Nama
: Asri Puspitasari
NIM
: 1608138
Prodi
: PGSD
Kelas
:2A
Mata kuliah
: Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riadi, M. Pd.
1. Apa yang membedakan istilah "Bimbingan" dan "konseling" Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari "guidance" dan "counseling" dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah "guidance" dari akar kata "guide" berarti: (1) mengarahkan (to direct) (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer). Menurut Shertzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar manpu memahami diri dan lingkungannya.
Sedangkan
menurut
kartadinata
(1998:3)
mengartikannnya sebagai " proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal." Sementara Rochman Natawidjaya (1987:37) mengatikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu tang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyararakat, dan kehidupan pada umumnya. Sedangkan pengertian dari konseling itu sendiri menurut Robinson (M. Surya dan Rochman . N., 1986:25) mengartikan konseling adalah "semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya." Suasana hungan konseling ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajat, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan
(terapi).
Menurut
ASCA
(American
Councelor
Association) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan
dari
konselor
kepada
klien,
konselor,
mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.i Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan di sini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang fihadapinya dan mampy menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Sehingga dapat kita lihat bahwa perbedaannya adalah Perbedaan ini terletak pada isi dari kegiatan dan juga tenaga dari yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan akan lebih banyak bersangkutan dengan mendapatkan atau di beri informasi dan kegitan mengumpulkan data mengenai siswa yang sedang ditangani dan sedikit lebih menekan pada pencegahan. Sedangkan konseling merupakan kegiatan yang sering dilakukan secara langsung atau tatap muka antara konselor dan konseli. Dari segi tenaga konselor dapat dilakukan oleh orang tua, wali kelas, kepala sekolah, guru, orang dewasa atau yang lainnya. Namun Konseling ini hanya dapat di lakukan oleh orang yang sudah mempunyai ilmu atau pengetahuan di bidang ini, dengan kata lain konseling adalah bentuk yang khusus dari bimbingan yang di lakukan oleh konselor kepada konseli.
2. Mengapa (khususnya) di Indonesia, selalu digunkan kata " Bimbingan dan Konseling" bukan hanya konseling saja? Karena di Indonesia sendiri memandang sekolah sebagai lembaga yang dapat mewujudkan cita-cita dan orang tua pun menaruh harapan kepada sekolah untuk dapat mendidik anak agar agar menjadi orang yang pintar, terampil, dan berakhlak mulia. Bagi bangsa Indonesia kontribusi pendidikan yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik. UU No 20 tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut menujukkan karakter pribadi peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Karena juga bimbingan sudah mempunyai posisi dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang adminstratif dan kepemimpinan, bidang intruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling). Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu tang terampir dalam akademik, tapi kurang memiliki kematangan atau kemampuan dalam aspek psikososiospiritual. 3. Mengapa "Bimbingan dan Konseling di SD " perlu diselenggarakan? Sampai dibuat landasan hukumnya
Pelayanan Bimbingan dan Konseling perlu diselenggarakan di SD agar pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal Siswa SD yang sedanf menjalani tagap perkembangan masa anak-anak dan memasiki masa remaja awal tugas perkembangan yang hendak dicapai oleh siswa SDadalah - menanamkam serta pengembangan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa - mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung - mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari - belajar dan bergaul dan bekerja kelompok sebaya - belajar enhafi pribadi yang mandiri - mempelajari keterampilan fisik sederhana yang duperlukan, baik untuk permainan maupun kehidupan - mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku - memvina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungam - belajar menjalankan peranan sosial sesuai demhan jenis kelaminnya - mengembangkan sikap terhadap kelompon dan lembaga-lembaga sosial - mengembangkan prmahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan
Dalam menjalankan tugas perkembangannya, anak sering melalui hambatan dan permasalahan sehingga mereka banyak bergantung pada orang lain. Penyelenggaraan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan diharapkan dapat menunjang pencapaian tugas-tugas perkembangannya itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan SD. Oleh karena itu Bimbingan dan Konseling membantu siswa SD menemukan dan memahami, serta menggembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif, dan kreatif , serta sehat jaskani dan rohani . Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD dalam proses sosialisasi untuk mengenal serta berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab. Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam bimbingan karier, lelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk karier masa depan. 4. Hal apa saja yang menjadi perhatian "Bimbingan dan Konseling di SD" hubungannya dengan peserta didik Karakteristik peserta didik, tujuan pendidikan, dan kemampuan para pelaksanya 5. Bagaimana
