WtyàtÜ |á| PEREMPUAN KEPALA KELUARGA DARI PROYEK PEMBANGUNAN MENJADI SEBUAH GERAKAN MELAWAN KEMISKINAN DAN KETIDAKADILAN (2005-2008) Pengantar ALBUM PEKKA
Kumpulan Kisah Dari Lapang I. II. III.
i - xxv
TUJUAN DAN STRATEGI PEKKA PEKKA DALAM KERANGKA PROYEK PEMBANGUNAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PEKKA 1. Pendekatan khusus __________________________________________________ 2. Kegiatan pintu masuk ________________________________________________ 3. Kebutuhan sistem pendukung __________________________________________ 4. Jaringan dan Forum Pemangku Kepentingan ______________________________ 5. Kebutuhan Pendanaan _______________________________________________ IV. WILAYAH KERJA PEKKA V. PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) VI. KEGIATAN PEMBERDAYAAN PEKKA DAN HASILNYA A. KEGIATAN UTAMA 1. Visioning ____________________________________________________________ 2. Peningkatan kapasitas _________________________________________________ 2.1 Pemberdayaan ekonomi ____________________________________________ 2.2 Pendidikan untuk semua ____________________________________________ 2.3 Pemberdayaan Hukum _____________________________________________ 2.4 Pendidikan Politik _________________________________________________ 2.5 Penanggulangan Daerah Bencana ____________________________________ 3. Pengembangan Organisasi dan Jeringan __________________________________ 3.1 Advokasi Pekka ___________________________________________________ B. PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG 1. Dokumentasi, publikasi dan media rakyat __________________________________ 2. Pengembangan dan Peran Sekretariat Nasional _____________________________ 3. Pendanaan ________________________________________________________
13 13 14 21 23 25 27 28 32 35 35 41 46
VII. ANALISA PENCAPAIAN, HAMBATAN DAN TANTANGAN PEKKA 1. Analisa Pencapaian _________________________________________________ 2. Tantangan pengembangan dan pelajaran berharga _________________________
49 49 53
VIII. PENUTUP
55
1 3 5 5 5 5 6 6 8 9 13
DAFTAR ISI LAMPIRAN GAMBAR 1. Empat pilar pemberdayaan Pekka _____________________________________ GAMBAR 2. PROFIL UMUR PEKKA ___________________________________________________ GAMBAR 3. SEBAB MENJADI KEPALA KELUARGA _____________________________________ GAMBAR 4. PENDIDIKAN PEKKA ____________________________________________________ GAMBAR 5. PEKERJAAN PEKKA _____________________________________________________ GAMBAR6. TANGGUNGAN PEKKA _________________________________________________ GAMBAR 7. PENGHASILAN PEKKA ____________________________________________________ GAMBAR 8. PENGELUARAN PEKKA ___________________________________________________ GAMBAR 9.STRUKTUR ORGANISASI ___________________________________________________ GAMBAR 10. PIE CHART DANA BLM _________________________________________________
2 9 10 10 11 11 12 12 42 46
GRAFIK 1. SIMPANAN NASIONAL DAN WILAYAH ______________________________________ GRAFIK 2. PINJAMAN NASIONAL DAN DAERAH _______________________________________ GRAFIK 3. JASA SIMPAN PINJAM NASIONAL DAN DAERAH _____________________________ GRAFIK 4. NASIONAL DAN WILAYAH UNTUK KELOMPOK DAN ANGGOTA _______________ GRAFIK 5. WILAYAH UNTUK ANGGOTA _______________________________________________ GRAFIK 6. WILAYAH UNTUK KELOMPOK _______________________________________________
15 16 18 28 28 29
TABEL 1. PELATIHAN DAN LOKAKARYA VISIONING KELOMPOK PEKKA (2005 – 2008) ____ TABEL 2. PELATIHAN LOKAKARYA MANAJEM KELOMPOK (2005 – 2008) ________________ TABEL 3. BLM EKONOMI PRODUKTIF ___________________________________________________ TABEL 4. PELATIHAN PENGEMBANGAN UKM (2005 – 2008) ____________________________ TABEL 5. JENIS PELATIHAN TEKHNIS UKM _______________________________________________ TABEL 6. KEGIATAN USAHA (2005 – 2008) ____________________________________________ TABEL 7. Penerima Beasiswa Pekka (2005-2008) ______________________________________ TABEL8. KEGIATAN KELOMPOK BELAJAR (2006-2008) __________________________________ TABEL 9. KEGIATAN PENDIDIKAN (2006 - 2008) _______________________________________ TABEL 10. PELATIHAN HUKUM 2005-2008 _____________________________________________ TABEL 11. AKTIVITAS HUKUM (2005-2008) ______________________________________________ TABEL 12. AKTIVITAS FORUM PEMANGKU KEPENTINGAN 2005-2008 ______________________ TABEL 13. PENANGANAN KASUS PEKKA (2005-2008) ___________________________________ TABEL 14. PELATIHAN POLITIK (2005 – 2008) __________________________________________ TABEL 15. KEGIATAN POLITIK PEKKA (2005-2008) ______________________________________ TABEL 16. KEGIATAN FORUM PEKKA (2005-2008) ______________________________________ TABEL 17. KADER PEKKA 2005-2008 __________________________________________________ TABEL 18. PEKKA DALAM BERITA ______________________________________________________ TABEL 19. VIDEO CERITA DOKUMENTER PEKKA ________________________________________ TABEL 20. VIDEO DOKUMENTASI KEGIATAN PEKKA _____________________________________ TABEL 21. DOKUMENTASI FOTO _______________________________________________________ TABEL 22. BULETIN CERMIN PEKKA ____________________________________________________ TABEL 23. PELATIHAN VIDEO KOMUNITAS _____________________________________________ TABEL 24. RUMAH PRODUKSI VIDEO PEKKA ____________________________________________ TABEL 25. PRODUKSI VIDEO KOMUNITAS ______________________________________________ TABEL 26. PELATIHAN RADIO KOMUNITAS _____________________________________________ TABEL 27. STASIUN RADIO PEKKA _____________________________________________________ TABEL 28. TIM KOORDINATOR DAN STAF SEKRETARIAT JAKARTA _________________________ TABEL 29. TIM PENDAMPING LAPANG ________________________________________________ TABEL 30. TIM PENDAMPING LAPANG ACEH __________________________________________ TABEL 31. TIM SEKRETARIAT ACEH _____________________________________________________ TABEL 32. KEGIATAN PELATIHAN KADER ______________________________________________ TABEL 33. KEGIATAN PELATIHAN PL ___________________________________________________ TABEL 34. KEGIATAN MONITORING ___________________________________________________ TABEL 35. AKSES PEKKA DARI SUMBERDAYA LAIN _____________________________________
13 14 18 20 20 21 21 22 23 23 24 24 25 26 26 30 31 33 35 35 36 37 37 38 38 41 41 42 42 49 44 44 45 46 50
PEREMPUAN KEPALA KELUARGA DARI PROYEK PEMBANGUNAN MENJADI SEBUAH GERAKAN MELAWAN KEMISKINAN DAN KETIDAKADILAN (2005-2008) Suara irama musik yang berasal dari gong dan gendang memecah kesunyian Desa Rodentena , Klubagolit, Flores Timor, disuatu Senin, 7 Juli 2008. Sekelompok perempuan paruh baya, berkebaya dan bersarung tenun khas NTT, terlihat memainkan alat musik tersebut dengan trampil. Mereka terlihat rapi dengan penampilan terbaiknya. Mata mereka terlihat berbinar memancarkan wibawa dan karisma perempuan diusia matang. Sesekali, beberapa orang diantara mereka terlihat menari bergandeng tangan dalam lingkaran mengikuti irama musik tersebut. Irama hentakan kaki ditingkahi gemerincing gelang kaki dan teriakan suara bersemangat seolah membakar semangat semua yang mendengarkannya. Tenda berwarna biru terhampar di depan sebuah bangunan baru di pinggir jalan utama desa Hinga. Ratusan kursi berjajar rapi di bawah tenda. Daun janur yang dibiarkan menjuntai digerbang sederhana di depan tenda itu menandakan bahwa sedang ada hajat besar di situ. Sebuah meja tamu yang dijaga beberapa perempuan semakin memperjelas bahwa mereka sedang menggelar pesta. Satu persatu dari kejauhan terlihat perempuan bersarung khas NTT mulai berdatangan menuju tempat itu. Ada yang datang sendiri, berdua dan berombongan. Semua terlihat rapi , bersarung dengan wajah gembira. Mereka lalu duduk dengan tertib menikmati alunan musik yang dimainkan oleh sesama rekannya. Sebagian terlihat “menyirih” sambil berbincang dengan kawan disekitarnya mengisi waktu menunggu acara dimulai. Di halaman rumah bersebelahan dengan tenda tersebut, terlihat sekelompok perempuan lain sedang sibuk menghidupkan tungku besar. Sebagian lagi terlihat lalu lalang membawa perlengkapan masak dan bahan-bahan makanan seperti kelapa, pisang , beras dan bahkan kayu bakar. Mereka adalah tim sibuk yang sedang mempersiapkan jamuan di pesta tersebut. Sesekali terdengar gelak tawa mereka diiringi dengan suara piring dan gelas yang beradu. Sekelompok anak muda terlihat membantu membenahi kabel-kabel pengeras suara dan menambah kursi yang dirasa masih kurang. Ini bukanlah suasana di hajatan sebuah pesta perkawinan, melainkan suatu pemandangan yang terjadi pada acara peresmian Center Pekka di wilayah Klubakgolit, Flores Timur. Para perempuan yang berkumpul di hari itu adalah sebagian besar anggota kelompok Pekka di wilayah Klubakgolit. Ada 26 kelompok pekka dengan 623 anggota disini dan hampir semua menghadiri acara tersebut. Yah.., hari itu memang hari yang sangat penting dan bersejarah bagi mereka. Hari yang menjadi puncak dari simbol perjuangan kelompok Pekka diwilayah ini. Memiliki sebuah Center Pekka yang berfungsi sebagai rumah dan pusat kegiatan Pekka dan masyarakat sekitar memang telah menjadi cita-cita bersama mereka sejak awal bergabung dalam kelompok Pekka. Sebagai kelompok perempuan termiskin di msyarakatnya, tentu saja impian memiliki “rumah bersama” tersebut seolah sangat sulit untuk dicapai. Namun, tekad,
kerja keras, dan semangat gotong royong yang mereka bangun, akhirnya membuahkan hasil. Sejak tahun 2006, mereka mulai merintis pembangun center tersebut. Mereka mengumpulkan rupiah demi rupiah dari keuntungan kegiatan simpan pinjam untuk membeli sebidang tanah dan bahan-bahan bangunan. Mereka bergotong royong menyumbangkan tenaga untuk membersihkan lahan yang mereka beli agar dapat didirikan bangunan disitu. Mereka secara bergiliran ikut terlibat dalam membangun rumah tersebut. Perempuan-perempuan perkasa ini akhirnya melihat hasil kerja keras mereka. Sebuah bangunan berukuran 300 meteran itu terlihat tegak megah berdiri diatas tanah seluas 750 meter itu. “Center pekka ini lebih megah dari pada kantor kepala desanya”, seorang ibu berbisik kepadaku sambil tersenyum jenaka. Hari ini mereka mengundang berbagai fihak termasuk pemerintah dan tokoh adat, anggota Pekka kecamatan lainnya serta anggota masyarakat lainnya untuk ikut merasakan kegembiraan dan rasa syukur mereka tas berdirinya rumah tersebut. “Oring Pekka Lodan Doe Kelubagolit”, demikianlah rumah tersebut mereka namai. “Orin Pekka” berarti lumbung Pekka yang menurut mereka tidak hanya befungsi menyimpan makanan untuk kebutuhan dasar hidup kedepan, namun juga berfungsi menghimpun kebersamaan, semangat, perjuangan yang tulus dan bersih. “Lodan” dalam bahasa setempat merupakan nama sejenis perhiasan kalung emas yang unik, antik dan ajaib yang konon dapat bergerak seperti ular. Lodan hanya dimiliki oleh orang tertentu saja. Oleh karena itu sebagaimana layaknya sebuah Lodan mereka berharap Pekka dapat bergerak terus menjaga kebersamaan, kekompakan, kesatuan, kekuatan, keuletan, keharmonisan, kesetaraan dan kedamaian. “Doe” artinya menjalar dan melilit sesuai harapan mereka bahwa center ini akan menjadi tempat berkembang pesatnya Pekka keseluruh wilayah tersebut dengan tetap memiliki akar yang kuat namun mencari tempat yang setinggi-tingginya dalam masyarakat. “Semakin tinggi kita mendaki semakin luas pandangan kita” begitu tutur Indur dalam sambutannya sebagai ketua panitia peresmian center tersebut. Sebuah spanduk berwarna merah cerah berisi tulisan tulisan tema acara tersebut “Bergerak dari yang kecil tuk meraih yang besar”. Perempuan-perempuan istimewa tersebut tidak bergeming sedikitpun, mereka tetap duduk dengan setia dan tenang meskipun acara peresmian tertunda hingga 4 jam. Hal ini karena mereka menunggu kehadiran pejabat daerah setempat yang terlambat. Mereka tetap menunjukkan semangat yang tinggi dengan senyum ceria yang tulus ketika acara akhirnya digelar pada pukul satu siang. Dalam laporannya, Indur sang ketua pembangunan center mengatakan bahwa membangun center ini merupakan langkah awal mereka untuk membangun berbagai rumah lagi yaitu rumah jompo, rumah sehat dan sekolah yang diperuntukkan bagi ina-ina Pekka di wilayah tersebut. Indur juga menegaskan center yang sudah tegak berdiri tersebut akan mereka hidupkan dengan berbagai kegiatan termasuk menjadi pusat informasi, pusat pelatihan dan pengembangan bakat dan budaya, pusat kegiatan ekonomi, dan rumah aman bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Menurut laporan panitia, mereka telah menghabiskan dana Rp 123,860,000 yang semuanya hasil swadaya kelompok untuk mewujudkan center tersebut. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat spektakuler dan mematahkan mitos kemalasan dan ketergantungan orang miskin pada orang lain. Tentu saja mereka juga menghargai semua dukungan yang telah mereka terima. Dalam sambutannya, Indur menyebutkan semua fihak yang telah memberikan
dukungan baik dari kalangan pemerintah setempat, tokoh adat dan masyarakat setempat. Sekecil apapun bantuan yang mereka peroleh di apresiasi dengan sangat baik oleh mereka. Fihak pemerintah setempat, tokoh-tokoh adat dan anggota masyarakat lain yang menghadiri acar ini menyatakan penghargaan dan rasa hormatnya pada kelompok Pekka yang telah berhasil membangun center mereka. Suara musik dari gong dan gendang yang memberikan kesan magis, menutup rangkaian acara penutupan itu. Setelah semua tamu pulang, ibu-ibu Pekka mulai mengemasi sisa-sisa pesta. Mereka bekerja sambil tertawa dan bernyanyi bersama. Sesekali mereka menari dolo-dolo dan berpantun bersahutan menggambarkan semangat kebersamaan mereka yang sangat tinggi. Rumah merupakan simbol keberadaan dan martabat tertinggi yang mereka miliki. Di rumah inilah berbagai kegiatan dalam rangka memperkuat Pekka dan juga memberi manfaat bagi masyarakat lain akan mereka selenggarakan. Mereka pantas berbangga. Sekali lagi, kelompok Pekka di Klubagolit, telah berhasil mengajarkan pada kita semua bagaimana bergerak dari sebuah “proyek pembangunan” menjadi “sebuah gerakan melawan kemiskinan dan ketidakadilan” dalam kerangka gerakan perempuan di Indonesia.
Cerita dari Klubagolit ini merupakan salah satu dari banyak cerita inspiratif di perjalanan 7 tahun Pekka. Skala kerja program pemberdayaan perempuan kepala keluarga yang termasuk mikro, dengan fokus di akar rumput, tentu saja tidak terlalu terlihat dibandingkan dengan program-program pembangunan yang berskala nasional dan kerja-kerja advokasi “tingkat makro”. Cerita-cerita sukses di tingkat akar rumput yang kami kumpulkan inilah yang dapat kami kedepankan sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi kami untuk terus melanjutkan kerja-kerja seperti ini. Di tengah ancaman keterpurukan ekonomi Indonesia sebagai imbas dari keterpurukan ekonomi global saat ini, diharapkan kita dapat terus menumbuhkan nilainilai sosial dengan semangat kemandirian dan gotong royong agar kita dapat terus mempertahankan martabat sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Berikut ini adalah catatan perjalanan Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA). Tulisan ini juga sebagai laporan akhir atau laporan penutup pendanaan program Pekka melalui TF 053442 - IND yang merupakan hibah dari Japan Social Development Funds (JSDF) yang diberikan pada Pekka sejak September 2004 – Desember 2008, laporan akhir tahun 2008 TF 55749 dan TF 055900 Semoga tulisan ini berguna dan dapat memberikan inspirasi bagi kita semua. Jakarta, 2 Januari 2009.
Nani Zulminarni Koordinator Nasional Pekka.
KUMPULAN KISAH DARI LAPANG
-i-
0HPSHUMXDQJNDQVWDWXV PHODOXL6LGDQJ.HOLOLQJಹ 3DJL 'HVHPEHU VXDVDQD \DQJ WDN
NHOXDUJD
ELDVD WHUOLKDW GL NDQWRU .HFDPDWDQ &LSDQDV
PDV\DUDNDWVHNLWDU.HFDPDWDQ&LSDQDV
.DEXSDWHQ &LDQMXU 3XOXKDQ RUDQJ ODNL GDQ
DQJJRWD
NHORPSRN
VHUWD
SHUHPSXDQPHQ\HVDNLNDQWRUVHOXDVPt 3DFHWGDQ6XNDUHVPL6LGDQJNDVXVWHUVHEXW 0HUHNDGXGXNGDQEHUGLULGLVHNLWDUUXDQJDQ
PHUXSDNDQ VLGDQJ GL WHPSDW DWDX VLGDQJ
\DQJ DGD VDPELO VHVHNDOL PHORQJRNNDQ
NHOLOLQJ \DQJ SHODNVDQDDQQ\D PHUXSDNDQ
NHSDOD NH NDFD MHQGHOD UXDQJDQ 6HSLQWDV
KDVLO
WHUOLKDWUDXWZDMDKWHJDQJVHEDJLDQEHUMDODQ
3HPDQJNX
PRQGDU PDQGLU GDQ WDN VHGLNLW MXJD SDUD
SURJUDPSHPEHUGD\DDQKXNXPGLNDEXSDWHQ
OHODNL PHQJHSXONDQ DVDS URNRN PHQXQJJX
&LDQMXU
QDPDPHUHNDGLSDQJJLOROHKSHWXJDV
'L &LDQMXU SHUVRDODQ SHUNDZLQDQ WHUEDQ\DN
6HRUDQJ SHWXJDV EHUSDNDLDQ VDIDUL ELUX WXD
DGDODK WHUNDLW GHQJDQ VWDWXV SHUNDZLQDQ
NHOXDU GDUL UXDQJDQ \DQJ EHUDGD GL VXGXW
GLVHEDENDQ SHUQLNDKDQ GDQ SHUFHUDLDQ GL
NDQDQ ಯ,EX 6LWL 0DHVDURK GDQ %DSDN $QGUL
EDZDKWDQJDQ6HODLQSHUVSHNWLIPDV\DUDNDW
VLODKNDQ PDVXNರ SDQJJLO SHWXJDV WHUVHEXW
\DQJ PHQJDQJJDS VDKQ\D SHUNDZLQDQ
\DQJ WHUQ\DWD SDQLWHUD 3HQJDGLODQ $JDPD
FXNXS VHFDUD DJDPD VDMD NHVDGDUDQ DNDQ
&LDQMXU /DNLODNL EHUSHFL PDVXN PHPHQXKL
SHQWLQJQ\D KDN DWDV LGHQWLWDV GDQ IDNWRU
SDQJJLODQ SHWXJDV GLLNXWL ROHK VHRUDQJ
ELD\D
SHUHPSXDQ \DQJ PDVLK WDPSDN PXGD 'L
PHQMDGLSHQ\HEDEWHUMDGLQ\DSHUQLNDKDQGDQ
GDODPUXDQJDQWHODKGXGXNEHUMDMDUWLJDODNL
SHUFHUDLDQ VLUUL WHUVHEXW 6HWHODK SURVHV
ODNL GDQ VHRUDQJ SHUHPSXDQ EHUMXEDK GDQ
SHQ\DGDUDQ KXNXP VHUWD VRVLDOLVDVL WHQWDQJ
WRJD 0HUHND DGDODK SDUD KDNLP GDQ VDWX
KXNXP WHUNDLW GHQJDQ SHQWLQJQ\D KDN
RUDQJSDQLWHUD
LGHQWLWDV
PDV\DUDNDW NHVDGDUDQ GDQ NHEXWXKDQ
+DUL LWX EHUODQJVXQJ 6LGDQJ NDVXV JXJDW
WHUVHEXWPXQFXO
NHUMDVDPD
3HNND
.HSHQWLQJDQ
SHUQLNDKDQ
\DQJ
GDQ
)RUXP
)3.
XQWXN
PDXSXQ
GLODNXNDQ
SHUFHUDLDQ
3HNND
GL
FHUDL GDQ LWVEDW QLNDK EDJL SDVDQJDQ \DQJ PHUXSDNDQ DQJJRWD NHORPSRN SHNND
.HEXWXKDQPDV\DUDNDWXQWXNPHQGDSDWDNWH QLNDK DNWH FHUDL GDQ DNWH NHODKLUDQ
- ii -
PHPHUOXNDQ GXNXQJDQ GDUL VHPXD SLKDN
WHUXWDPD WHUNDLW SHQGDQDDQ 0DND PHODOXL
