AF
PERDAGANGAN DEPARTE]U|EN TIEPUBLII( IND('NESIA
JENDERALPERDAGANGANDALAM NEGERI DIREKTORAT JalanN4.lRidwanRalsNo 5 Jakarta10110 Ter.021 3440408,fil. 021-3858185
KEPUTUSAN D T R E K T UJE R N D E RAL PERDAGANGAN DALAMNEGERI NOMOR fi/mY/Kr'e/t/2010 TENTANG SYARATTEKNISPOMPAUKURBAHANBAKARGAS D IR E K T UJE R N D E RAL PERDAGANGAN DALAMNEGERI. Menimbang
: a.
b.
bahwapenetapan syaratteknispompaukurbahanbakargas,diperlukan pengujian, untukmewujudkan kepastian hukumdalampemeriksaan, dan p e n g g u n a apnom paukur bahanbakargas sebagaiupayamen j am i n ke b e n a rapne n gukur an volumebahanbakargas;
c.
pertimbangan bahwaberdasarkan sebagaimana dimaksud dalamhurufa dan huruf b, perlu menetapkanKeputusan Direktur Jenderal P e rd a g a n g a DnalamNeger i;
."
Mengingat
bahwa untuk melaksanakan ketentuanPasal 3 PeraturanMenteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG lPERl3l2010 tentangAlat-alatUkur, (UTTP)YangWajibDiteradan Takar,Timbang,dan Perlengkapannya DiteraUlang,perlumengatur syaratteknispompaukurbahanbakargas;
'. 1.
U n d a n g -U n d ang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metr ologiLegal (L e mb a ra nN egar a RepublikIndonesiaTahun 1981 Nomor 11, T a mb a h aLne mbar an Negar a Indonesia Nomor3193) ; Republik 2 . U n d a n g -U n d ang Nomor8 Tahun1999tentangPer lindungan Kons um en (L e mb a ra nN egar a RepublikIndonesiaTahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor3821),
3 . U n d a n g -U n d ang Nom or21 Tahun20Q1tentangOtonomiKhususBagi ProvinsiPapua (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2001 N o mo r1 3 5 ,T am bahan Lem bar an Negar aRepubliklndonesia No m or 4151)sebagaimana telahbeberapa kalidiubahterakhirdenganUndangU n d a n gN o mo r35 Tahun2008( Lembar an Negar aRepublik Indones i a T a h u n 2 0 0 8 Nom or 112, TambahanLem bar anNegar a Republ i k Indonesia Nomor4884)', 4 . U n d a n g -U n d ang Nomor32 Tahun2004tentangPemer intahan Da er ah (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2Q04 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik lndonesia Nomor 4437) se b a g a i ma ntelah a beber apakali diubahter akhirdenganUndangU n d a n gN o mo r12 Tahun2008( Lem bar an Negar aRepublik Indones i a T a h u n2 0 0 8N o mor59,Tambahan Indo nes i a Lem bar an Negar aRepublik Nomor4844), 5 . U n d a n g -U n d ang Ac eh Nom or11 Tahun2006 tentangPemer intahan (LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2006 Nomor 62, T a mb a h aLne mbar an Negar aRepublik Indonesia Nomor4633) ;
DalamNegeri Perdagangan Direktur Jenderal Keputusan
Nomor. 1t /pun/\T,p/ t / zoto Provinsi Nomor29 Tahun2007tentangPemerintahan Undang-Undang Daerah Khusus lbukota JakartaSebagailbukota Negara Kesatuan Tahun2007 (Lembaran NegaraRepublikIndonesia Republik Indonesia No m or Indonesia Republik Negar a Lem bar an T a mbahan N o mo r9 3 , 4744); 7 . PeraturanPemerintahNomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan UntukDiteradan/atauDiteraUlangSertaSyarat-syarat Pembebasan (Lembaran BagiAlat-alatUkur,Takar,Timbang,dan Perlengkapannya Lem bar an 4, Tam bahan Tahun1985Nom or lndonesia N e g a raR e p u b lik Indonesia Nomor3283) ; N e g a raR e p u b lik
o.
