*,
#=
.:.' JC &€ '# E=
-=-= *
-::,:.=
ry
rE
u
I
E
ffi &'.r**' a ir,
'#*'loJ
i;;4''*
;t . _ id\h-
*1-
r 'l-.?? r€../:,
6*:, ; !
Perspektil Pen0elolaan perikanan lsxgka0
laut Aralura
fim Edilor: Danlel R. lloninua Aii Sularso ll. fefli [. Sonflila lri purbayant0
Dllerblll(an 0len:
Deparlemen pemanlaatan $umberdaya Perlkanan ral{ultas Perihanan dan llmu Nelaulan mstilut Peilanlan Bo00r
{tll pengel0laan perilianan Tangkap laul aralura 1. N{onin!a, iitor)
A'1i Sularso,
M. Fedi A Sondita, dan Ari Purbayanto
ampr.il N4 Rivarrttr & O Halilintar ;i. A. Purba.vanto
2006 Dc-parreirren Pemaniaatan sumberdaya Perrkanan FPIK-IPB
Itc ris
I
Karrpus IPB Darrnaga, Bogor
622935
!'ax tl2-5I
16680
421132
:an pertalra kali oleh
ren
Pemanfzratan Sumberdava Perikanan FPIK-lPB
2006
dilindungi oleh undang-undang atau mer.nperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini mengutip 1 n tefiulis dari Departemen Pemanlaatan Sumberdaya Perikanan a
:akaan Nasional. Katalog If alam Terbitan :;a,
(KDT)
DR ,'r,r/. (ed:.)
ierspektilpengelolzriin sumberclaya penkanan tangkap Laut Arafura,zDaniel R. Monintja,
Aji Sularso, M. Fedi Cet.
xxi+
l.
A
Sondita, An Purbayanto
Bogor: I)ep;rrtemcn Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan F'PIK-IPB
226
hlm;
16x23 cnr
ISBN 979-996 14-8-3
1. I)enqcloia:ur Perikan;rn L .Tudul il Sularso, Ali
l'angkap
Li1 SondiLa, IvI FeJi A lV. Purbai'anto, Ari
,leh Percet,rL4n C\' Sil4IJ4E -S{d4-!Cb4Ia!g-B-ogaI t J n!-ql t fi.!, I t',t'ctl p,'rcil tt i:,: t;
PERSPEKnF PENGELOT-AAN PERIKANAN TANGKAP LAUT ARAFURA
Daftar Isi Kata Sambutan Kata Pengantar
1
vii
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap: Perlu Diwujudkan di Laut Arafura
1.1 1.2
I.3
1.4 1.5
Pendahuluan Dasar kebijakan pengelolaan perikanan ............ Laut Arafura sebagai pilihan sasaran pengelolaan Rencana pengelolaan perikanan 1.4.1 Pengumpulan informasi 1.4.2 Analisis dan perencanaan .......... Penutup
1
2 3 5
6 8 8
2 Kondisi Fisik Oseanografi Laut Arafura 2.1
2.2 2.3
2.4 2.5 2.6
Pasang
2.7
Gelombang
2.8
surut
23 27 30
.........
Penutup
Kondisi Lingkungan Perairan Laut Arafura dari Hasil Kajian Multi Sensor Satelit
3.1 Pendahuluan 3.2 Data dan metode analisis 3.3 Distribusi dan variabilitas parameter 3.4 Penutup
3l lingkungan
perairan
33 35
42
Kesuburan Biologi Lingkungan Laut Arafura
4.1 Pendahuluan .............. 4.2 Bahan dan metode analisis 4.3
Pengambilan contoh air ............ ..................... Penghitungan plankton dan bentos Pengukuran produktivitas primer Kesuburan biologi perairan Laut Arafura 4.3.1 Kelimpahan, keanekaragaman, dan keseragaman fitoplankton 4.3.2 Kelimpahan, keanekaragaman, dan keseragaman zooplankton 4.3.3 Kelimpahan bentos
4.2.1 4.2.2 4.2.3
47 48 48 50
5l 52 52 53 55
tx
G'
.,1
Dafiar Isi
56
Kualitas ar " "" "' > i0 m flrrt,r.un perairun pada kedalaman < 10 m versus 4.4.1 FitoPlankton 4.4.2 ZooPiankton
4.3.4
4.4
4.5
4.4.3 Bentos f.rrgutrt kedalaman
4.6
Penutup
terhadap kualitas biofisik dan lingkungan
59
62 62 63
"""'
64 65
Ikan Jenis, Sebaran, dan Keanekaragaman Sumberdaya Arafura Hasil Tangkapan di Tepian Laut
5.1 Pendahuluan ..'......."" 5.2 Data dan metode analisis 5.3 Jenis dan komposisi hasil tangkapan pukat udang 5.4 Sebaran juvenil ikan hasil sampling """""""" 5.5 Keanekaragaman ikan hasil sampling """""""'
,.e
5.7
Pengaruh likasi dan kedalaman terhadap biomas
68 69 73
ikan
"""""
PenutuP .....
