1. Afgan “Sadis” terlalu sadis caramu menjadikan diriku pelampiasan cintamu agar dia kembali padamu tanpa perduli sakitnya aku tega nian nya caramu menyingkirkan diriku dari percintaan ini agar dia kembali padamu tanpa perduli sakitnya aku semoga tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku suatu saat nanti liriksong wordpress com hingga kau sadari sesungguhnya yang kau punya hanya aku tempatmu kembali sebagai cintamu hanya aku tempat mu kembali semoga tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku suatu saat nanti hingga kau sadari sesungguhnya yang kau punya hanya aku tempatmu kembali sebagai cintamu hingga kau sadari sesungguhnya yang kau punya hanya aku ooo…………… Dalam lirik lagu ini terjadi kesalahan bukan pola kalimat, melainkan kosakata. Ada kata perduli, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak ada kata perduli. Yang dimaksudkan adalah peduli, kata peduli tidak bisa disisipkan –er.
Segenap hatiku selalu memujamuSeluruh jiwa kupersembahkan untukmuSepenuh cintaku merindukan dirimuSeutuh gejolak membakar hatiku Bridge:Seperti cahaya hadirmu di duniakuSeperti ribuan bintang yang menghujam jantungku O..ow..o..ow.. Reff:Kau membuatku merasakanIndahnya jatuh cintaIndahnya dicintaiSaat kau jadi milikku Oh, takkan kulepaskanDirimu oh, cintakuTeruslah kau bersemiDi dalam lubuk hatiku
Jelas sekali bahwa dalam Tesaurus Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Om Eko Endarmoko di halaman
240,
yang
benar
adalah
“menghunjam”,
bukan
“menghujam”.
Sepertinya dokter Tompi sedang banyak pasien saat membuat lagu ini. Konsentrasinya jadi terbagi.
dr. Tompi Kita sering mendengar anak-anak kecil, juga orang dewasa, dengan mudah menyenandungkan potongan lirik dari lagu yang sedang mengetop. Lirik lagu rasanya lebih mudah dihafal ketimbang isi buku pelajaran di sekolah atau kampus dahulu. Bukan begitu? Dari lirik lagu juga, tidak jarang kita mengenal kata-kata tertentu yang terkesan baru atau asing, padahal sebenarnya sudah lama ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dari sejumlah lagu KLa Project, misalnya, sebagian dari kita (termasuk saya) mengenal kata-kata seperti “terpuruk” (lagu “Terpurukku di Sini), “nelangsa” (“Tak Bisa ke Lain Hati”), dan “romansa” (“Romansa”). Tidak hanya lagu berbahasa Indonesia, yang berbahasa asing juga pengaruhnya tidak kalah hebat. Lihatlah, belakangan ini tiba-tiba banyak yang bisa berbahasa Korea menyanyikan potongan lirik lagu “Gangnam Style” dari PSY. Lirik lagu memang bisa menjadi sarana efektif untuk mengenalkan atau membuat orang tertarik belajar bahasa dengan cara yang menyenangkan. Namun, sayangnya, di sisi lain ada hal yang
cukup memprihatinkan, khususnya menyangkut lagu Indonesia yang dibawakan oleh para musisi Tanah Air. Apa itu? Kalau didengarkan lebih jelas, terdapat cukup banyak lirik dalam lagu-lagu Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kekeliruan demikian akan semakin tampak jelas dalam isi buklet lirik lagu yang biasanya disertakan dalam album. Termasuk juga adanya bahasa Indonesia dan bahasa asing yang campur aduk dalam sebuah lagu — entah itu judul atau liriknya. Jika terus berlangsung, hal tersebut tentunya akan dapat mengganggu perkembangan bahasa Indonesia. Beberapa lagu terkenal berikut ini bisa jadi contoh berbagai bentuk kekeliruan penggunaan bahasa Indonesia oleh para musisi Indonesia: 1. Cobalah Mengerti — NOAH (d/h Peterpan) “Aku tak kan pernah berhenti. Akan terus memahami. Masih terus berfikir...” Kabarnya, Ariel adalah orang yang sangat memperhatikan bahasa dan pilihan kata. Tapi sayangnya, ketika lagu yang termuat pertama kali dalam album “Hari yang Cerah” (2007) ini hadir kembali lewat suara Momo “Geisha” di album “Suara Lainnya” (2012), liriknya tetap saja “berfikir”, belum diganti dengan “berpikir”, yang sesuai kaidah bahasa Indonesia. Cukup banyak lirik lagu Indonesia lain yang mengusung kekeliruan serupa, termasuk lebih memilih menggunakan kata “fikiran” daripada “pikiran”. Sebut saja “Tegar” (Rossa), “Karena Aku Tlah Denganmu” (Ari Lasso dan Ariel Tatum), “Mata Hati Telinga” (Maliq & D'Essentials), dan “Pasti Ku Bisa” (Sheila on 7). 