Nomor10 Tahun1987tentangSatuanTurunan, Pemerintah 8 " Peraturan
Negara dan SatuanLainYang Berlaku(Lembaran SatuanTambahan, Negar a Lembar an Tahun1987Nomor17,Tambahan R e p u b l iIn k d o nesia Nom or3351) ; R e p u b l iIn k d o nesia Urusan Nomor38 Tahun2007tentangPembagian Pemerintah 9 . Peraturan dan DaerahProvinsi, Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan (LembaranNegara Republik Daerah Kabupaten/Kota Pemerintahan Negar aRep ubl i k Lem bar an In d o n e siTaa h un2007Nomor82,Tambahan Nomor4737), lndonesia
" " 1 0 . Peraturan dan Nomor10 Tahun2005tentangUnitOrganisasi Presiden sebagaimana Indonesia Republik Negara TugasEselonI Kementerian Nomor50 Presiden denganPeraturan kalidiubahterakhir telahbeberapa T a h u n2 0 0 8 ; 1 1 KeputusanPresidenNomor84/P Tahun2009 tentangPembentukan ll; Ber satu K a b i n eIn t d o n esia dan 1 2 . PeraturanPresidenNomor47 fahun 2009tentangPembentukan Negara; Kementerian Organisasi 1 3 . Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan Nomor 61/MPP/Kepl2l1998tentang Penyelenggaraan Kemetrologian dan MenteriPerindustrian telahdiubahdenganKeputusan sebagaimana lKep/6/1 999; 251 IMPP Nomor Perdagangan 1 4 . Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan Nomor 1012004 tentangTandaTera; 635/MPP/Kepl tentang lPERl3l2005 Nomor01/M-DAG MenteriPerdagangan 1 5 . Peraturan telah sebagaimana Perdagangan danTataKerjaDepartemen Organisasi Perdagangan Menteri Peraturan beberapakali diubahterakhirdengan Nomor24lM-DAG/PER/6/2009; 0/2009tentang Nomor50/M-DAG/PER/1 MenteriPerdagangan 1 6 . Peraturan Legal; TeknisMetrologi UnitKerjadanUnitPelaksana tentang 012009 Nomor51/M-DAG/PER/1 MenteriPerdagangan 1 7 . Peraturan Te k ni s Pelaksana dan Unit Teknis UnitPelaksana P e n i l a i aTne rh adap Legal; DaerahMetrologi tentang NomorO8/M-DAGlPERl3l2010 MenteriPerdagangan 1 8 . Peraturan (UTTP) Yang Alat-alatUkur, Takar,Timbang,dan Perlengkapannya WajibDiteradanDiteraUlang;
Perdagangan DalamNegeri Direktur Jenderal Keputusan
Nomor : tt /PatN lreP/t /2o1a MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERTAMA
Syarat Teknis Pompa Ukur Bahan Bakar Gas yang . Memberlakukan tercantumdalam selanjutnya disebutST PompaUkur BBG sebagaimana yangmerupakan Direktur dari Keputusan Lampiran bagiantidakterpisahkan Perdagangan DalamNegeriini. Jenderal
. ::J;ilff KEDUA H:T'":r"',;??xff#3T.:il*:t1iifl''?:H:l, PompaUkurBBG. teraulangsertapengawasan KETIGA
DalamNegeriini mulaiberlaku : Keputusan DirekturJenderalPerdagangan padatanggalditetapkan. Ditetapkan di Jakada padatanggal ] l,Iar^et2010 DIREKTUR JENDERAL DALAMNEGERI, PERDAGANGAN
tl
SUBAGYO
DALAMNEGERI PERDAGANGAN JENDERAL DIREKTUR LAMPIRANKEPUTUSAN NOMoR :,}/PDIU/tEP/5/2a1o TANGGAL:1 Ma
Daftarlsi Pendahuluan
BAB I
1 .1 . L a ta rB e l a kang 1 .2 . Ma ksu d a nT ujuan 1 .3 . P e n g e rti a n Administrasi Persyaratan
B A BI I
2 . 1 . R u a n gL i n g k u p 2.2. Penerapan 2 .3 . l d e n ti ta s Peneraan PompaUkurBBGSebelum 2.4. Persyaratan BA BI I I
"
Kemetrologian Teknisdan Persyardtan Persyiaratan Teknis 3.1. Persyaratan Kemetrologian 3.2. Persyaratan
BAB IV
danPengujian Pemeriksaan 4.1 Pemeriksaan TeradanTeraUlang 4.2 Pengujian
BABV
TandaTera Pembubuhan 5 .1 . P e n a n d a aTnandaTer a 5.2. TempatTandaTera
BABVI
Penutup JENDERAL DIREKTUR DALAMNEGERI, PERDAGANGAN
SUBAGYO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran, dan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP). Dalam ketentuan Pasal 12 UndangUndang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, mengamanatkan pengaturan UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang, dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-duanya, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dalam melaksanakan amanat tersebut di atas, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya. Adapun UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang adalah UTTP yang dipakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan, dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kebenaran hasil pengukuran dimaksud dan dalam upaya menciptakan kepastian hukum, maka terhadap setiap UTTP wajib dilakukan tera dan tera ulang yang berpedoman pada Syarat Teknis UTTP. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu disusun Syarat Teknis UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang yang merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan UTTP. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.
