'41'//7' ,7/t..
t
_
lft\N -.,tlF -
DIREKTORAT DALAMNEGERI JENDERAL PERDAGANGAN
DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. M.l. RidwanRais No. 5 Jakarta10110 rel. 021-2352A520(Langsung) Tel.021-3858171(Sentral),Fax.021-3857338
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAMNEGERI NoMOR 26lpD\t/KEplt /zo1o TENTANG SYARATTEKNISTANGKIUKURWAGON DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAMNEGERI, Menimbang
: a.
b.
c.
Mengingat
'. 1.
bahwa untuk melaksanakan ketentuanPasal 3 PeraturanMenteri PerdaganganNomor O8/M-DAGlPERl3l2010 tentang Alat-alatUkur, Takar,Timbang,dan Perlengkapannya (UTTP)YangWajibDiteradan DiteraUlang,perlumengatur syaratteknistangkiukurwagon; bahwapenetapansyaratteknistangkiukur wagon,diperlukan untuk mewujudkankepastianhukum dalam pemeriksaan, pengujian,dan penggunaan tangkiukur wagonsebagaiupaya menjaminkebenaran pengukuran volumecairanstatis; pertimbangan bahwaberdasarkan sebagaimana dimaksud dalamhurufa dan huruf b, perlu menetapkanKeputusan Direktur Jenderal Perdagangan DalamNegeri; Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang MetrologiLegal (L e mb a ra nN e gar a RepublikIndonesiaTahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor3193);
2. Undang-Undang Nomor8 Tahun1999tentangPerlindungan Konsumen (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor3821)', 3. Undang-Undang Nomor21 Tahun2001tentangOtonomiKhususBagi ProvinsiPapua (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2001 Nomor135, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 4151)sebagaimana telahbeberapa kalidiubahterakhirdenganUndangUndangNomor35 Tahun2008(Lembaran NegaraRepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 112, TambahanLembaranNegara Republik Indonesia Nomor4884); 4. Undang-Undang Nomor32 Tahun2004tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah beberapakali diubahterakhirdengan UndangUndangNomor12 Tahun2008 (Lembaran NegaraRepublikIndonesia Tahun2008Nomor59,Tambahan NegaraRepublik Lembaran Indonesia Nomora8a4; 5. Undang-Undang Nomor11 Tahun2006 tentangPemerintahan Aceh (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor4633);
Perdagangan Dalam Negeri Jenderal Keputusaqpirektur : Nomor fdl!9$&Ep /, /2o1o Provinsi Nomor29 Tahun2007tentangPemerintahan Undang-Undang Daerah Khusus lbukota JakartaSebagailbukota Negara Kesatuan Tahun2007 (Lembaran NegaraRepubliklndonesia Indonesia Republik Nomor93, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 4744); 7 . PeraturanPemerintahNomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan PembebasanUntuk Diteradan/atauDiteraUlang Serta Syarat-syarat (Lembaran BagiAlat-alatUkur,Takar,Timbang,dan Perlengkapannya 4, Tambahan Lembaran 1985 Nomor Indonesia Tahun NegaraRepublik Indonesia Nomor3283); NegaraRepublik
6.
8.
