ZAKAT TANAH YANG DISEWAKAN DALAM PANDANGAN YUSUF QARADHAWI (Studi Terhadap Kitab Fiqh Al-Zakah)
SKRIPSI Diajukan Oleh
NURHALIMAH
Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program studi : sastra satu Jurusan/ Prodi : Syariah / Muamalah Nimko : 511000777
INSTITUT AGAMA ISLAM DI NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1436 H/2015
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, segala puji beserta syukur kehadirat Allah atas rahmat dan karunianya kepada kita semua terutama sekali kepada penulis, sehingga telah dapat menyusun skripsi ini sebagai syarat mencapai gelar sarjana (S1) dalam ilmu syari’ah. Dalam masalah ini penulis mengangkat judul “Zakat Tanah Yang Disewakan Dalam Pandangan Yusuf Qardhawi (Studi Terhadap Kitab Fiqh Zakat) Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw, beserta para Keluarga dan para sahabatnya sekalian yang telah seimbang bahu dan seayun langkah dalam menegakkan kalimat “Laailaahaillah Muhammadur Rasulullah” Penulis menyadari isi karya tulis ini belum begitu sempurna disebabkan keterbatan Ilmu Pengetahuan yang ada pada penulis. Sungguhpun demikian, kesulitan dan hambatan-hambatan telah dapat penulis atasi berkat ketekunan dan ketabahan serta berkat bantuan semua pihak. Dalam hal ini dengan penuh rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Abd. Manaf, M.Ag sebagai pembimbing pertama dan kepada Bapak Akmal, S.H.I, M.E.I sebagai pembimbing kedua, yang telah membimbing penulis dengan sebaik-bainya, telah berkenan meluangkan waktu, mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ketua dan Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Langsa, Ketua Jurusan serta Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis. Juga terima kasih kepada pimpinan Perpustakaan Institut Agama
i
Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa beserta seluruh karyawan yang telah meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan dan tidak lupa juga semua civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa. Do’a penulis persembahkan kepada ayahanda, ibunda tercinta yang telah bersusah payah dalam membimbing dan mendorong penulis serta memberikan bantuan baik berupa materil maupun spiritual tulisan ini selesai dengan baik. Akhirnya terima kasih penulis kepada pihak yang ikut memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, mudah-mudahan Allah memberikan balasan yang setimpal terhadap jasa-jasa mereka. Amin ya rabbal ‘alamin.
Langsa, 3 Juni 2015 Penulis
Nurhalimah
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... iii ABSTRAK. .................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
H.
Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 Rumusan Masalah ....................................................................... 4 Tujuan Penelitian......................................................................... 5 Manfaat Penelitian....................................................................... 5 Penjelasan Istilah ......................................................................... 6 Kajian Pustaka ............................................................................. 8 Metodelogi Penelitian ................................................................. 10 1. Jenis Penelitian .................................................................... 10 2. Sumber Data ........................................................................ 10 3. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 10 4. Teknik Analisis Data ........................................................... 10 Sistematika Pembahasan ............................................................. 11
BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP ZAKAT. ........................................................................ a. Pengertian Zakat. ................................................................ b. Dasar Hukum Zakat. .......................................................... c. Syarat Wajib Zakat. ............................................................ d. Macam-macam Zakat. ........................................................ e. Tujuan dan Hikmah Zakat. ................................................. f. Dampak Zakat Dalam Ekonomi Masyarakat. .................... g. Sejarah Zakat. ..................................................................... h. Pengalokasian Zakat. ..........................................................
13 13 15 17 20 21 23 27 36
B. PENGERTIAN SEWA MENYEWA a. Pengertian dan Dasar Hukum Ijarah. ................................. b. Rukun dan Syarat Ijarah. .................................................... c. Macam-macam Ijarah. ........................................................ d. Tanah yang disewakan. ......................................................
