JURNALILMUI蔚 NO121 TA―
3 .
熙 麗
ISSN:0354蓬 99
VⅡI DESEBIBER l研 捨
FAtrI\OR.FAI(IIOE YANG MEMPENGABT'EI MIIDAN PATI'HAN PENGEMT'DI I,ABI. I,ABI PADA IIIJKUM I.A,UU IJNTAS ( Suetu Penelltiar ili Wilayah Huknm Polrec Aceh Besar )
HAK DAN I(EWA"IBAN ORANG TUA TEfigADAP ANAX SETELAH PERCERAIAN Sqrhr Penelitian di Wflayah IIuIntm Pcngadil:n Agama Banda Aceh ) PEhIELIEABAAIT DAN PENDIDITAN ANAI SETMIAE PERCENAIAN
.(
.
.
PESIISIII}A I'AN ATI,'BAN PEIIBATASAN PEMAKAIANNYA
. PEEIJNDUNGAIY trAK.EAI EONST'MEN DAIIIM PBAXIET MONOFOLI . A6PEK ET]KTIM TEPERDATAAN PAI}A PEIAYAI{AN XESEEATAN
OLEE RT'MAS SAKT I'MI,M'ASA DAN PUSMSMAS ( Suatrr Pcnelitiaa it (otamadya Banda Aeeh )
. .
PENNBAPAN BEIENTUAN PIDANA ITI\IIAI\IG STANDAR INDUSIIBI INDONTSIA ( 6hrdt fasu att KotanadyaBende Aceh )
TUGAS DANWESENANG PENYIDIK PA'AIT DAIAMTINDAK
PIIIANAPTBPAi,AtrAiT
. .
XSWETiIANGA!{ PENYIDITAN EEBAB.SEBAB XECUATAAN PESAWAT t IlAnA MENITBUT EITKUII INIEHIIASIOTTIAL
TAIYGGT'NG .IAWA8 NEGANA
IMEADAP TBIICIAIi' OBAI{G
AATNG
DAru PERIIPEKIIT EI'TUM I}ITEBT{ASIONAL
.
IINJAUAN IEIIITAIIG.EAK MENGU.II.BAGI PENGADiTAN (
. MTIIODOII)GII PENEIJIIAN Km;eLriimei Pcnerapannya dalan
FAKULTAS HUKUM
‐
UN:VERSITAS SY:AH KUALA
DARUSSALAM‐ BANDA ACEH
IIIIII' SOSIAL llnu Hulnrn )
PELINDIJNG Dahlaru S.H., M.H.
/ l)ekan Fakultas Huku$ tlnsyiah
)
BETUA PENGARAII Abdullah Ahmad, S.H.
WAAIL
ETUA PENGABAH
Dahlar; S.H., M.H.
MTUA PENYTJNIING Muzakkir Abubakar, 9.H., S.ll.
STAI' PENYT'I{IING Bakti, S.H., M. Hum. Muharoned Saleh, S.H., M.Si. M. Nur Basyid, S.H., M.H. Taqwadin, S.H., M.S. Saituddin, S.H., M.A. Sdnusi Bintang, S.H., M.L.l.S. Eddy Puma{Ia, S.H., M.Hum. Ilya.r lsmail, S.H.,
M.Huo.
BENDAHAR"A.
Basri, S.H.
TATA USAIIA Hr:sni Jalil, S.H., M. IIum. Hasballah Haozah, S.H.
STAF
AIIIJ
Proi Dr. Aoiudditr A. Wahab, S.H. Proi Dr. Bahrein T. Swihen, M.A. l'rof Dr. I{ He}im Nyek Pba, S.H.,DEA Dr. Moer6idir MolGtaB, S-H., M.H. Dr. A] Yasa' AbubalEr, M.A. Zal(aria SaEin, S.H., M.H. DjalaluddiE, S.H., S.U.
T.IrIohd. Djuoed, S.H.
sTT No. 2027SK DITJEN PPG/STTA 994
TANGGAL 26 APRJL T994 ISSN Oa54 - 549-9 r lot€rBatioDsl Sta,lde.rt Serial Number )
-Alamat Bealeksi flrkultss HukuE Utriversitss SyiBh Kuala l,a]lrri tl Telp. (0661) 51977 PES. 133 DarussshE - Bards Ac€L IIANK BNI 1946 Cape$ Daruasaia.h No. R€kenibg 00836-6
El)ISI DESEⅣ BER 1998
Diterbitlran oleh Fakultag Hukum Universitas Syiah Kuala. ,Iurnal cahrrwulan ini terbit setiap bulao April, fuuetus daa Deseuber, dinaksudkarl sebagai publikasi h'sil - basil peuelitian d-.