o
Pemerintah Nomor10 Tahun1987tentangSatuanTurunan, Peraturan Negara SatuanTambahan, dan SatuanLainYang Berlaku(Lembaran Lem bar an Negar a Tahun1987NomorlT,Tambahan R e p u b l ilkn d o nesia Nomor3351) ; R e p u b l iIn k d o n esia Urusan Pemerintah Nomor38 Tahun2007tentangPembagian Peraturan DaerahProvinsi, dan Pemerintahan Pemerintahan AntaraPemerintah, (LembaranNegara Republik Daerah Kabupaten/Kota Pemerintahan NegaraRepublik Lembaran Indonesia Tahun2007Nomor82,Tambahan Nomor4737); lndonesia
dan Presiden Nomor10 Tahun2005tentangUnitOrganisasi 1 0 . Peraturan sebagaimana NegaraRepublikIndonesia TugasEselonI Kementerian Presiden Nomor50 kalidiubahterakhir denganPeraturan telahbeberapa Tahun2008, 1 1 . KeputusanPresidenNomor84/P Tahun 2009 tentangPembentukan Bersatu ll; KabinetIndonesia dan 1 2 . PeraturanPresidenNomor47 Tahun2009tentangPembentukan Kementerian Negara; Organisasi 1 3 . Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan Nomor 61/MPP/Kepl2l1998tentang Penyelenggaraan Kemetrologian dan MenteriPerindustrian telahdiubahdenganKeputusan sebagaimana 999, Nomor251IMPPlKep/6/1 Perdagangan 1 4 . Keputusan Menteri Perindustriandan
Perdagangan Nomor
tentangTandaTera; epl1012004 635/MPPiK tentang Nomor01/M-DAGlPERl3l2005 MenteriPerdagangan 1 5 . Peraturan telah sebagaimana Perdagangan danTataKerjaDepartemen Organisasi MenteriPerdagangan beberapakali diubahterakhirdenganPeraturan Nomor24lM-DAG/PER/6/2009 ; 0/2009tentang Nomor5O/M-DAG/PER/1 MenteriPerdagangan 1 6 . Peraturan Legal; TeknisMetrologi UnitKerjadanUnitPelaksana 0/2009tentang Nomor51/M-DAG/PER/1 MenteriPerdagangan 1 7 Peraturan Teknis Teknisdan Unit Pelaksana TerhadapUnit Pelaksana Penilaian Legal; DaerahMetrologi tentang lPERl3l2010 NomorO8/M-DAG 1 8 . PeraturanMenteriPerdagangan (UTTP) Yang Perlengkapannya dan Takar, Timbang, Ukur, Alat-alat WajibDiteradanDiteraUlang;
Keputusan DirekturJenderEl Perdagangan DalamNegeri Nomor: 26ftlv lky.P/t/2o1o
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERTAMA
: MemberlakukanSyarat Teknis Tangki Ukur Wagon yang selanjutnya yangmerupakan disingkat ST TUWsebagaimana tercantum dalamLampiran bagiantidak terpisahkan dari KeputusanDirekturJenderalPerdagangan DalamNegeriini.
KEDUA
: ST TUW sebagaimana dimaksuddalam DiktumPERTAMAmerupakan pedomanbagi petugasdalammelaksanakan kegiatantera dan tera ulang sertapengawasan TUW.
KETIGA
. Keputusan DirekturJenderalPerdagangan DalamNegeriini mulaiberlaku cadatanggalditetapkan. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 1 Plaret 2010 DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAMNEGERI,
SUBAGYO
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR DALAMNEGERI JENDERALPERDAGANGAN 25/?DNffsPll/20'ta NoMoR : TANGGAL :,
ltfaret2010
Daftarlsi BABI
Pendahuluan 1 .1 . L a ta rB e l a ka ng 1 .2 . Ma ksu d a nT ujuan 1.3. Pengertian
BABll
Persyaratan Administrasi 2 .1 . R u a n gL i n g kup 2.2. Penerapan 2.3. ldentitas 2.4. Persyaratan TUWSebelum Peneraan
BABlll
Persyaratan TeknisdanPersyaratan Kemetrologian 3.1. Persyaratan Teknis 3.2. Persyaratan Kemetrologian
BABlV
Pemeriksaan danPengujian 4 .1 . P e me ri ksa a n 4.2. Pengujian TeradanTeraUlang
BABV
Pembubuhan TandaTera 5 .1 . P e n a n d a aTna ndaTer a 5.2. TempatTandaTera
BABVl
Penutup DIREKTUR JENDERAL DALAMNEGERI, PERDAGANGAN
SUBAGYO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran, dan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP). Dalam ketentuan Pasal 12 UndangUndang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, mengamanatkan pengaturan UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang, dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-duanya, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dalam melaksanakan amanat tersebut di atas, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya. Adapun UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang adalah UTTP yang dipakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan, dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kebenaran hasil pengukuran dimaksud dan dalam upaya menciptakan kepastian hukum, maka terhadap setiap UTTP wajib dilakukan tera dan tera ulang yang berpedoman pada syarat teknis UTTP. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu disusun Syarat Teknis UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang yang merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan UTTP. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.
