IbM Masyarakat Sekitar Hutan Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan yang Menghadapi Masalah Hukum untuk Pemberdayaan dan Kesejahteraan Wartiningsih dan Nunuk Nuswardani Dosen Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Email : wang_0262 @yahoo.co.id Abstract This service activities carried out considering the willingness of village farmers Geger the District of Bangkalan to participate in the preparation of certification. All regions require the development of specific community organizations, namely the specific needs of farmers associations to build higher such as cooperatives, which requires knowledge of entrepreneurship also support external funding. IbM's long-term goals is to empower forest communities who have difficulty in capital and difficulty in marketing agricultural products .The short term goals is to establish Koperasi "Potre Koneng" with legal status in the community and assistance implementation. The method used in obtaining the data is held by the Focus Group Discussion (FGD). Normative analysis is done by analyzing the primary legal materials with teleological interpretation method and futuristic. While the empirical analysis will use the method of Verstehen and discussion. This results is deed of establishment of Koperasi and Koperasi with legal entity status. Key Word: Empowerment, rural communities, koperasi. Abstrak Kegiatan ini didasari keinginan petani Desa Geger Kabupaten Bangkalan untuk berpartisipasi dalam penyiapan sertifikasi. Semua wilayah memerlukan pengembangan organisasi masyarakat secara khusus, yaitu kebutuhan spesifik dari petani untuk membangun asosiasi lebih tinggi seperti koperasi, membutuhkan pengetahuan tentang kewirausahaan juga dukungan dana eksternal. Tujuan jangka panjang Iptek bagi Masyarakat (IbM) adalah untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk meningkatkan modal dan kesulitan dalam pemasaran produk pertanian dan tujuan jangka pendek bertujuan dari kegiatan IbM ini untuk mendirikan koperasi “Potre Koneng “ yang berbadan hukum dan pendampingan masyarakat dalam pelaksanaannya. Metode yang digunakan dalam memperoleh data dengan Focus Group Discussion (FGD). Analisis normatif dilakukan dengan menganalisis bahan hukum primer dengan metode penafsiran teleologis dan futuristik. Sedangkan analisis empiris akan menggunakan metode verstehen (pemahaman) dan diskusi. Data dan bahan hukum dianalisis secara kualitatif. Hasil IbM ini adalah adanya akte pendirian koperasi dan berdirinya koperasi. Kata Kunci: Pemberdayaan, masyarakat pedesaan, koperasi. 42
43
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
Pendahuluan
masyarakat, mutu lingkungan, dan menunjang pemenuhan bahan baku
Pada awal Januari 2010 Menteri Kehutanan
MS
Ka`ban
kayu indistri. Sedangkan pola kemi-
dalam
traan paling diyakini sebagai suatu
kunjungan dinasnya ke Kecamatan
cara untuk mengatasi permasalahan
Geger menilai bahwa Madura me-
modal dengan mengembangkan pola
rupakan kawasan yang kritis. Untuk
kemitraan baik dari pemerintah,
mengeliminir maka perlu dibentuk
swasta, maupun Perum Perhutani
hutan rakyat. Hutan rakyat merupa-
(BUMN).
kan salah satu model pengelolaan
Tujan pola kemitraan yaitu terba-
sumber daya alam yang berdasarkan
ngunnya unit-unit usaha perhutanan
inisiatif masyarakat. Pengembangan
rakyat, pada daerah sentra industri
hutan rakyat diarahkan untuk me-
pengolaan kayu, serta terbinanya
ngubah produktivitas lahan kritis,
partisipasi masyarakat dalam pele-
konservasi
perlindungan
starian sumber daya hutan. Bertam-
hutan dan pengentasan kemiskinan
bahnya luasan tutupan lahan berupa
melalui pemberdayaan masyarakat
hutan rakyat yang banyak tumbuh di
dalam dan di sekitar kawasan hutan.
Kecamatan Geger Kabupaten Bang-
Pada saat ini, pembangunan hutan
kalan telah mendapat penghargaan
rakyat banyak dikembangkan dengan
Ecolabel dari Kementerian Negara
berbagai pola diantaranya yaitu pola
Lingkungan Hidup. Hal tersebut
kemitraan,
dan
memberi semangat baru kepada mas-
bentuk subsidi murni baik dari
yarakat untuk menambah dan mele-
pemerintah atau pihak lain. Pola
starikan luas tutupan lahan .
