DAMPiK PI]RUBAHAN FISIOLOGIK SISTEM MUSKULOSKELF]TAI' PA.DA KUALITAS HIDUP USIA LANJUT I)ewa Putu Pramantara, Wasilah Rochmah
Gcrillri. Bxgran tlmu Penyilkrl Dalilrn
Sub Birqixn
ABSTRACT
SN4F
Cerialrr
Rs Dr' Serdirro. FK-l' CM Yogyakarta
,1 ! r
-
"...-,J
with diminished Adino is e Drocess that converts healthy adults into frail elderly' to most disease vurnerabilitv and increasing of i"i","J- th'"e"' of both shuct"al and runcrion component of muscle pcrformancc and anhrokinesiologv ;;"#;;;;"i;"yrr;- mak"' altleration penons with several df ioints- All ol this changes rmpact on the quality of lilb in oldel is dccreased with age lntil on or il;ir""tt... pi^i,- pftl *i-orcrgit"l crpacity reseNe secondlv' aging results or- th€ geiatdc ;;:;;'tl*'i;";ii ;l p",fo,ilnn"" thrcshold frail elderly. several l"i-r"" ^.r""i""1 with musculoskeletal changes in particularly ,,ie im'ot''tirf in'nbilirv' cosniri\c impairmenr' ileIrc\'ion' ;'.;;,;;';;;;;' aPing iq universal anJ i'l"i,t"".,'i"."",'"""""-,'i "in" ''iJ n'""u'" sure Because qLIJlily ol lile .t$rv. dctenurrlivc process. il i' Imlollant lo minimi/c lhe imprcl on rs *e ca'r do rhe comprehensive approach throush po.t il?:;;;;;;;;;'*t 'r" is manclabry especiallv for frail eldellv To :i;':;i-';';;;; or..".,o!n, activjhes oI related. ::;]:J" ";';11;";;;iti ot r,r' in older persons with age to -chanses spccifv processes the successful aging model is an attempt
:*i;,;;';i.J;,;
ili'1"."5;;;.;;;
;it;;;;;;","-s
;;;;;i"';:i;;,1 ;i";m,
including selective optimizalion with compcnsation
PENDAHULUAN muskuloskeletal merupakan Keluhan nyeri yang berkaitan dengan gangguan Data epidemiologi menunjukkan 30 keluhan yang sering dijumpai pada usia lanjut mrsylrakrt khususnyc regmen usia laniut 5070 nyeri muskuloskeletal lerjadi di Keluhar nyeri tersebut (Subiyorlo, 1999; Bcnnctt' 2004: Boedhi-Darmojo' 2004) nyeri bahu' dan nyeri tidak spesifik lain umumnya dalam bentuk nyeri pinggang bawah' (Subiyono' 1999; Bcnnett' 2004) Apakah sebagai pegel-linu (botlily pain prablzlr) proses diakibatkan oleh proses meilua atau merupakan
keluhan tersebut
di
atas
patologis'l menentukan dengan Pasti latar Dalam praktck gerontologi medik' tidak mudah proses menua atau patologik' atau belakang gejala dan tanda pasien usja lanjut' cvaluasi tanda dan gcjala yang sering keduanya. Pada penelitian refospektif tentang lclah' rjizzirress' sakit kepala' pacla usix lanjut sepefti: nyeri dada mudah
dijumpai
156
perut' parcstesia' impotensi' finggang, sesak napas' insomnia' nyeri hasil hanya 167o yang dapal pcnurunan berat badan, batuk dan konstipasi, dipetoleh (Kroenke & Malgelsdorff' 1989)' Adelmrn ditentukan latar belakangnya dengarl pasti edena,
nvc
(2001) melukiskan ienomena
di
atas sebagai ketidak Pastrnn klinik ('li'ricdl
pasieD usia lanjut yang tidak tuncertailtl!). Hal ini disebabkan oleh penampilan klinis psikososial spesifik akibat proses menua, multipatologik, obat' dan kondisi
dewasa sehat menjadi Proses menua adalah proses yang menrbah seorang iisiologik pada tua yang rapuh (linil), disertai dengan penurunan kapasitas
sescorang
kematian semua sistem dan kercntanan terhadap penyakit dan
(Millef' 199'1)Perubahan
dal1 akhimya mcmpengaruhi yang tcrjadi dapat diamati pada tingkat molekuler' seluler' proses m()l1ua secam biologik kapasitas fisiologik sistem tubuh Perubahan akibat
bersifatuniversal,deterioratif,dirnwalaupunmcmburuktidakmenyebabkao 19871 Miller' 1994)' fungsi suatu sistem secara total (Brocklehurst & Allen' berhentinya
terhadap kualitas hidup usia Hal ini berartibahwa proses menua itu sendiri berpengaruh
lanjut. pada segmen akhir kehidupan Kualitas hidup adulah aspek yang sangat penting pelayanan keschatan dalan bentuk dir'l'ilibrdan dipakai sebagai indikator keberhasilan life expectancy, datt active life expeclancl ( Robine el dl ' .free life expect.Lnq', lrcalthy umur halapan hidup sekitar 15 1999). Seorang laki-laki berumur 65 tahun mempunyai umur 65 tahun nhun dengan kondisi "schat" selama 13 tahun' sedangkan wanita kondisi "sehat " selama 16 mempunyai umur harapan hjdup sekitar 20 tahun dengan (1994) memperkirakan bahwa proses menua tahun (Ory et.rl , 1994). Walaupun Miller
kualitas hidup l% yang menyertai sejak seseorang berumur 30 th akan menurunkan lanjut dari tahun ke tlhun pcrtahun, data-data tentang kuaiitas hidup pada usia meningkat
(
Ory
et
.11.,1994; Liao et aI ,2OO0) Hal
ini berarti bahwa
peningkatan
populasi usia lanjut tidak sclalu diikuti peningkatan angka disabilitas'
Disabilitasatauketidakmampuanda]ammelakukandktivitasfisjkdipcngaruhi dan oleh hambatan dalam mempefiahankan integritas sisten kardiovaskuler (Thompson' 2000) Pada muskuloskeletal disamping faktor kognitif dan psikososial sistem muskuloskeletal akibat makalah ini akan dibahas tentang perubahan fisiologik gangguan lerhadap proses menua, mckanisme perubahan tersebut Jalam menimbulkan yang dapat dilakukan untuk tetap dapat
kualitns hidup, serta upaya-uPaya meo
goptimalkan kualitas hiduP.
