PT. IMT Mitra Solusi
WORKING GROUP LICENSING Working Paper Licensing di Era Konvergensi
oleh : Tim Working Group Licensing Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Denpasar, 13 Oktober 2011 PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
1
PT. IMT Mitra Solusi
DAFTAR ISI DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2 ANGGOTA STUDY GROUP ............................................................................................... 3 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. 4 DAFTAR TABEL ................................................................................................................. 5 BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 6
1.1
Latar Belakang ................................................................................. 6
1.2
Ruang Lingkup bahasan ................................................................... 9
1.3
Sistematika pembahasan .................................................................. 9
Bab 2. Industri Telekomunikasi di Indonesia .................................................................... 11
2.1.
Regulasi saat ini ............................................................................. 11
2.2.
Potret industri ICT indonesia ......................................................... 13
2.3.
Licensing saat ini............................................................................ 16
2.4.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)....................... 19
2.5.
Industri ICT indonesia di masa mendatang .................................... 22
2.6.
Antisipasi munculnya jenis jasa layanan baru ............................... 22
Bab 3. Benchmark di negara lain ...................................................................................... 24
3.1.
Singapura ....................................................................................... 24
3.2.
Malaysia ......................................................................................... 28
Bab 4. Formulasi Licensing di masa mendatang .............................................................. 31
4.1.
Analisa Pros dan Cons ................................................................... 32
4.2.
Categorize and Type of licensing ................................................... 34
4.3.
Mapping Lisensi Eksisting ke Usulan Lisensi di era Konvergensi 36
4.4.
Authority dan Pesyaratan dan ketentuan dalam Pengajuan Perizinan......................................................................................... 36
4.5.
Migration Strategy ......................................................................... 38
4.6.
Resources : Keterkaitan dengan scarce resources .......................... 39
4.7.
Merger dan Acquisitions ................................................................ 40
4.8.
Dimensioning dari perizinan .......................................................... 41
4.9.
Daftar Negatif Investasi di sektor Telematika ............................... 41
4.10. Global Services adoption termasuk Blackberry Services, Skype, Cloud Computing ........................................................................... 42
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
2
PT. IMT Mitra Solusi
ANGGOTA STUDY GROUP
Ketua : Prof. Dr. Kalamullah Ramli Wakil Ketua : Benyamin Sura Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Koesmarihati’ Rohyani Gofar Antonius AB Yusra Oktaviana Margi Subayo Rudi Purwanto Budi Haryono Soewito SM Tri Hendra Susanto Johni F. Silalahi Willy Sabry Anthonius Malau Ferdinendus Setu Erwin Pardamean Nanang Suryana Gustommy Bisono Anang Latief Syaharuddin Novarita Fitria Ahmad Damanhuri Daniswara Pandina Kristin T Rosa Asdhi Yanuar Ronny Malik Jamaluddin Puput P Hidayat Nies Purwati Benny Herlambang Sonny Sasongko Anang Agung Gede Mayun Widi Amanasto Fenny Linting
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
3
PT. IMT Mitra Solusi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11.
Struktur bisnis Telekomunikasi di Indonesia ............................... 11 Konvergensi Perundang-undangan ............................................... 13 Mekanisme pengajuan Lisensi dengan metode Evaluasi dan Seleksi ....................................................................................................... 19 Tingkat Pengaturan Regulasi di Malaysia. .................................... 29 Dampak Perubahan Regulasi terhadap Licensing ......................... 32 Proses Aplikasi Lisensi dan Registrasi dan Authoritynya. ............ 37 Strategi Migrasi Lisensi Penyelenggaraan .................................... 39 Overview Formulasi kebijakan Merger dan Akuisisi .................... 40 Dimensioning Perizinan Penyelenggaraan .................................... 41 Daftar Negatif Investasi di Sektor Telematika. ............................. 42 Pemetaan Jenis Penyelanggaraan pada Struktur Penyelanggaraan dan Klasifikasi Perizinannya di masa mendatang ......................... 44
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
4
PT. IMT Mitra Solusi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20.
Perubahan paradigma pada industri ICT ....................................... 12 Jumlah Penyelenggara Telekomunikasi di Indonesia 2008 - 2010 14 Perkembangan Pelanggan Jaringan Tetap Lokal 2006- 2010 ....... 15 Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler ....... 15 Perizinan Penyelenggaraan Jaringan ............................................. 16 Perizinan Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar dan Nilai Tambah 16 Perizinan Penyelenggaraan Jasa Multimedia ................................ 17 Sasaran Pembangunan TIK 2010-2014 ......................................... 20 Kebijakan , Regulasi, Perijinan untuk meningkatkan Kuantitas dan Layanan Telekomunikasi............................................................... 21 Layanan Akses TIK di Wilayah Non-Komersial ......................... 21 Kerangka Lisensi di beberapa negara ............................................ 24 Jenis Lisensi dan Licensi fee di Singapura .................................... 25 Jenis Penyelenggaran pada Lisensi FBO dan SBO di Singapura .. 27 lisensi dan jenis lisensi di Malaysia............................................... 28 Kategori Lisenssi di Malaysia ....................................................... 30 Analisa Pros dan Cons Jenis Lisensi Penyelenggaraan Telekomunikasi di Singapura dan Malaysia.................................. 33 Contoh Jenis Penyelenggara berdasarkan Penyelenggara dan Kategori Perizinannya. .................................................................. 35 Mapping jenis penyelenggaraan saat ini pada Jenis Penyelenggaraan yang diusulkan di masa mendatang................... 36 Persyaratan dan Ketentuan dalam Pengajuan Perizinan berdasarkan Jenisnya. ........................................................................................ 38 Alokasi Sumberdaya Alam yang terbatas pada Kondisi Eksisting dan di Masa Mendatang................................................................. 39 Pemetaan Jasa Layanan Global dalam Usulan Penyelenggaraan di era Konvergensi ............................................................................. 43
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
5
PT. IMT Mitra Solusi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Globalisasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai konvergensi telematika di tingkat nasional sehingga pembangunan telematika dapat dilakukan secara efektif, efisien, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna terciptanya kesejahteraan rakyat. pengaruh perkembangan telematika di era konvergensi yang demikian pesat telah mengakibatkan perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan dan cara pandang terhadap telematika yang secara langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. penyelenggaraan telematika juga berperan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memperlancar kegiatan masyarakat, mendukung terciptanya tujuan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta meningkatkan hubungan antar bangsa. penyelenggaraan telematika mempunyai arti strategis guna mempercepat peningkatan daya saing nasional yang berkelanjutan, membangun karakter dan budaya yang memperkuat jati diri bangsa dan memperkuat ketahanan informasi nasional. Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, begitu banyak perubahan mendasar terkait dengan telematika. Telematika telah berperan penting dalam pembangunan bangsa. Namun yang perlu dikedepankan disini adalah bahwa tersebarluasnya pemanfaatan telematika itu sendiri bukanlah tujuan akhir, sebab telematika tetaplah sebagai alat agar masyarakat Indonesia sejahtera. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi di suatu negara sedikit banyak dipengaruhi oleh infrastruktur telematika. Dengan pengembangan terkini web 2.0 yang berbasis jejaring sosial, yang nantinya juga akan ada pengembangan-pengembangan baru, tentu peran telematika dalam mensejahterakan masyarakat juga akan meningkat. Tekanan atau dorongan untuk mewujudkan perubahan paradigma telematika dari vital dan strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak menjadi komoditas yang dapat diperdagangkan semakin besar melalui forum-forum regional dan internasional dalam bentuk tekanan untuk pembukaan pasar (open market). Di sisi lain penguasaan oleh negara terhadap telematika tetap harus dipertahankan karena telematika berkaitan erat dengan namun tidak terbatas pada pemanfaatan frekuensi radio, penomoran, slot orbit satelit yang merupakan sumber daya alam terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Telematika merupakan salah satu infrastruktur penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mendukung peningkatan perekonomian, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan keamanan nasional serta hubungan antarbangsa. Karenanya, telematika perlu ditingkatkan ketersediaannya baik dari segi aksesibilitas, densitas, mutu dan layanannya, sehingga dapat menjangkau seluruh wilayah di tanah air dan dapat dinikmati oleh seluruh PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
