(54) Judul Penemuan :
PENYEMPURNAAN ROTOR DISTRIBUTOR UNTUK MOTOR BAKAR BENSIN
(51) 1.P.C : F02P 7/03 (21) No. Permintaan Paten : P - 000 002 (22) Tanggal Penerimaan Permintaan Paten : 2 Agustus 1991
(71) Nama dan Alamat yang mengajukan Permintaan Paten : Lukas Sadikin Jl. Kali Baru Barat No.36 Jakarta Pusat, Indonesia
(30) Data Prioritas : (72) Nama Penemu : LUKAS SADIKIN (43) Tanggal Pengumuman Permintaan Paten : 23 Januari 1992 (56) Dokumen Pembanding : - CH-A-211 175 - JP1086417 - JP59-23074 (A)
(74) Nama dan Alamat Konsultan Paten :
Pemeriksa Paten : 1. Dr. Ir. M. Mochtar 2 . Ir. Surjono A.M.
(57) Abstrak : Suatu rotor lapisan timah atau, distributor yang terdiri kuningan atau, bahan dari: campuran timah dengan - badan rotor (1) yang* rkuningan dengan perbandingan 50% : .50%. berbentuk silinder, dan - kepala rotor (la) yang terletak pada bagian atas badan rotor (l), dan - plat rotor (2) yang terletak pada kepala rotor yang dicirikan dimana la, salah satu bagian ujung plat rotor (2) dibuat lebih tebal dari pada 'la bagian ujung yang lain sehingga luas permukaan bagian ujung plat rotor (3) tersebut lebih luas dari permukaan bagian : ujung lainnya. Penyempurnaan rotor :Adistributor tersebut dapat dibuat diantaranya dengan memberikan tambahan
Deskrilssi PENYEMPURNAAN 5
10
15
20
25
30
35
ROTOR DISTRIBUTOR UNTUK MOTOR BAK?+R BENSIN
Bidang Teknik Penemuan Penemuan ini mengenai penyempurnaan rotor distributor yang merupakan salah satu suku cadang suatu mesin, secara umum mesin kendaraan khususnya mobil. Latar
Belakang Penemuan Rotor distributor suatu mesin adalah salah satu suku cadang mesin yang berfungsi sebagai penyalur arus listrik yang bertegangan tinggi dari kumparan penaik tegangan listrik ke busi. Rotor-rotor konvensional yang ada sampai saat ini mempunyai konstruksi yang tidak berubah dari dahulu sampai saat ini, yaitu mempunyai bentuk umum yang terdiri dari: badan rotor, kepala.rotor yang terletak pada bagian atas badan rotor dan plat rotor penyalur arus listrik yang terletak pada bagian kepala rotor, mempunyai ketebalan yang sama dari ujung yang satu keujung yang lain yaitu berkisar antara 1 mm sampai dengan 1,5 mm; salah satu ujung permukaan permukaan plat rotor tersebut akan bersentuhan dengan kutubkutub distributor pada saat mesin bekerja dimana dalam ha1 ini rotor tersebut akan berputar sesuai dengan putaran mesin. Akan tetapi dengan ketebalan plat rotor konvensional tersebut diatas maka secara teknis terdapat beberapa kekurangan-kekurangan diantaranya adalah arus listrik yang mencapai kutub-kutub distributor relatip kecil karena adanya hambatan listrik yang terjadi antara permukaan-permukaan plat rotor dan kutub distributor yang saling bersentuhan. Kekurangan adalah umur lain rotor, bahkan umur distributornya menjadi relatip lebih pendek karena terjadinya cetusanbunga api yang relatip lebih besar sehingga cepat terjadi keausan baik pada bagian permukaan ujung plat rotor maupun pada bagian permukaan kutub-kutub distributor tersebut.
Hal ini menyebabkan baik rotor maupun distributor suatu mesin menjadi relatip lebih sering diganti, selain itu
5
konsumsi bahan bakar mesin juga relatip lebih boros. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut maka pada penemuan ini dibuatlah bagian ujung permukaan plat rotor, yang bersentuhan dengan kutub-kutub distributor, lebih luas dari pada bagian ujung permukaan plat rotor konvensional. Menjadi salah satu tujuan pokok dari penemuan ini
10
adalah mewujudkan suatu rotor distributor yang terdiri dari: - badan rotor yang berbentuk silinder, dan - kepala rotor yang terletak pada bagian atas badan c rotor, dan - plat rotor yang terletak pada kepala rotor, yang 15 dicirikan dimana salah satu bagian ujung plat rotor lebih tebal dari pada bagian ujung yang lain sehingga luas permukaan bagian ujung plat rotor tersebut lebih luas dari
20
25
30
35
permukaan bagian ujung lainnya. Selanjutnya penemuan ini akan lebih jelas diuraikan dengan mengacu pada gambar-gambar yang akan mendukung kejelasan uraian penemuan ini. Uraian Singkat Gambar-Dambar Gambar 1, adalah gambar pandangan perspektip sebuah rotor konvensional, Gambar 2, adalah gambar potongan penampang. pandangan samping suatu rotor konvensional, Gambar 3, adalah gambar potongan penampang pandangan III-III yang memperlihatkan bagian ujung permukaan plat rotor konvensional, Gambar 4, adalah gambar potongan penampang pandangan samping suatu rotor menurut penemuan ini, Gambar 5, adalah gambar potongan penampang pandangan V-V yang memperlihatkan bagian ujung permukaan plat rotor menurut penemuan ini, Gambar 6, adalah gambar perspektip hubungan antara plat rotor dan kutub distributor.
