KUMPULAN NASKAH LENGKAP PERTEMUAN ILMIAII TAHUNAN PERIIIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI TORAKS INDONESIA
II (PIT PDSRTI II)
SEMINAR DAN WORI(SHOP * IMAGING IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE'
Editor: Bambang Satoto
Widiastuti
VallyWulani Hermina Sukmaningtyas
Penerbit
Jl.
UNNES PRESS Kelud Raya No. 2 Semarang 50232 Telp/Fax. (O24) 84r5O32
Hak Cipta
@
pada Penulis dan dilindungi Undang-Undang penerbitan
Hak Penerbitan pada Unnes Press, dicetak oleh Unnes press Jl. Kelud Raya No. 2 Semaratg5O232
Telp/Fax. (024) 841 5032
Dilarang mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa
ijin tertulis dari penerbit.
KUMPULAN NASKAH LENGKAP PERTEMUAN
ILMIAII
TAHUNAN PERIIIMPTINAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI TORAKS INDONESIAII (PIT PDSRTI II) SEMINAR DAN WORIGIIOP
" IMAGING IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE'
Diterbitkan dalam rangka : SEMINAR DAN I|/ORKSHOP
( IMAGINGIN EMERGENCY Semarang 20
- 21 Agustus
2016
Pertama kali diterbitkan oleh : TINNES PRESS
ISBN : 978 602 285 079 3
OF THORACIC DISEASE'
KATAPENGANTAR
Kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang dapat mengancam nyawa atalu dapat
menimbulkan kecacatan secara pernanen, oleh karena itu diperlukan
penatalaksanaan yang komprehensif. Mendiagnosis kegawatdaruratan secara cepat dan tepat sangatlah diperlukan, dan dalam hal
ini radiologi
memegang
peranan yang sangat penting dalam mendiagnosis suatu kegawatan sehingga terapi yang diberikan dapat tepat sasaran. Untuk mengenali bermacam-macam
kegawatan dalam Radiologi Toraks tentu saja memerlukan wawasan serta pengalaman dan seni tersendiri.
Untuk itu Perkumpulan Subspesialis Radiologi Toraks Indonesia (PSRII) menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-V yang pada kesempatan
ini
bertemakan IMAGING
IN
EMERGENCY
OF
THORACIC
DISEASE. Besar harapan kami PIT ini dapat bermanfaat dan menjadikan setiap peserta mahir dalam meningkatkan pengetahuan dari narasumber ahli yang kami hadirkan. Proceeding book seminar IMAGING
ini
merupakan buku pedoman untuk workshop dan
IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE yang kami
susun untuk membantu sejawat sekalian dalam kegiatan
PIT ini. Kami
menyadari terdapat kekurangan dalam penyusunan proceeding book ini, namun
dibalik
itu kami yakin
bahwasannya
Penghargaan dan ucapan terimakasih
buku ini sangatlah
bermanfaat.
kami haturkan kepada para pembicara,
peserta freepaper maupun poster, serta dukungan para sponsor baik secara
laingsung maupun tidak langsung memberikan dukungan dan sumbangsih pikiran sehingga proceding book ini dapat terselesaikan dan diterbitkan.
Semarang, Agustus 2016
Editor
......... f,aa Pengantar................. I&Isi ................... fa Smbutan hilia Rmtncra l n n Acara hasi Umum &m Untuk Pembicara Dr+ri Prresentasi il[rEi Free Paper nllEri E-Poster qpmtr Ilelmnan Judul
*morong,
20-21 Ag ustus 2016
i
iii I 3
8
l0
A ..................... 17
lg .....................
