RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Jumat, 26 Agustus 2011
- IMAS beli saham MASA sebanyak 1,1%. - WIKA-Cheng-Da tangani EPC Rp. 1,3 Triliun. - BTEL kaji emisi obligasi. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW
Minat bertransaksi pelaku pasar terlihat mulai berkurang pada perdagangan kemarin. Iklim pasar saham global yang cukup kondusif tidak banyak mendorong aksi beli. Ini tercermin dari penguatan IHSG yang sempat naik 39 poin pada sesi awal perdagangan tidak bertahan lama, dan akhirnya IHSG ditutup melemah tipis 2,643 poin ke posisi 3844,377. Volume dan nilai transaksi di Pasar Reguler kemarin hanya mencapai 3,31 miliar saham dan Rp.2,82 triliun turun dari rata-rata harian pekan lalu dimana volume mencapai 5,47 miliar saham dengan nilai transaksi harian rata-rata mencapai Rp.5,43 triliun. Sedangkan aksi jual investor asing masih terus berlangsung, mencapai Rp.317,96 miliar pada perdagangan kemarin. Aksi jual terutama dialami sahamsaham pertambangan dan utilitas, sedangkan aksi beli tertuju pada saham perbankan. Hari ini merupakan hari terakhir perdagangan di bulan Agustus. Pekan depan pasar libur selama sepekan penuh. IHSG diperkirakan masih akan begerak dalam rentang konsolidasi sekitar 30-50 poin dengan kecenderungan melemah. Aksi beli selektif diperkirakan akan dialami beberapa emiten lapis dua dan tiga terkait isu individualnya, seperti saham sektor industri semen, properti dan infrastruktur seperti jalan tol. Sementara tadi malam perkembangan bursa Wall Street kurang menggembirakan. Indeks DJIA terkoreksi 1,5% dan indeks S&P500 turun 1,6%. Penurunan ini merespon data tenaga kerja yang kurang menggembirakan dan terimbas penurunan saham di Jerman. Melihat kondisi pasar global yang masih berfluktuasi, hari ini minat melakukan pembelian akan kembali terbatas dan level support IHSG akan diuji di 3790 dan resisten di 3875. IHSG 3790-3875
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
Di Luar Prediksi, Pengajuan Klaim Pengangguran AS Membengkak Pekan Lalu . Tingkat klaim pengangguran AS secara tidak terduga melonjak pada pekan lalu. Hal itu terdongkrak akibat aksi mogok tenaga kerja di Verizon Communications Inc. Data Tenaga Kerja AS menunjukkan, tingkat klaim pengangguran AS naik sebanyak 5.000 klaim menjadi 417.000 pada minggu yang berakhir 20 Agustus. Padahal, ekonom yang disurvei Bloomberg News memproyeksikan adanya penurunan klaim pengangguran menjadi 405.000. Setidaknya, sekitar 8.500 aplikasi klaim diajukan oleh pekerja Verizon pada minggu lalu. (Kontan Online) BTEL Kaji Emisi Obligasi. PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengkaji penerbitan obligasi dan pembiayaan vendor untuk belanja modal tahun depan sebear USD 150 juta - USD 180 juta. Masih dikaji mengenai penerbitan obligasi tersebut, selain obligasi opsi yang sedang dikaji adalah vendor financing. Penerbitan obligasi tersebut rencananya akan digunakanoleh perseroan untuk membiayai kembali utang Rp. 650 miliar yang jatuh tempo tahun depan. (Bisnis Indonesia) Dian Swastatika Dirikan DSSP Power Sumsel. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) bersama dengan anak usahanya yaitu PT Golden Energy Mines (GEMS) telah menandatangani akta pendirian PT DSSP Power Sumsel pada 23 Agustus 2011. Nantinya, kepemilikan perseroan dan GEMS atas DSSP ini adalah masingmasing sebesar 95 persen dan lima persen. Sekadar informasi, DSSP merupakan special purpose company (SPC) yang dibentuk sebagai tindak lanjut dari penunjukkan konsorsium DSS sebagai preferred bidder oleh PT PLN (persero) dalam tender proyek PLN untuk pengadaan PLTU Mulut tambang Sumsel-5 yang berkapasitas 2x150 MW sesuai dengan pengumuman PLN pada beberapa waktu yang lalu. Pembangunan PLTU tersebut direncanakan akan berlangsung dari 2012 hingga 2015 sehingga diharapkan PLTU Mulut tambang Sumsel-5 tersebut dapat beroperasi secara komersial mulai 2015. (Okezone) WIKA - ChengDa Tangani EPC Rp. 1,3 Triliun. PT. Wijaya Karya Tbk (WIKA) bersama ChengDa Engineering Corporation of China menggarap proyek rekayasa, pengadaan dan konstruksi (engineering, procrument dan construction/EPC) PLTU di Kalimantan Selatan. Nilai kontrak pembangkit listrik tersebut berkapasitas 2x25 megawatt (MW) itu senilai Rp. 1,3 triliun. Dalam proyek tersebut ChengDa memiliki porsi sebesar 73% sisanya dimiliki oleh WIKA. ChengDa dan WIKA akan merampungkan pembangunan PLTU tahun ini. (Investor Daily)
