Working Capital Working capital adalah investasi bersih jangka pendek yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan
sehari-hari.
Selama
beberapa
dekade,
pengukuran
dan
pengungkapan working capital dalam laporan keuangan telah dianggap sebagai fungsi akuntansi yang tepat. Penggunaan konsep ini dalam analisis keuangan pun diterima dengan hampir tanpa pertanyaan.
Term of Current Assets Aktiva lancar memiliki jangka waktu dekat, biasanya 12 bulan atau setahun. Seperti, kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan dan beban di bayar di muka.
Monetary and Non-monetary Current Asset Mengingat hanya current cash equivalent dari aktiva yang dapat digunakan untuk membayar hutang yang ada maka untuk mendasari penyajian working capital perlu memisahkannya dalam monetary and non-monetary. Monetary CA menyajikan kas, setara kas, investasi sementara, piutang, dan hutang lancar. Informasi ini juga akan lebih berarti jika seluruh investasi sementara diukur dengan current market price termasuk surat berharga held to maturity. Penyajian ini memiliki keunggulan: 1. Lebih representative dalam mengukur likuiditas, 2. Menyajikan informasi arus kas actual, 3. Memberikan kemampuan prediksi yang lebih baik. Sedangkan, Non-monetary CA menyajikan persediaan, fix asset dan investasi jangka panjang yang diukur denga historical market price.
Cash Pengukuran akurat dari kas sangat penting karena sebagian besar pengukuran akuntansi didasarkan pada arus kas yang sebenarnya atau yang diharapkan masuk dan arus keluar.
1
Kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan penting untuk investor, kreditur, dan manajemen untuk memungkinkan kelompok ini menentukan : 1. Ketersediaan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo, 2. Ketersediaan uang tunai untuk membayar dividen, 3. Jumlah dari idle cash yang aman diinvestasikan untuk penggunaan masa depan. Kas tidak boleh di batasi, seperti: sinking fund cash tidak boleh disajikan dalam aktiva lancar atau compensating balances (bank meminta sebagian dari jumlah yang dipinjam untuk tetap di deposito selama periode pinjaman) juga tidak boleh disajikan dalam aktiva lancar.
Cash Equivalent SFAS No. 95 mendefinisikan setara kas sebagai investasi jangka pendek yang memenuhi dua kriteria sebagai berikut: 1. Siap dikonversi menjadi sejumlah kas, 2. Cukup dekat dengan tanggal jatuh tempo sehingga nilai pasarnya relatif tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga. Umumnya, hanya investments yang dibeli dalam waktu 3 bulan dari nilai jatuh temponya yang memenuhi kriteria cash equivalent.
Temporary Investment Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar harus berharga dan dimaksudkan untuk dikonversi menjadi kas dalam satu siklus operasi atau setahun (mana yang lebih lama). Investasi jangka pendek umumnya dibedakan dari cash equivalents berdasarkan sudut pandang investasinya relatif lebih lama, tingkat pengembaliannya relatif lebih tinggi.
2
Tiga metode alternatif untuk pelaporan investasi jangka pendek telah diperdebatkan: 1. Historical cost, •
Secara objektif dapat diverifikasi harga pembeliannya,
•
Current market price tidak memberi informasi yang lebih baik atas harga
masa depan, •
Hanya laba atau rugi yang sudah direalisasi yang harus di laporkan dalam
income statement. 2. Market value, •
Setiap ada kenaikan atau penurunan nilai harus disesuaikan, dan
perubahan ini dilaporkan dalam laba atau rugi di income statement, •
Nilai saat ini menyatakan: current resources yang akan dibutuhkan untuk
mendapatkan efek yang sama dengan jumlah yang akan diterima dari penjualan efek, •
Fair value ditentukan secara objektif dan menyajikan informasi yang
lebih tepat waktu. 3. The lower of cost or market (LCM) •
Melaporkan hanya adjustment penurunan nilai investasi jangka pendek,
•
Menyajikan penilaian balance sheet and income statement yang lebih
konservatif, •
Penilaian yang konservatif umumnya dalam rangka untuk tidak menjawab
investor. SFAS No.12 “Accounting for Certain Marketable Securities” Marketable equity securities diklasifikasikan dalam current asset di mana akan dinilai dengan biaya keseluruhan atau harga pasar, tergantung mana yang lebih rendah pada setiap tanggal neraca.
3
SFAS No.115 “Accounting for Certain Investments in Debt and Equity Securities” Menghendaki perusahaan-perusahaan untuk mengklasifikasikan surat berharga modal dan surat berharga hutang ke dalam 1 dari 3 kategori berikut: 1. Trading securities
: efek yang dimiliki untuk dijual kembali,
2. Securities available for sale : efek yang tidak diklasifikasikan sebagai efek yang
diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo surat berharga, 3. Securities held to maturity
: efek yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga
tanggal jatuh tempo.
