STUDI TENTANG TANGGUNGJAWAB PENGELOLA WARNET DAN PARTISIPASI WARGA DALAM MENJAGA MORALITAS REMAJA (STUDI KASUS DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI)
Oleh :
NOPAR PADMININGSIH NIM : K.6402003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
STUDI TENTANG TANGGUNGJAWAB PENGELOLA WARNET DAN PARTISIPASI WARGA DALAM MENJAGA MORALITAS REMAJA (STUDI KASUS DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI)
Oleh :
NOPAR PADMININGSIH NIM : K.6402003
Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Peryaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Maret 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. C.H Baroroh, M.Si Nip. 130 818 283
Drs. H. Utomo, MPd Nip. 130 814 559
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
:
(………………………………..)
Sekertaris
:
(………………………………..)
Penguji I
:
(………………………………..)
Penguji II
:
(………………………………..)
Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Nip. 196007271987021001
iv
ABSTRAK Nopar Padminingsih. STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGELOLA WARNET DAN PARTISIPASI WARGA DALAM MENJAGA MORALITAS REMAJA (STUDI KASUS DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI). Skripsi, Surakarta : FKIP UNS, Maret 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui sikap remaja terhadap situs porno di internet, (2) Untuk mengetahui tanggung jawab pengelola warnet terhadap kejahatan seks dalam situs porno di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dan (3) Untuk mengetahui partisipasi warga masyarakat guna mengurangi dampak negatif warnet (situs porno) terhadap moralitas remaja di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus tunggal terpancang. Populasi adalah pengguna warnet dan warga sekitar warnet di kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpose sampling atau sampel bertujuan. Teknik pengumpulan data adalah dengan (1) wawancara, (2) observasi, (3) dokumentasi. Untuk mengukur validitas data dengan cara trianggulasi data. Data yamng terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik análisis interaktif, yaitu melelui tiga komponen antara lain: (1) reduksi data, (2) sajian data, (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil penelitian dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut : (1) Sikap remaja terhadap situs porno di Internet adalah suka mengaksesnya sehingga ada yang berpengaruh terhadap tingkah laku remaja pengguna (user, dalam arti remaja yang membuka situs porno tersebut, (2) Bentuk Tanggungjawab pengelola warnet terhadap kejahatan seks dalam situs porno di Kecamatan Ngemplak adalah dengan membatasi pengunjung menurut usia, menyediakan program anti pornografi serta membatasi jam kunjungan bagi remaja. (3) Partisipasi masyarakat untuk mengurangi dampak negatif warnet (situs porno) terhadap moralitas remaja: Pihak Orang Tua adalah dengan mengawasi anak, melarang anak ke warnet dan memberikan pengertian tentang warnet dan segala dampaknya, Pihak Sekolah : (1) Memberikan arahan situs – situs yang bermanfaat dan juga menarik untuk pendidikan anak, (2) Menasehati bahwa situs-situs negatif itu sangat merusak perkembangan si anak dan tidak sesuai dengan Pancasila khususnya sila pertama, (3) Menegur dan memberikan hukuman (sanksi) yang tegas kepada siapa saja yang membuka situs-situs yang berbau negatif. Sedangkan Pihak Masyarakat adalah Pemerintah, Lembaga teknologi, atau Komunitas teknologi harus cepat memberikan suatu solusi yang terbaik dalam penangggulangan dampak negatif yang akan mempengaruhi perkembangan Generasi Bangsa.
v
ABSTRACT Nopar Padminingsih, A STUDY ON THE INTERNET STALL MANAGER’S RESPONSIBILITY AND CITIZEN PARTICIPATION IN MAINTAINING TEENAGER’S MORALITY (A CASE STUDY IN SUBDISTRICT NGEMPLAK REGENCY BOYOLALI). Thesis, Surakarta: FKIP UNS, March 2010. The objectives of research are: (1) to find out the teenager’s attitude to pornography site in internet, (2) to find out the internet stall manager’s responsibility for sexual abuse in pornography site in Subdistrict Ngemplak Regency Boyolali; and (3) to find out the people participation in mitigating in this case preventing the adverse impact of internet stall (pornography site) on the teenager’s morality in Subdistrict Ngemplak Regency Boyolali. This research employed a descriptive qualitative method using a single embedded case. The population of research was the internet stall’ users and the people around the internet stall in Subdistrict Ngemplak Regency Boyolali. The sampling technique used in this research was purposive sampling. Technique of collecting data used was direct interview with the research subject and the related parties, that is, the people around internet stall in Subdistrict Ngemplak Regency Boyolali, in general. Particularly, the people using internet stall existing in Subdistrict Ngemplak Regency Boyolali, From the result of research, it can be seen: (1) the teenager’s attitude on pornography site in internet is that they like to access so that some of them affect the teenager user behavior (users, meaning the teenager opening such pornography site), (2) internet stall manager’s responsibility for sexual abuse in pornography site in Subdistrict Ngemplak. Considering the result of research, it can be found that the measures taken by the internet stall employer in mitigating the negative impact of internet stall (pornography site) are: by limiting the visitor according to age, providing anti-pornography program as well as restricting the visitation schedule for teenager. (3) People’s participation in mitigating the negative impact of internet stall (pornography site) on the teenager’s morality include: Parents participate in mitigating the negative impact of internet stall by overseeing their children, preventing children to internet stall and by giving education about internet stall and all of its impact; the school: (1) gives direction about the useful and attractive sites for the Children, (2) advising that negative sites are very harmful to the children’s growth and is not consistent with the Pancasila, particularly the first principle, (3) Remarking and giving firm sanction to whoever opening the negative sites. Meanwhile the Society in this case is Government, technological institution, or technological community should give the best solution quickly in coping with the negative impact that will affect the Nation Generation development.
vi
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan“
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk :
-
-
Bapak Wito Darsono – Ibu Suryanti, Orangtua tercinta
Mas Topo Cipto Nugroho, Suami tercinta buah hati tersayang Linggo Djati N.G
-
Kakak – Adik dan keponakan tersayang
-
Teman-teman program PPKn -
Almamater
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “STUDI TENTANG
TANGGUNG
JAWAB
PENGELOLA
WARNET
DAN
PARTISIPASI WARGA DALAM MENJAGA MORALITAS REMAJA (STUDI KASUS DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI)” dengan baik. Dengan bantuan dan dorongan dari semua pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skipsi ini, meski masih dengan beberapa sisi kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya jika dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial FKIP UNS 3. Ketua Program PPKn Jurusan P.IPS FKIP UNS 4. Ibu Dra. Hj. CH. Baroroh, M.Si, sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. H. Utomo, MPd sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menyelesaikan skripsi ini. 6. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat pembenaran dan independen, sangat penulis harapkan dari pembaca khususnya guna penyusunan skripsi yang selangkah lebih sempurna lagi. Akhir kata banyak salah dalam tutur kata penulis mohon maaf. Surakarta, Maret 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
7
LANDASAN TEORI .......................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
8
1. Pemahaman umum warnet ......................................................
9
BAB II
2. Tinjauan Umum tentang Tanggungjawab .............................. 10 3. Tinjauan Umum tentang Partisipasi Warga ............................ 16 4. Tinjauan Tentang Remaja ...................................................... 24 B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 32 BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................. 34 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 34 B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 34 C. Sumber Data ............................................................................... 35 D. Teknik Sampling ....................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36 x
F. Validasi Data ............................................................................. 37 G. Analisis Data .............................................................................. 38 H. Prosedur Penelitian .................................................................... 40 BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN .................................................. 41 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 41 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ........................................... 44 C. Temuan Studi ............................................................................ 52
BAB V
PENUTUP ........................................................................................ 54 A. Kesimpulan ................................................................................ 54 B. Implikasi .................................................................................... 55 C. Saran – Saran ............................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 57 LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan dengan akal pikiran yang mampu membuatnya untuk berpikir demi mempertahankan kehidupannya dan memudahkan kehidupannya.
Dengan akal pikiran tersebut manusia menciptakan
peradabannya sendiri. Memasuki abad baru ini peradaban manusia semakin berkembang dengan pesat. Kemajuan ilmu pengathuan dan teknologi sudah mencapai pada taraf yang sangat mengesankan. Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah kemajuan di bidang telekomunikasi. Tak bisa dipungkiri lagi kemajuan di bidang ini telah mengeliminasi batasan waktu dan batasan geografis di dalam penyebaran informasi. Satu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang lain kini dapat diketahui secara cepat bahkan dapat disaksikan langsung oleh penduduk di belahan bumi lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat mengesankan masyarakat dunia. Berbagai kemajuannya telah mempermudah manusia di dalam mencapai apa yang menjadi cita-cita kehidupannya. Salah satu kemajuan yang sangat dirasakan oleh masyarakat dunia adalah kemajuan
di bidang
komunikasi. Bidang komunikasi jelas merupakan sebuah bidang yang sangat penting bagi perikehidupan manusia karena dengan hanya adanya
komunikasi
maka
manusia
dapat
mempertinggi
peradabannya. Dan hanya dengan komunikasi maka manusia dapat menjalankan perannya sebagai makhluk sosial di kehidupan ini. Tak mengherankan bisnis yang bergerak di bidang ini pun 1 bermunculan untuk memuaskan kebutuhan manusia akan
informasi yang semakin cepat ini guna mencapai apa yang dicitacitakan. 1
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa informasi telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Organisasi yang merupakan suatu kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas guna mencapai tujuan bersama tidak lepasa dari rangkaian informasi. Secara sadar
maupun tidak mereka harus melakukan fungsi
informasi guna menghadapi persaingan era globalisasi, bisa dalam tingkat yang sederhana yaitu bentuk formulir-formulir, sampai dengan penggunaan teknologi tinggi, contohnya komputer, internet, dll. Instruksi Presiden No.
6
Tahun 2001
menetapkan Kerangka
Kebijakan
Pengembangan dan Pendayagunaan Teknologi Telematika (ICT). di Indonesia yang tertuang dalam INPRES No. 6 Tahun 2001. Dalam INPRES tersebut terlihat bahwa warung internet (warnet) merupakan ujung tombak untuk mencapai tujuan yang diinginkan di samping warung telekomunikasi (wartel). Teknologi warung internet memungkinkan masuk ke desa-desa terpencil di pegunungan maupun di pantai asal ada infrastruktur telekomunikasi meskipun mungkin tidak sebaik di perkotaan.
Kemudahan membuka warung internet menyebabkan orang berlomba-lomba
menekuni
usaha
ini.
Keuntungan
yang
ditawarkan dari bisnis warung internet memang menjanjikan karena dengan membuka beberapa line saja, sudah dapat dihitung berapa keuntungan yang akan masuk. Mereka yang melihat peluang bisnis di bidang warung internet ini kebanyakan adalah orang-orang kota atau mereka yang berada di perkotaan Boyolali, sebuah kota yang sedang berkembang tidak lepas dari serbuan warung internet. Desa Ngemplak sepanjang pengamatan dan perhitungan yang dilakukan penulis, ada ± 4 warung internet yang tersebar sepanjang jalan dan gang-gang diantara jalan-jalan di desa tersebut . Konsumen terbanyak dari pengguna warnet adalah mahasiswa, siswa SMP, SMU/SMK,
pegawai/karyawan dan
masyarakat
umum.
Kebanyakan dari
mereka
menggunakan internet kebanyakan untuk chatting, membaca surat kabar, melihat gambar porno, dan sedikit yang memanfaatkannya untuk penelitian. Keinginan untuk melihat gambar
2
porno dari internet merupakan daya tarik bagi pengguna untuk mengakses internet. Sedemikian mudahnya untuk mengakses situs porno sehingga bagi warnet ini merupakan daya tarik tersendiri, tetapi bagi masyarakat yang masih memegang nilai-nilai ketimuran dan religius tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan. Nilai-nilai budaya dan religi yang sebenarnya dapat menjadi sarana kontrol, tidak lagi menjadi sarana yang ampuh untuk itu. Untuk mencegah dan menanggulangi maraknya pengakses situs porno, maka hukum pidana dapat digunakan untuk sebagai alat meskipun hanya bersifat pengobatan simptomatik. Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat (social defence) dan upaya mencapai kesejahteraan masyarakat (social welfare). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tujuan akhir atau tujuan utama dari politik kriminal ialah “perlindungan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat” (Barda Nawawi Arief, 1996). Upaya penanggulangan kejahatan perlu ditempuh dengan pendekatan kebijakan yang meliputi adanya keterpaduan (integralitas) antara politik kriminal dan politik sosial dan keterpaduan antara upaya penanggulangan kejahatan dengan penal dan non penal. Upaya penanggulangan kejahatan yang integral mengandung arti pula bahwa masyarakat dengan seluruh potensinya harus dipandang sebagai bagian dari politik kriminal (Barda Nawawi Arief, 1996). Dalam persoalan pornografi di internet, penggunaan sarana tidak dapat berjalan dengan baik karena adanya kemandegan dalam penafsiran unsur-unsur dalam pasal tentang pornografi. Di samping itu adalah kesulitan dari aparat keamanan untuk melacak jejak keberadaan pemilik situs atau website yang menawarkan gambar atau tulisan porno. Selain itu adalah keengganan hakim-hakim kita untuk mendobrak tradisi lama yang legism oriented (berorientasi pada undang-undang) dengan pendekatan baru yang mengedepankan mencari kebenaran dan keadilan (searching for turth and justice). Melihat sarana yang tidak lagi efektif dalam pencegahan dan penanggulangan cyberporn (situs porno) ini, maka langkah yang harus ditempuh adalah dengan menggunakan sarana non penal yaitu dengan melibatkan berbagai komponen dalam masyarakat seperti pengusaha warnet/jasa layanan internet, masyarakat dan pengguna itu sendiri. Koordinasi ini sulit dilakukan karena terjadi pertentangan di antara komponen masyarakat tersebut. Pada satu sisi pornografi merupakan daya tarik dari internet (pengusaha warnet) yang berharap keuntungan akan datang dan pada sisi lain dari keinginan masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai kemasyarakatan dan kebudayaan.
