!"# $%%# ' #( #%) *#!#+ #%)$!#%) $ #+#% , *#%+$% $- . / 0 1 #2 . / 0 0
Faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 Pada Industri Manufaktur Tri Widianti, Sik Sumaedi
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – LIPI, Kawasan Puspiptek Gedung 410, Serpong, Tangerang 1531
[email protected];
[email protected] Abstrak Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, industri manufaktur memiliki nilai strategis bagi peningkatan kemakmuran suatu negara. Salah satu tren yang ada pada industri manufaktur adalah adopsi standar ISO 9001. Adopsi standar ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan maupun non keuangan pada perusahaan-perusahaan di bidang industri manufaktur. Meskipun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa adopsi ISO 9001 tidak memberikan manfaat signifikan bagi industri manufaktur. Mengingat hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 pada industri manufaktur. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 bagi industri manufaktur adalah motivasi perusahaan, komitmen manajemen, peranan personal, komunikasi efektif, interpretasi persyaratan ISO 9001 (quality system content), strategi perusahaan, perbaikan terus-menerus dan lingkungan eksternal perusahaan. Kata Kunci: ISO 9001, Manufaktur, Faktor Kunci Sukses
Abstract Manufacturing industry is one of industries that provide many employments. Thus, the manufacturing industry has a strategic value for increasing the prosperity of a country. One of trends that exist in the manufacturing industry is the adoption of the ISO 9001 standard. Adoption of this standard is expected to improve financial and non-financial performance of companies in the manufacturing industry. Nevertheless, several studies indicate that the adoption of ISO 9001 does not provide significant benefits for the manufacturing industry. Given that, this research aims to identify key success factor of ISO 9001 implementation in manufacturing industries. This research was done with literature study method. The results of this study indicate that key factors in successful implementation of ISO 9001 for manufacturing industries are enterprise motivation, management commitment, the role of personal, effective communication, interpretation of the requirements of ISO 9001 (Quality system content), company strategy and external environment of the company. Keywords: ISO 9001, Manufacturing, Key Success Factors
1. Pendahuluan Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini menunjukkan industri ini memiliki nilai strategis bagi peningkatan kemakmuran suatu negara. Pada industri manufaktur, salah satu tren yang terjadi adalah adopsi ISO 9001. ISO 9001 adalah standar sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan pelanggan, peraturan perundangan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dan melahirkan budaya perbaikan berkelanjutan (ISO 9001, 2008). Standar ini merupakan
konsensus internasional mengenai
praktek-praktek manajemen yang baik (Van Den Heuvel dkk, 2005) yang akan mengarahkan industri manufaktur untuk senantiasa berfokus pada mutu produk yang superior. Mutu produk yang superior, di sisi lain, merupakan upaya yang terbukti dapat digunakan untuk mencapai, memperkuat, dan mempertahankan daya saing suatu perusahaan (Magd dkk, 2003). ISO 9001 telah diadopsi oleh 982.832 organisasi pada akhir 2008 di seluruh dunia (ISO, 2009). Kondisi ini mengindikasikan adanya penerimaan yang tinggi terhadap standar ini. Banyak peneliti telah melakukan penelitian-penelitian mengenai ISO 9001 sebagaimana dipaparkan dalam meta analisisnya Sampaio dkk (2008) serta Psomas dan Foutopolos (2009). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001 pada industri manufaktur akan memberikan banyak manfaat seperti peningkatan produktivitas, mutu produk, inovasi, dan komunikasi internal (Magd dkk, 2003; Magd, 2006; Magd, 2008; Asa dkk, 2008; Yong dan Wilkinson, 2001; dan Piskar dan Dolensik 2006). Meskipun demikian, beberapa penelitian justru menunjukkan kebalikannya (Corbett dkk, 2005). Kontradiktifnya hasil penelitian-penelitian yang mengkaji manfaat penerapan ISO 9001 mengindikasikan penerapan ISO 9001 tidak serta merta akan memberikan manfaat bagi industri manufaktur. Industri manufaktur perlu untuk mendorong dan menerapkan faktor-faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 dapat berlangsung secara efektif. Dengan demikian, penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 bagi industri manufaktur perlu untuk dilakukan. Mengacu pada paparan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor kunci sukses apa saja yang perlu diperhatikan oleh industri manufaktur agar adopsi ISO 9001 dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi organisasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak. Pertama, bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk merumuskan model kebijakan yang sesuai untuk mendorong efektifitas penerapan ISO 9001 pada industri manufaktur. Kedua, bagi
industri
manufaktur sendiri, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 sehingga tujuan penerapan standar dapat dicapai dan memiliki dampak yang positif bagi daya saing perusahaan.
