1. HIYAL KHAIRUNIZAR 2. ISMAYANI 3. RAMADHAN PUTRA
STIKES DARUSSALAM LHOKSEUMAWE PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2015
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyusun makalah yang mengangkat tentang Teori dan Konsep Keperawatan menurut Myra Estrin Levine. Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu saja kelompok XII mengalami banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kelompok XII mengucapkan terima kasih kepada Koordinator Mata Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan A, yaitu Ns. Zulkarnaini,S.Kep yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu kelompok XII berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan nantinya. Lhokseumawe, 25 November 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN
4
1.1 Latar Belakang 4 1.2 Tujuan Penulisan4 1.3 Manfaat Penulisan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Biografi Myra Estrin Levine
6
2.2 Konsep Utama
8
2.3 Konsep Metaparadigma 2.4 Pernyataan Teoritis
14 16
2.5 Aplikasi Teori Pada Berbagai Bidang 16 2.6 Aplikasi Dalam Proses Keperawatan 19 BAB III PENUTUP 20 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
20
20
DAFTAR PUSTAKA
21
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan keperawatan. Perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan saat ini tidak terlepas dari upaya ahli keperawatan yang mengembangkan berbagai konsep model teori keperawatan untuk memberikan arah bagi perawat dalam melaksanakan kegiatan praktek keperawatan. Salah satu grand theory keperawatan adalah model keperawatan konservasi yang dikembangkan oleh Myra Estrin Levine. Tiga konsep utama konservasi model adalah holistik, adaptasi, dan konservasi (Tomey&Alligood, 2006). Tujuan dari model ini adalah untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Berdasarkan uraian diatas kelompok ingin mencoba untuk menggali lebih jauh mengenai model konservasi levine dalam penerapannya dalam pemberian asuhan keperawatan. Contoh kasus dan proses asuhan keperawatannya akan dibahas secara khusus berdasar model konservasi Levine.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas dalam mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan A. 2. Untuk lebih memahami konsep model konservasi Levine. 3. Dapat menghubungkan dan menganalisa model konsep konservasi Levine dengan proses keperawatan.
1.3 Manfaat Penulisan 1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat memahami model dan konsep teori keperawatan menurut Myra Levine. 1.3.2 Manfaat bagi Institusi Pendidikan.
4
Menambah wawasan dan pengetahuan terutama bagi keluarga besar STIKES Darussalam agar lebih mudah mengerti dan memahami teori dan model konsep keperawatan menurut Myra Levine. 1.3.3 Manfaat bagi penyusun. Makalah ini bermanfaat bagi penyusun untuk melengkapi tugas pada Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan A (KDK A) dan juga bermanfaat untuk penyusun makalah selanjutnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biografi Myra Estrin Levine
Myra estrin Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. M.S.N. dari universitas negeri Wayne pada tahun 1962. Dan beliau lulus program pascasarjana di universitas Chicago. Kurikulum hutchins diajarkan kepada mahasiswa di universitas Chicago. Selama setahun, Semua mahasiswa survey dalam ilmu biologi, fisika, dan social dan sastra. Mahasiswa membaca dan menganalisis perbedaan pekerjaan utama di bawah bimbingan professor. Irene Beland menjadi mentor Levine selama studi pascasarjananya di Wayne dan dia mengarahkan perhatian Levine untuk banyak penulis yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran Levine. Levine telah menikmati karier yang bervariasi. Ia telah bertugas menjadi perawat swasta (1944), sebagai perawat sipil untuk U.S Army (1945), sebagai Seorang instruktur precnical dalam ilmu fisika di negara Cook (1947-1950), sebagai direktur keperawatan di Drexel Home di Chicago (1950 sampai 1951), dan supervisor perawat bedah di kedua universitas klinik Chicago (1951-1952) dan rumah sakit Henry Fort di Detroit (1956-1962). Levine bekerja menanjak perjalanan akademik di rumah sakit Bryan Memorial di Lincoln, Nebraska (1951), Cook Country School of Nursing (19631967) universitas Loyola (1967-1973), universitas Rush (1974-1977) dan universitas
Illinois
(1962-1963,
1977-1987).
