ANALISIS MAKNA KATA ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ DALAM AL-QUR`AN AL-KARIM SKRIPSI SARJANA O L E H
ZIKRI MAHYAR 030704016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB MEDAN 2007
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
ANALISIS MAKNA KATA ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ DALAM AL-QUR`AN AL-KARIM SKRIPSI SARJANA DISUSUN O L E H
ZIKRI MAHYAR 030704016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB MEDAN 2007
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
ANALISIS MAKNA KATA ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ DALAM AL-QUR`AN AL-KARIM SKRIPSI SARJANA DISUSUN O L E H
ZIKRI MAHYAR 030704016 Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Nur Sukma Suri, M.Ag.
Drs. Bahrum Saleh, M.Ag.
NIP: 131676484
NIP: 131918537
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu Syarat Ujian Sarjan Sastra dalam bidang Ilmu Bahasa Arab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB MEDAN
2007
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Disetujui oleh: FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB Ketua,
Sekretaris,
Drs. Aminullah, M.A., Ph.D
Drs. Mahmud Khudri, M.Hum
NIP: 132049790
NIP: 131674461
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
PENGESAHAN: Diterima oleh: Panitia Ujian Fakultas Sastra Uneversitas Sumatera Utara untuk Melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam bidang ilmu Bahasa Arab di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan Pada Hari
:
Tanggal
:
Fakultas Sastra USU Dekan Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D NIP: 132098531 Panitia Ujian, 1. Drs. Aminullah, M.A., Ph.D 2. Drs. Mahmud Khudri, M.Hum 3. Dra. Nur Sukma Suri, M.Ag 4. Drs. Bahrum Saleh, M.Ag 5. Drs. Suwarto, M.Hum
(.....................) (.....................) (.....................) (.....................) (.....................)
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang ditulis diacu oleh naskah skripsi ini dan yang disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, 26 Nopember 2007 Penulis,
Zikri Mahyar 030704016
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR Alhamdulillāh, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menegakkan ajaran Islam sehingga menjadi rahmat bagi semesta alam. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis menyusun sebuah skripsi yang
ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`an Al-Karim. berjudul “Analisis Makna Kata ﺮ Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, hal ini tidak lain karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amīn yā rabba al-‘ālamīn.
Medan, 26 Nopember 2007 Penulis,
Zikri Mahyar 030704016
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillāh, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menegakkan ajaran Islam sehingga menjadi rahmat bagi semesta alam. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa besar dalam mensukseskan penulisan skripsi ini. Sebagai ungkapan kebahagian penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Idul Akbar dan Ibunda Rahimah Yahya yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus hingga
penulis
dapat
menyelesaikan
pendidikan
di
perguruan
tinggi.
Allāhummagfirlī wa liwālidayya wa-irham humā kamā rabbayānī sagīran. 2. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Beserta pembantu Dekan I, II, dan III. 3. Bapak Drs. Aminullah M.A, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Dra. Nur Sukma Suri, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag, selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh kesabaran untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, khususnya staf pengajar Program Studi Bahasa Arab yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan serta kak Cut Meurah Intan dan Andika selaku tata Usaha Program Studi Bahasa Arab.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
7. Kakakku tercinta Ainul Mardhiah Ray, S.Pd.I, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. 10. Adikku tercinta Fitri Akmalia yang telah memberikan motivasi, dukungan, bantuan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat-sahabatku stambuk 2003, Eka, Ghafar, Andi, Indra, Aswin, Dinul, Zul, Andika, Amril, Amiril, Amraini, Ema, Nia, Lina, Yanti, Fakrah, Ijur dan Vina. 12. Teman-teman mahasiswa jurusan Sastra Arab yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Universitas Sumatera Utara. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Jazākumullāhu khairan.
Medan, 26 Nopember 2007 Penulis,
Zikri Mahyar 030704016
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR............................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................................
أ ب د
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................
ﻩ
....................................................................................... ABSTRAK .............................................................................................................. و BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1 1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………..5 1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………...5 1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………….6 1.5. Metode Penelitian…………………………………………………...6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..8 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Makna Kontekstual………………..8 2.2. Pengertian Semantik………………………………………………...8 2.3. Pengertian Makna Dan Pembagiannya……………………………...9
ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ Dan Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/………..11 2.4. Makna Makna Kata ﺮ BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….17 3.1. Jumlah Kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ Dan Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ Yang Bermakna Kontekstual Di Dalam Al-Qur`an…………………..17 3.2. Makna Kontekstual Kontekstual Kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ Dan Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ Di Dalam Al-Qur`an………………………..18 BAB IV PENUTUP……………………………………………………………….49 4.1. Kesimpulan………………………………………………………….49 4.2. Saran…………………………………………………………………50 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 51
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1. CD
: Compact Disk
2. Cet.
: Cetakan
3. CV.
: Commanditaire Vennootschaap
4. Depag.
: Departemen Agama
5. Dkk.
: Dan kawan-kawan
6. IMBA
: Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
7. No.
: Nomor
8. PT.
: Perseroan Terbatas
9. Qs.
: Qur`an Surat
10. RI
: Republik Indonesia
11. SAW
: Sallahu ‘alaihi wasallam
12. SKB
: Surat Keputusan Bersama
13. SWT
: Subhanahu Wa Ta‘ala
14. Th.
: Tahun
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
ABSTRAK Zikri Mahyar, 2007. Analisis Makna Kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`an Al-Karim. Medan: Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini membahas tentang makna kontekstual kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْاﻟ ّﺬآ /aż-żikru/ dalam Al-Qur`an Al-Karim. Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Permasalahan yang diteliti adalah tentang jumlah kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/ażżikru/ yang bermakna kontekstual serta makna kontekstual di dalam kata
ٌِذآْﺮ
/żikrun/
dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ dalam Al-Qur`an Al-Karim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-
ٌذِآْﺮ
/żikrun/
research)
dengan
żikru/ yang bermakna kontekstual serta makna kontekstual di dalam kata dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ dalam Al-Qur`an Al-Karim. Teori yang digunakan adalah teori Abdul Chaer. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan menggunakan Metode Analisis Deskriptif.
(library
ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/ażHasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ żikru/ yang bermakna kontekstual dalam Al-Qur`an ditemukan sebanyak 37 kata yang tersebar dalam 18 surat dan 35 ayat. Adapun kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang mengandung makna
kontekstual ditemukan sebanyak 8 makna yaitu: 1. Al-Qur`an: 11 (sebelas), 2. Pelajaran: 6 (enam) dan
Pengajaran: 4 (empat), 3. Kitab: 2 (dua), 4. Kemuliaan: 2 (dua),
Kehormatan: 1 (satu), Kebesaran: 1 (satu), Keagungan: 1 (satu) dan Kebanggan: 1 (satu), 5. Menerangkan: 2 (dua) dan penjelasan: 1 (satu), 6.Wahyu: 2 (dua), 7. Lauh mahfuzh: 1 (satu), 8. Cerita: 1 (satu). Adapun jumlah makna kontekstual yang berhubungan dengan situasinya, yakni lingkungan penggunaan bahasa: 36 makna dan tempat 1 makna.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
ﺻﻮرة ﺗﺠﺮﻳﺪﻳــﺔ ذآﺮي ﻣﻬﻴﺎر .٢٠٠٧ ،ﺗﺤﻠﻴـﻞ ﻣﻌﻨﻰ آﻠﻤﺔ اﻟﺬّآﺮ ﻓﻰ اﻟﻘﺮﺁن اﻟﻜﺮﻳﻢ .ﻣﻴﺪان :ﻗﺴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ آﻠﻴﺔ اﻻداب ﺟﺎﻣﻌﺔ ﺳﻮﻣﻄﺮة اﻟﺸﻤﺎﻟﻴﺔ. هﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻳﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﻣﻌﻨﻰ ﺳﻴﺎﻗﻲ آﻠﻤﺔ ذآﺮ و اﻟﺬآﺮ ﻓﻲ اﻟﻘﺮﺁن اﻟﻜﺮﻳﻢ. ﻣﻌﻨﻰ ﺳﻴﺎﻗﻲ هﻮ ﻣﻌﻨﻰ اﻟﻜﻠﻤﺔ ﻓﻰ ﺳﻴﺎﻗﻲ. هﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻳﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﻋﺪد آﻠﻤﺔ ذآﺮ و اﻟﺬآﺮ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺳﻴﺎﻗﻲ و ﻣﻌﻨﻬﺎ اﻟﺴﻴﺎﻗﻲ آﻠﻤﺔ ذآﺮ و اﻟﺬآﺮ ﻓﻲ اﻟﻘﺮﺁن اﻟﻜﺮﻳﻢ. واﻟﻬﺪف ﻣﻦ هﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﻋﺪد اﻟﺴﻮرة واﻵﻳﺔ اﻟﺘﻲ ﻓﻴﻬﺎ آﻠﻤﺔ ذآﺮ و اﻟﺬآﺮ ﻣﻌﻨﻬﺎ اﻟﺴﻴﺎﻗﻲ ﻓﻲ اﻟﻘﺮﺁن اﻟﻜﺮﻳﻢ. إﺳﺘﺨﺪم اﻟﺒﺎﺣﺚ ﻧﻈﺮﻳﺔ ﻋﺒﺪ اﻟﺨﻴﺮ )(Abdul Chaer هﺬا اﻟﺒﺤﺚ هﻮ اﻟﺪراﺳﺔ اﻟﻤﻜﺘﺒﻴﺔ ) (Library Researchو إﺳﺘﺨﺪم اﻟﺒﺎﺣﺚ ﻓﻴﻪ ﻃﺮﻳﻘﺔ اﻹﺳﺘﻨﺘﺎﺟﻴﺔ. واﻟﻨﺘﺎﺋﺞ ﻣﻦ هﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺗﺪل ﻋﻠﻰ أن آﻠﻤﺔ ذآﺮ و اﻟﺬآﺮ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺳﻴﺎﻗﻲ وﺟﺪت ﺳﺒﻌﺔ وﺛﻼﺛﻴﻦ آﻠﻤﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﻮﺟﺪ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﻋﺸﺮ ﻓﻰ اﻟﺴﻮرة وﺧﻤﺴﺔ وﺛﻼﺛﻴﻦ ﺁﻳﺔ. ﻣﻌﺎﻧﻰ اﻟﺴﻴﺎق ﻓﻰ اﻟﻘﺮﺁن اﻟﻜﺮﻳﻢ ﻟﻬﺎ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ آﻠﻤﺎت وﻣﻨﻬﺎ :اﻟﻘﺮﺁن اﺣﺪى ﻋﺸﺮ ﻣﻌﻨﻰ ،اﻟﺘﻌﻠّﻢ ﺳﺘﺔ ﻣﻌﺎﻧﻰ واﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ارﺑﻌﺔ ﻣﻌﺎﻧﻰ ،اﻟﻜﺘﺎب ﻣﻌﻨﻴﺎن ،اﻟﻜﺮم ﻣﻌﻨﻴﺎن واﻹﺣﺘﺮام ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ واﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ واﻟﺸﺮف ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ واﻟﻔﺨﺮ ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ ،اﻟﺒﻴﺎن ﻣﻌﻨﻴﺎن واﻟﺸﺮح ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ ،اﻟﻮﺣﻲ ﻣﻌﻨﻴﺎن ،ﻟﻮح ﻣﺤﻔﻮظ ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ ،اﻟﻘﺼّﺔ ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ. ﻋﺪد ﻣﻌﺎﻧﻰ اﻟﺴﻴﺎق ﻳﺘﺼﻞ ﺑﺤﺎﻟﻪ ﻳﻌﻨﻲ ﻧﻄﺎق اﻹﺳﺘﻌﻤﺎل اﻟﻠﻐﺔ ﺳﺘﺔ وﺛﻼﺛﻮن ﻣﻌﻨﻰ وﻣﻜﺎن ﻣﻌﻨﻰ واﺣﺪ
/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007اﻟ ﱢﺬآْﺮ ُ Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata USU e-Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Qur`an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. (Anshari, dkk. 1994: 132 Jilid IV). Menurut Glasse (1999: 331) Al-Qur`an adalah kitab suci agama Islam. Secara umum dapat juga disebut Al-Mushaf (kumpulan-kumpulan berbagai halaman atau naskah), Al-Furqan (pembeda antara kebenaran dan kebatilan), Al-Kitab (buku/kitab suci), Aż-Żikru (peringatan) dan beberapa nama lainnya. Dalam istilah yang resmi ia disebut sebagai Al-Qur`an Al-Karim (bacaan yang mulia) atau Al-Qur`an Al-Majid (bacaan yang agung). Al-Qur`an merupakan kitab suci agama Islam yang memiliki banyak nama. Nama-nama ini berasal dari ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur`an itu sendiri yang memakai istilah-istilah tertentu untuk merujuk kepada Al-Qur`an itu sendiri. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Nama lain Al Qur%27an ). Salah satu nama Al-Qur`an adalah SWT di dalam Al-Qur`an yang berbunyi:
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ sebagaimana firman Allah
﴾٩﴿ ن َ َﻟﺤَﺎ ِﻓﻈُﻮ¢ﻦ ﻧَ ﱠﺰﻟْﻨَﺎ اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ َوِإﻧﱠﺎ َﻟ ُﻪ ُ ِْإﻧﱠﺎ َﻧﺤ /Innā nahnu nazzalnā aż-żikra wa innā lahū lahāfizūna/ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Qs. 15: 9).
