“Pengaruh Penerapan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tapa Kelas X-3 Kabupaten Bone Bolango” Zein A. Umar Jurusan Pendidikan Ekonomi Telah di setujui oleh Dosen pembimbing ABSTRAK ZEIN A. UMAR, NIM:911 410 042. Pengaruh Penerapan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tapa Kelas X-3 Kabupaten Bone Bolango. Skripsi: Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2014. Pembimbing I : Dr Muh Amir Arham. ME dan Pembimbing II : Sri Indriyani S Dai, SE. ME Penelitian bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Tapa pada kelas X-3. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan populasi 21 orang siswa. Mengingat jumlah populasi sangat terbatas, maka yang dijadikan sampel adalah seluruh siswa berjumlah 21 orang. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara Penerapan Pembelajaran CTL Dengan Motivasi Belajar Siswa. Dengan demikian besar pengaruh pembelajaran CTL terhadap Motivasi Belajar Siswa cukup tinggi yakni mencapai 62,1%.
Kata Kunci: Pembelajaran Contextual Teaching And Learning, Motivasi Belajar siswa
1
Zein A Umar, Mahasiswa. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 1 Dr. Muh Amir Arham., ME. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 1 Sri Indriyani S Dai, SE,. ME. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo.
Pendidikan memiliki peranan penting dalam perjalanan kehidupan manusia, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) karena melalui sektor pendidikan dapat menciptakan manusia yang berkualitas dan nantinya akan mampu berkompetensi dalam kemajuan IPTEK. Menyadari akan hal tersebut, tentunya jalur yang tepat menyiapkan sumber daya manusia yang handal adalah melalui jalur pendidikan. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Dalam usaha meningkatkan keaktivan belajar anak dan usaha mendorong kemajuannya, maka selain dari adanya perubahan sistem/metode yang erat hubungannya dengan proses belajar mengajar (PMB) juga diperlukan adanya motivasi/dorongan dari guru terhadap anak yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, Pendekatan CTL (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang tepat diterapkan dalam proses pembelajaran (Syaiful Sagala, 2009:87-88). Pelaksanaan proses belajar mengajar, merupakan kejadian atau peristiwa interaksi antara pendidik dan peserta didik yang diharapkan menghasilkan perubahan pada peserta didik, dari belum mampu menjadi mampu, dari belum terdidik menjadi terdidik, dari belum kompeten menjadi kompeten. Inti dari proses belajar mengajar adalah efektivitasnya. Tingkat efektivitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Perilaku pendidik yang efektif, antara lain mengajarnya jelas, menggunakan variasi metode pembelajaran, menggunakan variasi media/alat peraga pendidikan, antusiasme, memberdayakan peserta didik, menggunakan pembelajaran kontekstual (contextual-teaching
and
learning),
menggunakan
jenis
pertanyaan
yang
membangkitkan, dan lain sebagainya. Sedang perilaku peserta didik, antara lain motivasi atau semangat belajar, keseriusan, perhatian, karajinan, kedisiplinan,
keingintahuan, pencatatan, pertanyaan, senang melakukan latihan soal, dan sikap belajar yang positif. (Surakhmad, Dalam Ameillia 2010). Di sekolah SMA Negeri 1 Tapa Kab. Bone Bolango pada mata pelajaran IPS Ekonomi khususnya di kelas X-3, yang sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran hanya dengan menerapkan metode ceramah. Sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran dan kurang memahami model-model pembelajaran karena masih kurang digunakan. Model pembelajaran CTL pernah diterapkan oleh guru IPS, namun masih jarang digunakan sehingga motivasi belajar siswa masih rendah karena kurangnya pemahaman tentang model pembelajaran tersebut. Maka dari itu peneliti berinisiatif melakukan penelitian dalam menggunakan model pembelajaran yakni CTL untuk dapat membuat siswa termotivasi dan lebih memahami model pembelajaran. Dari uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka saya berinisiatif untuk melakukan penelitian ilmiah dengan formulasi judul: Pengaruh Penerapan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tapa Kelas X-3 Kabupaten Bone Bolango.