Maksud Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang Pompa Ukur BBG.
2.
Tujuan Tersedianya pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan Pompa Ukur BBG.
1.3. Pengertian Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan: 1.
Pompa Ukur BBG adalah instalasi Ukur yang tersususun lengkap, merupakan satu kesatuan yang dipergunakan untuk mengukur jumlah BBG yang diisikan/diserahkan ke dalam tangki kendaraan bermotor.
2.
Instalasi Ukur adalah seluruh peralatan teknis yang mencakup semua alat ukur, alat ukur bantu dan perlengkapan lainnya yang tersusun menjadi satu rangkaian dalam satu kabinet sehingga memenuhi persyaratan untuk pengukuran.
5
3.
Badan hitung adalah bagian Pompa Ukur BBG yang digunakan untuk menunjukan hasil pengukuran.
4.
Alat penunjuk kuanta adalah bagian badan hitung yang menunjukan jumlah BBG yang diukur.
5.
Skala adalah garis atau tanda lain yang tersusun secara teratur sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan nilai yang diukur.
6.
Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan.
7.
Badan ukur adalah bagian Pompa Ukur BBG yang pada saat pengukuran berlangsung, bagian dalamnya dilalui sekaligus menentukan baik langsung maupun tidak langsung jumlah BBG yang diukur.
8.
Alat justir adalah alat yang dapat diatur sedemikian rupa, agar penunjukan Pompa Ukur BBG yang bersangkutan berada di dalam batas-batas kesalahan maksimum yang diijinkan.
9.
Penyerahan minimum adalah jumlah yang tekecil yang diperkenankan untuk diukur.
10. Alat penunjuk harga adalah bagian Badan Hitung yang menunjukan jumlah harga yang harus dibayar oleh konsumen sesuai dengan harga satuan yang berlaku atas sejumlah BBG yang ditunjukkan oleh alat bersangkutan. 11. Kesalahan penunjukan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam persen antara jumlah yang ditunjukkan oleh Alat Penunjuk Kuanta dikurangi dengan jumlah sebenarnya yang melalui Pompa Ukur BBG, dengan jumlah yang disebut belakangan. 12. Ketidaktetapan adalah perbedaan terbesar antara hasil penunjukkan dari tiga kali pengujian pada kondisi yang sama. 13. Debit maksimum (Q maks) adalah debit terbesar yang boleh melewati Pompa Ukur BBG sesuai dengan kemampuan ukurnya. 14. Debit minimum (Q min) adalah debit terendah dari Pompa Ukur BBG sesuai dengan kemampuan ukurnya. 15. Kuanta uji adalah sejumlah gas yang dianggap memadai setiap pengujian.
kali
16. Media ukur adalah jenis gas yang boleh diukur oleh Pompa Ukur BBG yang bersangkutan. 17. Media Uji adalah gas yang dipergunakan pada pengujian Pompa Ukur BBG yang bersangkutan.
6
BAB II PERSYARATAN ADMINISTRASI 2.1.
Ruang Lingkup Syarat teknis ini mengatur tentang persyaratan teknis dan persyaratan kemetrologian untuk Pompa Ukur BBG untuk Bahan Bakar Gas.
2.2.
Penerapan Syarat teknis ini berlaku bagi Pompa Ukur BBG untuk Bahan Bakar Gas
2.3.