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ merupakan nama lain dari Al-Qur`an. Selain bermakna Al-Qur`an kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ Berdasarkan ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa
memiliki makna lain sehingga jika kita ingin mengetahui makna kata tersebut kita harus melihat berdasarkan konteks kalimatnya. Berbicara tentang makna, berarti erat kaitannya dengan ilmu semantik (
ﻻَﻟ ِﺔ َ اﻟ ﱢﺪ
ﻋﻠْ ُﻢ ِ
/‘Ilmu ad-dilālati/ ). Pengertian semantik secara Etimologi menurut Chaer
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Chaer (1994: 289-296) dalam bukunya Linguistik Umum mengatakan karena bahasa itu digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan dalam kehidupan bermasyarakat maka makna bahasa itu pun menjadi bermacam-macam bila dilihat dari segi atau pandangan berbeda. Menurutnya makna terbagi menjadi 6 (enam) macam yaitu: 1. Makna Leksikal, Gramatikal, Kontekstual, 2. Makna Referensial dan NonReferensial, 3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif, 4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif, 5. Makna Kata dan Makna Istilah, 6. Makna Idiom dan Peribahasa. Penelitian ini difokuskan pada makna kontekstual (
ﻰ ﺳﻴَﺎ ِﻗ ﱞ ِ ﻰ َ َﻣﻌْﻨ
/ma‘nā
siyāqiyyun/ ). Menurut Chaer (1994: 290) Makna kontekstual adalah sebuah makna leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Di dalam Al-Qur`an, peneliti melihat adanya kata yang yang mengandung makna kontekstual seperti yang telah dijelaskan di atas. Adapun kata
اﻟ ّﺬآْ ُﺮ
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata
/aż-żikru/ adalah kata yang bermakna kontekstual, karena kata ini dijumpai
dengan makna yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks kalimatnya. Berdasarkan terjemahan Al-Qur`an Departemen Agama RI, kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ّﺬآْ ُﺮ
/aż-
żikru/ mempunyai arti yang sama yaitu: 1. Al-Qur`an, 2. pelajaran dan pengajaran, 3. kitab, 4. kemuliaan, kehormatan, kebesaran, keagungan dan kebanggaan, 5. Menerangkan dan penjelasan, 6. wahyu, 7. lauh mahfuzh dan 8. cerita. Kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ mendapat partikel
ا
/alif/ dan
ل
/lām/ sehingga kata
tersebut menjadi bentuk isim ma‘rifah. Isim ma‘rifah adalah isim yang dima‘rifahkan dengan alif dan lām, seperti lafaz م ُﻼ َ اﻟ ُﻐ/al-gulāmu/ (Araa‘ini, 2004: 78). Adapun kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dalam bentuk isim nakirah. Isim nakirah adalah setiap isim yang layak ُ َ ر/rajulun/ (Araa‘ini, 2004: 77). dimasuki alif dan lām, seperti lafaz ٌﺟﻞ Contoh kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ di dalam Al-Qur`an yang bermakna kontekstual seperti pada Firman Allah SWT:
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
﴾٢﴿ ن َ ث إِﻟﱠﺎ اﺳْ َﺘ َﻤﻌُﻮ ُﻩ َو ُهﻢْ َﻳﻠْ َﻌﺒُﻮ ٍ ﻣَﺎ َﻳﺄْﺗِﻴﻬِﻢ ﻣﱢﻦ ِذآْ ٍﺮ ﻣﱠﻦ ﱠر ﱢﺑﻬِﻢ ﱡﻣﺤْ َﺪ /Mā ya`tiyahum min żikrin man rabbihim muhdasin illāstama‘ūhu wa hum yal ‘abūna/ Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (Qs. 21: 2). Menurut Al-Maragi (1993: 7 Jilid XVI) Allah tidak menurunkan Al-Qur`an dan tidak mengingatkan mereka dengannya kecuali mereka mendengarkannya dalam keadaan lengah sambil bermain-main dan memperolokkannya. Pada ayat ini kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna Al-Qur`an. Makna ini muncul karena
berada dalam konteks ayat berhubungan dengan orang-orang kafir yang memperolokkan Al-Qur`an. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini berbicara terhadap orang-orang kafir yang memperolok-olok Al-Qur`an maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. Adapun contoh kata
اﻟ ّﱢِﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/
bermakna kontekstual seperti Firman
Allah SWT:
ْل ِإَﻟﻴْ ِﻬﻢ َ س َﻣﺎ ُﻧ ﱢﺰ ِ ﻦ ِﻟﻠ ﱠﻨﺎ َ ﻚ اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ ِﻟ ُﺘ َﺒ ﱢﻴ َ ْت َواﻟ ﱡﺰ ُﺑ ِﺮ َوَأﻧْ َﺰﻟْ َﻨﺎ ِإَﻟﻴ ِ ِﺑﺎﻟْ َﺒ ّﻴ َﻨﺎ ن َ َْوَﻟ َﻌﱠﻠ ُﻬﻢْ َﻳ َﺘ َﻔ ﱠﻜ ُﺮو /Bil-bayyināti wa az-zuburi wa anzalnā ilaika aż-żikra litubayyina linnāsi mā nuzzila ilaihim wala‘allahum yatafakkarūna/ Dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Al-Qur`an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mareka dan supaya mereka memikirkan. (Qs. l6: 4).
ُ ْ اﻟ ّﱢِﺬآ/ażMenurut Al-Maragi (1993: 161-162 Jilid XIV) pada ayat ini kata ﺮ żikru/ bermakna dengan Al-Qur`an karena Allah tidak mengutus rasul kecuali mereka itu laki-laki dengan membawa dalil-dalil yang membuktikan kenabian mereka serta kitabkitab. Pada ayat ini Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad Al-Qur`an sebagai peringatan untuk menjelaskan kepada manusia berupa hukum syari‘at dan tentang umatumat terdahulu yang dibinasakan dengan azab sebagai penentangan mereka kepada para nabi.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Pada ayat di atas kata ﺮ ُ ْ اﻟ ّﱢِﺬآ/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an, karena pada ayat ini adanya penyebutan kitab-kitab kemudian disambung dengan kalimat
ﻚ َ ْ َوَأﻧْ َﺰﻟْ َﻨﺎ ِإَﻟﻴ/wa
anzalnā ilaika/ “dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad)”. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah kitab suci Al-Qur`an yaitu sebagai peringatan untuk menjelaskan kepada manusia berupa hukum syari‘at dan tentang umat-umat terdahulu yang dibinasakan dengan berbagai azab sebagai balasan atas penentangan mereka terhadap para nabi. Makna kata ﺮ ُ ْ اﻟ ّﱢِﺬآ/aż-żikru/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. Dari kedua contoh di atas dapat kita lihat bahwa kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata
/aż-żikru/ bermakna dengan Al-Qur`an sehingga peneliti berkesimpulan kedua
kata ini mempunyai makna yang sama. Peneliti menemukan kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna kontekstual disebutkan
sebanyak 21 kali dengan arti sebagai berikut: 1. Al-Qur`an, 2. pelajaran dan pengajaran, 3. kitab, 4. kemuliaan, kehormatan, kebesaran dan kebanggaan, 5. menerangkan dan penjelasan, dan 6. wahyu. Kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ disebutkan sebanyak 16 kali dengan arti sebagai berikut:
1. Al-Qur`an, 2. pelajaran, 3. keagungan, 4. lauh mahfuzh, dan 5. wahyu, Adapun jumlah keseluruhan kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang
bermakna kontekstual adalah 37 kali yang tersebar dalam 18 surat di dalam Al-Qur`an. Dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya peneliti mempunyai beberapa alasan mengapa kata tersebut peneliti angkat menjadi judul suatu karya ilmiah. Oleh sebab itu peneliti mencoba untuk mengemukakan alasan pemilihan judul yaitu: 1. Pembahasan tentang kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ dari segi
semantik belum pernah dibahas oleh mahasiswa Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera utara.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
2. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ memiliki makna yang berbeda-beda, misalnya Al-Qur`an, pengajaran dan kehormatan. 3. Kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ dalam konteks ayat yang berbeda
memiliki makna yang berbeda. Berdasarkan alasan-alasan tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat persoalan tersebut sebagai objek tulisan dalam suatu karya ilmiah yang berjudul “Analisis Makna Kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`an Al-Karim”. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Agar pembahasan dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok bahasan. Maka peneliti memberikan perumusan masalah di dalam penulisan ini. Adapun perinciannya sebagai berikut: 1. Berapa jumlah kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/
dan kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna
kontekstual di dalam Al-Qur`an ? 2. Apa makna kontekstual di dalam kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/
dalam Al-Qur`an? 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui berapa jumlah kata
yang bermakna kontekstual di dalam Al-Qur`an. 2. Untuk mengetahui makna kontekstual di dalam kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/
dalam Al-Qur`an.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
1.4. MANFAAT PENELITIAN Adapun Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk memperluas wawasan peneliti dan pembaca dalam memahami AlQur`an, khususnya yang berkaitan dengan kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ . 2.
Untuk menambah bahan bacaan bagi pembaca khususnya di bidang semantik.
1.5. METODE PENELITIAN Adapun metode yang digunakan adalah Metode Analisis Deskriptif yakni prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dan Martini, 1994: 73). Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan Penelitian Kepustakaan (Library Research) Sumber data yang diambil dalam Penelitian ini adalah Al-Qur`an Al-Karim, yaitu dengan menggunakan CD AlQur`an Al-Karim. 2006. Quran Player 2.0. Distro Media dan juga dengan menggunakan buku Konkordansi Qur`an, karya Ali Audah yang diterbitkan oleh Mizan dan Litera Antar Nusa. Adapun tahap-tahap yang ditempuh oleh peneliti dalam hal ini adalah : 1. Mengumpulkan data dari CD Al-Qur`an Al-Karim. 2006. Quran Player 2.0. Distro Media. 2. Mengklasifikasi data dari CD Al-Qur`an Al-Karim. 2006. Quran Player 2.0. Distro Media. 3. Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan tafsir Al-Qur`an dan bukubuku linguistik serta buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 4. Menulis hasil laporan tersebut dalam bentuk karya ilmiah sebagai laporan penelitian. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori makna kontekstual berdasarkan pendapat Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik Umum sedangkan pendapat-pendapat para ahli lainnya peneliti jadikan sebagai pendukung. Adapun penulisan ayat Al-Qur`an peneliti berpedoman pada Mushaf Usmani atau Al-Qur`an
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
yang beredar pada masyarakat saat ini. Adapun cara penulisan ayat-ayat Al-Qur`an dan terjemahannya dikopi dari CD Al-Qur`an Al-Karim. 2006. Quran Player 2.0. Distro Media dengan berpedoman pada Al-Qur`an terbitan Departemen Agama Republik Indonesia tahun 1989 penerbit CV. Toha Putra Semarang dan dalam hal penafsiran peneliti berpedoman pada buku Tafsiru Al-Maragi tahun 1993 penerbit CV. Toha Putra Semarang, adapun Tafsiru Al-Maragi ini terdiri dari 30 jilid sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini 12 jilid, yakni jilid III, XII, XIII, XIV, XV, XVI, XIX, XXIII, XXIV, XXV, XXVII, dan XXIX serta buku Al-Qur`an dan Tafsirnya terbitan Departemen Agama RI tahun 1995, adapun buku Al-Qur`an dan Tafsirnya terbitan Departemen Agama RI ini terdiri dari 10 jilid sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini 5 jilid, yakni jilid IV, V, VI, VIII dan IX. Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, peneliti berpedoman pada pada sistem transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Makna Kontekstual Penelitian mengenai makna kontekstual dalam Al-Qur`an sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Andi Pratama Lubis, NIM: 030704003 dengan judul Makna Leksikal
ﻓﺘﻨﺔ/fitnah/ Dalam Al-Qur`an Al-Karim. Pada penelitian ini dia membahas makna leksikal dan kontekstual kata ﻓﺘﻨﺔ/fitnah/ Dalam Al-Qur`an Al-Karim
Dan Kontekstual Kata
tetapi dia tidak menghubungkan dengan situasinya yakni tempat, waktu dan lingkungan penggunaan bahasa. Adapun perbedaan yang akan peneliti uraikan dalam kajian peneliti yaitu menitikberatkan pada teori kontekstual Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik Umum yang mengatakan bahwa makna kontekstual juga dapat berhubungan dengan situasinya yakni tempat, waktu dan lingkungan penggunaan bahasa.
2.2. Pengertian Semantik Adapun Penelitian ini difokuskan pada kajian semantik
ﻻَﻟ ِﺔ َ ﻋﻠْ ُﻢ اﻟ ﱢﺪ ِ /‘ilmu ad-
dilālati/. Menurut Palmer (1981: 5) dalam Aminuddin (2001: 15) mengatakan bahwa Semantik mengandung makna to signify atau memaknai sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa. Maka semantik merupakan bagian dari linguistik. Kridalaksana (1993: 193) mengatakan bahwa semantik adalah: 1. Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; 2. Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa. Menurut parera (1991: 14) semantik adalah ilmu tentang makna. Sedangkan menurut Verhaar (2001: 13) Semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Al-Khuli (1982: 251) mengatakan semantik di dalam bahasa Arab adalah:
ﻦ َ ْﻼ َﻗ ِﺔ َﺑﻴ َ س اﻟْ َﻌ ُ ﻋﻠْ ِﻢ اﻟﱡﻠ َﻐ ِﺔ َﻳﺪْ ُر ِ ْع ِﻣﻦ ُ ْ َﻓﺮ: ﻋﻠْ ُﻢ اﻟْﻤَﻌَﺎﻧِﻲ ِ . ﻻَﻟ ِﺔ َ ﻋﻠْ ُﻢ اﻟ ﱢﺪ ِ ﺨ ّﻴًﺎ ِ ْت ﺗَﺎ ِرﻳ ِ ﻄ ﱡﻮ َر ﻣَﻌﺎَﻧِﻲ اﻟْ َﻜﻠِﻤَﺎ َ س َﺗ ُ ي َو َﻣﻌْﻨَﺎ ُﻩ َو َﻳﺪْ ُر اﻟ ﱠﺮﻣْ ِﺰ اﻟﱡﻠ َﻐ ِﻮ ﱢ . ت اﻟﱡﻠ َﻐ ِﺔ ِ ﻦ َآِﻠﻤَﺎ َ ْت َﺑﻴ ِ ي وَاﻟْ َﻌﻼَﻗَﺎ ع اﻟْ َﻤ َﻌﺎﻧِﻲ وَاﻟْﻤَﺠَﺎ ِز اﻟﱡﻠ َﻐ ِﻮ ﱢ َ َو َﺗ َﻨ ﱡﻮ /‘Ilmu ad-dilālati. ‘Ilmu al-ma‘anī: far‘u min ‘ilmi al-lugati yadrusu al‘alāqati baina ar-ramzi al-lugawiyyi wa ma‘nahu wa yadrusu tatawwura ma‘ānī al-kalimāti tārīkhiyyan wa tanawwu‘a al-ma‘ānī wa al-majāzi allugawiyyi wa al-‘alāqāti baina al-kalimāti al-lugati/ Ilmu semantik. Ilmu tentang makna: cabang dari ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara lambang bahasa dan maknanya serta mempelajari perkembangan makna kata dari waktu kewaktu dan macam-macam makna serta gaya bahasa dan hubungan kata dalam bahasa. 2.3. Pengertian Makna Dan Pembagiannya Al-Khuli (1982: 166) mengatakan makna di dalam bahasa Arab adalah:
.ﻞ ِ ﺠ َﻤ ُ ْت َا ِو اﻟ ِ ت َا ِو اﻟْﻌِﺒَﺎرَا ِ ﻦ اﻟْ َﻜِﻠﻤَﺎ َ ﺺ ِﻣ ُ ْ ﻣَﺎ َﻳﻔْ َﻬ ُﻤ ُﻪ اﻟﺸﱠﺨ: ﻣَﻌْﻨَﻰ /Ma‘na: mā yafhamuhu asy-syakhşu min al-kalimāti aw al-‘ibārāti aw aljumali/ Makna adalah apa yang dapat dipahami seseorang dari suatu kata ungkapan atau kalimat. Menurut Djajasudarma (1993: 34) makna adalah hubungan yang ada di antara suatu bahasa. Sedangkan pengertian makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah 1. Arti, 2. Maksud pembicara atau penulis (KBBI, 1995: 619). Chaer (1994: 289-296) dalam bukunya Linguistik Umum membagi makna menjadi 6 (enam) macam yaitu: 1. Makna Leksikal, Gramatikal, Kontekstual, 2. Makna Referensial dan Non-Referensial, 3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif, 4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif, 5. Makna Kata dan Makna Istilah, 6. Makna Idiom dan Peribahasa.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Adapun dalam penelitian ini, peneliti memasukkan pembahasan kata /żikrun/ dan kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
ٌذِآْﺮ
/aż-żikru/ ke dalam makna kontekstual, karena kata tersebut
memiliki makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteks kalimat. Menurut Al-Khuli (1982: 57) di dalam bahasa Arab makna kontekstual disebut
ﻰ ﺳﻴَﺎ ِﻗ ﱞ ِ ﻰ َ َﻣﻌْﻨ/ma‘nā siyāqiyyun/. Menurut Chaer (1994: 290) makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Chaer (1994: 290) juga mengatakan bahwa makna kontekstual dapat juga berhubungan dengan situasinya, yakni tempat, waktu dan lingkungan penggunaan bahasa itu. Situasi tempat, misalnya di pasar, di depan bioskop, di sekolah semuanya akan mempengaruhi kata yang digunakan atau turut mempengaruhi makna kata yang digunakan. Situasi waktu, misalnya waktu pagi, siang dan malam. Jika seseorang bertamu pada saat seseorang akan istirahat maka orang yang diajak berbicara merasa kesal. Perasaan kesal itu akan terlihat dari makna kata-kata yang digunakannya. Misalnya dia akan berkata “ Persoalan ini akan kita bicarakan lagi, ya?” Atau, “Saudara kembali dulu”. Situasi lingkungan penggunaan bahasa, situasi ini memaksa pembicara untuk mencari kata-kata yang maknanya dipahami oleh lawan bicara sesuai dengan jenis kelamin, usia, latar belakang sosial, latar belakang pendidikan. Misalnya, sulit bagi kita mengharapkan pemahaman tentang kata demokrasi bagi seorang yang berpendidikan SD. Sebagai contoh, dapat kita lihat pada kalimat berikut: Tiga kali empat berapa? Apabila dilontarkan dikelas tiga SD sewaktu mata pelajaran matematika berlangsung, tentu akan dijawab “dua belas”. Kalau dijawab lain salah. Namun, kalau pertanyaan itu dilontarkan kepada tukang foto ditokonya atau di tempat kerjanya, maka pertanyaan itu akan dijawab “dua ratus”, atau mungkin juga “ tiga ratus”, atau mungkin juga jawaban lain. Mengapa bisa begitu, sebab pertanyaan itu mengacu pada biaya pembuatan pasfoto yang berukuran tiga kali empat centimeter. (Chaer, 1994: 290). Menurut Pateda (2001: 116) makna kontekstual (contextual meaning) atau makna situasi (situational meaning) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Sudah diketahui bahwa konteks itu berwujud dalam banyak hal. Konteks yang dimaksud disini, yakni (i) konteks orangan termasuk di sini hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara/pendengar. Latar belakang sosial ekonomi
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
pembicara/pendengar: (ii) konteks situasi, misalnya situasi aman, situasi ribut; (iii) konteks tujuan misalnya meminta, mengharapkan sesuatu; (iv) konteks formal tidaknya pembicaraan; (v) konteks suasana hati pembicara/pendengar misalnya takut, gembira, jengkel; (vi) konteks waktu misalnya malam, setelah maghrib; (vii) konteks tempat, apakah tempatnya di sekolah, di pasar, di bioskop; (viii) konteks objek maksudnya apa yang menjadi fokus pembicaraan; (ix) konteks alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar; (x) konteks kebahasaan, maksudnya apakah memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak; dan (xi) konteks bahasa, yakni bahasa yang digunakan. Kridalaksana (1993: 133) makna kontekstual (contextual meaning, situational meaning, external meaning) adalah hubungan antara ujaran dan situasi di mana ujaran itu dipakai. Menurut Aminuddin (2001: 92) makna kontekstual adalah makna yang timbul akibat adanya hubungan antara konteks sosial dan situasional dengan bentuk ujaran. Adapun makna kontekstual yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan teori makna kontekstual Abdul Chaer, karena dalam membahas makna kontekstual beliau membahas secara singkat dan jelas sehingga memudahkan peneliti untuk memahami maksud yang ingin disampaikan.