Maksud Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang Tangki Ukur Wagon.
2.
Tujuan Tersedianya pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan Tangki Ukur Wagon.
1.3.
Pengertian Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan: 1.
Tangki Ukur Wagon yang selanjutnya disingkat TUW adalah tangki ukur yang dipasang tetap di atas landasan wagon (kereta) yang digunakan untuk menentukan volume cairan dalam keadaan diam (statis).
2.
Kompartemen adalah bagian dari TUW yang merupakan alat ukur.
3.
Lubang TUW (dom) adalah lubang berbentuk lingkaran pada dinding atas
5
TUW di bagian tengah kompartemen yang digunakan untuk pengisian dan pengukuran. 4.
Indeks penunjuk adalah tanda yang menunjukkan volume nominal.
5.
Tongkat ukur adalah tongkat yang berskala yang dapat dipasang tegak lurus pada lubang TUW (dom), yang digunakan untuk menentukan volume cairan pada ketinggian permukaan cairan tertentu.
6.
Pipa keluaran adalah pipa yang terpasang pada dinding TUW bagian bawah yang digunakan untuk mengeluarkan cairan.
7.
Pipa pemanas adalah pipa yang terpasang memanaskan cairan yang berada di dalamnya.
8.
Kran penyerahan adalah kran yang terpasang pada pipa keluaran untuk mengatur pengeluaran cairan.
9.
Alat pembuang udara adalah alat untuk pembuangan udara dari dalam TUW.
10.
Penahan goncangan cairan adalah sekat yang terpasang di dalam TUW untuk menahan goncangan dan tekanan cairan.
11.
Klep pengaman adalah alat yang terpasang sebelum kran penyerahan untuk mencegah kebocoran.
12.
Lemping volume nominal adalah lemping yang memuat tulisan nominal TUW dan tempat untuk membubuhkan tanda tera.
13.
Lemping tanda pabrik adalah lemping yang memuat data yang diperlukan dari TUW tersebut dan merupakan identitas dari perusahaan pembuat TUW tersebut.
14.
Volume nominal kompartemen adalah volume kompartemen yang telah ditentukan.
15.
Ruang kosong adalah ruang yang digunakan untuk pemuaian agar apabila suhu berubah dan sebagainya cairan tidak tumpah.
16.
Volume penuh adalah volume maksimum cairan yang dapat diisikan ke dalam tangki sehingga cairan melimpah.
17.
Lubang penyerahan adalah lubang yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dari kompartemen yang dihubungkan dengan pipa keluaran.
18.
Kepekaan adalah perbandingan antara perubahan tinggi permukaan cairan dengan perubahan volume cairan tersebut.
6
dalam
TUW
untuk
BAB II PERSYARATAN ADMINISTRASI 2.1.
Ruang Lingkup Syarat teknis ini mengatur tentang persyaratan teknis dan persyaratan kemetrologian untuk TUW.
2.2
2.3
Penerapan 1.
Ketentuan ini berlaku bagi setiap TUW yang digunakan sebagai alat ukur untuk cairan hidrokarbon, cairan minum, alkohol, susu dan cairan kimia yang tidak berbahaya, yang pada tekanan normal (atmosfir) berada dalam keadaan cair.
2.
Syarat Pemakaian a.
Pada penyerahan sebagian dari volume kompartemen harus mempergunakan alat ukur yang sah.
b.
Apabila TUW yang telah ditera atau ditera ulang dipindahkan ke landasan wagon lain, maka TUW tersebut wajib ditera ulang kembali.
Identitas 1.
2.
