ME D I A I N FORMA S I & EDU KA S I R S CM
Indonesian Clinical Training and Education Center
foto-foto istimewa
YANG ANDA BUTUHKAN ADALAH DIDIK Dan LATIH
KONTINUITAS UPAYA PEMENUHAN STANDAR MUTU & KESELAMATAN PASIEN
16
kehamilan dengan janin cenderung kecil
TUTI AMALIA: MERAWAT MUTU TENAGA KESEHATAN
10
CARA BENAR TRANSPORTASI DARAH
08
EDISI KETIGA 2016
Salam Parandika
3 7 elgrecoblog.files.wordpress.com
8
3 FOKUS
Indonesian Clinical Training And Education Center: Yang Anda Butuhkan Adalah Didik Dan Latih
7 PROFIL
Komite Tenaga Kesehatan: Merawat Mutu Tenaga Kesehatan
Salam pembaca. Pelatihan karyawan berhubungan erat terhadap hasil pekerjaan karyawan dan dapat memberikan efek yang baik buat mutu pelayanan dan karyawan itu sendiri. Oleh karena RSCM membentuk Indonesian Clinical Training and Education Center (ICTEC) dan Redaksi mengangkat sebagai Fokus pada Halo Cipto edisi 3 ini. Indonesian Clinical Training and Education Center sendiri saat ini sebenarnya secara SDM belum mencukupi, namun ICTEC memiliki alatalat simulator canggih, human patient simulator (berupa boneka canggih), dan fasilitas tiruan klinis secara prasarana ICTEC cukup dibilang canggih. Atas kelulusan RSCM dalam re-akreditasi JCI, maka Redaksi pun menyampaikan dalam tulisan yang bertajuk Kontinuitas Upaya Pemenuhan Standar Mutu & Keselamatan Pasien. Usai Atau Baru Dimulai? Akhir kata, semoga artikel yang kami sajikan dapat memberikan tambahan ilmu bagi pembaca. Selamat membaca dan selamat berjuang. Salam Semangat. Redaksi
8 SOSIALISASI
Cara Benar Transportasi Darah
10 INFO
Kehamilan dengan Janin Cenderung Kecil
12 ANAK
Kenali Radang Paru Pada Anak
14 RAGAM
Halo Cipto Media Cetak Periodik Internal RSCM Terbit Pertama Kali DESEMBER 1999
Tips Berpuasa
16 JCI 20 2
Kontinuitas Upaya Pemenuhan Standar Mutu & Keselamatan Pasien. Usai Atau Baru Dimulai?
Pembina Direktur Utama RSCM Direktur Pengembangan & Pemasaran RSCM
ALBUM
Pemimpin Redaksi Linda Amiyanti, Skp.MKes
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
Tim Penyunting Rahajeng Kartika Sari, SKM Bekti Utami Yani Astuti, SKM, M.Kes M. Hatta, SKM, MM.Kes Vera Eka. P Ns. Suwandi, S.Kep Bambang Ariyanto Penerbit Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSCM Jakarta Alamat Redaksi Instalasi Promosi Kesehatan RSCM Jl. Diponegoro 71 Jakarta Pusat 10430 Kotak Pos 1086 Telp. 62-21 1500135 Pst. 2907 Email:
[email protected]
fokus
Indonesian Clinical Training and Education Center
Simulative Training on Knee Arthroscopy (Anatomic Speciment), 18 Oktober 2014
YANG ANDA BUTUHKAN ADALAH DIDIK DAN LATIH Sumber daya manusia di suatu rumah sakit tentunya harus mumpuni agar pelayanan paripurna dapat diberikan. Alih-alih pelatihan dan pendidikan bagi tenaga kesehatan mutlak diperlukan, itulah keberadaan ICTEC RSCM-FKUI dibentuk.
B
oneka di ruang perawatan itu tiba tiba mengalami Hypovolemic shock dan diikuti dengan komplikasi henti jantung. Tim gabungan dokter dan perawat yang ada di ruang itu harus mampu dengan sekuat tenaga mengatasi situasi yang terjadi. Tim medis dan paramedis dituntut mampu bekerja sama dalam menyelamatkan pasien, dalam situasi klinis yang bisa datang dengan tiba-tiba seperti itu. Meski yang dihadapi bukan pasien sebenarnya, namun boneka yang ada di hadapan tim medis dan paramedis itu sangat canggih, dan
terkendali melalui program komputer, serta bisa merespon seperti pasien sebenarnya. Alhasil tim yang lolos dari pelatihan itu menjadi berpengalaman dan terlatih dalam situasi simulatif, sebelum menghadapi pasien sebenarnya. Itulah sekilas salah satu yang dilakukan di Indonesian Clinical Training and Education Center (ICTEC). Nama internasional dari Instalasi Pelatihan dan Simulasi Klinis ini merupakan salah satu instalasi penunjang bisnis yang ada di RSCM. Sesuai namanya ICTEC dibentuk untuk menyediakan dan HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
3
fokus
Workshop on Tissue Dissection and Haemostatis in Gynaecology Laparoscopy, 28 Maret 2016
memberikan fasilitasi pelatihan keterampilan klinis medis sekaligus sebagai pusat simulasi kesehatan. Pelatihan yang diselenggarakan oleh dan di ICTEC mencakup beragam prosedur medis dari berbagai bidang spesialisasi yang membutuhkan penguasaan keterampilan klinis terkait dengan masing-masing bidang disiplin. Pelatihan untuk penguasaan beragam keterampilan tersebut, dibutuhkan oleh para calon dokter, dokter, juga calon dokter spesialis. Bahkan dokter spesialis juga dapat dilatih dengan model simulatif di ICTEC. Kepala Instalasi Pelatihan dan Simulasi Klinik (ICTEC) dr. Theddeus O.H Prasetyono, SpBP-RE(K) atau yang biasa dipanggil dr. Teddy menyebut selain sebagai pusat pelatihan klinis, fungsi ICTEC sebagai pusat simulasi kesehatan terkait dengan penyediaan fasilitas beserta berbagai program untuk melatih para calon dokter, dokter, serta perawat untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi klinis yang dapat disimulasikan. Simulasi itu didukung oleh penyediaan tataran klinis simulatif (simulative clinical setting) dan pasien simulatif yang berupa boneka canggih yang dapat diprogram sesuai dengan kondisi pasien tertentu. Contoh kasus klinis yang disimulasikan adalah, situasi di mana tim gabungan dokter dan perawat menghadapi pasien yang diwakili boneka canggih yang bisa berespons seperti pasien sebanarnya mengalami syok hipovolemik dan diikuti dengan komplikasi henti jantung seperti di atas. “Secara umum, ICTEC merupakan tempat berlatih beragam prosedur dan situasi klinis, melalui pemanfaatan alat-alat simulator canggih, human patient simulator (berupa boneka canggih), dan fasilitas tiruan klinis. Contoh fasilitas tiruan klinis adalah OT Room (Ruang Operasi) tiruan yang menyediakan kondisi mirip dengan kondisi aslinya,” jelas dr. Teddy. ICTEC sendiri sudah dibentuk pada bulan Februari 4
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
ictecmedsim.or.id
enam tahun lalu atas inisiatif Prof. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Utama RSCM kala itu dan Dekan FKUI Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K). Dokter Teddy bercerita, ICTEC mengawali aktivitasnya dengan pelaksanaan tiga pelatihan pertama secara bersamaan pada Juni 2010 yang sekaligus merupakan momen soft opening ICTEC. Namun sampai saat ini ICTEC belum mendapat kesempatan untuk menyelenggarakan grand opening. Instalasi Pelatihan dan Simulasi Klinis (ICTEC) RSCMFKUI mempunyai tugas mengelola kegiatan pelatihan dan simulasi klinis khususnya bagi Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Trainee (Fellowship) dalam rangka pengembangan pelayanan dan pemantauan mutu rumah sakit. Sedangkan fungsi ICTEC di antaranya penyusunan perencanaan program pelatihan, penyusunan perencanaan kebutuhan sumber daya dalam rangka penyusunan RKT dan RBA, penyusunan standar dan indikator kinerja, penyelenggaraan pengelolaan pelatihan dan simulasi klinik. Pengoordinasian kegiatan pelatihan dan simulasi klinik dengan Bagian Pendidikan dan pelatihan RSCM dan Manajer Akademik & Kemahasiswaan FKUI, peningkatan mutu pelatihan dan simulasi klinik. dan pelaksanaan evaluasi mutu serta pelaporan kegiatan Instalasi. Plus-Minus Karyawan ICTEC sendiri saat ini berjumlah 11 orang ditambah dengan dua tenaga dokter magang dari FKUI. Jumlah karyawan tersebut masih belum mencukupi bila dibandingkan dengan idealnya. Karena jumlah ideal untuk sebuah pusat simulasi klinis seperti ICTEC adalah 36 orang. Namun jumlah karyawan yang belum ideal itu tidak pernah membuat tim ICTEC bersungut-sungut dalam mewujudkan visi dan misinya.