IRUXP )3. \DQJ WHUGLUL GDUL 3LKDN 3HPGD
&LDQMXU GDQ 3HQJDGLODQ $JDPD &LDQMXU
PHQ\HSDNDWL PHPIDVLOLWDVL SHODNVDQDDQ
VLGDQJNHOLOLQJVLGDQJGLWHPSDWXQWXNNDVXV
JXJDW FHUDL GDQ LWVEDW QLNDK 3HQGDQDDQ
VLGDQJ NHOLOLQJ LQL GLDPELO GDUL GDQD $3%'
\DQJ VHPXOD DNDQ GLJXQDNDQ XQWXN
SHPEXDWDQDNWHNHODKLUDQ
'DODP VLGDQJ NHOLOLQJ 3HQJDGLODQ $JDPD &LDQMXU PHQJHUDKNDQ RUDQJ \DQJ WHUGLUL GDUL +DNLP GDQ 3DQLWHUD 3HODNVDQDDQ VLGDQJ \DQJ SHUWDPD EHUODQJVXQJ SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU \DLWX NDVXV LWVEDW QLNDK 6LGDQJ NHOLOLQJ VHODQMXWQ\D GLVHOHQJJDUDNDQSDGDWDQJJDO-DQXDUL \DLWX WHUGLUL GDUL NDVXV JXJDW FHUDL 6HODLQ SHQ\HOHVDLDQ NDVXV LWVEDW GDQ JXJDW FHUDLGDODPVLGDQJNHOLOLQJVLGDQJGLWHPSDW DGD NDVXV JXJDW FHUDL GDQ NDVXV LWVEDWQLNDK\DQJGLVLGDQJNDQGL3HQJDGLODQ $JDPD &LDQMXU NDUHQD KDUXV PHODOXL WDKDSDQSHPDQJJLODQXODQJEDJLWHUJXJDW
- iii -
.ULVLVHNRQRPLGXQLD 'DQULQWLVDQXVDKD3HNND 8VDKD NRSUD \DQJ GLULQWLV ROHK NHORPSRN
DUWLQ\D SURGXNVL GDODP MXPODK EHVDU PDVLK
:DXODQJL GL GHVD :RORZD %DUX %XWRQ
DGD \DQJ PHQHULPD 'L ZLOD\DK LQL EDQ\DN
6XODZHVL7HQJJDUDPHUXSDNDQWLQGDNODQMXW
SRKRQ NHODSD ದ EDLN \DQJ GLWDQDP DQJJRWD
GDUL SHODWLKDQ XVDKD EHUVDPD \DQJ WHODK
SHNND DWDXSXQ PDV\DUDNDW ODLQQ\D $UWLQ\D
GLODNXNDQ GL NDQWRU /.0 WDQJJDO ದ
VXPEHUGD\D XQWXN SURGXNVL NRSUD VDQJDW
$SULOODOX
WHUVHGLD
SXQ\D VHPDQJDW XQWXN PHODNXNDQ XVDKD
6DDWEHUODQJVXQJSHODWLKDQXVDKDEHUVDPD
EHUVDPD
NHORPSRNSXQ\DLGHXQWXNPHQJHPEDQJNDQ
PHQMDODQNDQ XVDKD LQL 'DUL V\DUDW XQWXN
XVDKD NRSUD 1DPXQ PHUHND VHMXMXUQ\D
PHPXODL
WLGDN SXQ\D SHQJDODPDQ GDODP PHODNXNDQ
NHWUDPSLODQ VXPEHUGD\D GDQ SDVDU KDQ\D
XVDKD
PHODNXNDQ
WLQJJDONHWUDPSLODQ\DQJWLGDNPHUHNDPLOLNL
SHUKLWXQJDQ XVDKD PHUHND EDQ\DN GLEDQWX
.HWUDPSLODQ EXNDQ PHQMDGL SHQJKDODQJ
ROHK DQJJRWD NHORPSRN ODLQ \DQJ VXGDK
.DUHQD
SXQ\D SHQJDODPDQ XVDKD NRSUD 6HFDUD
PHPSXQ\DLNHPDXDQ
LQL
%DKNDQ
VDDW
0HUHND XVDKD
ELVD
EHUVHGLD
\DLWX
XQWXN
VHPDQJDWWHNDG
GLSHODMDUL
DVDO
PHUHND
PHUHND
KLWXQJDQ XVDKD LQL VDQJDW PHQJXQWXQJNDQ 6DDWPHODNXNDQSHUKLWXQJDQXQWXNDUXVNDV
'HQJDQ
EHUEHNDO
NH\DNLQDQ
GLFRED PHPXODL XVDKD GHQJDQ EXWLU
DNKLUQ\D
PHPXODL
XVDKD
NHODSDWRQ +DVLOQ\DVXQJJXKPHQDNMXE
VHGHUKDQD LQL .HEHUDQLDQ XQWXN PHPXODL
NDQ -LND KDVLO NHXQWXQJDQ \DQJ GLSHUROHK
XVDKD EXNDQODK KDO \DQJ PXGDK GLODNXNDQ
\DQJ
WLGDN
GLSXWDU WHUXV XQWXN WDPEDKDQ PRGDO XVDKD %DQ\DN NHORPSRN SHNND \DQJ PHPHQXKL -DGL GL DWDV NHUWDV XVDKD LQL VDQJDW
V\DUDW XQWXN PHPXODL XVDKD WHWDSL WLGDN
PHQJXQWXQJNDQ
SHUQDK PHPXODLQ\D $NLEDWQ\D UHQFDQD
XVDKD \DQJ GLVXVXQ KDQ\D MDGL FLWDFLWD
7HWDSL NHQ\DWDDQ EHUEHGD GHQJDQ KLWXQJDQ
VHPDWD 0HUHND PHPXODL XVDKD WLGDN
WHQWXQ\D 'L NHORPSRN WLGDN DGD DQJJRWD
VHSHUWL KLWXQJDQ \DQJ GLEXDW VDDW SHODWLKDQ
\DQJ EHUSHQJDODPDQ PHQJHOROD XVDKD
QDPXQ GLPXODL XVDKD NRSUD GHQJDQ
NRSUD1DPXQSDVDUNRSUDVDQJDWWHUEXNDದ
EXWLU NRSUD NDUHQD WHUQ\DWD WLGDN PXGDK
- iv -
PHQJXPSXONDQ
NHODSD
0HUHND
KDUXV
EHUVDLQJ GHQJDQ SHGDJDQJ SHQJXPSXO
8VDKD LQL EHUMDODQ ODQFDU KLQJJD DNKLUQ\D
NHODSD \DQJ WHODK PHQMDODQNDQ XVDKDQ\D
WHUMDGLNHMDGLDQ\DQJPHUXQWXKNDQVHPDQJDW
MDXKMDXK KDUL VHEHOXP PHUHND 0HUHND
NHORPSRN +DUJD NRSUD \DQJ ELDVDQ\D
MXJD KDUXV EHUVDLQJ GHQJDQ SHGDJDQJ
EHUNLVDU5SNJMDWXKKLQJJDPHQFDSDL
NHODSDXQWXNNRQVXPVL-DGLEXWLUFXNXS
KDUJD 5SNJ 6XQJJXK VHVXDWX \DQJ
OXPD\DQ7HUQ\DWDGHQJDQMXPODKLQLXVDKD
WLGDN PHUHND SDKDPL %DJDLPDQD PXQJNLQ
NRSUD
PHQJKDVLONDQ
KDUJD PHORURW EHJLWX GUDVWLV VHFDUD FHSDW
NHXQWXQJDQ PHQDLNNDQ VHPDQJDW GDQ
0HUHND EHOXP PHQ\DGDUL EDKZD PHUHND
PHPSHUNXDW NH\DNLQDQ PHUHND EDKZD
DGDODKEDJLDQGDULHNRQRPL\DQJOHELKEHVDU
ODQJNDK \DQJ PHUHND ODNXNDQ WLGDN VDODK
GLPDQD VXDWX NHMDGLDQ GL QHJDUD \DQJ MDXK
GDQ VLDVLD 0HUHND EHUVHPDQJDW XQWXN
GDULWHPSDWPHUHNDWLQJJDOELVDEHUSHQJDUXK
PHQJXPSXONDQ EXWLU GHPL EXWLU NHODSD DJDU
WHUKDGDS KLGXS PHUHND
GLGDSDWMXPODK\DQJOHELKEDQ\DN
MDWXKQ\D HNRQRPL $PHULND 6HULNDW WHUQ\DWD
PHQ\HUHW EDQ\DN QHJDUD ODLQ GDODP VXDWX
&REDDQ WHUMDGL VHWHODK VDWX EXODQ XVDK
NULVLVHNRQRPLJOREDO$NLEDWNULVLVLQLWHUMDGL
EHUMDODQ
PHUHND
NHMDWXKDQ SHUPLQWDDQ DWDV EHUEDJDL SURGXN
NXPSXONDQ VHEDQ\DN EXWLU XQWXN
GDQ LQL EHULPEDV NHSDGD NRSUD VHEDJDL
SURGXNVL GLFXUL RUDQJ 6XQJJXK NHWHUODOXDQ
VDODK VDWX EDKDQ LQGXVWUL VHSHUWL MXJD
UDVDQ\D 3HQFXUL LWX WLGDN SHGXOL EDKZD
EHUEDJDLSURGXNSHUWDQLDQ\DQJODLQ
NHODSD LWX PLOLN SHUHPSXDQ NHSDOD NHOXDUJD
PHUHND
%XDK
PDPSX
NHODSD
\DQJ
\DQJ XPXPQ\D KLGXSQ\D SDVSDVDQ VDMD .LQL PHUHND KDUXV EHUKLWXQJ XODQJ DSDNDK 7HUSDNVD VLVD NHODSD \DQJ DGD PHUHND MXDO
GHQJDQNRQGLVL\DQJDGDPDVLKFXNXSOD\DN
XQWXNEHUMDJDMDJD
XQWXN PHODQMXWNDQ XVDKD LWX 6HPXD
NHXQWXQJDQ GDQ KDPSLU VHEDJLDQ PRGDO
+DOLQLWLGDNPHQ\XUXWNDQVHPDQJDWPHUHND LNXW KDELV GDODP ELD\D \DQJ GLNHOXDUNDQ \DQJVHJHUDPHQJXPSXONDQNHODSDNHPEDOL
7HWDSL
GDQ ODQJVXQJ PHQJRODKQ\D PHQMDGL NRSUD
PHPSXQ\DL
PHUHND
MLND MXPODKQ\D GLQLODL VXGDK FXNXS EDQ\DN QDQWLQ\D -LNDVXGDKGLRODKದPHUHNDELVDPHQ\LPSDQ
NRSUD KDVLO RODK GL GDODP UXPDK \DQJ OHELK
ODPD 6HFDUD EHUDQJVXUDQJVXU XVDKD
PHUHNDSXOLKNHPEDOL
-v-
EHUKDUDS
XVDKD
XQWXN
EHUVDPD
WHWDS
NHORPSRN
%HUDQLEHGD 'DQPHQXDLNHXQWXQJDQ %LDVDQ\D SHWDQL GL VHWLDS ZLOD\DK WHODK
PHQJDQFDP WLGDN DNDQ PHQJDOLUNDQ DLU
PHPSXQ\DL SROD WDQDP \DQJ WHUWHQWX
NHSDGD PHUHND \DQJ WLGDN PHPDWXKLQ\D
PHUHND
WDQLQ\D
'DQDLUDGDODKKDO\DQJXWDPDGDODPXVDKD
EHUODQJVXQJ DPDQ $GD \DQJ PHODNXNDQ
WDQL -LND LWX GLODNXNDQ VHSHUWL PHQMHUDW
SHQDQDPDQ SDGLSDGLSDODZLMD DGD \DQJ
OHKHUSHWDQL
PHODNXNDQ SHQDQDPDQ SDGLSDODZLMDSDGL
DWDX KDQ\D SDGLSDODZLMD VHVXDL GHQJDQ
.HORPSRN %XQJRQJ -HXPSD GDUL GHVD .RWD
PXVLP GDQ NRQGLVL ZLOD\DKQ\D 'DUL VLVL
-HXPSD LQJLQ PHQDQDP NDFDQJ WDQDK GL
LOPX SHUWDQLDQ KDO LQL GLQLODL DPDQ NDUHQD
ODKDQ
GDSDW PHQMDJD NHVXEXUDQ WDQDK $GD MXJD
SHQGHNDWDQNHNDQWRUFDPDWXQWXNPLQWDLMLQ
VHEDJLDQ \DQJ PHQJLNXWL SROD LQL NDUHQD
PHODNXNDQ
NHELDVDDQ RUDQJ WXDQ\D GXOX VHPDWD %DJL
0HUHND PHQJL]LQNDQ NHORPSRN PHODQMXWNDQ
SHWDQL LQL EXNDQ PDVDODK -LND SXQ DGD
QLDWQ\DGDQPHUHNDWHWDSDNDQPHQJDOLUNDQ
\DQJ WLGDN PHQJLNXWLQ\D LWX MXJD EXNDQ
DLU NH VHPXD ODKDQ \DQJ DGD $UWLQ\D MLND
SHUVRDODQEDJLPHUHND
NHORPSRNPHQDPDPNDFDQJದQDQWLQ\DELVD
PDWL WHUHQGDP DLU $NKLUQ\D NHORPSRN
7HWDSL KDO LQL PHQMDGL SHUVRDODQ GL .XDOD
PHPXWXVNDQ LNXW PHQDQDP SDGL GDQ
%DWHH $FHK %DUDW 'D\D 3HPHULQWDK
EHUKDUDSELVDPHQDQDPNDFDQJWDQDKSDGD
VHWHPSDW
SHWDQL
NHVHPSDWDQ EHULNXWQ\D 0HUHND PHQGDSDW
PHQDQDP NRPRGLWL SDGL 3HQDQDPDQ LQL
ELELW SDGL $FRQJ GDQ SXSXN RUJDQLN GDUL
KDUXV GLODNXNDQ VHFDUD VHUHQWDN GL VHOXUXK
SHPHULQWDKVHWHPSDW
ZLOD\DK$FHK%DUDW'D\D3HPHULQWDK$FHK
%DUDW 'D\D LQJLQ ZLOD\DK PHUHND PHQMDGL
1DPXQ /.0 3HNND .XDOD %DWHHX WHUQ\DWD
OXPEXQJSDGLWHUEHVDUGL1$'
PHODNXNDQ KDO \DQJ EHUEHGD GHQJDQ
SHULQWDKSHPHULQWDKVHWHPSDW3DGDPXVLP
7HQWXVDMDNHLQJLQDQLQLVDQJDWEDLNದWHWDSL
WDQDP \DQJ ODOX VHNLWDU EXODQ -XQL ದ VDDW
WHUQ\DWD FDUD \DQJ GLWHPSXK GHQJDQ
PDV\DUDNDW
PHPDNVDSHWDQLWLGDNODKWHSDW3HPHULQWDK
SHQDQDPDQ SDGL RUDQJ NDGHU SHNND
DQXW
DJDU
PHZDMLENDQ
XVDKD
VHOXUXK
- vi -
PHUHND
0HUHND
SHQDQDPDQ
ODLQQ\D
PHODNXNDQ
NDFDQJ
SDWXK
WDQDK
PHODNXNDQ
VHEDJDL SHODNVDQD XVDKD PHPXWXVNDQ
WHUWHQWX %DJDLPDQD SXQ NHSHQWLQJDQ
XQWXN
NRPRGLWDV
SHWDQL MXJD KDUXV GLSHUKDWLNDQ 3HWDQL
EHUEHGD 'L ODKDQ WLGXU VHOXDV ~ KD \DQJ
VHOD\DNQ\D KDUXV PHPSXQ\DL KDN XQWXN
GLVHZD /.0 GL GHVD ,PDPHH PHUHND
PHPXWXVNDQ XVDKDQ\D \DQJ ELVD PHPEHUL
PHPLOLKXQWXNPHQDQDPLQ\DGHQJDQNDFDQJ
NHXQWXQJDQ EDJL KLGXSQ\D %XNDQNDK MLND
WDQDK 3LOLKDQ \DQJ EHUHVLNR WHQWXQ\D
SDUD SHWDQL EHUKDVLO SHPHULQWDK MXJD DNDQ
0HUHND VHPSDW PHQJKXEXQJL FDPDW XQWXN
PHQGDSDW NHXQWXQJDQ DWDV PHQLQJNDWQ\D
PLQWD
HNRQRPL
PHPLOLK
LMLQ
PHQDPDP
GDQ
GLVDUDQNDQ
XQWXN
PHQJKXEXQJL GLQDV VHWHPSDW 0HUHND VHPSDW
PHQJKXEXQJL
GLQDV
SHUWDQLDQ
VHWHPSDW GDQ EDQ\DN PHQGDSDW PDVXNDQ WHWDSL PHUHND PHUDVD DSD \DQJ GLEHULNDQ OHELKEDQ\DNWHRUL6HKLQJJDPHUHNDNHPEDOL NHSHQJDODPDQPHUHNDVDMD 1DPXQ PHUHND PHQXDL KDVLO \DQJ PDQLV .DFDQJWDQDK\DQJGLWDQDPWHUQ\DWDWXPEXK EDJXV GDQ PHUHND PDPSX PHQJKDVLONDQ SDQHQ VHNLWDU WRQ KDVLO \DQJ FXNXS EDQ\DN3DQHQNDFDQJLQLMDWXKSDGDEXODQ SXDVD 'HQJDQ NRQGLVL VXSODL SDVDU XQWXN NDFDQJ
\DQJ
VDQJDW
UHQGDK
PDND
SHUPLQWDDQ NDFDQJ VDQJDW WLQJJL %DQ\DN SHGDJDQJ GDWDQJ GDQ EHUDQL ODQJVXQJ PHPEHOLKDVLOSDQHQ 6DDW LQL /.0 3HNND WHQJDK PHQLPEDQJ QLPEDQJ
DSDNDK
DNDQ
PHODQMXWNDQ
SHQDQDPDQ NDFDQJ ODJL DWDX PHQDPDP ODKDQ PHUHND GHQJDQ NRPRGLWDV ODLQ 0HUHNDMXJDSHUOXPHODNXNDQGLDORJGHQJDQ SHPHULQWDK VHWHPSDW ದ WHQWDQJ NHELMDNDQ SHPHULQWDKXQWXNPHQDPDPVDWXNRPRGLWDV
- vii -
PDV\DUDNDW
ZLOD\DKQ\D"
\DQJ
DGD
GL
7(5*$1-$/1<$3(..$ PHQMDGL3HPLPSLQGL.HOXEDJROLW %DQ\DNQ\DSHODWLKDQ\DQJGLEHULNDQ6HNQDV
.DPVLQDGHQJDQNDSDVLWDV\DQJGLPLOLNVDDW
3HNND
GLDQWDUDQ\D
LQL DNWLI GDODP EHUEDJDL NHJLDWDQ EDLN GL
SHODWLKDQ YLVLPLVL PRWLYDVL PDQDMHPHQ
NHORPSRN SHNND PDXSXQ GL PDV\DUDNDW
SHQJRUJDQLVDVLDQ PDV\DUDNDW NHSHPLPSLQ
.HSHUFD\DDQ GLUL PHQLQJNDW WDMDP VHMDN
DQ
SHPEHUGD\DDQ
EHODMDUSROLWLNGDQPHPIDVLOLWDVLNXUVXVSROLWLN
KXNXP SHQGLGLNDQ VHSDQMDQJ KD\DWGOO
XQWXN WHPDQWHPDQ GLNHORPSRNQ\D PDXSXQ
PHQMDGLNDQ NDSDVLWDV SDUD NDGHU SHNND
GL OXDU NHORPSRN SHNND 'L OXDU NHORPSRN
EDJL
SDUD
SHQGLGLNDQ
NDGHU
SROLWLN
PHQLQJNDW 3HQLQJNDWDQ NDSDVLWDV NDGHU SHNND .DPVLQD VHODOX PHOLEDWNDQ GLUL EDLN PHQMDGLNDQ
NHSHUFD\DDQ
GLUL
PHUHND WLQJNDW GHVD PDXSXQ WLQJNDW NHFDPDWDQ
PHQMDGL SHPLPSLQ SHUHPSXDQ PHQLQJNDW
6DDW KDGLU SDGD SURJUDP 3'7. .DPVLQD
6HODLQ LWX NHSHUFD\DDQ PDV\DUDNDW SDGD
WHUSLOLK
NHORPSRN SHNND VDQJDW EHVDU XQWXN
3HQJDZDV
PHQGXNXQJ NHEHUKDVLODQ GDQ NHPDMXDQ
WHUVHEXW 0DV\DUDNDW PHPLOLK .DPVLQD
SHNND 1DPXQ SHQLQJNDWDQ NDSDVLWDV GDQ
NDUHQD GLDQJJDS PDPSX GDQ EHUSHQJDODP
NHPDPSXDQ
DQ GDODP PHQJHOROD NHORPSRN 3HNND
PHPLPSLQ
WLGDN
VHFDUD
XQWXN
PHQMDGL
.HXDQJDQ
.HWXD XQWXN
%DGDQ SURJUDP
RWRPDWLV ELVD PHPEXDW NDGHU PDVXN GDODP
.DPVLQDSXQ
NHSHPLPSLQDQ
PHQMDGL
PDV\DUDNDW WHUVHEXW NDUHQD GLGRURQJ ROHK
SHPLPSLQIRUPDOKDUXVPHPHQXKLSHUV\DUDW
VHEXDKWDQJJXQJMDZDEDJDUSURJUDPGDSDW
DQ IRUPDO3HUV\DUDWDQ IRUPDO EHUXSD LMD]DK
EHUMDODQGHQJDQEDLNGLZLOD\DKQ\D
JDQMDODQ SHNND PHQMDGL SHPLPSLQ .DGHU
SHNND UDWDUDWD KDQ\D EHULMD]DK 6' GDQ
1DPXQ VDDW ). PHPEDFDNDQ SHUV\DUDWDQ
EHEHUDSD RUDQJ EHULMD]DK 603 6HODLQ
PHQMDGL )' KDUXV EHULMD]DK 60$ .DPVLQD
WHUJDQMDOLMD]DKMXJDSHUPDLQDQSROLWLNNRWRU
PHQ\DWDNDQ PHQJXQGXUNDQ GLUL NDUHQD
PHQMDGL SHQJKDPEDW XWDPD %HULNXW LQL
PHUDVD
FHULWD NDVXV \DQJ GLDODPL ROHK NDGHU 3HNND
DGPLQLVWUDVL.DPVLQDKDQ\DEHULMD]DK603
\DLWX.DPVLQDGDQ0DVL6XEDQ
ZDODXSXQ GLULQ\D PHUDVD PDPSX GHQJDQ
WXJDV WHUVHEXW 3HUQ\DWDDQ SHQJXQGXUDQ
IRUPDO
8QWXN
WLGDN
PHQHULPD
PHPHQXKL
NHSHUFD\DDQ
SHUV\DUDWDQ
GLULQ\D GLWRODN ROHK PDV\DUDNDW NDUHQD
- viii -
.DPVLQD GLDQJJDS PDPSX PHVNLSXQ WLGDN
WLGDN DGD DODVDQ XQWXN PHQJJDQMDO SHNND
SXQ\D LMD]DK 60$ .DPVLQD WHODK WHUEXNWL
DWDXSHUHPSXDQPHMDGLSHPLPSLQ
PHQJHPEDQJNDQ NHORPSRN 3HNND PHP
EDQJXQGDQPHQJLVLNHJLDWDQ&HQWHU3HNND
3HQJDODPDQWHUJDQMDOQ\DPHQMDGLSHPLPSLQ
6DODK VDWX WRNRK PDV\DUDNDW \DQJ GLSLPSLQ
\DLWX NHSDOD GHVD MXJD GLDODPL ROHK 0DVL
ROHK VHRUDQJ LEX JXUX PHPLQWD DJDU ).
6XEDQGHQJDQNDVXV\DQJEHUEHGD'HQJDQ
PHQLQMDX NHPEDOL SHUV\DUDWDQ SHQGLGLNDQ
NDSDVLWDV
WHUVHEXW ,EX JXUX PHQLODL EDKZD .DPVLQD
SHODWLKDQ GL 3HNND 0DVL 6XEDQ PHQFRED
WHODK PHQGDSDWNDQ EHUEDJDL SHODWLKDQ
XQWXN LNXW SHPLOLKDQ .HSDOD 'HVD 'DODP
WLQJNDW 1DVLRQDO VHKLQJJD OD\DN XQWXN
SHPLOLKDQWHUVHEXWDGDRUDQJFDORQNHSDOD
PHQGXGXNL
GHVD WHUGLUL GDUL ODNLODNL GDQ VDWX
MDEDWDQ
WHUVHEXW
.DPVLQD
\DQJ
WHODK
GLPLOLNLQ\D
GDUL
GLDQJJDSWHODKWHUXMLNHPDPSXDQQ\D
SHUHPSXDQ\DLWX0DVL6XEDQ
.HEHUDWDQ PDV\DUDNDW WLGDN ELVD GLIDVLOLWDVL
7HPDQWHPDQ SHNND \DQJ ODLQ PHPEDQWX
NDUHQD ). EHUVLNXNXK SHUOXQ\D SHUV\DUDWDQ
PHPSHUVLDSNDQ VHJDODQ\D PXODL GDUL YLVL
DGPLQLVWUDVL.HWHJDQJDQSXQWHUMDGLVDDWLWX
PLVL SURJUDP GDQ \DQJ ODLQQ\D 8QWXN
.DPVLQD PHQ\DWDNDQ DJDU PDV\DUDNDW
SHUV\DUDWDQ DGPLQLVWUDVL WLGDN DGD PDVDODK
WHQDQJ PHVNL GLULQ\D WLGDN GXGXN VHFDUD
NDUHQD 0DVL 6XEDQ WHODK PHQJLNXWL ರ.HUMDU
IRUPDO GDODP MDEDWDQ WHUVHEXW QDPXQ
3DNHW&ರ
GLULQ\D GDQ DQJJRWD SHNND \DQJ ODLQ DNDQ
WHWDS PHQJDZDVL MDODQQ\D SHPEDQJXQDQ
3HPLOLKDQ NHSDOD GHVDSXQ GLJHODU QDPXQ
\DQJ DGD GL ZLOD\DKQ\D VHEDJDL EHQWXN
VD\DQJ
WDQJJXQJMDZDEZDUJDPDV\DUDNDW.DPVLQD
NHPHQDQJDQGHQJDQSHUEHGDDQVXDUD\DQJ
EHUMDQML DNDQ PHQJLNXWL SHQGLGLNDQ ರ.HUMDU
WLGDN WHUODOX MDXK VXDUD XQWXN
3DNHW&ರ$NKLUQ\DPDV\DUDNDWSXQPHQHULPD
SHVDLQJQ\D GDQ 0DVL 6XEDQ VXDUD
DODVDQ.DPVLQD
ರVHEHQDUQ\DKDUXVQ\D0DVL6XEDQPHQDQJ
NDUHQD GDUL VHJL YLVLPLV SURJUDP OHELK
3HQJDODPDQ LQL PHQMDGL SHODMDUDQ SHQWLQJ
EDJXV GDQ SHQGLGLNDQ 0DVL SXQ OHELK WLQJJL
GDODP KLGXSQ\D GDQ MXJD SHNND \DQJ ODLQ
NDUHQD ODZDQQ\D \DQJ PHQDQJ KDQ\D 6'
3HUV\DUDWDQ IRUPDO WHWDS GLSHUOXNDQ KDO LQL
VHGDQJNDQ 0DVL SXQ\D LMD]DK SDNHW &
PHPRWLYDVL LEXLEX SHNND XQWXN PHQJLNXWL
1DPXQ SHODNVDQDDQ LQL WLGDN MXMXU NDUHQD
NHMDU 3DNHW $ 3DNHW % GDQ 3DNHW & DJDU
PDV\DUDNDW -RPSR \DQJ WLGDN ELVD GDWDQJ
0DVL
6XEDQ
WLGDN
PHUDLK
PHQFREORV GLGDWDQJL ROHK ODZDQQ\D XQWXN
- ix -
PHQFREORV
GLULQ\D
GHQJDQ
EHUEDJDL
LQWLPLGDVL GDQ PDV\DUDNDW MRPSR GL .HOXEDJROLWMXPODKQ\DFXNXSEDQ\DNರEHJLWX
SHQGDSDW'HWHSHQGDPSLQJQ\D
3DVND SHPLOLKDQ DQJJRWD SHNND PHODNXNDQ
HYDOXDVL
0HPDQJ
GLWHPXNDQ
DGDQ\D
NHFXUDQJDQ NDUHQD 3HNND WLGDN PHODNXNDQ NRQWURO GDQ SHQJDZDVDQ VDDW SHODNVDQDDQ SHPXQJXWDQ VXDUD GDQ SHUKLWXQJDQ ,EXLEX SHNND
WLGDN
PHQGXJD
GL
GHVD
DGD
NHFXUDQJDQVHSHUWLLWX6HEHQDUQ\DMLND0DVL 6XEDQGDQLEXLEX3HNNDODLQPHQJXVXWELVD VDMD GLODNXNDQ SHPLOLKDQ XODQJ GDQ PLQWD %XSDWL XQWXN WLGDN PHODQWLN .DUHQD DGD NHWHQWXDQ DGPLQLVWUDVL \DQJ WLGDN GLSHQXKL \DLWX SHQGLGNDQ XQWXN NHSDOD GHVD PLQLPDO 603 VHGDQJNDQ \DQJ PHQDQJ SHQGLGLNDQ Q\D6'1DPXQNDUHQDSHNNDVDDWLQLFXNXS VLEXN GHQJDQ EHUEDJDL NHJLDWDQ SHODWLKDQ WLQJNDW QDVLRQDO PRQLWRULQJ KDUL LEX GDQ )RUZLO PHQMDGLNDQ HQHUJL SHNND WHODK WHUNXUDVKDELVXQWXNNHJLDWDQODLQQ\D
-x-
3(1,0HQLWL-DODQ 3HPLPSLQ3HUHPSXDQ%DWDQJ-DWHQJ ಯ6D\DVHEHOEDQJHWGHQJDQSHUNDWDDQ
.HWHUOLEDWDQQ\D GL SHNND GLDZDOL GDUL
%DSDN%3'6D\DXGDKEHUXVDKDPHQFRED
NHWHUSDNVDDQ .DNDNQ\D VHFDUD PHQGDGDN
PHQMHODVNDQGHQJDQEDLNDSDVHEHQDUQ\D
PHPXWXVNDQ XQWXN PHQLNDK ODJL GDQ KLGXS
JHQGHU7DSLGLDVHODOXPHQJDWDNDQNDODX
GL
NRGUDWSHUHPSXDQLWXGLUXPDK$NKLUQ\D
SHPEXNXDQ NHORPSRN SHNND NHSDGDQ\D
WHUMDGLODKGHEDWNXVLU7HUQ\DWDVXVDK
.DUHQD NDVLKDQ WLGDN DGD SHQJXUXV ODLQ
PHQMHODVNDQVXDWXQLODLEDUXNHSDGDRUDQJ
\DQJ ELVD PHQDQJDQL SHPEXNXDQ GHQJDQ
ODLQPHPDQJ\DQJWHUEDLNPXVWLGLDZDOL
EDLN PDND 3HQL \DQJ MXJD EHUVWDWXV MDQGD
GHQJDQPHQ\DGDUNDQNDXPSHUHPSXDQQ\D
WHUSDNVDPHQJJDQWLNDQWXJDVNDNDNQ\D
NRWD
GDQ
PHQ\HUDKNDQ
PDQGDW
\D0EDNರ8FDS3HQLNDGHU3HNNDGDUL-DZD 7HQJDK
.HKDGLUDQQ\D GL NHORPSRN VHSHUWL KHPEXV
DQ DQJLQ VHJDU EDJL DQJJRWD ODLQQ\D
3HUHPSXDQEHUWXEXKPXQJLOLQLPHQ\LPSDQ
6LIDWQ\D \DQJ SHQ\DEDU GDQ OHELK WHODWHQ
VHPDQJDW \DQJ OXDU ELDVD XQWXN PHUXEDK
GLEDQGLQJ NDNDNQ\D PHPEXDW EHEHUDSD
QDVLE NDXP SHUHPSXDQ GL ZLOD\DKQ\D
DQJJRWD NHORPSRN WLGDN ODJL PHUDVD
PHUDLKKLGXSOHELKEDLN
VXQJNDQ DWDX WDNXW GDWDQJ NH SHUWHPXDQ
ZDODX MXPODK XDQJ DQJVXUDQ SLQMDPDQ
6LDQJ LWX DNX PHUHEDKNDQ GLUL GL VHEXDK
NXUDQJ%DKNDQ GHQJDQ NHWHODWHQDQ\D GLD
EDQJXQDQ EHNDV ZDUXQJ \DQJ GLMDGLNDQ
EHUKDVLO PHQJDMDN EHEHUDSD DQJJRWD EDUX
VHEDJDL UXDQJ NRQYHNVL %HEHUDSD PHVLQ
EHUJDEXQJGHQJDQNHORPSRNQ\D
MDKLW GDQ DVHVRULV NKDV SHQMDKLW WHUVHEDU
GLVHOXUXK UXDQJDQ LQL 3HQL <XOLDUWL NDGHU
3HQL \DQJ PHQJLVL NHVLEXNDQQ\D GHQJDQ
SHNND EHUXPXU WDKXQ GDUL GHVD 7XOLV
PHQMDKLW EHUEDJDL PDFDP WDV NRUGHQ
.HFDPDWDQ
%DWDQJ
PXNHQD KDQWDUDQ SHQJDQWLQ GDQ DSD VDMD
PHPXODL SHUJXODWDQ SLNLUDQQ\D EHUVDPD
VHVXDL SHVDQDQ PHPDQJ GLNHQDO FXNXS
SHNNDGLUXDQJDQLQL
NHWDW PHQMDJD PXWX MDKLWDQQ\D 7DN KHUDQ
MLND XVDKD WHUVHEXW ELVD PHQDQJJXQJ KLGXS
7XOLV
.DEXSDWHQ
EHVHUWD NHGXD RUDQJ WXD GDQ NHGXD
- xi -
NHSRQDNDQQ\D GL UXPDK WXD \DQJ PHUHND
SXVLQJ VDDW WLGDN SXQ\D XDQJ WDSL SDOLQJ
WHPSDWL
WLGDNVD\DMDGLPHUDVDOHELKEHUKDUJDರ XFDS
.HDKOLDQ
PHQMDKLW
GLPLOLNLQ\D
VHPHQMDN OXOXV 60$ 'HQJDQ NHWUDPSLODQ
3HQL
LWXODK GL PDVD PXGDQ\D GLD PHQMDGL EXUXK
SDEULNGL%DWDPGLPDQDGLDEHUWHPXGHQJDQ
/HELK GDUL GXD WDKXQ EHUJDEXQJ GL SHNND
VXDPLQ\D \DQJ EHNHUMD PHQMDGL PDQDJHU GL
VHPDNLQEDQ\DNNHPDMXDQ\DQJGLFDSDLQ\D
SHUXVDKDDQWHUVHEXW
%DQ\DNKDO\DQJVHPXODWLGDNGLNHWDKXLDWDX
EDKNDQ WDN SHUQDK WHUILNLU ROHKQ\D NLQL
%D\DQJDQ PHPSXQ\DL NHKLGXSDQ SHUNDZLQ
PHQMDGL SHUJXODWDQ SLNLUDQQ\D .HWUDPSLODQ
DQ \DQJ VHPSXUQD PXODL PHPXGDU WDWNDOD
Q\D SXQ EHUWDPEDK GDUL PXODL PHQJXUXV
GLD EHVHUWD DQDN VHPDWD ZD\DQJQ\D
SHPEXNXDQ PHPEXDW NHOD\DNDQ XVDKD
GLER\RQJNH-DNDUWDKLGXSEHUVDPDPHUWXD
PHQMDGL SHQGLGLN 3$8' KLQJJD PHPLPSLQ
Q\D %HUEDJDL SHUVRDODQ PXODL PHQGHUD
SHUWHPXDQ PHQJLVL SHUWHPXDQ GHQJDQ
*D\D KLGXS \DQJ DPDWEHUEHGD VLNDS \DQJ PDWHULGDQPHPIDVLOLWDVLNHORPSRN PHPSHUODNXNDQ\D
\DQJ
WLGDN
VHWDUD
PHPEXDW GLD WHUWHNDQ KLQJJD PHPXWXVNDQ
6HODLQ GL SHNND 3HQL MXJD WHUOLEDW GDODP
XQWXN EHUFHUDL GDQ NHPEDOL NH UXPDK RUDQJ
NHJLDWDQ ODLQ VHSHUWL 3130 3.. KLQJJD
WXDQ\D
DNKLUQ\D GL DZDO GLD EHUNHVHPSDWDQ
PHQJLNXWL PXVUHQEDQJ GHVD 3HQJHWDKXDQ
'L UXPDKQ\DSXQ GLD WLGDN VHUWD PHUWD
WHQWDQJ SHQWLQJQ\D SHUHPSXDQ PHQJLNXWL
ODQJVXQJ EHUZLUDVZDVWD VHSHUWL VHNDUDQJ
PXVUHQEDQJ DZDOQ\D GLGDSDW GDUL SHODWLKDQ
7HUFDWDW EHEHUDSD NDOL GLD EHUJDQWL XVDKD
SHQJRUJDQLVDVLDQ GL )RUZLO 3HNND WDKXQ
'DUL PXODL SHUXVDKDDQ DVXUDQVL 0/0
ZDUXQJ VDWH KLQJJD PHQMDKLW VHSHUWL
VHNDUDQJ ಯ 2UDQJ WXDNX PHQGDPEDNDQ
.HGXD XVXODQQ\D WHQWDQJ SHQGLULDQ 3$8'
SXQ\D
PDQWX
ND\D
WHWDSL
SDGD GDQ 3HQ\DGDUDQ .HVHKDWDQ 5HSURGXNVL
NHQ\DWDDQQ\D NHND\DDQ WLGDN PHQMDPLQ \DQJ GLWHULPD GL GHVD WLGDN PXQFXO GL NHEDKDJLDDQ
FRQWRKQ\D
VD\D
VHQGLUL PXVUHQEDQJ .HFDPDWDQ 6D\D LQJDW EHWXO
EHWDSD VD\D VDQJDW PHUDVD WLGDN GLKDUJDL ZDNWX LWX EHWDSD NHFHZDQ\D 3HQL GDQ 7UL GDQ GLDQJJDS OD\DNQ\D SHPEDQWX KLQJJD
:DODX
EHJLWX
NDUHQD
OHELK EDKDJLD GHQJDQ NRQGLVL VHSHUWL NHNXUDQJDQ SHVHUWD SHUHPSXDQ PDND 3HQL VHNDUDQJ EHUVDPD SHNND ZDODX NDGDQJ NHPEDOLWHUSLOLKPHZDNLOLGL0XVUHQEDQJNDE
- xii -
6HEHOXP PHQJLNXWL PXVUHQEDQJNDE 3HQL
3HUQ\DWDDQ WHUVHEXW EDQ\DN PHPDQFLQJ
EHUNHVHPSDWDQ PHQJLNXWL SHODWLKDQ NHODV
NRPHQWDUGDULEHEHUDSDNDODQJDQ\DQJKDGLU
WHPDWLN 3HQGLGLNDQ 3ROLWLN GL -DNDUWD
GL VLWX $GD DQJJRWD GHZDQ \DQJ PHPEHOD
6HPDNLQ
GDQ
WHUEXNDODK
SHQJHWDKXDQQ\D
DGD
SXOD
NODULILNDVL
GDUL
'LQDV
WHQWDQJ DQJJDUDQ %DKZD VHODPD LQL
.HVHKDWDQ 3DVFD 0XVUHQEDQJ EDQ\DN
DQJJDUDQ \DQJ PHQMDGL KDN UDN\DW EDQ\DN