38 40 41 42
BAB III BIOGRAFI YUSUF AL-QARDHAWI A. Biografi Yusuf Al-Qardhawi. ......................................................... 44 B. Karya-karya Yusuf Al-Qardhawi. .................................................. 46 C. Penghargaan Yang Pernah Diperolehnya. ...................................... 51 iii
D. Keluarga dan Anak-anak Yusuf Al-Qardhawi. .............................. 55 E. Sifat dan Akhlak Yusuf Al-Qardhawi. ........................................... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Zakat Tanah Yang Disewakan. ...................................................... 57 B. Kadar zakat yang dikeluarkan. ....................................................... 60 C. Analisis terhadapa pendapat Yusuf Al-Qardhawi Tentang Zakat Tanah Yang Disewakan. ..................................................... 62
BAB V PENUTUP. ......................................................................................... A. Kesimpulan.................................................................................... 67 B. Saran. ............................................................................................. 68 C. Penutup. ......................................................................................... 68 DAFTAR KEPUSTAKAAN. ........................................................................ 70 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
ABSTRAK Nama : Nurhalimah, Tempat tanggal lahir : Meunasah Paya, 17 September 1991, Nomor Induk Mahasiswi : 511000777, Judul Skripsi:” Zakat Tanah Yang Disewakan Dalam Pandangan Yusuf Al-Qaradhawi (Studi Terhadap Kitab Fiqh Zakah)”. Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para hartawan setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang waktu setahun (haul). Tujuannya untuk mewujudkan pemerataan keadilan dalam ekonomi. Sebagai salah satu lembaga ekonomi Islam, zakat merupakan sumber dana potensial strategis bagi upaya membangun kesejahteraan ummat, karena itu Al-Qur'an memberi rambu agar zakat yang dihimpun disalurkan kepada mustahiq (orang yang benar-benar berhak menerima zakat). hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang berbicara tentang zakat sangat banyak dan terdapat dalam berbagai hadist, Sebelum manusia diciptakan oleh Allah, telah disiapkan terlebih dahulu apa yang diperlukan manusia itu. Bahan dan sarana telah disediakan oleh Allah, manusia tinggal mengolahnya sesuai dengan keperluannya. Bila seseorang memiliki tanah, maka pengolahannya lebih baik ditangani sendiri dan dalam hal ini sangat terpuji dalam pandangan Islam, tetapi adakalanya pemilik tanah tidak mampu atau tidak sempat mengolahnya sendiri, disisi lain ada orang yang tidak memiliki tanah sama sekali dan yang ada padanya hanya tenaga saja, sehingga pemilik tanah tersebut menyewakan tanahnya kepada orang yang hanya memiliki tenaga saja dan tidak mempunyai tanah tersebut. Dalam hal ini timbul masalah, siapa yang akan membayar zakatnya, apakah pemilik ataukah penyewa. Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat . Madzhab Imam Malik, Syafi’i, Imam At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak dan Imam Ibnu Abu Tsaur serta Ibnu Qudamah berpendapat bahwa zakat adalah beban tanaman, bukan beban tanah dan pemilik tidaklah menghasilkan bijian dan buahan yang oleh karena itu tidak mungkin akan mengeluarkan zakat hasil tanaman yang bukan miliknya. Sedangkan Abu Hanifah berbeda pendapat dengan mayoritas ulama. Menurut Abu Hanifah yang wajib mengeluarkan zakat adalah pemilik tanah. Sedangkan menurut ulama lain yang wajib zakat atas tanah yang disewakan adalah pemilik tanaman. Sementara menurut Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa zakat dibebankan kepada kedua belah pihak dengan alasan supaya adil. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : sumber data terdiri dari sumber primer dan sumber data sekunder. Sedangkan metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kepustakaan (library research). Atau studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah pemikiran para tokoh dalam hukum Islam. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis , Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yusuf Al- Qaradhawi berpendapat yang adil adalah bahwa baik penyewa maupun pemilik harus secara bersama-sama menanggung zakat itu, masing-masing sesuai dengan perolehannya. Penyewa (pemilik tanaman) tidak bisa diberi keringanan sama sekali dari kewajiban membayar zakat seperti
v
pendapat Abu Hanifah, dan pemilik (pemilik tanah) tidak bisa pula dibenarkan harus membebankan semua zakat kepada penyewa, seperti pendapat jumhur.