Apr 21 2016 Simulative Training on Basic Cytoscopy & Urodynamic
ictecmedsim.or.id
Simulative Training on Perineal Ruptur Repair for Medical Students
Dokter Teddy menyebut iklim pelatihan klinis di Indonesia secara umum berkembang dengan sangat baik. Praktis semua rumah sakit di Indonesia sudah mengupayakan pelatihan-pelatihan prosedural klinis, setidaknya untuk beberapa bidang. Namun di lain pihak, belum ada rumah sakit yang secara rutin menyelenggarakan pelatihan kesehatan simulatif. “Hal yang menggembirakan adalah kenyataan, RSCM sudah mapan dengan berbagai pelatihan prosedural simulatif di ICTEC yang dibuktikan antara lain dengan banyaknya jumlah pelatihan yang telah dilaksanakan sejak berdiri pada tahun 2010. Data jumlah pelatihan tahun 2016, terhitung dari akhir Desember 2015 hingga Mei 2016, ICTEC telah memfasilitasi dan menyelenggarakan 73 pelatihan, termasuk 36 pelatihan ICTEC dan FKUI-RSCM,” katanya. Namun ada yang disayangkan oleh dr. Teddy. Pelatihanpelatihan yang berkategori bidang health care simulation dengan memanfaatkan beragam boneka canggih yang mewakili pasien bayi hingga dewasa itu, situasi klinisnya belum terlaksana secara reguler. Tidak hanya kesibukan para staf pengajar yang menjadi kendala yang perlu diatasi bersama, namun juga interest dan kemauan para ahli masih menjadi pekerjaan rumah bagi ICTEC untuk membangkitkannya. Padahal, ia menegaskan di RSCM memiliki fasilitas ruang pelatihan canggih dan peralatan simulator yang menjadi kekuatan bagi penyelenggaraan berbagai program pelatihan klinis. Bahkan equipment dan berbagai simulator yang tersedia
di ICTEC dapat menjangkau hampir semua disiplin ilmu kedokteran. Juga adanya fasilitas ruangan yang dikondisikan seperti aslinya, serta ruang teleconference yang canggih di ICTEC 2 yang berlokasi di Gedung G di seberang kamar bedah sentral, di mana dapat digunakan untuk beraudiensi dan bervisualisasi dengan dunia internasional. Praktis, pusat pelatihan yang bercirikan multidisiplin ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Sifatnya yang multidisplin juga menjadi ciri pusat pelatihan dan simulasi klinis yang jarang dimiliki oleh rumah sakit bahkan di dunia internasional. “Biasanya pusat-pusat pelatihan di dunia internasional bersifat sangat spesifik, misalnya pusat yang menyediakan pelatihan-pelatihan di bidang endoskopi saja. Pusat simulasi kesehatan yang mengandalkan boneka canggih saja, pusat pelatihan di bidang ortopedi saja, dsb. Selain itu merujuk pada volume pelatihannya yang besar, ICTEC merupakan salah satu pusat pelatihan klinis yang tersibuk di dunia,” jelas dr. Teddy. Ia menyebut ada beberapa faktor yang mendukung proses pelatihan menjadi lebih baik. Di antaranya pelatihanpelatihan yang dirancang pihaknya bersifat relevan dengan program pendidikan dokter dan dokter spesialis. Juga pelatihan-pelatihan simulatif terintegrasi dengan clinical fellowship training, di mana pelatihan simulatif yang diselenggarakan di ICTEC dapat dijadikan persyaratan (bukan prasyarat) bagi peserta didik klinis calon konsultan untuk menjalani pelatihan di setting klinis. Selain itu setiap prosedur penting yang harus dikerjakan peserta didik kepada pasien juga harus dilatihkan terlebih dahulu melalui pelatihan simulatif di ICTEC. Dengan demikian, hanya peserta didik yang dinyatakan kompeten melalui pelatihan simulatif yang boleh melanjutkan proses pelatihan klinis dengan melakukan prosedur kepada pasien melalui tahapan yang telah disesuaikan di tataran klinis. Pelatihan juga mengacu pada standar-standar internasional sesuai dengan bidang-bidang disiplin ilmu. HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
5
info Dan adanya penghargaan kepada course director dan instruktur yang terwujud melalui penghitungan credit point akademik dan penghargaan terkait remunerasi. Program, Langkah, dan Penghambat Namun sejalan dengan adanya faktor pendukung, tentu terdapat pula faktor penghambat. Dokter Teddy mengakui langkah ICTEC mewujudkan visi dan mencapai program prioritas juga mengalami hambatan. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya bersifat eksklusivisme keahlian, rendahnya minat untuk berkolaborasi antar bidang atau akibat disiplin ilmu yang bersinggungan atau tumpang tindih. Hambatan berikutnya bila hambatan-hambatan seperti itu telah teratasi adalah kendala ketersediaan instrumen dan equipment yang lengkap untuk menunjang berbagai program prioritas terkait pengembangan setiap disiplin ilmu yang ada dalam dunia kedokteran. Juga penyediaan lebih lanjut instrumen dan equipment yang tidak dapat diselenggarakan bila aktivitas disiplin ilmu belum dapat ditunjukkan secara reguler. Hal itu karena kekhawatiran akan terbengkalainya alat-alat dan simulator canggih yang harganya mahal. Untuk mengatasi hal itu ICTEC tidak berpangku tangan saja. Dokter Teddy menyebut pihaknya melakukan pendekatan persuasif kepada para ahli berbagai bidang ilmu yang berpotensi untuk berkolaborasi demi semangat bersama-sama meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. “Pada kenyataannya tidak ada satu disiplin ilmu pun yang dapat menghentikan pemberian pelayanan oleh bidang ilmu lain yang memiliki area yang tumpang tindih. Dengan semangat untuk menyediakan pelayanan yang sama baiknya oleh disiplin-disiplin ilmu tersebut, maka baik bila disiplin-disiplin ilmu tersebut dapat berkolaborasi untuk bersama-sama mencapai standar kompetensi yang sama baiknya (for the sake of the patient),” katanya. “Seharusnya kerjasama tersebut dapat dilaksanakan dengan baik mengingat RSCM telah memasuki era penghargaan finansial bagi dokter yang tidak lagi berlandaskan fee for service,” tegasnya. Oleh karena itu ICTEC sangat mendambakan pendekatan persuasif dan dukungan pimpinan dalam korporasi FKUI dan RSCM untuk menerapkan KPI yang bernuansa kolaboratif antar disiplin bagi departemen/divisi keilmuan. Selain itu dapat disertai dengan tambahan fasilitas untuk menunjang program-program pelatihan seperti fasilitas untuk teleconferencing dengan dunia internasional di ICTEC 1 yang berlokasi di gedung CMU 2 lantai 2. Hal itu juga untuk mencapai tujuan pendirian ICTEC yang tidak lain visi ICTEC menjadi pusat pelatihan dan simulasi klinis berstandar internasional melalui academic health system. Untuk menjadi pusat pelatihan dan simulasi klinis yang berstandar internasional itu, ada beberapa cara yang sudah dan sedang dijalankan ICTEC. Di antaranya adalah dengan menggandeng dua badan internasional yang kredibel sebagai partner pendiri ICTEC. 6
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
Mereka adalah ISTIH dan CTEC yang keduanya berlokasi di Perth, Australia. ISTIH merupakan organisasi nonprofit yang bergerak dalam mendukung pelatihan-pelatihan bidang kesehatan secara internasional. Sedangkan CTEC adalah pusat pelatihan klinis yang dimiliki oleh Departemen Bedah University of Western Australia (UWA). Juga telah menerapkan program-program pelatihan yang disusun dengan template term of reference (TOR) yang rinci. Selain itu juga menerapkan bahasa Inggris dalam pembuatan TOR dan menggunakannya dalam pelaksanaan pelatihan. Pengunaan bahasa Inggris itu dinilai penting karena merupakan salah satu upaya untuk pembiasaaan diri bagi seluruh Convener/Course Director dan para instruktur agar secepatnya siap menerima partisipan dari dunia internasional. Namun dalam pelaksanaannya, ICTEC tetap masih menerima proses pelatihan dengan menggunakan pengantar bahasa Indonesia. ICTEC juga berupaya agar program-program pelatihan diupayakan mendapatkan endorsement dari badan-badan akademik dan badan-badan profesi di tingkat nasional maupun dari dunia internasional. Bahkan pelatihan endoskopi di bidang urologi telah memperoleh pengakuan dan sokongan dari European Association of Urology dengan program European Basic Laparoscopic Urological Skills (E-BLUS). Contoh lain adalah pelatihan manajemen perawatan luka yang memperoleh endorsment dari World Union of Wound Healing Societies (WUWHS). Tidak ketinggalan endorsement dari kolegium dan asosiasi berbagai profesi dalam negeri. ICTEC juga telah menghadirkan para instruktur dari dunia internasional seperti dari Asia, Eropa, Amerika, Amerika Latin, dan Australia. Selain itu untuk mendukung goal-nya, ICTEC sedang mengupayakan akreditasi sehingga nantinya akan menjadi pusat simulasi kesehatan internasional. Tentunya ini akan menjadi kebanggaan Indonesia.