Indomobil Beli Saham Multistrada di Pasar. PT. Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) melalui anak usahanya PT. Central Solo Agency membeli 67,4 juta (1,1%) saham PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) di pasar dengan harga pembelian berkisar Rp. 465-550 per saham. Sejalan dengan itu kepemilikan saham CSA ke MASA meningkat dari 9,85 menjadi 10,9%. PVP XVII Pte Ltd masih menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi 26,09%. (Investor Daily) Penjualan Properti Sinarmas Capai Rp 2 Triliun. Penjualan properti masih mendominasi pendapatan dua perusahaan properti milik Sinarmas Grup, yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Duta Pertiwi (DUTI). Sampai saat ini, marketing sales konsolidasi dua perusahaan ini mencapai Rp 2,2 triliun. Sedangkan recurring income Rp 400 miliar. Sekadar informasi, pendapatan kedua perusahaan ini dikonsolidasikan karena BSDE mengakuisisi DUTI, tahun lalu. Manajemen BSDE menargetkan, kedua segmen ini bisa mencapai Rp 4 triliun di akhir tahun nanti. Rinciannya, Rp 3,4 triliun untuk marketing sales atau pendapatan pra-penjualan, dan Rp 600 miliar untuk recurring income atau pendapatan berkelanjutan. (Kontan Online) Laba WIKA Di Semester I Hanya Naik Tipis. Sepanjang paruh pertama 2011, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih kenaikan penjualan hingga 31,47% atau setara dengan Rp 3,31 triliun dibanding Rp 2,5 triliun pada periode yang sama. Meski penjualan naik kencang, namun emiten pelat merah ini hanya mencatat pertumbuhan laba bersih minim yakni dari Rp 140,7 miliar menjadi Rp 141,46 miliar. Turunnya laba bersih lantaran pada semester I 2010 lalu WIKA mendapat tambahan pemasukan sekitar Rp 30 miliar lantaran sukses menjual anak usahanya yakni Solar Water Heater. Pihaknya tetap optimis bakal meraih target penjualan Rp 12 triliun. (Kontan Online) Proyek INDY Diharap Berproduksi Kuartal I-2012. PT Indika Energy Tbk (INDY) menuturkan proyek perseroan Cirebon Electrical Power (CEP) dapat berproduksi secara komersial pada kuartal-I 2012. Perseroan pun juga menargetkan akhir tahun ini proyek yang merupakan kerja sama dengan PT Cirebon Electrical Power dapat dilakukan comisioning atau semacam trial. Dalam artian ketika pembangunannya selesai perseroan akan mencoba untuk pertama kalinya CEP tersebut sebelum dilakukannya produksi secara komersial. Seperti diketahui, pembangunan Cirebon Electrical Power tersebut berkapasitas sebesar 660 megawatt. (Okezone)
LAPORAN KEUANGAN
SAHAM PILIHAN PGAS 2825-3400. Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) kemarin kembali mengalami tekanan jual. Harga sahamnya kemarin sempat ditransaksikan di Rp.2975. Sebelumnya harga saham PGAS juga pernah turun ke Rp.2950 (9/8) namun berhasil rebound hingga Rp.3375 (15/8). Harga sahamnya yang di bawah Rp.3000 tersebut merupakan harga terendahnya sejak Juni 2009 lalu. Tekanan jual atas saham perseroan sepanjang Agustus ini dipengaruhi kekhawatiran akan prospek labanya ke depan menyusul sejumlah berita yang kurang menguntungkan terkait bisnis perseroan. Keinginan BP Migas agar perseroan menaikkan harga beli gasnya karena dinilai tidak sesuai dengan harga pasar saat ini diperkirakan akan menekan marjin laba perseroan. Harga beli gas perseroan saat ini rata-rata USD2,6/mmbtu, sedangkan harga jualnya rata-rata USD6,9/mmbtu. Kenaikan harga beli gas perseroan apabila tidak bisa diikuti dengan kenaikan harga jual dalam besaran yang sama berpotensi menekan marjin perseroan dimana saat ini marjin EBITDA masih berkisar 50%. Sementara di sisi lain perseroan saat ini masih menghadapi problem keterbatasan pasokan gas. Hal ini kemudian diperburuk dengan rencana Santos sebagai operator gas di blok Maleo akan menghentikan sementara, sekitar 15 hari, pasokannya ke perseroan Oktober mendatang disebabkan adanya perbaikan fasilitas produksi. Selama ini ladang gas tersebut memasok sebanyak 90 mmscfd dari kebutuhan industri disana sebanyak 128 mmscfd. Sementara kinerja perseroan hingga semester I tahun ini (1H11) tidak sesuai dengan perkiraan pelaku pasar sebelumnya. Pendapatan perseroan turun 1,23% menjadi Rp.9,4 triliun dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.9,5 triliun. Secara kuartalan, pendapatan perseroan pada kuartal kedua 