/ gagasaa yalg berkelaa:r deagan ilmu hukum yang dlakulaa oleh staf pengajar Fakultas Hukum Unsyia}" A}mrli Pdlar serta konsep-koosep
Pralrtisi Hukuu. Di samping itu juga dirok
Hukum
Ursyiah
daa profesi hukrm
ullrrllurya.
Kaflro menerima setiap tuli.Bsr yalrg EeDenuhi krit€ria yarg ditentukan : a. T[Iiaan harus asli .ir6 beluD! peraah dimuat dalao jurnal atau fonm komunilasi r.itnya. b. lblisan disertai dmgan abstrak, pendaluluarc,
Iandasan teori pembahasarl rujukan yang dipakai. penutup / kesimputan dan daftar pustaka.
c. Jika berupa basil penelitian terdiri
dari ahstrak, peadahuluan4atar belakang masalal. kerangka pikij (tiqiaua[ pustal
Setiap artikel y&og dimuat dqlalrt jtmal iai uerapa]{an peudapat pribadi peauliaya \.=k,h ditulis dergaa program rrordstar deogac. ;a-ak caa spasi, mirrirnrt 15 hqlqha! folio daa rul=:- t 5 halsmatr.
Naskah diserahkaE tr€lsarBa =sia- leqli bagi tulisa:r ya:rg berase.l dr- l== -- =tesras Syiatr Kuala. Penulisaa rujdsa -- s:-i.- +-"o-g. cara : menqlis nerna tahos aa6 ".n- SEd,.g" 'kan catatsn tqki jikq diped=i:..;'g.- G Fda
a.khir tulisa:r sebele *
judul kararrga& p€Eeti- i-i_
Ig=L
i-t,zn
EariL trlrrc
l-r--- -rDg it-{qi lrE RedaIGi b-rla} ---E* -- d--i': masuk raaga peoerbitar- da!
Img secara
keseluruba-o■ _ _■ ￨ ヽ0.2,
JURNALILMU wKUM
N
NOIIOR 21 TATITNVIII
―
DESEMBER 1998
TAQWADDIN,SH,Ms
FAKTOR― FAKTOR YANG MEMPEGARUHI
KETIDAK‐ PATUHAN
PENGEMIIDI LABI_
LABI PADA HUKUM LALU LINTAS (Smi Iを述 歯 睡 diミ、 通 H山 咆
Polres
AceL Besar)
IMAN.IAUHARI,SH,dkk
mRBЛ
,SH,M Huln
EFENDI, SH,MS
M.1■ ご想
Hulll
,sH,M HunI
■１ ７‘
ROSNI HAMDぶ SH、 dkk
朧 Ⅷ 鵬 搬
ORANG TUA SETELAH :盤
::鱚
24 PEMELEIARAAN DAN PENDIDIKAN ANAK SETELAH PERCERAIAN DAN ATURAN PEMBA 36 PESTIsIDA T― PEMAKAIANNYA ７ ″ ５
「SRI,3H,M ヽ■
HAK DAN KEWAJIBAN TERHADAP ANAK
PERLINDUNOAN HAK‐ HAK KONSUMEN DALAM PRAKTEK MONOPOLI A.SPEK HUKUM КEPERDATAAN PADA PELAYANAN JASA KESEHATAN OLEH RUMAH sAKIT UMuM DAN PUSKESⅣしヽS
(Suatu Penehianこ Kotamadya Bttda Aceh)
PENERAPAN KETENTUAN PIDANA TENTANG sTANDAR INDUSTRI INDONESIA (Sヽ ぬ Kasusぬ Kotamadya B.tllda燕 島
Sヽ
lutIFUDDIN,SH,M Hum
TUGぶ DAN WEWENANC PENYIDIK JAK DALAM TINDAK PDANA PERPA.IAKAN 92 KEI17ENANC.AN PEN円 lDIKAN SEBAB _ SEBAB KECELAKAAN PE.SAWAT IJDARA MENURUT HuKUM INTERNAT10NAL 84
PA・
MD.I´い1lL
UttY,SH,MH
EDDYPURNAMA S H M Hunl
E,篭 102器 38器 I電 鵠ざ
謂駐謡
PERFEKTIF HUKUM INTERNATIONAL
MUttKIR Aお UB月 に頓 ,sH,Su l12 TINJAUAN TENTANIG HAK MENGじ II BACrI PENGttI脚 M8ヽ LEH SIAFEI,SH.Ms 123 METoDOLOGI PENELITTAN ILMU SOSIAL t Kunsekuensi Penerapanaya dalam Ilmu Hulrum
KANUN NCb.21
)
EDISI DESEMBER 1998
Akhir tahun 1998 merupakan hari-hari gerakan refoi-masi yang dipelopori oleh para mahasiswa untuk menuntut perubahan- perubahan, baik di bidang politik, ekonomi maupun hukum. Tuntutan terhadap reformasi penegakan hukum menjadi penting karena merupakan kehendak para anggota masyarakat. Masalah penegakan hukum tidak berdiri sendiri, melainkan
saling berkaitan dengan berbagai faktor rneliputi substansi, stuktur dan budaya hukum.