ُ ْاﻟ ﱢﺬآ Penelitian ini dibatasi pada makna kontekstual kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ /aż-żikru/ dalam Al-Qur`an. 2.4. Makna Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ Dan Kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/Aż-żikru/ Ma‘luf (2000: 236) dalam kamus Al-Munjidu fī al-lugati wa al-A‘lami menyebutkan kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ bermakna:
.ف ُ أﻟﺸﱠ َﺮ،ِ اﻟ ﱠﺜﻨَﺎء،ُﺼﻴْﺖ اﻟ ﱢ،ِﻰ وَاﻟ ﱡﺪﻋَﺎء َ ﻼ ُة ﷲ َﺗﻌَﺎﻟ َ اﻟﺼﱠ /Aş-şalātu lillāhi ta‘ālā wa ad-du‘ā`i, aş-şītu, as-sanā`i, asy-syarafu/ Zikir, kemasyhuran, pujian, kehormatan. Ba`albaki (1990: 563) dalam Al-Mawrid A modern Arabic- English Dictionary menyebutkan kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ bermakna: Mention (ing), referring (to), reference (to), naming, specification, stating, indication, indicating, pointing out (to), citation, citing.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
“Menyebutkan, menunjukkan (pada), penunjukkan (pada), penyebutan, perincian, laporan, indikasi, menunjukkan, menjelaskan (pada), kutipan dan mengutip”. Ali dan Muhdlor (1998: 933) dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia menyebutkan kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna penyebutan,
indikasi, isyarat, peringatan, reputasi baik dan ketenaran. Menurut Munawwir (1997: 448) kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/
bermakna : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
ﻋﺎ ِء َ ﷲ َواﻟ ﱡﺪ ِ ِ ﻼ ُة َﺼ اﻟ ﱠ/aşşalātu lillāhi wa ad-du‘ā`i/ : Zikir ﺖ ُ ْﺼﻴ اﻟ ﱢ/ aş-şītu/ : Kemasyhuran اﱠﻟﺜ َﻨﺎ ُء/as-sanā`u/ : Pujian ف ُ ﺸ َﺮ اﻟ ﱠ/ asy-syarafu// : Kehormatan ﻹﺑْ َﺮا ُد ِ ا/al-īrādu/ : Penyebutan اﻟ ﱢﺬآْ َﺮى/aż-żikrā/ : Peringatan Kata ﺬآﺮ ّ اﻟ/aż-żikru/ terdiri dari lima huruf yaitu: ا/alif/ ل/lām/ ذ/żāl/ ك/kāf/
ر/rā`/, kata ini bentuk masdar dari َذ َآ َﺮ/żakara/ َﻳﺬْ ُآ ُﺮ/yażkuru/ ِذآْﺮًا/żikran/ pola kata ini sama dengan pola ﻞ َ َﻓ َﻌ/fa‘ala/ ﻞ ُ َﻳﻔْ ُﻌ/ yaf‘ulu/ ﻼ ً ْ ِﻓﻌ/fi‘lan/ dan termasuk fi‘il as-sulasi mujarrad yaitu kata kerja yang terdiri dari tiga huruf, selanjutnya kata آﺮ َ َذ ِ /żikrun/ dalam bentuk isim nakirah kemudian /żakara/ dalam bentuk isim menjadi ٌذآﺮ mendapat partikel ا/alif/ dan ل/lām/ didepannya menjadi bentuk isim ma‘rifah. Menurut Bisri dan Fatah (1999: 221) kata ﺮ َ َذ َآ/żakara/ َﻳﺬْ ُآ ُﺮ/yażkuru/ ِذآْﺮًا /żikran/ ِﺗﺬْآَﺎرًا/tiżkāran/ bermakna menyebut dan mengucapkan. َ َذ َآ/żakara/ َﻳﺬْ ُآ ُﺮ/yażkuru/ ِذآْﺮًا/żikran/ Nuh dan Bakry (2003: 110) kata ﺮ bermakna menyebut dan ingat. Al-Hanif dan Hasin (2000: 264) kata
َذ َآ َﺮ
/żakara/
/żikran/ bermakna menyebut.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
َﻳﺬْ ُآ ُﺮ
/yażkuru/
ِذآْﺮًا
Adapun kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ merupakan kata yang
mu‘rab yang bisa mengalami perubahan baris akhirnya apabila tersusun dalam suatu kalimat. Menurut Araa‘ini (2004: 13-14) Mu‘rab ialah isim yang mengalami perubahan pada bagian akhirnya karena perbedaan amil yang memasukinya. Kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ di dalam Al-Qur`an Dan
Terjemahannya Departemen Agama RI bermakna sebagai berikut: 1. Al-Qur`an 2. Pelajaran dan pengajaran 3. Kitab 4. Kemuliaan, kehormatan, kebesaran, kebesaran, keagungan dan kebanggaan 5. Menerangkan dan penjelasan 6. Wahyu 7. Lauh Mahfuzh 8. Cerita
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Berikut ini dikemukakan contoh kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ di
dalam Al-Qur`an yang bermakna kontekstual. Contoh (1) Firman Allah SWT:
ٌ﴾ َهﺬَا ذِآْﺮ٤٨﴿ ﻞ ﱢﻣﻦْ اﻟَْﺄﺧْﻴَﺎ ِر ﻞ َو ُآ ﱞ ِ ْﺴ َﻊ َوذَا اﻟْ ِﻜﻔ َ ﻞ وَاﻟْ َﻴ َ وَاذْ ُآﺮْ ِإﺳْﻤَﺎﻋِﻴ ﴾٤٩﴿ ب ٍ ﻦ ﻣَﺂ َ ْﺤﺴ ُ ﻦ َﻟ َ ن ِﻟﻠْ ُﻤ ﱠﺘﻘِﻴ َوِإ ﱠ /Ważkur ismā‘īla wa al-yasa‘a wa żalkifli wa kullun min al-akhyāri (48) Hāżā żikrun wa inna lil-muttaqīna lahusna ma`ābin (49)/ 048. Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. 049. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (Qs. 38: 48-49). Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 407 Jilid VI) pada ayat ini kata ٌذِآْﺮ /żikrun/ bermakna dengan kehormatan karena setelah Allah SWT pada ayat-ayat yang lalu mengisahkan beberapa nabi terpilih yang patut menjadi tauladan bagi para pengikut rasul maka dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa sebagai pahala bagi mereka, Allah SWT menyediakan tempat kembali yang baik yaitu surga yang penuh kenikmatan yang tak pernah putus-putusnya. Allah SWT menjelaskan bahwa ayat-ayat yang menceritakan kemuliaan para nabi dan kebahagian mereka di akhirat adalah kehormatan bagi mereka untuk selalu diingat oleh manusia. Di samping mereka di dunia memperoleh kemulian di akhirat pun mereka akan disediakan tempat kembali yang baik. Dalam ayat ini para nabi disifati dengan orang-orang yang bertaqwa, agar orang-orang yang memperhatikan seruan Rasulullah pada saat mendengar firman Allah ini menjadi sadar, bahwa mereka mau mencontoh dan meneladani perjuangan rasul itu, tentu akan memperoleh kehormatan di dunia dan di akhirat. Pada ayat ini kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/
bermakna kehormatan, karena pada ayat
sebelumnya Allah mengisahkan kemulian beberapa nabi terpilih yang patut menjadi tauladan dan karena sesudah kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ diiringi kalimat ﻦ َ ْن ِﻟﻠْ ُﻤ ﱠﺘ ِﻘﻴ َوِإ ﱠ
/wa inna
lil-muttaqīna/ “dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa”. Allah menjelaskan bahwa ayat-ayat yang menceritakan kemuliaan para nabi dan kebahagiaan mereka di akhirat adalah kehormatan bagi mereka untuk selalu diingat oleh manusia. Jadi pada ayat ini kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna dengan kehormatan. Makna ini muncul sesuai dengan
situasi yaitu lingkungan penggunaan bahasa yang ditujukan kepada Nabi Isma‘il, Ilyasa
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Contoh (2) Firman Allah SWT:
﴾ ﱠﻟﻮْ ﻣَﺎ َﺗﺄْﺗِﻴﻨَﺎ٦﴿ ٌﻚ ﻟَﻤَﺠْﻨُﻮن َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ اﻟﺬﱢآْ ُﺮ ِإ ﱠﻧ َ ل َ َوﻗَﺎﻟُﻮاْ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِي ُﻧﺰﱢ ﻖ ﺤﱢ َ ﻻ ﺑِﺎﻟ ل اﻟْﻤَﻼ ِﺋ َﻜ َﺔ ِإ ﱠ ُ ﴾ ﻣَﺎ ُﻧ َﻨﺰﱢ٧﴿ ﻦ َ ﻦ اﻟﺼﱠﺎ ِدﻗِﻴ َ ﺖ ِﻣ َ ﺑِﺎﻟْﻤَﻼ ِﺋ َﻜ ِﺔ إِن آُﻨ ن َ ﻦ ﻧَ ﱠﺰﻟْﻨَﺎ اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ َوِإﻧﱠﺎ َﻟ ُﻪ َﻟﺤَﺎ ِﻓﻈُﻮ ُ ْ﴾ ِإﻧﱠﺎ َﻧﺤ٨﴿ ﻦ َ ﻈﺮِﻳ َ َوﻣَﺎ آَﺎﻧُﻮاْ إِذًا ﻣﱡﻨ ﴾٩﴿ / Wa qālū yā`ayyuha al-lażī nuzzila ‘alaihi aż-żikri innaka lamajnūna (6) Lau mā ta`tīnā bil-malā`ikati in kunta min aş-şādiqīna (7) Mā nunazzilu al-malā`ikata illā bil-haqqi wa mā kānū iżan munzarīna (8) Innā nahnu nazzalnā aż-żikra wa innā lahū lahāfizūna (9)/ 006. Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. 007. Mengapa kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?" 008. Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. 009. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Qs. 15: 6-9). Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 244 Jilid V) pada ayat-ayat yang terdahulu Allah SWT menerangkan sikap orang-orang kafir terhadap Al-Qur`an dan terhadap Nabi Muhammad. Mereka mengatakan Nabi Muhammad yang mendakwahkan bahwa dia telah diutus Allah sebagai rasul dan menerima Al-Qur`an dari Allah dengan perantaraan Malaikat Jibril adalah orang gila. Pada ayat ini Allah SWT membantah ucapan mereka itu dengan menegaskan jaminan-Nya terhadap kesucian dan kemurnian Al-Qur`an selamanya-lamanya, karena Dia sendirilah yang menjaga dan memeliharanya. Ayat ini merupakan peringatan yang keras bagi orang-orang yang mengabaikan Al-Qur`an, mereka tidak percaya bahwa Al-Qur`an itu diturunkan Allah kepada RasulNya Muhammad, seakan-akan Tuhan menegaskan kepada mereka: “kamu ini orangorang kafir sebenarnya adalah orang-orang yang sesat yang memperolok-olokan nabi dan rasul yang telah Kami utus menyampaikan agama Islam kepadamu. Sesungguhnya sikap kamu yang demikian itu tidak akan mempengaruhi sedikitpun terhadap kemurnian dan kesucian Al-Qur`an, karena Kamilah yang menurunkannya. Kamu menuduh Muhammad seorang yang gila tetapi Kami menegaskan bahwa Kami sendirilah yang memelihara Al-
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Qur`an itu dari segala macam usaha untuk mengotorinya dan usaha untuk menambah, mengurangi dan merubah ayat-ayatnya, Kami akan memeliharanya dari segala macam bentuk campur tangan manusia terhadapnya. Akan datang saatnya nanti manusia akan menghapal dan membacanya, mempelajari dan menggali isinya agar mereka memperoleh dari Al-Qur`an itu petunjuk dan hikmah, tuntutan ahklak dan budi pekerti yang baik, ilmu pengetahuan dan pedoman berpikir bagi para ahli dan cerdik pandai serta petunjuk ke jalan hidup di dunia dan akhirat”. Pada ayat 9 kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ bermakna
Al-Qur`an, karena pada ayat-ayat
yang sebelumnya Allah SWT menerangkan sikap orang-orang kafir terhadap Al-Qur`an dan terhadap Nabi Muhammad. Kemudian pada ayat ini, sebelum kata ada kalimat kata
اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ
ﻦ َﻧ ﱠﺰﻟْﻨَﺎ ُ َْﻧﺤ
اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ
/aż-żikra/
/nahnu nazzalnā/ “Kami telah menurunkan” kemudian setelah
/aż-żikra/ ada kalimat
ن َ ْﻈﻮ ُ ﺤﺎ ِﻓ َ َوِإ ﱠﻧﺎَﻟﻪ َﻟ
/wa innā lahū lahāfizūna/ “dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. Jadi kata ini bermakna Al-Qur`an. Makna kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/
pada ayat
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ pada ayat ini muncul berdasarkan
situasinya yakni lingkungan penggunaan bahasa yaitu antara orang kafir dan Nabi Muhammad SAW, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. Contoh (3) Firman Allah SWT:
﴾١﴿ وَاﻟْ ُﻘﺮْﺁنِ ذِي اﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ9¯ /Şād. Wa al-qur`āni żī aż-żikri/ “şād, demi Al Qur'an yang mempunyai keagungan.” (Qs. 38: 1). Menurut Al-Maragi (1993: 171 Jilid XXIII) Allah SWT bersumpah dengan AlQur`an yang mempunyai kemuliaan yang tinggi, bahwa Al-Qur`an benar-benar mukjizat dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang benar tentang kenabian yang dia dakwahkan dan dia diutus dari sisi Tuhannya kepada bangsa yang berkulit hitam maupun berkulit merah dan bahwa kitabnya benar-benar diturunkan dari sisi Allah. Pada ayat ini kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna keagungan, karena ayat ini dimulai
ِ وَاﻟ ُﻘﺮْﺁ dengan ص/şād/ yang hanya Allah yang mengetahui artinya kemudian diiringi ن /wa al-qur`āni/ “demi Al-Qur`an”, Allah bersumpah dengan Al-Qur`an yang merupakan kalam Allah yang mulia dan agung. Berdasarkan konteks ayat ini kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/
bermakna dengan keagungan. Makna ini muncul berkenaan dengan situasi yaitu lingkungan penggunaan bahasa. Allah SWT sebagai pemilik Al-Qur`an boleh
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Jumlah Kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ Dan Kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/
Yang Bermakna
Kontekstual Di Dalam Al-Qur`an. Berdasarkan analisis data yang dilakukan melalui CD Al-Qur`an Al-Karim. 2006. Quran Player 2.0. Distro Media dan buku Konkordansi Qur`an, karya Ali Audah yang diterbitkan oleh Mizan dan Litera Antar Nusa, maka ditemukan kata kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan
/aż-żikru/ yang bermakna kontekstual disebutkan sebanyak 37 kali yang
tersebar dalam 18 surat dan 35 ayat di dalam Al-Qur`an, yaitu: 1. Surat Ali ‘Imran (3): 58 2. Surat Yusuf (12): 42 dan 104 3. Surat Al-Hijr (15): 6 dan 9 4. Surat An-Nahal (16): 44 5. Surat Al-Kahfi (18): 70, 83 dan 101 6. Surat Maryam (19): 2 7. Surat Tāhā (20): 113 8. Surat Al-Anbiyā` (21): 2, 10, 48, 50 dan 105 9. Surat Al-Mu‘minūn (23): 71 (dua kali) 10. Surat Al-Furqān (25): 29 11. Surat Yāsīn (36): 69 12. Surat Aşşaffāt (37): 3 dan 168 13. Surat Şād (38): 1, 8 (dua kali) dan 49 14. Surat Fuşşilat (41): 41 15. Surat Az-Zukhruf (43): 5, 36 dan 44 16. Surat Al-Qamar (54): 17, 22, 25, 32 dan 40 17. Surat Al-Qalam (68): 51 18. Surat Mursalāt (77): 5
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
3.2. Makna Kontekstual Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ Dan Kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ Di Dalam AlQur`an Kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang mengandung makna kontekstual
ditemukan sebanyak 8 (delapan) makna, yaitu: 1. Al-Qur`an: 11 (sebelas) 2. Pelajaran: 6 (enam) dan Pengajaran 4 (empat) 3. Kitab: 2 (dua) 4. Kemuliaan: 2 (dua), Kehormatan: 1 (satu), Kebesaran: 1 (satu), Keagungan: 1 (satu) dan Kebanggaan: 1 (satu) 5. Menerangkan: 2 (dua) dan penjelasan: 1 (satu) 6.
