RELASI MAKNA LEKSEM ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ DALAM AL-QUR’AN AL-KARIM (SEBUAH KAJIAN SEMANTIK LEKSIKAL) Kunie Takiya Nugrahani, Dr. Afdol Tharik Wastono, S.S., M.Hum. Program Studi Arab, FIB, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini membahas relasi makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang terdapat dalam Al-Qur’an. Tujuannya untuk mengetahui makna dan relasi makna yang terdapat dalam leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an. ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ merupakan verba yang memiliki makna dasar ‘memukul’. Penggunaan leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an tidak hanya bermakna ‘memukul’, tetapi juga memiliki makna yang beragam. Penulis menginventarisasi leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang terdapat dalam Al-Qur’an dan mengklasifikasi berdasarkan makna. Setelah itu, penulis menganalisis relasi makna dari leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ tersebut. Penulis menggunakan beberapa teori antara lain teori semantik (Ullman,2007), teori polisemi dan homonimi (Umar,1982), teori pergeseran makna (Umar,1982), dan teori idiom (Al-Khuli,1982) pada proses analisis data. Hasilnya ditemukan relasi makna polisemi, homonimi, pergeseran makna menyempit dan makna idiomatik dari leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kata kunci : Homonimi, leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/, polisemi, relasi makna, semantik.
Semantic Relation of ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ Lexeme in the Koran (A Semantic Lexical Studies)
Abstract
The focus of this study is about semantic relation of /ḍarab-/ lexeme in the Koran. The aim is to find semantic relation contained in /ḍarab-/ lexeme in the Koran. /ḍarab-/ is a verb which has the basic meaning ‘hit’, ‘strike’. The use of /ḍarab-/ lexeme in the Koran also has various meanings. The researcher inventoried and classified /ḍarab-/ lexeme based on its meaning. After that the researcher analysing about it with some theories such as semantic theory (Ullman,2007), polysemy and homonymy theory (Umar,1982), semantic shift theory (Umar,1982), and idiomatic theory (Al-Khuli,1982), semantic relations of /ḍarab-/ lexeme in the Koran are homonymy, polysemy, constriction of meaning, and idiomatic meaning. Keywords: Homonymy, /ḍarab-/ glossary , polysemy, semantic, semantic relation.
Pendahuluan
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk digunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu untuk bekerja sama dan berkomunikasi. Selain itu, bahasa merupakan suatu sistem yang berarti bahwa bahasa itu sistematis dan sekaligus sistemis. Bahasa yang sistemis terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon. Dari ketiga subsistem itulah bertemu dunia bunyi dan dunia makna. Ilmu tentang bunyi disebut fonetik dan ilmu tentang makna dikaji dalam semantik (Kushartanti, 2009:6-7). Pada perkembangannya mempelajari bahasa juga termasuk mempelajari budaya, karena bahasa merupakan salah satu identitas suatu kelompok masyarakat tertentu untuk berkomunikasi. Bahasa Arab memiliki banyak variasi verba untuk menunjukkan satu tindakan. Contohnya untuk menunjukkan tindakan duduk bisa menggunakan verba ﺟﻠﺲ/jalas-/ atau ﻗﻌﺪ /qa’ad-/. Salah satunya adalah verba ﺿﺮﺏب/ḍarab-/. Verba ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ sering digunakan dalam buku pengajaran bahasa Arab. Menurut kamus Arab-Inggris Hans-Wehr, verba ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ memiliki makna ‘memukul’, ‘menembak’, ‘meninggalkan’ dan ‘memisahkan’. Dalam pengajaran bahasa Arab verba ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ sering diartikan ‘memukul’. Seperti terlihat pada contoh berikut (Haywood, 1976 :142-143) ُﻀْﺮِ ﺑ َﻚ َﻳﯾ
.(1)
/yaḍribuka/ (1) Dia (laki-laki) memukul kamu (laki-laki). .ﺣﺴَﻨًﺎ ٌﺏب َ ﺯزَﻳﯾْ ﺪ َﺿﺮ
.(2)
/ḍaraba zaidun ḥasanan/ (2) Zaid memukul Hasan. Selain terdapat dalam buku pengajaran bahasa Arab, penulis menemukan beberapa contoh penggunaan verba ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an sebagai berikut. (73 :ﺞ ) ﺍاﻟﺤ...ُ ﺳْﺘَﻤِﻌُﻮ ْﺍا ﻟَﻪﮫ ﻞ ٌﻓَ ﺎ َ ﻣَﺜ
َﺏب ِﺱسُ ﺿُ ﺮ ﻳﯾَﺄَﻳﯾﱡﻬﮭَﺎﺍاﻟﻨ ﱠﺎ
.(3)
/yā’ayyuha annāsu ḍuriba maṣalun fastami‘ū lahū .../ ‘Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu ...’ (Q.S Al-Hajj : 73) ... ِﺼﱠﻼَﺓة ﻦَ ﺍاﻟ ِ ﺼُﺮُﻭوْﺍاﻣ ْ ﺡحٌﺃأﻥنْ ﺗَﻘ ﺲﻋَﻠَﻴﯿْ ﻜُﻢْﺟُﻨ َﺎ ْ ﺽضِﻓ ﻠَﻴﯿ ْﻷ َﺭر ﻰﺍا ِﻭوَﺇإﺫذﺿَﺍاﺮَﺑْﺘ ُﻢْﻓ.( 4) /wa’iżā ḍarabtum fi al-’arḍi falaisa ‘alaikum junāḥun ’an taqṣurū min aṣ-ṣalāt .../ ‘Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-qaṣar ṣalatmu, ... ‘(An-Nisa’ : 101)
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Hal yang menarik dari contoh (3) dan (4) adalah verba ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ memiliki makna lain dari yang terdapat dalam kamus. Menurut kamus Hans-Wehr makna leksikal verba dasar ﺿﺮﺏب
/ḍarab-/ adalah ‘memukul’, ‘menembak’, ‘meninggalkan’ dan
‘memisahkan’. Tampak dari kedua ayat tersebut yaitu contoh (3) dan (4) leksem ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ memiliki makna yang berbeda. Pada ayat di contoh (3) kata ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ memiliki makna ‘telah dibuat’ dan pada ayat contoh (4) kata ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ memiliki arti ‘bepergian’. Contoh tersebut telah menunjukkan keragaman makna dari kata ﺿﺮﺏب/ḍarab-/. Berdasarkan uraian tersebut skripsi ini hendak membahas relasi makna salah satu leksem dalam bahasa Arab yaitu ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dengan berbagai bentuk derivasi dan infleksi yang terdapat dalam Al-Qur’an yang memungkinkan munculnya makna-makna yang beragam. Permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini yaitu pola (wazan) apa saja yang dimiliki leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an dan makna dan relasi makna apa saja yang dimiliki leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui pola (wazan)
leksem
ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dan bermacam konjugasi yang
dialami dalam Al-Qur’an. Selain itu untuk mengungkap makna dan relasi makna apa saja yang dimiliki leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an.