2. ISO 9001 (Novania,-) Sejarah ISO 9001 dimulai dari dunia militer pada masa perang dunia II sekitar tahun 1943. Untuk menjamin kualitas pasokan amunisi pemerintah Inggris melakukan seleksi pemasok. Pada tahun 1963 departemen pertahanan AS membuat seri standar MIL STD, Salah satu seri yang penting dari standar tersebut adalah MIL-Q-9858A. Standar ini diadopsi NATO dengan nama AQAP-1. Setelah itu diadopsi oleh Inggris ke dalam suatu standar Inggris sendiri yang dikenal sebagai DEF/STAN05-8 yang kemudian berkembang menjadi standar dengan nama BS5750 pada tahun 1979. Berdasarkan prinsip-prinsip BS5750, Organisasi Internasional untuk standardisasi (ISO) yang bermarkas di Geneva menyusun suatu standar mutu yang
banyak
diadopsi secara internasional dan dikenal dengan ISO 9001. ISO 9001 memiliki beberapa tujuan (Novania,-) yaitu: •
Mencapai dan mempertahankan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan.
•
Memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa mutu yang dimaksudkan telah dicapai dan dapat dipertahankan.
•
Memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa mutu yang dimaksud telah atau akan dicapai sesuai persyaratan kepuasan pelanggan..
ISO 9001 terdiri atas lima persyaratan utama yaitu persyaratan umum, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk dan pengukuran analisis dan perbaikan. Adapun penjelasan persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut (ISO, 2008; Biazo dan Bernardi,2003):
Gambar 1 Model ISO 9001 (Sumber ISO 9001:2008)
Klausul 4.1 merupakan persyaratan umum yang menjelaskan bagaimana suatu organisasi mengimplementasikan ISO 9001 . Klausul ini menjelaskan bahwa organisasi yang menerapkan ISO 9001 harus memenuhi poin-poin sebagai berikut:
•
Identifikasi proses
•
Menetapkan rangkaian dan interaksi proses
•
Menetapkan kriteria dan metode yang dipersyaratkan untuk memastikan operasi yang efektif dan pengendalian prosesnya
•
Memastikan ketersediaan sumberdaya dan informasi untuk mendukung operasi dan pengendalian prosesnya.
•
Pengukuran, pengewasan dan analisi proses
•
Menerapkan tindakan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berkelanjutan
Klausul 5 yaitu Tanggungjawab manajemen merupakan persyaratan ditujukan untuk mengembangkan dan memperbaiki mutu, sistem, fokus pelanggan, Formulasi kebijakan mutu dan rencana, dan definisi tanggungjawab, kewenangan, dan proses komunikasi untuk memfasilitasi sistem manajemen mutu yang efektif. Klausul 6 Sumber daya persyaratan yang mengatur baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang digunakan untuk meningkatkan mutu serta memberikan kepuasan kepada pelanggan . Klausul 7 Realisasi produk merupakan persyaratan yang spesifik dalam proses realisasi produk dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, kaji ulang persyaratan, umpan balik pelanggan, desain dan pengembangan produk, pembelian, produksi, pengendalian, pengukuran dan monitoring. Klausul 8 Pengukuran, analisis dan perbaikan merupakan persyaratan dalam standar yang ditujukan untuk memonitor informasi kepuasana pelanggan, pengukuran dan monitoring produk dan proses, dan audit internal , ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan. 3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode litertur review. Literatur review dilakukan terhadap jurnal-jurnal yang mengkaji topik manfaat, kendala, hambatan dan faktor kunci sukses penerapan. Mula-mula dilakukan identifikasi terhadap manfaat dan kendala penerapan ISO 9001. Lalu, dilakukan analisis komparatif terhadap manfaat dan kendala penerapan ISO 9001 yang melahirkan kesimpulan faktor kunci sukses penerapan ISO 9001. Hasil analisis tersebut kemudian dilakukan
analisis komparatif terhadap penelitian terhadap faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 sehingga diperoleh faktor kunci sukses berdasarkan analisis komparatif terhadap literatur. 4. Hasil dan Pembahasan Manfaat Penerapan ISO 9001 Secara umum banyak penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar sistem manajemen mutu memang mampu memberikan manfaat baik yang bersifat eksternal maupun internal. Sebagai contoh, meta analysis yang dilakukan Sampaio dkk (2008) terhadap penelitian-penelitian sebuah standar sistem manajemen mutu ISO 9001, di dunia menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001 memberikan manfaat-manfaat yang bersifat eksternal maupun yang bersifat internal . Penerapan sandar sistem manajemen mutu akan dapat mengurangi kebutuhan waktu, sumber daya, serta anggaran dalam proses pengembangan mengingat organiasi dapat melewati fase identifikasi “ what to be