KAJIAN TEORI Menurut Sardiman (2014 : 73)
motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Menurut pandangan Mc.Donald (Dalam Sardiman 2014), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “ feeling “ dan didahalui dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting. 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap manuasia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “ feeling ” dan afeksi seseorang. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Menurut pandangan Uno (2013:23 ) motivasi dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan dan dorongan kebutuhan belajar, harapan citacita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus di ingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Tiga fungsi motivasi menurut Sadirman (2014:85) yaitu : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan di kerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan arah rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar menurut Sadirman (2014:92) yaitu dengan: 1. Angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapaia angka/nilai yang baik. 2. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. 3. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positf dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. 4. Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. 5. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah belajar. Menurut Uno (2013:23) Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa belajar dengan baik Dirtentis (Dalam Muntjo 2010:14) mengemukakan bahwa motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/ peserta didik yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar maka siswa/peserta didik dapat mempunya intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran yang diikuti. Kata contextual menurut asalnya dari bahasa Inggris, yang bermakna mengikuti konteks atau dalam konteks. Secara umum contextual mengandung arti:
1. Sesuatu yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks 2. Sesuatu yang membawa maksud, makna dan kepentingan. Konteks
merupakan kerangka
kerja
yang
dirancang
guru
untuk
membantu siswa menjadikan konten pelajaran bermakna dan memotivasi siswa. Dengan
pendekatan
kontekstual,
siswa
melakukan
proses
belajar
dan
mengembangkan kemampuannya. Podjiadi (Dalam Ameillia 2010) menyatakan “Contextual Teaching and Learning
(CTL)
di
samping
mempermudah
mengkonstruksi
pengetahuan,
pendekatan kontekstual juga dapat mempermudah terbentuknya penghayatan bidang afektif”. Johnson (dalam Muslich 2009) mengatakan pembelajaran kontesktual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkan dunia nyata. (Blanchard 2001 Dalam Ameillia 2010:2) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru menghubungkan konten materi ajar dengan situasi-situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk belajar membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya ke dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara dan tenaga kerja. Menurut Mulyasa (Dalam ameillia 2010) “Pembelajaran konstektual (contextual teaching and learning/CTL) mendorong peserta didik memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar”.
Sementara itu Howey dan Keneth (2001) mendefinisikan CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Sarwiji Suwandi (Dalam Fitrotul 2010) berpendapat bahwa ada suatu pandangan yang menyatakan anak akan belajar lebih baik melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah. Belajar akan lebih bermakna anak-anak “mengalami” apa
yang dipelajarinya “bukan mengetahuinnya”.
Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai dengan praktik pembelajaran tersebut adalah pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning. Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan menghubungkan mata pelajaran akedemik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan budaya. Oleh sebab itu melalui pembelajaran CTL, mengajar merupakan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghapal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih di tekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajari. Nurhadi (2002) mendeskripsikan karakteristik pembelajaran kontekstual dengan cara menderetkan sepuluh kata kunci, yaitu: 1.
Kerja sama
2.
Saling menunjang
3.
Menyenangkan, tidak membosankan
4.
Belajar dengan gairah
5.
Pembelajaran terintergrasi
6.
Menggunakan berbagai sumber
7.
Siswa aktif
8.
Sharing dengan teman-teman
9.
