Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277
Volume 9 No. 2, 2016 : 26- 39
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
Rio Darmawan Bambang Satriawan Fakultas Ekonomi Universitas Batam Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400 E-mail:
[email protected] ABSTRACT This research was aimed to analysis the influence of the structure of assets and profitability of capital structure. The population in the research is coal mining companies listed on Indonesia Stock Exchange periode 2009 - 2013 samples are 22 companies selected by purposive sampling method. Methods of data analysis used is multiple regression analysis model with used softwere SPSS version 17, regression analysis requires classical assumption test before testing the hypothesis. This research used sample of 7 coal mining companies listed on Indonesian Stock Exchange, the method used is purposive sampling. The variable in this research is structure assets and profitability as independent variable and capital structure as dependent variable. This research using multiple linear regression. Based of result and multiple linear regression, it can be concluded that the simultaneous structure of assets and profitability significant influence of capital structure. With a significant level of 0.001<0.05. partially Structure of Asset significant negative effect on Capital Structure, with a significant level of 0.002<0.05. with a regression coefficient of -0.024. and partially Profitability significant negative effect on Capital Structure, with a significant level of 0.000<0.05. with a regression coefficient of -0.023. the test result of determination coefficient of 0.324.it can be concluded that Structure of Asset and Profitability impact of 32.4%. While the remaining 67.6% is influenced by other factors. Keywords: Structure of Assets, Profitability and Capital Structure PENDAHULUAN Dalam pasar global yang saat ini terus maju, perkembangan ekonomi yang semakin pesat menimbulkan ketatnya persaingan di dunia usaha. Hal ini mendorong manajer untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan operasi, pemasaran dan pembentukan strategi perusahaan secara keseluruhan. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan dapat bertahan menghadapi persaingan dan mencapai keuntungan yang maksimal. Keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan struktur modal. Dalam memilih alternatif pendanaan, yang akan menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan kombinasi yang menguntungkan antara
26
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
penggunaaan sumber dana dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari luar. Dengan kata lain bagaimana perusahaan mampu menciptakan struktur modal seoptimal mungkin. Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata dan memaksimumkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal merupakan keputusan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan. Kinerja perusahaan yang bagus berdampak pada naiknya harga saham perusahaan di pasar modal, sehingga kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Keputusan struktur modal juga akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Terlalu banyak hutang juga dapat menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat keengganan pemegang saham untuk tetap menanamkan modalnya. Suatu perusahaan dalam memutuskan modal mana yang akan diambil, apakah sebaiknya menggunakan modal sendiri ataukah modal asing. Secara finansial penambahan modal tersebut harus meningkatkan kemakmuran pemilik, kemakmuran pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden. Struktur modal dapat didefinisikan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Dalam keputusan pendanaan, perusahaan selalu dihadapkan kepada masalah penentuan struktur modal. Oleh karena itu, manajer perusahaan harus mampu menghimpun dana dengan baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Penelitian tentang struktur modal perusahaan telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bram Hadianto (2008) menyatakan struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winahyuningsih Sumekar dan Prastyo (2011) menyatakan pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage berpengaruh poitif terhadap struktur modal, sedangkan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian. Oleh karena itu penelitian ini, merupakan penelitian yang menguji kembali faktorfaktor yang dianggap sebagai faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal perusahaan. LANDASAN TEORI Teori Struktur Modal Tradisional Menurut Sjahrial (2008 :179), bahwa teori struktur modal dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach) Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan 27
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
