JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN PEKA (PENGAMATAN KESELAMATAN KERJA) DALAM PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA DI AREA MAIN GATHERING STATION PT X CEPU Muhammad Faizal Reza Ferdiniko, Bina Kurniawan, Ekawati Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : Based on data from the US Bureau of Labor Statistics (2007) there are approximately 5 cases of accidents and occupational diseases each year for every 100 workers (5 cases / 100 workers) or a total of about 4 million dollars every year. PEKA PT X is a program to record unsafe condition, unsafe act and near misses in the workplace PT X.The problem of implementation PEKA is PEKA form has been run each month, but the behavior of workers and in part of HSSE crew to fill out a PEKA form in finding unsafe condition, unsafe act, and near misses are lacking so that the incidence of unsafe condition, unsafe act, and near misses yet decrease. Implementation of PEKA form has been running every month but the interest of workers and HSSE crew to fill out a form PEKA still less so that the incidence of unsafe condition, unsafe act, and near misses has not decreased. This study aims to determine the factors that may affect the implementation of PEKA in Main Gathering Station PT X Cepu. This research is a descriptive qualitative with indepth interviews. The subjects of this study amounted to 6 people as the key informants and 2 as an triangulation informant. The results showed key informants already know the definition, function, purpose and entitled workers to fill PEKA, but some key informants did not know PEKA accountability. Attitudes and skills of key informants already know how charging PEKA, but there has been no interest in workers. Availability of PEKA form in the workplace. Socialization is held when the safety induction, safety briefing, safety talk, and HSE training. The regulation and reward has been existing, but punishment has not been carried out. The main informant argued that there has been no follow-up about PEKA. X company need to provide socialization PEKA regularly in order to avoid misunderstandings between the function of X company and workers. Follow-up and real evidence of PEKA also needed for all workers know about PEKA process. Key Words
: Implementation, PEKA, Accident Control
534
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
PENDAHULUAN
demikian, kasus kecelakaan kerja di
Latar Belakang
Indonesia
Statistik 80%
mengungkapkan
kecelakaan
disebabkan
masih
relatif
bahwa
dibandingkan
dengan
oleh
Berdasarkan
hasil
negara penelitian
bila lain. yang
perbuatan yang tidak selamat (unsafe
diadakan
act), dan hanya 20% oleh kondisi yang
kecelakaan kerja, Indonesia menempati
(1)
urutan ke-152 dari 153 negara yang
tidak
selamat
(unsafe
condition).
ILO
tinggi
mengenai
standar
diteliti. (3)
Berdasarkan data dari the Bureau of Labor Statistics Amerika (2007) terdapat
Berdasarkan data dari pusat data
kasus sekitar 5 kecelakaan dan penyakit
dan informasi ketenagakerjaan badan
akibat kerja per tahun untuk setiap 100
penelitian pengembangan dan informasi
pekerja (5 kasus /100 pekerja) atau total
kementerian
sekitar 4 juta dollar per tahun. Banyaknya
Indonesia pada triwulan IV tahun 2014
jumlah
menderita
terdapat data kecelakaan di Indonesia
kecelakaan termasuk penderitaan yang
sebesar 14.519 kasus dengan jumlah
dialami oleh keluarga korban, patut untuk
korban14.257
mendapatkan perhatian yang serius dan
Tengah masuk ke dalam peringkat ke dua
nyata. Menurut The Occupational Safety
setelah provinsi Jawa timur yaitu jumlah
and Health Administration (OSHA), untuk
kecelakaan
mengurangi
sebesar 3.080 kasus dengan jumlah
pekerja
yang
banyaknya
korban
kasus
harus
kriminal
diletakkan bisnis
sebagai
yang
orang.
di
republik
Provinsi
provinsi
Jawa
Jawa
tengah
korban 3.107 orang. (4)
kecelakaan kerja di industri, maka kasus kecelakaan
ketenagakerjaan
Kecelakaan
harus
kejadian
yang
kerja tidak
adalah
suatu
diduga,
tidak
dipertanggung jawabkan oleh pemilik dan
dikehendaki
manager perusahaan. (2)
kerugian baik jiwa maupun harta benda.
