[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN LELE ASAP DAN IKAN PARI ASAP DI KUB MINA BAROKAH DESA KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO WACHIDATUS SA’ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
ABSTRAKSI Sub sektor perikanan memiliki peran penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat Indonesia. Ikan memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda, dan memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada daging merah/ternak. Ikan yang memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, amat disayangkan jika bahan pangan berbahan dari ikan ini tidak bisa diolah lebih lanjut disebabkan ikan lebih mudah rusak serta kandungan gizinya hilang. Oleh sebab itu produk ikan perlu diawetkan supaya kebutuhan akan protein tetap tercukupi, daya tahannya juga bisa terjaga dalam waktu yang lebih lama. Salah satu cara mengawetkan ikan adalah dengan cara pengasapan, Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, dimana di desa ini terdapat kelompok Usaha Bersama (KUB) Pengolah ikan lele dan Pari asap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui strategi pengolahan ikan asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, dan mengetahui alternatife strategi apa yang bisa digunakan untuk mengembangkan usaha pengolahan ikan asap. Penelitian ini menggunakan metode purposive, yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah KUB Pengolah ikan asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor. Analisa data yang digunakan adalah analisa SWOT. Berdasarkan matriks SWOT dapat diperoleh beberapa alternatif strategi untuk ikan lele asap dan pari asap yaitu, S-O: memperbanyak jumlah produksi ikan asap, W-O: memperluas lokasi pemasaran, S-T: meningkatkan Kualitas produk, dan meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan, dan khusus ikan pari mensetoh bahan baku W-T: Inovasi produk. Dari beberapa alternatif strategi, strategi yang diambil untuk ikan pari adalah memperluas area pemasaran dan menjaga hubungan baik dengan konsumen untuk ikan pari mensetok bahan baku dan menjaga hubungan baik dengan konsumen Kata Kunci : Ikan lele asap dan ikan pari asap, Analisis SWOT.
37
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Potensi perikanan Indonesia tidak hanya berupa perairan laut namun juga terdapat dalam perairan tawar. Di dalam dunia perikanan dikenal tiga jenis bidang usaha, yaitu usaha perikanan tangkap, usaha perikanan budidaya atau akuakultur dan usaha perikanan pengolahan, Akhmadin (2012). Sub sektor perikanan memiliki peran penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat Indonesia. Ikan memiliki kandungan gizi yang berbedabeda, tetapi intinya memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari pada daging merah/ternak. Potensi tersebut semakin nampak dengan hadirnya program yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan & Perikanan ketika itu, Fadel Muhammad akuakultur dan usaha perikanan pengolahan, Akhmadin (2012). Sub sektor perikanan memiliki peran penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat Indonesia. Ikan memiliki kandungan gizi yang berbedabeda, tetapi intinya memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari pada daging merah/ternak. Potensi tersebut semakin nampak dengan hadirnya program yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan & Perikanan ketika itu, Fadel Muhammad yakni Gemarikan (Gerakan Makan Ikan). Gerakan ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan konsumsi makan ikan yang masih rendah. Ikan yang memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, amat disayangkan jika bahan pangan berbahan dari ikan ini tidak bisa diolah lebih lanjut disebabkan ikan lebih mudah rusak serta kandungan gizinya hilang. Oleh sebab itu produk ikan perlu diawetkan supaya kebutuhan akan protein akan tetap tercukupi, daya tahannya juga bisa terjaga dalam waktu yang lebih lama. Salah satu cara mengawetkan ikan adalah dengan cara pengasapan, selain disimpan dalam suhu rendah, diasinkan atau dipresto. Apalagi perkembangan teknologi perikanan sekarang sudah semakin maju sehingga ikan dapat dijadikan bermacam-macam olahan, seperti olahan bakso, siomay, pindang, dan ikan asap. 38