ICTEC-Samsung Sonoschool: Workshop on Musculosceletal Ultrasound, 2015
PROFIL
MERAWAT MUTU TENAGA KESEHATAN Komite Tenaga Kesehatan“menjanjikan” kualitas dalam hal kredensial, mutu profesi, dan etika disiplin. Tuti menceritakan dari komite yang berdiri 10 Juli 2015 ini.
U
sia komite ini belum seumur jagung, tapi prestasinya sangat membanggakan. Komite Tenaga Kesehatan RSCM telah membuat berbagai langkah krusial dalam hal kredensial, mutu dan etika disiplin tenaga kesehatan. “Kami telah menerbitkan Surat Penugasan Klinis (SPK) bagi tenaga kesehatan, dan telah membuat berbagai aturan dalam hal mutu profesi dan etika, meskipun permenkesnya belum ada. Kami menggunakan Undang – Undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang – Undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang – Undang RI No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Code of Conduct RSCM,” ungkap Tuti Amalia, S.Si, M.Si, Ketua Komite Tenaga Kesehatan. Tuti mengaku, keberadaan Komite Tenaga Kesehatan bermula dari pemenuhan kebutuhan akreditasi Kars dan JCI yang tertuang dalam SQE 15 dan 16, yakni setiap rumah sakit wajib melakukan kredensial dan menjaga mutu tenaga kesehatan lain selain dokter dan perawat. “Tupoksinya sama seperti komite medik dan keperawatan jadi kita ada sub komite kredensial dan sub komite mutu profesi dan sub etika disiplin,” tandasnya. Peran Meskipun Komite Tenaga Kesehatan dalam hal tugas pokoknya menyerupai komite medik dan keperawatan, Tuti menjelaskan, ada perbedaan yang signifikan dari komite yang dipimpinnya ini. Yakni keragaman profesi yang dicover oleh Komite Tenaga Kesehatan. “Kita memiliki keunikan. Komite kita menangani 19 profesi. Berbeda dengan komite medik dan keperawatan yang hanya menangani profesi dokter dan perawat,” tutur Tuti. Tak hanya itu. Peran Komite Tenaga Kesehatan dengan bidang keteknisian medik
memiliki perbedaan dalam subjek kajian.“Subjek Bidang Keteknisian Medik adalah output pelayanan. Sementara kita lebih ke personilnya,” jelasnya. Program dan Harapan Komite Tenaga Kesehatan RSCM “menjanjikan” berbagai kegiatan dan progam yang dapat meningkatkan kualitas baik personil maupun layanan. Sebut saja program kredensial. Mereka menargetkan seluruh tenaga kesehatan telah dikredensial dan memiliki SKP. Hal ini bertujuan agar tenaga kesehatan lain (nondokter dan perawat, Red.) dapat memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Dalam jangka panjang, Komite yang beranggotakan tujuh orang
ini memiliki program jangka panjang yakni digitalisasi data tenaga kesehatan. Program ini telah tercantum dalam renstra 2015- 2019. Menurut Tuti, hal ini untuk mendukung program paperless, dan dapat mengefisienkan berbagai hal, salah satunya biaya penggandaan dokumen. Kedepan, Tuti berharap walaupun dengan keterbatasan sarana prasarana, seperti ruangan dan komputer, komitenya tetap dapat disejajarkan dengan Komite Medik dan keperawatan. “Sub Komite kami saling bekerjasama dan berharap dengan semakin berkembangnya komite ini, kami tidak hanya mencover 19 profesi tetapi 24 dan bahkan 32 profesi,” harap Tuti.
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
7
SOSIALISASI
CARA BENAR TRANSPORTASI DARAH
Pengaturan peletakan kantong darah dan alat bantu lain dalam wadah diatur menggunakan Standar Pelayanan. Operasional, yang dapat berbeda tergantung pada suhu sekitar dan jumlah kantong darah yang dibawa. Sedangkan, untuk menentukan jumlah ice pack, gel pack atau dry ice yang perlu dimasukkan dalam wadah diperlukan uji validasi untuk menentukan berapa lama waktu transportasi yang diharapkan dapat terjaga suhunya. Namun, perlu diingat bahwa: Udara panas akan naik, sedangkan udara dingin akan turun. Sehingga peletakan ice pack, gel pack atau dry ice pada bagian atas wadah akan membuat suhu kantong darah menjadi lebih dingin bila dibandingkan peletakan di bagian bawah wadah. Suhu ice pack, gel pack atau dry ice lebih dingin dibanding suhu penyimpanan. Sehingga kantong darah tidak boleh bersentuhan langsung dengan ice pack, gel pack atau dry ice tersebut. Untuk itu bahan pembatas diletakkan di antara kantong darah dan ice pack, gel pack atau dry ice. Di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, masih terdapat pengambilan darah oleh keluarga pasien. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, dinyatakan bahwa transportasi darah tidak boleh dilakukan oleh keluarga pasien. Karena itu, dalam hal transportasi darah, RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo perlu menambah tenaga pekarya yang terlatih dalam rantai dingin darah yang dilengkapi dengan alat bantu transportasi darah yang baik untuk menjamin keadaan darah untuk transfusi.
Oleh: dr. Nova S.I. Hippy, MBiomed
S
ebagai mana transportasi organ lain yang dipakai untuk transplantasi, cara melakukan transportasi darah harus dilakukan dengan cara yang tepat. Hal ini agar sel darah yang berada di dalam kantong darah tidak menjadi rusak saat diberikan kepada pasien yang membutuhkan. Cara transportasi yang salah akan menurunkan manfaat terapi dari pemberian darah tersebut. Karena itu, jika ada yang bertanya kenapa Hemoglobin darah tidak naik setelah pemberian transfusi, maka salah satu hal yang perlu dicermati adalah cara transportasi darah. Tata cara transportasi darah ini diatur menggunakan sistem rantai dingin darah dengan memperhatikan jenis darah yang akan disimpan. Cara menyimpan darah yang mengandung sel darah merah (eritrosit) berbeda dengan cara menyimpan darah yang mengandung keping darah (trombosit). Suhu penyimpanan berdasarkan jenis darah yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah terangkum dalam tabel 01. Untuk menjaga agar suhu penyimpanan saat transportasi tetap berada suhu optimal, maka pelaksanaan transportasi darah perlu dilakukan dengan cara yang benar dan oleh petugas yang telah mendapatkan pelatihan mengenai rantai dingin darah. Pada saat transportasi, diperlukan beberapa alat bantu agar suhu tersebut tetap terjaga, yaitu: Wadah dengan penutup yang memiliki konstruksi kuat, dan terbuat dari bahan yang dapat dibersihkan. Alat monitor suhu. Ice pack, gel pack atau dry ice tergantung pada suhu simpan yang diharapkan. Bahan pembatas. Setiap alat bantu mempunyai spesifikasi yang dapat dibaca dengan jelas pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah itu
elgrecoblog.files.wordpress.com
Jenis Darah
elgrecoblog.files.wordpress.com
8
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
Suhu Simpan
Darah Lengkap (Whole Blood/ WB)
2 - 6° C
Sel Darah Merah (Packed Red Cells/ PRC)
2 - 6° C
Fresh Frozen Plasma (FFP) Beku
Di bawah minus 25° C
Kriopresipitat/ Anti Hemophilic Factor (AHF) Beku
Di bawah minus 25° C
Fresh Frozen Plasma (FFP) Cair
2 - 6° C
Kriopresipitat/ Anti Hemophilic Factor (AHF) Cair
2 - 6° C
Konsentrat Trombosit (Thrombocyte Concentrate/ TC)
20 - 24° C
Tabel 01. Suhu Penyimpanan Berdasarkan Jenis Darah
tips
MANFAAT BAGI ANAK Oleh: Retno Muji Muliany, S.Gz, RD , Instalasi Gizi RSCM / Dietisien Anak RSCM
Anak sehat tentunya dambaan orangtua. Karenanya orangtua perlu “care”, salah satunya dengan menambahkan kesempurnaan dalam makanan, yakni susu. Lalu Apa manfaat si putih ini?