Berdasarkan ketiga faktor subsistem hukum di atas, ,Iurnal Ilmu Hukum Kanun edisi ini menerbitkan aneka tulisan yang dibagi menjadi tiga kelompok tematik. Kelompok pertama adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak-patuhan pengemudi labi-labi pada hukum lalu lintas. Hak dan kewajiban orang tua terhadap anak setelah perceraian serta aturan t€ntang penggunaan pertisida.
Kelompok kedua berisikan tentang perlindungan hak-hak konsumen dalam praktek monopoli. Aspek Hukum Keperdataan pada Pelayanan ,Iasa Kesehatan oleh Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Penerapan ketentuan pidanR tentang standar industri Indonesia. T\gas dan rvewenang penyidik pajak dalam tindak pidana perpajakan. Kewenangan penyidikan sebab - sebab kecelakaan pesawat udara menurut hukum Internasional. Tanggung jarvab. negara terhadap kerugian orang asing dari perfektif hukum Internasional. Terakhir, kelompok ketiga memuat hak menguji bagi pengadiian dan metodologi penelitian ilmu sosial dan konsekuensi penerapannys dalam ilmu hukum. Dengan tulisan - tulisan tersebut di atas diharapkan dapat menambah pengetahuan atau informasi hukum bagi para pembaca yang budiman. Kritikan konstruktif dari pembaca menjadi harapan pengelola jurnal untuk peningkatan
kualitas edisi yang akan datang. DsrusEa]am. Desember 1998
Penlmnting
EDISI DESEMBER 1998
KANUN NO.21
ｒｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ
PESTISIDA DAN ATURAN PEMBATASAN PE A Oleh :
Efendi
ABSTRACT The using of excessiue pestici'de in agricutr'tural field cdn cause negative impact tou;ard' human beings and enuironment' To anticipo'te the negdtiue pesticide' impact aboue, it i.s needed. to d,etermine the using limitdtion of Instruction Related. to this lirnitation, gouernment has produced Precidential pest' Besides'tte No. 3 of 1986 concerning controlling of brown plague rice got)ernment has also prod'uced' the Act No' 12 of 1992 concerning plant cultiuation system. Both regulations abotte give priority to the using of plague in controlling of plant disease. In 1998 the gouernment through Decree of Agricultural Minister No. g4glKptslTp'270112198 concerning Pesticide
Limitation(Isee-xplainedthe(lselimitationofpesticideofforeliminationplant pl.ague.
A.