80 82 84 91
Pesisir Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Pengelolaan Laut Arafura dan Implikasinya terhadap Sumberdaya Perikanan 100 100
6.1 Pendahuluan ...'..'.""" 6.2 Data dan metode analisis 6.3KondisisosialekonomidanbudayamasyarakatpesisirLautArafura.
6.4
6.5
6.6
6.3.1 Kabupaten Kepulauan Aru 6.3.2 KabuPaten Merauke 6.3.3 KabuPaten Asmat 6.3.4 KabuPaten Mimika """"' 6.3.5 KabuPaten Kaimana "
"""""
t04 104
t07 111 115
120
"""
Persepsi pemangku kepentingan (stakeholders) 6.4.1 Potensi konflik 6.4.2 Pentingnya manfaat ekonomi' Lingkungan' dan sosial i.q.i rentin[nya kerugian ekonomi, lingkungan, dan sosial 6.4.4 Kegiatin yang potensial menghasilkan keuntungarr dan
123
123
t23 124
t25
kerugian t26 Prioritas keglatan pemanfaatan sumberdaya perikanan . ""':"":""""' i-piit"ti kJndisi sosial, ekonomi dan budaya penduduk terhadap r27 pemanfaatan dan manajemen lingkungan.Laut Arafura t27 6.6.1 Pendidikan dan keterampilan penduduk """"""'
'6.6.2 Kesehatan
6.6.3 6
6.4
Sarana dan prasarana " " """" Pemasaran hasil tangkapan ""
t28
""" """'
128 128
PERSpEKTTF PENG1.t oI AAN PERTKANAN I
6.6.5 6.6.6
Budaya Potensi
6.7 Penutup
7
Ar!i;l"Al'
LALJT ARAFURA
masyarakat konflik
-....- 129 ......-...... 129 ............-.. 132
Kajian Usaha Perikanan Demersal di Laut Arafura
7.1 1.2 7.3 7.4
Pendahuluan Data dan metode analisis Potensi, armada dan pem anfaatan sumberdaya ikan demersal .......... ................... 1.3.1 Potensi ikan demersal Laut Arafura ........... 7.3.2 Armada perikanan demersal 7.3.3 Pemanfaatan sumberdaya ikan demersal .'................'.'..........
Karakteristikusahaunit-unitpenangkapan
7.4.1 Pukat udang 7.4.2 Rawaidasar ......... 7.4.3 Pukat ikan 1.4.4 Pukat ikan laut dalam
............
........ ............."
Konsep Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Terpadu di Laut Arafura
8.1 Pendahuluan 8.2 Model pengelolaan dengan pendekatan terpadu 8.3 Model bioekonomi 8.4 Model Biososioekonomi ......... 8.5 Aplikasi model pengelolaan perikanan di Laut Arafura 8.6 Penutup
9
........".""..
138 140 140
142 145 153 153 159
-.......-.......... 162 ..................... 165
7.5 Penutup 8
........
136
168
....... 173
............ 175 ..............'... 176 ...'............... 179 .............'...... 185
..............'
198
Zonasi Wilayah Perikanan Tepian Laut Arafura: Upaya Mewujudkan Pengelolaan Perikanan yang Efektif
9.1 9.2 9.3 9.4
Pendahuluan .............. Data dan metode analisis Zona peikanan menurut peraturan
yangada
............ 201 ........ 204 ........,....... 205
Usulan penetapan batas-batas kawasan pengelolaan perikanan
tangkap
................. 210
10 Rencana Pengelolaan Perikanan Demersal di Laut
Arafura : Suatu Perspektif 10.1 Pendahuluan ................ rc.z Kerangka rencana pengelolaan 10.3 Beberapa informasi yang telah tersedia 10.3.1 Keadaan sumberdaya biofisik lingkungan 10.3.2 Keadaan sosial-ekonomi 10.3.3 Keadaan perikanan ................ 10.3.4 Permasalahan yangdlhadapi ............... 10.4 Penutup
.......... .................. ...... ......... ................ ........ .............. ..............