Adanya perkembangan teknologi tidak hanya pada teknologi penangkapan dan budidaya tetapi juga pada bidang pengolahan hasil perikanan. Perkembangan teknologi ini juga menjalar pada masyarakat Jawa Timur khususnya di Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu kabupaten di JawaTimur yang sebagian besar wilayahnya merupakan daratan, namun bukan berarti sektor perikanan tidak dapat dikembangkan. Sebaliknya sektor perikananlah yang kiranya merupakan usaha strategis yang harusnya dapat dimaksimalkan oleh masyarakat, mengapa demikian? Karena hemat penggunaan lahan, dapat memanfaatkan lahan marginal dengan hemat air, teknologi budidaya, pembenihan dan pengolahan hasil perikanan mudah diterapkan oleh masyarakat, sehingga usaha dapat dikembangkan dengan skala kecil hingga industri. Sepanjang daerah Bojonegoro pada umumnya dialiri oleh sungai Bengawan Solo dan Waduk Pacal untuk daerah yang tidak dialiri sungai Bengawan Solo. Produksi ikan di Bojonegoro saat ini terbagi atas penangkapan di perairan umum, budidaya dan yang akhir-akhir ini menjadi sorotan adalah pengolahan hasil perikanan. Kegiatan budidaya dilakukan dalam media kolam, sawah tambak dan mina padi, sedangkan untuk pengolahan hasil perikanan masih dilakukan secara tradisional, adapun hasil olahan berupa kerupuk ikan, pengasapan, pemindangan, bakso ikan, abon ikan, dll. Pengolahan ikan asap di Kabupaten Bojonegoro berada di kecamatan Kanor tepatnya berada di Desa Kabalan. Desa Kabalan merupakan salah satu desa di Kabupaten Bojonegoro yang dilalui oleh aliran Bengawan Solo, sehingga dimanfaatkan oleh masyarakatnya untuk mencari ikan dan membudidayakan ikan, adapun jenis ikan yang dibudidayakan adalah lele, patin, nila, dsb. Dari sekian jenis ikan tersebtu yang dijadikan sebagai bahan baku untuk ikan asap adalah ikan lele. Penggunaan ikan lele untuk pengasapan karena ikan lele memiliki rasa
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 daging yang gurih, mudah didapatkan, dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi didalamnya yaitu sekitar 17%, tak hanya itu ikan ini juga memiliki berbagai macam asam lemak esensial yang dapat mencukupi kebutuhan akan asam lemak harian kita sekitar 9%. Meskipun Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki laut, tetapi tingkat konsumsi masyarakat Bojonegoro terhadap ikan laut juga cukup tinggi, hal ini dapat terlihat dari banyaknya ikan laut segar yang dijual di pasar wilayah Bojonegoro, Karena hal inilah pengasapan selain menggunakan lele sebagai bahan baku juga menggunakan ikan laut yaitu ikan pari, pemilihan ikan pari karena seluruh anggota tubuhnya dapat diolah, jika diasap baunya sangat harum, dan merupakan sumber protein yang potensial. Para pengolah ikan asap di Desa Kabalan tergabung dalam 1 kelompok, dan kelompok itu bernama KUB Mina Barokah. Terdapat 4 pengasap dalam kelompok tersebut . Pengembangan industri ikan asap sangat diperlukan karena terlihat bahwa jumlah pengasap masih sedikit sedangkan peminat ikan asap di Kabupaten Bojonegoro sangat banyak. Prospek pemasaran ikan asap sangat baik sehingga harus didukung oleh produksi ikan asap yang terus menerus, tetapi kenyataanya, masih ada kendala yang sering muncul dalam industri kecil pengasapan yaitu pengolahan masih dilakukan secara tradisional, sarana dan prasarana penunjang produksi tidak mendukung seperti transportasi, pasar, perbankan, teknologi sangat tidak memenuhi sehingga jumlah produksi terbatas. Selain itu, masih kurangnya peran pemerintah daerah dalam rangka pengembangan industri kecil pengasapan di Desa Kabalan. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada kajian untuk mengetahui strategi pengembangan usaha lele dan ikan pari asap di Desa Kabalan. 1.2. Perumusan Masalah Dalam pengembangan ikan asap diperlukan suatu strategi pengembangan. Bila strategi pengembangan dilakukan dengan tepat maka diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi 39
sumberdaya dan peluang usaha industri ikan asap dalam rangka mendukung pembangunan dan peningkatan taraf hidup pengusaha dan para masyarakat lainnya. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka perumusan masalah yang dapat diambil yaitu : 1. Strategi apa yang digunakan untuk pengembangan pengolahan ikan lele asap dan pari asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro? 2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan pengolahan ikan lele asap dan pari asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian tentang strategi pengembangan usaha pengolahan ikan lele asap dan pari asap ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui strategi pengembangan usaha pengolahan ikan lele asap dan pari asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. 2. Mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha pengolahan ikan lele asap dan pari asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro untuk penetapan kebijakan pengembangan agribisnis pengolahan ikan asap sebagai komoditas unggulan Daerah Kabupaten Bojonegoro. 2. Penelitian diharapkan menambah wawasan peneliti terkait dengan bahan yang dikaji. 3. Bagi pengusaha ikan asap, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai strategi pengembangan industri pengolahan ikan asap. 4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 tambahan informasi penelitian selanjutnya.