6
PT. IMT Mitra Solusi
lapisan masyarakat. Mengingat bahwa untuk mewujudkan itu semua diperlukan investasi yang sangat besar, namun di sisi lain kemampuan penyediaan dana pemerintah pusat untuk pembangunan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi masih sangat terbatas, peran serta swasta (termasuk Pemerintah Daerah) dalam pembangunan dan penyelenggaraan telekomunikasi perlu ditingkatkan. Pembangunan dan penyediaan jaringan dan jasa telekomunikasi di daerah terpencil, perbatasan dan daerah-daerah yang secara ekonomis tidak menguntungkan tetap harus mendapat perhatian dari Pemerintah dan perlu ditingkatkan. Perkembangan telekomunikasi bergerak dan internet yang berbasis IP (Internet protocol) yang demikian cepat, akibat kemajuan teknologi komputer dan jaringannya yang luar biasa di tahun 2000-an, mendorong terjadinya integrasi jaringan yang disebut dengan ”next generation network” (NGN) yang memiliki kemampuan menghubungkan semua jenis layanan dengan kecepatan tinggi dan kapasitas besar menyebabkan perubahan besar tatanan industri telekomunikasi, internet dan bahkan penyiaran. Di belahan lain, digitalisasi transmisi penyiaran, mengakibatkan saluran yang semula hanya untuk menyalurkan konten data dan penyiaran yang terpisah, berubah menjadi dapat menyalurkan suara, teks dan data melalui jaringan tetap maupun bergerak. Perkembangan teknologi yang demikian cepat tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan alih teknologi dan riset dari industri dalam negeri. Industri telekomunikasi dalam negeri sejak dekade 80-an dalam keadaan mandek (stagnan), sehingga ketergantungan terhadap pihak luar sangat besar. Indonesia hanya menjadi negara pemakai dan pembeli produk-produk luar negeri. Perkembangan teknologi yang demikian pesat juga telah melahirkan konvergensi jasa-jasa baru yang tidak hanya terbatas pada lingkup telekomunikasi akan tetapi telah meluas kepada ke arah media (penyiaran) dan informatika yang di Indonesia disingkat dengan Telematika. Jasa siaran radio dan televisi tidak lagi menjadi domain penyelenggara atau lembaga penyiaran, akan tetapi telah dapat disediakan oleh pelanggan jasa telekomunikasi melalui jaringan yang ada dan di akses menggunakan perangkat (terminal) telekomunikasi. Perkembangan telematika menuntut adanya penyatuan peraturan dan kebijakan antara lain dengan adanya indikasi untuk mengharmonisasikan atau bahkan tidak memisahkan aturan/undang-undang mengenai telekomunikasi dan penyiaran. Dorongan untuk pembukaan pasar (open market) merubah tatanan penyelenggaraan kegiatan di bidang telematika dari monopoli menjadi kompetisi. Perubahan tersebut harus disikapi dengan bijak dan perlu dukungan infrastruktur yang tepat. Peran regulator yang ”independen”, bebas dari kepentingan pihak manapun kecuali negara dan masyarakat, kredibel dan berkewenangan agar mampu berperan sebagai regulator dan wasit yang baik sangat diperlukan. Penyelenggaraan kegiatan di bidang telematika di era kompetisi harus adil, fair, dan ”equal level playing field” (kesetaraan di pasar) serta transparan. Ketentuan PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
7
PT. IMT Mitra Solusi
mengenai kompetisi harus dipatuhi oleh seluruh penyelenggara. Penyimpangan terhadap aturan main kompetisi harus dikenakan sanksi yang tegas dan membuat jera pelakunya. Sehingga perlu adanya sanksi mengenai pelanggaran yang lebih tegas dan dapat diimplementasikan. Pengembangan dan pemanfaatan telematika dalam implementasinya sulit untuk berjalan sendiri-sendiri, apakah itu di tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, industri, perguruan tinggi, serta masyarakat. Karena itu, perlu dibangun ekosistem yang melibatkan semua pemangku kepentingan sehingga ada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, industri, perguruan tinggi, serta masyarakat. Dengan ekosistem yang memadai, maka dimungkinkan seluruh komponen bangsa dapat bahu-membahu untuk mengembangkan dan memanfaatkan telematika secara lebih optimal, dan Indonesia tidak lagi sekadar menjadi pasar bagi produk-produk asing karena ekosistem juga akan mampu menjawab tantangan pengembangan produk dalam negeri secara lebih luas, siapnya sumber daya manusia serta layanan dan aplikasi yang dikembangkan oleh putra-putri bangsa sendiri, yang muaranya mampu menggerakan ekonomi secara keseluruhan dan memperkuat daya saing bangsa. Terjadi perubahan paradigma hubungan konsumen yang memanfaatkan telematika dengan penyedia layanan. Hubungan yang tadinya menjadinya konsumen layaknya obyek, kini saatnya menjadikan konsumen sebagai subyek. Untuk itu, para penyedia layanan yang terkait telematika dengan mulai saat ini perlu mengedepankan pemberian layanan yang berkualitas dan aman bagi konsumennya. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuan bernegara sebagaimana tertuang pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Tujuan dari bernegara sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah “membentuk suatu pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.” Upaya untuk mencapai tujuan bernegara dimaksud di atas memiliki keterkaitan yang utama dengan Pasal 33 UUD 1945. Amanat konstitusi yang dimaksud dari Pasal 33 UUD 1945 adalah perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan; cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; dan bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Negara dalam mengembangkan sumber-sumber kekayaan alam dapat melibatkan orang perorangan atau usaha swasta untuk dapat memanfaatkan seluas-luasnya, namun tetap dalam pengawasan dan pengendalian pemerintah. Pada akhirnya potensi kekayaan alam dikembangan dengan cara yang dapat PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
8
PT. IMT Mitra Solusi
memberikan imbalan yang layak bagi yang mengusahakan, sesuai dengan pengorbanan dan risiko yang diambilnya, tetapi juga tetap adanya jaminan bahwa hasil akhir adalah kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi rakyat. Pembangunan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang telematika di samping memiliki arti penting dan strategis, juga sebagai salah satu faktor yang dapat menunjang dan mendorong kegiatan perekonomian, memantapkan pertahanan keamanan, mencerdaskan kehidupan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintahan, dengan terciptanya Pemerintahan yang efektif, efisien, bersih dan menerapkan good governance, serta meningkatkan hubungan antar bangsa, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan memantapkan ketahanan Nasional. Penyelenggaraan kegiatan di bidang telematika mempunyai kaitan yang sangat erat dengan ruang angkasa dimana terdapat unsur spektrum frekuensi radio dan orbit satelit yang merupakan sumber daya terbatas. Penyelenggaraan kegiatan di bidang telematika yang memanfaatan sumber daya yang terbatas perlu diatur oleh Negara. Pengaruh perkembangan telematika di era konvergensi yang demikian pesat telah mengakibatkan perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan dan cara pandang terhadap telematika yang secara langsung telah memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. Begitu juga dengan globalisasi yang telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai konvergensi telematika di tingkat nasional sehingga pembangunan telematika dapat dilakukan secara efektif, efisien, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna terciptanya kesejahteraan rakyat. 1.2
Ruang Lingkup bahasan
Dalam melakukan kegiatan study group lisensi ada beberapa ruang lingkup kegaitan yaitu sebagai berikut : 1. Memetakan lisensi penyelenggaraan telekomunikasi eksisting 2. Melakukan Benchmarking Lisensi dari negara lain 3. Memformulasikan Lisensi Penyelenggaraan di masa mendatang 4. Menangsisipasi Permasalahan-permasalahan yang muncul selama masa transisi 1.3
Sistematika pembahasan
Dalam melakukan penulisan Working paper untuk study Group Lisensi ini disusun berdasarkan : 1. Kerangka ruang lingkup pembahasan 2. Hasil-hasil yang diperoleh sampai dengan Pleno III di Medan PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
9
PT. IMT Mitra Solusi
3. Ketentuan Lisensi Eksisting yang mengacu pada UU No 36 tahun 1999 dan aturan-aturan di bawahnya 4. Pokok pikiran yang terkait dengan Lisensi yang tertera pada Rancangan Undang-undang Konvergensi (www.postel.go.id) 5. Hasil Benchmarking Pada penulisan dalam working paper ini dijelaskan dalam 4 bab yaitu : Bab 1 Pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya study group Lisensi, ruang lingkup bahasan dan sistematika pembahasan. Bab 2 Industri Telekomunikasi di Indonesia, yang akan menjelaskan mengenai Regulasi saat ini, Licensing pada saat ini, RPJM, Industry ICT di masa mendatang, dan antisipasi munculnya jenis jasa layanan baru. Bab 3 Benchmarking yang akan menjelaskan kondisi di Singapura dan Malaysia Bab 4 Formulasi Licensing di Masa mendatang, yang akan menjelaskan Acuan RUU Konvergensi, Analisa Pros dan Cons, Kategorisasi dan Jenis Licensing, Mapping lisensi eksisting, Authority, Strategi Migrasi, Scare resources, Merger dan Acquisition, Relasi antara kategori perizinan dan perizinan, Dimensioning dari Perizinan, Daftar Negatif Investasi, Global services adoption
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
10
PT. IMT Mitra Solusi
Bab 2. Industri Telekomunikasi di Indonesia 2.1.