3
5
10
15
20
25
30
Uraian Lengkap Pen&an Mengacu pada gambar, Gambar 1 adalah gambar rotor konvensional yang terdiri dari: badan rotor 1, dan kepala rotor la yang terletak pada bagian atas badan rotor, dan plat rotor penyalur arus listrik 2 yang terletak pada bagian kepala rotor la, mempunyai ketebalan yang sama dari ujung yang satu keujung yang lain yaitu berkisar antara 1 mm sampai dengan 1,5 mm; salah satu ujung permukaan permukaan plat rotor 3 tersebut akan bersentuhan dengan kutub-kutub distributor pada saat mesin bekerja dimana dalam ha1 ini rotor tersebut akan berputar sesuai dengan putaran mesin; Dengan adanya persentuhan tersebut maka arus listrik akan mengalir dari kumparan penaik tegangan (tidak digambar) ke busi melalui suatu kabel sehingga tegangan listrik akan terdistribusi pada setiap busi mesin. Pada Gambar 2 dan Gambar 4, terlihat berturut-turut perbandingan antara rotor konvensional dan rotor menurut penemuan ini dimana badan rotor 1 dan kepala rotor la pada kedua jenis rotor tersebut tetap sama, akan tetapi plat rotor 2 yaitu menurut rotor penemuan ini (Gambar 4), mempunyai salah satu bagian ujung 3 yang lebih tebal dari pada bagian ujung plat rotor konvensional (Gambar 2). Ketebalan tersebut dimaksudkan untuk memperluas bagian permukaan ujung plat rotor 3 menurut penemuan ini. Hal ini terlihat pada Gambar 3 dan Gambar 5, yang berturut-turut menggambarkan perbandingan luas permukaan ujung plat rotor 3 konvensional dan luas permukaan ujung plat rotor 3 menurut penemuan ini. Maksud memperluas permukaan ujung plat rotor 3 menurut penemuan ini adalah memperkecil adanya hambatan listrik yang terjadi pada persentuhan antara permukaan ujung plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4 (Gambar 6), seperti yang telah dirumuskan pada rumus (I) sebagai berikut: R = r L / A ................. (I)
35 dimana:
R = Hambatan listrik yang terjadi pada persentuhan antara permukaan ujung plat rotor 3 dengan permukaan kutub
4
distributor 4.
5
10
15
20
25
30
35
[ = Hambatan jenis penyalur listrik. L = Panjang penyalur listrik. A = Luas permukaan persentuhan antara ujung plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4. Dari rumus (I) diatas terlihat bahwa hambatan listrik R berbanding terbalik dengan luas penampang permukaan suatu penyalur A, dengan kata lain, makin besar nilai A maka makin kecil nilai R. Hal ini akan berakibat pada besarnya arus listrik yang mengalir seperti yang terlihat pada rumus (II) sebagai berikut: I = V / R ,................. (II) dimana : I = Arus listrik yang mengalir melalui persentuhan antara permukaan ujung plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4. V = Tegangan listrik yang berasal dari kumparan penaik tegangan. R = Hambatan listrik pada persentuhan antara permukaan ujung plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4. Dari rumus (II) diatas akan terlihat bahwa besarnya arus listrik I berbanding terbalik dengan besarnya hambatan listrik R; Sehingga dengan diperkecilnya nilai suatu hambatan listrik R maka arus listrik I yang tersalur pada suatu penyalur akan menjadi relatip lebih besar. Berdasarkan hasil kesimpulan yang didapat dari rumus (I) dan rumus (II) tersebut diatas maka pada penemuan ini penerapannya diwujudkan dengan membuat suatu rotor dengan salah satu bagian ujung permukaan plat rotor 3 yang bersentuhan dengan kutub-kutub distributor 4 lebih luas sehingga penyaluran arus listrik ke busi menjadi relatip lebih besar. Hal ini diperjelas pada Gambar 6, dimana plat rotor 2 yang mengalirkan arus listrik I, yang besarnya digambarkan sesuai dengan banyaknya garis-garis arus listrik 5, ke
5
5
10
15
20
25
30
35