Siswa kritis
10. Guru kreatif Pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). melibatkan tujuh kompenen utama yaitu: 1. Konstruktivisme, membangun, dan membentuk 2. Bertanya 3. Menyelidiki dan menemukan 4. Masyarakat belajar 5. Pemodelan 6. Refleksi atau umpan balik 7. Penilaian sebenarnya atau penilaian autentik CTL (Contextual Teaching And Learning) sebagai suatu model, dalam implementasinya
tentu
saja
memerlukan
perencanaan
pembelajaran
yang
mencerminkan konsep dan prinsip CTL. Adapun secara terperinci prinsip pembelajaran CTL adalah sebagai berikut: a) menekankan pada pemecahan masalah, b) mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah, masyarakat dan tempat kerja, c) mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi pembelajar yang aktif dan terkendali, d) menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa, e) mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya dan belajar bersamasama, menggunakan penilaian autentik. (Sumiati, 2007) Pendapat (Sumiati, Dalam Wulan 2010), dapat disimpulkan bahwa, prinsip pembelajaran CTL membantu siswa menguasai tiga hal yaitu : 1. pengetahuan, yaitu apa yang ada dipikirannya membentuk konsep, definisi, teori dan fakta
2. kompetensi atau keterampilan yaitu kemampuan yang dimiliki untuk bertindak atau sesuatu yang dapat dilakukan 3. pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata. Perbedaan pembelajaran CTL dengan pembelajaran tradisional adalah jika pemnelajaran tradisional peserta didik hanya menerima mata pelajaran saja dan guru yang aktif, siswa belajar dengan sendiri-sendiri tidak kerja sama dengan peserta didik lainnya, pembelajaran bersifat abstrak dan monoton, perilaku yang dilakukan sesuai dengan kebiasaan yang telah membumi, pijian dan nilai rapor yang dijadikan bentuk apresiasi, bentuk penilaian atas hasil belajar berdasarkan tes dan pembelajara hanya dilakukan dikelas. Sedangkan pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang peserta didiknya aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, adanya kerja kelompok sesame teman hingga tercipta kerja sama, pembelajaran dikaitkan kehidupan nyata dimana peserta didik dapat mengetahui permasalahan apa yang ada dilingkungan kita, perilaku pesert didik dibangun atas dasar peserta didik itu sendiri tidak atas kebiasaan, kepuasan adalah bentuk dari apresiasi yang telah mereka dapat, hasil pembelajaran diukur dengan berbagai hasil karya peserta didik dan sewaktu proses pembelajaran berlangsung, proses pembelajaran tidak hanya didalam kelas namun bisa dilaksanakan dimanapun.
METODE PENULISAN Metode
penelitian
menggambarkan
adanya
prosedur-prosedur
yang
memungkinkan penulis dapat menguji hipotesis penelitian, sehingga dapat mencapai simpulan mengenai hubungan atau adanya saling mempengaruhi antara variable bebas dan variable terikat pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran positif antara pembelajaran CTL ( Contextual Teaching And
Learning) dengan motivasi belajar siswa kelas X-3 pada mata pelajaran IPS ekonomi SMA 1 Tapa dengan desain sebagai berikut:
X
Y
Keterangan: X:
Pembelajaran CTL
Y:
Motivasi belajar siswa Dan untuk kepentingan pengujian secara statistik, berdasarkan hipotesis
penelitian, maka diturunkan hipotesis statistik sebagai berikut: H0 : β ≤ 0
: Pembelajaran CTL tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 1 Tapa
H1 : β > 0
: Pembelajaran CTL berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 1 Tapa
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil yang diperoleh melalui penyebaran angket, dapat diketahui pengaruh pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap motivasi belajar siswa, hal ini diperoleh dari hasil jawaban dari setiap siswa sebagai sampel penelitian. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran CTL terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Tapa. Dengan menggunakan teknik analisis Regresi Linear sederhana, maka diperoleh Ŷ = 13,44 + 0,47X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan pembelajaran CTL), maka
akan diikuti oleh perubahan pada motivasi belajar siswa. dan ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator pembelajaran CTL, maka akan diikuti oleh perubahan ratarata indikator pada motivasi belajar siswa.. Sedangkan untuk nilai r=0,788 dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yaitu (r2)= 0,621 atau 62,1%. Hasil penelitian diatas mengandung makna bahwa derajat hubungan antara pembelajaran CTL dan motivasi belajar siswa sebesar 62,1%. Untuk hipotesis yang digunakan dalam penelitian uji t. berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Thitung=
, dan Ttabel =1,729 sesuai dengan kriteria