Regulasi saat ini
Secara regulasi, yaitu berdasarkan UU No. 36 tahun 1999 serta aturan dibawahnya, kebijakan bisnis telekomunikasi di Indonesia mengarah dari monopoli menjadi kompetisi. Ini tentunya akan menciptakan bisnis telekomunikasi menjadi liberal, dimana kompetisi dibuka disemua sektor penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi. Hal ini akan menjadi peluang bagi operator-operator baru yang ingin bermain dalam bisnis telekomunikasi. Dalam rangka merealisasikan kebijakan tersebut, pemerintah melakukan beberapa langkah antara lain dengan mempercepat hak eksklusivitas Telkom dan Indosat dari tahun 2010 menjadi tahun 2004, sehingga persaingan terbuka bisa dimulai pada tahun 2005. Secara regulasi, struktur bisnis telekomunikasi di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut : PENYELENGGARAAN
SEGMEN
STRUKTUR LOKAL
SIRKIT PAKET
TETAP
JARAK JAUH
PERSAINGAN ( EKSKLUSIVITAS)
INTERNASIONAL
T E L E K O M U N I K A S I
TERTUTUP
JARINGAN
PERSAINGAN
HINGGA 2004
SEJAK 2005
TELKOM - ISAT
TERBUKA
TERBUKA TELKOM - ISAT
TERBUKA
TELKOM - ISAT
TERBUKA
PERIZINAN SELEKSI
TERBUKA
SELEKSI
TERBUKA
SELEKSI
TERESTRIAL BERGERAK
SELULER
PERSAINGAN
SATELIT
JASA
TELSUS
TELEPONI DASAR
•TELEPON •TELEXS •TELEGRAP •FAKSIMILI
NILAI TAMBAH TELEPONI
•PANGGILAN PREMIUM •KARTU PANGGIL •TELEPON MAYA •RTUU •STORE & FORWARD •CALL CENTRE
PERSAINGAN
TERBUKA
EVALUASI
MULTIMEDIA
•TELEVISI BERBAYAR •ISP •NAP •INTERNET TELEPONI •WAP •DLL
PERSAINGAN
TERBUKA
EVALUASI
KEPERLUAN SENDIRI
•AMATIR RADIO •PEMERINTAH •DINAS KHUSUS •BADAN HUKUM
TERTUTUP
-
EVALUASI
PENYIARAN
•RADIO SIARAN •TELEVISI SIARAN
PERSAINGAN
TERBUKA
SELEKSI
TERTUTUP
-
-
HANKAM
Gambar 1.
•TNI •POLRI
PERSAINGAN (EKSKLUSIVITAS)
TELKOM & ISAT
TERBUKA
SELEKSI
Struktur bisnis Telekomunikasi di Indonesia 1
Pada saat ini sebagai akibat adanya perkemabngan teknologi di bidang ICT yang mensupport teknologi jaringan yang dibandung oleh para operator, serta adanya perubahan perilaku pelanggan serta peruabahan lingkungan membawa dampak 1
Sumber : Ditjen Postel PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
11
PT. IMT Mitra Solusi
adanya perubahan paradigma di bidang industri telekomunikasi yang akan mengakibatkan perubahan regulasi dibindang telekomunikasi serta dorongan untuk merubah atau mengganti jaringannya dalam jangka waktu tertentu selama masa transisi. Perubahan paradigma di atas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.
Perubahan paradigma pada industri ICT Current Paradigm
Future Paradigm
Market
Limited Competition
Full Competition
Regulation
Tight and Partial
Light touch and integrated
Infrastructure
Telecomunication
Information
Industry Structure
Vertical
Horizontal
Information Delivery
Separated format for Voice, Data, Text, and Image
Multimedia format
Information access
Hybrid Analog and Digital
Fully Digital
Major Infrastructure
Circuit-Switched
Packet-Switched (IP Based)
Access Network Bandwith
Narrowband channel
Broadband Channel
Tariff scheme
Time and distance based
Volume Based (byte)
Industrial Based
Industrial Economy
Knowledge based Economy
Terminal
Dedicated with service
Integrated
(convergence)
Pada tahun 2008 gejala yang terjadi pada bisnis di sektor telekomunikasi adalah adanya konvergensi pada bidang telekomunikasi, komunikasi data dan penyiaran yang berdampak pada tuntutan konvergensi pada undang-undang yang terkait yaitu undang-undang Telekomunikasi, Transaksi Elektronik dan Undang-undang Penyiaran.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
12
PT. IMT Mitra Solusi
Gambar 2.
Konvergensi Perundang-undangan
Konvergensi dari ke tiga sektor di atas sudah kita jumpai pada industri ICT di Indonesia, diantaranya adalah IP TV, Internet access dengan Mobile phone and etc 2.2.
Potret industri ICT indonesia
Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin berkembang pesatnya industri teknologi informasi.Jangkauan telepon seluler sudah mencapai seluruh propinsi di Indonesia dan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia. Penyelenggara jasa telekomunikasi juga semakin banyak dengan semakin banyaknya jenis jasa telekomunikasi yang disediakan dari mulai telepon tetap, telepon bergerak, wireless telepon dan sebagainya.Pertumbuhan pengguna jasa telekomunikasi dan pelanggan telepon khususnya untuk telepon bergerak juga semakin tinggi. Peran industri telekomunikasi dalam kehidupan masyarakat maupun perekonomian nasional.Pertumbuhan sektor jasa telekomunikasi merupakan yang tertinggi dalam perekonomian nasional dibanding sektor‐sektor lainnya.Kelompok transportasi dan komunikasi juga kini menjadi salah satu kelompok kebutuhan pokok yang digunakan dalam penghitungan inflasi.Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat tidak dapat dipungkiri telah memberikan perubahan yang sangat mendasar dalam pengelolaan aktifitas bisnis.Jarak dan batas teritorial suatu negara tidak menjadi hambatan lagi dengan adanya teknologi telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi di Indonesia telah menyediakan produk berupa jasa – jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional.Jasa – jasa PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
13
PT. IMT Mitra Solusi
telekomunikasi yang ditawarkan meliputi sambungan tetap dan bergerak, komunikasi data dan sewa sambungan, dan berbagai jasa bernilai tambah. Tabel 2.
Jumlah Penyelenggara Telekomunikasi di Indonesia 2008 - 2010 2
Perkembagan jumlah pelanggan jaringan tetap lokal sampai dengan posisi tahun 2010, dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah.
2
Sumber : http://www.postel.go.id/webupdate/dastik/ (Data Statistik Bidang Postel 2010) PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
14
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 3.
Perkembangan Pelanggan Jaringan Tetap Lokal 2006- 2010 3
Tabel 4.
Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler 4
3
Sumber : http://www.postel.go.id/webupdate/dastik/ (Data Statistik Bidang Postel 2010) Sumber : http://www.postel.go.id/webupdate/dastik/ (Data Statistik Bidang Postel 2010) PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif
4
Interkoneksi NGN
15
PT. IMT Mitra Solusi
Pertumbuhan pertelekomunikasian di Indonesia sangat pesat, hal ini dapat dilihat bahwa di Indonesia terdapat 12 operator antara lain: Telkomsel, Excelcom, Indosat, HCPT, Natrindo, Bakrie telecom, Smart telecom, Mobile-8, BBT, Telkom, PSN dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. 2.3.
Licensing saat ini
Secara umum Struktur & Mekanisme Perizinan Penyelenggaraan Jaringan & Jasa Telekomunikasi yang diatur Kominfo saat ini, dikelompokkan sebagai berikut : Tabel 5.
Perizinan Penyelenggaraan Jaringan
Penyelenggaraan Jaringan A.
B.
Mekanisme Perizinan
Jaringan Tetap dibedakan : - Jaringan Tetap Lokal
SELEKSI
- Jaringan Tetap SLJJ
SELEKSI
- Jaringan Tetap SLI
SELEKSI
- Jaringan Tetap Tertutup
EVALUASI
Jaringan Bergerak dibedakan : - Jaringan Bergerak Terestrial
Tahapan Izin Prinsip dan Izin Penyelenggaraan
- Jaringan Bergerak Seluler
Tahapan Izin Prinsip dan Izin Penyelenggaraan
- Jaringan Bergerak Satelit
Tahapan Izin Prinsip dan Izin Penyelenggaraan
Tabel 6.
Perizinan Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar dan Nilai Tambah
Penyelenggaraan Jasa A.
Penyelenggara Jasa Teleponi dasar
B.
Penyelenggaraan Jasa Nilai Tambah Teleponi
Mekanisme Perizinan Layanan dasar penyelenggaraan jaringan
- Panggilan Premium - Kartu Panggil - Nomor Telepon Maya (virtual private phone) - Rekaman telepon untuk umum
Pengajuan Izin Prinsip dengan Persyaratan
- Store and forward - Pusat layanan informasi (call centre). PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
16
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 7.
Perizinan Penyelenggaraan Jasa Multimedia
Penyelenggaraan Jasa C.
Mekanisme Perizinan
Penyelenggaraan Jasa Multimedia a. Jasa Televisi berbayar
EVALUASI
b. Jasa Akses internet (internet service provider)
EVALUASI
c. Jasa Interkoneksi internet (NAP)
EVALUASI
d. Jasa Internet teleponi untuk keperluan publik
EVALUASI
e. Jasa Sistem Komunikasi Data
EVALUASI
f. Jasa Wireless access protocol (WAP)
Tidak memerlukan Izin
g. Jasa Portal
Tidak memerlukan Izin
h. Jasa Small office home office (SOHO);
Tidak memerlukan Izin
i. Jasa Transaksi on line;
Tidak memerlukan Izin
f. Jasa Aplikasi packet switched selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, e, f, g, h, dan i.
