BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014)
JURNAL
Oleh : ZAFIRAH FARIS NIM K3109084
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) Zafirah Faris dan Sutarno Program Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT Zafirah Faris. GROUP COUNSELING WITH DISCUSSION TECHNIQUE TO REDUCE INFRINGEMENT OF SCHOOL RULES (STUDY OF ELEVEN GRADE STUDENTS IN SMA NEGERI 8 SURAKARTA SCHOOL YEAR OF 2013/2014). Thesis. Faculty of Teacher And Training Education Sebelas Maret University Surakarta. Januari 2014. The objective of research is to find out the effectiveness of Group counseling with discussion technique to reduce infringement of school rules of eleven grade students in SMA 8 Surakarta year of 2013/2014. The research was a Quasi Experimental Design with Non Equivalent Control Design. The sampling technique was purposive random sampling technique. The samples in this study were students of SMA Negeri 8 Surakarta grade eleven. Technique of collecting data used was questionnaire. The data analysis was conducted using Two Ways ANOVA by utilizing SPSS 16. Based on the testing result of sub- hypothesis I the value of F count is 18,489 > Ftabel 3,92 then Ho rejected and Ha is accepted, it means that there is a difference in the value of infringement of school rules before and after the treatment given in the experimental group and the control group. Based on the testing result of sub- hypothesis II the value of F count is 13,174 > Ftabel 3,92 so there is a difference in the value of infringement of school rules given in the experimental group and the control group. The testing result of sub hypothesis III the value Fcount = 10,480 > Ftable = 3,92 which means there is an interaction between the of infringement of school rules before and after the given treatment in the experimental group and the control group. Conclusion of this study is group counseling with discussion technique effectively reduce infringement of school rules of eleven grade students in SMA Negeri 8 Surakarta School Year of 2013/2014. Keywords : group counseling, discussion technique, infringement of school rules.
PENDAHULUAN Siswa
tingkat
menengah atas umur
15-18
sekolah
tua, 5) pertentangan di dalam
dalam rentang
dirinya sering menjadi pangkal
dikatakan
penyebab pertentangan-pertentang
pertengahan.
dengan orang tua, 6) kegelisahan
Monks, Knoers, dan Haditono (
karena banyak hal diinginkan tetapi
dalam
remaja tidak sanggup memenuhi
sebagai
tahun
remaja
Desmita,
2008
:190)
menyatakan bahwa” masa remaja
semuanya,
dibedakan menjadi empat bagian,
bereksperimentasi,
yaitu masa pra-remaja 10 – 12
bereksplorasi,
tahun, masa remaja awal 12 – 15
banyak
fantasi,
tahun, masa remaja pertengahan 15
bualan,
10)
– 18 tahun, dan masa remaja akhir
membentuk
18 – 21 tahun”. Selain pendapat
kecenderungan
tersebut, Kartini Kartono (2007 :
berkelompok.
148), menyatakan bahwa “masa
7)
senang 8)
9)
senang
mempunyai
khayalan,
dan
kecenderungan kelompok
dan kegiatan
Berdasarkan
karakteristik
remaja disebut pula sebagai masa
tersebut dapat dijelaskan bahwa
penghubung atau masa peralihan
remaja
antara masa kanak-kanak dengan
seperti
masa dewasa”.
adanya pertentangan dalam diri
Gunarsa memaparkan
(2000
bahwa
karakteristik remaja menimbulkan
:
218)
beberapa yang dapat berbagai
permasalahan pada diri remaja pada masa sekolah menengah atas, yaitu:
mempunyai
sifat-sifat,
ketidakstabilan
serta
sikap
menentang
emosi,
dan
menantang orang tua. Sifat-sifat tersebut
dapat
menimbulkan
masalah baik di dalam maupun di luar sekolah. Sekolah
sebagai
1) kecanggungan dalam pergaulan
lembaga
2) ketidakstabilan emosi, 3) adanya
mempunyai
perasaan
akibat
yang diberlakukan bagi seluruh
dan
warga sekolah. Salah satunya yaitu
petunjuk hidup, 4) adanya sikap
adanya tata tertib sekolah bagi para
menentang dan menantang orang
siswa. Siswa diharuskan untuk
perombakan
kosong pandangan
pendidikan
suatu formal
peraturan-peraturan
menaati tata tertib sekolah yang
berpakaian tidak rapi, memakai
ada. Dengan adanya tata tertib
seragam sekolah tanpa atribut yang
sekolah, diharapkan siswa dapat
lengkap, membolos ke kantin dan
menaati tata tertib sehingga proses
tidak masuk tanpa keterangan.
