Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
UNSUR-UNSUR SERAPAN DALAM BAHASA ALQURAN Oleh:
Akhiril Pane, S.Ag, M.Pd
Abstract The words were absorbed by Arabic from other languages called mu'arrob, and through the transfer process and the changes called ta'rib or pengaraban. Arabic is also not spared from the bargaining process said. Because the pre-Islamic Arabs themselves interact with the community outside the Arab, such as Persi, Akhbas, Roman, Syriac, Nabti, and so on. One form of political and trade relations between Arab with its neighbor, ie the relationship between the Arabs' Aramiyyin. Even the vocabulary of the Alquran is derived from other languages, it does not mean Islam dependence on Hebrew and Christian. The Alquran is the complement of the books of previous prophets still one family to the Prophet who received the Alquran. In addition, the borrowing of foreign vocabulary was limited absorption and has been through the process ta'rib (pengaraban), instead of frontal changes in the structure of a particular sentence. Keywords: Elements Uptake, Language of the Alquran
Pendahuluan Salah satu persoalan yang sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para ahli bahasa dan sastra Arab serta mufasir Alquran adalah apakah kosakata serapan dari bahasa asing dipakai dalam Alquran atau tidak? Dengan kata lain, apakah semua kata yang digunakan dalam Alquran adalah Arab asli atau ada juga kata-kata yang telah melalui proses pengaraban?. Secara istilah, kata-kata yang diserap oleh bahasa Arab dari bahasabahasa lain disebut dengan mu’arrob, dan melalui proses perpindahan serta perubahan yang disebut dengan ta’rib atau pengaraban. 28
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Biasanya, kata-kata asing satu bahasa masuk ke bahasa lain disebabkan oleh faktor-faktor berikut: kedekatan letak geografis, hubungan perdagangan, imigrasi, politik, kultur, ekonomi, industri dan lain-lain. Intinya, faktor-faktor ini adalah faktor yang berakar dari tuntutan-tuntutan material dan spiritual manusia.1 Itulah sebabnya mengapa terjadi proses bargaining kata. Sejalan dengan perkembangan peradaban, budaya pun melalui waktu yang cukup panjang dalam sejarah manusia dan proses bargaining meningkat luar biasa sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi bahasa hidup dunia yang masih murni. Tidak ada pula bangsa beradab yang berani mengaku bahwa bahasa mereka bersih dari unsur-unsur asing serapan atau pinjaman dari bangsa-bangsa lain.2 Bahasa Arab juga tidak terhindar dari proses bargaining kata. Karena bangsa Arab pra Islam sendiri melakukan interaksi dengan masyarakat diluar Arab, seperti Persi, Akhbas, Romawi, Suryani, Nabti, dan sebagainya. Salah satu bentuk hubungan politik dan perdagangan antara Arab dengan jirannya, yaitu hubungan yang terjalin antara Arab dengan ‘Aramiyyin. Kondisi ini tentu akan berdampak pada saling keterpengaruhan antar sesama bangsa yang saling berinteraksi tersebut, terutama keterpengaruhan dalam bidang bahasa.3 Namun, yang lebih menjadi persoalan adalah apakah Alquran yang diwahyukan kepada Muhammad Rasulullah Saw dengan bahasa Arab fasih yang populer di kawasan Hijaz pada waktu itu memakai kata-kata asing juga atau tidak? Pembahasan ini cenderung diabaikan oleh Ulama Ulumul Quran setelah Suyuthi. Sedikit sekali Ulama yang memasukkan kajian bahasa asing ini dalam kajian Ulumul Quran, sedangkan para orientalis seperti Abraham Geiger, Theodore Noeldeke, Arthur Jeffery, Ignaz Goldziher dan lain-lain, menjadikan pembahasan ini sebagai pintu gerbang menggugat otentisitas Alquran. Dalam tulisan ini penulis mencoba melihat kosakata serapan dalam Alquran serta pandangan para Ulama tentang hal tersebut dan diskursus modern dalam kajian orientalisme terhadap teks Alquran.