Wahyu: 2 (dua)
7. Lauh mahfuzh: 1 (satu) 8. Cerita: 1 (satu)
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada uraian berikut ini: A. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ yang bermakna Al-Qur`an Adapun kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ yang bermakna Al-Qur`an: 11 (sebelas), yaitu: 1. Surat Al-Anbiyā` ayat 2:
﴾٢﴿ ن َ ث إِﻟﱠﺎ اﺳْ َﺘ َﻤﻌُﻮ ُﻩ َو ُهﻢْ َﻳﻠْ َﻌﺒُﻮ ٍ ﻣَﺎ َﻳﺄْﺗِﻴﻬِﻢ ﻣﱢﻦ ِذآْ ٍﺮ ﱢﻣﻦ ﱠر ﱢﺑﻬِﻢ ﱡﻣﺤْ َﺪ /Mā ya`tiyahum min żikrin min rabbihim muhdasin illāstama‘ūhu wa hum yal ‘abūna/ Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (Qs. 21: 2). Menurut Al-Maragi (1993: 7 Jilid XVI) Allah tidak menurunkan Al-Qur`an dan tidak mengingatkan mereka dengannya kecuali mereka mendengarkannya dalam keadaan lengah sambil bermain-main dan memperolokkannya.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Pada ayat ini kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna Al-Qur`an. Makna ini muncul karena berada dalam konteks ayat berhubungan dengan orang-orang kafir yang memperolokkan Al-Qur`an. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini berbicara terhadap orang-orang kafir yang memperolok-olok Al-Qur`an maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Surat Şād ayat 8:
ﻚ ﻣﱢﻦ ِذآْ ِﺮي َﺑﻞْ َﻟﻤﱠﺎ ﺷﱟ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ اﻟﺬﱢآْ ُﺮ ﻣِﻦ َﺑﻴْ ِﻨﻨَﺎ َﺑﻞْ ُهﻢْ ﻓِﻲ َ ل َ َأأُﻧ ِﺰ ﴾٨﴿ ب ِ ﻋﺬَا َ َﻳﺬُوﻗُﻮا /A`unzila ‘alaihi aż-żikru min baininā bal hum fī syaqqin min żikrī bal lammā yażūqū ‘ażābi/ Mengapa Al Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?", Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Qur'an-Ku dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku. (Qs. 38: 8). Al-Maragi (1993: 177 Jilid XVI) mengatakan bahkan mereka didalam keraguan mengenai dalail-dalil itu, yang sekiranya mereka mau memikirkannya, tentu keraguan ini akan hilang dari mereka. Pada ayat ini kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna Al-Qur`an. Makna ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menceritakan keraguan orang kafir terhadap Al-Qur`an. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini berbicara tentang keraguan orang kafir terhadap Al-Qur`an disebabkan mereka lebih mempercayai ajaran yang dibawa oleh pendahulu mereka, maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual.
3. Surat Ali ‘Imran ayat 58:
ﻦ َ ﻦ اﱠﻟﺬِﻳ َ ك ِﻣ َ ﻄ ﱢﻬ ُﺮ َ ﻲ َو ُﻣ ﻚ ِإَﻟ ﱠ َ ﻚ َورَا ِﻓ ُﻌ َ ل اﻟّﻠ ُﻪ ﻳَﺎ ﻋِﻴﺴَﻰ ِإﻧﱢﻲ ُﻣ َﺘ َﻮﻓﱢﻴ َ ِإذْ ﻗَﺎ ﻦ آَﻔَﺮُواْ ِإﻟَﻰ َﻳﻮْ ِم اﻟْ ِﻘﻴَﺎ َﻣ ِﺔ ُﺛﻢﱠ َ ق اﱠﻟﺬِﻳ َ ْك َﻓﻮ َ ﻦ ا ﱠﺗ َﺒﻌُﻮ َ ﻞ اﱠﻟﺬِﻳ ُﻋ ِ آَﻔَﺮُواْ َوﺟَﺎ ﻦ َ ﴾ ﻓَﺄَﻣﱠﺎ اﱠﻟﺬِﻳ٥٥﴿ ن َ ﺟ ُﻌ ُﻜﻢْ َﻓَﺄﺣْ ُﻜ ُﻢ َﺑﻴْ َﻨ ُﻜﻢْ ﻓِﻴﻤَﺎ آُﻨ ُﺘﻢْ ﻓِﻴ ِﻪ َﺗﺨْ َﺘِﻠﻔُﻮ ِ ْﻲ َﻣﺮ ِإَﻟ ﱠ Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
/Iż qālallāhu yā ‘Isā innī mutawafīka warāfi‘uka ilayya wa mutahhiruka min al-lażīna kafarū wa jā‘ilu al-lażīna it-tabi‘ūka fauqa al-lażīna kafarū ilā yaumi al-qiyāmati summa ilaiya marji‘ukum fahkum bainakum fīmā kuntum fīhi takhtalifūna (55) Fa ammā al-lażīna kafarū fa`u‘aż-żibuhum ‘ażāban syadīdan fi ad-dunya wa al-ākhirati wa mā lahum min nāşirīna (56) ) Wa ammā al-lażīna āmanū wa ‘amilū aş-şālihāti fayuwaffīhim ujūrahum wallāhu lā yuhibbu az-zālimīna (57) Żālika natlū ‘alaika min alayāti wa aż-żikri al-hakīmi/ 055. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai `Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orangorang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang halhal yang selalu kamu berselisih padanya". 056. Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. 057. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. 058. Demikianlah (kisah `Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Qur'an yang penuh hikmah. (Qs. 3: 55-58).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Al-Maragi (1993: 297 Jilid III) Kisah-kisah ini yang telah Aku ceritakan kepadamu perihal Isa dan ibunya Maryam beserta ibu Maryam sendiri. Juga kisah Zakaria beserta anaknya Yahya dan kisah kaum hawariyyin dan orang-orang yahudi dari Bani Israil. Aku bacakan melalui lisan Malaikat Jibril. Kisah-kisah tersebut termasuk isi kandungan Al-Qur`an yang menjelaskan segi-segi berita yang patut dicontoh. Juga keputusan hukum untuk dijadikan petunjuk orang-orang yang beriman untuk memahami inti agama dan memperdalam penegetahuan dalam bidang fiqh, Syariat dan rahasiarahasia bermasyarakat. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an. Makna
ini muncul karena pada ayat sebelumnya Allah telah menceritakan bukti-bukti kerasulan Nabi Isa di dalam kandungan Al-Qur`an yang penuh hikmah. Makna kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-
żikru/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa antara Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 4. Surat Al-Hijr ayat 6:
﴾٦﴿ ٌﻚ ﻟَﻤَﺠْﻨُﻮن َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ اﻟﺬﱢآْ ُﺮ ِإ ﱠﻧ َ ل َ َوﻗَﺎﻟُﻮاْ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِي ُﻧ ﱢﺰ /Wa qālū yā`ayyuha al-lażī nuzzila ‘alaihi aż-żikri innaka lamajnūna/ Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”. (Qs.15: 6). Menurut Al-Maragi (1993: 9 Jilid XIV) orang-orang kafir berkata dengan nada mengejek dan memperolokkan, “Hai orang yang mengaku telah diturunkan Al-Qur`an kepadanya, sesungguhnya apa yang kamu itu didektekan oleh kegilaan, tidak mempunyai makna rasional, ia bertentangan dengan pendapat kami dan jauh dari keyakinan kami. Nah, bagaimana mungkin kami akan menerima apa yang tidak diterima oleh akal dan tidak diterima oleh ulama besar dari para pemuka dan pembesar kaum kami. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an. Makna
ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menceritakan ejekan orang-orang kafir terhadap Al-Qur`an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada ayat ini adanya kata ﻪ ِ ْﻋَﻠﻴ َ żikri/. Makna
ل َ ُﻧ ﱢﺰ/nuzzila ‘alaihi/ “diturunkan kepadanya sebelum kata ِ اﻟﺬﱢآْﺮ/aż kata ﺮ ُ ْ اﻟ ﱢﺬآ/aż-żikru/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
5. Surat Al-Hijr ayat 9:
﴾ ﱠﻟﻮْ ﻣَﺎ َﺗﺄْﺗِﻴﻨَﺎ٦﴿ ٌﻚ ﻟَﻤَﺠْﻨُﻮن َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ اﻟﺬﱢآْ ُﺮ ِإ ﱠﻧ َ ل َ َوﻗَﺎﻟُﻮاْ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِي ُﻧ ﱢﺰ ﻖ ﺤﱢ َ ﻻ ِﺑﺎﻟ ل اﻟْﻤَﻼ ِﺋ َﻜ َﺔ ِإ ﱠ ُ ﴾ ﻣَﺎ ُﻧ َﻨﺰﱢ٧﴿ ﻦ َ ﻦ اﻟﺼﱠﺎ ِدﻗِﻴ َ ﺖ ِﻣ َ ﺑِﺎﻟْﻤَﻼ ِﺋ َﻜ ِﺔ إِن آُﻨ ن َ ﻦ ﻧَ ﱠﺰﻟْﻨَﺎ اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ َوِإﻧﱠﺎ َﻟ ُﻪ َﻟﺤَﺎ ِﻓﻈُﻮ ُ ْ﴾ ِإﻧﱠﺎ َﻧﺤ٨﴿ ﻦ َ ﻈﺮِﻳ َ َوﻣَﺎ آَﺎﻧُﻮاْ إِذًا ﻣﱡﻨ ﴾٩﴿ / Wa qālū yā`ayyuha al-lażī nuzzila ‘alaihi aż-żikri innaka lamajnūna (6) Lau lā ta`ammalnā bil-malā`ikati in kunta min aş-şādiqūna (7) Mā nunazzila al-malā`ikata illā bil-haqqi wa mā kānū iżan munzarīna (8) Innā nahnu nazzalnā aż-żikra wa innā lahū lahāfizūna (9)/ 006. Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. 007. Mengapa kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?" 008. Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. 009. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Qs. 15: 6-9). Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 244 Jilid V) pada ayat-ayat yang terdahulu Allah SWT menerangkan sikap orang-orang kafir terhadap Al-Qur`an dan terhadap Nabi Muhammad. Mereka mengatakan Nabi Muhammad yang mendakwahkan bahwa dia telah diutus Allah sebagai rasul dan menerima Al-Qur`an dari Allah dengan perantaraan Malaikat Jibril adalah orang gila. Pada ayat ini Allah SWT membantah ucapan mereka itu dengan menegaskan jaminan-Nya terhadap kesucian dan kemurnian Al-Qur`an selamanya-lamanya, karena Dia sendirilah yang menjaga dan memeliharanya. Ayat ini merupakan peringatan yang keras bagi orang-orang yang mengabaikan Al-Qur`an, mereka tidak percaya bahwa Al-Qur`an itu diturunkan Allah kepada RasulNya Muhammad, seakan-akan Tuhan menegaskan kepada mereka: “kamu ini orangorang kafir sebenarnya adalah orang-orang yang sesat yang memperolok-olokan nabi dan rasul yang telah Kami utus menyampaikan agama Islam kepadamu. Sesungguhnya sikap kamu yang demikian itu tidak akan mempengaruhi sedikitpun terhadap kemurnian dan kesucian Al-Qur`an, karena Kamilah yang menurunkannya. Kamu menuduh Muhammad seorang yang gila tetapi Kami menegaskan bahwa Kami sendirilah yang memelihara AlQur`an itu dari segala macam usaha untuk mengotorinya dan usaha untuk menambah, mengurangi dan merubah ayat-ayatnya, Kami akan memeliharanya dari segala macam bentuk campur tangan manusia terhadapnya. Akan datang saatnya nanti manusia akan Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
menghapal dan membacanya, mempelajari dan menggali isinya agar mereka memperoleh dari Al-Qur`an itu petunjuk dan hikmah, tuntutan ahklak dan budi pekerti yang baik, ilmu pengetahuan dan pedoman berpikir bagi para ahli dan cerdik pandai serta petunjuk ke jalan hidup di dunia dan akhirat”. Pada ayat 9 kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ bermakna
Al-Qur`an, karena pada ayat-ayat
yang sebelumnya Allah SWT menerangkan sikap orang-orang kafir terhadap Al-Qur`an dan terhadap Nabi Muhammad. Kemudian pada ayat ini, sebelum kata ada kalimat kata
اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ
ﻦ َﻧ ﱠﺰﻟْﻨَﺎ ُ َْﻧﺤ
اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ
/aż-żikra/
/nahnu nazzalnā/ “Kami telah menurunkan” kemudian setelah
/aż-żikra/ ada kalimat
ن َ ْﻈﻮ ُ ﺤﺎ ِﻓ َ َوِإ ﱠﻧﺎَﻟﻪ َﻟ
/wa innā lahū lahāfizūna/ “dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. Jadi kata ini bermakna Al-Qur`an. Makna kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/
pada ayat
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ/aż-żikru/ pada ayat ini muncul berdasarkan
situasinya yakni lingkungan penggunaan bahasa, yaitu tentang jaminan dari Allah akan kemurnian Al-Qur`an, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 6. Surat An-Nahl ayat 44:
