STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MELALUI TEMBANG DOLANAN JAWA SEBAGAI PENGUATAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA SEKOLAH DASAR BUMI 2 NO 205 LAWEYAN DI SURAKARTA Siti Supeni Progdi PPKn FKIP Unsiri ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menemukan strategi pengembangan model pembelajaran melalui tembang dolanan Jawa sebagai penguatan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa Sekolah Dasar (SD) di Surakarta, mengetahui dan mendeskripsikan makna yang terkandung dalam liriknya. Metoda penelitian dengan Pengembangan/R&D,melalui observasi, FGD, wawancara, dokumentasi, secara purposive sampling. Model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1992), membuat reduksi data dan sajian data secara terus menerus sampai tersusun suatu kesimpulan; Tembang dolanan Jawa yang diterapkan pada SD akan memperkuat budaya Jawa, membentuk kepribadian siswa mendapatkan nilai kisaran 62-70, rata-rata 30% sampai 40% berarti para guru dalam memahami tembang dolanan Jawa rata-rata sedang-sedang saja, pemahaman dengan sentuhan seni mendidik sambil bermain, 40% guru menstimulasi ketrampilan motorik anak melalui strategi pembelajaran karawitan setiap hari Kamis siang setelah selesai jam pelajaran, menari dan menyanyikan tembang-tembang dolanan Jawa, 20-30% dalam melakukan pemanfaatan media gamelan untuk meningkatkan motorik anak, peningkatan kepercayaan diri melalui metode bermain peran dalam tembang dolanan Jawa, 10% melalui pemanfaatan media lingkungan alam. Saran, agar tembang dolanan Jawa sebagai penguatan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa (SD) bisa optimal, perlu dimasukkannya dalam kurikulum muatan lokal dan wajib bagi semua guru dan siswa untuk lebih meningkatkan kegiatannya Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Tembang Dolanan Jawa, SD. ABSTRACT The purpose of the research is to find a strategy of developing learning models through Javanese game songs as strengthening values of character education on students at elementary level (sekolah dasar) in Surakarta; and to know and describe the meaning containing in its lyric. Method of research used was Research and Development. Meanwhile, techniques of collecting data were observation, focus group discussion, interview, and documentation using purposive sampling. Technique of analyzing data used was interactive analysis model by Miles and Huberman (1992) consisting of data reduction, data display, and drawing a conclusion. Javanese game songs implemented at elementary level would strengthen Javanese culture and form personality of students. If teachers get score 62 up to 70 or around 30% up to 40 %, it means that the teachers have average score in understanding Javanese game songs. The result of the research showed that when the teachers comprehended EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
68
by touching their teaching art while playing, 40 % of teachers stimulated students’ motoric skill through learning strategy of Karawitan every Thursday afternoon after teaching leaning process was over in that day, dancing, and singing Javanese game songs; 20 up to 30 % of teachers used Gamelan (one of Javanese music instruments) to improve students’ motoric skill and confidence through a role play method in Javanese game songs; and finally 10 % of teachers used natural environment as a teaching medium. The researcher suggested that in order to make Javanese game songs as a strengthening of character education values on students at the elementary level implemented optimally, it needs to be included in local content curriculum and it is compulsory for teachers and students to improve their activities. Keywords: a Character Education, Javanese Song Games, Elementary Level
pengembangan
1. Pendahuluan Pendididkan sekolah dasar (SD)
pengetahuan
ketrampilan
dasar,
dan serta
sangat esensial bagi perkembangan
pengembangan motivasi dan sikap
anak, Kondisi yang demikian itu
belajar yang positif.
merupakan
indikasi
hilangnya
Sesuai dengan fungsi tersebut,
karakter yang akan mengarah pada
materi
kehilangan segalanya. Penanaman
hendaknya mencakup segenap aspek
nilai-nilai pendidikan karakter di SD
perkembangan dan perilaku anak
melalui
Jawa
secara menyeluruh dan profesional
menarik
dan
sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
terus
dan kebutuhan individualitas anak,
mengerti dan memaknai arinya yang
kemajuan ilmu pengetahuan, serta
dipandu langsung oleh sang gurunya,
nilai-nilai budaya, khususnya melalui
sebab tanpa kepemilikan karakter
tembang-tembang Jawa yang akan
maka guru akan kesulitan dalam
terus
mempersiapkan generasi
karakter
dolanan,
tembang
dolanan
sangat
menyenangkan
bila
bangsa
program
dilestarikan. dalam
pembelajaran
Konfigurasi
konteks
totalitas
untuk tetap bertahan menghadapi
proses psikologis dan socio-cultural
berbagai tantangan, memiliki fungsi
tersebut dapat dikelompokkan dalam
pengembangan potensi, penanaman
olah hati (spiritual and emotional
akidah dan keimanan, pembentukan
development), olah pikir (intellectual
dan
development),
pembasaan
perilaku,
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
olah
raga
dan
69
kinestetik (physical and kinestetic
dan patuh pada berbagai ketentuan
development), dan olah rasa dan
dan peraturan, (5) Nilai Kerja keras;
karsa
creativity
Perilaku yang menunjukkan upaya
development) (Lickona, T. 1992:275)
sungguh-sungguh dalam mengatasi
(affective
and
Kementerian
Pendidikan
Nasional, (2010), dalam pemaknaan
berbagai hambatan. Berdasarkan
pra
survey
di
manusia Indonesia yang berkarakter
Surakarta tanggal 12 Oktober 2014,
kuat adalah manusia yang memiliki
dengan
sifat-sifat: religius, moderat, cerdas,
Sulistyoningsih,
S.Pd.