Tidak memerlukan Izin
Mengacu pada PM Kominfo No.01 / 2010 pasal 4, Terdapat pengecualian terhadap ketentuan bahwa , Penyelenggara jaringan telekomunikasi yang memerlukann Alokasi Frekuensi Tertentu dan atau kode Akses Jaringan , jumlah penyelenggaraannya dibatasi dan tatacara perizinannya melalui proses seleksi . Hal ini berlaku sebaliknya (tidak dibatasi) dengan mekanisme perizinan melalui proses Evaluasi. SELEKSI 1. Untuk penyelenggaraan jaringan telekomunikasi yang memerlukan alokasi spektrum frekuensi tertentu dan atau memerlukan kode akses jaringan (Jartap Lokal, SLJJ, SLI dan Jaringan Bergerak Seluler) 2. Jumlah Penyelenggara dibatasi v Dirjen Postel membentuk Tim seleksi 3. Izin Prinsip diterbitkan kepada pemenang seleksi 4. Izin Prinsip berlaku selama-lamanya 3 (tiga) tahun, dapat diperpanjang 1 (satu) kali dengan masa berlaku selama-lamanya sampai dengan 1 (satu) tahun 5. Izin Penyelenggaraan diterbitkan setelah sarana dan prasarana yang dibangun oleh pemilik izin prinsip dinyatakan laik operasi
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
17
PT. IMT Mitra Solusi
6. Izin penyelenggaraan tidak berbatas waktu berlaku, tetapi setiap 5 (lima) tahun [dalam Modern Licensing yang baru 1 (satu) tahun] dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pemenuhan kewajiban pemilik izin. 7. Izin Prinsip dan Izin Penyelenggaraan untuk jenis penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan jasa teleponi dasar diterbitkan oleh Menteri. 8. Memasukkan Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen). 9. Memasukkan klausul denda terhadap keterlambatan pembangunan (KEPPRES No. 80/2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa) serta denda terhadap keterlambatan PNBP (UU No. 20/1997 tentang PNBP). EVALUASI 1. Untuk penyelenggaraan jaringan telekomunikasi yang tidak memerlukan alokasi spektrum frekuensi tertentu dan atau memerlukan kode akses jaringan (Jaringan Tetap Tertutup, Jaringan Bergerak Satelit, dan Jaringan Bergerak Terestrial). 2. Untuk peyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar. Untuk peyelenggaraan Jasa Nilai Tambah Teleponi dan Jasa Multimedia. Untuk peyelenggaraan Telekomunikasi Khusus. 3. Dirjen Postel membentuk tim evaluasi. 4. Izin Prinsip diterbitkan kepada pemohon yang memenuhi syarat. 5. Izin Prinsip berlaku selama-lamanya 1 (satu) tahun, dapat diperpanjang 1 (satu) kali dengan masa berlaku selama-lamanya sampai dengan 6 (enam) bulan. 6. Izin Penyelenggaraan diterbitkan setelah sarana dan prasarana yang dibangun oleh pemilik izin prinsip dinyatakan laik operasi. 7. Izin penyelenggaraan tidak berbatas waktu berlaku, tetapi setiap 5 (lima) tahun [dalam Modern Licensing yang baru 1 (satu) tahun] dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pemenuhan kewajiban pemilik izin. 8. Izin Prinsip dan Izin Penyelenggaraan untuk jenis penyelenggaraan jasa nilai tambah teleponi, jasa multimedia dan telekomunikasi khusus diterbitkan oleh Dirjen Postel. 9. Memasukkan Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen). 10. Memasukkan klausul denda terhadap keterlambatan pembangunan (KEPPRES No. 80/2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa) serta denda terhadap keterlambatan PNBP (UU No. 20/1997 tentang PNBP). Licensing Process Mechanism & Timeline dari penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi yang dilakukan melalui mekanisme ewaluasi dan seleksi dapat dijelaskan sebagai berikut : PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
18
PT. IMT Mitra Solusi
1. Jasa Teleponi Dasar (melalui Mekanisme Evaluasi) 2. Penyelenggaraan Jasa Nilai Tambah Teleponi dan Multimedia ( melalui Mekanisme Evaluasi) 3. Penyelenggaraan Jaringan Mekanisme Seleksi (dan pengecualian melalui Evaluasi PM 1 2010) Untuk lebih jelasnya mengenai mekanisme dari pengajuan perizinan, dapat dilihat seperti pada gambar berikut.
Evaluasi
Seleksi
Gambar 3. 2.4.
Mekanisme pengajuan Lisensi dengan metode Evaluasi dan Seleksi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Target pemerintah untuk merealisasikan pembangunan di sektor telematika di Indonesia cukup tinggi, meskipun pada saat ini ada kendala-kendala yang terkait dengan pembangunan jaringan backbone dan jaringan akses di daerah-daerah rural di seluruh wilayah Indonesia. Diharapkan dengan dibuat dan disusunnya ketentuan yang terkait dengan lisensi penyelenggaraan di masa mendatang akan mampu mendukung tercapainya realisasi pembangunan di sektor ICT di Indonesia. Target pemerintah secara detil dapat dilihat seperti pada tabel-tabel berikut.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
19
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 8.
•
Sasaran Pembangunan TIK 2010-2014
Target penetrasi 2014 : – Internet
:
50%
– Broadband
:
30%
– Siaran TV Digital
:
35%
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
20
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 9. no
Kebijakan , Regulasi, Perijinan untuk meningkatkan Kuantitas dan Layanan Telekomunikasi INDIKATOR
TARGET 2010
2014
1.
Jumlah regulasi teknis infrastuktur menuju era konvergensi
10 paket
87 paket
2.
% pencapaian terhadap kualitas penyelenggaraan telekomunikasi dan pemanfaatan aplikasi teknologi telekomunikasi, informasi dan komunikasi
60%
100%
3.
% pembahasan dan perbaikan materi RUU Multimedia (konvergensi Telematika) sebagai pengganti UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
20%
100%
4.
% pencapaian terhadap kepastian Hukum berdasarkan prinsip keadilan dan transparansi bagi pelaku industri telekomunikasi
60%
100%
5.
%penyusunan dan pembahasan ICT Fund dan optimalisasi pemanfaatan PNBP
100%
100
Tabel 10.
Layanan Akses TIK di Wilayah Non-Komersial
No
LAYANAN TIK
2010
2014
1
% Desa yang dilayani akses telekomunikas
100%
100%
2
% desa yang lilayani akses Internet
5%
80%
3
% ibukota provinsi yang terhubung dengan jaringan Serat Optik
10%
100%
4
% Ibukota kab/kota yang terhubung secara broadband
25%
75%
5
% Ibukota Provinsi yang memiliki Regional Internet Exchange
10%
100%
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
21
PT. IMT Mitra Solusi
6
% Ibukota Provinsi yang memiliki International Internet Exchange
10%
100%
7
Jumlah desa informasi yang dilengkapi radio komunitas
15 desa
500 desa
2.5.
Industri ICT indonesia di masa mendatang
Industri ICT di masa mendatang, akan mengalami perkembangan cukup pesat seiring dengan adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, peningkatan daya beli masyarakat, perkembangan teknologi, regulasi yang kondusif, peningkatan variasi jenis jasa layanan dari konsumen dan aspek lain yang terkait. Pada saat ini perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika sangat pesat dan mampu mengimbangi permintaan variasi kebutuhan masyarakat dari berbagai unsur seara baik. Keterbatasan-keterbatasan pada masa lalu untuk membangun jaringan akses di daerah-daerah, nantinya di masa mendatang akan bisa diatasi dengan menggunakan teknologi baru dengan menggunakan teknologi akses radio yang mampu menjangkau daerah-daerah dalam kategori daerah rural. Hadirnya teknologi baru tersebut, haruslah didukung oleh kesiapan regulasi agar supaya jika sudah diimplementasikan regulasi-regulasi yang diperlukan dapat mendukungnya. 2.6.
Antisipasi munculnya jenis jasa layanan baru
Sebagai akibat adanya implementasi teknologi baru pada jaringan telekomunikasi di masa mendatang, akan sangat dimungkinkan munculnya jasa layanan baru yang dimungkinkan akan melengkapi jenis jasa layanan yang sudah ada, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa mendatang. Beberapa Opportunity Jenis-jenis Lisensi di Era Konvergensi, diantaranya adalah ; 1. Penyedia Konten production house, User Generated Content (UGC), Provider Generated Content (PGC), digital marketing. 2. Penyedia Layanan Aplikasi layanan (voice, messaging, video), Hosting, ISP, content aggregator, Etransaction, E-government, Virtual Network Operator (VNO), Clearing house, E-commerce, Billing 3. Penyelenggara Layanan Jaringan Connectivity Network (Circuit Switched Core (MSC, MGW), Packet Switched Core (SGSN, GGSN), Evolved Packet Core (SGW, MME, PDN GW, PCRF)
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
22
PT. IMT Mitra Solusi
Access Network (PSTN, FWA, Mobile Access (2G, 3G, GSM), Satelit, VPN, WLAN, Broadband (Fixed Broadband, Wireless Broadband, Cellular Broadband), VSAT, Mux Broadcast Network support servers (Network management, Billing/accounting, Customer care), Backbone, backhaul 4. Penyelenggara Fasilitas Jaringan Stasiun bumi satelit, kabel serat optik broadband, jaringan dan sentral telekomunikasi, perangkat transmisi radiokomunikasi, BS komunikasi bererak dan perangkat serta menara transmisi penyiaran
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
23
PT. IMT Mitra Solusi
Bab 3. Benchmark di negara lain Kegiatan ini dilakukan untuk melihat regulasi yang terkait dengan licensing id negara lain yang sudah lebih dahulu telah memasuki di era konvergensi. Benchmarking akan dilakukan di 2 negara yaitu di Singapuran dan Malaysia. Sebagai gambaran global mengenai kategori lisensi dan jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Kerangka Lisensi di beberapa negara
Berdasarkan gambaran di atas, bisa dilihat kategori lisensi di negara-negara lain berbeda-beda, dan kondisi ini bisa kita pertimbangkan untuk menyusun regulasi yang terkait dengan lisensi di Indonesia di masa mendatang. 3.1.