Receivable Istilah piutang meliputi berbagai klaim yang diselenggarakan terhadap pihak lain. Piutang diklasifikasikan dalam dua kategori untuk penyajian laporan keuangan: (1) piutang usaha, dan (2) di luar piutang usaha. Dalam rangka untuk barang yang akan diklasifikasikan sebagai piutang, baik jumlah yang akan diterima dan tanggal jatuh tempo diharapkan harus patuh pada estimasi yang wajar. Bisnis menjual pada kredit untuk meningkatkan penjualan, tetapi ketika kredit diperpanjang maka kerugian tidak terbayarnya piutang selalu terjadi. Penjualan kredit dapat menimbulkan bad debts yang dapat dicatat dengan salah satu dari dua metode berikut: 1. Direct write-off (Piutang tidak tertagih dicatat saat kerugian ditemukan) 2. Allowance/ estimation (Piutang tidak tertagih diperkirakan pada tahun penjualan) Untuk allowance cara mengestimasinya bisa dialokasikan berdasarkan annual sales atau outstanding accounts receivable balance – Menurut ketentuan SFAS No. 114 “Accounting by Creditor for the Impairment of a Loan”.
4
Inventories merupakan seluruh properti yang di miliki perusahaan: (1) untuk di jual, (2) dalam proses produksi, dan (3) dikonsumsi dalam memproduksi barang/ jasa hingga siap untuk di jual. Penilaian persediaan sangat penting karena: 1. Persediaan umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar, akibatnya mereka memiliki dampak yang signifikan terhadap penentuan modal kerja dan posisi saat ini, 2. Penilaian persediaan yang memiliki dampak besar dan langsung terhadap jumlah yang dilaporkan dari laba bersih.
Prepaids Item dibayar di muka adalah hasil dari rekaman masa manfaat yang diharapkan dari layanan yang akan diterima. Prepaid bukan merupakan aktiva lancar dalam arti akan dikonversi menjadi kas, melainkan memerlukan penggunaan aktiva lancar selama siklus operasi jika prepaids tidak ada. Two main cost expiration methods are used: (1) Specific identification digunakan di mana item di konsumsi, seperti office supplies. (2) Time digunakan di mana tidak ada aktiva yang nyata dan hak dalam bukti selama periode tertentu, seperti unexpired insurance, prepaid rent.
Proses Pengukuran Modal Kerja dan Aktiva dalam Akuntansi 1. Pengukuran modal kerja WC = CA CL a.
5
Penyajian working capital harus dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan rata-rata industri. Hasilnya dalam absolute amount yang tidak memperhatikan ukuran (sisa) perusahaan, b. CR = CA : CL
Analisis keuangan umumnya mempertimbangkan current ratio 2:1 untuk mengindikasikan likuiditas jangka pendek yang memadai, c.
Acid Test Ratio (Quick Ratio) = Cash + M/S + Receivables CL
Analisi keuangan umumnya mempertimbangkan acid test ratio 1:1 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek yang memadai, d.The cash flow operation to CL = Net cash provided from operating activities Average CL
Mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk membayar current liabilities dengan menggunakan hasil dari current operations, e.A/R Turnover = Net Credit Sales : Average A/R
Mengukur kemampuan perusahaan untuk menagih piutangnya tepat waktu, Number of days in receivables =
f.
365
A/R turnover ratio
Untuk mengukur kemampuan menagih piutang dalam periode kredit normal. Harus dibandingkan dengan normal trade credit policies, seperti umumnya dibayar dalam 30 hari (n/30), g.Inventory turnover ratio = COGS : Average Inventory
Menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola persediaannya,
6
h. Average days in inventory = 365 : Inventory turnover ratio
Dalam perbandingan antar periode di suatu perusahaan angka average days in inventory yang semakin besar mengindikasikan penurunan kinerja, i. A/P Turnover = Inventory purchases : Average A/P
Untuk mengevaluasi pola pembayaran perusahaan kepada supplier, j. Average days payables = 365 : A/P turnover ratio Average A/R
Untuk menganalisis perlu diperhatikan syarat kreditnya, seperti n/30.