Ia
memimpin
departemen
keperawatan klinik di Cook Country School of Nursing (1963-1967) dan kordinasi pascasarjana keperawatan bagian Onkologi di Rush university (1974-1977). 6
Levine menjadi direktur departemen pendidikan berkelanjutan (Continuiting Education) di rumah sakit Evanston ( Maret-Juni 1974), dan sebagai konsultan untuk departemen (Juli 1974-1976). Dia adalah seorang profesor tambahan studi humanistik di universitas Illinois (1981-1987). Pada tahun 1987, di menjadi seorang professor Emerita, keperawatan Medical Bedah di universitas Illionis di Chicago. Pada tahun 1974, Levine pindah ke universitas Tel-Aviv di Israel sebagai professor pengunjung dan kembali sebagai dosen tamu pada tahun 1982. Dia juga sebagai professor (dosen) tamu di sekolah keperawatan Recanati, universitas Ben gurion untuk Negev, di Beer Sheva, Israel (maret-april 1982). Levine telah menerima berbagai penghargaan termasuk piagam sesama akademi keperawatan Amerika (1973), dan anggota kehormatan dari kesehatan mental Aid Amerika untuk Israel (1976), dan pengakuan kehormatan dari perawat asosiasi Illinois (1977). Dia adalah penerima pertama penghargaan Elizabeth Russell Belford Award untuk keunggulan mengajar dari Sigma Theta Tau (1977). Baik edisi pertama dan edisi kedua dari bukunya “Introduction To Clinical Nursing” menerima buku jurnal Amerika tahun penghargaan keperawatan dan bukunya tahun 1971 “Renewal for Nursing” di terjemahkan ke dalam bahasa Ibrani. Levine terdaftar dalam Who’s Who in American Women (1977-1988) dan Who Who in America Nursing (1987). Dia terpilih dalam lembaga sesama kedokteran Chicago (1987-1991). Bab Alpha Lambda dari Sigma Theta Tau diakui Levine untuk kontribusi luar biasanya untuk keperawatan pada tahun 1990. Januari 1992, Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University, Chicago. Levine seorang pemimpin yang aktif di perawat asosiasi Amerika dan perawat asosiasi Illinois. Setelah dia pensiun pada tahun 1987, dia tetap aktif dalam pengembangan teori dan dorongan pertanyaan dari penelitian tentang teorinya. Sebuah pembicaan dinamik, dia seorang presenter/penyaji dalam berbagai program, workshops, seminar, dan panel dan sebagai penulis yang produktif mengenai keperawatan dan edukasi/pendidikan. Levine juga menjabat sebagai konsultan untuk rumah sakit dan sekolah keperawatan. Meskipun dia tidak pernah dimaksudkan untuk mengembangkan teori, dia memberikan struktur organisasi untuk mengajar keperawatan Medikal Bedah dan stimulus bagi pengembangan teori. "empat prinsip-prinsip konservasi keperawatan" adalah pernyataan pertama dari prinsip-prinsip konservasi. Karya awal lainnya termasuk "adaptasi dan penilaian: alasan untuk intervensi keperawatan. Untuk kurangnya cinta sendiri dan 7
pengajaran dari keutuhan. Edisi pertama dari bukunya menggunakan prinsip konservasi “Introduction To Clinical Nursing” yang dipublikasikan pada tahun 1969. Dia mengenai konsekuensi dari empat prinsip konservasi di “Holistic Nursing”. Edisi kedua dari Introduction to Clinical Nursing dipublikasikan pada tahun 1973. Sejak itu, Levine telah menghadirkan teori prinsip-prinsip konservasi di konferensi perawat, beberapa di antaranya telah direkam, dan di konferensi perguruan tinggi Allentown Santo Fransiskus de Sales bulan April 1984. Pada tahun 1989, perubahan substansial dan klarifikasi tentang teorinya diterbitkan dalam bab "empat prinsip konservasi: dua puluh tahun kemudian" di buku Riehl Conceptual Models for Nursing Practice. Levine menguraikan tentang bagaimana redundansi ciri ketersediaan respon adaptif ketika stabilitas terancam. Proses adaptasi membuat ekonomi tubuh untuk menjaga stabilitas individu. Hasil adaptasi adalah konservasi. Pada tahun 1991, ia secara eksplisit terkait kesehatan untuk proses konservasi untuk memperjelas bahwa model konservasi memandang kesehatan sebagai salah satu komponen yang penting. konservasi, melalui pengobatan, berfokus pada integritas dan reklamasi kesatuan semua orang. Levine meninggal pada tanggal 20 Maret tahun 1996 pada usia 75. Dia meninggalkan
warisan
sebagai
seorang
pendidik,
ulama,