3
Untuk mencapai tujuan bersama berupa keinginan untuk memberantas pornografi, maka harus ada kompromi di antara mereka. Masyarakat berkeinginan agar pornografi di internet dapat ditekan sehingga dampak buruk yang muncul tidak akan membahayakan nilainilai kehidupan bermasyarakat. Hal ini menjadi tugas bersama antara anggota masyarakat, pengakses, orang tua (terutama yang anaknya senang main internet dan juga dirinya sendiri), pengusaha atau pemilik warnet dan aparat penegak hukum. Selain menjadi ujung tombak dari kerangka pemberdayaan teknologi telematika, warung internet juga merupakan ujung tombak dari para para penikmat situs-situs porno. Dalam konteks pencegahan dan penanggulangan cyberporn ini, pengusaha atau pemilik warnet menghadapi dilema. Dilema-dilema tersebut adalah: 1.
situs porno merupakan daya tarik yang luar biasa dan menjadi alasan anak muda untuk mengenal dan menikmati internet; dan bagi pengusaha ini merupakan icon keuntungan;
2.
adanya larangan atau himbauan bagi penunjung untuk tidak mengakses situs porno akan menurunkan jumlah pengunjung;
3.
untuk mengontrol pengguna internet agar tidak memasuki situs porno agak susah karena pemakai internet di warnet juga banyak dan langkah ini memerlukan tenaga yang berarti lebih jauh adalah tambahnya pengeluaran;
4.
pembatasan usia pengunjung juga akan semakin memperparah dan mem-persulit pemasaran yang akibat lebih jauh adalah bangkrutnya warnetnya;
5.
tidak semua pengusaha atau pemilik warnet mempunyai kemampuan untuk memasang software yang mampu menyaring situs-situs mana yang boleh dibuka. Selain itu, dampak negatif yang paling parah yang diberikan oleh internet dan
dirasakan langsung adalah terjadinya degradasi moral di kalangan generasi muda Indonesia pada saat sekarang ini. Kemudahan mengakses internet karena banyaknya warnet di Indonesia dan murahnya harga yang ditawarkan serta lemahnya pengawasan baik dari instansi pemerintahan terkait maupun dari pengusaha warnet yang hanya menginginkan keuntungan menyebabkan pengguna internet menjadi sangat mudah untuk mengakses dan mendownload hal-hal yang tidak baik seperti gambar-gambar atau film-film yang bertema kekerasan, dewasa atau porno. Hal ini menyebabkan para pengguna internet khususnya generasi muda yang tak kuat iman menjadi terlalu cepat dewasa tanpa diimbangi pematangan dari segi moral, akhlak dan sifat.
B. Perumusan Masalah
4
Perumusan masalah atau sering diistilahkan problematika merupakan kegiatan penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah. Oleh karena itu seorang peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Dengan adanya permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus pada permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang yang tertulis di atas maka dirumuskan permasalahan: 1. Bagaimana sikap remaja terhadap situs porno di Internet ? 2. Adakah tanggung jawab pengelola warnet terhadap kejahatan seks dalam situs porno di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali? 3. Bagaimana partisipasi warga masyarakat untuk mengurangi dampak negatif warnet (situs porno) terhadap moralitas remaja di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian Pelaksanakan penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui manfaat apa yang akan diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui sikap remaja terhadap situs porno di internet ¿
2.
Untuk mengetahui tanggung tanggung jawab pengelola warnet terhadap kejahatan seks dalam situs porno di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
3.
Untuk mengetahui partisipasi warga masyarakat untuk mengurangi dampak negatif warnet (situs porno) terhadap moralitas remaja di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
D. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan memberikan manfaat kepada peneliti sendiri ataupun masyarakat luas pada umumnya. Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Manfaat secara teoritis a.
Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai penanggulangan dampak negatif dari warnet dan peningkatan moralitas remaja.
b.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang.
2.
Manfaat secara praktis
5
a.
Menyebarluaskan informasi mengenai penanggulangan dampak negatif wanet.
b.
Pengalaman mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada masyarakat luas.
6
BAB II LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka Pemahaman Umum tentang Warnet Pengertian Warnet (Warung Internet) Warnet merupakan singkatan dari Warung Internet, yang menurut www. Webopedia. Com adalah : “An area of a graphiec oject or a section of text that activates a function when selected, that spot are particularly common in multimedia applications where selecting a hot spot can make the application display a picture, run a video, or open a new window of information. (sebuah area atau tempat yang dapat menunjukkan sebuah gambar, video hidup atau dapat membuka jendela informasi). Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 27 /Per/M.Kominfo/ 9/2006 Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet pasal 1 menyebutkan pengertian warnet adalah Warung Internet yang selanjutnya disebut Warnet adalah reseller dari ISP dan memiliki tempat penyediaan jasa internet kepada masyarakat Jadi menurut pengertian diatas disimpulkan pengertian warnet adalah suatu tempat atau warung yang digunakan untuk membuka situssitus dalam internet yang dapat berupa gambar, video maupun informasi lain melalui media komputer. Tujuan Pendirian Warnet Tujuan pendirian Warnet merupakan sesuatu yang ingin dicapai dengan mendirikan warnet. Tujuan dari pendirian warnet didirikannya WARNET menurut www.warnet .com adalah : 1) Mengundang orang-orang yang ingin mengakses internet. 2) Menambahkan penghasilan dan memberikan kesejahteraan bagi karyawan. 3) Menambah modal supaya cepat berkembang. 4) Membantu masyarakat dalam mencari informasi.
7
5) Mengurangi angka pengangguran.
Sasaran Warnet . Sasaran warnet merupakan sesuatu yang menjadi target didirikannya warnet yang menurut www. Warnet.com antara lain: 1) Terjangkau oleh seluruh lapisan masyrakat. 2) Meningkatkan semangat kerja. 3) Dapat diterima dikalangan masyarakat. 4) Memberikan manfaat bagi pengguna yang memakai.
Tinjauan Umum tentang Tanggung Jawab Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.(http: //elearning gunadarma.ac.id / docmodul/ilmu budaya dasar/bab9 manusia dan tanggung jawab). Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau
8
beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Jadi dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa .
Macam-macam Tanggung Jawab Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu : (http: //elearning gunadarma.ac.id / docmodul/ilmu budaya dasar/bab9 manusia dan tanggung jawab). 1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri Menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak. 2) Tanggung jawab terhadap keluarga 3) Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. 4) Tanggung jawab terhadap Masyarakat Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
9
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. 5) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh normanorma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara. 6) Tanggung jawab terhadap Tuhan Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam beibagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Tanggung Jawab Pengelola Warnet . Pada dasarnya, terdapat setidaknya tiga unsur pokok yang harus ada dalam pelaksanaan suatu fungsi dalam profesi dan bidang apapun. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.( Kamil, 2006 : 2) :
1) Tugas, yaitu kewajiban dan kewenangan atau kekuasaan yang harus dilaksanakan untuk kemudian diperinci lebih lanjut tentang cara melaksanakannya. 2) Aparat, yaitu pelaksana tugas tersebut yang terdiri atas komponen pelaksana, pendukung, dan penunjang. 3) Lembaga, yaitu wadah (struktur dan organisasi) beserta sarana dan prasarana tempat para aparat melaksanakan tugasnya. Bagi seorang pengelola, mendapat suatu tugas berarti memperoleh sebuah tanggung jawab yang terkait tiga hal, yaitu: .( Kamil, 2006 : 4)
1) mendapat kepercayaan untuk dapat mengemban tugas; 10
2) merupakan suatu kehormatan sebagai pengemban tugas; dan 3) merupakan suatu amanat yang harus dijaga dan dijalankan. Tanggung jawab dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu tanggung jawab moral, tanggung jawab hukum, dan tanggung jawab teknis profesi. Tanggung jawab moral adalah tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kehidupan profesi yang bersangkutan, baik bersifat pribadi maupun bersifat kelembagaan bagi suatu lembaga yang merupakan wadah para pelaku usaha bersangkutan. Sementara tanggung jawab hukum diartikan sebagai tanggung jawab yang menjadi beban pelaku usaha untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan tidak melanggar rambu-rambu hukum. Sedangkan tanggung jawab teknis profesi merupakan tuntutan bagi pelaku usaha untuk melaksanakan tugasnya secara profesional sesuai dengan kriteria teknis yang berlaku dalam bidang profesi yang bersangkutan, baik bersifat umum maupun ketentuan khusus. Beberaap aspek yang menjadi tanggung jawab pengelola warnet untuk mendukung kenyamanan pemakai internet adalah sebagai berikut : ( Kamil, 2006 : 10).
1) Aspek Kenyamanan Tempat Usaha dan Perlindungan Tamu a) Menghindari tempat usaha yang berpotensi tinggi menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan rawan ancaman bencana alam b) Memiliki sirkulasi udara yang cukup dan stabil, tidak terlalu lembap atau terlalu kering sehingga sehat dan nyaman bagi pengelola dan tamu c) Memiliki pintu keluar-masuk yang cukup dan atau pintu darurat untuk antisipasi kebakaran serta memiliki perangkat pengaman kebakaran yang memadai d) Memiliki area bebas rokok yang terpisah dengan area perokok e) Area perokok difasilitasi dengan peralatan sirkulasi udara yang proporsional f) Memiliki kamar kecil, saluran pembuangan limbah dan ketersediaan air bersih dalam jumlah yang memadai dan senantiasa terjaga kebersihannya g) Menggunakan sekat pembatas / bilik komputer yang wajar, tidak terlalu tinggi dan atau sebagian besar tertutup untuk memudahkan pengawasan dan mencegah terjadinya penyelewengan fungsi h) Melakukan perawatan berkala dan pembersihan perangkat AC dan karpet untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan 11
i) Memiliki penerangan yang memadai dan nyaman untuk mendukung aktivitas di lingkungan Warnet 2) Aspek Tanggung Jawab Sosial Pemilik Modal a) Selain aspek ekonomi, pemilik modal memiliki tanggung jawab untuk mengkaji secara mendalam implikasi sosial pada masyarakat sekitar tempat usaha warnet b) Menyesuaikan daya beli masyarakat dan memberikan kemudahan akses secara inklusif kepada seluruh strata sosial dan jenis komunitas di lingkungannya c) Ikut mendorong peningkatan literasi masyarakat di lingkungan sekitarnya tentang pemanfaatan Internet yang tepat guna dan bertanggung jawab d) Melakukan antisipasi dampak sosial yang mungkin terjadi akibat penggunaan Internet di Warnet secara proaktif e) Melakukan upaya pencegahan eksploitasi akses Internet yang bertentangan dengan norma sosial, agama dan hukum f) Memberikan edukasi dan arahan kepada tamu usia belia dan di bawah umur agar tidak melakukan pemborosan dengan melakukan aktifitas Internet yang kurang bermanfaat g) Menciptakan lingkungan usaha yang nyaman bagi karyawan dan memberikan hak-hak karyawan dan fasilitas kerja yang memadai sesuai kelaziman, norma dan peraturan perundangan yang berlaku h) Memberi
fasilitas
mengembangkan
dan diri
kesempatan dan
bagi
menambah
karyawan pengetahuan
untuk dan
keterampilannya i) Mempelajari dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh aspek bisnis, strategis dan manajemen sehingga mampu terus menghasilkan inovasi layanan dan meningkatkan nilai tambah bisnis dan manfaat Warnet bagi lingkungan sekitarnya j) Menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak yang layak dan legal 12
k) Melengkapi legalitas usaha dan menuaikan kewajiban perpajakan 3) Aspek Tanggung Jawab Sosial Pengelola Manajemen a) Menyusun program promosi dan marketing yang bersifat simpatik, edukatif dan positif untuk meningkatkan penetrasi pasar sekaligus membangun apresiasi terhadap Warnet dari lingkungan masyarakat sekitar b) Memasang himbauan berupa pamflet atau brosur kepada tamu Warnet untuk tidak melakukan tindakan negatif dengan memanfaatkan fasilitas Warnet c) Menyusun
prosedur
pengamanan
fisik
fasilitas
Warnet
dan
mengupayakan asuransi d) Melakukan inventarisasi fasilitas Warnet dan melakukan pencatatan yang akurat e) Menyusun standar operasi yang dapat menjamin kenyamanan dan keamanan pelayanan serta melindungi kepentingan tamu 4) Aspek Tanggung Jawab Sosial Teknisi dan Operator Warnet a) Memastikan kualitas layanan fasilitas Warnet agar selalu dalam performa terbaik b) Memberikan pelayanan yang ramah dan bantuan kepada tamu termasuk memberikan bimbingan, arahan, tips dan informasi positif yang dibutuhkan tamu untuk dapat memanfaatkan fasilitas Warnet secara optimal dan efisien c) Tidak memberikan informasi negatif yang dapat mendorong tamu untuk mencoba dan memanfaatkan fasilitas Warnet untuk tujuan yang tidak wajar d) Mampu memfungsikan dan mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada perangkat lunak standar yang digunakan Warnet e) Bersikap tegas kepada tamu agar tidak melakukan aktifitas negatif memanfaatkan fasilitas Warnet f) Meminta dan mencatat identitas tamu termasuk waktu masuk dan keluar serta terminal yang digunakan 13
g) Senantiasa bersikap waspada terhadap kondisi lingkungan dan perilaku tamu untuk mengantisipasi maksud jahat pelaku tindak pidana.