refrensi
dijadikan sempel dalam penelitian ini cukup 1 pelaku usaha
1.5. Hipotesa Hipotesa yang dapat diambil adalah bahwa dalam mengembangkan usaha pengasapan kelompok Mina Barokah menggunakan strategi memperluas area pemasaran serta menjaga hubungan baik dengan konsumen.
2.2. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling umum untuk analisis situasi adalah analisis SWOT, Rangkuti (2006). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu: 1. S = Strengts Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 2. W = Weakneses Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. 3. O = Opportunities Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. 4. T = Threat Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
II.
dan
METODE PENELITIAN
2.1. Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Purposive. Metode purposive adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika sempelnya orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel (mencerminkan populasinya). Penggunaan metode purposive dalam penelitian kali ini dikarenakan penulis dengan sengaja mengambil sempel di KUB Mina Barokah, karena di KUB ini terdapat beberapa orang yang melakukan kegiatan pengolahan ikan asap, serta di KUB ini merupakan produsen ikan pari asap yang paling banyak di Kabupaten Bojonegoro. Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Besarnya sampel adalah obyek yang akan dijadikan sampel, Nursalam (2003). Pada KUB Mina Barokah terdapat 4 pelaku usaha pengasapan yang tinggal di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, keempat pengolah ini memiliki karakteristik cara pengolahan yang sama, yaitu menggunakan cara pengolahan tradisional, ikan yang diasap ikan pari dan lele, bahan baku ikan pari berasal dari Palang sedangkan ikan lele dari Daerah Bojonegoro sendiri. Karena memiliki sifat yang homogen tersebut, maka yang 40
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Strategi Pengembangan Pengasapan Ikan
Usaha
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 1. Faktor Eksternal a. Faktor Eksternal Ikan Lele Asap Adapun faktor-faktor eksternal dalam pengembangan usaha pengasapan ikan Kelompok Mina Barokah adalah sebagai berikut: 1. Peluang a. Peminat ikan lele asap di Daerah Bojonegoro cukup tinggi; Dari hasil wawancara dengan anggota Kelompok Mina Barokah diketahui bahwa mereka selalu mendapat permintaan dari pedagang ikan asap di pasar ataupun pedagang keliling.