S
usu merupakan minuman yang mampunyai banyak kandungan vitamin dan gizi. Ketika anak Anda enggan untuk mengkonsumsi makanan bergizi, maka susu bisa menjadi penunjang nutrisinya dan bahkan bisa meningkatkan nafsu makan. Ada beberapa manfaat susu untuk anak yang sangat penting dan sudah seharusnya Anda mengetahuinya. MACAM NUTRISI Susu sapi, merupakan makanan yang mempunyai kalori cukup tinggi sehingga mampu menjamin perkembangan tubuh anak. Selain kalori yang melimpah, di dalam susu juga terdapat protein yang ampuh untuk memberikan energy kepada anak sepanjang hari. Kalsium yang ada di dalam susu tentu saja berkontribusi maksimal terhadap perkembangan tulang anak, dan masih ada beragam vitamin seperti vitamin A, dan B kompleks. Susu juga mengandung vitamin D yang baik untuk membantu membangun kekuatan tulang Para peneliti menilai, anak-anak yang terbiasa mengonsumsi susu semenjak dini akan membawa kebiasaan sehatnya sampai usia tua nanti. Orang-orang usia lanjut yang sering mengonsumsi susu sejak dini juga memiliki mobilitas yang lebih baik, seperti adanya keseimbangan dalam tubuh. The 2010 Dietery Guidline merekomendasikan dua gelas susu untuk balita usia dua sampai tiga tahun, 2 ½ gelas untuk anak-anak usia empat sampai delapan tahun, dan 3 gelas susu setiap hari untuk usia remaja dan dewasa. Konsumsi susu setiap hari saat sarapan adalah kesempatan ideal untuk membantu anak-anak Anda dalam memulai hari. Berikut ini merupakan beberapa manfaat susu bagi anak seperti yang sudah kami rangkum dari beberapa sumber.
ilustrasi:berbagai sumber
Sumber kalsium Susu menyediakan hingga 40 persen kandungan kalsium untuk kebutuhan seorang anak setiap hari. Dengan konsumsi susu yang teratur, mereka juga mampu terbebas dari osteoporosis yang mungkin saja menghampiri ketika mereka menua
Sumber protein Agar pertumbuhan anak bisa berkembang dengan baik maka anak harus diberikan asupan protein yang cukup. Salah satu sumber protein terbaik bagi anak adalah susu, berikan mereka minum ini secara teratur untuk membantu proses tumbuh-kembang mereka. Sumber energi Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak suka bergerak kesana kemari, hal ini tentu dapat menguras energi mereka saat bermain. Untuk membantu mereka agar tetap aktif dibutuhkan energi cukup. Berikan makanan dan minuman yang menjadi sumber energi untuk mengimbangi aktifitas mereka. Sumber lemak baik Bukan hanya protein dan kalsium, anak kecil juga membutuhkan lemak untuk mendukung perkembangan tubuh dan otak mereka. Susu termasuk dalam minuman yang bisa kita jadikan sebagai sumber lemak bagi anak. Pertumbuhan gigi Gigi juga membutuhkan kalsium yang cukup agar tetap sehat dan kuat. Kalsium sangat dibutuhkan anak yang sedang dalam masa tumbuh-kembang. Kekurangan kalsium membuat tulang dan gigi mereka tidak sekuat anak lainnya. Salah satu sumber kalsium terbaik untuk anak diantaranya susu. Berikan mereka susu secara teratur untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian. Tingkatkan kecerdasan Satu gelas susu setiap hari mampu memberikan tingkat kecerdasan yang baik, daya memori kuat, serta tumbuh kembang sel otak. Sehingga, tidak heran banyak dokter yang menyarankan orang tua untuk memberikan anak mereka satu gelas susu setiap pagi Bila Anda hendak mengonsumsi susu, sebaiknya tidak menggunakan susu kental manis karena kandungan nutrisinya lebih rendah akibat proses pembuatannya juga banyak mengandung lemak dan gula yang kurang baik untuk tubuh. Konsumsi susu yang dianjurkan adalah tiga porsi setiap hari. HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
9
INFO
KEHAMILAN DENGAN JANIN CENDERUNG KECIL Oleh: Dr. dr. Yuditiya Purwosunu, SpOG (K) , Departemen Obgyn FKUI-RSCM
Seorang ibu hamil menginginkan buah hatinya lahir dengan berat badan normal. Pengetahuan calon ibu mulai perlu diperhatikan sebelum kelahiran. Bagaimana pengetahuan itu sendiri?
cdnau.ibtimes.com
B
erat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai berat lahir anak dibawah 2.500 gram. Di negara-negara maju, sekitar 4-8 persen anak lahir dengan berat di bawah 2.500 gram, sedang di negara berkembang seperti Indonesia, proporsinya meningkat mencapai 28 persen. Walau telah terjadi penurunan angka kematian dan kesakitan anak di negara maju dan berkembang, BBLR menjadi faktor utama penentu kematian dan kesakitan anak. Misalnya di Inggris, hanya 6% anak dilahirkan dibawah 2.500 gram tetapi menjadi penyebab 60% kematian anak. Walau angka kematian anak telah berkurang jauh selama satu abad belakangan, tetapi proporsi BBLR pada kematian anak
10
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
tetaplah sama selama lebih dari 40 tahun terakhir ini. Sehingga BBLR tetap menjadi masalah besar. Sebagian besar BBLR disebabkan oleh kehamilan preterm. Sedang kehamilan preterm didefinisikan sebelum 37 minggu lengkap (38 minggu). Sebagian besar bayi dengan berat lahir rendah dilahirkan sebelum 37 minggu lengkap. Namun ada bayi yang dilahirkan cukup bulan tetapi memiliki berat lahir rendah, atau dinamakan pertumbuhan janin terhambat (intrauterine growth restriction-IUGR). Usia dan berat bayi menjadi dua faktor penting menentukan survival pada saat lahir. Serta bayi dengan kelamin perempuan relatif memiliki angka survival lebih baik daripada bayi laki-laki. Preterm secara jangka pendek menimbulkan morbiditas, seperti rentannya bayi terkena penyakit infeksi paru, kelainan fungsi retina mata, lebih mudah terkena asma dan banyak lainnya. Perawatan neonatus secara intensif juga berbiaya tinggi (high-cost). Selain itu, secara umum, bayi BBLR atau preterm dibanding bayi normal mempunyai volume otak yang lebih kecil – yang berkaitan dengan kecerdasan anak. Namun, efek preterm atau BBLR tidak hanya dialami pada saat anak. Secara jangka panjang, perterm atau BBLR memiliki efek kesehatan di hari tua (fetal origin of adult disease) seperti diabetes, hipertensi atau penyakit degeneratif lainnya.
dan tumor necrosis factor (TNF) dan memicu prostaglandins untuk menstimulasi kontraksi dari rahim sehingga terjadi persalinan preterm. Bacterial vaginosis, atau tergantinya microba normal vagina laktobasilus dengan bakteri abnormal lain, juga ditengarai menjadi penyebab utama preterm dan BBLR. Namun tidak semua persalinan preterm terbukti ditemukannya bakteri. Pada penelitian di korea, dari 203 persalinan perterm yang diambil air ketubannya, hanya 23 persen yang mengandung kuman. Hal ini yang menyebabkan pemberian antibiotika untuk mencegah kontraksi dan persalinan preterm, tidaklah berguna secara bermakna pada populasi risiko rendah.
