatimah dan Sungai Binusan di kabupaten Nunukan. Wanawisata dan kebun binatang Mambunut, jaraknya ± 7 km dari Kota Nunukan di kabupaten Nunukan Wanawisata yang didominasi oleh vegetasi spesifik hutan dataran rendah, seperti pohon meranti, bengkirai dan ulin yang mengelilingi Desa Pembeliangan. Agrowisata tambak dan ombak laut di Pulau Tinabasan, di kecamatan Nunukan di kabupaten Nunukan.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
132
Potensi Pengembangan Wilayah Agrowisata Sungai Nyamuk, terletak di Desa Sungai Nyamuk, kecamatan Sebatik di kabupaten Nunukan. Air terjun Tao Lun, terletak kelompok Desa Patal, kecamatan Lumbis di kabupaten Nunukan. Arung Jeram Sungai Lumbis dari Tao Lumbis ke Desa Labang, kecamatan lumbis di kabupaten Nunukan. Ekowisata Kayan Mentarang, membujur dari perbatasan Kabupaten Nunukan dengan Sabah Malaysia di bagian Utara sampai ke Kecamatan Kayan Hulu di Kabupaten Malinau dengan negara bagian Serawak Malaysia di Selatan di kabupaten Nunukan. Gunung Batu Sicien (Sicen), termasuk dalam kawasan ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di Desa Tanjung Pasir di kabupaten Malinau. Goa Kelelawar dalam kawasan ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di desa Tanjung Pasir di kabupaten Nunukan. Air Terjun Ruab Sebiling dan Ruab Long Pelaban, terletak di Desa Ba’Liku daerah Krayan Hulu di kabupaten Nunukan. Hulu Giram Sungai Krayan di kabupaten Nunukan. Garam Gunung, terletak di hulu Sungai Main Desa Long Layu, Binuang, Ba’ Liku dan Pa’Kebuan di kabupaten Malinau. Daerah Sungai Kayan yang sangat terkenal dengan arung jeram yang sangat terjal terdapat di Data Dian yang merupakan ibu kota Kecamatan Kayan Hilir di kabupaten Malinau. Jeram Temenggung, Lakam, Amut dan Sihai di desa Hulu Jeram kecamatan Kayan Hilir di kabupaten Malinau Goa Gunung Batu di desa Apau Ping kecamatan Pujungan di kabupaten Malinau
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
133
Potensi Pengembangan Wilayah Suku Dayak Kenyah Lepo Jalau dengan lamin adat dan seni budaya yang terkenal rajin berladang di kabupaten Kutai Barat. Danau Jempang di kecamatan Jempang dan Danau Semayang terletak di desa Semayang di kabupaten Kutai Barat. Air Terjun Tempuse di desa Naha Buaau kecamanat Long Apari di kabupaten Kutai Barat. Agrowisata Anggrek alam terdapat di Kersik Luway antara lain : Anggrek hitam (Coelogynepandurata), Erya Vania, Erya Floribuda, Coelogyne dan Rocus Soini dan Bulpophylum Mututina di kabupaten Kutai Barat. Batu Lubang Kupang di desa Long Bagun kecamatan Long Bagun di kabupaten Kutai Barat Batu Sepatu Ayus di desa Muhur di kecamatan Muara Pahu kabupaten Kutai Barat;
2)
Wisata budaya Wisata budaya berupa kekayaan nilai-nilai tradisional yang masih melekat secara kuat dalam kehidupan sehari-hari. Objek wisata budaya setempat yang ada antara lain ; Rumah Lamin (long house) serta kesenian tradisional dari masing-masing anak suku yang ada di perbatasan di 3 (tiga) desa kabupaten tersebut; Tanah Keramat Batu Sumbaq di desa Gemuruh Asa di kecamatan Barong Tongkok di kabupaten Kutai Barat; Musium Papan Puti di desa Mencimai di kecamatan Barong Tongkok di kabupaten Kutai Barat. Situs Simpukng Kelumpaq di desa Mancong kecamatan Jempang di kabupaten Kutai Barat.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
134
Potensi Pengembangan Wilayah Kuburan batu, goa penyimpanan tulang dan pembusukan mayat, serta benda-benda pusaka yang bernilai seni dan magis (guci, gong, manikmanik, mandau, dll), termasuk dalam kawasan ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di tepi hulu Sungai Krayan di kabupaten Nunukan. Batu ukir Paru’Ating di areal Taman Nasional Kayan Mentarang, tepatnya di tepi hulu Sungai Krayan di kabupaten Nunukan.