tingkat biaya hutang yang konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan biaya hutang konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. 2. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach) Pendekatan laba operasi bersih berlawanan dengan pendekatan laba bersih, karena menurut laba operasi bersih, biaya hutang bersifat tetap atau tidak berubah walaupun leverage bertambah. Dalam pendekatan laba operasi diasumsikan bahwa investor akan meminta premi karena adanya resiko keuangan akibat adanya penambahan leverage sehingga mengakibatkan tingkat kapitalisasi akan naik secara proporsional dengan kenaikan leverage. Artinya penambahan hutang karena biayanya murah dan pengurangan saham karena biayanya mahal tidak berpengaruh terhadap biaya modal rata-rata tertimbang, walaupun ada efek yang menguntungkan dalam penambahan hutang akan tetapi akan diimbangi oleh kenaikan tingat kapitalisasi. Nilai total perusahaan tidak berubah walaupun adanya tambahan leverage sehingga dalam pendekatan ini dapat dikatakan tidak ada struktur modal yang optimal, berapapun penggunaan leverage tidak akan mengubah nilai perusahaan. 3. Pendekatan Tradisional Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tingkat leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik biaya modal sendiri maupun biaya hutang relatif konstan. Namun, demikian setelah leverage rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya, biaya modal rata-rata tertimbang yang pada awalnya menurun, setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat dari penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan demikian menurut pendekatan ini, terdapat struktur modal optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. Teori Struktur Modal Modern 1. Modigliani dan Miller (MM) Menurut Modigliani dan Miller, dalam Sukardi dan Herdinata (2009 : 109) melalui teori capital structure irrelevance menyimpulkan bahwa financial leverage tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Hal ini terjadi karena penggunaan hutang tidak merubah weighted average cost of capital. Biaya hutang lebih kecil dibandingkan biaya modal sendiri. Namun semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula risikonya sehingga biaya modal sendiri akan bertambah. Artinya kenaikan penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang lebih kecil ditutup dengan naiknya biaya modal sendiri. Teori ini didasarkan pada asumsi yang mencakup pasar modal yang sempurna, investor memiliki ekspektasi tentang aliran laba perusahaan yang sama, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan perusahaan hanya dapat menerbitkan dua jenis sekuritas yaitu risk equity dan risk-free debt. 28
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
Modigliani dan Miller, melanjutkan hasil penelitiannya dengan mengubah asumsi tidak adanya pajak menjadi adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan sebagai penentu struktur modal perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Namun di sisi lain, penggunaan hutang akan menimbulkan biaya kesulitan keuangan (Sukardi, 2009 : 110). 2. Trade-off Theory Menurut Alamsyah (2006 : 6) mengemukakan trade off theory memang tidak dapat digunakan unruk menentukan struktur modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan. Tetapi melalui model ini dapat memberikan tiga masukan penting: 1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki profitabilitas financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan sedikit hutang. 2. Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva tetap yang tidak nampak dan kesempatan berkembang akan kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang. 3. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai sedikit pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah). 3. Balancing Theory Model struktur modal dalam lingkup Balancing theories Myers dan Bayles and Diltz disebut sebagai teori keseimbangan yaitu menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Teori ini pada intinya yaitu menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih besar, hutang akan ditambah. Tetapi bila pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak lagi ditambah. Pengorbanan karena menggunakan hutang tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) dan biaya keagenan (agency cost). Biaya kebangkrutan antara lain terdiri dari legal fee yaitu biaya yang harus dibayar kepada ahli hukum untuk menyelesaikan klaim dan distress price yaitu kekayaan perusahaan yang terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu perusahaan dianggap bangkrut. Semakin besar kemungkinan terjadi kebangkrutan dan semakin besar biaya kebangkrutan, semakin tidak menarik menggunakan hutang. Hal ini disebabkan karena adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan naik dengan tingkat yang makin cepat. Sebagai akibatnya, meskipun memperoleh manfaat penghematan pajak dari penggunaan hutang yang besar berdampak oleh kenaikan biaya modal sendiri yang tajam, sehingga berakhir dengan menaikkan biaya perusahaan. 4. Pecking Order Theory Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf dalam Husnan dan Pudjiastuti (2004: 324). Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas. Teori ini menyatakan bahwa: 1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi 29