administrator,
mahasiswa, istri, ibu, teman, dan perawat. Sebelum kematiannya, dia memiliki kesempatan untuk meyakinkan rekan-rekannya bahwa spiritualitas merupakan bagian implisit dari kepribadian dan penting untuk pemeliharaan integritas pribadi. B. Konsep Utama Teori Konservasi Levine Teori Myra Estin Levine dikenal dangan Konservasi Model. Model Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan respon-respon di tingkatan yang organismik. Perawat memenuhi sasaran dari model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas sosial dan pribadi (Levine, 1967 dalam Tomey & Alligood, 2006). Walaupun konservasi adalah fundamental terhadap hasil-hasil yang diharapkan ketika model itu digunakan. Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi, dan konservasi. 1. Wholeness (Keutuhan)
8
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluid. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka) (hal 63)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan. 2. Adaptasi Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil. Penekanan pada proses adaptasi ini adalah mengenai tingkatan bukan pada proses berhasil atau gagal, jadi tidak mengenal proses maladaptasi. Levine (1991) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik adaptasi, yaitu: historis, spesificity, dan redundancy. a. Historisitas (Historicity) Historisitas mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif sebagian manusia didasarkan pada genetik dan sejarah masa lalu. Setiap manusia terdiri dari kombinasi genetic dan sejarah, dan respon adaptif merupakan hasil dari keduanya. b. Kekhususan (Specifity) Kekhususan mengacu pada fakta bahwa setiap sistem yang membentuk manusia memiliki jalur stimulus respon yang unik. Tanggapan yang distimulasi oleh stress spesifik dan berorientasi tugas. Tanggapan yang dipicu dalam beberapa jalur cenderung akan disinkronisasi. c. Redundansi (Redundancy) Redundansi menggambarkan pengertian bahwa jika suatu system atau jalur tidak dapat memastikan adaptasi, maka jalur lain mungkin dapat mengambil alih dan menyelesaikan pekerjaan. Ini mungkin berguna bila respon korektif (misalnya, penggunaan suntikan alergi selama periode 9
waktu yang panjang untuk mengurangi keparahan alergi secara bertahap dari system kekebalan tubuh). Namun, redundansi dapat merugikan, seperti ketika tanggapan yang sebelumnya gagal membangun kembali (misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan system kekebalan manusia itu sendiri menyerang jaringan yang sebelumnya sehat). Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. pada kenyataannya, pola adaptasi dapat disembunyikan
dalam
kode
genetik
individu.
Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit
mempertahankan
hidup.
Levine
(1991)
menduga
“adanya
kemungkinan bahwa penuaan itu sendiri merupakan konsekuensi dari gagalnya redundansi proses fisiologis dan psikologis. Lingkungan Dalam menjalani proses adaptasi individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun eksternal. Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti mikroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman. Respon organismik Kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan disebut sebagai respon Organismik. Respon tersebut terdiri dari 4 tingkatan, yaitu : (Menurut Levine (1973) 10
1) Fight-flight Merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera. 2) Respon peradangan atau inflamasi Merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari lingkungan
yang
tidak
bersahabat,
merupakan
cara
untuk
penyembuhan diri. Respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk menghapus atau mencegah iritasi patogen yang merugikan. untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan. 3) Respon terhadap stress Menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan. 4) Respon sensori Menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya. Trophicognosis Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan. 3. Konsep Konservasi Konservasi berasal dari bahasa latin conservatio yang berarti “to keep together”atau
menjaga
bersama-sama
(Levine,
1973).
