Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
WAWASAN KEINDONESIAAN DALAM TAFSIR AL QUR’AN AL KARIM KARYA MAHMUD YUNUS
KHAIRUNNAS JAMAL Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultas Syarif Kasim Riau
Abstract Tafsir Al Qur'an Al Karim by Mahmud Yunus who is one of the pioneers for the study of tafseer in Indonesian language. As a work of early interpretation, this interpretation of Mahmud Yunus has a peculiarity and gives a unique impression, both from the systematic presentation and the charge in the explorative meaning of the verses of the Qur'an. Among the interesting sides of this commentary are the efforts of the authors to accommodate the phenomena occurring in society at the time. In other words, this commentary is a form of response to the author's anxiety about the problematic common in the Indonesian public, hereinafter referred to as the insight of Indonesianness. Keywords: Mahmud Yunus, Indonesian-ness A. PENDAHULUAN Kajian
Al
Hal ini ditandai dengan lahirnya Qur’an
dan
penafsirannya di Indonesia dapat dikatakan
lebih
dibandingkan
artikulatif
dengan
jika
wilayah-
wilayah lain di Asia Tenggara yang
karya-karya para ulama Indonesia di
bidang
Al
Qur’an.
Diantara
karya-karya intelektual Indonesia adalah penterjemahan ‘Abdul Rauf Al Fansuri Singkel (w. 1693 M) atas
juga berbahasa Melayu, seperti
Tafsir Jalâlain atau yang dikenal
Malaysia dan Brunei Darussalam.
dengan kitab Tarjumân Al Mustafid
Indonesia dalam kajian ini disebut
,
sebagai centre of Islamic learning
karya
asli
Imam
Muhammad
Nawawi Al Bantani (1813-1897) At
bagi wilayah Asia Tenggara yang
Tafsîr Al Munîr Lima’âlim At Tanzîl,
berlangsung sampai abad ke 20.
Muhammad Shalih Darat (18201903) dengan Tafsir Basa Jawi,
28
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
Munawwir Khalil dengan Tafsir Al
kemerdekaan (Eficandara Masril,
Qur’ân
Mohd.
Hidâyah
Ar
Rahmân,
Nasran
Mohammad,
Ahmad Hasan Bandung dengan Al
Muhammad Adib Syamsuddin dan
Furqan: Tafsir Al Qur’ân Al Karîm
Anwar Fakhri Omar: 2011, 134).
(1928), Tengku Muhammad Hasbi
Sebagaimana
Ash Shiddiqie (w. 1975) dengan
lainnya,
Tafsir An Nûr dan Tafsir Al Bayân,
melahirkan
Syaikh Al Haji Bisyri Musthafa
pemikirannya dalam jumlah yang
dengan Al Ibrîz li Ma’rifati Al Qur’ân
cukup banyak, dan hingga saat ini
Al ‘Azîz (1960), HAMKA (1908-
masih dijadikan sebagai rujukan
1988)
dengan
sampai
Tafsir Al Azhar,
Muhammad
Quraish
dan
fenomenal.
beliau
bahan
intelektual juga
telah
karya-karya
buah
kajian,
baik
Dalam
karya
(Muhammad
Mahmud
Yunus
Hatta Abdul Fattah Al Indunisi:
pendapat
dan
2012, 8-59). (Lihat juga Endang
terhadap
Saipul Anwar: 2010, 14).
keterangan-keterangan
Selain
karya-karya
yang
berbahasa Arab maupun Indonesia.
Shihab dengan Tafsir Al Misbah yang
para
Al
tafsirnya,
menuangkan interpretasinya
Qur’an
dengan singkat
tafsir
yang dianggap perlu dan cukup
para intelektual muslim Indonesia
mewakili maksud dari ayat yang
di atas, yang tidak boleh dilupakan
ditafsirkannya tersebut. Dalam hal
adalah
ini,
tafsir
asli
berbahasa
setelah
membaca
karya
Indonesia lengkap yang pertama
tafsirnya, kita dapat menemukan
yaitu Tafsir Al Qur’an Al Karim
hal-hal yang menarik. Selain itu
karya Mahmud Yunus. (Howard M.
dijumpai
Federspiel:
keunikan
dan
merupakan seorang ulama yang
yaitu
adanya
berasal dari tanah Minangkabau
keindonesiaan
yang peran
telah
1996,
39)
Beliau
pula
di kesan
yang
dalamnya tersendiri, wawasan dihadirkan
melakukan
pelbagai
dalam karya tafsir Mahmud Yunus
aktifitas
dalam
tersebut, yang selanjutnya akan
dan
perkembangan dan pembaharuan
dipaparkan dalam tulisan ini.
(tajdîd) agama Islam di Indonesia baik
sebelum
maupun
setelah
B. BIOGRAFI SINGKAT MAHMUD YUNUS 29
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
Mahmud Yunus dilahirkan
kepadanya
termasuk
dalam
pada tanggal 10 Februari 1899 M
pembiayaan pendidikan , terlebih
bertepatan dengan 30 Ramadhan
ayahnya telah meninggal dunia
1316
ketika Mahmud Yunus masih kecil
H,
di
desa
Batusangkar,
Sungayang
Kabupaten
Tanah
dan belum mumayyiz.
Datar Sumatera Barat dan ia wafat pada
tanggal
tanggal
pada
16
hari
Januari
sabtu
1982
M
Mahmud pendidikan
Yunus
memulai
agamanya
dengan
belajar mengaji di surau, layaknya
bertepatan 20 Rabi’ul Awal 1402 H.
lelaki
(Ibid,
Yunus
umumnya. Pada awalnya, beliau
dilahirkan dari keluarga terkemuka
belajar dengan kakeknya sendiri,
di Nagari Sungayang dan memiliki
Muhammad Thaher bin Muhammad
nuansa
kuat.