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
perusahaan). 2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis. 3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, mesikpun pada kesempatan lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. 4. Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling aman terlebih dulu. Yaitu dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarateristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu (i) dana intenal tidak cukup dan (ii) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. 5. Asymetric Information Theory Teori ini diajukan oleh Gordon Donaldson dari Harvard University dalam Sjahrial (2008 : 207) tentang informasi yang tidak simetris. Asymetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asymetric information, manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimukan nilai untuk pemegang saham saat ini, bukan pemegang saham baru, ada kecenderungan bahwa: 1. Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan (supaya prospek cerah tersebut dinikmati pemegang saham saat ini). 2. Jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana (ini akan menguntungkan pemegang saham saat ini karena tanggung jawab mereka berkurang). Masalahnya adalah para investor tahu kecenderungan ini sehingga mereka melihat penawaran saham baru sebagai pertanda berita buruk sehingga harga saham perusahaan cenderung turun jika saham baru diterbitkan. Ini menyebabkan biaya modal sendiri menjadi tinggi. Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) semakin tinggi dan nilai perusahaan cenderung turun. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi atau berhutang daripada menerbitkan saham baru. Sehingga Gordon Donaldson menyimpulkan bahwa perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan : 1. Laba ditahan dan dana depresiasi 2. Hutang 30
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
3. Penjualan saham baru 6. Signalling Theory Isyarat atau sinyal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang member petunjuk bagi investor tentang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Struktur Aktiva Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Weston dan Brigham (2005:175), Struktur aktiva adahlah “Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.” Sedangkan menurut Syamsudin (2007;9) struktur aktiva adahlah “Penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva,baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Teori struktur modal mengungkap adanya korelasi positif antara tingkat hutang dan tangible asset. Perusahaan yang memiliki banyak tangible asset memiliki jaminan yang cukup atas pinjaman mereka, sehingga resiko kreditor dan biaya agen kecil (Nofal, 2007:100). Tangible asset juga berarti bahwa perusahaan memiliki nilai likuidasi tinggi, sehingga kreditor dapat menerima kembali dana mereka jika terjadi likuidasi perusahaan. Olehnya, semakin banyak tangible asset yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi motivasi kreditor menyetujui kredit, tingkat hutang tentunya lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang tinggi atas total aktiva cenderung menggunakan leverage yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan dananya. Jadi struktur aktiva berkorelasi positif dengan struktur modal perusahaan. Profitabilitas Profitabilitas dan tingkat hutang memiliki hubungan positif karena perusahaan profitable cenderung berhutang guna memanfaatkan ekonomi fisikal. Juga, kreditor memperkirakan risiko failit rendah untuk perusahaan dikaitkan pada kenyataan bahwa dengan profit, perusahaan dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditor, sehingga tingkat hutang berkorelasi secara positif dengan profitabilitas. Argumen biaya agen memberi implikasi bahwa semakin besar hasil yang diberikan oleh aktiva, semakin besar free cash flows yang harus dikurangi dengan kewajiban membayar hutang (Nofal, 2007:102)
31
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
Menurut model signal, bertambahnya hutang menggambarkann keyakinan manajemen akan masa depan perusahaan, sehingga pasar memberikan reaksi positif. Namun demikian, dalam model pembiayaan hirarki, hadirnya asimetrik informasi mengakibatkan pasar memberikan estimasi rendah terhadap emisi saham baru, sehingga perusahaan lebih suka membiayai melalui dana internal dibanding hutang. Menurut pemikiran ini perusahaan yang profitable umumnya menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahan), dan apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi. Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio keuangan dan lain-lain. Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan perusahaan berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca. Di samping itu juga, dipergunakan rasio-rasio finansial perusahaan yang memungkinkan untuk membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rasio rata-rata industri.