kathrynwarmstrong.files.wordpress.com
Faktor apakah yang kira-kira berperan? Walau ilmu kedokteran telah maju begitu pesatnya dalam satu abad terakhir ini hingga tahap molekuler, kehamilan dan persalinan dengan berbagai alasannya, merupakan salah satu hal yang sulit dipelajari sehingga sulit dimengerti di dunia medis. Kehamilan preterm, adalah salah satu contoh utama. Hingga kini tidak ada metode prediksi yang cukup baik untuk memprediksi kejadian preterm atau berat lahir rendah. Namun ada beberapa faktor yang kira-kira berguna kita ketahui. Pertama, adalah gejala perdarahan awal kehamilan (threatened abortion) berkaitan dengan risiko preterm. Faktor genetik juga berpengaruh. Bila ada keluarga dekat dengan kehamilan preterm, sebaiknya diberitahu ke dokter. Atau bila ada kehamilan sebelumnya (riwayat kehamilan preterm), juga merupakan faktor risiko utama untuk kehamilan berikutnya menjadi preterm atau BBLR. Bila kehamilan sebelumnya kurang dari 34 minggu, ada 16% risiko berulangnya preterm pada kehamilan kedua (recurrent). Interval antara persalinan juga berperan. Peneliti menyebutkan interval kurang dari 18 bulan atau lebih dari 59 bulan meningkatkan risiko preterm atau BBLR. Faktor lain adalah inflamasi gusi atau kesehatan periodontal yang rendah, berisiko 2.83 kali lipat untuk perterm atau BBLR. Penelitian Michalowicz dan rekan menunjukkan, pembersihan karang gigi dan terapi gigi yang berlubang tetaplah aman dilakukan dalam kehamilan. Bekerja dalam waktu panjang (berdiri misalnya), juga meningkatkan risiko akan kehamilan preterm dan BBLR. Gaya hidup yang berisiko, seperti merokok, depresi, ansietas, serta stress kronik berakibat juga meningkatnya risiko preterm. Faktor infeksi merupakan faktor utama dalam persalinan preterm dan BBLR. Diduga mikroorganisme memproduksi sitokin peradangana seperti interleukin
Apa yang bisa dilakukan? Kapan sebaiknya dilakukan? Tidak dipungkiri faktor nutrisi memegang peranan penting pada kasus preterm dan BBLR. Berat ibu sebelum hamil (prepregnancy) juga berisiko untuk BBLR serta preterm. Kenaikan berat ibu selama hamil yang tidak adekuat meningkatkan risiko preterm. Defisiensi mikronutrisi pada ibu hamil atau sebelum hamil seperti zinc atau selenium, juga meningkatkan risiko kehamilan preterm dan BBLR. Demikian pula defisiensi zat besi, yang berakibat tidak langsung anemia kronik karena defisiensi besi, meingkatkan risiko preterm dan BBLR. Diperkirakan 8.3 persen persalinan perterm dan BBLR bisa dicegah, hanya dengan mencegah anemia kronik ini dengan supplementasi zat besi. Penelitian juga menunjukkan asupan asam folat kurang dari 500 mikrogram pada usia kehamilan awal (24-29 minggu usia gestasi), meingkatkan 1.8 kali lipat kelahiran preterm atau BBLR. Atau kadar asam folat darah kurang dari 16.3 ng/ mL berisiko akan preterm. Hal ini menunjukkan nutrisi pada awal kehamilan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam kehamilan untuk mencegah risiko preterm atau BBLR. Bahkan data Pregnancy, Infection and Nutrition Study (PINS) pada usia gestasi 24 sampai 29 minggu menunjukkan supplementasi multi-vitamin pada sebelum kehamilan dan pada saat konsepsi mengurangi risiko preterm sampai setengahnya (RR 0.50). Sedangkan pemberian asupan multivitamin sebelum hamil (prenatal) tidak mengurangi terjadinya preterm (RR 1.1). Sehingga waktu yang paling penting dalam mencegah preterm adalah sebelum hamil atau pada saat sebelum konsepsi. Apa saja yang perlu dikonsumsi? Pada PIN study, terlihat asupan karbohidrat, protein, nutrisi makro serta mikro dikonsumsi secara seimbang sebelum kehamilan untuk mencegah terjadinya kehamilan preterm atau BBLR. Keseimbangan nutrisi dan pemenuhan kebutuhan akan mikro dan makro-nutrisi menjadi hal yang utama. Bila dimungkinkan, asupan nutrisi supplemental bisa menyakinkan, kebutuhan nutrisi ibu hamil bisa terpenuhi sehingga menjamin kehamilan menjadi optimal. Perlu disadari, kehamilan tidak hanya mengandung bayi, tetapi lebih pada mempersiapkan generasi berikut yang lebih baik dan optimal. HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
11
ANAK
KENALI RADANG PARU PADA ANAK Oleh: Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, SpA, Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
“Ibunda Alif cemas sekali saat membawa Alif, usia 3 tahun, ke rumah sakit. Pagi tadi, Alif tampak lemas dan terengah-engah saat bernapas. Sebelumnya tiga hari lalu, memang Alif ada demam dan batuk-batuk namun tidak mengkhawatirkan. Ibunda Alif terkejut saat dokter anak yang merawat Alif mengatakan Alif menderita radang paru dan perlu diberi oksigen dan dirawat di rumah sakit.”
H
ingga kini, radang paru atau dikenal dengan pneumonia masih merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita di dunia. Sebanyak 1,2 juta orang anak berusia kurang dari lima tahun meninggal setiap tahun karena pneumonia. Di Indonesia, terdapat enam juta orang anak yang menderita pneumonia setiap tahun, dan setiap hari 70 orang anak meninggal karena pneumonia. Pneumonia merupakan radang pada jaringan paru yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur, dan menyebabkan gangguan pernapasan. Bakteri, virus, atau jamur penyebab pneumonia dapat mencapai paru setelah terhirup di udara oleh anak. Selain melalui udara, pada anak dengan sakit infeksi berat, bakteri penyebab pneumonia dapat pula mencapai paru melalui darah. Tidak semua anak yang terpapar dengan bakteri, virus, atau jamur akan menderita pneumonia. Ada beberapa kondisi anak yang lebih rentan untuk mengalami sakit pneumonia, yaitu anak yang tinggal di lingkungan rumah yang kotor, banyak polusi, dan padat; tidak mendapat air susu ibu (ASI); memiliki gizi yang kurang; terpapar asap rokok; memiliki riwayat penyakit jantung bawaan; atau anak dengan riwayat imunisasi yang tidak lengkap. Pneumonia dapat dikenali jika ditemui anak batukbatuk, dapat disertai demam dan pilek, yang kemudian berkembang menjadi sesak. Sesak pada anak dapat
giftafterwaiting.files.wordpress.com
12
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
Usia
Laju napas normal
< 2 bulan
< 60 kali permenit
2 – 12 bulan
< 50 kali permenit
> 12 bulan 5 tahun
< 40 kali permenit
Tabel 01. Laju Napas Normal Anak
dikenali dengan dua gejala yang dapat dilihat oleh orangtua atau pengasuh, yaitu laju napas cepat dibandingkan laju napas normal, dan tanda usaha bernapas anak meningkat. Laju napas napas normal anak tergantung oleh usia, yang dapat dilihat pada Tabel 1. Bila lebih dari laju napas normal, maka laju napas anak dikatakan cepat. Sementara, tanda usaha napas anak meningkat adalah apabila terlihat tarikan dinding dada ke dalam dan/atau hidung kembang kempis saat bernapas. Bila orangtua menemukan salah satu dari kedua gejala tersebut, orangtua perlu membawa anak ke pelayanan kesehatan yang terdekat, baik puskesmas atau rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Tidak semua anak dengan pneumonia harus dirawat di rumah sakit. Indikasi rawat inap anak dengan pneumonia ditentukan dari ringan beratnya
gejala. Pada pneumonia ringan, ditandai dengan laju napas cepat, anak dapat diberi obat dan dirawat di rumah namun membutuhkan perhatian khusus dari orangtua karena bila ada perburukan gejala, misalnya ada tanda usaha napas meningkat dan/atau gangguan makan juga minum, anak wajib dibawa kembali ke rumah sakit. Sementara, pada pneumonia berat, ditandai dengan laju napas cepat dan usaha napas meningkat, anak perlu dirawat untuk pemberian oksigen dan antibiotik melalui jalur pembuluh darah. Selain itu, pemberian gizi dan cairan yang cukup sangat berperan penting dalam penyembuhan anak dengan pneumonia. Bagaimana mencegah pneumonia pada anak? Beberapa upaya dapat dilakukan supaya anak tidak mudah terkena pneumonia, yaitu dengan pemberian ASI eksklusif, imunisasi lengkap sesuai jadwal, lingkungan tempat tinggal bebas asap rokok, biomassa, dan kendaraan bermotor, serta pemberian nutrisi yang cukup untuk anak. Dengan mengenali gejala dini pneumonia supaya cepat mendapatkan pengobatan serta melakukan upaya pencegahan dengan baik akan membantu menurunkan angka kematian anak karena pneumonia dan mewujudkan anak Indonesia yang lebih sehat.