Tinjauan Teoritis
Pada penelitian ini penulis akan memaparkan teori yang penulis gunakan dalam meganalisis data. Teori-teori yang penulis gunakan yaitu teori semantik, teori polisemi dan homonimi, teori pergeseran makna, dan teori idiom. Semantik Teori semantik yang penulis gunakan meliputi teori semantik umum dan semantik Arab. Teori semantik umum yang penulis gunakan adalah definisi semantik menurut Stephen Ullman dan Harimurti Kridalaksana, sedangkan semantik Arab penulis menggunakan definisi semantik dari Dr. Ahmad Mukhtar Umar. Semantik merupakan ilmu yang mengkaji tentang makna. Menurut Ullman dalam bukunya Pengantar Semantik (penerjemah: Sumarsono, 2007) kajian makna meliputi perubahan makna, apa saja yang menyebabkan makna tersebut berubah, dan menggolongkan sesuai dengan kriteria logika, psikologi atau yang lain. Makna sendiri memiliki definisi suatu hubungan timbal balik
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
antara nama dengan pengertian. Menurut Kridalaksana (2008:216) dalam Kamus Linguistik semantik memiliki 2 (dua) pengertian yaitu: (1) Bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara. (2) Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa pada umumnya. Ilmu semantik di Arab dikenal dengan ﻋﻠﻢ ﺍاﻟﺪﻻﻟﺔ/’ilmu ad-dilālati/ atau ﻋﻠﻢ ﺍاﻟﻤﻌﻨﻰ /’ilmu al-ma’na/ (Umar, 1982: 11). Umar dalam bukunya
ﻋﻠﻢ ﺍاﻟﺪﻻﻟﺔ/’ilmu ad-dilālati/
menjelaskan pengertian ilmu makna atau semantik bahasa Arab: ﺫذﻟﻚ ﺍاﻟﻔﺮﻉع ﺍاﻟﺬﻱي ﻳﯾﺪﺭرﺱس ﺍاﻟﺸﺮﻭوﻁط ﺍاﻟﻮﺍاﺟﺐ ﺗﻮﺍاﻓﺮﻫﮬﮪھﺎ ﻓﻲ ﺍاﻟﺮﻣﺰ ﺣﺘﻰ ﻳﯾﻜﻮﻥن ﻗﺎﺩدﺭرﺍا ﻋﻠﻰ ﺣﻤﻞ ﺍاﻟﻤﻌﻨﻰ /żālika al-far’u al-lażī yudrasu asy-syurūtu al-wājibi tuwāfiruhā fi ar-ramzi ḥattā yakūnu qādiran ‘alā ḥamli al-ma’nā/ ‘cabang ilmu yang wajib dipelajari sebagai syarat wajib ketersediaan simbol hingga dapat bermakna’ Pada buku tersebut terdapat penjelasan mengenai polisemi dan homonimi. Polisemi dan homonimi masuk dalam satu bab yaitu ﺍاﻟﻤﺸﺘﺮﻙك ﺍاﻟﻠﻔﻈﻲ/al-musytaraku al-lafẓiy/ yaitu ‘suatu lafal/ucapan yang memiliki beberapa makna’ (Umar, 1982:147). Contohnya adalah ﺑﺸﺮﺓة/basyaratun/ secara umum bermakna 1.‘kulit manusia’, namun dalam penggunaan kata tersebut bisa juga bermakna 2.‘daging’. Contoh lain adalah ﺟﺒﻞ/jabalun/ ‘gunung’ baik itu gunung yang 1.’tinggi’ atau 2.’landai’ (Umar, 1982:158). Berbeda halnya dalam bahasa Indonesia homonimi dan polisemi terpisah, untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan masing-masing dari homonimi dan polisemi berikut ini. Polisemi Definisi polisemi penulis ambil dari Kamus Linguistik yang ditulis oleh Kridalaksana, yaitu ‘pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase, dan sebagainya dengan makna yang berbeda-beda’. Contohnya antara lain ‘kambing hitam’. ‘kambing hitam’ memiliki makna 1.’kambing yang berwarna hitam’ dan 2.’orang yang dipersalahkan’. Polisemi, dengan kata lain adalah satu kata yang memiliki makna lebih dari satu dan masih memiliki hubungan makna. Contoh: ! ﺑﺎﻟﺴﺮﻋﺔ ﺍاﺷﺮ ﺩدﻭوﺍاءﺍا ﻟﻲ ﻳﯾﺎ ﺃأﺣﻤﺪ،٬ ﺃأﺷﻌﺮ ﻭوﺟﻊ ﺍاﻟﺮﺃأﺱس.(5) /asy’uru waja’a ar-ra’si, bi as-sur’ati isyr dawā’an lī yā aḥmad/ (5). Aku merasakan sakit kepala, cepat belikan obat untukku Ahmad! . ﻋﺜﻤﺎﻥن ﻫﮬﮪھﻮ ﺭرﺃأﺱس ﺍاﻟﻤﺠﻤﻮﻋﺔ ﺍاﻟﺪﺭرﺍاﺳﺔ ﺍاﻟﻠﻐﻮﻳﯾﺔ.(6)
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
/’Utsman huwa ra’su al-majmū’ati ad-dirāsati al-lughawiyyati/ (6). ‘Utsman adalah ketua kelompok belajar linguistik. Kata ﺭرﺃأ ﺱس/ra’s-/ memiliki makna ‘kepala’ pada contoh (5) namun pada contoh (6) memiliki makna ‘ketua’. ‘Kepala’ merupakan bagian atas pada tubuh dan ‘ketua’ adalah posisi paling atas dari sebuah kelompok atau perkumpulan. Hal ini menunjukkan bahwa makna ‘kepala’ dan ‘ketua’ memiliki relasi makna polisemi, selain itu memiliki persamaan menunjukkan bagian atas. Homonimi Homonimi, menurut Kridalaksana (2008:85) adalah ‘hubungan antara kata yang ditulis dan/atau dilafalkan dengan cara yang sama dengan kata lain tetapi yang tidak mempunyai hubungan makna’. Contoh homonimi dalam bahasa Indonesia adalah ‘bisa’. ‘bisa’ memiliki makna 1.’racun ular’ dan 2.’dapat’. Homonimi, dengan kata lain adalah dua buah kata atau lebih yang memiliki bunyi atau tulisan yang sama, namun memiliki makna yang berbeda. Bila kedua kata tersebut memiliki tulisan yang sama disebut homograf, sedangkan bila memiliki bunyi yang sama disebut homofon. Contoh : . ﺃأﺗﻨﺎﻭوﻝل ﺍاﻟ ﻌَﺸﺎء ﻓﻲ ﺍاﻟﺴﺎﻋﺔ ﺍاﻟﺴﺎﺑﻌﺔ.