Ramadhan Abdul At Tawwab, Fushul fi Fiqhi Al Arabiyah, (Kairo: Maktabah Al Khonji, 1999) Cet. II, hlm. 38. 1
2 3
Ibid., Ibid.,
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
29
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Pengertian Istilah Menurut etimologi, Al-ta‘rib dan al-mu‘arrab berturut-turut merupakan bentuk mashdar dan maf‘ul bih hasil derivasi kata dasar ‘arraba-yu‘arribu (عرّ ب )ٌعرّ بyang memiliki beberapa arti: 1. Mengajarkan bahasa Arab: عرّ به أي علمه 2. Mencela perbuatan dan perkataan seseorang, lalu menegurnya عرّ ب علٌه أي قبّح قوله وفعله وغٌره علٌه وردّه علٌه أو منعه 3. Melukai binatang di salah satu bagian tubuhnya untuk diberi tanda عرّ ب الدابة أي بزغها على أشاعرها ثم كواها 4. Menyerap bahasa asing ke dalam bahasa Arab4 .عرّ بت العرب االسم األعجمً أي تفوّ هت به العرب على مناهجها Dr. Karim Sayyid Ghonim mengatakan bahwa ia adalah proses menyesuaikan kata asing dengan kaidah bahasa Arab. Sedangkan kata-kata yang diarabkan (al kalimaat al mu`arrobah) kata-kata yang diambil dari bahasa asing. Maka proses pengaraban (at ta`riib) adalah proses pengambilan bahasa Arab terhadap bahasa asing.5 Dengan demikian, secara etimologis, al-ta‘rib telah terdefinisikan sebagai proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Sedangkan, kata serapan hasil proses al-ta‘rib disebut al-mu‘arrab. Adapun al-ta‘rib menurut terminologi, al-Jawaliqy mendefiniskan alMu‘arrab sebagai kata serapan yang terdapat di dalam Alquran, Hadis, Atsar, syair, dan nash klasik.6 Ada beberapa faktor yang mendorong bangsa Arab menyerap bahasa lain, di antaranya sebagai berikut: 1. Bangsa Arab secara terpaksa menggunakan kata dari bahasa asing bagi bendabenda yang hanya dimiliki oleh bangsa non-Arab. Misalnya beberapa nama perabotan rumah tangga seperti: القصعة/ al-qash‘ah (mangkuk), السكرجة/ alsukurrujah (piring), nama pakaian seperti: الدٌباج/ al-diibaaj (sutera tebal), dan nama perhiasan الٌاقوت/ al-yaaquut (batu mulia) yang semuanya diserap dari bahasa Persia.
Ibn al-Manzhur, Lisan al-‘Arab, (Beirut: Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi wa Mu’assasat alTarikh al-‘Arabi, 1999), vol. 9, hlm. 113-118. 5 Dr. Karim Sayyid Ghonim, Al Lughoh Al Arabiyah wal As Shofwah Al Ilmiyah Al Haditsah, (Kairo: Maktabah Al Khonji, 1999), hlm. 109. 4
Ibid Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane 6
30
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
2. Ketertarikan bangsa Arab untuk lebih memilih menggunakan kata dari bahasa asing daripada bahasanya sendiri, baik karena lebih mudah diucapkan maupun sekedar menambah gengsi. 3. Hubungan perdagangan, politik dan budaya dengan bangsa non-Arab yang mau tidak mau mempengaruhi penggunaan bahasa asing dalam berinteraksi.7 Kata-kata Serapan dalam Alquran Sebagai ulama yang paling concern dengan persoalan muarrab, Jalaluddin As Suyuthi dalam Al-Itqan fie Ulumil Quran dan Fii Maa Waqa`A Fil Quran Minal Muarrab mengklasifikasikan kata-kata muarrab berdasarkan negeri asal kata-kata tersebut, yaitu: Kata muarrab yang diambil dari bahasa Ethiopia, Persia, Yunani, India, Syiria, Ibrani, Nabatian, Koptik, Negro, Turki dan Barbar. 8 Arthur Jeffery, seorang orientalis dari Universitas Kairo, Mesir menemukan sekitar 275 kata, selain kata nama diri, yang dianggap sebagai kosa kata asing dalam Alquran. Dalam pengantar bukunya The Foreign Vocabulary of the Quran, ia menggambarkan usaha Suyuthi dalam menemukan kata-kata asing dalam Alquran tersebut.9 Suyuthi juga menyebutkan kata-kata muarrab dalam Alquran di dalam kitabnya Al Muhadzab. Beberapa contoh kosakata non Arab yang digunakan oleh Alquran: َ قdalam surat Al-An’am ayat 7: 1. ِرطاس .. Menurut sebagian ahli, kata ( قرطاسkertas) bukan Arab asli, berasal dari kata ‚charta‛ dalam bahasa Yunani sedang dalam bahasa Abyssinia adalah