Untuk TUW yang terdiri dari satu kompartemen, lemping volume nominal harus memenuhi persyaratan berikut: a.
terdapat tulisan Tangki Ukur Wagon dengan tinggi huruf 15 mm dan tebalnya 3 mm;
b.
terdapat tulisan Volume Nominal dengan tinggi huruf 15 mm dan tebalnya 3 mm;
c.
angka dan huruf yang menunjukkan volume nominal dalam liter dengan tinggi angka huruf 30 mm dan tebalnya 5 mm; dan
d.
tempat pembubuhan tanda tera dengan ukuran 15 mm x 30 mm.
Untuk TUW yang terdiri lebih dari satu kompartemen, lemping volume nominal harus memenuhi persyaratan berikut: a.
terdapat tulisan Volume Nominal dan nomor kompartemennya dengan tinggi huruf 15 mm dan tebal 3 mm;
b.
angka dan huruf yang menunjukan isi nominal dalam huruf liter dengan tinggi/huruf 30 mm dan tebal 5 mm; dan
c.
tempat pembubuhan tanda tera dengan ukuran 15 mm x 30 mm.
3.
Tulisan-tulisan yang tersebut pada angka 1 dan 2 adalah tulisan dengan huruf angka tenggelam.
4.
Lemping volume nominal dipasang di tempat yang disediakan.
7
5.
2.4.
Pada lemping tanda pabrik terdapat: a.
nama perusahaan;
b.
tulisan Tangki Ukur Wagon;
c.
volume nominal TUW;
d.
ukuran (panjang x lebar x tinggi) dalam cm;
e.
tipe;
f.
nomor seri;
g.
tahun pembuatan;
h.
tanda pabrik (simbol); dan
i.
koefisien muai ruang bahan.
6.
Lemping nama tanda pabrik dipasang pada dinding TUW atau bagianbagiannya.
7.
Gambar dari TUW, kompartemen, lubang TUW (dom), indeks penunjuk, pipa pengeluaran, kran penyerahan, alat pembuang udara, penahan guncangan cairan, klep pengaman, lemping volume nominal, lemping tanda pabrik dan lubang penyerahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 s.d. Lampiran 8.
Persyaratan TUW Sebelum Peneraan 1.
TUW yang akan ditera harus memiliki Surat Izin Tipe atau Izin Tanda Pabrik.
2.
Label tipe harus terlekat pada TUW asal impor yang akan ditera.
3.
TUW yang diproduksi di dalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan nomor Surat Izin Tanda Pabrik.
4.
TUW yang diproduksi di dalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan nomor Surat Izin Tanda Pabrik dan label tipe untuk TUW asal impor sebelum ditera.
5.
TUW yang akan ditera ulang harus sudah ditera sebelumnya.
8
BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN 3.1.
Persyaratan Teknis 1. Bahan TUW harus terbuat dari bahan logam yang baik dan kuat dengan tebal plat minimum 4 mm, tidak bocor dan diizinkan memakai lapisan pelindung. 2.
Konstruksi a. Penampang melintang TUW harus berbentuk lingkaran. Penampang melintang berbentuk ellips juga diizinkan. b. TUW dapat terdiri dari satu kompartemen atau lebih. Volume nominal tiap kompartemen minimum 2000 liter. c. TUW yang terdiri lebih dari satu kompartemen, maka dinding pembatas kompartemen harus diberi penguat agar tiap kompartemen tidak berubah bentuk, yang mengakibatkan perubahan volume lebih besar dari 0,03% dari volume nominalnya, jika kompartemen di sampingnya diisi atau dikosongkan. d. 1)
2)
TUW harus dilengkapi dengan : a)
lubang TUW (dom) bertutup;
b)
indeks penunjuk volume nominal (yang pemasangannya seperti pada Lampiran 3) atau skala atau tongkat ukur;
c)
pipa keluaran;
d)
kran penyerahan;
e)
alat pembuang udara;
f)
lemping volume nominal; dan
g)
lemping tanda pabrik.