SALAM
Selamat Idul Fitri
1437 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin Linda Amiyanti, Skp.MKes ilustrasi:berbagai sumber
Pemimpin Redaksi
Tim Redaksi Halo Cipto HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
13
ragam
static.thousandwonders.net
TIPS BERPUASA Oleh: dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK, dan dr. Lily Indriani Octovia, MT, M.Gizi, SpGK, Departemen Medik Ilmu Gizi FKUI-RSCM
P
uasa ramadan memiliki pesan istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia dan merupakan bulan pengendalian diri, termasuk dalam hal pemilihan makanan sebagai sarana untuk membentuk dan menerapkan gaya hidup sehat. Umat muslim dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan, sehingga tujuan puasa ramadan tersebut dapat tercapai. Berbagai penelitian menunjukkan manfaat puasa bagi kesehatan, yaitu mengendalikan berat badan (BB), tekanan darah, serta kadar glukosa dan lemak darah, dan lain-lain. Namun, kenyataannya, seringkali terjadi sebaliknya, yakni setelah berpuasa, BB meningkat dan hasil laboratorium darah malah memburuk,
14
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
sehingga tak jarang, tubuh menjadi sakit. Hal ini sebenarnya dapat dicegah, agar puasa benar-benar menjadi bulan penuh berkah bagi umat yang menjalankannya. Berikut ini beberapa kiat dan tips agar puasa Ramadan serta puasa sunah lainya dapat dijalankan dengan khusyuk dan menyehatkan: Tidak melewatkan waktu sahur ataupun berbuka Sahur dan berbuka merupakan hal yang sama pentingnya. Melewatkan sahur dapat menyebabkan seseorang akan berpuasa lebih lama dari yang seharusnya. Hal ini dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan, yaitu seseorang mudah menjadi lemas dan dehidrasi pada saat berpuasa siang harinya, dan cenderung akan mengonsumsi makanan secara
berlebihan pada saat berbuka, sehingga dapat memicu peningkatan berat badan dan kondisi lainnya. Meskipun melewatkan waktu berbuka agak jarang terjadi, namun, bagi sebagian orang yang sangat sibuk, dapat melewatkan waktu berbuka begitu saja. Jika berbuka dilewatkan atau tidak dilaksanakan dengan baik, maka tubuh berisiko mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi, sehingga dapat menganggu kerja dan menyebabkan berbagai gangguan fungsi tubuh, misalnya gangguan lambung, lemas, dan lain sebagainya.
cdn0-a.production.liputan6.static6.com
Pilih menu lengkap, sehat, dan seimbang, baik untuk sahur dan berbuka Pada saat sahur dan berbuka, seseorang senantiasa dianjurkan untuk memilih makanan dengan jumlah yang cukup, lengkap, seimbang, segar dan menyehatkan. Asupan tinggi karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan rasa begah, sehingga dapat mengganggu kenyamanan menjalani ibadah puasa ramadan. Makanan tinggi energi, tinggi lemak, dan tinggi karbohidrat sederhana dapat memicu peningkatan BB dan gangguan profil lipid dengan berbagai konsekuensinya.
Anjuran menu untuk sahur Menu untuk sahur harus lengkap dan seimbang, mengandung karbohidrat kompleks, serta tinggi serat dengan Glycemix Index rendah, misalnya nasi (terutama nasi merah atau nasi coklat), roti gandum, atau oat beserta lauk pauknya (terutama ikan, unggas tanpa kulit, dan telur) atau susu serta buah dan sayur, sesuai selera, agar memberikan energi serta vitamin dan mineral, serta air yang cukup, sebagai bekal berpuasa di siang hari. Hal ini bertujuan agar seseorang tidak cepat lapar dan haus serta tetap fit selama menjalani ibadah puasa dan beraktivitas selama berpuasa. Anjuran menu untuk berbuka Saat berbuka, minumlah cukup air, dan makanlah makanan yang lengkap, namun diperkenankan
mengandung gula sederhana untuk mengantikan energi tubuh secara cepat setelah digunakan selama berpuasa seharian. Berbagai pilihan makanan yang dapat dikonsumsi saat berbuka adalah: Minuman, dapat berupa air putih, air kelapa, teh manis, susu, jus buah, dan smoothies. Kurma, merupakan makanan berbuka Rasul Muhammad SAW, yang mengandung gula sederhana, mineral (terutama kalium, besi, mangan, dan serat), untuk mengembalikan energi tubuh secara cepat. Selain kurma, dapat pula mengkonsumsi buah kering, seperti kismis, buah zaitun, dan plum, untuk tujuan yang sama. Buah, mengkonsumsi buah segar merupakan makanan tradisional berbuka puasa di Negara Asia Selatan, yang memberikan energi secara cepat, cairan, serta vitamin dan mineral. Sup, mengandung daging, sayur, polongpolongan, biji-bijian, pasta atau kentang, dan kuah, sehingga dapat memberikan energi cepat, vitamin dan mineral, serta cairan, yang cukup. Batasi gula sederhana, garam, dan lemak berlebih Batasi gula, garam, dan lemak berlebih, dengan batasan maksimal empat sendok gula per hari, satu sendok teh garam per hari, minyak dan lemak maksimal lima sendok per hari, pilih daging tanpa lemak atau unggas tanpa kulit. Selain itu, perbanyak konsumsi buah dan sayur (kira-kira 5-6 porsi per hari) mendapatkan vitamin dan mineral, dan air yang cukup agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dan mencegah berbagai penyakit degeneratif. Minum cukup air Minum cukup air saat sahur dan berbuka diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh dan mencegah dehidrasi. Konsumsilah cairan, termasuk jus, susu, sup, dan buah yang mengandung tinggi air, setidaknya delapan gelas sehari (termasuk buah, jus, susu) sejak berbuka hingga waktu sahur berakhir. Perhatikan cara memasak makanan Makanan sebaiknya dimasak dengan cara ditumis, dikuah, direbus, dikukus, dan disup. Kurangi mengonsumsi makanan yang digoreng. Makanan yang digoreng dapat menyebabkan asupan lemak berlebih dan memicu obesitas serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Tetap lakukan aktivitas fisik Selama puasa, seseorang harus tetap melakukan aktivitas fisik intensitas sedang selama kira-kira 30 menit sehari secara rutin, misalnya berenang, berjalan atau bersepeda santai menjelang atau setelah waktu berbuka puasa. HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
15
JCI
KONTINUITAS UPAYA PEMENUHAN STANDAR MUTU & KESELAMATAN PASIEN. USAI ATAU BARU DIMULAI? Oleh: dr. Hervita Diatri, SpKJ (K)
T
anggal 30 Mei – 3 Juni 2016 yang lalu, segenap keluarga besar RSCM dan FKUI menjalani proses penilaian dengan satu target pencapaian: “Layakkah RSCM-FKUI disebut sebagai Rumah Sakit yang memertahankan pemenuhan standar mutu dan keselamatannya dalam 1 tahun terakhir serta layakkah RSCM-FKUI disebut sebagai Pusat Pendidikan Medik (Academic Medical Center) yang berstandar internasional?” Berbagai bukti pemenuhan standar untuk lebih dari 1.200 standar penilaian, disiapkan, ditunjukkan, dan terus
16
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
disempurnakan oleh seluruh individu, unit, serta pimpinan RSCM dan FKUI tanpa terkecuali, terlebih setelah RSCM-FKUI semakin menyadari perubahan paradigma pemenuhan standar mutu dan keselamatan pasien bukanlah bisnis dari sekelompok orang, atau sekelompok unit, melainkan masingmasing individu. Lima orang surveior dari lembaga akreditasi internasional, Joint Commission International datang ke RSCM-FKUI untuk menjalankan tugasnya selama lima hari, memastikan pemenuhan standar baik oleh Pimpinan Korporat, Pimpinan dan seluruh staf di unit