(7) /atanāwalu al-‘asyā’a fī as-sā’ati as-sābi’ati/ (7). Saya makan malam pukul tujuh. ! ﻰ ﺍاﻟ ﻌِﺸﺎء ﺟﻤﺎﻋﺔ ّ ﺼﻠ ﻫﮬﮪھﻴﯿ ّﺎﻧ.(
8)
/hayyā nuṣallī al-’isy ā’ jamā’atan/ (8). Mari shalat ‘Isya’ berjamaah! Pada contoh (7) dan (8) kata ﺍاﻟ ﻌِﺸﺎء
/al-‘asyā’-/ dan /al-‘isyā’-/ memiliki tulisan
dan huruf yang sama, namun memiliki bunyi dan makna yang berbeda. Hal ini menunjukkan homograf dalam bahasa Arab, yaitu tulisan sama namun memiliki bunyi dan makna yang berbeda. . ﻛﺘﺎﺑﻲ ﻋﻠﻰ ﺍاﻟﻤﻜﺘﺐ.(9) /kit ābī ‘alā al-maktabi/ (9). Buku saya berada di (atas) meja. . ﺫذﻫﮬﮪھﺐ ﺃأﺑﻰ ﺇإﻟﻰ ﺍاﻟﻤﻜﺘﺐ ﻣﺒ ﻜّﺮﺍا.(10) / żahaba abī ila al-maktabi mubakkiran/ (10). Ayah (telah) pergi ke kantor pagi-pagi sekali. Contoh (9) dan (10) kata ﺍاﻟﻤﻜﺘﺐ/al-maktab-/ memiliki tulisan dan bunyi yang sama, namun memiliki makna berbeda yaitu ‘meja’ yang terlihat pada contoh (9) dan ‘kantor’ seperti
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
terlihat pada contoh (10). Kata ﺍاﻟﻤﻜﺘﺐ/al-maktab-/ mewakili contoh dari homofon yaitu kata yang memiliki tulisan dan bunyi yang sama namun memiliki makna yang berbeda. Pergeseran Makna Menyempit Makna menyempit adalah ketika terjadi peralihan makna dari makna umum ke makna parsial, atau ruang lingkupnya semakin sempit (Umar,1982:246). Sebagian ahli mengartikan makna menyempit dengan berkurangnya makna yang terdapat pada suatu kata. Sebagai contoh Umar menyebutkan bahwa kata ﺣﺮﺍاﻣﻲ/ḥarāmiy/ hakikatnya bermakna ‘haram’, kemudian maknanya menjadi khusus dan digunakan untuk menyebut ﻟﺺ/laṣun/ ‘pencuri’ pada beberapa naskah abad 7 (tujuh) hijriyah Idiom Menurut Kridalaksana (1982:72) idiom adalah konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya bersama yang lain. Contohnya adalah ‘besar kepala’, bila diartikan dari masing-masing kata penyusun frase tersebut maka akan bermakna ‘kondisi fisik kepala yang besar’. Padahal maksud dari frase tersebut sebenarnya adalah ‘sombong’. Idiom, menurut al-Khuli (1982:125) adalah konstruksi kata yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna masing-masing unsurnya. Redaksinya sebagai berikut: ﺗﻌﺒﻴﯿﺮ ﻳﯾﺨﺘﻠﻒ ﻣﻌﻨﺎﻩه ﻋﻦ ﺍاﻟﻤﻌﻨﻰ ﺍاﻟﻜﻠﻲ ﻷﺯزﺟﺎﺋﻪﮫ /ta’bīru yakhtalifu ma’nāhu ‘an al-ma’na al-kulliyyi li azjā’ihi/
Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis. Penulis mengumpulkan data yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang ada. Pada analisis data penulis menggunakan rujukan dari tafsir Al-Qur’an dan beberapa ḥadiṡ yang terkait. Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah ayat Al-Qur’an yang mengandung leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/. Penulis menggunakan buku ﺍاﻟﻤﻌﺠﻢ ﺍاﻟﻤﻔﻬﮭﺮﺱس ﻷﻟﻔﺎﻅظ ﺍاﻟﻘﺮﺁآﻥن ﺍاﻟﻜﺮﻳﯾﻢ /al-mu’jamu al-mufahrasu li alfāẓi al-qur’āni al-karīm/ karya Muhammad Fuad Abdul Baqiy untuk mengetahui ayat-ayat yang mengandung leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an terdapat pada 54 ayat dalam 28 Surat yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’, Al-Maidah, Al-A’raf, Al-Anfal, ar-Ra’du, Ibrahim, an-Nahl, Al-Isra’, Al-Kahfi, Thaha, Al-Hajj, an-Nur, Al-Furqan, asy-Syu’ara, Al-‘Ankabut, ar-Rum, Yasin, ash-Shaffat,