Ali dengan gelar Engku Gadang. Di
Ayahnya adalah seorang petani
surau inilah ia tahu bagaimana
bernama Yunus bin Incek dari suku
cara shalat, puasa dan membaca
Mandailing, ia menjabat sebagai
Al Qur’an dengan benar. Sehingga
Imam Nagari dan ibunya bernama
pada tahun 1908 M, warga Nagari
Hafsah binti M Thahir dari suku
Sungayang
Chaniago
Desa Mamud Yunus pun tertarik
135)
Mahmud
keagamaan
yang
bekerja
sebagai
Minang
penenun. (Mahmud Yunus: 1982,
untuk
5)
Dengan Sejak kecil, Mahmud Yunus
memasuki
desa
memperdalam
meninggalkan
yang
ada
Mahmud Yunus, Ibrahim,
pada mamak
sekolah
ini.
mulailah
Mahmud Yunus bersekolah. Ia pun
kecenderungannya yang kuat untuk
bakat
pada
Sekolah
demikian
mengikuti
Melihat
itu
membuka
sudah memperlihatkan minat dan
ilmu agama Islam.
masa
pelajaran
pada
tengah
di
sekolah
hari,
tanpa
di
surau
tugas
kakeknya untuk mengajar Al Quran pada
malam
harinya.
Rutinitas
nya (sebutan bagi paman atau
seperti ini dijalani oleh Mahmud
saudara laki-laki dari jalur ibu di
Yunus dengan tekun dan penuh
dalam adat Minangkabau) yang
prestasi.
juga
ketidakpuasan
seorang
memberikan 30
saudagar dukungan
kaya penuh
Namun
karena
pada
pendidikan
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
disekolah ini ia hanya menjalaninya
ini,
selama tiga tahun.
berkesempatan
Pada
beliau
menunaikan
ibadah haji ke Makkah pada tahun
Syekh Haji Muhammad Thaib Umar
1924 M, beliau berkeinginan untuk
(tokoh mujaddid dari Minangkabau
melanjutkan
dan beliau termasuk sebagai Kaum
tingkat yang lebih tinggi di Negara
Muda/Reformis) membuka Madras
Timur
School (Sekolah Surau) di Surau
Setidaknya ada dua alasan penting
Tanjung
(M
mengapa Mahmud Yunus hendak
Di
pergi belajar ke Timur Tengah,
Yunus
khususnya Mesir, yaitu: Pertama,
Pauh Latif:
madrasah
seperti
Sungayang. 1981,
ini
mempelajari
yang
setelah
sama,
Sanusi
masa
sehingga
Mahmud
berbagai
Bahasa
balaghah,
90)
pelajaran,
Arab,
tasawuf,
fiqh,
berhitung
pendidikannya
Tengah,
hendak
yaitu
Mesir.
menambah
pengetahuan,
ke
ilmu terutama
pengetahuan umum yang biasa
(menurut sistem ahli hisab Arab/
diajarkan
sistem
Berkat
menengah umum. Kedua, hendak
kesungguhannya, Mahmud diminta
menyelidiki keadaan ulama-ulama
menjadi
dan
di Mesir. Adakah di sana ulama
mengajarkan 5 sampai 6 orang.
kaum muda dan ulama kaum tua
Mahmud
seperti di Indonesia? Dan hendak
faraidh).
guru
pembantu
Yunus
bukan
saja
di
sekolah-sekolah
mengajarkan kitab-kitab yang telah
mempelajari
dalil-dalil
dipelajarinya,
bahkan
juga
masing-masing, mana yang lebih
mengajarkan
kitab-kitab
yang
kuat
(Eficandara
Masril,
mereka
Mohd.
belum pernah dipelajarinya sama
Nasran Mohammad, Muhammad
sekali. Sekalipun kitab-kitab yang
Adib Syamsuddin dan Anwar Fakhri
cukup
Omar: 2011, 137).
berat
untuk
ukuran
seusianya seperti: Al Mahalli, Alfiah Ibnu ‘Aqil dan Jam’u
Al Jawami’.
(Sulaiman Ibrahim: 2011, 7-8) Mahmud
Yunus
merasa
Maka pada tahun 1924 M, Mahmud Yunus mendaftar sebagai salah seorang pelajar Indonesia yang
belajar
di
Universitas
Al
belum puas terhadap wawasan dan
Azhar. Di Mesir, Mahmud Yunus
keilmuan yang didapatnya selama
kembali memperlihatkan prestasi 31
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
yang istimewa. Sehingga setelah
pendidikan.
satu tahun masa belajar, Mahmud
beliau kemudian memasuki Darul
Yunus mencoba kemampuannya
‘Ulum ‘Ulya Mesir (Darul ‘Ulum
dengan masuk ujian akhir untuk
‘Ulya
menamatkan
pemerintah
Universitas
pendidikan Al
di dan
adalah
Sekolah
untuk
guru-guru
mendapatkan Syahadah ‘Alimiyah
dan
Arab
sebagai
mengajar
tertinggi
di
Tinggi
Mesir
menghasilkan
ijazah
Azhar
Berbekal ijazah ini,
bahasa di
agama
yang
akan
sekolah-sekolah
Universitas Al Azhar semasa itu.
pemerintah. Lihat Mahmud Yunus:
Padahal ujian ini merupakan ujian
2004, III.) Pada tahun 1925 ia
akhir
berhasil
bagi
pelajar
yang
telah
belajar
sekurang-kurangnya
tahun
(Ibtidaiyyah
4
12
tahun,
memasuki
lembaga
pendidikan
yang
merupakan
Madrasah
‘Ulya
(setingkat
Tsanawiyyah 4 tahun dan ‘Aliyah 4
perguruan tinggi) agama yang juga
tahun). Ada 12 cabang ilmu yang
mempelajari pengetahuan umum.
diujikan dalam ujian akhir tersebut
Ia
dan kesemuanya itu telah dikuasai
(Keguruan), dan diceritakan bahwa
Mahmud Yunus pada waktu belajar
pada waktu itu Mahmud adalah
di
satu-satunya mahasiswa pertama
tanah
air,
sebagaimana
memilih
Tadris
jurusan
dicatatkannya: “Kalau hanya ilmu
dari
Indonesia
itu saja yang akan diuji, saya
asing yang berhasil menyelesaikan
sanggup masuk ujian itu. Karena
hingga ke tingkat IV di Darul ‘Ulum
keduabelas macam ilmu itu telah
dan ia pun kembali ke tanah air
saya pelajari di Indonesia, bahkan
pada tahun 1931.
telah saya ajarkan beberapa tahun lamanya
(1915-1923)”
(Mahmud
Yunus: 1982, 28)
Sepulangnya Mahmud
Yunus
dalam
dari
Mesir,
mengabdikan
dunia
dengan baik dan berhasil lulus
Pendidikan
serta
profesi
ijazah
pendidikan.