kerja sebagai upaya penjaminan mutu dan keselamatan pasien dalam satu tahun terakhir. Beliau-beliau adalah: Robert H. Chrismas, MBA, Administrator, Pimpinan Tim; Denise M. Fritz, RN, Perawat; Mark E. Scott, MS, RN, Perawat; Pongtorn Kietdumrongwong, MD, Dokter; Patricia M. O’Shea, MBA, MD, MPH, Dokter. Proses telaah dokumen, wawancara telaah rekam medik, telusur fasilitas, indikator, pasien, pimpinan RSCM dan FKUI, staf, karyawan, peserta didik, serta peneliti mewarnai hari-hari penilaian tersebut. Semangat untuk menunjukkan hasil kerja dan karya dalam satu tahun terakhir, dukungan masing-masing individu untuk menyempurnakan di setiap titik, serta peran Para Direktur dan Tim Dekanat sebagai bagian dari “tim pemantau ketat dan tim sapu jagat” memacu, memperkuat, dan memudahkan semua upaya sejak saat persiapan, saat penilaian, maupun saat malam hari menjelang pagi ketika satu demi satu temuan diupayakan menjadi sajian yang menyempurnakan di hari yang baru. Di hari ke empat hingga puncaknya di hari ke lima, puluhan tepuk tangan, bahkan standing applause dari Tim Surveior membahana di Ruang Auditorium Gedung A lantai 8, atas bukti integritas, profesionalisme, kepedulian, serta kolaborasi berbagai multidisiplin dan multiprofesi yang ditunjukkan oleh seluruh warga RSCM di semua lapisan pimpinan, tenaga profesional yang tersebar di semua unit kerja, termasuk mereka yang menjaga keamanan, mereka yang bertanggung jawab pada kebersihan, mereka yang memberikan layanan di garda terdepan, dan mereka yang membantu menunjukkan jalan maupun membantu proses mobilisasi di RSCM-FKUI. Penghargaan tersebut disampaikan oleh Para Surveior mengingat beban yang harus dipikul oleh RSCM-FKUI sebagai bagian dari tanggung jawab pada kebijakan Kementerian Kesehatan, pada kebutuhan masyarakat, di tengah berbagai bentuk upaya efisiensi dari setiap jenis sumber daya yang dimiliki. Puncaknya, pada tanggal 17 Juni 2016, nyaris tengah malam waktu Indonesia bagian Barat, Pimpinan RS menerima
laporan Final Accreditation Survey Findings Report yang menyebutkan bahwa RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dinyatakan TERAKREDITASI dengan 0 (Nol) temuan tidak lengkap (NOT MET) dan 25 (dua puluh lima) temuan lengkap sebagian (PARTIALLY MET) sebagai Academic Medical Center. Hal tersebut memantapkan warga RSCM-FKUI menjawab bahwa YA, RSCM-FKUI LAYAK disebut sebagai Rumah Sakit yang mempertahankan pemenuhan standar mutu dan keselamatannya dalam satu tahun terakhir serta layak disebut sebagai Pusat Pendidikan Medik (Academic Medical Center) yang berstandar internasional” Namun bukan berarti perjuangan untuk menjamin dan meningkatkan mutu dan keselamatan di RSCM-FKUI boleh berhenti. Justru upaya menunjukkan kinerja kolaboratif berkesinambungan baru saja dimulai. Semenjak memegang standar kelulusan untuk kedua kalinya, maka proses penilaian dalam triennial survey berikutnya (diperkirakan pada bulan Juni 2019) didasarkan pada data kepatuhan dan konsistensi pemenuhan standar mutu dan keselamatan pasien selama tiga tahun penuh. Hal tersebut menggambarkan bahwa warga RSCM yang dinamis dan senang menolong, memberikan yang terbaik untuk menghadirkan pengalaman istimewa bagi semua, TIDAK BOLEH “TERLELAP”. Proses penjaminan mutu dan keselamatan pasien bukanlah proses penjaminan yang bersifat insidentil, melainkan merupakan bagian dari proses layanan rutin yang berorientasi pada pasien dan keluarga. Mengupayakan hari ini dan seterusnya adalah investasi masing-masing individu untuk RSCM-FKUI yang lebih baik di masa mendatang dan lebih jauh investasi layanan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia melalui lulusan program pendidikan kita. Selalu Semangat… Menolong dan Memberikan yang Terbaik untuk Pengalaman Istimewa bagi Semua Orang. Saya mau dan bisa, Anda mau dan bisa, KITA SEMUA BISA… TERBUKTI…dan SIAP MELANJUTKAN
Selamat atas kelulusan akreditasi RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo JCI Triennial Survey 30 Mei - 3 Juni 2016
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
17
JCI
BUTIR-BUTIR PEMENUHAN STANDAR Standar
Butir Pemenuhan Standar, Perhatian, dan Temuan Berulang Semua butir standar perlu mendapat perhatian besar dan konsisten karena merupakan dasar pemenuhan standar mutu dan keselamatan pasien lainnya yang terdiri dari 1
Ketepatan identifikasi pasien – pada semua lembar formulir rekam medik, obat dan alat medik, spesimen, termasuk perlengkapan makan
2
Peningkatan efektivitas komunikasi verbal dan/atau per telepon di antara tenaga kesehatan
2.1 Pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan penunjang 2.2 Proses serah terima pasien terutama komunikasi antar dokter dari satu proses ke proses lain, satu unit ke unit lain, dan saat pergantian shift jaga 3
Peningkatan keselamatan pada pemberian obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi
3.1 Peningkatan upaya pengelolaan penggunaan elektrolit pekat yang aman IPSG / SKP
4
Implementasi proses yang memastikan benar sisi, benar prosedur, dan benar pasien yang akan menjalani pembedahan Temuan berulang: penandaan lokasi operasi pada tindakan prosedur gigi dan mulut
4.1 Implementasi proses time out segera sebelum tindakan dimulai untuk memastikan benar sisi, benar prosedur, dan benar pasien yang akan menjalani pembedahan Perhatian: pastikan bahwa acuan waktu yang dipergunakan oleh perawat yang memimpin proses time out adalah waktu yang tercantum dalam sistem electronic health record, demikian pula semua tenaga medik yang terlibat (Dokter Anaestesi dan Dokter Bedah/Pelaksana Prosedur) dalam mendokumentasikan hasil kerjanya 5
Implementasi panduan kebersihan tangan yang berbasis bukti untuk menurunkan risiko infeksi dalam perawatan kesehatan Temuan berulang: konsistensi pelaksanaan kebersihan tangan staf maupun peserta didik belum sesuai target, baik akibat faktor individu, faktor ketersediaan materi, maupun faktor teknis seperti penempatan yang jauh dari akses yang dilalui
6
Implementasi proses untuk menurunkan risiko pasien jatuh Temuan berulang: pengkajian risiko jatuh awal dan pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pengkajian awal diselenggarakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan (2 jam semenjak pasien datang – rawat jalan dan 1x24 jam semenjak pasien masuk – rawat inap) Temuan berulang: dokumentasi kelengkapan dan ketepatan waktu pengkajian awal sering tidak ada Mendokumentasikan alasan pasien datang atau menjalani perawatan di rumah sakit (keluhan utama) AOP / AP
Waktu yang ditetapkan untuk melakukan pengkajian ulang pasien di IGD – sesuai dengan warna zona. Pengkajian awal pasien pada tindakan yang menggunakan anestesi lokal, sedikitnya kondisi jantung, paru, dan riwayat alergi Kebijakan terkait informasi minimal yang harus tersedia saat anamnesis dan pemeriksaan fisik pada rekam medik pasien, misalnya riwayat alkohol atau merokok Memantapkan sistem layanan resusitasi: respons cepat, implementasi NEWSS, ketersediaan dan kelengkapan trolley emergency, pengelolaan laringoskop Pembuatan rencana perawatan (care plan) terutama di IGD
COP / PP
Penetapan kasus paliatif Manajemen nyeri: mulai dari pengkajian awal, dokumentasi, penyusunan care plan, pemilihan obat, pengkajian ulang terkait nyeri, termasuk pasien pascatindakan, pasca-pemberian obat anti nyeri Manajemen pengikatan fisik (restraint): alasan, teknik, proses pemantauan, dan kriteria melepaskan Triage: pelatihan tenaga kesehatan yang bertugas, proses di layanan triage primer dan sekunder, kelengkapan pengisian formulir triage oleh perawat maupun dokter Profil pasien yang datang ke IGD dan kriteria false emergency Peran petugas kesehatan yang bertugas di ruang urgent, trauma, dan non trauma
ACC / APKP
Upaya pengaturan yang dilakukan bila jumlah pasien melebihi kapasitas dan tidak ada ruang yang memadai Kelengkapan dokumentasi di Integrated Multidisciplinary Emergency Team (IMET), terutama keputusan tatalaksana pasien pasca-pemeriksaan dan tatalaksana di IMET Kelengkapan pengisian formulir transfer, terutama pemantauan kondisi pasien selama perjalanan dan identitas tenaga kesehatan di RS yang dituju (pada pasien pindah RS)
