RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Senin, 22 Agustus 2011
- BNBR kurangi saham BTEL menjadi 30%. - SMGR bangun pabrik di Papua USD 150 juta. - UNTR akan membeli 60% saham Duta Nurcahya. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW Bursa saham Indonesia kembali terimbas sentimen negatif pasar global menyusul meningkatnya kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi di AS dan Uni Eropa. Peningkatan kekhawatiran ini menyusul memburuknya perkembangan ekonomi di AS dan krisis utang di Uni Eropa. Di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar, anjloknya IHSG akhir pekan lalu juga dipicu pernyataan Morgan Stanley dalam risetnya yang menurunkan target penguatan IHSG akhir 2011 dari 13% menjadi 1% dengan outlook positif. Akibatnya investor melepas sebagian portofolio sahamnya. Indeks komposit pada perdagangan akhir pekan lalu merosot hingga 4,43%, atau 178,246 poin ke posisi 3842,748. Penurunan indeks ini hampir menyamai apa yang terjadi pada perdagangan 5 Agustus lalu, ketika itu indeks turun 4,86% dalam sehari. Penurunan IHSG akhir pekan kemarin membuat indeks komposit selama sepekan turun 1,23%. Nilai penjualan bersih asing pada perdagangan akhir pekan kemarin meningkat mencapai Rp.1,74 triliun. Ini membuat asing selama tiga pekan berturut-turut sepanjang Agustus ini mencatatkan nilai penjualan bersih hingga Rp.6,42 triliun, menghapus nilai pembelian bersih sepanjang Juli sebelumnya yang mencapai Rp.5,21 triliun. Sementara itu gejolak di pasar saham global masih terus berlangsung terlihat dari indeks Dow Jones di Wall Street selama empat pekan berturut-turut mengalami koreksi hingga berada di bawah 11000 akhir pekan lalu atau telah terkoreksi sekitar 14,7% dari posisi akhir pekan ketiga Juli yang masih di 12681,16 (22/7). Sedangkan IHSG dalam periode yang sama terkoreksi 6,9%. Sebaliknya harga emas dalam periode tersebut melonjak hingga 15,7% dari USD1601,3/toz (22/7) menjadi USD1852,6/t.oz (19/8). Ini mengindikasikan pelaku pasar cenderung menghindari aset beresiko dan memilih aset yang dinilai lebih aman dari ancaman krisis ekonomi seperti emas. Mengingat ancaman resiko pasar yang masih tetap tinggi, pelaku pasar disarankan tetap bermain dalam pola trading. Indeks komposit diperkirakan akan cenderung berfluktuatif dipengaruhi pergerakan bursa kawasan. Investor disarankan melakukan pembelian di saat harga mengalami koreksi dalam pada saham-saham emiten yang mengandalkan pertumbuhannya pada pasar domestik, seperti sektor konsumsi termasuk otomotif, ritel, perbankan, infrastruktur, properti dan industri semen. Saham-saham di sektor tersebut relatif lebih tahan terhadap gejolak pasar global. IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak dalam rentang lebar sekitar 60100 poin dengan level support akan diuji di kisaran 37503805 dan resisten di 3855-3920 IHSG 3750-3920
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
Obligasi Bakrie & Brothers Rp 1 Triliun untuk Bayar Utang. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berniat menerbitkan surat utang alias obligasi senilai Rp 1 triliun di akhir tahun 2011. Obligasi digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) utang US$ 600 juta kepada Credit Suisse yang akan jatuh tempo di Maret 2012. Penerbitan obligasi menjadi bagian dari refinancing utang BNBR sebesar US$ 600 juta yang akan jatuh tempo awal tahun depan. Obligasi ini berarti mengkandaskan niat perseroan sebelumnya untuk menerbitkan global bonds. Selain menerbitkan obligasi, BNBR juga terus melanjutkan debt to asset settlement untuk menutupi medium structured notes (MSN) yang masih tersisa. Hingga semester I perseroan telah melakukan debt to asset settlement Rp 1,2 triliun dari total Rp 3,2 triliun. Pelunasan MSN melalui debt to asset settlement, dilakukan sebelum jatuh tempo di Januari 2012. Atas kemampuan sebagian settlement Rp 1,2 triliun tersebut, perseroan mendapatkan forgiveness interest Rp 362 miliar. (Detikcom) BWPT Bangun Pabrik . PT BW Plantation Tbk (BWPT) berencana membangun pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam. Pengerjaan pabrik tersebut akan dimulai tahun depan. BWPT membangun pabrik baru untuk mengantisipasi penambahan luas area tanaman menghasilkan di 2013. Perusahaan ini memperkirakan luas lahan dengan tanaman menghasilkan mencapai 7.964 hektare (ha) di 2013. Tanaman tersebut ditanam perseroan ini sejak 2008 silam. Jadi, total lahan BWPT yang menghasilkan akan bertambah menjadi sekitar 27.000 hektare. BWPT menggelontorkan investasi sebesar US$ 12 juta untuk membangun pabrik baru. Tapi perseroan ini belum menentukan sumber pendanaan. BWPT juga tengah menyelesaikan pabrik berkapasitas 30 ton per jam pada tahun ini. Pabrik ini juga dibangun untuk mengimbangi tambahan tanaman menghasilkan. (Kontan Online) BNBR Kurangi Saham BTEL. PT. Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan mengurangi kepemilikan saham pada PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL) manjadi di bawah 30% dari saat ini sebesar 45%. Mekanisme pengurangan kepemilikan saham tersebut bukan melalui penjualan, tetapi melalui fund management yang akan dibentuk perseroan dalam waktu dekat. BTEL merupakan satusatunya perusahaan yang di konsolidasikan hingga semester I 2011. Pengurangan saham tersebut sejalan dengan kebijakan investasi BNBR. Pengurangan jumlah saham tersebut terkati dengan upaya perseroan untuk menyelesaikan utang dengan aset. (Investor Daily)
UNTR Teken Perjanjian Pembelian 60% Saham Duta Nurcahya. PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung meneken perjanjian pembelian saham pada 15 Agustus 2011. Perjanjian tersebut untuk pembelian 60% saham PT Duta Nurcahya. Duta Nurcahya merupakan perusahaan pertambangan batubara di Barito Utara, Kalimantan Tengah, dengan luas area sekitar 4.999 hektare. Penyelesaian transaksi itu akan menunggu terpenuhinya seluruh prasayarat dalam perjanjian, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait. (Kontan Online) BNBR Akan Cari Investor Dari Jepang. PT Bakrie & Brothers (BNBR) belum mengubah rencana di pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A. BNBR yang sudah menjalin kerjasama dengan Samsung C&T Corporation, masih mencari mitra lain. BNBR memutuskan mencari investor dari Jepang karena perusahaan milik Grup Bakrie ini tengah mencoba mendapatkan pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). JBIC mensyaratkan agar BNBR menggandeng perusahaan asal Jepang jika ingin mendapat pinjaman. Mitra asal Jepang itu juga harus menguasai 30% saham di proyek PLTU Tanjung Jati A. Saat ini, BNBR merupakan pemegang saham mayoritas di proyek tersebut. Samsung menguasai 10% porsi kepemilikan di proyek ini. Tapi perusahaan asal Korea Selatan ini masih berniat memperbesar kepemilikan di proyek ini. Jika BNBR berhasil mendapat investor strategis dari Jepang, kemungkinan BNBR akan menguasai 51% saham. Sedang investor Jepang akan mendapat porsi saham sebesar 30% dan sisanya milik Samsung. (Kontan Online) Semester I, CTRP Sudah Pakai Capex Senilai Rp 550 Miliar. Sepanjang paruh pertama tahun ini, PT Ciputra Property Tbk (CTRP) sudah menggunakan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 550 miliar. Jumlah ini setara 55% dari total capex tahun 2011 yang dipatok Rp 1 triliun. Dana capex itu hampir 90% digunakan untuk membiayai mega proyek Ciputra World. Sedangkan sisanya digunakan untuk biaya perbaikan beberapa proyek seperti hotel dan mall di Jakarta dan Semarang. Seluruh dana capex bersumber dari kas internal perseroan. Pasalnya, CTRP masih memiliki kas internal sebanyak Rp 1,3 triliun dari nilai buku tahun lalu. (Kontan Online)
SAHAM PILIHAN ASII 65400-68200. Penjualan motor di pasar domestik sepanjang tujuh bulan pertama 2011 mencapai 4,8 juta unit tumbuh 11,52% dari periode yang sama 2010 sebanyak 4,29 juta unit. Dari jumlah tersebut, penjualan sepeda motor merek Honda yang diproduksi oleh ASII mencapai 2,46 juta unit, atau menguasai pangsa pasar 51%. Pangsa pasar ini meningkat dari periode yang sama 2010 yang mencapai 46%. Penjualan sepeda motor merek Honda tersebut tumbuh 23,11% dari periode yang sama 2010. Sedangkan di pasar mobil nasional, penjualan secara nasional hingga tujuh bulan pertama 2011 mencapai 506 ribu unit meningkat 14,5% dari periode yang sama tahun 2010 sebanyak 442 ribu unit. Dari jumlah tersebut, penjualan mobil yang diproduksi Astra Grup mencapai 276,76 ribu unit atau tumbuh hampir 11% dengan pangsa pasar 55%. Pertumbuhan penjualan otomotif sepanjang tahun ini tersebut mengindikasikan kuatnya daya beli masyarakat dan ini terutama ditopang oleh kondisi makro ekonomi yang kondusif. Tingkat inflasi yang relatif terkendali di bawah 5% hingga Juli lalu, nilai tukar rupiah yang cenderung menguat, dan suku bunga yang stabil di level satu dijit membuat belanja masyarakat terus meningkat. Pertumbuhan penjualan otomotif sepanjang tahun ini memberikan kontribusi