b. Pengolah ikan lele asap di Kabupaten Bojonegoro masih sedikit; Di Kabupaten Bojonegoro baru terdapat 2 kelompok pengusaha ikan asap, yaitu di Kecamatan Kanor, dan Kecamatan Dander. Hal ini dapat memacu pengusaha untuk mempertahankan kontinuitas maupun kualitas ikan lele asap dalam memenuhi pemintaan. c. Tersedianya potensi wilayah perikanan air tawar; Bojonegoro merupakan wilayah yang tidak memiliki laut dan gunung, tetapi dialiri oleh Bengawan Solo dan memiliki waduk sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya ikan air tawar. 2. Ancaman a. Terjadinya kenaikan harga bahan baku; Harga bahan baku yang naik berpengaruh dalam menentukan harga suatu produk, guna mencari keuntungan yang lebih tinggi. b. Adanya keaneragaman hasil olahan ikan; Banyaknya hasil olahan ikan membuat konsumen lebih memilihmilih mana yang akan dibeli, karena semua hasil olahan ikan sama-sama mengandung gizi yang tinggi. a. Adanya perkembangan teknologi informasi; 41
Perkembangan teknologi informasi sangat penting untuk diketahui guna memudahkan dalam mempromosikan produk. b. Faktor Eksternal Ikan Pari Asap Adapun faktor-faktor eksternal dalam pengembangan usaha pengasapan ikan Kelompok Mina Barokah adalah sebagai berikut: 1. Peluang a. Konsumen ikan pari asap di Daerah Bojonegoro cukup tinggi; Dari hasil wawancara dengan beberapa penjual ikan pari asap, yang mana mereka merupakan pelanggan ikan pari asap kelompok mina barokah bahwa setiap membawa ikan pari asap, dagangan ikan pari asap mereka selalu habis terjual, hal ini menunjukkan bahwa peminat ikan pari asap di Kabupaten Bojonegoro cukup tinggi. b. Pengolah ikan pari asap di Kabupaten Bojonegoro masih sedikit; Pengolah ikan pari asap di Kabupaten Bojonegorosementari ini hanya ada di Desa Kabalan Kecamatan Kanor dan di Desa Karangdayu kecamatan Baureno . 2. Ancaman a. Terjadinya kenaikan harga bahan baku; Harga bahan baku yang naik berpengaruh dalam menentukan harga suatu produk, guna mecari keuntungan yang lebih tinggi. b. Adanya keaneragaman hasil olahan ikan laut; Banyaknya hasil olahan ikan membuat konsumen lebih memilihmilih mana yang akan dibeli, karena semua hasil olahan ikan sama-sama mengandung gizi yang tinggi. c. Adanya perubahan musim; Terjadinya musim kemarau, mengakibatkan angin laut sangat kencang, sehingga banyak nelayan yang tidak mencari ikan, hal ini berakibat pada jumlah bahan baku yang menurun. d. Tidak tersedianya wilayah perairan laut;
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 Ikan pari merupakan jenis ikan laut, sedangkan Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki laut, jadi untuk memperoleh bahan baku ikan pari, pengolah mendatangkan dari Daerah Tuban, yang mana merupakan daerah wilayah laut. 2. Faktor Internal a. Faktor Internal Ikan Lele Asap Adapun faktor internal dalam pengembangan usaha pengolahan ikan lele asap Kelompok Mina Barokah adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan a. Bahan baku ikan lele mudah diperoleh; Di Desa Kabalan sebagian masyarakatnya membudidayakan ikan lele, sehingga memudahkan pengolah dalam mencari bahan baku, dan pembudidayapun tidak kebingungan dalam memasarkan hasil panennya. b. Bahan baku berkualitas; Penggunaan bahan baku yang berkualitas berpengaruh terhadap hasil olahan ikan asap yaitu menghasilkan rasa dan bau yang lebih enak. c. Harga relatif stabil dan terjangkau; Ikan asap merupakan salah satu jenis hasil olahan ikan yang cukup digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini disebabkan karena selain mempunyai rasa yang gurih dan bau yang sedap dari proses pengasapannya ikan asap juga mengandung nilai gizi yang tidak kalah dari Ikan segar serta harganya yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. d. Lokasi usaha yang strategis; Lokasi usaha kelompok Mina Barokah berada di Desa Kabalan Kecamatan Kanor, Desa ini dekat dengan jalan raya, sehingga jalur transportasi untuk menuju ke Desa ini mudah ditempuh. e. Hubungan yang baik dengan konsumen; Pengolah sadar akan pentingnya pasar dan pentingnya membina hubungan baik dengan pembeli. 42