157
PEMBAHASAN Proses menua dan perubahan muskuloskeletal Proses menua mengakibatkan perubahan struktur dan
fulgsi tubuh yang bersifat
deterioratif namun fisiologik, tidak termasuk perubahan akibat proses degeneratif (penyakiO, inaktivitas, dan penyalahgunaan (arr.Je). Pengamatan terhadap perubahanperubahan yang diakibatkan oleh proses menua saja tidaklah mudah. Kesulitan timbul
berkaitan dengan metodologi penelitian yang dipakai, adanya variabel lain yang ikut berpengaruh seiring berlangsungnya wnvr (age-relatuA! serta laju percepatan penuaan
yang tidak sama antar individu (Hofer
&
Sliwinski, 2001). Penelitian berdasarkan
potong- lintang pada beberapa golongan umur hanya menggambarkan kecenderungan rerata golongan-golongan umur tercebLtL Q)opulation-le|el mean ,"erds) dibandingkan
asosiasi perubahan yang terjadi dengan proses menua. Disain penelitian yang dirckomendasikan adalah longitudinal dengan pengamatan yang intensif (Hofer
Sliwinski,2001). Umumnya penelitian yang dilakukan untuk mengamati hal di
&
atas
adalah studi potong- lintang seperti penelitian tentang efek penuaan terhadap kekuatan
otot dan kemampuan fungsionalnya. Kesimpulan penelitiannya adalah terjadi pelurunan kekuatan otot dan kemampuan fungsional mulai dekade ke-4, dan dianggap penurunan tersebut berkaitan dengan prcses menua (Al-Abdul Wahab, 1999).
Sistem muskuloskeletal mempunyai 4 fungsi pokok yaitu gerakan, sikap tubuh,
stabilitas sendi, dan produksi panas. Sistem ini dibangun oleh 3 komponen pokok yaitu
otot skelet, tulang, dan sendi yang masing-masing mengalami perubahan akibat proses menua. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah perubahan struktuml yang akhirnya beryengaruh terhadap perubahan fungsional.
Peruhahan Otot Skeletal
Otot skeletal tersusun atas kelompok sel otot skelet yang berserabut olrers). Dikenal 3 tipe serabut otot skelet yaitu tipe I (slow- twitch, high- oxisative Jiber), tipe
llA
(fasrtv,itch, high-oxidative fiber), dan tipe
IIB
(fast-tr)i1ch, slo\,-oxidatite fiber)
(Hamerman, 1994). Da'i aspgk rchabilitatif, otot skelet dibedakan 2 tipe utana yaitu
I
yang disebut juga seb^gd fatigue- resista t fibers oleh karena kualitas metaboliknya yang mencakup kepadatan mitokondria, kapiler, dan kandungan
tipe
mioglobin yang lebih besar dibandingkan tipe
II.