Singapura
Di Singapore ketentuan dalam regulasi – Lisensi menjelaskan secara tegas beberapa aspek diantaranya adalah sebagai berikut : • • • • • •
Period of License Payment of License fee License is not Transferable Description of Ssytem and services License Application Proposal Performance Bond
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
24
PT. IMT Mitra Solusi
Sebagai gambaran mengenai item-item tersebut pada kategori Lisensi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11.
Jenis Lisensi dan Licensi fee di Singapura
FBO dan SBO di Singapore Description Of Facilities-Based Operations 1. Facilities-based operations refers to the deployment and/or operation of any form of telecommunication network, systems and/or facilities by any person for the purpose of providing telecommunication and/or broadcasting services outside of their own property boundaries to third parties, who may include PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
25
PT. IMT Mitra Solusi
other licensed telecommunication operators, business customers or the general public. 2. Telecommunication networks, systems and facilities include any telecommunication infrastructure for the carriage of telecommunication or broadcast traffic. The traffic can be cross-border or local in nature, and the network coverage can be nationwide or only confined to selected geographical areas in Singapore. These may include mobile communications systems (e.g. base stations, mobile switching centres) required to offer public mobile phone, paging, trunked radio or mobile data services; and fixed telecommunication systems (e.g. switches, optical fibre, cable ducts, submarine cables, frontier stations, international cable and satellite gateways) required to offer local and international voice, data and leased circuit services. 3. The range of telecommunication services to be provided over the licensees’ facilities can include backbone/wholesale bandwidth capacity and interconnection/access services to other licensed telecommunication operators, or other domestic and international services Description Of Facilities-Based Operations 1. Operators intending to lease telecommunication network elements (such as transmission capacity and switching services) from any Facilities-Based Operator (FBO) licensed by the IDA so as to provide their own telecommunication services, or to resell the telecommunication services of FBOs, to third parties; may apply to IDA for a Services-Based Operator (SBO) Licence. Operators who have deployed telecommunication network, systems and facilities within their own property boundaries, but wish to offer telecommunication services to third parties resident within their property boundaries, should also apply for an SBO licence 2. The SBO licences issued by IDA fall under two categories: the SBO (Individual) Licence category, where individual licensing is required for the stipulated types of operations and services; and the SBO (Class) Licence1 category, where interested parties will only be required to register with IDA before providing the stipulated types of services 3. SBO (Class) Licensees shall not collect money deposits and/or use prepaid cards as a means of collecting payment from their customers. SBO (Individual) Licensees who collect money deposits and/or issue prepaid cards for collection of payments from their customers are required to have a paid-up capital of at least S$100,000 at the point of licensing
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
26
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 12.
Jenis Penyelenggaran pada Lisensi FBO dan SBO di Singapura
FBO LICENCE GROUP
SBO (CLASS) LICENCE
SBO (INDIVIDUAL) LICENCE
1. FBO licence (terrestrial telecom system for national wide radio services) 2. Facilities-based operator licence (generic) 3. FBO Licence (public cellular mobile telephone services) 4. FBO Licence (public mobile data services) 5. FBO designated as public telecommunication licensee 6. FBO licence (public radio paging services) 7. FBO licence (terrestrial telecom network for broadcasting) 8. FBO Licence (public trunk radio services) 9. FBO licence (satellite uplink/downlink licence for broadcasting)
10. 11. 12. 13.
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Call-back / Call Re-origination Services Resale of Public radio pager services Rental of mobile phone/pager equipment Resale of IDD/STD calls from customer premises payphone Resale of Public switched message services Resale of Public switched data services Resale of Public switched integrated services digital network (ISDN) services Resale of Video/ Teleconferencing services Resale of Private automated branch exchange (PABX) Resale of Others Public Chain Payphones Services Internet-Based Voice and Data Services Others Store-and-Retrieve (S&R) Value-Added Network Services International Calling Card (ICC) Services Audiotex Services – Chatlines Audiotex Services - Games of chance Audiotex Services – Others Resale of Public switched telephone services Resale of Public cellular mobile telephone services
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53.
International Simple Resale (ISR) Backhaul Bandwidth Capacity Services Live Audiotex Services Prepaid Services - Call-back / Call Re-origination Services Prepaid Services - International Calling Card (ICC) Services Prepaid Services - Internet-Based Voice and Data Services Prepaid Services - Resale of Public Switched Telecommunication Services Prepaid Services - Store-and-Retrieve (S&R) Value-Added Network Services Global Mobile Personal Communications By Satellite (GMPCS) Services Other IP Telephony Services Resale of Leased Circuit Services Number Portability Centralised Database Services Voice and Data Services with Masking of Calling Line Identity Satellite Mobile Telephone or Data Services Mobile Communications on Aircraft Telex Services Public Internet Access Services Internet Exchange Services Virtual Private Network Services Managed Data Network Services Store-and-Forward (S&F) Value-Added Network Services Mobile Virtual Network Operation Bandwidth Capacity Exchange Operation
27
PT. IMT Mitra Solusi
3.2.
Malaysia
Jenis Lisensi di Malaysia yang mengacu pada CMA 1998 diformulasikan dengan mempertimbangkan dua aspek yaitu teknologi dan service yang netral. Ketentuan dalam lisensi memperbolehkan penerima lisensi untuk melakukan kegiatan pada pasar tertentu yang spesifik, dalam rangka untuk menciptakan kesempatan pengemabngan dalam industri dan menciptakan utilisasi jaringan infrastruktur secara efektif. lisensi dan jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13.
lisensi dan jenis lisensi di Malaysia
Lisensi yang ada dibedakan dalam 2 kategori yaitu Individual dan Class License, dengan penjelasan sebagai berikut : •
•
INDIVIDUAL LICENSE : must be applied for and are granted by the Minister1. Special or additional licence conditions may be imposed and such licence conditions are declared by the Minister. The Minister also has the power to modify, vary, revoke or impose further special or additional conditions at any time. CLASS LICENSE : requires registration (granted from the misiter).
Penjelasan dari jenis Lisensi dapat dijelaskan sebagai berikut : •
NETWORK FACILITIES PROVIDERS
Who are the owners of facilities such as satellite earth stations, broadband fibre optic cables, telecommunications lines and exchanges, radiocommunications transmission equipment, mobile communications base stations, and broadcasting transmission towers and equipment. They are the fundamental building block of the convergence model upon which network, applications and content services are provided. •
NETWORK SERVICES PROVIDERS
Who provide the basic connectivity and bandwidth to support a variety of applications. Network services enable connectivity or transport between different networks. A network service provider is typically also the owner of the network facilities. However, a connectivity service may be provided by a person using network facilities owned by another. •
APPLICATIONS SERVICE PROVICERS
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
28
PT. IMT Mitra Solusi
Who provide particular functions such as voice services, data services, content-based services, electronic commerce and other transmission services. Applications services are essentially the functions or capabilities, which are delivered to end-users. •
CONTENT APPLICATIONS SERVICE PROVIDERS
Who are special subset of applications service providers including traditional broadcast services and newer services such as online publishing and information services. Tingkat pengaturan regulasi dari Individual, Class dan Exempt secara umum dapat dijelaskan seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.
Tingkat Pengaturan Regulasi di Malaysia.
Untuk melihat kategori lisensi dan jenis lisensinya serta contoh penyelenggaraan telematika di Malaysia dapat dilihat pada tabel berikut.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
29
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 14.
Kategori Lisenssi di Malaysia ........................................................................
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
30
PT. IMT Mitra Solusi
Bab 4. Formulasi Licensing di masa mendatang Dalam rangka untuk memformulasikan Licensing penyelenggaraan ICT di masa mendatang, ada beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam memformulasikan licensing di masa mendatang, yaitu sebagai berikut : •
Draft Rancangan Undang-undang pengganti Undang-undang tentang Konvergensi
•
Hasil Benchmarking dari negara lain : Malaysia, Singapura dan lainya
•
Hasil Diskusi yang telah dilakukan sampai posisi Pleno ke 3 di Medan.
Dalam penyusunan formulasi Lisensi di masa mendatang ada beberapa sasaran kunci diantaranya adalah ; 1. Rezim Lisensi yang fleksibel, netral teknologi dan service dan tidak ada hambatan 2. Sasaran utamanya adalah pertumbuhan industri telekomunikasi / ICT dalam negeri 3. Level Playing field 4. Benefit buat konsumer 5. Persaingan usaha yang sehat.
Perubahan regulasi telekomunikasi pada saat ini sedang dalam proses untuk mengganti ketentuan dalam Undang-undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi menjadi undang-undang Konvergensi. Perubahan tersebut akan banyak membawa efek terhadap struktur industri telekomunikasi di Indonesia dan juga pada ketentuan yang terkait dengan Lisensi dan perizinan penyelenggaraan di Indonesia di masa mendatang. Untuk mengetahui gambaran global mengenai perubahan regulasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
31
PT. IMT Mitra Solusi
RUU ttg Konvergensi RPP terkait RPermen terkait
UU 36/1999 ttg Telekomunikasi PP terkait Permen terkait Penyelenggaraan Telekomunikasi : 1. Jaringan 2. Jasa 3.