213
214 215 215 217 218
220 220
XI
PFRIKANAN TANGKAP LAUT ARAI't]RA PERSPEKTIF PENGELOI_AAN
KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN LAUT ARAFURA DARI HASIL KAJIAN MULTI SENSOR SATELIT Jonson Lumban Gaol
Abstrak DatayanglengkapdanakuratmmgenaikondisilingkunganperairanlautArafura tr"gr, a;prrt"k i sebagai informasi dasar untuk pengelolaan sumberdaya kelautafl
yang berkelanjutan. Dalam tulisan.in.i disaiikan beberaPa paraneter alam tirgiung* perairan Laut Arafura yang diproses d1i citra satelit sumberdaya petmuknan laut parameter-paraffieter suhu adalah tefsebut inalbisnya, ar; nil tingi paras laut (ATPL) lirrS yorg berasai dai sensor N6AA'AVHKR, anomali 'aariie^ol dan konsentrasi dai angin kecepatan QuikSCAT fOPEX/POSEIDON, menunjukkan adanya a-nnual k'toroJit-a dari SeaWiFS. Hasil analisi energi spektral wiability pafameter-parameter perairan I'aut Arafura yang berhubungan dengan paras laut teiihat juga adanya signal irnioii o"sn **rin dan khusus untuk tinggi 'intirannrallaiability dengan pengaruh iklim global. _Pada saat yang berhubungan '"'ri,i" *ir* tengaia'beiemb*s dari tenggara menuju barat laut, SPL lebih dingin' rerjadi pada )?il nrgoty 6iaan1, konsentrasi klorofl-a tebih tinggi dan sebaliknya mendukung ini paratneter ketiga Kondisi berhembus. laut birat saat angfn i*ro, Ara{ura tr4odiiyo proses upwelling pada saat ffiusson tenggara di perairan Laut sebelumnya' peneliti bebetapa oleh dilaporkan ,rbogoi*oia yang iudah
ioi poiiorm
Kata kunci
:
Laut Arafura, satelit, upwelling, suhu, klorofl
3.1 Pendahuluan kont Ketersediaan data dan informasi yang lengkap serta akurat tentang
lingkungan perairan
laut
adalah kebutuhan dasar yang diperlukan un'
pengelolaan sumberdaya kelautan secara berkelanjutan. Pengelolaan sumberdi
kelautantanpadalayanglengkapdanakuratbaiksecaraspasialmaupunSec
Kcndisi Laut Arairra dari l{asil Kajian l,'lulti Sensor Satelit
temporal mustahil dapat menghasilkan strategi pengelolaan yang bertanggung,awab Untuk menjamin kelengkapan data ini harus dilakukan kegiatan pengamatan secara terus-menerus.
sudah tersedia berbagai wahana untuk mengamati kondisi parameterparameter lingkungan laut yakni wahana yang langsung kontak dengan laut seperti kapal penelitian, pelampong (buoy) dan wahana pengamatan dari ruang angkasa seperti satelit. Khusus bagi negara berkembang seperti Indonesia, kegiatan pengamatan langsung melalui wahana kapal secara terus-menerus sangat sulit Saat
ini
dilakukan berhubungan dengan keterbatasan dana yang tersedia. Teknologi penginderaan jauh (inderaja) satelit sumberdaya alam merupakan salah satu pilihan yang dapat digunakan untuk penyediaan data yang lengkap baik secara temporal maupun secara spasial. Dengan teknologi ini, data diperoleh tanpa melalui kontak langsung dengan objek atau fenomena yang diamati, tetapi melalui sensor-sensor yang dipasang di wahana satelit. Walaupun pengukuran melalui sensor dengan ketinggian ratusan hingga ribuan kilometer dari ruang angkasa namun tingkat ketelitian pengukurannya sudah semakin tinggi seiring dengan kemajuan IPTEK. Ketelitian data yang diperoleh dari berbagai sensor satelit terus ditingkatkan baik melalui pengembangan sensor maupun dengan pengembangan algoritma dalam pemrosesan citra satelit. Sebagai contoh tingkat ketelitian pengukuran tinggi gelombang dengan menggunakan sensor satelit altimetri Seasat yang diluncurkan pada tahun 1980 adalah 50 cm, tetapi saat ini dengan menggunakan sensor altimetri TOPEX/Poseidon ketelitian pengukuran dapat ditingkatkan menjadi sekitar 2 cm (Chelton et al., 2001). Ketelitian pengukuran suhu permukaan laut (SPL) saat ini dapat mencapai 0.2 oC (Shi, 2000). Berbagai studi penggunaan teknologi inderaja satelit di perairan Indonesia telah dilakukan, diantaranya adalah pengamatan variabilitas konsentrasi klorofil-a dari sensor SeaWiFS dan hubungannya dengan pengelolaan penangkapan ikan lemuru di Selat Bali (Gaol et a\.,2002;2004). Yariabilias konsentrasi klorofil dan perikanan
di Laut Jawa (Hendiarti Indonesia (Qu
et
et
al., 2005). Variabilitas pengamatan SPL di perairan
al., 2005).