SLKDN \DQJ PHPEHUL VLPSDWL NHSDGD SHNND
GLVHOHZHQJNDQGDQUDN\DWWLGDNNHEDJLDQ
WHUPDVXN GLDQWDUDQ\D NRQVRUVLXP 'HUDS
'HPRNUDVL 5DN\DW 8QWXN 3HUXEDKDQ \DQJ
0XVUHQEDQJNDE0DUHWVD\DGDQ3HQL
PHUXSDNDQJDEXQJDQGDULEHEHUDSD/60GL
DGDODKVHGLNLWRUDQJ\DQJKDGLUGHQJDQWLGDN
%DWDQJ
PHPDNDL VHUDJDP MXJD VHGLNLW SHUHPSXDQ
GLDQWDUD UDWXVDQ EDSDNEDSDN EHUVHUDJDP
'DODP
'HQJDQ EDKDQ 5HQMD 6.3' %DWDQJ GDODP
WHUPDVXN 3HQL PXODL EDQ\DN WHUOLEDW GDODP
JHQJJDPDQ NDPL VHPDNLQ JHUDP VDMD
NHJLDWDQEHUVDPD'HUDS'LDQWDUDQ\DPHOD
WDWNDOD 'LQDV PHQJXWDUDNDQ EHUEDJDL
NXNDQ DQDOLVD 3HUGD WHQWDQJ 0XVUHQEDQJ
SURJUDP \DQJ WLGDN SUR UDN\DW .HEDQ\DNDQ
KHDULQJ NH '35' GLXQGDQJ PHQJLNXWL
\DQJ GLEDKDV KDQ\D LQIUDVWUXNWXU GDQ
EHEHUDSD DNVL KLQJJD PHODNXNDQ $QDOLVD
IDVLOLWDV SHPHULQWDK +LQJJD NHWLND DGD
3ROLWLN
NHVHPSDWDQELFDUD3HQLSXQGHQJDQODQWDQJ
PHQJNULWLVLNHELMDNDQ'LQDV.HVHKDWDQ
.HWHUOLEDWDQ SHNND GDODP EHUEDJDL NHJLDWDQ
PHPEXDW EDQ\DN SDUWDL SROLWLN PXODL WHUWDULN
ಯ6D\D
VDQJDW
WLGDN
VHWXMX
EHEHUDSD
NHVHPSDWDQ
SHNND
GHQJDQ SDGDNDGHUNDGHUSHNNDXQWXNPHQMDGLVDODK
SHUHQFDQDDQ GLQDV NHVHKDWDQ WHUXWDPD VHRUDQJ FDOHJQ\D $SDODJL DWXUDQ 8QGDQJ GDODP
KDODPDQಹGL
VDQD
GLVHEXWNDQ 8QGDQJ VHNDUDQJ PHQVDUDWNDQ FDOHJ
PHQJXVXONDQ 0RELO 'LQDV EHUXSD $YDQ]D GLZDNLOL ROHK SHUHPSXDQ 7DN KHUDQ EDQ\DN VHMXPODK XQLW VHKDUJD UDWXVDQ MXWD WHOHSRQ EHUGHULQJ PHQDZDUNDQ MDEDWDQ VHPHQWDUD DQJJDUDQ XQWXN PHPEDQWX HPSXNPHQMDGLFDOHJ1DPXQGL3HNND\DQJ SHUVDOLQDQ LEX KDPLO \DQJ NXUDQJ PDPSX PHPSXQ\DLLMD]DK60$KDQ\D3HQL KDQ\DVHEHODVMXWDಹPHQXUXWVD\DVXQJJXK WLGDN PHPLOLNL NHEHUSLKDNDQ NHSDGD UDN\DW $ZDOQ\D
DFXK
WDN
SHUGXOL
VDPELO
NHJLDWDQ
PHQMDKLW
DGDODK
NKXVXVQ\DNDXPSHUHPSXDQರNHULWLN3HQL
PHODQMXWNDQ
UHDNVLQ\D NHWLND 3/ PHQFHULWDNDQ EHUEDJDL WDZDUDQ PHQMDGL FDOHJ +LQJJD EHEHUDSD
- xiii -
ZDNWX NHPXGLDQ 3HQL PHQJDWDNDQ ಯ0EDN
FRED OLKDW EHEHUDSD FDOHJ SHUHPSXDQ GL 3HUMDODQDQ PXODL WHUVHQGDW SDVFD OHEDUDQ ZLOD\DK NLWD VHPXD PHUDJXNDQ XQWXN PXODLODK NHOXDU VXUDW NHSXWXVDQ WLP GLSDHUFD\D
0HUHND
PHPSXQ\DL
ODWDU PDQWDS 3.% \DQJ GL GDODPQ\D PHQJHOXDU
EHODNDQJ \DQJ NXUDQJ EDLN GLDQWDUDQ\D DGD NDQSHUDWXUDQ\DQJPHPRMRNNDQFDOHJ\DQJ \DQJ FDOR 7.: GDQ SHUQDK WUDFILFNLQJ DGD WLGDN
PHPED\DU
XDQJ
SHQGDIWDUDQ
\DQJ SXQ\D UHSXWDVL SHUQDK PHQJJHODSNDQ %HEHUDSD SHPEDKDVDQSXQ GLODNXNDQ XQWXN 'DQD%DQWXDQ3HPHULQWDKGDQODLQODLQರ
PHQWHUMHPDKNDQ SDVDO \DQJ GLNHOXDUNDQ
WLPPDQWDS+DOWHUVHEXWPXODLPHQ\XUXWNDQ
'HQJDQ PHOLKDW ODWDU EHODNDQJ FDOHJ
VHPDQJDW3HQL
WHUVHEXW 3HQL WHUGRURQJ XQWXN EHUWDQJJXQJ
MDZDE 'LD EHUVHGLD GLFDORQNDQ PHQMDGL
6HODLQLWXEHEHUDSDSUHPDQEHUGDWDQJDQNH
FDOHJ +DO LQL MXJD GLGXNXQJ ROHK -DULQJDQ
WHPSDW3HQLGHQJDQDODVDQPHQGXNXQJQ\D
'HUDS \DQJ EDQ\DN GLLQLVLDVL RUJDQLVDVL
QDPXQXMXQJXMXQJQ\DPLQWDXDQJWUDQVSRUW
NDXP PXGD 18 'LSLOLKODK SDUWDL 3.%
0HQJKDGDSL PHUHND LQL EXNDQ KDO \DQJ
GLWHPSDWNDQGLSRVLVLQRPRUXUXW
JDPSDQJ .DUHQD MLND WLGDN GLEHUL XDQJ
WUDQVSRUW PHUHND WLGDN DNDQ SXODQJ
5DPDGKDQ GL VHEXDK MDPXDQ PDNDQ
$NKLUQ\D 3HQL WHUSDNVD PHQJHOXDUNDQ XDQJ
VHGHUKDQD 3HQL EHUVDPD EHEHUDSD NDGHU
WDEXQJDQ
PXODL EHUJHUDN PHPEXODWNDQ QLDW PHUHND
GDODP SHQFDORQDQ GLULQ\D PHQMDGL FDOHJ
5DPDLQ\D FDOHJ \DQJ EHUHEXW VLPSDWL
3.% 'HQJDQ WXMXDQ DJDU DVSLUDVL SHUHP
GLPDQIDDWNDQ 3HQL VHEDJDL SHOXDQJ XVDKD
SXDQ\DQJVHODPDLQLWLGDNGLSHUKDWLNDQELVD
GHQJDQPHPEXNDXVDKDEDUX\DLWXPHQMDGL
OHELKGLSHUKDWLNDQGDQGLSHUMXDQJNDQMLNDGLD
FDOR SHPEXDWDQ VSDQGXN EDOLKR VWLNHU
PHQMDGLOHJLVODWLYHQDQWLEDQ\DNNDGHU\DQJ
NDOHQGHU GDQ DWULEXW NKDV SDUWDL ODLQQ\D
VHKDWL NHPXGLDQ PDX GHQJDQ VXNDUHOD
$OKDVLO NHXQWXQJDQQ\D ELVD GLSDNDL XQWXN
PHQMDGL WLP VXNVHV 0HUHNDSXQ EHUJHUDN
PHPEXDW PHGLD NDPSDQ\H \DQJ VDPD
KLQJJD NH GHVDGHVD ODLQ \DQJ EHOXP DGD
XQWXNGLULQ\D
NHORPSRN 3HNND GHQJDQ PHPDQIDDWNDQ
VDXGDUD GDUL SDUD WLP VXNVHV .HJLDWDQ
%HUEDJDL KDPEDWDQ ODLQSXQ PXODL GDWDQJ
GLDZDOL GHQJDQ EHUVLODWXUDKPL PHQFRED
&LELUDQ PHUHPHKNDQQ\D SHUVDLQJDQ WLGDN
PHQMXDO LGH GDQ JDJDVDQ XQWXN PHQJDWDVL
VHKDWDQWDUFDOHJGDQSHUKDWLDQSDUWDL\DQJ
SHUVRDODDQNHWHUSXUXNDQSHUHPSXDQ
DPDW
- xiv -
PLQLP
WHUKDGDS
SHQFDORQDQ
SHUHPSXDQ PHPEXDW 3HQL PXODL SXWXV DVD
GDQ
VXUDW
SHQJXQGXUDQ GLUL $SDODJL PHQGHQJDU GL
'DSLO ODLQ SDUD FDOHJ GDODP VDWX SDUWDL
EDQ\DN EHNHUMDDPD GDQ VDOLQJ PHQGXNXQJ
VHGDQJNDQ 3HQL WLGDN PHQGDSDW GXNXQJDQ
DSDSXQ GDUL SDUWDLQ\D WHUNHVDQ KDQ\D
VHNHGDU
PHPLQWD
3/
PHPEXDWNDQ
PHQFDPWXPNDQ
QDPD
FDOHJ
SHUHPSXDQ
.HWLND VXUDW DNDQ GLVHUDKNDQ EDQ\DN SLKDN
ODLQ PHQ\D\DQJNDQ GLDQWDUDQ\D MDULQJDQ
GDUL 'HUDS 0HUHND PHQFRED PHQ\DNLQNDQ
3HQL XQWXN WHWDS PDMX GDQ 3/ NHUDS
PHQGDPSLQJL XQWXN PHPEHUL SHQJXDWDQ
+LQJJD DNKLUQ\D 3HQL EDWDO PHQJXQGXUNDQ GLUL QDPXQ PHQJDPELO VLNDS WLGDN ಯQJR\Rರ MLND DNKLUQ\D WLGDN PDVXN FDOHJSXQ WLGDN PDVDODK NDUHQD SHQFDORQDQ LQL PHUXSDNDQ SHQJDODPDQ \DQJ OXDU ELDVD XQWXN WHUMXQ GDODPSROLWLNSUDNWLV
- xv -
'DUL'LUHPHKNDQ+LQJJD'LSHUFD\D 3(..$'XVXQ.DGLUDQ'HVD:ULQJLQ*LQWXQJ7XOLV %DWDQJ-DZD7HQJDK $ZDO EHUGLULQ\D NHORPSRN &HPSDND 3XWLK
3HUWHPXDQ NHORPSRNSXQ VHPDNLQ ODQFDU
ELDVDELDVD VDMD 'LDZDOL GHQJDQ VLPSDQ
GDQ VHPXD DQJJRWD VHODOX KDGLU GL
SLQMDP VZDGD\D GDUL RUDQJ DQJJRWDQ\D
SHUWHPXDQ 0DV\DUDNDW \DQJ DZDOQ\D DFXK
0DV\DUDNDWSXQ WLGDN SHGXOL DNDQ DGDQ\D
NLQL PXODL PHPSHUKDWLNDQ NHORPSRN LQL
NHORPSRN LQL %DKNDQ VHSHUWL \DQJ GLKDGDSL
6HODLQ EHUWDQ\DWDQ\D NHSDGD DQJJRWD
NHORPSRNNHORPSRN SHNND DZDOQ\D EDQ\DN
WHQWDQJ
FLELUDQ PDV\DUDNDW 0XODL GDUL LVX PDX
SHUWHPXDQ EHEHUDSD EDSDNEDSDN MXJD
GLEDZD NH OXDU QHJHUL PDX GLFDULNDQ
NDGDQJPHQJLQWLSDWDXPHQJXSLQJDSD\DQJ
SDVDQJDQ KLQJJD PHUHPHKNDQ %HEHUDSD
GLVDPSDLNDQ GL SHUWHPXDQ GDUL OXDU UXPDK
DQJJRWD \DQJ PDOX PHPXWXVNDQ XQWXN
\DQJGLSDNDLXQWXNWHPSDWSHUWHPXDQ
NHOXDU 'XOX GL VHWLDS SHUWHPXDQ NHORPSRN
SDUD DQJJRWD VHODOX JXVDU LQJLQ SXODQJ MLND
ಯ 6D\D UDVD XVDKD \DQJ VHNDUDQJ FXNXS
PHQGHQJDU $G]DQ $VKDU +DO LQL WHQWXQ\D
ELVD GLDQGDONDQ DGDODK WHUQDN VDSL 0EDN
VDQJDW PHQJJDQJJX SURVHV SHQGDPSLQJDQ
PHQXUXW SHQJDODPDQ EHEHUDSD ZDUJD GHVD
3/ SDGD SHQJXUXV GDQ NHORPSRN +LQJJD
GL VLQL GDODP KLWXQJDQ WLJD EXODQ VDMD ELVD
DNKLUQ\D GLVHSDNDWL XQWXN LVWLUDKDW VKRODW
PHQGDWDQJNDQ NHXQWXQJDQ KLQJJD VDWX
$WXUDQ LQL NHPXGLDQ EHUXEDK PHQMDGL
MXWDರ
EHUMDPDDK$VKDUEHUVDPDVHWHODKSHUWHPX
DQXVDL
%HJLWXODK XQJNDSDQ %X 6LWL 0DಬRQDK ZDNWX
PHQJJDOL XVXODQ XQWXN XVDKD NHORPSRN
6HPDNLQ EHUWDPEDK XPXU NHORPSRN
8VDKD WHUQDN VDSL LQL DNKLUQ\D GLVHSDNDWL
EDQ\DN DQJJRWD LNXW PHQGDIWDU WDQSD KDUXV
ROHK DQJJRWD NHORPSRN PHQMDGL XVDKD
GLGDWDQJL NH UXPDKUXPDK 0HUHND PXODL
NHORPSRN
PHOLKDW SRVLWLIQ\D NHORPSRN LQL 'L .DGLUDQ
PHPDQJ WLGDN EDQ\DN NHJLDWDQ SHUNXPSXO
'DODP
DQ\DQJDGDKDQ\D
DQJJRWD
ODLQ WLGDN SHUQDK DGD GL GXVXQ LWX
EHUJRWRQJ UR\RQJ JXQD PHPLQLPDOLVLU ELD\D
- xvi -
DSD
VDMD
PHPEXDW
\DQJ
NDQGDQJ
NHORPSRN
GLEDKDV
GL
VDSLVHPXD
EHUVHSDNDW
XQWXN
WXNDQJ%DWXXQWXNSRQGDVLNDQGDQJPHUHND
PHPEDKDVVDSLDWDXEDJDLPDQDELVDKLQJJD
FDUL GL NDOL 7DN KHUDQ NHJLDWDQ LEXLEX LQL
GLSHUFD\DPHPLOLNLVDSL
PHQ\LWD SHUKDWLDQ EHEHUDSD ZDUJD ODLQ
0HUHND PHQRQWRQ LEXLEX \DQJ EHUJRWRQJ
.DUHQD VHPDNLQ GLDNXL EHEHUDSD DQJJRWD
UR\RQJ
SHUQDKGLOLEDWNDQGDODPSHUWHPXDQGL3130
PHQJDQJNXW
EDWX
%HEHUDSD VDSL
VHNDOLJXV PHQJDZDVL SHQJJXQDDQ GDQD
VHGHUKDQD GHQJDQ DODV GLVHPHQ XQWXN
3130 ,EX 6XPLQL GDODP UDSDW 3130 \DQJ
PHQMDJD NHEHUVLKDQ NDQGDQJ LWX DNKLUQ\D
GLKDGLUL
VHOHVDLGDODPGXDKDUL,EXEDQJJDPHOLKDW
ODQWDQJEHUNDWD
KDVLONDU\DPHUHNDEHUDPD
ರ+DL %DSDN%DSDN WDN RPRQJLQ \D" $SD
NDOLDQ QJJDN SHUQDK QRQWRQ 79 DWDX
7LED GL KDUL \DQJ GLWHQWXNDQ GLPDQD VDSL
VHNHGDU GHQJDU 3130 LWX WLGDN KDUXV
DNDQ GLEHOL EHEHUDSD DQJJRWD NHORPSRN
GLJXQDNDQ
\DQJGLWXQMXNGHQJDQSHUFD\DGLULGDQSHQXK
MHPEDWDQ WDSL MXJD ELVD GLJXQDNDQ XQWXN
KDUDSSHUJLNHSDVDUKHZDQ'LSDVDUKHZDQ
NHJLDWDQ HNRQRPL DWDX SHQGLGLNDQ 6HODLQ
EXNDQKDOOXPUDKMLNDLEXLEXPDVXNGDQLNXW
LWX PDV\DUDNDWODK \DQJ EHUWDQJJXQJ MDZDE
PHOLKDWOLKDW VDSL \DQJ GLMXDO 'L VLQL VXGDK
PHODNVDQDNDQ GDQ PHQJDZDVL SHQJJXQDDQ
PHQMDGL ODGDQJ NHNXDVDDQ NDXP ODNXODNL
GDQDQ\D 1D NDODX PHPEDQJXQ 734 GL
2OHK
EHEHUDSD
GHVD NLWD WDSL \DQJ PHODNVDQDNDQ RUDQJ
DQJJRWD GL VDQD PHQ\LWD SHUKDWLDQ SDUD
RUDQJ GDUL GHVD ODLQ EXNDQQ\D LWX
EDSDN \DQJ KDGLU 0HVNL EHJLWX WLJD RUDQJ
PHODQJJDUNHVHSDNDWDQEHUVDPD"ಯ
DQJJRWD \DQJ GLVDQD 6LWL 0 .DU\RQDK GDQ
3DUWLQLWHWDSSHUFD\DGLUL
.HEHUDQLDQ LEXLEX PHQJJXJDW KDN PHUHND
WDNEHUKHQWLGLVLQLVDMD'DODPVHEXDKDFDUD
7LJD HNRU VDSL \DQJ QDPSDN VHKDW LWX NLQL
GLDORJ\DQJGLVHOHQJJDUDNDQGLDNKLU$JXWXV
MDGL
NHORPSRN
ODOX GLPDQD .HSDOD 'HVD MXJD KDGLU
&HPSDND 3XWLK 0RGDO DZDO PHUHND SLQMDP
VHEDJDL XQGDQJDQ VDODK VHRUDQJ DQJJRWD
GL
GHQJDQ
PHQDQ\DNDQ ಯ 6HEHQDUQ\D EHUDSD VLK
NHXQWXQJDQ \DQJ DGD NHODN PHUHND ELVD
DQJJDUDQ XQWXN PHQGDIWDU PDQMDGL FDORQ
SXQ\D VDSL WDQSD PHPLQMDP PRGDO %XNDQ
SHUDQJNDW GHVD " .RN GL GHVD VD\D
KDQ\D DQJJRWD EHEHUDSD ZDUJD ODLQSXQ
DQJJDUDQ\D ELVD WLQJJL VHNDOL VDPSDL
VHULQJ PHQHQJRN GDQ QJREURO GHQJDQ LEX
MXWD"ಯ
GLDQWDUDQ\D
PHPEDQWX
NDUHQDQ\D
KLEXUDQ /.0
GDQ
0HUHND
.DQGDQJ
NHKDGLUDQ
KDUDSDQ EHUKDUDS
- xvii -
EDQ\DN
XQWXN
%DSDN%DSDN
PHPEDQJXQ
GHQJDQ
MDODQ
ಯ0HQGHQJDU MDZDEDQ 3DN &DPDW GDQ WDQJJDSDQ GDUL EHEHUDSD NDGHV ODLQ 3DN /XUDKPXNDQ\DPHUDKSDGDP0EDNರ %HJLWX XQJNDSDQ LEXLEX \DQJ PHQJDPDWL SURVHV WHUVHEXW .LQLPDV\DUDNDWVHQGLULVHULQJPHQJXVXONDQ XQWXN PHQJXQGDQJ EHEHUDSD LEX SHNND GDODP SHUWHPXDQ GL GHVD ,EXLEX MXJD WDN LQJLQ NHFRORQJDQ PHUHND PLQWD XQWXN GLXQGDQJWHUXWDPDGDODP0XVUHQEDQJ\DQJ DNDQ GDWDQJ 'DODP EHEHUDSD SHUWHPXDQ PHUHND PHUHQFDQDNDQ DNDQ PHQJXVXONDQ EHEHUDSD
KDO
\DQJ
VHVXDL
GHQJDQ
NHEXWXKDQPHUHND.HEXWXKDQSHUHPSXDQ
- xviii -
3(1*$/$0$13(57$0$ .$'(5%$7$8*$GDODP0865(1%$1* 0XVUHQEDQJDWDXPXV\DZDUDQSHUHQFDQDDQ
WHWDQJJDQ\D
SHPEDQJXQDQDGDODKVHEXDKUHQFDQDSHP
VHRUDQJ 6WDI /XUDK PHQJDQWDUNDQ DPSORS
EDQJXQDQ \DQJ GLJDJDV PXODL WLQJNDW GHVD
NH WHWDQJJDQ\D LWX .HPXGLDQ :G EHUWDQ\D
VDPSDL GHQJDQ WLQJNDW QDVLRQDO %HEHUDSD
WHQWDQJ DPSORS WHUVHEXW GDQ PLQWD L]LQ
SHUDQJNDW DWXUDQSXQ WHODK GLWHWDSNDQ DJDU
XQWXN PHQJHWDKXL LVL DPSROS WHUVHEXW
PXVUHQEDQJ
7HWDQJJDQ\D PHPEHULNDQ DPSROS \DQJ
LQL
GLODNVDQDNDQ
VHFDUD
VHRUDQJ
WRNRK
SHQGLGLN
SDUWLVLSDWLI GHQJDQ PHOLEDWNDQ EHUEDJDL
WHUQ\DWD
XQVXU PDV\DUDNDW WHUPDVXN SHUHPSXDQ
PXVUHQEDQJ :G NDJHW GDQ PHUDVD MHQJNHO
GLGDODPQ\D 'HQJDQ GLSHUROHKQ\D PDWHUL
WHUQ\DWDVHODPDLQLGLULQ\DWHODKGLERKRQJL
SHQGLGLNDQ
SROLWLN
\DQJ
PHQHJDVNDQ
EHULVL
XQGDQJDQ
PHQJKDGLUL
SHUOXQ\D NHWHUOLEWDQ SHUHPSXDQ GDODP
3DGD VDDW SHODNVDQDDQ 0XVUHQEDQJ :G
DQJJDUDQPHPEHULNDQVHPDQJDW\DQJWLQJJL
5XNPLQL GHQJDQ SHQXK SHUFD\D GLUL KDGLU GL
SDGD NDGHU SHNND XQWXN WHUOLEDW GDODP
NDQWRU /XUDK PHVNLSXQ WLGDN GLXQGDQJ 'L
PHPEXDWSHUHQFDDQ
NDQWRU /XUDK :G 5XNPLQL PHQJKDPSLUL
VHRUDQJ EDSDN NHPXGLDQ PHQ\DPSDLNDQ
6HEDJDLPDQD \DQJ GLDODPL :G 5XNPLQL
WHQWDQJ PLQDWQ\D XQWXN LNXW PXVUHQEDQJ
DQJJRWD 3HNND GDUL %DWDXJD%XWRQ $JDU
%DSDN WHUVHEXW WLGDN EHUXFDS VHSDWDK
GDSDW WHUOLEDW GDODP PXVUHQEDQJ :G
NDWDSXQWDSLSLPSLQDQVLGDQJPHPSHUVLODK
5XNPLQL EHUXVDKD PHQFDUL WDKX WHQWDQJ
NDQ:G5XNPLQLXQWXNPDVXNNHUXDQJUDSDW
SHODNVDQDDQ PXVUHQEDQJ GL GHVDQ\D :G
PXVUHQEDQJ %HUEDJDL XVXODQ GLDMXNDQ ROHK
5XNPLQLEHUXODQJNDOLPHQGDWDQJLGHVDGDQ
PDV\DUDNDW NH SLPSLQDQ VLGDQJ 3LPSLQDQ
EHUQHJRLVDVL PLQWD DJDU SHNND GLOLEDWNDQ
VLGDQJSXQPHPSHUVLODKNDQLEX3HNNDXQWXN
GDODP
PLQWD
PHQ\DPSDLNDQ XVXODQ .DUHQD EHOXP DGD
SHODNVDQDDQ
SHUVLDSDQXVXODQ\DQJPDWDQJPDNDNHWLND
PXVUHQEDQJ 6WDI OXUDK EDKNDQ /XUDKQ\D
GLWDQ\D VHFDUD PHQGDGDN :G 5XNPLQL
VHODOX PHQMDZDE EHOXP DGD SHODNVDQDDQ
PHQ\DPSDLNDQ NHEXWXKDQ LEXLEX SHNND
PXVUHQEDQJ 1DPXQ SDGD KDUL EHULNXWQ\D
XQWXN PHPLOLNL EDODL .DUHQD VHODPD LQL
NHWLND :G 5XNPLQL VHGDQJ EHUWDQGDQJ NH
3HNND WHODK PHQJJDODQJ GDQD VZDGD\D
PXVUHQEDQJ
LQIRUPDVL
WHQWDQJ
GDQ ZDNWX
MXJD
- xix -
XQWXN PHPEHOL WDQDK QDPXQ EHOXP GDSDW
PHQ\DWDNDQ XVXODQQ\D GHQJDQ MXGXO UHKDE
PHPEDQJXQ ,EX 5XNPLQL PHQ\DPSDLNDQ
EDODL 3HNND DQJJDUDQ KDQ\D XQWXN UHKDE
SHQWLQJQ\D EDODL WHUVHEXW XQWXN SHUWHPXDQ
WLGDNXQWXNSHPEDQJXQDQEDUX
SHNND GDQ NHJLDWDQ /.0 3LPSLQDQ VLGDQJ
PHUHVSRQ EDKZD MLND NHEXWXKDQQ\D XQWXN
0HQGHQJDU SHUQ\DWDDQ WHUVHEXW LEX SHNND
/.0 PDND GLPLQWD XVXODQ\D NHSDGD NDQWRU
PHQMDGL ELQJXQJ ,EXLEX SHNND GLKDPSLUL
NRSHUDVL
ROHK VHRUDQJ ODNLODNL \DQJ PHQ\DUDQNDQ
XQWXNVHJHUDPHPEXDWSURSRVDOGDQODNLODNL
3HQJDODPDQ WHUVHEXW VHPDNLQ PHQLQJNDW
WHUVHEXW DNDQ PHPEDQWXQ\D 6XDVDQD
NDQNHSHUFD\DDQGLUL:G5XNPLQLXQWXNLNXW
PXVUHQEDQJPHPEXDWLEXLEXSHNNDPHUDVD
PXVUHQEDQJ VHODQMXWQ\D GLWLQJNDW NHFDPD
DVLQJ VHKLQJJD NDWDNDWD \DQJ DNDQ
WDQ 'HQJDQ PHQFDULFDUL LQIRUPDVL WHQWDQJ
GLVDPSDLNDQ
SHODNVDQDDQ PXVUHQEDQJ PHVNLSXQ WLGDN
GLVLDSNDQ PHQMDGL WHUOXSDNDQ ,EXLEX SHNND
GLXQGDQJ :G 5XNPLQL PHQJDMDN NDGHU
PHQ\DGDUL NHVDODKDQQ\D NDUHQD WLGDN
ODLQQ\D +DQLVDK PHQGDWDQJL PXVUHQEDQJ
PHPDQIDDWNDQ VLWXDVL PXVUHQEDQJ XQWXN
WLQJNDWNHFDPDWDQ
PHODNXNDQORE\ORE\GHQJDQEHUEDJDLSLKDN
VHSHUWL LQVWDQVL '35' GDQ %XSDWL KDGLU
0XVUHQEDQJ WLQJNDW NHFDPDWDQ GLKDGLUL
SDGD DFDUD WHUVHEXW 3HQJDODPDQ 0XVUHQ
SHVHUWD GLDQWDUDQ\D RUDQJ SHUHPSXDQ
EDQJ SHUWDPDNDOL PHUXSDNDQ SHODMDUDQ
\DQJ WHUGLUL GDUL LEX 3.. 3XVNHVPDV GDQ
SHQWLQJ 3DGD WDKXQ EHULNXWQ\D LEXLEX
JXUX 7. GLWDPEDK GHQJDQ RUDQJ LEX
3HNND EHUQLDW DNDQ PHQJLNXWL PXVUHQEDQJ
3HNND3DGDPXVUHQEDQJWLQJNDWNHFDPDWDQ
GHQJDQSHUVLDSDQOHELKPDWDQJ
KDQ\D PHPEDFDNDQ XVXODQ GDUL WLDS GHVD NHPXGLDQ PHUDQJNXPQ\D %DSDN &DPDW EHUEDLN KDWL PHPSHUVLODKNDQ LEX 3HNND XQWXN PHQJDMXNDQ XVXODQQ\D 8VXODQ \DQJ GLDMXNDQ LEX 3HNND WHWDS VDPD \DLWX XVXODQ XQWXN PHPEDQJXQ EDODL SHNND GHQJDQ PHPEHUL DODVDQ \DQJ OHELK GHWDLO GDQ PHQ\DWDNDQ SHQWLQJQ\D WHPSDW WHUVHEXW XQWXN NHJLDWDQ SHUHPSXDQ 3DN &DPDW PHQ\DUDQNDQ DJDU GLEXDW VDMD SURSRVDOQ\D 'DODP SURSRVDO WHUVHEXW 3DN &DPDW
- xx -
GDQ
XVXODQ
\DQJ
WHODK
7$17$1*$1 PHQMDGL6HRUDQJ.$'(53HNND ,PDV GHPLNLDQ NDJHW VDDW VHRUDQJ SHVHUWD
VHODOXVDEDUPHPELPELQJQ\DPHQMDGLNDGHU
EHUWDQ\D ಯ,EX VHEDJDL VHRUDQJ MDQGD \DQJ
3HNND
PDVLK PXGD EDJDLPDQD LEX PHQDKDQ %HWDSD WLGDN SHUWDQ\DDQ GLOXDU NRQWHNV NHEXWXKDQ ELRORJLV LEXಹ"ರ 7LGDN WHUOLQWDV VHSHUWL LWX WLGDN VHKDUXVQ\D PXQFXO GDODP VHGLNLWSXQ EDKZD SHUWDQ\DDQ LWX GLORQWDUNDQ
SHUWHPXDQ VHULXV VHSHUWL LQL 3HUWHPXDQ
ROHK VDODK VDWX SHVHUWD\DQJ VHGDQJ GXGXN
\DQJ GLLQLVLDVL ROHK %30' .DEXSDWHQ
PHQJLNXWLSDSDUDQ\DQJGLDEHULNDQWHQWDQJ
&LDQMXU LQL GLPDNVXGNDQ XQWXN EHUEDJL
NRQVHSSHPEHUGD\DDQ&2GDQSHQJDODPDQ
SHQJDODPDQ SHODNVDQDDQ SURJUDP 3HNND
SHUMDODQDQSURJUDP 3HNND ,PDVPHOLKDW 3/
\DQJ
3HNND \DQJ VDDW LWX KDGLU GDQ VHRUDQJ
SHUXEDKDQ GDQ EDQ\DN NHPDMXDQ EDJL
SHMDEDW %30' \DQJ GLD NHQDO EHWXO GHQJDQ
DQJJRWD NHORPSRN 3HNND 3HMDEDW %30'
EDLN PHQDPSDNNDQ UDXW PXND NDJHW
.DEXSDWHQ
FDPSXU JHUDP GHPL PHQGHQJDU SHUWDQ\DDQ
SHODNVDQDDQ SURJUDP 3HNND VHPHQMDN DZDO
SHVHUWD\DQJGLOXDUNRQWHNV'HQJDQWHQDQJ
GDQ PHOLKDW EDQ\DNQ\D NHPDMXDQ NHORPSRN
GDQVLNDSWHWDSVDQWXQPHQMDJDHPRVL,PDV
SHNND GHQJDQ QLDW WXOXV GDQ VHPDQJDW
EHUNDWD ಯ2K WHQWDQJ LWX SDNಹWLGDN
WLQJJL
GLQLODL
WHODK
&LDQMXU
PHQJXQGDQJ
EHUKDVLO
\DQJ
PHUHND
PHPEXDW
PHQJLNXWL
GDODP
PDVDODK EXDW VD\D NDUHQD VHPHQMDN VD\D SHUWHPXDQ LQL DJDU SHPHULQWDK GDSDW PHQMDGL NDGHU 3HNND EDQ\DN WDQJJXQJ PHUHSOLNDVL
SURJUDP
3HNND
GLZLOD\DK
MDZDE \DQJ VD\D HPEDQ GDQ EDQ\DN KDO .DEXSDWHQ &LDQMXU 3HVHUWD EHUMXPODK KDUXV VD\D ODNXNDQ 3HNND VXGDK PHPEXDW RUDQJ \DQJ PHQJLNXWL SHUWHPXDQ LQL DGDODK VD\D VLEXN GHQJDQ EDQ\DN NHJLDWDQ MDGL ZDNLO GDUL NHFDPDWDQ GL .DEXSDWHQ VD\DWLGDNVHPSDWPHPLNLUNDQKDOVHSHUWLLWX &LDQMXU ODJLರ -DZDEDQ ,PDV \DQJ EHJLWX WHJDV GDQ
VSRQWDQ PHPEXDW ZDMDK 3/ 3HNND GDQ
%HJLWXODK WDQWDQJDQ VHRUDQJ SHUHPSXDQ
SHMDEDW %30' \DQJ VHODPD LQL GHQJDQ
MDQGD DSDODJL \DQJ PDVLK PXGD GDQ
LNKODV PHPEDQWX 3HNND WHUOLKDW OHJD UDXW
PHPLOLNLUDXWPXND\DQJFXNXSFDQWLNVHSHUWL
WHJDQJGDQPDUDKSHUODKDQPHQJKLODQJGDUL
,PDV 'LD DGDODK VHRUDQJ SHUHPSXDQ MDQGD
ZDMDKNHGXDRUDQJWHUVHEXW\DQJVHODPDLQL
EHUXVLD DQ WDKXQ GHQJDQ DQDN WLJD 6XDPLQ\D PHQLQJJDONDQ GLD NDUHQD WHUWDULN
- xxi -
SDGD SHUHPSXDQ ODLQ GDQ PHQLQJJDONDQ GLD GDQ DQDNQ\D \DQJ PDVLK NHFLONHFLO GHPL SHUHPSXDQODLQ+LGXSQ\DPXUXQJVHPHQMDN GLWLQJJDO VXDPLQ\D QDPXQ VHMDN EHUWHPX GHQJDQ 3/ 3HNND GDQ DNWLI VHEDJDL NDGHU 3HNNDPHQMDODQNDQEHUEDJDLNHJLDWDQ3HNND WHODKPHPEXDWGLULQ\DEDQJNLWGDQVHPDQJDW KLGXSQ\D WXPEXK NHPEDOL 6DDW LQL KDULKDUL GLODOXLQ\D GHQJDW VHQ\XP GDQ VHPDQJDW XQWXN GDSDW PHUDMXW PDVD GHSDQ GHQJDQ OHELKEDLNGHPL PHQGLGLNGDQPHQJDQWDUNDQ DQDNDQDNQ\D PHQMDGL RUDQJ \DQJ VXNVHV GDQ PXOLD %DJL GLULQ\D WDQJJXQJ MDZDE PHPEHVDUNDQ GDQ PHQGLGLN DQDN \DQJ PHUXSDNDQWLWLSDQ1\DLWXVHNDUDQJEHUDGDGL SXQGDNQ\D NDUHQD VXDPLQ\D VXGDK WLGDN PHPSHUGXOLNDQPHUHNDODJL
- xxii -
-DUDN7LGDN0HQMDGL+DODQJDQ 8GDUD SDJL PDVLK WHUDVD VHMXN VDDW DQDN
3$8' 6HEHQDUQ\D ZDUJD PHQJLQJLQNDQ
DQDN PHPDVXNL KDODPDQ VHEXDK UXPDK DGDQ\D 3$8' GL GXVXQ PHUHND QDPXQ GLPDQDPHUHNDELDVDEHODMDU3$8''HQJDQ NDUHQD NHWLDGDDQ VXPEHUGD\D PDQXVLD ZDMDK PHPHUDK SHQXK NHULQJDW PHPEDVDKL PDND NHLQJLQDQ PHUHND WLGDN WHUNDEXO GDQ ZDMDKQ\D GDQ NDNL NRWRU SHQXK OXPSXU WHUSDNVDKDUXVSHUJLNHGXVXQODLQ GHQJDQ ULDQJ JHPELUD PHQ\DSD JXUX GDQ WHPDQWHPDQQ\D 6HEHOXP PDVXN UXDQJDQ PHUHND PHQ\HPSDWNDQ GLUL PHQFXFL NDNL PHPEHUVLKNDQ OXPSXU \DQJ PHQHPSHO GL NDNLQ\D WHUOHELK ODJL GL PXVLP KXMDQ VHSHUWL VDDW LQL .XEDQJDQ DLU EHUFDPSXU OXPSXU GL VHSDQMDQJ MDODQ GHVD \DQJ UXVDN KDUXV PHUHND ODOXL VHWLDS KDUL 7LGDN OXSD SXOD PHUHND PHQ\HND ZDMDKQ\D \DQJ SHQXK NHULQJDWGDQPHQJDWXUQDIDVVHVDDWVHEHOXP PHPDVXNL NHODV GLPDQD WXWRU PHQXQJJX GHQJDQVDEDUGDQSHQXKSHUKDWLDQ %HJLWXODK
PHUHND
KDUXV
PHODOXL
UXWH
SHUMDODQDQ WHUVHEXW VHWLDS SDJL GDQ VLDQJ KDUL PHQXMX VHNRODK 3$8' GL GXVXQ WHWDQJJD -DUDN UXPDK \DQJ EHJLWX MDXK VHNLWDU NLORPHWHU NH VHNRODK PHPDNVD DQDNDQDN NHFLO LWX EHUMDODQ NDNL GHPL PHQJKHPDW ELD\D 7LGDN NHQDO OHODK PHUHND PHQMDODQLQ\D VHWLDS KDUL .HEHWXODQ PHUHND NXUDQJ
EHUXQWXQJ
NDUHQD
SHUXPDKDQ
WHUVHEDU GDODP GXVXQGXVXQ \DQJ WHUSLVDK VDWX VDPD ODLQ 3$8' WHUOHWDN GL GXVXQ WHWDQJJD NDUHQD GL GXVXQQ\D EHOXP DGD
- xxiii -
Kami iri melihat kelompok Pekka ……. ಯ.DPLLQJLQSLQWDUVHSHUWLDQJJRWDNHORPSRN VHEDJLDQ GDUL PHUHND PHPLOLNL NHJLDWDQ 3HNND NDPL LUL PHOLKDW NHORPSRN 3HNND VLPSDQ SLQMDP GDQ PHPLQWD VHWLDS NHJLDWDQ PDMX 6HMDN PHQMDGL DQJJRWD NHORPSRN 3HNND GLEHULNDQ MXJD NHSDGD PHUHND 3/ 3HNND
PHUHND
PHQGDSDW
EDQ\DN EHUVDPD NDGHU GHQJDQ WHNXQ PHPELPELQJ
SHQJHWDKXDQ SHODWLKDQ GDQ NHVHPSDWDQ GDQ PHPEDJL SHQJHWDKXDQ \DQJ PHUHND SHUJL NHOXDU GDHUDKರ LWXODK XQJNDSDQ GDUL PLOLNL.HJLDWDQ\DQJXPXPGLODNXNDQDGDODK VHRUDQJ DQJJRWD PDV\DUDNDW 17% GLPDQD