Setiap jamnya, sedikitnya terjadi
dan
dapat
Kecelakaan kerja dapat
menyebabkan
menimbulkan
satu kasus kecelakaan kerja di Indonesia.
kerugian
Data Departemen Tenaga Kerja dan
pemerintah dan masyarakat sekitarnya.
Transmigrasi menyebutkan bahwa pada
Pada
tahun
disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia
2010 sedikitnya terjadi 65.000
bagi
umumnya
pekerja,
pengusaha,
kecelakaan
kerja
kasus kecelakaan kerja dimana jumlah ini
dan lingkungan. Faktor
telah
tindakan tidak aman dari manusia seperti
mengalami
dibandingkan
tahun
penurunan 2009
bila
sebanyak
sengaja
96.314 kasus kecelakaan kerja. Walaupun
melanggar
manusia yaitu
peraturan
keselamatan kerja yang di wajibkan, 535
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
kurang terampilnya pekerja itu sendiri.
X.
Sedangkan
Mengunjungi, Mengobservasi Mengoreksi,
faktor
lingkungan
yaitu
yang menyangkut antara lain peralatan mesin-mesin,
PEKA
antara
lain
Berdasarkan wawancara oleh operator
frekuensi
HSSE dan data yang diperoleh dari
terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak
temuan persentase dari kejadian tersebut
terjadi karena faktor manusia, karena
adalah unsafe condition 40 %, unsafe act
manusia yang paling banyak berperan
50 % dan near miss 10 %. Near miss
dalam menggunakan peralatan kerja yang
menjadi
semakin
diperhatikan karena dapat menimbulkan
canggih
perusahaan.
tetapi
dari
dan Melaporkan. (6)
keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
atau
Tahapan
dan
modern
di
(5)
kejadian
yang
lebih
penting
kecelakaan kerja di tempat kerja. Kejadian
PT X adalah perusahaan negara yang
unsafe condition, unsafe act dan near
bergerak dibidang peminyakan meliputi
miss di PT X masih terjadi serta pekerja
eksplorasi dan eksploitasi yang berlokasi
masih belum memiliki minat untuk mengisi
di Jalan Gajah Mada 1 Cepu, Blora, Jawa
formulir PEKA di tempat kerja PT X.
Tengah. PT. X dalam proses produksinya
Oleh sebab itu penulis mengadakan
mempunyai faktor bahaya di tempat kerja
penelitian mengenai Analisis Faktor Yang
yang berupa sifat fisik, kimia, biologi,
Berpengaruh
ergonomi, psikologi dan potensi bahaya
Peka (Pengamatan Keselamatan Kerja)
seperti kebakaran, peledakan, kecelakaan
dalam Pengendalian Kecelakaan Kerja di
kerja,
Area Main Gathering Station PT X Cepu.
penyakit
pencemaran
akibat
lingkungan
kerja yang
dan
METODE PENELITIAN
maupun masyarakat sekitar. Pengamatan Kerja
(PEKA)
Pelaksanaan
dapat
membahayakan keselamatan tenaga kerja
Keselamatan
Terhadap
Jenis penelitian yang digunakan oleh
adalah
penulis adalah jenis penelitian deskriptif
observasi dan koreksi keselamatan kerja
dengan metode kualitatif. Pengambilan
terhadap tindakan dan/atau kondisi tidak
sampel dalam penelitian ini menggunakan
aman di lokasi kerja yang dilakukan oleh
purposive
Pekerja PT X dan Mitra Kerja, serta
dalam penelitian ini adalah 3 orang crew
membuat laporan hasil Pengamatan pada
HSSEdan 3 orang pekerja pengawas di
lembar PEKA. Lembar PEKA adalah
Main Gathering Station (MGS) PT X.
formulir yang digunakan untuk mencatat
Informan triangulasi dalam penelitian ini
Unsafe Act dan/atau Unsafe Condition
adalah safety officer HSSE dan general
dan/atau Near Miss di lingkungan kerja PT
sampling.