Konservasi
menggambarkan cara system yang kompleks dibutuhkan untuk melanjutkan 11
fungsi bahkan jika terjadi hambatan yang berat sekalipun (Levine, 1990). Selama konservasi, individu dapat melawan rintangan, melakukan adaptasi yang sesuai, dan mempertahankan keunikannya. Tujuan konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk untuk menghadapi ketidakmampuan. Fokus utama konservasi adalah menjaga bersama-sama seluruh aspek dari manusia/individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin mengacu pada satu bagian prinsip konservasi, perawat juga harus mengkaji pengaruh prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990). Konservasi berfokus pada keseimbangan antara suplai dan kebutuhan energy dalam realitas biologis yang unik untuk setiap individu. Ada 4 (empat) prinsip konservasi, yaitu sebagai berikut : a. Konservasi Energi Individu membutuhkan keseimbangan energi dan pembaharuan konstan dari energi untuk mempertahankan aktifitas hidup. Proses seperti penyembuhan dan penuaan merupakan hambatan bagi energy tersebut. Hukum termodinamika yang kedua diterapkan pada apapun di dunia, termasuk manusia. Konservasi energi telah lama dipakai dalam praktik keperawatan meskipun kebanyakan pada prosedur dasar. Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Karena individu memerlukan keseimbangan energy dan memperbaharui energy secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Dalam praktek keperwatan, hal ini terlihat di ruang rawat pasien. b. Konservasi Integritas Struktur Penyembuhan merupakan proses memulihkan integritas structural dan fungsi selama konservasi dalam mempertahanka keutuhan levine’s 1991). Ketidakmampuan akan ditunjukkan kepada level baru adaptasi (Levine, 1996). Perawat dapat membatasi jumlah jaringan yang terlibat dalam penyakit dengan deteksi dini terhadap perubahan fungsi dan dengan intervensi keperawatan. Konservasi integritas struktur bertujuan untuk mempertahankan atau memulihkan struktur tubuh sehingga mencegah terjadinya kerusakan fisik dan meningkatkan proses penyembuhan. Contoh: Membantu pasien dalam latihan ROM, Pemeliharaan kebersihan diri pasien. c. Konservasi Integritas Personal
12
Harga diri dan kepekaan identitas sangat penting, merupakan hal yang paling mudah diserang. Hal ini diawali dengan berkurangnya privasi dan munculnya kecemasan. Perawat dapat menunjukkan respek kepada pasien selama prosedur, mensupport usaha mereka, dan mengajar mereka. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kekuatan sehingga individu tidak lagi melanjutkan hidup pribadi dan tidak lagi bergantung, kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, dan dukungan psikologis. kesucian hidup diwujudkan pada semua orang. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu. Konservasi integritas personal bertujuan untuk mengenali individu sebagai manusia yang mendapatkan pengakuan, rasa hormat, kesadaran diri, dan dapat menentukan nasibnya sendiri. d. Konservasi Integritas Sosial Seorang individu diakui sebagai anggota keluarga, anggota komunitas atau masyarakat, kelompok keagamaan, kelompok etnis, dan system politik suatu bangsa. Makna hidup meningkat sepanjang komunikasi sosial dan kesehatan dipertahankan. Perawat memegang peranan professional untuk anggota keluarga, membantu dalam kebutuhan agama, dan menggunakan hubungan interpersonal untuk melestarikan atau mempertahankan integritas sosial. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun ada orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya. C. Konsep Metaparadigma dalam Teori Levine Myra Estrin Levine mengembangkan teori tentang model konservasi. Teorinya dibagi dalam 4 (empat) asumsi utama yaitu manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Model Levine membahas juga keterkaitan antara manusia dan lingkungan yang sesuai dari waktu ke waktu. Schaefer mengidentifikasi pernyataan berikut sebagai asumsi tentang 13
model yaitu: 1. orang hanya dapat dipahami dalam konteks lingkungannya. 2. setiap sistem mempertahankan diri memonitor perilaku sendiri dengan melestarikan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mendefinisikan identitas unik". 3. Manusia merespons dengan tunggal, belum terintegrasi, fashion. Teori tentang model konservasi ini dibagi dalam 4 (empat) asumsi utama yaitu 1.