DULVDQ GDQ GLVNXVL PDWHUL VHSHUWL KXNXP
NHORPSRN3HNNDEHUDGD6HODPDLQLGLDGDQ
SHQGLGLNDQSHPLOXEDFDWXOLVGOO
DQJJRWDPDV\DUDNDWODLQQ\DUXSDQ\DVHFDUD
6DWX NHORPSRN GL 'HVD *DSXN WHODK
GLDPGLDP PHQJDPDWL NHJLDWDQ NHORPSRN
PHQGDSDW NHSHUFD\DDQ GDUL SURJUDP 3130
3HNND GDQ WHUQ\DWD PHUHND PHPHQGDP
XQWXNPHQHULPDGDQDEHUJXOLUVHEHVDUMXWD
NHLQJLQDQ \DQJ EHJLWX GDODP 3DQWDV VDMD
UXSLDK 'DQD LQL PHQMDGL PRGDO NHORPSRN
VDDW 3/ GDQ NHORPSRN 3HNND PHPEXND GLUL
XQWXN GLSLQMDPNDQ NH DQJJRWDQ\D 0HOLKDW
GDQ
ODLQQ\D
NHEHUKDVLODQ LQL PDND NHORPSRN ODLQ
ODQJVXQJ
EHUNHLQJLQDQ PHQGDSDW NHVHPSDWDQ \DQJ
PHQJDMDN
EHUDNWLYLWDV GLVDPEXW
PDV\DUDNDW
EHUVDPD GHQJDQ
3HNND
FHSDW
%HUERQGRQJ
VDPD
$QWXVLDVPH
PDV\DUDNDW
MXJD
ERQGRQJ PDV\DUDNDW PHQGDIWDU NH NHJLDWDQ
PHQGDSDW GXNXQJDQ GDUL DSDUDW GHVD GDQ
\DQJ GLDGDNDQ NHORPSRN 3HNND .DUHQD
WRNRK PDV\DUDNDW 6DODK VDWX NHSDOD GHVD
EDQ\DNQ\D
PHPEHULNDQ
SHPLQDW
VDPSDLVDPSDL
SHQGDSDWQ\D
GLKDGDSDQ
PHPEXDW3/NHZDODKDQPHPEDJLZDNWXGDQ
DQJJRWDPDV\DUDNDW\DQJVHGDQJEHUNXPSXO
SHUKDWLDQ
GDQ PHQJDWDNDQ ಯ6D\D VDOXW GHQJDQ
NHORPSRN3HNND6D\DWLGDNPHPXMLODQWDUDQ
5LD 3/ 17% NHFDPDWDQ *HUXQJ PHQJXQJ
GL GHSDQ VD\D DGD 3/ 3HNND 7HWDSL VD\D
NDSNDQ GL NHFDPDWDQQ\D DGD NHORPSRN PHOLKDW
NHORPSRN
3HNND
PHUXSDNDQ
QRQ 3HNND \DQJ WHUEHQWXN GHQJDQ WRWDO NHORPSRN \DQJ VROLG NXDW NRPSDN GDQ DQJJRWDVHNLWDURUDQJ6HPHQWDUD5HQL MXMXU 7HUEXNWL VDDW DGD SURJUDP EHDVLVZD 3/ 3HNND NHFDPDWDQ /LQJVDU PHQJDWDNDQ WLGDN DGD GDQD VHSHVHUSXQ GLNXUDQJL DGD NHORPSRN QRQ SHNND GHQJDQ WRWDO SHQHULPDEHDVLVZDPHQHULPDEDUDQJVHVXDL DQJJRWD VHNLWDU RUDQJ WHUJDEXQJ GDODP GHQJDQKDNQ\Dರ NHORPSRN.)0HUHNDPHPEHQWXNNHORPSRN
- xxiv -
3DGD NHVHPSDWDQ ODLQ VHRUDQJ VHNUHWDULV GHVD EHUNRPHQWDU ಯ6D\D PLQWD NHSDGD 3/
3HNNDDJDUMDQJDQKDQ\DDQJJRWDNHORPSRN 3HNND VDMD \DQJ GLEXDW SLQWHU EDQWX MXJD DQJJRWD PDV\DUDNDW ODLQQ\D 6D\D DPDWL VHMDN PHQMDGL DQJJRWD 3HNND PHUHND PHQGDSDW EDQ\DN LQIRUPDVL PHQJDODPL EDQ\DN SHUNHPEDQJDQ .HORPSRN 3HNND Q\DWD DGD DQJJRWDQ\D WLGDN ILNWLI VHSHUWL SURJUDP ODLQ \DQJ WHODK PHPEXDW SXVLQJ GHVD$GDSURJUDPGLGHVDPHQHULPDGDQD WHWDSL DQJJRWDQ\D ILNWLI 6HZDNWX GL HYDOXDVL WHUQ\DWD NHORPSRN WLGDN DGD DQJJRWD WLGDN DGD 'HVD WLGDN WDKX DSDDSD NDUHQD VDDW SURSRVDOGLXVXONDQWLGDNDGDSHPEHULWDKXDQ NHSDGD GHVD 6HKLQJJD ZDNWX DGD PDVDODK VDDW HYDOXDVL GHVD WLGDN WDKX 0DNDQ\D NDPL OHELK SHUFD\D GHQJDQ NHORPSRN 3HNNDಹರ
- xxv -
I.
TUJUAN DAN STRATEGI PEKKA
Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) yang difokuskan kepada perempuan kepala rumah tangga miskin digagas berdasarkan pengalaman program penanggulangan kemiskinan masyarakat desa melalui penguatan institusi-institusi lokal, bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang dijalankan oleh pemerintah. Melalui refleksi dan evaluasi program, disadari bahwa skema program ini masih belum mampu menjangkau kelompok termiskin di wilayah-wilayah tertentu, terutama rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan dan lebih khusus lagi keluarga janda. Padahal, tidak kurang dari 6 juta rumah tangga miskin di Indonesia sesungguhnya dikepalai oleh perempuan. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala baik yang sifatnya teknis seperti kurangnya penguasaan terhadap metode pengorganisasian rakyat khususnya perempuan maupun kendala struktural yaitu rendahnya posisi perempuan kepala keluarga dalam struktur sosial masyarakat. PEKKA juga dikembangkan berdasarkan inspirasi dan keinginan Komnas Perempuan mendokumentasikan kehidupan janda di wilayah konflik khususnya terkait dengan berbagai bentuk kekerasan yang kemungkinan mereka hadapi. Oleh karena itu dalam pengembangan Pekka, dokumentasi merupakan alat pemberdayaan yang tidak terpisahkan. Dan pemberdayaan hukum untuk melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan menjadi tematik yang sangat penting. Secara umum program ini bertujuan untuk memperkuat perempuan kepala keluarga agar dapat berkontribusi pada proses membangun masyarakat yang sejahtera, demokratis, berkeadilan gender dan bermartabat. Secara khusus program ini bertujuan untuk mencapai lima hal dalam pemberdayaan perempuan yaitu: 1. Peningkatan kesejahteraan melalui berbagai upaya peningkatkan pendapatan keluarga melalui pengembangan usaha kecil mikro dan kegiatan simpan pinjam 2. Terbuka akses terhadap akses sumberdaya ekonomi baik yang tersedia di alam maupun yang tersedia melalui berbagai program pembangunan melalui peningkatan kemampuan untuk mengakses dan mengelolanya. 3. Terbangun kesadaran kritis terhadap hak dan keberadaannya dalam sistem sosial, budaya, politik dan ekonomi. 4. Peningkatan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan diberbagai tingkatan mulai dari dalam keluarga hingga di arena publik. 5. Peningkatan kontrol perempuan dalam proses bermasyarakat terutama terkait dengan otonominya sebagia perempuan kepala keluarga dan sebagai warga negara.. Untuk mencapai tujuan khusus tersebut, dikembangkan strategi pelaksanaan program yang disebut dengan empat pilar pemberdayaan Pekka. 1. Membangun Visi (Visioning); pada dasarnya membangun kesadaran kritis Pekka terhadap hak sebagai manusia, perempuan dan warga negara, menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki kehidupan, dan pada akhirnya memfasilitasi mereka untuk membangun visi dan misi kehidupan. Visioning menjadi landasan utama Pekka untuk bergerak selanjutnya. 2. Peningkatan kemampuan (Capacity Building), meningkatkan kapasitas pekka untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan melalui pendampingan intensif, berbagai pelatihan dan lokakarya terkait dengan membangun kepercayaan diri, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial. Melatih dan mengembangkan pemimpin dan fasilitator masyarakat dari kalangan Pekka. Selain itu, kelompok juga difasilitasi untuk membangun kelembagaan keuangan mikro (LKM) dengan pengembangan swadaya mereka sendiri melalui kegiatan simpan pinjam. Melalui kelembagaan 1
simpan pinjam dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) mereka difasilitasi untuk mengakses dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diperuntukkan bagi mereka melalui program ini. 3. Pengembangan Organisasi dan Jaringan; melalui penumbuhan, pengembangan dan penguatan kelompok berbasis di masyarakat yang diberi nama kelompok perempuan kepala keluarga (pekka) di seluruh wilayah program. Kelompok-kelompok ini kemudian difasilitasi untuk berjaringan dengan sesama kelompok pekka dari tingkat kecamatan hingga nasional, serta berjaringan dengan lembaga lain yang dapat mendukung kerja-kerja mereka seperti LSM lokal. 4. Advokasi untuk Perubahan. Fokus pada akses terhadap informasi, sumberdaya kehidupan dan pengambilan keputusan, akses terhadap keadilan hukum. Perubahan tata nilai negatif terhadap perempuan dan perempuan kepala keluarga melalui kampanye dan pendidikan pada masyarakat luas.
GAMBAR 1. Empat pilar pemberdayaan Pekka
2
II.
PEKKA DALAM KERANGKA PROYEK PEMBANGUNAN
Meskipun program ini berlatar belakang proyek pembangunan, namun sejak awal program ini telah dirintis . menjadi sebuah proses pemberdayaan untuk membangun gerakan masyarakat khususnya gerakan perempuan di tingkat akar rumput yang mampu melawan kemiskinan dan ketidakadilan. Proyek-proyek yang dikembangkan, dijadikan sumberdaya bagi Pekka untuk mencapai tujuannya. Sejak tahun 2001, telah ada 6 proyek yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi sumberdaya pengembangan Pekka hingga saat ini. Proyek-proyek tersebut umumnya didanai melalui hibah dalam mekanisme Trust Fund di Bank Dunia. Adapun proyek tersebut adalah: 1. Pilot Proyek 2001-2004, dengan judul proyek “Management Consultant of Widows and Poverty Project” nomor kontrak 413.11/ktr – 017/V, Pemimpin Proyek Pembinaan Program Pengembangan Kecamatan. Proyek ini dikembangkan di tahap awal Pekka yaitu pada periode 2001 – 2004. Pada saat itu proyek masih bersifat piloting dengan penekanan pada penumbuhan kelompok swadaya dan penyaluran dana bantuan langsung pada kelompok tersebut. Dukungan pendanaan proyek diberikan melalui Pimpinan Program PPK, Dirjen Pengembangan Desa, Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Indonesia. 2. Pendokumentasian, 2002-2004, dengan judul “Post Conflict for Widows, War and Welfare Prpject”, Grant Number 00115 – A, The World Bank untuk Komnas Perempuan. Proyek ini merupakan kerjasama Seknas Pekka dengan Komnas Perempuan guna mengembangkan proses pendokumentasian sebagai alat pemberdayaan. Kegitaan proyek ini tidak terpisahkan dari kegiatan pilot proyek diatas. Berbagai bentuk pendokumentasian menjadi kegiatan utama proyek ini dalam rangka proses pemberdayaan kelompok-kelompok Pekka. 3. Periode pengembangan, 2005 - 31 Desember 2008 dengan judul proyek “Second Support for Female Headed Households in Conflict Areas Project” TF 053442-IND, JSDF Grant. Proyek ini merupakan kelanjutan dari pilot proyek dengan titik berat pada peningkatan kemampuan kelompok-kelompok yang telah dibentuk sebelumnya untuk menuju kemandirian sambil terus memperluas wilayah pengembangan Pekka. Dalam hal ini Seknas Pekka menerima pendanaan proyek langsung dari Trust Fund Bank Dunia, dengan sumber pendanaan hibah dari Japan Social Development Fund (JSDF). 4. Paska Tsunami Aceh, 2005 – Maret 2010 dengan judul “Support for Female Headed Households during Aceh Reconstruction”, TF 55749 – IND, JSDF Grant. Sebagai respon terhadap masalah yang dihadapi oleh kelompok-kelompok Pekka di Aceh pasca bencana alam Tsunami pada akhir tahun 2004, maka JSDF memberikan dana hibah melalui trust fund Bank Dunia khusus untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi bagi kelompok-kelompok Pekka di Aceh. Dengan proyek ini kemudian wilayah Aceh mengembangkan wilayah kerja dan programnya secara lebih intensif dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi.
3
5. Program Pendidikan, 2006 – 2010 judul proyek “Education for Very Poor Children”, TF 055900 – IND, JSDF grant Masalah pendidikan bagi anak-anak merupakan keluhan utama yang disampaikan oleh kelompok Pekka pada forum nasional pertama di Jakarta tahun 2004. Hal ini kemudian di respon positif oleh Bank Dunia dengan menyalurkan trust fund dari JSDF untuk pendidikan bagi anak-anak kelompok Pekka melalui PPSW. Berbagai bentuk kegiatan pendidikan termasuk pemberian beasiswa, pengembangan kelas-kelas belajar baik untuk anggota Pekka maupun anak-anak dan remaja nya menjadi kegiatan utama yang pada akhirnya membantu proses pemberdayaan yang dilakukan Pekka. 6. Pemberdayaan Hukum, 2005- 2008 judul proyek “Women Legal’s Empowerment” nomor kontrak 7133892, WLE-World Bank Adalah sebuah kenyataan bahwa sebagain besar anggota kelompok Pekka menghadapi masalah hukum khususnya terkait dengan hukum-hukum keluarga dan perkawinan. Oleh karena itu sejak tahun 2005 bekerja sama dengan Jsutice for the Poor Bank Dunia dan PPSW, Pekka juga mengembangangkan kegiatan pemberdayaan hukum sebagai bagian dari proses pemberdayaan Pekka. Melalui ke enam proyek inilah seluruh kegiatan Pekka dirangkaikan menjadi sebuah proses pemberdayaan yang komprehensif dan berkesinambungan. Kegiatan proyek diintegrasikan dalam empat pilar pemberdayaan Pekka sebagai kegiatan tematik. Hingga akhir tahun 2008, telah dikembangkan lima kegiatan tematik utama dalam pemberdayaan Pekka yaitu: 1. Pemberdayaan ekonomi dengan fokus hak ekonomi rakyat melalui pengembangan lembaga keuangan mikro dan usaha kecil mikro berbasis rakyat 2. Pendidikan sepanjang hayat dengan fokus pada hak seluruh masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan yang murah dan bermutu 3. Pemberdayaan hukum dengan fokus hak dan akses keadilan bagi Pekka 4. Pemberdayaan politik dengan fokus pendidikan politik dan hak politik perempuan. 5. Media komunikasi rakyat dengan fokus pengembangan radio dan video komunitas
4
III. PRINSIP-PRINSIP DASAR PEKKA Untuk menjadikan sebuah proyek pembangunan menjadi gerakan masyarakat, ada beberapa prinsip yang dijadikan landasan dalam pengembangan Pekka dan merupakan faktor penting dalam keberhasilan dan perkembangan Pekka saat ini. Hal prinsip yang menjadi landasan Pekka selama ini menyangkut pendekatan khusus, pilihan pintu masuk (entry point), pengembangan sistem pendukung (support sistem), dukungan forum pemangku kepentingan (multistakeholder forum), dan alokasi sumber pendanaan. 1.
Pendekatan khusus Aksi afirmasi (affirmative action) Pekka menerapkan pengorganisasian eksklusif perempuan kepala keluarga miskin. Dengan demikian cukup banyak ruang dan kesempatan bagi kelompok khusus Pekka untuk berkembang termasuk membangun kekuatan diri dan kolektif, serta memperoleh akses terhadap berbagai sumberdaya yang hampir tidak pernah mereka peroleh sebelumnya. Mengorganisir melalui kelompok Pendampingan Pekka dilakukan melalui kelompok-kelompok yang dibentuk berdasarkan wilayah terdekat dimana Pekka berada. Kelompok yang dibentuk merupakan cikal bakal berkembangnya sebuah organisasi kemasyarakatan, tempat anggota berlatih organisasi dan mengembangkan kepemimpinan mereka. Melalui kelompok mereka juga membangun kekuatan kolektif, menghimpun swadaya, mengangkat keberadaan mereka agar dikenal dan difahami dalam masyarakat. Kaderisasi pemimpin di tingkat lokal Kader lokal dan pemimpin dari kalangan Pekka dikembangkan dengan melatih dan memfasilitasi mereka secara intensif untuk mengembangkan diri menjadi penggerak masyarakat. Transfer pengetahuan dan keterampilan dapat langsung dilakukan oleh kader dan pemimpin kepada sesamanya di dalam masyarakat. Keberadaan kader yang terlatih merupakan investasi untuk keberlanjutan proses pemberdayaan di tingkat masyarakat. 2.
Kegiatan pintu masuk Simpan pinjam Simpan pinjam dipilih sebagai kegiatan pintu masuk dalam pemberdayaan Pekka sesuai dengan kondisi Pekka yang miskin dan membutuhkan sumber dana untuk aktivitas ekonominya. Selain mampu menumbuhkan jiwa keswadayaan, simpan pinjam juga menjadi sarana saling bantu dalam mengatasi persoalan ekonomi anggota. Kegiatan menyimpan dan meminjam merupakan ruang bagi anggota untuk bertemu secara rutin memperkuat ikatan kelompoknya. Pengelolaan simpan pinjam menjadi sarana berlatih “manajemen” bagi pengurus khususnya dan anggota pada umumnya. Kegiatan simpan pinjam juga dapat menjadi terapi perilaku konsumtif menjadi produktif. Kewajiban menyimpan sebelum meminjam memaksa anggota kelompok untuk belajar cermat mengelola keuangannya agar dapat menabung. Kebiasaan menabung dalam kelompok juga membantu anggota melawan pemborosan dari pembelanjaan yang tidak berguna. Prinsip koperasi Simpan pinjam di Pekka menerapkan sistem koperasi. Dalam sistem koperasi, pemimpin dipilih oleh anggota, pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak, serta jumlah simpanan pokok dan wajib sama untuk setiap orang. Hal ini menjadi dasar untuk membangun kesetaraan dan demokratisasi 5
proses pengambilan keputusan dalam kelompok serta rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif terhadap perkembangan kelompok. Rapat tahunan anggota dalam sistem ini, mengajarkan Pekka membangun sistem pertanggungjawaban yang transparan. Pergantian kepemimpinan secara berkala dapat memberi kesempatan pada banyak orang untuk berlatih memimpin dan menghalangi munculnya elit yang terlalu berkuasa dan cenderung status quo. 3.
Kebutuhan sistem pendukung Peran pendamping lapang (PL) Pendamping lapang yang langsung hidup ditengah masyarakat melakukan aktivitas pendampingan sehari-hari di tingkat lapang termasuk mengorganisir, melatih dan mendampingi. PL berfungsi sebagai fasilitator yang mengarahkan kelompok dan kader-kader untuk mengembangkan kegiatan mereka. Yang terpenting dari seorang PL adalah dedikasi dan motivasi yang kuat untuk bekerja di tengah masyarakat yang penuh tantangan dan hambatan. Keterampilan dan pengetahuan bisa ditingkatkan melalui berbagai pelatihan. Sekretariat dan tim koordinasi dan tenaga ahli PL membutuhkan dukungan sistem untuk pengembangan konsep, kerangka, metodologi dan konten mengingat rutinitas dan letak yang jauh dari berbagai sumber informasi menyebabkan PL sulit untuk mengembangkan diri. Oleh karena itu diperlukan keberadaan sekretariat nasional dengan tim koordinasi yang terdiri dari ahli berbagai aspek pemberdayaan. Tugas tim ini adalah mendukung kerja PL termasuk meningkatkan kapasitas PL secara terus menerus agar mampu melaksanakan fungsinya. Tim juga bertanggungjawab terhadap pengembangan kader dan memastikan bahwa program berjalan mencapai tujuan yang digariskan. Dokumentasi Mendokumentasikan proses dan hasil program secara intensif sejak awal merupakan kekuatan sebuah program. Dokumentasi dibuat dalam beragam bentuk termasuk audio dan cetak serta dilakukan di berbagai tingkatan baik oleh sekretariat pendukung, pendamping lapang dan oleh anggota kelompok. Hasil dokumentasi disebarluaskan pada khalayak selain sebagai bahan kampanye dan pendidikan, juga sebagai media untuk pelatihan dan diskusi. 4. Jaringan dan Forum Pemangku Kepentingan Jaringan dan komunikasi dengan pemangku kepentingan (pemerintah; eksekutif, legislative, aparat penegak hukum dan penjaga keamanan, LSM, dan Lembaga Pendidikan dan Kajian) melalui forum rutin sangat penting dalam upaya pemberdayaan kelompok Pekka agar perubahan struktural dapat dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan jaringan kelompok pekka dengan sesama mereka. Selain itu, komunikasi dan forum dialog antara jaringan kelompok pekka dengan pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah dan lembaga donor misalnya, dapat membuka akses masyarakat terhadap berbagai informasi, sumberdaya, bahkan proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. 5.