Perairan Laut Arafura terkenal sebagai perairan yangkaya akan sumberdayahayati
laut. Sejak puluhan tahun yang lalu, peratan ini sudah menjadi
daerah
penangkapan ikan baik untuk kapal-kapal lokal maupunkapal-kapal asing. fubuan
32
PEFiSPEKTIF PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP LAUT ARAFL]RA
kapal penangkap ikan melakukan operasi penangkapan setiap hari. Jika kegiatan rni tidak dikelola dengan baik, misaln,va dengan melakukan kegiatan monitoring kondrsi biolisik pelairan secara tcrus lnenelus maka suatu saat dapat
rlengakibatkan dampak negatif terhadap keberlanjutan sumberdaya. Selain pengaruh aktivitas pemanfaatan sumberdaya, perubahan kondisi biofisik suatu perairan 3uga dapat terjadi akrbat pengaruh musim dan perubahan iklim global. Karena itu, kegiatan monitoring terhadap kondisi parameter-parameter oseanografi dan sumberdaya hayati di perairan Laut Arafura perlu dilakukan.
3.2 Data dan metode analisis Dalam penelitian ini digunakan data SPL mingguan selama lima tahun (1996-2000) dan SPL rata-rata bulanan tahun 200,1, data kecepatan angin rata-rata mingguan selama lima tahun (1991-2000), data ATPL rata-tata 5 hari selama 5 tahun (19962000) dan konsentrasi klorofil rata-rata bulanan tahun 2004. Data SPL yang diolah dari sensor Advanced Very High Resolurion Radiometer (AVHRR), ATPL dari sensor Topographic Experiment (TOPEX) dan kecepatan angin darr sensor QuickScatterorneter (QuikSCAT) diperoleh dari basis data lt{ational Aeronautics and Space Adn'rinistrtttion-Jet Propuls'ion Laboratory (NASA-JPL). Data konsentrasi klorofi1-a rata-rata bulanan yang diolah dari sensor Sett-viewing Field-of-view Sensor (SeaWiFS)
diperoleh dari basis data
Oceon Color Web
NASA. Untuk
visualisasi dan analisis
data digunakan perangkat lunak Ocean Data Vieu'(pm) dan Statistika 6.
Secara spasial perairan Laut Arafura dan sekitarnya dibagi menjadi 3 kotak (*.ilayah) untuk melihat variabilitas parameter oseanografi di masing-masing rviiayah, yakni daerah A berada pada posisi 130-133"8T; 5-8"LS, daerah B pada posisi 134-137"8T; 5-E"LS dan C pada posisr 138-141''BT; 9-12''LS seperti tertera pada Gambar
3-
1
.
Variabilitas faktor-laktor oseanografi dianalisis dengan menggunakan analisis autospektrum dengan melakukan transformasi data dari domain wakru (tinte domrtin) rr-renjadi dornain frekuensi (frequency dornain). Transformasi dilakukan dengan nrenggunakan metode Discrete Fourier Trans.fbrmation (Emery and Thomson, 1985) sebagai berikut:
33
Kondisi Ldut AraJura
Yk:
o'4 y,e
dai Hasil Kajion Muht
tlftKn
Sensor Satclt
i:\
dimana: Yr = transformasi Fourier, At = beda rvakru pengambilan data, N ' jumlah data, n = (1,2,3,...N), i = \r1 (bilangan imajiner), k = frekuensi ke-k Energi densitas spektrum S,,(fr) untuk data deret waktu diskrit dihitung dcngar formula. S,,(fk) =
[YJ', k=0,...,N-
1
B
1
Gambar
.r+
3-
1
.
