? e :i ? u s t a k a a n ^KUi.lAS-SAyi KA U I
A K S I 0 M A
dan
H O S ^ D D H
R E K O N S T R U K S I
dalam L I if 6 0 I d T I K
iiQMJrAR.tt.TIF
oleh KENNETH L. PIKE
iJuimnQX* Institute of Linguistics Glendale California Revised, 195>7
A'St.jOMJ.
PR^CppURFS
T£J)CTlOH S>
l»J a>MP<M2AT»\H? HM(5tU|SXICS ; i»w 6X.PEUlMgfuTAL- SyLlj^vX
10 r,ji CL T ; p°st**aa«-Ca & S A S T B U ?
D A P T A R
ISI
I. Pandangan "Jmum..... ........... ......... .......... 1 II. Pemilihan Data......... .................. ......... 3 III. Mengatur I>ata......................................4 IV. oimbol2 Rekcnstruksi rertaiua............ ......... 5 V. Re-fonemisasi....................... ............. 19 V i . i-iemperluas Rekonstruksi........ ..................20 VII. Teknik ^eskriptif Penjadjian Bahan setjara Tertulis....................................20 VIII. ijatihan^ Buatan........................ .......... 21 IX. i-*arapiran.......
................................. 2o
X. Jaftnr Pus taka................
............... 3k
it. randangan Umum : Beberapa bahasa dan/atau dialek berkerabat. Teori Mpohon bahasa" mengatakan bahwa suatu bahasa purba melahirkan perbedaan2 dalam struktur tatabahasa dan bunji, dan bahwa pembandingan bahasa2 jang ada setjara teliti dapat menundjuk kan bahwa bahaaa2 itu berasal dari sumber jang sama. Hall menerangkan alasan mengapa pentjabangan dialek2 ti mdak dapat disamaratakan sadja, melainkan bahwa suatu tjabang jang lebih tua dapat mengembangkan tjabang2 berikutnja jang satu sama lain lebih erat pertaliannja. dari pada pertalian raereka dengan keturunan2 tjahang besar jang lain2 . Hall, Fro to Romance, hal.2ij., gamb., A,B. Peiabagian jang rapi jang diminta oleh gambar pohon bertjabang ini sebenarnja diselang oleh pemindjaman dari bahasa ke bahasa. Bloomfield, Language hal.3 ll-*31i4-»$ 10 * Bentukfi berbeda jang djelas pertaliannja harus dianggap berkembang dari sumber jang sama, ketjuali kalau ada bukti sebaliknja. Hall, Proto Romance, hal.2 0 . Perubahan bunji dianggap teratur; jakni bahwa setiap bu nji pada dialek tertentu akan berubah dengan tjara serupa se tiap kali muntjul dalam keadaan2 jang serupa (kalaupun bunji itu memang berubah). cf. Hall 20,
3 a»
Hockett hal. 1 2 5 -1 2 7
$ 6, Bloomfield Sound System $ J+9 , hal.1 ^2 , tjatatan 1 , hal. 130
.
*
Bunji jffig menduduki tempat tertentu dalam suatu morfem
tertentu suatu dialek, jang agaknja merupakan kelandjutan -baik jang fonetik berubah maupun jang tidak—
dari suatu bu-
nji jang lebih tua pada terapat jang sama dalam morfem jang sama dari dialek jang berbeda, dapat dinamakan P&HTULAN dafll bunji asal jang lebih tua. Bloomfield Language, hal.3 1 0 . Tagalog - —
kurang £~1 J
'ku:lag
1
Djawa •
BatakIndonesia Purba -
kuraq
-- - -
•—
*
hura-g
dan Z~r_ 7 adalah pantulan dari
-M-kuLat) L_/
Suatu perangkat pantulan2 dari satu bunji asal akan di# sebut suatu PERANGKAT IJUBUflGAN KESEPADAMN: ^flJ
Tagalog, C v J -Djawa, dan £ ~ r J Batak dalam tjon-
toh Bloomfield diatas merupakan suatu perangkat hubungan kesepadanan.S Seperangkat morfem dari berbagai bahasa jang didapat da ri satu morfem asal disebut P.fcRANGiiAT KATA iafcASAL. •ku:lag, kuraig, dan hurag diatas adalah suatu perangkat kata seasal. Menghadapi diaiek2 atau bahasa2 sedjaman linguis dapat membuat sederetan rumus jang menundjukkan berbagai hubungan kesepadanan jang diketemukan. Unsur bahasa jang dirurauskan seperti itu disebut BENTUft RKLONSTRUKSI. Bentuk ttkuLan diatas adalah bentuk rekonstruksi jang mesi lambingkan hubungan kesepadanan sebagai berikut: k:k:h;
u»:u:uj< a:a:a;
rj:r):p
Meskipun setjara teknis merupakan rumus2 penundjuk hu bungan kesepadanan, bentuk2 rekonstruksi seringkali menundjukkan kemungkinan tjiri fonetik umum dari bentuk Jang dire kcnstruksi. Tetapi, semakin lampau bentuk jang direkonstruksi
semakin'tipis pula keraungkinan menentukan tjiri fonetiknja. TATABAHASA maupun bunji dapat direkonstruksi. Ini telah. dibuktikar* dengan hasil jang sangat memuaskan, oleh Bloom field, Algonquin. Tahap jang lebih tua dalam rekonstruksi sedjarah suatu bahasa dapat diaebut tahap-ASLI, misalnja bahasa Romans-Asli. II.
Pemilihan Data Lakukanlah pemeriksaan tjepat atas dialek2 dan/atau ba-
hasa2 jang dianggap berkerabat (atau Jang hendak ditentukan kekerabatannja)• Beberapa diantaranja (2 atau lebih) akan me nundjukkan pertalian jang lebih erat antara aatu dengan jang lain dari pada dengan dialek2 atau bahasa2 selebihnja. Hall, hal.8 -9 . Untuk kerdja pertama, mulailah dengan mentjoba merekonstruksi tahap jang lebih tua dari dua atau beberapa dialek/ bahasa jang pertaliannja lebih erat itu (Hall,9 ). Ulangilah untuk kelompok2 jang erat hubungannja lainnja, dan kemudian tjobalah merekonstruksi tahap2 jang lebih tua. Ivalau mungkin, buatlah analisa fonemik atas dialek jang hendak dibandingkan.(bonderly, hal.2 , Bloomfield Sound Sjfstart 132^5)• ivalau data tidak dikumpulkan sendiri, tjobalah memeriksa benar2 ketelitian dan keteguhan pentjatatannja. Bahan jang tidak diperiksa harus dihargai menurut ketjakaoan, latar belakang, dan kesempatan jang dimiliki oleh pengumpuln ja. (Hockett, $2 , hal.1 2 1 ; Bloomfield, Sound System .;1 , hal.1 3 0 ; tenrtama Nevmian, untulc penilaian data seperti itu setjara terperintji).