9.4.2. Pola Pengembangan a)
Sesuai dengan keperluan untuk meningkatkan kemampuan pengendalian perbatasan, pola pengembangan lintas perbatasan diarahkan untuk : 1) mencegah terjadinya pemanfaatan sumber daya nasional secara ilegal, 2) memberikan pelayanan pada permukiman yang sudah ada, dan 3) meningkatkan
pengembangan
pemanfaatan
potensi-potensi
di
sepanjang
perbatasan.
b)
Dalam kaitannya dengan dukungan terhadap kawasan-kawasan permukiman yang potensial, jalan lintas perbatasan dikembangkan seiring dengan upaya mengembangkan kawasan-kawasan tersebut, melalui : 1) Pembangunan lintas perbatasan Kalimantan (Poros Utara) sepanjang ± 1.609 Km. 2) Peningkatan maupun pembangunan akses-akses ke jalur perhubungan yang mendukung transportasi ke outlet. 3) Menghubungkan kawasan-kawasan di daerah perbatasan yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan yang bertujuan selain memperlancar aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi daerah setempat juga memacu daerah-daerah sekitarnya agar mampu berkembang secara mandiri.
c)
Dalam kaitannya dengan
pemanfaatan
hutan
produksi, yang
pada
umumnya
menggunakan pola angkutan sungai sebagai prasarana yang menghubungkan ke
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
135
Potensi Pengembangan Wilayah outlet, maka pengembangan lintas perbatasan dilaksanakan seiring pula dengan pembangunan jalan-jalan penghubung ke outlet sungai. Agar tetap terjamin terwujudnya jalan lintas perbatasan, diluar kepentingan menunjang Security Belt, juga digunakan untuk mengendalikan pelaksanaan pemanfaatan hutan-hutan produksi. Untuk itu perlu dipersyaratkan dibangunnya jalan yang menghubungkan sub sistem-sub sistem hutan produksi tersebut. d)
Dalam kaitannya dengan pengendalian hutan lindung, pembangunan prasarana jalan diarahkan untuk sekaligus mendukung upaya menghindarkan terjadinya pemanfaatan sumber-sumber daya nasional oleh unsur-unsur luar.
9.4.3. Kawasan Pengembangan a) Pengembangan kawasan perbatasan di provinsi Kalimantan Timur dengan skenario pengembangan yang telah ditetapkan dalam 14 (empat belas) titik-titik kuat, dimana penentuan kawasan yang dijadikan pusat pertumbuhan berdasarkan letak strategis dan akses hubungan lintas batas dengan negara Malaysia di bagian timur yang salah satu pertimbangan dalam kaitan persiapan pasar global yang mengandalkan hubungan perdagangan dengan negara lain. Pengembangan pusat pertumbuhan yang ditetapkan adalah sebagaimana tabel berikut :
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
136
Potensi Pengembangan Wilayah Tabel 9.4 14 (Empat belas) TitikTitik Kuat Pusat Pertumbuhan di Kawasan Perbatasan Indonesia (Provinsi Kalimantan Timur) dengan negara Malaysia (Negara Bagian Sabah dan Serawak) Aksesibilitas No.
Pusat Pertumbuhan
Keluar (Malaysia/Sabah & Serawak)
Kedalam (NKRI/Prov.