40'E
Lokasr penelitian dan pembagian u'ilayah pengamatan di perairan Lat Arafura dan sekitarnva
PEHSI-EKTIt] Pf NGELOLAAI! PEIi
IiiNAN TANGKAP LA!I
AJ':AFL]RA
3.3 Distribusi dan variabilitas parameter lingkungan perairan l)ata rata-Iata mingguan selama lima tahun menunjukkan bahwa SPL terendah di u,ilayah A, B dan C berturut-turut adalah 25. 1 'C, 24 8 C dan 25.8 "C dan tertinggi adalah 31.3 "C, 31.5 oC dan 30.8 "C. Perbedaan rata-rata SPL tertinggi rnencapai juga se suai dengan penelitian 6.7 ''C terjadi di wilayah B (Garnbar 3-2). I{asil ini ol. (2005) mengenai distribusi dan variabilitas SPL di perairan Indonesia yang mengungkapkan bahwa di perairan Laut Arafura terjadi siklus musim SPL terbesar
eu
et
dengan puncak amplitudo mencapai 4 "C, disamping perairan Timor dan Banda. Secara spasial dan temporal nilai SPL di lvilayah A, B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Faktor paling dominan penyebab variasi SPL di perairan Laut Arafura adalah perubahan sistem pergerakan angin musim Qnonsoort). Pada Gambar 3-5 tertera arah dan kecepatan angin yang dideteksi oleh satelit QuikSCAT. Data kecepatan angin rata-Iata mingguan selama 5 tahun juga menunjukkan adanya pola angin musim (Gambar 3-3). Sekitar bulan Mei hingga September angin musson tenggara berhembus dari arah tenggara (Gambar 3-5a) mendorol-rg massa air di sekitar pantai perairan Laut Aratura sehingga bergerak menjaul.ri pantai ke arah laut dalam Kekosongan massa air dr sekitar pantai menyebabkat'r gradien tekanan sehingga ntassa air dari barvah yang kaya nutrien dar.r suhu lebih rendah naik menunju
permukaan. Sebaliknya pada saat angin mr,tssotr barat lar-rt berhen.rbus dari barat laut (Cambar 3-5b) merrgakibatkan lnassa air menumpuk di sekitar pantai Laut Araf ura sehingga terj adt d o tvrt v, ll i ng (Wyrtki, 1 96 1 ). e
pengaruh musim ini tcrhhat dari hasrl analisis cncrgi spektral data SPL dan kecepatan angin selama lima tahun, dimana ada dua sinyal dominan dcngan .r\ciar-rya
pcriodc 26 minggu dan 52 mrnggu (Lampiran 3-1). I']eriodc 52 minggu merupakan rcpresentasi anrrual t,ariability yang drakibatkan oleh pcngaruh perubahan angin musson.
3:
liondisi Laut Araftrd dari Hasil Kujian
llttlti
Sensor
Satelit
33 31
79 ?7 25 23
.
Gambar
996
3-2.
i
997
i
99t
1
999
2000
Suhu permukaar.r laut ("C) rata-rata mingguan di tiga wilayah perairan Laut Arafura selama 5 tahqn (1996-2000)
12 10 8 5 4 2
1
996
1
997
1
998
1
999
2000
Carnbar3-3. Kecepatan angin (m/s) rata-rata mingguan di tiga wilayah perairan Laut Arafura selama
5
tahun (1996-2000)
400 300 2AA
100 0 ,1 00
-200 ,300
1
996
1997
Gambar3-4. Anomali tinggi paras laut (rnm) rata-rata lima hari dt tiga wilayah perairan Laut Arafura selama
36
5
tahun (1996-2000)
:. i.
TANGKAP L'AL]T ARAFI]IIA PERSPEIC|IF PENGELOLAAN F'EiiiKAN/'N
ti:l
).. ,,i 5;S
:. f...I ..r.-.i:-l' : . :- .:' .::...:-..''...
.
.::: ':.:,.':'r
t
155
ir-
O
1
t[fr/s 12Oa
ii0F
z.z v ./ ,/ :.
:.
I
.: ... "..-Tl'"'. rF
.) r.,rT
/3/'^."'..
-";'/;
/;
/;
'.,,1
,//
:
I
EC JJ -- | --i_.
.j-.:l
; -...;".-r:
..