III. Mengatur Data Biasanja orang merideretkan kata2 jang kelihatannja meru pakan kelompok kata-seasal bagi bahasa2 jang bersangkutan, dengan melakukan pemeriksaan data setjara umum. betiap perangkat kata-seasal dapat ditempatkan pada seleiubar kartu jang tersendiri. Untuk maksud ini, perbedaan ketjil dalam arti dari baha sa ke bahasa, atau perbedaan2 ketjil dalam bentuknja, tidak dipedulikan apabila ada kesan umum bahwa mereka ini berkera bat. Newman, Central Otomlan I, hal.lj- >iP3 •1 * Sesudah memilih dialek2 jang erat kekerabatannja, mulai lah mengerdjakan bunji2 pada tempat tertentu didalam morfem atau katan , 1a — misalkanlah pada awal kata. Pusatkan perhatia an pada suatu bunji atau mat jam bunji tertentu — misalkanlah bilabial. Pilihlah kartu2 kata-seasal sehingga
mengelompok-
kan semua morfem jang pada suatu tempat --misalnja pada awal kata-- agaknja memperlihatkan perangkat pantulan jang sama dalam berbagai bahasa itu. Lihat bonderly,
Zoquean Cor
respondences^ mengenai tjafca mengatur. Dengan menggunakan kartu2 duplikat, atau kolom2 data, ulangilah proses itu untuk matjam2 bunji jang besar djumlahnja serta untuk tempat jang ber-bagai2 daripada bunji2 ini didalam kata. Newman, Central ^tomlan I, hal.3 -14-* Buatlah peta2 sementara jang berisi ichtisar perangkat2 pantulan, supaja siap untuk mengerdjakan ^eksi III. Untuk tjontoh2 lengkap dalam pemetaan ini, lihat Bloomfield, lan guage. hal.300, 301, 310 ; djuga Sapir, hal.7 9 .
Peta lain jang dibuat oleh 31 oomfield ialah sebggai ber ikut dari Sound Systems. hal.131. PCA. a a u 0 e a i • 9
I*1
IV.
F. a a u 0 e a i X i "i
C. a a u o £ a i 1 I •• X
M. a a u O e a i e I x
0. a a u 0 i a i 'i i ’i
Simbol2 Rekonstruksi Pertama
Tud.juan Umum ■Setiap hubungan kesepadanan jang berlainan haruslah sementara direkonstruksi setjara berbeda. (Beberapa rekonstruk si jang ber-beda2 ini dapat hilang dalam Seksi V). Pada umumnja, s%mpai disini, kita mengadjukan rekon struksi darurat bagi setiap hubungan kesepadanan jang tidak dapat diterangkan melalui pemindjaman, dst» Tetapi bunji2 jang telah direkonstruksi atau tjiriS jang diadjukan untuk udjaran-asal jang ditundjukkan dalam salah satu dialek sadja, kalau mungkin haruslah diperiksa benar2 dengan raempertentang kannja terhadap data lain, karena mungkin itu semua akan ter bukti sebagai perkembangan2 baru dalam dialek itu. cf. Hall, 18. i)ata lebih landjut, atau bahan2 dari dialok2 tambahan, kalau tidak harus memperkuat rekonstruksi, haruslah merupakan bukti kebalikannja. Suatu fonem tidaklah direkonstruksi pada segala terapat
terdapatnja sekaligus, melainkan direkonstruksikan sebagai
pengisi terdepan dalam kata, kemudian diantara vokal2, morfem2, dst. Wonderly- hal.2 -7 - (Untuk teknik jang berlaira n, 11hat l a m p a n ). Bandlngkan tjontoh2 Wondorly no.1-11 dengan 12-31, de ngan I|ij.-53 seperti: *p (pada awal kata) Zoque Asli •» palsk? 8oque Tg., Zoque U., Zoque S.jTuxtla), Zoque B., Sierra Popoluca pak * Zoque TL.(Tapalapa, Ocotopec; San Bafctolome, Cha pultenago), Mixe pahk tulang. cf. -55--P- (intervokal). Zoque Asli **-p->..p_. dalam ZTg, ZU, ZSjTux;), ZB,: T,Kj
-b-
dalam ZTL»^> -p-^ —b- dalam SP. Z, Asli ttkopahk : ZTg, ZU, ZS^Tux.), ZB kopak ; M kupahk ; ZTL (Tapal, Ocpc., S.Btolo.) kobahk ; ZTL (Chpgo.) kobak ; SP ko»bak kepala (bentuk pada M, berarti tengkorak)• Ada manfaatnja memperhatikan bahwa perbedaan2 fonetik antara berbagai hubungan kesepadanan mungkin serupa dengan perbedaan2 atara pasangan2 bunji jang meragukan dalam analisa fonemik. Hubungan kesepadanan tidak perlu fonetik serupa, meskipun orang harus memperhatikan adanja komponen2 serupa. Dalam ^onderly, hal.5 , $1*3*2 misalnja,
m, n, g
dalam hu
bungan kesepadanan dengan p, t, k, dalam daerah-utjap, seba gai digambarkan dalam tjontoh2 (l+O), (i|l), V^-2)} konsonan achir diperbandingkan7 Zoque A Limau
ham
ZTg,ZU,SP,I4 ham
ZTL£Ocpc.Ppc.SBtolo. T ChpgO) hap
ZTg, ZU,Zii,ZB,H Tjemara * cin
cin
hem ZTL(semua)T
cit
cii}
Zoque A Djalan
.ZTg,ZU,ZS(ilux),ZB, SP
turj
tni}
ZTL(semua) tuk
T tu?u
Pada achirnja, orang harus merekonstruksi bentuk2 jang mengandung fonem2 jang tjukup untuk memperhltungkan semua jang ada dalam bentuk2 3anS bersepadan, (dan bentuk2 lain da ri seri jang sana). Bloomfield hal.30lj.: Old Gothic. Norse Hari
/dagsJ
/dagvj
Old English
Old Frisian
/dej7
Old Old Primitive Saxon H.German Germanic formula ZtagJ
tf/Tdagaz/
cf. Hall hal.12 -1 3 . Lanffkah2 dalam Prosedur Rekonstruksilah bentuk2 asal bagi hubungan kesepadanan jang lebih djelas sebelum mempeladjari jang lebih sukar. 'iundjulskan bahwa suatu kata, bagian suatu kata, atau bu nji telah direkonstruksi (meskipun kalau ini terdapat dalam salah satu atau beberapa dialek) dengan meneropatkan tanda 'asterisk.* (*■) dimukanja. Kalau dalam seraua dialek
seterusnja ’’dialek” berarti
dialek atau bahasa_7 bunji jang dipeladjari sama, jakni kalai perangkat pantulan2-nja identik, rekonstrulcsikanlah bunji itu seperti terdapat dalam tjatatan 'field1, atau dalam lapisan2 lain dori data jang direkonstruksi. Misalnja, Bahasa In donesia Primitif. * Djawa
pilik ’pilih’ direkonstruksi dari : Tagalog
’piili?,
pilik, Batak pili. (Bloomfield, Language hal.3 1 0 );
djuga, penulis jang sama dalam oound Systemf hal.131 fcit-, Primitive Central Algonquian *a
direkonstruksi dari Fox a,
Cree a, Menomini a, Ojibwa a. Lihat djuga tjontoh2 tfonderly
1 -1}.;
Hall 9 -12 ; Bloomfield Language 3 0 1 . Aalau dua bunji terpisah telah dirakomstruksi sedcmiiri-
an, dan dalam suatu perangkat hubungan kesepadanan jang ketiga keduanja muntjul, adjukanlah suatu bunji ke tiga jang berhubungan dengan keduanja, jakhi dengan mengambil beberapa komponen fonetik masing2 , seperti dalam bonderly, hal.3, 6 : (1 ) Zoq.A. -K-pahk : ZTg, ZU, ZS(Tux.), ZB, SP pak ; ZTL(Tapal.,Ocpc.,Ppc.,Chpgo. )> M pfihk tulanc.. (14;) Zoq.A. -«iie?:rij-+ •“'pahk t ZTg ne?0bak telapak kaki: ZU ne'Trjbak betis: ZTL(Ppc. ) ne?tjbahk ; ZTL(Tapal. ) nekmbahk kaki (seluruhn.la). (8 )
Zoq.A. *-ca? : ZTg, ZU, ZTL(S.Btolo.,Chpgo. ), Zs(kedua-
nja), ZB, SP, ca? ; M ca ; T £e batu. ?erhatikan pada tjontoh diata3 bahwa:
a: a: a direkon
sfcruksi sebagai *a; e: e: e direkonstrukai sebagai -«-e; a: a: e direkonstrukai sebagai *a. Jt^alau dalam suatu perangkat hubungan kesepadanan, timbul suatu bunji jang telah direkonstrukai ditempat lain, tetapi Jang salah satu pantulannja mempunjai bunji jang barbeda, ambillah bunji jang mempunjai kompaien2 fonetik dari masing2 bunji pantulan itu atau pakailali tanda2 jang arbitrer. Bloomfield, Sound system, hal.131 FCA
F
C
*1
i i
i i
0 i I
i i
Kalau hubungan kesepadanan atitara dua bunji jang berlainan tetap, rekonstruksikanlah sebagai salat) satu dari kedua nja (daerah pemakaian, diantara dialek2, analog! dengan hu~
bungan2 kesepadanan jang lain, kesimerian sistem jang dihasH kan, dll. akan mempengaruhi p.enentuan atas jang mana harus dipakai untuk rekonstruksi)• Wonderly hal#5 tjontch (3 l): Zoque Asli
-k-Kw^> -kw-
dalam di
alek2 Zoque dan Sierra Popoluca;> -p- dalam Tapachulteca. Zoque Asli
Zoque Tengah
*kahkwe- :
kakwe ;
Tapachulteca
Mixe
kepeij ;
Zoque Timur Laut Sierra (Tapal. Ocpa.) Popoluca
kahkwe ; kakwi
kafpy
kalad.ienp;king
Cf. -Ujuga Bloorofield, Language 307 , Junani p , German f. i^ala.u aatu fonem dalam auatu dialek berhubungan kesepa danan. dengan lebih dari satu fonem dalam dialek2 lainnja, re konstrukailah, bentuk jang berbeda bagi tiap hubungan kesepa danan: Bloomfield, Lanreuaae 306. a:a- #a a:6 *o i:a -K-©
■
Itulah rekonstruksi2 jang dibuat un tuk bahasa India-£-ropa rrimitif.