Informan
utama
affair HSSE PT X.. Pengumpulan data 536
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
penelitian
dilakukan
dengan
cara
(e-Journal) 2356-3346)
macam antara lain 27 tahun, 8 tahun, 20
wawancara mendalam (indepth interview)
tahun, 6 tahun dan dua orang 2 tahun.
kepada informan utama serta melakukan
Informan
triangulasi
peneliti
observasi mengenai pelaksanaan PEKA
mengambil safety officer PT X dan
sesuai dengan TKO PEKA.
General Affair PT X, dimana informan
Keabsahan dilakukan
data
dengan
dalam
triangulasi
ini
adalah
pihak
yang
triangulasi.
mengelola PEKA di PT X. Usia dari
Dalam penelitian ini triangulasi yang
informan triangulasi ini adalah 28 tahun
digunakan adalah triangulasi metode dan
dan 39 tahun. Pendidikan terakhir dari
triangulasi sumber.
informan
Reliabilitas
teknik
penelitian
dalam
penelitian
triangulasi
ini
antara
lain
ini
pendidikan terakhir safety officer adalah
dilakukan dengan pengecekan ulang atau
D3 dan pendidikan terakhir general affair
verifikasi terhadap uraian yang telah
adalah SMA. Masa kerja dari informan
diungkapkan oleh informan sesuai dengan
triangulasi ini adalah 6 tahun dan 21
informasi konkret yang ditemukan oleh
tahun.
peneliti selama dilapangan. Analisis Faktor Predisposisi
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengetahuan
Karakteristik Informan
Pengetahuan
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
wawancara
baik yaitu PEKA yang mereka definisikan adalah suatu fasilitas di PT X untuk
utama dan 2 informan triangulasi. Semua
mencatat temuan unsafe condition, unsafe
informan berjenis kelamin laki-laki dan
act, near miss di wilayah kerja PT X yang
masih aktif bekerja di PT X. Informan
bertujuan untuk menghindari terjadinya
utama yang diteliti adalah 3 orang crew
kecelakaan
HSSE dan 3 informan utama lainnya
meningkatkan
adalah pekerja di area main gathering
kepedulian
dapat pekerja
menurut informan triangulasi pengertian
37 tahun.
PEKA sudah dimengerti oleh semua
Pendidikan terakhir dari keenam informan
pekerja
utama adalah SMA. Masa kerja dari utama
serta
HSE Golden Rules PT X. Sedangkan
utama penelitian yaitu 51 tahun, 39 tahun
informan
kerja
mengenai aspek HSE guna mencapai
station PT X. Usia keenam informan
keenam
utama
mengenai pengertian PEKA sudah cukup
mendalam
(indepth interview) terhadap 6 informan
2 orang, 43 tahun, 30 dan
informan
di
Berdasarkan
bermacam537
semua
fungsi
wawancara
PT
X.
mendalam
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(indepth utama
interview) mengenai
terhadap siapa
informan
yang
informan
berhak
utama
diadakannya
(e-Journal) 2356-3346)
mengenai
PEKA
tujuan
mendapat
respon
mengisi PEKA ini, semua informan utama
dimana informan utama sudah mengerti
mengetahui tentang siapa yang berhak
bahwa tujuan PEKA tersebut adalah untuk
mengisi PEKA namun hanya 1 informan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
utama yang mengetahui bahwa tamu
mengurangi temuan unsafe condition,
perusahaan
PEKA
unsafe act, near miss, meningkatkan
tersebut. Menurut informan triangulasi
kepedulian pekerja tentang aspek HSE
berdasarkan
dan
dapat
mengisi
wawancara
mendalam,
membudayakan
budaya
safety.
pekerja di PT X ini sudah mengetahui
Menurut informan triangulasi mengenai
bahwa semua pekerja memiliki hak untuk
tujuan
mengisi PEKA dimanapun dia berada di
mengetahui tentang tujuannya PEKA ini
wilayah
diadakan di PT X.
kerja
PT
X.
Berdasarkan
wawancara mendalam (indepth interview) terhadap
informan
utama
PEKA
ini,
pekerja
sudah
2. Sikap
mengenai
Wawancara
mendalam
(indepth
tanggung jawab PEKA ini 4 informan
interview) yang sudah dilakukan oleh
utama masih belum mengerti. Sebagian
peneliti
besar pekerja di PT X masih menganggap
mengenai
bahwa pertanggung jawaban PEKA di PT
apabila
X ini adalah sepenuhnya tanggung jawab
condition,
HSSE sehingga kekurangan di program
didapatkan respon bahwa 1 informan
PEKA ini ditujukan kepada manajemen
utama langsung menulis PEKA dengan
fungsi
menegur terlebih dahulu pelaku unsafe
HSSE.