Islam
yang
(syahadah) ‘Alimiyyah pada tahun
kemudian
yang sama tanpa melalui proses
memantapkan
32
mahasiswa
hampir seluruh sisa hidupnya di
Ujian ini dapat diikutinya
mendapatkan
dan
adalah
jalur
dipilihnya,
dan
pilihan
itulah
setiap
yang langkah
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
dalam karir yang dilaluinya dengan
Selama hidupnya beliau termasuk
bekal
orang
dan
pengaplikasian
ilmu
yang
produktif
dalam
yang di dapatnya selama di Mesir.
menulis berbagai karya-karya yang
Berikut adalah beberapa karir yang
kemudian
dilalui
berbahasa
oleh
Mahmud
Yunus:
dipublikasikan Indonesia
baik
maupun
memimpin Al Jami’ah Al Islamiyyah
berbahasa Arab, setidaknya tidak
di Sungayang
kurang
(1931-1932), Islam
di
selama 2 tahun memimpin
Padang,
Normal
memimpin
dari
berbagai
(1940-1944),
perbandingan
memimpin
Sekolah
Menengah
dalam
ilmu,
seperti:
pendidikan, bahasa Arab, fiqh dan ushul
dan
karya
disiplin
Sekolah Tinggai Islam di Padang mendirikan
43
fiqh,
tafsir,
sejarah,
agama,
tauhid,
akhlak dan lain-lain.
Islam (SMI) di Bukittinggi (1946), memimpin IAIN Imam Bonjol di Padang (Rektor pertama) (19671970). (Firdaus: 2011, 52-60) Sedangkan kehidupan
dalam
rumah
C. MENGENAL TAFSIR AL QUR’AN AL KARIM 1. Latar belakang dan sejarah penulisan
tangganya,
Minat
Mahmud
Yunus
Mahmud Yunus tercatat pernah
terhadap studi Al Qur’an serta
menikah dengan lima orang istri
bahasa Arab telah menimbulkan
dan beliau memiliki anak sebanyak
hasrat
18 orang. (Ibid, 52-60)
Sehingga Pada tahun 1922, beliau
besar
dalam
dirinya.
Awal tahun 1970 kesehatan
mulai menterjemahkan Al Qur’an
Mahmud Yunus menurun dan bolak
dan diterbitkan dengan huruf Arab-
balik masuk rumah sakit. Tahun
Melayu
1982, dia memperoleh gelar Doctor
pemahaman bagi mayarakat yang
Honoris
belum begitu paham bahasa Arab.
Causa
di
bidang
ilmu
untuk
memberi
Tarbiyah dari IAIN Jakarta atas
Meskipun
karya-karyanya dan jasanya dalam
ulama Islam mengatakan haram
pengembangan pendidikan Islam di
menterjemah
Indonesia.
beliau
Pada
tahun
1982,
Mahmud Yunus meninggal dunia.
waktu
sekali
Al
itu
umumnya
Qur’an,
tidak
tetapi
terpengaruh
bantahan tersebut dan beliaupun 33
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
tetap
melanjutkan
usahanya
Ketika belajar di Darul ‘Ulum beliau
menterjemahkan Al Quran Al Karim
mendapatkan pelajaran dari Syaikh
tersebut. (Mahmud Yunus: 2004,
di sana, bahwa menterjemahkan Al
III.)
Qur’an Karya ini merupakan salah
itu
atau
Al
dengan
di
Indonesia
dalam
adalah
mubah (boleh), bahkan dianjurkan
satu pionir bagi karya dalam kajian Qur’an
hukumnya
termasuk
fardhu
kifayah
tujuan
untuk
bentuk baru, yaitu dilihat dari sudut
menyampaikan dakwah Islamiyah
keberanian
menampilkan
kepada bangsa asing yang tidak
terjemahan Al Qur’an di tengah-
mengetahui bahasa Arab. Karena
tengah masyarakat yang masih
bagaimana
menganggap
haram
menyampaikan kitabullah kepada
menterjemahkan Al Qur’an di luar
mereka, jika tidak diterjemahkan ke
bahasa
dalam bahasa mereka. ((Mahmud
Arab.
Karena
menurut
mungkin
gagasan mayoritas dalam ortodoksi
Yunus:
Islam, bahwa terjemahan Al Quran
menerima
dalam pengertian yang sebenarnya
membuat Mahmud Yunus merasa
dari kata tersebut adalah suatu
berbesar hati, karena hal itu sesuai
kemustahilan.
ini
dengan usaha menterjemahkan Al
terutama didasarkan pada karakter
Qur’an yang selama ini beliau
i’jaz (keunikan) Al Quran yang tidak
tekuni.
bisa
Gagasan
diimitasi
atau
manusia
dengan
Menurut
sudut
cara
2004,
dapat
III.)
Dengan
pelajaran
tersebut
ditandingi
Setelah kembali dari Mesir,
apapun.
maka dengan berbagai ilmu yang
pandang
ini,
telah
diserap
pada
karakteristik tersebut akan hilang
Ramadhan
dalam terjemahan Al Quran, karena
(Desember
terjemahan dibuat oleh manusia.
kembali menterjemahkan Al Quran
(Taufik Adnan Kamal: 2011, 395)
dan
Namun
usaha
Mahmud
yang
disertai
tahun 1935)
beliau
tafsir
dianggap
1354
bulan H mulai
ayat-ayatnya
penting
yang
Yunus tersebut terhenti, karena
kemudian beliau beri nama : Tafsir
beliau pergi melanjutkan studinya
Al Quran Al Karim.
ke Mesir pada tahun 1924 M. 34
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
Dengan susah payah karya
mulai dicetak dengan jumlah yang
tafsir tersebutpun di terbitkan 2 juz
cukup banyak. Akhirnya diambil
setiap
alih
bulan.
menterjemahkan
Sedang 7
oleh
M.