^ondei’ly, ha 1.2b. Zoque Asli -K-kamack : ZTg, ZU, ZIL(Tapalapa, Ocotepec, Pantepec)» ZS(Tuxtla), SP kama;
Mixe
kam; Tapachulteca k£mek
kebun d 1ap;ufag(Bentuk Mixe berarti tanah). Bloomfield, Sound Astern hal.131 #iiProto Central Aigonquian *i
FoxCree i
i-ienomini i
0 jibway
i
i
*1
i
i
I
i
*;<■©
e
i
o
i
atau: Adjukan keanekawarnaan daripada keseragaman: lau dalam beberapa dialek ada kontraa bunji jang tak kedapat-
an pada dialek2 lainnja, maka k©ntras itu mungkin pernah ada dalam bentuk asli. Wonderly halaman 8 $2.3. Djuga tjontob.2 (4 2 ), (4 3 ). ^lau dalam sederetan hubungan kesepadanan, beberapa di alek mempunjai varian pantulan jang terdapat dalam beberapa kata sadja, bentuk rekonstruksi tidak perlu diubah kalau va rian itu dapat diterangkan setjara fonologis. Tetapi, kesimpulan dan data harus disimpan untuk keperluan deskripsi teknis bahan2 itu. Tentang proses fonologis lihatlah Buck, 36 39;
Nida, 21 -36 , 283-312; Lihat djuga Bloomfield, 30I4. %>3 . Lihat djuga bonderly, hal.3 f tjoritoh (6): didepan #i dalam bahasa Fopoluca dan didepan
<5-1 , *a dalam bahasa Tapachulteca. Zoque-Asli **cuhk : Zoque ZS(Tuxtla)* SP, Tapachulteca, Mixe
Ocotopec)
cuhk
tikua.
cf. Wonderly hal. 3 (7) ZB, M SP
cuk ; Zoque TL(Tapalapa,
Zoq.A. -K-cln : ZTg, ZU, Zi>(TuxJ,
cin ; ZTL(0 cpc.,S.Btolo.,Chpgo.) cit. T
cit) tjemara,
cixjkuy pohon tjemara. Meskipun lingkunj-an jang ada sekarang mungkin tak dapat
mendjelaskan perselingannja, aksioma jang dimuka iuasih berla ku apabila ini didjelaakan oleh perbedaan dalam lingkungan jang terrekonstruksi. Bloomfield, Sound System, hal.1 3 3 ^1 1 , hal.134 ^1 3 . Lihat Bloomfield, Language, hal.3 0 6 -9 untuk memperoleh pembitjaraan jang luas mengenai langkah2 dalam merekonstruksi bahasa India-^ropa ±rimitif. *bhra:ter dan
-^pd'teJr
saudara lak!2
a.1ah.
Rekonstruksilah djuga rangkaian2 vokal dan konsonan,
djangan konsonan2 dan vokal2 tunggal sadja. Cf. Bloomfield, Sound System, terutama hal.lij.?, Periksalah akan adanja simetri dalam rangkaian2 konsonsn. kalau ada gugud hambat tambah sangau, periksalah lagi adakah semna bunji hambatnja terdapat bersama bunji sengau. i\alau ada s tambah sengau, dan s tambah hambat, tjarilah keinungkin an adanja s.tambah hambat tambah sengau. Periksalah kalau2 ada kekosongan dalam pola dan dalam simetri gugus konsonan. Tjarilah pola aimetri diantara hu bungan2 kesepadanan tunggal jang terrekonstru'ksi. Kalau ada ’tag ends’ jang mengganggu keseimbangan, lihatlah kalau2 kon sonan2 tunggal ini dapat dianalisa kembali sebagai gugus kon sonan. lvalau dalam suatu dialek ada suatu gugus konsonan, dan satu atau lain anggautanja terdapat dalam dialek2 jang lain, rekonstruksikan gugusnja, dan tjobalah mengadjukan keterangan tentang hilangnja anggauta satunja dalam dialek2 jang la in itu. tfonderly hal.8 tjontoh (6 1 ): Zoq.A. **iohk : ZTg, ZU, ZS(keduanja), ZB, SP, M mok ; T mak ; ZTL(semua)
mohk d.lagung. Ini berarti bahwa apabila
dalam seperangkat hubungan kesepadanan salah satu pantulannja berupa nol, anggaplah (bahwa) Bentuk rekonstruksinja seperti jang diminta oleh pantulan2 jang lain, dan bagi dialek jang berisi nol terangkan tentang hilangnja, sebagai: Ixcatec kahu,
Mazatec kao,
Popoluca Asli ■» kahu
"Menemukan kembali penghilangan kontras jang bersjarat daripada fonem2 dari bahasa dalam keadaannja adalah lebih
mudah" asalkan penghilangan kontras sematjam itu...memperlihatkan beberapa segi morfologi".. "Kalau tidak, bekas aatu2nja mungkin berupa kekosongan jang gandjil dalam daftar gugus fonem." Hoenigswald, Internal Reconstruction hal.fii; Cf. knowledge /nallj//-*' acknowledge /eknallj/ jang k-nja hilang diantara djeda dan n. Tetapi bandingkanlah hnecca 'leher* dan Hring dalam Bahasa Snggris Kuno. Tanda bukti satu2nja jang ada sekarang mengenai hilangnja /h/ ialah kekosongan da lam daerah pemakaian h masa ini. Bila dalam gugus2 jang mempunjai hubungan kesepadanan satu anggautanja terdapat sama dalam semua pantulannja de ngan suatu bentuk jang telah direkonstruksi, sedang anggauta jang laim memperlihatkan pantulan jang berbeda atau berlawan an apabila dibandingkan dengan bentuk2 jang telah direkon struksi, gunakanlah simbol apa sadja untuk anggauta jang ber beda itu. (Dalam hal ini fonem jang telahLdirekonstruksi mungkin bukan fonem bahasa-asli jang sesungguhnja, melainkan adalah pemantulan perubahan alofonik jang disebabkan oleh fo nem jang dekat). Perhatikan rekonstruksi berikut dari Bloomfield jang di kutip dalam buku oapir hal. 77 Tabel ^ 1 . p Hengikuti hubung an kesepadanan jang sama seperti pada tempat2 lain dalam re konstruksi, tetapi an^gauta2 pertama dalam gugusnja ber-bede£ Sapir hal. 77 i'abel III. PCA 1. 2. 3. k*
tcp cp Xp hp mp
Fox
0jibway
hp hp hp
hp cp hp hp mb
P
Plains Cree Kenomini ? sp sp hp hp
tsp sp hp hp hp
Perhatikan tjontoh Bloomfield jang aangat terkenal jang merekonstruksi atas dasar sabuah hubungan kesepadanan, dan ketnudian menguatkannja dengan data tambahan. Bloomfield, Sound System hal.lf?3 -$4.9. Idhatlah ulasan Sapir hal.7o-76, djuga Hockett hal«125 seksi 6. ' Alat2 bantu selaln hubungan kesepadanan bun.11 Kemungkinan2: Hati2-lah terhadap bunji jang matjamnja diketahui seba gai hasil proses fonologi pada berbagai bahasa. i^alau kita harus memilih, raaka apabila mungkin, pilihlah merekonstruksi matjam jang agaknja bukan hasil dari proses perubahan sematjam itu. Cf. Buck, 3 <-,-3 9 . Nida, 21 -36 , 263 -312 . Ivalau dalam beberapa dialek terdapat hambat tak bersuaua ■*