Identitas Setiap Pompa Ukur BBG harus memuat keterangan-keterangan yang menjelaskan tentang Pompa Ukur BBG tersebut dengan jelas terbaca dan tidak mudah terhapus dalam kondisi penggunaannya secara wajar, pada plat alat penunjuk dan/atau plat tanda pengenal yang terpasang tetap mengenai: 1. merk pabrik; 2. tipe atau model; 3. nomor seri; 4. tahun pembuatannya; 5. debit maksimum dan minimum; 6. tekanan kerja maksimum; dan 7. penyerahan minimum.
2.4.
Persyaratan Pompa Ukur BBG Sebelum Peneraan 1.
Pompa Ukur BBG yang akan ditera harus memiliki surat izin tipe atau izin tanda pabrik.
2.
Label tipe harus terlekat pada Pompa Ukur BBG asal impor yang akan ditera.
3.
Pompa Ukur BBG yang diproduksi didalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan izin tanda pabrik.
4.
Pompa Ukur BBG yang diproduksi didalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan nomor izin tanda pabrik dan label tipe untuk Pompa Ukur BBG asal impor sebelum ditera.
5.
Pompa Ukur BBG yang akan ditera ulang harus sudah ditera sebelumnya.
7
BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN 3.1.
Persyaratan Teknis 1.
Badan Hitung a. Pompa Ukur BBG harus dilengkapi dengan alat penunjuk kuanta yang menunjukkan jumlah BBG yang diukur dalam satuan yang diizinkan. b. Alat penunjuk kuanta harus dibuat sedemikian rupa dengan cara menempatkan angka-angkanya berderet, penunjukannya jelas, pasti dan dengan mudah dapat dibaca dalam posisi melihat secara normal. c. Alat penunjuk kuanta harus mempunyai jumlah angka-angka yang memadai, penunjukan “nol” harus diperlihatkan dalam bentuk nol untuk semua angka-angka di depan tanda koma dan sedikitnya satu angka nol dibelakang tanda koma. Dalam hal di belakang tanda koma lebih dari satu angka, maka angka-angka selebihnya tersebut harus nol atau kosong. d. Alat penunjuk kuanta harus dilengkapi dengan alat pengenal sebagai berikut : 1) alat pengenol dibuat sedemikian rupa sehingga setelah suatu penyerahan selesai, penyerahan berikutnya hanya bisa dilakukan setelah penunjukan kembali ke angka “nol”; 2) alat pengenol tidak dapat dijalankan selama penyerahan berlangsung sehingga alat penunjuk tidak memungkinkan menunjuk selain mulai dari “nol”. e. Nilai mata skala harus dalam bentuk : 1 x 10n , 5 x 10n (dimana n adalah bilangan bulat positif, negatif dan nol).
2.
Badan Ukur a. Badan ukur harus tahan terhadap tekanan sesuai dengan spesifikasinya. b. Badan ukur harus tahan terhadap pengaruh suhu dan gas-gas yang diukur. c. Badan ukur harus kedap gas pada tekanan pemakaiannya.
3.
Alat Justir a. Pompa Ukur BBG harus dilengkapi dengan alat justir. b. Alat justir dapat berupa penyetel pada penghantar antara badan ukur dengan badan hitung atau berupa penyetel pada badan hitung. c. Alat justir dengan cara penyadapan tidak diperkenankan.
4.
Penyerahan Minimum Penyerahan minimum dari Pompa Ukur BBG ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan keterangan mengenai hal tersebut harus dinyatakan dalam uraian tentang spesifikasi. 8
5.
