0leh : Bibik Nurudduja,S.Ag,M.H
Bibik nurudduja • Tinggal di Desa Kunir RT 01 RW 06 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Jawa Tengah • Alumni fak.Syariah IAIN Walisongo Semarang & Magister Ilmu Hukum konsentrasi Hukum Kelautan UNDIP Semarang • Presidium Nasional Kelompok Kepentingan Perempuan Nelayan – Koalisi Perempuan Indonesia
• Laporan terbaru FAO (2012) menempatkan Indonesia sebagai produsen perikanan tangkap kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok
• Di sektor perikanan budidaya, Indonesia berada di posisi ke-4 setelah Tiongkok, Vietnam dan India •
(Temu Akbar Nelayan Indonesia 2015, http://www.kiara.or.id/temu-akbar-nelayan-indonesia-2015/ pada hari rabu, 16 September 2015 jam.07.19 Wib )
• Di Indonesia, jumlah nelayan tangkap mencapai 2,2 juta jiwa (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012).
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. (Pasal 1 butir 10, UU No 9 tahun 1985) ( pasal 1 no.10 UU no.31/2004 dan uu no.45 tahun 2009
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.
Data Badan Pusat Statistik mencatat jumlah nelayan miskin di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 7,87 juta orang atau 25,14 persen dari total penduduk miskin nasional yang mencapai 31,02 juta orang. (Terpuruknya Nelayan di Negeri Maritim diakses dari http://www.antarajatim.com/lihat/berita/107767/terpuruknyanelayan-di-negeri-maritim pada tanggal 16 September 2015 jam 07.40 WIB )
• Berdasarkan data Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan. Sedikitnya 56 juta orang terlibat dalam aktivitas perikanan. Aktivitas ini mulai dari penangkapan, pengolahan, sampai dengan pemasaran hasil tangkapan. Dari jumlah itu, 70 persen atau sekitar 39 juta orang adalah perempuan nelayan. • •
(Nasib Perempuan Nelayan Diakses dari http://www.kiara.or.id/nasib-perempuannelayan/ pada tanggal 16 September 2015 jam 07.52 WIB)
Kehidupan perempuan nelayan di Morodemak kab.demak • Pekerjaan mencari ikan di laut dilakukan oleh laki-laki • Memperbaiki jaring dan perahu jika rusak
• Pra penangkapan ikan : membeli solar dan menyiapkan perbekalan, mencari hutang untuk perbekalan dilakukan perempuan • Pasca penagkapan : menjual, mengolah dan mengawetkan ikan dilakukan perempuan • Mengerjakan pekerjaan domestik : memasak, mencuci, membersihkan rumah, menjaga anak-anak,
• Perempuan nelayan di morodemak bekerja dari jam 02.00 pagi dinihari dan berakhir pada malam jam 21.00
Pemiskinan Perempuan Nelayan
Konstruksi Gender
Kebijakan Pemerintah
Kerusakan alam/ lingkungan
Praktek tata niaga ikan
Pembedaan peran laki-laki dan perempuan Laki-laki
Perempuan
Anak laki-laki dibebaskan bermain keluar Anak perempuan dianggap tambeng / rumah bahkan kadang mencuri kambing nakal jika sering bermain keluar rumah untuk pesta dengan kawan-kawannya pun dimaklumi Laki-laki adalah pemimpin rumah tangga
Perempuan yang dipimpin Jika perempuan suaminya meninggal, maka keluarga anaknya atau adiknya akan memasukkan perempuan tersebut ke dalam KKnya. Bahkan ada juga yang menjual rumahnya untuk diberikan pada keluarga terdekat yang ada laki-lakinya. (contoh kasus Nyi Kah) Baru setelah ada program Raskin masingmasing membuat KK untuk kepentingan mendapatkan Raskin
Lanjutan.... Laki-laki
Perempuan
Suami bebas mengambil keputusan
Istri harus patuh pada suami bahkan pada saat suami melakukan kekerasan terhadap istri (contoh kasus hidayah )
Remaja laki-laki segera diajari bekerja di laut
Remaja perempuan segera dinikahkan untuk mengurangi beban ekonomi keluarga
bekerja di laut
Membantu suami bekerja mulai dari membeli solar, menyiapkan perbekalan, mencari hutang, menjual hasil tangkapan, mengolah, mengawetkan dan mengerjakan semua pekerjaan rumah
Bekerja sesuai tanggal kerja / petengan
Pekerjaan domestik tidak pernah libur
Contoh kisah Nyi Kah •
•
• •
(samaran)