‚kartas‛.10 2. Kata ( )إبلعىdalam firman Allah ( ِ) ٌَا أَرْ ضُ ا ْبلَعًِ مَاءك. Ibnu Hatim dalam tafsirnya, sebagaimana dikutip oleh al-Suyuthi, menyatakan bahwa kata ibli’I Berasal
Muhammad As‘ad al-Nadiry, Fiqh al-Lughah: Manahiluh wa Masailuh, (Beirut: Maktabah al-‘Ashriyyah, 2009), hlm. 320. 8 Jalaluddin As Suyuthi, Al Muhadzab Fii Maa Waqa`A Fil Quran Minal Muarrab, (Beirut: Muassasah Ar Risalah, 2008), hlm. 203. 9 Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Quran, (Baroda: Oriental Institute, 1938), hlm. 23. 10 Jalaluddin As Suyuthi, Al Itqan, hlm. 295. 7
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
31
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
dari bahasa Habsyi. Sementara Ibn Hayyan menyatakan berasal dari bahasa Hindi.11 3. Kata ()استبرق. Menurut Abu Hatim dan Abu Ubaid, kata tersebut berasal dari bahasa Persi dengan makna (دٌباج غلٌظsutera tebal).12 4. Kata ()اسفار. Al-Wasithi dalam al-Irsyad menyatakan kata tersebut berasal dari bahasa Suryani, sementara al-Kirmaniy berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Nabti. Kata asfar, baik dalam bahasa Suryani ataupun Nabti sama-sama berarti al-Kutub (kitab).13 Pendapat Ulama Ulama berbeda pendapat tentang ada-tidaknya kata-kata yang diarabkan (al kalimaat al mu`arrobah) di dalam Alquran antara menerima dan menolak. Dalam hal ini mereka terbagi menjadi 3 golongan. 1. Golongan pertama Kelompok yang menolak adanya kata-kata muarrab di dalam Alquran, mereka adalah mayoritas ulama besar diantaranya adalah Imam As Syafi`i, Abu Ubaidah, Al Qodhi Abu Bakar, dan Ibnu Faris. Dan pendapat mereka berangkat dari firman Allah swt.:
Artinya: ‛Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.‛(QS. Yusuf : 2)
Artinya: ‛Dengan bahasa Arab yang jelas.‛(QS. Asy-Syu’ara: 195)
… Artinya: ‛Dan Jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Alquran ) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab?...‛ (QS. Fushshilat: 44) Ibid, hlm. 291. Ibid., 13 Ibid., Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane 11 12
32
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Mereka menafsirkan ayat terakhir ini, bahwa ‚Dan seandainya Kami jadikan Alquran dengan bahasa asing di dalamNya, maka niscaya akan berkata ْ َصل ِّ ُ )لَ ْوال فyaitu: seandainya dijelaskan bukti-bukti dan kaummu Bani Quraisy: (ت آ ٌَا ُت ُه ayat-ayat yang ada di dalamnya, niscaya kami mengerti hakikat dan mengetahui apa yang ada didalamnya, ( ًّ )أأعجمapakah Alquran ini menggunakan bahasa asing sedangkan Ia diturunkan kepada orang yang berbahasa Arab? Dan Syafi`i menegaskan hal itu kepada orang yang mengingkarinya. Syafi`i mengatakan dalam kitabnya ‚ ‛الرسالةtidak ada yang mengetahui bahasa selain nabi. 14 Abu Ubaidah berkata: Sesungguhnya Alquran diturunkan dengan bahasa Arab, barangsiapa mengatakan bahwa di dalam Alquran ada selain bahasa Arab maka ia telah membesar-besarkan perkataannya, dan barangsiapa mengatakan ( )ك ِّذاباadalah bahasa Nabtiyah, maka ia telah membesar-besarkan perkataannya.15 Ulama lain mengatakan: Semua kata-kata ini adalah bahasa Arab, karena bahasa Arab sangat luas, dan tidak menutup kemungkinan generasi selanjutnya yang tidak mengetahuinya.16 Menurut Zarkasyi dalam Burhan, pendapat ini adalah pendapat mayoritas ulama. Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa tidak ada di dalam Alquran selain Bahasa Arab, karena Allah menjadikannya sebagai mukjizat yang jelas untuk nabi Muhammad Saw, petunjuk yang nyata bagi kebenarannya, menyatukan bangsa Arab bersamanya, menghadirkan keindahan balaghah, fashahah dan syair dengan ayat-ayatnya. Kalau ia mengandung bahasa selain bahasa Arab, maka dia tak punya faedah lagi.17 Ulama di zaman sekarang yang berpendapat seperti ini antara lain adalah As-Syeikh Ahmad Syakir, muhaqqiq kitab Al-Mu’arrab minal Kalamil A’jami yang ditulis oleh Al-Jawaliqi. Al-Jawaliqi dalam kitabnya itu cenderung mengatakan keberadaan serapan bahasa non arab dalam Alquran, namun dibantah oleh Ahmad Syakir. Ahmad Syakir mengatakan bahwa anggapan adanya lafadz selain arab dalam Alquran sebenarnya hanyalah perkiraan saja. