MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS VIIc SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Nama
: SULASTRI LIANDO
NIM
: NIM. 911 409 135
Prodi
: S1 Pend. Ekonomi
Jurusan
: Pend. Ekonomi
Fakultas
: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas : Universitas Negeri Gorontalo Angkatan
: 2009
ABSTRAK Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkatkan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian berjumlah 29 orang. Variabel penelitian terdiri dari variabel input, proses, dan output. Tahapan penelitian terdiri dari persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data yakni menggunakan instrumen penelitian berupa observasi dan tes. Teknik analisis data dilaksanakan secara kuantitatif serta menggunakan kriteria penilaian prestasi belajar.Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis penelitian yang berbunyi: Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipePicture And Picture Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolang, maka hasil belajar siswa dapat meningkat. dapat diterima karena didukung dengan hasiltindakandan analisis data: 1) siswa yang memperoleh hasil belajar minimal 75 meningkat dari 20% hasil observasi awal menjadi 41.38%(12 orang) hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 51.74%(15 orang) hasil siklus II, selanjutnyameningkatlagimenjadi 82.76%(24 orang)siklus III. 2) hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 43.33 (13 orang) siklus I menjadi 60% (18 orang) pada siklus IImenjadi 83.33% (25 orang)padasiklus III, dan 3) hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat38.47% (10 orang)padasiklus I,57,70% (15 orang) siklus II menjadi 80.77% (29 orang) hasil siklus III.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Model pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Mengajar dalamartian biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa peran yaknisebagai pengajar,pembimbing dan administrator kelas.Guru dalam proses Proses belajar mengajar pendidikan merupakan aspek terpenting untuk di miliki oleh setiap manusia.Karena adanya pendidikan ini kita dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang(individual).Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dandiajarkan. Belajar mengajar merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan peserta didik, guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan peserta didik yang berkualitas, profesional, dan berpengatuhuan, tidak hanya profesional dan berpengetahuan, dan tidak hanya berprofesionalsebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilaiserta mengevaluasi peserta didik. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu yaitu dengan menggunakan model pembelajaran picture and pictureyang melatih peserta didik untuk lebih kreatif dalam berfikir,tidak hanya berfikir tetapi dengan cara lain misalnya langsung menjelaskan yang mereka ketahui tanpa bertanya ke orang lain. Guru lebih bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih mengemukakan pendapat individu. Dengan keadaan ini merupakan perubahan situasi dan tujuan pembelajaran dalam kelas.Dalam artian seorang guru harus mampu melihat masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.Selain itu guru mampu menganalisis penyebab dari masalah serta mampu memilihpendekatan yang tepat untuk digunakan untuk memecahkanmasalah demi meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengangkat dari hal-hal yang diuraikan diatas.Menurut pengamatan peneliti sebagian besar peserta didik di kelas VII SMP Negeri 1 Kabila mempunyai kelemahan yaitu masih rendahnya pemahaman serta kemampuan dalam proses belajar mengajar.