Tinjauan Umum tentang Partisipasi Pengertian Partisipasi Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris “to take part”, bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ambil bagian. Partisipasi
menurut
Soegarda
Poerbacaraka
(1981:257)
mengkonsepkan sebagai berikut : “Suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan di dalam suatu kelompok untuk merencanakan serta melaksanakan dari segala sesuatu yang berpusat kepada ketimpangan
dan
juga
ikut
ambil
bagian
dalam
memikul
tanggungjawab sesuai tingkat kemmapuan”. Partisipasi adalah proses tumbuhnya kesadaran terhadap kesalinghubungan di antara stake holders yang berbeda dalam masyarakat yaitu antara kelompok-kelompok sosial dan komunitas dengan pengambil kebijakan dan lembaga-lembaga jasa lain. Secara sederhana, “partisipasi” dapat dimaknai sebagai “the act of taking part or sharing in something “.(www. Geocities.com). Partisipasi menurut www. Geocities.com dapat didefinisikan sebagai proses dimana seluruh pihak dapat membentuk dan terlibat dalam seluruh inisiatif pembangunan, maka pembangunan yang partisipatif adalah proses yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh keputusan substansial yang berkenaan dengan kehidupan mereka. Dalam politik dan sosial, partisipasi bermakna sebagai upaya melawan ketersingkiran. Jadi dalam partisipasi siapapun dapat memainkan peranan secara aktif terhadap kehidupannya sendiri, 14
mengambil peran dalam masyarakat serta menjadi lebih terlibat dalam pembangunan. Berdasarkan pengertian tentang partisipasi tersebut diatas, maka dapat disimpulan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi adalah pelibatan diri secara aktif oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu kegiatan yang senantiasa diharapkan untuk berinisiatif dan bertanggungjawab dalam wujud tingkah laku yang nyata. Secara umum sisi positif partisipasi adalam program yang dijalankan akan lebih respon terhadap kebutuhan dasar yang sesungguhnya. Ini merupakan suatu cara penting untuk menjamin keterlanjutan
program
akan
lebih
efisin
karena
membantu
mengidentifikasi strategi dan teknik yang lebih tepat, serta meringankan beban pusat baik dari sisi dana, tenaga maupun material, namun sisi negatifnya, partisipasi akan melonggarkan kewenangan pihak atas sehingga akuntabilitas pihak atas sulit diukur, proses pembuatan keputusan menjadi lambat demikian pula pelaksanaan, serta bentuk program juga akan berbeda-beda karena masyarakat yang beragam. Di luar itu program berpeluang untuk diselewengkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan kelompoknya. Tujuan partisipasi adalah untuk meningkatkan keteguhan diri serta terbangunnya kontrol dan inisiatif masyarakat terhadap pengelolaan sumberdaya untuk pembangunan. Jika dicermati makna partisipasi berbeda-beda menurut mereka yang terlibat, misalnya antara pengambil kebijakan, pelaksana di lapangan dan masyarakat. Klasifikasi Partisipasi Warga Para
ahli
telah
membuat
pengklasifikasian
partisipasi.
Misalnya ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya ada tujuh karateristik yang berturut-turut semakin dekat kepada bentuk yang ideal, yaitu : (www. Geocities.com). 1) Partisipasi pasif atau manipulatif.
15
Ini
merupakan
bentuk
partisipasi
yang
paling
lemah,
kaakteristiknya adalah masyarakat menerima pemberitahuan apa yang sedang dan telah terjadi. Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tidak memperhatikan tanggapan masyarakat sebagai sasarab program. Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan professional di luar kelompok sasaran belaka. 2) Partisipasi informatif Masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk proyek,
namun
tidak
berkesempatan
untuk
terlibat
dan
mempengaruhi prses penelitian. Akurasi hasil penelitian, tidak dibahas bersama masyarakat 3) Partisipasi konsultatif Masyarakat berpartisipasi, sedangkan orang luar mendengarkan, menganalisa masalah dan pemecahannya. Belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama. Para professional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti 4) Partisipasi insentif Masyarakat memberikan korbanan dan jasa untuk memperoleh imbalan insentif berupa upah walau tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan. Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatankegiatan setelah insentif dihentikan 5) Partisipasi fungsional Masyarakat membentuk kelompok sebagai bagian proyek, setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati. Pada tahap awal, masyarakat tergantung kepada kepada pihak luar, tetapi secara bertahap menunjukkan kemandiriannya
16
6) Partisipasi interaktif Masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan kelembagaan. Cenderung melibatkan metoda interdisipliner yang mencari keragaman dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis. Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas pelaksanaan keputusankeputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegiatan. 7) Mandiri (self mobilization) Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk merubah sistem atau nilainilai yang mereka junjung. Mereka mengembangkan kontek dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan dan dukungan teknis serta sumber dana yang diperlukan . Jenis-jenis Partisipasi Untuk lebih memperdalam tentang pengertian partisipasi jenis partisipasi meliputi : a. Partisipasi buah pikiran b. Partisipasi ketrampilan c. Partispasi tenaga d. Partisipasi harta benda e. Partisipasi uang Unsur-unsur Yang Mendukung Partisipasi Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi adalah sebagai berikut : 1) Faktor orbitasi : derajat orbitasi suatu daerah diukur dari sejauh mana suatu daerah memiliki daya jangkau terhadap fasilitas jalan yang menghubungkan urban center 2) Faktor sentralitas suatu daerah diukur melalui sejauh mana daerah yang bersangkutan merupakan pusat-pusat dari suatu pertumbuhan (growth center) dari daerah lain atau sejauh mana daerah lain atau 17
sejauh mana daerah yang bersangkutan memiliki daya jangkau terhadap pusat-pusat pertumbuhan yang ada 3) Faktor pendidikan : diukur tingkat individual 4) Faktor jenis pekerjaan.
Partisipasi warga Sudah menjadi pendapat umum, bahwa berdirinya suatu Negara yang merdeka harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : harus ada wilaya tertentu, ada rakyat yang mendiami wilayah tertentu secara permanen dan ada pemerintah yang berdaulat yang mengatur kehidupan kenegaraan tersebut. Ketiga syarat ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Rakyat yang menetap di suatu wilayah tertentu, dalam hubungannya dengan Negara di sebut warga Negara. Warga Negara itu mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sekaligus juga mempunyai hak-hak diberikan dan dilindungi oleh Negara. Warga Negara adalah anggota Negara. Demikian secara singkat pengertian umum tentang warga Negara. Sebagai angota suatu Negara, seorang warga Negara mempunyai kdudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang khusus terhadap negaranya. Hal inilah yang membedakan antara warga Negara dengan orang asing. Warga Negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Ketentuan yang mengatur mengenai warga Negara Indonesia tertuang dalam UUD 1945 Bab X pasal 26 (naskah asli/sebelum diamandemen) dengan bunyi sebagai berikut : 1) Yang menjadi warga negara ialah orang Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia 2) Syarat-syarat yang mengenai kewargaan Negara ditetapkan dengan undang-undang 18
Sedangkan ketentuan yang mengatur mengenai warga Negara dan penduduk yang diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) berbunyi sebagai berikut : 1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara 2) Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia 3) Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undangundang Dari kutipan tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa yang dapat menjadi warga Negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli (pribumi) yang telah menetap lama selama bertahun-tahun di tahan Indonesia (nusantara) bahkan sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan 17 agustus 1945. Selain orang-orang Indonesia asli (pribumi), orang-orang asing yang sebelumnya bukan orang Indonesia, dapat menjadi warga negara Indonesia dengan syarat yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Warga Negara Indonesia menurut UU No.3 Tahun 1946 (disempurnakan) tentang Warga Negara dan Penduduk Indonesia UU No 3 tahun 1946 jo UU No 6 tahun 1947 berubah menjadi UU No 3 tahun 1946 (disempurnakan) dalam pasal 1 menegaskan, bahwa warga Negara Indonesia adalah :
1) Orang yang asli dalam wilayah Negara Indonesia 2) Orang-orang yang masuk dalam golongan tersebut diatas tetapi turunan dari seorang dari golongan itu lahir, bertempat kedudukan dan berdiam dalam daerah Negara Indonesia, dan orang bukan turunan seorang dari golongan yang termaksud yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman Selama sedikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir di dalam daerah Negara Indonesia, yang telah berumur 21 tahun atau telah kawin. 3) Orang yang mendapat kewarganegaraan Negara Republik Indonesia dengan cara naturalisasi
19
4) Anak yang sah, disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh bapaknya, yang pada waktu lahirnya bapaknya mempunyai kewarganegaraan Indonesia. 5) Anak yang lahir 300 hari setelah bapaknya, yang mempunyai kewarganegaraan Indonesia, meninggal dunia 6) Anak yang hanya ibunya di akui dengan cara yang sah, yang pada waktu lahirnya mempunyai kewarganegaraan Negara Indonesia 7) Anak yang diangkat dengan cara ang sah oleh seorang warga Negara Indonesia 8) Anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang oleh bapaknya ataupun ibunya tidak diketahui dengan cara yang sah 9) Anak yang lahir di dalam Negara Indonesia, yang tidak diketahui siapa orangtuanya atau kewarganegaraan negara orangtuanya 10) Badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dan bertempat kedudukan di dalam daerah Negara Indonesia.
Jadi warga Negara menurut peraturan UU ini adalah selain dilihat dari faktor manusia/orang, maka badan hukum yang didirikan menurut hukum yang berlaku di wilayah Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia dapat menjadi bagian dari warga Negara Indonesia, sebab patut kita ingat bahwa selain orang/manusia, badan hukum juga merupakan subyek hukum, yang serta kewajiban pada dirinya. Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang ada dan atau digunakan. Istilah partisipasi digunakan dalam literatur-literatur pembangunan dan dengan beragam interpretasi. Secara posisional, ia berada dalam range dari suatu kondisi kontrol luar yang hampir total, lalu pada keteribatan local people (masyarakat lokal), sampai bentuk aksi kolektif masyarakat lokal yang menyusun dan mengimplementasikan rencana mereka sendiri dan absesnya inisiasi dan
20
fasilitator dari luar. Ada enam bentuk partisipasi masyarakat lokal yang secara berurutan semakin baik, yaitu : (www. Geocities.com). 1) Co-option, tidak ada input apapun dari masyarakat local yang dijadikan bahan subyek 2) Co – operation, terdapat insentif namun proyek telah didesain pihak luar yang menentukan seluruh agenda dan proses secara langsung 3) Consultation,
opini
masyarakat
ditanya,
namun
pihak
luar
menganalisis informasi sekalgus memutuskan bentuk aksinya 4) Client Collaboration, masyarakat local kerjasama dengan pihak luar untuk menentukan prioritas, dan pihak luar bertanggung jawab secara langsung kepada proses 5) Collaborators Co-Learning, Masyarakat local dan luar saling membagi pengetahuannya, untuk memperoleh saling pengertian, dan saling bekerjasama untuk merencanakan aksi, sementara pihak luar hanya memfasilitasi. 6) Partners
Colective
Action,
masyarakat
lokal
menyusun
dan
melaksanakan agendanya sendiri, pihakluar absen sama sekali. Kontrol pihak luar semakin menurun dari tipe 1 sampai 6 bahkan pada tipe 6 kontrolnya nol. Sebaliknya potensi untuk keterlanjutan aksi dan rasa kepemilikan local semakin meningkat. Pada tipe 1 sampai 3 potensi keterlanjutannya nol, dan pada tipe 6 potensinya paling tinggi. Tinjauan tentang Remaja Pengertian Remaja Menurut The minimum Age convention nomor 138 pengertian tentang anak remaja adalah seseorang yang berusia 15 tahun kebawah. Sedangkan menurut Keppres No 39 tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. Sementara menurut UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Jika dicermati, maka keseluruhan dapat dilihat rentang usia anak terletak pada skala 0 sampai 21 tahun. 21
Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah anak dibawah usia 18 tahun. Remaja adalah seseorang yang dikatakan mengalamai perkembangan khusus. Dalam perkembangan itu seorang remaja berada dalam masa peralihan, yaitu perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa. Proses perkembangan anak terdiri dari beberapa fase pertumbuhan yang bisa di golongkan berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmani anak dengan perkembangan jiwa anak. Penggolongan tersebut di bagi ke dalam 3 (tiga) fase, yaitu : (Syamsu Y, 2002 : 12).