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa para ahli bahasa itu pun tidak tahu asal muasal kata-kata itu. Jalaluddin As Suyuthi, Al Itqan Fy Ulum Al Quran, juz 1, (Beirut: Dar el Kutub el Ilmiah, 1995), Cet. III, hlm. 288. 14
15 16
Ibid Ibid, hlm. 289
Badruddin Muhammad bin Abdullah Az Zarkasyi, Al Burhan fie ‘Ulumil Quran, juz 1. (Beirut: Dar el Fikri, 2001), hlm. 359. 17
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
33
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Padahal harus diketahui bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang sudah ada sejak zaman dahulu sebelum sejarah ditulis. Jauh sebelum zaman Ibrahim dan Ismail. Sudah ada sebelum masa keberadaan bahasa Kaldaniyah, bahasa Ibrani, bahasa Suryaniyah dan bahasa Persia. Jadi tidak ada istilah bahasa-bahasa yang lebih muda diserap ke dalam bahasa arab. Yang ada sebenarnya lafadz-lafadz itu asli dari bahasa Arab sejak dahulu, kemudian diserap oleh bahasa lain yang lebih muda, lalu datanglah orang-orang kemudian dan beranggapan bahwa lafadz itu serapan dari bahasa lain ke bahasa Arab.18 Sependapat dengan logika ini Dr. Hasan Dhiyauddin ‘Ithr, di mana beliau menulis dalam makalah yang berjudul "Kesucian Alquran dari bahasa ‘ajam (non Arab)." 2. Golongan kedua Mereka adalah golongan yang beranggapan bahwa ada kata-kata asing dalam Alquran, dan mereka adalah salafus shalih dari kalangan sahabat dan para tabi`in, diriwayat dari Ibnu Abbas, Mujahid dan Ikrimah bahwa di dalam Alquran terdapat kata-kata asing yang diarabkan (arabisasi), seperti: .19 واستربق، وأباريق، والطور،اليم ّ ّ و، واملشكاة،سجيل Kemudian, mereka menjawab bahwa beberapa kata muarrab dalam Alquran tidak menjadikannya keluar dari kearabannya, sebagaimana kata Arab dalam Syair Persia tidak menjadikannya keluar dari kepersiannya. Kemudian mereka juga menjawab alasan kontra tentang firman-Nya (ًّ )أَأَعْ َجمًٌِّ َوعربSecara tafsiran harfiah ayat ini: ‚Apakah perkataan asing sedangkan pembicara adalah orang Arab?‛, berbeda dengan golongan pro, mereka menafsirkan ayat ini dengan meninggalkan kata pertanyaan (harful istifham) sehingga menjadikannya berita dari Allah swt. tentang perkataan golongan musyrik Quraisy dalam mengingkari Alquran . Selanjutnya golongan ini berargumen dengan firman-Nya: 20
21
Ahmad Sarwat, Lc. Apakah dalam Alquran Ada Bahasa Serapan Asing. Artikel. http://www.eramuslim.com/ alquran/ apakah- dalam- quran- ada-bahasa- serapan-asing. htm#. UXJWR8pHWA0. Kamis, 6 Desember 2007. 19 Jalaluddin As Suyuthi, Itqan… hlm. 289. 18
20 21
34
Al-Anbiya’: 107 Saba:’ 28
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Mereka juga mengatakan bahwa, para ahli Nahwu mufakat kata ‚‛إبراهٌم hukumnya tidak berubah (mamnu` minas sharf) karena keasingannya. Di antara ulama zaman sekarang yang berpendapat seperti ini adalah Dr. Ramadhan Abduttawwab dan Muhammad As-Sayyid Ali Al-Balasi. Dr. Ramadhan Abduttawwab telah menuliskan pendapatnya dalam kitab berjudul Fushulun fi Fiqhil Arabiyah. Salah satu ungkapan beliau di dalamnya adalah ‚merupakan sebuah kesalahan mengingkari adanya unsur serapan bahasa asing di bahasa Arab fusha dan juga di dalam Alquran . Muhammad As-Sayyid Ali Al-Balasi dalam kritiknya atas kitab Al-Muhazzab mengatakan bahwa para ulama telah sepakat mengatakan adanya kalimat ajam (non Arab) di dalam Alquran, yang telah diarabkan oleh bangsa Arab