19
10g
Bz 186
!1
M S. RsU V
KARIADI hqt., k,";t
Free Paper
GAMBARAN KLASIK RADIO GRAF,I rNrnrsr PARU (PNnuvroNral
KASUS KEGAWATAN PADA
tDeparteme","f;:r\i:#:;:i')ubof m",dicin,, Muhammadiyah (Jniversity of yo gltakarta Email : anamjdwt @ yahoo.co.id
ABSTRACT lungs (air space from the terminal on the data RISKESDAS, 2013 a is generally quite high, in adults percent. pneumonia can cause to respiratory failure resulting in ranging from sign and clinical and radiology examintion to diagnostic is a basic examination that sholuld be olr
:lgns are the result of lung ,Yr* parenchyma of pI" aonormalities is expected to u-rgency in the case of general thorac
[X,.[Ti:
:
ABSTRAK
rEmereen
cy, pneumoni a, radi olo gy p attem,che s t radi o grafi
sampai gagal nafas yang berakib
secara cepat perlu dilakukan, yaifu
12o
I
Semorong, 2O-21 Agustus 20L6
,
#l-*r*,* pemeriksaan fisik
Free Paper
dan
uartut pemeriksaan
pemeriksaan p-enunjang diagnostik d\anlaranYa iadiologi' Pemeriksaan radiografi toraks
tahui dasar-yang harus d -"*prf.* pemeriksaan pada ;dr"y" gu.rrburu, abnormal iari- toraks' (CT erisated iaAiogai toraks maupun yaitu' Toraks) yang menandat
,3ffi"J""1:H'Xfr:"ii:fr Silffil
dan infeksi paru kasus kegawatan pada kasus toraks umuilmya khususnya.
Kata kunci : kegawatdarutan, pneumonia" gambaran
radiology'
radiografi toraks, CT scan toraks
1.
Pendahuluan
Infeksipanrmerupakanbagiandariinfeksisalurannafas. Infeksisalurannafasadalahperadangattsalurannafasyangdisebabkan pernafasan, meliputi oieh masuknya mikroorganisme kedalam saluran saluran nafas bawah dan saluran nafas atas (hiduig sampai bronkhus) s)' Mikroorganisme PenYebab Parasit. Penulis membatasi Pada aluran nafas bawah Yang mengenai eumonia) ini meruPakan PenYakit urutan infeksi yang jumlah kasusnya banyak ditemukan' menempati
pertamakadangurutankeduadaril0besarmorbiditasdilndonesia. boleh disepelekan dan Pneumonia atau peradan gan pada paru ini' tidak kegawatan harus ditangani dengan baik, karena dapat menimbulkal jiwa' Hal paru yaitu gurrggrrun i.spirasi yang serius dan membahayakan pertukaran gut dutu- paru terganggu' yang bila tidak ini terJadi "tiUut keadaan vIs ql:,t-bYt gagal ;;;;;e;'i ur.un menvebibkan suatau r l--- ^1.^:-^^ ^*^-i artert naLs akut yang ditandui d.t'guo menurunnya kadar oksigen I LZL Semarang, 20-21 Agustus 2015
M E
RSUPDT
V
s,t
td
Free Pa
(hipoksemia) atau naiknya kadar karbondioksida (hiperkarbia) kombinasi keduannya.3,a Data dai RISKESDAS (Riset Kesehatan dasar) tahw 20 menyebutkan prevalensi Infeksi Saluran pernafasan Akut (ISp berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk 25,0 persen. Lima provinsi dengan ISpA tertinggi adalah Tenggara Timur, Papua, Nusa TenggaraBarat, dan Jawa Timur. Insi dan prevalensi Indonesia tahun 2013 untuk kasus pneumonia umum pada dewasa dan anak adalah 1,8 persen dan 4,5 persen. Li provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertin unfuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur, papua, Sula Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan.
a
Penegakan diagnosis secara cepat pada kasus gan pernapasan perlu dilakukan, yaitu mulai dari mengenal gejala klinisi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diagnostik diantaranya adalah pemeriksaan radiologi ' Berdasar p.r"titiurr, terdapat beberapa tanda klasik gambaran radiografi toraks pada kasus kegawatdaruratan paru yaitu atelektasis, pneumotoraks, pergeseran mediastinum, konsolidasi yang d1[us atau luas pada parenkim paru serta adanya effusi pleura yang masif.r'3
Berdasar latar belakang di atas penulis ingin menyampaikan beberapa tanda klasik radiologi Infeksi paru (pneumonia), yaa1 mengarah kepada gambaran yang sifatnya kegawatdaruratan (emergency imaging)
2.