controlled” . Akan tetapi, pertanyaan selanjutnya, benarkah penerapan standar sistem
manajemen mutu efektif untuk mencapai tujuan? Setiap organsasi yang menerapkan standar sistem manajemen mutu memiliki tujuan-tujuan penerapan yang berbeda-beda. Meminjam istilah sampio dkk, (2009), tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori tujuan yaitu tujuan yang bersifat internal dan tujuan yang bersifat eksternal. Tujuan internal penerapan standar berkaitan peningkatan dalam aspek pemasaran dan promosi sementara tujuan eksternal lebih didorong tercapainya peningkatan performa organisasi. Dengan demikian, efektifitas penerapan standar juga berkaitan dengan manfaat yang bersifat eksternal dan manfaat yang bersifat internal. Piskar dan Dolensik 2006, juga menyampaikan bahwa ada aktivitas yang harus dilakukan untuk merasakan manfaat penerapan ISO 9001 yaitu perbaikan berkelanjutan. Harus ada reorganisasi proses dan pengurangan waktu untuk penerapan atau pengurangan biaya. Ini merupakan cara yang tercepat dan paling nyata untuk menerapkan perbaikan. Selain itu penerapan perbaikan juga dihubungkan dengan siklus Deming (PDCA). Semua aktivitas yang dilakukan perusahaan harus didukung analisis terkini berdasarkan fakta yang digunakan untuk perbaikan proses. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan dari beberapa jurnal diperoleh tabel perbandingan manfaat penerapan ISO 9001 baik dibidang manufaktur maupun bidang lainnya. Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan terdapat manfaat yang sama yang dirasakan oleh perusahaan atau industri yang menerapkan ISO 9001. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Analisis Perbandingan Penelitian Manfaat ISO 9001 Magd dkk (2003)
Magd (2006)
Magd (2008)
Meningkatnya kesadaran terhadap mutu dalam perusahaan Peningkatan efisiensi sistem mutu Pelayanan pelanggan meningkat
Meningkatkan efisiensi sistem mutu
Perbaikan dokumentasi
Dokumentasi prosedur lebih baik Meningkatnya kesadaran mutu dalam perusahaan
Meningkatnya mutu produk
Meningkatnya kualitas produk dan layanan pelanggan Jelasnya instruksi kerja dan prosedur
Peningkatan efisiensi sistem mutu Jelasnya instruksi kerja, prosedur dan tanggungjawab Membantu pemilihan pemasok
Peningkatan metode inspeksi dan waktu penyelesaian produk Mengurangi keluhan pelanggan
Komunikasi efektif antar karyawan
Yong dan Wilkinson (2001) Kesadaran mutu Kecepatan respon terhadap pelanggan Meningkatnya Mutu produk dan layanan
Piskar dan Dolensik (2006) Meningkatkan gambaran proses yang dicapai Menigkatnya mutu produk dan layanan Meningkatkan reputasi perusahaan
Kepuasan pelanggan keseluruhan
Meningkatnya kepuasan pelanggan
Perbaikan produk / mutu layanan
Kerjasama tim
Meningkatnya sistem informasi
Membantu mengembangakan manajemen mutu Alat promosi
Komunikasi lateral
Meningkatnya kerjasama dengan pembeli Kepuasan karyawan , peningkatan perilaku dan moral karyawan Tingginya motivasi karyawan untuk meningkatkan mutu layanan Meningkatnya Inovasi dalam proses bisnis Meningkatnya hasil bisnis Menigkatnya kesetian pelanggan
Meningkatkan metode inspeksi dan waktu penerimaan barang Meningkatkan mutu bahan masuk
Perbaikan mutu bahan masuk
Menigkatnya produktivitas
Turunnya angka cacat dan limbah
Meningkatkan potensi ekspor
Baiknya komunikasi vertikal (manajemen dengan karyawan)
Mengurangi angka cacat dan limbah Meningkatkan motivasi karyawan Meningkatkan hubungan karyawan
Membantu perbaikan berkelanjutan Ekspansi pasar internasional Kesempatan yang lebih baik untuk ekspor
Meningkatkan keuntungan Ekspansi pasar internasional Kepuasan pelanggan
Kepuasan karyawan Efisiensi biaya Keuntungan meningkat
Asa dkk (2008) Menjamin pasar baru Memperbaiki possinpersaingan Tekanan dan kepuasan pelanggan Keuntungan dan manfaat praktis
!