PENDAIIULUAN
Laju dan meningkatnya pertambahan penduduk harus diimbangi dengan ailanya peningkatan produksi pertanian, baik dalam bentuk pangan' bahan baku inilustri, bahan energi biologis maupun yang lainnya' Bahan pangan dan pencluduk merupakan suatu rangkaian yang tidak mungkin dapat dipisahkan' ketergantungan manusia terhadap pangan mutlak adanya' Untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, seiring dengan meningkatnya pertambahan peniluduk, maka diperlukan adanya teknologi modern' Terhadap hal ini Koesnadi Hardjasoemantri ( 1994) mengatakan bahwa pengembangan ilmu clan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia juga membawa potensi bahaya dan risiko tinggi pada lingkungan, baik karena sifat alatnya (angkutan industri tlao sebagainya) maupun bahan yang digunakan' seperti bahan peleclak, korosi! beracun dan bahan berbahaya lainnya' EDISI DESEMBER 1998
KANUN NO.21
37
Untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, manusia berusaha untuk memanipulasi ekosistem pertanian secara sangat intensif. Pemanipulasian ekosistem itu meJiputi areal yang sangat luas atau dengan istilah lain bahwa teknologi pertanian modern mutakhir mencampuri fungsi ekosistem pertanian secara luas dan menyeluruh. Sementara itu produksi pertanian tidak akan mungkin ditingkatkan dengan pesat tanpa menggunakan pupuk dan pestisida, berbagai jenis bibit unggul dan sistem pengairan. Namun akibat-akibat sampingan terhadap alam dan lingkungan sekitarnya yang mungkin timbul tetap diperhitungkan dalam menggunakan bahan-bahan tersebu[ bagi penhgkatan produksi pertanian (Ida Nyoman Oka dan Mulyani Sukardi, 1981) Pestisida merupakan bahagian dari bahan produksi pertanian dalam rangka meningkatkan hasil pertanian. Oleh karena pestisida itu merupakan zat kimia yang mengandung racun, maka dalam penggunaannya haruslah secara bijaksana supaya tidak menimbulkan pengaruh atau akibat yang tidak cliiaginkan. Untuk hal ini Handoko (1983) mengatakan bahwa dewasa ini di Indonesia penggunaan pestisida oleh petani makin meningkat, baik dalam jurnlah maupun jenisnya, sehingga seolah-olah cara yang lain untuk mengendalikan jasad pengganggu tanaman kurang mendapat perhatian oleh pare petani. Petani membandingkan dengan cara pengenda-lian jasad pengganggu yang lain, dimana pada umumnya penggunaan pestisida mempunyai beberapa kelebihan yang menguntungkan antara lain dapat menekan populasi jasad sasaran dalam waktu yang relatif pendek, selain mudah dalam penggunaannya.
Menumt ketentuan Pasal I angka 12 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1997 t€ntang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat t€rt€ntu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan pemntukannya. Berdasarkan ketentuan di atas, pemalaian pestisida yang tidak tepat da-Iam membasmi tanaman yang menyebabkan zat beracun masuk ke dalam Iingkungan hidup, dapat fikatagorikan sebagai perbuatan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan. Terhadap perbuatan ini Pasal 48 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 rnemberikan sanksi pidana berupa pidana penjara selama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
KANUN NO.21
EDISI DESEMBER 1998
口■ ■ ■ ロ ー 日 ︱ Ｉ Ｅ Ｉ
Ｆ
Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ
38
Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ
Beratnya sanksi yang dicantumkan dalam Pasal 43 Undang'undang Nomor 23 Tahun 1997, sehamsnya para Pengguna pestisida harus berhati'hati ilalam memakainya, sehingga tidak berakibat pada terkenanya sanksi yang berat tersebut. oleh karena itu untuk memberikan gambaran tentang penggunaan pestisiila yang bai'k guna mencegah Pencemaran dan'/atau
Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ
sini dibahas tentang batasan-batasan pestisida yang dapat dipakai' Untuk lebih memahami tentang pestisida di sini juga dibahas tentang pengertian pestisida dan dampak pemakaiannya'
perusakan lingkungan hidup,
di
Ｉ Ｉ Ｉ
B.
PENGERTIANPESTISIDA
Ｉ Ｉ Ｉ Ｉ
Dalamclisiplinilmukimia,yangdidefenisikansebagaibahankimiaadalah semua yang menempati ruang dan bermassa' Dengan demikian tidak semua bahan kimia adalah beracun. Pakaian, udara yang dihirup merupakan contoh bahan kimia yang tidak beracun, bahkan obat yang dibuat dari bahan kimia dapat menjadi bahan bagi kesehatan manusia Pestisida merupakan salah satu bentuk atau wujud dari bahan kimia yang mengandung racun' Pestisida berasal ilari kata "pest'' yang berarti hama' Pengertian hama di sini tlalam arti luas, misalnya dalam sektor pertanian dapat berarti ulat' serangga, tikus, gulma clan lainnya, sedangkan dalam aspek kesehatan berarti vektor penyakit seperti nyamuk, lalat dan sebagainya' Pestisida dapat diartikan populasi sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membasmi atau mengatur organisma penyebab gangguan tersebut.
l butir a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Dalam Pasal
Penggunaan Pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia ilan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : 1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil ' hasilpertanian; 2. Memberantas rerumputan ; 3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; 4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bahagian tanaman tidak termasuk PuPuk; 5. memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan hewan piaraan dan ternak;
6.