1) Fase pertama adalah dimulainya pada usia anak 0 tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun yang bisa disebut sebagai masa anak kecil dan masa perkembangan kemampuan mental, pengembangan fungsi-fungsi tubuh, perkembangan kehidupan emosional, bahasa bayi dan arti bahasa bagi anak-anak, masa kritis pertama dan tumbuhnya seksualitas awal pada anak. 2) Fase kedua adalah dimulai pada usia 7 sampai 14 tahun disebut sebagai masa kanak-kanak, dimana dapat digolongkan ke dalam 2 periode, yaitu :
a) Masa anak Sekolah Dasar mulai dari usia 7 – 12 tahun adalah masa intelektual. b) Masa remaja/pra-pubertas atau pubertas awal yang dikenal dengan sebutan periode pueral. 3) Fase ketiga adalah dimulai pada usia 14 sampai 21 tahun, yang dinamakan masa remaja, dalam arti yang sebenarnya yaitu fase pubertas, dimana terdapat masa penghubung dan masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
Proses Perkembangan Remaja Proses perkembangan anak terdiri dari beberapa fase pertumbuhan yang bisa di golongkan
berdasarkan
pada
paralelitas
perkembangan
jasmani
anak
dengan
perkembangan jiwa anak. Penggolongan tersebut di bagi ke dalam 3 (tiga) fase, yaitu : (Syamsu Y, 2002 : 30). 1) Fase pertama adalah dimulainya pada usia anak 0 tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun yang bisa disebut sebagai masa anak kecil dan masa perkembangan
22
kemampuan mental, pengembangan fungsi-fungsi tubuh, perkembangan kehidupan emosional, bahasa bayi dan arti bahasa bagi anak-anak, masa kritis pertama dan tumbuhnya seksualitas awal pada anak. 2) Fase kedua adalah dimulai pada usia 7 sampai 14 tahun disebut sebagai masa kanakkanak, dimana dapat digolongkan ke dalam 2 periode, yaitu:
a) Masa anak Sekolah Dasar mulai dari usia 7 – 12 tahun adalah masa intelektual. b) Masa remaja/pra-pubertas atau pubertas awal yang dikenal dengan sebutan periode pueral. 3) Fase ketiga adalah dimulai pada usia 14 sampai 21 tahun, yang dinamakan masa remaja, dalam arti yang sebenarnya yaitu fase pubertas, dimana terdapat masa penghubung dan masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa. Kenakalan Remaja Tingkah laku delinkuen pada anak-anak remaja adalah murni sosiologis atau social psikologis sifatnya. Hal ini misalnya disebabkan oleh pengaruh struktur social yang deviatif, tekanan kelompok, peranan sosial, status social atau oleh internalisasi simbolis yang keliru. Factorfaktor kultural dan sosial itu sangat mempengaruhi bahkan mendominasi struktur lembag-lembaga sosial dan peranan sosial setiap individu di tengah masyarakat, status individu di tengah kelompoknya partisipasi sosial, dan pendefinisian diri atau konsep dirinya. Dalam proses penentuan konsep diri tadi, yang penting adalah simbolisasi diri atai penamaan diri, atau sering disebut pula sebagai pendefinisian diri. Dalam proses simbolisasi diri, subyek mempersamakan diri mereka dengan tokoh-tokoh penjahat. Gambaran atau konsep umum mengenai sesuatu ide itu dioper oleh anak yang bersangkutan menjadi kekayaan batinnya dan dijadikan konsep hidupnya. Berlangsunglah proses penentuan konsep diri yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sesaat. Proses simbolisasi diri pada umumnya berlangsung tidak sadar dan berangsur-angsur, untuk kemudian menjadi bentuk kebiasaan jahat delinkuen pada diri anak. Semua berlangsung sejak usia sangat muda, 23
mulai di tengah keluarga sendiri yang berantakan, sampai pada masa remaja dan masa dewasa di tengah masyarakat ramai. Berlangsunglah kini pembentukan pola tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma umum yang progresif siftnya, yang kemudian dirasionalisir dan dibenarkan sendiri oleh anak lewat mekanisme negatif dan proses pembiasaan diri. Sebab-sebab terjadinya kejahatan anak remaja itu tidak hanya terletak pada lingkungan familial dan tetangga saja, akan tetapi, terutama sekali, disebabkan oleh konteks kulturalnya. Karier kejahatan anak-anak remaja itu jelas dipupuk oleh lingkungan sekitar yang buruk dan jahat, ditambah dengan kondisi sekolah yang kurang menarik bagi anak, bahkan ada kalanya hal ini akan merugikan perkembangan pribadi anak. Oleh karena itu untuk dapat memahami sebab musabab terjadinya kenakalan remaja itu perlu mengetahui bagaimana pergaulan dengan anak-anak muda lainnya yang sudah delinkuen. Jika anak bergaul dengan lingkungan delinkuen maka semakin besar kemungkinan anak tersebut akan menjadi remaja yang kriminal. Untuk membahas dan memahami apa yang dikatakan sebagai gejala – gejala kenakalan anak, maka terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan anak nakal. Kenakalan anak ini diambil dari istilah asing Juvenile Delinquency, tetapi kenakalan anak ini bukan kenakalan yang dimaksud dalam Pasal 489 KUHP. Istilah kenakalan anak pertama kali ditampilkan pada Badan Peradilan di Amerika Serikat dalam rangka usaha membentuk suatu Undang-Undang Peradilan bagi anak di negara tersebut. Dalam pembahasannya ada kelompok yang menekankan segi pelanggaran hukumnya, ada pula kelompok yang menekankan pada sifat tindakan anak apakah sudah menyimpang dari norma yang berlaku atau belum melanggar hukum. Sikap Remaja terhadap Situs Porno
Ada beberapa pengertian tentang sikap (atitude) menurut beberapa sumber diantaranya : Carl Jung (www.Wikipedia.org) mendefinisikan sikap adalah : “ kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu”. Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan. Satu disadari sedang
lainnya
tidak
disadari
.sikap
juga
didefinikan
dalam
www.Wikipedia .org sebagai “Kesipan sebuah keadaan untuk merespon 24
dengan cara yang khas untuk suatu rangsangan (sebagai objek, konsep, atau situasi)”. Sikap remaja menurut Soerjono Soekamto (1983 : 29) mempunyai tiga komponen yaitu : 1) Komponen kognitif menyangkut persepsi terhadap keadaan sekitarnya. Komponen in imenyangkut pengetahuan dan pemahaman. 2) Komponen afektif berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang (yaitu positif dan negatif) terhadap obyek 3) Komponen konatif berkaitan dengan kecenderungan untuk bertindak atau untuk tidak berbuat terhadap sesuatu. Jadi dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap remaja teradap situs porno adalah perasaan remaja tentang situs-situs porno. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positip, netral atau dan negatif) dengan beberapa komponen seperti kognitif, afektif dan konatif. Pengertian porno menurut Adam Nasution (1983:19) porno adalah setiap lukisan-lukisan, gambar-gambar, benda-benda dan alat-alat yang dapat membangkitkan nafsu birahi dan segala tiundakan-tindakan yang dapat mengganggu ketentraman umum. Menurut Y.Bambang Mulyoni (1993:32) pornografi adalah factor persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Menurut Leden Marpaung (1996:36) pornografi adalah bahan yang dirancang dengan sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan hawa nafsu dan birahi dalam sex. Sedangkan menurut Tjipta Lesmana (1995:103) porno harus mengandung unsur (a) fungsi dan (b) isi. Fungsi ialah untuk membangkitkan birahi khalayak, sedangkan isinya berupa gambaran yang sejelas-jelasnya segala sesuatu mengenai seks antara lain seks organ, postur dan aktivitas seksual. Dalm beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian pornografi, segala bentuk baik itu tulisan maupun dalam bentuk gambar bergerak yang mana dapat membangkitkan seksual atau nafsu birahi seks dan pornografi adlah sesuatu yang dirancang dalam bentuk apapun yang dapat menimbulkan gairah seks maupun nafsu birahi yang tinggi. Tinjauan Moralitas Remaja Pengertian Moral Moral berasal dari Bahasa latin “mos” (jamak : mores) yang berarti kebiasaan, adat, kaidah-kaidah dan tingkah laku. Secara etimologi sama artinya dengan “etika” yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi dasar atau pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut W.J.S Purwodarminto (1996 : 592) yang
25
dimaksud moral adalah “Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila”. Dari berbagai definisi tersebut diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa moral adalah suatu ajaran atau kaidah-kaidah mengenai baik buruknya suatu perbuatan serta mentaati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan individu yang tingkah lakunya mentaati kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakatnya disebut baik secara moral, dan jika sebaiknya, ia disebut jelek secara moral. Dengan demikian, moral selalu berhubungan dengan nilai-nilai. Akan tetapi, tidak semua nilai itu meruapakan nilai moral yang mempunyai nilai moral selalu tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja, secara mau dan tahu dan tindakan itu berkenaan dengan nilai pribadi manusia dan masyarakat. Moralitas adalah sesuatu ukuran terhadap perbuatan manusia mengenai penilaian benar atau salahnya. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, Moralitas adalah sopan, santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Sedangkan menurut Poespoprodjo W memberikan pengertian moralitas adalah “kualitas dalam perbuatan manusia yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan benar atau salah, baik atau buruk”(1998 : 102). Adapun macam-macam moralitas menurut Poespoprodjo W adalah sebagai berikut : 1) Moralitas objektif dan moralitas subyektif a)
Moralitas obyektif, memandang perbuatan semata-mata sebagai perbuatan yang telah dikerjakan, bebas lepas dari pengaruh-pengaruh sukarela pihak pelaku.
b) Moralitas subyektif adalah moralitas yang memandang perbauatan sebagai perbauatan yang dipengaruhi pengertian dan persetujuan si pelaku sebagai individu pula yang dipengaruhi, dikondisikan oleh latar belakangnya, pendidikannya, keamnatapan emosinya dan sikap-sikap pribadi lainnya. 2) Moralitas Intrinsik dan Ekstrinsik a) Moralitas intrinsik, memandang perbauatan menurut hakekatnya bebas lepas dari bentuk hukum positif. Baik dan buruk dilihat dari hakekatnya bukan dari yang memerintahkan atau melarangnya. b) Moralitas ektrinsik adalah moralitas yang memandang perbuatan sebagai sesuatu yang diperintahkan atau dilarang oleh seseorang yang berkuasa atau hukum positif, baik dari manusia asalnya maupun dari Tuhan. Pengertian Moralitas Remaja Dari berbagai definisi mengenai moralitas dan remaja, maka dapat ditarik mengenai arti dari moralitas remaja, yaitu suatu kualitas dari benar dan salahnya suatu perbuatan kesadaran maupun hukum yangberlaku pada remaja yang hidup bersama yang mempunyai keinginan dan sikap serta nilai-nilai yang dijunjung bersama.
26
Melalui pengalaman atau interaksi sosial dengan orangtua, guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsepkonsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan. Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh factor penentunya yang beragam pula. Salah satu faktor penentu atau yang mempengaruhi perkembangan moral remaja itu adalah orangtua. Menurut Adam dan Gullota (1983 : 172-173) dalam Sri Hartati (2004) terdapat beberapa hasil penelitian yag menunjukkan bahwa orangtua mempengaruhi moral remaja, yaitu sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tinkat moral remaja dengan tingkat moral orangtua (Haan, Langer & Kphlberg, 1976). 2) Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam tahapan nalar moralnya daripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja-remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar moralnya daripada remaja yang nakal (Hudgins & Prentice, 1973) 3) Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau remaja, yaitu (a) orangtua yang mendorong anak untuk berdiskusi secara demokratik dan terbuka mengenai berbagai isu, dan (b) orang tua yang menerapkan disipli terhadap anak dengan teknik berpikir induktif (Parikh, 1980). Moralitas remaja adalah akhlak, tingkah laku dan ide-ide yang dijalankan dengan penilaian baik dan wajar (Ida Umami, Sag, 1994 : 132). Dari berbagai pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud moralitas remaja adalah dorongan untuk dapat membedakan yang benar dan salah atau perbauatan-perbauatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Tinjauan tentang Keluarga Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih
memiliki
hubungan
darah,
bersatu.