Sedangkan serabut otot tipe
II
mempunyai kapasitas oksidatif rendah, mioglobin kecil, potensial glikolitik besar, dan
158
bcrespo[ cepat. Kedua tipe sembut otot tersebut terdist busi bcrbcda, pada otot-otoi yang mempertahankan sikap tubuh (posturuI muscles) te$usun atas serabut otot tipe I sedangkan otot skelet yang lain merupakan kombinasi keduanya Selama latihan dengan
intensitas rendah dan lambat, kekuatan otot terutama dibangkitkan oleh kontraksi sel
otot tipe
scdangkan pada latihan yang berat diltkukan oleh ke dua tipe tcrsebut
I,
(Thompson, 2000). Proses menua menyebabkan berkurangnya jumlah dan
Populasi sel
otot yang menumn adalah
sel otot skelet tipe
Il
ukunn sel otot skeletal. sedangkan sel otot tipe
I
relatif konstan. Penurunan ini tidak merata pada seluruh otot skeletal Penurunan yang dominan terjadi pada otot ekstremitas bawah sedangkan pada otot diafragma yang selalu
terpakai tidak mellurun. Penulunan jumlah dan ukumn sel otot akibat proses menua
bertanggung jawab terhadap penurunan massa menurunnya lean-
body
otot yang berkorelasi terhadap
ass pada usia lanjut (Hamerman' 1994; Thompson, 2000)
Dilain pihak terjadi peningkatan komponen non-kontraktil berupa lemak dan jaringan ikat sehingga penurunao massa otot tidak bisa diamati secara klinis yang biasanya mengukur lingkar lengan atas sebagai parametemya (Hamerman, 1994) Pada dekade ke
3 atau 4, rerata area penampang lintang sel otot skeletal tipe II muskulus quadricep femoris melebihi sekitar 20Vo dai ukuran renta area penampang lintang sel otot tipe I Setelah mencapai umur 85 tahun rerata arca penampang lintang sel otot tipe mencapai 507o rerata area penampang lintang sel otot tipe
I
II
hanya
(Thompson' 2000) Laju
penuLunan massa otot akibat proses menua dapat dilihat pada gambar
I berikut ini
100 E E
80
60
I
40 20 20
40
60
80
100
--)
Gambar l, Penurunan massa otot skeletal sebagai funSsi umur (Sumber: Thompson, 2000)
159
umul
Perubahen unit motorik Terjadi pelgurangan jumlah unit motorik kira kira 257o dari dekade ke 2 sarnpai dckade
ke 10 dan peningkdtan rasio inervasi pada otot otot
ekstremitas
bawah tcrutama bagian distal. Hal ini telah dibuktikan secam studi elektrofisiologi
dengan pengurangan dan disfungsi Lrnit motorik yang terutarna terjadi pada unit motorik tipe II (Thompson, 2000). Peru
n neuron
Kornponen-kornponen tersebut
di
atas merupakan komponen saraf yang saigat
penting dalam menyaLurkan aktivitas elektrik yang bellanjut sebagai aktivitas mekanik
berupa konlraksi otol. Proses nenua menimbulkan perubahan
pola
pada ketiga
komponen telscbut. Ncuron motorik dari batang spinal lumbosakral .jumlahnya berkurang pada umLlr. 60 th. Hal ini berkaitan dengan rnenghilangnya neuron motorik besal tipe alfa dan mielinisasi akson yang memelihala neuron motorik
kecil
Scbagai
mekxnismc kompensasi neuron motorik yang masih hidup akan meningkalkan percabanganrya yang kornpleks dan hrnlbuh kolateral.
Bukti
bukti rnenunjukkan
bahwa seiring bertambahnyl umur diatas 60 th. otot sccara terus menerus rnengalarni denervasi dan reineNasi. Pada awalnya reinervasi scbagai mekanisme kompensrsi denervasi, namun dengan trerlangsungnya proses, dcncrvasi berlangsung permanen dan
jaringan yang ditinggalkan akan diganti oleh lemak
dal1
jaringan
ikat
(Ilamcrman,
199,1; Thompson,2000). Jumlah dan diametcr akson nengalami penurunan akibat pengurangan ncuron motorik terutama pada akson saraf bcsar dan sedarg tetapi tidak pada saraf kecil. Evaluasi elektromiografi mcmperlihatkan adanya pcrubahan durllsi
d.n
amplitudo aksi potcnsial unit motorik sejring dengan bertambahnya umur' Kond ksi
saraf aksonal melambal oleh karena hilangnya serabut saraf besar, demielinisasi segmental, pemendekan intcrnodal, dan akumulasi lipofuscin (Thompson, 2000). Penghubung saral otol (ne romus(:ulat .iunction) melrJpakan kornpoien yang paling penting dengan t'aktor keamanan tinggi oloh karena pada bagian ini transformasi aksi potcnsial elcktrik pada saral n-renjadi aksi mekanik pada otot Pada bagian ini
\cclr.
terus meDerus mcngalami renndelling selama perkenbangan, maturasi, dan penuaan dengan pcrubahan pada komponcn Presinaptik dan post secara pasti dampak
-
sinaptik Belum diketahui
klinis pcrubahan-perubah:rn pada penghubuig saral--otot tcrsehul
(Thomlson. 2000).
t60
I I
Peruhahan pada tulang
Tulang adalah suatu jaringan ikat yang dinamis artinya selalu mengalami rcmodeling selama hidup. Proses rosorpsi tulang diikuLi oleh sintesis matriks tulang dan selanjutnya mineralisasi (Siddiqui ?/ 41.,1999). Proses menua mengakibatkan hilangnya massa tulang secara gradual. Hal
ini terjadi oleh karcna proses rcsolpsi melebihi proses
sintesis tulang (Siddiqui el dl.,t999; Martin, 2002). Perlu dipahami bahwa tenodeling
tidak terjadi pada seluruh tulang sccara serempak tetaPi hanya terjadi lokal atau diskrit yang dikenal sebagai Bone ret odeling
u ils ata[ basic mrlticellular unitt (Martin'
2002). Proses remodeling tulang berlangsung sangat kompleks yang meliputi: sel-sel
tulaig (osteoklas, osteoblas, osteosit), hormonal (parathormon, estrogen' calcitriol), sttokin (tLulrct necrosir filclors, interleukin), genetik, nutrisi, dan olahraga (Siddiqui er
al.,
1999: Martin, 2002). Perubahan pada tulang akibat proses menua akan
nengakibatkan nudah terjadi fraktur oleh stres fisik minimal atau spontan yang dikenal dengan osteoporosis.
