PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DALAM MENGENAL MATA ANGIN PADA SISWA KELAS VII SMPLB –C SLB-B/C YKGR BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2008 / 2009
SKRIPSI
Oleh : S U P A T M I NIM : X5107650
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
1
2
PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DALAM MENGENAL MATA ANGIN PADA SISWA KELAS VII SMPLB –C SLB-B/C YKGR BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2008 / 2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh : S U P A T M I NIM : X5107650
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret
Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Surakarta , Juli 2009 Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.Abdul Salim Choiri,M.Kes
Dewi Sri Rejeki S.Pd
, M.Pd
4
NIP. 19570919 198203 1 002
NIP.
19760730
200604 2 001
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari : Kamis Tanggal
:
6 Agustus
2009
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Maryadi, M.Ag
Sekertaris
: Dra. B.Sunarti, M.Pd
......................
.......................
Anggota I
: Drs.Abdul Salim Choiri, M.Kes
Anggota II
: Dewi Sri Rejeki S.Pd, M.Pd
........................
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret
………………
5
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
ABSTRAK
Supatmi. Pemakaian
Media Gambar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran IPS Dalam Menganal Mata Angin Pada Siswa Kelas VII SMPLB–C SLB-B/C YKGR Bayat Klaten Tahun Ajaran 2008 / 2009 .Skripsi , Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juli 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal mata angin siswa klas VII SMPLB-C melalui pemakaian media gambar. Penelitian ini disebut penelitian populatif dengan subyek penelitian adalah siswa klas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten tahun ajaran 2008 / 2009, sejumlak 10 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi pertisipatif agar hasilnya
obyektif ,
selain itu
observasi dilakukan untuk
mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran tes yang dilaksanakan di awal penelitian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengenal mata angin
6
dan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui prestasi belajar mengenal mata angin .Teknik analisis data adalah adalah diskriptif komparatif. Berdasarkan analisis penelitian, diketahui bahwa nilai rata-rata pada pre test 3,38 , post tes peda siklus sebesar 5,77 dan sebesar 6,7 pada post tes siklus II. Maka dapat dapat diambil kesimpulan hasil penelitian : Bahwa pemakaian media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar mengenal mata angin siswa kelas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten Tahun ajaran 2008 / 2009.
MOTTO
7
” Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat .” ( terjemah Q.S. Al Mujadilah :11 ) ” Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan ” ( Terjemah Q.S Al as saff : 3 )
PERSEMBAHAN
8
Karya ini dipersembahkan kepada : 1. Ayah dan Ibu terhormat 2. Suami tercinta 3. Anak-anak tesayang .
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahNya, skripsi yang berjudul Belajar
Pelajaran
IPS
Mengenal
” Meningkatkan
Prestasi
Mata Angin Pada Siswa Kelas VII
SMPLB –C SLB-B/C YKGR Bayat Klaten Tahun Ajaran 2008 / 2009 ” ini akhirnya
dapat
diselesaikan , untuk
memenuhi
sebagian
persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan skripsi ini , namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitankesulitan yang
timbul dapat teratasi . Untuk itu atas segala bentuk
bantuannya, saya ucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
UNS
Surakarta
yang
telah
memberikan ijin Penyusunan skripsi . 2. Bapak
Drs. Rusdiana Indianto,M.Pd , selaku Ketua
Jurusa Ilmu
Pendidikan FKIP UNS Surakarta. 3. Bapak Drs.Abdul Salim Choiri ,M.Kes, selaku Pembimbing I dan Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan FKIPUNS Surakarta . 4.
Ibu Dewi Sri Rejeki S.Pd , M.Pd, selaku Pembimbing II
5.
Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan , namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia pendidikan.
Surakarta, Juli 2009
10
Supatmi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN
JUDUL
............................................................................
................... i
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................................ HALAMAN PEMBIMBING.........................................................
PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGUJI.....................................................................
ii
PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK..............................................................................................
v
HALAMAN MOTTO...................................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................
vii
KATA PENGANTAR..................................................................................................
viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................
x
DAFTAR SKEMA........................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................
xii
BAB PENDAHULUAN...........................................................................................
I 1
11
A. Latar
Belakang
Masalah...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ C. Tujuan
5
Penelitian
........................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... BAB
II
TINJAUAN
..............................................................................
6
PUSTAKA
7
A.
Kajian
Teori................................................................................................... 1.
Tinjauan
Tentang
..................................................... a.
Anak
..........................................................
Anak
Tuna
Grahita
Penyebab
Anak
Tuna
Grahita
8
c.
Klasifikasi
Grahita....................................................... .. d.
Grahita
7
Faktor-Faktor
...................................
Tuna
7
Pengertian
b.
7
Anak
Tuna
9
Karakteristik
Anak
Tuna
Grahita
...................................................... 12 2.
Tinjauan tentang Prestasi Belajar Mata pelajaran
IPS
........................... 14 a.
Tinjauan
................................................................... b.
Tinjauan
...................................................
18
Prestasi
Belajar
14 Ilmu
Pengetahuan
Sosial
12
Halaman 3. Tinjauan Tentang Media pembelajaran Gambar mata angin ...................... 20 a. Media Pembelajaran .......................................................................... 20 b. Alat Peraga Gambar Mata Angin ...................................................... 23 B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 26 C. Perumusan Hipotesis Tindakan .................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 28 A. Setting Penelitian ........................................................................................ 28 B. Subyek Penelitian .......................................................................................
29
C. Data dan Sumber Data ................................................................................ 30 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 31 E. Validitas Data ............................................................................................... 35 F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38 G. Indikator Kinerja ......................................................................................... 38 H. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 39
13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................
41
A. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………......
41
B. Hasil Penelitian ……………………………………………………….......
64
C. Pembahasan hasil Penelitian …………………………………………….... 69 BAB V PENUTUP ………………………………………………………………. ... 71 A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 71 B. Saran-Saran ……………………………………………………………….. 71 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 72 LAMPIRAN ………………………………………………………………………….. 74
14
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Data nilai tes sebelum tindakan ( pre test )
…………………………… Tabel ...
44
2. Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I…….…………………..
49
Tabel
3. Hasil observasi minat siswa pada siklus I
………………………….. Tabel
50
4. Hasil Angket siswa
................................................................................. Tabel
5. Hasil Tes sesudah tindakan siklus I ( Post test )
……………………… Tabel
52
6. Ketuntasan Belajar siswa Hasil tes siklus
I…………………………..... Tabel
58
8. Hasil observasi minat siswa pada siklus
II........................................... Tabel
53
7. Hasil Observasi kegiatan siswa pada siklus
II………………………... Tabel
51
59
9. Hasil Angket siswa
...................................................................................
60
Tabel 10. Hasil tes siklus II ..................................................................................... Tabel 11. Ketuntasan Belajar siswa hasil tes siklus II............................................
62
Tabel 12. Hasil tes pra siklus ,siklus I da siklus II ..............................................
64
61
15
Tabel 13. Hasil tes sebelum dan sesudah pemakaian media gambar mata angin .
65
Tabel 14. Penolong Untuk Test Wilcoxon ................................................................
66
Tabel 15. Hasil tes sebelum dan sesudah pemakaian media gambar mata angin .
67
Tabel 16. Penolong Untuk Test Wilcoxon ...............................................................
68
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 1. Kerangaka Berpikir Penelitian...................................................................
26
16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Subyek Penelitian ........................................................................................................... 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ................................................................................. 2 Lembar observasi Aktifitas Siswa ................................................................................. 3
17
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .......................................................................................... 4 Lembar Soal .................................................................................................................... 5 Rencana Program Pembelajaran .................................................................................... 6 Tabel VIII Harga Harga Kritis Untuk Dalam Test Wilcoxon .......................................... 7 Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ........................................................................... 8 SK Dekan FKIP –UNS tentang Ijin Penyusunan Skripsi ......................................... 9 Permohonan Ijin Penelitian dari PD III .................................................................... 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................................................. 11
18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. ”pendidikan diarahkan pada peningkatan kualitas manusia Indonesia, sedangkan isi dari kualitas manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh dan bertanggung jawab, mandiri cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani.” ( Ngalim Purwanto,2006: 14). Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah haruslah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan muncul generasi muda penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan bermoral baik. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam
19
kehidupan global. Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
untuk menjawab
tantangan jaman yang selalu berubah. Misi pendidikan Nasional adalah :
(1)
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, (2) Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional dan internasional, (3) Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan mayarakat
dan
tantangan
global,
(4)
Membantu
dan
memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, (5) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, (6) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global, dan (7) Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (Penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional). Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Selaras dengan tujuan pembangunan Nasional Indonesia Pendidikan Nasional Indonesia
bertujuan
untuk
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
20
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 4, yaitu Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Pendidikan Dasar merupakan pendidikan 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan 3 Tahun di Sekolah Menegah Pertama (SMP) atau 6 tahun di SDLB dan 3 tahun di SMPLB. Pada masa sekarang ini pendidikan perkembangannya cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahan yang pesat baik yang berupa fisik maupun non fisik. Pemerintah sudah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai bentuk antara lain dicanangkannya Pendidikan Dasar 9 Tahun, perbaikan proses belajar, perbaikan kurikulum, dan cara penerimaan murid baru yang kesemuanya bertujuan agar mutu lulusannya lebih berkualitas. Dalam proses pendidikan yang turut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan antara lain kemampuan guru dalam menyampaikan materi pengajaran kepada siswa. Kelengkapan perpustakaan dan kurikulum dan pemilihan metode serta media pengajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting, karena pemillihan metode dan media pengajaran yang tidak tepat akan menyebabkan tujuan pendidikan tidak tercapai sehingga siswa tidak dapat mencapai prestasi maksimal. Oleh karena itu dalam menentukan metode dan media pengajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Dan dalam tiap mata pelajaran memerlukan alat bantu yang
21
relevan untuk dapat memudahkan siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh pendidik. Agar materi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa lebih mudah diterima maka guru perlu metode , media pembelajaran dan melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dirasa perlu untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga. Dengan alat peraga ini apa yang diterima siswa tidak merupakan sesuatu yang abstrak dan siswa dapat melihat secara langsung sehingga diharapkan apa yang diterima oleh siswa dapat bertahan lama atau sulit dilupakan. Media gambar Mata Angin merupakan salah satu alat bantu atau alat peraga untuk mempermudah anak didik dalam mengenal arah-arah mata angin, karena dalam gambar mata angin dapat menunjukkan arah-arah mata angin. Seperti arah Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut .Dengan demikian media gambar Mata Angin merupakan salah satu alat peraga yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal arah-arah mata angin di SMPLB-C YKGR BAYAT KELAS VII .