sebelumnya. Sehingga biar bagaimana pun tidak ada perbedaan di antara para ulama itu untuk menggunakan kalimat yang diarabkan. Dan dengan demikian juga tidak ada masalah bila kalimat yang asalnya bukan arab di terdapat di dalam Alquran .22 3. Golongan ketiga Mereka adalah kelompok pemikir-pemikir Islam, golongan ini bisa dikatakan sebagai penengah dari kubu pro dan kontra. Golongan ini mengatakan ada kesamaan bahasa diantara bangsa-bangsa ketika itu, sebagaimana Ibnu Jarir At Thabari sebagaimana yang dikutip oleh Suyuthi di dalam Itqan mengatakan bahwa: kata-kata asing dalam Alquran bukanlah asing dalam sebenarnya, namun itu adalah kesamaan bahasa, dimana bangsa Arab, Persia, dan Habasyah berbicara dengan bahasa yang satu. 23 Di lain pihak ia juga meyakini bahwa sebagian dari Alquran berbahasa Persia, Nabtiyah, Romawi, dan Habasyah. Sehingga perkataan ulama salaf: ‚ ًف ‛القرآن من كل لسانbukan berarti di dalamnya terdapat kata asing yang boleh dinisbatkan ke bahasa lain, tetapi bahwa di dalamnya terdapat kata-kata yang dipakai bangsa Arab yang juga dipakai oleh bangsa Persia, Romawi, Habasyah. Dengan kata lain, kata-kata itu sama-sama dianggap bahasa Arab juga Romawi atau Persia, dll. Di antara Ulama yang berada di posisi tengah lannya adalah Abu Ubaid Al Qasim bin Salam yang mencoba menjelaskan pendapat gurunya Abu Ubaidah yang kontra dengan adanya kata-kata muarrab di dalam Alquran. Menurutnya, semua kata-kata Alquran adalah Arab termasuk kata-kata muarrab, karena kata-
22 23
Ahmad Sarwat, Lc. Apakah dalam Alquran.. Jalaluddin As Suyuthi, Itqan… hlm. 288
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
35
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
kata asing itu telah mengalami arabisasi dan telah dipakai secara jamak oleh bangsa Arab sebelum turunnya Alquran .24 Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, Suyuthi dalam pengantar Al Muhadzab mengatakan bahwa siapapun yang mengatakan bahwa Alquran seluruhnya berbahasa Arab adalah benar, dan siapapun yang mengatakan bahwa di dalamnya juga ada bahasa asing juga benar.25 Hikmah Adanya Kata Serapan dalam Alquran
1.
2.
3.
4.
Di antara hikmah adanya kata Muarrab dalam Alquran adalah: Sebagai bukti bahwa Alquran mencakup semua pengetahuan orang-orang terdahulu dan sekarang. Kata-kata muarrab ini membuktikan bahwa Alquran mencakup ilmu terdahulu, sekarang, semua semesta alam, dan wajib mempunyai bukti bahwa dia mencakup semua bahasa, maka kemudian bahasa yang paling sopan, terbaik, dan frekeunsi penggunaan untuk bahasa Arab. Maka kata-kata Habasyah, Persia, romawi di dalam Alquran misalnya, menunjukkan bahwa Alquran mencakup semua ilmu, dan tidak hanya berkutat kepada masyarakat Arab. Menunjukkan tingginya derajat Alquran dari seluruh kitab-kitab yang diturunkan. Ibnu Naqib menjelaskan bahwa dari karakteristik Alquran yang membedakan dengan kitab-kitab sebelumnya ialah berbahasa Arab dan juga berbahasa Romawi, Persia, Habasyah. Berbeda dengan kitab-kitab yang lain hanya berbahasa kaumnya, dan tidak berbahasa kaum yang lain. Sebagai bukti bahwa Alquran mencakup bahasa-bahasa dunia. Sesungguhnya nabi Muhammad Saw. diutus untuk seluruh umat manusia, maka sudah seharusnya kitab yang dibawa Muhammad juga mencakup bahasa seluruh umat, meskipun kitab itu mayoritas berbahasa Arab. Oleh karena itu, Alquran mengandung kata-kata berbahasa Persia karena ketika itu bangsa tersebut terkenal dengan kemajuan peradabannya dan bahasanya dipakai oleh bangsabangsa. Sebagai bukti Alquran untuk semua umat, maka ia juga mengandung kata-kata bahasa internasional diantaranya bahasa Persia yang ketika itu menyebar sampai ke Mesopotamia, bahkan peradabannya hampir mengeser peradaban Habasyah di daerah Makkah. Perintah untuk Taat Kepada Allah.