laba yang kuat bagi bisnis Astra Grup. Divisi otomotif menyumbangkan 45% terhadap total laba perseroan hingga paruh pertama tahun ini Laba bersih paruh pertama 2011 (1H11) ASII tumbuh 33,37% mencapai Rp.8,59 triliun. Target laba tahun ini sebesar Rp.17,49 triliun. Hal ini dicapai dengan topangan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 24% mencapai Rp.76,3 triliun. Pencapaian pendapatan tersebut sebesar 48,6% dari target tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp.157 triliun. Pertumbuhan laba tersebut dicapai berkat kinerja anak-anak perusahaanya yang mencatatkan pertumbuhan laba positif melampaui perkiraan awal. Seluruh bisnis anak perusahaan ASII mencatatkan pertumbuhan laba positif. Laba bersih divisi otomotif perseroan tumbuh 18% mencapai Rp.3,9 triliun. Penjualan kendaraan bermotor ASII pada 1H11 mencapai 229.263 unit atau tumbuh 10,24% dengan penguasaan pangsa pasar 55%. Penjualan sepeda motor Honda Astra dalam periode yang sama tumbuh 26% mencapai 2,1 juta unit dengan penguasaan pangsa pasar naik menjadi 51%. Secara valuasi saat ini harga saham ASII ditransaksikan dengan PE 15,3x proyeksi laba 2011 dan PE 13,5x proyeksi laba 2012. Harga sahamnya setahun terakhir ditransaksikan dengan PE tertinggi 17,6x dan terendah 10,5x proyeksi laba 2011. Pada PE 17,6x harga saham perseroan berpeluang mencapai Rp.86250 berdasarkan proyeksi laba 2012. Pada perdagangan akhir pekan kemarin harga sahamnya ditutup turun 9,14% ke posisi Rp.66.100 dipicu memburuknya sentimen pasar. Secara technical, harga saham ASII masih berpeluang melemah menuju level Rp.65400 (retracement 61,8%) setelah Jumat lalu support di Rp.68200 tertembus. Disarankan akumulasi buy ketika harga terkoreksi mendekati level supportnya. Maintain Buy.
SAHAM PILIHAN BUMI 2550–2800. Laba bersih PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepanjang semester I 2011 (1H11) tumbuh tipis 2,78% mencapai USD278,57 juta dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar USD271,05 juta. Pendapatan usahanya tumbuh 24,40% mencapai UISD1,79 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar USD1,44 miliar. EBITDA perseroan tumbuh 24,44% mencapai USD607,35 juta dengan marjin stabil di 34%. Bila dilihat secara kuartalan, laba bersih BUMI pada kuartal kedua 2011 (2Q11) tumbuh 26% mencapai USD155,29 juta dibandingkan kuartal I 2011 (1Q11) sebesar USD123,28 juta. Pertumbuhan laba tersebut ditopang kenaikan pendapatan hampir 11% (qoq) mencapai USD942,43 juta. Pertumbuhan pendapatan BUMI sepanjang paruh pertama tahun ini terutama disebabkan kenaikan harga jual rata-rata (ASP) batubara miliknya sebesar 36% dari USD67,10/ton (1H10) menjadi USD91,30/ton (1H11). Sedangkan volume penjualan batubaranya turun 5,48% mencapai 29,30 juta ton dari 31 juta ton periode yang sama 2010. Volume produksi batubara BUMI juga turun pada 1H11 menjadi 29,90 juta ton dari 30,60 juta ton. Tahun ini target produksi batubara perseroan mencapai 66 juta ton naik 10% dari tahun 2010 sebesar 60 juta ton. Target laba BUMI tahun ini berdasarkan konsensus analis mencapai USD459,70 juta. Hingga paruh pertama 2011, target laba tersebut telah tercapai 61%. Tahun ini, berdasarkan pencapaian 1H11, laba bersih BUMI diperkirakan mencapai Rp.231,40 (berdasarkan kurs USD1=Rp.8558). Pada harga Rp.2700, saham BUMI ditransaksikan dengan PE 11,67x, relatif lebih murah ketimbang rata-rata saham batubara saat ini yang ditransaksikan dengan PE 13-14x. Saat ini, harga saham BUMI berpeluang melanjutkan penguatan apabila level Rp.2700 tembus ke atas dengan target harga pertama di Rp.2825 dan target harga berikutnya di Rp.2975. Sedangkan level support terdekat ada di Rp.2550. Sementara bila pasar semakin memburuk harga sahamnya memiliki tahanan bawah yang paling kuat di Rp.2300. Pada level harga ini potensi rebound paling kuat. Trading Buy
Perhatikan : BMRI 6650-7200 Buy BNBR 62–68 Buy on Weakness ADRO 2150-2275 Buy on Weakness TLKM 7300-7700 Buy SMCB 1880-1950 Buy on Weakness PGAS 3225-3375 Buy on Weakness
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 Web : www.firstasiacapital.com E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Jl. The Centro Metro Broadway Blok A No. 28 Lt. 2 Jakarta Utara Telp : (+62 21) 30010315 Yogyakarta: Ruko Gajah Mada Square Kav. E Jl. Juminahan No 26 Yogyakarta 55212 Tlp. 0274-587888 Fax. 589171 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056 Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.