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Shad, az-Zumar, az-Zukhruf, Muhammad, Al-Hadid, Al-Hasyr, at-Tahrim dan AlMuzzammil. Selain menggunakan Al-Qur’an dan Terjemah yang diterbitkan oleh Departemen Agama, penulis juga menggunakan perangkat lunak (software) Al-Qur’an dan Terjemahnya versi 1.2. Teknik pemerolehan data yang penulis gunakan adalah dengan distribusi leksem ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ yang terdapat dalam Al-Qur’an. Distribusi leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ tersebut mengacu pada buku ﺍاﻟﻤﻌﺠﻢ ﺍاﻟﻤﻔﻬﮭﺮﺱس ﻷﻟﻔﺎﻅظ ﺍاﻟﻘﺮﺁآﻥن ﺍاﻟﻜﺮﻳﯾﻢ/al-mu’jamu al-mufahrasu li alfāẓi al-qur’āni alkarīm/ karya Muhammad Fuad Abdul Baqiy. Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis adalah : 1). Inventarisasi leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang terdapat dalam Al-Qur’an. 2). Klasifikasi leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an berdasarkan pola dan kelas kata. 3). Identifikasi leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an berdasarkan makna. 4). Analisis data yang diperoleh mengenai relasi makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam AlQur’an menggunakan kajian semantik dan melibatkan kajian sintaksis secara tidak langsung.
Pembahasan Pada bab ini akan dianalisis leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam Al-Qur’an. Pembahasan pada bab ini meliputi analisis polisemi, analisis homonimi, analisis pergeseran makna, dan analisis makna idiomatik. Penulis mengambil makna dasar leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’ sebagai acuan analisis. Pembahasan Polisemi Makna dasar leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ dalam penelitian ini adalah ‘memukul’. Menurut penulis, makna yang memiliki relasi makna polisemi dengan makna dasar ‘memukul’adalah leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang bermakna ‘memenggal’ dan ‘memancung’ sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut: QS. Al-Anfāl Ayat 12 ..ِﻻ ﻋْﻨَﺎﻕق ﻕقَﺍا ْ ﻓَﻮ ﻓَﺎﺍاﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا ْﻦ َﻛَﻔَﺮُ ﻭوْﺍا ﺍاﻟﺮﱡ ﻋ َﺐ ْﺏبِ ﺍاﻟﱠﺬ ِﻳﯾ ْ ﻰﻗﻠُﻮ ِﻲْ ﻓ ِﺳَ ﺎُﻟْﻘ ... / ... sa’ulqī fī qulūbi al-lażīna kafarū ar-ru’ba fa iḍribū fauqa al-a’nāqi/ ‘... Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka ...’
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Kata ﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا ﺍا
/iḍribū/ pada ayat ini merupakan bentuk imperatif untuk orang kedua
maskulin jamak. Dengan kata lain bentuk imperatif ini merupakan perintah. Pada ayat ini kata ﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا ﺍا
/iḍribū/ bermakna ‘penggallah’ karena ayat ini turun menjelang perang Badar.
Sebuah perintah untuk memerangi kaum kafir Quraisy. Leksem ﺿﺮﺏب/darab-/ pada ayat ini diartikan memenggal karena iḍribū diikuti ِﻕق ﻋْﻨ َﺎ ﻕقَ ﺍا ْﻻ ْ ﻓَﻮ
/fauqa al-a’nāqi/ ‘bagian atas lehernya’
yaitu memukul bagian atas leher mereka (kaum kafir) hingga terpisah. Makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memenggal’ masih memiliki korelasi dengan makna dasar ‘memukul’ karena memiliki persamaan yaitu sama-sama perbuatan yang menyakiti atau membuat terluka objek. ‘memukul’ dan ‘memenggal’ memiliki perbedaan yaitu ‘memenggal’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memotong suatu bagian hingga terlepas sedangkan ‘memukul’ adalah menggunakan suatu benda yang keras atau berat dengan kekuatan untuk mengetuk. Berdasarkan uraian tersebut penulis berkesimpulan bahwa makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memenggal’ memiliki relasi makna polisemi dengan makna dasar ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ ‘memukul’. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang bermakna ‘memancung’ sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut: (1) QS. Al-Anfāl Ayat 12 ﻣ ِﻨْﻬﮭُﻢ ْﻛُﻞﱠﺑَﻨ َﺎ ٍﻥن
ﻭوَﺍاﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا
...