ْل ِإَﻟﻴْ ِﻬﻢ َ س ﻣَﺎ ُﻧ ﱢﺰ ِ ﻦ ﻟِﻠﻨﱠﺎ َ ﻚ اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ ِﻟ ُﺘ َﺒ ﱢﻴ َ ْت وَاﻟ ﱡﺰ ُﺑ ِﺮ َوأَﻧ َﺰﻟْﻨَﺎ ِإَﻟﻴ ِ ﺑِﺎﻟْ َﺒ ﱢﻴﻨَﺎ ﴾٤٤﴿ ََوَﻟ َﻌﱠﻠ ُﻬﻢْ ﻳَﺘَﻔَﻜﱠﺮُون /Bil-bayyināti wa az-zuburi wa anzalnā ilaika aż-żikra litubayyina linnāsi mā nuzzila ilaihim wala‘allahum yatafakkarūna/ Keterangan-keterangan (mu`jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan, (Qs.16: 44). Menurut Al-Maragi (1993: 161-162 Jilid XIV) pada ayat ini kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/Ażżikru/ bermakna Al-Qur`an karena Allah tidak mengutus rasul kecuali mereka itu lakilaki dengan membawa dalil-dalil yang membuktikan kenabian mereka serta kitab-kitab. Pada ayat ini Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad Al-Qur`an sebagai peringatan untuk menjelaskan kepada manusia berupa hukum syari‘at dan tentang umat-umat terdahulu yang dibinasakan dengan azab sebagai penentangan mereka kepada para nabi. Pada ayat diatas kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an. Makna ini muncul
berdasarkan konteks ayat. Pada ayat ini adanya penyebutan kitab-kitab kemudian
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
7. Surat Al-Furqān ayat 29:
ﻻ ً ﺧﺬُو َ ن ِ ن ِﻟﻠْﺈِﻧﺴَﺎ ُ ﺸﻴْﻄَﺎ ن اﻟ ﱠ َ ﻦ اﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َﺑﻌْ َﺪ ِإذْ ﺟَﺎءﻧِﻲ َوآَﺎ ِﻋ َ َﻟ َﻘﺪْ أَﺿَﱠﻠﻨِﻲ ﴾٢٩﴿ /Laqad adallanī ‘an aż-żikri ba‘da iż jā`anī wa kāna asy-syzitānu lilinsāni khażūlan/ Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Qs. 25: 29). Menurut Al-Maragi (1993: 11-12 Jilid XIX) Si Fulan itu telah menyesatkan aku dari beriman kepada Al-Qur`an setelah ia datang dari sisi Tuhanku. Kemudian Allah memberitahukan tentang tabiat dan kebiasaan setan yaitu adalah kebiasaan setan membiarkan manusia, memalingkannya dari yang haq dan menyerunya kepada kebatilan, kemudian tidak menolongnya ketika dia ditimpa malapetaka, tidak pula menyelamatkan darinya. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an. Makna
ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menceritakan penyesalan orang-orang kafir yang tidak mau beriman kepada Al-Qur`an karena mengikuti perintah setan. Makna
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
8. Surat Şād ayat 8:
ﻚ ﻣﱢﻦ ِذآْﺮِي َﺑﻞْ َﻟﻤﱠﺎ َﻳﺬُوﻗُﻮا ﺷﱟ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ اﻟﺬﱢآْ ُﺮ ﻣِﻦ َﺑﻴْ ِﻨﻨَﺎ َﺑﻞْ ُهﻢْ ﻓِﻲ َ ل َ َأأُﻧ ِﺰ ﴾٨﴿ ب ِ ﻋﺬَا َ /A`unzila ‘alaihi aż-żikru min baininā bal hum fī syakkin min żikrī bal lammā yażūqū ‘ażābi/ Mengapa Al Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Qur'an-Ku, dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku. (Qs. 38: 8 Jilid XXIII). Menurut Al-Maragi (1993: 76) orang-orang kafir berkata “sesungguhnya, tidaklah mungkin bahwa Muhammad itu secara khusus dituruni Al-Qur`an diantara kita, padahal dikalangan kita masih ada orang-orang yang mempunyai kemuliaan dan keagungan, kepemimpinan dan kecerdasan. Pada ayat ini kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an. Makna ini muncul
karena berada dalam konteks ayat berhubungan dengan orang-orang kafir yang berkata “sesungguhnya, tidaklah mungkin bahwa Muhammad itu secara khusus dituruni AlQur`an diantara kita, padahal dikalangan kita masih ada orang-orang yang mempunyai kemuliaan dan keagungan, kepemimpinan dan kecerdasan”. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini berbicara terhadap orang-orang kafir yang tidak percaya bahwa Al-Qur`an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 9. Surat Fuşşilat ayat 41:
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
﴾٤١﴿ ٌباﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َﻟﻤﱠﺎ ﺟَﺎء ُهﻢْ َوِإ ﱠﻧ ُﻪ ﻟَﻜِﺘَﺎبٌ ﻋَﺰِﻳﺰ ِ ﻦ َآ َﻔﺮُوا َ ن اﱠﻟﺬِﻳ ِإ ﱠ /Inna al-lażīna kafarū biż-żikri lammā jā`ahum wa innahū lakitābun ‘azīzun/ Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. (Qs. 41: 41). Menurut Al-Maragi (1993: 254 Jilid XXIV) Allah SWT menerangkan tentang orang-orang yang menyimpang itu bahwa mereka mengingkari Al-Qur`an yang datang kepada mereka. Pada ayat ini, terlihat bahwasanya kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an.
Makna ini muncul ketika berada dalam konteks ayat ini, yaitu ketika orang-orang kafir mengingkari Al-Qur`an yang datang kepada mereka. Hal ini diperjelas lagi dengan adanya kata
ٌَوِإ ﱠﻧ ُﻪ ﻟَﻜِﺘَﺎبٌ ﻋَﺰِﻳﺰ
/wa innahū lakitābun ‘azīzun/ “sesungguhnya dia (Al
Qur'an itu) adalah kitab yang mulia. Makna ini muncul berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa, yaitu penjelasan dari Allah SWT terhadap orang yang mengingkari Al-Qur`an, makna makna kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ pada ayat ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 10. Surat Az-Zukhruf ayat 5:
ب َﻟ َﺪﻳْﻨَﺎ ِ ﴾ َوِإ ﱠﻧ ُﻪ ﻓِﻲ ُأمﱢ اﻟْ ِﻜﺘَﺎ٣﴿ ن َ ﻋ َﺮ ِﺑ ّﻴًﺎ ﻟﱠﻌَﻠﱠ ُﻜﻢْ َﺗﻌْ ِﻘﻠُﻮ َ ﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ ُﻩ ُﻗﺮْﺁﻧًﺎ َ ِإﻧﱠﺎ ﺻﻔْﺤًﺎ أَن آُﻨ ُﺘﻢْ َﻗﻮْﻣًﺎ َ ب ﻋَﻨ ُﻜ ُﻢ اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ ُ ﴾ َأ َﻓ َﻨﻀْ ِﺮ٤﴿ ٌﻲ ﺣَﻜِﻴﻢ َﻟ َﻌِﻠ ﱞ ﴾٥﴿ ﻦ َ ﱡﻣﺴْ ِﺮﻓِﻴ /Innā ja‘alnāhu qur`ānan ‘arabiyyan la‘allakum ta‘qilūna (3) wa innahū fī ummi al-kitābi ladainā la‘aliyyun hakīmun (4) afanadribu ‘ankum ażżikra şafhan an kuntum qauman musrifīna (5)/ 003. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
004. Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. 005. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Qur'an kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas? (Qs. 43: 3-5). Menurut Al-Maragi (1993: 125 Jilid XXV) Apakah Kami berhenti menurunkan peringatan kepadamu dengan Al-Qur`an dikarenanya tenggelamnya kalian dalam kekafiran dan berpaling dari perintah-perintah-Nya dan keterangan-keterangan-Nya. Tidak, Kami tidak melakukan hal itu dikarenakan Kami belas kasihan kepadamu sekalipun tingkah lakumu telah mengajak untuk dibiarkan sekehendakmu sehingga kamu mati dalam keadaan sesat. Pada Ayat 5, terlihat bahwasanya kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an.
Makna ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menceritakan tentang AlQur`an karena pada ayat sebelumnya Allah berfirman “Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah”, pada ayat ini Allah mengatakan tidak akan mungkin Al-Qur`an berhenti diturunkan dikarenakan orang-orang kafir berpaling dari perintah Allah hal ini karena Allah Maha Penyayang terhadap hambanya. Makna kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ/aż-żikru/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa, yaitu Allah SWT tidak akan berhenti menurunkan Al-Qur`an dikarenakan Allah Maha Penyayang terhadap hambanya, maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 11. Surat Al-Qalam ayat 51:
ﺳ ِﻤﻌُﻮا اﻟ ﱢﺬآْ َﺮ َ ﻚ ِﺑَﺄﺑْﺼَﺎ ِر ِهﻢْ َﻟﻤﱠﺎ َ ﻦ َآ َﻔﺮُوا َﻟ ُﻴﺰِْﻟﻘُﻮ َﻧ َ وَإِن َﻳﻜَﺎ ُد اﱠﻟﺬِﻳ ﴾٥١﴿ ٌن ِإﻧﱠ ُﻪ ﻟَﻤَﺠْﻨُﻮن َ َو َﻳﻘُﻮﻟُﻮ /Wa in yakādu al-lażīna kafarū layuzliqūnaka bi abşārihim lammā sami‘ū aż-żikra wayaqūlūna innahu lamajnūna/ Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Qur'an dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila". (Qs. 68: 51).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Al-Maragi (1993: 82 Jilid XXIX) Sesungguhnya mereka itu, karena permusuhan mereka yang sangat, memandang kepadamu dengan melotot sehingga mereka nyaris menggelincirkan telapak kakimu sampai engkau jatuh tergelincir ketika mereka mendengar engkau membacakan kitab Allah karena kedengkian dan kebencian meraka kepadamu. Pada ayat ini, terlihat bahwasanya kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
Makna ini muncul karena kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Al-Qur`an.
/aż-żikru/ berada dalam konteks ayat yang
berhubungan ketika orang-orang kafir mendengar bacaan Al-Qur`an dengan memandang nabi dengan pandangan yang hampir menggelincirkan nabi. Makna ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa, yaitu penjelasan dari Allah bahwa pada saat orang-orang kafir mendengar bacaan Al-Qur`an mereka hampir menggelincirkan nabi, jadi makna kata
B. Kata
ٌذِآْﺮ
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ pada ayat ini tergolong ke dalam makna kontekstual.
/żikrun/ dan kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna pelajaran dan
pengajaran. Adapun kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna pelajaran: 6
(enam) dan yang bermakna pengajaran: 4 (empat), yaitu: a. kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ/aż-żikru/ yang bermakna pelajaran, yaitu:
1. Surat Yāsīn ayat 69:
﴾٦٩﴿ ٌﺸﻌْ َﺮ َوﻣَﺎ ﻳَﻨ َﺒﻐِﻲ َﻟ ُﻪ ِإنْ ُه َﻮ إِﻟﱠﺎ ذِآْﺮٌ وَ ُﻗﺮْﺁنٌ ﱡﻣﺒِﻴﻦ ﻋﱠﻠﻤْﻨَﺎ ُﻩ اﻟ ﱢ َ َوﻣَﺎ /Wa mā ‘allamnāhu asy-syi‘ra wa mā yanbagī lahū in huwa illā żikrun wa qur`ānun mubīnun/ Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, (Qs. 36: 69). Menurut Al-Maragi (1993: 50 Jilid XXIII) Al-Qur`an tidak lain adalah pelajaran-pelajaran dari Tuhan kami yang memberi bimbingan kepada hamba-hambaNya ke arah jalan yang terdapat pada-Nya keuntungan bagi mereka dan petunjuk bagi mereka dalam kehidupan mereka didunia maupun di akhirat, Al-Qur`an turun dari alam yang tinggi dan bukan omongan manusia biasa. Karena Al-Qur`an pernah pula menantang orang-orang yang tidak mau patuh kepada-Nya agar mereka mendatangkan yang seperti Al-Qur`an namun ternyata mereka tidak mampu lalu mereka mengangkat pedang dan lembing, lalu tidak mau lagi berdebat dengan hujjah dan alasan yang benar. Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Pada ayat ini kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna pelajaran. Makna ini muncul ketika
berada dalam konteks ayat yang berhubungan dengan kandungan Al-Qur`an yang berisi pelajaran dan penerangan, pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Al-Qur`an bukan Syair karena tidak layak bagi Nabi Muhammad SAW. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT tidak mengajarkan syair kepada Nabi Muhammad SAW, Al-Qur`an bukan omongan manusia tetapi merupakan pelajaran dari Allah SWT, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Surat Aşşāffāt ayat 3:
﴾٣﴿ ت ِذآْﺮًا ِ ﴾ ﻓَﺎﻟﺘﱠﺎِﻟﻴَﺎ٢﴿ ﴾ ﻓَﺎﻟﺰﱠاﺟِﺮَاتِ َزﺟْﺮًا١﴿ ﺻ ّﻔًﺎ َ ت ِ وَاﻟﺼﱠﺎﻓﱠﺎ /Wa aş-şāffāti şaffan (1) fa az-zājirāti zajran (2) fa at-tāliyāti żikran (3) 001. Demi (rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya, 002. Dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan ma`siat), 003. Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran, (Qs. 37: 13). Menurut Al-Maragi (1993: 69 Jilid XXIII ) Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat-Nya yang menyempurnakan şaf-şaf mereka dalam kedudukan mereka sebagai hamba Allah dan mencegah manusia dari perbuatan jahat dengan mengilhami mereka dan membacakan ayat Allah kepada para nabi-Nya “ Sesungguhnya sesembahanmu yang wajib kamu beribadah kepada-Nya dengan ikhlas adalah benar-benar esa, tiada duanya dan tiada sekutu bagi-Nya.