18
ASC / PAB
Kelengkapan pengisian pengkajian pra anestesi, pra operasi, serta laporan pembedahan sebelum pasien ke kamar pemulihan
PFR / HPK PFE / PPK
Penilaian kebutuhan terkait privasi, nilai, agama, dan budaya serta upaya untuk memenuhi hal tersebut Pasien dan keluarga diajak berpartisipasi dalam proses tatalaksana yang diterimanya Pasien tahu siapa yang memberikan layanan kepadanya (staf mapun peserta didik)
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
Standar
Butir Pemenuhan Standar, Perhatian, dan Temuan Berulang Pengelolaan lemarin penyimpan obat: kebersihan, ketepatan isi yang disimpan, keamanan (terkunci, kesiapan bila terjadi pemadaman listrik), pemantauan suhu dengan cara yang benar Perhatian: tindakan bila suhu melebihi ketentuan, mekanisme pemantauan di hari libur Tidak boleh menggunakan singkatan untuk penulisan obat (resep, instruksi medik) Penulisan resep dan instruksi medik sesuai dengan ketentuan yang berlaku (kelengkapan dan akurasi) Perhatian: obat yang digunakan bila perlu – perlu mencantumkan dosis maksimal, obat yang diberikan 1 kali – perlu ditetapkan jam pemberiannya
MMU / MPO
Pengelolaan obat narkoba: peresepan, instruksi, penyimpanan, penggunaan, dan pemusnahan Proses peracikan obat: tidak terganggu, penerangan cukup, kebersihan lingkungan Pembuatan makanan enteral: mencantumkan tanggal peracikan, tanggal kadaluarsa, dan petugas yang melakukan peracikan Pengelolaan penyimpanan ASI di lemari es: ketentuan batas waktu penyimpanan Pemantauan proses pemberian obat – memiliki potensi insiden yang besar Penggunaan EHR untuk proses pemesanan obat: bagaimana dapat mengontrol peresepan berulang oleh dokter yang berbeda
GLD / TKP QPS / PMKP
Masing-masing unit mengembangkan pedoman dan panduan dengan format yang seragam Masing-masing unit memiliki daftar KNC dan KTD terbanyak Masing-masing unit memiliki daftar risiko dan mengembangkan upaya untuk menurunkan risiko tersebut Pengelolaan pasien infeksius: jalur penerimaan, isolasi Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi oleh tenaga kesehatan: kebersihan tangan dan penggunaan APD secara benar
PCI / PPI
Proses diseminasi informasi terkait pencapaian angka penanggulangan infeksi sebagai bagian dari upaya penggalangan partisipasi semua orang Pemantauan fungsi ruangan bertekanan negatif maupun positif Kebersihan lingkungan dan alat-alat yang tersedia, termasuk membatasi kontaminasi materi kotor di area bersih: misalnya tempat sampah di dekat penyimpanan obat Penetapan uraian tugas, sistem evaluasi, dan pembaharuan sesuai dengan masa tugas Penetapan rasio perawat: pasien; dasar penetapan, evaluasi, dan upaya untuk mengatasi ketidaksesuaian rasio Pelatihan BHL: penetapan prioritas, target, dan evaluasi pencapaian
SQE / KPS
Pengumpulan silabus dan data narsumber pelatihan di rumah sakit Pelaksanaan verifikasi dari sumber primer untuk semua tenaga kesehatan Program pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kesehatan Koneksi pelatihan dengan kewenangan klinis: termasuk perhatian pada masa berlaku sertifikat pelatihan Penilaian kinerja bagi seluruh tenaga kesehatan Penggunaan cap nama tenaga kesehatan
MOI / MKI
Pengelolaan dokumen-dokumen di rumah sakit: keseragaman format dan terlacak kekiniannya sehingga mudah diakses Kelengkapan pengisian rekam medik Perhatian: penanda waktu (tanggal dan jam), identitas tenaga kesehatan (nama dan profesi) Masing-masing unit mengembangkan pola berpikir dalam manajemen fasilitas: identifikasi risiko, mitigasi risiko, mengumpulkan data, evaluasi Manajemen pengelolaan alat medik: alat medik harus terdaftar, memiliki tanda bukti pendaftaran, terbukti aman untuk dipergunakan (keberfungsian, kalibrasi), pelatihan penggunaan alat Manajemen kebakaran: identifikasi risiko, ketersediaan alat pemadam kebakaran yang sesuai, simulasi kebakaran (terutama di ruang perawatan intensif, bayi, penyimpanan specimen) yang melibatkan seluruh staf termasuk staf yang bertugas sore dan malam, pengelolaan panel-panel gas medik, kawasan bebas rokok
FMS / MFK
Pengelolaan B3: identifikasi B3 (label nama, jenis B3, tanggal buka, tanggal kadaluarsa, lemari penyimpanan (termasuk batasan jumlah), ketersediaan MSDS Keamanan: ruang kontrol panel, atap bangunan, perawatan anak Menjamin lantai tidak basah dan licin – kamar mandi, area cuci tangan Menjamin kebersihan air: bebas dari kotoran dan jamur, pengujian kualitas secara berkala Menjamin keamanan radiasi: penanda ruangan, penanda alat-alat, pengujian radiasi, alat proteksi radiasi yang teruji secara berkala Evaluasi kelayakan program studi: sistem pendidikan (pedoman dan panduan), jumlah kasus, fasilitas, rasio staf pengajar: peserta didik Staf: daftar terkini (melingkupi gelar akademik dan pelayanan terkini), kelayakan melakukan supervisi, proses supervisi, dokumentasi supervisi, evaluasi terhadap proses supervisi
MPE
Peserta didik: evaluasi tingkat kompetensi dan kewenangan (termasuk dalam pengisian rekam medik), sistem evaluasi kewenangan (termasuk terkait aspek mutu dan keselamatan pasien, rekam medik, penilaian oleh staf, perawat, dan tenaga kesehatan lain) Perawat dan tenaga kesehatan lain: memahami pembagian kompetensi dan kewenangan peserta didik, keterlibatan dalam proses pendidikan dan penilaian Orientasi di unit kerja: materi, bukti pelaksanaan, dan penilaian
HRP
Kesesuaian pelaksanaan penelitian berdasarkan protokol yang berlaku di rumah sakit: kelayakan peneliti, perijinan, informasi penelitian, perlindungan subjek penelitian terutama kelompok rentan, pengelolaan obat dan alat yang digunakan untuk penelitian, pengelolaan limbah, pelaporan, termasuk KTD terkait penelitian
MDGs
Pelatihan staf dalam pengelolaan PONEK, DOTS, dan HIV/AIDS
ilustrasi:berbagai sumber
data dikumpulkan dari kompilasi temuan Survei Re-akreditasi KARS tahun 2015 dan JCI tahun 2016
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016
19
album
PERESMIAN KLINIK DIABETES
Guna meningkatkan pelayanan yang paripurna, khususnya bagi penyandang diabetes, maka Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI bekerjasama dengan Sun Life Financial Indonesia membuka sebuah klinik. Peresmian Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu RSCM dilaksanakan Rabu (08/06/16) di Poliklinik Penyakit Dalam (Gedung URJT Lantai 2) tampak hadir (kiri ke kanan. Red) Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL (K) (Direktur Medik & Keperawatan), Elin Waty, SE (Direktur Sun Life Financial Indonesia), Dr. dr. Em Yunir SpPD-KEMD (Kepala Divisi Metabolik Endokrin), dan Dr. dr. H. Dadang Makmun, SpPD-KGEH (Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam).
MOMENTUM RAMADAN DI RSCM
Ramadan selain bulan yang tepat untuk menyucikan hati, saatnya menghabiskan waktu bersama. Seperti yang dilakukan rumah sakit rujakan nasional ini. RSCM menggelar acara buka bersama, Jumat (17/06/16) di Aula Masjid As Syifa RSCM. Acara kerjasama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak ini menyajikan berbagai acara. Sebut saja ceramah agama oleh Ustad Muhammad Ilham, pembagian ta’jil, sholat magrib berjamaan, ramah tamah, dan pembagian doorprize.
Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kontributor, narasumber, dan seluruh warga RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
ilustrasi:berbagai sumber
yang telah memberikan yang terbaik pada Triennial Survey JCI, sehingga RSCM mendapatkan sertifikat re-akreditasi JCI khususnya dalam pemenuhan standar Patient and Family Education (PFE)
20
HALO CIPTO
EDISI KETIGA 2016