Baharata
direktur
sampai
percetakan Al Ma’arif Bandung,
dengan 18 Mahmud Yunus dibantu
kemudian Tafsir ini dicetak dan di
oleh H.M.K. Bakry. Sehingga pada
terbitkan
bulan
eksemplar dan dijualnya dengan
April
juz
dalam
1938
dengan
pertolongan Allah Ta’ala selesailah
sebanyak
200.000
harga Rp. 21 per eksemplar.
terjemahan Al Qur’an dan tafsirnya
Ditegaskan
oleh
Mahmud
lengkap 30 juz dan didistribusikan
Yunus bahwa tafsir ini yang juga
ke seluruh Indonesia.
disertai dengan
Setelah Indonesia merdeka,
Quran,
kesimpulan isi Al
bukanlah
merupakan
pada tahun 1950 dengan petunjuk
tejemahan dari kitab bahasa arab,
menteri Agama pada waktu itu
melainkan hasil penelitiannya sejak
Wahid
seorang
berusia 20 tahun sampai saat itu
berkeinginan
berumur 73 tahun. Sebab itu tafsir
Hasyim,
penerbit
salah
Indonesia
untuk menerbitkan Tafsir Al Quran
ini
Al Karim ini dengan mendapatkan
yang lain pada masa itu. Dalam
fasilitas kertas dari Menteri Agama
tafsir ini yang paling dipentingkan
dan di cetak sebanyak 200.000
ialah
eksemplar.
menjelaskan
Yogyakarta, Tafsir
Al
dihentikan.
kritikan
dari
supaya Quran
Al
Kritikan
Ulama
pencetakan Karim itu
ini
dikirim
berbeda
dengan
tafsir-tafsir
menerangakan
dan
petunujuk-petunjuk
yang termaktub dalam Al Quran untuk diamalkan kaum Muslimin khususnya
dan
seluruh
umat
kepada Menteri Agama RI, akan
manusia pada umumnya sebagai
tetapi beliau sendiri tidak menerima
petunjuk universal. (Ibid, V) Selain
kritikan tersebut. Boleh jadi karena
itu ditegaskan pula sebab-sebab
kritikan itu karena sebab-sebab
majunya satu umat dan sebab-
yang lain, pemilik percetakan itu
sebab mundurnya, sebab kuat dan
tidak mau melanjutkan mencetak
lemahnya, sebab tegaknya dan
Tafsir
ini,
jatuhnya, sebab hidup dan matinya.
padahal pada waktu itu sudah
Demikian itu dengan mengambil
Al
Quran
Al
Karim
35
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
‘ibrah dan pengajaran dari sejarah
yang
umat terdahulu.
metode tafsir, yaitu: tahlili, ijmali,
Mahmud
Yunus
juga
membagi
menjadi
empat
muqaran dan maudhu’i. Lihat Abu
menegaskan bahwa jika tafsir ini
Hayy
dan isi kesimpulan Al Qur’an yang
Metode
disertakan di dalamnya memilki
penafsiran ayat-ayat Al Qur’an, di
nilai
itu
mana penjelasan yang dilakukan
semata-mata merupakan hidayah
cukup singkat dan global. Dengan
dan karunia Allah. Sebaliknya, jika
kata
terdapat kekhilafan dan kesalahan
metode ini berusaha menjelaskan
maka kesalah tersebut tidak lain
ayat-ayat Al Qur’an secara ringkas
merupakan kesalahan dari dirinya
tapi dengan menggunakan bahasa
sendiri. Sehingga beliau di dalam
yang popular, mudah dimengerti
pendahuluan tafsirnya berdoa: “Ya
dan
Tuhan kami, jangan siksa kami jika
mufassir
kami lupa atau salah. Ya Tuhan
menghidangkan
kami, sesungguhnya Engkau Maha
dalam bingkai suasana Qur’ani. (M
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Quraish
Dan terimalah terima taubat kami,
Maksudnya,
sesungguhnya Engkau penerima
dengan metode ini tidak terlalu
taubat
jauh dari gaya bahasa Al Qur’an
kebenaran,
lagi
maka
Maha
hal
Penyayang”.
(Ibid)
Al
Farmawi: ijmali
lain
enak
sehingga
1976,
adalah
penafsiran
dibaca.
17). suatu
dengan
Sedangkan
diharapkan
dapat
makna-makna
Shihab:
2013),
penyajian
pendengar
381) tafsir
dan
pembacanya seakan-akan masih 2. Metode dan corak tafsir
tetap mendengar Al Qur’an. (Fahd
Membaca setiap lembar dari karya mahmud Yunus ini, maka akan dapati penyajian ulasan ayatayat Al Qur’an dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim lebih menonjolkan aspek-aspek metode ijmali (Hal ini jika
mengikuti
teori
yang
diklasifikasikan oleh Al Farmawi 36
Ibn ‘Abdurrahman Ar Rumi: Tt, 59) Sehingga
dengan
penggunaan
metode ini, akan timbul kesan mirip dengan terjemahan secara tafsir (At Tarjamah At Tafsiriyah). (Tim FKI RADEN: 2011, 228) Penggunaan
metode
ini
bermanfaat bagi pembaca muslim
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
yang tidak berkesampatan belajar
tuangkan dalam karya tafsirnya
Al Qur’an dari aspek tata bahasa,
nampak kecenderungannya pada
balaghah, dan berbagai disiplin
aspek-aspek
ilmu lain yang berkaitan dengan Al
kemasyarakatan
Qur’an secara mendetail. Metode
suatu
kecenderungan
ini juga cocok bagi pemula yang
berusha
menafsirkan Al
baru memperlajari tafsir karena
dengan
penggunaan bahasanya yang tidak
masyarakat yang ada di sekitar
terlalu bertele-tele. Hal ini sesuai
penafsir. (Tim FKI Raden: 2011,
dengan tujuan dari penulisan karya
250.) Dan jika mengkuti klasifikasi
tafsir ini, yaitu untuk memberikan
yang dibuat oleh Muhammad Amin
kemudahan bagi pembaca dengan
Suma, maka dapatlah dikatakan
penyajian yang ringkas dan sesuai
Mahmud Yunus lebih berorientasi
untuk orang yang ingin lekas dan
pada
cepat memahami kandungan Al
kependidikan dan akhlak (corak
Qur’an.