Kepala
dan mandiri. Sifat religius dicirikan
Sekolah Dasar Bumi 2
No. 205
oleh sikap hidup dan kepribadian taat
Kecamatan
Laweyan
beribadah,
terpercaya,
mengatakan
bahwa
dermawan, saling tolong menolong,
dipimpinnya
melakukan
dan toleran.
yang berkaitan dengan pembelajaran
jujur,
Nilai-nilai pendidikan
karakter
yang
Ibu
Endang
Dyah
Surakarta, SD
yang kegiatan
perlu
budaya Jawa baik melalui tembang
anak
Jawa, menulis huruf Jawa, karawitan,
diantaranya: (1) Nilai religius: Sikap
seni pedalangan, dan unggah-ungguh
dan perilaku yang patuh dalam
(sopan-santun) tata krama budaya
melaksanakan ajaran agama yang
Jawa,
dianutnya,
diserahkan
diinternalisasikan
pada
toleran
terhadap
pelaksanaan ibadah agam lain, dan
namun
implementasinya
pada
masing-masing
guru kelas yang bersangkutan.
hidup rukun dengan pemeluk agama lain. (2) Nilai: Jujur; perilaku yang
Strategi
pengembangan
didsarkan pada upaya menjadikan
model
pembelajaran
melalui
dirinya sebagai orang yang selalu
tembang
dolanan
sebagai
dapat dipercaya dalam perkataan,
penguatan nilai-nilai
tindakan, dan pekerjaannya. (3) Nilai
karakter pada siswa sekolah dasar
toleransi; sikap dan tindakann yang
di Surakarta dalam menanamkan
menghargaiperbedaan agama, suku,
pendidikan karakter masih belum
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
maksimal mencapai tujuan. Paling
orang lain yang berbeda dengan
tidak ada
dirinya, (4) Nilai Disiplin; Tindakan
seorang guru SD harus mampu
yang menunjukkan perilaku tertib
mengembangkan
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
tiga
Jawa
pendidikan
alasan mengapa
model, 70
dikarenakan;
pertama, belum ada
mata pelajaran (the handling of
model sebelumnya; kedua, sudah ada
discipline), pelaksanaan aktivitas ko-
model tetapi model tersebut kurang
kurikuler,
berfungsi secara baik; dan ketiga,
lingkungan
sebagai variasi atas model-model
2011:14) .
yang sudah ada dan boleh jadi sudah berfungsi dengan baik.
serta
etos
sekolah
seluruh (Zubaedi,
Menurut David Elkind dan Freddy
Sweet
(dalam
Zubaedi,
Nilai-nilai budaya Jawa tidak
2011:15) character education is the
diajarkan tapi dikembangkan(value is
deliberate effort to help people
neither cought nor taught, it is
understand, care about, and act upon
learned)
(Hermann,
core
Kenyataan
di
1972).
lapangan
yang
ethical
untuk
belum
memahami,
Tetembangan
tentang
membantu
manusia
peduli,
dan
melaksanakan
nilai-nilai
etika.
praktek maupun pemahamannya. (
mengandung
nilai-nilai
luhur
Siti Supeni 2011:22)
universal, meliputi: (1) cinta kepada
Pendidikan
(lagu Jawa baik
(pendidikan
karakter adalah usaha sengaja (sadar)
dirasakan saat ini banyak guru SD menguasai
value
karakter
diartikan
Tuhan dan alam semesta beserta
sebagai the deliberate us of all
isinya,
dmensions of school life to foster
kedisiplinan, dan kemandirian, (3)
optimal
kejujuran, (4) hormat dan sopan
character
development
(2)
tanggung
(usaha kita secara sengaja dari
santun,
seluruh dimensi kehidupan sekolah
kepedulian, dan kerja sama, (6)
untuk
pengembangan
percaya diri, kreatif, kerja keras, dan
karakter dengan optimal). Hal ini
pantang menyerah, (7) keadilan dan
berarti
mendukung
kepemimpinan, (8) baik dan rendah
perkembangan karakter peserta didik
hati, (9) toleransi, cinta damai, dan
harus melibatkan seluruh komponen
persatuan (Megawangi
di sekolah baik dari aspek isi (the
Indrawati-Rudy, 2010:717).