,diantara vokal, dan dalam beberapa lagi terdapat hambat bersuara diantara vokal,— apabila perscalan tak dapat dipetjahkan setjara lain— hambat jang tak bersuaralah jang dipilih sebagai bentuk aslinja. tfonderly: hal.3b tjontoh (1 3 ): Zoq.A. *"--p->-p- dalam ZTg, ••'T*
ZU, ZS, ZB, T, M J>► -b- dalam ZTL •> -p---b- dalara SP. (13) Zoq.A. -Hpopo : "ZTg, ZU, ZS(Tux. ), ZB popo ; ZTL(Tapal^ Ocpc.,Ppc.,Chpgo,) pobo ; SP po*po putih. Wonderly halanan k tjontoh (1 7 ): Zoq.A, «*-t->-t- dalara ZTg, ZU, ZS, Zii, T ; > -d- lo-'-t-) da lam ZTL(Tapal.,°cpc.,Ppa. ) ;>-r-(— t-) dalam ZTL(Chpgo. ) • y .t-(-ty dimulca i) dalam SP.
Zoq.A. ttwitAm (?) • ZTg, ZU, ZS(Tux. ), ZB witAin ; ZTL (Tapal, Ocpc.) widAjn ; ZTL(Ppc. ) widAp ; ZTL(Chpgo.) wii^ mata *
iialau dalam beberapa dialek ada bunji alveolar dirauka vokal i, dan dalam dialek2 lain bunji alveo-palatal, maka bu nji alveolar-lah jang dipilih sebagai bentuk-aslinja. Wonderly, hal.3 , tjontoh (7):
*c-^
dimuka «-i dalam
Bahasa Popoluca dan dimuka *1 , #a dalam bahasa Tapachulteca. Dimuka.*1 : Zoq.A. -::-cin : ZTg, ZU, ZS(Tux.), ZB, M
cin ;
ZTL(Ocpc.,S.Btolo.,Chpgo.) cit ; T cirj 1 1emara. SP ^itjkuy pohon t.1emara. Lihat'djuga tjontoh (23), (20), (7 2 ). . Bila dalam beberapa dialek terdapat hambat tak-bersuara 1 sesudah bunji sengau, dan dalam beberapa dialek lagi terda pat hambat bersuara sesudah bunji sengau, maka hambat tak' i
bersuaralah
jang dipilih sebagai bentuk aslinja.
Wonderly: hal.6, tjontoh (Lj.$) t Zoq.A. -amin--v*-pa : i
ZB minpa ; SP miKpa ; ZTg, ZU minba
ia datang.
Ambillah bentuk morfologi jang paling sederhana apabila tidak merusak data; Abaikan fonem fonem jang tidak merupakan bagian dari raorfeia jang sed®ng diperhatikan dari bentuk jang direkonstruksi. (misalnja sisipan,.dsb.) Wonderly, hal.ij-, tja tatan 3.
Rekonstruksl Dalam. Bilnmana mungkin rekonstruksilah bentuk-tua sotiap dialek, jang melalui proses2 morfofonemik ditundjukkan adanja perkembangan jang baru dari alofon2 menudju ke fonem2 , atau perubahan2 Jang lain. Lihat Wonderly, hal.2, Hockett hal.123
(dalam membitjarakan Bloomfield),
dan Hoenigswald. Kalau suatu seri fonem daerah pemakaiannja terbatas, (misalnja, bila bunji hambat tak pernah kedapatan raengachiri kata) mungkin sebabnja ialah bahwa dalam bahasa-asli seri i
tu harija merupakan alofon sadja. isarena adanja .beberapa sebab dalam bahasa-asli, alofon2 jang lain dari seri fonemik itu djadi bilang. Cf.Hoenigswald, Internal Reconstruction. hal.8o ; djuga Hall, hal.13. Sedjalan dehgan itu suatu tanda akan adanja peleburan dua fonem atau lebih dalara bahasa-asli mendjadi satu dalara bahasa keturunan ialah "kurangnja keseimbangan dalam statistik keseluruhan periatiwa fonemik." Artinja, dalam bahasa ke turunan itu satu fonem vokalnja mungkin muntjul djauh lebih sering daripada fonera2 vokal jang lain. Lihat Hoenigswald, Internal Reconstruction, hal.61 . Sebaliknja, adanja dua fonem jang udjud fonetiknja se rupa, jang daerah pemakaiannja terbatas — menundjukkan bahwa dalam bahasa-asli mereka merupakan alofon2 . Hoenigswald, In ternal Reconstruction, SIL
2 ,l± hal.79 -&0 .
Bentuk2 jang tak produktif besar kemingkinannja merupa kan lapisan jang lebih tua dan lebih delcat kepada bahasa-asli dari pada bentuk2 jiang produktif (jang mungkin merupakan ha sil analogl ). Hubungan kesepadanan dalam bentuk2 tak prcduk tif dari dua bahasa jang terpisah member! petundjuk mengonai bentuk jang direkonstruksi. Bloomfield, Language, hal.306309 (mengenai tekanan). Bahasa keturunan mungkin lebih banjak memiliki kontras fonemik dari pada bahasa-aslinja akibat telah adanja kata2 pindjaman. Hoenigswald menjebutkan tjontoh dalam bahasa Inggris. la mengatakan bahwa f dan v dahulu merupakan alofon, dan bahwa kemudian mendjadi fonemik akibat masuknja kata2 pindjaman. Kuntji persoalan ini ialah terbatasnja derah pe-
makaian. Ferhatikanlah bahwa beberapa fonem banjak terdapat dalam kata2 pindjaman. Hoenigswald, Internal Reconstruction hal.82. Supletif, tetapi jang fonemik serupa dan jang betuk2nja bertentangan dalam suatu tasrif dapat mendjadi tanda bah wa ada kontras fonemik dalam bahasa keturunan jang tidak diketemularx dalam bahasa-asli. Andaikata dalam bahasa-asli tas rif itu teratur, hanja dua alofcn sadja jang dipakai. Faktor jang menentukan pemakaian2 alofon2 itu hilang, dan timbullah kontras fonemik. Hoenigswald, dalam Internal Reconstruction, hal.83., mengambil tjontoh dalam bahasa Inggris ’wreath1 /riQ/~ 'wreathe' /ri#/. /£/ dan /&/ mula2 merupakan alofon2 suatu fonem (jang kemudian tidak berlaku lagi); dalam urutan nja /©/ terdapat didepan djeda, /$/ dimuka vokal. Soal2 sisa atau jang djelas merupakan perketjualian mungkin disebabkan oleh pindjaman dialek atau faktor2 lain. Wonderly hal.3 : "Dalam ZTL, bunji hambat
*-p-, *-t-
mendjadi -b-, -d- (-r dalam Chapultenago) dalam kebanjakan kata, Mungkin ada suatu sisa jang djelas merupakan perketju alian, barangkali sebagai akibat pindjaman dialek."