Kebutuhan Pendanaan Ada tiga komponen pendanaan yang dibutuhkan untuk upaya pemberdayaan kelompok Pekka; Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) BLM merupakan pendanaan yang dibutuhkan dalam proses pemberdayaan Pekka yang termasuk kelompok termiskin dalam masyarakat. BLM disediakan sebagai dana stimulan sampai masyarakat mampu mengembangkan dan mengelola sumberdaya lokal, dan pemerintah daerah setempat 6
berkomitmen untuk mengintegrasikan kepentingan mereka dalam pendanaan daerah secara rutin. BLM dibutuhkan untuk berbagai kepentingan termasuk modal usaha simpan pinjam kelompok yang selanjutnya digulirkan untuk modal usaha anggota, pendidikan anak-anak dan perempuan, pembangunan sarana dan prasarana bagi pemberdayaan perempuan dan masyarakat, kesehatan dan kebutuhan pangan pada kondisi ekstrim. Pelatihan dan pendampingan tekhnis Pelatihan dan pendampingan tekhnis secara intensif dibutuhkan dalam pemberdayaan Pekka paling sedikit selama lima tahun. Oleh karena itu dibutuhkan pendanaan untuk pelatihan dan pendampingan tekhnis yang dapat dinilai sebagai investasi yang tak ternilai untuk proses pemberdayaan yang bertitik berat pada pengembangan sumberdaya manusianya. Dana pelatihan untuk memenuhi kebutuhan logistik seperti akomodasi, konsumsi, peralatan dan perlengkapan pelatihan. Sementara itu dana pendampingan tekhnis untuk membayar honor, transportasi dan operasional pendamping lapang, tim koordinasi dan tenaga ahli yang umumnya melakukan pelatihan di tingkat basis dan tingkat nasional. Idealnya alokasi pendanaan untuk ini antara 25-40% Kesekretariatan Seluruh proses pemberdayaan membutuhkan dukungan kesekretariatan yang mengelola administrasi dan keuangan program serta dokumentasi, agar sistem transparansi program dapat dikembangkan dan dijaga dengan baik. Peruntukan pendanaan termasuk sewa kantor, kebutuhan komunikasi, bahan dan peralatan perkantoran, sarana transportasi, produksi dan distribusi produk dokumentasi program. Memberikan alokasi khusus untuk kesekretariatan dapat membantu mencegah penyalahgunaan alokasi pendanaan lainnya.Idealnya peruntukkan kesekretariatan berkisar 10% dari total biaya program.
7
IV.
WILAYAH KERJA PEKKA
Hingga tahun 2008 ini, program Pekka baru dapat dikembangkan di delapan provinsi di Indonesia. Keterbatasan sumberdaya baik pendanaan maupun manusia untuk mengembangkan program ini, membuat Seknas Pekka memfokuskan pemberdayaan di kedelapan provinsi, namun dengan terus menerus memperluas jangkauan desa, kecamatan, dan kabupatennya. Ke delapan Provinsi tersebut adalah: 1. Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Meliputi 9 Kabupaten yaitu Aceh Bireun (Kecamatan Jeunib dan Plimbang), Aceh Barat Daya (Kecamatan Tangan-Tangan, Setia, Manggeng, Kuala Batee), Aceh Besar (Kecamatan Suka Makmur), Pidie (Kecamatan Mutiara Timur dan Kumbang Tanjung)), Aceh Timur (Kecamatan Idi Rayeuk, Darul Ihsan, Pedawa Rayeuk), Aceh Jaya (Kecamatan Setia Bakti), Singkil (Kecamatan Gunung Muria), Aceh Selatan (Kecamatan Labuhan Haji Barat), Nagan Raya (Kecamatan Darul Makmur) 2. Jawa Barat (JABAR) Meliputi empat kabupaten yaitu Sukabumi (Kecamatan Cibadak, Cicantayan, dan Parung Kuda), Cianjur (Kecamatan Pacet, Cipanas, dan Sukaresmi), Karawang (Kecamatan Telagasari dan Tempuran) dan Subang (Kecamatan Tanjung Siang dan Cisalak) 3. Kalimantan Barat Meliputi Kotamadya Pontianak (Kecamatan Pontianak Timur, Siantan dan Pontianak Utara), Kabupaten Pontianak (Kecamatan Sungai Raya dan Rasau Jaya) 4. Jawa Tengah (JATENG) Meliputi kabupaten Brebes (Kecamatan Larangan dan Ketanggungan), Batang (Kecamatan Tulis dan Kandeman) dan Pemalang (Kecamatan Petarukan) 5. Nusa Tenggara Barat (NTB) Mencakup kabupaten Lombok Barat (Kecamatan Gerung dan Lingsar), Lombok Tengah (Kecamatan Jonggat dan Labuapi). 6. Nusa Tenggara Timur (NTT) Mencakup kabupaten Flores Timur (Kecamatan Larantuka, Tite Hena, Demong Pagong, Adonara, Kelubagolit, Ile Boleng dan Witihama) 7. Sulawesi Tenggara (SULTRA) Mencakup Kabupaten Buton (Kecamatan Batauga, Sampolawa, Mawasangka Timur, Mawasangka, Pasar Wajo, Walowa, Wabula, Sintapina) 8. Maluku Utara (MALUT) Mencakup Kabupaten Halmaherah Utara (Kecamatan Tobelo, Kao, Malifut, Galela Selatan, Galela Barat, dan Galela Induk) 8
V.
PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)
Pada tahun 1997, data statistik nasional menunjukkan bahwa rumah tangga yang dikepalai perempuan mencapai 12.7%. Dan tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 2000 ketika program Pekka mulai dirancang, angka statistik nasional menunjukkan 13.3% rumah tangga di Indonesia di kepalai oleh perempuan yang berstatus janda cerai dan suami meninggal. Pada tahun 2008 memang tidak ada data secara nasional yang dapat dirujuk untuk hal ini. Namun demikian dengan perkiraan kenaikan rata-rata 0.2% per tahun maka diperkirakan pada tahun 2008 ini jumlah rumah tangga yang dikepalai perempuan paling tidak dapat mencapai 15%. Angka ini bahkan dapat mencapai 17% jika kriteria rumah tangga diperluas pada rumah tangga yang dikepalai perempuan karena laki-laki migrasi ke negara atau daerah lain, lajang atau tidak menikah, suami sakit menahun tidak mampu melaksanakan fungsí kepala keluarga, sebagaimana kriteria yang dipergunakan oleh Program Pekka selama ini. Di kedelapan wilayah kerja Pekka, nyata terlihat bahwa rumah tangga anggota kelompok Pekka merupakan rumah tangga termiskin di wilayah tersebut. Hal ini juga sesuai dengan hasil Susenas Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa umumnya rumah tangga yang dikepalai perempuan berada dalam kondisi yang miskin dibandingkan rumah tangga yang dikepalai Laki-laki. Data dasar profil kelompok Pekka menunjukkan pula bahwa perempuan yang menjadi kepala keluarga umumnya berada dalam posisi marginal dalam seluruh aspek kehidupannya termasuk pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Namun demikian ada perubahan yang terjadi terhadap profil anggota kelompok Pekka berdasarkan data yang diambil pada tahun 2004-2005 dengan data profil yang diambil pada tahun 2008. Anggota kelompok Pekka umumnya berada dalam kategori usia produktif (21-60 tahun). Ada 6% anggota yang berusia antara 21-30 tahun, 17% berusia 31-40 tahun, 27% berumur 41-50 tahun, dan 30% berusia antara 51 – 60 tahun. Sedangkan anggota Pekka berusia lanjut diatas 60 tahun mencapai 19% dan berusia sangat muda dibawah 20 tahun hanya 1%. Data ini memperlihatkan pergeseran usia Pekka ke arah 51-60 tahun bertambah sekitar 7% dari sebelumnya, sedangkan rentang usia lainnya menunjukkan penurunan jumlah. GAMBAR 2. PROFIL UMUR PEKKA UMUR (tahun)
>60
51-60
41-50
31-40
20-30
TH 2005
19 %
23 %
29 %
19 %
8%
TH 2008
19 %
30 %
27 %
17 %
6%
Lebih dari separuh anggota (60.1%) menjadi kepala keluarga karena suami meninggal baik karena sakit maupun karena terbunuh dalam konflik. Ada 6.2% anggota yang berstatus Janda cerai resmi dan 6.2% lainnya menjadi kepala keluarga karena ditinggal suami begitu saja tanpa status yang jelas. Perempuan lajang yang berperan sebagai kepala keluarga dalam hal ini mencapai 6.6%. Sedangkan 9
mereka yang masih mempunyai suami namun juga harus berperan sebagai kepala keluarga karena suami tidak mampu melakukan peran tersebut karena sakit ataupun sebab lainnya mencapai 2%. Yang cukup menarik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya adalah terdapat 19% anggota kelompok Pekka yang sekarang bersuami. Hal ini sejalan dengan data yang menunjukkan penurunan anggota yang berstatus cerai dari 23% periode sebelumnya menjadi 6 % pada periode ini. Demikian pula halnya anggota yang ditinggal tanpa sebab dari 10% sebelumnya menjadi 6% periode ini. Selain itu perkembangan Pekka di lapangan juga telah menarik minat perempuan miskin lainnya yang bersuami untuk menjadi anggota Pekka. Dan sebagian kelompok memang memperkenankan hal ini namun dengan syarat yang mereka buat. GAMBAR 3. SEBAB MENJADI KEPALA KELUARGA Sebab
Meninggal
Cerai
Ditinggal
Sakit
Single
Kawin
TH 2005
53 %
23 %
10 %
7%
7%
-
TH 2008
60 %
6%
6%
2%
7%
19 %
Umumnya anggota Pekka berpendidikan sangat rendah. Ada 39% anggota Pekka tidak pernah sekolah dan buta huruf, sedangkan yang pernah mengenyam sekolah dasar namun tidak tamat ada 5%, dan yang sampai tamat SD mencapai 37%. Meskipun jumlah Pekka yang berpendidikan sampai SMP dan SMA terlihat meningkat yaitu masing-masing 10% dan 6%, namun secara keseluruhan data pendidikan Pekka menunjukkan meningkatnya jumlah anggota Pekka yang berpendidikan rendah. GAMBAR 4. PENDIDIKAN PEKKA
Pendidikan
Tidak Sekolah
TH 2005
26 %
TH 2008
39 %
Tidak tamat SD
5%
SD
SMP
SMA
PT
62 %
7%
5%
1%
37 %
10 %
6%
0%
Sebagian besar anggota kelompok Pekka bekerja di sektor pertanian sebagai buruh tani. Ada 48% anggota bekerja sebagai buruh tani, 17% bekerja di sektor informal sebagai pedagang kecil dan 16% bekerja sebagai buruh di industri dan industri rumah tangga. 4% anggota membuat kerajinan dan 1 % bekerja di pengolahan makanan, 2% memberikan jasa dan hanya 1% sebagai karyawan formal. Sekitar 10% Pekka tidak bekerja karena usia lanjut. Pergeseran jenis pekerjaan Pekka juga terlihat 10
nyata dibandingkan data sebelumnya. Pekka yang menjadi petani bertambah sekitar 5% sementara yang berdagang berkurang hampir separuh, di sektor kerajinan dan jasa juga berkurang dengan sangat signifikan. Rendahnya daya beli masyarakat, persoalan pasar dan persaingan dalam perdagangan, jasa dan industri rumah tangga menyebabkan banyak Pekka beralih menjadi pekerja di sektor pertanian baik secara kolektif maupun sendiri-sendiri. Selain itu jumlah Pekka yang tidak bekerja juga meningkat lebih dari 100%. GAMBAR 5. PEKERJAAN PEKKA Pekerjaan
Tani
Dagang
Buruh
Pengerajin
Jasa
TH 2005
43 %
33 %
7%
6%
6%
TH 2008
48 %
17 %
16 %
4%
2%
Pengolah makanan
Karyawan
Tidak kerja
4% 1%
1%
10 %
Anggota kelompok Pekka menanggung 1 hingga lebih dari 5 orang anggota keluarga termasuk anak, orang tua dan saudara. Data tahun 2008 menunjukkan ada 3% Pekka yang menanggung lebih dari 5 orang anggota keluarga, 4% memiliki tanggungan 5 orang, dan 9 % menanggung 4 orang anggota keluarga. Lebih dari separuh anggota menanggung satu sampai 3 orang anggota keluarga yaitu 15% menanggung 3 orang, 23% menanggung 2 orang anggota keluarga dan 25% memiliki satu orang tanggungan. Anggota Pekka yang tidak memiliki tanggungan rutin sebanyak 21%, mereka umumnya orang tua lanjut usia dan lajang. GAMBAR6. TANGGUNGAN PEKKA
Tanggungan
5 orang
4 orang
3 orang
2 orang
1 orang
0 orang
TH 2005
43 %
13 %
17 %
14 %
11 %
13 %
TH 2008
3%
9%
15 %
23 %
25 %
21 %
Perempuan kepala keluarga umumnya berpenghasilan sangat rendah. Ada 26% anggota kelompok Pekka hanya berpenghasilan kurang dari Rp 7,500 per hari, sedangkan 44% anggota kelompok Pekka memperoleh penghasilan Rp 7,500 – Rp 15,000 per hari. Tidak terlalu banyak anggota kelompok Pekka yang berpenghasilan diatas lima belas ribu rupiah per hari, hanya 14% mampu memperoleh penghasilan Rp 15,525 – Rp 22,500 dan yang berpendapatan Rp 22,525 – Rp 30,000 mencapai 5% serta yang berpenghasilan lebih dari Rp 30,000 perhari mencapai 4%. Data pendapatan anggota kelompok Pekka menunjukkan peningkatan yang cukup Berarti. Pekka yang berpenghasilan kurang dari Rp 7,500 perhari berkurang hampir separuh dari data sebelumnya sedangkan yang berpenghasilan Rp 7,500 – Rp 15,000 meningkat cukup signifikan. Yang cukup menggembirakan adalah jika pada 11
periode sebelumnya tidak ada anggota Pekka yang berpenghasilan diatas Rp 22,500 maka data pada periode ini menunjukka hampir 10% anggota Pekka mampu mendapatkan penghasilan lebih dari Rp.22,500 per hari. GAMBAR 7. PENGHASILAN PEKKA Pendapatan
<7.500
7.501-1.5000
15.001-22.500
22.501-30.000
>30.000
TH 2005
51 %
33 %
16 %
-
-
TH 2008
26 %
44 %
14 %
5%
4%
Pada periode ini Seknas Pekka mengumpulkan juga data pengeluaran anggota Pekka per hari nya. Dari data ini terlihat bahwa umumnya kebutuhan pengeluaran harian Pekka berkisar di Rp 7,501 – Rp 15,000 dimana 49% anggota kelompok Pekka mengaku berpengeluaran sejumlah itu. Ada sekitar 24% anggota yang membutuhkan pengeluaran kurang dari Rp 7,500 per harinya. Anggota Pekka yang berpengeluaran antara Rp 15,000 – Rp 22,500 mencapai 14%, antara Rp 22,501 – Rp 30,000 mencapai 4% dan yang pengeluarannya diatas Rp 30,000 mencapai 4%. Jika dibandingkan dengan data penghasilan maka terlihat bahwa cukup banyak anggota Pekka yang memiliki sisa penghasilan harian yang kemungkinan dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti pendidikan anak dan menabung. GAMBAR 8. PENGELUARAN PEKKA Pengeluaran
<7.500
7.501-1.5000
15.001-22.500
22.501-30.000
>30.000
TH 2008
24 %
49 %
11 %
4%
5%
12
VI.
KEGIATAN PEMBERDAYAAN PEKKA DAN HASILNYA
A. KEGIATAN UTAMA Kegiatan utama pemberdayaan Pekka tidak terlepas dari empat pilar kerangka yang telah dikembangkan selama ini yaitu terkait dengan proses membangun kesadaran iritis untuk menumbuhkan motivasi dan membangun visi serta misi, peningkatan berbagai kemampuan kehidupan, pengembangan organizáis dan jeringan, serta upaya-upaya advokasi untuk perubahan kebijakan dan tata nilai yang merugikan perempuan khususnya perempuan kepala keluarga. 1. VISIONING Proses menumbuhkan motivasi, mengembangkan visi dan misi individu dan kolektif anggota kelompok Pekka dilakukan melalui berbagai kegiatan termasuk pelatihan dan lokakarya dalam kelas, diskusi non formal dan kunjungan individu oleh pendamping ke rumah anggota. Jenis letihan dan lokakarya untuk visioning terdiri dari empat macam tema yaitu pelatihan motivasi, visi dan misi, refleksi kelompok, analisa social dan pelatihan pengorganisasian masyarakat (CO). Dalam periode 2005-2008, telah diberikan pelatihan dalam kelas kepada lebih dari 6,000 anggota Pekka yaitu 4,388 anggota mengikuti pelatihan motivasi, visi dan misi, 1181 orang mengikuti refleksi kelompok, 1,341 orang mengikuti lokakarya analisa social (ansos) dan 602 orang mengikuti pelatihan pengorganisasian. Mereka adalah anggota kelompok yang bergabung dengan Pekka setelah tahun 2004. Anggota kelompok yang bergabung sebelum itu umumnya telah pula mengikuti pelatihan serupa pada periode 2001-2004. TABEL 1. PELATIHAN DAN LOKAKARYA VISIONING KELOMPOK PEKKA (2005 – 2008) NO Wilayah VISI,MISI,MOTIVASI REFLEKSI ANSOS 1 Nangroe Aceh Darussalam 745 109 1.341
CO 157
2
Jawa Barat
371
59
-
44
3
Jawa Tengah
479
66
-
56
4
Kalimantan Barat
303
73
-
37
5
Nusa Tenggara Barat
273
97
-
58
6
Nusa Tenggara Timur
699
409
-
110
7
Sulawesi Tenggara
869
153
-
56
8
Maluku Utara
649
215
-
84
4.388
1.181
1.341
602
Total
Rangkaian pekatihan, lokakarya dan pendampingan untuk membangun motivasi, visi dan misi Pekka memberikan arah yang jelas bagi anggota kelompok tujuan mereka bergabung dalam kelompok Pekka dan target-target yang ingin dicapai. Umumnya mereka memulai dengan impian untuk mencapai hidup yang sejahtera, berpenghasilan memadai dan kemampuan untuk menyekolahkan anak. Cita-cita kolektif mereka juga berkembang ingin memiliki berbagai fasilitasi kehidupan seperti rumah sakit, sekolah dan lembaga keuangan, dimana mereka mempunyai akses dan kontrolnya. Dalam perjalanan selanjutnya mereka berusaha keras untuk secara bertahap mewujudkan impian tersebut. 2. PENINGKATAN KAPASITAS Guna meningkatan kemampuan anggota kelompok Pekka mengatasi berbagai persoalan kehidupan yang mereka hadapi terkait dengan aspek ekonomi, pendidikan, politik dan hukum, maka telah dilakukan 13
berbagai kegiatan pelatihan, lokakarya, studi banding, magang, dan pameran. Berbagai kegiatan ini dikembangkan dalam kerangka tematik pemberdayaan Pekka berupa pemberdayaan ekonomi, pendidikan, hukum dan politik. 2.1 PEMBERDAYAAN EKONOMI Fokus utama pemberdayaan ekonomi pada pengembangan kegiatan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro (LKM) dan pengembangan usaha kecil mikro (UKM). Kedua fokus ini saling terkait dan mendukung satu sama lainnya. a. Simpan pinjam dan LKM Simpan pinjam merupakan kegiatan pintu masuk yang dipilih dalam pemberdayaan Pekka. Oleh karean itu, semua kelompok Pekka yang dibentuk, dimotivasi untuk memulai kegiatan dengan simpan pinjam dengan menerapkan sistem koperasi. Agar mereka dapat mengelola simpan pinjam dengan baik, maka diberikan berbagai pelatihan baik berupa pelatihan dalam kelas maupun pendampingan rutin terkait. Ada tiga macam pelatihan dalam kelas untuk pengelola kegiatan simpan pinjam yaitu pelatihan Managemen kelompok, pembukuan dan kepemimpinan. Pada periode ini, ada 309 orang pengelola simpan pinjam yang telah mengikuti pelatihan Managemen kelompok simpan pinjam dan 474 orang telah berlatih pembukuannya. Sementara itu, telah pula dilatih secara intensif 492 pemimpin kelompok simpan pinjam ini dan 220 pengurus LKM untuk pengembangan LKM. TABEL 2. PELATIHAN LOKAKARYA MANAJEM KELOMPOK (2005 – 2008) Manajemen Pembukaan Kepemimpinan NO Wilayah kelompok 31 46 139 1 Nangroe Aceh Darussalam 14 116 2 Jawa Barat 165 149 85 3 Jawa Tengah 24 24 58 4 Kalimantan Barat 51 135 25 5 Nusa Tenggara Barat 57 50 6 Nusa Tenggara Timur 9 7 Sulawesi Tenggara 38 49 19 8 Maluku Utara Total
309
474
492
Pengembangan LKM 45 36 28 27 27 26 27 4 220
Proses ini membuahkan hasil menggembirakan yang terlihat dari pertumbuhan positif jumlah kelompok simpan pinjam sejak awal terbentuk hingga akhir tahun 2008 dengan rata-rata pertumbuhan kelompok 12% per tahun. Kelompok-kelompok ini juga telah berhasil mengembangkan 31 LKM. Kelompokkelompok ini telah pula mampu menghimpun dana simpanan swadaya dengan rata-rata pertumbuhan 16% pertahun. Hingga akhir tahun 2008 jumlah simpanan yang terakumulasi diseluruh kelompok mencapai Rp.1,769,402,717; yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan khusus dan simpanan sukarela. Jumlah ini termasuk sangat besar mengingat anggota Pekka merupakan kelompok termiskin dalam masyarakat. Hal ini juga mematahkan mitos bahwa orang miskin tidak mampu menabung.
14
GRAFIK 1. SIMPANAN NASIONAL DAN WILAYAH
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK PEKKA DI 8 PROVINSI 2,000,000,000 1,800,000,000 1,600,000,000 1,400,000,000 1,200,000,000 1,000,000,000 800,000,000 600,000,000 400,000,000 200,000,000 -
1,769,402,717
1,196,095,501
746,479,227 310,449,385 46,263,950
348,244,085
201,770,825 Tahun 2002
Tahun Tahun 2003 2004
Tahun 2005
Tahun Tahun 2006 2007
Tahun 2008
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK NTB
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK NAD
80000000
300,000,000 254,887,542
250,000,000
74,801,000
70000000 60000000
200,000,000
50000000
102,850,900
100,000,000 50,000,000
38,791,200
40000000
150,000,000
-
20000000
75,109,650 58,295,200
38,561,400 7,998,700
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK JABAR
10 5 , 9 9 0 , 15 0
84,687,000
3,763,800 0 Tahun 2002
Tahun 2003
1,535,950
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK NTT
10 7 , 7 7 2 , 6 5 0
100, 102, 750
100,000,000
10,251,750
10000000
22,113,100
120,000,000
27,717,550
30000000
80,000,000
1,200,000,000 970, 486, 650
1,000,000,000 800,000,000
60,000,000
50,040,550
699, 794, 226
600,000,000
6 1, 3 5 4 , 9 0 0
376, 832, 040
40,000,000
400,000,000
20,000,000
200,000,000
7,200,500
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
-
61, 191, 225
23, 439, 300 Tahun 2002
120, 385, 535 105, 202, 835
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
2008
15
PERKEMBANG SIMPANAN KELOMPOK JATENG 100000000
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK MALUT
93,586,000
55,183,850
40000000 12,258,300 3,993,400 3,144,550 0 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
51,355,600
50000000
41,392,050
40000000 30000000 19,151,600
20000000
14,592,800
10000000 0
0 Tahun 2002
1,160,900 Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
36,089,500
20,973,000
5,293,000 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
-
PERKEMBANG SIMPANAN KELOMPOK SULTRA
65,348,450
60000000
23,416,500
10,000,000
PERKEMBANGAN SIMPANAN KELOMPOK KALBAR 70000000
35,237,512
30,000,000 20,000,000
31,548,250
0
48,541,500
40,000,000
60000000
20000000
60,000,000 50,000,000
80000000
180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 -
Tahun 2008
153,978,925 116,003,625 87,323,725 51,566,450 19,568,400
29,214,300
7,625,450 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Sementara itu, pinjaman anggota kelompok juga menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Data kumulasi pinjaman kelompok pada akhir tahun 2008 menunjukkan angka Rp.17,290,345,050. Setiap tahun rata-rata kenaikan akumulasi pinjaman mencapai 16,5%. GRAFIK 2. PINJAMAN NASIONAL DAN DAERAH
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK PEKKA DI 8 PROVINSI 20,000,000,000
17,290,745,050
15,000,000,000
14,298,797,600 10,776,961,300
10,000,000,000 5,000,000,000
3,145,115,900 100,618,550
-
6,776,206,020
1,310,063,650
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
16
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK NTB
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK NAD
800,000,000
3,500,000,000
3,261,614,000
3,000,000,000
2,475,001,00 0
2,500,000,000
500,000,000
1,975,882,000 1,452,374,00 0
1,500,000,000 1,000,000,000
-
547,468,000 7,149,400
400,000,000 300,000,000 100,000,000
124,481,750
-
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK JABAR 2,500,000,000
2,137,168,900
2,000,000,000 1,975,580,400 1,500,000,000 1,000,000,000
-
432,547,500
1,212,173,00 0 743,699,000
2,625,000 340,329,000 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK JATENG 1,200,000,000 1,083,213,000 1,000,000,000 800,000,000
725,065,000
600,000,000 400,000,000
293,437,500
359,722,000
200,000,000 132,238,500 -
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK KALBAR
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK NTT 9,000,000,000 7,675,534,050 8,000,000,000 7,000,000,000 6,897,264,000 6,000,000,000 5,000,000,000 4,368,187,550 4,000,000,000 3,000,000,000 2,351,701,850 2,000,000,000 667,198,400 1,000,000,000 1,338,880,400 - 81,414,150 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK MALUT 450,000,000 400,000,000 350,000,000 300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 -
389,971,100 385,971,100 269,036,100
283,316,100
3,005,000 20,625,000 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN PINJAMAN KELOMPOK SULTRA
2,233,627,000
301,880,500
300,000,000 235,869,500
250,000,000
2,017,646,000
2,000,000,000 1,500,000,000
200,000,000
215,092,500
150,000,000
1,158,270,400
1,000,000,000
100,000,000
-
106,296,600 21,112,500 4,665,500 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
2,500,000,000
350,000,000
50,000,000
207,736,500
200,000,000
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
500,000,000
672,371,250
600,000,000
2,000,000,000
500,000,000
684,421,750
700,000,000
45,770,000
94,974,520
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
898,611,800 606,474,000
500,000,000 9,430,000 -
170,384,000
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
17
Modal kelompok simpan pinjam diperoleh selain dari simpanan anggota juga dari dana bantuan langsung masyarakat (BLM) yang disediakan dalam proyek. Sampai akhir tahun 2008, ada dua termin dana BLM yang diberikan pada kelompok simpan pinjam Pekka. Pada periode 2001-2004 tercatat Rp.5,220,401,170 dana BLM untuk kegiatan usaha ekonomi produktif telah diterima oleh kelompok Pekka dan periode tahun 2005-2008 dana BLM untuk usaha ekonomi produktif yang disalurkan ke kelompok Pekka mencapai Rp.5,448,071,405,TABEL 3. BLM EKONOMI PRODUKTIF
NO
WILAYAH
20012004 Rp
20052008 Rp
1 2 3 4 5 6 7 8
JAWABARAT JAWATENGAH KALIMANTANBARAT NTB NTT SULTRA MALUT NAD
597,370,000 602,553,850 1,457,250,000 569,052,000 374,030,000 1,620,145,320
823,543,440 1,335,919,123 876,067,812 501,811,770 614,525,800 300,240,960 85,250,000 910,712,500
TOTAL
5,220,401,170 5,448,071,405
Kegiatan simpan pinjam kelompok menghasilkan uang jasa yang menjadi pendapatan kelompok dan dinikmati oleh anggota pada akhir tahun sebagai sisa hasil usaha (SHU). Secara kumulatif jasa kelompok juga bertumbuh rata-rata 16% setiap tahunnya. Pada akhir tahun 2008, total jasa simpan pinjam kelompok Pekka mencapai Rp.998.312,803. GRAFIK 3. JASA SIMPAN PINJAM NASIONAL DAN DAERAH
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK PEKKA DI 8 PROPINSI 1,200,000,000
998,312,803
1,000,000,000
779,340,475
800,000,000 600,000,000 400,000,000
449,094,350 243,308,400
370,256,665
200,000,000
12,827,400 0
47,933,350
Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004
Tahun Tahun Tahun Tahun 2007 2008 2005 2006
18
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK NAD
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK JABAR
120,000,000
70,000,000
104,554,375
100,000,000
50,000,000
80,000,000
39,071,900
40,000,000
60,000,000
35,374,200 30,496,500
30,000,000
40,000,000 28,619,000 20,000,000 0
33,184,750
34,270,400
10,000,000
13,721,300 2,178,175
193,100
20,000,000 49,800
3,422,300
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK JATENG 45,000,000 40,000,000
41,785,050
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK KALBAR 16,000,000 13,674,050
14,000,000
35,000,000 30,000,000 25,000,000
29,468,800
12,000,000 10,000,000
8,188,850
8,000,000
20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 0
14,051,200
6,000,000
3,389,300
4,000,000 4,908,400 0 0 Tahun Tahun 2002 2003
5,824,540
2,000,000 0
Tahun 2004
Tahun Tahun 2005 2006
0 0 Tahun Tahun 2002 2003
Tahun Tahun 2007 2008
Tahun Tahun 2005 2006
600,000,000
30,000,000
28,887,800
Tahun Tahun 2007 2008
569,910,925
500,000,000
25,000,000
500,539,275
400,000,000
20,000,000
255,304,950
300,000,000
15,000,000 10,696,303
10,000,000
220,299,925
200,000,000 145,005,600
8,345,600 100,000,000
182,750 3,879,700 1,262,850 0 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK SULTRA 180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 0
Tahun 2004
PERKEMBANGA JASA KELOMPOK NTT
35,000,000
0
4,711,650
2,275,000
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK NTB
5,000,000
63,458,800
63,310,950
60,000,000
165,304,700
0
12,551,100
36,009,375
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PERKEMBANGAN JASA KELOMPOK MALUT 35,000,000
29,076,450
30,000,000
27,731,450
25,000,000 111,803,200
20,000,000
22,339,750
15,000,000
61,665,650 45,053,950 33,400
21,802,250
35,042,400 6,067,750
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
10,000,000 5,000,000 0
73,000 2,020,950 0 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
19
b. Usaha Kecil Mikro (UKM) Pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil mikro bagi kelompok Pekka dilakukan dengan berbagai cara termasuk pendampingan dan pelatihan usaha. Ada empat jenis pelatihan terkait dengan pengembangan UKM yaitu pelatihan wirausaha, Management usaha, keterampilan tekhnis usaha, dan konsultasi usaha. Pada periode ini tercatat 450 orang telah mengikuti pelatihan wirausaha dan 346 orang mengikuti pelatihan Management usaha. Pelatihan tekhnis usaha diberikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi usaha setiap wilayah. Paling tidak ada 52 jenis pelatihan tekhnis usaha yang telah dilakukan Seknas Pekka dengan peserta mencapai 1,346 orang. Selain pelatihan tersebut diatas, konsultasi usaha juga diberikan pada sekitar 55 orang.