Penggunaan media gambar mata angin dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu upaya agar siswa lebih menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan arah-arah mata angin. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas dalam rangka meningkatkan prestasi belajar , khususnya pemakaian media gambar maka dalam penelitian
22
ini penulis akan mengadakan penelitian dengan judul ”PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DALAM MENGENAL ARAH MATA ANGIN SISWA KLAS VII TAHUN AJARAN 2009 - 2010 DI SMPLB-C YKGR BAYAT ”.
B. Rumusan Masalah Berpangkal pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka muncul permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: • Apakah media gambar mata angin dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal arah mata angin siswa kelasVII SMPLB-C YKGR BAYAT Klaten ?
C. Tujuan Penelitian . Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal mata angin anak SMPLB-C klas VII melalui pemakaian media gambar.
23
D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Dalam usaha mengadakan penelitian khususnya bidang pendidikan agar kiranya dapat sebagai bahan masukan dan memberikan sumbangan tambahan pengetahuan serta wawasan dalam mempraktekkan sebagian kecil dari teori yang didapatkan dalam bangku kuliah pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Kegunaan Praktis a. Untuk menemukan pembelajaran yang dapat meningkatkan dan memberi motivasi belajar bagi anak terhadap prestasi belajar siswa dengan pemakaian media gambar mata angin. b. Menambah kekayaan media pembelajaran IPS tentang mata angin.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita
a. Pengertian Anak Tuna Grahita Beberapa pendapat tentang pengertian anak tuna grahita adalah sebagai berikut: Menurut Buku Petunjuk Praktis Penyelenggaraan SLB bagian C yang diterbitkan depdikbud (1995: 1) bahwa: “Ketunagrahitaan adalah bila seseorang anak mempunyai intelegensi sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan ia mengikuti pengajaran atau pendidikan di sekolah umum”. Menurut Y.B Suparlan (1993 : 2) yang dimaksud dengan anak tuna grahita atau anak subnormal mental adalah sebagai berikut: “Subnormal mental menunjuk kepada suatu keadaan, gangguan, hambatan di dalam perkembangan mental sedemikian rupa sehingga seseorang yang menderitanya tidak dapat mengambil manfaat sebagaimana mestinya dari pendidikan dan pengalaman biasa”.
Menurut Buku Identifikasi dan evaluasi Anak Luar Biasa yang diterbitkan Depdikbud (1993 : 47), yang dimaksud dengan anak tuna grahita adalah sebagai berikut: “Anak dikatakan terbelakang mental apabila keadaan dan pertumbuhan mentalnya demikian terbelakang daripada anak normal yang sebaya atau dengan kata lain intelegensinya di bawah rata-rata”. Dari beberapa pendapat tentang pengertian anak tuna grahita di atas pada prinsipnya mempunyai prinsip yang sama yaitu mengemukakan tentang apa
24
25
sebenarnya anak tuna grahita itu, namun dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita merupakan individu yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal sehingga mereka tidak mampu menerima pelajaran seperti anak normal yang sebaya di sekolah umum. Agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal diberikan pelayanan secara khusus yaitu di lembaga pendidikan luar biasa seperti di SLB-C, SLB-C1, SDLB, sekolah Inklusi, Guru Kunjung dan sebagainya. Dengan memperoleh pelayanan secara khusus tersebut nantinya diharapkan pada diri anak tuna grahita dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin. b. Faktor-faktor penyebab anak tuna grahita antara lain : Menurut Buku Identifikasi dan Evaluasi Belajar Anak Luar Biasa yang diterbitkan Depdikbud ( 1993: 48) menyebutkan penyebabb anak Tuna Grahita antara lain : 1) Sebab yang Terjadi pada Pre natal. Terjadi saat ibu hamil kekurangan nutrisi dan terkena infeksi sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu. 2) Sebab yang Terjadi pada Natal Hal ini terjadi pada saat dilahirkan anak kekurangan oksigin menyebabkan sesak napas , asphyxia, juga bisa terjadi anak lahir belum saatnya atau premature. 3) Sebab yang Terjadi pada Post natal Setelah dilahirkan ,anak sering panas tinggi ,dan kekurangan nutrisi sebagai penyebab utama terjadinya retardasi mental.
26
c. Klasifikasi
Anak Tuna Grahita
Menurut Buku Petunjuk Praktis Penyelenggaraan SLB/C dan SLB/C1 Depdikbud (l995:2) bahwa untuk kepentingan pendidikan anak tuna grahita dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:”a. tuna grahita berat, b. tuna grahita sedang dan c. tuna grahita ringan”. Dan menurut Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Terpadu/Inklusi
Depdiknas (2004: ll) para ahli Indonesia menggunakan klasifikasi : a. Tuna grahita berat sekali b. Tuna grahita berat c. Tuna grahita sedang d. Tuna grahita ringan 1) Klasifikasi tuna grahita untuk kepentingan pendidikan tersebut di atas diuraikan sebagai berikut : a) Tuna grahita berat sekali Anak tuna grahita yang termasuk kategori ini tingkat kecerdasannya sangat rendah, sehingga mereka tidak pernah dapat belajar bicara dan biasanya tidak dapat belajar mengurus diri sendiri. Anak tuna grahita berat ini memerlukan perawatan dan pengawasan secara terus menerus dari orang lain. Anak tuna grahita berat ini juga disebut anak idiot dan memiliki IQ 0 – 25. b) Tuna grahita berat anak tuna grahita kategori jenis ini kecerdasannya rendah, sehingga mereka tidak dapat bicara dan mengurus dirinya sendiri juga masih memerlukan perawatan dan pengawasan. Anak tuna grahita ini mempunyai IQ 25 – 40.
27
c) Tuna grahita sedang Anak tuna grahita sedang ini masih dapat dilatih untuk mengurus dirinya sendiri, dan masih dapat dilatih melakukan kebiasaankebiasaan harian yang sifatnya rutin, meskipun masih memerlukan bimbingan dan pengawasan dari orang lain. Untuk kepentingan kependidikan anak tuna grahita, yang bertipe sedang ini dididik dan dilatih di SLB/Dl. Mereka ini pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan antara 30 – 50. d) Tuna grahita ringan. Anak tuna grahita ringan ini masih dapat mengikuti pelajaran di sekolah seperti membaca, menulis, dan menghitung yang sifatnya sederhana dan dapat dilatih melakukan ketranpilan-ketrampilan tertentu yang menunjang dalam keperluan mengurus diri sendiri. Anak tuna grahita ringan ini pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan antara 55 – 70. 2) Klasifikasi berdasarkan keadaan klinis : a) Kretin ( Creatine ) Disebabkan kurang atau tidak adanya hormone tiroxin ketika bayi dalam kandungan. Kretin ditandai: badan pendek,wajah kasar, hidung lebar pangkalnya mendalam, lidah lebar, kulit tebal kering . b) Mongoloid Dapat disebabkan oleh virus,faktor usia ibu ketika hamil lebih dari 45 tahun.Tanda-tandanya antara lain kepala bagian belakang datar, ada lipatan pada sudut mata sebelah dalam , mata sipit dan miring ke atas ,Pangkal hidung lebar , bibir besar , lidah menjulur keluar , mulut sering terbuka .
28
c) Mikrosepalus ( Microcephalus ) Dapat disebabkan karena ketika ibu mengandung janin terserang virus . Tandanya kepala amat kecil , mata berjauhan , epicantus , terdapat hambatan dalam pertumbuhan. d) Makrosepalus ( Macrocephalus ) Kepala amat besar karena terdesak cairan otak , disebabkan karena sistem pembuangan cairan otak tersumbat , faktor bawaan , produksi cairan otak yang terlalu banyak, sehingga cairan otak semakin banyak dan menekan kepala hingga membesar. e) Anti mongoloid Tandanya daun telinga basar , celah mata miring dari sebelah dalam atas ke bawah luar , hambatan dalam pertumbuhan lebih disebabkan oleh kehilangan autosum. Atas dasar uraian masalah klasifikasi anak tuna grahita yang penulis utarakan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengklasifikasikan anak tuna grahita berdasarkan kebutuhan pelayanan pendidikan yang meliputi tuna grahita berat sekali, tuna grahita berat, tuna grahita sedang dan tuna grahita ringan. Di samping dari pelayanan pendidikan ditinjau dari pelayanan klinis atau kesehatan yang meliputi Kretin (Creatine), Mongoloid,
Mikrosepalus
(Microcephalus),
(Macrocephalus), dan Anti Mongoloid.
Makrosepalus
29
d. Karakteristik Anak Tuna Grahita. Menurut Sumadi Suryabrata (1998: 85), ada beberapa karakteristik anak tuna grahita yang dapat dipelajari yaitu : 1) Keterbatasan intelegensi 2) Keterbatasan sosial 3) Keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis uraikan sebagai berikut : 1) Keterbatasan intelegensi Intelegensi merupakan fungsi yang komplek yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan ketrampilanketrampilan menyeduaikan diri dengan masalah-masalah dan situasisituasi kehidupan baru, belajar dan pengalaman masa lalu, brpikir abstrak, kreatif, dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahankesalahan, mengatasi kesulitan-kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan . Anak tuna grahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut. Kapasitas belajar anak tuna grahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar berhitung, menulis dan membaca juga terbatas, kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau cenderung belajar dengan membeo. 2) Keterbatasan sosial Disamping memiliki keterbatasan intelegensi, anak tuna grahita juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat, oleh karena itu mereka memerlukan bantuan. Anak tuna
30
grahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda dari usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangan besarm tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. mereka juga mudah dipengaruhi.
cenderung
melakukan
sesuatu
tanpa
memikirkan
akibatnya. 3) Keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya Anak tuna grahita memerlukan waktu yang lebih lama untuk melaksanakan reaksi pada siuasi yang baru dikenalnya, juga tidak dapat menghadapi sesuatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama. Anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa. Mereka bukannya mengalami kerusakan artikulasi akan tetapi pusat pengolahan
perbendaharaan kata yamh kurang berfungsi
sebagaimana mestinya. Karena itu mereka membutuhkan kata-kata konkrit dan sering didengarnya, selain itu perbedaan dan persamaan harus ditunjukkan secara berulang-ulang. Latihan sederhana seperti mengajarkan konsep besar dan kecil, keras dan lemah, pertama, kedua dan terakhir perlu menggunakan pendekatan yang konkrit. Selain
itu
anak
tuna
grahita
kurang
mampu
untuk
mempertimbangkan sesuatu, membedakan antara yang baik dan yang buruk, dan membedakan yang benar dengan yang salah. Ini semua karena kemampuannya yang terbatas, sehingga anak tuna grahita tidak
31
dapat membayangkan terlebih dahulu konsekuensi dari sesuatu perbuatan. Sedangkan menurut Munawir Yusuf dalam bukunya Ortopedagogik Umum (2006:9) Karakteristik atau ciri-ciri fisik dan penampilan anak tuna grahita adalah : ”1) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar 2) Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia 3) Pekembangan bicara’bahasa terlambat 4) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong ) 5) Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali) 6 ) Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)” . Atas dasar karakteristik anak tuna grahita yang penulis kemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita itu memiliki keterbatasan intelegensi, keterbatasan sosial, keterbatasan fungsi mental, penampilan fisik tidak seimbang, memiliki tingkat ketergantungan hidup pada orang lain, biasanya sering mengeluarkan air liur.