Telsus
Penyelenggara : a. BUMN Mekanisme : b. BUMD • Seleksi c. Badan Usaha Swasta • Evaluasi d. Koperasi • Tidak memerlukan Izin a. Perseorangan b. Intansi Pemerintah c. Badan Hukum lainya
Penyelenggaraan Penyelenggara : Telematika : 1. Komersial • Berbadan a. Fasilitas Jaringan Hukum b. Layanan Jaringan c. Layanan Aplikasi 2. Non Komersial • Berbadan a. Hankamnas b. Kewajiban Pelayanan Hukum • Perorangan Universal c. Dinas Khusus d. Perorangan
• •
Penyelenggaraan Telematika untuk keperluan dinas khusus : penyelenggaraan telematika untuk mendukung kegiatan dinas yang bersangkutan, antara lain kegiatan navigasi, penerbangan, SAR, atau meteorologi. Penyelenggaraan Telematika untuk keperluan perorangan : penyelenggaraan telematika guna memenuhi kebutuhan perseorangan, misalnya amatir radio dan komunikasi radio antar penduduk.
kategori perizinan : 1. perizinan individu 2. perizinan kelas badan hukum Indonesia yang bidang usahanya mencakup penyelenggaraan telematika sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
perseorangan atau badan hukum Indonesia yang bidang usahanya mencakup penyelenggaraan telematika sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Izin penyelenggaraan dari Menteri dengan mempertimbangkan : 1. Tata cara yang sederhana 2. Proses yang transparan, adil dan tidak diskriminatif 3. Penyelesaian dalam waktu yang singkat
Gambar 5.
Dampak Perubahan Regulasi terhadap Licensing
Gambaran tersebut diatas, dengan mengambil referensi pada UU No 36 tahun 1999 & aturan-aturan di bawahnya dan Rancangan Undang-undang mengenai Konvergensi yang diambil dari www.postel.go.id. Jenis penyelenggaraan yang ada sudah mempertimbangkan jenis penyelenggaraan yang ada pada saat ini, sehingga jika RUU tersebut disetujui sudah ada tempatnya masing-masing disamping adanya tempat untuk jenis penyelenggaraan yang baru. Kategori perijinan memiliki kesamaan dengan ketentuan perizinan di Malaysia. 4.1.
Analisa Pros dan Cons
Analisa ini dilakukan dengan mempertimbangkan : • • •
Hasil Benchmark di Singapura Hasil Benchmark di Singapura Kondisi Industri Telekomunikasi di Indonesia
•
Kondisi Makro Ekonomi di Indonesia
Hasil analisa Pros dan Cons dari Struktur Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Informatika di kedua Negara tersebut, jika nanti akan diimplementasikan di Indonesia di masa mendatang, dapat dilihat pada tabel berikut.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
32
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 15. Negara
Analisa Pros dan Cons Jenis Lisensi Penyelenggaraan Telekomunikasi di Singapura dan Malaysia Pros
Singapore
Cons
• Pengaturan lebih sederhana • Cocok untuk negara yg coverage area layanan ICT sdh 100%, memiliki daya beli yang tinggi, kegiatan bisnis jasa • Penyeleggarann telekomunikasi dan penyiaran sudah convergence
Malaysia
• Struktur industri detail • Penyeleggarann telekomunikasi dan penyiaran sudah convergence
• Dimungkinkan ada beberapa penyelenggaraan belum diadopsi • Luas negaranya sangat kecil kurang cocok untuk Indonesia • Tidak ada pemisalahan Independent regulator • Tidak ada pemisalahan Independent regulator
Berdasarkan penjelasan di atas dan gambaran struktur industri di ke dua negara, struktur yang cocok diterapkan di Indonesia adalah dari Malaysia dengan ada modifikasi yang disesuaikan : 1. struktur industri di Indonesia pada saat ini. 2. Antisipasi Implementasi Teknologi baru 3. Regulasi-regulasi dari Negara lain 4. Kebutuhan jasa layanan ICT masyarakat di masa mendatang 5. Masuknya jasa layanan yang berbasis IT dari negara-negara maju Maka struktur industri di Indonesia diusulkan (sesuai dengan RUU Konvergensi) sebagai berikut : •
Network Facility Provider Telematika
>> Penyelenggara Fasilitas Jaringan
•
Network Service Provider Telematika
•
Application Service Provider >> Penyelenggara Layanan Aplikasi Telematika
•
Content Application Provider >>
>> Penyelenggara Layanan Jaringan
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
33
PT. IMT Mitra Solusi
Untuk menjelaskan mengenai jenis penyelenggaraan di atas (yang diusulkan), ada beberapa definisi-definisi yang masih belum terakomodasi dalam definsi pada regulasi sebelumnya, diantaranya adalah : •
Konvergensi Telematika adalah perpaduan teknologi dan rantai nilai (value chain) dari penyediaan dan pelayanan telematika.
•
Telematika adalah telekomunikasi dan teknologi informasi.
•
Penyelenggara Telematika adalah perorangan, badan hukum Indonesia, atau dinas khusus.
•
Penyelenggaraan Telematika adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan telematika.
•
Penyelenggaraan Fasilitas Jaringan Telematika adalah kegiatan penyediaan fasilitas jaringan telematika meliputi keseluruhan fasilitas dan elemen jaringan (misalnya stasiun bumi, kabel serat optik, saluran telekomunikasi dan sentral switching, perangkat transmisi komunikasi radio, BTS, dan menara transmisi) sehingga membentuk jaringan untuk menyalurkan beragam layanan aplikasi telematika.
•
Penyelenggaraan Layanan Jaringan Telematika adalah kegiatan penyediaan konektivitas dasar dan bandwidth yang mendukung beragam aplikasi dan memungkinkan komunikasi antar jaringan.
•
Penyelenggaraan Layanan Aplikasi Telematika adalah kegiatan penyediaan layanan aplikasi telematika yang terdiri dari aplikasi pendukung kegiatan bisnis (aplikasi server untuk e-commerce, teleponi, PaaS, dsb.) dan aplikasi penyebaran konten (aplikasi server untuk web-TV, IPTV, VoD, musik, dsb.) dan informasi (aplikasi server untuk portal, koran online, e-magazine, dsb.).
•
Aplikasi adalah layanan dasar dan/atau layanan nilai tambah yang ditambahkan pada layanan jaringan.
4.2.
Categorize and Type of licensing
Berdasarkan jenis penyelenggaraan yang diusulkan, ada beberapa komponen dari jenis penyelenggaraan yang dimaksud dan kategori jenis perizinannya dapat dilihat pada tabel berikut.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
34
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 16.
Contoh Jenis Penyelenggara berdasarkan Penyelenggara dan Kategori Perizinannya.
Penyelenggara Layanan Aplikasi
ITKP, IP-TV, Transaksi Online, TV Berbayar, Telekomunikasi Khusus, Hankam
SOHO, ISP, Egovernment, Clearing house, Ecommerce, Billing
Web hosting, Web hosting, Electronic transaction, content aggregator
Layanan Jaringan
Jasa Teleponi fixed, jasa teleponi seluler, jasa teleponi satelit sewa jaringan, NAP, VNO, NP
Fasilitas Jaringan Telematika
Tower, Jaringan Akses Wireline, Jaringan Akses Wireless, Satelite, Backbone, Internasional, Trunking, Telekomunikasi Khusus
Open Access Network pada Kawasan bisnis, Perumahan, Permkab/Pemkot,
Amateur, P2P self coordinated, short range divice
Individual
Class
Exempt
Ketentuan dalam Perizinan yang tertera dalam Rancangan Undang-undang Konvergensi yang diusulkan untuk mengganti UU No. 36 tahun 1999, dijelaskan bahwa : •
Perizinan penyelenggaraan telematika dimaksudkan sebagai upaya Pemerintah dalam rangka pembinaan untuk mendorong pertumbuhan penyelenggaraan telematika yang sehat. Pemerintah berkewajiban untuk mempublikasikan secara berkala peluang usaha penyelenggaraan telematika. Penyelenggaraan telematika wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perizinan.
•
Perizinan Telematika dibagi menjadi 2 (dua) kategori perizinan yaitu perizinan individu dan perizinan kelas. – Perizinan Individu merupakan perizinan yang diberlakukan untuk penyelenggaraan telematika yang karena sifatnya memerlukan pengaturan yang ketat. Hal ini dilakukan dalam rangka antara lain optimasi penggunaan sumber daya terbatas (contohnya spektrum frekuensi radio) dan menciptakan iklim usaha yang sehat.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
35
PT. IMT Mitra Solusi
– Perizinan kelas merupakan perizinan yang diberlakukan untuk penyelenggaraan telematika yang karena sifatnya tidak memerlukan pengaturan yang ketat. 4.3.
Mapping Lisensi Eksisting ke Usulan Lisensi di era Konvergensi
Berdasarkan penjelasan pada definisi-definisi dan usulan jenis penyelenggaraan yang diusulkan, dicoba untuk dipetakan jenis penyelenggaraan yang ada pada saat ini pada jenis penyelenggaraan yang diusulkan di masa mendatang yang sudah diadopsi pada RUU. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17.