membantu
untuk
content of the curriculum), proses pembelajaran
(the
procces
of
(5)
kasih
jawab,
sayang,
dalam
Zubaedi, (2011:18) pendidikan karakter memiliki
instruction), kualitas hubungan (the
Pembentukan
quality of relationships), penanganan
potensi peserta didik agar berpikiran
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
dan
fungsi utama pengembangan
71
baik. Indonesia Heritage Foundation,
mata pelajaran, pengembangan diri
tujuan
dan budaya satuan pendidikan. Oleh
pendidikan
karakter.
Kesembilan pilar tersebut meliputi:
karena
(1) (cinta kepada Allah dan semesta
pendidikan perlu mengintegrasikan
beserta isinya, (2) tanggung jawab,
nilai-nilai yang dikembangkan dalam
disiplin dan mandiri, (3) jujur, (4)
pendidikan
hormat dan santun, (5) kasih sayang,
kurikulum muatan lokal khususnya
peduli, dan kerja sama, (6) percaya
melalui tembang-tembang dolanan
diri, kreatif, kerja keras dan pantang
dalam bahasa Jawa.
menyerah,
(7)keadilan
dan
itu
guru
dan
karakter
Prinsip
satuan
kedalam
pembelajaran
kepemimpinan, (8) baik dan rendah
digunakan
hati, dan (9) toleransi, cinta damai
pendidikan karakter mengusahakan
dan persatuan.
agar
Ahmad Tafsir,
dalam
yang
siswa
SD
pengembangan
mengenal
dan
(2011:43). Melalui interaksi belajar
menerima nilai-nilai karakter bangsa
dan pembelajaran pada SD dapat
sebagai
melahirkan
dampak
pengiring
bertanggung jawab atas keputusan
(nurturant
effect),
sedangkan
yang diambilnya melalui tahapan
interaksi belajar dan pembelajaran
mengenal pilihan, menilai pilihan,
bidang
menentukan
lain
cukup
dampak pengiring,
melahirkan
sehingga para
milik
mereka
pendirian,
dan
dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai
guru SD bertindak sebagai sosok
sesuai
anutan (role model).
Dengan prinsip ini peserta didik
Pendidikan Sekolah Dasar, muatan lokal
Karakter pada diterapkan pada (Mulok) melalui
belajar
dengan
melalui
keyakinan
proses
diri.
berpikir,
bersikap, dan berbuat, ketiga proses ini
dimaksudkan
untuk
Bahasa Jawa diseluruh provinsi Jawa
mengembangkan
Tengah, bukan dimaksudkan untuk
peserta
menambah pelajaran baru melainkan
kegiatan
menyempurnakan proses belajar dan
peserta didik untuk melihat diri
pembelajaran
sendiri sebagai makhluk sosial.
yang
ada
agar
didik sosial
kemampuan dalam
melakukan
dan
mendorong
menyentuh pengembangan karakter,
Implementasi Pendidikan Karakter
tidak dimasukkan sebagai pokok
dalam Proses Pembelajaran. David
bahasan tetapi terintegrasi ke dalam
Kerr (1999), pada saat menjelaskan
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
72
isi dan modus pendidikan karakter
jalan (tidak bermanfaat lagi). (2)
dalam
proses pembelajaran maka
Lagu Sluku-sluku bathok mempunyai
hendaknya dilakukan secara inklusif
makna bahwa hidup tidak boleh
pada
mata
dihabiskan hanya untuk bekerja.
pembelajaran di kelas, luar kelas,
Waktu istirahat untuk menjaga jiwa
satuan pendidikan, keluarga, dan
dan raga agar selalu dalam kondisi
masyarakat. Pengembangan proses
seimbang, artinya bathoke ela-elo
pembelajaran
demikian
berarti dengan cara berdzikir, dengan
dimaksudkan untuk menghindarkan
laa ilaa ha illallah, mengingat Allah,
pendidikan karakter dari sifat yang
lalu si rama menyang solo berarti
eksklusif dimana upaya pembinaan
siram atau mandilah atau bersuci
karakter hanya dilakukan oleh mata
menuju solo (sholat) lalu dirikanlah
pelajaran
tertentu
sholat. Oleh-olehe payung mutha
pelajaran
maupun
pembelajaran
semua
yang
sementara program
mengartikan
akan mendapatkan
pendidikan lain di sekolah maupun
perlindungan (payung) dari Allah.
luar sekolah termasuk di keluarga
Berikutnya akan dijabarkan pada
dan masyarakat tidak menyentuhnya
gambaran model pada pembahasan
sama sekali. Berikut ini beberapa
tulisan ini.
implementasi pendidikan karakterdi sekolah.