32
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Definisi No Variabel Indikator Operasional Struktur modal adalah perimbangan atau DER : perbandingan Struktur 1 antara jumlah Total Aktiva Modal (Y) hutang jangka Total Ekuitas panjang dengan modal sendiri
2
3
Struktur aktiva (X1)
Profitabilitas (X2)
struktur aktiva adalah perimbangan Struktur Asset Ratio : atau perbandingan Aktiva Tetap antara aktiva Total Aktiva lancar dengan aktiva tetap profitabilitas adalah kemampuan ROA : perusahaan untuk Laba Sebelum Pajak memperoleh Total Aktiva laba selama periode tertentu
Skala Pangukuran
Rasio
Rasio
Rasio
Sumber: Persepsi Peneliti, 2014 Populasi dan Sampel Populasi Menurut Sugiyono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahan pertambangan batubara yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia 2009– 2013. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), perusahaan yang menjadi populasi penelitian ini adalah 22 perusahaan. Sampel Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karekteristik populasi”. Sampel yang 33
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel dengan metode non probabily sampling berupa teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu dengan tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. 2. Perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang tidak di delisting pada periode 2009-2013. 3. Perusahaan-perusahaan pertambangan batubara tersebut memiliki laba bersih pada periode 2009-2013. 4. Perusahaan-perusahaan pertambangan batubara tersebut struktur modalnya tidak lebih dari 2 pada priode 2009-2013. 5. Perusahaan-perusahaan pertambangan batubara memiliki laporan keuangan lengkap dan telah diaudit pada tahun 2009-2013. Berdasarkan Kriteria yang telah disampaikan, sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 7 perusahaan, sebagai berikut ini : Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara No Kode Saham Nama Emiten 1 ADRO PT Adaro Energy Tbk 2 DEWA PT Darma Henwa Tbk 3 BYAN PT Bayan Resources Tbk 4 GTBO PT Garda Tujuh Buana Tbk 5 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk 6 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk 7 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Teknik Analisis Data Terdapat beberapa teknik untuk menganalisis data, yaitu: 1 Analisis deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 2 Pengujian asumsi klasik dengan bantuan Software SPSS versi 17. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,dan uji autokorelasi. 3 Teknik analisa regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan dan leverage terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. 4 Uji Hipotesis yang terdiri dari Uji koefisien determinasi (R²), Uji F dan uji t. Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan variabel independen kepada variabel dependen. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan laporan keuangan 34
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
sedangkan uji t untuk mengetahui apakah secara parsial ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan dan leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .603a .364 .324 .40523 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur Aktiva b. Dependent Variable: Struktur Modal Sumber : Output SPSS, 2014 Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas, besarnya nilai adjusted R² dalam model regresi diperoleh sebesar 0.324. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap variabel dependen Struktur Modal yang dapat dijelaskan oleh model persamaan ini sebesar 32.4% sedangkan sisanya sebesar 67.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Jika nilai R² semakin mendekati 1 maka variabel-variabel bebas semakin kuat pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Hasil Uji t-test Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.691
.244
Struktur Aktiva
-.024
.007
Beta
-.591
t
Sig.
6.942
.000
-3.327
.002
Profitabilitas -.023 .006 -.738 -4.155 .000 a. Dependent Variable: Struktur Modal Sumber : Output SPSS, 2014 Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa nilai t hitung sebagai berikut: 1. Hasil pengujian pasrial (uji t) antara Struktur Aktiva dengan Struktur Modal menunjukkan nilai t hitung sebesar -3.327 dengan nilai signifikan sebesar 0.002 dimana lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Struktur Aktiva berpengaruh negatif signifikan terhadap Struktur Modal. Sehingga H₁ yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap Struktur Modal diterima.
35
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
2. Hasil pengujian pasrial (uji t) antara Profitabilitas dengan Struktur Modal menunjukkan nilai t hitung sebesar -4.155 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal, Sehingga H2 yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap Struktur Modal diterima. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji Simultan (F-test) ANOVAb Sum Squares
Model 1
of df
Mean Square F
Sig.
Regression 3.002
2
1.501
.001a
Residual
32
.164
5.255
9.142
Total 8.257 34 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur Aktiva b. Dependent Variable: Struktur Modal Sumber : Output SPSS, 2014 Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 9.142 probabilitas 0.001. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0.001<0,05) yang berarti Ho ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel Struktur Aktiva dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan Batubara. Ini berarti menerima hasil hipotesis yang menyatakan Struktur Modal dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Struktur Aktiva pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0.002 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Struktur Aktiva berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis bahwa adanya pengaruh negatif antara Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 -2013. Ketika perusahaan yang sejumlah modalnya tertanam dalam aktiva tetap, maka kebutuhan dana akan diutamakan dari modal sendiri perusahaan. Karena perusahaan dinilai masih mampu membiayai aktiva tetapnya dengan menggunakan modal sendiri, hal ini juga dapat dilihat dari prospek perusahaan yang bagus yang mengalami peningkatan profitabilitas berberapa tahun terakhir, sehingga perusahaan memiliki laba ditahan yang besar dan lebih memilih menggunakan modal sendiri daripada menggunakan modal asing dalam menjalankan kegiatan oprasional perusahaan. Karena apabila perusahaan menggunakan hutang akan menimbulkan biaya bunga yang harus ditanggung perusahaan.
