PA Fahntas Tealogi LiKD
t27Marct20t2
Pengantar Diskusi Teologis Wahyu 14 - 15: 8
1.
74:7-5
Membaca perikop 14:1--5 seperti kesegaran di tengah segala gambar yang penuh ketegangan, apalagi jika membandingkan dengan pasal sebelumnya. lbaratnya menonton film, bagian ini adalah perpindahan dramatis, dari binatang yang keluar dari dalam laut dan dari dalam bumi (pasal 131 kepada gambaran keagungan anak domba yang disertai dengan alunan kecapi dan suara nyanyian. Tampilnya sang anak domba didampingi 144 ribu orang. Siapa mereka? Ayat 4 menjelaskan mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuanperempuan, dan mereka murni seperti perawan. Mereka adalah korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba (ftrst fruits of the work of the cross and resurrection), dan di dalam mulut mereka juga tidak terdapat dusta. Pendeknya, mereka tidak bercela. Jumlah 1-44 ribu menunjuk kepada mereka yang disebut dalam pasal 7:4-8, yang berasal dari l-2 suku Israel.l Angka 1"2 adalah angka sempurna yang ditampilkan sebagai kontras terhadap angka 666 [13:1"8] yang diberikan kepada binatang yang keluar dari dalam bumi.2 Karena mereka adalah korban sulung, jumlah orang-orang ini tidak terbatas pada angka 144 ribu.3 Tidak mencemarkan diri dengan perempuan bukan diartikan perempuan atau seks sebagai yang kotor, tetapi merujuk kepada tradisi Ibrani yang menganggap seks, kesuburan dan hal-hal yang terkait sebagai daya misterius kehidupan.a Karena daya ini sangat kuat, mereka harus dipisahkan {insulate) dari kehidupan normal dan kebiasaan ini merujuk pada tradisi yang sudah berlangsung sebelumnya [bdk. Im 15:19-31, Ul: 20:1-9, 23:9-10, I Sam 21:5).s Orang-orang ini adalah mereka yang dalam kehidupannya telah menujukkan loyalitas kepada Tuhan, bahkan sampai mati.6
Usulan Diskusi. Jika orang tak bercela sama dengan orang yang memiliki integritas, nampaknya tidak mudah menjadi orang seperti ini. Keluhan terhadap mereka yang melakukan malpraktek sumpah jabatan/profesi menunjukkan yang dicari banyak orang saat ini tidak hanya kompetensi tetapi juga karakter. Para praktisi pengembangan sumber daya manusia menyadari sulit sekali merekrut orang yang memiliki keduanya. Lebih sering ditemukan yang hanya memiliki salah satu atau malahan tidak keduanya. Tidak heran mereka kerap mengatakan "attitude not aptitude determines your altitude". Mengapa sulit menjadi orang yang berintegritas? Benarkah mereka Iangka?
2.
14:6-20 Kalau ayat 1-5 dianggap sebagai nukilan gambaran Yerusalem baru, ayat 6-l-3 dilihat sebagai nukilan gambaran awal jatuhnya Babel dan datangnya penghakiman Tuhan.T Apa yang ditampilkan? Muncul tiga malaikat. Malaikat pertama digambarkan terbang memberitakan r Chaterine G Gonzales, and Justo L Gonzales, Revelation, [Louisville: John Knox Press, 1997), p.97
, tbid. 3
a
s
Ben Witherington III, Revelation, [New Yorl! Cambridge University Press, 2003], p. 186 Eugene Boring, Reveldtion, (Louisville: John Knox Press, 1989), p. 168'169
lbid., p. 169 ConzaIcs, Revelation, p.92 7 Brtring, Revelation, p. L69
tr
PA Fakuhas lbotagi UKDW 27 L4aret 2012
kabar baik kepada semua bangsa, suku, bahasa dan kaum. Apa kabar baiknya? Takutlah al
Gonzales, Revelation,
p.93-94
, Ibid., p. 96. Hukuman memakai gambaran kilang anggur, lihat juga Yes: 63:2-6, 10 Argumen Boring, pertama, gambaran kilang anggur, murka Allah, dan darah yang mengalir bukan dimaksudkan menentukan nasib "orang luar (outsider]" tetapi berfungsi memperingatkan "orang dalam (insider)" agar setia kepada Tuhan Inamun Boring tidak mengatakan dengan jelas siapa "orang luar" dan "siapa orang dalam"l Kedua, gambaran keiam ini harus dilihat dalam gambaran kabar baik [injilJ yang disebutkan dalam ayat 6 7 dan 19: 13' 15 dan lbr: 13:11 13 sehingga kilang di luar kota tersebut dapat dipandang sebagai tempat dimana darah Yesus dicurahkan di kayu salib dan penderitaan orang Kristen bersama Kristus. Dengan argumen ini, Boring berpendapat 16,20 adalah bagian dari kisah kasih Allah tanpa mengurangi keseriusan penghakiman yang al
PA j.akuhas Tealogi UKDII/ 27 Mdrct 2012
kekejaman Allah, bukankah itu bagian dari kebaikan AIIah? Mungkin inilah yang membuat Yohanes merasa baik-baik saja apa ketika menampilkan kekerasan dalam tulisannya. Toh uiung-ujungnya demi kebaikan dalam rangka kasih AIlah.11
3.