1nQ
90-
100-
1
10-
1
2C-
1i0-
(b) Gambar3-5. Arah dan kecepatan angin (m/s) raralata bulan (a) Agustus dan dari satelit QuikSCAT (Qu rr a/., 2005)
Fe
iiorilsi f-aut
AraJitra dari
llusi! Ketlhtt lIulti Sirrsor Sarrlir
Analisis korelasi silang antara sPL dan kecepatan angin iL ampiran 3-2) l5 menunjukkan nilai korelasi negatif yang signihkan mulai dari sela waktu minus 3 waktu minus pada sela terjadi hingga positif 3 minggu. Nilai korelasi tertinggi minggu menunJukkan bahwa pengaruh kecepatarr angin terhadap SPL signifikarl setelah sela w'aktu sekitar 3 minggu. Nilai korelasi negatif memberikan arti bahrva semalon tinggi kecepatan angin menyebabkan SPL semakin rendah Hal ini terjadi karena kecepatan angin yang tinggi dapat menyebabkan pcrcampuran lapisan pennukaan yang lebih intensif sehingga SPL menjadi turun. Kecepatan angin dengan kekuatan penuh juga akan menyebabkan proses upwelling sehinga SPL
menurun. Hasi,l analisis ini menguatkan penelitian sebeiumnya yang menemukan upwelling di sekitar pantai perairan Laut Arafura Terjaclinya proses upwelling di perairan Laut Arafura secara jelas terlihat dari pola drstribusi SPL rata-rata bulanan tahun 2004 (Gambar 3-6). Mulai bulan Juni SPL di sekitar pantai menurun dengan nilai yang paling dominan berkisal 2l-28'C. Bulan selanjutnya SPL semakin menurun dan mencapai nilai terendah sekitat 2425oC pada bulan Agustus dan bertahan hingga bulan Oktober. Bulan Nopember dan Desember SPL kcmbali meningkat. Dari distritrusi SPL secara spasial terlihat bahq,a di sekitar pantai SPL lebih dingin dibandingkan wiiayah lepas pantai kecuali pada bulan Maret.
Data lima harian ATPL selarna 1ir-na tahun.luga menunjukkan adanya variabilitas tinggi paras laut di perairan Laut Arafura (Gambar 3-4). Hasil analisis energi spektral ATPL selama lima tahun, menunjukkan adanya dua sinyal dominan dengan periode 52 minggu dan 157 minggu (Lampiran 3-3). Periode 26 minggu merupakan representasi dari arutual r,driability dan periode 157 minggu merupakan represelitasi interannual variabilitl'. Berdasarkan rata'rata ATPL selama lima tahun, terlihat Lrahwa pada saat angin musson tenggara berhembus, tinggi paras laut di perairan Laut Arafura lebih rendah dibandingkan dengan Inusson barat laut (Lampiran 3-4). Lebih rendahnya paras laut ini dapat dipengaruhi oleh pola dan kecepatan angin pada saat ang.rn mu\son tcnggara yang mendorong massa air se1alar garis par-rtai dan dibeiokkan oleh gaya koriolis ke arah lepas pantai sehingga tcrladr kckosongan massa air cli permukaan, Secara temporal pola l'ariasi ATPL di r.r,ila-vah
38
A cian B lelatrisama seJangkan di daerah C berbeda.
PERSPEKTIF PENGELOL-AAI.1 PERIKANAN TANGIiAP
L
AU
f AFAFURA
Drstribusi konsentrasi klorofi1 rata-rata bulanan tahun 2004 (Gambar 3-7) nrenunjukkan bahrva konsentrasi klorofll di perairan Laut Arafura pada saat angin rnusson tenggara berhembus iebih tinggi dibandingkan musson barat laut. Tingginya konsentrasi klorofil-a ini disebabkan terjadinya proses upwelling yang secara jelas juga terlihat dari pola distribusi SPL yang sangat rendah pada musim vang sama (Gambar 3-6). Pada saat proses upwelling, massa air dari lapisan bawah permukaan akan terangkat menuju permukaan perairan yang umumnya kaya akan zat-zat hara yang menjadi sumber mrtrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan htoplankton.