Dipilihnya pembelajaran melalu model pembelajaran picture and picture ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu.Oleh karena itupembelajaran melalui model pembelajaran picture and picture dapat memecahkan permasalahan kurang terampilnya peserta didik dalam kelompok dan dapat meningkatkan kemampuan dasar peserta didik,yang ditunjangi perbaikan hubungan antara peserta didik yang berbeda latar belakang pemikiran dan kemampuan berfikir. Dengan demikian peneliti tertarik mengangkat permaslahan dengan judul : “Meningkakan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango”. Identifikasi Masalah,rumusan permasalahan, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian Dari penjelasan latar belakang maka identifikasi masalah adalah: (a) Penyampaian kompetensi dasar yang di capai dalam proses belajar mengajar belum menjadi perihal guru. (b) kadang-kadang guru tidak melaksanakan apersepsi sebagai mana diharapkan. (c) dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. (d) menunjuk siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Berdasarkanlatar belakang dan identifikasi masalah maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut “ Apakahdengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu di kelas VII.c SMP Negeri1 Kabila Kabupaten Bone Bolango?. Berdasarkan permasalahandiatasuntuk dapat mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu di kelas VII SMP Negeri 1 Kabila,perlu diadakan model pembelajaran picture and picture. Tujuan pelaksanaan penelitian iniadalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penggunaan model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadudikelas VII SMP Negeri 1 Kabila. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan prinsip prinsip dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu di SMP Negeri 1 Kabila. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan kepadaguru(pengajar) khususnya guru pada mata pelajaran IPS Terpadu dalam
mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didiknya.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Ruang Lingkup Hasil Belajar Istilah belajar telah lama dan banyak di kenal bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar.Lebih-lebih setelah di rencanakannya wajib belajar.Belajar adalah salah satu kebutuhan manusia, Bahkan ada ahli yang menyatakan mahwa manusia adalah mahluk pelajar pada masa sekarang ini.Belajar menjadi sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia.Hampir disepanjang waktunya, manusia banyak melakukan ritual belajar. Pengertian Hasil Belajar Menurut teori Bloom dan krathwohl (dalam Dr.CAsri Budiningsih:75) bahwa hasil belajar dan jalur tersebut akan termasuk dalam tiga kawasan adalah : 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalahranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu: (a) Pengetahuan(mengingat dan menghapal), (b) Pemahaman menginterprestasikan), (c) Aplikasi(menggunakan konsep untuk memecahkan masalah), (d)Analisis (menjabarkan suatu konsep), (e)Sintesis (menggunakan bagian bagian konsep menjadi suatu konsep utuh, (f) Evaluasi (mambandingkan nilai-nilai, ide,metode). 2. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciriciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
(a)Pengenalan ( Ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu),(b) Merespon ( Aktif partisipasi ), (c) Penghargaan(Menerima nilai nilai), (d) Pengorganisasian (Menghubung hubungkan nilai yang di percaya),(e) Pengalaman( Menjadikan nilai nilai sebagai bagian dari pola hidup ). 3. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (a) Peniruan ( Menirukan Gerak ), (b) Penggunaan ( Menggunakan konsep untuk melakukan gerak ), (c) Ketepatan ( Melakukan gerak dengan benar ), (d) Perangkaian (Melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar),(e) Naturalisasi (Melakukan Gerak secara wajar ) Menurut Nana Sudjana ( 2005 : 3 ) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses pembelajaran. Sedangkan Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997: 191 ) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan). Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori,maka hipotesis tindakan dikemukakan : Jika digunakan model pembelajaran pictutre and picture pada mata pelajaran IPS Terpadudi kelas VII SMP NEGERI 1 KABILA maka hasil belajar siswaakan meningkat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO di kelas VIIc dengan jumlah 30 orang peserta didik,terdiri dari 14 orang laki laki dan 16 orang perempuan dengan kemampuan akademik rata rata cukup beragam,mereka terdiri dari beragam suku,agama sehingga secara keseluruhan peserta didik relative cukup heterogen.
Yang menjadi dasar peneliti dalam memilih kelas ini yaitu hasil belajar siswa di kelas tersebut masih belum optimal sehingga belum dapat memenuhi tuntutan kurikulum dan harapan orang tua serta masyarakat. Harapan peneliti dalam mengadakan penelitian tindakan kelas di kelas VII.c ini adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa belum optimal dan juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.c melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Input Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung, kesiapan guru, peserta didik, bahan ajar, sumber belajar, proses evaluasi dan lingkungan belajar.