Perubahan Dada sendijan iarinsan peri - artikuler Menentukan perubahan- perubahan pada struktur dan fungsi seldi dan Jaringln
peri- artikuler tidaklah mudah, Adanya faktor-faktor penyefia sebagai
variabel
pengganggu yang secara simultan terjadi pada usia lanjut menyebabkan penelitian pada manusia sulit dilakukan. Variabel-variabel tersebut adalah inaktivitas, proses patologik,
genetik, nutrisi, riwayat trauma. Pengamatan terhadap perubahan akibat ploses menua sebagian besar diperoleh dari eksperimen binatang coba sehingga ekstrapolasi hasil harus dilakukan secara hati-hati (Neuman, 2000). Oleh karena kesulitan tersebut di atas,
Hamerman (t994) dalan pembahasan tentang perubahan-perubahan sftuktur sendi khususnya jaringan kartilago dan peri-artikuler diarahkan pada perubahan patologik yaitu osteoartritis. Jaringan ikat periartikuler mencakup ligamen, kapsul sendi, aponeurosis, tcndon'
jaringan ikat intramuskuler dan kulit. Sifat mekanik jaringan ikat periarlikuler berubah
seiring berlangsungnya umur. Perubahad
ini tedadi akibat adanya perubahan pada
protein kolagen walaupun mekanisme fisiologik yang mendasarinya belum diketahui
denga[ pasti. Ligamen dan tendon juga menjadi bertambah kaku dan ntengalami
ini terjadi oleh karcna meningkatnya dan jumlah kolagen dan relatif menurunnya kandungan air' elastin dan
pemendekan padang maksimalnya. Perubahan
cliameter
proteoglikan (l-Iamerman, 1994; Neuman, 2000).
161
tulang yang Kaftilag'o hialin adalah jaringan yang rnelapisi bagian ujung membentuksendidanmelindungiscnrlidarikekuatantrlnsartikuleryangmerusak. lapisan dalarn sendi' Kartilago hialin bcrlungsi sebagai shock absorbiryS dan lubdkasi jumlah kolagcn tidak Secara histologik, tampak bahwa kepadatan kondrosit dan
bcrubahnamunkandungarrairmenurunakibatpemendekanmolekulproteoglikanyang
hidrofilik (Neuman, 2000) mekanik akibat Kartilago afiikuler pada usia tanjut mudah mengalami kerusakan lkalan inteiiber yang perubahan jaringan kolagen berupa fragmentasi dan ruptumya
lokal Hal ini adalah perubahan fisiologik bahanDikaitkan dengan proses patologik pada ostcoartritis' pcr
selanjutnya akrn teriadi disintcgnsi struktur
akibat proses menua.
di alas tidak bisa dianggap sebagai proses awal patologik Hal ini pada usia laniut menycbabkai proses patofisiologi osteoartritis yang sering dijunpai faktor selain mistcri. Salah satu penjclasannya adalah keterlibatan beberapa
perubahan tersebut
masih
morfologik (Nermann' proscs menua scperti genctik, biokimiawi' rrauma dan faktor 2000).
Perubaha kineria sistem musk[loskelctal terkait mur tungsiKincria sjstem muskuloskeletal yang normal diperlukan untuk memenuhi panl' Kinerjlnyil lunp.i pokok yailu: pergerckan. postur' stlbilita'' sendi dun produk'r dibagi 2 bagian yaitu: kine{a otot dan sendi (artrokincsiologi)
Kineria otot otot (st/r'181')' gaya Menurut Thompson (2000)' kinerja otot mencakup kekuatan (velocitt) dan kctahanarl (potr? t & endurance),kecepatan 1. Kekuatan
otot (.!lrcn3rl)
Telahdibuktikanbahwakokuatanototmenulunakibatprosesmenua.Kecepatan dekade ke 3 kehidupan' penurunan kckuatan otot sekilar 8'lo per-dckade dimulai dari dan bawah Hilangnya Penurunan kekuatan otot tidak sama antara ekstremitas atas ekstremitas atas ( 40 o/o dan kekuatan otot pada ckstremitas bawah lcbih besar dari
30olobclul.utan)antaraumur30S0tahun'Al-Abdulwahab(1999)mendapatkan lerlihat pada dek'de ke-4' bahwa penurunan kekuatan otot quadrisep ferroris mulai Penurunankckl.latanototinidisebabkanolehfcktormassrototycngmengecil.intrinsik otot skelet yang ada dan gangguan ineNasi (Thompson' 2000)'
t62
2. Gaya dan kekudtan otot
Keluaran gaya dibangkitkan oleh kecepatan pemendekan dan kapasitas menghasilkan kekualan (force-Senerating capacit!) otot. Proses menua menurunkan kekuatan puncak yang dibangkitkan oleh kontraksi otot denga kecepatan tinggi yang
mgnghasilkan penurunan keluamn kekuatan puncak Qteak power output), Keln r^n kekuatan puncak menurun 207o yang disebabkan oleh remodeling unit motorik yang
memperkecil rasio serabut otot
cepat
t€rhadap serabut otot lambat. Penurunan
ketahanan otot merupakan gambaran umum usia lanjut.
Hal ini disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada status metabolik dan konhaktil otot. Secara terperinci perubahan terjadi akibat penurunan aliran darah dan densitas kapiler, transpol't glukosa, densitas mitokondria. dan aktivitas enzim oksidatif (Thompson' 2002). 3. Kecepatan otot
Kecepatan kontraksi otot maksimal menurun akibat proses
menua Hal ini
berkaitan dengan menurunnya aktifitas enzim Aclir -acthated miosin ATPaJe- Secara
fungsional terjadi adaptasi pemanjangan waktu konhaksi dan relaksasi sehingga menurunkan kemampuan melakukan gerakan perubahan dengan cepat dan kuat'
Perrhahan rrtrokinesioloei terhadaD umur Menua mengakibatkan penurunan kecepatan dan jumlah gerakan ekstrimitas Hal
ini berkaitan dengan: l
menurunnya aktivitas fisik, 2. perubahan sensorimotor,
bertambah kakunya jaringan peri-artikuler,
4.