(Lanjutan) Magd dkk (2003)
Magd (2006)
Magd (2008)
Meningkatkan kecepatan pengiriman barang Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan produktivitas Mengurangi keluhan pelanggan
Peningkatan kesadaran mutu Memperbaiki hubungan karyawan
Meningkatkan hubungan pemasok Memelihara/memperoleh market share Meningkatkan rancangan proses Mengurangi biaya Meningkatkan keuntungan
Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan desain proses Manfaat kompetisi lebih baik Turunnya biaya bisnis Meningkatkan keuntungan Lebih baiknya citra perusahaan Meningkatkan penjualan Memperbaiki hubungan pemasok Tanggungjawab kerja jelas Meningkatkan motivasi staf Perubahan budaya yang positif
Memperbaiki purduktivitas karyawan Mengurangi biaya
Meningkatkan rancangan produk Meningkatkan ekspor
Yong dan Wilkinson (2001) Market share
Piskar dan Dolensik (2006)
Asa dkk (2008)
Hubungan pekerja dengan manajemen membaik Pergantian karyawan Kehadiran
Mengurangi waktu produksi Ingatan staf lebih baik Alat pengembangan produk
"
Kendala Penerapan ISO 9001 Selain perusahaan merasakan manfaat yang besar dalam menerapkan ISO 9001, juga ad kendala yang dialami perusahaan seperti disebutkan Psomas dkk, (2010); Magd (2010); Asa dkk (2008); Magd (2008); Magd (2006); Amar dan Zain (2002); dan Young dan Wilkinson (2001). Kendala yang dialami perusahaan atau industri dalam penerapan ISO 9001 akan mempengaruhi seberapa besar manfaat setelah penerapan ISO 9001 bahkan mempengaruhi motivasi untuk mulai menerapkan ISO 9001. Kendala penerapan ISO 9001 berdasarkan hasil kajian literatur terlihat pada tabel 2. Kendala terbesar yang dialami perusahaan dalam menerapkan ISO 9001 adalah meningkatkan penjualan dan profit, mahalnya biaya registrasi, kurangnya komitmen manajemen, serta merubah dari sistem yang sudah ada menjadi sistem yang dipersyaratkan ISO 9001. Kendala yang dihadapi diberbagai perusahaan bervariasi ada yang mengalami kesulitan terbesar yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penerapan (biaya internal perusahaan, biaya konsultan dan biaya registrasi). Hal ini dialami di Saudi Arabia dan Mesir, terutama pada perusahaan yang skalanya masih kecil. Apapun bagi perusahaan yang besar, terutama di Saudi Arabia hal ini tidak menjadi masalah karena besarnya opini positif terhadap manfaat penerapan ISO 9001 dibndingkan biaya yang dikeluarkan. Asa dkk (2008) menyebutkan beberapa kendala penerapan ISO 9001 di Indonesia. Secara umum permasalahan yang dihadapi adalah peningkatan penjualan profit , penghematan biaya, alokasi sumberdaya serta komunikasi. Selain itu Amar dan Zain (2002) kendala yang dialami industri manufaktur di Indonesia adalah kurangnya komitmen manajemen, lemahnya manajemen, ketidakmampuan mengubah budaya organisasi, dan kurangnya sumberdaya. Berbeda dengan yang terjadi di Singapura, Yong dan Wilkinson (2001) menyebutkan bahwa kendala terbesar penerapan ISO 9001 adalah kurangnya waktu, tingginya pergantian karyawan, mutu karyawan, strategi perusahaan.