bagian ujung permukaan plat rotor 3 ke kutub distributor 4 melalui permukaan kutub distributor tersebut yang selanjutnya disalurkan ke busi melalui kabel 6. Apabila bagian ujung permukaan plat rotor 3 diperluas maka dengan sendirinya garis-garis arus listrik 5 yang mengalir ke permukaan kutub distributor 4 menjadi bertambah banyak pula, dengan kata lain ha1 ini berarti memperkecil hambatan listrik R yang ada pada persentuhan antara bagian ujung permukaan plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4. Akibatnya tegangan jatuh pada persentuhan antara bagian ujung permukaan plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4 juga menjadi diperkecil pula. Hal ini dapat disimpulkan dari rumus (III) berikut ini: = I . R .................... (III) vj dimana Vj = Tegangan jatuh terjadi pada yaw persentuhan antara bagian ujung permukaan plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4. I = Arus listrik yang disalurkan. R = Hambatan arus terjadi pada yang permukaan persentuhan antara bagian ujung plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4. Hasil dari diperkecilnya tegangan jatuh Vj maka cetusan bunga api yang terjadi pada busi menjadi relatip lebih besar dimana ha1 ini menyebabkan proses pembakaran pada mesin menjadi relatip lebih sempurna. Hasil lain yang didapatkan adalah bahan bakar menjadi relatip lebih hemat sekitar 5% sampai lo%, juga polusi udara menjadi relatip berkurang. Umur dari rotor maupun distributor mesin menjadi lebih panjang atau dengan kata lain tidak perlu sering diganti karena cetusan bunga api yang terjadi pada persentuhan antara bagian ujung permukaan plat rotor 3 dengan permukaan kutub distributor 4, telah diperkecil dengan diperkecilnya tegangan jatuh Vj. Penyempurnaan rotor distributor tersebut
dapat pula
6
5
10
15
20
dibuat diantaranya dengan mempertebal salah satu bagian ujung plat rotor 2 yaitu dengan memberikan tambahan lapisan timah atau, kuningan atau, bahan campuran timah dengan kuningan dengan perbandingan 50% : 50%. Ketebalan bagian salah satu ujung plat rotor 2, pada rotor konvensional berkisar antara 1 mm sampai 1,5 mm dapat dibuat lebih tebal, maksimum sama dengan tebal kutub distributor (4). Rotor ini dapat dibuat dengan berbagai modifikasi serta berbagai model sesuai dengan merek mesin yang dipakai akan tetapi apabila inti teknologinya sama dengan inti penemuan ini maka ha1 ini akan jelas dapat dipahami pula oleh orangorang yang ahli pada bidangnya bahwa ha1 itu termasuk lingkup perlindungan penemuan ini.
Klaim 1.
5
10
15
20
25
Suatu rotor distributor yang terdiri dari: - badan rotor.(l) yang berbentuk silinder, dan - kepala rotor (la) yang terletak pada bagian atas
badan rotor Cl), dan - plat rotor (2) yang terletak pada kepala rotor la, yang dicirikan dimana salah satu bagian ujung plat rotor (2) dibuat lebih tebal dari pada bagian ujung yang lain sehingga luas permukaan bagian ujung plat rotor (3) tersebut lebih luas dari permukaan bagian ujung lainnya. 2. Plat rotor (21, seperti yang disebutkan pada klaim 1 dapat dibuat lebih tebal diantaranya dengan memberikan tambahan lapisan timah atau, kuningan atau, bahan campuran timah dengan kuningan. 3. Ketebalan plat rotor (2), seperti yang dimaksudkan pada klaim 1 dan 2, adalah maksimum sama dengan tebal kutub distributor (4). 4. Rotor distributor seperti yang disebutkan pada klaim 1, dapat dibuat dengan berbagai modifikasi bentuk disesuaikan dengan keperluan, dimana inti teknologinya sama dengan inti penemuan ini.
8
Abstrak PENYEMPURNZAN 5
10
15
20
ROTOR DISTRIBUTOR UNTUR MOTOR BAKAR BENSIN
Suatu rotor distributor yang terdiri dari: - badan rotor (1) yang berbentuk silinder, dan - kepala rotor (la) yang terletak pada'bagian atas badan rotor Cl), dan - plat rotor (2) yang terletak pada kepala rotor la, yang dicirikan dimana salah satu bagian ujung plat rotor (2) dibuat lebih tebal dari pada bagian ujung yang lain sehingga luas permukaan bagian ujung plat rotor (3) tersebut lebih luas dari permukaan bagian ujung lainnya. Penyempurnaan rotor distributor tersebut dapat dibuat diantaranya dengan memberikan tambahan lapisan timah atau, kuningan atau, bahan campuran timah dengan kuningan dengan perbandingan 50% : 50%.
2 la
III
3 III 1 *
G-U&J-Z
ke Busi
\ \ \ \ \\ \ \ \ \ācā, \ 2