75:7-8
Gambaran kemurkaan Allah belum selesai. Tanda lain muncul di langit. Terdapat tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, yang menurut ayat 1-, ketujuh malapetaka tersebut
sebagai syarat berakhirnya murka Allah. Namun sebelum prosesi dimulainya ketujuh malapetaka tersebut [5-B), ibaratnya sebuah film, penonton diberi selingan gambaran sekelompok orang yang berdiri di sekitar sesuatu seperti lautan kaca bercampur api dimana di tepiannya terdapat orang-orang yang telah mengalahkan binatang, patung dan bilangan namany. Mereka sedang menyanyikan puji-pujian kepada Allah [2-4]. Setelah selesai menyanyikan nyanyian pujian dan penyembahan, tampilah tujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka keluar dari Bait Allah. Bait Allah kemudian "ditutup" sampai seluruh malapetaka selesai dituntaskan (5-8J. Gambaran lautan kaca dan orang-orang yang berdiri di tepinya merujuk pada gambaran peristiwa Keluaran di tepi laut merah. Nampaknya yang hendak disampaikan Yohanes adalah kelepasan yang akan terjadi setidaknya akan seperti, atau lebih besar dari, peristiwa kelepasan yang terjadi peristiwa Keluaran.l2 Pujian dan penyembahan yang dilakukan memberikan gambaran eskatologis bahwa meskipun kenyataan kemenangan di bumi belum terjadi, perayaannya sudah dilakukan di surga. Gambaran pujian dan penyembahan yang mengawali datangnya tujuh malapetaka ini penting karena hal ini memberikan konteks bahwa malapetaka adalah gambar besar suatu liturgi surgawi.13 Adanya asap, seperti yang tampak pada Yes 6:4, tidak hanya menandakan kehadiran Tuhan namun juga tanda bahwa Tuhan akan bergerak, dan tidak ada yang akan menghalangiNya sampai semuanya tuntas.la Usulan Diskusi. Boring menfsirkan ketujuh malapateka yang terjadi adalah akibat doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.ls Doa, dalam situasi yang hopeless, seringkali menjadi ftope bagi mereka yang berada dalam situasi tersebut. Doa kerap menjadi jalan menyerahkan permasalahan kepada Dia yang dianggap sanggup melakukan intervensi" Hal ini selaras dengan natur tulisan apokaliptik, karena katanya orang-orang apokaliptik tidak mau melakukan tindakan pembalasan kepada mereka yang menekan, namun menyerahkan proses dan hasilnya kepada Allah.16 Jadi, doa adalah meminjam tangan Allah untuk menyalurkan pengharapannya, wishful thinkingnya, atau bahkan fantasinya?
Mungkin ini yang menjadi landasan pendapat para penafsir. Misalnya yang terjadi pada 4:16-20 atau 15:1-B berada dalam gambaran besar AIIah yang baik dan penuh kasih {Boring, 1-72-17 4), atau mengatakan bahwa bahasa tersebut adalah bahasa metafor IBoring 11-6) alalu, wishful thinking atau fantasi pemikiran. 12 Witherington, Rev elatio n, p. 2o3 11
13
BorlDg, Revelation, p. 174
14
Witherington, Rev elatio n, p. 203 1s "As the bowls are poured out on the earth to set the last plagues in motion, one gets the pictu|e that the earthly plagues are a result of the heavenly worship in which the prayers of earthly Christian plays a part [5:8, 8: 3- 5] ... its prayer are effective in the heavenly world and help to inaugurate the eschatological events of the establishment of God's kingdom." B orlng, Revelation, p. L74 16
Boring, Revelation, p. 42
PA Fdkltltas Teoloei tiKDW 27 Marct 2012
0h ya, satu lagi. Saat ini masa depan Indonesia terasa penuh tekanan. Banyak keluhan terhadap situasi hukum, peradilan, aparat pajak, pemuka agama, narkoba, ekologi dan sebagainya.lT Harga BBM akan naik, harga barang-barang sudah naik, namun pendapatan belum tentu naik menyamai inflasi. Adakah harapan dalam tekanan, dan adakah fungsi doa dalam situasi seperti ini? Masih relevankah melihat doa sebagai Oro et laboro (berdoa dan bekerjal ataupun 0ro est Labora fbekerja adalah berdoa-walaupun katanya tata bahasa yang benar Oratio est Labor). Adakah perbedaan diantara keduanya, atau sekedar permainan katakata saja? Ngomong-ngomong, apa makna doa bagi kita sekarang?