Menurut
informan
terhadap
informan
bagaimana menemukan unsafe
utama
sikap
pekerja
temuan
unsafe
act,
near
miss
triangulasi juga mereka menyadari bahwa
condition,
tanggung jawab PEKA ini pekerja masih
Kemudian 2 informan utama memberikan
beranggapan
respon menegur pelaku unsafe condition,
tanggung
bahwa jawab
HSSE
memliki
penuh
denga
unsafe
unsafe
act,
near
act,
near
miss,
miss.
memberikan
pelaksanaan PEKA. Pengelolaan PEKA
tindakan
memang adalah tanggung jawab HSSE
kemudian
namun pertanggung jawab pelaksanaan
hanya
PEKA adalah tanggung jawab semua
peneliti hanya 1 informan utama. Respon
fungsi dan semua pekerja.(6)
tidak
Wawancara sudah
dilakukan
mendalam peneliti
yang
langsung
apabila
menuliskan
menuliskan
mengisi
diperlukan
PEKA.
PEKA,
dengan
Respon
didapatkan
alasan
malas
mengisi karena belum ada dampak yang
terhadap
dirasa 538
pekerja
dari
program
PEKA,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
didapatkan peneliti 2 informan utama.
bahwa formulir PEKA yang terdapat di
Menurut informan triangulasi sebagian
kantor area main gathering station PT X
besar pekerja memang masih belum
tidak
memiliki minat penuh dalam pengisian
sehingga formulir PEKA selalu tersedia di
PEKA, hal ini diakuinya dalam wawancara
area main gathering station. Menurut
mendalam (indepth interview) dengan
informan triangulasi sebagai pengelola
peneliti namun juga terdapat pekerja yang
PEKA harus selalu menyediakan PEKA,
sudah paham betul mengenai program
agar
PEKA tersebut.
menemukan temuan unsafe condition,
pernah
mengalami
apabila
ada
kekurangan
pekerja
yang
Berdasarkan wawancara mendalam
unsafe act, near miss langsung dapat
dengan informan utama mengenai alasan
dicatat ke formulir PEKA. Hal ini juga
pekerja mengisi PEKA didapatkan respon
sesuai dengan TKO PEKA di PT X.
bahwa pekerja sudah menyadari bahwa
Berdasarkan wawancara mendalam
wilayah kerja PT X sangat beresiko tinggi
terhadap
dan
besar
penempatan formulir PEKA di area main
sehingga
gathering station PT X didapatkan respon
untuk menghindari suatu kecelakaan kerja
bahwa semua informan utama sudah
tersebut
mengerti akan penempatan PEKA yang
sangat
terjadinya
PEKA.
berkemungkinan
kecelakaan
maka
kerja
diadakanlah
Wawancara
dilakukan
peneliti
triangulasi
juga
program
mendalam kepada
informan
utama
mengenai
yang
ditempatkan di kantor area main gathering
informan
station, dan mudah dilihat oleh pekerja,
respon
mitra kerja serta tamu. Menurut informan
memberikan
bahwa semua pekerja, dan mitra kerja
triangulasi
sudah mengetahui tentang maksud dan
sejalan dengan respon informan utama
tujuan pekerja dan mitra kerja mengisi
yaitu ditempatkan di kantor area main
PEKA karena sosialisasi juga sudah
gathering station PT X.
dilakukan.
