HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN SIKAP BERPACARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANGREJO, KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015
Yustiana NIM: 11500019 Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd Prodi BK FKIP UNSIRI
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dengan sikap berpacaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014 / 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 160 orang siswa, sampel penelitian sejumlah 40 siswa menggunakan teknik sampling simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Metode angket dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan sikap berpacaran, sedangkan dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang nama responden. Teknik analisis data dengan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data yaitu antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dengan sikap berpacaran siswa dianalisis dengan statistik r product moment diperoleh nilai rhitung yaitu sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung tersebut dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5% dan 1%, yaitu 0,312 dan 0,403. Ternyata hasil analisis data yang diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel atau 0,312 < 0,611 > 0,403. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dengan sikap berpacaran pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/ 2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%.
Kata Kunci: Hubungan, Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja, Sikap Berpacaran
1
2
ABSTRACT Yustiana. A CORRELATION BETWEEN UNDERSTANDING OF ADOLENCENT REPRODUCTION HEALTH AND ATTITUDE OF FIANCE AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 2 GONDANGREJO, KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR OF 2014/2015. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Educational Faculty Slamet Riyadi University Surakarta, Februari 2015. The research aims at knowing whether a correlation between understanding of adolescent reproduction health and attitude of fiancé at the eighth grade students of SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar in the academic year of 2014/2015. The population of the research is the eighth grade students of SMP Negeri 2 Gondangrejo Karanganyar in the academic year of 2014/2015, namely 160 students. The total sample of the research is 40 students by using simple random sampling technique. The techniques of collecting the data used in the research are questionnaires and documentations. The questionnaires are used to collect the data about understanding of adolescent reproduction health and attitude of fiancé, whereas the documentations are used to get the data of the respondents’ name. The technique of data analysis uses correlation product moment. Based on the result of data analysis between understanding of adolescent reproduction health and attitude of fiancé, they are analyzed with statistics r product moment got ro, namely 0.611. Further, value of ro is consulted with rt product moment with N = 40 and standard of significance 5% and 1%, namely 0.312 and 0.403. In fact, the result of ro is higher than rt or 0.312 < 0.611 > 0.403. Therefore, the hypothesis saying that “a correlation between understanding of adolescent reproduction health and attitude of fiancé at the eighth grade students of SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar in the academic year of 2014/2015” is correctly proven on a standard of significance 5% and 1%.
Keywords: a correlation, understanding adolescent reproduction health, attitude of fiancé.
3
PENDAHULUAN Hasil pengamatan sementara menunjukkan bahwa perilaku berpacaran menempatkan remaja pada tantangan risiko yang mengarah pada perbuatan seks sehingga akan timbul masalah berat terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Dari hasil wawancara dengan siswi SMPN 2 Gondangrejo pada tanggal 8 November 2014 (saat peneliti sedang ada kegiatan PLBK di sekolah) terhadap 10 orang siswi rata-rata usianya 13-15 tahun, diketahui bahwa 7 orang diantaranya tidak mengetahui tentang dampak atau resiko dari hamil di luar nikah dan dampak hamil di usia muda. Sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap guru BK, menyatakan beberapa orang siswi keluar dari sekolah dikarenakan ada siswi yang tidak mau mengikuti aturan sekolah, dan beberapa siswi hamil di luar nikah. Kurangnya pemahaman kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar mengakibatkan perilaku berpacaran di luar batas-batas kewajaran mencapai kisaran 75%. Semakin rendah pengetahuan remaja putri terhadap akibat hamil di luar nikah, akan semakin mudah pula terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Jika pengetahuan remaja putri hanya sebatas sedang, maka perilaku remaja putri tersebut akan mudah untuk coba-coba dalam hal yang berbau seks. Hal ini disebakan karena responden hanya berada pada tingkat tahu dan belum sampai memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi terhadap suatu materi yang berkaitan dengan pengetahuan tentang hamil di luar nikah. Idealnya para siswi di sekolah tersebut harus memahami secara mendalam tentang akibat kehamilan di luar nikah dan pelecehan seksual, karena masa remaja sangat rentan terhadap perilaku seks bebas. Dalam pergaulan, sebagian remaja banyak yang tidak memikirkan dampak dari dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit hubungan seksual. Kehamilan yang tidak dikehendaki dapat terjadi setiap saat sebab mereka biasanya hanya memikirkan kesenangan dan kenikmatan sesaat saja tanpa memikirkan akibatnya yang sangat merugikan remaja putri. Jika dibandingkan dengan remaja putra, remaja putri paling rentan dalam menghadapi