Pengolah beranggapan bahwa dengan adanya hubungan baik, harga jual yang ditawarkan oleh pengolah tidak terlalu tinggi bagi konsumen. Hubungan baik ini dapat dibuktikan dengan pengolah yang menjual pada konsumen tetap (pelanggan). Selain itu, juga memberikan diskon bagi pelanggan tetap jika membeli dalam jumlah banyak. 2. Kelemahan a. Produk tidak tahan lama; Ikan lele asap merupakan produk yang tidak tahan lama, hanya bisa bertahan sekitar 2-3 hari. b. Terbatasnya lokasi pemasaran; Pemasaran produk ikan asap hanya dilakukan di pasar Kanor, Sumberrejo, dan di pasarkan di wilayah sekitar Desa Kabalan sendiri. Pemasaran belum dilakukan sampai keluar Daerah Bojonegoro. c. Belum dilakukan promosi secara online; Banyak keuntungan yang diperoleh jika pemasaran dilakukan secara online, salah satunya yaitu, konsumen tidak hanya orang Bojonegoro sendiri tetapi bisa dari orang luar Bojonegoro, cara pemasaran seperti ini tidak dilakukan oleh kelompok Mina Barokah dikarenakan kurangnya pengetahuan anggota tentang penggunaan internet. b. Faktor Internal Ikan Pari Asap Adapun faktor internal dalam pengembangan usaha pengolahan ikan pari asap Kelompok Mina Barokah adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan a. Bahan baku berkualitas; Penggunaan bahan baku yang berkualitas berpengaruh terhadap hasil olahan ikan pari asap yaitu menghasilkan rasa dan bau yang lebih enak. c. Harga relatif stabil dan terjangkau; Ikan pari asap merupakan salah satu jenis olahan hasil perikanan yang memiliki harga yang relatif setabil dan terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 c. Lokasi usaha yang strategis; Lokasi usaha kelompok Mina Barokah berada di Desa Kabalan Kecamatan Kanor, Desa ini dekat dengan jalan raya, sehingga jalur transportasi untuk menuju ke Desa ini mudah ditempuh. d. Hubungan yang baik dengan konsumen; Adanya hubungan baik antara pengolah dengan konsumen membuat konsumen menjadi pelanggan tetap, meskipun ada kenaikan harga ikan pari asap konsumen tetap membelinya. 2. Kelemahan a. Produk tidak tahan lama; Ikan pari asap merupakan produk yang tidak tahan lama, hanya bisa bertahan sekitar 2-3 hari. b. Terbatasnya lokasi pemasaran; Pemasaran produk ikan pari asap hanya dilakukan di pasar Kanor, Sumberrejo, dan di pasarkan di wilayah sekitar Desa Kabalan sendiri. Pemasaran belum dilakukan sampai keluar Daerah Bojonegoro. c. Bahan baku sulit diperoleh; Karena Bojonegoro bukan merupakan Daerah yang memiliki laut, maka untuk memperoleh bahan baku ikan pari harus mendatangkan dari luar daerah.
2.
No 1.
Faktor Strategi Eksternal Peluang Peminat ikan lele asap di Kabupaten Bojonegoro cukup tinggi Pengolah ikan lele asap di Kabupaten Bojonegoro masih
43
Bobot (B)
Rating (R)
BXR
0.20
4
0.80
0.20
4
0.80
1.00
0.30
1.90
0.15
1
0.15
0.15
4
0.60
0.20
2
0.40
1.15 3.05 0.75
Tabel 6. EFAS Ikan Pari Asap
1. Penilaan Eksternal
Tabel 5. EFAS Ikan Lele Asap
3
b. Penilaian Eksternal Ikan Pari Asap Setelah faktor eksternal ikan pari asap teridentifikasi maka dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor eksternal yang ada di KUB Mina Barokah, adapun penilaianya adalah sebagai berikut.
1.
a. Penilaian Eksternal Ikan Lele Asap Setelah faktor eksternal ikan lele asap teridentifikasi maka dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor eksternal yang ada di KUB Mina Barokah, adapun penilaianya adalah sebagai berikut.
0.10
Sumber: Data yang terolah 2014 Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah nilai Y peluang usaha kelompok Mina Barokah adalah 1.90 dan nilai ancaman Y 1.15, total nilai Y 3.05, dan diperoleh selisih 0.75. Nilai faktor peluang Y yang tertinggi adalah peminat ikan asap di Kabupaten Bojonegoro yang cukup tinggi, dan pengolah ikan asap di Kabupaten Bojonegoro masih rendah.
No
3.2. Penilaian SWOT
sedikit Adanya potensi wilayah perairan air tawar Jumlah nilai ancaman Ancaman Adanya keaneragaman hasil olahan perikanan Terjadinya kenaikan harga bahan baku Adanya perkembangan teknologi informasi Jumlah nilai ancaman Total EFAS Selisih EFAS
2.