lahan,
pola
swadaya,
subsidi bertujuan agar masyarakat
Sebagai upaya rehabilitasi ling-
mau berpartisipasi dalam upaya
kungan,
rehabilitasi dan konservasi tanah
Bangkalan telah menerapkan gera-
sekaligus sebagai tambahan pen-
kan
dapatan masyarakat. Pola swadaya
Memanen” (KMDM). Gerakan ter-
yang merupakan tindak lanjut dari
sebut diawali di desa Togubang
keberhasilan pola subsidi, bertujuan
Kecamatan Geger. Proses pengelo-
untuk
laan hutan berbasis masyarakat akan
peningkatan
kesejahteraan
Pemerintah
“Kecil
Menanam
Kabupaten Dewasa
44
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
lebih efektif dalam memandang
daerah Kabupaten Bangkalan berada
situasi dan kondisi lingkungan lokal.
pada ketinggian 2-100 m di atas
Pandangan seperti ini amat relevan
permukaan air laut. Wilayah yang
karena dengan cara melibatkan ma-
terletah di pesisir pantai, seperti
syarakat, proses pengelolaan ling-
Kecamatan Sepuluh, Bangkalan, So-
kungan akan jauh lebih berhasil dan
cah, Kamal, Modung, Kwanyar,
optimal. Peran serta masyarakat
Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi,
dalam kegiatan pengelolaan lingku-
Labang, dan Kecamatan Burneh
ngan merupakan langkah strategis
mempunyai ketinggian antara 2-100
karena masyarakat memahami nilai-
m di atas permukaan air laut. Di
nilai dan norma yang dianut dalam
bagian tengah, memiliki ketinggian
dalam memandang kearifan lokal
antara 19-100 m di atas permukaan
berkaitan dengan pengelolaan sum-
air
ber daya alam dan lingkungan.
Geger tertinggi dengan ketinggian
Dilihat dari peta topografi maka
laut.
Sedangkan
Kecamatan
100 m di atas permukaan air laut.
Gambar : 1 : Peta Topografi
Sumber : Bangkalan dalam Angka 2010 Bangkalan in Figures 2010
Kecamatan
Geger,
Kabupaten
tahun 1988 kemudian tahun 2004.
Bangkalan, berkali-kali mendapat-
Ada pula tokoh lingkungan yang
kan penghargaan nasional bidang
mendapatkan Satya Lencana Pemba-
lingkungan
Penghargaan
ngunan Lingkungan Hidup dari desa
pertama kali berupa Kalpataru di
Kombangan, yakni H. Gosali pada
hidup.
45
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
tahun 2009. Pada tahun 2010,
Semua wilayah memerlukan pe-
Kelompok Tani Gunung Mereh men-
ngembangan organisasi masyarakat
Ecolabel
dapatkan
(Standarisasi
secara khusus. Terdapat kebutuhan
Luasan Hutan Rakyat) dari Kemen-
khusus membangun asosiasi petani
terian Negara Lingkungan Hidup.
yang lebih tinggi seperti koperasi,
Ibarat
yang
penyempurna
lingkungan,
membutuhkan
pengetahuan
FMU “Gebang Lestari” mendapat-
kewirausahaan juga dukungan dana
kan sertifikasi UMHRL (Unit Mana-
eksternal.
jemen Hutan Rakyat Lestari) pada 20 Permasalahan
Juni 2010. Karakteristik sifat petani pada umumnya
menunjukkan
sedikit
Kecamatan Geger terdiri dari 13
minat untuk memanen kayu dan
(tiga belas) desa yaitu : desa Lerpak,
hanya melakukannya jika menghada-
Geger, Togubang, Batubella, Teber
pi keadaan yang disebut filosofi
Priyah, Campor, Kompol, Komban-
“tebang butuh”. Mereka memper-
gan, Dabung, Katol Barat, Ba-
lakukan hutan sebagai asset jangka
nyoneng Laok, dan desa Banyoneng
panjang layaknya rekening bank
Dajah. Dari tiga belas desa tersebut,
yang dapat sewaktu-waktu diuang-
kelompok tani yang relatif
kan. Hasil penelitian (dukungan
terdapat di desa Geger, Kombangan,
REDD) menunjukkan bahwa kepen-
dan desa Togubang. Kelompok dari 3
tingan komersial saat ini menjadi
(tiga) desa tersebut tergabung dalam
pendorong utama petani untuk pena-
FMU “Gebang Lestari” yang dipu-
naman dan petani sangat memahami
satkan di desa Kombangan di bawah
nilai sebenarnya hutan mereka, dan
arahan H. Gosali. Permasalahan
meyakini nilai tersebut meningkat
klasik yang dihadapi kelompok tani
dengan adanya sertifikasi hutan.