Keluarga inti ("nuclear family") terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman (1998) dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-keluarga.html yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas : Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dengan ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama -sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu s ama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami -istri, ayah dan ibu, anak laki - laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
27
Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri. Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998) dalam http://definisipengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-keluarga.html, mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga: Unit terkecil masyarakat atau keluarga adalah suatu kelompok Terdiri dari 2 orang atau lebih dan pertalian darah, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah hidup dalam satu rumah tangga di bawah asuhan kepala rumah tangga berinteraksi satu sama lain dan setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
menciptakan dan mempertahankan suatu
kebudayaan.
Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah : Remaja dalam masa peralihan ke masa dewasa mengalami kematangan sikap. Kondisi tersebut menyebabkan sikap remaja yang ingin mengetahui segala hal yang belum diketahui dan dianggap baru. Masuknya informasi melalui internet yang dapat diakses melalui Warnet secara murah dan bebas menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar-gambar porno, film-film porno atau cerita-cerita porno akan berdampak pada perubahan pada dirinya dan bila tidak dicegah akan berakibat kurang baik bagi diri remaja. Remaja merupakan penerus pembangunan bangsa, generasi muda yang perlu diperhatikan, sebab itu remaja jangan sampai terjerumus dalam tindakan – tindakan yang kejahatan, seperti seks bebas, kenakalan remaja maupun pornografi. Dengan mengusahakan agar remaja tidak terpengaruh dengan situs-situs yang berhubungan dengan seks maupun pornografi yaitu dengan memberikan pengertian bahwa situs-situs porno tersebut tidak baik untuk dilihat oleh remaja, maka dari itu pengelola warnet akan berusaha menanggulangi masalah tersebut dengan berbagai cara. Uapaya untuk menjauhkan diri dari pengaruh situs-situs porno dan tidak terjerumus, maka sebagian warga melakukan perhatian bagi remaja-remaja pengguna warnet agar terhindar dari dampak negatif dari situs porno. Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut : WARNET
Situs Porno
Tanggung Jawab Pengelola Warnet
Sikap Remaja
28
Partisipasi Masyarakat
Moralitas Remaja Yang Baik
Gambar 1. Kerangka Berpikir
29
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali 2. Waktu Penelitian Untuk menyelesaikan penelitian ini kurang lebih diperlukan waktu empat bulan yaitu mulai Bulan Mei 2009 sampai dengan Bulan Agustus 2009 Adapun tahap-tahap maupun perincian kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagaimana dipaparkan dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian
No 1 2
Nama Kegiatan Persiapan dan Pra Survey Penyusunan dan
1 x
Mei 2009 2 3 x x
4
Bulan Pelaksanaan Kegiatan Juni Juli 2009 2009 1 2 3 4 1 2 3 4
X x
Agustus 2009 1 2 3 4
x
pengembangan pedoman pengumpulan data 3
4 5
Pengumpulan data, reduksi, refleksi dan verifikasi Analisis dan Interpretasi Penulisan Laporan Penelitian
x
x
x
x
x
x
x
x x
x
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Arikunto (1998:245) menyatakan “Penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian ini tidak perlu merumuskan hipotesis.” Adapun data yang digunakan abersifat kualitatif dalam bentuk verbal yakni berujud kata-kata serta merupakan suatu penelitian yang menekankan pada masalah proses dan makna (persepsi & antisipasi). (HB Sutopo, 2002 : 35). 34
30
Dalam penelitian ini penyusunannya menggunakan kata-kata dan kalimat yang nantinya tidak hanya pada pengumpulan data namun juga sampai pada penarikan kesimpulan. Alasan penulis menggunakan metode ini karena dalam mencari data yang ada di lokasi bukan berupa angka atau statistik melainkan data diperoleh dari informan yang terkait dengan permasalahan yang diajukan. Menekankan pada permasalahan tentang partisipasi masyarakat dan tanggungjawab pengelola warnet dalam menjaga moralitas remaja di Kecamatan Ngemplak Boyolali. 2. Strategi Penelitian Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Sejalan dengan hal tersebut H.B Sutopo (2002 : 42) mengatakan : Dalam perkembangannya, riset kualitatif juga menyajikan bentuk yang tidak sepenuhnya holistic, tetapi dengan kegiatan pengumpulan data yang terarah, berdasarkan tujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih dahulu sering disebut dalam proposalnya. Penelitian ini lebih sering disebut sebagai riset terpancang (embedded gualitation research), atau juga lebih popular dengan penelitian studi kasus. Jadi yang dimaksud dalam penelitian ini yang menjadi fokus variabel penelitiannya adalah : 1.
Sikap remaja terhadap situs porno di internet di Kecamatan Ngemplak Boyolali
2.
Tanggung jawab pengelola warnet dan warga sekitar dalam menjaga moralitas remaja disekitar warnet di Kecamatan Ngemplak Boyolali.
C. Sumber Data Untuk memperkuat kajian dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai sumber data. Menurut HB. Sutopo (2002 : 54) mengatakan bahwa : Sumber data daam penelitian kualitatif bisa berupa oran, peristiwa dan lokasi, benda, dokumen atau arsip.” Sedangkan dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah : 1.
Data primer : yaitu data yang secara langsung dari informasi melalui wawancara dan pengamatan. Informan yang diwawancarai sebagai sumber data meliputi : a.
Remaja pengguna warnet di Kecamatan Ngemplak Boyolali, meliputi 20 responden yang dapat ditemui di 4 warnet.
b.
Pengelola warnet di Kecamatan Ngemplak Boyolali yaitu Playnett, semarnet, Rizznet dan One net
c.
Warga sekitar warnet di Kecamatan Ngemplak Boyolali, meliputi : 12 responden yang dapat ditemui disekitar warnet.
31
2.
Data sekunder : yaitu data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data sekunder dapat berupa : a.
Kepustakaan yaitu penelitian memanfaatkan buku-buku dan artikel internet dan perpustakaan yang berkaitan dengan masalah penelitian
b.
Data yang berkaitan dengan nara sumber berupa data monografi dan demografi kecamatan Ngemplak Boyolali yang meliputi data sosial ekonomi dan data fisik secara terperinci yaitu luas wilayah dan penggunaannnya, jumlah penduduk menurut agama dan jumlah penduduk menurut mata pencaharian.
D. Teknik Sampling Teknik sampling adalah “Suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi “. (HB Sutopo, 2002 : 52). Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah “purposive sampling” (sample bertujuan). Yaitu memilih informan yang dianggapmengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan karena peneliti berada pada lingkungan yang diketemukan para remaja sering mengakses situs-situs porno diinternet melalui warnet di daerah Kecamatan Ngemplak Boyolali .
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Studi keputakaan
digunakan agar dalam menggunakan
penelitian dari berbagai sumber dan terkait dengan penelitian ini dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan. Data yang diperoleh melalui studi langsung ke lapangan dalam hal ini di Warnet yang berada sekitar kecamatan Ngemplak Boyolali. Adapun data yang diperoleh melalui :
32
1. Wawancara Yaitu proses tanya jawab secara langsung dua orang atau lebih berhadapan secara langsung atau tidak (melalui media komunikasi). Dalam penelitian ini menggunakan wawancara secara terbuka dan tertutup. Wawancara terbuka digunakan bagi informan yang mudah diajak berinteraksi sehingga diperoleh keterangan dalam hal ini adalah pengelola warnet dan warga masyarakat. Sedangkan wawancara tertutup digunakan untuk mencari informasi bagi informan yang sulit berinteraksi yaitu remaja pembuka situs porno. 2. Observasi Yaitu dengan pengamatan langsung untuk memperoleh keterangan mengenai gejala yang nyata dari obyek yang diteliti. Sedangkan yang diobservasi adalah Warnet-Warnet di Kecamatan Ngemplak, Boyolali yaitu Playnet, Onenet, Semarnet, dan Rizznet 3. Arsip dan Dokumentasi Menurut HB Sutopo (2000 : 54) mengatakan bahwa : “Dokumentas dan arsip merupakan sumber data yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif, terutama sasaran penelitian terarah dari latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi peristiwa kini yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang sesuai dengan tujuan yang diteliti yang meliputi dokumen tentang data monografi dan demografi kecamatan Ngemplak Boyolali yang meliputi data sosial ekonomi dan data fisik secara terperinci yaitu luas wilayah dan penggunaannnya, jumlah penduduk menurut agama dan jumlah penduduk menurut mata pencaharian.
F. Validitas Data Data yang telah digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya, sehingga memperoleh data yang valid. Ada beberapa cara untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. HB Sutopo (2002:77) mengungkapkan ada tiga cara utama, yaitu :
33
1.
Trianggulasi, merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang.
2.
Review informan yaitu laporan penelitian direview oleh infomran (key informan) untuk mengetahui apakah yang ditulis merupakan suatu yang dapat disetujui mereka
3.
Member check yaitu laporan diperiksa oleh peneliti untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan dua macam trianggulasi, yang pertama data trianggulasi
yang diperoleh dengan cara menggunakan beberapa sumber data un-tuk mengumpulkan data yang sama yaitu sumber yang berupa informasi dari tem-pat, peristiwa dan dokumen serta arsip yang memuat catatan yang berkaitan de-ngan data yang dimaksudkan. Kedua, metode trianggulasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda untuk pengumpulan data yang sama yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Di samping itu digunakan pula teknik informant review untuk menguji keabsahan da-ta dengan cara memberikan draf laporan kepada informan kunci untuk dilakukan pengecekan keabsahan datanya.
G. Teknik Analisis Data Analisa data dalam peneltian merupakan hal yang penting agar data yang sudah terkumpul dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dapat menghasilkan jawaban dari permasalahan. HB Sutopo (2002 : 91) menjelaskan bahwa ” Dalam proses analisis terdapat tiga kompoenen yang harus benar-benar dipahami oleh setiap penelitian kulitatif. Tiga komponen utama tersebut adalah (1) Reduksi data, (2) Sajian data, (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Adapun uraian dari aktifitas analisis data tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1.
Reduksi data
Dalam tahap ini penulis secar aktif mengadakan penyelesaian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan, pemusatan yang diperoleh, penyederhanaan di lapangan dan membuat abstraksi data yang telah peneliti susun dalam catatan data. Pada proses ini terus dilaksanakan selama penelitian berlangsung. 2.
Sajian Data
Tahap ini merupakan uapaya dari peneliti untuk meraih kembali semua data yang peneliti peroleh dari lapangan selama kegiatan penelitian berlangsung. Data yang disajikan disini diambil dari data yang telah disederhanakan dalam reduksi data. Pada bagian ini harus ada gambaran secara menyeluruh tentang kesimpulan yang diambil. Dalam sajian data juga memberikan argumen-argumen yang logis yang mengacu pada pengambilan keputusan.
3.
Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
34
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses dimana suatu analisis (reduksi data dan sajian data) yang dilakukan semakin lama semakin jelas sejak dari awal kegiatan penelitian. Penulis sudah tanggap dan mengerti terhadap hal-hal yang ditemui selama penelitian. Setelah memahami tahap ini peneliti sudah mulai menyusun pola-pola arahan dan hubungan sebab akibat. Kesimpulan juga perlu diverivikasi berupa suatu pengalaman secara tepat, yang dapat dilakukan dengan berdiskusi atau saling interview antar teman karena pada dasarnya makna dari data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan menjadi kokoh. Secara garis besar model analisis interkatif yang diterapkan dalam penelitian ini sebagaimana digambarkan oleh HB. Sutopo (2002:13) seperti gambar di bawah ini.
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Gambar 1. Skema Analisis Interaktif HB Sutopo (2002 : 13)
H. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan prosedur langkah-langkah : 1.
Tahap Pra Lapangan, yaitu merupakan tahap yang dilakukan mulai dari pem-buatan usulan penelitian sampai memperoleh ijin meneliti.
2.
Tahap Pelaksanaa Lapangan. Pada tahap ini dilakukan dengan kegiatan mengumpulkan data lokasi penelitian dengan wawancara dan mencatat dokumen-dokumen.
3.
Tahap Analisis Data, Tahap ini dilakukan dengan menganalisi data, melakukan verikasi dan pengayakan untuk selanjutnya merumuskan kesimpulan sebagai temuan penelitian
4.
Tahap Penyusunan Laporan Penelitian, Tahap ini dilakukan dengan menyusun laporan sehingga menjadi bentuk-bentuk laporan penelitian yang ilmiah.