Faktor Strategi Eksternal Peluang Peminat ikan Pari asap di Kabupaten Bojonegoro cukup tinggi Pengolah ikan Pari asap di Kabupaten Bojonegoro masih sedikit Jumlah nilai ancaman Ancaman Adanya keaneragaman hasil olahan perikanan Terjadinya kenaikan harga bahan baku Adanya Perubahan musim Tidak tersedianya potensi perairan laut Jumlah nilai ancaman Total EFAS Selisih EFAS
Bobot (B)
Rating (R)
BXR
0.20
4
0.80
0.20
4
0.80
1.00
1.60
0.15
1
0.15
0.15
4
0.60
0.15
2
0.30
0.15
3
0.45 1.50 3.10 0.10
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 Sumber: Data yang terolah 2014 Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah nilai Y peluang usaha kelompok Mina Barokah adalah 1.60 dan nilai ancaman Y 1.50, total nilai Y 3.10, dan diperoleh selisih 0.10. Nilai faktor peluang Y yang tertinggi adalah peminat ikan pari asap di Kabupaten Bojonegoro yang cukup tinggi, dan pengolah ikan pari asap di Kabupaten Bojonegoro masih rendah.
Setelah faktor internal teridentifikasi maka dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor internal ikan pari asap yang ada di KUB Mina Barokah, adapun penilaianya adalah sebagai berikut. Tabel 8. IFAS Ikan Pari Asap No 1.
2. Penilaian Internal a. Penilaian Internal Ikan Lele Asap Setelah faktor internal teridentifikasi maka dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor internal yang ada di KUB Mina Barokah, adapun penilaianya adalah sebagai berikut. Tabel 7. IFAS Ikan Lele Asap No 1.
2.
Faktor Strategi internal Kekuatan Bahan baku ikan lele mudah diperoleh Bahan baku berkualitas Harga relatif setabil dan terjangkau Lokasi usaha strategis Husbungan baik antara pengolah dengan konsumen Jumlah nilai Kekuatan Kelemahan Produk tidak tahan lama Terbatasnya lokasi pemasaran Belum dilakukan promosi secara online Jumlah nilai kelemahan Total IFAS Selisih IFAS
Bobot (B)
0.10
Rating (R)
4
BXR
0.40
0.15
4
0.60
0.15
3
0.45
0.10
3
0.30
0.10
2
0.20
1.95
0.15
4
0.60
0.15
2
0.30
0.10
2
0.20
1.00
1.10 3.05 0.85
2.
Faktor Strategi internal Kekuatan Bahan baku ikan pari berkualitas Harga relatif stabil dan terjangkau Lokasi usaha strategis Hubungan baik antara pengolah dengan konsumen Jumlah nilai kekuatan Kelemahan Produk tidak tahan lama Sulitnya bahan baku ikan pari Terbatasnya lokasi pemasaran Belum dilakukan promosi secara online Jumlah nilai kelemahan Total IFAS Selisih IFAS
b. Penilaian Internal Ikan Pari Asap 44
Ratin g (R)
BXR
0.15
4
0.60
0.15
3
0.45
0.10
3
0.30
0.10
2
0.20 1.55
0.15
4
0.60
0.10
4
0.40
0.15
2
0.30
0.10
2
0.20
1.50 3.05 0.05
1.00
Sumber: Data yang terolah 2014 Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah nilai kekuatan X pada usaha kelompok Mina Barokah adalah 1.55 dan nilai kelemahan X 1.50, total nilai X adalah 3.05, dan diperoleh selisih 0.05. 3.3. Kuadran SWOT Pengisian bagan SWOT adalah dengan menghitung selisih antara peluang terhadap ancaman dan kekuatan terhadap kelemahan dan tandai titik potongnya secara horizontal dan vertikal.
Sumber: Data yang terolah 2014 Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah nilai kekuatan X pada usaha kelompok Mina Barokah adalah 1.95 dan nilai kelemahan X 1.10, total nilai X adalah 3.05, dan diperoleh selisih 0.85.
Bobot (B)
Peluang Conservatif
Agresif
2
(0.75:0.85)
1
Kelema hanan
-2
-1
Devensif
0 : 0 :
Keku atan
0
1 -1 -2
2 Competif ifng
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 lele asap dan ikan pari asap dapat dilihat pada tabel 9 dan 10. Ancaman
Gambar 2.