belajar mengajar berjalan dengan
Guru
B&K
telah
baik. Tetapi pada kenyataannya,
mengupayakan untuk mengurangi
masih ada pelanggaran tata tertib
pelanggaran dengan berbagai cara,
sekolah yang dilakukan oleh para
salah satunya dengan adanya buku
siswa.
dapat
tata tertib sekolah. Di dalam buku
disebabkan oleh faktor internal dan
tata tertib telah dijelaskan tentang
eksternal. Faktor internal antara
berbagai hal yang terkait dengan
lain
karakteristik
tata tertib itu sendiri, seperti hak
memiliki
dan kewajiban siswa, jenis-jenis
suka
pelanggaran serta sistem kredit
sikap
poin dari setiap pelanggaran. Tetapi
pemberontakan tinggi. Sedangkan
hasil dari pengadaan buku tata
faktor
tertib
Hal
tersebut
berasal
remaja
dari yang
ketidakstabilan
emosi,
menentang
dan
eksternal
antara
lain;
ini
masih
belum
dapat
penegakan tata tertib dari pihak
mengurangi pelanggaran tata tertib
sekolah yang belum optimal, sanksi
sekolah secara optimal. Hal ini
dan hukuman bagi pelanggar tata
dapat
tertib tidak jelas dan tindak lanjut
faktor, antara lain; ketidaktahuan
dari pelanggaran tata tertib kurang
siswa akan pentingnya tata tertib,
dilaksanakan secara serius.
ketidaksadaran siswa akan tata
Berdasarkan informasi yang
disebabkan
oleh
banyak
tertib sekolah itu sendiri serta
diperoleh dari guru B&K di SMA
terkait
Negeri 8 Surakarta pada tanggal 15
digunakan oleh guru B&K dalam
Maret 2013 dapat diketahui bahwa
menyampaikan informasi tentang
pelanggaran tata tertib sekolah
tata tertib sekolah.
yang dilakukan oleh siswa masih tergolong
cukup
dengan
metode
yang
Pelanggaran terhadap tata
tinggi.
tertib sekolah harus diatasi, karena
Pelanggaran yang dimaksud antara
hal ini merugikan pihak sekolah
lain ; terlambat masuk sekolah,
dan siswa. Salah satu cara untuk
mengurangi pelanggaran tata tertib
dipilih dengan pertimbangan bahwa
sekolah yaitu dengan memberikan
dengan teknik ini siswa dapat
layanan bimbingan dan konseling.
bertukar pendapat dengan teman
Layanan bimbingan dan konseling
dalam kelompok. Dengan diskusi,
dapat dilakukan secara individual
siswa
maupun kelompok. Tatiek Romlah
bersama-sama untuk mengurangi
(2001 : 3) menjelaskan bahwa
pelanggaran
“bimbingan
sekolah, sehingga pelanggaran tata
kelompok
adalah
dapat
proses pemberian bantuan yang
tertib
diberikan pada individu dalam
optimal.
mencari
yang
dapat
solusi
terjadi
dikurangi
di
secara
situasi kelompok”. Sedangkan W.S
Djamarah Syaiful Bahri &
Winkel (2004 :564) memaparkan
Aswan Zain (2002: 99) menyatakan
bahwa
bahwa
“bimbingan
kelompok
“diskusi
adalah
cara
merupakan salah satu pengalaman
penyajian pelajaran dimana siswa
melalui pembentukan kelompok-
dihadapkan kepada suatu masalah
kelompok
yang
untuk
keperluan
bisa
berupa
pelayanan bimbingan”. Selanjutnya
pernyataan/pertanyaan
Tatiek
(2001:87)
bersifat problematis untuk dibahas
“beberapa
dan dapat dipecahkan bersama”.