Alat Perlengkapan Pompa Ukur BBG dapat dilengkapi dengan alat-alat perlengkapan, tetapi alat-alat tersebut tidak boleh berpengaruh terhadap sifat-sifat kemetrologian Pompa Ukur BBG bersangkutan. Alat-alat perlengkapan dimaksud adalah: a. Alat Penunjuk Harga 1) Pompa Ukur BBG dapat dilengkapi alat penunjuk harga dengan alat pengenol. Harga per satuan kuanta dinyatakan dalam bentuk “rupiah” atau “Rp” dibubuhkan pada plat alat penunjuk; 2) harga satuan harus dapat diatur, alat pengatur dan penunjuk harga harus dihubungkan dengan alat penunjuk kuanta sedemikian rupa, sehingga harga yang ditunjukan yang menyatakan harga total BBG yang diukur harus selalu sesuai dengan hasil kali harga satuan yang dipilih dengan jumlah BBG yang diukur; 3) ukuran angka-angka penunjuk harga tidak boleh melebihi angka-angka alat penunjuk kuanta; dan 4) alat pengenol penunjuk harga dan alat pengenol penunjuk kuanta sebagaimana pada angka 1. huruf c harus dibuat sedemikian rupa, sehingga apabila salah satu penunjukan dikembalikan ke angka “nol”, maka penunjukan yang lainpun secara otomatis kembali ke angka “nol”. b. Alat Pencap Kartu Pompa Ukur BBG dapat dilengkapi dengan alat pencap kartu sebagai berikut : 1) angka-angka dari alat pencap kartu yang menunjukkan kuanta yang diukur, harga satuan dan harga total ukuran tingginya tidak kurang dari 2,5 mm dan disusun ke arah mendatar. Ukuran dari angka-angka yang menunjukkan harga satuan dan harga total tidak boleh lebih besar dari angka-angka yang menunjukkan kuanta yang diukur; 2) singkatan kata-kata atau lambang yang menyatakan kuanta yang diukur, harga satuan dan harga total ukuran tingginya tidak kurang dari 2 mm. Lambang satuan pengukuran harus dalam Sistem Internasional (SI); 3) harus terdapat selang paling sedikit satu spasi antara tiap pernyataan yang menyatakan kuanta yang diukur, harga satuan dan harga total; 4) nilai yang ditunjukkan oleh alat pencap harus sama dengan nilai yang ditunjuk oleh alat penunjuk; 5) alat pencap akan kembali ke angka “nol” apabila alat penunjuk dikembalikan ke angka “nol”; 6) alat pencap harus dilengkapi dengan alat yang menunjukkan nomor, jam dan tanggal penyerahan.
9
6.
3.2.
Instalasi Ukur a. Pompa Ukur BBG dipasang sedemikian rupa, sehingga media ukur tetap dalam bentuk gas selama melewati Pompa Ukur BBG. b. Pompa Ukur BBG harus tahan dan terlindungi dari pengaruh getaran mekanis dan getaran karena aliran gas dengan cara pemasangan kerangka yang cukup kokoh. c. Pompa Ukur BBG harus mempunyai perlengkapan untuk memisahkan dan membersihkan gas dari debu, zat-zat padat dan cairan yang mengotori gas antara lain berupa filter dan alat pembuang cairan yang letaknya di dalam atau di luar kabinet. d. Pompa Ukur BBG harus dilengkapi alat pengaman sedemikian rupa, sehingga apabila mengalami kenaikan atau penurunan tekanan secara tiba-tiba dari gas yang diukur tidak menyebabkan kerusakan pada komponen-komponennya. e. Saluran penyerahan harus sedemikian rupa, sehingga dapat dijamin bahwa massa gas yang diukur dapat diserahkan secara keseluruhan. Pompa Ukur BBG yang dilengkapi saluran penyerahan lebih dari satu, tiap salurannya harus dipasang sedemikian rupa atau diberi tanda yang sesuai dan terlihat jelas, sehingga tidak meragukan bagi pengisi dan pembeli.
Persyaratan Kemetrologian 1.
Batas Kesalahan Penunjukan Batas kesalahan penunjukan maksimum yang diizinkan pada tera dan tera ulang adalah sebesar ± 2%.
2.
Ketidaktetapan Batas ketidaktetapan yang diizinkan pada pengujian tera dan tera ulang adalah sebesar 0,2%.
3.
Pengkondisian Untuk mendapatkan hasil penyerahan yang sesuai dengan batas kesalahan penunjukan maksimum yang diizinkan, maka penggunaan Pompa Ukur BBG harus sesuai dengan kondisi berikut: a. suhu ruangan di tempat Pompa Ukur BBG terpasang antara -5 oC sampai dengan 35 oC; b. tegangan listrik bervariasi ±10% dan frekuensi bervariasi antara ± 2%; c. suhu gas pada tangki penyimpanan antara -20 oC sampai dengan 50 oC dan tekannannya antara 12 MPa sampai dengan 20 MPa; d. suhu tangki kendaraan bermotor pada awal pengisian antara -10 oC sampai dengan 40 oC dan tekanannya pada awal pengisian antara tekanan atmosfir sampai dengan 18,6 MPa; e. penyerahan dilakukan pada debit di atas minimum dan di bawah maksimum.