4
masalah kesehatan sistem reproduksinya. Secara anatomis remaja putri lebih mudah terkena infeksi dari luar karena bentuk dan letak organ reproduksinya yang dekat dengan anus. Dari segi fisiologis, remaja putri akan mengalami menstruasi, kehamilan di luar nikah, aborsi, dan perilaku seks di luar nikah yang berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Selain itu dari segi sosial, remaja putri sering mendapatkan perlakuan kekerasan seksual dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Perilaku seks bebas remaja dan resiko kesehatan reproduksi remaja ini dapat diminimalisir dengan adanya pendidikan agama dan akhlak, bimbingan orang tua, dan pendidikan seks serta pengetahuan yang benar tentang pemahaman kesehatan reproduksi remaja. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja ini dapat ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi di usia remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi juga bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan atau kehamilan beresiko tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka perlu diteliti tentang ”Hubungan Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Sikap Berpacaran pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014 / 2015”.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2015. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2013: 173). Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi anggota populasi adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 160 orang, yang terdiri dari 5 kelas,
5
yaitu kelas VIIIa, VIIIb, VIIIc, VIIId – VIIIe, setiap kelas terdiri dari 32 siswa. Sampel menurut Sugiyono (2013:81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya besar dapat diambil 10 – 15% atau 0 – 25% atau lebih, sedangkan populasi di bawah 100 akan diambil semua. Sampel yang diambil dalam suatu penelitian harus mencerminkan gambaran populasi. Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 25% dari keseluruhan populasi (160 orang) sehingga diperoleh 40 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dikarenakan setiap anggota populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Variabel dan Metode Penelitian Variabel dalam penelitian ini ada dua macam yaitu : Variabel Independen atau Variabel Bebas (X) dan Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y). Variabel Independen atau variabel bebasnya adalah pemahaman kesehatan reproduksi remaja (X), sedangkan Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y) adalah sikap berpacaran (Y). Metode pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2013:142) angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk mengungkapkan dan mengumpulkan data tentang pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan sikap berpacaran siswa. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui catatan-catatan tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam analisis data dan untuk mengetahui data-data siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk mengukur validitas angket digunakan rumus Product Moment Angka Kasar, sedangkan untuk menguji reliabilitas angket digunakan rumus Spearman-Brown. Hasil Uji Coba Instrumen dan Teknik Analisis Data Item angket pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan sikap berpacaran siswa masing-masing terdiri dari 30 item yang diujicobakan. Dari hasil
6
uji coba semua dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas angket pemahaman kesehatan reproduksi remaja diperoleh 0,965, sedangkan hasil uji reliabilitas angket sikap berpacaran diperoleh 0,959, sehingga kedua angket tersebut masuk dalam kategori berreliabilitas sangat tinggi. Setelah data-data terkumpul, selanjutnya dianalisis dengan rumus Product Moment Angka Kasar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dengan sikap berpacaran siswa yang dianalisis dengan statistik r product moment diperoleh nilai rhitung sebesar 0,611. Selanjutnya nilai rhitung tersebut dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan N = 40 pada taraf signifikansi 5% dan 1% diperoleh angka 0,312 dan 0,403. Ternyata hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel atau 0,312 < 0,611 > 0,403. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pemahaman kesehatan reproduksi
remaja dengan sikap
berpacaran pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%.