teknik yang biasa digunakan dalam
Hal ini mengandung pengertian
pelaksanaan bimbingan kelompok
bahwa dalam diskusi siswa diminta
yaitu pemberian informasi, diskusi
untuk memecahkan masalah secara
kelompok,
bersama-sama
Romlah
menjelaskan
(problem
bahwa
pemecahan solving),
masalah penciptaan
kelompok
dalam
untuk
suasana kekeluargaan (homeroom),
solusi bersama.
permainan peranan, karyawisata,
Dengan
dan permainan simulasi”. Jenis
bimbingan
bimbingan kelompok
yang
suasana
mendapatkan
demikian
kelompok
dengan
teknik diskusi yang memadai dan
yang digunakan untuk mengurangi
tepat
pelanggaran tata tertib sekolah
mengurangi pelanggaran tata tertib
yaitu bimbingan kelompok dengan
yang ada disekolah.
teknik
diskusi.
Teknik
diskusi
akan
membantu
siswa
Berdasarkan kajian di atas
tertutup yaitu angket yang sudah
maka peneliti tertarik melakukan
disediakan alternatif jawabannya
penelitian
dengan
judul
Bimbingan
Kelompok
Teknik
Diskusi
“
dengan untuk
oleh
peneliti
memudahkan
sehingga
subjek
dalam
menjawab.
Mengurangi Pelanggaran Tata
Teknik analisa data dalam
Tertib Sekolah (Penelitian Pada
penelitian ini menggunakan Two
Siswa SMA Kelas XI IPS di SMA
Ways Anova.
Negeri
8
Surakarta
Tahun
Pelajaran 2013/2014. A. METODE PENELITIAN B. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS SMA Negeri 8
Tujuan penelitian ini adalah
Surakarta dan dilaksanakan pada
Untuk
semester
pelajaran
layanan
2013/2014. Subjek penelitian ini
dengan
adalah siswa kelas XI IPS ynag
mengurangi pelanggaran tata tertib
berjumlah 60 orang.
sekolah pada Siswa SMA Kelas XI
1
Metode digunakan
tahun
penelitian adalah
yang metode
mengetahui
keefektifan
bimbingan teknik
kelompok
diskusi
untuk
IPS di SMA Negeri 8 Surakarta tahun
pelajaran
2013/2014.
eksperimen dengan menggunakan
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan
rancangan
Quasi
Eksperimental
quasi
eksperimental
design. Jenis data yang diungkap dalam
penelitian
ini
adalah
Design.
Berdasarkan
tersebut
maka
dibentuk
kelompok
sebagai
pelanggaran tata tertib sekolah.
eksperimen
dan
Data dalam penelitian ini berupa
kelompok kontrol.
data pre test dan data post test.
rancangan
satu
satu
kelompok sebagai
Penghitungan
hasil
Teknik pengumpulan data yang
hipotesis
yang telah
digunakan dalam penelitian ini
diperoleh tiga hasil analisis sub
adalah angket tertutup. Angket
hipotesis.
Hasil
dilakukan
analisis
sub
hipotesis
pertama
perbedaan
yaitu
kelompok
ada nilai
pelanggaran tata tertib sekolah
signifikan pelanggaran tata tertib sekolah
antara
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
sebelum diberi perlakuan (pretest)
Hasil analisis sub hipotesis
dan setelah perlakuan (postest)
ketiga yaitu ada interaksi antara
pada kelompok eksperimen dan
kelompok nilai pelanggaran tata
kelompok
tertib
kontrol.
penghitungan
Berdasarkan
sebelum
diberi
diperoleh
perlakuan (pretest) dan setelah
18,489 > 3,92
perlakuan (postest) pada kelompok
dengan signifikansi sebesar 0,05.
eksperimen dan kelompok kontrol.