pengujian hipotesis H1 diterima H0 ditolak. Untuk uji signifikan diperoleh hasil 5,578. Pada taraf ά = 0,05 dan n = 21 uji satu pihak, dk = n-2 = 21–2 = 19 sehingga diperoleh Ttabel = 2,093. Ternyata Thitung ≥ Tdaftar (5,578≥2,093), maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang sangat signifikan antara Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap Motivasi belajar siswa. Dalam usaha meningkatkan keaktivan belajar anak dan usaha mendorong kemajuannya, maka selain dari adanya perubahan sistem/metode yang erat hubungannya dengan proses belajar mengajar (PMB) juga diperlukan adanya motivasi/dorongan dari guru terhadap anak yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penerapan pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswa adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh, ataupun sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan lebih konkret, lebih realistik, lebih aktual, lebih nyata, lebih menyenangkan, dan lebih bermakna. Penelitian yang telah dilaksanakan mendapat hasil bahwa penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas X-3. Dari hasil perhitungan yang
telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran CTL terhadap Motivasi Belajar Siswa dengan menggunakan teknik analisis Regresi Linear, menunjukan bahwa Pembelajaran CTL berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar Siswa, dilihat dari r2 yang diperoleh sebesar 62,1%.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian berupa pengujian dan analisis statistik maupun pembahasan data yang diperoleh dari lapangan penelitian tentang Pengaruh Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa, maka penilis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : Penerapan pembelajaran CTL pada pembelajaran Ips Ekonomi sangat membantu siswa untuk lebih aktif, siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dan bagaimana mencapai apa yang diharapkan, sehingga mereka akan memosisikan dirinya sebagai pihak yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivsi belajar siswa adalah dimana guru harus pintar-pintar
menggunakan pendekatan pembelajaran,
yakni salah satunya penerapan pembelajaran CTL (contextual teaching and learning), guru sebagai motivator bukan fasilitator. Guru harus membuat suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan dan tidak menjenuhkan agar siswa menjadi aktif dan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik.
SARAN Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, berikut ini beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti yang dianggap relevan dengan penelitian, yakni: 1. Hasil analisis penelitian, membuktikan bahwa ternyata, Pembelajaran CTL yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar berpengaruh positif tehadap motivasi belajar siswa, maka disarankan penggunaannya dapat di tingkatkan, sehingga motivasi belajar siswa berjalan lebih meningkat. 2. Bagi
pihak
sekolah
untuk
meningkatkan
menggunakan penerapan pembelajaran CTL
motivasi
belajar
(Contextual
diharapkan
teaching
And
Learning), karena dengan penerapan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektivan pembelajaran. 3. Bagi peneliti yang berminat disarankan untuk dapat mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini terutama factor-faktor lain yang berhubungan dengan pembelajaran CTL pada populasi yang lebih besar sehingga hasil penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan mutu pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Ameillia Nur Rachmasari. 2010. Penerapan pembelajaran contextul teaching and learning
dalam
upaya
peningkatan
motivasi
belajar
pendidikan
kewarganegaraan di Mandrsah aliyah Negeri Keboan. Diakses tanggal 02 juni 2014 pukul 12.37 Fitrotul Faizah. 2010. Pengaruh strategi contextual teaching and learning Terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Diakses: Selasa, 03 Maret 2014 pukul 09.23 Howey, Kenneth R. 2001. Contextual Teaching and learning Teaching For Understanding Through Intergration Of Academic And Technical Johnson. B. Elaine. 2008. Contextual Teaching And Learning. California: Corwin Press. Inc Muslich, Mansur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara Muntjo Mustapa. 2010. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa: Skripsi S1 FIP Universitas Negeri Gorontalo Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning). Malang: Universitas Negeri Malang. Sardiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sagala Syaiful. 2009. Implementasi contextual teaching and learning (CTL) dalam kurikulum bebasis kompetensi. Malang: Jurnal Pendidikan Uno, B Hamzah. 2013. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan. PT. Bumi Aksara: Jakarta Wulan Kristanti. 2010. Pengaruh metode pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar Ips Geografi di Tinjau dari Motivasi belajar tahun 2009/2010. Tesis.