Dari citra satelit terlihat bahwa hampir sepanjang tahun konsentrasi k1orofil-a tinggi di perairan Laut Arafura, berbeda dengan sebagian besar perairan Indonesia yang pada umumnya konsentrasi klorofi1-a lebih tinggi pada angin mussofl tenggara. Penelitian yang telah diiakukan oleh Tim Srudi IPB pada bulan Maret hingga Mei 2004 menemukan konsentrasi klorofil-a di sekitar perairan Laut Arafura berkisar
0.412 -18.490 pg/l dengan rata-rata 3.027 yg/\, seianjutnya drkatakan bahwa konsentrasi ini tergolong sangat tinggi. Tingginya konsentrasi klorofi1 inr menunjukkan bahwa ekosistem perairan Laut Arafura memang subur dan karena kondisinya masih baik (Tim Srudi IPB, 2004).
39
Kondisi
ktut Arafura dai
Hast! Kajian
Multi
Sensor
;-l 'i
Satelit
:
T
a'
-%n
t ..
r' 4 ". :d -
'-.
=l' r'E ll*
SLrhu PermukBan LaL{t
tri
Jl-
B=
t:i it
-Ll
LS a
I
=ffi ES:1 TE=
o'
,JarL Feh l'r,1ar .APr lt'lei
-lurr
toc)
Gambar3-6. Drstnbusr lata-rata bulanan suhu permukaan laut (atas) dan plc lintang-bulan suhu permukaan laut (bawah) di perairan Arafur tahun
40
200,1
P.RSPEKTIF PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP LAUTARAFURA
l{LirrJentr 9si
l,.lLri a,trl-
i
a4 E--
B ffi='
fi: H
1 J
25
H
1'.
g: g fl5 .-l:-rTr Fetr
1,4;rr '4itr
i!'lei
.J
tr.] -lul
.Ar1! Sepr all.t
llrrp
Der
3:m:. mg'rm3
Gambar3-7. Distribusi konsentrasi klorofil-a rata-rata bulanan (atas) dan plot lintang-bulan konsentrasi klorofil-a (barvah) di perairan Arafura tahun 200-1
11
Konrlisi
3.4
Lau AraJura dari Hasil Kajian Mubi
Sensor Satelit
PenutuP
Citra satelit multi sensor dapat menggambarkan pola disitribusi spasial dan temporal parameter oseanogra{i di perairan Laut Arafura. Hasil analisis energi spektral parametel oseanografi menunjukkan adanya annual variability dari suhu permukaan laut, kecepatan angin, anomali tinggi paras laut dan konsentrasi
klorof,rl-a. Khususuntuktinggiparaslautterlihatjugaadanyainterannualvariability. Pola distribusi spasial dan temporal SPL, ATPL dan konsentrasi klorofil-a menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan terjadinya proses upwellingdi perairan Laut Arafurapadasaat angin musson te0ggara- Secara visual citra satelit memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai luas daetah persebaran upwelling danproses perkembangannya.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa variabilitas parameter-parameter oseanografi berpengaruh terhadap kelimpahan dan
penyebaran sumberdaya hayati laut namun dalam studi ini belum dilakukan analisisnya. Untuk studi selanjutnya perlu dilakukan analisis pengaruh variabilitas parameter oseanografi terhadap sumberdaya hayati laut sehingga hasilnya dapat digunakan sebagaisumber informasi untuk pengelolaan sumberdaya hayati secara optimal dan lestari di perairan Laut Arafura.
Daftar Pustaka Chelton DB, JC Ries, BJ Haines, LL Fu, PS Callahan. 2001. Satellite altimetry and earth science. Academic Press.
Emery WJ, and RE Thomson. 1985. Data analysis methods
in
physical
oceanography. Pergamon Press.
Gaol JL, K Mahapatra, Y Okada, BP Pasaribu, D Manurung, and IW Nurjaya. 2002. Fish citch relative to environmental parameters observed from satellite during ENSO and dipole mode even 1997 /98 in South Java sea. In Proceidings of the Pacific Ocean Remote Sensing Conference, December 2002. Bali, Indonesia. Y ol. I:
Gaol
I -41'1
.
IL, Widianto, BP Pasaribu, D Manurung, and RE Arhatin. 2004. The fluctuation of chlorophyli-a concentration derived from satellite imagery and catch of oily sardine (sardinetta lemuru) in Bali strait. I Int. of Rem Sen ana
Earth Sci.l:24-30.
A1
4l
ARAFURA PERSPEKTIF PENGELOL-AAN PERIKANAN TANGKAP LAUT
Hendiarti N, E Aldrian, K Amri, R Andiastusti SI, IB Suchoemar, and Wahyono.
2005. Seasonal variability of pelagSc hsh around Java.
Oceanography, 18
:l
J'
12- 123.