10
BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN 4.1.
Pemeriksaan Pemeriksaan Pompa Ukur BBG dilakukan untuk memastikan bahwa Pompa Ukur BBG memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam syarat teknis ini.
4.2.
Pengujian Tera dan Tera Ulang Pengujian pada tera dan tera ulang dapat dilaksanakan dengan metode penimbangan (gravimetri) atau metode meter induk sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 atau Lampiran 2 dan meliputi: 1.
Pengujian kebenaran a. Pengujian dilaksanakan pada debit terbesar yang dimungkinkan pada kondisi instalasi Pompa Ukur BBG, debit minimum sesuai dengan yang tercantum pada data Pompa Ukur BBG, dan paling sedikit satu debit yang lain di antara debit terbesar dan debit minimum. b. Kuanta uji harus lebih besar dari penyerahan minimum. c.
2.
Pengujian dilakukan di instalasi Pompa Ukur BBG dengan media yang akan diukur (BBG).
Ketidaktetapan hasil pengujian Ketidaktetapan hasil pengujian harus sesuai dengan ketentuan pada sub bab 3.2. angka 2., diperoleh dari hasil pengujian kebenaran.
11
BAB V PEMBUBUHAN TANDA TERA
5.1.
Penandaan Tanda Tera Pada Pompa Ukur BBG dipasang timah atau lemping dari logam tahan karat berbentuk oval sebagai tempat pembubuhan Tanda Daerah, Tanda Pegawai Yang Berhak, dan Tanda Sah. Tanda Jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari Pompa Ukur BBG yang sudah disahkan pada waktu ditera dan ditera ulang untuk mencegah penukaran dan/atau perubahan. Bentuk tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
5.2.
Tempat Tanda Tera 1.
Tera : a. Tanda Daerah ukuran sumbu panjang 4 mm, Tanda Pegawai Yang Berhak (H) ukuran 4 mm dan Tanda Sah Logam (SL) ukuran 6 mm dibubuhkan pada timah atau lemping dari logam tahan karat berbentuk oval yang dipasang dan dijamin dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm atau Tanda Jaminan (J) yang sesuai. b. Satu Tanda Sah Plombir (SP) ukuran 6 mm dibubuhkan pada tempat yang khusus untuk penyegelan dari badan hitung sedemikian rupa, sehingga mudah serta jelas terlihat dari luar. c. Pada baut-baut pengikat tutup badan hitung dibubuhkan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm. d. Satu Tanda Sah Plombir (SP) ukuran 6 mm dan satu Tanda Pegawai Yang Berhak Plombir (HP) ukuran 6 mm dibubuhkan secara bertolak belakang pada alat justir. e. Badan hitung, peralatan penghantar dan badan ukur diikat menjadi satu dengan kawat segel yang dijamin dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm. f. Setiap bagian dari Pompa Ukur BBG yang memungkinkan dapat dilakukan perubahan kebenaran pengukuran, harus disegel dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm atau tanda jaminan yang sesuai.
2.
Tera ulang : Pembubuhan tanda tera dilakukan sesuai dengan angka 1. huruf a, b, c, d, e dan f.
3.
Jangka Waktu Tera Ulang Jangka waktu tera ulang dan masa berlaku tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
12
BAB VI PENUTUP Syarat Teknis Pompa Ukur BBG merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan tera dan tera ulang Pompa Ukur BBG serta pengawasan Pompa Ukur BBG, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan Pompa Ukur BBG dalam transaksi BBG serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
13
Lampiran 1. Metode penimbangan untuk pengujian tera dan tera ulang
Metode penimbangan (gravimetri) adalah menentukan jumlah Bahan Bakar Gas (BBG) yang melewati Pompa Ukur BBG dengan menggunakan timbangan sebagai standar uji. 1.
Prinsip Membandingkan massa BBG yang ditunjukkan oleh Pompa Ukur BBG dengan massa bersih yang diisikan ke dalam kontainer.
2.