3
mekanisme adaptif alamiah, dan 5'
berkumngnya ruang gerak sendi (Neumann, 2000) Secara skematik dapat diperlihatkan
interaksi beberapa faktor yang mengakibatkan perubahan artrokinesiologi pada usia Ianiut sepefii pada gambar be kut.
163
Perubahan nyata pada Adokinesiologi . Berhuranqnva / berlambahnya aktNilas sendi
Status
Fungsional
perubahan Gambar 2. Interaksi be.bagai faktor dalam menimbulkan Artrokinesiologi pada usia lanjut (Sumber: Neuman' 2000)
Perubahan lisiologik muskuloskeletal dan kualitas hidup Perubahan-perubahan
fisiologik terhadap shuktur dan fungsi
sistem
sistem rersebut muskuloskeletal akibat proses menua mengakibatkan penurunan kinerja untuk dikaji hubungan baik kineria otot maupun artrokin€siologinya Sangat menarik khususnya pada segmen antara perubahan- perubahan tersebut terhadap kualitas hidup lain, apa dan bagaimana dampak perubahan sistem
usia lanjut. Dengan kata
muskuloskeletal yang terkait menua terhadap kualitas hidupnya?
t64
Kualitas hidudadalah sebuah konsep multidimensi yang mcruiuk kepada kepuasan hidup individu secara keseluruhan dan perasaan nyamat\ (\'ell-being) total. Terdapat 4 dimeDsi kualitas hidup yaitu
: l. kompetensi petll^kv
cvalLlasi sosio normatif dari fungsi
diri tcrhadap
(behavioraL conpetence) sebagai
kognitil
kesehatan,
dan dimensi-dimensi sosial, 2. percei)ed quality o/
llle
pemakaian waktu
sebagai evaluasi subjektif
individu lerhadap dinensi kompetensi perilaku, 3. dukungan atau hambatan lingkungan, dan 4. rasa nyaman
psikologik (Ory et al., 1994). Kualitas hidup seseorang dipengamhi
oleh 2 faktor yaitu t'aktor kes€hatan dan kemampuan mclakukan fungsi (Ory et al., 1994; Testa
& Simonson, 1996). Pada usia lanjut, aspek keschatan yang terkait
dengan
kualitas hidup (heahh related quality oJ life) addlah penting mengingat sebagian besar
penyakit yang diderita merupakan penyakit kronik degeneratif yang tidak mengenal
istjlah sembuh (crr?) tetapi selalu memerlukan pemwatan (care). Oleh karena itu kualitas hidup pada usia lanjut lebih penting daripada sekcdar kuantitas hidup. Tidak ada satu
definisi aiau konsep kualitas hidup yang dapat diterima oleh semua peneliti
namun pada usia lanjut diaojurkan memtrkai konsep yang komprehcnsif yang mencakup bebempa domain dan a1€a konten seperti terlihat pada tabel
Tabel
l.
Domain potonsial dan area konten kualitas hidup pada usia lanjut. Domain Fungsi fisik
2.
L
Area konten
-
fungsi badan bagian bawah fungsi badan bagian atas mobilitas pergerakan dasar
dexte ty aktivitas dasar fisik sehari ha
Perawatan diri
aktivitas dasor instrumen sehari - had 3.
Kesiatan sehari - hari
-
bekerja, merawat arak, hobi, rekeasi, bekerja sekitar rumah
4.
Funssi sosial
- dengan teman, kelompok, tetangga, kcluarga, suami/istri
5.
Fungsi seksual
6.
Rasa nyaman psikologik
-
depre.i . lecemasirn. mudah marah. kcscpian. .tres lrin
'1.
Fungsikognitif
-
daya ingat, atensi, konsentrasi, orientasi, keputusan, bingung
165
8.
Nyeri dan msa
nyerr secata umum
tak
nyeri spesiflk
nyaman 9.
Rasa mudah
mudah lelah
lelah
(Fatigue) 10
Tidur
-
gangguan tidur banyak, tidur siang hari
Self - esteen
-
general eJteefi,
phlsical
self, social self, ttnd
intelectual seu esteem 12
Sense of mdstery,
1-l.
Perceived heahh
control
-
general contrcl, control o|er heahll
kondisi kesehatan saat ini, masa datang, yang lalu, dan daya tahan terhadap kondisi sakit (illnz.rr)
14
Kepuasan
hidup
(life
secara
.tati sfadion)
umun, baik masa lalu, sekarang dan komponen
komponen kehidupan
Dikutip dan disarikan dari Stcwart & King (1994)
Perubahan fisiologik dan mungkin patologik yang menye ai satu sistem tubuh
(muskuloskeletal) berpengaruh terhadap kualitas hidup yang aspeknya begitu luas terjadi melalui beberapa mckanisme sebagai berikut
l.