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
TABEL 4. PELATIHAN PENGEMBANGAN UKM (2005 – 2008) MANAJEMEN KETERAMPILAN Wilayah WIRAUSAHA KONSULTASI USAHA USAHA 34 199 55 Nangroe Aceh Darussalam 120 57 226 Jawa Barat 75 44 185 Jawa Tengah 36 61 40 Kalimantan Barat 44 73 22 Nusa Tenggara Barat 6 14 216 Nusa Tenggara Timur 100 51 453 Sulawesi Tenggara 35 44 4 Maluku Utara Total
450
346
1.346
55
TABEL 5. JENIS PELATIHAN TEKHNIS UKM Wilayah
NAD Jabar xTernak xPertanian bebek sehat xPembuatan xKompos kaos dan xJamur tiram sablon xTernak domba xTernak kelinci xBudidaya lele xNata de coco Pelatihan xKrupuk wortel xAneka olahan nanas xJahit xJahit border xKemasan makanan xSablon xTata rias
Jateng Kalbar xKemasan xBanana roll xJahe xKemasan alangmakanan alang instant xPertanian sehat xBudidaya ayam arab
NTB xJahit xTas rajut xKemasan makanan xPengolahan jagung xKeripik papaya xPelatihan jahit
NTT xPembuatan VCO xPengkacipan mete xPengolahan jambu mete xPerbengkelan xMenjahit xIkat tenun xPembuatan chips ikan xPembuatan chips kelapa
Sultra Malut xPembuatan xBudidaya tripang VCO xBudidaya rumput xPembuatan laut pellet ikan xPerawatan jambu xKaramba mete xPencegahan hama ikan coklat xPengkacipan mete xPembuatan abon ikan xPembuatan krupuk ikan xPembuatan banana roll xJahit xMenyulam dan merajut
Berbagai pelatihan ini membuahkan hasil dengan tumbuh dan berkembangnya usaha individu maupun kelompok. Hingga akhir tahun 2008 tercatat telah tumbuh dan berkembang 47 unit usaha bersama yang dikelola oleh kelompok. Selain itu, kelompok juga telah mampu mengembangkan mitra usaha guna membantu perkembangan usaha mereka. Paling tidak ada 40 lembaga mitra usaha kelompok Pekka yang secara aktif ikut membantu perkembangan usaha mereka dengan memberikan berbagai bantuan 20
termasuk pelatihan dan arena untuk pameran. Dalam hal ini kelompok Pekka telah pula melakukan pameran usaha sekitar 33 kali di berbagai tingkatan mulai dari tingkat wilayah hingga ke tingkat nasional. TABEL 6. KEGIATAN USAHA (2005 – 2008) UNIT USAHA JUMLAH MITRA NO Wilayah BERSAMA USAHA 1 Nangroe Aceh Darussalam 3 2 Jawa Barat 10 9 3 Jawa Tengah 8 7 4 Kalimantan Barat 3 3 5 Nusa Tenggara Barat 6 6 6 Nusa Tenggara Timur 3 2 7 Sulawesi Tenggara 8 5 8 Maluku Utara 6 4 Nasional 4 Total 47 40
KEGIATAN PAMERAN USAHA 2 6 3 5 4 3 2 3 5 33
2.2 PENDIDIKAN UNTUK SEMUA Kegiatan pendidikan untuk semua difokuskan pada pemberian beasiswa dan perlengkapan sekolah bagi anak-anak Pekka yang tidak mampu, pelatihan tentang penyelenggaraan pendidikan alternatif bagi masyarakat miskin serta pengembangan kegiatan-kegiatan pendidikan. Selain berbagai kegiatan praktis tersebut, kegiatan juga dilakukan dalam rangka upaya advokasi kelompok Pekka untuk mendapatkan akses pendidikan yang bermutu dan murah. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan ditingkat lapangan di koordinasikan oleh komite pendidikan desa (KPD) yang dibentuk dari unsur perwakilan kelompok Pekka dan perwakilan masyarakat sekitar. Program ini sendiri baru dimulai pada tahun 2006 dengan dukungan dana khusus untuk kegiatannya. Hingga akhir tahun 2008, jumlah anak yang memperoleh beasiswa pendidikan adalah 12,115 orang yang terdiri dari 68% untuk SD, 17% untuk SMP dan 15% untuk biaya kursus-kursus anak putus sekolah. Beasiswa umumnya tidak diberikan dalam bentuk uang tunai namun dalam bentuk kebutuhan pendidikan seperti alat tulis, buku, pakaian sekolah, dan uang sekolah yangd ibayarkan langsung ke lembaga penyelenggara pendidikan yang diikuti. TABEL 7. PENERIMA BEASISWA PEKKA (2005-2008) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Wilayah JAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGGARA JAWA TENGAH NANGROE ACEH DARUSSALAM MALUKU UTARA Total
Tingkat Pendidikan SD SMP 799 315 1,998 586 772 255 397 147 706 302 1,545 511 1,992 8,209
2,116
Total
Kursus 226 131 211 19 32 52 1,119 -
1,340 2,715 1,238 563 1,040 2,108 3,111 -
1,790
12,115
21
Sejalan dengan pemberian beasiswa telah pula dikembangkan kegiatan-kegiatan kelompok di tingkat masyarakat termasuk kegiatan forum masyarakat untuk pendidikan, kelompok belajar anak, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan keaksaraan fungsional. Hingga akhir tahun 2008 data menunjukkan 1,322 orang masyarakat desa yang mengikuti forum masyarakat untuk pendidikan. Dalam forum ini mereka mendiskusikan berbagai persoalan pendidikan dan mencoba mencari jalan keluar bersama serta menyusun agenda advokasi pendidikannya. Sementara itu, kelompok belajar anak telah diikuti oleh 1,179 orang murid, kelas pendidikan anak usia dini (PAUD) diikuti oleh 1,101 anak, dan kelas keaksaraan fungsional diikuti oleh 1,953 orang dewasa khususnya anggota Pekka. Untuk mendukung berbagai upaya ini, telah pula dikembangan taman bacaan masyarakat (TBM). Hingga saat ini telah berkembang 9 taman bacaan yang tersebar di beberapa wilayah Pekka. TABEL8. KEGIATAN KELOMPOK BELAJAR (2006-2008) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Wilayah JAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGGARA JAWA TENGAH NANGROE ACEH DARUSSALAM MALUKU UTARA Total
Jenis Kegiatan Kelompok Kelompok Belajar PAUD TBM non Pekka anak 265 27 438 3 702 125 10 217 315 52 2 138 343 1 1 25 138 2 661 85 26 35 1,322
1,179
1,101
9
KF
Total
40 1,047 50 54 95 667 -
773 1,884 636 536 96 165 1,413 61
1,953
5,564
Kegiatan pendidikan lainnya berkaitan dengan upaya-upaya peningkatan kapasitas dan advokasi pendidikan kelompok Pekka. Kegiatan peningkatan kapasitas berupa pelatihan untuk pelatih (TOT) bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Hingga akhir tahun 2008 telah diselenggarakan beberapa kali TOT tingkat nasional dengan diikuti oleh 333 orang kader pendidikan. Selain itu, telah difasilitasi pula kegiatan studi banding dengan diikuti oleh 30 kader dari beberapa wilayah. Sudi banding dilakukan untuk melihat berbagai kegiatan pendidikan di wilayah lain guna menumbuhkan inspirasi bagi pesertanya. Peningkatan kapasitas juga dilakukan dengan menggelar berbagai lomba terkait pendidikan misalnya lomba mengarang dan membaca. Beberapa lomba telah dilakukan dengan melibatkan 300 anggota Pekka. Selain itu, musyawarah desa untuk membicarakan berbagai kepentingan pendidikan telah pula dilakukan diberbagai wilayah. Tercatat 2,760 warga masyarakat termasuk anggota Pekka yang telah mengikuti musyawarah desa dan 820 orang telah terlibat dalam pertemuan koordinasi komite pendidikan desa (KPD) tingkat kecamatan. Kegiatan dialog yang merupakan langkah awal advokasi Pekka telah diselenggarakan di berbagai wilayah. Tercatat tidak kurang dari 900 anggota Pekka secara aktif terlibat dalam berbagai forum dialog dengan pengambil kebijakan terkait dengan pendidikan. Dialog terjadi diberbagai tingkatan yaitu dari tingkat wilayah hingga nasional.
22
TABEL 9. KEGIATAN PENDIDIKAN (2006 - 2008) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Wilayah
Musdes
TOT
Dialog
600 450 380 300 200 280 400 150
40 10 38 88 39 38 80 2
88 150 260 150 20 157 0 75
Koordinasi KPD tingkat kecamatan 110 120 180 90 85 96 79 60
2,760
335
900
820
JAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGGARA JAWA TENGAH NANGROE ACEH DARUSSALAM MALUKU UTARA Total
Studi banding
Lomba dll
11 4 100 200 15
30
300
2.3 PEMBERDAYAAN HUKUM Guna merespon berbagai persoalan terkait hukum dan ketidakadilan yang dihadapi Pekka, maka sejak tahun 2005, Seknas Pekka telah menjalin kerjasama dengan tim Justice for the Poor Bank Dunia menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan hukum. Kegiatan ini juga mendpatkan pendanaan khusus untuk program ini dari Justice for the Poor. Fokus kegiatan pada tahap awal adalah pada membangun kesadaran akan hak hukum dan kapasitas mengakses keadilan melalui proses hukum. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan mencakup pelatihan penyadaran hukum, pengembangan paralegal, dan pendampingan hukum. Hingga akhir tahun 2008 tercatat 22 kali penyelenggaraan pelatihan hukum untuk kader Pekka dengan jumlah peserta sebanyak 726 orang. Pelatihan ini menghasilkan kader hukum yang kualitasnya hampir mendekati paralegal. Setelah pelatihan kader dengan arahan pendamping lapang telah pula melakukan diskusi hukum dan kursus hukum bagi anggota kelompok serta anggota masyarakat lainnya. Ada 11 kursus hukum yang telah diselenggarakan hingga akhir 2008 dengan jumlah peserta sebanyak 289 orang. Sementara itu, diskusi hukum secara intensif telah pula dilakukan sebanyak 169 kali dengan total jumlah peserta yang terlibat mencapai 4,765 orang. TABEL 10. PELATIHAN HUKUM 2005-2008 DISKUSI HUKUM No 1 2 3 4 5 6 7 8
WILAYAH JAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGGARA JAWA TENGAH MALUKU UTARA NANGROE ACEH DARUSSALAM TOTAL
KURSUS HUKUM
Frekuensi
Peserta
44 50 15 10 6 19 9
1,165 1,515 445 385 120 490 235
Frek (kelas) 2 1 2 2 1
16
410
169
4,765
PELATIHAN HUKUM
Peserta
Frekuensi
Peserta
50 31 80 34 10
4 5 2 2 2 2 2
140 175 70 70 70 70 70
3
84
3
61
11
289
22
726
23
Selain pelatihan dan diskusi, proses pemberdayaan hukum juga melibatkan kegiatan dialog, advokasi akte kelahiran dan advokasi sidang keliling. Pada periode ini telah diselenggarakan 55 kali dialog kelompok Pekka dengan aparat dari berbagai instansi penegak hukum dalam sistem hukum di Indonesia. Kegiatan dialog ini di ikuti oleh 2,588 orang anggota kelompok Pekka. Selain berdialog, kelompok Pekka juga berhasil melakukan langsung advokasi terkait akte kelahiran untuk anak mereka dn juga istbat nikah dan gugat cerai. Ada 7 kegiatan advokasi akte kelahiran yang telah dilakukan dengan menghasilkan 408 lembar akte kelahiran bagi anak Pekka dan 3 kali advokasi sidang keliling dengan menghasilkan 61 putusan itsbat dan gugat cerai anggota kelompok Pekka. TABEL 11. AKTIVITAS HUKUM (2005-2008)
No
1 2 3 4 5 6 7 8
WILAYAH
DIALOG
Frekuensi JAWA BARAT 17 NUSA TENGGARA BARAT 24 NUSA TENGGARA TIMUR 2 KALIMANTAN BARAT 4 SULAWESI TENGGARA JAWA TENGAH 6 MALUKU UTARA 2 NANGROE ACEH DARUSSALAM 55
Peserta 770 1,046 130 242 280 120 2,588
ADVOKASI AKTE KELAHIRAN Frekuensi 2 5 7
Peserta 108 300 408
ADVOKASI SIDANG KELILING (ITSBAT NIKAH dan GUGAT CERAI) Frekuensi Peserta 3 61 3 61
Salah stau hal penting yang juga dikembangkan dalam pemberdayaan hukum adalah pembentukan dan pengembangan Forum Pemangku Kepentingan (FPK) yang merupakan forum perwakilan berbagai instansi penegak hukum disatu wilayah. Melalui forum ini kelompok Pekka membangun komunikasi dan mitra kerja sehingga ketika menghadapi persoalan hukum kelompok sudah mengenal fihak-fihak terkait yang dapat memfasilitasi mereka mendapatkan keadilan yang dicari. Tercatat ada 3 FPK yang cukup aktif dan efektif telah terbentuk di wilayah Pekka. Ketiga FKP ini telah melakukan 9 kali lokakarya dengan peserta yang terlibat mencapai 231 orang dan 11 kali rapat koordinasi dengan peserta sebanyak 148 orang. Keberadaan FKP merupakan salah satu faktor keberhasilan berbagai kegiatan advokasi hukum Pekka selama ini. TABEL 12. AKTIVITAS FORUM PEMANGKU KEPENTINGAN 2005-2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8
WILAYAH JAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGGARA JAWA TENGAH MALUKU UTARA NANGROE ACEH DARUSSALAM TOTAL
LOKAKARYA FPK Frekuensi 3 3 3 9
Peserta 80 78 73 231
RAPAT KOORDINASI FPK Frekuensi 4 3 4 11
Peserta 57 45 46 148
24
Dalam aktivitas sehari-harinya, kader hukum Pekka juga terlibat menangani berbagai bentuk kasus kekerasan yang dialami tidak hanya oleh anggota Pekka namun juga masyarakat lainnya. Hingga akhir 2008, Seknas mencatat 65 kasus telah ditangani oleh kader hukum Pekka. Kasus terbanyak yang dihadapi adalah kekerasan dalam rumah tangga (24 kasus), gugat cerai (22 kasus) dan kekerasan seksual 11 kasus. Sedangkan kasus lainnya menyangkut buruh migran sebanyak 3 kasus, warisan 2 kasus, kekerasan dalma pacaran, kekerasan berbasis gender dan harta gono gini masing-masing satu kasus. TABEL 13. PENANGANAN KASUS PEKKA (2005-2008) No
WILAYAH
KDRT
KEKERASAN SEKSUAL
5 7 2 2 3 3 2 24 TOTAL KDP:Kekerasan Dalam Pacaran KBG: Kekerasan Berbasis Gender 1 2 3 4 5 6 7 8
JAWA BARAT NTB NTT KALBAR SULTRA JAWA TENGAH MALUKU UTARA NAD
4 2 1 1 1 1 1 11
BURUH KDP KBG WARISAN MIGRAN 1 2 3
1 1
1 1
2 2
HARTA GONO GONI 1 1
GUGAT CERAI 21 1 22
2.4 PENDIDIKAN POLITIK Kegiatan pendidikan politik dikembangkan berdasarkan kebutuhan yang dirasakan di tingkat lapangan setelah lebih dari 6 tahun Pekka mengorganisir diri. Hal ini terkait dengan perkembangan sistem politik di Indonesia yang semakin memberikan ruang bagi partisipasi politik perempuan. Kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2008, dan pada tahap awal ini kegiatan pendidikan politik difokuskan pada proses membangun kesadaran politik anggota Pekka dan membekali mereka dengan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam arena publik. Anggota kelompok dibekali dengan berbagai alat untuk berkiprah aktif di publik seperti kemampuan menganalisa anggaran negara, kemampuan mengikuti musrenbang dan memahami kepemimpinan dalam sistem politik di Indonesia. Ada beberapa kegiatan terkait yang telah dilakukan termasuk penyelenggaraan pelatihan untuk pelatih (TOT) di tingkat nasional dan wilayah, penyelenggaraan kursus politik di tingkat wilayah, dialog dengan fihak pemerintah, berpartisipasi dalam musrenbang dan mencalonkan diri menjadi kepala desa dan anggota legistlatif. Selama satu tahun ini sudah ada 23 kader Pekka yang mengikuti TOT politik di tingkat nasional dan 266 di tingkat wilayah. Setelah mengikuti TOT para kader kemudian menyelenggarakan kursus politik bagi anggota kelompok pekka dan warga masyarakat lain di wilayahnya. Sampai akhir tahun 2008 telah ada 555 orang anggota kelompok dan masyarakat sekitar yang menjadi peserta tetap kursus politik yang diadakan di tingkat wilayah oleh alumni TOT.
25
TABEL 14. PELATIHAN POLITIK (2005 – 2008) NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Wilayah Jawa Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Sulawesi Tenggara Jawa Tengah Maluku Utara Nangroe Aceh Darussalam
Total
TOT Wilayah 36 40 42 45 31 72 266
TOT Nasional 3 1 3 2 2 3 2 7 23
Kursus Politik 30 40 50 30 19 20 366 555
Pelatihan yang diberikan memberikan hasil yang cukup positif dalam meningkatkan partisipasi politik Pekka. Tercatat 44 orang kader telah berhasil mengikuti sebanyak 11 kali musrenbang tingkat wilayah masing-masing. Meskipun tidak selalu agenda mereka dapat diluluskan dalam musrenbang tersebut, namun mereka telah mampu mengangkat status kelompok Pekka menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang setara dengan kelompok lainnya dan berhak memiliki perwakilan dalam musrenbang. Sementara itu kelompok-kelompok Pekka di berbagai wilayah telah pula menggelar dialog dengan fihak eksekutif dan legistlatif baik di tingkat nasional maupun wilayah masing-masing. Hingga akhir tahun 2008 ini tercatat 25 kali dialog telah dilakukan dengan total peserta mencapai 1,059 orang. Dialog dilakukan dengan berbagai instansi pemerintah yang dianggap dapat membantu Pekka mengatasi berbagai persoalan kehidupan seperti Dinas Pendidikan, Pemerintah Daerah, Aparat Penegak Hukum, Dinas Koperasi dan UKM, DPRD, Kementrian Pemberdayaan Perempuan, dan lain-lain. Salah satu hasil pelatihan yang cukup nyata adalah tumbuhnya calon-calon pemimpin dari kalangan Pekka yang maju ke arena kepemimpinan publik. Hingga akhir tahun 2008 tercatat 3 orang kader Pekka menjadi calon kepala desa dengan satu orang berhasil terpilih menjadi kepala desa di wilayahnya. Selain itu, dalam rangka pemilihan umum anggota legislatif tahun 2009 yang akan datang, ada 9 orang kader Pekka yang termasuk dalam daftar caleg. Meskipun kemungkinan untuk terpilih dan menduduki kursi legislatif masih kecil, hal ini tetap merupakan prestasi bagi kader Pekka yang selama ini sangat terpinggirkan dan merupakan bagian dari kelompok masyarakat paling miskin.
NO
Wilayah
1 2 3 4 5 6 7 8
JABAR NTB NTT KALBAR SULTRA JATENG MALUT NAD Total
TABEL 15. KEGIATAN POLITIK PEKKA (2005-2008) Calon Dialog Musrenbang Anggota Frekuensi Peserta Frekuensi Peserta Legislatif 2 40 4 19 2 2 5 9 57 2 11 4 715 1 36 1 3 69 2 9 1 2 2 1 1 4 4 140 1 25 1.059 11 45 9
Calon Kepala Desa 3 3
26
2.5 PENANGGULANGAN DAERAH BENCANA Sebagai akibat dari bencana alam yang maha dahsyat gempa bumi dan gelombang Tsunami yang melanda Aceh pada akhir tahun 2004, maka Seknas Pekka dengan dukungan dari JSDF melalui Bank Dunia telah pula mengembangkan program khusus Pekka melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi paska Tsunami. Fokus kegiatan dibawah payung program ini adalah pada upaya pembangunan fisik, pemenuhan kebutuhan dasar dan juga pengembangan sumberdaya manusia yang tentunya masih dalam kerangka pemberdayaan Pekka. Pada periode 2005 hingga Desember 2008, telah disalurkan dana untuk berbagai kegiatan penanggulangan bencana di Aceh sejumlah Rp.5,437,564,119,- dengan penerima manfaat langsung tidak kurang dari 5,000 orang baik dari kalangan Pekka maupun masyarakat umum lainnya yang memperoleh berbagai fasilitasi peningkatan kemampuan melalui program-program pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan Pekka, dan hampir 2,000 anak miskin memperoleh beasiswa pendidikan. Salah satu kegiatan yang tidak terdapat di wilayah Pekka lainnya adalah pembangunan rumah dan sarana masyarakat. Hingga akhir tahun 2008, telah diperbaiki dan dibangun 239 unit rumah di Aceh dan 2 unit sarana masyarakat. Kegiatan ini masih terus berjalan hingga satu tahun mendatang.
27
3.
PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN JARINGAN
Pengembangan organisasi dan jaringan dilakukan dengan terus menerus menumbuhkan kelompokkelompok Pekka dan memeperluas wilayah jangkauan Pekka. Hingga akhir tahun 2008 telah terbentuk dan berkembang 425 organisasi aktif Pekka dengan jumlah anggota mencapai 10,276 orang. Kelompokkelompok ini tersebar di 289 Desa, 59 Kecamatan, dan 23 Kabupaten di 8 provinsi wilayah Pekka. GRAFIK 4. NASIONAL DAN WILAYAH UNTUK KELOMPOK DAN ANGGOTA PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI 8 PROVINSI
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di 8 Provinsi
10276 10000
8407
8000 6567 6000
4969
7912
5425
4000 3003
2000 0
Tahun 2002
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
425
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
12000
379 292 208
330
218
123
Tahun 2002
Tahun 2008
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
GRAFIK 5. WILAYAH UNTUK ANGGOTA Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di NAD
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di NTB
4000
1200
3653 900
Orang
Orang
3000
2000
1719 1024
1029
1823
909
926
2006
2007
970
842
600
490 361
1208
300
1000
597 0
0 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2003
2008
2004
2005
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di NTT
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di JABAR 1405
1600
1441
2000
1745
1301
807
929
1495 1500
959
760
Orang
Orang
1200
2008
Tahun
Tahun
800
1042
1227
1592
1246
1000
911 400
500
0
0
2002
2003
2004
2005 Tahun
2006
2007
2008
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
28
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di JATENG 800
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di SULTRA 900
712 642
600
438
796
758
741
697 611
600
497
Orang
438
475
798 688
400
300 200
0 2002
0 2003
2004
2005
2006
2007
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
2008
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di MALUT
Pertumbuhan Anggota Kelompok Pekka di KALBAR 800
717 717
900
779 675
600
559
577 Orang
600
362
381 354
400
332
300
165
239
200
0 2003
2004
2005
2006
2007
0
2008
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
GRAFIK 6. WILAYAH UNTUK KELOMPOK PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI NAD
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI NTB
119
120
40
32
37
36
2006
2007
30
69 60
41
44
Kelompok
Kelompok
90
76
51
30
34
20
18
17 10
24 0
0
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2003
2004
2005
Tahun
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI JABAR
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI NTT
80
80
66 42
48
69 60
51
40
35
33
48
42
57
40
37
30
20
20
73
65 Kelompok
60 Kelompok
2008
Tahun
0
0 2002
2003
2004
2005 Tahun
2006
2007
2008
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
29
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI SULTRA
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI JATENG 40
40
34
34
34
26
26
20
16
19
10
27
27
27
2002
2003
2004
0 2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
2005
2006
2007
2008
Tahun
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI SULTRA
PERTUMBUHAN KELOMPOK PEKKA DI KALBAR 40
40
30
33
32
32
30
38
30
28
21
Kelompok
Kelompok
30
20 10
0
20
16 10
38
34
30 Kelompok
Kelompok
30
21
22
25
20 10
11
0
0 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2003
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
Tahun
Untuk membangun jaringan komunikasi antar kelompok di satu wilayah tertentu, maka telah pula diselenggarakan rangkaian forum wilayah selama periode 2005-2008. Forum wilayah ini diikuti oleh wakilwakil kelompok di wilayah setempat. Selama forum diadakan berbagai kegiatan seperti lokakarya, diskusi, dialog, pameran dan penjualan produk, pameran foto serta malam gelar budaya. Pada periode ini telah digelar 18 forum wilayah dengan jumlah peserta yang terlibat mencapai 2,847 Orang. Selain forum wilayah, Seknas juga menggelar satu kali Forum Nasional di Jakarta dengan menghadirkan 353 orang perwakilan Pekka. Selama forum nasional ini, perwakilan kelompok Pekka melakukan berbagai aktivitas termasuk pelatihan, kunjungan ke lembaga pemerintah di tingkat nasional, promosi dan penjualan produk, pameran foto dan gelar malam budaya. Forum nasional juga menjadi arena berbagi pengalaman antara kelompok Pekka dari berbagai wilayah. TABEL 16. KEGIATAN FORUM PEKKA (2005-2008)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Judul / Tema Kegiatan Bolimo Karo Somanamo Lipu Menjemput Perubahan Kami Ada Perempuan Kepala Keluarga Bersama Meraih Cita Beudeoeh Pekka Aceh Beudeoeh Pekka Aceh Forum Wilayah Serminan Tiang Berjuang Hulen Tede Jaga Gerian Kame, Liko Lapak Gerian Kewasa
Tempat Pasarwajo, Sultra Subang, Jabar Kelubagolit, NTT Larangan, Jateng Jeunib, NAD Pontianak, Kalbar Kao, Malut NTB NTT
Waktu 21–23 Nov 2005 26-27 Sep 2005 9-10- Sep 2005 1-2 Des 2005 6-8 Des 2005 25-26 Jan 2006 2-3 Feb 2006 28-30 Nov 2006 20-26 Nov 2006
Peserta 200 150 147 120 158 143 106 100 135
30
No
Judul / Tema Kegiatan
10 11 12 13
Bergerak Bersama Memimpin Tiang Araq-Dengan Suare Tiang Bersatu Menuju Cita Tapobhawa Pekka, Mai Topiameae Lalonto Mingku Pi Gaunto Ta Samboet Pekka yang Ade Ngoen Bermartabat Makaryo Sesarengan Pinuju Kemandirian
Sukabumi, Jabar NTB Pontianak, Kalbar Batauga, Sultra
19-22 Des 2006 13-14 Feb 2006 3-5 Jan 2007 12-14 Jan 2007
176 100 200 160
Suka Makmur, NAD Batang, Jateng
212 200
Pengembangan Potensi dan Kualitas Perempuan Halmahera Utara Untuk Peningkatan Kesejahteraan hidup Bangun Swadaya Jelang Kemandirian Seiring Seirama Untuk Satu Tujuan (Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean) Saatnya Menggugat Hak Keadilan dan MArtabat / FORNAS
Malut
19-21 Jan 2007 29 Jan-1 Feb 2007 8-10 feb 2007
163
Cianjur Karawang
16-18 Des 2007 26-28 Nov 2008
167 210
28 Okt - 3 Nov 2007
353
14 15 16
17 18 19
Tempat
Waktu
Jakarta
Peserta
Pengembangan organisasi dan jaringan tidak terlepas dari keberadaan kader yang bersama pendamping menjadi ujung tombak pengembangan organisasi Pekka selama ini. Mengembangkan kader tidaklah gampang, Seknas Pekka mencatat “turn over” yang sangat tinggi dari kader. Dari hampir 508 orang kader Pekka yang dilatih secara intensif, yang berhasil terus berkembang dan melaju sekitar 40% nya atau sekitar 209 orang. TABEL 17. KADER PEKKA 2005-2008 NO 1 2 3 4 5 6 7 8
WILAYAH
Total Dilatih
Total Berkembang
Jawa Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Sulawesi Tenggara Jawa Tengah Maluku Utara Nangroe Aceh Darussalam JUMLAH
92 41 76 88 54 38 32 87 508
35 37 46 16 19 16 15 25 209
Sedikitnya jumlah kader yang terus berkembang disebabkan oleh berbagai faktor. Kesibukan mereka dalam mencari nafkah menyebabkan banyak diantara mereka yang sulit mencari waktu luang untuk mengembangkan kegiatan di lapangan. Selain itu, sebagian dari mereka juga menikah lagi dan dilarang oleh suaminya untuk katif berkegiatan. Ketidakmampuan mencerna dan menerapkan berbagai pengetahuan yang diperoleh juga menjadi salah satu kendala lainnya. Tantangan lainnya yang dihadapi adalah banyaknya kader-kader yang sudah berkembang kemudian menjadi aktif ditingkat desa sehingga sedikit waktu yang tersisa untuk Pekka. Beberapa kasus juga menunjukkan kader yang sudah sangat pintar dan berpengalaman menyalah gunakan kemampuan dan wewenang yang dimiliki misalnya dengan menyelewengkan dana kelompok untuk kepentingan pribadi, melakukan “hubungan asmara terlarang” dengan suami perempuan lain. Persoalan-persoalan ini mengharuskan Seknas mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatsai berbagai kendala tersebut. 31
3.1 ADVOKASI PEKKA Ada dua fokus kerja advokasi pekka yaitu mendukung dan terlibat dalam berbagai upaya perubahan kebijakan serta melakukan berbagai upaya untuk perubahan cara pandnag dan tata nilai di masyarakat yang selama ini merugikan Pekka. Untuk fokus yang pertama, Pekka membangun jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain yang memang memiliki keahlian advokasi kebijakan dan bergerak secara intensif di arena ini, baik di tingkat nasional maupun Internasional. Hingga akhir tahun 2008, Pekka telah terlibat aktif dan menjadi anggota paling tidak 6 jaringan yang memperjuangkan berbagai agenda advokasi. x E-Net for Justice; merupakan jaringan Nasional LSM yang memperjuangkan perubahan kebijakan untuk pendidikan yang murah dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. x Asia South Pacific Bureau for Adult Education (ASPBAE), merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dikawasan asia pacific yang memperjuangkan kebijakan Internasional menyangkut hak pendididkan untuk semua dan sepanjang hayat melalui kerangka EFA (Education for All). x South East Asia Popular Communication Program (SEAPCP), merupakan jaringan regional asia tenggara yang memperjuangkan agenda pengorganisasian basis dan kerangka hak asasi manusia sebagai kerangka dalam sleuruh proses pembangunan. x Just Associate (JASS), merupakan jaringan Internasional yang fokus pada agenda hak asasi perempuan dalams leuruh aspek kehidupan bermasyarakat. x Association for Women in Development (AWID), merupakan jaringan internasional untuk memperjuangkan hak asasi perempuan dalam segala bidang pembangunan. x Social Watch, merupakan jaringan global yang memantau efektivitas program pemerintah dalam memerangi kemiskinan melalui penerapan komitmen terhadap kerangka-kerangka pembangunan Internasional yang telah disepakati melalui arena PBB. Selain jaringan-jaringan tetap seperti diatas, Pekka juga bekerjasama dengan fihak lain untuk satu aktivitas advokasi tertentu antara lain: x Kerjasama Pekka dengan IALDF (Indonesia Australia Legal Development Facilities) dari Australia yang melakukan penelitian tentang akses keadilan bagi Pekka dan masyarakat miskin pada tahun 2007. Penelitian ini melibatkan 163 anggota Pekka dari 3 kabupaten (Brees, Cianjur dan Lombok) sebagai responden dan peserta diskusi terfokus yang diadakan untuk ini. Penelitian ini kemudian merekomendasikan beberapa hal termasuk pengadaan anggaran prodeo, mempermudah prosedur prodeo, mengadakan sidang keliling dan memberikan informasi yang transparan dan baik tentang proses pengadilan. Hasil rekomendasi ini kemudian ditindak lanjuti di tingkat lapangan oleh kelompok Pekka dengan mendapatkan akses prodeo dan sidang keliling dalam kasus perkawinan yang mereka hadapi. x Kerjasama Pekka dengan Komnas Perempuan untuk 16 hari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, dan kontribusi pada catatan akhir tahun Komnas untuk data tindak kekerasan terhadap perempuan. Upaya menyebarluaskan pesan dan informasi perjuangan Pekka, kerjasama dengan media massa juga dikembangkan secara intensif. Berbagai bentuk media massa termasuk radio, televisi, majalah, koran dan on line web berita pernah meliput dan memuat tentang Pekka. Dalam periode 2005-2008, tercatat lebih dari 50 berita dan liputan tentang Pekka pernah beredar di berbagai media tersebut. 32
TABEL 18. PEKKA DALAM BERITA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 38 39 40 41 42 43 44
TOPIK 2001 Menumbuhkan kesadaran Krisis di kelompok basis 2002 Menolak perang menolak menjadi korban 2004 Indonesia: Photographing Poverty and Exclusion 40 Juta Wanita Jadi Kepala Keluarga 6 Juta Rumahtangga di Indonesia Dikepalai Perempuan Komnas perempuan Fasilitasi perempuan kepala keluarga Membongkar sebuah dunia tanpa suami Pergulatan PEKKA menemukan identitas Perempuan "Hilang "di dalam produksi pangan Wawancara nani "fenomena perempuan bekerja" 2005 Perjalanan nani ke aceh pasca stunami Perempuan menyiapkan langkah Strategis untuk Aceh Para Ibu Itu Tetap Optimistis Melihat Masa Depan Yang Takluk pada Nasib " perempuan miskin Kepala Rumah Tangga Potret ekonomi perempuan Pameran Foto "Perempuan dalam bingkai" Kemandirian Perempuan, Merupakan "Nyawa" Sebuah Otonomi Daerah Peugoet Pertemuan para janda dilaporkan ke panwas pilkada Kegairahan perempuan Aceh memutar roda perekonomian Meniti tali di Labuapi 'Kumpul Janda' di Bumi Kitri Acehnese Women Build Their Own Homes Mengikuti gerak Pekka NTT Indahnya Berjaringan untuk Kemajuan Perempuan Merajut harkat perempuan kepala keluarga 2006 Perempuan sebagai penggerak ekonomi The Widows of Tampoek Blang Perempuan Aceh "dengarkan suara kami" Chasing The Dream Preseden World Bank di Tiro "Rekonstruksi terkait perdamaian" Wawancara Nani"bercermin pada ibu" Pekka "sebuah mimpi yang terwujud" 2007 Indonesian : Single mothers fight back Shattering the myth of the 'rapacious widow' People (diah pitaloka) Helping single mothers stand on their own feet Program empowers windows to evercome poverty Program pekka di tanjung siang, subang Women lear their rights thanks to PEKKA Women learn their rights thanks to PEKKA?" Women ask the tough questions at support forum. ?" Rencanakan dan Nikmati Bersama (Tentang Petronella Peni) Pekka Menggugat Hak, Martabat, dan Keadilan
MEDIA
TANGGAL TERBIT
Kompas
25 Januari 2001
Kompas
31 Maret 2003
World Bank Web Site Pikiran Rakyat www.eramuslim.com Merdeka Kompas Kompas Kompas Rahimah
13 Mei 2004 02 Juni 2004 06 Agustus 2004 7 agustus 2004 9 Agustus 2004 Agustus 2004 23 agustus 2004 September 2004
kompas Kompas Kompas Kompas Kompas kompas Kompas Kompas Flores Pos Kompas Kompas Republika Online World Bank Web Site Kompas Kompas salam
10 Januari 2005 10 Januari 2005 24 Januari 2005 7 Maret 2005 7 Maret 2005 1 April 2005 18 Mei 2005 23 Mei 2005 28 Mei 2005 20 Juni 2005 20 Juni 2005 19 Juli 2005 12 Agustus 2005 13 agustus 2005 11 Oktober 2005 Desember 2005
Paras World Bank Web Site Kompas World Bank Web Site Serambi Republika Jurnal perempuan
Februari 2006 30 Maret 2006 1 April 2006 6 April 2006 7 April 2006 7 Mei 2006
The Jakarta Post The Jakarta Post The Jakarta Post The Jakarta Post The Jakarta Post Natiaonal News The Jakarta Post The Jakarta Post Kompas Kompas
2 April 2007 15 April 2007 28 Juni 2007 4 Juli 2007 4 Juli 2007 30 oktober 2007 30 Oktober 2007 1 November 2007 2 November 2007 5 November 2007
33
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Peran perempun "Merebut control pengambilan keputusan" Lima Perempuan Indonesia Dianugerahi Global Ashoka Kembalikan Harkat para janda 2008 Wawancara Nani "satu cinta di Larantuka" Gerakan Perempuan membangun " Rumah Kertas "?? Women's right recognized but not completely fulfilled Most powerful women " Empowering Women" Ketika perempuan harus menjadi kepala keluarga Female breadwinners call for funds, social justice 2009 Special Report: Adonara women find voice through others
Kompas, Liputan6.com Sinar harapan
9 November 2007 26 November 2007 26 Desember 2007
Nebula kompas The Jakarta Post Globe Asia Kartini The Jakarta Post
Februari 2008 25 Agustus 2008 17 Oktober 2008 Oktober 2008 Edisi Nov 2008 29 November 2008
The Jakarta Post
3 Januari 2009
34
B. PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG Kegiatan pengembangan sistem pendukung difokuskan pada dua hal yaitu dokumentasi publikasi dan media rakyat, serta pengembangan sekretariat nasional Pekka. 1. Dokumentasi, publikasi dan media rakyat Dokumentasi dan publikasi dititik beratkan pada pembuatan video, foto dan buku, terkait dengan kegiatan Pekka dan pengalaman personal Pekka. Pada periode 2005 – 2008, telah diproduksi 34 video yang terdiri dari 12 video cerita dokumenter dan 22 berupa video dokumentasi kegiatan. Video ini umumnya berdurasi antara 6 – 22 menit. Seluruh video telah diputar diberbagai kesempatan kegiatan Pekka maupun dengan fihak lain. Video yang diproduksi ini memang menjadi alat komunikasi yang efektif dalam menginformasikan perkembangan dan kegiatan Pekka kepada masyarakat luas. TABEL 19. VIDEO CERITA DOKUMENTER PEKKA No
Judul Video
Tahun
Deskripsi Dampak Tsunami di wilayah dampingan PEKKA Pembangunan rumah oleh Program PEKKA di wilayah Aceh pasca tsunami Profil Aisyah Sabi Profil Pekka Aceh-English Version Perjalanan Pekka ke India-Afrika Selatan. Video KOMNAS Perempuan Pengembangan Radio Komunitas - World Bank Program PPK-World Bank Justice for the Poor-PEKKA Profil Elsie-perempuan yang menjadi kepala keluarga karena ditinggal lelaki yang tidak bertanggungjawab Program TAF di Aceh Profil lembaga PEKKA Photo slide Program PEKKA
1 2
Beudeoeh Peugoet
2005 2005
3 4 5
Sang Penyintas Dari Aceh Sampoe Niet The Journey
2005 2006 2005
6 7 8 9
Su Geutanyoe Tidak Ada Jalan Pintas Pekka Merintis Keadilan Cerita Elsie
2005 2006 2006 2006
10 11 12
Ikhtiyeu Keu Jroh Saatnya Menggugat That’s What Empowerment Mean for Us
2007 2007 2007
Durasi 14’17 10’32 06’13 09’51 46’51 18’32 41’44 22’47 13’53
TABEL 20. VIDEO DOKUMENTASI KEGIATAN PEKKA No
Nama Kegiatan
1. 2. 3. 4.