ِ /żikrun/ bermakna pelajaran. Karena Pada ayat ini, terlihat jelas bahwa kata ٌذآْﺮ berdasarkan konteks ayat tersebut yang menjelaskan bahwa rombongan malaikat yang menurunkan wahyu yang berisi pelajaran. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini menjelaskan tentang rombongan para malaikat yang membacakan Al-Qur`an kepada Nabi Muhammad SAW, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 3. Surat Al-Qamar ayat 17:
﴾١٧﴿ لﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َﻓ َﻬﻞْ ﻣِﻦ ﱡﻣ ﱠﺪ ِآ ٍﺮ ِ ن َ َوَﻟ َﻘﺪْ ﻳَﺴﱠﺮْﻧَﺎ اﻟْ ُﻘﺮْﺁ /Wa laqad yassarnā al-qur`āna liż-żikri fahal min muddakirin/
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Qs. 54: 17). 4. Surat Al-Qamar ayat 22:
﴾٢٢﴿ لﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َﻓ َﻬﻞْ ﻣِﻦ ﱡﻣ ﱠﺪ ِآ ٍﺮ ِ ن َ َوَﻟ َﻘﺪْ ﻳَﺴﱠﺮْﻧَﺎ اﻟْ ُﻘﺮْﺁ /Wa laqad yassarnā al-qur`āna liż-żikri fahal min muddakirin/ Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Qs. 54: 22). 5. Surat Al-Qamar ayat 32:
﴾٣٢﴿ ن لِﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َﻓ َﻬﻞْ ﻣِﻦ ﱡﻣ ﱠﺪ ِآ ٍﺮ َ َوَﻟ َﻘﺪْ ﻳَﺴﱠﺮْﻧَﺎ اﻟْ ُﻘﺮْﺁ /Wa laqad yassarnā al-qur`āna liż-żikri fahal min muddakirin/ Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Qs. 54: 32). 6. Surat Al-Qamar ayat 40:
﴾٤٠﴿ لﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َﻓ َﻬﻞْ ﻣِﻦ ﱡﻣ ﱠﺪ ِآ ٍﺮ ِ ن َ َوَﻟ َﻘﺪْ ﻳَﺴﱠﺮْﻧَﺎ اﻟْ ُﻘﺮْﺁ /Wa laqad yassarnā al-qur`āna liż-żikri fahal min muddakirin/ Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Qs. 54: 40). Menurut Al-Maragi (1993: 149 Jilid XXVII) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan lafaz Al-Qur`an dan Kami mudahkan artinya, bahkan Kami penuhi Al-Qur`an itu dengan bermacam-macam pelajaran dan nasehat supaya diambil pelajaran, mana saja yang dikehendaki dan diperhatikan oleh orang yang mau memperhatikan. Kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna pelajaran, disebutkan di dalam Al-Qur`an
sebanyak 4 kali dalam ayat yang berbeda namun dengan kalimat yang sama, yaitu terdapat dalam Surat Al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40. Pada ayat-ayat mulai dari nomor 3 sampai 6, terlihat bahwasanya kata ﺮ ُِ ْ اﻟ ﱢﺬآ/ażżikru/ bermakna pelajaran. Kata yang tepat digunakan untuk arti kata Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/
b. Kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna pengajaran: 4
(empat), yaitu: 1. Surat Yusuf ayat 104:
﴾١٠٤﴿ ﻦ َ ﻻ ذِآْﺮٌ ﱢﻟﻠْﻌَﺎَﻟﻤِﻴ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ ِﻣﻦْ َأﺟْ ٍﺮ ِإنْ ُه َﻮ ِإ ﱠ َ َْوﻣَﺎ َﺗﺴَْﺄُﻟ ُﻬﻢ /Wa mā tas`aluhum ‘alaihi min ajrin in huwa illā żikrun lil-‘alamīna/ Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam. (Qs. 12: 104). Menurut Al-Maragi (1993: 83 Jilid XIII) Risalah yang kamu bawa dari Tuhanmu kepada mereka ini tidak lain merupakan peringatan dan pelajaran untuk memberikan petunjuk kepada seluruh alam, bukan kepada mereka saja. Dengan itulah mereka dapat petunjuk dan itu pula mereka selamat di dunia dan akhirat. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata muncul karena kata
ٌ ِذآْﺮ/żikrun/ bermakna pengajaran. Makna ini
ٌ ِذآْﺮ/żikrun/ berada dalam
konteks ayat yang berhubungan dengan
nabi dalam berdakwah tidak meminta upah, ia hanya memberikan peringatan dan pengajaran bagi seluruh alam. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini menjelaskan bahwa risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan dan pengajaran dari Allah SWT bagi semesta alam, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Surat Tāhā ayat 113:
ْن َأو َ ﻦ اﻟْ َﻮﻋِﻴ ِﺪ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻬﻢْ َﻳ ﱠﺘﻘُﻮ َ ﻋ َﺮ ِﺑ ّﻴًﺎ َوﺻَ ﱠﺮﻓْﻨَﺎ ﻓِﻴ ِﻪ ِﻣ َ ﻚ أَﻧ َﺰﻟْﻨَﺎ ُﻩ ُﻗﺮْﺁﻧًﺎ َ َو َآ َﺬِﻟ ﴾١١٣﴿ ث َﻟ ُﻬﻢْ ِذآْﺮًا ُ ُﻳﺤْ ِﺪ Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
/ Wa każālika anzalnāhu qur`ānan ‘arabiyyan wa şarrafnā fīhi min alwa’īdi la‘allahum yattaqūna au yuhdisu lahum żikran/ Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur'an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur'an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (Qs. 20: 113). Menurut Al-Maragi (1993: 268 Jilid XVI) sebagaimana Kami telah menurunkan janji, ancaman dan keadaan hari kiamat dengan segala peristiwanya yang menakutkan, Kami juga menurunkan Al-Qur`an secara keseluruhan dengan susunan kalimat bahasa Arab yang terang agar bangsa Arab yang Al-Qur`an diturunkan kepada mereka, dapat memahaminya dengan mengamalkan isinya yang mengandung kebahagiaan bagi manusia di dunia dan di akhirat. Dan Kami takut-takuti mereka dengan berbagai ancaman yang terkandung didalamnya agar mereka menjauhi syirik dan terhindar dari jatuh ke dalam perbuatan maksiat dan dosa, atau akan melahirkan pengajaran yang menyeru mereka untuk melakukan ketaatan. Pada ayat ini, terlihat jelas bahwa kata
ٌ ِذآْﺮ/żikrun/ bermakna pengajaran. Makna
ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menjelaskan turunnya Al-Qur`an dalam bahasa Arab agar jadi pengajaran. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan AlQur`an dalam bahasa Arab, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual.
3. Surat Al-Anbiyā` ayat 48:
﴾٤٨﴿ ﻦ َ ﺿﻴَﺎء َو ِذآْﺮاً ﱢﻟﻠْ ُﻤ ﱠﺘﻘِﻴ ِ ن َو َ ن اﻟْ ُﻔﺮْﻗَﺎ َ َوَﻟ َﻘﺪْ ﺁ َﺗﻴْﻨَﺎ ﻣُﻮﺳَﻰ َوهَﺎرُو /Wa laqad ātainā mūsā wa hārūna al-furqāna wa diyā`an wa żikran lilmuttaqīna/ Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Qs. 21: 48).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Al-Maragi (1993: 65 Jilid XVI) Kami (Allah) bersumpah, sesungguhnya Kami telah mendatangkan kepada Musa dan Harun sebuah kitab yang memiliki segala sifat terpuji dan kebanggaan. Ia adalah kitab yang membedakan antara yang hak dan yang batil, penerangan di dalam kegelapan kejagilan dan kesesatan serta pengajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran daripadanya. Menurut tafsir Al-Qur`an Depag (1995: 289 Jilid VI) dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah menurunkan Kitab Taurat kepada Nabi Musa dan Nabi Harun. Kitab Taurat tersebut adalah merupakan penerangan dan pengajaran bagi orangorang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
ِ /żikrun/ pada ayat ini bermakna pengajaran karena berdasarkan konteks kata ٌذآْﺮ ayat yang berhubungan dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa dan Harun yang isinya berupa penerangan dan pengajaran. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa dan Nabi Harun yang berisi penerangan dan pengajaran, jadi makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 4. Surat Az-Zukhruf ayat : 36
﴾٣٦﴿ ٌﺷﻴْﻄَﺎﻧًﺎ َﻓ ُﻬ َﻮ َﻟ ُﻪ ﻗَﺮِﻳﻦ َ ﻦ ُﻧ َﻘ ﱢﻴﺾْ َﻟ ُﻪ ِ ﺶ ﻋَﻦ ِذآْ ِﺮ اﻟ ﱠﺮﺣْ َﻤ ُ ْوَﻣَﻦ َﻳﻌ /Wa man ya‘syu ‘an żikri ar-rahmāni nuqayyidlahū syaitānan fahuwa lahū qarīnun/ Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Qs. 43: 36). Menurut Al-Maragi (1993: 163 Jilid XXV ) barang siapa membuta terhadap mengingat Allah dan tenggelam ke dalam kelezatan-kelezatan dunia dan syahwatsyahwatnya, maka Kami menguasakan atas dirinya setan-setan dari manusia dan jin yang membuatnya memandang baik untuk bergelimang dalam syahwat-syahwatnya dan dan bergelut dalam kelezatan-kelezatan, sehingga dia tidak tanggung-tanggung lagi dalam melakukan dosa-dosa dan hal-hal yang diharamkan, sebagaimana yang telah menjadi sunnah Kami kepada alam semesta ini, yaitu sebagaimana Kami kuasakan lalat terhadap tubuh-tubuh yang kotor. Maka, demikian pula jiwa-jiwa itu, yang suka menggoda terhadap orang-orang yang lemah. Jiwa-jiwa itu menjerumuskan mereka ke dalam dosadosa karena orang-orang lemah itu memang bersedia melakukannya. Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ pada ayat ini bermakna pengajaran karena berdasarkan
konteks ayat yang berhubungan dengan orang yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah maka setan menjadi temannya. Hal ini berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa karena ayat ini menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah maka setan menjadi temannya. C. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna dengan kitab Adapun kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/
dan kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna kitab: 2 (dua),
yaitu: 1. Surat Al-Anbiyā` ayat 50:
﴾٤٨﴿ ﻦ َ ﺿﻴَﺎء َو ِذآْﺮًا ﱢﻟﻠْ ُﻤ ﱠﺘﻘِﻴ ِ ن َو َ ن اﻟْ ُﻔﺮْﻗَﺎ َ َوَﻟ َﻘﺪْ ﺁ َﺗﻴْﻨَﺎ ﻣُﻮﺳَﻰ َوهَﺎرُو ﴾ َو َهﺬَا٤٩﴿ ن َ ﻋ ِﺔ ُﻣﺸْ ِﻔﻘُﻮ َ ﻦ اﻟﺴﱠﺎ َ ﺐ وَهُﻢ ﱢﻣ ِ ْن رَ ﱠﺑﻬُﻢ ﺑِﺎﻟْ َﻐﻴ َ ْﺸﻮ َ ْﻦ َﻳﺨ َ اﱠﻟﺬِﻳ ﴾٥٠﴿ َِذآْﺮٌ ﱡﻣﺒَﺎرَكٌ أَﻧ َﺰﻟْﻨَﺎ ُﻩ َأ َﻓﺄَﻧ ُﺘﻢْ َﻟ ُﻪ ﻣُﻨﻜِﺮُون /Wa laqad ātainā mūsā wa hārūna al-furqāna wa diyā`an wa żikran lilmuttaqīna (48) Al-lażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi wa hum min assā‘ati musyfiqūna(49) Wa hāżā żikrun mubārakun anzalnāhu afa`antum lahū munkirūna (50)/ 048. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. 049. (Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. 050. Dan Al Qur'an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (Qs. 21: 48-50). Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 290 Jilid VI) pada ayat ini kata ٌذِآْﺮ /żikrun/ bermakna kitab (Al-Qur`an) karena pada ayat sebelumnya Allah menyebutkan Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa maka dalam ayat ini Allah mengalihkan Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Pada akhir ayat ini Allah mencela sikap kaum yang masih mengingkari AlQur`an, padahal tak ada satu alasan pun bagi mereka untuk mengingkarinya karena AlQur`an hanya membawa pelajaran dan tuntunan yang bermanfaat bagi mereka apabila mereka mengikutinya. Lagi pula, kebaikan dan manfaat Al-Qur`an sudah dijelaskan kepada mereka. Pada ayat ini terlihat bahwasanya kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/
bermakna kitab, yaitu yaitu
Kitab Al-Qur`an, kitab yang didalamnya mempunyai berkah yang telah diturunkan Allah. Makna ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang berhubungan dengan kitabkitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW yaitu pada ayat sebelumnya Allah telah menjelaskan bahwa Kitab Taurat untuk penerangan dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa kemudian Allah mengalihkan pada AlQur`an yaitu kitab yang mempunyai berkah yang telah diturunkan Allah. Pada akhir ayat ini diakhiri dengan kalimat
ن َ َْأ َﻓَﺄﻧْ ُﺘﻢْ ﻟَﻪ ُﻣﻨْ ِﻜ ُﺮو
/afa`antum lahū munkirūna/ “maka
mengapakah kamu mengingkarinya?” dengan adanya kalimat ini maka semakin jelaslah bahwa kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini bermakna dengan kitab. Makna kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan panggunaan bahasa, yaitu penjelasan dari Allah SWT bahwa Al-Qur`an merupakan kitab yang didalamnya mengandung berkah, maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Surat Aşşāffāt ayat 168:
َﻋﺒَﺎ َد اﻟﱠﻠ ِﻪ اﻟْ ُﻤﺨْﻠَﺼِﻴﻦ ِ ﴾ َﻟ ُﻜﻨﱠﺎ١٦٨﴿ َﻦ اﻟْﺄَوﱠﻟِﻴﻦ َ ن ﻋِﻨﺪَﻧَﺎ ِذآْﺮًا ﱢﻣ َﻟﻮْ َأ ﱠ ﴾١٧٠﴿ ن َ ف َﻳﻌَْﻠﻤُﻮ َ ْﺴﻮ َ ﴾ َﻓ َﻜ َﻔﺮُوا ِﺑ ِﻪ َﻓ١٦٩﴿ /Lau anna ‘indanā żikran min al-awwalīna (168) lakunnā ‘ibādallāhi almukhlaşīna (169) fakafarū bihi fasaufa ta‘lamūna (170)/ 168. "Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu. 169. benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)".