Periksa
lah dalam bahan2 sisa kemungkinan adanja pindjaman dari dialek2 sekerabat, dari bahasa2 lain, atau melalui peristiwa analogi dalam dialek itu, •^0812 jang ter sisa boleh djadi disebabkan oleh perubahan2 jang kemudian, oleh suatu bahasa-asal antara. Bloomfield, language hal«30l(. (3)"Sesungguhnja timbulnja
dan Z®_7 Fris dst.
Inggris
ditentukan oleh sjarat2 fonetlk jang tartentu,11
Penghilangan'atau penjebaran dlalektal dari penjulihan fonem dapat memperfgaruhi beberapa kata — tidak semua— dalam suatu dialek : Wonderly hal.8a tjontoh (6 1 ) : Zoq.A. -amohk : ZTg, ZU, ZS(keduanja)* ZB, SP, M mok ; T inak j ZTL(semua) mohk d.jagging, Lihat djuga tjontoh (6 2 )-(6 9 ). Dalam peta IV, Wonderly memperlihatkan satu isoglos utama jang menundjukkan seluruh wilajah jang kehilangan **h dalam semua atau beberapa katanja. Diperlibiatkan pula dua isoglos jang bertentangan atau isoglos Jang bertahan jang menandai wilajah2 jang hilang nja *-h terbatas kepada kata2 tertentu. Dengan begitu orang dapat mengadjukan adanja suatu pusat penjebaran gedjala i*u, dengan dua wilajah jang belum menjelesaikannja. Dengan analogi morfologis tipe bentuk2 tertentu dapat ditularkian kepada bentuk2 jang historis tidak pernah diharap kan. Bila dalam infleksl terdapat suatu ketakteraturan, pe riksalah kemungkinan dapat disarankannja atau dibenarkannja suatu hipotesa jang akan menerangkan ketakteraturan hubungan kesepadanan itu atas dasar analogi morfologis. Dihat Buck hal.ij.5 dan djuga hal.l82 $2i+0.1 dan hal.129 $15>ljPeriksalah djuga ketakteraturan jang ada, (atau hubungan2 kesepadanan jang ditundjukkan oleh mcrfem jang djumlahnja sedikit 3adja) untuk mengetahui kalau2 merupakan suatu lapisan pemindjaman — lama ataupun baru—
dari dialek2 lain
dalam bahasa jang sama atau dari bahasa2 jang sekerabat atau pun jang tidak, Pemindjaman sematjam itu tjenderung untuk di pengaruhi oleh perubahan2 aelandjutnja dalam pola bunji baha sa ifcu, tetapi tidak boleh dihubungkan set jara historis de ngan tahap2 sebelumnja melalui hubungan kesepadanan bunji
jang teratur. Lihat Buck hal.1 7 $18. Didalam bahan2 jang direkonstruksi perhatikanlah perubahan2 morfofonemik afatara dua(atau lebih) peristiwa dari morfem jang sama. Dalara perbandingan morfofoneraik berikut di perlihatkan bagaimana bunji hambat mendjadi bersuara dibelakang bunji sengau dalam beberapa dialek. Wonderly: hal.6 $2 .1 : Dalam SP dan ZB, bunji hambat tetap tak-bersuara sesudah bunji sengau. Dalam ZTg, ZU, ZTL, bunji hambat djadi bersuara sesudah bunji sengau. Dalam M hambat mendjadi bersuara sesudah sengau ketjuali apabila gugusnja terdapat pada achir kata. Hal. 7 tjontoh 51: Zoq.A. tt^an— SP
tf-kopahk : ZTg, ZU tjgopak ; ZTL(Ocpc. dll) ngobahk ;
?arjko«bak ; T angopik kepalalru. Dalara t]jontoh2 Ini ada penjelarasan bunji sengau kepada
titik-utjap bunji hambat jang mengikufcinja. Wonderly, hal.7 . cf. tjontoh2 (5 2 ) dan (5 3 ): (5 2 ) Zoq.A ■ssmarj--^-*-kuy : ZB maijkuy kakl (alat untuk berdjalan); ZTg. maijguy (perbuatan berdjalan). SP
(5 3 ) Zoq.A, v?an--t-#kaij :
?arjka*j} ; ZTg. ijgarj i © JJS8* raat.1an-1utulku. Bila sesudah dilakukan penelaahan sedjauh mungkin terda
pat sedikit sisa, dapat diper timbangkan kemungkinan sebagai berikut: Boleh djadi suatu kekusutan dalam dialek2 jang taiapaknja tak dapat dipetjahkan adalah karena kenjataan akan adanja lafal jang bersilihan dari bentuk-asli. Lihat Wonderly, hal.6 tjontoh 1*9 . Kalau"dalam bahasa asal terdapat beberapa perbedaan dialektal: perbedaan ini akan dipantulkan sebagai suatu perbedaan jang tak dapat didamaikan dalam bahasa jang sekerabat itu." Bloomfield, Language 3 1 ^-3 1 5 dengan tjontoh.
Perhatikan pula akan pusat2 penjebaran dan penjebaran jang tidak lengkap daripada suatu bentuk. Lihat Wonderly hal.3, tjontoh2 untuk *-p- diantara vokal dan hal.8 $2.3. V.
Re-fonemisasi.
Buatlah analisa fonemik atas bahasa jang
direkonstruksi. Tulislah kembali rumus2 setjara fonemik sedjalan dengan analisa itu. Hall, hal.1 2 ff. "Dalam merekonstruksi pola fonemik suatu bahasa asal, o rang harus mentjoba untuk sampai kepada seperangkat fonem jang perhubungan diantaranja seperti apa jang terdapat dalam bahasa2 jang lebih langsung dapat ditindjau." (Hockett, hal. 128 .) "Sudah barang tentu pada tiap tahap rekonstruksi koraparatif harus disertai oleh re-analisa deskriptif. i^alau ini tidak dilakukan, klta akan menghadapi risiko memjferbanjak tjiri2 fcak penting jang kita adjukan untuk setiap tahap re konstruksi — tanpa ada gunanja." (Hall, hal.22.) Dugaan mengenai kesederhanaan atau kerumltan bahasa jang sedang direkonstruksi tidak dapat dlbuat a-priori, (Hockett, hal,12ij.,$;-5) tetapl hasilnja harus berada dalam ba tas2 apa jang pernah ditemukan dalam bahan2 bahasa jang tertjatat (mengenai bahasa jang masih hidup ataupun tjatatan2 tertulisj. Telitilah keafdolan rekonstruksi melalui perbandingan dengan bahasa2 lain, jang ditjatat atau direkonstruksi dari keluarga dan masa jang sama* (Bloomfield, Language hal.300302 ,
$1 8 .1+). Namallah tahap itu dengan nama geograflk atau
lainnja ditambah kata "asli”.
VI.
Memperluas Rekonstruksi.