Langsa, 26 Februari 2015 M Diketahui/ Disetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
ABD.MANAF, M.Ag
AKMAL, S.H.I, M.S.I
Dewan Penguji
Ketua
Sekretaris
ABD. MANAF, M.Ag
AKMAL, S.H.I, M.S.I
Anggota I
Anggota II
MUHAMMAD NASIR, MA
AZWIR MA
Mengetahui, Rektor Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa
DR.H. ZULKARNAINI, MA Nip. 19670511 199002 2 001
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang lengkap dan sempurna, dikatakan lengkap karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia demi kebahagiaan dan kemaslahatan hidupnya didunia dan akhirat. Dikatakan sempurna karena Islam telah diturunkan secara tuntas kepada umat manusia. Dan Islam merupakan agama yang bukan hanya mengurusi masalah peribadatan demi kepentingan akhirat belaka, namun juga mengatur masalah keduniawian manusia, yaitu masalah mu’amalah. Allah menganugerahkan seluruh alam semesta ini kepada umat manusia sebagai potensi sumber daya ini diserahkan manusia sebagai khalifah dimuka bumi baik untuk menjadi rahmat maupun kehancuran bagi umat itu sendiri. Maka setiap muslim diwajibkan memberi sedekah dari rejeki yang dikaruniakan Allah kewajiban ini tertulis didalam Al-Qur’an, pada awalnya Al-Qur’an hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah yaitu pemberian yang sifatnya bebas tidak wajib. Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M (2 Hijriah) Zakat bukanlah syariat baru yang hanya terdapat pada syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, zakat juga merupakan bagian dari syariat yang dibawa oleh para Rasul terdahulu. Karena itu, dapat dikatakan bahwa zakat sebagai ibadah yang menyangkut harta benda dan berfungsi sosial itu telah
1
2
”berumur tua” karena telah dikenal dalam agama samawi yang dibawa oleh para Rasul terdahulu.1 Kedudukan zakat sejajar dengan kedudukan shalat, dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 28 ayat Allah menyebutkan perintah shalat dengan perintah zakat dalam satu ayat sekaligus. Diantaranya dalam surat Al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi:
Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ (al-Baqarah (2): 43)2 Dan didalam surat Ali Imran ayat 92 juga menegaskan tentang kewajiban zakat, yakni:
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran ayat 92).
1
Fakhruddin, Fiqih Dan Manajemen Zakat Di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press 2008), h.1-2. 2
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahannya, (Semarang: CV Asy-Syifa’ 1998), h. 7.
3
Sedangkan hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang berbicara tentang zakat sangat banyak dan terdapat dalam berbagai hadist, diantaranya adalah:
Artinya: “Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah SAW, telah bersabda: barang siapa mengelola harta, maka tidak ada zakat baginya sampai harta itu berada di tangan pemiliknya selama satu tahun.” (HR. At-Tarmizi).3 Secara konsep zakat merupakan sebuah hubungan yang vertikal sekaligus horizontal. Dalam hubungan horizontal, tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan. Karenanya pendistribusian zakat harus dilakukan dengan mempertimbangkan kedua dimensi tersebut. Zakat merupakan ajaran yang melandasi tumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi umat islam. Seperti empat rukun islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai individu-masyarakat, vertikal horizontal, serta duniawi-akhirat. Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan yang komprehensif bila semua dimensi yang terkandung dalam ajaran zakat ini dapat diaktualisasikan maka zakat akan memberi sumber kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan umat.4
3
Abdullah Bin Abdurrahman Al-Bassan, Syarah Bulughul Maram, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), h. 351. 4
Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam Ditengah Krisis Ekonomi Global, (Jakarta: Zikrul Hakim , 2007), h. 119.
4
Lalu bagaimana dengan zakat tanah yang disewakan siapakah yang berkewajiban mengeluarkan zakat dari tanah sewaan tersebut. Segolongan fuqaha berpendapat bahwa zakat dibebankan kepada pemilik tanaman (penyewa). Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Malik, Syafi’i, Al-Tsauri, Ibnu Mubarak, Abu Tsaur dan segolongan fuqaha lainnya. Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya berpendapat bahwa zakat dibebankan kepada pemilik tanah dan tidak dibebankan kepada pihak penyewa sedikit pun.5 Sedangkan Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa zakat ditarik dari pemilik tanah dan penyewa sesuai hasil bersih yang diperoleh setelah pajak dari pihak pemilik dan biaya dari pihak penyewa dikeluarkan.6 Dengan perbedaan perdapat yang telah dipaparkan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Zakat Tanah yang Disewakan Menurut Yusuf Qardhawi (Studi Terhadap Kitab Fiqh Al-Zakah)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diutarakan sebelumnya, perlu adanya rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini agar pembahasannya lebih fokus pada hal yang akan diteliti saja. Oleh karena itu rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah: 1.
Bagaimana pandangan Yusuf Al-Qaradhawi tentang zakat tanah yang disewakan?
5
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid. Jilid 1, (Semarang : CV Asyifa’, 1990), h. 516 Yusuf Al-Qaradhawi, Fiqhuz Zakat, (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), h. 380
6
5
2.