3.2.2 Variabel Proses
Secara garis besar tahapan pembelajaran melalui gambar yaitu: Tahapan persiapan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran melalui media gambar,membuat kriteria kelompok heterogen(jenis kelamin,kemampuan dan agama).Tahap penyajian materi yang mana guru menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu,memberikan apersepsi,umpan balik,penjelasan yang tepat agar tidak beralih pada konsep lain. 3.2.3 Variabel Output
Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas ini maka peneliti dibekali dengan lembar observasi kegiatan pembelajaran,agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar,dan peneliti memberikan arahan tentang cara pengisian lembar observasi kepada guru yang membantu dalam penelitian tersebut.Hasil belajar dilakukan 1x tes setelah pertemuan,tes dikerjakan secara invidu mandiri.Tes uraian dikerjakan selama 45 menit.Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan peserta didik pada pemahaman mata pelajaran IPS Terpadu.
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapakan materi dan merancang pembelajaran melalui media gambar, membuat kriteria kelompok heterogen (jenis kelamin,kemampuan serta agama)dan mempersiapkan instrument observasi disertai dengan cara penskoran. 3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario tindakan yang telah direncanakan serta melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan jadwal penelitian. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan oleh tim dengan menggunakan instrument pengamatan,serta melakukan evaluasi dan refleksi selama pelaksanaan tindakan ditunjukan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. 3.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanakan tindakan melalui lembar observasi yang dibuat.Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan merekomendasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan yang telah dilaksanakan. Pemantauan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik terhadap kegiatan guru maupun interaksi siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran.Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui atau mengukur tingkat daya serap siswa pada materi yang diajarkan. 3.3.4
Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah peneliti mengadakan tindakan kelas, maka yang dilakukan yaitu analisis tes hasil berupa tes perbuatan, observasi dan wawancara.Beberapa besar peningkatan kemampuan siswa, dalam memahami mata pelajaran IPS yang di apresiasi juga bagaimana cara memperbaiki kelemahan–kelemahan selanjutnya. Berdasarkan analisis iti dilakukan refleksi yang meliputi : a. Pengumpulan hasil pengamatan oleh peneliti tentang kelebihan dan kekurangan kemampuan belajar siswa melalui media gambar b. Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama prses pembelajaran. c.
Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru selam mengajar.
3.4 Tehnik Pengumpulan Data 1. Observasi dan catatan lapangan digunakan utnuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman materi pembelajaran. 2. Evaluasi digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan hasil pemahaman materi pembelajaran. 3.5
Tehnik Analisis Data
Analisis data terdiri dari 2 tehnik yaitu: Data hasil observasi tentang proses kegiatan belajar dianalisis baik secara kuantitatif dan kualitatif dan data hasil observasi tentang hasil belajar peserta didik dianalisis secara kuantitatif maupun kualitatif. 3.6
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di kelas VIIc melalui media gambar yang secara kuantitatif dapat ditingkatkan dari 20% menjadi 75%. Pembahasan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture terlebih dahulu diawali dengan apersepsi dan motivasi kemudian dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami sendiri masalah yang mereka pelajari.Dengan demikian siswa dapat memahami serta mencari jawaban atas masalah yang sedang mereka pelajari.Hal inilah yang membuat siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru untuk dapat menarik suatu kesimpulan dari belajar kooperatif. Hasil penelitian pada mata pelajaran sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dan Siklus III yang mendapat nilai lebih dari 75 yaitu dari 41.38% menjadi 51.72% dan menjadi 82.76%. Hal ini terjadi akibat alternatif tindakan yang dilakukan pada proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, siswa memiliki kesempatan untuk dapat berusaha menemukan sendiri jawaban atas pemecahan masalah, yang sedang mereka pelajari pada mata pelajaran sejarah.Walaupun hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan, tetapi masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.Ini disebabkan dalam pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya memperoleh nilai kurang dari 75. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada pembelajaran yaitu adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen yang terdiri dari 5 (lima) orang siswa dengan kemampuan akademik masing-masing siswa yang berbeda-beda. Baik tingkat kemampuan tinggi, sedang