35
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Batas dan Kondisi Geografis Kecamatan Ngemplak Kecamatan Ngemplak terletak di ujung timur dalam geografis Kabupaten Boyolali dengan ketinggian kurang lebih 150 m dari permukaan laut dan merupakan wilayah datar sampai berombak, dengan temperature rata-rata 24 – 32O C. batas wilayah Kecamatan Ngemplak adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara
: Kecamatan Nogosari
b. Sebelah Selatan
: Kabupaten Sukoharjo
c. Sebelah Barat
: Kecamatan Sambi
d. Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar
2. Pembagian Wilayah kecamatan Ngemplak Kecamatan Ngemplak mempunyai wilayah seluas 3.852,7793 Ha yang terbagi dalam 12 Desa Rt dan RW. Adapun desa-desa yang berada dalam lingkup wilayah Kecamatan Ngemplak, diantaranya : a. Sawahan b. Donohudan c. Pandeyan d. Kismoyoso e. Giriroto f. Manggung g. Dibal h. Gagaksipat i. Sindon j. Ngresep k. Ngargorejo l. Sobokerto
3642
3. Luas Wilayah Kecamatan Ngemplak Luas wilayah Kecamatan Ngemplak adalah 3.825,7793 Ha dengan pola penggunaan tanah sebagai berikut : a. Tanah sawah
: 1151,6290 Ha
b. Tanah tegal/kebun
: 1146,3836 Ha
c. Tambak
:
0,1650 Ha
d. Tanah keperluan fasilitas umum : 749, 6243 Ha e. Tanah keperluan fasilitas social :
1, 5254Ha
4. Keadaan Penduduk Kecamatan Ngemplak a. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tabel 2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kematan Ngemplak Tahun 2009 No
Desa
Laki-Laki
Persen
Perempuan
Persen
Jumlah
1
Sawahan
3799
11,,15
3882
10,90
7681
2
Donohudan
2915
8,56
3130
8,71
6018
3
Pandeyan
3315
9,73
3219
9,24
6606
4
Kismoyoso
2936
8,62
3045
8,55
5981
5
Giriroto
2612
7,67
2798
7,86
5410
6
Manggung
2968
8,71
3021
8,48
5989
7
Dibal
2815
8,26
2901
8,15
5716
8
Gagaksipat
2892
8,48
2970
8,34
5862
9
Sindon
2414
7,09
2806
7,88
5220
10
Ngresep
3016
8,85
3076
8,64
6092
11
Ngargorejo
1634
4,80
1827
5,12
3461
12
Sobokerto
2754
8,08
2896
8,13
5650
Jumlah
34070
100
35616
100
69686
(Sumber : Kantor Kecamatan Ngemplak) Berdasarkan luas wilayahnya Kecamatan Ngemplak merupaan daerah dengan kepnedudukan yang tergolong padat yakni dengan jumlah penduduk sebanyak 69.686.
37
b. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencahariannya Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencahariannya No
Jenis Pekerjaan
1
Petani
2
Nelayan/Perikanan
3
Buruh Industri
4
Jumlah
Persentase
5.201
8,99
176
0,30
7.757
13,43
Perkebunan
38
0,07
5
Perdagangan
5.361
9,27
6
Pengangkutan
679
1,17
7
Peternak
543
0,94
8
Jasa
9.078
15,71
9
Lain-lain
28982
50,12
Jumlah
57.825
100
(Sumber : Kantor Kecamatan Ngemplak) Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ngemplak sangat beragam. Rata-rata mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani, buruh industry, perdagangan dan jasa.
c. Keadaan penduduk Menurut Agama Tabel 4. Keadaan Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Ngemplak Tahun 2009 No
Jenis Agama
Jumlah
Persentase
1
Islam
67.742
97,210
2
Protestan
1.315
1,887
3
Katolik
610
0,875
4
Hindu
14
0,020
5
Budha
5
0,008
69.686
100
(Sumber : Kantor Kecamatan Ngemplak)
38
B. Deskripsi Permasalahan penelitian
1. Sikap Remaja Terhadap Situs Porno di Internet Sudah saatnya, pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran dilaksanakan dan didukung segenap pemangku kepentingan pendidikan. Pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih agar para pengajar sadar betapa banyaknya kemudahan pembelajaran yang bisa diperoleh lewat pemanfaatan internet. Orangtua juga harus paham, internet bukan hanya membawa dampak negatif bagi anak. Di sisi seberang sana, potensi besar internet menunggu untuk dikenalkan dan dimanfaatkan. Agar proses pembelajaran, tidak hanya yang bersifat formal, bagi anak dapat lebih kreatif. Tidak diragukan lagi, transformasi informasi ini memiliki banyak manfaat positif, namun sayangnya internet juga membawa berbagai dampak negatif: a.
Pornografi, anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah. Dengan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajarela. Untuk mengatasi hal ini, para produsen “browser” melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat diakses.
b.
Violence and Gore atau kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
c.
Penipuan, hal ini memang merajarela di bidang apapun, internet pun tak luput dari serangan penipu. Cara terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini.
d.
Carding
merupakan
aktivitas
pembelian
barang
di
Internet
menggunakan kartu kredit bajakan. Cara belanja menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia Internet 39
karena bersifat real-time (langsung). Para pelakunya paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. e.
Perjudian, dengan jaringan yang tersedia para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi kebutuhannya. Sikap remaja menurut Soerjono Soekamto (1983 : 29) mempunyai
tiga komponen yaitu : 4) Komponen kognitif menyangkut persepsi terhadap keadaan sekitarnya. Komponen in imenyangkut pengetahuan dan pemahaman. 5) Komponen afektif berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang (yaitu positif dan negatif) terhadap obyek 6) Komponen konatif berkaitan dengan kecenderungan untuk bertindak atau untuk tidak berbuat terhadap sesuatu. Sikap remaja di Kecamatan Ngemplak Boyolali terhadap situs porno di internet dapat dilihat dari tabel hasil wawancara berikut : Tabel 5. Hasil wawancara tentang sikap remaja terhadap situs porno di internet No
Komponen
Pertanyaan
Jawaban
1
Kognitif
Apakah anda tahu tentang warnet ? Apakah anda pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas atau mencari informasi ? Apakah anda pernah membuka situs porno ? Apakah anda mengerti tentang situs porno ? Apakah anda senang pergi ke warnet ? Apakah anda senang membuka situs-situs porno ? Apakah menurut anda situs porno dapat mempengaruhi perilaku pengguna ? Apakah menurut anda situs porno berpengaruh negative terhadap pengguna ?
2
Afektif
40
Persentase
Ya Tidak Sering Jarang
Jumlah responden 14 6 12 8
Pernah Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
17 3 19 1 16 4 15 5 9 11
85 % 15 % 95% 5% 80% 20% 75% 25% 45% 55%
Ya Tidak
7 13
65% 35%
70 % 30% 60 % 40%
3
Konatif
Apabila sudah jenuh Ya mengerjakan tugas anda Tidak akan membuka situs-situs porno sebagai selingan
14 6
70% 30%
Jika ada remaja dibawah umur yang membuka situssitus porno maka anda akan menegurnya. Apabila ada pengguna dibawah umur mebuka situs porno maka anda akan memberi masukan kepada penjaga warnet.
Ya Tidak
3 17
85% 15%
Ya Tidak
5 15
75% 25%
Sumber : Hasil Wawancara dengan subyek penelitian Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa sikap remaja terhadap situs porno adalah sudah mengetahuinya serta banyak suka mengaksesnya sehingga ada yang berpengaruh terhadap tingkah laku remaja pengguna (user). Hal ini terlihat dari hasil wawancara pertanyaan ke tiga yang menyatakan bahwa 85 % responden telah membuka situssitus porno, sedangakan pada pertanyaan keempat 95 % responden menyatakan bahwa mereka mengerti tentang situs porno. Sedangkan kesenangan responden akan situs porno terlihat pada pertanyaan keenam, 75 % responden menyatakan senang membuka situs-situs porno dan hanya 25% yang tidak suka.
Responden dalam penelitian ini adalah 70% laki-
laki sisanya 30 % adalah perempuan, sedangkan yang remaja yang membuka situs porno adalah 80 % dari responden laki-laki dan 60% dari responden perempuan, hal ini menunjukkan bahwa anak laki-laki akan lebih senang membuka situs porno diabndingkan anak perempuan. Responden dalam penelitian ini adalah 85% beragama Islam sedangkan 5% beragama katolik sisasanya 10% adalah Kristen, hal ini dikarenakan mayoritas agama penduduk di Ngemplak adalah Islam lainnya merupakan minoritas. Sedangkan profesi orangtua responden
41
adalah 50% adalah pengusaha jasa, sedangkan petani adalah 20%, 10% adalah PNS dan sisanya adalah profesi lainnya. 2. Tanggung Jawab Pengelola Warnet terhadap kejahatan seks dalam situs porno di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Internet
adalah
jaringan
komputer
yang
terhubung
secara
internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan
jaringan
telepon
(baik
kabel
maupun
gelombang
elektromagnetik). Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif apabila bermanfaat untuk penelitiaan. Secara umum para responden memahami bahwa secara umum warnet kerap digunakan untuk melakukan aktifitas cybercrime (carding, cracking, hacking, dsb) dan mengakses pornografi. Khusus untuk cybercrime, tidak banyak aktifitas cybercrime yang mereka tangkap basah sedang dilakukan di warnet mereka. Sedangkan untuk pornografi, seluruh responden menyatakan kerap menemukan bahwa warnetnya digunakan untuk mengases pornografi. Sebanyak 5 responden menyatakan membiarkannya saja, dengan alasan umum yaitu hal tersebut adalah hak dan tanggung-jawab pelanggan. Sedangkan 1 responden menyatakan akan menegur apabila yang menggunakan adalah mereka yang
42
masih berstatus pelajar. Sedangkan 4 responden lainnya menyatakan memblok akses pornografi dengan menggunakan software filter. Tabel 6. Warnet Di Kecamatan Ngemplak : No
Nama Warnet Lokasi
1 Playnet 2 Semarnet 3 Rizznet 4 One Net 5 Orbit Nett 6 War. Nett 7 Blinknett 8 Luxor nett 9 X Fire 10 Margonett Sumber : Hasil Penelitian
Donohudan Ngresep Sawahan Pandeyan Gagaksipat Ngargorejo Sindon Pandeyan Sobokerto Sindon
Pengelolaan Warnet Jam Operasi Jumlah Komputer 08.00 – 23.00 10 06.00 – 23.00 20 07.00 – 23.00 12 08.00 – 23.00 10 08.00 – 23.00 10 09.00 – 23.00 10 08.00 – 23.00 10 08.00 – 23.00 10 09.00 – 23.00 10 08.00 – 23.00 10
Jumlah Pegawai 3 6 2 3 2 2 3 2 3 2
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata- rata jumlah computer yang dimiliki pengusaha warnet di Ngemplak adalah sekitar 10 sampai 20 komputer dengan jam operasi antara 08.00 sampai 23.00 WIB. Berdasarkan jumlah pengunjung terhadap warnet maka diambil 4 warnet yang mempunyai jumlah pengunjung yang banyak sebagai sampel penelitian yaitu Playnett, Semarnett, Riznett dan One Nett Hasil penelitian diketahui bahwa alasan pengusaha Warung internet di Kecamatan Ngemplak membuka usaha adalah sebagai berikut : Tabel 7. Alasan pengusaha membuka usaha warnet : No
Nama warnet Mencari keuntungan
1 Playnet 2 Semarnet 3 Rizznet 4 One net Sumber : Hasil penelitian
√ √ √ √
Alasan Pendirian Warnet Menyediakan Pembelajaran informasi masyarakat terhadap informasi √ -
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa alasan pendirian warnet adalah untuk mencari keuntungan serta memberikan informasi kepada masyarakat. Warnet merupakan sarana mengakses informasi yang tidak dapat dibatasi baik berupa informasi yang baik maupun informasi yang berdampak negatif. Dari wawancara dengan pengelola warnet didapatkan bahwa usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif adalah : Tabel 8. Usaha untuk mengurangi dampak negatif internet dari pihak pengusaha Warnet : No
Nama warnet Membatasi
43
Usaha Pengusaha Warnet Menyediakan Membatasi
jam
1 Playnet 2 Semarnet 3 Rizznet 4 One net Sumber : Hasil Penelitian
pengunjung menurut usia √ -
program pornografi √ √ √ √
anti
kunjungan remaja √ √
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa usaha yang dilakukan oleh pegusaha warnet untuk mengurangi dampak negatif dari warnet adalah dengan membatasi pengunjung menurut usia yaitu bagi remaja yang pada usia sekolah akan dibaatasi kunjungan ke warnet yaitu diarang ke warnet pada jam belajar siswa yaitu jam 18.00 sampai 23.00 WIb, menyediakan program anti pornografi diperlukan untuk memblokir situs-situs porno agar tidak dapat diakses melalui komputer di warnet, serta membatasi jam kunjungan bagi remaja yaitu sampai dengan jam 19.00 WIB kecuali dihari libur, hal ini untuk mengurangi damapk negatif warnet terhadap remaja.
