AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia) Oleh: Dora Fatma Nurshanti Abstract This research aim to to know influence of regulator Iihat vitamin grow acid of giberelin to germination of king palm seed (Regia Roystonea). This Research is executed in garden attempt of Faculty Of Agriculture University of Baturaja Jl. A. Yani km.8, execution time of executed in November 2006 up to January 2007.Metode used at this research use Random Device of compiled Group at random by 5 restating and 5 treatment. Peubah perceived is time growed sprout, high of sprout, presentase grow sprout, amount of root length and roots. Result of this research indicate that perendaman of king palm seed [at] acid of giberellin with concentration 75 ppm yield growth of length grow on and amount of king palm seed roots of dengannilai compared to highest of other treatment. Key words: Sour of giberelin, perendaman, king palm seed
PENDAHULUAN Palem Raja (Roystonea regia) merupakan tanaman yang berbatang tunggal dan tegak lurus. Ramping, anggun dan gagah kesan yang diberikan palem raja, sehingga banyak orang yang menyukai dan menanamnya sebagai penghias taman di perumahan, perkantoran maupun di tempat-tempat hiburan, hal inilah yang menyebabkan pohon palem mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Anonim, 1995). Pohon palem raja mempunyai sifat kehidupan yang soliter (tidak mempunyai rumpun, oleh sebab itu perbanyakkannya hanya melalui cara generatif yaitu perbanyakan melalui biji (Anonim, 1995). Perbanyakan cara genegetatif yaitu melalui biji tanaman banyak menghadapi kendala, salah satu kendalanya adalah sifat permeabilitas kulit biji tanaman sehingga menyebabkan adanya sifat dormansi pada biji. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat penghambat perkecambahan (Redaksi Rineka Cipta, 1992). Keadaan dormansi pada benih apabila dipandang dari segi ekonomis tidak menguntungkan, oleh karena itu diperlukan cara untuk dapat mempersingkat dormansi tersebut. Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang ideal sangat diperlukan oleh benih untuk memulai suatu perkecambahan. Berbagai perlakuan dapat diberikan pada biji, baik mekanis maupun kimia (Sutopo, 1993). Penggunaan hormon tumbuh dapat digunakan untuk menambah kadar hormon yang telah ada dan juga untuk meningkatkan daya kecambah benih(Redaksi Rineka Cipta, 1992). Selanjutnya ditambahkan oleh Prawinata et al., (1998), perkecambahan sebagian benih dorman dapat didorong dengan memberikan zat pengatur tumbuh seperti Asam Giberelin.
Dosen Tetap FP Universitas Baturaja
Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
71
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Hasil penelitian Nurshanti (1997), bahwa perendaman benih palem botol (Mascarena sp) dalam asam giberelin dengan kepekatan 50 ppm air dapat mempercepat perkecambahan benih palem botol. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian tersebut diatas dan dalam upaya untuk memperbaiki budidaya tanaman palem raja, maka perlu dilakukan penelitian tentang zat pengatur tumbuh asam giberelin dan pengaruhnya terhadap perkecambahan benih palem raja, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang zat pengatur tumbuh asam giberelin dan pengaruhnya terhadap perkecambahan benih palem raja (Roystonea regia). Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Baturaja yang terletak Kabupaten OKU. Penelitian ini berlangsung dari Bulan November 2006 sampai dengan Bulan Januari 2007. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih palem raja, pasir, tanah, air panas, larutan asam giberelin (GA3), Furadan 3G. Alat-alat yang digunakan adlah Neraca Analitik Tipe 240-9082 Model Precisah, mistar, Hygrometer, handsprayer 1000 ml, gelas ukur, thermometer (Celcius), ember, papan nama, keranjang plastik ukuran 50 x 36 cm, karton dan alat-alat tulis. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Setiap perlakuan terdiri dari lima tanaman contoh. Taraf Kepekatan asam giberelin (F) yang digunakan adalah sebagai berikut : F0 = Tanpa asam giberlein F1 = 25 ppm F2 = 50 ppm F3 = 75 ppm F4 = 100 ppm HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada penelitian perendaman benih palem raja, diketahui perendaman pada asam giberellin dapat menghasilkan pertumbuhan dan kecambah palem raja yang baik. Pemberian asam giberellin berpengaruh terutama pada pemberian 50 ppm.
Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
72
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Tabel 2. Hasil Analisis Keragman Terhadap Parameter yang Diamati No. 1 2 3 4 5
Parameter yang diamati Waktu tumbuh kecambah (hari) Tinggi kecambah (cm) Panjang akar (cm) Jumlah akar (helai) Persentase kecambah hidup (%) F-Tabel Keterangan : * = berpengaruh nyata
F-Hitung 0,40 tn 0,68 tn 41 * 3,17 * 15,75 tn
KK (%) 7,90 6 10 11 32
= 4,05
tn = berpengaruh tidak nyata Waktu Tumbuh Kecambah (hari) Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap waktu tumbuh kecambah (hari) tertera pada Lampiran 2a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap waktu tumbuh kecambah tertera pada Lampiran 2b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap waktu tumbuh kecambah berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh tidak nyata, nilai rata-rata waktu tumbuh tunas dapat dilihat pada Gambar 1. 10 8 Waktu Tumbuh 6 Kecambah 4 (hari) 2 0 F0
F1
F2
F3
F4
Perlakuan
Gambar 1. Pengaruh Perendaman Benih Palem Raja pada Asam GiberelinTerhadap Waktu Tumbuh Kecambah (hari)
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa meskipun hasil analisis keragaman berpengaruh tidak nyata, tetapi pada perlakuan F3 kecambah lebih cepat tumbuh yaitu 5,8 hari apabila dibandingkan dengan perlakuan F0, F1, F2 dan F4. Tinggi Kecambah (cm) Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap tinggi kecambah tertera pada Lampiran 3a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap tinggi kecambah tertera pada Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
73
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Lampiran 3b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap tinggi kecambah berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh tidak nyata, nilai rata-rata waktu tumbuh tunas dapat dilihat pada Gambar 2. 3 2.5 2 Tinggi Kecambah 1.5 (cm) 1 0.5 0 F0
F1
F2
F3
F4
Perlakuan
Gambar 2. Pengaruh Perendaman Benih Palem Raja pada Asam Giberelin Terhadap Tinggi Kecambah (cm)
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa meskipun hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, perlakuan F3 menunjukkan kecambah yang lebih tinggi yaitu 2,85 cm apabila dibandingkan dengan tinggi kecambah pada perlakuan F0, F1, F2, F4. Persentase Kecambah Hidup (%) Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap persentase kecambah hidup tertera pada Lampiran 6a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap persentase kecambah hidup tertera pada Lampiran 6b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap persentase kecambah hidup berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh tidak nyata, nilai rata-rata jumlah daun dapat dilihat pada Gambar 4. 35 30 25 Persentase 20 Kecambah 15 Hidup (%) 10 5 0 F0
F1
F2
F3
F4
Perlakuan
Gambar 3. Pengaruh Perendaman Benih Palem Raja pada Asam Giberelin Terhadap Persentase Kecambah Hidup (%)
Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
74
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa meskipun hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, perlakuan F3 menunjukkan persentase kecambah hidup yang lebih tinggi yaitu 32 % apabila dibandingkan dengan persentase kecambah hidup pada perlakuan F0, F1, F2, F4. Panjang Akar (cm) Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap panjang akar tertera pada Lampiran 7a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap panjang akar tertera pada Lampiran 7b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap panjang akar berdasarkan hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Terhadap Panjang Akar (cm) Perlakuan F0 F1 F2 F3 F4 BNJ 0,05
Rata-rata panjang akar 1,2 a 2,2 b 2,4 bc 3 d 2,8 cd 0,4
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf-huruf yang sama berarti berbeda tidak nyatapada taraf uji beda nyata jujur 0,05. Perlakuan F3 terhadap panjang akar berbeda tidak nyata terhadap perlakuan F4, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan F2, F1 dan F0. Perlakuan F4 dan F2 menunjukan pengaruh yang tidak nyata. Jumlah Akar (helai) Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap jumlah akar tertera pada Lampiran 7a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap jumlah akar tertera pada Lampiran 7b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap jumlah akar berdasarkan hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah akar (cm) Perlakuan F0 F1 F2 F3 F4 BNJ 0,05
Rata-rata jumlah akar 6,4 a 6,7 ab 6,9 ab 8,4 c 7,4 bc 1,3
Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
75