2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Mata pelajaran IPS a. Tinjauan prestasi belajar 1). Pengertian Prestasi Belajar Prestasi berlajar Merupakan tolok ukur bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu usaha. Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu memberikan kepuasan tertentu pada manusia ” ( Muh.Uzer Usma,2005:24).Menurut Ngalim Purwanto “prestasi belajar sebagai suatu tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Azwar dalam Muh Uzer Usman
“bahwa
hasil belajar dalam dunia pendidikan formal tercermin dalam prestasi dan salah satu indikator prestasi belajar adalah nilai rapor, indeks prestasi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan lain lain”.
32
Pendapat lain mengatakan “prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang yang di dapat dari proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa prestasi belajar dalah suatu hal yang diperoleh siswa dalam usaha belajar yang dilakukannya dan ini memberikan arti bahwa prestasi belajar merupakan produk dari suatu proses. Proses yang dilakukan individu adalah kegiatan belajar” (A. Surjadi, 1993: 45 ) Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemapuan seseorang yang didapat dari hasil belajar yang biasanya di dapat dari hasil evaluasi dan dinyatakan dalam bentuk nilai, indeks prestasi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan lain. 2). Fungsi Prestasi Belajar. a). Prestasi belajar mempunyai kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa atau mahasiswa b). Prestasi belajar mempunyai lambang pemuas hasrat ingin tahu. c). Prestasi Belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan d). Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan e). Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap atau kecerdasan anak didik (Winkel, 1990:3) Dari pendapat di atas jelaslah bahwa prestasi belalajar merupakan indikator terhadap tolok keluaran dari hasil proses belajar mengajar pada sebuah pengajaran dan pendidikan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
33
3). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, tetapi pada hakikatnya dapat terbagi menjadi dua yaitu (Ngalim Purwanto 2006 : 23) a). faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendri faktor ini meliputi : (1) Kecerdasan Tingkat kecerdasan merupakan kemapuan dasar dalam prestasi berpikir yang dimiliki seseorang. Makin tinggi tingkat kecerdasan maka makin besar kemungkinan berhasil dalam prestasi belajarnya. (2) Bakat dan Minat Bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir sedangkan minat adalah kekuatan yang berasal dari dalam diri individu yang memegang peranan sebagai sumber motivasi. Adanya perbedaan bakat dan minat individu akan mempengaruhi prestasi belajarnya. (3) Motivasi Motivasi adalah keadaan yang terdapat di dalam diri sebagai daya penggerak untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi yang kuat dapat mendorong sesorng untuk berusaha mengatasi masalah yang dihadapi dengan baik. (4) Kepercayaan pada diri sendiri Seseorang yang memiliki kepercayaan kepada diri sendiri berkeyakinan bahwa dirinya memilki kemampuan yang sama dengan temannya untuk dapat mencapai prestasi yang baik.
34
b). Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal ini antara lain, meliputi : (1) Faktor Keluarga (a) Situasi Keluarga Keadaan keluarga yang selalu tegang atau Broken Home mempengaruhi
perkembangan
perasaan,
tingkat
laku
dan
kebutuhan anak, sehingga mempengaruhi keberhasilan prestasi belajarnya. (b) Keadaan ekonomi keluarga tingkat ekonomi dalam keluarga sangat menentukan tingkat pemenuhan dan jenis kebutuhan anak, termasuk kebutuhan akan sarana dan prasarana belajarnya. Semakin tidak terpenuhi kebutuhan fasilitas belajarnya, maka makin terhambat keberhasilan prestasi belajarnya. (c) Perhatian Orang Tua Perhatian orang tua diperlukan dalam keberhasilan belajar anak. Orang tua perlu memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada anak dalam mengatasi kesulitan belajar. (d) Kesibukan Keluarga Keluarga yang sibuk, akan sedikit memiliki waktu untuk memperhatikan anak-anaknya, sehingga anak kurang mendapat kasih sayang, akibatnya anak mengalami hambatan dalam prestasi belajarnya.
35
(2) Faktor sekolah Faktor sekolah dapat menghambat keberhasilan prestasi belajar anak adalah keadaan sekolah ayng kurang baik seprti lingkungan sekolah, fasilitas dalam sekolah, keadaan guru, cara belajar yang kurang baik, tidak ada kerja sama antara guru dan siswa, dan sebagainya. (3) Faktor lingkungan Lingkungan alam sekitar, misalnya musim, iklim, suhu udara akan mempengaruhi seseorang di dalam belajarnya. Juga lingkungan sosial, baik berupa manusia maupaun berujud hal-hal lain (misalnya suarasuara kebisingan mesin, lalu lintas jalan raya dan sebagainya), berpengaruh terhadap hasil belajar. (Winkel, 1991 : 14) Atas dasar pengertian prestasi belajar dan faktor yeng mempengaruhi prestasi belajar dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang yang diperoleh dari proses belajar yang biasanya diwujudkan dalam bentuk angka atau simbol. Sedangkan yang mempengaruhi prestasi belajar itu antara lain tingkat kecerdasan, minat, bakat, motivasi maupun dari faktor keluarga dan lingkungan di mana anak itu berada. b. Tinjauan Ilmu Pengetahuan Sosial 1). Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPLB-C tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian cabang-cabang ilmu ilmu sosial yaitu geografi, ekonomi sejarah, antropologi, sosiologi, budaya,
36
dan tata negara. Ilmu Pengatahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. Studi Sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Khusus untuk sekolah dasar hanya mencakup geografi dan sejarah umum. 2). Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu
Pengetahuan
Sosial
berfungsi
untuk
mengembangkan
kemampuan dan sikap rasional siswa, dalam menanggapi kenyataan atau permasalahan sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia maupun dunia pada masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Pengajaran IPS berfungsi mengembangkan, kemampuan siswa dalam mengenali dan memahami gejala alam dan kehidupan dalam kaitan dengan keruangan dan kewilayahan serta mengembangkan sikap positif dan rasional dalam menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh manusia terhadap lingkungannya. 3). Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPLB-C tahun 2006 tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah agar siswa mampu memahami gejala lingkungan alam dan kehidupan di muka bumi, ciri khas satuan wilayah dan permasalahan yang dihadapi, sebab akibat, adanya saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya.
37
4). Ruang Lingkup Pengajaran IPS Ruang Lingkup pengajaran IPS menurut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPLB-C tahun 2006 , meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Manusia ,Tempat dan Lingkungan b) Sistem Sosial dan Budaya c) Waktu ,Keberlanjutan dan Perubahan d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Mengingat hakikat IPS perpaduan ilmu Sosial maka harus mencerminkan sifat-sifat interdisipliner. Tujuan kurikuler pengajaran IPS yang harus dicapai adalah : Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat.
3. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Gambar Mata Angin a. Media Pembelajaran ada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian ataupun salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh para siswanya sebagai penyesatan dalam proses belajarnya. Dalam proses belajar mengajar, kalau sampai terjadi penyesatan konsep, dapat segera ditelusuri kembali apakah sebabnya, biasanya karena adanya salah komunikasi. untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan terjadinya salah komunikasi digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yaitu media pendidikan. Media pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan
38
atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal maka perlu memperhatikan ciri-ciri umum media pendidikan. 1) Pengertian media pembelajaran Bahan penunjang apa saja secara umum, yang dapat memberikan kejelasan, keterangan dan gambaran,serta isi bidang studi secara efektif untuk di berikan kepada siswa dalam proses belajar mengajar (Slameto, 1987: 2, ) Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju pada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jka dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Alat peraga pengajaran (teaching aids) adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar
untuk
membantu
memperjelas
materi
pelajaran
yang
disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan penyalur pesanpesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian
39
konsep media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh (Slameto, 2001 : 2). Dengan menggunakan media pembelajaran ini guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki fungsi, nilai dan peranan yang sangat menguntungkan, terutama sekali mengurangi terjadinya verbalisme (salah penafsiran) terhadap bahan ajar yang disampaikan pada diri siswa. Pada dasarnya media pengajaran adalah sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti aktifitas guru. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran akan dipermudah oleh alat bantu yang diintegrasikan dalam setiap kegiatan belajar mengajar 2) Jenis-jenis media pembelajaran Menurut Slameto media pembelajaran digolongkan dalam empat kelompok besar yaitu : a) Media cetak Media cetak biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percatakan seperti buku, modul dan majalah, peta dan gambar. b) Media elektronik Media elektronik yaitu media yang menggunakan perangkat elektronik dan cara kerjanya menggunakan tenaga listrik, misalnya televisi,radia,slide, overhead projector (OHP) dan lain sebagainya
40
c) Media RealitaMedia realitas yaitu media dalam bentuk obyek yang nyata, seperti benda, hewan, tumbuhan dan manusia d) Model Merupakan representasi tiga dimensi dengan ukuran diperkecil / diperbesar dari benda atau obyek sesungguhnya. Misalnya model Gunung api, model manusia, model tumbuhan dan model binatang. Ada tiga jenis media pembelajaran yang perlu dipahami oleh para guru, yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual. Dari masingmasing jenis media tersebut terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Media mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya (Moh. Uzer Usman, 2005 : 23). Dari masing-masing jenis media tersebut terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Media mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya. b. Kajian alat peraga gambar mata angin 1) Alat Peraga Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses
41
komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian ataupun salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh para siswanya sebagai penyesatan dalam proses belajarnya. Dalam proses belajar mengajar, kalau sampai terjadi penyesatan konsep, dapat segera ditelusuri kembali apakah sebabnya, biasanya karena adanya salah komunikasi. Untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan terjadinya salah komunikasi digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yaitu media pendidikan. Media pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal maka perlu
memperhatikan
ciri-ciri
umum
media
pendidikan.