2. Metode Penelitian:
Makna Dalam
yang Terkandung
Nilai-Nilai
Jenis
penelitian
deskriptif
Pendidikan
kualitatif. Teknik pengumpulan data
Karakter yang Terdapat Pada Lirik
menggunakan: a. Observasi lapangan
Tembang Dolanan Jawa, antara lain
dengan
sebagai berikut:
(participant observation), b. FGD
(1) Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul
(Focus
menggambarkan seorang anak yang
Wawancara
jelek
Dokumenter (documentary study), e.
(gundul),
(gembelengan),
sombong dan
tidak
pengamatan
Group
Kuisioner.
terlibat
Discussion), mendalam,
Teknik
analisa
c. d.
data:
bertanggung jawab. Sifatnya tersebut
digunakan dalam penelitian kualitatif
mengakibatkan anak melakukan hal
ini akan didasarkan pada Model
yang tidak bermanfaat (bakulnya
Analisis
jatuh, nasinya tumpah berantakan di
Huberman, 1992). Peneliti membuat
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
Interaktif
(Miles
&
73
reduksi data dan sajian data secara
Bumi 2 No 205
terus menerus sampai tersusun suatu
Surakarta
kesimpulan.
berbagai dokumen yang relevan dari
Data
Laweyan Di
sekunder berupa
Data yang akan dikumpulkan
berbagai institusi yang berkaitan
terdiri dari data primer dan data
dengan Pelaksanaan pembelajaran
sekunder. Data
SD di Bumi 2 No 205
primer berupa
informasi
mengenai
pelaku/informant,
tempat
dan
Laweyan
Surakarta, pada diagram di bawah ini:
peristiwa (melalui site inspection). Informant terdiri dari para guru SD
Pengumpulan Data Sajian Data
Reduksi
Kesimpulan Gambar: Model Analisis Interaktif HB Sumber: Sutopo, 2002 : 94
4. Hasil Penelitian dan
dapat digambarkan pada tabel dan
Pembahasan
telah dianalisis dengan prosentase
a. Pernyataan Pemahaman Guru
dalam bentuk gambar sebagaimana
SD Tentang Tembang Dolanan
di bawah ini:
Jawa Pernyataan pemahaman guru SD tentang tembang dolanan Jawa,
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
74
Gambar 4. 1 Hasil pernyataan dari Guru SD Tentang Pemahaman Tembang Dolanan Jawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
30%
62-64
30%
65-67
40%
Gambaran
68-70
Pemahaman
membentuk kepribadian anak/siswa.
Para Guru SD Tentang Pemahaman
mendapatkan nilai kisaran 62-70,
Tembang
sesuai
berarti para pendidik SD dalam
atas
memahami artinya tembang dolanan
pemahaman
Jawa rata-rata sedang - sedang saja,
dengan
Dolanan data
Jawa,
tersebut
menunjukkan
bahwa
di
yang disampaikan berdasarkan dari
berdasarkan
hasil
angket
wawancara
yang
hampir
merata
dilakukan (Nopember - Desember
kisarannya rata-rata 30%
sampai
2014) bahwa para Pendidik jarang
memahaminya.
mempelajari dan melagukan tembang
40%
dalam
Tembang dolanan Jawa merupakan
Jawa.
bagian dari tuntunan perilaku dalam Gambar 4.2 Gambaran Pernyataan dan Pemahaman Guru SD Tentang Model Pembelajaran Tembang Dolanan Jawa
67-69
10%
40%
Dari di
atas
pemahaman
30%
73-75
20%
data prosentaase tabel menunjukkan
70-72
bahwa
tentang Model yang
76-78
khas
pada
Guru
SD
Tentang
Pemahaman Tembang Dolanan Jawa dengan
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
sentuhan
seni
mendidik 75
sambil bermain, menunjukkan data
b. Strategi Pengembangan Model
sebagai berikut: dalam kisaran 40%
Pembelajaran Melalui Tembang
guru
Dolanan
menstimulasi
motorik
anak
ketrampilan
melalui
strategi
Jawa
Sebagai
Penguatan Nilai-nilai Pendidikan
pembelajaran karawitan setiap hari
Karakter Pada
Kamis siang setelah selesai jam
Dasar Bumi 2 No 205 Laweyan Di
pelajaran, menari dan menyanyikan
Surakarta
tembang-tembang dolanan Jawa. 20-
Dilakukan
30% dalam melakukan pemanfaatan
kegiatan belajar
media gamelan untuk meningkatkan
lokal)
motorik
melalui
anak,
peningkatan
bermain peran dalam
Pendidikan
Jawa,
melalui lingkungan
sedangkan
pemanfaatan alam
10%
program
Mulok dolanan
(muatan Jawa,
media pembelajaran yang
sesuai
dolanan
melalui
Tembang
kepercayaan diri melalui metode tembang
Siswa Sekolah
dengan
pemahaman Karakter
dimodifikasi.