24 25
36
Jalaluddin As Suyuthi, Al Muhadzab… hlm. 5 Jalaluddin As Suyuthi, Al Muhadzab.. hlm. ii
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Jika dikatakan bahwa ‚ ‛إِسْ َتب َْرقadalah bukan bahasa Arab, dan bahasa non Arab tidak sefasih bahasa Arab, maka seperti dikatakan oleh Jalaluddin As Suyuthi: seandainya seluruh ahli bahasa berkumpul dan hendak meninggalkan lafadz (kata-kata muarrab) ini, maka niscaya mereka tidak sanggup melakukannya, karena perintah Allah Swt. untuk selalu taat dan patuh terhadap keputusanNya. Dengan kata lain, menyakini bahwa kata-kata muarrab dalam Alquran adalah kata-kata pilihan dan terbaik, dan tidak ada kata yang bisa mengantikan posisinya dan kata-kata itu merupakan pilihan Allah Swt. 5. Keterbatasan Istilah-Istilah dalam Bahasa Arab. Sebagian kata-kata yang diperlukan dalam Alquran tidak terdapat dalam bahasa Arab, maka kata-kata itu diambil dari bahasa lain, karena maknanya lebih luas dan sesuai daripada bahasa Arab. Kata ‚ ‛الحرٌرyang artinya berat dan berharga, sedangkan dalam bahasa Arab ‚ ‛الصفٌقringan dan berharga, maka penggunakan kata pertama lebih didahulukan karena maknanya lebih luas dan sesuai dari kata kedua. 6. Menyebutkan kata yang lebih ringkas dan efektif Sesungguhnya menggunakan satu kata lebih utama daripada dua kata atau lebih, karena itu lebih jelas dan efektif, kata ‚ ‛إِسْ َتب َْرقdigunakan karena tidak ada satu kata bahasa Arab yang sama.
Al Mu’arrab dalam Diskursus Orientalisme Kajian orientalisme khususnya yang meneliti tentang Islam menjadikan persoalan kosakata serapan (muarrab) sebagai pintu gerbang untuk menggugat otentisitas Alquran. Para orientalis berpendapat Alquran banyak diwarnai dengan kosakata dan ajaran Yahudi-Kristen. Salah seorang yang pertama kali mengatakan bahwa Alquran dipengaruhi agama Yahudi adalah Abraham Geiger (1810-1874). Pada tahun 1833, Geiger menerbitkan essai dalam bahasa Jerman dengan judul ‚Was hat Mohammed aus dem Judenthume aufgenommen?‛ (Apa yang telah Muhammad Pinjam dari Yahudi?). Dalam essai tersebut, Geiger menyimpulkan kosa kata Ibrani cukup berpengaruh terhadap Alquran. Kata-kata yang terdapat di dalam Al-Quran seperti Tabut, Taurat, Jannatu ‘Adn, Jahannam, Ahbar, darasa, Rabani, Sabt, Taghut, Furqan, Ma`un, Mathani, Mala-kut berasal dari bahasa Ibrani. Selain itu, Geiger berpendapat Alquran juga terpengaruh dengan agama Yahudi ketika mengemukakan hal-hal yang menyangkut keimanan dan doktrin, peraturanperaturan hukum dan moral dan pandangan tentang kehidupan. Selain itu, Geiger Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
37
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
berpendapat cerita-cerita yang ada di dalam Alquran pun tidak terlepas dari pengaruh agama Yahudi.26 Teori pengaruh yang dikemukakan Geiger dikembangkan lagi oleh para orientalis lainnya, Theodore Noldeke dalam bukunya, ‚ Sketches frorn Eastern History‛. Ia menginginkan klasifikasi dan diskusi yang komprehensif mengenai segala elemen Yahudi di dalam Alquran. Berbagai tuduhannya terhadap Alquran juga dilemparkan, di antaranya: menuduh Muhammad salah menerapkan ungkapan-ungkapan Aramaik ‚Furqan‛, misalnya, sebenarnya bermakna ‚penebusan‛ (redemption), namun bagi Muhammad makna tersebut dalam bahasa Arab menjadi wahyu (revelation). ‚Millah‛ sepatutnya bermakna ‚kata‛ ( word), namun di dalam Alquran menjadi ‚agama‛.27 Teori pengaruh bahasa asing di dalam Alquran dalam diskursus orientalisme selanjutnya berkembang dengan menjamurnya tulisan-tulisan orientalis tentang Alquran. Siegmund Fraenkel menulis sebuah buku tipis dalam bahasa Latin dengan judul ‚De Vocabulis in antiquis Arabum carminibus et in Corano peregrinis‛ (Mengenai kosa kata asing di dalam puisi Arab kuno