dan rendah serta anggota kelompoknya berasal dari ras dan suku yang berbeda. Siswa mampu bekerja sama dan saling membantu satu sama lain untuk dapat menyelesaikan materinya dan guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dalam setiap kelompoknya. Evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus I menunjukkan bahwa dari 29 orang siswa yang dikenai tindakan, terdapat 12 orang siswa (41.38%) yang memperoleh nilai lebih dari 75 dan 17 orang siswa (58.62%) yang memperoleh nilai kurang dari 75 dengan nilai rata-rata kelas 69.55. Evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus II menunjukkan bahwa dari 29 orang siswa yang dikenai tindakan, terdapat 15 orang siswa (51.72%) yang memperoleh nilai lebih dari 75 dan 8 orang siswa (48.28%) yang memperoleh nilai kurang dari 75 dengan nilai rata-rata kelas 72.48. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya belum optimalnya pembelajaran yang diterapkan oleh guru, respon siswa dalam menerima pelajaran belum mampu dibangkitkan oleh guru, dan siswa belum terbiasa dengan penggunaan pendekatan yang diterapkan oleh guru sehingga hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam memecahkan masalah, dan berpartisipasi baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa pada siklus I dan Siklus II.Dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I terdapat 30 aspek yang diamati, 1 aspek (3.33%) dengan kriteria baik sekali, 12 aspek (40%) dengan kriteria baik, 13 aspek (43.33%) dengan kriteria cukup, dan 4 aspek (13.33%) dengan kriteria kurang. Dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II terdapat 30 aspek yang diamati, 1 aspek (3.33%) dengan kriteria baik sekali, 17 aspek (56.67%) dengan kriteria baik, 11 aspek (36.67%) dengan kriteria cukup, dan 1 aspek (3.33%) dengan kriteria kurang. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus III terdapat 26 aspek yang diamati, jumlah aspek yang memperoleh kriteria penilaian baik sekali 1 aspek (3.85%), kriteria baik 14 aspek (53.85%), kriteria cukup 8 aspek (34.62%) dan 2 aspek (7.68%) memperoleh kriteria kurang. Berbagai kekurangan yang terdapat pada siklus I dilanjutkan siklus II selanjutnya disempurnakan pada siklus III. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada akhir pelajaran, menunjukkan bahwa dari 29 orang siswa yang dikenai tindakan yang mencapai ketuntasan adalah 24 orang siswa (82.76%) dengan nilai lebih dari 75 dan 5 orang siswa (17.24%) memperoleh nilai kurang dari 75 dengan nilai rata-rata kelas 84.45. Ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran guru dan siswa. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus III terhadap 30 aspek yaitu diantaranya 7 aspek (23.33%) memperoleh kriteria baik sekali,18 aspek (60%) memperoleh kriteria baik, 5 aspek (16.67%) memperoleh kriteria cukup. Bila dibandingkan antara capaian pada siklus I, siklus II dan siklus III dapat meningkat dengan peningkatan dari 41.38% menjadi 51.72% dan selanjutnya menjadi 82.76%. Data di atas
menunjukkan bahwa terdapat kenaikan hasil belajar siswa sebesar 31.04% siswa yang memperoleh nilai lebih dari75 dari siklus I, Siklus II dan ke siklus III. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Jika digunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture, maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VII.c SMP Negeri 1 Kabila akan meningkat”, dinyatakan terbukti benar dan dapat diterima. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIc SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus IIdan Siklus III yaitu dari 41.38%( 12 orang) menjadi 51.72%( 15 orang) menjadi 82.76%(24 orang). atau rata-rata kelas 69.55 menjadi 72.48 selanjutnya menjadi 84.45. 2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture maka hasil belajar siswa kelas VIIc SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran sejarah dapat meningkat. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat memilih dan menganalisa metode atau model pembelajaran yang tepat, serta tidak hanya berpatokan pada satu model pembelajaran saja. 2. Dari hasil penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh sebab itu guru perlu menggunakan model pembelajaran picture and picture dalam kegiatan belajar mengajar.