yang Strategi
media
Pengembangan
untuk
Karakter
model Pendidikan dalam
meningkatkan kecintaan pada Tuhan
menginternalisasikan
YME, karena lokasi SD Negeri Bumi
Karakter pada Pendidikan di SD
II No. 205 Upt Dinas Dikpora
sebagai penguatan nilai-nilai budaya
Kecamatan
Jawa dan Karakter siswa di Kota
Laweyan
Surakarta
terletak di dalam perkampungan dan
Surakarta,
pemukiman
sebagai berikut:
warga,
sehingga
dapat
Pendidikan
digambarkan
lokasinya sangat sempit.
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
76
Tabel. 4.7 Strategi Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Tembang Dolanan Jawa Penguatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar Bumi 2 No 205 Laweyan Surakarta No.
Tembang Dolanan Jawa
1) 2) 1 3) “GundulGundul Pacul”
Syair Lagunya
Artinya
Gundul…gundul, pacul… cul.. Gembelengan… Nyunggi… nyunggi, wakul..kul… Gembelengan ….Wakul glempang segane dadi sak latar... Wakul glempang segane dadi sak latar
Kepala botak seperti cangkul, angkuh dan sombong..., Membawa bakul (tempat nasi) dengan gayanya yang angkuh dan sombong... bakulnya jatuh, nasinya tumpah berantakan di jalan (tidak bermanfaat lagi)
Penguatan Nilainilai Pendidikan Karakter Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul mengajarkan kepada anak-anak untuk bersikap selalu rendah hati atau tidak sombong. Bersikap sombong hanya akan mengakibatkan sesuatu yang tidak bermanfaat /tidak berguna, tidak akan pernah mampu untuk mengemban amanah yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik
4) 2 “Jamuran”
3 5) “Sluku-Sluku Bathok”
Jamuran ya ge ge thok Jamur apa ya ge ge thok Jamur gajih mbejjih sakara-ara Semprat-semprit jamur opo
Jamurannya ya dibuat pura-pura,..jamur apa ya dibuat purapura...,jamur gajih mengotori seluruh lapangan..., melesat cepat jamur apa.
Sluku-sluku bathok Bathoke ela elo, Si rama menyang Solo, Oleh-olehe payung mutha, Mak jenthit lo lo bah, Wong mati ora obah, Yen obah medeni
Dengan meng- Ayunayun kepala, kepalanya bergeleng geleng, Si bapak pergi ke Solo, ..Oleh-olehnya payung mutha, .. Secara tiba-tiba begerak, ...Orang mati
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
Nilai pendidikan dalam lagu ini adalah ketika anak melakukan permainan. Mereka akan melantunkan dengan kompak dan menaati peraturan apapun yang diminta oleh pemain Lagu ini mempunyai makna bahwa hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktu istirahat untuk menjaga jiwa dan raga agar
77
bocah, Yen urip golek tidak bergerak..., kalau dhuwit bergerak menakuti anak-anak,......kalau hidup mencari uang....