Hal tersebut menunjukkan bahwa
Interaksi terjadi karena adanya
ada perbedaan yang signifikan
perlakuan dengan teknik diskusi,
antara
jika
Fhitung
>
Ftabel
statistik
sekolah
yaitu
pelanggaran
tata
tertib
dengan
adanya
perlakuan
sekolah sebelum diberi perlakuan
dengan
(pretest) dengan setelah diberi
mengurangi pelanggaran tata tertib
perlakuan (postest) pada kelompok
sekolah
eksperimen dan kelompok kontrol.
eksperimen, maka terjadi interaksi.
Hasil analisis sub hipotesis kedua
yaitu
pada
kelompok
Berdasarkan penghitungan statistik
perbedaan
diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 10,480
pelanggaran tata tertib sekolah
> 3,92 dengan signifikansi 0,05.
antara kelompok eksperimen dan
Hal tersebut menunjukkan bahwa
kelompok
Perbedaan
ada interaksi pelanggaran
kelompok
tertib
tersebut
ada
teknik diskusi dapat
kontrol. dikarenakan
sekolah
sebelum
tata diberi
eksperimen mendapatkan perlakuan
perlakuan (pretest) dan setelah
dengan teknik diskusi sedangkan
diberi perlakuan (postest) dengan
kelompok
kontrol
kelompok
perlakuan
apapun.
penghitungan Fhitung
>
tidak
diberi
Berdasarkan
statistik
dan
kelompok kontrol.
diperoleh
Ftabel yaitu 13,174 > Ftabel
eksperimen
Merujuk
masing-masing
analis pengujian hipotesis di atas
3,92 dengan signifikansi sebesar
dapat
0,05. Hal tersebut menunjukkan
perbedaan pelanggaran tata tertib
bahwa
sekolah
ada
perbedaan
yang
disimpulkan
antara
bahwa
ada
kelompok
eksperimen
dengan
kelompok
untuk memecahkan masalah atau
control. Perbedaan pelanggaran tata
untuk memperjelas suatu persoalan,
tertib sekolah antara kelompok
di
bawah
pimpinan
seorang
eksperimen
pimpinan”.
Pernyataan
tersebut
dengan
kelompok
kontrol terjadi karena pengaruh
menegaskan bahwa teknk diskusi
teknik diskusi. Perlakuan dengan
dapat menurangi pelanggaran tata
teknik
kelompok
tertib sekolah apabila dilaksanakan
mengurangi
dengan benar. Hasil penelitian ini
pelanggaran tata tertib sekolah
juga relevan dengan penelitian
karena dengan diskusi siswa dapat
tentang
mengutarakan
sekolah yang dilakukan oleh Emi
diskusi
eksperimen
pada
dapat
pendapatnya,
menyimpulkan
mengenai
permasalahan
atau
berbagai
suatu
menyusun
alternatif
suatu
pelanggaran
tata tertib
Julia (2013) yang berjudul Analisis Faktor
Penyebab
dan
Upaya
Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib
permasalahan terkait dengan tata
pada
SMA
Wisuda
Pontianak.
tertib sekolah.
Tujuan dari penelitian ini untuk
Hasil penelitian eksperimen
mengetahui pelanggaran tata tertib
tersebut relevan dengan teori yang
sekolah yang terjadi pada siswa di
dikemukakan oleh Dewa Sukardi
kelas XI SMA Wisuda Pontianak.
(2008:
221)
kelompok
bahwa merupakan
“diskusi suatu
Penulisan pendekatan
ini
menggunakan
kualitatif
dengan
pertemuan dua orang atau lebih,
bentuk studi kasus. Hasil analisis
yang ditujukan untuk saling tukar
data yang diperoleh secara umum
pengalaman dan pendapat yang
pelanggaran tata tertib yang sering
menghasilkan keputusan bersama”.
dilanggar
Selanjutnya Tatiek Romlah (2001 :
seragam sekolah, makan pada jam
89) menyatakan diskusi dengan
pelajaran,
terlambat
diskusi kelompok yang memiliki
sekolah
dan
pengertian
handphone.
bahwa
“diskusi
yaitu
pelanggaran
datang
ke
menggunakan
Faktor
penyebab
kelompok adalah percakapan yang
pelanggaran tata tertib sekolah
sudah direncanakan antara tiga
disebabkan oleh sumber dari siswa,
orang atau lebih dengan tujuan
luar siswa dan keadaan sekolah.