Diagram Matrik IE Ikan Lele Asap Usaha KUB Mina Barokah
Tabel 9. Matrik SWOT Ikan Lele Asap EFAS
Peluang 2
Agresif
1 0
(0.10:0.05)
Conservatif Kele mah anan
-2
-1
0
0 1 1 -1
Keku atan 2
-2 Devensif
Competif ifng Ancaman
Gambar 3. Diagram Matrik IE Ikan Pari Asap Usaha Kelompok Mina Barokah Dari kedua gambar diagram di atas dapat dijelaskan bahwa selisih faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk ikan lele asap diperoleh nilai 0,75 dan faktor internal diperoleh nilai 0,85, sedangkan selisih faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk ikan pari asap diperoleh nilai 0,10 dan faktor internal diperoleh nilai 0,05 dan keduan titik potongnya berada pada kuadran 1, yaitu agresif. Pada kuadran agresif ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Karena kelompok usaha ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
IFAS Peluang (O) 1. Peminat ikan lele asap di daerah Bojonegoro cukup tinggi 2. Pengolah ikan lele asap di Kabupaten Bojonegoro masih sedikit 3. Tersedianya potensi wilayah perikanan air tawar Ancaman 1. Adanya keaneragaman olahan hasil perikanan 2. Terjadinya kenaikan harga bahan baku 3. Adanya perkembangan teknologi informasi
KEKUATAN KELEMAHAN (S) (W) 1. Bahan baku 1. Produk tidak ikan lele tahan lama mudah 2. Sedikitnya diperoleh lokasi 2. Bahan baku pemasaran berkualitas 3. Belum 3. Harga relatif dilakukan stabil dan promosi terjangkau secara online 4. Lokasi usaha yang strategis 5 . Hubungan baik antara pengolah dan konsumen
Strategi (SO) 1. Memperbanyak jumlah produksi ikan asap
(Strategi WO)
Strategi (WT) 1. Meningkatkan kualitas produk 2.Menjaga hubungan baik antara pengolah dengan konsumen
Strategi (ST)
1.Memperluas lokasi pemasaran
1. Inovasi produk
Sumber: Data yang terolah (2014) 3.4. Alternatif Strategi Alternatif strategi yang sesuai dengan usaha pengasapan Kelompok MINA BAROKAH adalah dengan cara membuat matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor eksternal maupun internal yang terdiri dari peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan matriks SWOT maka dapat disusun empat strategi utama yaitu SO, WO, ST dan WT. Alternatif strategi bagi pengembangan usaha Ikan 45
Sedangkan matrik SWOT untuk ikan pari asap dapat dilihat pada tabel 10.
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 Tabel 10. Matrik SWOT Ikan Pari Asap (IFAS)
Kekuatan (S) Kelemahan (W) 1. Bahan baku 1. Produk tidak berkualitas tahan lama 2. Harga relatif 2. Sulitnya stabil dan memperoleh terjangkau bahan baku 3. Lokasi usaha ikan pari yang strategis 3. Sedikitnya 4. Hubungan baik lokasi antara pemasaran pengolah dan 4. Belum konsumen dilakukan promosi secara online
(EFAS) Peluang (O) Strategi ‘SO’ Strategi ‘WO’ 1. Peminat ikan 1. Memperbanya 1. Memperluas Pari asap di k jumlah lokasi Daerah produksi ikan pemasaran Bojonegoro asap 2. Mensetok cukup tinggi bahan baku 2. Pengolah ikan Pari asap di Kabupaten Bojonegoro masih sedikit Ancaman (T) Strategi ‘ST’ Strategi ‘WT’ 1. Adanya 2. Meningkatkan 1. Inovasi keaneragama kualitas produk n olahan hasil produk perikanan 3. Menjaga 2. Adanya hubungan baik perubahan antara musim pengolah 3. Terjadinya dengan kenaikan konsumen harga bahan baku 4. Adanya perkembanga n teknologi informasi
Sumber: Data yang terolah (2014) Setelah mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha ikan lele dan ikan pari asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain. 1. Strategi S-O Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga memanfaatkan peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah 46