Lakukanlah rekonstruksi lebih
landjut dengan membandingkan rekonstruksi ini dengan rekon struksi lain dari perangkat Jang berbeda daripada kelompok2 jang diperlakukan setjara saiaa, agar sampai kepada suatu ta hap jang lebih tua. Lalu: namailah tahap rekonstruksin ja ; re-fonemisasikan; ulangi prosedur dengan bahan2 jang lebih berbeda lagi. j.i. Hengulang langkah2 jang terdahulu dalam merekonstruksi tingkatan lebih tua jang berikutnja dari keluarga bahasa jang mendjadi pembitjaraan. (Hall, hal.1 6 . Bloomfield, Language hal.306 -3 0 9 * $1 8 .7 ). VII. Teknik Deskriptif Penjadjian Bahan setjara ^ertulis. Kumpulkan data jang dianalisa dalam bentuk jang sesuai bagi pemlnat ahli. Sertakan perangkat2 kata-seasal, untuk diperiksa. Bila kata2 seasal haru3 ditundjuk dalam berbagai tempat dalam pemaparan, nomorilah supaja dapat ditundjuk dengan menjebutkan nomorn ja dan supaja tidak usah ditjetak l a g i pada setiap penundjukan, (Wonderly, istiiaewa bagaian atas hal.6). i^alau tempat mengizinkan, berilah peta^i perangkat pantulan, balk jang tunggal maupun bergugus, sebagai penundjuk bag! pembatja. (Bloomfield, ciound System* passim), i^alau tempat sangat diperlukan, berikanlah perangkat2 jang pentlng sadja, atau kerdjakan dengan sesuatu tjara jang lain. i>aftarlah pantulan2, dalam berbagai lingkungan fonologi maupun tatabahasa, dan terangkanlah itu den_an perangkat2 kata seasal. (Wonderly, hal.3 dan Hal.3.
*k- (awal kata) : (9 ) Zoq.A.
*kuy :ZTg, ZU,
ZTL
(Tapal.,Ocpc.,SBtolo.,Chpgo.), ZS(keduanja), ZB, SP, T kuy pohon: M kuyhyam abu kaju.
(1 0 ) Zoq A
-fckA? : ZTg, ZU, ZTL
(Ocpc.,Ppc.,SBtolo.,Chpgo.), ZS(Tux. ), SP kA? ; M kA^Z tanp,an; ZB kAcu^ d.lari (?) (cf. SP kA'cus d.jari). Hal.I;. *-k- (antara vokal): Eoq.A. -s'r-k-> -k- dalam ZTg, ZU, Z3, ZB, ZTL, T
-k-~-g- dalam SP, M (?) (perselingannja tak dite-
ran^kan).
(2 ?) Zoq.A. -~-hoko : ZTg, ZS(Tux.), ZTL(0 cpc.)
hcko ; SP ho*ko ; M hok asap.
(26) Zoq.A. -*cokoy : ZTg,
ZU, Z£(Tux. ), ZTL (Tapal. ,0cpc. ,Ppc.) cokoy d.iantanR ; SP co'goy hati. iiadang2 peta dialek dan tjiri2 dialek sangat menguntung kan adanja. (Wonderly, hal.1,6,7,8,9 ). Daftar atau peta fonem dari berbagai tahap djuga kadang2 menolong sekali. (Wonderly, hal.2 ; Hall, hal.lj? dan 18). Vi-H* 1.
Latihan2 Dua
Buatan
dialek
manakah jang A
2.
pakaian
spine
gadis
erat
paling
pertaliannja?
B
C pine
saho
psie j* saoso
andjing
keta
ketaso
keda
matahari
hinun
hio
hinu
lalat
stumis
tsomi
tumis
awan
hihe
hie
hihe
rumah
mopaf
mop a
mobaf
djalan
keta
keta•r
keda
Buatlah peta jang mengichtisarkan
awal kata.
sahu
perangkat
pantulan2
3.
A
B
pota
fota
kimbo
ximfeo
talo
Oalo
nita
niOa
bega
feega
pazi
pa&i
tohva
tofa
Buatlah peta ichtisar perangkat pantulan2 achir kata. A
B
lixriep
diwef
nazok
nazox
zohzit
zosiQ
gilan
gila
tifob
©ifob
nata
na©at
J+. Apa sadjakah pantulan gugus dengan /h/ dalam B ? B-Aali
B
*pohmo
P§x 5
<-tozha
tosa
*zivn«
zivna
*nogha
noxa
*-lozmi
lozmi
^mavho
mafo
tttohpi
topi
Tentukan rekonstruksi bentuk fonam2 awal kata dan terangkan aksioma Jang digunakan untuk memilihnja.
Fonero2 awal kata dalam bentuk rekonstruksinja
A
B
Tito
petu
sola
sora
t lemi
tern
xosa
kasi
k lizo
kiaa
mbar
nbar
ggib
ngib
©c
to
6. Hekonstruksilah bunji2 hambat intervokai: A
7.
C
B
mabo
lapo
mapu
bipo
bibo
bipu
stopi
tscpi
topi
Rekonstruksilah bentuk2 asli vokal jang berikut dan be
rikan alasan2 pada tiap rekonstruksi. A B
C
pohon
sal
sal
sal
sapi
para
pern
pan.
babi
gep
gap
kap
kapal
tas
tas
tas
air
reg
rag
lak
langlt
sar
ser
Sal
6. ‘ I'entukan bentuk2 asli konsonan2 altengah kata. a
B
C
keying
kisihi
kisi
kiaibi
kuda
^ i
ka£i
kusi
9.
ie bersiul
tease
base
base
gutji air
ciMa
cisa
ci£a
Rekonstruksilah gugus2 konsonannja. Bagaimana sdr. hen
dak mengganibarkan hubungan kesepadanannja ? A
10.
B
?m
m
?
an
n
s
?b
p
?
ap
p
s
Tentukan bentuk2 aslinja. B
A
tanaraan
kapal
C
silea
ska
ka sku
Sikanu
sku s skanu
mat a
11.
C
kanu
Tentukan bentuk asli konsonan ditengan kata. Tundjukkan
apa jang merupakan 3isa dan mengapa. B
C
cakut Sika
8akg
&ako
ska
Sika
paka* pa£o
pak«a
baka
pako
pa£c
tika
ti&a
tica
A
12.
Tentukan bentu2 asli sepenuhnja. A
.
B
kahu
kao
piho
pio
nihe»
nie mw
tehe
te
13.
^entukan rekonatrukai gugua atau konsonan ditengah
kata. A
B
C
nina
nina
njya
ninu
nio iX nino
niyu r * ninyu
ninu nina cina
niya ji
£ina
-26
I
LAMPIRAN ■Dalam beberpa hal, rekonstruksi sementara jang merupakai permulaan dibuat langsung sedjalan dengan prosedur fonemik. I^alam hal ini simbol bagi suatu pera©gkat hubungan kesepadan an dianggap mewakili atau mendjadi pantulan suatu alofon daii satu fonem (atau mendjadi pantulan suatu manifestasi alofonik daripada suatu gugus fonem). Ini mengandung pengertian agar orang mempeladjari hubungan2 kesepadanan perraulaan, untuk me ngetahui apakah perangkat2 hubungan kesepadanan jang memillld. kesamaan2 bunji itu (dan karenanja "fonetik serupa") djuga menundjukkan daerah pemakaian jang saling melengkapi dalam hubungannja kepada faktor2 penentu jang dapat dilihat atau dl rekonstruksi. r.Kalau.benar demikian halnja, maka dianggaplah bahwa bagian2 ini harus direkonstruksi sebagai masing2 alofcn dari satu fonem (atau sebagai rangkaian alofon daripada £onem2 dalam suatu gugus fonem). Perhatikanlah bahwa Boenigswald (1 9 5 0 ) menganggap hal i ni sebagai langkah pertama dalam proses rekonstruksi, dan berkata (hal.3 5 9 ) bahwa *Perannkat2 r ian^ sebanlannja serupa. jang ling^unRann.1a 3aling menget.jualikan dianggap. sebagai ke land.lutan dari fonem :iang satu dan saaa dari baha sa-asiin 1a j Sebagai misal ia telah mendaftar perajagkat2 hubungan ke sepadanan jang berikut (hal.3 5 8 ) sebagai...tjukup serupa un tuk mendjamin studi dari sudut pandangan ini, karena setiap perangkat oanskrit-German paling tidak berisi satu bunji jai^ dimiliki bersama dengan satu atau lebih-dari-satu perangkat jang lain — jang harus didjadikan tempat membanding
1
2
3
k
5
6
Sanskrit
t
t
t
d
d
dh p.