tarbawi akhlaqi). (Muhammad Amin
Dalam upaya menghadirkan makna-makna
yang
dalam
ayat
setiap
Mahmud
terkandung Al
Yunus
kecenderungannya
Qur’am, tampak
sosial (ijtima’i),
keadaan
bidang
yaitu yang Qur’an sosial
keahliannya,
yaitu
Suma: 2014, 398-399) (Bandingkan dengan Nashiruddin Baidan: 2004, 386) Mengingat Mahmud Yunus terlihat
mencoba
memunculkan
menggunakan
aspek-aspek pendidikan dan pesan
kekuatan nalarnya (ra’yi). Namun
etik moral seperti apa saja yang
beliau juga berusaha menampilkan
terkandung dari setiap ayat yang ia
riwayat-riwayat
tafsirkan.
yang berkenaan
dengan penjelasan makna suatu ayat,
meskipun
relatif
sedikit
D. WAWASAN KEINDONESIAAN
jumlahnya. Selanjutnya, dengan merupakan
corak tujuan
Setiap hasil karya dalam
berkenaan tafsir
-yang
instruksional
dari suatu penafsiran- (Nashiruddin Baidan: 1998, 10)- yang coba ia
bidang apa pun, dapat dikatakan tidak dan
akan terlepas dari wacana kepentingan
di
balik
penulisannya,begitu juga dengan karya
tafsir.
Hal
ini
juga 37
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
meneguhkan
ٌﷲ َ ﺑِﺎﻟﻧﱠﺎ سِ ﻟَ َر ءُوف ض إ ﱠِﻻ ﺑِﺈ ِ ْذﻧِ ِﮫ إ ِنﱠ ﱠ ِ َْﻋ ﻠَﻰ ْاﻷ َر
bahwa karya tafsir tidaklah muncul
رَ ﺣِﯾ ٌم
menunjukkan
dan
dari dan dalam ruang hampa yang bebas
dari
kepentingan
berbagai (sosial,
beban ekonomi
bahkan politik), (Islah Gusmian: 2013, 8) tidak terkecuali tafsir yang ditulis oleh Mahmud Yunus. Tafsir Al Qur’an Al Karim, sebagaimana diungkapkan di atas, bahwa
penulisannya
merupakan
sebagai respon atas kurangnya referensi tafsir Al Qur’an berbahasa
“Tiadakah kamu tahu, bahwa Allah menyerahkan kepadamu apa-apa yang di bumi dan kapal yang berlayar di laut dengan perintahNya.Dia menahan langit, supaya (jangan) jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya.Sesungguhnya Allah Penyantun lagi Penyayang kepada manusia”. (Terjemahan ayat Al Qur’an dalam tulisan ini merujuk pada terjemahan Al Qur’an Mahmud Yunus. Lihat Mahmud Yunus: 1975) (Bandingkan dengan terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia.)
Indonesia yang mudah dipahami dan
ringkas.
Di
sisi
lain,
nampaknya karya ini merupakan respon atas gejala-gejala sosial yang berlaku di tengah masyarakat atau Indonesia pada umumnya. Sehingga tidak salah jika dikatakan tafsir ini kental dengan nuansa keindonesiaan, maksudnya adalah cenderung merespon isu-isu yang berkembang saat tafsir ini ditulis. Berikut
akan
beberapa
disampaikan
petikan
menggambarkan
hal
yang tersebut.
Misalnya saat menafsirkan ayat 65 surat Al Hajj:
Mahmud
Yunus
menerangkan ayat ini, bahwa Allah memudahkan
bagi
manusia
mempergunakan apa-apa yang ada dalam bumi untuk kemaslahatan, seperti tambang-tambang atau batu arang, emas, perak, timah, minyak dll.
Semuanya
itu
dapat
dikeluarkan dari dalam tanah, jika manusia mempergunakan akal dan pikiran,
bagaimana
mengeluarkannya. Sungguh aneh sekali, bahwa orang-orang yang pandai
mengeluarkan
barang-
barang tambang itu ialah orang yang tidak mempunyai kitab Al
ك َ ْض وَ اﻟْ ﻔُﻠ ِ ْﷲ َ َﺳ ﱠﺧ رَ ﻟَ ُﻛ ْم ﻣَﺎ ﻓِﻲ ْاﻷ َر أ َﻟَ ْم ﺗَرَ أ َنﱠ ﱠ
Qur’an,
seperti
bangsa
Barat.
َك اﻟ ﱠﺳ ﻣَﺎ َء أ َنْ َﺗ ﻘَﻊ ُ ِﺗَﺟْ رِ ي ﻓِﻲ اﻟْ ﺑَﺣْ رِ ﺑِﺄ َ ْﻣ رِ ِه وَ ﯾُ ْﻣ ﺳ
Sedangkan kaum Muslimin yang membaca Al Qur’an tiapa-tiapa hari
38
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
lengah
dan
tiada
mengeluarkannya.
pandai
menyamai
mereka.Memang
kita
Seolah-olah
kaum Muslimin, terutama kaum
petunjuk Al Qur’an itu dituntut oleh
Muslimin Indonesia, terlalu mundur
mereka
sekali dalam soal perekonomian.
itu,
sedangkan
kaum
Muslimin tiada mengindahkannya. Begitu
juga
memudahkan
Allah
Diantara
sebab-sebabnya
karena
fatwa-fatwa
ialah
setengah
mempergunakan
ulama, bahwa kita kaum Muslimin
kapal untuk berlayar di lautan yang
harus mementingkan akhirat saja,
amat
untuk
karena di dunia ini adalah surga
pengangkutandari satu negeri ke
bagi orang-orang kafir dan tangsi
negeri yang lain. Memang dahulu
(penjara) bagi orang-orang mu’min.
kaum Muslimin telah melaksanakan
Akhirnya kaum Muslimin sangat
petunjuk Al Qur’an ini, sehingga
lemah dam mundur, bukan hanya
mereka mengembara dan berlayar
dalam perekonomian, bahkan juga
ke
penting
barat
dan
memajukan penyiaran begitu
timur
untuk
dalam segala hal, seperti soal
perdagangan
dan
pendidikan dan pengajaran dan
Islam.
tersiarlah
sampai
ke
Indonesia kaum
ke
Dengan
jalan
sebagainya.
agama
Islam
2004, 492-493)
India,
dll.