Kabupaten
Kalimantan Timur)
A
Kawasan Perbatasan Laut
I
Sungai Pancang
Tawau
Kecamatan Sebatik
Nunukan
II
Nunukan
Tawau
Kecamatan Nunukan
Nunukan
B
Kawasan Perbatasan Darat
III
Simanggaris
Serudong
Kecamatan Sebuku
Nunukan
IV
Sebuku
Kecamatan Sebuku
Nunukan
V
Mansalong Labang
VII
Long Bawan
Kecamatan Lumbis Kecamatan Lumbis (Bagian Utara) Kecamatan Krayan (BagianUtara)
Nunukan
VI
Pegalungan, Serudong Pegalungan, Pensiangan Pegalungan, Pensiangan Ba'Kelalan, Long Pasia, Long Sumado
VIII
Long Layu
Pa'Dalih-Bareo
Kecamatan Krayan Selatan
Nunukan
IX
Apau Ping
Long Banga (Marudi)
Malinau
X
Long Pujungan
XI
Long Nawang
Belaga (Kapit) Long Musang, Long Jawi
Kecamatan Pujungan (Bagian Utara) Kecamatan Pujungan (Bagian Selatan) Kecamatan Kayan Hulu dan Kayan Hilir
Malinau
XII
Mahak Baru
Kapit
Kecamatan Sungai Boh
Malinau
XIII
Long Pahangai
Long Singut
Kecamatan Long Pahangai
Kutai Barat
XIV
Long Apari
Long Singut
Kecamatan Long Apari
Kutai Barat
Nunukan Nunukan
Malinau
Sumber : Perencanaan Pembangunan Wilayah Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008
Penetapan 14 (empat belas) titiktitik kuat pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan tersebut bertujuan antara lain : 1)
Memudahkan identifikasi pengembangan kawasan pedesaan sesuai skenario berdasarkan skala prioritas.
2)
Penerapan metode pembinaan masyarakat setempat berdasarkan lingkungan
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
137
Potensi Pengembangan Wilayah secara obyektifitas. 3)
Memperlancar
pengawasan
(monitoring)
dan
pengendalian
pembinaan
masyarakat. 4)
Mendukung urusan pemerintahan kaitannya dengan kebijakan pengembangan di kawasa perbatasan
5)
Membuka peluang terhadap aktivitas perekonomian khususnya variabel investasi dalam rangka percepatan pertumbuhan pembangunan pada kawasan-kawasan sentral daerah perbatasan.
6)
Meningkatkan peluang pariwisata lokal di daerah yang memiliki potensi untuk dipromosikan dan dikembangkan.
7)
Meningkatkan wawasan dan kemampuan masyarakat setempat khususnya dalam menerima intervensi pembangunan secara menyeluruh dan berkelanjutan
b) Pembangunan perbatasan Utara)
jalan Kalimantan
dengan
keseluruhan
panjang
sekitar
1.609
lintas (Poros secara Km,
dimana jalan sepanjang 740 Km berada di provinsi Kalimantan Barat dan sekitar 1.064 Km berada di provinsi Kalimantan Timur.
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
138
PENUTUP
Penutup
BAB X PENUTUP
Segala puja dan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa patut kita panjatkan, karena atas berkatNya jualah, maka Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 (semester I) ini dapat selesai disusun sesuai jadwal yang ditetapkan. Dengan selesainya Profil Daerah ini tidak terlepas dari hasil kerjasama dari semua pihak yang terkait. Dengan penerbitan buku ini, dapat disajikan adanya gambaran mengenai hasil pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Timur sebagian besar sudah memberikan gambaran, hingga data yang disajikan dapat memberikan masukan yang berharga baik untuk merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan pembangunan daerah. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihakpihak yang sudah banyak membantuk dalam pembuatan publikasi Profil Daerah Kalimantan Timur Tahun 2011 (semester I). Tentunya di dalam penyusunan buku ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan, untuk itu diharapkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak.
Samarinda, Agustus 2011 Tim Penyusun
Profil Daerah Kalimantan Timur 2011
140