Germanic
t
d
y
d_ t
d
7
£
8
9
10
£ b
b f
b
11
12
b bh
^
b
*Tjontoh2: 1 aatl : iat ‘ada1 ; 2 pittfr- : fadar 'ajah ; 3 bhratar- : bro^ar ’saudara laki2' ; 1; dehi- 'dlriding1 : deigan ’ramas1 ; 5> v^da : wait 'aku tahu1 ; 6. madhya- : midiis 'tengah*; 7 snag- ’pengamat ’ : OHG 3Pehon ’awas’ ; 8 lip- 1(lekat,) lumas’ : bi-leiban '(lekat,) tinggal' ; 9 li hat 2 ; 1© bodhati 'djaga, awas1 : ana-biudan 'serang dengan, tawar' ; 11 rambate 'tergantung kebawah1 : MG lampen 'runduk' ; 12 lihat 3. * L»aripada ini semua, perangkat 2 ada "seaudah vokal tak beraksen Skt. dan vokal Gmc., 3 ada seaudah vokal beraksen Skt. dan vokal Gmc. atau seaudah djeda dalara kedua bahasa — tidak sebaliknja"
^jadi, raereka merupakan pantulan2 fonem
jang sama. Sebaliknja, pasangan perangkat hubungan kesepadanan jaiqg setjara fonetik bertautan dapat ternjata berlawanan dalam ba han jang direkonstrukai atau jang ditelaah. -^jika daaikian,me maka ditentukan sebagai fonem2 terpiaah. l>jadi, misalnja, pe rangkat 3 dan 9 Sanakrit-Gercnanic berlawanan satu sama lain karena ’keduanja — katakanlah— ada seaudah djeda dan sebelum r, seperti dalam trayaa : yreis *tiga', pra- 'depan1 : £ra-
awalan," Perhatikanlah bahwa ini tidak bertentangan dengan pros©
dapat dlhindarkan kekakuan dalam ment japai tudjuan jang nantinja sama2 hendak ditjapai oleh kedua pendekatan itu. Ada gunanja menundjakkan hubungan antara fonem2 a3al jang direkonstruksi dengan fonem2 dalam salah satu bahasa ke turunan, dalam hubungannja dengan pola dari dua sistem jang terlibat. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan peta jang beriai daftar fonem2 jang direkonstruksi dibaglan terataa da ri masing2 kolom (jang kolom2 tertentunja di~bagI2 menurut lingkun^an jang penting) dan fonero2 bahasa keturunan dalaxnk kolom sebelah kanan. Pada tempat2 pertemuan baris dan kolom, fonem bahasa keturunan jang tertentu ditundjukkan dalam ko lom atsu bagian kolom jang menundjukkan kcndis!2 jang mener o n g k a n
perkembanr.annja
dari sumber asalnja. Perhatikan peta
berikut jang disesuaikan dari Hoenigswald 119^8 hal.9 1 ). iRO F A
INDIA
b
P C
bh
German
Lingkungan2_7
s ( ); V ( ); lainnja s (
P> P
)~)
lainnja^\ p b> p
bh>b
f y b
b f
P?f
Fonem2 India~*rcpa jang direkonstruksi ialah p (dalam lingkungansedudah s, sesudah vokal pendek, dan di-tempat2
lain), b, dan bh. Poneiri2 German Ialah p (dalam lingkungan
audah s, dan di tempat2 lain), b, dan f. Untuk mengetahui djenis peta lain lihatlah
Hob
nigswald
(19 ^6 , 1 9 5 0 ). i^alau ada keraguan karena suatu perarg kat hubungan kose padanan jang daerah pemakaiannja saling melengkapi dengan ma sing2 perangkat daripada dua perangkat jang situ aama lain bertentangan, maka gabungkanlah perangkat (jang meragukan) i tu dengan salah satu perangkat jang bersama-sarua akan mengha silkan pengheiaatan keseluruhan jang se-besar2-nja dalam sistern fonemik jang diadjukan bagi bahasa jang direkonstruksi. Bila den an suatu keputusan diperlukan suatu fonem tambahan, sedang dengan keputusan jang lain tidak perlu direkonstruksi kan fonem baru (melainkan gugus2 tambahan sadja), kehematan ada pada keputusan jang belakangan, terutama kalau ia mengha silkan daerah pemakaian jang lebih lengkap dan toratur bagi fonem2 jang diadjukan. (Hoenigswald 1950 hal.3u0-ol)* Keputusan jang demikian dapat diperkuat (terutama bila bunji2 jang ditanjakan setjara fonetik tidak serupa) atau sedikit diubah oleh rekonstrukai-dalam jang didasarkan atas bukti morfofonemik, atau oleh pertimbangan2 kemungkinan2 fonetik, atau oleh data bahasa selain baha3a2 jang mula2 diperhatikan (Hoenigswald 1950 hal.361-3 ). Bandingkan Twadell 1938 dan 191|8 untuk memperoleh tjontoh2 hubungan perubahan bunji kepada tjiri2 alofonik. Untuk mengenal djenis pemaparan dari sistem jang direkonstrukai — jang memulai argumentasinja dari bentuk2 jang direkonstruksi, alih2 mundur dari data sekarang kembali ke bentuk2 itu— lihatlah Twadell (I9J4.6). Sisitu ia djuga
merikan tjontoh2 kerumitan jang disebabkan oleh pemindjaman dialek serta faktor2 lain jang mempersulit. Tjontoh mengenai sifat rumit daripada bukti fonetik dahal manapun dapt dilihat dalam Joos (1 9 5 2 ). ^alaiu mentjapai keputusan mengenai suatu soal jang pelik tidak semua bukti harganja sama. '-Demikianlah, dalam menjisihkan bentukan baru hasil analog!, setjara kasar orang menglkuti suatu tata tingkat kemanfaatan jang njemberikan tem pat tei*atas ltepada fcnem2 dalam bentuk jang setjara morfologi torisolasi. ivemudian fonem2 dalam tasrif — tempat fonem2 itu bex’seling dengan fonem2 lain (oleh sebab banjak perselingan merupakan hasil dari perubahan bunji jang bersjarat). Jan achimja fonem2 dalam tasrif2 tetap (sebab kfi-tetap-an itu mungkin adaloh hasil dari pe-rata-anj.’ Hoenigswald (1 9 5 0
hal.3 5 7 )* oedjalandangan itu 'untuk menanggulangi pengaruh dari
perkembangan sekunder dalam bahasa2 keturunan, dapat kita tundjukkan aturan Meillet. Aturan itu mengatakan bahwa dalam merekonstruksi perbendaharaan kata suatu bahasa asli kita me merlukan persaksian tiga saksi jang bebas, alih2 dua. Meskipun domikian, bagi banjak maksud2 lain rekonstruksi atas le bih dari dua saksi dapatlah dipandang sebsg ai perluasan sa dja daripada pengerdjaan dasar jang menjertakan dua sadja.1 hoenigswald (195>0 hal.357 -^8 )♦ Sedjak 1691 telah ada perselisihan pendapat diantara p® ra komparatifis mengenai keafdolan penggunaan kemiripan morfologia antara bahasa2 sebagai suatu bukti adanja hubungan it keturunan, kalau tidak terdapat data jang memungkinkan rekon struksi fonologis atas morfem2 jang terlibat. hymes,(l955,