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf-huruf yang sama berarti Berbeda tidak nyatapada taraf uji beda nyata jujur 0,05. Perlakuan F3 terhadap jumlah akar berbeda tidak nyata terhadap perlakuan F4, tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan F2, F1 dan F0. Perlakuan F4, F2 dan F1 menunjukan pengaruh yang tidak nyata.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis peubah yang diamati terhadap pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap waktu tumbuh kecambah, tinggi kecambah dan persentase tumbuh kecambah. Benih palem raja yang direndamkan pada larutan asam giberelin tidak memberikan pengaruh, hal ini dapat terjadi akibat faktor internal tanaman (ukuran benih, berat benih dan tingkat kemasakan benih) serta faktor eksternal (kelembaban, sinar matahari). Perlakuan F3 memberikan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan yang lain pada pengamatan peubah :panjang akar dan jumlah akar. Pada kepekatan 75 ppm GA3 sudah dapat dimanfaatkan oleh benih untuk memacu enzim alpha amylase dibandingkan dengan tingkat kepekatan yang lain. Pada tingkat kepekatan 25 ppm, 50 ppm dan kontrol (tanpa GA3), belum mencukupi kebutuhan benih palem raja untuk memulai proses perkecambahan. Pada tingkat kepekatan 100 ppm GA3 sudah mencapai tingkat jenuh untuk kebutuhan benih memulai proses perkecambahan. Menurut Prawinata et al., (1981), perkecambahan sebagia benih dorman dapat dipercepat dengan memberikan zat pengatur tumbuh seperti asam giberelin. Sejalan dengan Kusumo (1986), penggunaan hormon tumbuh dapat digunakan untuk menambah kadar hormon yang telah ada, juga untuk meningkatkan daya kecambah benih. Hasil dari analisis sidik ragam menunjukan bahwa pada peubah jumlah akar dan panjang akar menunjukan pengaruh yang nyata, pada peubah waktu tumbuh kecambah, tinggi kecambah dan persentase tumbuh kecambah menunjukn pengaruh yang tidak nyata. Asam giberelin yang digunakan hanya mempercepat kerja enzim alpha amylase dan bukan untuk meningkatkan pertumbuhan. Asam giberelin dapat menggiatkan enzim hidrolitik. Bila diperhatikan pengaruh asam giberelin dapat langsung terlihat pada proses pengaktifan enzim (Gardner et al., 1991). Benih-benih yang tidak tumbuh karena adanya dormansi benih yang disebabkan dari permukaan kulit yang berlapis-lapis, dan kulit terluarnya sangat keras menyerupai buah kelapa tetapi ukurannya lebih kecil dengan panjang berkisr 1,4 -1,8 cm dan diameternya lebih kurang 1 cm. Menurut Gardner et al., (1991), benih pada beberapa spesies adalah dorman dan dapat dikecambahkan melalui perlakuan-perlakuan atau mungkin akan tetap dorman walaupun kondisi menguntungkan bagi perkecambahan, karena viabilitas (daya berkecambah) dan germinabilitas (kemampuan berkecambah) yang berbeda 100% diantara populasi benih sehingga perkecambahan tidak dapat berlangsung hingg masa dormansi berlalu. Hal lain yang dapat menyebabkan benih tidak tumbuh adalah faktor cahaya. Klasifikasi dan identifikasi kepekaan benih terhadap cahaya menurut Gardner et al., (1991) adalah sebagai berikut : 1) Perkecambahan lebih baik dalam kondisi terang; 2) Perkecambahan lebih baik dalam gelap; 3) Perkecambahan tidak dipengaruhi oleh kondisi gelap dan terang. Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
76
AgronobiS, Vol. 1, No. 2, September 2009
ISSN: 1979 – 8245X
Selama persemaian benih palem raja menginginkan tempat yang teduh, misalnya di bawah pohon atau di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Cahaya yang diperlukan untuk berkecambah hanya sebesar 20% (Anonim, 1995). Penelitian ini dilakukan di laboratorium, sehingga sinar matahari tidak masuk secara langsung. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan benih palem raja yang hanya memerlukan cahaya 20% untuk dapat berkecambah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh GA3 dengan kepekatan 75 ppm memberikan pengaruh baik terhadap perkecambahan benih palem raja. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian adalah: 1. Untuk mendapatkan kecmbah yang tumbuh seragam sebaiknya waktu perendaman dengan GA3 ditambah menjadi 48 jam. 2. Untuk memudahkan proses penyerapan GA3 sebaiknya waktu perendaman dengan air panas pada suhu 70oC dilakukan selama 5 menit.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1995. Kumpulan Kliping Palem. Jakarta: Pusat Informasi Pertanian Trubus Gardner, F.P., Pearce, R.P., Mitchell, R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press) Prawiranata, W.S., Harran., Tjondronegoro, P. 1981 Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Bogor: Departemen Botani Institut Pertanian Bogor Redaksi Rineka Cipta. 1992. Zat Pengatur Tumbuh. Bandung. Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Nurshanti, D. F. 1997. Perendaman Benih Palem Botol (Mascarena sp) Dengan Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruhnya Terhadap Perkecambahan. Skripsi Pada Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti. Palembang. (tidak dipublikasikan).
Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77
77