/... wa iḍribū minhum kulla banānin/ ‘ ... dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.’ Kata ﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا ﺍا
/iḍribū/ pada ayat ini merupakan bentuk imperatif untuk orang kedua
maskulin jamak. Bentuk imperatif adalah bentuk verba yang maknanya bersifat perintah. Makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memancung’ masih berkorelasi dengan makna dasar ‘memukul’ memiliki persamaan yaitu sama-sama perbuatan yang menyakiti atau membuat terluka objek, sedangkan perbedaannya adalah ‘memukul’ bermakna menggunakan suatu benda yang keras atau berat dengan kekuatan untuk mengetuk dan ‘memancung’ bermakna memotong namun bagian yang dipotong tidak sampai terlepas. Berdasarkan uraian tersebut penulis berkesimpulan bahwa makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memancung’ memiliki relasi makna polisemi dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’.
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Pembahasan Homonimi Berdasarkan analisis penulis menemukan beberapa makna yang memiliki relasi makna homonimi dengan makna dasar ‘memukul’ yaitu ‘membuat’, ‘perjalanan’, ‘pergi’, ‘memberi’, ‘ditimmpakan’, ‘diliputi’, ‘berhenti’, ‘menutup’. Pada pembahasan inipenulis hanya akan memaparkan leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang bermakna ‘perjalanan’, ‘berhenti’, dan ‘menutup’. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang bermakna ‘perjalanan’ sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut: (2) Ali Imran Ayat 156 ﻋِﻨْﺪَ ﻧَﺎﻣَﺎﻣَﺎﺗُﻮْﺍا ﺽضِﺍاَﻭوْ ﻛَﺎﻧُﻮ ْﺍاﻏُﺰﻯىًّﻟﱠﻮْﻛَﺎﻧُﻮْ ﺍا ْﻷْ َﺭر ﻰ ﺍا ِﻓ
ﺧْﻮَﺍاﻧِﻬﮭِﻢْﺍاِﺫذَﺍا ﺿﺮَﺑُﻮْﺍا ِﻦَﺍاﻣَﻨ ُﻮْﺍاﻻَﺗَﻜُﻮْﻧُﻮْﺍاﻛَﺎﺍاﻟﱠ ﺬِﻳﯾْﻦَﻛ ﻔَﺮُﻭو ْﺍاﻭو ﻗَﺎﻟُﻮْﺍاﻻ ْ ﻳﯾَﺎ ﺃأﻳﯾﱡﻬﮭَﺎ ﺍاﻟﱠﺬِﻳﯾ
...ﻭوَﻣَﺎ ﻗُﺘِﻠُﻮْﺍا /yā ayyuha al-lażīna āmanū lā takūnū ka al-lażīna kafarūu wa qālū li ikhwānihim iżā ḍarabū fi al-arḍi au kānū guzzan lau kānū ‘indanā mā mātū wa mā qutilū .../ ‘Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, ‘sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh’...’ Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang terdapat pada ayat ini dalam bentuk perfektif untuk orang ketiga maskulin jamak yaitu ﺿﺮَﺑُﻮْﺍا ْﻰ ﺍاﻷَْ ﺭر ِﺽض ِﻓ
/ḍarabū/. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ pada ayat ini diikuti oleh
/fi al-arḍi/ menjadi bermakna ‘mengadakan perjalanan’. Tidak tepat bila ِﺽض ْﻰ ﺍاﻷَْ ﺭر ِﻓ
ﺿﺮﺏب/ḍaraba fi al-arḍi/ diartikan ‘memukul di bumi’. ﻰﺍاﻷْ َﺭرْﺽض ِﻓ
ﺿﺮﺏب/ḍaraba fi al-arḍi/
adalah salah satu bentuk idiom yang bermakna ‘perjalanan’. Makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘perjalanan’ tidak memiliki kaitan dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’ sehingga penulis berkesimpulan bahwa makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘perjalanan’ memiliki relasi makna homonimi dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang bermakna ‘berhenti’ sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut: (3) QS. Az-Zukhruf Ayat 5 ْﺴْﺮﻓِ ﻴﯿ َﻦ ُﺤ ًﺎﺃأﻥنْﻛُﻨْﺘ ُﻢْ ﻗَﻮْ ﻣًﺎﻣ ْﺻَﻔ َﻋَﻨْﻜﻢُﺍاﻟﺬﱢﻛْﺮ ِﻀْ ُﺮ ﺏب َﺃأﻓَ ﻨ /afanaḍribu ‘ankumu aż-żikra ṣafḥan an kuntum qauman musrifīna/ ‘Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?’ ﻧﻀﺮﺏب/naḍribu/ adalah bentuk imperfektif dari verba dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ untuk orang pertama jamak. Pada ayat ini ia mendapat modus indikatif. Verba imperfektif indikatif
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
menunjukkan kalimat pernyataan yang sedang berlangsung atau akan terjadi. Prefiks /a/ menunjukkan kalimat tanya ‘apakah’ dan ﻑف/fa/ menunjukkan konjungsi ‘maka’. Makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘berhenti’ tidak memiliki kaitan dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’ sehingga penulis berkesimpulan bahwa makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/
‘berhenti’
memiliki relasi makna homonimi dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang bermakna ‘menutup’ sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut: (4) QS. Al-Kahfi Ayat 11 ﻋَﺪَﺍاﺩدًﺍا َﻒِﺳِ ﻨِﻴﯿْﻦ ْ ﻰ ﺍاﺫذَ ﺍاﻧِﻬﮭِﻢ ْﻓِﻰﺍاﻟْﻜَﻬﮭ َﻋ ﻠ
ﻓَﻀﺮَﺑْﻨَﺎ
/faḍarabnā ‘alā āżānihim fi al-kahfi sinīna ‘adadan/ ‘Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun’ ﺿﺮَﺑْﻨَﺎ
/ḍarabnā/ merupakan bentuk perfektif dari verba dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/