Suami nyi kah meninggal. Seperti adat di sana, adik nyi kah kemudian memasukkan ke dalam Kknya. Karena merasa tidak punya penghasilan nyi kah menjual rumah dan tanahnya untuk diberikan adik laki-lakinya yang rencananya nyi kah akan selamanya menupang hidup pada adiknya. Pada suatu hari nyi kah dan adiknya bertengkar dan nyi kah diusir dari rumah adiknya Karena tidak punya tempat tinggal ada seorang juragan yang mau menampung nyi kah. Nyi kah dan juragan itu membuat perjanjian lisan yang isinya nyi kah boleh menumpang hidup pada juragan dengan membantu pekerjaan di rumah juragan itu sehari-hari. Seperti mencuci, memasak, mengirim pakanan untuk para kuli. Tidak ada perjanjian tentang upah. Sementara si juragan akan menanggung semua biaya kematian jika nyi kah nanti meninggal. Setelah 3 tahun ikut si juragan, keponakannya yang ayahnya mengusir nyi kah meminta nyi kah kembali untuk diminta membantu menjaga anak-anak karena keponakannya mempunyai empat orang anak. Nyi kah kembali untuk dipekerjakan tanpa upah Nyi kah kembali pada adik dan keponakannya, sementara kerjanya yang telah 3 tahun bersama juragan tidak dibayar
Kasus Hidayah
• Hidayah sedang menjemur ikan. Suami datang entah dapat asutan darimana ia kemudian menampar dan memukul hidayah hingga hiudngnya berdarah dan pingsan. • Kasus ini dilaporkan ke polsek dan lama kasusnya tidak segera jalan. Masyarakat dan keluarga mencemooh hidayah karena dianggap perempuan tidak tahu diri karena malaporkan suami. Masyarakat juga berpikir suami hidayah tidak akan masuk penjara setelah mendapatkan pendampingan dari LBH kasus ini berjalan dan suami hidayah dipenjara tahun 2010 . Sejak saat itu masyarakat morodemak tahu bahwa suami tidak boleh semena-mena pada istri karena bisa dipenjara Sekarang keempat anak hidayah semuanya ikut ibunya. Hidayah meninggalkan rumahnya bersama keempat anaknya
Kebijakan pemerintah • Karena definisi nelayan dipahami laki-laki, perempuan nelayan tidak ditemukenali data-data dan persoalannya oleh publik dan tidak bisa sulit mengakses program pemerintah yang diperuntukkan nelayan
• keberadaan nelayan perempuan, tidak diakui oleh negara. Karena sebagian besar perempuan nelayan tidak melakukan penangkapan ikan, melainkan melakukan pekerjaan pengolahan hasil laut, budi daya ikan dan rumput laut serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan perikanan dan kelautan
• Dalam KTPnya perempuan nelayan disebut ibu rumah tangga atau wiraswasta • Meskipun ibu solekah bekerja sebagai jurumudi kapalnya, perempuan nelayan belum mendapatkan pengakuan yang memadai
• Kebijakan larangan alat tangkap yang merusak lingkungan yang tidak dijalankan sejak tahun 1980 (waktu itu keputusan mentri pertanian nomor 503/ Kpts/7/1980 ) • Baru peraturan mentri perikanan dan kelautan nomor 2 tahun 2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (seine nets) • Yang belum dieksekusi hingga sekarang
Tahun 1990
• Bakul boleh melakukan lelang tanpa uang cash • Bakul menjadi terbiasa ikut lelang tanpa uang
• Para bakul seret / bendahara kapal / istri para jurumudi harus mencari hutang agar para jurag/ ABK bisa membawa pulang uang untuk makan anak istri • Praktek rentenir manjadi subur
• Uang hasil melaut banyak terpotong untk para rentenir • Lelang menjadi jarang dilakukan dan para bakul terbuasa menghutang hasil penangkapan. Nelayan semakin miskin dan rentenir semakin kaya
Praktek tata niaga ikan
Kerusakan alam
Alat tangkap destruktif
Pencemaran dari hulu dan di laut
Pengrusakan mangrove
Reklamasi pantai
Penambangan pasir laut
Kerusakan alam
Cuaca ekstrem
Perempuan nelayan sebagai warga negara Pasal 27 UUD 1945 1. Tiap – tiap warga negara bersamaan kedudukannya di muka hukum dan pemerintahan dan wajib menjungjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya 2. 2tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Organisasi nelayan perempuan Cara untuk mendapatkan informasi , berkomunikasi , mengakses dan mengontrol program pemerintah
Maturnuwun ....