(Arief
Sadiman,2001 : 34) Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju pada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jka dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Alat peraga pengajaran (teaching aids) adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar
untuk
membantu
memperjelas
materi
pelajaran
yang
disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. (Nana Sudjana 1989:13) Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau
42
informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian konsep media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh. Guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki fungsi, nilai dan peranan yang sangat menguntungkan, terutama sekali mengurangi terjadinya verbalisme (salah penafsiran) terhadap bahan ajar yang disampaikan pada diri siswa. Ada tiga jenis media pembelajaran yang perlu dipahami oleh para guru, yaitu media visual, media audio, dan media audiovisual. Dari masing-masing jenis media tersebut terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Media mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya. 2) Gambar Mata Angin Adalah gambar yang diberikan tulisan arah arah mata angin seperti gambar garis dari atas memutar kekanan menggambarkan dari atas arah Utara ,Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut . a) Fungsi Gambar Mata Angin Untuk menunjukkan arah suatu tempat dalam Sehari-hari.
kehidupan
43
b) Arah mata angin Adalah arah yang digunakan untuk menunjukkan arah atau posisi suatu tempat. Mata angin ada delapan penjuru, yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut. Yang masing-masing penjuru berjarak 450 dari arah sebelumnya.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan
kajian
teori yang telah di uraikan di atas maka
kerangka Berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahwa anak tunagrahita mengalami keterbatasan dalam mengenal arah mata angin. 2. Bahwa untuk mempercepat dalam mengenal arah mata angin memerlukan media gambar. 3. Bahwa media meningkatkan
media gambar merupakan salah satu alat
untuk
prestasi belajar anak tuna grahita.
4. Sehubungan hal tersebut di atas di duga pembelajaran menggunakan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar . Berdasarkan landasan teori diatas maka, di dalam penelitian ini kerangka berfikir penelitian digambarkan dengan bagan sebagai berikut Kemampuan awal siswa mengenal mata angin
Perlakuan dengan media gambar
Meningkat Prestasi Belajar dalam mengenal mata angin
Skema 01. Kerangka berpikir Penelitian
44
C. Perumusan Hipotesis Tindakan
Dengan pemakaian media gambar mata angin siswa kelas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten akan mengenal delapan penjuru arah mata angin antara lain arah : Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan ada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa ( SMPLB-C ) YKGR Bayat Klaten.
Tahun
2009/2010 Dipilihnya lokasi ini didasarkan pada pertimbangan peneliti sebagai calon sarjana pendidikan khusus yang diharapkan nantinya dapat mengabdikan diri pada pendidikan formal maupaun di masyarakat. Penelitian ini berhubungan dengan prestasi belajar anak, maka diharapkan akan memberikan sumbangan masukan bagi orang tua maupun guru di dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Penulis juga mengajar di tempat tersebut sehingga akan sangat membantu dalam mendapatkan hasil penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian
tentang
“Apakah
pemakaian
media
gambar
dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal arah mata angin siswa klas VII ? “. dilaksanakan Pada bulan April 2009 sampai dengan bulan Juli 2009.
45
46
JADWAL kEGIATAN NO 1.
2.
3.
4.
KEGIATAN PENELITIAN / TAHAP Persiapan -koordinasi -menyusun perencanaan -menyusun instrument -perencanaan tindakan Pelaksanaan -Siklus I : Melakukan tindakan Pengamatan Refleksi Rencana tindakan Berikutnya Pelaporan -Diskusi -Penyusunan draf laporan -Penyusunan laporan Penyelesaian -Finalisasi laporan hasil penelitian -Pengadaan laporan hasil penelitian -Pendistribusian hasil penelitian
1 V V V V V
APRIL 2 3 4
1
JULI 2 3
4
V V V V
V V V V V V
B. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal arah mata angin kelas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten. Sehubungan dengan hal tersebut maka sebagai subyek penelitian
adalah seluruh siswa Kelas VII SMPLB-C
YKGR Bayat Klaten sebanyak 10 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan
47
C. Data dan Sumber Data
Untuk
dapat
menentukan teknik
digunakan untuk menguji
statisik nonparametris mana yang
hipotesis, maka harus
diketahui terlebih
dahulu
macam-macam data . Dalam penelitian ini macam data yang penulis maksudkan adalah : 1. Data kualitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk kalimat dan gambar-gambar. 2. Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka atau skor yang pembuktian hipotesisnya melalui uji statistik. Kuailitatif yang diangkakan ( skoring : baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik= 2, Dan tidak baik = 1 ). Data kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit /nominal dan data kontinum, data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit atau katagori, data ini diperoleh
dari
hasil
menghitung, misalnya dalam satu kelas setelah dihitung terdapat 10 siswa terdiri atas 6 pria dan 4 wanita.jadi data nominal adalah data diskrit bukan data kontinum. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari hasil pengukuran, data ini dibagi menjadi data ordinal, data interval, dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat . misalnya juara I, II, III dan seterusnya.Data ini bila dinyatakan dalam skala, maka satu data dengan data yang lain tidak sama.
48
Data Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut / mutlak. Contoh skala termometer, walaupun ada nilai 0 derajat celcius tetapi tetap ada nilainya. Data ratio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol mutlak, misalnya data tentang berat, panjang, dan volume, berat 0 kg berarti tidak ada bobotnya , panjang 0 meter berarti tidak ada panjangnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kuantitatif data yang berbentuk angka. D. Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Tes a. Pengertian test Menurut Cronbach dalam Anton Sukarno,(2008:95) menjelaskan bahwa ” Testing
can be defined as any sytematic procedure for
obseving
person’s behavior and describing it by means of a numerical scale or a category system ” . Dalam pengertian testing diartikan sebagai prosedur yang sitematis untuk mengamati tingkah laku orang dan menggambarkannya melalui alat skala angka atau sistem kategori yang lain. Menurut Grondlund dalam Anton Sukarno (2008: 95) menyatakan bahwa ”test is an instrument or sytematic
prosedure for measuring a sample of behavior
answer the question how will does the individual perform either in comparism with others or in comparism with a domain of performnance task ” . Pengertian ini menjelaskan bahwa tes merupakan sebuah alat atau prosedur yang sistematik untuk mengukur sampel tingkah laku dengan
49
menjawab pertanyaan
seberapa
baik
seorang
individu melakukan tugas
pelajaran baik dibandingkan dengan siswa lain maupun dibandingkan dengan tolok ukur pengerjaan sebuah tugas pelajaran. Dari
pendapat-pendapat
di atas dapat
disimpulkan
bahwa tes
merupakan seperangkat atau serangkaian tugas atau pertantaan yang diberikan kepada siswa yang berisi bahan-bahan uji yang representatif tentang jenis bidang studi / mata pelajaran tertentu atau kemampuan psikis tertentu. Peneliti menggunakan sebelum
dan
Tes
sesudah
untuk memperoleh data prestasi belajar siswa
mendapat perlakuan dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan alat peraga gambar mata angin. Untuk memperoleh data Prestasi belajar dalam bentuk angka. b. Tipe atau Bentuk Tes Tipe tes ada bermacam-macam : 1) Tipe tes uraian Tes uraian adalah butir soal yang terdiri dari item dan alternative jawaban item berupa pertanyaan atau pernyataan. a) Tes uraian jawaban melengkapi Butir soal melengkapi merupakan butir soal yang meminta atau Memerintahkan peserta untuk melengkapi suatu kalimat dengan satu suara ,satu angka , atau satu formula. b) Tes uraian soal jawab singkat Butir soal tipe jawab singkat adalah butir soal berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata , satu frase , satu angka , atau satu formula. c) Tes uraian bebas Soal tes uraian bebas hampir-hampir tidak ada pembatasan pada peserta tes untuk memberikan jawaban .
50
2) Tipe tes obyektif Tipe tes obyektif adalah butir soal yang telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Menurut tipenya tes obyektif dibedakan menjadi tiga yaitu : a) Butir soal Benar – Salah Butir soal betul salah terdiri dari item berupa pengamatan , alternative jawaban dapat berupa betul- salah , baik- tidak baik , setuju – tidak setuju , ya - tidak . b) Butir soal tipe menjodohkan ( Mathing ) Pengertian Norman E.Grondlund dalam Anton Sukarno ( 2008:105) Menyatakan bahwa butir soal
menjodohkan merupakan bentuk
sederhana dari butir pilihan ganda. c) Tes obyektif item pilihan ganda Item pilihan ganda terdiri dari item dan alternative jawaban atau option item dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang belum lengkap . (1) Item pilihan ganda biasa (2) Item pilihan ganda ragam analisis hubungan antar hal (3) Item pilihan ganda ragam analisis khusus (4) Item pilihan ganda komplek (5) Butir soal pilihan ganda menggunakan diagram ,gambar,grafik. Dalam penelitian peneliti menggunakan tes tipe uraian jawab singkat butir soal berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata ,satu frase, satu angka, atau satu formula.
51
2. Observasi a. Pengertian observasi Observasi adalah ” studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. ( Kartini Kartono , 1996 : 157 ). Jadi observasi adalah cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan-pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek tertentu. b. Tipe observasi
1) Bebas Tipe obervasi bebas dimana observer dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak secara sistematis terhadap obyek tertentu.
2) Terstruktur Tipe observasi
terstruktur dimana observer dalam melakukan
pengamatan-pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek tertentu. c. Metode observasi 1) Observasi langsung dilapangan adalah studi yang disengaja dengan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. 2) Observasi tidak langsung Yang mana observer tidak ikut di dalam kegiatan yang diobservasi. Dalam terstruktur dimana
penelitian
ini peneliti
observer melakukan
menggunakan
tipe
observasi
pengamatan-pengamatan secara
52
sistematis dan menggunakan metode Observasi langsung dilapangan terhadap siswa yang mendapat
perlakuan proses belajar mengajar dengan menggunakan
alat peraga gambar mata angin.
3. Dokumentasi Kajian ini dilakukan terhadap berbagi dokumen atau arsip yang ada seperti kurikulum ,Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru ,buku atau materi pelajaran dan nilai yang diberikan oleh guru. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sekolah yang berkaitan dengan fasilitas belajar di sekolah yang sudah ada .
E.Validitas Data Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Ibnu Hajar (1999 : 156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Sedangkan menurut Sumanto (1995 : 39) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :variabel bebas dan variabel terikat . 1. Pemakaian media gambar sebagai variabel bebas. 2. Prestasi belajar IPS dalam mengenal mata angin sebagai variabel terikat.