selalu dalam kondisi seimbang. memaksimalkan kemampuannya. Bathoke ela-elo berarti dengan cara berdzikir, laa ilaa ha illallah, mengendurkan saraf di otak. Lalu mandilah atau bersuci menuju solo (sholat) lalu dirikanlah sholat
6) 4 7) “ Ilir-Ilir”
Lir ilir..lir ilir..tanduré wus sumilir Tak ijo royoroyo..tak sengguh temantèn anyar Cah angon.cah angon..pènèkké blimbing kuwi Lunyu-lunyu ya pènèken kanggo masuh dodotira Dodotira dodotira kumitir bedhah ing pinggir Dondomana jlumatana kanggo séba méngko soré Mumpung padhang rembulané Mumpung jembar kalangané Ya suraka..surak horéé
Bangunlah, tanaman yang ditanam sudah tumbuh,... daunnya akan berwarna hijau, ... saya sambut seperti pengantin baru...,anak gembala, panjatlah belimbing itu... walaupun licin tetap harus dipanjat,... demi membersihkan “pakaian batin” yang kotor..., robek perbaiki pakainnnya untuk dipakai nanti sore..., mumpung bulan purnama...., mumpung masih banyak kesempatan, mari bersorak hore)
5 8) “Padhang
Yo Prakanca dolana nang jaba Padhang bulan, padhange kaya rina Rembulane wis ngawengawe Ngelingake ojo turu sore-sore Ya prakanca dha padha mrene
Ayo teman-teman bermain di luar.., bulan bersinar terang seperti siang hari..., Bulan/rembulannya sudah melambaikan tangan..., mengingatkan jangan tidur soresore...,
Dalam lagu ilirilir ini, nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalamnya adalah cinta kepada Tuhan dan alam semesta beserta isinya, dengan melakukan 5 rukun Islam; syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji (bila mampu). Memperbaiki “Ibadahnya” (pakaian batin), dilakukan mumpung masih banyak kesempatan dengan ikhlas dan gembira. Perlu diperkenalkan pada anak-anak agar terbentuk pribadi yang berkarakter, mampu memberikan penghargaan terhadap alam
Rembulan”
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
78
Bareng-bareng dolanan suka-suka Langite padhang sumebar lintang Ya padha dolanan sinambi cangkriman
Jaranan-jaranan…
6
“Jaranan ”
jarane jaran teji sing numpak ndara bei, sing
ngiring
para
mantri jreg jreg nong.. jreg jreg gung, prok prok turut lurung gedebug
krincing
gedebug krincing, prok
ayo teman-teman bersama-sama kesini...,bersamasama bermain suka ria..., langit terang penuh bintang..., ayo bermain bersama sambil bermain tebakan. Berkuda, berkuda, kudanya teji (tinggi besar), (yang naik Tuan Bei, yang mengiring para menteri), (Jreg-jreg nong, jreg-jreg gung, prok prok menyusuri jalanan),...suara derap kuda (Gedebug krincing gedebug krincing, prok prok gedebug jedher)...
prok gedebug jedher....
tak Menthok-menthok aku nasehati, kandhani, mung perilakumu memalukan, jangan solahmu angisin-isini hanya diam dan Bokya aja ndheprok, duduk di kandang saja, enak-enak ana kandhang wae mendengkur, tidak Enak-enak ngorok, ora mau bekerja,Menthoknyambut gawe menthok, jalanmu Menthok-menthok, meggoyangkan membuat mung lakumu megal- pantat orang tertawa megol gawe guyu. Menthok-menthok
7
“MenthokMenthok ”
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
semesta, dan bersifat religius. Solidaritas dapat terbentuk melalui syair kebersamaan untuk bermain dalam suasana gembira. Mengajarkan nilai-nilai untuk hormat dan santun kepada atasan, orang yang lebih tua, atau berkedudukan lebih tinggi. Sifat kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama dengan orang lain. Menyiratk an pesan akan pentingnya kebersamaan. Nilai pendidikan karakter, mengajarkan kepada anakanak untuk tidak malas (tidur saja), perlu bekerja keras dalam melakukan berbagai macam aktifitas. Nilai pendidikan yaitu percaya diri. bahwa setiap orang itu memiliki kelebihan dan kekurangan pada dirinya.
79
c.Pengembangan Seni dan Budaya
yang mempunyai peran masing-
Indonesia Siswa Sekolah
masing
Dasar
(Guru membuat skenario
Bumi 2 No 205 Laweyan (esensi
sosio drama tentang peran sebagai
internalisasi
anggota
Pendidikan
keluarga,
tugas
dan
fungsinya, dengan berdialoog bahasa
Karakter) Pengembangan mengarah
pada
kecerdasan
musikal
seni
Jawa).
pencapaian dan
visual
spatial. Meliputi pengembangan Seni
4.
Kesenian
Jawa
sebagai
Alternatif Pilihan Dalam mendukung
Musik karawitan Jawa dan Seni Tari
Kota
tari Jawa, seni tembang dolanan
Solo sebagai kota budaya (Jawa),
Jawa.