Tiongkok,
Tetapi
Muslimin
kemudian
mundur
dalam
(Mahmud
Yunus:
Selain itu, Mahmud Yunus menerangkan
ayat
dengan
Al
Qur’an
menghubungkannya
pelayaran, digantikan oleh bangsa
dengan keadaan Indonesia pada
Barat, sehingga sekarang mereka
saat itu dan tampak penekanannya
memegang
pada
pusat-pusat
bidang
yang
memang
perekonomian seluruh dunia. Hal
menjadi bidang keahliannya, yaitu
itu
pendidikan.
patut
menginsafkan
Muslimin,
supaya
mementingkan
kaum mereka
perusahaan
Misalnya
saat
menerangkan ayat 1-5 surat Al ‘Alaq:
dapat
ْك اﻟ ﱠذِي َﺧ ﻠَقَ ۞ َﺧ ﻠَقَ ْاﻹ ِ ْﻧ َﺳ ﺎنَ ﻣِن َ اﻗْرَ أْ ﺑِﺎ ْﺳ ِم َر ﱢﺑ
Barat
ك ْاﻷ َ ْﻛ رَ ُم ۞ اﻟ ﱠذِي َﻋ ﻠﱠ َم ﺑِﺎﻟْ ﻘَ ﻠَ ِم َ َﻋ ﻠَ ٍق ۞ اﻗْرَ أْ وَ َر ﱡﺑ
dengan berangsur-angsur, sedikit
۞ْ۞ َﻋ ﻠ ﱠ َم ْاﻹ ِ ْﻧ َﺳ ﺎنَ ﻣَﺎ ﻟَ ْم َﯾ ْﻌ ﻠَم
pelayaran
ini,
menandingi
perekonomian
demi
sedikit,
agar
akhirnya
dapat
“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah 39
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
menciptakan. Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah dan Tuhanmu amat pemurah. Yang mengajarkan (menulis) dengan pena. Yang mengajarkan kepada manusia apaapa yang tiada diketahuinya”. Mahmud
Yunus
menerangkan bahwa surat inilah yang mula-mula turun kepada Nabi Muhammad,
yaitu
ketika
beliau
berada di tas bukit di gua Hira di negeri
Makkah.
Muhammad
Adapaun
semenjak
Nabi
kecilnya
tidak pernah menyembah berhala, sebagaimana
diperbuat
kaumnya. Setelah
oleh
ia berumur 40
tahun, maka pergilah ia ke gua Hira itu, sambil mengingat Allah dan bersedih
hati memikirkan
nasib
kaumnya yang telah rusak dan binasa
kepercayaannya,
pergaulannya dan budi pekertinya. Ketika Nabi Muhammad mengingat Allah
di
dalam
gua
sekonyong-konyong
Hira
itu,
datanglah
Jibril menyampaikan wahyu yang mula-mula, lalu ia berkata kepada Nabi Muhammad: “bacalah!” maka jawaban Nabi Muhammad: “saya tidak pandai membaca”. Lalu ia berkata berulang
lagi tiga
demikian kali.
sampai Akhirnya
dibacakan oleh Jibril kepada Nabi 40
Muhammad surat Al ‘Alaq ini, mulai ayat 1 sampai 5. Lebih lanjut Mahmud Yunus menerangkan,
ayat
ini
menganjurkan kepada kita, supaya tiap-tiap orang baik putra maupun putri mestilah pandai membaca dan menulis dengan pena (kalam). Oleh sebab itu di negeri-negeri yang berkemajuan telah diadakan suatu peraturan yaitu mewjibkan para orang tua untuk memasukkan anak-anaknya
ke
sekolah,
sekurang-kurangnya ke sekolahsekolah dasar, supaya setiap orang pandai membaca dan menulis. Di Jepang yang berdekatan dengan Indonesia,
sekitar
99%
penduduknya sudah pandai baca tulis, sedangkan orang yang buta huruf hanya 1% saja, yaitu tiap-tiap dalam 100 orang hanya seorang saja yang buta huruf. Sedangkan di Indoensia
yang
kebanyakan
penduduknya muslim hanya sekitar 7% orang yang pandai tulis baca. Jadi
jumlah
93%.Bukankah
yang hal
buta ini
huruf
menjadi
suatu ironi bagi kaum Muslimin, padahalAl
Qur’an
menganjurkan
supaya tiap-tiap orang pandai tulis
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
baca. (hal ini sekitar tahun 1935
َوَ ﻟْ ﯾَﺿْ رِ ﺑْنَ ﺑِ ُﺧ ﻣُرِ ھِنﱠ َﻋ ﻠَﻰ ُﺟ ﯾُوﺑِﮭِنﱠ وَ َﻻ ﯾُ ْﺑ دِﯾن
waktu mulai mengarang tafsir ini).
زِ ﯾ َﻧ َﺗ ﮭُنﱠ إ ﱠِﻻ ﻟ ِﺑُ ﻌُوﻟَﺗِﮭِنﱠ أ َْو آ َﺑَﺎﺋِﮭِنﱠ أ َ ْو آَﺑَﺎ ِء ﺑُﻌُوﻟَﺗِﮭِنﱠ
Oleh sebab itu kita serukan
أ َْو أ َ ْﺑ ﻧَﺎﺋِﮭِنﱠ أ َْو أ َ ْﺑ ﻧَﺎ ِء ُﺑ ﻌُوﻟَﺗِﮭِنﱠ أ َْو إ ِﺧْ وَ اﻧِﮭِنﱠ أ َْو َﺑ ﻧِﻲ
supaya tiap-tiap negeri diadakan
ْإ ِﺧْ وَ اﻧِﮭِنﱠ أ َْو َﺑﻧِﻲ أَﺧَ وَ اﺗِﮭِنﱠ أ َْو ﻧِ َﺳ ﺎﺋِﮭِنﱠ أ َْو ﻣَﺎ َﻣ ﻠَ َﻛ ت
sekolah bagi orang-orang dewasa.