2011 (2Q11) juga turun menjadi hanya Rp.4,66 triliun dibandingkan kuartal pertama 2011 (1Q11) sebesar Rp.4,74 triliun. Sedangkan beban pokok pendapatan pada 1H11 naik 2,3%. Ini mengakibakan marjin kotor turun menjadi 62,6% dari 63,5% pada periode yang sama 2010. Laba usaha perseroan pada 1H11 turun 1,12% mencapai Rp.4 triliun dari Rp.4,6 triliun. Ini juga mengakibatkan marjin laba usaha turun dari 48% menjadi hanya 43%. Di bottom line, perseroan hanya mengalami kenaikan laba bersih tipis 1,3% mencapai Rp.3,25 triliun dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.3,21 triliun. Pertumbuhan laba yang tipis ini di bawah pertumbuhan laba pada 1Q11 yang mencapai 19%. Selama 2Q11, laba bersih yang diperoleh hanya Rp.1,2 triliun dibandingkan laba bersih 1Q11 yang mencapai Rp.2,10 triliun. Perolehan laba bersih hingga 1H11 tersebut hanya 46% dari target laba bersih tahun ini sebesar Rp.7,06 triliun. Kondisi ini membuat proyeksi laba tahun ini sulit tercapai. Tahun lalu laba bersih mencapai Rp.6,2 triliun. Dengan melihat pencapaian laba hingga 1H11, maka laba bersih tahun ini akan berkisar Rp.6-Rp.6,5 triliun. Sedangkan pendapatan usaha PGAS diperkirakan hanya akan mencapai Rp.18,8 triliun, turun dari Rp.19,7 triliun tahun lalu. EPS 2011 diperkirakan hanya sebesar Rp.270. kemarin harganya ditutup turun menjadi Rp.3000, setara dengan PE 11,1x. Sementara secara historis sepanjang 2009-2010 lalu saham PGAS ditransaksikan dengan PE rata-rata 13x. Dari level PE tersebut harga saham PGAS ditargetkan mencapai Rp.3500 hingga akhir tahun ini. Dari pendekatan technical, harga saham perseroan saat ini memiliki level support kuat di Rp.2825 (retracement 38,2%). Harga sahamnya akan bergerak di teritori positif apabila berhasil break di level Rp.3050 dengan target harga di Rp.3400. Disarankan melakukan akumulasi pembelian apabila harga kembali menguat menembus Rp.3050 atau pada level support kuatnya di Rp.2825. Buy on Weakness.
SAHAM PILIHAN TINS 2100–2275. Sepanjang semester I 2011 (1H11) PT Timah Tbk (TINS) membukukan kenaikan laba bersih 114% mencapai Rp.689 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.322 miliar. Marjin bersih meningkat dari 9% menjadi 14%. Pencapaian tersebut terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan hingga 29% mencapai Rp.4,83 triliun dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.3,75 triliun. Pertumbuhan pendapatan bersih tersebut terutama akibat kenaikan harga jual rata-rata logam timah menjadi USD29.541/MT dari periode yang sama 2010 sebesar USD17.529/MT. Sedangkan volume penjualan timah turun 12% mencapai 17.457 MT dari periode yang sama 2010 sebesar 19.760 MT. Volume produksi logam timah perseroan dalam periode tersebut juga turun 5% mencapai 18.455 MT dari periode yang sama 2010 sebanyak 19.501 MT. Tahun ini berdasarkan konsensus analis, pendapatan TINS akan mencapai Rp.10,12 triliun, naik sekitar 21% dari tahun 2010 sebesar Rp.8,34 triliun. Sedangkan target laba bersih 2011 mencapai Rp.1,61 triliun atau tumbuh 70% dari laba bersih 2010 sebesar Rp.948 miliar. Kemarin harga saham TINS menguat Rp.75 ke Rp.2250. Pada harga tersebut saham TINS hanya ditransaksikan dengan PE 7,3x, jauh lebih murah ketimbang PE historisnya setahun terakhir yang rata-rata di 8,7x proyeksi laba 2011. Berdasarkan PE rata-rata tersebut harga saham TINS berpeluang mencapai Rp.2700. Resiko atas saham ini adalah fluktuasi harga komoditas timah dunia yang akhir-akhir ini kembali merosot menyusul ekspektasi atas lemahnya prospek pertumbuhan ekonomi global. Secara technical harga saham TINS berpeluang mencapai Rp.2500 apabila berhasil tembus retracement di Rp.2275. Saat ini harganya bergerak dalam kisaran konsolidasi di Rp.2100 dan Rp.2275. Maintain Buy.
Perhatikan : ASII 66800- 68400 Buy on Weakness BUMI 2350-2675 Buy on Weakness BBRI 6350-6700 Buy BDMN 5000-5275 Buy SIMP 1210-1280 Buy TLKM 7000-7400 Buy
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 Web : www.firstasiacapital.com E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Jl. The Centro Metro Broadway Blok A No. 28 Lt. 2 Jakarta Utara Telp : (+62 21) 30010315 Yogyakarta: Ruko Gajah Mada Square Kav. E Jl. Juminahan No 26 Yogyakarta 55212 Tlp. 0274-587888 Fax. 589171 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056 Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.