53
Sebagi variabel bebas menjadi sebab yaitu pemakaian media gambar atau kode X, sedangkan variabel terikat sebagai akibat yaitu prestasi belajar dalam mengenal mata angin yang diberi lambang atau kode Y. Menurut Lexy J.Meleong, dalam Sarwiji Suwandi Teknik yang yang digunakan untuk memeriksa validitas data adalah triangulasi. Menurut Lexy J.Meleong, dalam Sarwiji Suwandi ( 2008: 69) ”Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan data itu” . Tujuan Teknik triangulasi adalah untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian dalam waktu yang berlaian .Selain itu Trianggulasi juga untuk menyelidiki validitas tafsiran kita mengenai data yang diperoleh. 1. prosedur penyusunan tes Tujuan penyusunan tes yaitu sebagian alat pengumpulan data tentang peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal Mata Angin, maka tes tersebut disusun dengan langkah langkah sebagai berikut: a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai. b) Menetapkan Variabel-variabel yang diangkat dalam penelitian. c) Menjabarkan variable menjadi indikator. d) Indikator variable dijabarkan yang selanjutnya menghasilkan itemitem pertanyaan. 2. Kisi–kisi atau blue prin Tes
54
Tabel l Kisi-kisi tes Pemakaian Media Gambar dan Prestasi Belajar Dalam Mengenal Arah Mata Angin. Jumlah Variabel
Aspek yang diungkap
Nomor Item Item
Pemakaian
Menyebutkan Arah Mata Angin.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Menyebutkan Manfaat Mata Angin.
13
14
Menggambar Mata Angin
15
Media Gambar Mata
Menunjukkan Arah Mata Angin.
Angin
3. Penentuan skor alternative jawaban dalam tes Setelah ditentukan alternative pilihan yang akan dugunakan dalam tes langkah berikutnya adalah penentuan skor untuk masing-masing alternative jawaban. Jawaban benar nilai 0,666 atau jawaban betul kali 2 dibagi 3 jawaban salah nilai 0. .
6
6
2
1
55
D.Teknik Analisis Data Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan suatu metode analisis data yang akurat untuk menguji dan membuktikan kebenaran hypothesis. Untuk menganalisis data maka Penulis menggunakan teknik Wilcoxon Sign Rank Test karena teknik ini dapat digunakan untuk menguji sinifikasi hipotesis komparatif dua sample yang berkorelasi bila data berbentuk ordinal ( berjenjang).
G. Indikator kinerja
Peningkatan prestasi belajar siwa klas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten dalam mengenal mata angin.Ditetapkan
anak yang memperoleh nilai 70
meningkat dan mencapai batas tuntas pembelajaran mengenal arah mata angin
dicapai minimal 80 % dari keseluruhan siswa.Pencapaian ini di
sesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah seperti batas minimal nilai yang dicapai dan ketuntasan belajar bergantung pada guru kelas yang secara empiris tahu betul keadaan siswa dikelasnya sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPLB-C.
56
H. Prosedur penelitian
Penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus oleh karena itu perlu digambarkan rancangan tindakan pada masingmasing siklus. Siklus I . 1.Perencanaan Memberikan materi pelajaran ilmu
Mempersiapkan fasilitas dan sarana diperlukan
pengetahuan sosial tentang mata angin
seperti gambar mata angin ,laksban untuk
untuk meningkatkan dalam mengenal
menempelkan di papan tulis.Memberikan motivasi
mata angin
anak supaya berkonsentrasi dalam pelajaran
2.diskripsi awal masalah dan kesulitan belajar : sebelum penelitian ini dilaksanakan pembelajaran mengenal mata angin dilaksanakn menggunakan metode manual atau menunjukarah mata angina dengan tangan sehingga murid takut menunjukkan arah mata angin apalagi suruh maju ke depan kelas takut
3. Pelaksanaan Tindakan
~Menerapkan tindakan mengacu pada skenario pembelajaran.: a. Apersepsi tentang meteri ilmu pengetahuan sosial yang menyangkut arah mata angin. b.Menjelaskan dan mengenalkan delapan penjuru arah mata angin. c. membimbing anak untuk menyebut dan menunjukkan arah mata angin. Mendemonstrasikan dengan lagu arah-arah mata angin agar anak tertarik dengan menyanyikan yang syairnya Timur, Tenggara,Selatan ,Barat Daya, Barat, Barat Laut Utara , Timur Laut.
57
4. Pengamatan
~ Melakukan observasi dengan memakai format observasi. Mengamati secara langsung anak dalam mengenal mata angin.
5. Evaluasi/Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. a.Melakukan pertemuan untuk membahas evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lain-lain. b Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan siklus berikutnya. c Mengadakan Evaluasi tindakan I dalam mengenal arah mata angin. d Mengambil kesimpulan perlu tidaknya tindakan ulang berdasarkan keberhasilan dari indikator peneliti yang telah ditetapkan. e. Jika belum berhasil tindakan diulang siklus berikutnya.
Siklus II 6.Perencanaan dan penyempurnaan
~Atas dasar hasil siklus I dilakukan
tindakan
penyempurnaan tindakan. ~Pengamatan program tindakan II
7. Tindakan
~Pelaksanaan program tindakan II
8. Pengamatan
~Pengumpulan data tindakan II
9.Evaluasi / Refleksi
Evaluasi tindakan II
Siklus siklus berikutnya. Kesimpulan.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I a. Perencanaan Sebelum melakukan kegiatan penelitian penulis melakukan perijinan yang meliputi : 1) Perijinan (a) Penulis mengajukan permohonan ijin menyusun skripsi / makalah. Perijinan tertuang dalam surat penugasan nomor : 332 /H27.1/PP/2009 tertanggal 24 April 2009, dimana dalam penelitian ini penulis memperoleh dosen pembimbing Bapak Drs.A.Salim Choiri,M.Kes sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dewi Sri Rejeki, S.Pd , M.Pd sebagai dosen pembimbing II. (b) Mengajukan permohonan kepada SMPLB-C YKGR Bayat Klaten. Untuk mengadakan kegiatan penelitian, dimana permohonan ini tertuang dalam surat Dekan III nomor :1393 /H27.1.2/PP/2009 tertanggal April 2009 . 2) Diskripsi kondisi awal SLB-B/C YKGR BAYAT Klaten adalah sekolah yang dikelola oleh suatu Yayasan pendidikan yang mendidik anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tuna rungu ( B ) dan anak tuna grahita ringan ( C ) yaitu anak yang mampu didik ,maupun anak Tuna grahita sedang ( C1 ) yaitu anak yang mampu latih dari kelas persiapan ( P ) sampai SMALB .
59
Proses pembelajaran anak SLB-C lebih menekankan pada ketrampilan mandiri yaitu untuk memberikan bekal ketrampilan pada anak agar kelak di masyarakat bisa hidup mandiri seperti anak pada umumnya. Dengan pembelajaran yang menekankan pad bidang ketrampilan inilah mata pelajaran yang lain bukan bidang ketrampilan kurang mendapat perlakuan yang serius dari para guru.Dalam proses belajar mengajar guru belum mengoptimalkan metode , teknik , pendekatan , media dan alat pembelajaran . Hal ini berpengaruh terhadap prestasi siswa mata pelajaran yang bukan ketrampilan . Dengan kondisi dilapangan yang seperti diatas peneliti mencoba untuk secara khusus mengadakan penelitian
terhadap
prestasi siswa dalam belajar IPS dalam mengenal mata angin untuk anak klas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten . Siswa klas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten terdiri dari 10 ( sepuluh ) anak dengan latar belakang sossial , kcerdasan , keaktifan , minat belajar , daya konsentrasi yang berbeda. Kesepuluh anak tersebut dari tes IQ awal ketika masuk termasuk anak mampu didik
dengan rentang nilai tes IQ
50-60 , keaktifan dalam
mengikuti pelajaran rata-rata kurang , minat mengikuti palajaran kurang berminat , daya konsentrasi anak rata-rata rendah dan rata-rata ekonomi orang tua dibawah di bawah garis kemiskinan . Dengan kondisi latar belakang anak-anak seperti itu diperlukan perhatian khusus dalam proses pembelajarannya , untuk itu diperlukan suatu metode pendekatan dan alat peraga yang bisa diterima semua oleh anak tentunta dengan perhatian , bimbingan secara khusus untuk masing-masing anak sesuai dengan kebutuhan anak,hal ini memerlukan kecermatan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Sebelum
penelitian
ini dilaksanakan , pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial pada aspek mengenal mata angin dilaksanakan tidak menggunakan media gambar mata angin, dengan cara guru menunjuk arah – arah mata angin menggunakan tangan kemudian siswa diberi waktu untuk
60
menunjuk arah mata angin dengan tangan secara bergiliran, dengan metode ini banyak siswa yang takut dan tidak mau bila disuruh menunjuk arah mata angin apalagi disuruh maju untuk menunjukkan arah mata angin di depan kelas. Menurut peneliti dengan pembelajaran seperti ini anak SLB-C mengalami kesulitan dan tidak mudah mengingat apalagi mengenal arah mata angin . Dengan metode ini daya imajinasi kurang berkembang , arah- arah mata angin yang ditunjuk siswa sering keliru. Proses pembelajaran ini bisa menyebabkan minat mengenal mata angin siswa kurang
dan siswa
kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar . Hal ini dapat terlihat pada proses belajar mengajar ada anak yang kurang konsentrasi , kurang memperhatikan guru ,bermain sendiri ,mengganggu teman yang lain . kondisi ini dapat berpengaruh pada perolehan prestasi belajar siswa kurang maksimal yang dapat dibuktikan dengan nilai pre test atau nilai sebelun tindakan Minimal ( KKM ).
yang diperoleh siswa di bawah Kriteria Ketuntasan
61
Di bawah ini data hasil dari pre test siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kompetensi dasar mengenal mata angin. Tabel 1 Data nili tes sebelum tindakan ( Pre test ) NO
Nama anak
Nilai pre test
1
AR
2,6
2
AH
2,0
3
In
2,6
4
Yl
2,0
5
MA
3,3
6
NH
4,0
7
SF
4,0
8
SY
4,0
9
SR
4,0
10
TM
5,3
Nilai Tertinggi
5,3
Nilai terendah
2,0
Nilai Rata-rata
3,38
62
b. Tindakan Pada siklus ini peneliti menggunakan alat peraga gambar yang diciptakan dalam
suasana
menumbuhkan
motivasi
anak
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran .Gambar akan lebih membantu untuk mengembangkan imajinasi anak sehingga dapat mengenal dan menunjukkan arah mata angin dengan benar. Dalam kompetensi dasar yang diajarkan dalam mengenal mata angin siklus pertama ini meliputi perencanaan
( pleaning , pelaksanaan tindakan (acting ) ,
obsevasi ( observation ) dan evaluasi pengamatan ( reflecting ) .Berikut masingmasing kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I : 1). Perencanaan Tindakan Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan adalah sebagai berikut : a). Pemilihan materi dan penyusunan perencanaan pembelajaran ( RPP) materi yng dipilih dalam penelitian ini pada kompetensi dasar mengenal mata angin .Berdasarkan meteri yang dipilih tersebut kemudian disusun ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Artinya RPP direncanakan dalam 2 kali pertemuan dengan Demikian direncanakan 2 kali tatap muka. b). Menyiapkan media belajar yang berupa gambar mata angin. c) Peneliti menyusun alat avaluasi yang berupa : (1) Lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar. (a) Lembar soal tes (b) Lembar observasi kegiatan guru (c) Lembar observasi kegiatan siswa (d) Lembar observasi minat siswa (2) Lembar kegiatan siswa ( LKS ) dan lembar pertanyaan Quiz . (3) Tabel perubahan nilai pra siklus dan nilai hasil setelah siklus.
d) Koordinasi dengan observer (1) Observer I Rumini ,S.pd mengobservasi kegiatan guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan Lampiran 1 : Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam kegiatan pembelajaran.