أ َ ْﯾ ﻣَﺎﻧُﮭُنﱠ أ َ ِو اﻟﺗﱠﺎﺑِﻌِﯾنَ َﻏ ﯾْرِ أ ُوﻟ ِﻲ ْاﻹ ِرْ َﺑ ِﺔ ﻣِنَ اﻟ ﱢر َﺟ ﺎ ِل
Sedang
tiap-tiap
tua
ت اﻟ ﱢﻧ َﺳ ﺎ ِء ِ ط ْﻔ ِل اﻟ ﱠذِﯾنَ ﻟَ ْم َﯾ ْظ َﮭ ُر وا َﻋ ﻠَﻰ َﻋ ْو رَ ا أ َ ِو اﻟ ﱢ
hendaklah
memasukkan
anak-
ﺿ رِ ﺑْنَ ﺑِﺄ َرْ ُﺟ ﻠ ِﮭِنﱠ ﻟ ِ ُﯾ ْﻌ ﻠَ َم ﻣَﺎ ﯾُﺧْ ﻔِﯾنَ ﻣِنْ زِ ﯾ َﻧ ﺗِﮭِنﱠ ْ وَ َﻻ َﯾ
Jika
ﷲِ َﺟ ﻣِﯾ ًﻌ ﺎ أ َ ﱡﯾ ﮭَﺎ اﻟْ ﻣ ُْؤ ِﻣ ﻧُونَ ﻟَ َﻌ ﻠﱠ ُﻛ ْم وَ ﺗُوﺑُوا إ ِﻟَﻰ ﱠ
pemerintah tidak mewajibkan yang
َﺗُ ْﻔ ﻠ ِ ُﺣ ون
anaknya
ke
orang
sekolah.
demikian, cukuplah hati sanubari kita memerlukannya, karena yang diwajibkan
oleh
diri
sendiri
itu
terlebih kuat dari yang diwajibkan oleh orang lain. Adapun
hikmah
Nabi
Muhammad tidak pandai baca tulis, ialah karena itu suatu mukjizat baginya, karena kalau ia pandai baca tulis, tentu aka nada tuduhan orang,
bahwa
Al
Qur’an
ini
disalinya dari kitab Taurat, Injil dan lain-lainnya. (Ibid, 910-911) Contoh merespon ulama
pemikiran
Indonesia
berkembang pada
lainnya
penafsiran
kewajiban
sebagian
yang
saat
itu, ayat
menutup
adalah
tengah mislanya tentang
aurat
perempuan dalam surat
bagi
An Nur
ayat 31. (Ibid, 89) َﺻ ﺎرِ ھِنﱠ وَ ﯾَﺣْ ﻔَظْ ن َ ﺿ نَ ﻣِنْ أ َ ْﺑ ْ ﺿ ُ ت َﯾ ْﻐ ِ وَ ﻗُ ْل ﻟ ِﻠْ ﻣ ُْؤ ِﻣ ﻧَﺎ
“Katakanlah kepada orang-orang beriman perempuan, supaya mereka merendahkan pemandangannya dan menjaga kehormatannya, dan janganlah, mereka memperlihatkan perhiasannya, kecuali apa yang biasa lahir daripadanya, dan hendaklah mereka tutupkan kudungnya ke lehernya. Janganlah mereka mmeperlihatkan perhiasannya, kecuali kepada suaminya, bapaknya, bapak suaminya, anaknya, anak suaminya, saudaranya, anak saudaranya yang laki-laki, anak saudaranya yang perempuan, perempuan muslimat, hamba sahayanya, orang-orang yang mengikutinya diantara laki-laki, yang tiada berhajat (syahwat) kepada perempuan atau kanakkanak yang belum (ingin) melihat aurat perempuan. Janganlah mereka berjalan sambil menggoyangkan kakinya, supaya diketahui orang perhiasannya yang tersembunyi (gelang kaki). Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman, mudah-mudahan kamu mendapat kemenangan”.
ظﮭَرَ ِﻣ ْﻧ ﮭَﺎ َ ﻓُ ُر و َﺟ ﮭُنﱠ وَ َﻻ ﯾُ ْﺑ دِﯾنَ زِ ﯾ َﻧ َﺗ ﮭُنﱠ إ ﱠِﻻ ﻣَﺎ 41
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
Dikatakan bahwa hendaklah
Hanya, di sini ada pemikiran
perempuan itu menutup dada dan
ulama
kuduknya
suruhan menutup kepala itu ialah
dengan
kerudung
Indonesia,
yaitu
(telekung atau tutup kepala). Para
suruhan
ulama
pakaian perempuan yang biasa di
telah
sepakat,
bahwa
tentang
bahwa
menutup kepala, kuduk dan dada
tanah
adalah
berdosa
suruhan itu adalah suruhan sunah,
membukanya kepada laki-laki yang
bukan suruhan wajib karena dalam
bukan famili. Adapun karib kerabat
ilmu ushul fiqh tidak ditetapkan
(famili) yang boleh membukakan
bahwa suruhan yang bersangkut
badan kepadanya ialah:
suami,
dengan peradaban ialah suruhan
membukakan
sunah. Umpanya sebelum ayat ini
boleh
wajib,
dan
perempuan
semua
badannya
kepada
Arab.