TUW dapat dilengkapi dengan: a)
klep pengaman;
b)
penahan goncangan cairan yang jumlahnya disesuaikan menurut kebutuhan; dan
c)
pipa pemanas untuk memanaskan cairan.
e. Ruang kosong di atas volume nominal disesuaikan menurut kebutuhan. f. Apabila leher lubang TUW (dom) menjulur masuk ke dalam tangki, harus diberi takikan-takikan atau lubang-lubang kecil sampai batas sambungan antara dinding dengan leher lubang TUW untuk mencegah udara terkurung. g. Apabila TUW dilengkapi indeks penunjuk, maka indeks penunjuk harus kuat dan dibuat berbentuk jarum sedemikian rupa, sehingga indeks penunjukan akan menunjuk jelas dan tepat pada batas volume nominal. Indeks penunjuk ditempatkan di tengah-tengah penampang
9
horizontal atau berimpit dengan sumbu vertikal dari penampangnya dan penyimpangannya tidak lebih dari 5 cm. h. Apabila TUW dilengkapi dengan tongkat ukur, maka tongkat ukur harus ditempatkan di tengah-tengah penampang horizontal atau berimpit dengan sumbu vertikal yang melalui titik pusat gravitasi dan penyimpangannya tidak lebih dari 5 cm. i. Permukaan lubang TUW (dom) harus rata dan mendatar serta tongkat ukur terletak tegak lurus dengan permukaan cairan. j. TUW harus dipasang sedemikian rupa, sehingga dapat dilakukan penyerahan cairan dengan baik dari tiap kompartemen melalui pipa keluaran, walaupun penyerahan itu harus melalui pipa bercabang (manifold). Jumlah cairan yang boleh tertinggal dalam kompartemen pada waktu penyerahan tidak lebih dari 0,05 % dari volume nominal. k. Lubang penyerahan harus terletak di bagian dasar yang paling rendah dari kompartemen sehingga mudah dalam penyerahan dan terjamin keamanannya. l. Pipa keluaran boleh bercabang. Pipa keluaran sesudah kran penyerahan dapat dihubungkan satu sama lain. m. Volume nominal kompartemen, termasuk volume pipa keluaran sampai kran penyerahan. n. TUW yang dipergunakan untuk cairan yang mudah membeku dapat dilengkapi dengan pipa pemanas di dalam tangki agar cairan mudah dikeluarkan. Pipa pemanas harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu pengisian dan pengosongan tangki. o. Alat pembuang udara harus berfungsi dengan baik. p. Lemping tanda pabrik dibuat dari plat kuningan atau aluminium atau logam tahan karat lainnya dengan ukuran: panjang 120 mm, lebar 80 mm dan tebal minimum 1 mm. q. Lemping volume nominal harus dibuat dari plat kuningan dengan tebal minimum 1,5 mm, panjang 150 mm dan lebar 100 mm. r. Garis tengah lubang TUW (dom) minimum 40 cm maksimum 60 cm. 3.2.
Persyaratan Kemetrologian Batas Kesalahan 1.
Batas kesalahan yang diizinkan pada tera ± 0,1% volume nominal dan batas kesalahan yang diizinkan pada tera ulang ± 0,2% volume nominal.
2.
Kepekaan di sekitar indeks penunjuk pada tera/tera ulang tidak boleh kurang dari 1 mm tiap perubahan volume 0,05 % dari volume nominal.
3.
Untuk setiap tangki atau kompartemen tangki, ketinggian total (dari dasar sampai bibir lubang = H) dalam keadaan kosong dan isi diperbolehkan bervariasi ± 2 mm.
10
BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN 4.1.
4.2.
Pemeriksaan 1.
Pemeriksaan meliputi bahan, konstruksi dan perlengkapannya.
2.
Pemeriksaan tersebut pada angka 1 dilakukan dengan membandingkan terhadap gambar dan ketentuan yang ada.
3.
Pemeriksaan tersebut pada angka 1 dan 2 terutama dilakukan terhadap TUW yang baru.
cara
Pengujian Tera dan Tera Ulang 1.
Prosedur Pengujian a. Pengujian TUW meliputi: 1) pengujian penunjukan indeks; 2) pengujian kepekaan indeks; 3) pengujian ruang kosong; 4) pengujian cairan yang boleh tertinggal; dan 5) pengujian perubahan volume terhadap TUW yang lebih dari satu kompartemen. b.