Memberantas dan mencegah hama-hama air;
EDISI DESEMBER 1998
KANUN NO.21
39
7. 8.
Memberantas atau mencegah binatang-hinatang dan jasad - jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat'a1at pengangkutan; Memberantas dan mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan bilatang yang perlu diijndungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air'
Pengertian pestisida yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1973 mencakup memberantas jasad renik dan jasad lain yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Dengan demikian pestisida itu mempunyai segi positif (dapat menjadi obat) dan segi negatif (racun), tergantung pada pemanfaatannya'
C.
DAMPAK PEMAKAIAN PESTISIDA
HaJ yang tidak atau belum dapat dihindari dalam usaha meningkatkan produksi bahan pangan adalah pemakaian pestisida' Pemakaian pestisida tidak menimbulkan masalah besar jika dilaksanakan dalam batas yang tidak berlebih lebihan dan disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Akan menjadi masalah yang pelik j
dunia pertanian, menguntungkan bagi produsen pestisida, tetapi merugikan bagi lingkungan karena mengakibatkan pencemaran. Beberapa bahaya pestisida
yang utama antara
lain keracunan, kebakaran dan pencemaran lingkungan
hidup. Bahaya pencemaran lingkungan menyebabkan terganggunya ekosistem kehidupan. Meningkatnya pema.kaian pestisida dapat juga menyebabkan
air,
tanah dan udara. Sebab utama peneemaran lingkungan oleh pestisida adalah pengendapan (deposit) pestisida yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu seperti hama, penyakit dan gulma (tumbuhan pencemaran
pengganggu) yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Di samping itu sumber lainnya selain deposit, juga berupa penggunaan pestisida di rumah tangga, Iimbah-limbah industri pestisida serta tumpahan yang terjadi rvalitu
pengangkutan, distribusi dan penyimpanan pestisida. 帥
N NO.21
EDISI DESEⅣ BER 1998
40
an sebag■ an besarだ kan PesISida yang dl子 Enakan pada sektOF perta轟 じhi perllaku pesttSida dala■l Faktor・ fak_tor larlぎ mempengaコ jatuh he tandh
tanah adalah :
1.
Kemampuan pestisida;
2
PencuClan,lr hu」 an;
3
PenguapanttrutamakarenapenguapTalr;
T穏‖:節悧 盤lT;bttun m釜黒慰
4 5
ttmn h
Trans10kasi mel出 ュi SiSttm hayatl
6
kompOnen llngkungan lalnnya;
Kandungan organi【 , kelembaban tanah dan udara, pOrositas
7
meruPakan faktOr faktor yang pentlng
tanah
dalallll penguapan peStlSida
0ぎ k,
Disamping itu sfat pesisidanya SendLi sepen daya larut dalam ar,leつ
penguapan dan faktor kinnya yang penting dalam menentukan keadaan
maupun untuk
hidup. Menurut dengan masalah pencemaran lingkungan oleh pestisida
1.
yaitu
:
gangguan kesehatan yaitu melalui Penganrh terhadap manusia berupa cara:
b.
residu ilalam bahan makanan'
2.
di
sektor
t€rutama bagi penyemprotan pestisida di pabrik pestisida' pertanian, penjualan pestisida' karyawan mulut dan pernapasan; Keracunan dapat terjadi melalui kulit' dengan terbentuknya Tidak langsung, yaitu melalui bahan makanan
a. Langsung,
peliharaan
binatang Pengarrrh terhadap binatang baik terhadap jenis saiwa liar oleh (termasuk ternak), m'auPun terhadap beberapa rantai makanan yang dapat akumulasi. dan absorbsi pestisida melalui mengganggu keseimbangan ekosistem-
pestisida tergantung
penggunaan Jenis dan Iuasnya pencemaran akibat waktu dan metode aplikasilya' Dibalik darr jenis pestisida, frekuensi' efek buruk pestisida' tidak serta kesadaran masyarakat terhailap
kenyataan
EDISI DESEIIBEB 1998
KANON NO.21
41
dapat
とsangkal
adanya kenyataan bahwa di beberapa negara berkembang
produksi pangan yang cukup dan mehmpah
serta hadaan
kesehatan
masyarakat yang ba■ く, telah dapat dtapal antara l五 n karena penggunaan
pesisida
dengan cara
yang btt
Hal ini menyebabkan tidak dapat
ditulggakannya penggunaan pes覇 應ida dalam konsep mut山 む pengelolaan jasad pengganggu tanaman Pengalnaan pestlsida rakan lebh efesien apablla
merupakan ba」 an
integral da五
penge101aan jasad pengganggu tanaman yang
dldasarkan atas pendekatan secara ekologl, d』 am usaha men詞 腱an dan
mempertahankan tingkat produkd tlnggl serta menolong jiwa manusia Dengan demidan j■ a dtilau Secara keseluruhan penggunaan pestlsida ada baよ
dan buruknya,oleh karena itu guna mempeiahankan kebttannya dan
setttgus
mengllindari bburukannya, yang hartls d■ etahui adttah jenis
pestisida mana yang harus dlgunakan,bagalmana cara penggunaannya,kapan dan Pada dosls berapa?
