1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga Pokok Produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan manufaktur karena harga pokok produksi dapat dipakai dalam pengambilan keputusan yang dilakukan disebuah perusahaan untuk melakukan perhitungan atas biaya produksi. Mommyindo adalah salah satu perusahaan manufaktur dibidang kuliner yang mengolah bahan berupa kerupuk mentah menjadi bahan siap saji yang dinamakan seblak yang dirintis oleh pengusaha muda yang bernama Lofty Rainidi. Mommyindo membuat seblak dengan kemasan yang berbeda yaitu menjadi seblak instan yang dijual dengan menggunakan cups yang siap dipasarkan. Perusahaan ini masih melakukan
perhitungan
penjualan,
pembelian,
persediaan
dan
laporan
menggunakan secara manual. Pada perusahaan ini proses produksi terjadi tiga kali dalam sebulan yang menghasilkan 1200 cups dalam sekali produksi sesuai dengan permintaan bagian admin, Mommyindo melakukan semua produksi seblak instant tidak menggunakan peralatan canggih, mereka termasuk home industry yang hanya memiliki 12 orang pegawai, jika produksi seblak instant ini sedang melonjak tinggi maka produksi seblak akan ditingkatkan sehingga membutuhkan freelance. Bahan-bahan yang digunakan berupa kerupuk, cabe dan bumbu-bumbu rahasia. Dengan banyaknya bahan baku yang dgunakan Mommyindo tidak mencatat rinci dalam setiap produksi yang mengakibatkan tidak jelas pencatatan pada proses produksi. Kebutuhan sistem informasi akuntansi manufaktur sangat dibutuhkan untuk meningkatkan laba. Hal ini diwujudkan dengan adanya penggunaan komputerisasi
1
sebagai alat bantu yang mampu menyimpan dan mengolah semua macam data seperti data harga pokok produksi, data penjualan, data pembelian, data persediaan barang, data penggajian, dan data-data lain secara cepat, tepat, dan akurat diperlukannya laporan akuntansi berupa jurnal, buku besar, dan laporan harga pokok produksi. Mommyindo sudah memiliki supplier tetap yang setiap bulannya mengirimkan kerupuk hingga 111 bal sebagai bahan utama yang digunakan, pada proses pembelian Mommyindo masih memiliki banyak kekurangan diantaranya tidak ada kartu stok pada pembelian yang terjadi sedangkan frekuensi pembelian di Mommyindo antara 4 kali dalam pembelian setiap bulannya dengan total harga setiap pembelian sekitar 100 sampai dengan 200 juta, sehingga kurangnya pengontrolan mengakibatkan tidak ada laporan pembelian. Setiap perusahaan membutuhkan penetapan harga jual untuk memperkirakan berapa laba yang didapatkan pada perusahaan tersebut. Untuk menetapkan harga jual per produk perusahaan ini hanya menghitung setiap komponen yang digunakan pada saat produksi tanpa menghitung biaya-biaya lainnya, dan untuk penentuan laba masih sesuai dengan keinginan pemilik sehingga tidak dapat ditentukan berapa laba setiap satu kali produksi. Mommyindo belum memiliki pencatatan akuntansi pada setiap proses bisnis yang terjadi sehingga diperlukannya pencatatan akuntansi pada Mommyindo. Agar perusahaan dapat berkembang lebih baik maka diperlukan sistem informasi akuntansi yang baik. Sistem informasi akuntansi meliputi pelaporan harga pokok produksi yang dapat memperlihatkan biaya pokok produksi. Dengan melihat masalah di atas maka proyek akhir ini diberi judul: “Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing pada Mommyindo Bandung”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana mengelola pencatatan produksi yang terjadi di Mommyindo? b. Bagaimana mengelola pencatatan pembelian yang terjadi di Mommyindo? c. Bagaimana menghasilkan laporan harga pokok produksi?
2
d. Bagaimana cara menentukan penetapan harga jual?
1.3 Tujuan Adapun beberapa tujuan dalam penyusunan proyek akhir ini untuk membuat aplikasi yang mempunyai fungsionalitas: a. Mengelola pencatatan produksi di Mommyindo; b. Mengelola pencatatan pembelian di Mommyindo; c. Menghasilkan laporan buku besar, laporan harga pokok produksi; dan d. Menentukan penetapan harga jual.
1.4 Batasan Masalah Untuk lebih memudahkan dalam pengembangan aplikasi dan menghindari adanya pembahasan yang lebih jauh, maka dibatasi permasalahan sebagai berikut: a. Perhitungan biaya produksi menggunakan metode full costing; b. Menampilkan laporan keuangan yaitu laporan harga pokok produksi; c. Pencatatan akuntansi menggunakan metode cash basis. d. Tidak mengelola penjualan.
1.5 Definisi Operasional a. Harga pokok produksi adalah sekumpulan semua biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. b. Metode full costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. c. Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang tidak harus di install namun dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer.
3
1.6 Metode Pengerjaan Pengembangan aplikasi secara terstruktur dengan menggunakan metode waterfall pada tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) meliputi definisi dan analisis kebutuhan, desain perangkat lunak dan sistem, pengujian unit dan implementasi, pengujian sistem dan integrasi, perawatan dan perbaikan . Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dengan berjalan berurutan. Pengunaan waterfall sistem memiliki beberapa kelebihan yaitu adanya penerapan sistem deadline sehingga proses yang satu tidak akan menghambat proses yang lain dan semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh.Tahapan utama dari model ini dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1-1 Waterfall System
Langkah-langkah metode waterfall yaitu: a. Definisi dan Analisis kebutuhan (Requirements definition) Pada tahap ini akan dilakukan analisis kebutuhan yang akan digunakan didalam aplikasi dapat melalui studi pustaka, wawancara langsung dengan pemilik dan observasi yang nantinya digambarkan dengan flowmap. b. Desain Perangkat Lunak dan Sistem (System and software design)
4
Pada tahap ini dilakukan penerjemahan keinginan user menjadi desain teknik yang siap diimplementasikan. Saya menggunakan Data Flow Diagram (DFD) sebagai alur sistem dan Entity Relantionship Diagram (ERD) sebagai alur database. c. Pengujian Unit dan Implementasi (Implementation and unit testing) Pada tahap ini akan dilakukan pengerjaan aplikasi berdasarkan desain yang telah dibuat. d. Pengujian Sistem dan Integrasi (Integration and system testing) Testing dilaksanakan setelah aplikasi telah dibuat setelah testing dilakukan maka akan dilakukan perbaikan jika ada kekurangan pada aplikasi. e. Perawatan dan Perbaikan (Maintenance) Aplikasi yang telah dibuat yang sudah diberikan kepada user harus melakukan perbaikan rutin karena akan mengalami perubahan atau kesalahan pada aplikasi.
1.7 Jadwal Pengerjaan Tabel 1-1 Jadwal Pengerjaan
Periode Desember 2015 – Mei 2016
Kegiatan
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
2015
2016
2016
2016
2016
2016
1 2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
Requirements definition System and software design Implementation and unit testing Integration
and
system testing Dokumentasi
5
3
4