Peralatan a. Instalasi uji yang meliputi alat penyambung dari tangki penyimpanan gas ke Pompa Ukur BBG dan dari Pompa Ukur BBG ke kontainer serta saluran pengosongan BBG dari kontainer. b. Timbangan elektronik yang kapasitas maksimumnya sesuai dengan massa BBG yang akan ditimbang ditambah massa kontainer, dengan ketelitian 1 g atau paling rendah 1/5 dari ketelitian Pompa Ukur BBG. c. Kontainer dengan tekanan kerja dan massa kosong yang sesuai. d. Alat ukur bantu seperti manometer dan termometer. f. Alat bantu kerja lainnya. g. Kondisi pengujian sesuai dengan yang disyaratkan pada sub bab 3.2. angka 3.
3.
Jalannya Pengujian a. Setel zero indicator Pompa Ukur BBG sesuai dengan ketentuan. b. Catat posisi angka alat justir, tekanan kerja dan data Pompa Ukur BBG serta bagian-bagiannya. c. Tutup katup pengeluaran Pompa Ukur BBG. d. Nolkan penunjukan Pompa Ukur BBG yang diuji. e. Siapkan kontainer yang telah dikosongkan dan letakkan di atas lantai timbang, kemudian tarakan (nolkan) penunjukan timbangan tersebut. f. Alirkan BBG ke dalam kontainer di atas lantai timbang dengan alat penyambung dari Pompa Ukur BBG. g. Periksa kebocoran sambungan-sambungan dan yakinkanlah bahwa tidak ada kebocoran-kebocoran; h. Catat penunjukan Pompa Ukur BBG. i. Catat penunjukan timbangan. j. Pada setiap langkah kerja perhatikan pengaruh-pengaruh lingkungan.
4.
Pengujian Kebenaran a. Pengujian kebenaran dilakukan pada debit – debit berikut : a. Qmin b. 40 % Qmaks
14
c.
b. c. d. 5.
Debit terbesar yang dimungkinkan pada kondisi instalasi Pompa Ukur BBG Tiap debit dilakukan 3 (tiga) kali pengujian. Kuanta uji harus lebih besar dari penyerahan minimum Pompa Ukur BBG. Gunakan formulir pengujian metode penimbangan.
Pengujian Ketidaktetapan Dilakukan bersamaan dengan pengujian kebenaran sesuai angka 4 huruf a. sampai d.
15
Formulir Pengujian Metode Penimbangan Pemilik
: ……………………………………………………………………………………
Instansi
: …………………………………………………………………………………….
Alat Ukur : Panel Box
Badan Ukur
Remote Elektronik
Badan Hitung
Merek
:
……………… ……………… …………………….
………………
Tipe
:
……………… ……………… …………………….
………………
No. Seri
:
……………… ……………… …………………….
………………
Standar Uji : Timbangan Elektronik : Merek
:
………………
Kekuatan Menimbang
: ……………………..
Tipe
:
………………
Nilai skala (e)
: ……………………..
No. Seri
:
………………
Kes. Penunjukan (S2)
: ……………………..
Kuanta BBG (c)
:
………………
Tekanan kerja
:
……………… bar
Pengamatan Uraian
Formula
Satuan 1
2
3
Pompa Ukur BBG Kecepatan alir
Q
l/min
…………
…………
…………
Penunjukan
L
l
…………
…………
…………
M=LxC
kg
…………
…………
…………
Massa yang diukur
16
Pengamatan Uraian
Formula
Satuan 1
2
3
Timbangan Penunjukan akhir
U
kg
…………
…………
…………
Penunjukan awal
P
kg
…………
…………
…………
N=U-P
kg
…………
…………
…………
%
…………
…………
…………
S2
%
…………
…………
…………
Spu = S1 + S2
%
…………
…………
…………
Massa yang diukur Hitungan Beda penunjukan Kes. timbangan Kes. Penunjukan Pompa Ukur BBG
Rata – rata : …………………. %
Keterangan :
……………, …………. 20…..
1. Hasil pengujian tera/tera ulang : SAH/BATAL Diuji oleh : 2. Kedudukan switch :
UPT/UPTD Metrologi Legal
Span : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Freq. range : S1 …
S2
S3
… …
Petugas,
S4 S 5 …
…
3. Indikator zero : 5 kedip/s
__________________________
4. Penyegelan :
NIP.
17
Lampiran 2. Metode meter induk untuk pengujian tera dan tera ulang Metode meter induk adalah menentukan jumlah Bahan Bakar Gas (BBG) yang melewati Pompa Ukur BBG dengan menggunakan meter induk sebagai standar uji. 1.