Menjemput Perubahan: Dokumentasi Forwil Jabar Beudeoeh Pekka Aceh: Dokumentasi Forwil NAD Kame Ade, Dengarlah Kame: Dokuentasi Forwil Kalbar Kami Ada Perempuan Kepala Keluarga: Dokumentasi Forwil NTT Bolimo Karo Somanamo Lipu : Dokumentasi Forwil Sultra Dokumentasi Forwil Malut Dokumentasi Forwil NTB Bersama Meraih Cita : Dokumentasi Forwil Jateng Serminan Tiang Berjuang : Dokumentasi Forwil NTB Bergerak Bersama Memimpin Perubahan : Dokumentasi Forwil Jabar Makaryo Sesarengan Pinuju Kemandirian: Dokumentasi Forwil Jateng
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Subang, Jabar Bireuen, NAD Pontianak Larantuka, NTT
Penyelenggara September 2005 PEKKA Desember 2005 PEKKA Januari 2006 PEKKA September 2005 PEKKA
Batauga, Sultra
Nopember 2005
Pekka
Brebes Gerung Cianjur
2005 Nopember 2006 2006
PEKKA PEKKA PEKKA
Batang
Januari 2007
Tempat
Waktu
35
No
Halmahera Utara
Pebruari 2007
Penyelenggara PEKKA
Pasar Wajo
Januari 2007
PEKKA
Pontianak Aceh Besar
2007 2007
PEKKA PEKKA
Ille Boleng
Nopember 2006
PEKKA
Jakarta
April 2008
JASS
Medan Jakarta
Juni 2008 Maret 2008
Bogor
Oktober 2008 2007
JASS Seknas Pekka PEKKA HIVOS
Bandung
2007
ASPBAE
Nama Kegiatan
Tempat
12. Pengembangan Potensi dan Kualitas Perempuan Halmahera Utara untuk Peningkatan Kesejahteraan Hidup : Dokumentasi Forwil Malut 13. Topobhawa Pekka, Mai Topiameae Lalonto Mingku Pi Gaunto : Dokumentasi Forwil Sultra 14. Bersatu Menuju Cita : Dokumentasi Forwil Kalbar 15. Ta Samboet Pekka Yang Ade Ngoen Bermartabat : Dokumentasi Forwil NAD 16. Hulen Tede Jaga Gerian Kame, Liko Lapak Gerian Kewasa: Dokumentasi Forwil NTT 17. Workshop Peningkatan Kapasitas Feminis Muda dan Dialog Antar Generasi Perempuan Indonesia. 18. Workshop: Voicess from Southeast Asia 19. Pelatihan Kader Tematik 20. Video Trailler Media Komunitas 21. Workshop : Refleksi dan revitalisasi Feminis Muda Indonesia 22. Workshop : Basic Leadership
Waktu
Selain video, Seknas juga mendokumentasikan kegiatan dan perkembangan Pekka dalam bentuk fotofoto. Tercatat ada 35,329 foto berbagai kegiatan Pekka di pusat dokumenatsi Seknas. Foto-foto ini diklasifikasikan dalam 15 kategori yaitu foto Forum Wilayah Pekka, Forum Nasional Pekka, Center Pekka, Pemberdayaan hukum, LKM, UKM, Media Rakyat, Kesenian & Budaya, Moneva, Pelatihan, Pendidikan, Serikat, foto Gambaran Umum wilayah PEKKA,Internasional dan lainnya. TABEL 21. DOKUMENTASI FOTO
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KLASIFIKASI LKM UKM Pendidikan Pemberdayaan Hukum Media Rakyat Pelatihan Serikat Center Pekka Moneva Forum Nasional Forum Wilayah Kesenian & Budaya Gambaran Umum Wilayah Pekka Internasional Lain-lain Total Foto
Jumlah Foto 592 2,840 1,108 1,865 2,049 6,987 210 482 2,860 4,907 5,039 60 2,413 2,714 1,203 35,329 36
Sebagai upaya publikasi Pekka, telah diupayakan pula untuk menerbitkan buku dan buletin Pekka yang telah dirintis sejak periode sebelumnya. Pada periode ini telah terbit 4 buletin Cermin yang merupakan karya tulis anggota kelompok Pekka. Setiap terbitan memuat tema tertentu. Tema ke empat buletin terkait dengan tematik program yang dikembangkan di Pekka. Pada periode ini fokus tema buletin Cermin adalah Hak Pendidikan bagi Semua, Perempuan Kepala Keluarga yang Memimpin, Pekka Pengusaha Bisa Juga, dan Bicara bank bagi Pekka. TABEL 22. BULETIN CERMIN PEKKA
No
Tema
Edisi
1 2 3 4
Hak Pendidikan Untuk Semua Perempuan Kepala Keluarga Yang Memimpin Pekka Pengusaha, Bisa Juga Bicara “Bank” Bagi Pekka
Mei 2006 Juli 2006 Nopember 2006 April 2007
Selain itu pada periode ini juga di cetak ulang sebanyak 1000 eksemplar buku seri pertama, Sebuah Dunia tanpa Suami hasil karya anggota kelompok Pekka yang terbit pertama kali pada periode sebelumnya. Meskipun pada akhir tahun 2008 ini belum sempat diterbitkan karena berbagai sebab, upaya publikasi cetakan telah dirintis dengan penulisan tiga buah buku yaitu seri kedua Sebuah Dunia tanpa Suami berupa kumpulan 14 kisah yang ditulis anggota kelompok Pekka di Aceh, dan seri ketiga Sebuah Dunia tanpa Suami berupa kumpulan 21 tulisan refleksi pendamping lapang Pekka. Buku ketiga yang telah ditulis adalah berbagai pendekatan yang telah dilakukan dalam Pekka beserta kumpulan kerangka, alat dan kisah-kisah dari lapangan. Ketiga buku ini telah berbentuk draft dan diharapkan dapat diterbitkan diawal tahun 2009 mendatang. Guna menurunkan kemampuan dokumentasi di tingkat kelompok, maka mulai tahun 2008 Seknas juga mengembangkan program media rakyat dengan penekanan pada pengembangan video dan radio komunitas. Hingga akhir tahun 2008 telah diadakan dua kali pelatihan video komunitas bagi kader Pekka yaitu yang pertama diadakan di Aceh diikuti oleh 16 orang peserta, dan di Jakarta di ikuti oleh 12 orang peserta. Selesai pelatihan telah pula didirikan 7 stasiun video komunitas yang tersebar di beberapa wilayah Pekka. Setelah Studio didirikan, kader kembali dibimbing melalui pelatihan langsung di lapangan. Selama tahun 2008 paling tidak ada 7 kali pelatihan di tingkat wilayah yang telah dilakukan dengan melibatkan 28 orang peserta. Hingga akhir tahun ini ke tujuh stasiun tersebut telah memproduksi 13 video cerita dari lapangan dengan berbagai fokus isue. TABEL 23. PELATIHAN VIDEO KOMUNITAS
No Waktu / Tempat 1. 25-30 April 2008
2.
11-16 Agustus 2008
3. 4.
18-22 Oktober 2008 18-22 Oktober 2008
Wilayah Bireuen Aceh Pidie Aceh Besar Aceh Timur Kelubagolit, NTT Lingsar, NTB Karawang, Jabar Aceh Besar Bireuen
Jumlah Peserta 4 Orang 4 Orang 4 Orang 4 Orang 4 Orang 4 Orang 4 Orang 4 Orang 2 Orang 37
No 5. 6. 7. 8. 9.
Waktu / Tempat 23-26 Oktober 2008 23-25 Oktober 2008 4-8 Nopember 2008 17-21 Nopember 2008 18-22 Nopember 2008
Wilayah Aceh Pidie Idi Rayeuk Klubagolit Karawang Lingsar
Jumlah Peserta 4 Orang 3 Orang 3 Orang 3 Orang 4 Orang
TABEL 24. RUMAH PRODUKSI VIDEO PEKKA
No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Sukma Production Kembang Production Jeumpa Production Irak Production Lodaya Production Lolon Lae Production Lelani Production
Wilayah Aceh Besar - NAD Pidie - NAD Bireun - NAD Aceh Timar - NAD Karawang - JABAR Kelubagolit – NTT Lingsar - NTB
TABEL 25. PRODUKSI VIDEO KOMUNITAS No
Judul
Durasi
Keterangan
1.
Udeep di Lapak (Hidup di Lapak)
6 menit 35 detik
2.
Saboh Glah Ie Kupie (Segelas Air Kopi)
4 menit 04 detik
3.
Toeh Ek Koen Bak Tempat Droe (Buang Kotoran Sembarangan)
3 menit 16 detik
4.
Sikula Masa Depan Loen (Sekolah Masa Depanku) Harga Sebuah
6 menit 14 detik
Video ini merupakan hasil akhir dari training video komunitas yang dilakukan di NAD. Video ini berisi tentang realita pedagang kakilima yang sering tergusur ketika razia diadakan oleh Satpol PP. Ironisnya, setiap bulan mereka diwajibkan membayar pajak sebagai uang sewa tempat mereka berjualan. Video ini merupakan hasil akhir dari training video komunitas yang dilakukan di NAD. Bercerita tentang kebiasaan sebagian masyarakat di Aceh yang menghabiskan banyak waktu di warung kopi. Tim ini sedikit menyoroti tentang Video ini merupakan hasil akhir dari training video komunitas yang dilakukan di NAD. Video ini mengangkat kebiasaan masyarakat yang sering buang kotoran sembarangan. Video ini berusaha menyadarkan masayarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan. Video ini merupakan hasil akhir dari training video komunitas yang dilakukan di NAD.
4 menit
Video ini merupakan hasil praktek peserta
5.
Tim produksi Jeumpa Production, Bireuen – NAD. April 2008
Sukma Production, Aceh Besar – NAD. April 2008 Irak Production, Idi Rayeuk – NAD. April 2008
Kembang Production, Pidie – NAD. April 2008 Lodaya
38
No
Judul
Durasi
Keterangan
Surat (1)
43 detik
6.
Podium
4 menit 07 detik
7.
PKBM
5 menit 02 detik
8.
Hana Ie Hanjeut Taudeep (Tak Ada Air, Tak Ada Kehidupan)
11 menit 23 detik
9.
Meureunoe Hana Eu Umue (Belajar tak Mengenal Batas Usia)
10 menit 54 detik
pelatihan video komunitas yang dilakukan di Jakarta. Menyoroti fenomena kawin cerai di wilayah Kab. Karawang. Sebagian besar mereka tidak dilengkapi dokumen yang sah ketika melakukan pernikahan maupun perceraian dengan alasan biaya. MCK masih menjadi masalah di sebagian masyarakat di kab. Karawang. Podium dimaksud, bukanlah tempat khatib atau pejabat berpidato, melainkan jamban pinggir kali. Masyarakat yang berada di pinggiran kali, umumnya menggunakan sungai sebagai tempat segala macam aktivitas, mulai dari mencuci, mandi dan buang hajat. Video ini merupakan hasil praktek peserta pelatihan video komunitas yang dilakukan di Jakarta. Video ini merupakan hasil praktek peserta pelatihan video komunitas yang dilakukan di Jakarta. Video ini mengangkat salah satu PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di wilayah Kab. Karwang yang didirikan dari awal dengan dana swadaya. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat di kecamatan Sukamakmur – Aceh Besar adalah bertani. Mereka sangat membutuhkan air untuk mengairi sawahnya. Karena hanya mengandalkan air hujan, mereka hanya bisa panen sekali dalam setahun. Mereka sangat membutuhkan saluran irigasi. Saluran yang ada sekarang kering, tidak ada air. Melalui video ini, tim video komunitas berusaha mengajak masyarakat untuk sama-sama memikirkan pemecahan masalahnya. Video ini merupakan produksi perdana dari tim video di Aceh Besar. Video ini merupakan produksi perdana dari tim video komunitas di Pidie. Menggambarkan semangat ibu-ibu anggota pekka dan masyarakat setempat untuk belajar membaca dan menulis melalui metode Keaksaraan Fungsional. Begitu dahsyat dampaknya ketika seorang ibu tua bisa membaca. Begitu juga semangat para pengajar KF yang tanpa pamrih, sabar dan penuh kasih dalam mengajarkan temantemannya membaca dan menulis.
Tim produksi Production, Karawang – Jabar. Agustus 2008
Lelani Production, Lingsar – NTB. Agustus 2008
Lolon Lae Production, Kelubagolit – NTT. Agustus 2008 Sukma Production, Aceh Besar – NAD. Oktober 2008
Kembang Production, Aceh Pidie – NAD. Oktober 2008
39
No
Judul
Durasi
10.
Kaween Loom (Kawin Lagi..)
10 menit 17 detik
11.
Ina Puken Tula Tuen Lewotana (Perempuan Mengubah Dunia)
13 menit 56 detik
12.
Harga Sebuah Surat (2)
11 menit 15 detik
13.
Geger Brajah
10 menit 07 detik
Tim produksi Jeumpa Video ini berusaha menyoroti perilaku Production, poligami sebagian kaum laki-laki di Bireuen Bireun – – NAD. Poligami, sangat dekat dengan kekerasan dalam rumah tangga dan lagi-lagi NAD. Oktober 2008 korbannya adalah perempuan. Video produksi pertama dari tim video komunitas Bireun ini mencoba mengangkat realita poligami dan kekerasan terhadap perempuan. Video ini mengangkat sosok Petronela Peni, Lolon Lae Production, seorang perempuan pertama di daratan Flores yang menjadi kepala desa. Adat yang Kelubagolit – NTT. selama ini tidak menempatkan perempuan Nopember pada posisi yang setara dengan laki-laki, 2008 membuat perjuangan Peni dan kawankawannya sungguh berat. Namun perlahan, kepercayaan dan dukungan masyarakat kepada Peni yang seorang perempuan mulai terlihat. Sebagai Kepala Desa, Petronela Peni berusaha untuk membuat terobosan dalam hal penyederhanaan adat kematian maupun pernikahan yang selama ini memberatkan bagi warga yang tidak mampu. Lodaya Angka kawin cerai di Jawa Barat, khususProduction, nya di Kab. Karawang yang menjadi fokus dari video ini begitu tinggi. Kasus perceraian Karawang – Jabar. di pengadilan agama Kab. Karawang Nopember mencapai 50 – 60 kasus setiap bulannya. 2008 Angka itupun yang resmi tercatat di pengadilan. Celakanya sebagian besar masyarakat melakukan pernikahan maupun perceraian hanya melalui Amil atau di bawah tangan. Ketiadaan surat nikah maupun surat cerai berdampak buruk terhadap mereka, terutama perempuan. Mereka tidak bisa menuntut hak-haknya paska perceraian. Mereka hanya pasrah dalam ketidakmengertiannya. Video ini mengangkat kisah Acih, seorang perem-puan yang mempunyai 8 orang anak dari 9 kali pernikahannya. Hanya satu pernikahan-nya yang dilakukan secara resmi melalui KUA. Lelani Video ini menggambarkan kegiatan belajar Production, mengajar ibu-ibu Pekka melalui metode Lingsar- NTB. Keaksaraan Fungsional (KF) di Lingsar – Nopember NTB. Merupakan produksi pertama dari tim 2008 video komunitas Lingsar – NTB. Keterangan
40
Media rakyat lainnya yang juga dikembangkan diperiode ini adalah radio komunitas. Hingga akhir 2008 telah dilakukan dua kali pelatihan radio komunitas yaitu di Aceh diikuti oleh 21 peserta dan di Jakarta dihadiri oleh 23 orang peserta yang terdiri kader calon pengelola Radom Pekka di wilayahnya. Selesai pelatihan, kemudian didirikan radio comunitas di beberapa wilayah Pekka. Hingga akhir tahun 2008 telah berdiri 5 stasiun radio Pekka yaitu 4 di Aceh dan satu di NTB. Radio ini dikelola oleh kelompok Pekka dan menjadi sarana komunikasi rakyat yang sangat efektif. No.
1
2
TABEL 26. PELATIHAN RADIO KOMUNITAS Jumlah Tempat / Tanggal WILAYAH Peserta Tangan-tangan 5 Orang Center Pekka Kuala Batee Labuhan Haji 5 Orang 2-6 Agustus 2008 Darul Makmur 5 Orang Kuala Batee 6 Orang Sultra 5 Orang NTB 3 Orang Jakarta Pontianak 5 Orang 2-6 Desember 2008 Jateng 5 Orang Jabar 5 Orang
NAMA RAKOM Srikandi Barona Suara Baru Khairatunnisa Maiandea Pekka Khatulistiwa Suara Seroja Pekka Jaya
TABEL 27. STASIUN RADIO PEKKA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2.
NAMA RAKOM Srikandi FM Barona FM Suara Baru FM Khairatunnisa FM Pekka Jaya FM
Suara Seroja FM Khatulistiwa FM Pekka FM
Gelombang
WILAYAH
107,9 Mhz 107,7 Mhz 107,9 Mhz 107,7 Mhz 107,7 Mhz 107,7 Mhz 107,7 Mhz 107,8 Mhz
Semata, Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya - NAD Labuhan Haji, Aceh Selatan - NAD Darul Makmur, Nagan Raya - NAD Kuala Batee, Aceh Barat Daya - NAD Subang, JABAR Berebes, JATENG Sei Raya, KALBAR Gerung, NTB
Pengembangan dan Peran Sekretariat Nasional.
Pada periode awal pengembangan Pekka, sekretariat nasional Pekka merupakan unit kerja dari PPSW. Sejalan dengan perkembangan program, pada tahun 2005, Seknas Pekka kemudian menjadi lembaga mandiri dengan badan hukum Yayasan Pekka. Seknas Pekka dikelola oleh seorang Koordinator Nasional yang dipegang langsung oleh ketua Yayasan dibantu oleh tim koordinator program, tim pendamping lapang, tim media publikasi dokumentasi, tim administrasi keuangan dan tim pendukung. Pelaksanaan sekretariat nasional diawasi oleh badan pengurus, badan pembina dan badan pengawas yayasan.