2005. Sea sulface temperature Qu T, Y Du, J Strachan, G Meyers, and J Slingo. oceanography,lS:50-61. region. J. Indonesian in the variability its and retrievel in Shi W, and JM Morrison. 2000. On the accuracy of the pahfinder SST
northern Indian ocean. .Iz Proceedings of the fith Pacific Ocean Remote Sensing Conference (PORSEC), December 2000, Goa' India, Vol' I, 5-8'
Tim Studi IPB. 2004. Studi lingkungan wilayah Laut Banda, Aru dan Arafura' Laporan penelitian (tidak dipubtikasikan). Kerjasama antara PT. Thing Sheen Bindasejahtera-Tim Studi IPB dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP. Wyrtki K. 1961. The physical oceanography of southeast Asian waters. Naga Report Yol.2. University California Press', La Jolla, Califomia'
.+J
Koildisi Ldut Ar(1.fLn'd ilari
H'si
Ka.liatt
Multi
Sensor
suhu permukaan laut dan Lampiran 3-1. (a) Analisis energi spektral (b) kecepatan angin di perairan Laut Arafura
Sredral analYsis SPL
Specl.al aflalYsis kec angln
80
o
E
60
40
20
0 224
200 180 160
140
120 100 Pende
1A qq
(mLnggu)
80
Sateli
TANGKAP LAUT ARAFURA PERSPEKTIF PENGELOLAAN PERIKANAN
Lampiran 3-2. Kolegram kecepatan angin dan suhu permukaan laut di Perairan Laut Arafura kg -74 -13
-11 - 10
-9 -8 -7
-6 -5 -4 -3 -2 -1
-;465 -.4A1
-.518
-.
s65
-. s85 -.587 - .494
.,\9?
-.311 -.259
-.
115
-.052
5
.0022
1
.05?3
I
9
10 11 12 13
1{
15
iAngin dan SPL)
-. {08
2 3 5
Fffihtr
-.066 -.121 -.198 -.214 -.355
0 1
4
Crosscorreldon
Corr
.1279 ,2035 .2844 .3566 . {116 . t386 . t315 .4236
....
Cor{ Limit
Lampiran 3-3. Analisis energi spektral anomali tinggi paras laut di perairan Laut Arafura Spectrd an
9
frls
SSHA
oes
I
150
ulo Penod€
( 5
1m
han)
45
Ilr:dti
I-ampiran 3-'i
Laut An;ltir't dari
ilrsil Kaiian Muhi
Stnsor Satt:lii
I,I
Rerata bulanan kecepatan angln, suhu permukaaan laut clan an!.rrnali tinggi paras laut di perairan Laut
Aiaiura Buian
46
Kec. Angin (m/s)
SPL
fC)
ATPL (mm)
Januari
4.55
29.51
152.10
Februari
5.28
29.34
12r.91
Maret
2.15
29.48
t21.24
April
6.3 3
29.61
91.93
Mei
6.00
16.6
L
36.03
Juni
7.45
27.92
0.14
Juli
1
.10
26.82
52.98
Agustus
s.20
26.29
-39. 18
September
5.82
26.75
-97
Oktober
3.43
21.91
Nopember
t. t)
29.41
-39.02
Desember
3.88
29.19
39.05
-1
.96
19.80
I
Perspektif Pengelolaan Sumberdiya Perikanan Tangkap Laut Arafura Daniel R. Monintja, Aji Sularso, M. Fedi A. sondita, dan Ari Purbayanto (Tim Editor) r...3;'r;ii++;' ',',:-.,,;:"rri
' iffi'e6n
ra menyimpan kekayaan sumberdaya ikan yang melimpah khususnya penaeid, ikan dasar (beloso, gulamah, sembilang, dan pari), ikan karang' ,aing sefta cu-rni-cumi. Pemanfaatan potensi sumberdaya ikan tersebut sebagian besar oir.r.ur.in oleh industri penangkapan ikan yang mengoperasikan- pukat" udang
.!j i1':
r i'ara:
I
' ' .r€.< d.
;
ililll lll lllll I lllll ll I I lllfi rsBN 979-99614-8-3
€3!'
v--
+'-
i
f#*
*-. t,F= .r,is,
_aE
"
..
+
'{.*c .&
. er&
.-€'
.:i
:
.ii
F* j*'
- :1': -=* .
*.a
,+.:*.
-*
E*cc-+ r:i# *