untuk orang pertama jamak. Adanya verba di awal kalimat menunjukkan bahwa kalimat ayat ini adalah ﺟﻤﻠﺔ ﻓﻌﻠﻴﯿﺔ/jumlah fi’liyah/. Pada ayat ini leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ memiliki arti ‘tutup’, namun bila disesuaikan dengan konteks ayat bermakna ‘menidurkan’ atau ‘membuat tertidur’. Hal ini karena leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang diikuti ْﻋَﻠَﻰﺍاﺫذ َﺍاﻧِﻬﮭِﻢ
/’alā āżānihim/ ‘pada
telinga mereka’ ( ﺫذﺍاَﺍاﻥن/āżānun/ merupakan bentuk jamak dari ﺍاﺫذﻥن/użunun/ ‘telinga’) menjadi bermakna ‘menutup telinga’ yang sebenarnya memiliki makna ‘membuat tidur’. Pada Kamus Idiom Arab-Indonesia juga terdapat frase ﺿﺮﺏب ﻋﻠﻰ ﺍاﺫذﻧﻪﮫ/ḍaraba ‘alā użunihi/ yang bermakna ‘menidurkan’. Makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘menutup’ tidak memiliki kaitan dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’ sehingga penulis berkesimpulan bahwa makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘menutup’ memiliki relasi makna homonimi dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’. Pembahasan Pergeseran Makna Menyempit Makna menyempit pada leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang tidak sampai menghilangkan makna dasar ‘memukul’ adalah ‘memenggal’. Makna ini didapatkan ketika leksem ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ diikuti oleh ِﻕق ﻋْﻨ َﺎ ﻕقَ ﺍا ْﻻ ْ ﻓَﻮ
/fauqa al-a’nāqi/ ‘pada lehernya’. Secara leksikal ﻋﻨﻖ/’unuq-
/ bermakna ‘leher’ namun karena disesuaikan dengan konteks ayat maka menjadi bermakna ‘kepala’. Makna ‘penggal’ disebutkan satu kali dalam Al-Qur’an yaitu QS. Al- Anfāl ayat 12: ...ِ ﻕق ﻓَﻮْﻕقَﺍاﻻْ ﻋْﻨَﺎ ﻓَﺎﺍاﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا ْﻦ َﻛَﻔَﺮُ ﻭوْﺍا ﺍاﻟﺮﱡ ﻋ َﺐ ْﺏبِ ﺍاﻟﱠﺬ ِﻳﯾ ْ ﻰﻗﻠُﻮ ِﻲْ ﻓ ِﺳَ ﺎُﻟْﻘ ... /... sa’ulqī fī qulūbi al-lażīna kafarū ar-ru’ba fa iḍribū fauqa al-a’nāqi.../
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
‘... Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka ...’ Makna menyempit lain pada leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang tidak sampai menghilangkan makna dasar ‘memukul’ adalah ‘memancung’. Makna ini didapatkan ketika leksem ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ diikuti oleh ٍﻥن ﻛُﻞﱠﺑَﻨ َﺎ
/kulla banānin/ ‘tiap ujung jari’ dan ﺍاﻟﺮﱢﻗَﺎﺏب
/ar-riqāb / ‘lehernya’.
Makna ‘memancung’ disebutkan dua kali dalam Al-Qur’an yaitu QS. Al- Anfāl ayat 12 dan QS. Muḥammad ayat 4: (12 :ﻝل ﻻ ﻧﻔﺎ ﻣِﻨْﻬﮭُﻢ ْﻛُﻞﱠ ﺑَﻨ َﺎﻥنٍ)ﺍا
ﻭوَﺍاﺿْﺮِﺑُﻮْﺍا
...
/... wa iḍribū minhum kulla banānin/ ‘ ... dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka’ (4 :ﺤﻤﺪ )ﻣ. . ِ ﺏب ﺍاﻟﺮﱢﻗَﺎ
َﺏب ﻀَ ﺮ ﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭوْﺍا ﻓ ْﻓﺈﺫذَ ﻟَﺍاﻘِﻴﯿْ ﺘﻢُ ﺍا ﻟﱠﺬِﻳﯾ
/fa iżā laqītumu al-lażīna kafarū fa ḍarba ar-riqāb.../ ‘Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka ... Makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memenggal’ dan ‘memancung’ masih memiliki kaitan dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/
‘memukul’, yaitu lebih spesifik sehingga penulis
berkesimpulan bahwa makna ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memenggal’ dan ‘memancung’ memiliki relasi makna pergeseran makna menyempit dengan makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’. Pembahasan Idiomatik Penulis menemukan 8 (delapan) idiom dalam Al-Qur’an yang mengandung leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/. Disebut idiom karena makna yang terbentuk dari idiom yang mengandung leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ tersebut berbeda jauh dari makna dasar unsur-unsur penyusunnya. Makna idiom yang paling banyak terdapat dalam Al-Qur’an adalah ﺿﺮﺏب ﻣﺜﻼ/ḍaraba maṡalan/ ‘membuat perumpamaan’ disebut sebanyak 27 (dua puluh tujuh) kali dalam AlQur’an. Secara leksikal makna dasar ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ adalah ‘memukul’ sedangkan ﻣﺜﻼ /maṡalan/ bermakna ‘perumpamaan’ ‘contoh’. Bila diartikan per kata maka akan bermakna ‘memukul perumpamaan’. Makna ‘memukul perumpamaan’ kurang tepat karena ayat-ayat tersebut mendeskripsikan tentang perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk manusia, sehingga pada ayat-ayat tersebut frase ﺿﺮﺏب ﻣﺜﻼ/ḍaraba maṡalan/ bermakna ‘membuat perumpamaan’, ‘mengadakan perumpamaan’, ‘dijadikan perumpamaan’, dan ‘memberi perumpamaan’. Makna ‘membuat perumpamaan’, ‘mengadakan perumpamaan’, ‘dijadikan perumpamaan’, dan ‘memberi perumpamaan’ merupakan makna idiom dari frase ﺿﺮﺏب ﻣﺜﻼ
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
/ḍaraba maṡalan/ karena kurang sesuai bila frase tersebut dimaknai berdasarkan makna tiap kata penyusunnya.