memperbanyak jumlah produksi ikan asap baik ikan lele atau ikan pari dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produksi ikan asap, untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi dan didukung harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat sehingga memungkinkan untuk diadakannya penambahan jumlah produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengolah. 2. Strategi W-O Strategi W-O (WeaknessOpportunity) atau strategi kelemahanpeluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah: a. Memperluas lokasi pemasaran dengan tujuan agar produk lebih dikenal oleh masyarakat luas. b. Mensetok bahan baku, khusus ikan pari asap bahan baku harus disetok, karena sulitnya bahan baku dan bahan baku diperoleh dari luar daerah sehingga membutuhkan biaya yang lebih banyak, dengan menyetok bahan baku diharapkan dapat meminimalkan biaya produksi sertapengasapan ikan pari bisa dilakukan setiap hari. 1. Strategi S-T Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah : a. Meningkatkan kualitas produk Dengan kualitas produk yang baik, maka jika terjadi kenaikan harga pada produk, konsumen akan tetap membeli produk tersebut. b. Menjaga hubungan baik antara pengolah dengan konsumen Bertujuan supaya konsumen tidak kecewa dan tetap menjadi pelanggan. 2. Strategi W-T Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari
[GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T yang dapat dirumuskan adalah membuat Inovasi produk, produk yang dihasilkan tidak hanya ikan asap tetapi dapat memproduksi olahan hasil perikanan yang lain seperti ikan pindang, dan ikan asin. Berdasarkan strategi SWOT maka dapat diketahui strategi yang sangat dibutuhkan untuk dapat meminimalisir kelemahan dan ancaman yang dihadapi dalam mengolah ikan lele asap yaitu: menjalin hubungan baik dengan konsumen dan memperluas área pemasaran sedangkan strategi untuk ikan pari asap adalah menjalin hubungan baik dengan konsumen dan menyetok bahan baku guna menjaga kontinuitas usaha. IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengusaha ikan lele asap dan pari asap di Desa Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Strategi S-O untuk pengasapan ikan lele dan ikan pari, dengan cara memperbanyak jumlah produksi ikan asap yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi ikan asap, guna memenuhi permintaan pasar yang tinggi dan didukung harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat, sehingga memungkinkan untuk diadakanya penambahan jumlah produksi yang bertujuan meningkatkan pendapatan pengolah. b. Strategi W-O, dengan cara memperluas lokasi pemasaran agar produk lebih dikenal oleh masyarakat luas. Mensetok bahan baku, khusus ikan pari asap bahan baku harus disetok, karena sulitnya bahan baku dan bahan baku diperoleh dari luar daerah sehingga membutuhkan biaya yang lebih banyak, dengan menyetok bahan baku diharapkan dapat meminimalkan biaya produksi sertapengasapan ikan pari bisa dilakukan setiap hari. c. Strategi S-T, dengan cara meningkatkan kualitas produk, sehingga konsumen tetap membeli dan 47
harga akan naik. Serta menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang bertujuan agar konsumen tidak kecewa dan tetap menjadi pelanggan. d. Strategi W-T, dengan cara inovasi produk. Alternatif strategi yang diterapkan yaitu, memperluas área pemasaran serta menjaga hubungan baik dengan konsumen Alternatif strategi yang digunakan untuk mengembangkan pengolahan ikan lele asap adalah menjalin hubungan baik dengan konsumen dan memperluas área pemasaran sedangkan strategi untuk ikan pari asap adalah menjalin hubungan baik dengan konsumen dan menyetok bahan baku guna menjaga kontinuitas usaha. 4.2. Saran Dari hasil penelitian maka saransaran yang mungkin dapat disampaikan adalah: 1. Bahwasanya dari kedua jenis usaha yaitu pengasapan ikan lele asap dan pari asap yang lebih utama untuk dikembangkan adalah pengasapan ikan lele asap, karena bahan bakunya yang mudah untuk diperoleh. 2. Menambah tenaga penjual. DAFTAR PUSTAKA Akhmadin, H. 2012. “Menuju Bojonegro Gemarikan”. Diakses pada Tanggal 19 Januari 2014. http://www.bojonegoro.go.id Nursalam 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke dua Edisi. Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.