Manusia Manusia digambarkan sebagai individu yang holistic yang terusmenerus berusaha untuk mempertahankan keutuhan dan integritas sebagai makhluk yang berfikir, berorientasi pada masa depan, dan masa lalu. Manusia memliki kepekaan identitas dan harga diri. Berdasarkan Levine (1989), proses kehidupan adalah proses perubahan. 2. Keperawatan Keperawatan adalah interaksi manusia (Levine, 1973). Perawat masuk ke dalam satu kemitraan dengan pasien dan berbagi pengalaman dengan setiap pasien (Levine, 1977). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan mempertahankan keutuhan baik individu maupun masyarakat. Keperawatan adalah untuk mempromosikan kesehatan, menyadari bahwa setiap individu memiliki respon yang unik sebagai individu dan anggota kelompok. Integritas individu yaitu keutuhan individu (bio,psiko, sosial, dan spiritual) dan merupakan tanggung jawab perawat untuk membantu pasien mempertahankan dan mencari realisasinya. Tujuan keperawatan dicapai melalui penggunaan prinsip-prinsip konservasi : energi, struktur, personal, dan sosial. 3. Sehat sakit Kesehatan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan fungsi secara normal (Levine, 1969). Kesehatan bukan hanya tidak adanya kondisi patologis. Kesehatan juga diartikan sebagai terjaganya keutuhan tubuh dan keberhasilan adaptasi. Perubahan status kesehatan tidak hanya perubahan fungsi fisiologis (konservasi integritas struktural) tetapi dapat juga terjadi gangguan pada beberapa prinsip konservasi yang lain. 4. Lingkungan Lingkungan adalah "di mana kita terus-menerus dan secara aktif terlibat" dalam menjalani kehidupan. Levine juga memandang bahwa setiap individu memiliki lingkungan sendiri, baik secara internal maupun eksternal. 14
Lingkungan internal meliputi fisiolosis dan pathofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Levine menggunakan definisi Bates (1967) dalam Tomey & Alligood (2006)dalam mendefinisikan lingkungan eksternal yang terdiri dari tiga level, yaitu : a. Perseptual Lingkungan perseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal dimana individu berespon terhadap sumber sensori seperti cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan kimia yang dibau atau yang dirasa. b. Operasional Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan kehidupan yang mungkin secara fisik mempengaruhi individu, tetapi tidak disadari oleh manusia karena merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan kehidupan seperti semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain, elemen-elemen ini mempengaruhi manusia secara fisik tetapi tidak bisa dirasakan. c. Konseptual Lingkungan konseptual merupakan lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide,symbol, spiritual, keyakinan, dan tradisi, budaya dan etnis, pola psikologis individu yang diperoleh dari pengalaman hidup. D. Pernyataan Teoritis Karya Levine dimaksudkan untuk memberikan struktur organisasi dalam mengajar keperawatan medikal bedah bukan untuk mengembangkan teori; Oleh karena itu ia tidak secara eksplisit mengidentifikasi assertions.although teoritis banyak pernyataan teoritis dapat dihasilkan dari pekerjaannya, pernyataan utama yaitu: 1.
Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi
energi pasien individu 2.
Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi
3.
integritas struktural pasien individu Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi integritas sosial pasien individu.