Arnbang PerrampilJn FunS.lonill
ll
ltnc!inttal
:
Pttlt'rttton,t thtcsholrh
Kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar fisik sehari-hari merupakan hal
yang penriog dalam upaya nempedahankan tingkat kemandirian usia lanjut. Terdapat kritcria minimal dalam fungsi fisik yang mcliputi: kekuatan, ruang
geftrk, ketahanan, keseimbangan untuk mclakukan aktivitas dasar seharihari tersebut yang dikenal sebagai Ambang Penampilan Fungsional (APF). APF ini
bersifat konstan, namun adanya hambatan atau tidak dalam melakukan aktivitas sehari hari tergantung pada kapasitas fungsional darl kapasitas cadangan yang
dimiliki individu usia lanjut tenebut. Proses mcnua mcnyebabkan
kapasitas
ini bcrkaitan dcngan pcrubahan-perlrbahan fisiologik pada struktur dan iungsi scrta status kesehatannya. Pcnurunan cadangan fisiologik menurun. Hal
kapasitas cadangan fisiologjk akan mcningkatkan risiko timbulnya keterbatasan
dan hambatan. Status cadangan fisiologik tergantung pada beberapa sistem terutama sjstcm kardiovaskuler dan muskuloskclctal (Thompson, 2000).
166
Gambartn tentang kapasitas fungsional yang diuku dengan VO2 max dalam hubungannya dengan proses penuaan dapat dilihat pada gambar 3.
70 60
50 40
5
30
E
20
o
'10
F unc t i on al p e tfo rmanc e t ht e s hol d
l''..
+
0
't00
120
Age (years) Gambar 3. Kapasitas fungsional yang menurun akibat prcses menua (Sumber : Thompson, 2000)
Adanya perbedaan kapasitas fisiologik dan kapasitas cadangan pada bebempa individu usia lanjut menimbulkan perbedaan dampak stres fiiiologik atau patologik terhadap penampilan fungsional fisik. Hal irf dapat dilihat pada gambar 4.
...-,4
$---'---.---.... ---:}
Physiologicat
capacity 0r reserye
...Gambar
pemulihan
4. Dampak perbedaan kapasitas
hsioiigik
terhadap potensial
dan hospitalisasi (Sumber: Thompson, 2000)
t6't
Secara sederhana proses monua dan atau patologik bcrpengaruh tcrhadap timbulnya kelemahan (impain ent), keterbatasan (disabi li ty), dan hambatan/hendaya (handicttps).Hal ini dilukiskan oleh gambar 5 (WHO, I980). Proses Menua I I Gangguan
I
(impoimenl
I
t->
Keterbatasan
(disobifin
A,
Hambatan
{HondicoDs}
I
V Proses penyakil
Mekanisme timbulnya gangguan kualitas hidup yang dijelaskan tcrscbut di atas hanya mengenai satu atau lebih aspek fungsi fisik. Aspek-aspek lain akan tcrpcngaruh
oleh karena hadirnya beberapa faktor seperti: umur, wanita, penyakit pcnyerta, kondisi psikososial, dukungan, nutrisi dan lingkungan (Thompson,2000;
Ho el d/.,2002;
Gorevic,2004).
Tahel 3.
Faktor-faktor
yang berkaitan dengai potensi timbr
nya
keterbatasan
a. l-
ror pcnyalil
' b.
nyeri kcLemahan otot
d€rajat. keparahan penyakit
penyakitpenyerta(komorbiditas)
Faktor personal
-
:
I
Faklor psikososial, seperti depresi, sistem pendukung sosial. Kapasitas aerobik menurun
2.
Kegemukan
Tingkat pendidikan rendah Faktor dukungan ekonomi
Sindroma Geriatrik yang terkait sistem muskuloskeletal
Kemaknaan klinis dari dampak perubahan fisiologik muskuloskclctal akibaf proses menua tergantung pada status kapasiras cadangan fisiologik yang dimiliki
oleh individu usia lanjut. Pada tingkat kapasitas cadangan fisiologik di bawah
168
f-
ambarg pdnampilan lisiologik (gambar 4) yang dikenal sebagai usia lanjut yang rapuh (l)'dil cl.ft//),) maka penampilan klinis gangguan kualitas hidup berupa timbulnya bcbernPa sindroma geriatrik Sindroma geiatrik yanS terkait dengan proses menua beNama proses patologik pada muskuloskelctal adalah: irnobilitas' iostabilitas sampai roboh, inkontinensia udn lungsional' gangguan ilte]cktual
(delirium maupun clcrnensia)' isolasi (deprcsi)' dan
dekubitus
(Pramantara&Wasilah Rochmah, 2003). Pembahasan masing-masing sindtoma
gcrialrik di atas bcrada di luarjangkauan penulisan ini walaupun kalkulasi statistik yang bersifat prognostik dari studi potong lintang menycbutkan bahwa kualitas hiclup menumn sekital l7o per tahun setelah seseorang melewati umur 30 tahun (Thompson' 2000; wasilah Rochrnah' 200'1)' pcnelitian longitudinal mcnunjukkan bahwa pcnurunan yang te{adi tidaklah dramatis bahkan (svanborg el al dampaknya baru muncul setelah mencapai umur kronologik 70 th ' fisik dan 1982). Ory et al (1994) lncngatakan bahwa pentingnya dukungan lingkungan sosial dalan mengat^si timbulnya hambatan pada seseoraDg dengan kclemahan dan keterbatasan akibat gangguan muskuloskeletal. Faktor-faktor terscbut memberikan
peluang tcrhadap upaya-upaya untuk menunda, meminimalkan dampak per[bahan mLrskuloskeletal tcrhadap kualitas hidup sehingga tercapai kualitas hidup yang optirnal'
Upaya-upaya untuk mencapai kualitas hidup optimal Upaya upaya yang dilakukan dalam rangka mcncapai atau mempe ahankan kualitas hidup optimal usia lanjut selama mungkin tergantung pada kondisi usia lanjut
itu sendiri. Upaya-upaya telscbut meliputi: ptevensi' pronosi, kurasi' dan rehebilitasi' Sifat heterogenisitas kelompok usia lanjut akan mempengaruhi penekanan terhadap Llpaya- upaya tertentu. Mengctahui prinsip-prinsip umum dan khusus akal1 mcmbantl
mengoptirnalkan kualitas hidup yang diharapkan de0gan memininalkan atau mcnghindari efek iatrogenik. PrinsiD
l
-
nrinsiD umum
:
Proses menua adalah proses universal! alamiah' tidak dapat dihambat dan dihindari. Sebuah proses dengan laju yang berbeda-beda merubah seorang dewasa sehat menjadi tua Yang raPuh.