Upaya yang dilakukan oleh guru
siswa dapat terlibat secara aktif saat
untuk mengatasi pelanggaran tata
guru BK menyampaikan informasi
tertib sekolah yaitu mengevaluasi
dan diskusi tentang empat pokok
pelanggaran, memberikan sanksi
bahasan yaitu: hak siswa di sekolah
yang jelas dan mendidik, serta
yang bertujuan agar siswa dapat
melakukan razia pada siswa.
mengidentifikasi
haknya
di
Berdasarkan uraian diatas
sekolah, kewajiban siswa menaati
dapat disimpulkan bahwa bahwa
tata tertib sekolah yang bertujuan
bimbingan
agar
kelompok
dengan
siswa
dapat
menerapkan
teknik diskusi efektif mengurangi
kewajibannya di sekolah, larangan
pelanggaran tata tertib sekolah pada
yang ada di sekolah yang bertujuan
siswa SMA kelas XI IPS di SMA
agar
Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran
antara tata tertib dengan larangan
2013/2014. Keefektifan bimbingan
yang ada di sekolah dan sanksi
kelompok dengan teknik diskusi
dalam tata tertib sekolah yang
untuk mengurangi pelanggaran tata
bertujuan
tertib sekolah ini terkait dengan
menggunakan
konsep diskusi yang dijelaskan oleh
pelanggaran tata tertib sekolah
Hasibuan & Moedjiono. Hasibuan
yang ada di sekolah
& Moedjiono (2009 : 20) bahwa
terdapat
“diskusi
tata tertib sekolah setelah siswa
adalah
membimbing
suatu
lewat
cara
kelompok,
siswa dapat membedakan
agar
siswa sistem
penurunan
dapat poin
sehingga pelanggaran
diberikan treatment.
dengan memberi kesempatan pada siswa
nya
untuk
mengutarakan
dapat
C. KESIMPULAN DAN SARAN
pendapatnya,
Berdasarkan hasil penelitian
menyimpulkan
mengenai
permasalahan
atau
berbagai
suatu
telah
dilakukan,
dapat
menyusun
disimpulkan bahwa hipotesis yang
suatu
berbunyi : “bimbingan kelompok
alternatif
permasalahannya itu”. Berdasarkan
yang
dengan
teknik
diskusi
efektif
pernyataan
mengurangi pelanggaran tata tertib
tersebut dapat dikemukakan bahwa
sekolah pada siswa SMA kelas XI
dengan
IPS di SMA Negeri 8 Surakarta
melalui
teknik
diskusi
tahun
pelajaran
2013/2014”
dan
setelah
perlakuan
Hipotesis tersebut didukung oleh
(postest)
beberapa hasil analisis dari ketiga
eksperimen dan kelompok
sub hipotesis, yaitu :
kontrol.
1.
Hasil analisis sub Hipotesis
hasil
kepala
sekolah
=18,489 > Ftabel 3,92 maka
adalah
Ho ditolak dan Ha diterima,
pelaksanaan
sehingga
perbedaan
kelompok dengan teknik diskusi
kelompok nilai pelanggaran
oleh guru B&K di kelas yang
tata tertib sekolah sebelum
sistematis dan terarah. Khususnya
diberi perlakuan (pretest)
layanan
dan
perlakuan
teknik diskusi tentang pelanggaran
kelompok
tata tertib sekolah karena mampu
eksperimen dan kelompok
mengurangi pelanggaran tata tertib
kontrol.
yang terjadi sehingga siswa dapat
Hasil analisis sub Hipotesis
meningkatkan kedispilinan akan
II
tata tertib di sekolah.
ada
setelah pada
dengan
nilai
Fhitung > Ftabel
bagi
dari
penelitian
sebesar = 13,174
3.