Pembahasan Hasil Analisis Data Dari pengujian hipotesis di atas ternyata hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dengan sikap berpacaran pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015”, diterima kebenarannya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik pemahaman
terhadap kesehatan reproduksi maka akan semakin baik juga sikap berpacaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pendapat Marmi (2014: 54) bahwa kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
7
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat di sini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. Kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi yang dimiliki oleh remaja, yaitu laki-laki dan perempuan usia 10 – 24 tahun. Perilaku-perilaku yang mendukung tercapainya kesehatan reproduksi remaja adalah mencari tahu atau memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja. Memperhatikan kebersihan tubuh secara seksama terutama kebersihan alat kelamin untuk mencegah terjadinya bau dan infeksi. Menjaga pemenuhan akan kebutuhan zat gizi yang dapat mencegah anemia dan penyakit lainnya, tidak melakukan masturbasi, dan onani, tidak melakukan seks bebas dan berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan narkoba dan minum minuman keras, tidak melakukan pelecehan seksual mulai dari yang ringan (rayuan, lelucon, cabul) sampai yang ekstrim perkosaan. Dengan siswa memahami tentang kesehatan reproduksinya maka siswa dapat berhati-hati dalam melakukan suatu hubungan atau dapat memilih atau melakukan pacaran yang sehat. Proses pacaran tersebut memungkinkan terjadinya penemuan jati diri sendiri sekaligus kehilangan batas-batas diri sendiri terhadap pasangan. Jika proses pacaran tidak berhasil disikapi dengan baik akan membentuk sikap-sikap negatif, pengambilan keputusan yang salah dan berbahaya bagi perkembangan jiwa dan masa depan remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka tidak diragukan lagi bahwa ada hubungan antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dengan sikap berpacaran. Dengan adanya pemahaman kesehatan reproduksi remaja yang mendalam maka si remaja tidak akan terpengaruh terhadap pacaran yang negatif. Membuat pola berpacaran remaja menjadi sehat carannya adalah dengan mempunyai prinsip dalam diri setiap masing-masing individu yang berpacaran. Artinya, segala sesuatu yang dilakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Berpacaran dapat dimaknai sebagai belajar berinteraksi dan saling melengkapi satu dengan lainnya yang didasari sikap saling mencintai dan menghargai.
8
Keterbatasan Penelitian Penelitian sejenis ini dimungkinkan adanya hasil yang berbeda jika diterapkan pada penelitian yang lain dengan populasi, sampel dan waktu yang berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan sikap berpacaran pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014 / 2015. Saran Kepada Guru BK : Guru BK hendaknya dapat melakukan analisis kebutuhan terkait dengan pemahaman kesehatan reproduksi dan sikap berpacaran siswa di sekolah masing-masing; Guru BK hendaknya memasukkan layanan informasi dan pribadi sosial terkait dengan pemahaman kesehatan reproduksi dan sikap berpacaran siswa ke dalam program layanannya; dan Guru BK hendaknya mengadakan kerjasama dengan orang tua dalam mengontrol perilaku siswa. Kepada Siswa : Siswa hendaknya tidak malu untuk bertanya tentang pemahaman kesehatan reproduksi pada orang tua maupun guru BK; Siswa hendaknya menjaga kesehatan reproduksinya; Siswa hendaknya dapat menjalin hubungan pertemanan yang sehat. Kepada Orang Tua: Orang tua hendaknya mengontrol pergaulan anaknya; dan Orang tua hendaknya dapat memberikan pemahaman pada anak akan pentingnya kesehatan reproduksi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Bimo Walgito. 2005. Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: CV. Andi Offset. ___________. 2010. Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Eny Kusmiran, 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Kartini Kartono. 2006. Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kartono Mohammad. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Salemba. Luqman El-Hakim. 2014. Fenomena Pacaran Dunia Remaja. Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing. Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara. Nasution. 2012. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehtan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Saifuddin Azwar. 2013. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Sarlito W. Sarwono. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sarwono. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
10
Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. ________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Syamsu Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. WS. Winkel. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
11
JURNAL
HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN SIKAP BERPACARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANGREJO, KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh : Yustiana NIM: 11500019
SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2015