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
170. Tetapi mereka mengingkarinya (Al Qur'an): maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). (Qs. 37: 168-170). Menurut Al-Maragi (1993: 159 Jilid XXIII) sesungguhnya dahulu mereka mengangan-angan sebelum datang rasul kepada mereka, seandainya mereka mempunyai seorang yang memperingatkan dengan perintah Allah dan larangan-Nya serta mendatangkan kepada mereka sebuah kitab dari Sisi Allah, tentu mereka akan memurnikan ibadah kepada Allah semata-mata dan menjadi umat yang lebih mengikuti petunjuk dari pada umat-umat ahli kitab yang mendahului mereka yaitu Yahudi dan Nasrani. Kemudian Allah menerangkan pula bahwa mereka adalah pendusta dan setelah datangnya Nabi Muhammad SAW ternyata mereka tidak seperti yang pernah mereka katakan. Pada ayat ini, terlihat jelas bahwa kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ bermakna kitab. Karena
berdasarkan konteks ayat tersebut yang menceritakan angan-angan orang-orang musyrik sebelum datangnya rasul namun setelah datangnya rasul dengan membawa kitab mereka tidak seperti apa yang pernah mereka katakan dahulu. Makna ini muncul berkenaan dengan situasi lingkungan penggunaan bahasa, yaitu tentang angan-angan oang-orang musyrik ketika Al-Qur`an belum diturunkan kepada mereka, maka kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/
pada ayat ini tergolong ke dalam makna kontekstual.
D. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna kemuliaan, kehormatan, kebesaran, keagungan dan kebanggaan Adapun kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna kemuliaan: 2 (dua), kehormatan: 1 (satu), kebesaran: 1 (satu), keagungan:1 (satu) dan kebanggaan: 1 (satu). a. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna kemuliaan: 2 (dua) 1. Surat Al-Anbiyā` ayat 10:
﴾١٠﴿ ن َ َﻟ َﻘﺪْ أَﻧ َﺰ ْﻟﻨَﺎ ِإَﻟﻴْ ُﻜﻢْ ِآﺘَﺎﺑًﺎ ﻓِﻴ ِﻪ ِذآْ ُﺮ ُآﻢْ َأ َﻓﻠَﺎ َﺗﻌْ ِﻘﻠُﻮ /Laqad anzalnā ilaikum kitāban fīhi żikrukum afalā ta‘qilūna/ Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (Qs. 21: 10).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Al-Maragi (1993: 15-16 Jilid XVI) Sesungguhnya Kami (Allah) telah mendatangkan kepada kalian sebuah kitab yang berisi pengajaran bagi kalian karena mengandung tuntutan tentang berbagai akhlak mulia dan syari‘at serta hukum yang lurus yang semuanya memberikan kebahagiaan kepada manusia di dalam kehidupannya di dunia maupun di akhirat. Pada ayat ini kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna kemuliaan. Makna ini muncul karena
berada dalam konteks ayat yang berhubungan dengan kitab yang diturunkan Allah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini bermakna dengan kemuliaan karena pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia telah menurunkan kitab yaitu Al-Qur`an yang didalamnya berisi pengajaran, tuntutan tentang berbagai akhlak mulia, syariat-syariat serta hukum-hukum yang menjadikan menjadikan mereka mulia jika mereka mau beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran yang ada didalamnya. Makna kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan
penggunaan bahasa, yaitu penjelasan dari Allah SWT bahwa Al-Qur`an diturunkan merupakan kemulian, maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Surat Az-Zukhruf ayat 44
﴾٤٤﴿ ن َ ف ُﺗﺴَْﺄﻟُﻮ َ ْﺳﻮ َ ﻚ َو َ ﻚ َوِﻟ َﻘﻮْ ِﻣ َ لذِآْﺮٌ ﱠﻟ َ َوِإ ﱠﻧ ُﻪ /Wa innahu lażikrun laka wa liqaunika wa saufa tus`alūna/ Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. (Qs. 43: 44) Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 123 Jilid IX) Kemudian diterangkan bahwa Al-Qur`an merupakan kemuliaan bagimu dan kaummu karena ia diturunkan kepadamu, salah seorang bangsa Arab dan menggunakan bahasa Arab; tentulah kaummu yang paling mudah memahami isinya dibandingkan dengan kaum yang lain, karena itu, hendaknya engkau dan kaum engkau berusaha menjadi orang yang paling banyak mengamalkan isi Al-Qur`an dibandingkan dengan kaum yang lain. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna kemulian besar. Makna ini muncul ketika kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ berada dalam konteks ayat yang menjelaskan bahwa Al-Qur`an benar-benar merupakan kemulian besar bagi Nabi Muhammad SAW dan Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
b. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna dengan kehormatan 1. Surat Şād ayat 49:
ٌ﴾ َهﺬَا ذِآْﺮ٤٨﴿ ﻞ ﱢﻣﻦْ اﻟَْﺄﺧْﻴَﺎ ِر ﻞ َو ُآ ﱞ ِ ْﺴ َﻊ َوذَا اﻟْ ِﻜﻔ َ ﻞ وَاﻟْ َﻴ َ وَاذْ ُآﺮْ ِإﺳْﻤَﺎﻋِﻴ ﴾٤٩﴿ ب ٍ ﻦ ﻣَﺂ َ ْﺤﺴ ُ ﻦ َﻟ َ ن ِﻟﻠْ ُﻤ ﱠﺘﻘِﻴ َوِإ ﱠ /Ważkur ismā‘īla wa al-yasa‘a wa żalkifli wa kullun min al-akhyāri (48) Hāżā żikrun wa inna lil-muttaqīna lahusna ma`ābin (49)/ 048. Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. 049. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (Qs. 38: 48-49). Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 407 Jilid VII) pada ayat ini kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ bermakna dengan kehormatan karena setelah Allah SWT pada ayat-ayat yang lalu mengisahkan beberapa nabi terpilih yang patut menjadi tauladan bagi para pengikut rasul maka dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa sebagai pahala bagi mereka, Allah SWT menyediakan tempat kembali yang baik yaitu surga yang penuh kenikmatan yang tak pernah putus-putusnya. Allah SWT menjelaskan bahwa ayat-ayat yang menceritakan kemuliaan para nabi dan kebahagian mereka di akhirat adalah kehormatan bagi mereka untuk selalu diingat oleh manusia. Di samping mereka di dunia memperoleh kemulian di akhirat pun mereka akan disediakan tempat kembali yang baik. Dalam ayat ini para nabi disifati dengan orang-orang yang bertaqwa, agar orang-orang yang memperhatikan seruan Rasulullah pada saat mendengar firman Allah ini menjadi sadar, bahwa mereka mau mencontoh dan meneladani perjuangan rasul itu, tentu akan memperoleh kehormatan di dunia dan di akhirat. Pada ayat ini kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/
bermakna kehormatan, karena pada ayat
sebelumnya Allah mengisahkan kemulian beberapa nabi terpilih yang patut menjadi Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
c. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna dengan kebesaran 1. Surat Al-Kahfi ayat 101:
ن َ ﻏﻄَﺎء ﻋَﻦ ِذآْﺮِي وَآَﺎﻧُﻮا ﻟَﺎ َﻳﺴْ َﺘﻄِﻴﻌُﻮ ِ ﻦ آَﺎ َﻧﺖْ َأﻋْ ُﻴ ُﻨ ُﻬﻢْ ﻓِﻲ َ اﱠﻟﺬِﻳ ﴾١٠١﴿ ﺳﻤْﻌًﺎ َ /Al-lażīna kānat a‘yunuhum fī gitā`in ‘an żikrī wa kānū lā yastatī‘ūna sam‘an/ Yaitu
orang-orang
yang
matanya
dalam
keadaan
tertutup
dari
memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar. (Qs.18: 101). Al-Maragi (1993: 33 Jilid XVI) mengatakan bahwa mereka tidak sanggup mendengar peringatan Allah yang diingatkan kepada mereka dan penjelasan-Nya lalu mereka berpura-pura lengah, buta dan tuli dari menerima petunjuk dan mengikuti kebenaran. Pada ayat ini kata kata
ٌذِآْﺮ
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna kebesaran. Makna ini muncul karena
/żikrun/ berada dalam konteks ayat yang berhubungan dengan orang-orang
yang matanya tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Makna kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa, yaitu penjelasan dari Allah SWT bahwa orang yang sudah tertutup mata hatinya tidak akan
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
c. Kata
اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna dengan keagungan
1. Surat Şād ayat 1:
﴾١﴿ ص وَاﻟْ ُﻘﺮْﺁنِ ذِي اﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ /Şād. Wa al-qur`āni żī aż-żikri/ Şād, demi Al Qur'an yang mempunyai keagungan.” (Qs. 38: 1). Menurut Al-Maragi (1993: 171 Jilid XXIII) Allah SWT bersumpah dengan AlQur`an yang mempunyai kemuliaan yang tinggi, bahwa Al-Qur`an benar-benar mukjizat dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang benar tentang kenabian yang dia dakwahkan dan dia diutus dari sisi Tuhannya kepada bangsa yang berkulit hitam maupun berkulit merah dan bahwa kitabnya benar-benar diturunkan dari sisi Allah. Pada ayat ini kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna keagungan, karena ayat ini dimulai
dengan ص/şād/ yang hanya Allah yang mengetahui artinya kemudian diiringi ن ِ وَاﻟ ُﻘﺮْﺁ /wa al-qur`āni/ “demi Al-Qur`an”, Allah bersumpah dengan Al-Qur`an yang merupakan kalam Allah yang mulia dan agung. Berdasarkan konteks ayat ini kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/
bermakna dengan keagungan. Makna ini muncul berkenaan dengan situasi yaitu lingkungan penggunaan bahasa, Allah SWT sebagai pemilik Al-Qur`an boleh menggunakan kata-kata sumpah diawal ucapan-Nya, jadi makna kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru
pada ayat ini tergolong ke dalam makna kontekstual.
d. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna dengan kebanggaan 1. Surat Al-Muminūn‘ ayat 71:
ْﻦ َﺑﻞ ض وَﻣَﻦ ﻓِﻴ ِﻬ ﱠ ُ ْت وَاﻟَْﺄر ُ ت اﻟﺴﱠﻤَﺎوَا ِ ﺴ َﺪ َ ﻖ َأهْﻮَاء ُهﻢْ َﻟ َﻔ ﺤﱡ َ َْوَﻟ ِﻮ ا ﱠﺗ َﺒ َﻊ اﻟ ﴾٧١﴿ ن َ ب ِذآْﺮِ ِهﻢْ َﻓ ُﻬﻢْ ﻋَﻦ ِذآْ ِﺮهِﻢ ﱡﻣﻌْ ِﺮﺿُﻮ ِ َأ َﺗﻴْﻨَﺎهُﻢ /Wa lawit-taba‘a al-haqqu ahwā`ahum lafasadati as-samāwāti wa al-ardu wa man fīhinna bal aināhum biżikrihim fahum ‘an żikrihim mu‘ridūna/ Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Qs. 23: 71). Menurut Al-Maragi (1993: 77 Jilid XVI) bahkan Kami datangkan kepada mereka Al-Qur`an yang mengandung kebanggaan dan kemuliaan mereka tetapi mereka berpaling darinya, mundur ke belakang, menjelek-jelekkan dan menjadikannya bahan perolokan, padahal adalah suatu kebaikan jika mereka tidak melakukan hal itu. Pada ayat ini, terlihat jelas bahwa kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ bermakna kebanggaan,
karena berdasarkan konteks ayat tersebut yang menyatakan bahwa Allah telah mendatangkan Al-Qur`an yang didalamnya terdapat kebanggaan bagi mereka. Pada ayat ini terdapat 2 kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna sama yaitu kebanggaan. Makna kata ٌذِآْﺮ /żikrun/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa, penjelasan dari Allah SWT tentang suatu kebanggaan jika mereka tidak menjelekjelekkan Al-Qur`an, jadi makna tersebut tergolong ke dalam makna kontekstual. E. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna menerangkan dan penjelasan Adapun kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna menerangkan: 2 (dua) dan penjelasan: 1
(satu), yaitu: a. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna menerangkan 1. Surat Yusuf ayat 42:
ن ُ ﺸﻴْﻄَﺎ ﻚ َﻓﺄَﻧﺴَﺎ ُﻩ اﻟ ﱠ َ ج ﱢﻣﻨْ ُﻬﻤَﺎ اذْ ُآﺮْﻧِﻲ ﻋِﻨ َﺪ َر ﱢﺑ ٍ ﻦ َأﻧﱠ ُﻪ ﻧَﺎ ﻇﱠ َ ل ﻟِﱠﻠﺬِي َ َوﻗَﺎ ﴾٤٢﴿ َﻦ ِﺑﻀْ َﻊ ﺳِﻨِﻴﻦ ِ ْﺴﺠ ﺚ ﻓِﻲ اﻟ ﱢ َ ِذآْ َﺮ َر ﱢﺑ ِﻪ َﻓَﻠ ِﺒ /Wa qāla lil-lażī zanna annahū nājin minhumażkurnī ‘inda rabbika fa`ansāhu asy-syaitānu żikra rabbihī falabisa fī as-sijni bid‘a sinīna/ Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya. (Qs.12: 42).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Al-Maragi (1993: 298 Jilid XII) Ceritakanlah mengenai diriku dihadapan tuanmu seperti engkau lihat, kau dengar dan kau ketahui tentang halku dariku. Semoga dia memberi keadilan kepadaku. Akan tetapi setan membikin juru minum yang selamat itu lupa untuk memberitahukan kepada tuannya. Yakni lupa untuk menceritakan tentang hal Yusuf kepada raja. Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 644 Jilid IV) Dalam ayat ini diterangkan bahwa Yusuf berpesan kepada pemuda yang keluar dengan takwil yang baik agar disampaikan kepada raja bahwa di dalam penjara masih banyak orang yang tidak bersalah, dihukum. Mereka dihukum karena tuduhan-tuduhan yang tidak benar agar hal ini menjadi perhatian oleh raja. Sampaikan juga kepada raja apa yang engkau lihat dan yang engkau dengar sekitar aku dan sampaikan seruanku untuk menganut agama tauhid. Rupanya pemuda itu setelah keluar lupa menyampaikan pesan-pesan Yusuf kepada raja sehingga Yusuf terpaksa meringkuk dalam penjara beberapa tahun lamanya. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata ini muncul karena kata
ٌذِآْﺮ
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna menerangkan. Makna
/żikrun/ berada dalam konteks ayat yang berhubungan
dengan perkatan Yusuf kepada seseorang agar menerangkan keadaannya kepada tuannya. Akan tetapi orang itu dilupakan oleh setan sehingga tidak memberitahukannya maka tetaplah Yusuf berada di dalam penjara. Makna kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi tempat yaitu di dalam penjara maka makna ini tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna menerangkan Surat Al-Kahfi ayat 70:
ﻚ ِﻣﻨْ ُﻪ ِذآْﺮًا َ ث َﻟ َ ﺣﺘﱠﻰ ُأﺣْ ِﺪ َ ﺷﻲْ ٍء َ ن ا ﱠﺗ َﺒﻌْ َﺘﻨِﻲ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺴْﺄَﻟْﻨِﻲ ﻋَﻦ ِ ل َﻓِﺈ َ ﻗَﺎ ﴾٧٠﴿ /Qāla fa`init-taba‘tanī falā tas`alnī ‘an syai`in hattā uhdisa laka minhu żikran/ Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu". (Qs. 18: 70).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Al-Maragi (1993: 354 Jilid XV) Khaidir berkata kepadanya: Bila kamu berjalan bersamaku janganlah kamu bertanya sesuatu yang tidak kamu setujui terhadapku sehingga kamu mulai menyebutkannya lalu aku terangkan kepadamu segi kebenarannya. Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 775 Jilid V) Dalam ayat ini Al-Khidir dapat menerima Musa dengan pesan: “Jika kamu (Nabi Musa) berjalan bersamaku (AlKhidir) maka janganlah kamu bertanya tentang sesuatu yang aku lakukan dan tentang rahasianya sehingga aku sendiri menerangkan kepadamu duduk persoalannya. Jangan kamu menegurku terhadap sesuatu perbuatan itu yang tidak dapat kau benarkan hingga aku sendiri yang mulai menyebutnya untuk menerangkan keadaan yang sebenarnya. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata muncul karena kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna pengajaran. Makna ini
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ berada dalam
konteks ayat yang menceritakan antara
Nabi Musa dan Khaidir, yaitu ketika Nabi Musa pergi bersama Khaidir. Khaidir berkata “Jika engkau bersamaku janganlah bertanya sesuatu sebelum aku menerangkan kepadamu”. Makna ini muncul berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa, Allah SWT menceritakan tentang Nabi Musa dengan Khaidir, maka makna kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini tergolong ke dalam makna kontekstual. b. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna penjelasan 1. Surat Maryam ayat 2:
﴾٣﴿ ﺧ ِﻔ ّﻴًﺎ َ ﴾ ِإذْ ﻧَﺎدَى َرﺑﱠ ُﻪ ِﻧﺪَا ًء٢﴿ ﻋﺒْ َﺪ ُﻩ زَآَﺮِﻳﱠﺎ َ ﻚ َ ِذآْ ُﺮ َرﺣْ َﻤ ِﺔ َر ﱢﺑ /żikru rahmati rabbika ‘abdahū zakariyyā (2) iż nādā rabbahū nidā`an khafiyyan (3)/ 002. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, 003. yaitu tatkala ia berdo`a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Qs. 19: 2-3). Menurut Al-Maragi (1993: 50 Jilid XVI) diantara apa yang Kami ceritakan kepadamu ialah penyebutan rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria, ketika dia memohon kepada Tuhannya secara rahasia dan sembunyi-sembunyi dari pandangan manusia. Dia menyembunyikan doanya, tak lain karena hal itu lebih menunjukkan
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
keikhlasan, lebih jauh dari sifat riya dan lebih dapat menyelamatkan dari cercaan orang banyak karena memohon anak di waktu usia tua. Menurut tafsir Al-Qur`an Depag. (1995: 33 Jilid VI) yang dibaca ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu yang dilimpahkan kepada seorang hamba-Nya yang sudah tua yaitu Zakaria ketika beliau berdoa supaya diberi seorang anak yang saleh. Pada ayat ini kata kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ bermakna penjelasan. Makna ini muncul karena
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ berada dalam konteks ayat yang berhubungan dengan kisah Zakaria.