36
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
Hal ini terkait dengan kecenderungan bahwa manajemen akan berhati-hati dalam menggunakan dan membuat kebijakan hutang baru, agar kewjiban perusahaan akan semakin kecil. Semakin tinggi struktur aktiva (semakin besar jumlah aktiva tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi sehingga penggunaan modal asing akan semakin sedikit atau struktur modalnya semakin rendah. Hasil ini Trade Off Theory dan sejalan dengan penelitian Arief Rahman Hakim (2013) serta penelitian Murdika Alamsyah Hasan (2010) yang mengatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0.000 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis bahwa adanya pengaruh negatif antara Profitabilitas terhadap Struktur Modal Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 -2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori yaitu Pecking Order Theory yang menyimpulkan bahwa apabila dana internal telah memenuhi kebutuhan sebagian besar dana maka perusahaan dapat menekan hutang ke tingkat yang lebih rendah. Ini berarti dana internal telah mampu menjadi pilihan utama dalam memenuhi sumber pembiayaan. Dalam kaitannya dengan variabel profitabilitas, profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal yang artinya bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungan modal dari pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya yang dihasilkan secara internal yang berupa laba ditahan sebelum perusahaan menggunakan sumber dana eksternal seperti hutang. Hal tersebut dapat disebabkan karena dengan semakin tingginya laba yang diperoleh perusahaan akan semakin banyak dana yang akan diperoleh sebagai sumber dana sehingga penggunaan hutang akan semakin sedikit, sehingga berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modalnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Arief Rahman Hakim (2013) dan Murdika Alamsyah Hasan (2010) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal secara Simultan Secara Simultan hasil pengujian statistik terhadap variabel Struktur Aktiva dan Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0.001 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa variabel Struktur Aktiva memiliki koefisien dengan arah negatif terhadap Struktur Modal dan variabel Profitabilitas memiliki koefisien dengan arah negatif terhadap Struktur Modal. Berdasakan pada hasil analisis data diperoleh model regresi Struktur Modal = 1.691 - 0.024(STA) 37
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
0.023(ROA) + e. Berdasarkan persamaan regresi tersebut telah dilakukan pengujian hipotesis baik uji parsial maupun simultan. Pada pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa variable Struktur Aktiva dan Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap variable terikat yaitu Struktur Modal. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F dan Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto, Penerbit Salemba Empat, Jilid I, Jakarta. Brigham, E.F dan Weston, J,F. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Dermawan, Sjahrial. 2008. Kumpulan Pembahasan Soal-soal Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta. Dewani, Trisna Hayuning, 2010, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Perbandingan pada Perusahaan Aneka Industri dan Consumer Good Periode 2007 – 2009) Skripsi, Universitas Diponegoro. Erlina dan Mulyani, Sri. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, USU Press, Medan. Farah Margaretha dan Dian Nooraini Suryaningrum, 2010, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Barang Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis Indonesia. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hakim, Arief Rahman, 2013, Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 -2012) Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Horne, James C. Van dan John M. Machowicz, 2005. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deno A.Kwary, Salemba Empat, Buku 1, Jakarta. Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian. 2009. Manajemen Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Lusangaji, Dumas, 2012, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Tercatat di BEI) Skripsi, Universitas Brawijaya. Moeljadi, 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid 1, Edisi 1, Bayumedia Publishing, Malang. Priyono, Achmad Agus, 2008, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Skripsi), Universitas Islam Malang. Rodoni, Ahmad dan Ali, Hernan. (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Saidi. (2004). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 38
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 26- 39
Setiawan, I Kadek, 2011, Pngaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal (Skripsi), Universitas Tadulako. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta; Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Remaja Rosda Karya. Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen keuangan perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
39