Implikasi
kelompok
I dengan nilai Fhitung sebesar
(postest)
2.
pada
pemberian
dukungan
layanan
bimbingan
bimbingan
kelompok
Hasil penelitian bagi guru
sebesar = 3,92 sehingga ada
B&K
perbedaan pelanggaran tata
peningkatan pelayanan bimbingan
tertib
dan
sekolah
antara
adalahkonsekuensi
konseling.
untuk
Khususnya
kelompok eksperimen dan
penggunaan bimbingan kelompok
kelompok kontrol.
dengan teknik diskusi. Hal ini
Hasil analisis sub Hipotesis
dikarenakan pelanggaran tata tertib
III
sekolah dapat dikurangi melalui
dengan
nilai
sebesar = 10,480
Fhitung > Ftabel
sebesar = 3,92, sehingga ada
interaksi
bimbingan
kelompok
teknik
diskusi.
antara
Hasil penelitian bagi siswa
kelompok nilai pelanggaran
adalah siswa lebih memperhatikan
tata tertib sekolah sebelum
layanan bimbingan dan konseling
diberi perlakuan (pretest)
yang diberikan oleh guru B&K
khususnya
dalam
kaitannya
dengan
pelanggaran tata tertib
sekolah,
sehingga
meningkatkan
siswa
a. Guru
B&K
disarankan
dapat
melakukan layanan layanan
di
yang ada pada bimbingan dan
kedisiplinan
sekolah.
konseling dengan terprogram.
Berdasarkan simpulan dan implikasi
2. Guru B&K
tersebut,
maka
ada
Selain hal tersebut b. Guru B&K disarankan juga
beberapa saran bagi kepala sekolah,
memberikan
waktu-waktu
guru B&K, dan siswa sebagai
khusus melakukan bimbingan
berikut:
kelompok teknik diskusi dan
1. Kepala sekolah
konseling
di
luar
jam
a. Kepala sekolah disarankan
pelajaran di kelas, sehingga
membantu guru B&K dengan
dapat membantu siswa dalam
mendukung
meningkatkan
dan
memberi
kedispilinan
fasilitas untuk guru B&K
dan
melaksanakan
secara optimal.
seluruh
kegiatan B&K.
mengembangkan
diri
3. Siswa
b. Kepala sekolah disarankan
a. Siswa
diharapkan
untuk
memberikan fasilitas seperti ;
mengikuti setiap
menyediakan
yang dilaksanakan oleh guru
ruang
bimbingan kelompok untuk
B&K.
teknik diskusi serta teknik
b. Siswa
yang
lain
dan
konseling
secara khusus. c. Kepala
sekolah
mendorong
kegiatan
diharapkan
selalu
memperhatikan guru B&K dalam memberikan layanan
dapat
bimbingan
sekolah
khususnya
kelompok, teknik
diskusi
mengambil kebijakan bahwa
ataupun teknik lain pada jam
guru
perlu
pelajaran di kelas maupun
kegiatan
waktu-waktu khusus diluar
B&K
melaksanakan
bimbingan kelompok teknik
kelas
karena
diskusi secara terprogram.
tersebut akan berguna bagi kehidupan
baik
kegiatan
di
masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Desmita.
(2008).
Psikologi
Perkembangan.Bandung
:
PT.Remaja
Rosdakarya. Dewa Ketut Sukardi. (2008). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Emi Julia. (2013). Analisis Faktor Penyebab dan Upaya Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib pada SMA Wisuda Pontianak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi. Gunarsa. (2000). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hasibuan J.J, & Moedjiono. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kartini Kartono. (2007). Psikologi Anak ( Psikologi Perkembangan). Bandung : Penerbit Mandar Maju. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tatiek Romlah. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok Malang: Universitas Negeri Malang. Winkel, W.S dan Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.