dan di dalam AIAlquran) (1880). Selain itu, Fraenkel juga menulis pengaruh Aramaik kepada bahasa Arab pada tahun 1886 dengan judul ‚Die Aramaischen Fremworter im Arabischen‛ (Kosa kata Asing Aramaik di dalam Bahasa Arab).28 Selain Fraenkel, Hartwig Hirschfeld, seorang Yahudi Jerrnan kelahiran Prussia, memfokuskan betapa pentingnya melacak kosa kata asing (Fremdworter) Alquran. Hirschfeld, yang mendapat gelar doktor ketika berusia 24 tahun, menulis disertasi doktoralnya dengan judul ‚Judische Elemente im Koran. Ein Beitrag zur Koranforschung‛, Berlin 1878 (Elemen-elemen Yahudi dalam Alquran. Sebuah Sumbangan untuk Penelitian Alquran). Delapan tahun kemudian, Hirshfeld menulis ‚Beitrage zur Erklarung des Koran‛, Leipzig 1886 (Sumbangan untuk Tafsir Alquran). Ia juga menulis New Researches into the Composition and Exegesis of the Qoran, London, 1901 (Penelitian-penelitian Baru dalam Penulisan dan Tafsir Alquran).29 Salah satu tokoh orientalis yang paling penting dalam kajian ini adalah Arthur Jeffery, seorang Australia yang mengajar di Universitas Amerika, Kairo. Abraham Geiger, What Did Muhammad Borrow from Judaism? dalam The Origins of the Koran, editor Ibn Warraq, (New York: Prometheus Books, 1998), hlm. 165-26. 27 Adnin Armas, Kosa Kata Asing Alquran, artikel. http://harusmasukislam.wordpress.com/. 26
Selasa, 15 November 2010.
Ibid., Ibid., Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane 28 29
38
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Jeffery menulis buku ‚The Foreign Vocabulary of the Alquran‛(Kosakata asing Alquran). Di dalam bukunya, ia menuliskan sebanyak 275 kosakata asing di dalam Alquran selain nama diri. Ia berpendapat bahwa Alquran bukan saja berada di bawah pengaruh Yahudi-Kristen, tetapi juga terpengaruh dari bahasa lain seperti Ethiopia, Aramaik, Ibrani, Yunani kuno, Persia dan lain-lain. 30 hal ini mengindikasikan bahwa Alquran tidaklah seotentik yang diyakini oleh umat Islam. Menurut Jeffery, mengetahui kosakata asing Alquran adalah sebuag keharusan untuk memahami Alquran itu sendiri. Jika pengaruh kosa kata asing di dalam Alquran bisa dieksplorasi, Jeffery berharap maka kamus Alquran yang memuat sumber-sumber filologis, epigrafi, dan analisa teks akan bisa diwujudkan. Kamus tersebut akan digunakan untuk meneliti secara menyeluruh kosa kata Alquran. Dalam benak Jeffery, kamus Alquran tersebut bisa dibandingkan dengan kamus (Worterbuch) yang sudah digunakan untuk Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.31 Pendapat ini dibantah oleh Muhammad Musthafa Al A’zami. Menurutnya, teori yang diajukan oleh para orientalis sangatlah rapuh dan tidak tahan uji. Tidaklah mengejutkan sama sekali tatkala para orientalis membuat rekayasa teori tentang hal itu. Hal ini disebabkan oleh asal-usul karakter bahasa Arab yang sifatnya masih spekulatif. 32 Para ahli umunya berpendapat bahwa bahasa Arab merupakan bagian dari rumpun bahasa Semit yang sudah ada sejak zaman nabi Nuh. Perubahan drastis dalam sususan spasial memberi isyarat bahwa kemungkinan skrip bahasa Nabatean (Nabtiyah) dan Syiriak menjadi perantara skrip bahasa Arab.33 Artinya, kemungkinan persinggungan bahasa itu amat besar terjadi. Ditambah lagi dengan interaksi sosial masyarakat Arab dengan dunia luar membuat penyerapan bahasa menjadi sebuah keniscayaan. Sekalipun kosakata Alquran berasal dari bahasa lain, bukan berarti Islam mengalami ketergantungan pada bahasa Yahudi dan Kristen. Alquran adalah penyempurna dari kitab-kitab terdahulu yang nabi-nabinya masih satu rumpun dengan Rasulullah yang menerima Alquran. Selain itu, peminjaman kosakata asing hanya sebatas penyerapan kosakata dan telah melalui proses ta’rib (pengaraban), bukan perubahan frontal pada struktur kalimat tertentu. Arthur Jeffery, The Foreign.. hlm. 2 Ibid hlm. 2. 32 Muhammad Musthafa Al-A’zami. The History of the Qur’anic Text from Revelation to Compilation. Terj. Sohirin Solihin, dkk. (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hlm. 129. 30 31