Mapping jenis penyelenggaraan saat ini pada Jenis Penyelenggaraan yang diusulkan di masa mendatang
Lisensi Penyelenggaraan Eksisting Jaringan Tetap Lokal
Bergerak
Jasa
Teleponi Dasar
Nilai Tambah Teleponi
Multimedia
Telsus
Sendiri
Sirkit Paket
Jarak Jauh Internasional Tertutup Terresterial Seluler Satelite Telepon Telex Telegraph Faksimili Panggilan Premium Kartu Panggil Telepon Maya RTUU Store & Forward Call Centre Televisi Berbayar Akses Internet / ISP Interkoneksi Internet / NAP ITKP / VoIP WAP Portal SOHO Transaksi On-lina Aplikasi packet Switch Perseorangan Instansi Pemerintah Dinas Khusus Badan Hukum
Pertahanan dan Keamanan Negara Penyiaran
Keterangan : PFJT : Penyelenggara Fasilitas Jaringan Telematika PLJT : Penyelenggara Layanan Jaringan Telematika PLAT : Penyelenggara Layanan Aplikasi Telematika
4.4.
JR-01 JR-02 JR-03 JR-04 JR-05 JR-06 JR-07 JR-08 JS-01 JS-02 JS-03 JS-04 JS-05 JS-06 JS-07 JS-08 JS-09 JS-10 JS-11 JS-12 JS-13 JS-14 JS-15 JS-16 JS-17 JS-18 JS-19 TS-01 TS-02 TS-03 TS-04 TS-05 TS-06
Tetap - Lokal - Sirkit Tetap - Lokal - Paket Tetap - Jarak Jauh Tetap - Internasional Tetap - Tertutup Bergerak - Terresterial Bergerak - Seluler Bergerak - Satelite Teleponi Dasar - Telepon Teleponi Dasar - Telex Teleponi Dasar - Telegraph Teleponi Dasar - Faksimili Nilai Tambah Teleponi - Panggilan Premium Nilai Tambah Teleponi - Kartu Panggil Nilai Tambah Teleponi - Telepon Maya Nilai Tambah Teleponi - RTUU Nilai Tambah Teleponi - Store & Forward Nilai Tambah Teleponi - Call Centre Multimedia - Televisi Berbayar Multimedia - Akses Internet / ISP Multimedia - Interkoneksi Internet / NAP Multimedia - ITKP / VoIP Multimedia - WAP Multimedia - Portal Multimedia - SOHO Multimedia - Transaksi On-lina Multimedia - Aplikasi packet Switch Sendiri - Perseorangan Sendiri - Instansi Pemerintah Sendiri - Dinas Khusus Sendiri - Badan Hukum Pertahanan dan Keamanan Negara Penyiaran
JR JS TS
: Penyelenggara Jaringan : Penyelenggara Jasa : Penyelenggara Telekomunikasi Khusus
Mapping Lisensi Eksisting ke Lisensi era Konvergensi
PFJT PFJT PFJT PFJT PFJT PFJT PFJT PFJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLJT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT PLAT
JR-01 Tetap - Lokal - Sirkit JR-02 Tetap - Lokal - Paket JR-03 Tetap - Jarak Jauh JR-04 Tetap - Internasional JR-05 Tetap - Tertutup JR-06 Bergerak - Terresterial JR-07 Bergerak - Seluler JR-08 Bergerak - Satelite TS-01 Sendiri - Perseorangan TS-02 Sendiri - Instansi Pemerintah TS-03 Sendiri - Dinas Khusus TS-04 Sendiri - Badan Hukum TS-05 Pertahanan dan Keamanan Negara TS-06 Penyiaran JS-13 Multimedia - Interkoneksi Internet / NAP JS-01 Teleponi Dasar - Telepon JS-02 Teleponi Dasar - Telex JS-03 Teleponi Dasar - Telegraph JS-04 Teleponi Dasar - Faksimili JS-05 Nilai Tambah Teleponi - Panggilan Premium JS-06 Nilai Tambah Teleponi - Kartu Panggil JS-07 Nilai Tambah Teleponi - Telepon Maya JS-08 Nilai Tambah Teleponi - RTUU JS-09 Nilai Tambah Teleponi - Store & Forward JS-10 Nilai Tambah Teleponi - Call Centre JS-11 Multimedia - Televisi Berbayar JS-12 Multimedia - Akses Internet / ISP JS-14 Multimedia - ITKP / VoIP JS-15 Multimedia - WAP JS-16 Multimedia - Portal JS-17 Multimedia - SOHO JS-18 Multimedia - Transaksi On-lina JS-19 Multimedia - Aplikasi packet Switch
Authority dan Pesyaratan dan ketentuan dalam Pengajuan Perizinan
Perizinan Telematika di masa mendatang dibagi menjadi 2 (dua) kategori perizinan yaitu perizinan individu dan perizinan kelas. •
•
Perizinan Individu merupakan perizinan yang diberlakukan untuk penyelenggaraan telematika yang karena sifatnya memerlukan pengaturan yang ketat. Hal ini dilakukan dalam rangka antara lain optimasi penggunaan sumber daya terbatas (contohnya spektrum frekuensi radio) dan menciptakan iklim usaha yang sehat. Perizinan kelas merupakan perizinan yang diberlakukan untuk penyelenggaraan telematika yang karena sifatnya tidak memerlukan pengaturan yang ketat.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
36
PT. IMT Mitra Solusi
Authority dalam pemberian perizinan tersebut pada Rancangan Undang-undang pengganti UU No 36 tahun 1999, berada pada tingkat Menteri, seperti dijelaskan sebagai berikut : Penyelenggaraan Telematika wajib mendapat izin dari Menteri, Izin diberikan dengan memperhatikan: •
tata cara yang yang sederhana;
•
proses yang transparan, adil, dan tidak diskriminatif; dan
•
penyelesaian dalam waktu yang singkat.
Di masa mendatang, dimungkinkan jumlah penyelenggara yang akan mengajukan perizinan dalam kategori Class License akan cukup banyak volumenya, oleh sebab itu agar dapat dilakukan dalam waktu cepat diusulkan untuk diapprove oleh pejabat setingkat di bawah menteri atau BRTI, agar supaya proses perizinannya bisa dilayani dalam waktu yang cepat. Akan tetapi untuk perizinan dalam kategori Individual, harus tetap mendapatkan izin dari Menteri. Kriteria waktu yang singkat sebaiknya disebutkan nilai waktunya agar supaya bisa terukur, dan hal ini bisa dijelaskan pada aturan-aturan di bawahnya. Usulan mengenai Authrity dan lama waktu proses perizinan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Commission / BRTI
Applicant Submit Application Individual
Menteri
Acknowledge & Check ( n hari) 3
Process & Recommend ( n Bulan ) 2
Grant License
Register & Notify
30
Approve (n hari) Yes
No
Issue License
Notify & Inform reason of rejection 3 Submit Application
Class
Acknowledge, Check & Process ( n bulan) Issue Notofication to Applican
30
Approve (n hari) Yes
No
Register License
Notify & Inform reason of rejection
Gambar 6.
Proses Aplikasi Lisensi dan Registrasi dan Authoritynya.
Penyelenggaraan Telematika wajib mendapat izin dari Menteri, Izin diberikan dengan memperhatikan: •
tata cara yang yang sederhana;
•
proses yang transparan, adil, dan tidak diskriminatif; dan
•
penyelesaian dalam waktu yang singkat.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
37
PT. IMT Mitra Solusi
Beberapa Persyaratan dan ketentuan yang terkait dengan Lisensi di Era Konvergensi, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 18.
Persyaratan dan Ketentuan dalam Pengajuan Perizinan berdasarkan Jenisnya.
Individual License
Class License
Informasi yang diperlukan : • Applicant’s particular & Shareholder • Target Market • Regional • Finansial information • Feasibility Study License Fee • • • •
Application Fee : Approval Fee : Renewal Fee : License Tenure : 15 tahun ?
License Conditions • Roll out within 12 months • Compliace with Standardization • Suspension of Services • Compliance with Consumers 4.5.
• Operating Procedures • Proposes Technical & Serice Rollout • Description Activity • Area Coverage / Type of Technology • Research & Development
• • • •
Applicant’s particular Description Activity Feasibility Study Other information required
• Annual License Fee : 0,xx % - 0,xy % of GAT (Gross Annual Turnover) or Rp. ..... Milyar, whichever is greater
• • • •
Registration Fee : Rp. Approval Fee : Renewal Fee : License Tenure : 10 tahun ?
• Local Content dominant • Prohibited content • Cencorship of content
• Standard License Condition
Migration Strategy
Dalam rangka untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang akan muncul di lapangan ketika Undang-undang pengganti UU No 36 tahun 1999 diberlakukan maka haruslah disusun strategi migrasi yang komprehensif agar supaya keberlanjutan bisnis penyelenggara yang ada pada saat ini dapat berjalan dengan baik. Untuk mengetahui gambaran mengenai strategi migrasi yang akan diusulkan dapat dilihat pada gambar berikut ini. PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
38
PT. IMT Mitra Solusi
Gambar 7. 4.6.