Kesimpulan
Pada subbab ini akan disampaikan hasil penelitian yang penulis dapatkan. Berdasarkan inventarisasi, klasifikasi, dan analisis, penulis menemukan bahwa leksem ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ yang ada dalam Al-Qur’an hanya terdapat dalam pola I dengan berbagai bentuk yaitu perfektif, imperfektif, imperatif dan nomina infinitif. Berdasarkan Tabel dan Grafik (lihat Lampiran hal.85) dapat disimpulkan bahwa makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang paling banyak adalah makna ‘membuat’ sebanyak 50% sedangkan leksem bermakna dasar ‘memukul’ presentasenya sebanyak 19%. Bentuk verba yang paling banyak terdapat dalam Al-Qur’an yaitu bentuk perfektif sebanyak 41%, kemudian bentuk imperfektif sebanyak 26%, bentuk imperatif sebanyak 22%, bentuk nomina infinitif sebanyak 6% dan bentuk pasif perfektif sebanyak 5%. Relasi makna leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah polisemi, homonimi, pergeseran makna menyempit, dan makna idiomatik. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang memiliki relasi makna polisemi yaitu masih memiliki kaitan dengan makna dasar ‘memukul’ dalam Al-Qur’an terdapat dua makna yaitu ‘memenggal’ dan ‘memancung’. Leksem ﺿﺮﺏب /ḍarab-/ bermakna ‘penggal’ disebut satu kali dalam Al-Qur’an yaitu terdapat pada Qur’an Surat Al-Anfāl Ayat 12. Sedangkan leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ bermakna ‘pancung’ disebut dua kali dalam Al-Qur’an terdapat pada Qur’an Surat Al-Anfāl Ayat 12 dan Qur’an Surat Muḥammad ayat 4. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ yang memiliki relasi makna homonimi yaitu tidak memiliki kaitan dengan makna dasar ‘memukul’ dalam Al-Qur’an terdapat sembilan (9) makna yaitu ‘membuat’ ‘perjalanan’ ‘pergi’ ‘memberi’ ‘ditimpakan’ ‘berusaha’ ‘diliputi’ ‘berhenti’ dan ‘menutup’. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘membuat’ disebut sebanyak dua puluh enam (26) kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ bermakna ‘membuat’ mayoritas dalam frase leksem ﺿﺮﺏب ﻣﺜﻼ/ḍaraba maṡalan/ frase tersebut bisa bersinonimi dengan
ﻣﻔﻌﻞ ﻣﻄﻠﻖ
/maf’ul mutlaq/ ‘obyek absolut’
ﻣﺜﻞ ﻣﺜﻼ
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
/maṡṡala maṡalan/ yang
bermakna ‘menunjukkan perumpamaan’, sehingga ﺿﺮﺏب/ḍaraba/ bersinonim dengan ﻣﺜﻞ /maṡṡala/. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘perjalanan’ disebut sebanyak tiga kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘pergi’ disebut sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘memberi’ disebut sebanyak empat kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘ditimpakan’ disebut sebanyak satu kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘berusaha’ disebut sebanyak satu kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘diliputi’ disebut sebanyak satu kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘berhenti’ disebut sebanyak satu kali dalam Al-Qur’an. Leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ secara homonimis bermakna ‘menutup’disebut sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an. Pergeseran makna menyempit dari leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/
yang penulis temukan
dalam Al-Qur’an adalah makna ‘memenggal’ dan ‘memancung’. Makna ‘memenggal’ dan ‘memancung’ lebih spesifik dari makna dasar ‘memukul’ dan masih berkorelasi. Ciri-ciri pergeseran makna menyempit adalah maknanya beralih dari makna umum ke makna parsial, atau ruang lingkupnya semakin sempit. Berdasarkan uraian tersebut penulis berkesimpulan bahwa leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ bermakna ‘memenggal’ dan ‘memancung’ merupakan pergeseran makna menyempit dari ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ ‘memukul’. Penulis menemukan 8 (delapan) idiom dalam Al-Qur’an yang mengandung leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/. Hal ini karena makna yang terbentuk dari idiom yang mengandung leksem ﺿﺮﺏب/ḍarab-/ tersebut berbeda jauh dari makna dasar unsur-unsur penyusunnya. Makna idiom yang paling banyak terdapat dalam Al-Qur’an adalah ﺿﺮﺏب ﻣﺜﻼ/ḍaraba maṡalan/ ‘membuat perumpamaan’, disebut sebanyak 27 kali dalam 17 surat yaitu Surat Al-Baqarah, Ar-Ra’du, Ibrahim, An-Nahl, Al-Isra, Al-Kahfi, Al-Hajj, An-Nur, Al-Furqan, Al‘Ankabut,Ar-Rum, Yasin, Az-Zumar, Az-Zukhruf, Al-Hasyr, At-Tahrim, dan Surat Muhammad.
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Saran
Penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi penelitian relasi makna sebuah leksem dalam Al-Qur’an Al-Karim. Semoga penelitian terhadap relasi makna sebuah leksem dalam Al-Qur’an Al-Karim tetap berlanjut guna menemukan relasi makna yang terdapat pada leksem lain dalam Al-Qur’an serta memperkaya khazanah linguistik Bahasa Arab.