Tabel 2 Analisis Perbandingan Penelitian Kendala Penerapan ISO 9001 2008 Asa, dkk (2008) Peningkatan yang nyata dalam penjulan dan profit.
Magd (2006) Mahalnya biaya regitrasi
Magd (2008) Kurangnya komitmen manajemen
Magd (2010) Perubahan dari sistem yang ada untuk memenuhi ISO 9001
Amar dan Zain (2002) Kurangnya komitmen manajemen
Young dan Wilkinson (2001) Kurangnya waktu
Penghematan biaya
Sulitnya prosedur audit dan membutuhkan waktu yang lama Kurangnya pemahaman industry
Kurangnya orang yang ahli
Resistansi terhadap pengenalan ISO 9001
Lemahnya manajemen mutu secara keseluruhan
Tingginya pergantian karyawan
Tidak cukupnya mutu pelatihan dan pendidikan
Ketidakmampuan mengubah budaya organisasi
Mutu karyawan
Adanya sikap penolakan terhadap auditor
Kurangnya sumber financial
Kurangnya pemahaman tentang pentingnya ISO untuk semua bidang/bagian Membutuhkan waktu
Kurang akuratnya rencana mutu Tidak adanya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan
Tekanan jangka pendek kinerja Kurangnya strategi mutu jangka panjang
Kurangnya sumberdaya
Menjaga Manajemen mutu berjalan Kurangnya komitmen manajemen puncak, dan puncak Lemahnya perbaikan asset tangible Pengukuran mutu
Alokasi waktu untuk pelatihan dan pertemuan Alokasi sumberdaya secukupnya Komunikasi antara manajemen dan karyawan
Kegagalan mendefinisikan tanggungjawab dan kewenangan personal Kurangnya keterlibatan pemasok Resistansi organisasi untuk berubah Kesulitan dalam memotivasi pasrtisipasi staf Rumitnya dokumentasi, prosedur dan rekaman Kurangnya pengalaman dalam penetapan sistem mutu Kurang baiknya pengendalian pemasok
Tingginya biaya implementasi Dokumentasi yang birokratis dan panjang Kurangnya auditor internal perusahaan yang terlatih dan berpengalaman Tidak jelas dan membingungkan Sulitnya menghadapi kunjungan survailen
Kurangnya komitmen manajemen senior Fokus produksi dan operasi Perselisihan gagasan Kurangnya pelatihan Kondisi bisnis yang memburuk Kurangnya infrastruktur Kurangnya krisis bisnis atau ancaman Resistansi serikat perdagangan
Faktor Kunci Sukses Berdasarkan pemaparan di atas melihat dari tujuan penerapan ISO 9001, manfaat, serta kendalanya. Maka ada hal yang harus diperhatikan bagi perusahaan dalam menerapkan ISO 9001. Semua perusahaan yang menerapkan ISO 9001 tentu saja mengharapkan manfaat optimal. Karena di satu sisi penerapan ISO 9001 memang membutuhkan biaya, sumberdaya, sarana dan prasaarana yang cukup besar.
Hal-hal tersebut merupakan faktor kunci sukses penerapan ISO 9001.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan untuk menyukseskan penerapan ISO 9001. Faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 3 Psomas (2010); Qui dan Tannok (2010); Magd (2010); Asa dkk (2008; Magd (2008); Magd (2006); dan Osman dkk (2004). Mereka menyebutkan faktor yang paling mempengaruhi penerapan ISO 9001 adalah dukungan dan komitmen manajemen, fokus internal, tekanan pasar , komunikasi dan persyaratan pelanggan. Asa, dkk (2008) secara khusus menyebutkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Indonesia tiga faktor paling penting dalam penerapan ISO 9001 ketiga faktor ini memiliki tingkat kepentingan, manfaat dan kesulitan dalam penerapannya cukup tinggi. Faktor tersebut adalah dukungan dan komitmen dari manajemen puncak, peningkatan yang nyata dalam penjualan dan profit serta perbaikan sistem manajemen mutu yang ada . Berbeda halnya dengan Osman dkk (2004), fokusnya adalah kepuasan pelanggan internal yang diwujudkan dengan keterlibatan dan komunikasi manajemen dan karyawan, tanggungjawab manajemen, monitoring kepuasan pelangnan, motivasi dan penghargaan dan pengendalian proses. Hal ini karena Osman dkk (2004) memiliki pandangan bahwa akan tercapainya customer retention dan loyalty jika pelanggan internal telah memperoleh kepuasan. Mereka menggambarkannya seperti bagan dibawah ini:
% ?