33
Ibid.,
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
39
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Penutup Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa: Al-ta‘rib telah terdefinisikan sebagai proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Sedangkan, kata serapan hasil proses al-ta‘rib disebut almu‘arrab. Suyuthi dalam Al-Itqan fie Ulumil Quran dan Fii Maa Waqa`A Fil Quran Minal Muarrab mengklasifikasikan kata-kata muarrab berdasarkan negeri asal katakata tersebut, yaitu: Kata muarrab yang diambil dari bahasa Ethiopia, Persia, Yunani, India, Syiria, Ibrani, Nabatian, Koptik, Negro, Turki dan Barbar. Arthur Jeffery, seorang orientalis dari Universitas Kairo, Mesir menemukan sekitar 275 kata, selain kata nama diri, yang dianggap sebagai kosa kata asing dalam Alquran. Di antaranya adalah: واستربق قِرطَاس إبلعى اسفار، وأباريق، والطور،اليم ّ و، واملشكاة،سجّ ٌل
Ulama berbeda pendapat tentang eksistensi kata-kata muarrabi dalam Alquran. mayoritas ulama besar diantaranya adalah Imam As Syafi`i, Abu Ubaidah, Al Qodhi Abu Bakar, dan Ibnu Faris menolak adanya kata-kata muarrab di dalam Al Qur`an, sementara Ibnu Abbas, Mujahid dan Ikrimah berpendapat sebaliknya. Kajian orientalisme khususnya yang meneliti tentang Islam menjadikan persoalan kosakata serapan (muarrab) sebagai pintu gerbang untuk menggugat otentisitas Alquran, namun tuduhan itu tidak dapat membantah keotentikan Alquran karena peminjaman kosakata asing hanya sebatas penyerapan kosakata dan telah melalui proses ta’rib (pengaraban), bukan perubahan frontal pada struktur kalimat tertentu. Ini juga menajdi satu bukti yang Menunjukkan tingginya derajat Alquran dari seluruh kitab-kitab yang diturunkan. Alquran berbahasa Arab dan juga berbahasa Romawi, Persia, Habasyah dan lain-lain. Berbeda dengan kitab-kitab yang lain hanya berbahasa kaumnya, dan tidak berbahasa kaum yang lain. Juga merupakan bukti bahwa Alquran adalah petunjuk untuk seluruh umat manusia.
Wallahu A’lam bish shawab
40
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 01 Januari 2015
Referensi Adnin. Kosa Kata Asing Alquran, artikel. http://harusmasukislam.wordpress.com/. Selasa, 15 November 2010 A’zami, Muhammad Musthafa Al. The History of the Alquranic Text, from Revelation to Compilation. Terj. Sohirin Solihin, dkk. Jakarta: Gema Insani Press, 2005 Geiger, Abraham. What Did Muhammad Borrow from Judaism? dalam The Origins of the Koran, editor Ibn Warraq. New York: Prometheus Books, 1998 Ghonim, Karim Sayyid. Al Lughoh Al Arabiyah wal As Shofwah Al Ilmiyah Al Haditsah. Kairo: Maktabah Al Khonji, 1999 Jeffery, Arthur. The Foreign Vocabulary of the Quran. Baroda: Oriental Institute, 1938 Manzhur, Ibn. Lisan al-‘Arab. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi wa Mu’assasat alTarikh al-‘Arabi, 1999 vol. 9 Sarwat, Ahmad. Apakah dalam Alquran Ada Bahasa Serapan Asing. Artikel. http://www.eramuslim.com/alquran/apakah-dalam-quran-ada-bahasaserapan-asing.htm#.UXJWR8pHWA0. Kamis, 6 Desember 2007. Suyuthi, Jalaluddin As. Al Itqan Fi Ulum Al Quran. juz 1. Beirut: Dar el Kutub el Ilmiah, 1995. Cet. III --------------- Al Muhadzab Fii Maa Waqa`A Fil Quran Minal Muarrab. Beirut: Muassasah Ar Risalah, 2008. Tawwab, Ramadhan Abdul At. Fushul fi Fiqhi Al Arabiyah. Kairo: Maktabah Al Khonji, 1999 Zarkasyi, Badruddin Muhammad bin Abdullah Az, Al Burhan fie ‘Ulumil Quran. juz 1. Beirut: Dar el Fikri, 2001
Armas,
Unsur-Unsur Serapan.....Akhiril Pane
41