E. Aplikasi Teori Pada Berbagai Bidang 1. Praktek Levine membantu mendefinisikan
keperawatan
dengan
mengidentifikasi kegiatan meliputi dan memberikan prinsip-prinsip ilmiah di 15
belakang mereka. Prinsip konservasi sebagai kerangka kerja tidak terbatas pada perawatan di rumah sakit, tapi dapat digeneralisasi dan digunakan di setiap lingkungan, rumah sakit, atau masyarakat. Prinsip konservasi, tingkat integrasi, dan konsep lainnya dapat digunakan dalam berbagai konteks. Hirschfeld telah menggunakan prinsip-prinsip konservasi dalam perawatan orang dewasa yang lebih tua. Savege dan Culbert menggunakan model konservasi untuk membangun rencana perawatan untuk bayi. Dever berdasarkan asuhan anak-anak pada model konservasi. Roberts, Fleming, dan Yeates-Giese merancang intervensi untuk persalinan berdasarkan model konservasi. Mefford menguji teori promosi kesehatan untuk bayi prematur diturunkan dari model konservasi Levine tentang keperawatan dan menemukan hubungan terbalik yang signifikan antara konsistensi pengasuh dan usia di mana bayi mencapai kesehatan dan hubungan terbalik antara penggunaan sumber daya dengan bayi prematur selama mulai tinggal di rumah sakit dan konsistensi pengasuh. Cooper mengembangkan kerangka kerja untuk perawatan luka yang berfokus pada integritas struktural sementara mengintegrasikan semua integrities. Webb menggunakan model konservasi untuk memberikan perawatan bagi pasien yang menjalani pengobatan kanker. Roberts, Brittin, Cook, dan deCligord menggunakan model konservasi untuk mempelajari pengaruh teknik bantal bumerang pada kapasitas pernapasan. Taylor digunakan mereka untuk mengukur hasil asuhan keperawatan dan digunakan lagi dalam dirinya buku intervensi, disfungsi neurologis dan keperawatan. Jost menggunakan model untuk mengembangkan penilaian kebutuhan staf selama mengalami perubahan. prinsip konservasi telah digunakan sebagai kerangka kerja untuk pengaturan berbagai praktek di bidang kardiologi, kebidanan, ilmu mengenai usia, perawatan akut (neurologi), pediatri, perawatan jangka panjang, perawatan darurat, perawatan primer, neonatologi, area perawatan kritis, dan di komunitas tunawisma. 2. Pendidikan Levine menulis pengantar Keperawatan Klinis, buku teks untuk para pemula yang memperkenalkan materi baru ke dalam kurikulum. Dia mempresentasikan diskusi awal kematian dan sekarat dan delieved bahwa perempuan harus dibangunkan setelah biopsi payudara dan berkonsultasi tentang langkah berikutnya. 16
Pengantar Keperawatan klinik menyediakan struktur organisasi untuk mulai mengajar keperawatan medikal bedah kepada siswa . pada edisi kedua tahun 1969 dan 1973, Levine menyajikan masing-masing model pada akhir bab sembilan. Setiap model mengandung tujuan, konsep ilmu penting, dan proses keperawatan untuk memberikan
perawat dasar dalam kegiatan
menyusui. Model ini bukan bagian dari Model Percakapan. Model konservasi dibahas dalam Pendahuluan dan dalam Bab 10 dari teks pengantar. Panduan teks
guru yang menyertai
tetap menjadi sumber tepat waktu prinsip
pendidikan yang dapat membantu baik guru pemula dan guru berpengalaman yang dapat mengambil manfaat dari review akar pendidikan. Kritikus berpendapat bahwa, meskipun teks diberi label pengantar, mahasiswa mulai akan membutuhkan latar belakang yang cukup luas dalam ilmu fisik dan sosial untuk menggunakannya. Seorang kritikus dari edisi kedua menunjukkan bahwa penekanan prinsip-prinsip ilmiah adalah kekuatan yang pasti, namun kelemahan teks adalah bahwa hal itu tidak menyajikan contoh yang memadai profil patologis ketika gangguan dibahas. Untuk alasan ini, resensi satu ini merekomendasikan bahwa teks digunakan sebagai teks tambahan atau pelengkap, bukan teks utama. Balai menunjukkan bahwa model Levine digunakan sebagai model kurikulum. Baru-baru ini, model telah berhasil diintegrasikan ke dalam kurikulum sarjana dan pascasarjana. Beberapa mahasiswa pascasarjana telah menggunakan model Levine untuk tesis dan disertasi. 3. Penelitian Fitzpatrick dan Whall menyatakan bahwa semua dalam semua, Model Levine sebagai awal yang sangat baik. Kontribusinya telah banyak menambahkan untuk pengembangan keseluruhan pengetahuan keperawatan. "Namun, Fawcett menyatakan bahwa untuk membangun kredibilitas, "evaluasi yang lebih sistematis penggunaan model dalam berbagai situasi klinis diperlukan, studi yang menguji struktur konseptual-teoritis-empiris langsung berasal dari atau terkait dengan prinsip-prinsip konservasi. "Banyak pertanyaan penelitian dapat dihasilkan dari Model Levine. Beberapa mahasiswa pascasarjana telah menggunakan prinsip-prinsip konservasi sebagai kerangka kerja untuk penelitian mereka. 4. Masa depan (manfaat teori) Levine dan lain-lainnya telah bekerja dengan menggunakan prinsipprinsip konservasi sebagai dasar dari taksonomi diagnosis keperawatan. 17