2.
Secara umum dikatakan bahwa menua menyebabkan penurunan kualitas hidup
(Miller,
1994)
t69
3.
Dengai memperhatikan aspek ambang penampilan fisiologik' upaya
4.
dilakukanbertujuanuntukmeningkatkanataumempeflanbatlajupenurunan kapasitas cadangan fisiologik (Thompson 2000) dapat meningkatkan Program latihan yang meliputi aerobik dan resistensi kapasitas cadangan fisiologik (Williamson el al
yang
1987; Thonpson' 2000)'
' 5.olehkarenakonsepkualitashidupadalahmultidimensi,upayaintervensijuga harus dilakukan secara komprehensif (Ory et al'' 1994)
6.
kualitas hidup yang optimalisasi kualitas hidup usia lanjut dengan penurunan proses yang disebut konsisten membutuhkan konsep atau model sebagai optimalisasi r|ging. Konsep ini meliputi kegiatan yang selektif dan successful
kepuasan hidup dan makna di dengan kompensasi. Indikator subjeknya adalah efikasi kognitif' kesehatan dan indikator objektifnya adalah: perpanjangan hidup' sosial dan kesehatan mental Landasan prosesnya adalah
biologik, produktivitas
al'' 2000)' kontrol personal dan efikasi diri (Baltes, 1994 Gallo et Prinsip
L
-
PrinsiP khusus
Untuk
/rdil elderly,
gcriatrik eval'r?lsi komprehensif dilakukan melalui asesmen
klinik adalah penting untuk mengetahui factor-faktor yang mendukung
2.
dan
(GaUo e' al 2000)' menghambat tercapainya kualitas hidup optimal ' hadir simultan dengan proses Penanganan penyakit muskuloskeletal yang sering dengan adekuat Penanganannya meliputi: edukasi'
menua harus ditangani
sendi' menurunkan menghindari latihan berlebihan, penguatan otot-otot sekitar se a pembe an obat berat badan bagi yang obesitas' fisioterapi dan okupasi' penghilang nyeri yang aman, selta manipulasi lingkungan
fisik dan
sosial'
(Gorevic,2004)
3.
signifikan Prioritas masalah yang harus ditangani terutama yang berdamPak menghindari polifarmasi dan terhadap kualitas hidup adalah penting dalam upaya
efek iatrogenik (Gallo
et
al',20O0)'
telah dijelaskan diatas akan dapat Pendekatan yang bersifat umum dan khusus seperti muskuloskeletal pada kualitas mengurangi atau menunda da'mpak proses menua sistem hidup usia lanjut.
170
T{ANGKUNIAN Tclah dibahas tcntang pcrubahan perubalran fisiologik pada struktur daD futgsi
sistcrn muskuloskeletal akibat proscs mcnua. Pcrubahan tersebut mcngakibatkan penurunan kine{a otot dall
a rokinesiologi
sendi yang bcrdarnpak padn beberapa
dimcnsi kualitas hjdup usia Janjut. Pcmahaman terhadap mekanisme timbulnya gangguao kualitas hidup penting dalam upaya mcnunda
drn
mengurangi dampak
kualitas hidup. Pendekrtan u|num dan khusus harus djperhatikan mcngingal kelompok usia laniut yang hctcr-ogen. Ascsmen geriatrik klinik penting terutama bagi/rdil elderh
( sia
laniut dcngan problcrn multipatologik) urluk dapat rnenyusun program yang
dihar-apkan dapat mcngoptirnalkan kualitas hidup tanpa menirrbulkan cfek ialrogenik.