41
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGURUS
TIMAHLI
KOORDINATOR NASIONAL
PUBDOK
ADMINISTRASIDAN KEUANGAN
TIMKOORDINATOR
TIMPENDAMPING LAPANG
TABEL 28. TIM KOORDINATOR DAN STAF SEKRETARIAT JAKARTA NAMA
JABATAN
1
Zulminarni
Koordinator Nasional / Team Leader
KETERANGAN (Pembiayan) PRIME
2
Kodar Tri Wusananingsih
Program Coordinator Pendidikan
PENDIDIKAN
3
Mien Rianingsih
Political Education Proyek Coordinator
PRIME
4
Adi Nugroho
Economic Empowerment
PRIME
5
Fitria Villa Sahara
Program Coordinator
PRIME
6
Romlawati
Program Coordinator
PEKKA 3
7
Rudianto
Community Media Center Coordinator
PRIME
8
Wilu Indah
Consultant WLE
WLE
9
Paula Elina
Finance & Administration Manager
PRIME
10
Mulyati
Accountant
PENDIDIKAN
11
Chairil Anwar
Accountant
PRIME
12
Diana Zumroh
Accountant
PEKKA 3
13
Nenny Prabandini
Cashier
PRIME
14
Indah Fajar Sari
Computer Operator
PENDIDIKAN
15
Purwanto
Computer Operator
PEKKA 3
16
Suhendri
Computer Operator
PRIME
17
Endah Kusmawati
Administration Staf
PENDIDIKAN
18
Adam Saputra
Administration Staff
PRIME
19
Muhammad Ferryana
Administration Staff
PRIME
No
42
TABEL 29. TIM PENDAMPING LAPANG NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
NAMA Oemi Faezathi Mibnasah Rukamah Nunung Nurnaningrum Firta Nurcitra Awali Nunik Sri Harini Dhesi Vienayanti Sri Urianti Baralia Wa Ode Salawati Yusnia Asif Dani Fitriyana Diana Lestari Kholilah Bernadete Deram Benedikta Hera Susana Rawa Sitti Zamraeni Alauthi Riadul Wardiyah Nur Fatqurnihari Ratna Fitri Damra S Bangsa Nurbayati Mukmin Jermina Kalengit Wirda A. Simatupang Ratu Viva Saparlinah Yanti
WILAYAH KERJA Cianjur, Jawa Barat Sukabumi, Jawa Barat Karawang, Jawa Barat Subang, Jawa Barat Brebes, Jawa Tengah Batang, Jawa Tengan Pemalang, Jawa Tengah Batauga, Sultra Pasar Wajo, Sultra Mawasangka, Sultra Pontianak, Kalbar Pontianak, Kalbar Pontianak, Kalbar Kelubagolit, NTT Larantuka, NTT Ile Boleng, NTT Lingsar, NTB Gerung, NTB Jonggat, NTB Tobelo, Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara
Jawa Barat
Secara keseluruhan, Pekka dikelola oleh satu sekretariat nasional yang berkedudukan di Jakarta. Kecuali di Aceh, di seluruh wilayah kerja Pekka hanya ada tim pendamping lapang sebagai kontak person, tanpa sekretariat. Strategi ini sengaja diterapkan untuk efisiensi biaya operasional serta merintis kemandirian masyarakat di lapangan. Paska Tsunami di Aceh, Seknas Pekka mengembangkan program khusus di Aceh yang membutuhkan strategy dan pendekatan khusus yang berbeda dari wilayah lainnya. Untuk meningkatkan efektivitas pengembangan program khusus ini, maka sekretariat nasional membentuk sekretariat wilayah yang awalnya bekedudukan di Biereun, dan dipindahkan ke Aceh Besar sejak tahun 2006. Ini menjadi satu-satunya sekretariat di tingkat wilayah 43
yang dibentuk oleh Seknas. Sekretariat Wilayah Aceh dikelola oleh seorang koordinator program, tim pendamping lapang dan tim administrasi dan keuangan. TABEL 30. TIM PENDAMPING LAPANG ACEH NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Afrida Purnama Ornila Hanim Keumalawati Nelly Agustien Fazriah Ratnawati Yusnidar Nonong Erlynawati Mardyah
WILAYAH KERJA Tangan-tangan, NAD Idi Rayeuk, NAD Bireun, NAD Sukamakmur, NAD Calang, NAD Mutiara Timur, NAD Nagan Raya, NAD Labuan Haji Barat, NAD Aceh Singkil, NAD Kuala Batee, NAD
TABEL 31. TIM SEKRETARIAT ACEH NO 1 2 3
NAMA Asrida Indra Saputri Lena Fazriah
JABATAN Staff Keuangan/Pembukuan Staff Keuangan/Kasir Kerumah Tanggaan
Seknas Pekka melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan termasuk pelatihan untuk pelatih, dan pendampingan melalui kegiatan monitoring ke lapangan. Pada periode 2005-2008, Seknas telah menyelenggarakan 14 kegiatan berskala nasional baik berupa pelatihan untuk pelatih atau kader serta forum Pekka dengan total peserta sebanyak 742 orang kader Pekka. Sejalan dengan itu Seknas Pekka telah pula meningkatkan kapasitas pendamping lapang melalui kegiatan pelatihan dan lokakarya di tingkat nasional sebanyak 20 kali kegiatan. Dan guna memastikan proses di lapangan berjalan sesuai dengan kerangka dan strategi yang telah dikembangkan maka telah pula dilakukan kegiatan monitoring ke lapangan sebanyak 85 kali oleh tim seknas Pekka. TABEL 32. KEGIATAN PELATIHAN KADER NO
Kegiatan
1
Plth Kader Hukum
2
4
Pengembangan Kapasitas Kader LKM Pengembangan Kapasitas Kader UKM Refleksi & Pengembangan Kapasitas Kader Lanjutan
5
FORNAS
3
Waktu
Tempat
1 - 6 Agustus 2005 Wisma BPK H.Sriwijaya, 16 - 20 Sept 2006 Jakarta H.Sriwijaya, 16 - 20 Sept 2006 Jakarta H. Central, 27 Mei - 3 Juni 2006 Jakarta H.Cempaka, 28 Okt - 3 Nov 2007 Jakarta
Peserta 26 54 52 106 353
44
NO
Kegiatan
Waktu
Pelatihan TOT (Pendidikan, Politik, Hukum) Plth pendidika paud Plth Hukum Plth Pendidikan Politik Pelatihan Radio Komunitas Plth TOT Kader Lanjutan Tematik Plth Hukum Plth Pendidikan Politik Plth Pendidikan PAUD
6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tempat
24 Feb-3 Maret 2008
Padepokan Pencak silat
2-6 Desember 2008 Wisma Hijau
10 - 16 Des 2008 H.LPP, Jogja
Peserta
26 22 23 18 20 24 18
TABEL 33. KEGIATAN PELATIHAN PL NO
KEGIATAN
1 Plth Kader Hukum Pengembangan Kapasitas Kader 2 LKM Pengembangan Kapasitas Kader 3 UKM Refleksi & Pengembangan 4 Kapasitas Kader Lanjutan 5 FORNAS Pelatihan TOT (Pendidikan, 6 Politik, Hukum) 7 plth pendidika paud 8 Plth Hukum 9 Plth Pendidikan Politik 10 Pelatihan Radio Komunitas Plth TOT Kader Lanjutan 11 Tematik 12 Plth Hukum 13 Plth Pendidikan Politik 14 Plth Pendidikan PAUD 15 Start UP Workshop 16 Refleksi & Ws Capacity Building Plth Kapasitas bagi PL baru & 17 PL lama Refleksi, Strategic Plening & Plth 18 tingkat Lanjut 19 WS Refleksi PL 20 Pelatihan penulisan
WAKTU 1 - 6 Agustus 2005 16 - 20 Sept 2006 16 - 20 Sept 2006 27 Mei - 3 Juni 2006 28 Okt - 3 Nov 2007
TEMPAT
PESERTA
Wisma BPK H.Sriwijaya, Jakarta H.Sriwijaya, Jakarta H. Central, Jakarta H.Cempaka, Jakarta
3 9 8 27 29
Padepokan Pencak silat 10 7 10 5
24 Feb - 3 Maret 2008
2 - 6 Desember 2008 10 - 16 Des 2008
H.LPP, Jogja
23 - 29 Januari 2005 4 - 12 Agustus 2005
Wisma Hijau Wisma BPK
6 17 6 26 40
4 - 12 Maret 2006
Wisma BPK
10
13 - 18 Maret 2006
Wisma BPK H. Santika, Pontianak wisma hijau
30
7 - 13 Januari 2008 5 - 8 Agustus 2008
29 20
45
TABEL 34. KEGIATAN MONITORING No 1 2 3 4 5 6 7 8
Wilayah Jawa Barat Jawa Tengah NTB NTT Kalimantan Barat NAD Sulawesi Tenggara Maluku Utara
Jumlah Kunjungan
Jumlah Orang
19 8 6 9 9 17 8 9
24 14 12 12 16 25 14 17
3. Pendanaan Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa pendanaan pengembangan Pekka melalui beberapa proyek yang berbeda. Secara umum pendanaan proyek dapat dibagi berdasarkan kategori alokasi dana yaitu untuk bantuan langsung masyarakat (BLM), pelatihan, pendampingan tekhnis, dan biaya operasional. Rata-rata pendanaan proyek dialokasikan 50-60% untuk BLM, 25-40% untuk pelatihan dan pendampingan serta 10-20% untuk biaya operasional. Sejak awal Pekka dikembangkan hingga Desember 2008, melalui empat mekanisme proyek Pekka, telah disalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sejumlah Rp.19,578,173,686,-. BLM ini terdiri beberapa kategori termasuk dana bergulir untuk usaha ekonomi produktif (UEP), beasiswa pendidikan anak, beasiswa pendidikan bagi perempuan, makanan sehat, pengobatan, perbaikan rumah, pembangunan fasilitasi masyarakat. PIE CHART DANA BLM
REKAP BLM YANG SUDAH DI TERIMA MASYARAKAT JANUARI 2002 - DESEMBER 2008
TF 0055900, Rp2,385,302,664
413.11/ KTR-017/ V, Rp6,695,963,056
TF 055749, Rp5,437,564,119 TF 053442, Rp5,059,343,847
Total : Rp.19.578.173.686
46
BLM PEKKA PERIODE (2002-2004) 413.11/ KTR-107/ V UEP (Bergulir), Rp5,220,401,170 Sarana Umum, Rp650,311,267
Administrasi Kelompok, Rp33,629,723
Kesehatan, Rp45,890,100 Beasisw a Anak, Rp362,695,432
Makanan Sehat, Rp428,925,464
Total : Rp. 6.695.963.056
BLM PEKKA NAD TF.055.749
Fasilitas Masyarakat, Rp424,634,457
Beasisw a Perempuan, Rp1,449,623,925
UEP (Bergulir), Rp755,036,620 Kesehatan & Makanan, Rp384,389,147
Perumahan, Rp1,516,038,163 Beasisw a Anak, Rp907,841,807
Total : Rp. 5.437.564.119
47
BLM PEKKA TF 05.3.442 Fasilitas Masyarakat, Rp302,803,104
UEP (Bergulir), Rp463,493,197
Makanan & Kesehatan, Rp103,047,546
Total : Rp. 5.059.343.847
BLM PENDIDIKAN TF 0055 900 Sarana Pendidikan School Comite, Rp265,438,244
Beasiswa Anak Scholarship, Rp805,311,900
Kegiatan Pendidikan KPD, Rp1,314,552,500
Berdasarkan pengalaman Pekka selama ini, dibutuhkan minimal Rp 50,000,- untuk pemberdayaan seorang anggota Pekka setiap bulan nya untuk pelatian, pendampingan dan biaya lainnya. Selain itu dibutuhkan dana BLM berupa dana bergulir minimal sebesar Rp.1,000,000 per orang untuk satu putaran proyek. Dana-dana ini dapat dilihat sebagai investasi dalam pemberdayaan. Dari perputaran dana BLM yang diberikan sebesar Rp.5,220,401,170 pada periode pertama (2001-2004), dalam jangka waktu 3 tahun, kelompok-kelompok Pekka dapat mengembangkan dana BLM itu hingga menjadi lebih dari 10 milyar rupiah. Dengan demikian, jika dihitung secara sederhana, semua biaya pemberdayaan yang telah diinvestasikan sesungguhnya akan kembali dalam bentuk akumulais modal di tingkat masyarakat tersebut dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun. Tentu saja hitungan ini sangat sederhana dengan asumsi segala sesuatu berjalan dengan baik sesuai rencana. Selama ini belum ada satu fihak pun yang melakukan analisa dan perhitungan untuk program seperti ini yang dapat dijadikan acuan. Pengalaman Pekka ini tentunya dapat menyumbang analisa biaya untuk program pemberdayaan bagi masyarakat miskin.
48
VII.
ANALISA PENCAPAIAN, HAMBATAN DAN TANTANGAN PEKKA
1. Analisa Pencapaian Keberhasilan pemberdayaan Pekka juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam menyoal tiga bentuk relasi kuasa yang berkembang dalam masyarakat selama ini, yaitu kuasa yang nyata atau terlihat (the visible power), kekuasaan yang tersembunyi (the hidden power) dan kekuasaan yang tidak nyata atau tidak terlihat (the invisible power). Pada tahap awal, kerja-kerja pemberdayaan Pekka lebih banyak dititik beratkan pada upaya perlawanan terhadap kuasa yang tidak nyata yaitu yang bebrentuk nilai-nilai dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat yang menyebabkan posisi dan status perempuan kepala keluarga menjadi rendah. Kegiatan pelatihan dan lokakarya yang intinya membangun kesadaran kritis masyarakat serta upaya-upaya publikasi dan kampanye merupakan kontribusi yang dilakukan untuk mengurai kuasa yang bersemayam dalam diri anggota Pekka sendiri dan juga masyarakat lainnya. Kuasa-kuasa yang tersembunyi dalam ujud tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat menjadi arena berikutnya yang harus dihadapi dalam pemberdayaan ini. Upaya dialog yang persuasif dikembangkan guna menghadapi hal ini. Tentu saja hal ini tidak serta merta dapat dilakukan. Dibutuhkan proses yang cukup panjang untuk mendapatkan ruang berdialog dengan pemegang kuasa yang menentukan tata nilai dalam masyarakat ini. Pembuktian kerja-kerja nyata yang memberikan perubahan positf dalam masyarakat merupakan hal yang cukup efektif dalam menghadapi pemegang kuasa tersembunyi ini. Perubahan dari penolakan menjadi dukungan positif dari mereka merupakan bentuk keberhasilan yang nyata dalam pemberdayaan Pekka. Kuasa-kuasa nyata atau terlihat yang berujud autoritas negara dengan kebijakan-kebijakannya merupakan arena lapis berikutnya yang harus dihadapi dalam pemberdayaan Pekka. Berkembangnya sistem negara ini menjadi lebih terbuka dan demokratis merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok Pekka untuk ikut menyoal berbagai kuasa nyata yang selama ini belum berfihak pada mereka. Tentu saja Pekka harus membangun kerjasama yang kuat dengan berbagai fihak dan berjejaring untuk melakukan hal ini. Peningkatan kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol Pekka dalam masyarakat merupakan aspek-aspek yang menunjukkan upaya ini. Ada lima aspek pemberdayaan yang dapat dijadikan indikator untuk melihat perubahan tiga dimensi relasi kuasa yang coba dihadapi oleh Pekka selama ini. x Perubahan tingkat kesejahteraan Pekka Sebagai program yang berfokus pada kelompok masyarakat termiskin untuk pengentasana kemiskinan, maka aspek perubahan tingkat kesejahteraaan anggota Pekka merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini pemberdayaan Pekka berkontribusi pada peningkatan kemampuan anggota Pekka untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang mereka hadapi secara mandiri. Pengembangan kegiatan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro yang dimiliki Pekka merupakan salah satu indikator penting yang dapat dilihat sebagai kontribusi positif pada pengentasan kemiskinan Pekka. Akumulasi modal yang diakses melalui dua tahap BLM mencapai Rp.10,527,765,442, simpanan swadaya mencapai Rp.1,769,402,717 dengan perputaraan hingga Rp.17,290,345,050 setiap tahunnya merupakan kontribusi yang sangat signifikan dari Pekka bagi perekonomian di wilayah dimana Pekka berada. 49
Selain itu keterampilan usaha yang telah diberkan melalui berbagai pelatihan, magang dan studi banding juga menjadi kontribusi penting dalam membantu anggota Pekka meningkatkan pendapatannya melalui usaha-usaha yang mereka kembangkan baik secara individu maupun berkelompok. Namun demikian peningkatan pendapatan Pekka sebagai akibat pengembangan usaha ini tidak serta merta mensejahterakan mereka. Hal ini sangat terkait dengan kondisi ekonomi makro di negara ini. Tingkat inflasi yang tinggi setiap tahunnya tidak terkejar oleh meningkatnya pendapatan Pekka dari upaya yang dilakukan dala pemberdayaan ini. Sementara itu, kontribusi ada fihak lain dalam proses pemberdayaan Pekka terutama yang terkait dengan perubahan-perubahan di tingkat makro dalam bentuk kebijakan yang lebih berfihak pada kelompok miskin belum efektif menjangkau kelompok ini. x Perubahan akses sumberdaya Sebelum ada Pekka, kelompok-kelompok masyarakat termiskin ini hampir tidak memiliki akses keberbagai sumberdaya yang ada. Status mereka yang terpinggirkan dalam sistem sosial kemasyarakatan menyebabkan mereka kerap tidak mendapatkan informasi yang memadai ketika sumberdaya pembangunan diberikan di wilayahnya. Tidak diakuinya status kepala keluarga perempuan dalam tatanan masyarakat kita juga menjadi salah satu faktor minimnya akses sumberdaya yang mereka miliki. Pemberdayaan Pekka telah berkontribusi pada proses membuka akses Pekka terhadap sumberdaya untuk mengatasi persoalan kehidupan mereka baik berupa informasi, pendanaan, maupun sumberdaya lainnya. Pengadaan BLM khusus untuk Pekka lebih dari 50% dari total pembiayaan program merupakan salah satu kontribusi program ini. Hingga akhir tahun 2008 paling tidak telah tersalurkan dana sejumlah Rp 19,578,173,686 dalam bentuk BLM dari beberapa proyek di lingkungan Pekka untuk berbagai aktivitas termasuk pengembangan ekonomi berupa dana berputar, beasiswa pendidikan anak, bantuan perumahan, biaya kesehatan dan pengadaan makanan sehat. Proses mengkases BLM yang menuntut pengetahuan dan keterampilan khusus membuat anggota Pekka menjadi terlatih untuk mengakses sumberdana sejenis yang dikelola oleh fihak lainnya. Oleh karenanya selain sumberdana yang tersedia melalui program ini, Pekka juga sudah dapat mengakses sumber pendanaan lain yang ada di pemerintah daerahnya dan fihak lain. Meskipun belum di semua wilayah Pekka hal ini terjadi, namun perjalanan ke arah tersebut telah mulai terlihat nyata. TABEL 35. AKSES PEKKA DARI SUMBERDAYA LAIN NO I II
JENIS KEGIATAN NAD JAWA BARAT Karawang 1. Budidaya Lele & Belut 2. Budidaya Domba 3. Budidaya Lele Wilyah Lemah subur & Lemah Karya 4. Gadai sawah 5. Kewirausahaan tahun 2006 6. Budidaya Lele & Belut tahun 2006 7. Diferisifikasi makanan tahun 2007 8. Budidaya Lele tahun 2007 9. Forum wilayah Jabar 2008 Cianjur 1. Bantuan untuk sidang ditempat gratis
JUMLAH BANTUAN
10,000,000 10,000,000 30,000,000 9,800,000 16,000,000 44,000,000 10,000,000 178,000,000 20,000,000
SUMBER
BPMD Prop BPMD Prop Meneg PP Pemda krawang BPMD Prop BPMD Prop Meneg PP Pemda Karawang APBD
50
NO
JENIS KEGIATAN 2. 3. 4. 5.
Pembuatan Akte gratis untuk 108 orang, tahun 2007 untuk Program PEKKA tahun 2007 Modal untuk Usaha 20 item alat-alat produksi dan bahan baku krupuk wortel,
6. Pelatihan usaha GMP untuk 10 orang
III IV
V
VI VII
VIII
7. Pelatihan jamur tiram untuk 30 orang 8. Biaya Forwil tahun 2007 Sukabumi 1. Pelatihan Usaha oleh Bapenas(PND Sukabumi) 2. Modal Usaha, tahun 2006 3. Biaya Forwil tahun 2006 4. Biaya Forwil tahun 2007 5. Biaya Forwil tahun 2008 JAWA TENGAH SULAWESI TENGGARA Batalawa Bantuan untuk Program PEKKA MALUKU UTARA Tobelo 1. Bangunan Gedung 7 X 6 m, kelompok Horimaoi 2. Freezer, peralatan untuk pembuatan abon, ds. Gamsungi 3. Alat untuk pembuatan VCO (Mesin parut, peras kelapa, baskom) 4. Barang-barang pecah belah 5. Bantuan berupa uang untuk kelompok Pekka Galela Sumbangan kerambah ikan tawar/bibit Kao-Malifut Usaha LKM berupa bibit jagung, pupuk, obat hama KALIMANTAN BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Biaya pertemuan untuk pembangunan gedung LKM NUSA TENGGARA BARAT Gerung Mengelola dan mengakses Radio Komunitas
JUMLAH BANTUAN 50,000,000 10,000,000
gratis/ No register
SUMBER Pemda Cianjur Proponsi (belum turun)
50,000,000
Deperindag dan Dinkes PMD Kab. Pemda Cianjur
10,000,000 10,000,000 5,000,000 500,000
BPMD Propinsi BPMD Propinsi Bapenas sukabumi Bapenas sukabumi Bapenas sukabumi
8,750,000
Dana KPP
Disperindag Propinsi Disperindag Propinsi Disperindag Propinsi 6,000,000 40,000,000
UNDP BPMD Dinas Perikanan Dinas Pertanian
6,750,000
Pemberdayaan Masyarakat
Menkokesra
Pemberdayaan Pekka juga berkontribusi meningkatkan kemampuan kelompok Pekka untuk mampu mengembangkan proposal dan bernegosiasi dengan berbagai fihak dalam mengakses sumberdaya yang tersedia. Kontribusi penitng lainnya adalah peningkatan kemampuan kelompok Pekka untuk mengelola sumberdaya yang telah mereka akses secara efisien dan dapat dipertanggung jawabkan. x Peningkatan kesadaran kritis Salah satu hal penting dan mendesak untuk mencapai perubahan relasi kuasa yang ingin dicapai melalui pemberdayaan Pekka adalah dengan meningkatkan kesadaran kritis anggota kelompok Pekka terhadap keberadaan diri serta hak-hak mereka sebagai manusia. Kontribusi program ini adalah pada 51
peningkatan kemampuan Pekka baik secara individu maupun berkelompok mengartikulasikan berbagai keprihatinan mereka dengan didasari pengetahuan dan analisa yang memadai. Melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan anggota Pekka dikembangkan kemampuannya untuk memahami akar permasalahan yang dihadapi, berbagai elemen yang dapat membantu terselesaikannya persoalan tersebut serta dibekali dengan stratgei dan kemampuan tekhnis untuk melakukan tindakannya. Banyaknya kegiatan-kegiatan dialog yang dilakukan oleh Pekka dengan berbagai fihak merupakan bentuk-bentuk konkrit peningkatan kesadaran kritis Pekka. Yang paling menonjol misalnya kesadaran anggota Pekka untuk memanfaatkan keberadaan sistem hukum di Indonesia untuk menyelesaikan persoalan keluarga dan perkawinan yang mereka hadapi seperti perceraian, pernikahan, pengabaian dan anak. Penanganan kasus-kasus hukum keluarga yang mereka selesaikan merupakan salah satu indikator peningkatan kesadaran kritis yang dapat memperbaiki kualitas hidup Pekka. x Peningkatan partisipasi Pekka Terlibat secara aktif di arena publik merupakan salah satu indikator penting untuk melihat kontribusi positif pemberdayaan Pekka. Sebagai kelompok termiskin dalam masyarakat, pada awalnya anggotaanggota Pekka tidak pernah aktif di arena publik. Pelatihan-pelatihan yang diberikan termasuk pelatihan kepemimpinan merupakan bentuk upaya konkrit menambah kepercayaan diri dan keberanian anggota Pekka untuk berkiprah lebih luas di masyarakatnya. Pemimpin dan kader yang tumbuh dan berkembang dari kalangan Pekka merupakan bentuk konkrit kontribusi program ini pada upaya peningkatan partisipasi perempuan di arena publik. Tidak hanya sekedar aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di masyarakat, kader-kader Pekka sudah lebih jauh merambah ke arena politik praktis dengan menjadi caleg dan pemimpin desa. Selain itu, anggota Pekka juga di motivasi dan dilatih untuk aktif menjalankan hak-haknya sebagai warga negara termasuk menjadi pemilih dalam pemilu yang berlangsung diberbagia tingkatan. Kegiatan-kegiatan kolektif yang dilakukan seperti pemberian beasiswa bagi anak miskin, merupakan bentuk-bentuk konkrit partisipasi mereka untuk pengentasan kemiskinan. x Memiliki kontrol terhadap kehidupannya Kemandirian Pekka untuk mengambil keputusan secara mandiri baik menyangkut kehidupannya maupun anggota keluarga lainnya merupakan indikator yang dapat dipergunakan untuk melihat sejauh mana program ini telah berkontribusi meningkatan kontrol Pekka. Meksipun belum merata, program ini memberikan kontribusi yang cukup intensif dalam membantu anggota Pekka meningkatkan kontrol nya melalui rangkaian pelatihan dan kegiatan yang dilakukan di berbagia tingkatan. Proses pemberdayaan yang difokuskan juga untuk memperluas ruang gerak Pekka dilakukan dengan melakukan kegiatan tidak hanya di dalam wilayah Pekka berada namun juga melintas wilayah hingga tingkat nasional, menjadi arena latihan bagi Pekka untuk merencanakan kehidupan dan mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Secara kolektif, Pekka mencoba memiliki kontrol terhadap proses pengelolaaan sumberdaya yang ada di wilayahnya serta proses-proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib masyarakat umum. Secara bertahap, kelompo Pekka telah mulia merintis jalur-jalur komunikasi dan informasi terkait sistem sosial politik dan kepemimpinan di wilayah mereka masing-masing. Kekuatan kolektif yang terbangun 52
di lebih dari 425 organisasi Pekka di tingkat basis merupakan bagian dari memperkuat kontrol masyarakat terhadap sistem yang berkembang. 2. Tantangan pengembangan dan pelajaran berharga. Kompleksitas kehidupan sosial kemasyarakat menyebabkan proses pemberdayaan Pekka menghadapi banyak tantangan yang dalam beberapa kasus menjadi faktor kegagalan pengembangan kelompokkelompok Pekka. Tantangan ini dapat dilihat dengan kerangka relasi kekuasaan yang menjadi arena kerja pemberdayaan Pekka selama ini. x Aksi afirmasi dan ekslusivisme kelompok Tidak dapat dihindari pada perjalanan dan perkembangannya, kelompok-kelompok Pekka yang dikembangkan khusus dengan sumberdaya khusus menjadi kelompok eksklusif di dalam masyarakatnya. Sebagian masyarakat lain melihat ini secara positif namun sebagian lainnya melihat dengan sudut pandang rasa cemburu sosial. Hal ini terjadi karena apa yang dilakukan di Pekka tidak paralel dengan upaya lain yang harusnya juga dilakukan di tengah masyarakat lainnya. Keterbatasan sumberdaya dan kapasitas menyebabkan program ini tidak dpaat berkontribusi lebih pada masyarakat lainnya. Membangun sinergi dengan fihak lain untuk ikut berkontribusi pada proses pemberdayaan masyarakt secara lebih luas diperkirakan dapat mengatasi persoalan ini. x Kaderisasi dan tantangan elitisme kader Melatih dan mengembangkan kader secara intensif merupakan rintisan upaya kemandirian kelompok dimasa mendatang. Diharapkan kader terlatih akan dapat meneruskan kepemimpinan lokal sehingga keberadaan pendamping dapat secara perlahan dikurangi intensitasnya. Dalam beberapa kasus, kader berkembang pesat meninggalkan kawan-kawannya baik dari segi pengalaman maupun pengetahuna. Sebagia akibatnya beberapa kader menjadi elitis dan menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan misalnya dengan memanfaatkan sumberdaya untuk kepentingan pribadinya. Selain itu, kader-kader ini mengatasnamakan anggota kelompoknya untuk mengambil keputusan yang merugikan kelompok dan menguntungkan kader secara individu. Oleh karena itu perlu untuk melatih sebanyak mungkin kader dan menjembatani kesenjangan pengetahuan kader dengan anggota dneagn menggelar sebanyak mungkin pelatihan dan lokakarya serta diskusi di tingkat kelompok. Selain itu, muatan pelatihan untuk kader harus pula diisi dengan penekanan pada nilai-nilai kesetaraan dengan anggota lainnya. Tantangan lainnya adalah kader yang telah berkembang di manfaatkan oleh lembaga lain dan program lain sehingga kader menjadi sibuk dan tidak mampu lagi membagi waktunya dengan baik. Di era perkembangan politik saat ini, beberapa kader Pekka juga diminta oleh partai-partai politik untuk bergabung guna memenuhi quota 30% caleg perempuan yang telah diundangkan. x Eksploitasi kelompok oleh fihak lain Kelompok-kelompok Pekka yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik, pada akhirnya menjadi sasaran banyak program pembangunan yang dijalankan di daerah-daerah. Tentu saja hal ini merupakan dampak positif dari pemebrdayaan ini. Namun demikian, kelompok-kelompok Pekka juga harus hati-hati dan kritis, karena ada kasus dimana kelompok dimanfaatkan nama dan datanya hanya untuk kepentingan lembaga tertentu. Sebuah kasus yang dihadapi Pekka terjadi dimana sebuah LSM lokal mendapatkan pendanaan proyek atas nama kelompok-kelompok Pekka. Padahal tidak satupun kelompok Pekka mendapatkan bantuan pendampingan dan pelatihan dari LSM tersebut. Hal seperti ini 53
tentu saja harus diantisipasi dengan membuka akses komunikasi Pekka dengan berbagai fihak sehingga mereka mendapatkan informasi yang benar tentang keberadaan kelompok. Selain itu, identitas kelompok harus pula diperkenalkan secara meluas agar tidak disalahgunakan oleh fihak yang ingin mengambil kepentingan dari keberadaan kelompok Pekka. x Pengelolaan dana bergulir BLM Dana bergulir yang diterima kelompok melalui mekanisme BLM merupakan aset yang terus berkembang di tingkat kelompok. Pemahaman keliru selama ini bahwa dana tersebut menjadi milik kelompok merupakan tantangan yang harus dihadapi pendamping dalam menggulirkan dana ke kelompok masyarakat lainnya yang juga berhak. Sebagian kelompok menganggap dana bergulir melalui BLM ini adalah dana hibah yang menjadi milik. Hal ini merupakan warisan dari pendekatan pembangunan selama ini yang memberikan bantuan tanpa mekanisme yang memadai untuk memantau perguliran dan pengelolaannya. Sebaagi akibatnya, ada juga kasus dimana kelompok tidak mau menggulirkan dana tersebut untuk kelompok lainnya padahal mereka sudah merasa mandiri dan modal swadaya mereka sudah pula berkembang. Selain persoalan tersebut, keberadaan dana yang cukup besar di tingkat kelompok membutuhkan kecermatan dan monitoring yang ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan dana tersebut untuk kepentingan pribadi-pribadi yang tidak berhak. Pengurus kelompok yang mempunyai akses dan kontrol penuh terhadap dana bergulir ini, akan menghadapi godaan yang cukup besar. Jika sistem akuntabilitas melalui rapat tahunan tidak dibangun dengan baik dan transparan, maka kemungkinan penyalahgunaan dana oleh pengurus juga akan besar. x Keberlanjutan kelompok menjadi gerakan Kelompok-kelompok Pekka yang telah terbentuk merupakan kekuatan kolektif masyarakat untuk membuat perubahan sosial yang lebih mendasar. Hal ini tentu sjaa tidak serta merta dapat terjadi. Terlebih lagi dalam pendekatan proyek yang mempergunakan kegiatan ekonomi sebagai pintu masuk seperti yang dilakukan oleh Pekka, tantangan mengembangkannya menjadi gerakan sosial makna lebih besar. Pengalaman menunjukkan bahwa selama ini kelompok-kelompok masyarakat miskin cukup puas ketika kegiatan simpan pinjam mereka berkembang dengan baik dan mereka memiliki akses terhadap permodalan. Padahal pengembangan kegiatan simpan pinjam dan pengadaan dana bergulir harusnya menjadi alat untuk mereka menggali lebih jauh akar persoalan kemiskinan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, mengintegrasikan berbagai fokus tematik dalam proses pemberdayaan menjadi penting. Misalnya dengan memberikan pula pengetahuan dan wawasan tentang hukum, politik, sosial dan budaya. Selain itu terus menerus menyadarkan anggoat kelompok bahwa perjalanan mereka meraih kemenangan dalam kehidupaan masih terus berlanjut meskipun mereka telah berhasil dalam simpan pinjamnya. Selain itu, kelompok juga harus difasilitais untuk keluar dari area kenyamanan mereka berdaa di lingkungan eksklusif di kalangan mereka saja dengan masuk dalam arus utama sistem sosial kemasyarakatan dimana mereka menjadi elemen yang setara dengan elemen masyarakat lainnya.
54
VIII.
PENUTUP
Meskipun mempergunakan sumber pendanaan dalam kerangka proyek pembangunan, sejak awal Pemebrdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), bukan sebuah upaya pembangunan konvensional yang umumnya menerapkan bebrgai asumsi-asumsi konvensional pula. Beberapa asumsi yang tidka dapat dipakai dalam melihat perkembangan Pekka antara lain: x Anggapan bahwa proses kehidupan sosial kemasyarakatan bersifat logik sehingga semua persoalan dapat diselesaikan oleh orang-orang pintar atau tenaga ahli yang diterjunkan di satu wilayah tertentu x Anggapan bahwa perubahan sosial bersifat linier, ada sebab dan akibat, bisa diprediksi dan dikontrol x Anggapan bahwa perubahan bisa dilakukan oleh satu intervensi dan satu pelaku pembangunan saja misalnya melalui program ini semua persoalan sosial kemasyarakat dapat dijawab dengan baik x Anggapan bahwa keberhasilan dapat dilihat hanya dari data dan informasi kuantitatif tanpa mempertimbangkan perubahan nilai-nilai kehidupan yang menjadi tantangan dalam upaya ini. Sebaliknya, dalam pengembangannya, Pekka sepenuhnya menerapkan pendekatan pemberdayaan dengan mengedepankan kondisi real dan aktual yang pasti harus dihadapi dalam setiap intervensi yang dilakukan. Beberapa hal yang mendasari pemikiran dalam mengembangkan strategi dan kegaitan pemberdayaan Pekka antara lain: x Dimensi yang dihadapi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan bersifat politis sehingga, perubahan yang ingin dilakukan pada dasarnya adalah transformasi relasi kekuasaan yang berlaku agar menjadi lebih egaliter. x Perubahan bersifat sangat kompleks dan multidimensional, oleh karena itu tidak ada satu pendekatan yang akan menjawab seluruh persoalan. Oleh karenanya bentuk kegiatan harus generik dan bergerak sesuai perkembangan dan kebutuhan kelompok Pekka. x Sebagai akibatnya perubahan yang ingin dicapai merupakan hasil dari banyak upaya, pelaku dan berbagai macam kondisi, dan apa yang kita lakukan merupakan kontribusi dari seluruh proses itu. x Oleh karenanya, di Pekka evaluasi keberhasilan lebih menonjolkan pembelajaran yang dapat diambil tentang apa yang baik dan apa yang tidak bisa dilakukan, untuk kemudian memperbaiki proses selanjutnya. Rangkaian pembelajaran Pekka diharapkan dapat menjadi referensi dalam upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin dan rentan lainnya.
55