Daftar Referensi Al-Faruqi, Ismail R., Al-Faruqi, Lois L. Atlas Budaya Islam. Penerjemah: Ilyas Hasan. Bandung: Mizan, 1998. Al-Khuli, Muhammad ‘Ali. ﻣﻌﺠﻢ ﻋﺎﻡم ﺍاﻟﻠﻐﺔ ﺍاﻟﻨﻈﺮﻱي. Beirut : ﻣﻜﺘﺒﺔ ﻟﺒﻨﺎﻥن, 1982. Al-Tonsi, Abbas., dkk. ﺏب ﻓﻰﺗﻌﻠّﻢ ﺍاﻟﻌﺮﺑﻴﯿﺔ ﺍاﻟﻜﺘﺎ
: A Textbook for Beginning Arabic. Washington :
Georgetown University Press, 1995. As-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. Tafsir Al-Qur’an. Penerjemah: Muhammad Iqbal, dkk. Jakarta: Darul Haq, 2014. Terjemah dari: Taisir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Manan, 2005. Bakalla, M. H. Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab. Penerjemah:. Males Sutiasumarga. Jakarta: PT. Hardjuna Dwitunggal, 1984. Terjemah dari: Arabic Culture, Through Its Language and Literature, 1984. Baqiy, Muhammad Fuad Abdul. ﺍاﻟﻤﻌﺠﻢ ﺍاﻟﻤﻔﻬﮭﺮﺱس ﻷﻟﻔﺎﻅظ ﺍاﻟﻘﺮﺁآﻥن ﺍاﻟﻜﺮﻳﯾﻢ. Tanpa Kota : Maktabah Dahlan Indonesia, tt. Cowan, J. Milton. Hans Wehr : A Dictionary of Modern Written Arabic. New York : Spoken Language Services, Inc, 1976. Departemen Agama. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2002. Haywood, J. A.dan H. M. Nahmad. A New Arabic Grammar of The Written Language. London : Lund Humphries, 1976.
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Holes, Clive. Modern Arabic, Structures, Function, and Varieties. Singapura : Longman Singapore Publishers (Pte) Ltd, 1995. Imamuddin, Basuni dan Nashiroh Ishaq. Kamus Idiom Arab-Indonesia Pola Aktif. Jakarta : Gramedia, 2005. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia, 2008. Kushartanti, Untung Yuwono, & Multamia RMT Lauder. Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta : Gramedia, 2009. Manẓur, Ibn. ﻟﺴﺎﻥن ﺍاﻟﻌﺮﺏب. Beirut : ﺩدﺍاﺭر ﺍاﺣﻴﯿﺎﺉئ ﺍاﻟﺘﺮﺍاﺙث ﺍاﻟﻌﺮﺑﻲ, 1997. Parera, J.D. Teori Semantik. Jakarta : Erlangga, 2004. Ullman, Stephen. Pengantar Semantik. Adaptasi oleh Sumarsono. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007. Umar, Ahmad Mukhtar. ﻋﻠﻢ ﺍاﻟﺪﻻﻟﺔ. Jāmi’ah Al-Kuwait : ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺩدﺍاﺭر ﺍاﻟﻌﺮﻭوﺑﺔ ﻟﻠﻨﺸﺮ ﻭوﺍاﻟﺘﻮﺯزﻳﯾﻊ, 1982. Buku Digital Al-Syeikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. Tafsir Ibnu Kaṡir, Jilid 5,6,7,8. Penerjemah: M.Abdul Ghoffar & Abdurrahim Mu’ṭi. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003. Terjemah dari: Lubābut Tafsīr min Ibni Kaṡir, 1994. Kaṡir, Ibnu. Tafsir Ibnu Kaṡir, Juz 1,4,5,7,9,14.15. Penerjemah: Bahrun Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000. Terjemah dari: Tafsīr Al-Qur’ān Al-‘Aẓīm, tt. Perangkat Lunak (Software) iQuran Pro, Perangkat Lunak Al-Qur’an dan Terjemah. Al-Qur’an dan Terjemahnya versi 1.2 Kamus 2.03, Perangkat Lunak Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. KBBI, Perangkat Lunak Kamus Besar Bahasa Indonesia. Verb Ace, Perangkat Lunak Kamus Bahasa Arab-Inggris-Indonesia.
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
Tabel Tabel 1. Daftar Makna No.
Makna
Jumlah
Presentase
1
Membuat
26
50%
2
Memukul
10
19%
3
Memberi
3
5%
4
Perjalanan
3
6%
5
Pergi
2
4%
6
Memancung
2
4%
7
Menutup
1
2%
8
Memenggal
1
2%
9
Ditimpakan
1
2%
10
Diliputi
1
2%
11
Berusaha
1
2%
12
Berhenti
1
2%
54
100%
Total
Tabel 2. Daftar Bentuk Verba No.
Bentuk
Jumlah
Presentase
1
Perfektif
22
41%
2
Imperfektif
14
26%
3
Imperatif
12
22%
4
Nomina Infinitif Pola I
3
6%
5
Pasif Perfektif
3
5%
Total
54
100%
Grafik
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
GRAFIK 1. Daftar Makna
Da#ar Makna
2%
2%
2% 2%
2% 2% Membuat Memukul
4%
Memberi
4%
Perjalanan Pergi
6% 50% 5%
Memancung Menutup Memenggal Di<mpakan Dilipu< Berusaha
19%
Berhen<
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014
GRAFIK 2. Daftar Bentuk Verba
Da#ar Bentuk Verba Nomina Infini
Imperfek
Impera
Perfek
Relasi Makna..., Kunie Takiya Nugrahani, FIB UI, 2014