1) Pengujian penunjukan indeks dilakukan dengan cara volumetrik/menakar (pengisian/pengeluaran) volume TUW yang ditunjukkan oleh indeks penunjukan dengan menggunakan bejana ukur standar serta media cairan yang dapat diukur dan tidak mudah menguap. 2) Dalam keadaan terpaksa TUW tidak dapat diuji dengan cara seperti pada angka 1), maka pengujian penunjukan indeks dapat dilakukan dengan menggunakan meter arus induk.
c.
Pengujian kepekaan dilakukan di sekitar indeks penunjukan (naik atau turun) dengan cara menakar cairan, menggunakan standar 20 liter atau kurang dan mencatat perubahan tinggi permukaan cairan dalam TUW dengan menggunakan salib ukur.
d.
Pengujian ruang kosong dilakukan dengan cara menakar cairan mulai dari bibir lubang tangki sampai indeks penunjuk.
e.
Pengujian cairan yang boleh tertinggal dapat dilakukan setelah pengujian pada huruf b selesai dilakukan.
f.
Pengujian perubahan volume khusus terhadap TUW yang terdiri dari lebih satu kompartemen, misalnya terdiri dari 2 kompartemen, maka dilakukan dengan cara sebagai berikut: mula-mula kompartemen I diisi sampai indeks penunjuk dan selanjutnya kompartemen II diisi sampai indeks penunjuk, atau kedua kompartemen diisi sampai indeks penunjuk dan selanjutnya volume kompartemen II dikeluarkan, maka perubahan volume di kompartemen I tidak boleh lebih besar dari 0,03% dari isi nominalnya.
11
2.
Cerapan Cerapan pengujian harus sesuai dengan model terlampir dalam Lampiran 2.
3.
Instalasi Pengujian a.
Instalasi pengujian TUW harus dalam keadaan baik, landasan roda (rel)-nya datar dan cukup tersedia air yang bersih.
b.
Instalasi pengujian TUW terdiri dari:
b.
4.
1)
bejana ukur standar dari 1000 L, 500 L, 200 L, 100 L, 50 L dengan nilai skala maksimum 0,02% dari volume nominal;
2)
bejana ukur standar 20 L dan bagian-bagiannya yang dapat mengukur sampai dengan 500 mL;
3)
salib ukur dengan pembacaan terkecil 0,1 mm;
4)
tongkat ukur dengan skala terkecil 1 mm; dan
5)
termometer dengan skala terkecil 0,5°C.
Instalasi pengujian TUW dilengkapi dengan: 1)
pompa air;
2)
selang berbagai ukuran;
3)
bak penampung air yang dilengkapi dengan saringan; dan
4)
saluran pembuangan.
Metode Pengujian TUW a.
b.
Pengujian cairan yang boleh tinggal. 1)
Dinding TUW dibasahi dan kemudian diisi hingga ketinggian ± 10 cm dari dasar tangki.
2)
Keran keluaran dibuka, cairan mengalir dengan bebas sampai berhenti mengalir.
3)
Cairan yang tertinggal kemudian diukur dengan alat ukur standar (misal gelas ukur). Kuantitas cairan yang tertinggal harus tidak melebihi satu persepuluh x batas kesalahan maksimal yang diizinkan.
Pengujian penentuan volume nominal (penentuan indeks). 1)
Pengujian dengan Bejana Ukur Standar. a)
Pengujian dengan cara pengisian (1)
TUW seluruh dindingnya dibasahi, kemudian cairan dikeluarkan, tunggu tetesan selama 30 sekon, kemudian keran keluaran ditutup rapat.
(2)
Bejana ukur standar diisi dan ditentukan volume dan suhunya, setelah itu keran dibuka untuk mengisi TUW. Pengisian dilakukan secara berturut-turut sehingga volume nominalnya tercapai. Pada setiap pembacaan volume bejana ukur standar, juga harus dibaca suhunya. Pada TUW dibaca suhunya di tiga 12
tempat yakni di dasar, di tengah dan di atas. (3)
b)
2)
Setelah cairan tenang, ukur permukaan cairan dengan menggunakan salib sumbu untuk menentukan kedudukan indeks volume nominalnya.