Prinsip Membandingkan massa BBG yang ditunjukan oleh Pompa Ukur BBG dengan massa yang ditunjukan oleh meter induk (Master Mass Flow Meter).
2.
Peralatan a. Master Mass Flow Meter yang telah diverifikasi dengan metode penimbangan dengan ketelitian lebih tinggi atau sama dengan 1/5 ketelitian pompa. b. Alat penyambung dari Pompa Ukur BBG ke meter induk dan dari meter induk ke kontainer. c. Kontainer dengan tekanan kerja yang sesuai. d. Alat ukur bantu seperti manometer dan termometer. e. Alat bantu kerja lainnya. f. Kondisi pengujian sesuai dengan yang disyaratkan pada sub bab 3.2 angka 3.
3.
Jalannya Pengujian a. Tempatkan meter induk sedemikian rupa dengan hubungan seri dengan Pompa Ukur BBG, sehingga meter induk mengisi langsung ke kontainer. b. Setel zero indicator Pompa Ukur BBG sesuai dengan ketentuan. c. Catat posisi angka alat justir, tekanan kerja dan data Pompa Ukur BBG serta bagian-bagiannya. d. Tutup katup pengeluaran Pompa Ukur BBG. e. Nolkan penunjukan Pompa Ukur BBG yang diuji. f. Alirkan BBG ke dalam kontainer. g. Periksa kebocoran sambungan-sambungan dan yakinkanlah bahwa tidak ada kebocoran-kebocoran. h. Catat penunjukan Pompa Ukur BBG. i. Catat penunjukan meter induk. j. Pada setiap langkah kerja perhatikan pengaruh-pengaruh lingkungan.
4.
Pengujian Kebenaran a. Pengujian kebenaran dilakukan pada debit-debit berikut : 1) Qmin; 2) 40 % Qmaks; dan 3) debit terbesar yang dimungkinkan pada kondisi instalasi Pompa Ukur BBG; b. Tiap debit dilakukan 3 (tiga) kali pengujian. c. Kuanta uji harus lebih besar dari penyerahan minimum Pompa Ukur BBG.
18
d. 5.
Gunakan formulir pengujian metode meter induk.
Pengujian Ketidaktetapan Dilakukan bersamaan dengan pengujian kebenaran sesuai angka 4. huruf a. sampai d.
19
Formulir Pengujian Metode Meter Induk Pemilik
: ……………………………………………………………………………………
Instansi
: …………………………………………………………………………………….
Alat Ukur : Panel Box
Badan Ukur
Remote Elektronik
Badan Hitung
Merek
:
……………… ……………… …………………….
………………
Tipe
:
……………… ……………… …………………….
………………
No. Seri
:
……………… ……………… …………………….
………………
Merek
:
………………
Kapasitas maksimum
: ……………… kg/min
Tipe
:
………………
Kes. Penunjukan (S2)
: ………………… %
No. Seri
:
………………
Standar Uji : Meter Induk :
Kuanta BBG (c)
:
………………
Tekanan kerja
:
……………… bar
Pengamatan Uraian
Formula
Satuan 1
2
3
Pompa Ukur BBG Kecepatan alir
Q
l/min
…………
…………
…………
Penunjukan
L
l
…………
…………
…………
M=LxC
kg
…………
…………
…………
Massa yang diukur
20
Pengamatan Uraian
Formula
Satuan 1
2
3
Meter Induk Penunjukan akhir
U
kg
…………
…………
…………
Penunjukan awal
P
kg
…………
…………
…………
N=U-P
kg
…………
…………
…………
%
…………
…………
…………
S2
%
…………
…………
…………
Spu = S1 + S2
%
…………
…………
…………
Massa yang diukur Hitungan Beda penunjukan Kes. timbangan Kes. Penunjukan Pompa Ukur BBG
Rata – rata : …………………. %
Keterangan :
……………, …………. 20…..
1. Hasil pengujian tera/tera ulang : SAH/BATAL Diuji oleh : 2. Kedudukan switch :
UPT/UPTD Metrologi Legal
Span : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Freq. range : S1 …
S2
S3
… …
Petugas,
S4 S 5 …
…
3. Indikator zero : 5 kedip/s
__________________________
4. Penyegelan :
NIP.
21