Namun, pengembangan lebih lanjut dari konsep ini telah ditangguhkan sejak Asosiasi Perawat Amerika mengambil alih diagnosis keperawatan pada tahun 1992. Pekerjaan tambahan telah dilakukan pada penggunaan Model administrasi Levine dengan orang tua yang lemah. Baru-baru ini, model tersebut digunakan untuk mengembangkan Teori Promosi Kesehatan pada bayi prematur. Ini memiliki potensi besar untuk studi gangguan tidur dan dalam pengembangan praktek perawatan kolaboratif dan primer.
F. Aplikasi Dalam Proses Keperawatan Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006) Proses Pengkajian
Pembuatan keputusan Perawat mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien dengan prinsip konservasi. Perawat mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme teradap penyakit, membaca catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi dengan
Keputusan
pasien tentang kebutuhan akan bantuannya. Diagnosa keperawatan menyimpulkan
Tropihicognosis
provokatif. Fakta provokatif disusun sedemikian rupa
fakta
untuk menunjukkan kemungkinan dari kondisi pasien. Sebuah keputusan mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat . Keputusan ini disebut tropihicognosis Hipotesis
Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi. Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi masalah pasien, lalu mengemukakan
Intervensi
hipotesis
tentang
masalah
dan
solusinya. Ini disebut rencana keperawatan. Uji hipotesis. Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi arah dalam melakukan perawatan. Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip konsevasi, 18
yaitu konservasi energi, struktur, personal dan sosial. Pendekatan ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan promosi adaptasi. Observasi respon organisme terhadap intervensi.
Evaluasi
Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respon organisme apakah hipotesis membantu atau tidak
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda dari disiplin ilmu keperawatan. Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dalam teori Levine ini terdapat empat konsep konversi utama yaitu konversi energy,integritas struktur,integritas personal dan integritas social. Semua teori ia bagi menjadi empat bagian utama antara lain manusia, lingkungan, kesehatan, keperawatan. Selain itu, Levine juga membahas orang dan lingkungan yang tergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi, memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien, sehingga hubungan kerja sama antara perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak. 3.2
Saran Perawat harus mampu dalam memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan, agar proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien dan memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine yaitu klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama.Dalam hal ini dituntut peranan perawat dalam mewujudkan 19
tindakan yang mencakup konversi-konversi tersebut dan mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai kesehatan yang seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat,A.Aziz Alimut.2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC. Hidayat,A.Aziz Alimut.2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Salemba Medika. Hincliff sue dan Hancock Christine.1999. Kamus Keperawatan edisi no 17 .Jakarta:EGC. Sitzman, K. & Eichelberger, LW (2009). Memahami karya teori perawat: Sebuah awal yang kreatif. Diperoleh dari : http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm.Yeager, S. (2002). Model konservasi Myra Levine . Diperoleh dari: http://www4.desales.edu/ ~sey0/levine.html. http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.html Menggunakan Model Konservasi Levine untuk memandu praktik .Vol. 52, Edisi No 8. Diperoleh dari: http://www.o-wm.com/article/6024
20