didapatkan
respon
yang
2. Keterampilan Wawancara
Analisis Faktor Pemungkin
(indepth
interview) yang sudah dilakukan oleh
1. Ketersediaan PEKA Wawancara
mendalam
peneliti
mendalam
terhadap
informan
utama
(indepth
mengenai keterampilan pengisian PEKA
interview) yang sudah dilakukan peneliti
didapatkan respon bahwa secara umum
terhadap
informan utama sudah memahami tentang
informan
ketersediaan
PEKA
utama di
mengenai area
main
pengisian PEKA namun 4 informan utama
gathering station PT X didapatkan respon
masih belum memahami tentang kolom 539
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tindakan
langsung
sehingga
mereka
mengenai
hanya menulis dan tidak memberikan
sosialisasi
tindakan
bahwa
secara
langsung
apabila
alasan
(e-Journal) 2356-3346)
dilaksanakannya
PEKA
didapatkan
respon
pekerja
menyadari
akan
menemukan temuan tersebut. Menurut
pentingnya menciptakan suatu budaya
informan triangulasi didapatkan respon
safety sehingga PEKA menjadi salah satu
bahwa mereka mengakui jika pekerja
program
seharusnya sudah mengetahui tentang
safety tersebut. Tahapan PEKA dan
cara pengisian PEKA karena pekerja
tujuan
sudah diberi sosialisasi terkait PEKA
disosialisasikan kepada pekerja sehingga
tersebut.
sosialisasi
3. Sosialisasi PEKA Wawancara
untuk
PEKA
menciptakan
sangat
sangat
dilaksanakan.
mendalam
budaya
penting
perlu
untuk
untuk
Menurut
informan
(indepth
triangulasi
didapatkan
interview) yang sudah dilakukan oleh
sosialisasi
sangat
peneliti
utama
meningkatkan kepedulian pekerja dalam
mengenai bagaimana pekerja mendapat
hal aspek HSE terutama di area main
informasi PEKA di PT X, didapatkan
gathering station PT X.
terhadap
respon
bahwa
informan
pekerja
Analisis Faktor Penguat
kantor, safety induction, safety briefing,
1. Peraturan PEKA
safety
diselipkan
talk.
Sosialisasi
pada
bahwa
penting
untuk
mendapat
informasi PEKA melalui pelatihan HSE di
dan
respon
PEKA
Wawancara
kegiatan-kegiatan
mendalam
(indepth
interview) yang sudah dilakukan oleh
tersebut sehingga sosialisasi PEKA tidak
peneliti
berdiri sendiri.
mengenai bagaimana peraturan PEKA di
tersebut
Pelaksanaan kegiatan
dilakukan
terhadap
informan
utama
sewaktu-waktu
PT X didapatkan respon bahwa peraturan
sehingga tidak secara rutin dilakukan.
peka sudah diatur kedalam TKO PEKA
Menurut informan triangulasi didapatkan
namun keberlanjutan atau tindak lanjut
respon bahwa mereka juga menyadari
PEKA yang masih belum dilaksanakan
sosialisasi PEKA memang sudah jarang
secara maksimal sehingga formulir PEKA
digalakkan kembali sehingga membuat
hanya
minat
program. Menurut informan triangulasi
pekerja
untuk
mengisi
PEKA
menurun.
sebagai
formalitas
peraturan mengenai PEKA sudah berjalan
Wawancara
mendalam
(indepth
namun minat pekerja untuk mengisi PEKA
interview) yang sudah dilakukan oleh peneliti
dianggap
terhadap
informan
mengalami penurunan.
utama 540
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Berdasarkan wawancara mendalam terhadap
informan
utama
kurang
juga
menjadi
(e-Journal) 2356-3346)
faktor
utama
mengenai
masalah pelaksanaan PEKA tersebut.
punishment dan reward mengenai PEKA
Menurut informan triangulasi didapatkan
didapatkan respon bahwa reward sudah
respon bahwa pekerja belum memahami
diberikan kepada pengisi PEKA namun
betul tentang PEKA sehingga tindak lanjut
punishment dirasa masih belum tegas
yang sudah bukan tanggung jawab HSSE
karena hanya diberikan teguran terhadap
masih dilimpahkan ke HSSE sebagai
pelaku unsafe condition, unsafe act, dan
pengelola PEKA.
near miss. Alasan mengenai diberikannya punishment dan reward pekerja sepakat
Analisis Hasil Obervasi Pelaksanaan
untuk memotivasi pekerja agar senantiasa
PEKA
berperilaku aman dan mengkondisikan
Hasil
observasi
mengenai
lingkungan kerja yang aman serta dapat
pelaksanaan PEKA yaitu didapatkan 3
menambah
konten yang masih belum sesuai dengan
minat
untuk
pengisian
PEKA.