Pneumonia dan Komplikasinya Secara klinis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit, dan lain-lain). Secara anatomis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai pneumonia lobaris, pneumonia segmentalis, dan pneumonia lobularis yang dikenal sebagai bronkopneumonia dan biasanya mengenai paru bagian bawah. Selain itu pneumonia dapat juga dibedakan berdasarkan tempqt dapatannya, yaitu pneumonia komunitas dan pneumonia rumah sakit. ' Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
L22
|
Semorong, 20-21 Agustus 2015
$_*rr,
Free Paper
jaringan paru dan gangguan dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi setempat. gas pertukaran yang- dicirikan dengan in"umonia adalah penyakit inflamasi pada paru 1 - ^li
dalam area alveoli' uiunyu konsolidasi akibat eksudat yang masuk Kerusakan -I. jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme^paru o leh re aks i imun dan p:'"d'1g1" li -e fl"v"r. I1lt- ^l'liy:T "ti"" .i"'ri, r*r. J u t.u., ap a c ar a mikro or gani,tT" t"":11?1 t darah; 3' ": turg.rrg' 2. Penvebatan melalui
i:;";ili;;i
ovrvrvr, udlrott ue.orol]' ulalabr Inhalasi bahan
p:d"l'l
muko sa'''5 \v^vruv-v-sasi dipermukaan 4.r ' koloni --r -
Terdapat empat stadium anatomik dari
tT*1"i'
pneumo"l'ltt|'gl il?:' disebut hiPeremia,
1-2
*mengacu
Pada daerah baru aliran darah dan
sama dengan mengaktifkan jalur komplemen' Komplemen bekerja vaskuler paru polos otot t i.tu]*i, dan piostaglandin untuk melemaskan mengakibatkan ini Hal iler Paru. alam ruang interstitium sehingga
,"u"l"l?i""fil'H,ff l,fil.,"j;-_
dan karbondioksida maka yang harus ditempuh oleh O:T:li:*n dan sering paling i.rp-iraufru, gas inl dalam darah gen hemo globin men gakibatkan penurunan saturasi oksi . e+.;irrffi henqfiqnsi merah (48 iam selaqiutnya)Jerjadi sewaktu fibrin yang dihasilkan alveolus terisi oleh ,"T?*utt t'"'ut', eksudat dan Lobus yang oi"t p"rrlu-r, (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan' terkena menjadi Padat oleh karena oksigen-.
eritrosit dan cairan, sehingga wafiIa
perabaan seperti hepar, pada
ilil
stadium
i , --^1- o+^r: *irrirrut ,.hinggu anlk a\an fflmbah sesak' Stadium selama 48 jam'
rnr
beriangsung sangat singkat, yaitu darah ? Qrorlirrm r^vr"- --- f.ifuUu ftons rlidacl-Ilerjadi sewaktu sel-sel uursrs'r henarisasi J' 'nfeksi' Pada saat ini endapan putih mengkolonisasi daerah paru yang tert Semarong, 20-21 Agustus 2015
|
1.23
t-****@
G
FreePaper
frbrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. 4. Stadium akhir (resolusi). eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan normal. Tanda dan gejala klinis Pneumonia, yaitu dari anamnesis : batuk, sesak napas, batuk darah/hemoptisis, nyeri dada; pemeriksaan fisik paru : adanya respirasi rate yang tinggi lebih dari normal ( > 24 x /menit), retraksi dinding dada, perkusi redup sampai pekak, auskultasi suara vesikular melemaf, bahkan menghilang, suara tambahan ronkhi).5
3. Gambaran Klasik Radiologi pada
Kegawatdaruratan Pneumonia Gambaran klasik radiografi perlu kita ketahui dengan baik, karena penting sebagai skreening untuk menentukan tindakan kegawatan saluran nafas yang harus cepat diatasi sehingga komplikasi lanjut dapat diminimalisasi dan kegawatan dapat ditangani dengan cepat serta hal-hal yang mengancam jiwa penderita dapat dihindari sedini mungkin.r Pemeriksaan radiografi toraks merupakan pemeriksaan dasar yang harus diusulkan untuk mengetahui adanya gambaran abnormal dari toraks. Uji diagnostik Radiografi toraks lebih rendah dibandingkan CT l's scan toraks.