1956) baru2 ini telah raenguraikan pandjang lebar suatu tjara untuk memperluas pemakaian atau azas pokok rekonstruksi flono logi kepada rekonstruksi atas rangkaI2 kategori mcrfclogia. la raendasarkan bahan2-nja kepada dua kriteria jang oleh Bloom field dianggap aenagai pokok bagi metode komparatif semdiri: sama 2 ada. dan hubungan siateinatik. Pendekatan baru ini bergu
» untuk memberikan bukti adanja hubungan pada djarak waktu jang djauh lewat, karena sangat djarang tei’dapstnja unaur2 lelrsikal seasal. Ini djuga membantu rekonstruksi Tonologis mox'fem2 chusus, dan rekonstruksi pola tatabahasa jang ditin
djau aebagai hasil dari — atau dalain hubungannja dangan—
re
konstrukai morfemik, oleh rekonstruksi grainer
Dalam hal Ini ‘sjarat keserupaan bentuk dipenahi oloh hubung an runtunan dari golongan2 morfem dalam kata, bukan cleh hu bungan runfcunan dari £*onem2-dalam^morfem. ^jarat keserupaan isi (j.i. arti) dipenuhi oleh kemiripan seraantik dari posisi2 urutan-relatif S6bagai keseluruhan, bukan oleh kemiripan seinantik dari morfem2 ma5ing2', Hynes (1956 , hal.6 2 9 )* -^jadi kalau lebih dari tiga kategori menurut teinpat seperti kala, tjara, ragan, kataganti, djamak,dll., masing2 dapat diteimikan dalam katakerdja bahasa masing2, dan jang empat atau lebih ini ada dalam urutan iang aaraa relatlf satu daa gan lainn.iaf sjarat teoritis umum mengenai keserupaan dalam bmtuk dan ar fcinja dipenuhi oleh keserupaan djenis kategorikal ditambah dengan keserupaan bentuk posisional.' Pemusatan perhatian ke pada urutan dalam t^mpat dapat memperoleh kenanfaatan baru dalam hubungannja dengan pendekatan jang sedang dikenbangkan oleh -h-enneth Pike (195^), jang memperkenalkan konsep sramem-* sebagai suatu satuan, disamping fonem dan morfem, berurusan dengan soal2 daerah pemakaian dan urutan* Hymes (1956 , hal. 635)* Sekarang saja hendak menambahkan bahwa gramem dalam kompleks katakerdja morfologis (atau ditempaj? lain, untuk itu) perlu diperlakukan setjara tjormat dalam djenis struktur al kalimat dan kata tertentu, dan bukan dlam posisi2 jang di samaratakan sadja bagi sernua djenis katakerdja sjjtatu baha3a sebagai keseluruhan, Kebutuhan teoretis bagi penghalusan dea kripsi morfologi3 ini dapat dilihat penterapannja dalam tulisan2 Pike, Cox, dll, jang akan munfejul dalam Internationa^ Journal of
A m erica n
Linguistics bulan Ljuli, 1 9 5 7 . 1
Teori gramsnik pokok sendiri dapat ditemukan dalam karja
Pike Language in Relation to a Unified Theory of the Struc ture. of Human Behavior. Bagian
(Glendale, Calif.: Summer
Institute of Linguistics, 195 ^4-)•
«?erhatikan bahwa Uymea menggunakan edjaan grofiome. M d j a k terbltnja Bagian I dan II dari taBRuage, aaja telah me.nak. 1 edjaan grararoemQ♦
3loorifield,
Leonard. "Algonquian," linguistic Structures of Native America. 8^-129 , (Viking Fund Publications in anthropology. No.6 .) Now York: The Viking tfund, inc., 1946 .
----. Language. New Xork: Henry Holt and Company, 1933 * ---- . "On the Sound-^ystem of Central Algonquian," Language. I (1 9 2 5 ), 130 -5 6 . Buck, Carl Darling. Comparative Grammar ol‘ Greek and J-'atln. Chicago: University of Chicago Press, 1933 . Hall, Jr., Robert A. "The Reconstruction of Proto-Romance," Language. XXVI (January, 1 9 5 0 /, 6-2 7 . Hoc-kett, charles F* "Implications of Bloomfield's Algonquian Studies," ^anFuage. X X I V (january, 1 948 ), 117 -31 . Hoenigswald, H.M. "Internal Reconstruction," studies in Lin guistics, II (1944 )f 78-57 . ---- . "The Principal Step in Comparative Grammar, " language X X V I (July, 1 9 5 0 ), 357 -64 . Hymes, D.ji. "Positional Analysis of Categories: A Frame for Reconstruction," Word. XI (1 9 5 5 ), 10 -23 * ---- . "Na-jDene and Positional Analysis of Categories," American Anthrop clogi st, L V I I I (August, 195 o)» £>24 -38 . J00s, I'Jbrtin. "The Medieval Sibilants," Langua;;o. xXVIII (April, 1 9 5 2 ), 222 -31 . i>iulang-tjetak dalam edisi i-iartin Joos Readings in Linguistics. Washington: .Ameri can Council of ^earned Societies, 1957 , 372-7t. Newman, Stanley, dan W©itlaner, Robert. "Central Ctomian I: Proto-Otorai Reconstructions, " International Journal of American Linguistics. X V I (January, 1950 )» 1 -19 ; "Cen tral Otomian I I : Primitive Central Otcmian Reconstruct ions,” UAL. X V I (April, 1 950 ), 73-61 . Nida, -ougone A. Morphology: The Descriptive Analysis of Words. Ann Arbor: University of Michigan rress, 1949 , xvi-342. Pedersen, Hclger. Translated by John Webster ‘jpargo. Linguls tlca Qcienco in the Nineteenth Century: Methods and Results. Cambridge: Harvard University Tress, 1931 , x-360.
Saoir, Edward, selected Writings of. in l^an^uage. Culture.and Personality. Berkeley and Los Angeles: University of Cal ifcnaia Press, 1949 . Mlfei Jtovid G.Mandelbaum, xv-617.
Swadesh, Morris. "The Phonemic Structure of Proto-Zapotec," IJAL, XIII (Oct.lW), 220 -3 0 . Twaddell, . Freeman. "A Note on Old High German Umlaut," feonat3heftft fur deutschen Unterrlcht. XXX (1938), 177Sl. ^itjetak ulang dalam edisi Martin JocS Readings in • Llngu lat.i r»g Washington: American council cf -^earned Societies, 1957, 85-8 7 . Wonderly, rtiliiam L. "Some Zoquean Phonemic and Korphcphoneiiw ic 0 ori.e3pOn^ences," International Journal of ^merlcan Linguistics. XV (January, 19 U9 ), 1 -1 1 .
Div
N am a _________
Thn/ T a n g gal J ut ._______ kem bali
P araf
■* %
No.
4).0
PEN GAR AN G & NAM A BUKU
ri\ ,_ -n:-; ^ . L.
\ : - 3 ± om~ d —1 P r o 3 i u r
'a Peminjam
No. Agt.
Tanggal
Paraf
Q\\4&q \/ ? ’ rro 1993
Wi>K fe?1, U{/^
lift 0»1
HI
$■<
«5»f|fc
'J n -5 xfafesiL r'~ A'')vsuw.ikL?'
8 & W !
tyo P/ 3 / <9
■
w . ‘
Perousiakaan U!