seharusnya
"Bimbingan
dan
Konseling
di
SD"
diselenggarakan? Menurut Miller (dalam Rochman Natawidjaya, 1998:24) a. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan
b.Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas c. Program itu dikembangkan berangsur-angsur dengan melibatkan semua tenaga pendidikan di sekolah dalam merencanakannya d.Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistis dalam pelaksanaannya e. Program itu mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan diantara semua anggota staf pelaksana f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan g.Penyusunannya disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan h.Memperlihatkan perana yang prnting dalam menghubungkan dan memadukan sekokah dengan masyarakat i. Berlangsung sejalan dengan proses penilaoan diri, baik mengenai program itu sendiri maupun kemajuan dari siswa yang dibimbing, serta mengenai kemajuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para tugas pelaksananya. j. Program itu menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan bimbimgan 6. Apa manfaat seorang calon guru SD mempelajari
"Bimbingan dan
Konseling"? Mengetahui bahwa manfaatnya adalah mengetahui peran guru dalam BK sebagai Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan
akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
Director,
guru
harus
dapat
membimbing
dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicitacitakan. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajarmengajar.Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Dan mengerti bagaimana penyelenggaraan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan untuk mencapai perkembangan anak SD. 7. Apa kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan "Bimbingan dan Konseling di SD" ?
Anggapan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
Anggapan bahwa Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja
Keberhasilan layanan Bimbingan dan Konseling tergantung kepada sarana dan prasarana Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah “polisi sekolah”
Penyusunan program bimbingan dan konseling belum sesuai dengan aspek-aspek dasar penyusunan program bimbingan dan konseling. Latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan profesi sebagai guru bimbingan dan konseling. Kurangnya kerja sama antar personalia pelaksanaan layanan bimbingandan konseling di sekolah. 8.
Asas-asas penyelenggaraan "Bimbingan dan Konseling di SD" mencakup ala saja? Uraikan dengan contoh 1. Asas Kerahasiaan (confidential); Yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin, 2. Asas Kesukarelaan; Yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien)
mengikuti/
menjalani
layanan/kegiatan
yang
diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu. 3. Asas Keterbukaan; Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan
materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan
tidak berpura-pura. Asas
keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan. 4. Asas Kegiatan; Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan
dapat
berpartisipasi
aktif
di
dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. GuruPembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya. 5. Asas Kemandirian; Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling;
yaitu
peserta
didik
(klien)
sebagai
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan
sasaran menjadi
individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik. 6. Asas Kekinian; Yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi
masa lampau dan masa depan
dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang. 7. Asas Kedinamisan; Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. 8. Asas Keterpaduan; Yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. 9. Asas Kenormatifan; Yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma-norma, baik
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut. 10. Asas Keahlian Yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar- benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling dan dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling. 11. Asas Alih Tangan Kasus; Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih- tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah. 12. Asas Tut Wuri Handayani; Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara mengayomi
keseluruhan dapat menciptakan suasana
(memberikan
rasa
aman),
mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Sumber : Ilmu Psikologi 9. Setelah mempelajari "Bimbingan dan Konseling di SD" apa yang anda peroleh sebagai calin guru SD profesional?
Setelah mempelajari Bimbingan dan Konseling di SD saya bisa mengetahui apa perbedaan bimbingan dan konseling, dan mengetahui perkembangan anak di SD, mengetahui masalah berdasarkan perkembangan yang mereka alami. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar b.
Pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar
c.
Pemberian bantuan pengentasan masalah
Daftar Pustaka Sukardi, Dewa ketut dkk. (2008) Proses Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Nurihsan, Ahmad Juntika (2009). Bimbingan dan Konseling. Bandung. Reflika Aditama