Pengujian dengan cara pengeluaran (1)
TUW diisi penuh.
(2)
Bejana ukur standar dibasahi dindingnya, cairan kemudian dikeluarkan, tunggu tetesan selama 30 sekon, kemudian keran keluaran ditutup rapat.
(3)
Setelah itu cairan dari TUW diisikan secara bertahap ke dalam bejana ukur standar, sehingga TUW benar-benar kosong. Bejana ukur standar yang digunakan adalah bejana ukur 10 L, 20 L, 100 L, 200 L, 500 L, 1000 L dan bila diperlukan juga digunakan gelas ukur sesuai kebutuhan. Setiap membaca volume pada bejana ukur standar juga dibaca suhunya. Pada TUW suhunya dibaca di tiga tempat, yakni di dasar, tengah dan atas.
Pengujian dengan meter arus induk Pengujian dengan meter arus induk hanya untuk pengujian dengan cara pengisian, apabila tidak ada meter arus induk dapat menggunakan meter arus yang memenuhi syarat sebagai standar. Cara pengujian sebagai berikut: a)
meter arus induk Meter arus induk yang dipakai adalah tipe Positive Displacement. Meter faktor dan berbagai kecepatan antara 10% dan 90% kecepatan rata-rata tidak boleh berubah lebih besar dari 1%. Sebelum digunakan meter arus induk harus dicek/dikontrol/dites meter faktornya dengan menggunakan bejana ukur.
b)
Seluruh sistem harus diperiksa agar benar-benar tidak dijumpai adanya kebocoran.
c)
Seluruh dinding TUW dibasahi secara merata setelah itu cairan dikeluarkan, tunggu tetesan selama 30 sekon, kemudian keran ditutup rapat.
d)
Setel meter arus induk, sehingga skala menunjuk nol. Kemudian keran dibuka dan tutuplah apabila sudah mencapai volume yang diperlukan (kecepatan meter arus induk harus sama dengan kecepatan pada waktu pengujiannya).
e)
Catat suhu dan tekanan pada meter arus induk dan catat pula suhu pada TUW.
13
f)
c.
Tentukan kembali meter faktor meter arus induk dengan menggunakan bejana ukur. Hasilnya harus sesuai dengan hasil pengujian pada huruf a) ± 0,05 %.
Pengujian kepekaan 1)
2)
3)
Pengujian dengan cara pengisian. a)
Setelah TUW diisi sampai dengan volume nominal, kemudian ditambah/dikurangi dengan volume 10 L dengan bejana ukur standar. Setelah itu kedudukan permukaannya diukur dengan menggunakan salib ukur.
b)
Kurangkan/tambahkan volumenya sebesar 20 L dengan bejana ukur 20 L. Setelah itu kedudukan permukaannya diukur dengan menggunakan salib ukur.
Pengujian dengan cara pengeluaran. a)
Tangki ukur diisi penuh sampai pada bibir lubang TUW (dom) [bibir lubang TUW (dom)/dan sebagai titik acuan pengukuran dengan menggunakan salib ukur].
b)
Kurangkan cairan secara berturut-turut menggunakan bejana ukur 20 L. Setiap kali pengurangan ukur ketinggian permukaan cairan dengan menggunakan salib sumbu. Pengukuran dilakukan sampai kepekaan yang didapat melebihi batas kesalahan yang diperbolehkan (dalam hal tera ulang pengukuran kepekaan dapat dilakukan hanya di sekitar indeks penunjukan).
Tabel pengujian kepekaan Tabel pengujian kepekaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.
d.
Pengujian Ruang Kosong. 1)
Pengujian dengan cara pengisian. Tangki ukur diisi sampai dengan volume nominalnya. Setelah itu tambahkan volume cairan dengan bejana ukur sampai pada bibir lubang TUW (dom).