@=% 4 %A
4 %-
% / =% 4 %
> % % % - %-
Tabel 3 Analisis Faktor-faktor Kunci Sukses Penerapan ISO 9001 Penelitian Saat Ini Asa dkk (2008)
Magd (2006)
Magd (2008)
Magd (2010)
Dukungan dan komitmen dari top, dan middle management
Fokus Internal
Fokus internal
Komitmen Manajemen Puncak
Dukungan dan komitmen karyawan
Fokus Eksternal
Fokus eksternal
Manfaat internal
Ketepatan dokumentasi proses Antusiasme terus menerus dari top, middle management dan karyawan Pengertian terhadap sistem mutu
Persaingan
Fokus hasil
Perspektif ekspor
Fokus ekspor
Prosedur sistem terstruktur dengan baik Auditor internal perusahaan Bantuan dari induk perusahaan atau partner
Ideologi manajemen puncak Sektor Industri
Monitoring kepuasan pelanggan internal Motivasi dan penghargaan
Persyaratan sistem manajemen
Komitmen organisasi
Motivasi dan komitmen karyawan
Pengendalian proses
Atribut perusahaan
Sumberdaya
Komunikasi antara manajemen dan karyawan Kontribusi bidang sumber daya Pengalaman terhadap sistem yang ada Bantuan dari konsultan luar Bantuan dari pemerintah dan departemen perdagan
Pertumbuhan perusahaan dan pengembangan Kompetitor
Komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan
Sistem Mutu dan Pemasok
Qui dan Tannok (2010) Tekanan Pasar dan persyaratan pelangan
Pemerintah daerah
Osman dkk (2004)
Psomas (2010)
Keterlibatan dan Komunikasi manajemen dan karyawan Tanggungjawab manajemen
Motivasi internal perusahaan Atribut karyawan
Lingkungan eksternal
B +% C/ +% %
#
+
/ +%
# % -
# )
-
+ +
?
+& ++ & %
#
# %
' # %
* + % %
% . ++
%
# #
++ &
* # ) + %)
+
+
*# ) +
4 -
# .%
#
5 " 7
) %+
& +
# % )
!D
) %) .
4
%) / +%
'D %
/ +% +
#
# %+
&
/ +% 1/ +%
%
) %+
%
'D
+
!'D
+
&
!& *+
+ +
& 'D
# ' + % / +%/ * +%
+ 'D
5 - % % # %
#
#5$ 0 #4+'! #4+'! '+7>#67 $! 6#:##% +
%&7 46$6 #67 $!5#%87#%)#% '( -#!#67 %+#!#
'( 7+( $% #%#;$(
%$#
%
$!#%#% $!6'%#
+ #
# #
-
+ % +
#
%
'( %74#67 <$4+7< :
+
%+$!-!$+#67 $!6"#!#+#% %
+!#+$)7 $! 6#:##%
+ %
.
-
#%<##+= $%8# # $%$!#-#% 8#% #4+'!
+
9
4
%&7 46$6
$!5#74#% 5$!4$ #%; +#% %
+ % % # +
%
7%)4 %)#% 46+$!%# $! 6#:##% : # %%
+ - ,
# >%
: % ( -
)
) &B
E : #
'
+ % + 4 # % # ) + % # +% %
: .
:
+
%
: ).+
.