63
(2) Observer II Ngadenan mengobservasi kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam kegiatan pembelajaran. (3) Observer III Tri Utami, S.Pd Mengobservasi minat siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan Lembar Observasi Minat Siswa dalam kegiatan pembelajaran. (4) Soal tes yang dilakukan setelah selesai siklus I oleh guru peneliti.
2). Pelaksanaan Tindakan . Tindakan dilaksanakan sesuai scenario pembelajaran yang dibuat meliputi : a) Pelaksanaan tatap muka Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi mengenal mata angin menggunakan metode pembelajaran ceramah , tanya jawab , demonstrasi, dan penugasan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : Pertemuan I (1) Kegiatan awal (a) Guru mengucapkan salam (b) Guru mengaktifkan siswa agar siswa siap belajar dengan mengatur tempat duduk dilanjutkan berdo’a. (c) Guru mengabsen siswa dengan menyebut namanya ,siswa menunjukkan jari tangan kanannya. (d) Mengawali kegiatan dengan apersepsi mengenai mata Angin.
(2) Kegiatan inti (a) Guru menjelaskan siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan mengenai mata angin . (b) Guru menerangkan mata angina arah utara ,selatan ,timur, barat dengan menunjuk araharahnya ,siswa memperhatikan.
64
(c) Guru mendemonstrasikan dengan menyanyikan lagu yang syairnya menyebut delapan penjuru arah mata angin. Syairnya sebagai berikut ; Timur- Tenggara- Selatan Barat Daya – Barat – Barat Laut – Utara – T imur Laut. Siswa memperhatikan (d) Guru menyuruh siswa menirukan menyanyi dan mendemonstrasikan. (3) Kegiatan akhir Guru mengulang pelajaran tentang mata angin yang akan di Ulang dalam pertemuan berikutnya.
Pertemuan ke II (1) Kegiatan awal (a) Guru mengucapkan salam (b) Guru mengaktifkan siswa agar siswa siap belajar dengan mengatur tempat duduk dilanjutkan berdo’a. (c) Guru mengabsen siswa dengan menyebut namanya ,siswa menunjukkan jari tangan kanannya. (d) Mengawali kegiatan dengan apersepsi mengenai mata Angin. (2) Kegiatan inti (a) Guru menjelaskan siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan mengenai mata angin . (b) Guru menerangkan mata angina arah tenggara,barat daya, barat laut , timur laut dengan menunjuk araharahnya ,siswa memperhatikan. (c) Guru mendemonstrasikan dengan menyanyikan lagu yang syairnya menyebut delapan penjuru arah mata angin.
65
Syairnya sebagai berikut ; Timur- Tenggara- Selatan – Barat Daya – Barat – Barat Laut – Utara – T imur Laut. Siswa memperhatikan (d) Guru menyuruh siswa menirukan menyanyi dan mendemonstrasikan. (3) Kegiatan akhir (a)Guru mengadakan evaluasi dan menilai hasil evaluasi . (b) Guru memberikan tindak lanjut perlu tidaknya siklus berikutnya.
66
c. Pengamatan Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 3 ( tiga ) observer yaitu guru kelas ( teman sejawat ) pada SLB-C YKGR Bayat Klaten.Observasi dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan, minat, konsentrasi, dan prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran serta kegiatan guru yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Hasil obserfasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus berikutnya.Berikut data observasi pada siklus I Tabel 2 Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I No
Nama Siswa
Konsen-
Keaktifan
trasi
AR
V
2
AH
V
3
In
4
Yl
5
MA
6
NH
7
SF
8
SY
9
SR
10
TM
S R T
V
S R T S V
V
V V
V V
V
V V
V
V
V
V V
V
V
V V
V V V
V
V
V V
V V
R
V
V
V
V
Prestasi
Membaca
T S R T 1
Kemauan
V V
V
V V
67
Tabel 3 Hasil observasi minat siswa pada siklus I NO
Nama Siswa
Indikator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
AR
80
60
50
55
60
50
60
65
50
75
2
AH
90
65
60
70
70
65
70
70
70
70
3
In
80
70
60
80
70
70
70
70
70
80
4
Yl
70
50
55
60
60
50
70
55
55
60
5
MA
60
60
70
70
75
65
70
75
70
65
6
NH
80
70
70
80
85
75
70
70
80
70
7
SF
80
70
75
80
85
70
70
70
70
70
8
SY
70
65
65
70
75
65
70
75
75
75
9
SR
70
65
65
70
75
60
70
80
75
75
10
TM
80
80
70
80
75
65
70
75
70
65
Keterangan : 1. Kehadiran siswa dalam kelas . 2. Aktivitas siswa dalam PBM di kelas 3. Kemauan siswa dalam mengenal mata angin . 4. Kerapian buku catatan siswa. 5. Kelengkapan buku catatan siswa. 6. Kegiatan siswa dalam membaca buku di perpustakaan . 7. Kepunyaan buku bacaan ( Buku , majalah ). 8. Partisipasi siswa dalam menyiapkan alat peraga. 9. Ketepatan mengumpulkan tugas. 10.Partisipasi siswa dalam kelompok.
68
Tabel 4 Hasil Angket siswa No Pertanyaan 1 Apakah kamu senang pada pelajaran IPS (mengenal mata angin ) 2 Apakah kamu senang bila pelajaran mengenal mata angin dengan menggunakan gambar 3 Apakah kamu memperhatikan bila guru mengajar 4 5 6 7 8 9
Apakah kamu bertanya kepada guru bila menemui kesulitan Apakah kamu mau bila disuruh maju membaca gambar Apakah kamu senang bila diberi tugas PR untuk menghafal mata angin Apakah kamu bertanya pada orang tua bila menemui kesulitan Apakah kamu mempunyai buku pelajaran IPS Apakah kamu senang melihat gambar–gambar di buku pelajaran Apakah kamu senang melihat gambar mata angin
10 Apakah kamu senang menghafal arah mata angin 11 Apakah kamu senang menunjukkan arah mata angin 12 Apakah kamu senang manyanyikan lagu mata angin 13 14 15
Apakah kamu senang mendemonstrasikan mata angin bersama guru Apakah kamu senang menyanyi dan mendemonstrasikan lagu mata angin bersama guru Apakah kamu senang menyalin gambar mata angin
16 Apakah kamu senang menggambar sendiri mata angin 17 18 19 20
Apakah kamu senang menyanyikan sendiri lagu mata angin Apakah kamu senang mendemonstrasikan lagu mata angin Apakah kamu senang manyanyi dan mendemonstrasikan lagu mata angin bersama teman dan guru
Ya 5 50% 8 80% 7 70% 5 50% 7 70% 5 50% 3 30% 2 20% 7 70% 7 70% 5 50% 7 70% 7 70% 7 70% 8 80% 7 70%
Tidak 5 50% 2 20% 3 30% 5 50% 3 30% 5 50% 7 70% 8 80% 3 30% 3 30% 5 50% 3 30% 3 30% 3 30% 2 20% 3 30%
5 50% 3 30% 3 30% 7 70%
5 50% 7 70% 7 70% 3 30%
69
Hasil pengamatan dan tes digunakan sebagai bahan refleksi
untuk
merencanakan tindakan selanjutnya atau perlu tidaknya siklus berikutnya setelah melihat hasil tes sesudah mendapat tindakan atau post test. Di bawah ini data hasil dari post test siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kompetensi dasar mengenal mata angin. Tabel 5 Hasil tes sesudah tindakan siklus I ( Post test ) NO
Nama anak
Nilai post test
1
AR
5,3
2
AH
4,6
3
In
4,6
4
Yl
3,3
5
MA
5,3
6
NH
6,0
7
SF
7,3
8
SY
7,3
9
SR
6,0
10
TM
8,0
Nilai Tertinggi
8,0
Nilai terendah
3,3
Nilai Rata-rata
5,77
70
Tabel 6 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I NO
Ketuntasan
Jumlah siswa
1
Tuntas
5
50%
2
Belum tuntas
5
50%
10
100%
Jumlah
d. Refleksi 1) Dari hasil pre test dan post tes menunjukkan bahwa hasil yang dicapai siswa setelah mendapat tindakan mengalami kenaikan prestasinya . Peningkatan prestasi tersebut yang meningkat adalah sebagai berikut : Prestasinya naik 2,0 adalah 4 siswa atau (40 % ) , prestasinya naik 2,3 adalah
1 siswa atau (10 % ) , Prestasinya naik 2,6 adalah 1 siswa atau
(10 %) , prestasinya naik 2,7 adalah 2 siswa atau (20%) , prestasinya naik 3,3 adalah 1 siswa (20%). Yang 2) Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 10 siswa dapat tuntas sesuai standar ketuntasan atau meningkat prestasinya 50 % .adapun dari hasil tindakan siklus 1 dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai mengalami peningkatan tertinggi 3,3 dari nilai pre test 4,0 post test menjadi 7,3 dan terendah 2,0 dari pre test 2,0 post test menjadi 4,6 . 3) Dari data hasil observasi Ada peningkatan secara keseluruhan terhadap konsentrasi , keaktifan , minat dan prestasi siswa meskipun ada dua siswa yang konsentrasinya masih sedang sehingga nilainya tetap dan turun setelah mendapat tindakan. Berdasarkan hasil pree test dan post test dapat dilihat adanya perubahan
71
pada akhir siklus ada 10 siswa yang mengalami peningkatan prestasi.Tetapi baru 5 siswa atau 50% yang memenuhi standar ketuntasan.
Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan alat peraga gambar dapat meningkatkan prestasi belajar ,khususnya pada kompetensi dasar mengenal mata angin,namun hasil tersebut tersebut belum optimal . hal ini dapat terlihat dari hasil tes oleh karena itu ,diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 , maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat didiskripsikan sebagai berikut : a. Perencanaan tindakan Perecanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II , pada hakekatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I Kompetensi dasar yang dipilih pada siklus II adalh Mengenal mata angin yang telah dipilih tesebut kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) alokasi yang dibutuhkan adalah 4 x 35 menit , artinya satu RPP disampaikan 2 kali tatap muka , dengan demikian siklus II dilaksanakan 2 kali tatap muka. 2) Menyiapkan alat peraga gambar mata angin .
72
3) Peneliti menyusun alat evaluasi yang berupa : a) Lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar (1) Lembar Observasi kegiatan guru. (2) Lembar observasi kegiatan siswa (3) Lembar Observasi minat siswa (4) Lembar kegiatan siswa (LKS) b) Lembar soal Tes c) Tabel perubahan siklus siklus I terhadap siklus II
4) Koordinasi dengan observer a) Observer I Rumini ,S.pd mengobservasi kegiatan guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan Lampiran 1 : Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam kegiatan pembelajaran.
b) Observer II Ngadenan mengobservasi kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam kegiatan pembelajaran. c) Observer III Tri Utami, S.Pd Mengobservasi minat siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan Lembar Observasi Minat Siswa dalam kegiatan pembelajaran. d) Soal tes yang dilakukan setelah selesai siklus I oleh guru peneliti.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan sesuai scenario pembelajaran yang dibuat ,meliputi Pelaksanaan tatap
mukaTatap muka I dan II
dengan RPP tentang materi
mengenal mata angin menggunakan metode pembelajaran ceramah , tanya jawab , demonstrasi, dan penugasan.
73
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Pertemuan I a) Kegiatan awal (1) Guru mengucapkan salam (2) Guru mengaktifkan siswa agar siswa siap belajar dengan mengatur tempat duduk dilanjutkan berdo’a. (3) Guru mengabsen siswa dengan menyebut namanya ,siswa menunjukkan jari tangan kanannya. (4) Mengawali kegiatan dengan apersepsi mengenai mata Angin. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan mengenai mata angin . (2) Guru menerangkan mata angina arah utara ,selatan ,timur, barat dengan menunjuk araharahnya ,siswa memperhatikan. (3) Guru mendemonstrasikan dengan menyanyikan lagu yang syairnya menyebut delapan penjuru arah mata angin. Syairnya sebagai berikut ; Timur- Tenggara- Selatan Barat Daya – Barat – Barat Laut – Utara – T imur Laut. Siswa memperhatikan (4) Guru menyuruh siswa menirukan menyanyi dan mendemonstrasikan. (5) Guru mengajak siswa keluar kelas untuk menujukkan arah. c) Kegiatan akhir Guru mengulang pelajaran tentang mata angin yang akan di Ulang dalam pertemuan berikutnya.
74
1) Pertemuan ke II a) Kegiatan awal (1) Guru mengucapkan salam (2) Guru mengaktifkan siswa agar siswa siap belajar dengan mengatur tempat duduk dilanjutkan berdo’a. (3) Guru mengabsen siswa dengan menyebut namanya ,siswa menunjukkan jari tangan kanannya. (4) Mengawali kegiatan dengan apersepsi mengenai mata Angin. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan mengenai mata angin . (2) Guru menerangkan mata angina arah tenggara,barat daya, barat laut , timur laut dengan menunjuk araharahnya ,siswa memperhatikan. (3) Guru mendemonstrasikan dengan menyanyikan lagu yang syairnya menyebut delapan penjuru arah mata angin. Syairnya sebagai berikut ; Timur- Tenggara- Selatan – Barat Daya – Barat – Barat Laut – Utara – T imur Laut. Siswa memperhatikan (4) Guru menyuruh siswa menirukan menyanyi dan mendemonstrasikan. (5) Guru mengajak siswa keluar kelas untuk menunjukkan arah-arah mata angin.
c) Kegiatan akhir (1) Siswa membuat catatan (2) Guru mengadakan evaluasi dan menilai hasil evaluasi . (3) Guru memberi tugas rumah ( PR)
75
c. Pengamatan Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 3 ( tiga ) observer yaitu guru kelas ( teman sejawat ) pada SLB-C YKGR Bayat Klaten.Observasi dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan, minat, konsentrasi, dan prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran serta kegiatan guru yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Hasil obserfasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus berikutnya.Berikut data observasi pada siklus II. Tabel 7 Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II No
Nama Siswa
Konsen-
Keaktifan
trasi
AR
V
2
AH
V
3
In
4
Yl
5
MA
6
NH
7
SF
8
SY
9
SR
10
TM
S R T S R
V V
V V
V
V
V V
V
V
V V
V
V V V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V V
V
V
V
V V
N T Tr
V
V
V
Prestasi
Membaca
T S R T 1
Kemauan
V V
76
Tabel 8 Hasil observasi minat siswa pada siklus II NO
Nama Siswa
Indikator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
AR
80
60
50
55
60
50
60
65
50
75
2
AH
90
65
60
70
70
65
70
70
70
70
3
In
80
70
60
80
70
70
70
70
70
80
4
Yl
70
50
55
60
60
50
70
55
55
60
5
MA
60
60
70
70
75
65
70
75
70
65
6
NH
80
70
70
80
85
75
70
70
80
70
7
SF
80
70
75
80
85
70
70
70
70
70
8
SY
70
65
65
70
75
65
70
75
75
75
9
SR
70
65
65
70
75
60
70
80
75
75
10
TM
80
80
70
80
75
65
70
75
70
65
Keterangan : 10. Kehadiran siswa dalam kelas . 11. Aktivitas siswa dalam PBM di kelas 12. Kemauan siswa dalam mengenal mata angin . 13. Kerapian buku catatan siswa. 14. Kelengkapan buku catatan siswa. 15. Kegiatan siswa dalam membaca buku di perpustakaan . 16. Kepunyaan buku bacaan ( Buku , majalah ). 17. Partisipasi siswa dalam menyiapkan alat peraga. 18. Ketepatan mengumpulkan tugas. 10.Partisipasi siswa dalam kelompok.
77
Tabel 9 Hasil angket siswa No Pertanyaan 1 Apakah kamu senang pada pelajaran IPS (mengenal mata angin ) 2 Apakah kamu senang bila pelajaran mengenal mata angin dengan menggunakan gambar 3 Apakah kamu memperhatikan bila guru mengajar 4 5 6 7 8 9
Apakah kamu bertanya kepada guru bila menemui kesulitan Apakah kamu mau bila disuruh maju membaca gambar Apakah kamu senang bila diberi tugas PR untuk menghafal mata angin Apakah kamu bertanya pada orang tua bila menemui kesulitan Apakah kamu mempunyai buku pelajaran IPS Apakah kamu senang melihat gambar–gambar di buku pelajaran Apakah kamu senang melihat gambar mata angin
10 Apakah kamu senang menghafal arah mata angin 11 Apakah kamu senang menunjukkan arah mata angin 12 Apakah kamu senang manyanyikan lagu mata angin 13 14 15
Apakah kamu senang mendemonstrasikan mata angin bersama guru Apakah kamu senang menyanyi dan mendemonstrasikan lagu mata angin bersama guru Apakah kamu senang menyalin gambar mata angin
16 Apakah kamu senang menggambar sendiri mata angin 17 18 19 20
Apakah kamu senang menyanyikan sendiri lagu mata angin Apakah kamu senang mendemonstrasikan lagu mata angin Apakah kamu senang manyanyi dan mendemonstrasikan lagu mata angin bersama teman dan guru
Ya 7 70% 8 80% 7 70% 6 60% 7 70% 7 70% 6 60% 6 60% 8 80% 8 80% 8 80% 8 80% 8 80% 7 70% 8 80% 7 70%
Tidak 3 30% 2 20% 3 30% 4 40% 3 30% 3 30% 4 40% 4 40% 2 20% 2 20% 2 20% 2 20% 2 20% 3 30% 2 20% 3 30%
6 60% 3 30% 7 70% 8 80%
4 40% 7 70% 3 30% 2 20%
78
Angket siswa dilaksanakan pada saat kegiatan tatap muka telah selesai
,
pengisian angket siswa dilaksanakan oleh guru terhadap para siswa .Angket diperlukan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengenal mata angin. Hasil angket digunakan sebagai bahan refeksi.
Hasil pengamatan dan tes digunakan sebagai bahan refleksi
untuk
merencanakan tindakan selanjutnya atau perlu tidaknya siklus berikutnya setelah melihat hasil tes sesudah mendapat tindakan atau post test. Di bawah ini data hasil dari post test siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kompetensi dasar mengenal mata angin. Tabel 10 Hasil tes siklus II NO
Nama anak
Nilai Tes siklus II
1
AR
5,3
2
AH
6,0
3
In
6,6
4
Yl
4,6
5
MA
6,6
6
NH
7,3
7
SF
8,0
8
SY
8,0
9
SR
6,6
10
TM
8,0
Nilai Tertinggi
8,0
Nilai terendah
4,6
Nilai Rata-rata
6,7
79
Tabel 11 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II NO
Ketuntasan
Jumlah siswa
1
Tuntas
8
80%
2
Belum tuntas
2
20%
10
100%
Jumlah
d. Refleksi 1) Dari hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II menunjukkan bahwa hasil yang dicapai siswa setelah mendapat tindakan mengalami kenaikan prestasinya . Peningkatan prestasi tersebut yang meningkat adalah sebagai berikut : Prestasinya naik 2,0 adalah 1 siswa atau (10 % ) , prestasinya naik 1,4 adalah
1 siswa atau (10 % ) , Prestasinya naik 1,3 adalah 3 siswa atau
(30 %) , prestasinya naik 0,7 adalah 2 siswa atau (20%) , prestasinya naik 30,6 adalah 1 siswa (20%). Yang prestasinya tetap 2 siswa atau (20%). 2) Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 10 siswa dapat tuntas sesuai standar ketuntasan atau meningkat prestasinya 8 siswa atau 80 %. Adapun dari hasil tindakan siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai mengalami peningkatan tertinggi 2,0 dari hasil test siklus I 4,6 test siklus II menjadi 6,6 dan terendah 0,6 dari hasil test siklus I 6,0 hasil test siklus II menjadi 6,6 .