Bagaimana argumentasi Yusuf Al-Qaradhawi tentang zakat tanah yang disewakan?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah adalah : 1.
Untuk mengetahui pandanganYusuf Al-Qaradhawi tentang zakat tanah yang disewakan.
2.
Untuk mengetahui Argumentasi Yusuf Al-Qardhawi tentang zakat tanah yang disewakan.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Sebagai upaya memberikan kontribusi khasanah pemikiran tokoh Islami bagi masyarakat akademi jurusan syariah dan ekonomi Islam prodi muamalah pada khususnya maupun masyarakat umum dalam pemikiran Yusuf Al-Qardhawi tentang zakat tanah yang disewakan. Sehingga nantinya bisa menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya agar dapat mendalami dengan analisis yang lebih tajam dan maksimal. 2. Secara praktis Dapat bermanfaat bagi masyarakat umum khususnya didunia kampus sehingga memahami secara jelas tentang zakat tanah yang disewakan baik dari segi tujuan maupun dari segi manfaat pelaksanaan zakat tanah yang disewakan.
6
Itu sendiri untuk memperkuat sistem ekonomi Islam yang ada dimasyarakat dengan sistem pelaksanaan yang terorganisir dan terencana.
E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan para pembaca, penulis perlu menjelaskan maksud dan pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam judul Skripsi ini. Adapun yang perlu penulis jelaskan antara lain adalah: 1.
Zakat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah jumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara’.7 Zakat ialah nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah Ta’ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan.
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1279
7
Artinya: “Pungutlah zakat dari harta benda mereka, yang akan membersihkan dan menyucikan mereka!”.8 Jadi, yang penulis maksudkan dengan zakat disini yaitu kewajiban setiap muslim untuk mengeluarkan sebagian hartanya apabila sampai nisab dengan tujuan untuk membersihkan hartanya. Ungkapan zakat yang dimaksud disini adalah zakat tanah yang disewakan. 2.
Tanah Tanah adalah satuan ukuran panjang yang sama dengan depa. 9 Tanah
yang dimaksud oleh penulis yaitu tanah yang disewakan oleh pemilik kepada para petani yang ingin mengelola tanah tersebut untuk dijadikan ladang pertanian. 3.
Sewa Sewa adalah uang yang dibayarkan karena memakai atau meminjam
sesuatu.10 Dalam buku Fiqh Muamalah didefenisikan sewa ialah akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan sengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan.11 Jadi yang dimaksud sewa disini yaitu uang yang dibayar oleh seseorang dengan adanya imbalan dari pemanfaatan suatu barang. 4.
Zakat tanah yang disewakan Yang dimaksud dengan zakat tanah yang disewakan disini adalah zakat
dari hasil tanah yang disewakan.
8
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: Perpustakaan Nasional, 1993), h. 5 Departemen Pendidikan Nasional…, h. 1133
9
10
Ibid., h. 1057
11
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 114
8
Dengan demikian zakat tanah yang disewakan dalam penelitian ini adalah hasil pertanian dari pada tanah yang disewakan yang wajib dikeluarkan zakatnya apabila sudah memenuhi persyaratan berdasarkan pada Al-qur’an, hadist, ijma’ ulama dan secara rasional.
F. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak karya tulis lain telah membahas permasalahan yang berkaitan dengan zakat. Dari pengamatan penulis, penulis menemukan beberapa judul yang terkait dengan zakat dalam pandangan Yusuf Al-Qaradhawi. Dalam bahasan skripsi berjudul “konsep pajak dan zakat menurut Yusuf Al-Qaradhawi” skripsi ini ditulis oleh Eka Andriani, yang isinya menyimpulkan bahwa konsep zakat dalam hukum Islam sesungguhnya adalah beban tambahan yang dipungut kepada kaum muslimin setelah adanya beban pertama setelah adanya zakat. Menurut Yusuf Al-Qaradhawi konsep pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum disatu pihak untuk merealisasi sebagai sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan lain yang ingin dicapai oleh negara.12 Dalam bahasan skripsi yang berjudul “Pembayaran zakat fitrah dengan uang dan orang yang berhak menerimanya menurut Yusuf Al-Qaradhawi”skripsi 12
Eka Andriani, Konsep Zakat Dan Pajak Menurut Yusufal-Qardhawi, (Langsa:Skripsi, STAIN ZCK, 2013), h. 69.