Gambaran radiologi
pada radiografi toraks
maupun menandakan adanya suatu kegawatdaruratanan yaitu, adanya atelektasis , loss volume of lung, volume paru yang mengecil/kollaps (atelektasis), garis/fissura
Computerisated Tomogram scaning
(CT Toraks) yang
yang tertarik atau terangkat, bronchovascular marking yang tak beraturan , diafragma mengalami elevasi/terangkat , pergeseren mediastinum, Pneumotoraks. Tanda-tanda ini terjadi akibat adanya kerusakan paru pada proses peradangan parenkim paru pada pneumonia. 1,2,5
Beberapa gambaran radiologi pada Pneumonia:
124
5'6
Semorong, 20-27 Agustus 2016 |
3 . 1 . Konsolidasi
Paru dan Gambar an air bronchogram Konsolidasi pada paru tampak sebagai opasitas hampir
homogen pada paru yang berbatas tegas dan adanya gambaran luscen berisi udara dalam lumen bronchiolus atau alveolus yang pada proses patologis akan tampak jelas karena dinding bronchiolus dan alveolus
mengalami oedem atau inflamasi (mengandung banyak cairan). Konsolidasi terjadi karena terisinya air space (alveoli) oleh cairan maupun sel sel produk radang. Pada konsolidasi kadang disertai atau tidak /oss volume dan gambaran Silhouette sign (hilangnya batas mediastinum atau diafragma akibat adanya konsolidasi pada radiografi toraks.
Gambar 1. Konsolidasi /opasitas di paracardial kiri dan effirsi pleura kiri (sinus kostofrenikus kiri tak tampak). Konsolidasi di bagian centraVperihillar berisiko menimbulkan obstruksi
1'6
Semarong, 20-21. Agustus 20L6
I tzs
il*r,.***@
Free Paper
Gambar 2.Diffuse konsolidasi Pneumonia pada Acute Respiratory Distress Sl,ndrome
(ARDS)
3.2. Effusi Pleura : akumulasi cairan dalam rongga antara pleura parietale dan pleura viscerale. Effusi pleura berdasar bentuknya dibagi menjadi : effusi pleura di sinus kostofrenikus, effusi interlobar, effusi subpulmonary dan effusi Lokulated (encysted,
encapsulated).7 3.3. Pneumotoraks
Pneumotoraks, adalah udara yang berada di dalam cavum pleura. Tanda radiologi adanya pneumotoraks, yaitu tanda langsung: pleura visceral terlihat dan tanda tak langsung: meningkatnya gambaran luscensi , tanpa corakan paru dan emfisema mediastinal. Pneumotoraks yang terjadi pada kasus infeksi paru dapat terjadi spontan (akibat robeknya pleura visceral karena kerusakan jaringan akibat radang); dan dapat terjadi traumatik/iatrogenik akibat pemasangan alat- alat medis (Catheter placement) dan torakosintesis untuk kepentingan diagnostik dan terapi.6
L26
|
Semarong, 20-2L Agustus 20L6
,rd r! [SL,P Dr KAR/iDI ql ,&l.i H*i
. kr,1
Free Paper
Gambar 3. 3.a. Masiv effusi pleura sinistra yang menyebabkan mediastinum bergeser ke arah kanan disertai peingkatan volume paru kanan sebagai kompensasi 3.b. Pada gambar_an CT scan toraks tampak effusi pleura yang menyebabkan kollaps paru kiri.7
t!=ti tril r-,riw
Gambar 4. Laki-laki 75 th dengan pneumonia, tampak konsolidasi di lobus superior yang menyebabkan bulging inferior fissura minor (black anow). Bulging posterior fissura mayor (white arrow) dan perubahan posisi bronkhus intermedius (asteriks).r
Semarang, 20-21 Agustus 2016
| 127
dlf*,ro o. **,^,, ?