80
3) Dari data hasil observasi Ada peningkatan secara keseluruhan terhadap konsentrasi , keaktifan , minat dan prestasi siswa meskipun ada dua siswa yang konsentrasinya masih sedang sehingga nilainya tetap dan turun setelah mendapat tindakan. 4) Berdasarkan hasil test siklus I dan hasil test siklus II dapat dilihat adanya perubahan pada akhir siklus ada 10 siswa yang mengalami peningkatan prestasi dan 8 siswa atau 80% yang memenuhi standar ketuntasan.
Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan alat peraga gambar dapat meningkatkan prestasi belajar ,khususnya pada kompetensi dasar mengenal mata angin. Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut diatas ,namun hasil tersebut belum optimal ,hal ini dapat terlihat dari hasil tes dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat dua siswa yang prestasinya belum memenuhi standar ketuntasan, oleh karena itu diperlukan pendampingan khusus terhadap kedua anak tersebut.
81
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil hasil tes dan nilai tugas diperoleh hasil seperti tabel berikut ini . Tabel 12 Hasil tes pra siklus ,siklus I dan siklus II NILAI NO
NAMA PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
1
AR
2,6
5,3
5,3
2
AH
2,0
4,6
6,0
3
In
2,6
4,6
6,6
4
Yl
2,0
3,3
4,6
5
MA
3,0
5,3
6,6
6
NH
4,0
6,0
7,3
7
SF
4,0
7,3
8,0
8
SY
4,0
7,3
8,0
9
SR
4,0
6,0
6,6
10
TM
5,3
8,0
8,0
RATA-RATA
3,38
5,77
6,7
NILAI TERTINGGI
5,3
8,0
8,0
NILAI TERENDAH
2,0
3,3
4,6
82
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengetahui tentang mengenal mata angin ditanyakan melalui tes yang dijawab oleh responden. Adapun data-data dari temuan penelitian sebagai berikut : Tabel 13 Hasil tes sebelum dan sesudah pemakaian media gambar mata angin No
XA1 ( Sebelumya )
XB1 (Sesudah)
1.
2,6
5,3
2
2,0
4,6
3
2,6
4,6
4
2,0
3,3
5
3,3
5,3
6
4,0
6,0
7
4,0
7,3
8
4,0
7,3
9
4,0
6,0
10
5,3
8,0
83
Tabel 14 penolong untuk test Wilcoxon XA1
No
XB2
Siswa
Beda XB1 – XA1
Tanda Jenjang Jenjang
+
1
2,6
5,3
2,7
7,5
7,5
2
2,0
4,6
2,6
5,0
5,0
3
2,6
4,6
2,0
2,5
2,5
4
2,0
3,3
2,3
4,0
4,0
5
3,3
5,3
2,0
2,5
2,5
6
4,0
6,0
2,0
2,5
2,5
7
4,0
7,3
3,3
9,5
9,5
8
4,0
7,3
3,3
9,5
9,5
9
4,0
6,0
2,0
2,5
2,5
10
5,3
8,0
2,7
7,5
7,5
Jumlah
T=53
-
0
Untuk pengujian hipotesis berdasarkan data tersebut diatas , berdasarkan tabel VIII Harga-harga kritis dalam test wilcoxon untuk N = 10 taraf kesalahan 5% maka T tabel 8 Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 0 lebih kecil dari 8. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian media gambar mata angin
dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal mata angin .
84
Tabel 15 Hasil tes sebelum dan sesudah pemakaian media gambar mata angin No
XA1 (Siklus I)
XB1 (Siklus II)
1
5,3
5,3
2
4,6
6,0
3
4,6
6,6
4
3,3
4,6
5
5,3
6,6
6
6,0
7,3
7
7,3
8,0
8
7,3
8,0
9
6,0
6,6
10
8,0
8,0
Tabel 16 penolong untuk test Wilcoxon No
XA1
XB2
Siswa
Beda XB1 – XA1
Tanda Jenjang Jenjang
+
1
5,3
5,3
0
1,5
1,5
2
4,6
6,0
1,4
9,0
9,0
-
85
3
4,6
6,6
2,0
10
10
4
3,3
4,6
1,3
7,0
7,0
5
5,3
6,6
1,3
7,0
7,0
6
6,0
7,3
1,3
7,0
7,0
7
7,3
8,0
0,7
4,5
4,5
8
7,3
8,0
0,7
4,5
4,5
9
6,0
6,6
0,6
3,0
3,0
10
8,0
8,0
0
1,5
1,5
Jumlah
T=55
0
Untuk pengujian hipotesis berdasarkan data tersebut diatas , berdasarkan tabel VIII Harga-harga kritis dalam test wilcoxon untuk N = 10 taraf kesalahan 5% maka T tabel 8 Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 0 lebih kecil dari 8. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian media gambar mata angin
dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal mata angin .
86
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi dan analisis data yang ada, maka dapat dilihat adanya peningkatan aktifitas dan prestasi siswa dalam pembelajaran mengenal mata angin pada siswa kelas VII SMPLB-C Bayat Klaten. Peningkatan siswa dalam pembelajaran mengenal mata angin antara lain : 1. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru 2. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa lebih meningkat 3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dikelas sehingga tercipta suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar. Sedangkan peningkatan prestasi belajar mengenal mata angin dapat dilihat dari Perbandingan nilai pre test, post test I, post test II . Data hasil pembelajaran mengenal mata angin kelas VII SMPLB-C sebelum dilakukan perlakuan dengan menggunakan media gambar diperoleh dari nilai ratarata sebesar 3,38 sedangkan setelah dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan media gambar diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 5,77 berarti kurang berhasil dan hasil tindakan kelas ini dianggap sebagai tindakan kelas siklus I . Untuk dilakukan tindakan kelas yang ke dua yang kemudian disebut siklus II diperoleh nilai rata-rata nilai post test siswa 6,7 . Berdasarkan data nilai yang diperoleh dari siklus II sudah ada peningkatan walaupun peningkatan itu belum maksimal tetapi sudah mencapai criteria standar kelulusan batas ketuntasan minimal .
87
Namun dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya ada hambatan atau gangguan antara lain ada anak yang sering lari keluar kelas, dengan alas an pinjam pensil, alasan buang air kecil atau dengan alasan lain. Dalam hal ini peneliti mencari strategi pembelajaran untuk memperkecil munculnya gangguan sekaligus mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien, yaitu : 1. Suasana hangat dan antusias diperlukan dalam kegiatan pembelajaran artinya guru akrab dengan siswa selalu menunjukkan antusias pada tugasnya. 2. Penggunaan media gambar yang menarik gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi munculnya sikap yang menyimpang . 3. Penggunaan media gambar yang menarik perhatian, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian siswa. 4. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajar dapat mencegah kemungkinan munculnya
gangguan siswa serta dapat
menciptakan iklim belajar yang efektif . Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mengenal mata angina siswa perlu diberi pemahaman bahwa media gambar yang digunakan oleh guru merupakan benda contoh yang dapat dilihat sehari-hari , menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas.Tanamkan disiplin pada siswa sehingga akan tercipta suasana kelas yang kondusif dan efektif untuk belajar .
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan media
gambar dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam mengenal mata angin klas VII SMPLB-C YKGR Bayat Klaten Tahun ajaran 2009 / 2010. B. Saran –Saran Pembelajaran mengenal mata angin dengan media diperlukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
gambar
pada tahap
mengenal arah-arah mata angin , karena alat peraga gambar dapat lebih bermakna bagi siswa-siswa SLB-C. 1. Bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial maupun guru umum : untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa sehingga apa yang dipelajari lebih bermakna sebaiknya dalam pembelajaran menggunakan alat peraga dengan sistim pembelajaran yang aktif , inovatif , kreatif dan menyenagkan. 2. Bagi Kepala Sekolah : Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Perlu adanya sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran ,sehingga perlu perencanaan pendanaan , oleh sebab itu
sekolah perlu
mengalokasikan dana khusus untuk alat peraga inovasi pembelajaran Maupun pengembangan provesi guru. 3. Bagi Siswa : Mengenal mata angin perlu diulang-ulang dan belajar di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari disekolah maupun dirumah.
89
DAFTAR PUSTAKA
Anton Sukarno,2008. Penilaian Pendidikan Berbasis Kompetensi .Surakarta: UNS Pres. ----------------,2008. Penilaian Pendidikan berbasis Kompetensi II. Surakarta:UNS Pres. Arief S.Sadiman,dkk.2001.Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo pesada. A. Surjadi, 1993. Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung,CV.Mandar Maju. Depdikbud,1993, Identifikasi dan Evaluasi Anak Luar Biasa ,Jakarta -------------, 1995, Petunjuk Praktis Penyelenggaraan SLB Bagian C ,Jakarta. Depdiknas,2004. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi. Jakarta. Depdiknas, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPLB-C,Jakarta. Kartini Kartono, 1996, Metode Penelitian Survey.Jakarta : LP3ES Muh.Uzer Usman .2005,Bagaimana Menjadi Guru Profesional.Remaja Rosda Karya .Bandung. Munawir Yusuf, 2006. Ortopedagogik Umum, Surakarta .UNS Pres. Nana Sudjana ,1989.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung Sinar Baru. Ngalim Purwanto,2006 . Psikologi Pendidikan . Bandung Remaja Rosdakarya. Poerwodarminto,W.J.S. 2000.Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta : PN Balai Pustaka Sarwiji Suwandi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah .Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Slameto,1987.Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta.Bima Aksara. ---------,2001.Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta.Bima Aksara. Suharsini Arikunto, 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,PT Rineke Cipta. Sumadi Suryabrata, 1998.Psikologi Pendidikan ,Yogjakarta .Rike Pres.
90
Sumanto,1995.Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta. Grafity. Sunarso, 2004. Pengetahuan Sosial 3 SD .Surakarta : Grahadi. Suparlan Y.B. 1993. Psikologi Anak Sub Normal Mental .Yogjakarta: Fakultas Psikologi UGM. UUD 1945, 2007. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia .Surakarta : Al-Hikmah Winkel, 1990. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya . ----------,1991.Belajar Dan Pembelajaran . Bandung.Remaja Rosda Karya .
91