3. Partisipasi Warga Masyarakat untuk Mengurangi Dampak Negatif Warnet terhadap Moralitas Remaja Kita akui bahwa sosialisasi penggunaan Internet di Indonesia bisa dibilang relatif sukses. Hal tersebut juga terjadi di Kota Boyolali khususnya didaerah Ngemplak, dimana saat ini para pelajar mulai dari SD-SMU dan terlebih para Mahasiswa sudah sangat familier menggunakan internet. Kita bisa melihat bagaimana dominasi para pelajar dan mahasiswa di warung-warung internet Kota Boyolali khususnya kecamatan Ngemplak. Mereka sudah tampak percaya diri (PD) berkunjung ke warung internet dan tanpa canggung lagi bisa bermain internet. Hal tersebut sangatlah berbeda dengan kondisi sekitar 6 tahun yang lalu, dimana para orang dewasa lebih dominan menjadi pengguna internet. Dalam pengamatan penulis, bahwa saat ini telah terjadi pergeseran profil pengguna internet dan juga pergeseran orientasi pemanfaatannya. Pengguna internet terbesar saat ini adalah para pelajar SLTP diikuti oleh pelajar SLTA dan kalangan mahasiswa justru menempati urutan ketiga (kecuali di warnet yang berdekatan dengan kampus). Ada gejala menarik yaitu mulai maraknya pelajar SD bermain internet dan sudah “berani” nongol diwarung internet. Para orang tua tentu saat ini harus “rela” merogoh kocek lebih banyak untuk memenuhi keinginan anak-anaknya untuk bermain internet baik dirumah ataupun di warnet. Harapan orang tua tentulah ingin agar si-anak tidak ketinggalan jaman dan dengan ber-main internet si-anak bisa bertambah pintar. Ada beberapa partisipasi masyarakat untuk menanggulangi dan memperkecil dampak negatif internet bagi Perkembangan remaja: (Wawancara dengan warga di sekitar Warnet ):
44
Tabel 9. Upaya warga dalam mengurangi dampak negatif warnet No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Parman Joni Jumilah Rahma Budi Wawan Ani Wati Maridi
10 11 12
Sarwan Susilo Joko
Pekerjaan
Pedagang Petani Pedagang Pengusaha Guru Guru Guru Guru Pengusaha Warung Pedagang Swasta Swasta
Bentuk Partisipasi warga terhadap anak terhadap dampak warnet Mengawasi Melarang Memberikan Masa anak anak pengertian bodoh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sumber : Hasil Wawancara dengan subyek penelitian
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa partisipasi warga yaitu para orangtua dalam mengurangi dampak negatif dari warnet adalah dengan mengawasi anak, melarang anak ke warnet dan memberikan pengertian tentang warnet dan segala dampaknya. bentuk partisipasi warga masyarakat sekitar warnet adalah mengawasi remaja, melarang remaja untuk menggunakan warnet, memberikan pengertian tentang dampak warnet, juga memberikan pengertian bahwa dengan mengakses situs-situs porno bertentangan dengan Pancasila khususnya sila pertama, akan tetapi ada juga yang masa bodoh terhadap lingkungan sekitar.
Melihat dampak negatif dan positif dari teknologi Audio Visual khususnya Internet di atas, dapat disimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan dampak negatif maka dampak positifnya adalah jauh lebih banyak, jadi
tidak
mungkin kalau
sampai
dilarang di
Indonesia.
Jadi,
kesimpulannya adalah setiap teknologi mempunyai berbagai dampak baik positif maupun negatif. Apabila adanya pengawasan dan dukungan dari orang-orang terdekat yang dalam hal ini adalah orang tua maka penyimpangan yang terjadi di penggunaan internet bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Sehingga perlu adanya tindak kooperatif dan kerjasama yang baik antara remaja, lingkungan sekitar dan orang tuanya. 45
Dari hasil wawancara terlihat pada hakekatnya keluarga atau rumah tangga merupakan tempat pertama dan utama bagia anak untuk memperoleh pembinaan mental dan pembentukan kepribadian yang kemudian ditambah dan disempurnakan oleh pendidikan selanjutnya. Dilingkungan keluarga anak akan memperoleh pemahaman nilai-nilai moral baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga akan berbicara, berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga harus menamakkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, baik nilai agama maupun nilai moral. Penanaman nilai-nilai tersebut dipergunakan sebagai acuan remaja dalam
bersikap,
berbicara
dan
bertingkah
laku.
Jika
keluarga
memperhatikan pendidikan anaknya dilingkungan keluarga sejak dini dapat berakibat remaja tidak memiliki pedoman dan bekal untuk hidup di masyarakat. Karena pada masa sekarang ini sering kita jumpai dimana perbauatan-perbuatan yang melanggar nilai moral dan nilai agama sianggap sesuatu yang biasa bahkan dianggap sebagai kebanggan, sehingga pendidikan dalam keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya pembentuka moral remaja. Keragaman tingkat pendidikan, profesi maupun kepedulian terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat adalah hal lain yang tidak dapat diabaikan karena akan mempengaruhi fungsi dengan baik atau tidaknya. C. Temuan Studi Dari hasil penelitian tersebut didapatkan temuan studi sebagai berikut : 1.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sikap remaja terhadap situs-situs porno bahwa sebagian remaja mempunyai sikap yang suka mengaksesnya sehingga ada yang berpengaruh terhadap tingkah laku remaja. Adapun yang menganggap hal tersebut merupakan peringatan remaja lebih hati-hati agar lebih mawas diri kearah mendatang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukanan www.Wikipedia. org sikap sebagai “Kesipan sebuah keadaan untuk merespon dengan cara yang khas untuk suatu rangsangan (sebagai objek, konsep, atau situasi)”.
46
2.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagai pengelola warnet mereka melakukan usaha-usaha guna menanggulangi maraknya remaja mengakses situs-situs porno. Agar remaja tidak mengakses situs-situs tersebut dan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan hal tersebut. Namun, semua itu tergantung pada diri si remaja, sebab mereka berperan dalam hal ini. Walaupun pengelola warnet telah berusaha untuk mengurangi dampak situs porno dengan dengan membatasi pengunjung menurut usia, menyediakan program anti pornografi serta membatasi jam kunjungan bagi remaja, jika tidak diimbangi dari diri si remaja maka akan merupakan hal yang sia-sia saja. Sedangkan untuk tanggungjawab pengelola warnet terhadap moralitas remaja pengguna warnet adalah kurang karena tidak ada tanggungjawabnya, tetapi hanya upaya untuk mengurangi dampak situs porno terhadap remaja. Hal tersebut sesuai dengan .(http: //elearning gunadarma.ac.id / docmodul/ilmu budaya dasar/bab9 manusia dan tanggung jawab). Yang menyatakan bahwa tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain
3.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dilapangan ternyata partisipasi warga dan keluarga adalah tinggi terhadap tindakan maupun perilaku moral si remaja terhadap situssitus porno di internet, karena di kalangan warga ini remaja akan memperoleh pengalaman pertama dalam hal-hal yang dianggap baik dan menjauhi hal-hal yang buruk. Bentuk partisipasi warga adalah dengan mengawasi anak, melarang anak ke warnet dan memberikan pengertian tentang warnet dan segala dampaknya. bentuk partisipasi warga masyarakat sekitar warnet adalah mengawasi remaja, melarang remaja untuk menggunakan warnet, memberikan pengertian tentang dampak warnet, juga memberikan pengertian bahwa dengan mengakses situs-situs porno bertentangan dengan Pancasila khususnya sila pertama, akan tetapi ada juga yang masa bodoh terhadap lingkungan sekitar Hal ini sesuai dengan teori Immanuel Kant (1991 : 47) dalam Sri Hartati (2004) yang menyebutkan moralitas adalah “Kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita, yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita”.
47
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di awal sampai akhir mengenai tanggungjawab pengelola warnet dan partispasi warga dalam menjaga moralitas remaja di Kecamatan Ngemplak Boyolali maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Sikap remaja terhadap situs porno adalah sudah mengetahuinya serta banyak yang sudah mengaksesnya sehingga ada yang berpengaruh terhadap tingkah laku remaja. Dengan banyaknya remaja yang berperilaku tidak seperti biasanya sepertoi berkata jorok, suka malas dan banyak lagi leburukan yang diperlihatkan setelah melihat situs-situs porno di internet. Karena remaja dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, maka bila tidak dibekali keimanan yang kuat remaja akan mudah terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.
2.
Tanggungjawab dan usaha pencegahan yang dilakukan pengelola warnet terhadap kejahatan seks dalam ditus porno di Kecamatan Ngemplak Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa usaha yang dilakukan oleh pegusaha warnet untuk mengurangi dampak negatif dari warnet adalah : dengan membatasi pengunjung menurut usia, menyediakan program anti pornografi serta membatasi jam kunjungan bagi remaja dan menyarankan remaja agar mempertebal iman mereka.
3.
Setiap usaha yang dilakukan warga masyarakat pasti menghendaki yang terbaik bagi remaja dilingkungannya, apabila berhubungan dnegan tingkah laku dan moralnya, dengan kata lain agar remaja tidak mengarah pada perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari norma dan nmoral yang ada dalam kehidupan mereka. Adapun partisipasi yang dilakukan adalah memberikan pengawasan dan kegiatan – kegiatan yang bersifat positif khususnya keimanannya, sehingga peran warga dalam moral remaja perlu diperhatikan dan jangan diabaikan, agar remaja tidak melakukan sesuatu yang melnggar hukum, bahkan memberikan kisah kurang baik dalam masyarakat.
B. Implikasi Implikasi dari penelitian ini adalah : 1.
Karena sikap remaja yang suka mengakses situs porno maka perlu diberikan arahan agar 57 tidak mengakses situs porno karena akan berpengaruh buruk terhadap perkembangannya.
2.
Karena Tanggung jawab pengelola warnet tidak mempunyai tanggungjawab terhadap kejahatan seks maka pengelola warnet hanya menyediakan software anti pornografi
48
3.
Karena warga masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga moralitas remaja terhadap damapk negative warnet (situs-situs porno) maka diharapkan remaja bermoral baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
C. Saran-Saran Saran yang dapat penulis kemukakan adalah : 1.
Mengawasi remaja dalam mengakses internet serta memberikan bimbingan keagamaan kepada remaja agar dapat menghindari dampak negative internet
2.
Menyediakan/memasang software anti pornografi
3.
Warga masyarakat memberikan pengarahan kepada para pengusaha warnet agar : (a) memasang software pemblok situs-situs negtif dan memasang tempat browsing yang terbuka tanpa terlalu ditutup-tutupi, (b) membagi warnet menjadi beberap kelas seperti warnet dewasa, remaja dan anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA HB, Sutopo, 2002, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis, Surakarta : UNS Press. Kamil, 2006, Dasar-Dasar Pengelolaan Warnet, Bandung : Penerbit Rita. Lean
Marpaung.
1996. Kejahatan Terhadap Kesusilaan dan Masalah
Prevensinya. Jakarta : Sinar Grafika. Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : UNS Press. Poespoprodjo W, 1998, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta : Balai Pustaka.
Sarlito S. Wirawan, 1989, Psikologi Remaja, Jakarta : CV. Rajawali. Singgih D. Gunarso, 1991, Psikologi Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press, 1983 Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Aneka Karya. 49
Soegarda Poerbacaraka, 1981, Psikologi Remaja. Bandung : Jemmars. Sri Hartati, 2004, Studi tentang VCD Porno terhadap Moralitas Remaja di Kampung Kalirahman Jebres Surakarta, UNS : FKIP Tjipta Lesmana, 1995, Pornografi Dimensi Massal. Jakarta : Puspa Swara Yusuf Syamsu, 2002, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Rosda Karya. W.J.S Purwodarminto, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 27 /Per/M.Kominfo/ 9/2006 Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet Undang-Undang Dasar 1945 58
Blog : www. Webopedia. Com www.warnet .com www.Wikipedia.org http: //elearning gunadarma.ac.id / docmodul/ilmu budaya dasar/bab9 manusia dan tanggung jawab.
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-keluarga.html www. Geocities.com.
50
51
Lampiran 1 Panduan Wawancara :
1. Pengguna Warnet (dibatasi remaja) : a. Apakah saudara ke warnet bila hanya butuh informasi ? b. Berapa lama anda rata – rata ke warnet dalam sekali kunjungan ? c. Berapa kali anda ke warnet dalam satu minggu ? d. Situs – situs apa yang sering anda buka di Internet ? e. Bagaimana pendapat anda tentang situs porno di internet ? f. Apakah anda sering membuka situs-situs porno ? g. Apa dampak situs-situs porno terdapat perubahan pada diri anda khususnya dalam pergaulan?
2. Pemilik Warnet : a. Sudah berapa lama anda bergelut dalam bisnis warnet ini ? b. Berapa unit komputer yang anda miliki di warnet ? c. Apakah tanggapan anda tentang situs-situs porno di internet ? d. Apakah anda juga menggunakan software anti pornografi ? e. Apakah ada batasan umur bagi pengguna internet di Warnet anda ? f. Apakah anda membatasi jam kunjungan bagi remaja dan pelajar ? g. Sebagai pemiliki warnet upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif adanya situs-situs porno? h. Apa tanggung jawab anda terhadap situs porno di internet ?