D.
PEMBATASAN PEMAKAIAN PESTISIDA
Penggunaan pesisida ddam Lngkungan masyarakat dan pertanian mempakan pertanda bふ wa suatu wa■ tuよ an“ rbuka kemungk■ nan pemaka■ an secara berlebhan 縫増adinya
dan penyelewengan‐ penyelewengan yang berttbat pada
pencemaran terhadap kesehatan manusia dan
hngkungan hidup
Untuk menguran」 atau mencegah aubat tersebut perlu adanya dasar aturan ukum yang mengatur dalam mengelola pestisida tersebut_
h・
Sehubungan dengan mahn terasanya dampak negajf dtt penggunaan pestlsida,Perne減 ntah pada tang=a1 3 Desember 1998,melalui Surat Keputusan ヽfenteri
Pertanian Nomor 949 Kpts′ [rP 270/12/98 tentang Pestisida Terbatas,
menetapkan 24 formula pestお lda terbatas Pakd
Pembatasan
pemakdan
pestlsida itu disebakan ke 24 jenis peslsida ∞r∞ but mempunyal daya racun yang sangat beriDahaya l)a」 nlanllsia dan llnど hユ ngan hidup ttapun jenis ke 24
pestisida yang dlbatasi penggunaannya dapat d鋤 at pada tabel I 帥
N N0 21
EDlSl DESEP露 ER 1998
ｒｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ ｌ
42
TABEL I DAF7fAR PESTISIDA TERBだ TAS PAIaI Nama dan kadar bahan
Nama Formulasi
alumun■ um foSida 56%
1 1
Celphlde 56 PI
2
Celphos 56 T
3
Gramoxone
4
GramoxOne
5 6
HerbatOp 276AS IndOdan 350 EC
7
Kovin 80 P
8
L田 ヽ1375郎
9
NIagtoXIn 60 Pt
alumumum fodda 56% paraquat面 濾 o五 da 276 g/1 paraquat dido五 da 276 paraquat d]db五 da 276 endosuran 353,59g/1 seng fosflda 80% 償Odよ arb 384,83g71
10 1
MettOphlde 80 P
11
Ⅳlestagas
12
Metabrom 98 LG
magneSium fosflda 60,7% ∞ ng
15
Nuvan 50 EC NuvantOp 500 EC
16
oncO1 200 EC
17
ParttC。 1
18
PhostoXin 56 T
19
PhostOXin 57 P
l metalndofos 200 υl dttorVOS 500 g/1 Ш
alumun■ um fosflda 56%
alumunmm fottda 57% mel■ bromlda 98% medaation 420 g/1
SupraCide 40 EC
endosulfan 332,5g/1
Termisidln 350 EC
su』 uril■ O五 da 99,7%
Vttane 99,7 GA
oksom■ 100,6g/1
ヽ,date 100 AS
beberapa
OrvOs 500 g/1
ber血 よ arb 190,9 grl paraguat dよ b三 da 248,4g/1
Sobrom 98 LG
Terhadap
foslda 80%
alumunmm fosfa 57% meti bromida 98%
13 I NIonltOr 200 LC
14
aktif
lenls
dicmtlkan pula beberapa alternaatr
pestisiala yang diiarang pemakaiannya' t€rlihaat penggantinya, yai+"u sebagimana
pada tibel II
EDISI DES翻 ⅣIBER 1998
KANUN‐ NO.21
43 L II
¨
PESTISIDA‐ ALTERNATIF PENGG卸
YANG DBATASI
Alterrratif Pengganti
Yang terbatas
No. １ ２
Celphlde 56 PI
CupJh。 1118L
.