%
:
+
#
: + + - ,
:
+ #
:
+
%
E % + + . *# % ., )
F
(
: ).+ ) +
% &
%G -
+
' %
5. KESIMPULAN Adopsi ISO 9001 merupakan salah satu tren yang terjadi pada industri manufaktur. Meskipun demikian, adopsi ISO 9001 tidak serta merta dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi organisasi. Organisasi yang dapat mendorong faktor-faktor kunci sukses penerapan ISO 9001 akan dapat memperoleh manfat yang signifikan atas penerapan standar ini. Berdasarkan kajian yang dilakukan, faktor kunci keberhasilan ISO 9001 dapat dikelompokan menjadi 8 (delapan), yaitu :
1. Motivasi Perusahaan 2. Komitmen manajemen 3. Peranan Personal 4. Komunikasi Efektif 5. Interpertasi Persyaratan 6. Strategi Perusahaan 7. Perbaikan Berkelanjutan 8. Lingkungan Eksternal Perusahaan DAFTAR PUSTAKA
1. Amar, Kifayah dan Zain, Zuraidah Mohd.(2002), “ Barriers to implementing TQM in Indonesian Manufacturing Organizations” , The TQM Magazine Vol.14,No. 6, Hal. 367-372. 2. Asa, Fanshurullah, dkk.(2008). “ Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstuksi di Indonesia” , Jurnal Teknik Sipil, Vol.15, No.3, Hal. 99-106. 3. Biazzo, Stefano dan Bernardi, Giovani.(2003), “ Process Management Practices and Quality Systems Standards Risks and Opportunities of
The New ISO 9001
Certification” , Business Process Management Journal, Vol. 9 No.2, Hal. 149-169. 4. Corbett, C.J., Montes., Kirsch, D.A. dan Alvarez-Gil, M.J. (2002), “ Does ISO 9000 Certification Pay?” , ISO Management System, July/August, Hal. 31-40. 5. ISO
9001 :2008,
International
Standard,
Quality
Management
Systems
Requirements. 6. Magd, Hesam dkk.(2003), “ ISO 9001 Implementation: a Study of Manufacturing Companies in Saudi Arabia” , Managerial Auditing Journal, Vol.18,No.4, Hal. 313-322.
7. Magd, Hesam A.E., (2006), “ An Investigation of ISO 9000 Adoption in Saudi Arabia” , Managerial Auditing Journal, Vol.21 No.2, Hal. 132-147. 8. Mag, Hesam A.E., (2008), “ ISO 9001:2000 in Egyptian Manufacturing Sector: Perceptions and Perspectives” , International Journal of Quality & Reliability Management , Vol.25No. 2, Hal. 173-200. 9. Magd, Hesham. (2010), “ Quality Management Standards (QMS) Implementation in Egypt: ISO 9000 Perspectives” , Global Business and Management Research International Journal, Vol.2,No.1, Hal. 57-68. 10. Novarina,
Nurul
Diena.(-),
“ Diktat
Perkuliahan
–Modul
XIII” .
Pusat
Pengembangan Bahan Ajar-UMB, Hal. 1-12. 11. Osman, M.R. dkk.(2004), “ Internal Customer Satisfaction In ISO 9001 Certified Manufacturing Companies” , International Journal of engineering and Technology, Vol.1,No.2, Hal. 179-187. 12. Piskar, Franka dan Dolinsek, Slavko. (2006), “ Implementation of ISO 9001 from QMS to Business Model” , Industrial Management & Data Systems, Vol.106 No.9, Hal. 1333-1343. 13. Psomas, Evangelos L., Fotopoulos, Christos V., dan Kafetzopoulos, Dimitrios P.(2010), “ Critical Factors for Effective Implementaion of ISO 9001 in SME Serve Companies” . Journal Managing Service QualityVol. 20 No.5, Hal. 440-457. 14. Qui, Yun dan Tannock, James D.T.,(2010), “ Dissemination and adoption of Quality Management in China Case Studies of Shanghai Manufacturing Industries” , International Journal of Quality & Reliability Management, Vol.27 No.9, Hal. 1067-1081. 15. Sampaio, Paulo., Saraiva, Pedro., dan Rodrigues, Antonio Guimarates., (2009). “ ISO 9001 certification Reasearch: Question, Answer and Approach” . International Journal of Quality and realiability Management Vol 26 No.1 Hal. 38-58. 16. Van den Heuvel, Japp dkk (2005). “ An ISO 9001 Quality Management System in a Hospital Bureaucracy or Just Benefits? “ International Journal of Helath Care Quality Assurance, Vol.18 No.5, Hal 361-369. 17. Wahid, Roslina Ab, dan Corner,James.(2009), “ Critical Success Factors and Problems in ISO 9000 Maintenance” , International Journal of Quality and Reliability Management, Vol.26 No.9, Hal. 881-893.