3. Warga Masyarakat Sekitar Warnet : 52
a. Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? b. Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? c. Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? d. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? e. Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? f. Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? g. Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? h. Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ?
Lampiran 2 HASIL WAWANCARA 53
1. Pengguna Warnet dibatasi Remaja
No
Komponen
Pertanyaan
Jawaban
1
Kognitif
Apakah anda tahu tentang warnet ? Apakah anda pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas atau mencari informasi ? Apakah anda pernah membuka situs porno ? Apakah anda mengerti tentang situs porno ? Apakah anda senang pergi ke warnet ? Apakah anda senang membuka situs-situs porno ? Apakah menurut anda situs porno dapat mempengaruhi perilaku pengguna ? Apakah menurut anda situs porno berpengaruh negative terhadap pengguna ? Apabila sudah jenuh mengerjakan tugas anda akan membuka situs-situs porno sebagai selingan Jika ada remaja dibawah umur yang membuka situssitus porno maka anda akan menegurnya. Apabila ada pengguna dibawah umur mebuka situs porno maka anda akan memberi masukan kepada penjaga warnet.
2
3
Afektif
Konatif
2. Pemilik Warnet a. Nama Warnet : Play net 54
Persentase
Ya Tidak Sering Jarang
Jumlah responden 14 6 12 8
Pernah Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
17 3 19 1 16 4 15 5 9 11
85 % 15 % 95% 5% 80% 20% 75% 25% 45% 55%
Ya Tidak
7 13
65% 35%
Ya Tidak
14 6
70% 30%
Ya Tidak
3 17
85% 15%
Ya Tidak
5 15
75% 25%
70 % 30% 60 % 40%
Lokasi
: Kecamatan Nglemplak
Hasil Wawancara : 1) Sudah berapa lama anda bergelut dalam bisnis warnet ini ? Jawab
: Baru 3 tahun
2) Berapa unit komputer yang anda miliki di warnet ? Jawab
: 10 unit kmputer
3) Apa Tanggapan anda tentang situs-situs porno ? Jawab
: situs porno adalah situs yang akan merusak moral pengaksesnya
4) Apakah anda juga menggunakan software anti pornografi ? Jawab
: Ya kami menggunakannya
5) Apakah ada batasan umur bagi pengguna internet di Warnet anda ? Jawab
: Ya kami membatasinya
6) Apakah anda membatasi jam kunjungan bagi remaja dan pelajar ? Jawab
: Tidak kami tidak membatasi jam kunjungan remaja
7) Sebagai pemiliki warnet upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif adanya situs-situs porno ? Jawab
: menggunakan soffware anti pornografi serta membatasi
pengunjung menurut usia
b. Nama Warnet : Semarnet Lokasi
: Kecamatan Nglemplak
Hasil Wawancara : 1) Sudah berapa lama anda bergelut dalam bisnis warnet ini ? Jawab
: 5 tahun
2) Berapa unit komputer yang anda miliki di warnet ? Jawab
: 20 unit kmputer
3) Apa Tanggapan anda tentang situs-situs porno ? Jawab
: situs porno adalah situs yang akan merusak moral
pengaksesnya 4) Apakah anda juga menggunakan software anti pornografi ? 55
Jawab
: Ya kami menggunakannya
5) Apakah ada batasan umur bagi pengguna internet di Warnet anda ? Jawab
: kami tidakmembatasi pengunjung menurut usia
6) Apakah anda membatasi jam kunjungan bagi remaja dan pelajar ? Jawab
: kami membatasinya agar mereka dapat belajar
7) Sebagai pemiliki warnet upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif adanya situs-situs porno ? Jawab
: Menggunakan program anti pornografi dan membatasi
jam kunjungan siswa c. Nama Warnet : Rizznet Lokasi
: Kecamatan Nglemplak
Hasil Wawancara : 1) Sudah berapa lama anda bergelut dalam bisnis warnet ini ? Jawab
: 4 tahun
2) Berapa unit komputer yang anda miliki di warnet ? Jawab
: 12 unit kmputer
3) Apa Tanggapan anda tentang situs-situs porno ? Jawab
: situs porno adalah situs yang akan merusak moral
pengaksesnya dan perlu diberantas 4) Apakah anda juga menggunakan software anti pornografi ? Jawab
: ya kami menggunakannya
5) Apakah ada batasan umur bagi pengguna internet di Warnet anda ? Jawab
: kami tidak membatasi usia pengunjung, asal sudah
mengerti computer 6) Apakah anda membatasi jam kunjungan bagi remaja dan pelajar ? Jawab
: Kami membatasi jam kunjungan remaja agar mereka
dapat belajar 7) Sebagai pemiliki warnet upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif adanya situs-situs porno ?
56
Jawab
: kami menyediakan program anti pornografi dan
membatasi jam kunjungan remaja d. Nama Warnet : One nett Lokasi
: Kecamatan Nglemplak
Hasil Wawancara : 1) Sudah berapa lama anda bergelut dalam bisnis warnet ini ? Jawab
: 2 tahun
2) Berapa unit komputer yang anda miliki di warnet ? Jawab
: 10 unit kmputer
3) Apa Tanggapan anda tentang situs-situs porno ? Jawab
: situs porno adalah situs yang berbahaya dan akan merusak
moral pengaksesnya 4) Apakah anda juga menggunakan software anti pornografi ? Jawab
: tidak kami belum mengaplikasikannya
5) Apakah ada batasan umur bagi pengguna internet di Warnet anda ? Jawab
: tidak, kami tidak membatasi
6) Apakah anda membatasi jam kunjungan bagi remaja dan pelajar ? Jawab
: Ya kami membatasi jam kunjungan remaja dan pelajar
7) Sebagai pemiliki warnet upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif adanya situs-situs porno ? Jawab
: kami hanya membatasi jam kunjungan remaja dan pelajar
3. Warga Masyarakat Sekitar Warnet (Orangtua, sekolah dan warga sekitar) a. Nama Warga : Parman Profesi
: Pedagang
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: Aku tidak banyak mengetahui internet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: Setuju, asal tidak menggangu
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: Baik, asal tidak mengganggu belajar 57
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: aku tidak setuju
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: Melarang anak membuka internet apabila hanya untuk
melihat situs-situs porno 6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, karena tidak sulit bagi kita
menanamkannya 8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
b. Nama Warga : Joni Profesi
: Petani
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: tidak mengetahui
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: Setuju asal tidak menggangu
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: bagus asal tidak mengganggu belajar
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: baik tetapi disesuaikan dengan usia penggunanya
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: mengawasi anak
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? 58
Jawab
: sejauh yang diperlukan anak
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak kecil, karena akan sulit jika mulai besar
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah ninuman
keras dan melihat film porno
c. Nama Warga : Jumilah Profesi
: pedagang
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: tidak tahu
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju asal tidak menggangu
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: bagus dapat menambah pengetahuan
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: tidak baik bagi remaja karena berdosa
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: memberikan pengertian kepada anak remaja
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sangat berperan, mas lha kita ini kan orangtuanya
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil.
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno 59
d. Nama Warga : Rahma Profesi
: Pengusaha
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: Internet merupakan saran untuk bisnis
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: sangat setuju
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: bagus agar mereka pengerti informasi
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: sangat tidak setuju
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: memberikan pengertian kepada remaja tentang dampak
negatifnya 6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, dengan pengertian keagamaan
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
e. Nama Warga : Budi Profesi
: Guru SMP
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: Warnet adalah sarana untuk mengakses internet 60
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: bagus agar mereka mengerti informasi dunia
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: sangat merusak generasi muda
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: memberikan arahan dan pengertian kepada remaja
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, karena tidak sulit bagi kita
menanamkannya 8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
f. Nama Warga : Wawan Profesi
: Guru SMA
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: warnet merupakan tempat untuk mengakses internet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: Sangat setuju karena akan mempermudah mendapatkan
infaormasi 3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: Bagus asal mencari berita atau informasi
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? 61
Jawab
: sangat tidak baik perlu dihapuskan
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: menasehati ank
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, karena tidak sulit bagi kita
menanamkannya 8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
g. Nama Warga : Ani Profesi
: Guru SMP
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
:Warnet tempat untuk berinternet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju akan membantu warga dalam memperoleh
informasi 3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: sangat bagus asal berguna bagi dirinya
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: tidak bagus untuk diakses
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: menasehati anak agar tidak mengakses situs-stus porno
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan 62
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, karena tidak sulit bagi kita
menanamkannya 8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
h. Nama Warga : Wati Profesi
: Guru SMA
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
:Warnet tempat untuk berinternet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju akan membantu warga dalam memperoleh
informasi 3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: sangat bagus asal berguna bagi dirinya
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: tidak bagus untuk diakses
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: menasehati anak agar tidak mengakses situs-stus porno
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, karena tidak sulit bagi kita
menanamkannya 8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? 63
Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
i.
Nama Warga : Maridi Profesi
: pengusaha warung
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: tidak tahu
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju aja asal tidak mengganggu
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: bagus asal tidak mengganggu sekolah
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: tidak setuju karena juga tidak tahu
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: mengawasi anak
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, dengan pendidikan moral dan agama
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
j. Nama Warga : Sarwan Profesi
: pedagang / tokoh masyarakat
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
: Tempat untuk mengakses internet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? 64
Jawab
: setuju karena merupakan mata pencaharian
3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: bagus asal tidak mengganggu sekolah
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: sangat tidak setuju
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: mengawasi anak
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, dengan pendidikan agama yang kuat
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno k. Nama Warga : Susilo Profesi
: Pedagang
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
:Warnet tempat untuk berinternet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju akan membantu warga dalam memperoleh
informasi 3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: sangat bagus asal berguna bagi dirinya
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: tidak bagus untuk diakses
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? 65
Jawab
: menasehati anak agar tidak mengakses situs-stus porno
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil, dengan pendidikan sekolah dan agama
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
l. Nama Warga : Joko Profesi
: Swasta
1) Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang warnet ? Jawab
:Warnet tempat untuk berinternet
2) Apakah bapak/ibu setuju adanya warnet dilingkungan anda ? Jawab
: setuju akan membantu warga dalam memperoleh
informasi 3) Bagaimana pendapat anda tentang adanya remaja yang sering ke internet ? Jawab
: sangat bagus asal berguna bagi dirinya
4) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang adanya situs porno di internet ? Jawab
: tidak bagus untuk diakses
5) Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi dampak negatif warnet terhadap remaja ? Jawab
: menasehati anak agar tidak mengakses situs-stus porno
6) Sejauh mana peran anda dalam membentuk moral anak ? Jawab
: sejauh yang diperlukan
7) Bagaimana anda menanamkan nilai-nilai moral terhadap remaja ? Jawab
: sejak masa kecil dan sekolah yaitu dengan pendidikan
aklhag
66
8) Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang ada dimasyarakat yang dilakukan oleh remaja yang perlu diperhatikan ? Jawab
: penyimpangan yang perlu diperhatikan adalah berkelahi,
berjudi, ninuman keras dan melihat film porno
67
Lampiran 3
TRIANGGULASI DATA 1
Tema
: Sikap Remaja terhadap situs porno
Sumber
: 20 remaja pengunjung Warnet (4 Warnet) diambil secara acak
Catatan Lapangan : Situs porno merupakan dampak negatif yang perlu dihindari dalam mengakses internet karena akan banyak berdampak negative terhadap perkembangan jiwa remaja. Pengakses situs ini banyak terdiri dari remaja karena adanya sifat keingintahuan remaja terhadap hal-hal baru Refleksi
: Responden memberikan keterangan tentang stus porno dengan
sikap terbuka sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan
68
Lampiran 4. TRIANGGULASI DATA 2
Tema : Usaha yang dilakukan dalam mengurangi dampak negative dari situs porno Sumber : 1. Pengelola Warnet 2. Warga sekitar warnet Catatan Lapangan
:
Warnet kerap digunakan untuk melakukan aktifitas cybercrime (carding, cracking, hacking, dsb) dan mengakses pornografi. Khusus untuk cybercrime, tidak banyak aktifitas cybercrime yang mereka tangkap basah sedang dilakukan di warnet mereka. Sedangkan untuk pornografi, seluruh responden menyatakan kerap menemukan bahwa warnetnya digunakan untuk mengases pornografi. Ada responden menyatakan membiarkannya saja, dengan alasan umum yaitu hal tersebut adalah hak dan tanggungjawab pelanggan. Sedangkan responden lainnya menyatakan akan menegur apabila yang menggunakan adalah mereka yang masih berstatus pelajar. Sedangkan responden lainnya menyatakan memblok akses pornografi dengan menggunakan software filter.
Refleksi :
Responden
memberikan
keterangan
tentang
bagaimana
cara
mengurangi damapak negative dari situs porno dengan sikap yang terbuka sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan
69
70