Celphos 56 T
S■ osan 250 EC,Insecto 90 P,
Perigen O,5D,Kabat 40 WSC 3
Indodan 350 EC
Ambush 2 EC,Oorsaalr 100 EC
4
Larvin 375 AS
Buldok 25 EC,Baycarb 500 EC
5
Magtoxin 60 Pt
Insekto 90 P,Fendona 15 SC,
Pe■ ζen o,5D
Mesoph通 e80P Mestagas
6 7
Dekabit,К brat RM‐ B,Petrottd 200 EC
PeⅢ
■ 0,5D,Fendona
15 SC,
Sulllistore 25 E,Indogran 500 EC, コbsPonsar 50
Moitor 200 LC
8
輛
vo 30 EC,Ambush 2 Ec,
Buldok 25 EC,Calsade 50 EC,
macide 400 EC 9 10
Onco1 200 EC
Curacron 500 EC,Deds 2,5 EC
Supracide 40 EC
Pegasus 500,C,BuldOk 25 EC CoFldor 200 LC,Curacron 500 EC,
Decis 2,5EC,Metador 25 EC Karphos,25 EC.
Adapun fungsi dari pestisida alternatif pengganti yang dibatasi, sesuai nomor urut pada tabel II adalah :
1. 2.
Sebagai pengawet kayu, untuk mengendalikan Dinoderus sp, pada rotan-
- Sitophilus orizae ; tembakauLasioderma serricone. Mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura) pada kedelai. Mengendalikan hama pada bawang merah; Spodopteraexigua, Cabai Spodoptera litura, Jagung; Loculsta migratoria, Kedelai; Spodoptera
Mengendalikan hama gudang; beras
3. 4. '
litura.
KANI'N
NO.21
EDISI DESEUBER 1998
44
Mengenda■ kan ha■ la gudang pada ttraS と penyimpanan S.tophuus OryZea,T五 b。 1亡 n cartanuem, hmoplosus Puss■ us
5
6
りnter Ⅳlenngenda■ kan thS SatVah Rattts argentiや
7
Mengend,likan hama gudang pada beraS di
penyimpanan, S■
oph■ us
Oryzae, t五 bohunl castenuem, COrrera cephalonnta,Cryptolester sp gua, Kedelai; Ⅳrengenddukann hama pada bawang merah; Spodoptera ex■ spodoptera■ tta,AFmyza sP,ヽ 毀a ch証 縫s,Ett■ a zinkenena
8
9 lo
■lo.唱 endnlikan hama pada cabai;Thr● s sp us ferru」 neus, Mengenda■ kan hama pada cabai;Myzus perstCae, Da、 Kacang tanah;Emposca sP,kedelai;PhOedonia incluSa.
Adanya daya racun pada pestlStta yang Sangat berbahaya btt manusia
dan lngkungan hidup, sebelum dkluarkannya Surat KeputuSan Menten Pertanian Nomor 949/KptslTP 270/12/98 tentang pesisida terbatas pakai, peme三 ntah卜 ga telah melakukan pembatasaan penggunaan pesttida Pada tangga1 5 Nopember 1986 telah diunbil suatu tindakan yaltu mengeluarkan an Hama n7ereng lnpres Nomor 3 Tahun 1986 tentang Pen● ま atan Pengendl山 Coklat pada Tanaman padi Dengan adanya lnpres terSebut, maka pengendahan hama terpadu(PIIT)men」 adi keblakSanaan nasiOnal PHT mempakan program mekanis bio10rS, Sebingga yang mengutamakan pengendihan secara pencemaran S■ 甲ai bkuatlran aHbat penggunaan pestiSida dapat dttura導 Dengan denl■ ■an lnpres Nomor 3 Tahun 1986 merupakan daSar hukum ga peslsida merupakan alternatF bagi pembatasan penggunaan peStLida,seh襲 ζ
, sedangkan PHT merupakan hal utama dalam memberantas hama
"rakh士 tanaman Dalam inpres tersebut dttmukakan tentang penggunaan insekthida secara bJakSana antara laln:
l
Penggunaan lnsektiSIda dilakukan apab■ l潤 直
2 3
a cara pengendihan hama yang
tidak efekti
an kelestattan Jenis dan cara ap■ kasi m“ k」 Lida haruS memperhat■ musuh alami hama wereng COklat Jenis insekttda yang ada dapat menmbulkan resISten atau dampak laln yang merugikan,d」aFang untuk tanaman padi tersebut lebih lanjut Untuk mencapai tujuan-tqjuan ini dalam Inpres
dinyatakan:
l
laPaagan Perlindungan Pentttahuan dan ketramp■ an Pada petugas atkan. tanaman pangan perlu thJL唱 Ⅲ
EDISI DE劇 口MBER 1998
KANUN.NO.21
45
2.