9
ini ditulis oleh Habibulah, yang isinya disimpulkan bahwa Yusuf Al-Qaradhawi membolehkan bayar zakat fitrah yang dihargakan dengan jumlah nominal uang, alasan yang dikemukukan pemberian uang akan lebih tepat sasaran dan bisa mempergunakan sesuai dengan keperluan masing-masing asnaf, karena tidak semua kebutuhan asnaf itu sama. Jika zakat fitrah itu dikadarkan dengan uang maka jumlah uang tersebut sesuai dengan harga zakat fitrah yang dikeluarkan berdasarkan makanan yang dikonsumsi oleh masing-masing wajib zakat. Karena kewajiban zakat harus sesuai berdasarkan makanan yang kita konsumsi seharihari, tidak lebih kurang kualitasnya. Adapun yang berhak menerima zakat menurut Yusuf Al-Qaradhawi yaitu lebih di utamakan kepada fakir miskin, akan tetapi tidak juga dilarang untuk dibagikan juga kepada asnaf yang lain selain fakir miskin.13 Dari penelitian terdahulu di atas, penulis menyimpulkan bahwa peneliti terdahulu juga pernah meneliti terkait zakat menurut pandangan Yusuf AlQaradhawi. Memang kesamaan yang di dapatkan dari penelitian terdahulu dengan pembahasan yang akan penulis teliti ini juga membahas mengenai zakat menurut pandangan Yusuf Al-Qaradhawi. Akan tetapi, yang membedakannya disini yaitu penulis meneliti mengenai pandangan Yusuf Al-Qaradhawi tentang zakat tanah yang disewakan. Di mana penulis ingin mengetahui pandangan Yusuf AlQaradhawi mengenai zakat tanah yang disewakan. Alasan ini dikarenakan sepengetahuan penulis, permasalahan tersebut belum pernah dibahas oleh para peneliti terdahulu. 13
Habibullah, Pembayaran Zakat Fitrah Dengan Uang Dan Orang Yang Berhak Menerimanya, (Langsa: Skripsi, STAIN ZCK, 2012), h. 60.
10
G. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami. Jenis penelitian yang digunakan adalah library research atau studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah pemikiran para tokoh dalam hukum Islam. Apabila dilihat dari sifatnya maka ia tergolong penelitian deskriptif analisis, yaitu memaparkan pemikiran dari ahli fikih kontemporer yang dibahas serta alasannya. 2.
Sumber Data Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
skunder. Data primer dalam penelitian ini adalah kitab fiqh Al-Zakat yang merupakan karangan Yusuf Al-Qaradhawi. Sedangkan data skunder merupakan data-data yang mendukung penelitian ini seperti kitab-kitab fikih yang berkenaan dengan zakat. 3.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini didasari oleh
studi kepustakaan . Studi pustaka adalah menggali data dari bahan- bahan pustaka yang dijadikan panduan dalam pandangan Yusuf Al-Qaradhawi tentang zakat tanah yang disewakan. 4.
Teknik Analisis Data
11
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis deskripsi, yaitu motode yang berusaha memahami sistem pemikiran dan keadaan dengan jalan mendeskripsikan pemikiran dan kenyataan yang ada baru dilakukan analisa.
H.
Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan kajian dalam karya tulis ini, peneliti membagi
penulisan kedalam lima bab pembehasan. Masing-masing bab tersebut terdiri dari beberapa sub bab yang berisi penjelasan-penjelasan dari teori dan hasil penelitian yang dilakukan. Secara umum pembagian pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan: memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, kajian teoritis, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II Landasan teori yang berisi : pengertian zakat, dasar hukum zakat, harta yang wajib dizakati, tujuan, dan hikmah zakat, dampak zakat dalam kehidupan ekonomi masyarakat, sejarah zakat, pengalokasian zakat, pengertian dan dasar hukum ijarah (sewa), rukun dan syarat ijarah, macam-macam ijarah, sewa menyewa tanah. BAB III Latar Belakang Yusuf Al-Qardhawi meliputi biografi lahirnya, karya-karyanya, penghargaan yang pernah diraihnya, keluarga dan anak-anaknya, sifat dan akhlaknya.
12
BAB IV meliputi tentang zakat tanah yang disewakan, kadar zakat yang dikeluarkan, analisis terhadap pendapat Yusuf Al-Qardhawi tentang zakat tanah yang disewakan. BAB V Penutup memuat kesimpulan dan saran-saran.