2. Pengukuran aktiva a. Kas Hampir
semua perusahaan
mengendalikan
kas secara terpusat karena
pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Satu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahaan luar. Beberapa perusahaan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bahwa karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban lancar. Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja. b. Piutang Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah
7
jatuh tempo. Unsur piutang sering dimasukan pada saldo aktual akhir periode, meskipun rata-rata antar periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba. Memasukan unsur piutang pada harga jual atau harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Dilain pihak, unit usaha dapat menginvestasikan kembali uangyang diperoleh dari piutang, sehingga piutangharus dimasukkan pada harga jualnya. Alternatif yang lebih sederhana yaitu, memasukan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak teragih. Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitungberdasarkan suatu rumus yang konsisten dengan periode pembayaran normal. c. Persediaan Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat pada jumlah akhir meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendahh pada periode terjadinya inflasi. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran di muka atau pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang
8
d. Modal kerja secara umum Perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukan seluruh aset lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Alasannya dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu tinggi jumlah modal korporat yang diperlakukan untuk mendanai unit usaha, karena kwajiban lancar merupakn sumber modal, sering kali dengan biaya bungan sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aset lancar. Metode ini menyediakan ukuran yang baik atas modal yang disediakan oleh perusahaan, dimana perusahaan mengharapkan agar unit usaha memperoleh pengembalian. Tetapi, hal tersebut mengimplikasi bahwa para manajer unit usaha bertanggung jawab atas beberapa kewajiban lancar dimana para manajer tersebut tidak memiliki kendali. e. Properti, pabrik dan peralatan Dalam akuntansi keuangan, aset tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aset melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan metode yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aset dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalahan tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian berikut: 1. Akuisisi Peralatan Baru Dengan perhitungan EVA, pembelian mesin akan menaikan pendapatan sebelum pajak, tetapi kenaikan ini lebih dibandingkan dengan kenaikan beban modal (capital charge). Perhitungan EVA menandakan bahwa profitabilitas telah menurun walaupun fakta ekonomi menunjukan bahwa laba mengalami kenaikan. Jumlah EVA dalam tahun-tahun selanjutnya akan meningkat seiring dengan penurunan nilai buku dari mesin tersebut. Kenaikan EVA setiap tahunnya tidak
9
mencerminkan perubahan ekonomi yang sebenarnya. Meskipun tampaknya terjadi kenaikan profitabilitas secara konstan, namun sebenarnya tidak ada perubahan profitabilitas pada tahun setelah mesin tersebut dibeli. Unit usaha yang memiliki aset yang sudah tua, atau yang sudah sepenuhnya disusutkan, akan cenderung melaporkan EVA yang lebih besar daripada unit usaha yang memiliki aset yang lebih baru. Jika profitabilitas diukur dengan ROI, maka akan terjadi ketidak konsistenan yang sama. Terbukti bahwa jika aset yang telah disusutkan dimasukan ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih, dan para manajer unit usaha tidak akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat. 2. Nilai Buku Kotor Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukan unsur aset yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value), dan bukan nilai buku bersih (net book value). ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya. 3. Disposisi Aktiva ( Asset )
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah adaa dan yang masih memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai buku daria aset lama dapat emmpengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secra subtansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. Secara total, jika aset dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aset tersebutmeskipun kativa itu memiliki suatu kegunaan-karena dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aset tersebut.
10
4. Penyusutan anuitas Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus, maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukan EVA dan ROI yang tepat, karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi; tetapi pengembalian hasil tetap konstan. 5. Metode penilaian yang lain Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50%, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aset yang tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aset tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50% nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aset-aset yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang dari aset. Permasalahan utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut cenderung subjektif, dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi, yang tampak lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Akibatnya, data akuntansi memiliki aura realitas bagi manajemen operasi. Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalam sistem internal adalah bahwa proftabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profitabilitas perusahaan yang dilaporkan kepada para pemegang saham. Persoalan lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis. Input Measures and Output Measures
11
LCM measures Prosedur penilaian persediaan yang dilakukan adalah dengan memilih nilai yang terendah antara harga pokok dengan harga pasar. Metode ini diterapkan untuk menilai persediaan yang memiliki nilai di bawah cost awal yang disebabkan oleh kejadiankejadian seperti perubahan tingkat harga, kerusakan dan lain sebagainya. Kondisi tersebut tentu akan menyebabkan kerugian perusahaan dan barang tentu pula perusahaan harus mengakui timbulnya kerugian tersebut. An objectives of Measures
12
Pengukuran (measurement) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penyelidikan ilmiah. Tujuan pengukuran tersebut adalah untuk menjadikan data yang dihasilkannya lebih informatif dan bermanfaat. Sebagai penyedia informasi, akuntansi memerlukan pengukuran karena data kuantitatif merupakan bagian dominan dari informasi akuntansi. Pengukuran biasanya untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat pada saat obyek atau transaksi terjadi. Jadi secara aplikatif dalam praktek pengukuran terjadi pada saat pencatatan (jurnal) sedang penilaian pada saat penyajian.
13