2. Aku Cinta Kau Apa Adanya — Once “Kau boleh acuhkan diriku dan anggap ku tak ada, tapi takkan merubah perasaanku kepadamu...” Kata “rubah” dan “merubah” termasuk paling banyak digunakan dalam lirik lagu bahasa Indonesia untuk mengungkapkan soal menjadikan lain atau berbeda dari semula. Padahal kata yang sesuai kamus adalah “ubah” dan “mengubah”, bukan “rubah” dan “merubah”. Beberapa lagu lain yang liriknya juga masih menggunakan kata “rubah” atau “merubah” adalah "Sang Penghibur (Padi)", “Bukan Rahasia” (Dewa 19), dan “Nelangsa” (Ari Lasso). 3. Ratu Lebah — RAN
“Bila engkau ratu lebahku, akankah ku jadi rajamu. 'Kan kujaga cinta kita berdua, untukmu selalu” Ratu lebah? Bila yang dimaksud adalah lebah betina satu-satunya yang menjalankan proses reproduksi dalam sebuah koloni lebah madu, maka istilah yang lebih tepat dan sesuai adalah “lebah ratu” (queen bee). 4. Dengan Logika — Katon Bagaskara “Jangan pernah berfikir salah, tak termaafkan. Jangan pernah menyimpan dendam untuk salah faham...” Ini adalah contoh lagu yang mengusung beberapa kata tidak baku sekaligus, “berfikir” dan “salah faham”. Jika yang dimaksud adalah “salah dan keliru dalam memahami pernyataan orang lain”, seharusnya menyebutnya sebagai “salah paham”. “Aksi Kucing” (White Shoes & the Couple Company) merupakan contoh lain yang masih menggunakan kata “faham” dalam lirik, padahal seharusnya “paham”. 5. Fight — /rif Lagu ini hanyalah salah satu lagu yang terkesan kurang percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia. Mengapa kurang percaya diri? Judul lagu berbahasa asing, tapi isi liriknya menggunakan bahasa Indonesia sepenuhnya. Contoh lainnya adalah lagu “Harmony” (Padi) dan “Cliche” (Andra & the Backbone). Semoga lagu-lagu yang cenderung "merusak" bahasa Indonesia akan semakin berkurang dari waktu ke waktu. Wahai musisi Indonesia, ayo lebih mencintai bahasa Indonesia!
Lebih Indah - Adera Dan kau hadir merubah segalanya Menjadi lebih indah Kau bawa cintaku setinggi angkasa Membuatku merasa sempurna
Kata [merubah] seharusnya diganti menjadi [mengubah] karena asal katanya adalah ubah, bukan rubah. Awalan me- jika bertemu ubah akan jadi meng-; mengubah. Karena kalau merubah, maknanya adalah menjadi (hewan) rubah . Atau di lagu ini pacarnya Adera memang jelmaan rubah?
Aku Cuma Punya Hati - Mytha Lestari Kamu berbohong, aku pun percaya Kamu lukai, 'ku tak perduli Coba kau pikir, di mana ada cinta seperti ini? Kata [perduli] di lirik tersebut nggak baku menurut KBBI karena yang betul adalah [peduli]. Peduli bermakna memperhatikan atau menghiraukan.
Bernafas Tanpamu - Lyla Akulah serpihan kisah masa lalumu Yang sekedar ingin tahu keadaanmu Lagu ini dari judulnya saja sudah keliru. Kata [nafas] seharusnya ditulis [napas]. Sedangkan [sekedar] seharusnya ditulis [sekadar]. Bisa dikatakan bahwa lagu nggak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Lagu-lagu di atas adalah contoh lagu populer yang easy listening atau enak didengar. Semakin populer lagu, semakin banyak diputar, dinyanyikan, dan tentunya lirik lagu tersebut akan semakin familier di telinga. Lalu, fakta yang terjadi kemudian adalah... ketika lagu-lagu dengan lirik keliru tersebut makin dikenal, berarti secara nggak langsung kita sudah membantu menyebarkan sebuah kekeliruan. Mungkin kedengarannya berlebihan, tapi penggunaan kata [merubah] dalam lirik lagu perlu diwaspadai karena bisa jadi penggunaan kata tersebut akan lebih 'nyaman' digunakan daripada kata bakunya sendiri. Selain Lebih Indah dari Adera, coba dengar juga lagu Kucinta Kau Apa Adanya milik Once atau Saat Bahagia milik Ungu feat. Andien, kata [merubah] seolah lumrah di telinga kita. Mental ikut-ikutan. Jadi, wajarkah kalau dibilang penggunaan kata-kata dalam lirik lagu tersebut secara perlahan-lahan dapat 'merusak' dan menghilangkan identitas bahasa Indonesia? Kenapa? Karena kita sudah TERBIASA menerima kekeliruan yang dianggap benar