triangulasi
didapatkan
melakukan
Menurut
informan
respon
TKO
(Tata
Kerja
Organisasi)
PEKA
bahwa
(Pengamatan Keselamatan Kerja) No.B-
memang punishment dari PEKA belum
020/A3.2/EP8000/2014-SO. Konten yang
memiliki ketegasan kepada pekerja hanya
masih belum
teguran yang diberikan sehingga budaya
sebagai berikut.
safety di PT X masih kurang, sedangkan
sesuai tersebut adalah
Tindakan secara langsung pekerja
reward untuk pekerja yang mengisi PEKA
mengenai
sudah diberikan.
unsafe act, near miss masih belum
temuan
unsafe
condition,
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pekerja 2. Pendapat
masih belum paham betul mengenai
Berdasarkan wawancara mendalam terhadap
informan
utama
konten
mengenai
tindakan
langsung
PEKA
itu
sendiri dimana pekerja dapat melakukan
pendapat pekerja terhadap pelaksanaan
tindakan
PEKA di PT X didapatkan respon bahwa
tersebut dapat teratasi langsung. Keahlian
pekerja belum merasakan tindak lanjut
pekerja yang tdak sesuai temuan juga
mengenai
menjadi faktor penting dalam tindakan
PEKA
tersebut
sehingga
langsung
sehingga
temuan
apabila ada temuan unsafe condition,
langsung
unsafe act, dan near miss masih belum
condition, unsafe act, near miss di main
mendapat tanggapan atau tindak lanjut
gathering station PT X.
dari fungsi lain. Koordinasi yang masih 541
terhadap
temuan
unsafe
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
Tindakan fungsi lain untuk mengatasi
Faktor pemungkin yang terdiri dari
temuan unsafe condition, unsafe act, dan
ketersediaan PEKA, keterampilan pekerja
near miss juga masih belum dilakukan
dalam mengisi PEKA dan sosialisasi
sehingga
PEKA
pelaksanaan
PEKA
masih
ini
didapatkan
ketersediaan
yang masih belum terkoordinasi secara
karena memang tidak pernah mengalami
baik menjadi faktor utama tindak lanjut
kekurangan
PEKA ini sehingga kepercayaan pekerja
yang mudah dilihat sehingga pekerja
mengenai PEKA sangat kurang.
dapat mudah untuk mencari dan mengisi
juga masih belum ada
formulir
serta
PEKA.
sangat
bahwa
belum maksimal. Komunikasi antar fungsi
Punishment
PEKA
hasil
maksimal
penempatan
Keterampilan
PEKA
pekerja
hal ini belum sesuai dengan TKO PEKA
sudah cukup baik namun dalam hal
yang terdapat sanksi dari atasan pekerja
tindakan
mengenai kejadian unsafe act, unsafe
masih belum paham. Sosialisasi PEKA
condition dan near miss yaitu berupa surat
mengalami kekurangan karena sosialisasi
panggilan dari atasan pekerja tersebut
diberikan sewaktu-waktu yaitu pada saat
mengenai tindakan tidak aman pekerja
terdapat kegiatan safety induction, safety
yang dilakukan di area kerja mereka.
briefing, safety talk, dan pelatihan HSE di
langsung
sebagian
pekerja
kantor sehingga pekerja masih belum Analisis Faktor yang mempengaruhi
memiliki minat penuh dalam hal pengisian
Plaksanaan PEKA
PEKA.
Faktor predisposisi yang terdiri dari
Faktor
penguat
yang
terdiri
dari
pengetahuan dan sikap sudah cukup baik
peraturan PEKA dan pendapat pekerja
namun pekerja belum mengetahui betul
mengenai pelaksanaan PEKA di PT X,
mengenai pertanggung jawaban PEKA.
didapatkan hasil bahwa peraturan PEKA
Sebagian sikap informan utama mengenai
yang didasari oleh TKO PEKA sudah
temuan unsafe condition, unsafe act dan
berjalan namun tindak lanjut PEKA yang
near miss sudah cukup bagus yaitu
masih
melakukan tindakan langsung, menegur,
maksimal. Pendapat pekerja mengenai
serta mengisi PEKA namun sebagian
program PEKA tersebut juga membahas
informan utama mengalami penurunan
tentang tindak lanjut PEKA yang masih
minat dalam mengisi PEKA. Hal ini
belum dilaksanakan secara maksimal.