Allah menceritakan kisah ini sebagai penjelasan atas rahmat-Nya kepada Zakaria. Makna kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan
bahasa, yaitu penjelasan dari Allah SWT tentang kisah Zakaria yang berdoa agar diberikan anak yang saleh, makna kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ pada ayat ini tergolong ke dalam
makna kontekstual. F. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
Adapun kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata
/aż-żikru yang bermakna wahyu
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru yang bermakna wahyu: 2 (dua),
yaitu: 1. Surat Al-Mursalāt ayat 5:
ت َﻧﺸْﺮًا ِ ﺷﺮَا ِ ﴾ وَاﻟﻨﱠﺎ٢﴿ ﻋﺼْﻔًﺎ َ ِ﴾ ﻓَﺎﻟْﻌَﺎﺻِﻔَﺎت١﴿ ﻋﺮْﻓﺎ ُ ت ِ ﺳﻠَﺎ َ وَا ْﻟ ُﻤ ْﺮ ﴾٥﴿ ت ِذآْﺮًا ِ ﴾ ﻓَﺎﻟْ ُﻤﻠْ ِﻘﻴَﺎ٤﴿ ت َﻓﺮْﻗًﺎ ِ ﴾ ﻓَﺎﻟْﻔَﺎ ِرﻗَﺎ٣﴿ /Wa al-mursalāti ‘urfan (1) Fa al-‘āşiyāti‘aşfan (2) wa an-nāsyirāti nasyran (3) Fa al-fāriqāti farqan (4) Fa al-mulqiyāti żikran (5)/ 001. Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, 002. Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya, 003. Dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya, 004. Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya, 005. Dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, (Qs. 77: 1-5). Menurut Al-Maragi (1993: 307 Jilid XXIX) Allah SWT bersumpah dengan banyak
golongan
malaikat,
diantaranya
adalah
para
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
malaikat
yang
disuruh
menyampaikan kebaikan kepada para nabi untuk disampaikan kepada manusia, para malaikat yang menolak dan menjauhkan selain dari kebenaran sebagaimana angin kencang meniupkan debu dan lain sebagainya, para malaikat yang menerbangkan bekasbekas rahmat-Nya di dalam jiwa-jiwa yang hidup. Pada ayat ini kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ bermakna wahyu. Makna ini muncul ketika
berada dalam konteks ayat yang memberitahukan bahwa Allah bersumpah dengan para malaikat-malaikatnya yang menyampaikan kebaikan dan wahyu yang berupa ilmu dan hikmah kepada para rasul. Makna kata
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/
pada ayat ini berkenaan dengan
situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa, Allah SWT sebagai pemilik Al-Qur`an boleh menggunakan kata-kata sumpah diawal ucapannya, jadi makna tersebut tergolong ke dalam makna kontekstual. 2. Surat Al-Qamar ayat 25:
﴾٢٥﴿ ﺷ ٌﺮ ِ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ ﻣِﻦ َﺑﻴْ ِﻨﻨَﺎ َﺑﻞْ ُه َﻮ آَﺬﱠابٌ َأ َ ﻲ اﻟ ﱢﺬآْ ُﺮ َ َأُأﻟْ ِﻘ /A`ulqiya aż-żikru ‘alaihi min baininā bal huwa każżābun asyirun/ Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong". (Qs. 54: 25). Menurut Al-Maragi (1993: 159 Jilid XXVII) kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru bermakna
wahyu. Karena orang-orang kafir berkata “apakah dia dituruni wahyu dikalangan kita dan diberi kenabian padahal dia hanyalah orang yang sama seperti kita dan kenapa Allah hanya menurunkan syari‘at-syari‘at kepadanya saja padahal dia bukan raja yang terhormat. sebenarnya dia adalah pendusta yang sombong”. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru bermakna wahyu Makna ini
muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menceritakan bahwa orang-orang kafir berkata “apakah wahyu itu diturunkan kepadanya diantara kita?” ayat ini berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa antara Nabi Muhammad SAW dan orang-orang kafir yang tidak percaya bahwa wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
G. Kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang bermakna Lauh Mahfuzh
Adapun kata ﺮ ُ ْ اﻟﺬﱢآ/aż-żikru/ yang bermakna Lauh Mahfuzh ada 1 (satu), yaitu: 1. Surat Al-Anbiyā` ayat 105:
ي َ ﻋﺒَﺎ ِد ِ ض ﻳَﺮِ ُﺛﻬَﺎ َ ْن اﻟَْﺄر َوَﻟ َﻘﺪْ َآ َﺘﺒْﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱠﺰﺑُﻮ ِر ﻣِﻦ َﺑﻌْ ِﺪ اﻟ ﱢﺬآْ ِﺮ َأ ﱠ ﴾١٠٥﴿ ن َ اﻟﺼﱠﺎِﻟﺤُﻮ /Wa laqad katabnā fī az-zaburi min ba‘di aż-żikri anna al-arda yarisuhā ‘ibādiya aş-şālihūna/ Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Qs. 21: 105). Menurut Dahlan, dkk. (1997: 1007 Jilid III) lauh mahfuzh adalah tempat pencatatan rencana dan ketentuan Allah SWT terhadap makhluk-Nya yang di dalamnya pula Al-Qur`an dan kitab-kitab suci lain tersimpan sebelum diturunkan kepada para rasul. Menurut Al-Maragi (1993: 125 Jilid XVI) Allah telah mencatat di sisi-Nya dan telah menetapkan di dalam ilmu-Nya yang azali yang tidak mungkin terlupakan kemudian telah ditetapkan pula di dalam kitab-kitab samawi, bahwa bumi ini hanya akan dimakmurkan oleh hamba-hamba-Nya dari penganut agama mana pun dan dari pemeluk aliran apapun. Pada ayat ini kata ini ada kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/ bermakna Lauh mahfuzh, karena pada ayat
َآ َﺘﺒْﻨَﺎ/katabnā/ “telah Kami tulis”, kata Kami di sini bermakna Allah, jadi
Allah telah menulis di dalam kitab-kitab apa-apa yang telah di tulis oleh Allah sebelumnya pada suatu tempat dan tempat itu adalah lauh mahfuzh sehingga kata yang tepat untuk lauh mahfuzh berdasarkan konteks ayat ini adalah kata Makna kata
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
اﻟﺬﱢآْ ُﺮ
/aż-żikru/.
/aż-żikru/ pada ayat ini muncul berdasarkan situasi yaitu lingkungan
penggunaan bahasa, Allah SWT telah mencatat disisi-Nya dan menetapkan di dalam Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
H. Kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna cerita Adapun kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna cerita ada 1 (satu), yaitu: 1. Surat Al-Kahfi ayat 83:
﴾٨٣﴿ ًﻦ ُﻗﻞْ ﺳَﺄَﺗْﻠُﻮ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﻣﱢﻨْ ُﻪ ِذآْﺮا ِ ْﻚ ﻋَﻦ ذِي اﻟْ َﻘﺮْ َﻧﻴ َ َو َﻳﺴَْﺄﻟُﻮ َﻧ /Wa yas`alūnaka ‘an żī al-qarnaini qul sa`atlū ‘alaikum minhu żikran/ Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya". (Qs.18: 83). Menurut Al-Maragi (1993: 21 Jilid XVI) Katakanlah kepada orang-orang yang keras kepala itu aku akan menceritakan kepada kalian secara lengkap dan menyeluruh sebagaimana yang kalian kehendaki cerita yang diberitahukan Tuhanku kepadaku. Pada ayat ini, terlihat bahwa kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ bermakna cerita. Makna ini
muncul karena kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ berada dalam konteks ayat yang berhubungan dengan pertanyaan tentang cerita Żulkarnain. Makna ini muncul berkenaan dengan situasi yakni lingkungan penggunaan bahasa yaitu antara Allah SWT dan Nabi Muhammmad SAW ketika menceritakan kisah Żulkarnain kepada orang-orang yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, jadi makna kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ pada ayat ini tergolong makna
kontekstual. Adapun dalam Bab III Hasil Dan Pembahasan hanya dijumpai makna kontekstual yang berhubungan dengan lingkungan penggunaan bahasa dan tempat.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 1. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa kata
اﻟ ّﺬآْ ُﺮ
ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata
/aż-żikru/ yang bermakna kontekstual dalam Al-Qur`an ditemukan
sebanyak 37 kata yang tersebar didalam 18 Surat dan 35 ayat. 2. Adapun kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ yang bermakna kontekstual ditemukan sebanyak 21 kata di dalam 11 surat dan 20 ayat dan kata
اﻟ ّﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ dtemukan
sebanyak 16 kata di dalam 10 surat dan 16 ayat di dalam Al-Qur`an. 3. Kata
ٌذِآْﺮ
/żikrun/ dan kata
اﻟ ّﺬآْ ُﺮ
/aż-żikru/ yang mengandung makna
kontekstual ditemukan sebanyak 8 makna yaitu: 1. Al-Qur`an: 11 (sebelas) 2. Pelajaran: 6 (enam) dan Pengajaran 4 (empat) 3. Kitab: 2 (dua) 4. Kemuliaan: 2 (dua), Kehormatan: 1 (satu), Kebesaran: 1 (satu), Keagungan: 1 (satu) dan Kebanggaan: 1 (satu) 5. Menerangkan: 2 (dua) dan Penjelasan: 1 (satu) 6. Wahyu: 2 (dua) 7. Lauh mahfuzh: 1 (satu) 8. Cerita: 1 (satu) 4. Adapun jumlah makna kontekstual kata ٌ ذِآْﺮ/żikrun/ dan kata ﺮ ُ ْ اﻟ ّﺬآ/aż-żikru/ yang berhubungan dengan situasinya yakni lingkungan penggunaan bahasa: 36 (tiga puluh enam) dan tempat: 1 (satu).
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
4.2. Saran Dengan menganalisis makna sebuah kata kita dapat menggali kekayaan bahasa melalui makna dari sebuah kata tersebut karena suatu kata terdapat makna yang berbeda jika ia berada dalam konteks yang berbeda. Penulis berharap penelitian mengenai makna kata terus dapat dikembangkan oleh mahasiswa/i program studi bahasa Arab fakultas sastra Universitas Sumatera Utara.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur`an Dan Tafsirnya. Depag, Jilid. IV, V, VI, VIII dan IX. 1995. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Al-Qur`an Dan Terjemahannya. Depag. 1989. Semarang: CV. Toha Putra. Al-Khuli, Muhammad Ali. A Dictionary of Theoretical Linguistics (English-Arabic). Libanon: Librairie Du Liban. Al-Maragi, Ahmad Mustafa. 1993. Tafsiru Al-Maragi, Jilid III, XII, XIII, XIV, XV, XVI, XIX, XXIII, XXIV, XXV, XXVII, dan XXIX. Cet. II. Semarang: CV. Toha Putra. Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1998. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Cet. IV. Yogyakarta: Pondok Pesantren Krapiyak. Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Anshari, A. Hafizh, dkk. 1994. Ensiklopedi Islam. Jilid IV. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Araa‘ini, Syamsuddin Muhammad. 2004. Ilmu Nahwu, Terjemahan Matammimah Ajurumiyyah, Cet. V. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Audah, Ali. 1996. Konkordansi Qur’an, Paduan Kata dalam Mencari Ayat Qur`an, Bandung: Mizan dan Pustaka Litera Antar Nusa. Ba`albaki, Rohi. 1990. Al-Mawrid A modern Arabic-English Dictionary. Beirut: Dāru AlIlmi. CD Al-Qur`an Al-Karim. 2006. Quran Player 2.0. Distro Media. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dahlan, Abd. Rahman, dkk. 1997. Ensiklopedi Hukum Islam. Jilid III. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 1. Bandung: Refika. Glasse, Cyril. 1999. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ma‘luf, Louis. 2000. Al-Munjidu Fī Al-Lugati Wa Al-A‘lami. Beirut: Dāru Al-Masyriq. Mendikbud. 1998. Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi Aksara. Munawwir, A.W. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Cet. XIV. Surabaya: Pustaka Progressif. Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Nuh, Abd. Bin dan Oemar Bakry. 2003. Kamus Arab – Indonesia – Inggris - Indonesia Arab – Inggris. Cet. XIV. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Parera, J.D, 1991. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. Rifqi Al-Hanif dan Nur Kholif Hasin. 2000. Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Terbit Terang. Verhaar, J. M. W. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Wojowasito, S. dan Tito Wasito W. 1980. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia Inggris. Bandung: Hasta. http://id.wikipedia.org/wiki/Nama lain Al Qur%27an.
Zikri Mahyar : Analisis Makna Kata ُ اﻟ ﱢﺬآْﺮ/aż-żikru/ Dalam Al-Qur`An Al-Karim, 2007 USU e-Repository © 2009