DAFTAIT T'US'I'AKA Adelrnan, A.M.2001 Managing Chlonic lllness dolati A.M. Aclelmen, M.P. Daly & B.D. Weiss (Eds) | 20 Conlntun problems itl Geriatrics, Mcctaw - Hill. Boston, pp :l 16. Al-Abdulwahab, S.S. t999 The Ellects of Aging on muscle strengtlr and iuoctional abiiity of healthy Saudi Arabian Malcs, ,4rn. Saudi Med 19 (3) : 211 l5 Baltcs, M.M. 199,1 Aging wcll and Institutional Living : A. Paradox'l Dalarn R.l'. Abclcs, H.C. Gift & M.G.Ory : Agittg end Quality tF Ld? , Springer I'ublishing Company. New York pp | 185 - 201. Bcnnctt. R.200,1 Addressing musculoskclctal pitin (;e/tlric.\ vol. 59 no 8-pp I I l2 Bocdhi Drrmoio, R. 100,1 Dcrnografi dan Epidemiologi popul{si lanjul usia, 1jrk, Ajar Ccriolri (llnu Kesehatan U,tiu Inniut Edisi 3. Balai Penerbjt FK UI, Jakar-ta, hal | 35 - 55. Brockielrurst. J.C.& Allcn, S.C. 1987 Theory on the nature ()f itging Geriatric Medi(:ine .t'iot Shtdeit 3"1 Ed. Churchill Livingstone, London pp 3 - 12. Gallo, J.J., Fulmcr. T., Paveza, G.J.& Reichel, W. 2000 Handbook ol Geriatdc Assessment 3''r Ecl. An Aspen Publication, Mcrylmd. Gorevic, P.D.2004 Osteoarthdtis, A review of muskuloskelefal aging and treatment issues ir geriatric patients.. Gerl4alicr, vol 59 no 8 | 28 - 32. Hamcrnran, D. 1994 Aging and Musculoskeletal System W.R Hazzard, E.L.Bierman, J.P.Blass, w.H. Etlinger & J.B. Halter (Eds) : Principles ol Geriatdc Medicine and Gerontology :l''r Ed pp.935 - 45 I Io. H.K., Matsubayrshi" K., Wada, T. Kimura, M., Kita, T. & Saijoh, K. 2002 Factors associrted with ADL dependence : A comparative study of residential carac hone med comrDunity dwclling clderly ii liJpan, Gerial c.t and Gerottolo|)' Inrer.2:80 86. Holer'. S.M.&Sfiwinski, M.J.2001 Understanding AgcingGero tolog!4'7:311 -52. Kroenke. K. & Mangelsdorfl, A.D. 1989 Common symptoms in ambulalory cire I jncidence, evaluation, thcrapy, and outcome. Ant J. Mecl86 : 262 66. I-iao, Y., Mc(iec, D.L., Cao, G. & Cooper, R.S. 2000 Quality ol the Last Year of Lite of Older Adulfs r 1986 vs 1993 "LzlM.,{ vol. 283 (4) : 512 - 19 Martin, T.J.2002 Bonc ccils, The 5tr'. Iiternational Training Course on Osteoporosjs for inclustry, Specialist and General Practitioncrs Bali, lntlonesia.
111
Wll Hazzard' E.L.Bicrman. J.P.Blass, W.H. Ettingor & J B IIaLler (Eds) : Principles of Geriatdc Medicine and Gerontology 3'd Ed pp 3 18. Ncumann, D.A.2000 A hrokinesiologic considerations in the Aged Adult d'lld//l A A' ' Gnccione Eds : Gcriatric Phvsical Thera;ry 2n'r Ed Mosby pp t 56 of I-ifc and 1994 Aging R P Abeles, Quality H C & Ory, M.G., Cox, D.M., tlift,
Miflcr, RA, 1994 Thc Biologic of Aging antl Longevily
rktLant
t^1
Celebrating New Discovetics r/.,/.!rtR.P. Abeles, Il.C Gill'& M C Ory (Eds) : Aging dnd Qudlitv of Lit. Spdngcr Publish Company New York Pp i - l 6' Pramantara.b.P. & wasilah Rochmah 2003. Sindroma Cieriatrik yang bcrkdilar dengan gangguan sistcm muskuloskeletal. Naskah Lengkap Ganggudn MuskL oskeletal pada usia Latliul. Rencana Aksi Nasiorral (RAN) untuk kcsejahtcraan Lanjut Usia Depsos RI - UNFPA Hclp Age International. 2003 Robinc, J - M., Ronicu. I.& Cambois, E 1999 Health Expectancy Tndicalors, B&11. IiUtO 77 (2) pp : l81 85 Siddiqui, N.A., Shctty, K.R. & Duthie, EH. 1999 Ostcopotosis in oldel man: Discovering when ang how to treat it, Gelldlrict vol 54 No 9' pp 20 37 Stewart, A.L. & King, AC t994 Conceptualizitlg and Measuring Qualily of l'il'e in Oldcr populataon (lolanR.P. Abeles. H.C. Gift, & M.G' Ory (Eds) : Agi'ry dnd Quality;fLife, Springer Publishing Company' New York pp:2'7 51 Sutiyorur, tOlS Format and Informal Elderly support in Urban and Ru-ral Villages in Indonesia : A case stlldy in Central Java and Bali Provjnce Disscrtflti('l i1 Conrnun it! H eohlt, Univ of Tokyo Svanborg, A., Be;gshom, G. & Mellstrom, D 1982 Epidemilogical studies on Social and Medical conditions of the Elderly' IVHO' Copenhagcn Testa. M.A & Simonson. D.C. 1996 Assessment olQuality o[ life outcomcs' N E'gl J.Med 331 :835 - 40. Thompson, L.V. 2000 Physiological Chongcs associrled uith aging 'l'tkn AA Guccione (Eds): Ge;iatric Physical Therrfy. 2"' Ed Mushy. Lorrdon l'p 2!l 55 Wasilah Rochmah, 2004 Danpak perubahan fisiologis tubuh terhadap kualitas hiclup pada pcriode scgmen akhir kehidupan' Pitlato Petgtrkthan Guru Besar I Petry' Daldr?. Univ Gadjah Mada,Yogyakarla Williamson, J., Smith, R.G& Burley' L.E. lg8'7. Primary Care of the Ellerly : A prdctical ApptoLx:h W right, Bristol
1't2