dikarenakan tindak lanjut PEKA yang
belum
Dari
belum dirasakan secara maksimal oleh
dijelaskan
pekerja.
dilaksanakan
penjelasan bahwa
secara
tersebut
dapat
pelaksanaan
PEKA
sudah berjalan namun berbagai tindakan 542
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
dari pekerja maupun keseluruhan fungsi
2. Faktor-faktor
untuk mengatasi temuan unsafe condition,
pelaksanaan
unsafe act, dan near miss masih belum
pengetahuan pekerja terhadap PEKA,
ada. Sosialisasi mengenai PEKA juga
sikap pekerja, ketrampilan pekerja
dirasa
masih
dalam
karena
pekerja
mengalami masih
kekurangan
belum
paham
yang
mempengaruhi
PEKA
mengisi
adalah
PEKA,
sosialisasi
PEKA, peraturan PEKA, pendapat
secara merata mengenai PEKA. Tindakan
pekerja.
yang cepat untuk mengatasi suatu temuan
3. Pelaksanaan PEKA sudah berjalan
juga dibutuhkan di area main gathering
cukup baik di PT X. Hal ini dibuktikan
station PT X karena area ini memiliki
bahwa
resiko yang cukup tinggi.
berjalan lancar untuk memproses
pengelolaan
PEKA
sudah
temuan PEKA yang dilanjutkan ke KESIMPULAN
fungsi lain atau komite HSE namun
1. Pelaksanaan PEKA di PT X ini terdiri dari
tahap
pengamatan
berbagai
tindakan
dari
pekerja
temuan
maupun keseluruhan fungsi untuk
unsafe condition, unsafe act, near
mengatasi temuan unsafe condition,
miss, memberikan tindakan langsung
unsafe act, dan near miss masih
apabila diperlukan, mengisi formulir
belum
PEKA dengan pelaku mengetahui jika
PEKA juga dirasa masih mengalami
pengamat mengisi (waktu, lokasi,
kekurangan karena pekerja masih
jenis
belum
temuan,
langsung,
temuan,
saran,
tindakan
tanda
tangan
ada.
Sosialisasi
paham
mengenai
mengenai
secara
PEKA.
merata
Tindakan
yang
pengamat), memasukkan ke PEKA
cepat untuk mengatasi suatu temuan
box,
juga
petugas
mengambil
setiap
dibutuhkan
di
area
main
minggu, kemudian memasukkan ke
gathering station PT X karena area ini
PEKA online, kemudian dimasukkan
memiliki resiko yang cukup tinggi.
ke
PIC/fungsi
tersebut tindakan,
terkait,
langsung apabila
lalu
fungsi DAFTAR PUSTAKA
mengambil
temuan
1. Bennett
dalam
Silalahi
N.B,
Silalahi
B.
kategori berat di masukkan ke rapat
Rumondang.
komite HSE dahulu kemudian baru
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
dilakukan tindakan untuk mengatasi
Jakarta :
temuan tersebut.
Pressindo, 1991.
543
PT.
Manajemen
Pustaka
Binaman
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2. Tarwaka. Dasar-dasar Keselamatan Kerja serta Pencegahan Kecelakaan di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press, 2012.
3. Depnakertrans, RI. Pengawasan K3 Penanggulangan
Kebakaran,
Evaluasi dan Penunjukkan Calon Ahli K3. Jakarta : s.n., 2010.
4. —.
Tipe
Kecelakaan
Kerja
di
Indonesia menurut Provinsi triwulan IV
tahun
2014.
http://pusdatinaker.balitfo.depnakertra ns.go.id/viewpdf.php?id=398. [Online] Depnakertrans RI, 2014. [Diakses 30 Maret 2015.]
5. P.K., Suma'mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Gunung Agung, 1996.
6. Tata
Kerja
Pengamatan
Organisasi
(TKO)
Keselamatan
Kerja.
2014.
544
(e-Journal) 2356-3346)