Free Paper
s^t-t-tu"*i..\*r
Gambar 5. Laki-laki, 45 th dengan septik emboli. Tampak gambaran nodul solid dan cavitas dengan berbagai ukuran. Beberapa nodul sebagai feeding arteri (arrow). 1
Gambar 6. Kasus Aspirasi Pneumonia (konsolidasi inhomogen dengan lesi hypodens sentral di lobus inferior paru kanan sebagai early pulmonary necrosis. Loculated effirsi pleura (asteriks); fokus udara sebagai early absces (arrowhead).1
L28
Semorang, 20-21 Agustus 20L6 |
H E
RSUP
Dr
KAR,ADI
V 9*rd Lk*i-kt4
Free Paper
3.4. Atelektasis
Atelektasis adalah suatu kondisi dimana paru tidak
dapat
mengembang dengan sempurna (alveoli tidak berisi tdara atat kollaps). Hal ini dapat terjadi akibat ada 5 mekanisme, yaitu obstructive
(resorptive), passive, compressive, adhesive dan cicatrization (scar). Etiologi terbanyak obstruksi airway adalah terbagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Instrinsik berupa peradangan intra luminar airway. Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan sekret yang berupa mukus. Selain itu juga terjadi edema di lumen airway sehingga mengakibatkan obstruksi pada airway. Etiologi ekstrinsik atelektasis
(passive atelectasis) pada airway adalah pneumothoraks, tumor dan paling sering adalah pembesaran kelenj ar getah bening. 3'5
Gambar 7 . Tension Pneumotoraks, Kollaps paru kiri total, low riding diafiagma kiri dan pergeseran mediastinum ke kanan. Tampak bullae di apikal kanan (black arrows).6
Gambaran radiologis atelektasis berupa penarikan diafragma mendekati lobus yang kolaps, penarikan mediastinum mendekati lobus paru yang kolaps dan ICS (intercostal space yang mengecil) akibat tarikan kolaps paru. Paru menjadi kolaps akibat tekanan negatif yang seharusnya ada pada alveolus berkurang akibat sumbatan sehingga saat Semarang, 20-21 Agustrls 2016
I tze
*^,o, S*rr.o. U t"kt ltt^is,ta
Free Paper
inspirasi udara susah masuk ke alveolus sehingga parulya menjadi kolaps dan sesuai dengan hukum keseimbangan maka semakin negatif tekanan di dalam suatu ruangan maka dengan kuat ruangan yarrg bertekanan sangat negatif itu akan berusaha menyeimbangkan tekanannya dengan menarik udara mauptn zat lain di sekitar sehingga pada gambaran radiologis terdapat gambaran radioopak pada lobus LolupJaatt ada tarikan ofuan menuju lobus paru yang kolaps tersebut.3'5
Gambar 8. Kombinasi atelektasis lobus superior dan inferior paru kanan s pada setengah atas paru kanan dengan perihillar terangkat dan s jantung ; gambar S.b.Posisi lateral ditunjukkan di anterior dan
-uyor.'
4.
Kesimpulan
Kasus kegawatdaruratan toraks mencakup beberapa organ, salah satunya
paru. Infeksi dan dari data i menduduki no.2 diantara 10 besar penyakit. Tanda klinis yang penting dikenali yaitu adanya keluhan batuk, sesak napas, demam, nyeri dada dan dapat
130
Semorong, 20-2L Agustus 2OL6 I
#***g,*@
Free Paper
terjadi sianosis karena kekurangan oksigen. Dari fisik diagnostik didapatkan suhu tubuh yang tinggi, respirasi rate lebih 24kali permenit dan tampak retraksi dinding dada, perkusi paru redup sampai pekak dan
auskultasi vesikuler melemah atau menghilang dan kadang terdapat suara tambahan ronchi atat wheezing. Pemeriksaan radiologi mempunyai peran yang sangat penting untuk melihat gambaran anatomi abnormalitas toraks, yang meliputi tanda klasik kegawatdaruratan, yaitu: adanya konsolidasi parenkim paru yang kadang disertai gambaran sillhoute sign atau loss volume, Effirsi pleura , pergeseran mediastinum, effusi pleura, atelektasis, pneumotoraks, elevasi diafragma dan tarikan t'2'3'4's'6 ke cranial atau medial fissura.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Walker, C.M., Abott, G.F., Greene, R.E., Shepard, J.A.O., Vummidi, D and Digumarthy, S.R. Imaging Pulmonary Infection: Classic Signs and Patterns, AJR: 202,March2014 Waite, S., Jeudy, J and White, C.S. Emergency Chest Imaging: Acute Lung Infections in Normal and Immunocompromised Hosts, volume 44, ntmber 2,March2006
3.Muller,N.LandSi1va,C.I.S.ImagingoftheChest
4. 5. 6. 7.
Atelehasis., volume 1, saunders, Elsevier, tahun 2008 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan., Kementrian Kesehatan RI, Riset Kesehatan dasar (RISKESDES), 2013 http //www.webmd. c om/lung/tclpneumonia-topic-overview Webb, R.W and Higgins , C.B. Thoracic Imaging: Pulmonry and Cardiovascular Imaging, Consolidation and Atelectasis, 2 nd ed, th 20111 Johannes Kirchner. Chest radiology: Resident's Manual : Pleural Effusion, Thieme, USA, tahun 2011 :
Semarong, 20-21 Agusttls 2016
| 131