3.
Pata
petugas penyuluh harus memberikan informasi pada para petani berdasarkan petunjuk-petunjuk para petugas perlindungan tanaman sedemikian rupa, sehingga para peiani menyadari, bersedia dan mampu menerapkan tindakan pengendalian hama yang tepatPara petugas penyuluh lapangan, kelompok petani dan para petani akan dilatih untuk meningkatkan ketrampilan mereka.
Kebijaksanaan Pemerintah tentang PHT mempunyai dukungan hukum vang iebih kuat dengaa diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanarrran pada tanggal 30 April 1992. Dalam Pasal 20 ayat (1) Undang-undang tersebut diayatakan, ba-hwa perlindungan tanaman dilaksanalcan dengan sitem PHT. Selanjutnya pada ayat (2) undang-undang tersebut dinyatakan, bahwa pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah. Dengan a.Janya Inpres Nomor 3 Tahun 1986 dan Undang - Undang Nomor
PIIT di Indonesia telah memililii dasar hukum yang kuat, seL:ngga praktek pengenda[an hama secara konvensional harus segera riitilggaikan dan diganti sepenuhnya dengan PHT. Namun karena cara bcrp;kir dan melode pengendalian kon-,'ensiona-I sudah lama dan kuat mengakar di masyaralat petani, masyarakat umum dan pelaksana kebijaksanaan lapangan, maka proses pengalihan harus dilakukan secara bertahap meialui pi:ogram pelatihan dan peny'uiuhan yang intensif (Hardjasoemantri, 1994). 12 Tahun 1992, maka
E.
PENUTUP
Peningkatan jumlah penduduk harus diimbangi dengan ketersediaan pangan. Untuk itu perlu adanya upaya guna meningkatkan ketersedlaan pangan tersebut. Cara yang ditempuh untuk hal ini adalah dengan menggunakan teknologi moderen, salah satunya adalah dengan pestisida. Penggunaan pestisida
memberikan dampak positif dan negatif, oleh kar.enanya dasar hukum pengaturan tentang hal tersebut menjadi landasan da-lam pelaksanaannya. sehingga pemerintah dan masyarakai dafam memanfaatkan pestisida mempunyai rambu-raabu yang jelas.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan pestisida oleh masyarakat dan sudah terjihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan, maka perlu adanya
KANUN NO.21
EDISI DESEMBER 1998
46 t,
pembatasan penttnaannya Dalam membatasi pengttnaan peStISida terseb崚 pemerh価 mengeluarkan lntruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1986, Undang‐
Pertaman ⅣIente五 undang Nomor 12 Tahun 1992 dan Stlrat ttputusan Nomor 949駆 いts/Tp 27伊 12/98 Dengan de,lhan adanya Feraturan perundttg‐ undangan di
dampak
bidang
negatr
hi,
pengguttlaan
terhadap
manusia,
pest■ he、 van
Sida dapat
dlbatasi,
Sebingga
dan hngkungan llid、 lp dapat
dhranglsemmimal■ lungkln
DAFTAR PUSTAKA Handoko,Dwi,(1995),Pes″
jα ′ S'dら Djれ αs Per′α″ η
rα れじηια,Pα 72gα れ Dacrα ね
Oυ ,as,re72gall si S“ ι
TIng々α
`I Propiれ
Koesnadi Harttasoemantti(1994),
αLjヽま 71ga2, GadJah Mada ″レたし Tα ′ “ “
Universit37 PreSS,Yogよ arta lttal・
た22gα ηp● 7α ´ Bα たン ]イ ン′ Li電 topo Sugeng(1995),κ ″′ “
o71 X'ι jα た, Prο grα れ S′ dj ″れン “ Pα scrrsα りαλα,UG■1,Yo野 akatta
B41rた
1da Nyoman
Oka dan Muけ ani
P● 77gg″ れααュ
Tcれ α,η αれ,
sjdα Pesι ′
Sukardi
u`,α η dα η Beb● ア
Lι nghレ 2gα れ, Pr,grα ″
(1981),Dα
αれα Perた c272bα lセ rα ′
pα 力
“ ngaれ
Lj彎々クπgα 72 助 ″″ -72α 7π α
Dむ ektorat Perhndungan tanaman Pangan,Jakか
EDISI DESENBER■ 998
ta
KANLIN NO.21