Strategi Migrasi Lisensi Penyelenggaraan
Resources : Keterkaitan dengan scarce resources
Penggunaan sumber daya alam terbatas ini di masa mendatang harus bisa digunakan secara efektif dan efisien agar supaya dapat menunjang kelancaran bisnis / operasional para penyelenggara. Gambaran penggunaan sumber daya alam yang terbatas yang sudah dialokasikan pada penyelenggara pada saat ini dan antisipasi dialokasikan untuk penyelenggara di masa mendatang, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19.
Alokasi Sumberdaya Alam yang terbatas pada Kondisi Eksisting dan di Masa Mendatang. Penomoran
Frekuensi
Kondisi Eksisting
• Penyelenggara Jaringan • Penyelenggara Jasa
• • • •
Di masa mendatang
• Penyelenggara Fasilitas Jaringan • Penyelenggara Layanan Jaringan • Penyelenggara layanan aplikasi
• Penyelenggara Infrastruktur Jaringan terkait • Penyelenggara Multiplexing
Penyelenggara jaringan fixed (Microwave) Penyelenggara jaringan bergerak Penyelenggara Jartup Penyelenggara Telsus
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
39
PT. IMT Mitra Solusi
Penyelenggara telematika wajib memenuhi ketentuan teknis telematika terhadap penggunaan: 1. spektrum frekuensi radio; 2. orbit satelit; 3. nomor; dan 4. alat dan/atau perangkat telematika. 4.7.
Merger dan Acquisitions
Dalam rangka untuk membuat kinerja dari para penyelenggara yang akan beroperasi di masa mendatang dalam kondisi yang baik, diusulkan untuk dibuatkan ketentuan yang mengatur adanya Merger dan Akuisisi. Regulator setiap tahun akan mendapatkan laporan secara berkala dari para penyelenggara yang berupa Laporan kinerja operasional dan juga laporan Financial seperti laporan RFR (Regulatory Financial Report). Berdasarkan laporan-laporan tersebut, regulator akan bisa memformulasikan kinerja dari masing-masing penyelenggara dan selanjutnya akan bisa digunakan dalam mengambil kebijakan Merger dan Akuisisi berdasarkan mekanisme regulasi yang sudah disosialisasikan kepada seluruh penyelenggara. Untuk lebih detilnya dapat dilihat pada gambar berikut. Dasar untuk mengambil sikap dalam kebijakan Merger dan Acquisition
Aturan main dan mekanisme dalam regulasi ini sudah disosialisasikan kepada para penyelenggara telekomunikasi
Dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam regulasi, terkait aspek : • Teknis • Adminsitrasi • Keuangan
Industri ICT : • P. Fasilitas Jaringan • P. Layanan Jaringan • P. Layanan Aplikasi
Laporan kepada regulator : 1. Data Teknis / Operasional (LKO) 2. Laporan Finansial
Waktu
Gambar 8.
Overview Formulasi kebijakan Merger dan Akuisisi
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
40
PT. IMT Mitra Solusi
4.8.
Dimensioning dari perizinan
Dimensioning dari penyelenggaran telematika di masa mendatang juga harus dipertimbankan agar supaya para penyelenggara bisa fokus pada area layanan yang telah dialokasikan. Beberapa potensi jenis penyelenggaraan yang bisa diklasifikasikan dimensioning nya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 9.
Dimensioning Perizinan Penyelenggaraan
Pada saat ini dijumpai penyelenggara yang memiliki area layanan : nasional dan regional. Dimana di masa mendatang masih dimungkinkan untuk mengadopsi dimensioning tersebut dan diusulkan : 1. Nasional 2. Regional 3. Lokal 4. District / atau sub lokal, untuk mengantisipasi penyelenggara jaringan akses di kawasan perumahan, bisnis, gedung bertingkat, dan lainya yang memiliki area layanan yang relatif kurang luas. 4.9.
Daftar Negatif Investasi di sektor Telematika
Mengacu pada ketentuan pada Perpress No 111 tahun 2007 dan Perpres No 36 tahun 2010, yang mengatur mengenai peluang usaha di sektor telekomunikasi yang bisa dimasuki oleh asing, secara umum dapat dilihat pada gambar berikut :
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
41
PT. IMT Mitra Solusi
f. Modal Dalam Negeri 100% : d. Lokasi Tertentu : (47 Bidang Usaha) 1 Bidang Usaha g. Kepemilikan Modal serta Lokasi : Perusahaan Pers 17 Bidang Usaha h. Perizinan Khusus & Kepemilikan Modal : 4 Bidang Usaha Lembaga Lembaga Penyiaran i. Modal Dalam Negeri 100% & Perizinan Khusus Penyiaran Swasta (LPS) 1 Bidang Usaha Berlangganan
Paket
Kartu Pos
Unit Pelayanan Pos
ITKP
Warkat Pos
Siskom : ≤ 95% data
Jasa TelekomunikasiIKR &
P. Jasa Multimedia
NAP : ≤ 65%
Jartup
: ≤ 65%
Jasa Multimedia Lainya : ≤ 49%
Akses Internet (ISP) ≤ 49% e. Perijinan Khusus (22 Bidang Usaha)
: ≤ 49%
Jartap
P. Multimedia
Seluler : ≤ 65%
Satelit
Jarber
LPK Radio & Televisi
Call Centre
Layanan Content (Ring tone, SMS premium, dsb)
Jasnita Lainya
: ≤ 65%
Test Laboratorium : ≤ 95%
Wartel
Brg Cetakan
Akses Internet (ISP)
: ≤ 49%
Radio (CS / PS)
Warnet
Gedung
Kabel (CS / PS)
: ≤ 49%
Pengiriman Uang
Bungkusan Surat KabarKecil
(LPB)
Surat
Jasa Kurir / Jasa Titipan Gol. Kecil
a. Dicadangkan u/ UMKM (43 Bidang Usaha)
Daftar Bidang Usaha yang terbuka dengan persyaratan :
P. Nilai Tambah Teleponi
P. Jaringan Telekomunikasi
b. Kemitraan (36 Bidang Usaha)
c. Kepemilikan Modal (97 Bidang Usaha)
Gambar 10. Daftar Negatif Investasi di Sektor Telematika. Pada Perpres No. 36 tahun 2010, merubah kategori Akses Internet (ISP) dari Kemitraan menjadi Kepemilikan modal , dengan maksimal kepemilikan Asing 49%. Ketentuan tersebut dimungkinkan akan tidak sinkron waktunya dengan pemberlakukan penggantu UU No 36 tahun 1999. 4.10. Global Services adoption termasukBlackberry Services, Skype, Cloud Computing Jasa layanan global ini sudah masuk di pasar industri telekomunikasi di Indonesia dan sudah memiliki value bisnis yang sudah cukup besar. Pengaturan regulasi untuk jasa layanan global ini, mesti harus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan kepentingan nasional. Pada kesempatan ini ke 3 jenis jasa layanan global akan dicoba dipetakan dalam usulan jenis penyelenggaraan di masa mendatang dan akan dinilai tingkat kecocokannya berdasarkan kriteria dan penjelasan-penjelasan yang ada. Untuk lebih detilnya pemetaan ke 3 jenis jasa layanan globa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
42
PT. IMT Mitra Solusi
Tabel 20.
Pemetaan Jasa Layanan Global dalam Usulan Penyelenggaraan di era Konvergensi
Jasa Layanan
Fasilitas Jaringan Telematika
Layanan Jaringan Telematika
Layanan Aplikasi Telematika
Blackberry Services
NA
+
+++
Skype
NA
+
+++
Cloud Computing
NA
+
+++
Catatan : +
: tingkat kecocokan pengklasifikasian yang rendah
+++++ : tingkat kecocokan pengklasifikasian yang tinggi Berdasarkan analisa di atas, klasifiasi jasa layanan aplikasi jaringan Telematika yang cocok untuk menempatkan posisi jasa layanan global. Kategori perizinan yang ada dibedakan dalam 3 kategori yaitu : •
Individual
•
Class
•
Exempt
Dengan melihat skala bisnis yang cukup besar untuk jasa layanan tersebut, dimungkinkan lebih cocok dimasukkan dalam kategori Class License. Pemetaan jenis penyelenggaraan secara detil dapat dilihat pada gambar berikut.
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
43
PT. IMT Mitra Solusi
Pengaturan menjadi lebih longgar Penyelenggara
Layanan Aplikasi
ITKP, IP-TV, Transaksi Online, TV Berbayar, Telekomunikasi Khusus, Hankam
Layanan Jaringan
Jasa Teleponi fixed, jasa teleponi seluler, jasa teleponi satelit sewa jaringan, NAP, VNO, NP
Fasilitas Jaringan
Tower, Jaringan Akses Wireline, Jaringan Akses Wireless, Satelite, Backbone, Internasional, Trunking, Telekomunikasi Khusus
Open Access Network pada Kawasan bisnis, Perumahan
Individual
Class
SOHO, ISP, E-government, Clearing house, Ecommerce, Billing, Blackberry Servies, Cloud Computing, Skype
Web hosting, Web hosting, Electronic transaction, content aggregator
Exempt
Gambar 11. Pemetaan Jenis Penyelanggaraan pada Struktur Penyelanggaraan dan Klasifikasi Perizinannya di masa mendatang
PROPOSAL TEKNIS : Jasa Konsultansi Formulasi Tarif Interkoneksi NGN
44