peradaban
Oleh
karena
itu,
(yaitu 27-29 surat An Nur) ada
suaminya, bapak dan neneknya,
termaktub
bapak suaminya, anaknya, anak
peradaban bahwa masuk ke dalam
suaminya (anak tiri) saudaranya
sebuah rumah harus minta izin
dan
lebih dahulu dan mengucapkan
anak
saudaranya
laki-laki
maupun perempuan. Begitu
badannya
tentang
salam. Ulama-ulama telah sepakat
juga
perempuan
suruhan
boleh
membukakan kepada
sesama
bahwa
mengucapkan
salam
itu
bukan hal wajib, melainkan sunah. Begitu juga sesudah ayat ini (yaitu
perempuan muslimat atau kepada
ayat
hamba sahayanya dan orang-orang
menikah,
yang tiada bersyahwat (bernafsu)
telah menetapkan bahwa suruhan
kepada perempuan. Umpamanya
itu sunah pula. Tapi umumnya
orang yang telah sangat tua, begitu
ulama menetapkan suruhan itu,
pula kepada anak-anak yang belum
suruhan wajib. (Ibid, 516-517)
mengetahui perempuan.
aurat Maka
(kemaluan) boleh
32),
ada
pula
sedang
Melihat segmen dari
suruhan
ulama-ulama
kutipan beberapa penafsiran Mahmud
membukakan badan kepada orang-
Yunus di atas, jelaslah bahwa
orang tersebut itu, kecuali pusat
penjelasan dari setiap ayat yang ia
dan lutut.
berikan
42
merupakan
bentuk
dari
Khairunnas Jamal; Wawasan Keindonesiaan Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Karya Muhammad Yunus
jawaban bagi kegelisahannya atas
yang dapat mempermudah untuk
kondisi
dipelajari.
sosial
masyarakat
Indonesia pada umumnya. Dengan harapan dari wacana yang coba digagasnya
akan
memberikan
pencerahan
dan
mendekatkan
pada pemahaman. Terlebih dengan pendekatan yang digali dari nilainilai
qur’ani,
akan
lebih
memberikan kesan mendalam bagi bentuk-bentuk
penyikapan
terhadap realita yang berlaku.
Karya Mahmud Yunus ini terasa
sangat
kental
dengan
nuansa keindonesiaan,
terutama
terkait dengan dinamika keadaan sosial
masyakarat
yang
berkembang di era penulisannya. Tidak
lain karena di dalamnya
merupakan suatu ungkapan respon atas kondisi yang ada. Sehingga terlihat fungsi Al Qur’an yang up to date dan fleksibel terhadap zaman.
E. KESIMPULAN
Mahmud Yunus ingin memunculkan Sebagai karya tafsir yang merupakan
pionir
tafsir
berbahasa
asli
dalam
kajian
Indonesia
lengkap, Tafsir Al Qur’an Al Karim
Al Qur’an sebagai kitab petunjuk yang
sesungguhnya
kehidupan.
yang ditulis oleh Mahmus Yunus
DAFTAR PUSTAKA
disajikan dengan ringkas dan relatif
Anwar,
detail jika dibandingkan dengan karya-karya yang
terdahulu
sezaman
Meskipun
dengannya.
sebagian
memandangnya
maupun
lebih
pemerhati terkesan
berbentuk terjemahan Al Qur’an saja.
Penggunaan cacatan kaki
untuk menjelaskan maksud kata dalam ayat merupakan salah satu keunggulannya. Selain itu, karya tafsir ini dilengkapi dengan indeks rangkuman isi kadungan Al Qur’an
bagi
Endang Saipul. Telaah Terhadap Al Qur’an dan Tafsirnya (Karya Tim Penyempurna Departemen Agama Republik Indonesia.. Jjurnal Adz Dzkira vol. 01, No. 01 (Januari-Juni) 2010. Baidan, Nashiruddin. Metodologi Penafsiran Al Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baidan. 1998. Baidan, Nashiruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004. Eficandara Masril, Mohd. Nasran Mohammad, Muhammad Adib Syamsuddin dan Anwar Fakhri Omar. Prof. 43
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 1, Januari – Juni, 2017 (28 – 44)
Dr. Mahmud Yunus: Tokoh Mujaddid dari Minangkabau. Selangor: Jabatan Syariah, Fakulti Pengkajian Islam, UKM, 2011. Al Farmawi, Abu Hayy. Bidayah fi At Tafsir Al Maudhu’i, Dirasah Manhajiyah Maudhu’iyah. t.tp, 1976. Federspiel, Howard M. Popular Indonesian Literature of the Qur’an terj. Bandung: Mizan. 1996. Firdaus. Sifat-Sifat Guru dalam Pandangan Mahmud Yunus; (Tinjauan PsikologisPedagogis). Pekanbaru: Program Pasca Sarjana UIN SUSKA Riau. 2011. Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia; dari Hermeneutika hingga Ideologi. Yogyakarta: LKIS. 2013. Al Indunisi, Muhammad Hatta Abdul Fattah. Nasy’atu At Tafsîr bi Indûnisiya wa Tathawwurihi, Tt:Tp, 2012. Kamal, Taufik Adnan. Rekrontruksi Sejarah Al Qur’an. Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi. 2011. Latif, M Sanusi . Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat. Islamic Center Sumatera Barat. 1981. Rina, Malta. Artikel: “Pemikiran dan Karya-karya Prof. Dr. Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam”. Padang: Ilmu Sejarah Pasca Sarjana UNAND. 2011. Ar Rumi, Fahd Ibn ‘Abdurrahman. Buhuts fi Ushul At Tafsir wa Manahijuhu. Riyadh: Maktabah At Taubah. tt. 44
Shihab, M Quraish. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat Al Qur’an. Tanggerang: Lentera Hati. 2013. Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT Rajawali Pers. Cet II. 2014. Tim FKI RADEN. Al Qur’an Kita; Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir Kalamullah. Kediri: Lirboyo Press. 2011. Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan. 1992. Yunus, Mahmud. Tarjamah Qur’an Karim. Bandung: PT Al Ma’arif. cet. II.1975. Yunus, Mahmud. Riwayat Hidup Prof. Dr. H. Mahmud Yunus. Jakarta: Hidakarya Agung. 1982. Yunus, Mahmud. Tafsir Al Qur’an Al Karim. Jakarta: PT Hida Karya Agung. Cet. LXXIII. 2004. Yuni, Asmi. Pemikiran Mahmud Yunus Tentang Metode Pendidikan Islam. Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA Riau. 2011.