maka
Bermain aktif adalah area
melalui
sekolah-sekolah
kegiatan yang dirancang di dalam
ternasuk SD wajib diberikan dan
atau di luar kelas, yang berisi
dilombakan setiap tahunnya. Anak
berbagai kegiatan bermain dengan
mengalaminya melalui pengalaman
bahan-bahan yang dibutuhkan dan
fisik secara langsung, sentra seni
disusun
dapat menimbulkan rasa senang,
berdasarkan
kemampuan
anak serta sesuai dengan tema yang
mengembangkan
dikembangkan
mengeksplorasi
terlebih
dan
dirancang
dahulu. memungkinkan
dan daya
kreativitas
anak memacu komunikasi verbal dan
anak untuk melakukan manipulasi
non
verbal,
terhadap berbagai objek, terlibat
perkembangan motorik halus dan
dalam roleplaying saling
bercakap-
kasar serta kemampuan intelektual
cakap (berbahasa Jawa kromo inggil
anak, (khususnya dalam gerak dan
dan ngoko alus) tergantung peran
lagu
yang dimainkannya dengan teman-
dolanan Jawa). Setiap sekolah telah
temannya, bereksplorasi, berinteraksi
memiliki
secara fisik, emosional, sosial dan
setiap
secara kognitif serta kegiatan variatif
kurikuler
yang menarik lainnya. Contoh :
(karawitan)
Membuat Sosio drama tentang peran
tembang-tembang dolanan Jawa, di
Keluarga Jawa Ibu Bapak dan Anak
samping melestarikan budaya daerah
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
kepercayaan
dalam
hari
diri,
tembang-tembang
seperangkat Kamis menabuh dan
gamelan, ada
ekstra gamelan
melantunkan
80
(Jawa)
juga
pendidikan
sebagai
karakter
media
dolanan
siswa
kemampuan
pada
melalui kesenian Jawa tersebut.
Jawa,
motorik halus anak
dalam kegiatan dengan dolanan
5. Simpulan Dan Saran
Pemahaman
tembang
dengan karawitan
lantunan lagon Jawa,
melalui
a.Simpulan
meningkatkan
tembang
sedangkan
pemanfaatan
lingkungan
10% media
alam
untuk
dolanan Jawa yang diterapkan pada
meningkatkan kecintaan pada Tuhan
SD menyimpulkan bahwa kisarannya
YME, karena lokasi SD Negeri Bumi
rata-rata 30% sampai 40% Tembang
II No. 205 Upt Dinas Dikpora
dolanan Jawa merupakan bagian dari
Kecamatan
tuntunan perilaku dalam membentuk
terletak di dalam perkampungan dan
kepribadian
pemukiman
anak/siswa.
Laweyan
Surakarta
warga,
sehingga
mendapatkan nilai kisaran 62-70,
lokasinya sangat sempit dan kurang
berarti para pendidik SD dalam
memadai sarana dan prasarananya.
memahami
b.Saran
dolanan
tentang
Jawa
tembang
rata-rata
sedang-
Perlunya muatan lokal (Mulok)
sedang saja. Pemahaman tembang
Bahasa
dolanan Jawa dengan sentuhan seni
Mengembangkan kemampuan dan
mendidik
ketrampilan
sambil
bermain,
Jawa
bertujuan:
ketrampilan
menunjukkan data sebagai berikut:
berkomunikasi
siswa
dalam
guru
menggunakan
bahasa
menstimulasi ketrampilan motorik
meningkatkan
kepekaan
anak melalui strategi pembelajaran
penghayatan terhadap karya satra
karawitan setiap hari Kamis siang
Jawa, memupuk tanggung jawab
setelah selesai jam pelajaran, menari
untuk
dan menyanyikan tembang-tembang
budaya Jawa sebagai salah satu unsur
dolanan Jawa,
kebudayaan
kisaran
40%
20-30% dalam
melakukan
pemanfaatan
gamelan
untuk
motorik
anak,
media
meningkatkan peningkatan
melestarikan
terciptakannya
hasil
nasional.
dengan Jawa dan
kreasi
Perlu
lingkungan yang
kondusif disesuaikan dengan materi dan
media
pembelajaran
dalam
kepercayaan diri melalui metode
menanamkan pendidikan karakter,
bermain peran dalam
melalui
kegiatan ekstra kurikuler
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
81
tembang
dan dapat masuk pada kurikulum
peserta didik ketika nilai-nilai dasar
muatan
etika
lokal,
para
siswa
bisa
dijadikan
sebagai
basis
melantunkan tembang dolanan Jawa
pendidikan sebagai komunitas moral
melalui media bermain peran dan
yang berbagai tanggung jawab dan
menari
gerak
dan
lagu
dalam
dalam pendidikan karakter, melalui:
sehingga
siswa
(1) Memberikan kesempatan yang
lebih menghayati dan
seluas-luasnya kepada setiap anak
melakukannya sesuai syair- syair
untuk berkreasi dan berimprovisasi
yang mengandung ajaran pendidikan
dalam setiap kegiatan belajar dan
karakter
bermain
menyanyikannya, bisa efektif
dibutuhkan
dalam
yang dipilihnya,
sesuai
peningkatan mutu dalam praktek
dengan bidang pengembangan yang
pendidikan.
disajikan.