Daftar Rujukan Boring, Eugene. Revelation. Louisville: John Knox Press, 1989
Witherington lll,Ben. Revelatlon. New York, Cambridge University Press, 2003 Gonzales, Chaterine G and Justo L Gonzales. Revelation. Louisville: John Knox Press, 1997
antar kota antar propinsi,
ll
maret 2012, sh
Saking besarnya nilai korupsi, mantan narapidana kasus pajak menulis jika korupsi dibenahi, mungkin tidak perlu kenaikan harga BBM, Kompas 9 Mare|20L2,p.6, Pemuka agama, lihat Gatra No. 1-5,L6 22 Feb 2012 17
Anak Domba Dari simbol ritual kembali ke komitmen religius-sosial J.B. Banawiratma
Sdr. Satrya sudah memberikan pengantar besefia usulan untuk diskusi yang menarik mengenai WahyLr 14:1 - 15:5. Tanggapan saya yang bersifat umum ini hanya ingin menyampaikan satu pertimbangan, yakni mengenai perlunya "dari simbol ritual Anak Domba kembali ke komitmen religius-sosial". Simbol ritual anak domba mau menyatakan iman akan keselamatan yang diperoleh melalui darah Yesus yang ditumpahkan di kayu salib, sebagaimana melalui darah sembelihan anak domba. Namun perlu diingat bahwa darah Yesus tidak ditumpahkan sebagai kurban sembelihan, melainkan sebagai konsekuensi dari komitmen religius-sosialNya, yakni mewujudkan Kerajaan Allah, kuasa dan pemerintahan Allah yang berbelas kasih. Perwujudan itu terjadi melalui seluruh hidup, kata-kata, dan tindakanNya, melalui konflik-konflik religius-sosial dalam dunia yang penuh cela. Percakapan mengenai simbol Anak Domba dalam kitab Wahyu dapat menjadi simbol terlepas dari komitmen Yesus itu. Kemudian Anak Domba dikenakan sebagai label kolektif dari omng-orang tanpa cela yang diselamatkan Yesus memang dipengaruhi oleh tradisi apokaliptis yang hidup pada zamanNya. Namun Yesus mengintegrasikan tradisi itu dalam tradisi profetis yang dihidupiNya, sehingga orangorang menyebut Yesus sebagai seorang nabi. Tradisi apokaliptis cenderung menekankan diskoninuitas antara dunia lama dengan dunia baru dari orang-orang yang hidupnya tanpa cela. Sedangkan tradisi profetis menekankan kontinuitas antara dunia sekarang ini dengan dunia baru. Kuasa dan belas kasih Allah sudah terwujud sekarang, tetapi belum penuh. Harapan eskatologis selalu menjadi acuan kritis tehadap komibnen sekarang ini. Siapakah yang mengalami kepenuhan kuasa dan belas kasih Allah itu? Itulah orang-ofang yang bukan tanpa cela tetapi mengikuti komitmen Yesus. Keadaan hidup tanpa cela bukanlah produk kesalehan melaintan merupakan karunia bagi yang terbuka untuk menerimanya. Dalam Injil Yohanes simbol Anak Domba tidak dikenakan sebagai label kolektif, melainkan sebagai Simbol yang diikuti para murid. Kita baca Yohanes 7:35-37. "Yohanes (Pembaptis) berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia .Lihatlah Anak domba Allah!' Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, beikata: lalu mereka pergi mengikut Yesus". Ihwalnya bukanlah orang-orang yang tanpa ce1a, melainkan para murid yang mengikut lesr.rs. Ikut, pergi, dan berada di mana Yesus berada, itulah yang menentukan. Keadaan hidup tanpa cela bukanlah urusan para murid Yesus. Dari pertimbangan itu kita juga dapat mencoba memahami apa itu doa (oratio). Doa bukanlah meminjam tangan Tuhan, agar tangan saya tidak kotor. Sebaliknya, doa selayaknya mendorong orang untuk bertangan kotor terlibat dalam dunia yang penuh cela. Doa yang baik tidak menga;ingkan dari dunia yang kotor, melainkan meneguhkan dan menegaskan komitmen. Doa menadala=h mendengarkan Tuhan, doa adalah kebersamaan dengan Tuhan. Tentu saja setelah (acllo) dengarkan, diharapkan para murid Yesus menj alankan. Hidup dan tindakan sehari-hari adaiah -ujud mengikutl Yesus. Doa personal merupakan usaha interiorisasi hidup mengikuti Yesus itu. Doa komunal meneguhkan komitmen bersama untuk mengikutt' Y esus. Oratio yang bukanlah actio, dan actio bukanlah oratio. Actio yang menj adi satu dengan oratio it:ulah biasanya disebut praxis atau aksi yang disertai kontemplasi'