2)
Pengujian dengan cara pengeluaran. Tangki ukur diisi penuh sampai pada bibir lubang TUW (dom). Setelah itu kurangkan volume cairan dengan bejana ukur sampai indeks penunjukan. [Dalam hal belum ada indeks penunjukan, ukur semua volume tangki. Ruang kosong adalah volume sampai bibir lubang TUW (dom) terisi penuh dikurangi dengan volume nominalnya].
5.
Kalibrasi Kalibrasi instalasi pengujian TUW yang menggunakan bejana ukur harus dilakukan secara periodik selambat-lambatnya satu tahun sekali.
6.
Contoh terkait dengan Cerapan, Konstruksi, Pengujian, dan Pembubuhan Tanda Tera diberikan dalam Lampiran 2 sampai dengan Lampiran 9.
14
BAB V PEMBUBUHAN TANDA TERA
5.1.
Penandaan Tanda Tera Pada TUW dipasang lemping tanda tera sebagai tempat pembubuhan Tanda Daerah, Tanda Pegawai Yang Berhak, dan Tanda Sah. Tanda Jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari TUW yang sudah disahkan pada waktu ditera dan ditera ulang untuk mencegah penukaran dan/atau perubahan. Bentuk tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5.2.
Tempat Tanda Tera 1.
2.
3.
Tera a.
Tanda Daerah ukuran 8 mm, Tanda Pegawai Yang Berhak (H) dan Tanda Sah Logam (SL) ukuran 6 mm yang berlaku dibubuhkan pada lemping volume nominal secara berurutan dari kiri ke kanan.
b.
Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm dipasang pada pengikat perlengkapan indeks penunjuk dengan lubang TUW (dom) sesuai dengan gambar indeks penunjuk, pada baut pengikat lemping volume nominal dan baut pengikat antara TUW dan landasannya.
Tera Ulang a.
Tanda Sah Plombir (SP) ukuran 6 mm dipasang pada baut pengikat lemping volume nominal sebagai pengganti Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm pada tera. Sedangkan untuk lemping volume nominal yang rusak, hilang atau tidak sesuai ketentuan yang berlaku sehingga harus diganti, maka Tanda Daerah ukuran 8 mm dan Tanda Sah Logam (SL) ukuran 6 mm dibubuhkan pada lemping volume nominal yang baru.
b.
Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm dipasang pada indeks penunjuk dan pengikat TUW dengan landasan wagon.
Jangka Waktu Tera Ulang Jangka waktu tera ulang dan masa berlaku tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
15
BAB VI PENUTUP
Syarat Teknis TUW merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan tera dan tera ulang TUW serta pengawasan TUW, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan TUW dalam transaksi cairan hidrokarbon, cairan minum, alkohol, susu dan cairan kimia yang tidak berbahaya, yang pada tekanan normal (atmosfir), berada dalam keadaan cair, serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
16
Lampiran 1. Tabel Pengujian Kepekaan Nomor Isian
Pengukuran termasuk koreksi bejana ukur dengan waktu tetesan L Volume Bejana Jumlah Terusan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
17
Penunjukan pada salib ukur mm
Lampiran 2. Cerapan Tera / Tera Ulang Tangki Ukur Wagon (TUW)
18
Lampiran 3. Konstruksi TUW Satu Kompartemen
19
Lampiran 4. Contoh TUW 2 (dua) Kompartemen
Catatan: Lubang penyerahan terletak di bagian dasar yang paling rendah dari kompartemen
20
Lampiran 5. Contoh Lubang Penyerahan
Catatan: Lubang penyerahan terletak di bagian dasar yang paling rendah dari kompartemen
21
Lampiran 6. Contoh Lemping Nama Tanda Pabrik
22
Lampiran 7. Contoh Lemping Volume Nominal untuk TUW terdiri 1 (satu) Kompartemen
Keterangan: • Tebal lemping minimum 1,5 mm • Huruf dan angka tenggelam • Lemping dari bahan kuningan
23
Lampiran 8. Contoh Lemping Volume Nominal untuk TUW terdiri dari 2 (dua) Kompartemen
24
Lampiran 9. Contoh Indeks Penunjuk
25