Keberhasilan
pendidikan
(2)
Mengembangkan
kegiatan bermain dan belajar sebagai
karakter bagi para siswa SD perlu
tanggung
jawab
ditunjang
oleh
lingkungan
yang
anak-anak dan guru sehingga guru
kondusif,
baik
lingkungan
fisik
lebih
banyak
bersama
bertindak
antara
sebagai
maupun non fisik. Lingkungan yang
sumber belajar. (3) Mengembangkan
aman,
system
nyaman
dan
tertib,
dan
evaluasi
belajar
dan
kegiatan-kegiatan yang terpusat pada
pembelajaran yang menekankan pada
anak merupakan iklim yang dapat
evaluasi diri sendiri (self evaluation).
membangkitkan gairah dan semangat
Dalam
belajar. Iklim yang demikian akan
fasilitator harus mampu membantu
mendorong terciptanya masyarakat
peserta
belajar. Pengembangan seni budaya
bagaimana
Indonesia adalah pengmbangan seni
kemajuan dalam kegiatan belajar dan
mengarah
pada
bermain yang dilakukannya.
kecerdasan
musikal
pencapaian dan
visual
spatial ( Siti Supeni, 2015:125). Peneliti character
hal
ini,
didik
guru
untuk
mereka
sebagai
menilai
memperoleh
(4)
Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan akan tercipta iklim yang
sependapat
dengan
nyaman,
aman,
education
quality
menyenangkan
tenang,
sehingga
dan mampu
standards yang merekomendasikan
menumbuhkan semangat, dan gairah,
bahwa
pendidikan
secara
anak usia SD untuk mengembangkan
efektif
mengembangkan
karakter
potensi dirinya secara optimal. (5)
akan
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
82
Guru/Pendidik
SD
pengembang menyukai
sebagai
kreativitas
tantangan,
dan
menghargai
karya anak/peserta didik, menerima anak/pesertadidik motivator, penghayatan, perasaan,
apa
adanya,
ekspresif,
penuh
dan
peka
mencintai
pada
seni
dan
keindahan, memiliki rasa cinta yang tulus terhadap anak, tertarik pada perkembangan
anak,
mampu
mengembangkan potensi anak.
Ucapan Terima Kasih Ucapan
terima
kasih
ditujukan kepada: (1) Ketua LPPM Unisri Surakarta yang telah memberi kesempatan
pada
peneliti
memberikan dana dalam penelitian dan fasilitas
untuk dapat dimuat
pada jurnal penelitian pada edisi
Bangsa, Bandung: Widya Aksara Press. Borg, Walter R dan Gall, Meredith D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman. Donie Koesuma, 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik di Zaman Global.Grasindo: Jakarta ______________, 2009. Pendidik Karakter. Grasindo: Jakarta Gall, Meredith D.; Gall, JoyceP.; dan Borg, Walter R. 2003. Educational Research. Boston: Pearson Education, Iknc. Hermann, 1972, Lagon Tembang Dolanan Jawa. (sebuah catatan). Irwan,Landasan Membangun Karakter Bangsa. Artikel pendidikan, Januari 2010 Lickona, T. 1992.Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, New York: Simon & Schuster, Inc. _______. 2004.Character Matters: How to Help Our Children Develop.
terakhir, (2) Kepala SD Negeri Bumi II No. 205 Upt Dinas Dikpora Kecamatan
Laweyan
Surakarta,
semua guru dan siswa yang telah membantu dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka Budimansyah, D. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter
Miles
& Huberman, 1992, Metodologi Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Nawawi, Hadari, 2007, Metode Penelitian Sosial , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Siti Supeni 2011. Kepemimpinan Sekolah Berbasis Budaya Jawa, Yogyakarta: New almatera. ................., 2012. Évaluasi Nilai Kepemimpinan Budaya Jawa
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
83
Dalam Pandangan Dan Perilaku Kepala Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNY. Vol.1, No.2, ISSN 1410-4725. Akreditasi N0.64a?DIKTI/Kep/2010. ................., 2015. Pengembangan Model Internalisasi Pendidikan Karakter PancasilaPada Guru PAUD. Jurnal Ilmiah Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, Terakreditasi No. ISSN:02161370.Yogyakarta: LPPMP UNY.
Sugiyono, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta September 2002 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Suyanto, 2010. Urgensi Pendidikan Karakter/ artikel pendidikan/ maret 2010 Zubaedi,
2011.. Pendidikan Karakter, Bandung: Widya Aksara Press
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
84