yang berbasis pengelolaan hasil
Kemauan petani untuk berpartisipasi
hutan yang berasal dari hutan rakyat
dalam penyiapan sertifikasi biasanya
pada umumnya, juga dialami oleh
muncul
FMU “Gebang Lestari” yaitu: 1)
ketika
tim
pendamping
memfasilitasi pembenahan-pembe-
Keterbatasan
nahan organisasi yang diusulkan.
dalam
modal
maju
masyarakat
menyelenggarakan
usaha
46
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
hutan rakyat; 2) Luas pemilikan
mangga, papaya, rambutan, jeruk
lahan yang relatif sempit dan terpen-
dan lain-lain. wilayah Kecamatan
car sehingga menyulitkan pengelo-
Geger relatif subur, sedangkan untuk
laan dalam satu manajemen; 3) Pem-
hasil hutan kayu, khususnya kayu
biayaan berkelanjutan dan berorien-
jati di Kecamatan Geger ini sulit
tasi pada proyek; 4) Kualitas sumber
diharapkan hasilnya, padahal kawa-
daya manusia.
san ini merupakan kawasan pe-
Masyarakat
tani
hutan
yang
nyangga yang harus dijaga kelestari-
tergabung dalam FMU “Gebang
an hutannya. Dengan kata lain perlu
Lestari” merupakan kelompok tani
dilakukan rehabilitasi terhadap lahan
hutan yang sering mendapat peng-
di kawasan hutan tersebut, akan
hargaan dan sertifikasi. Namun,
tetapi di sisi lain masyarakat terben-
penghargaan tersebut hanyalah legi-
tur masalah permodalan. Untuk
timasi keberadaan mereka saja,
mendapatkan permodalan diperlu-
tanpa diiringi dengan peningkatan
kan
kualitas sumber daya manusia dan
lembaga-lembaga
kesejahteraannya. Melihat perma-
pembina dan penyandang dana. Hal
salahan di atas, prestasi yang dimili-
ini tidak dapat dilakukan karena akta
ki FMU “Gebang Lestari” serta
notaris pendirian koperasi yang
semangat yang ada pada masyarakat
menjadi
secara lambat laun akan menghilang
pengajuan proposal kerjasama be-
jika tidak ditindaklanjuti dengan
lum mereka miliki.
upaya yang tepat dan strategis.
adanya
salah
kerjasama terkait
satu
dengan sebagai
persyaratan
Persoalan ketidakmampuan pe-
Persoalan pelik yang mengha-
ngurusan akta pendirian koperasi
dang adalah pengusahaan hasil hutan
dan pembuatan proposal kerjasama
yang sulit dilaksanakan. Koperasi
ini menjadi kendala masyarakat
masyarakat di desa Geger yang
sekitar hutan untuk meningkatkan
tergabung dalam FMU “Gebang
kesejahteraannya. Oleh karena itu,
Lestari” merupakan koperasi yang
perlu dilakukan pemberdayaan dan
sudah “mati suri”. Jenis tanaman
pengembangan kapasitas masyarakat
hasil hutan non-kayu berupa tana-
sekitar hutan yang sangat relevan,
man holtikultura seperti alpukat,
yakni dari aspek institusi, seperti :
47
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
administrasi dan manajemen kopera-
Hutan, serta Pemanfaatan Hutan,
si, pengembangan organisasi, moni-
dalam Pasal 84 mengatur pember-
toring, penggunaan komputer, pe-
dayaan masyarakat dapat dilakukan
ngembangan
seperti
melalui : (1) hutan desa; (2) hutan
manajemen kelompok-kelompok pe-
kemasyarakatan; (3) kemitraan. Se-
tani.
dangkan kemitraan diatur dalam
masyarakat
Undang-undang
41
Peraturan Pemerintah Nomor 44
Tahun 1999 yang telah diubah
Tahun 1977 tentang Kemitraan.
berdasarkan Undang-undang Nomor
Peraturan Pemerintah (PP) tersebut
19 Tahun
Perpu
merupakan penjabaran lebih lanjut
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Peru-
dari Undang-undang Nomor 5 Tahun
bahan atas Undang-undang Nomor
1995 tentang Usaha Kecil. Pada
41 tahun 1991 tentang
dasarnya,
2004
Nomor
tentang
Kehutanan
kemitraan
merupakan
Menjadi Undang-undang (selanjut-
kerja sama dan bukan merupakan
nya
mengatur
bentuk usaha. Kemitraan adalah
tentang rehabilitasi hutan. Pasal 43
kerja sama antara usaha kecil dengan
ayat (1) UU Kehutanan menentukan
usaha menengah dan atau usaha
bahwa setiap orang yang memiliki,
besar dengan usaha besar dengan
mengelola, dan atau memanfaatkan
memperhatikan prinsip saling me-
hutan yang kritis atau tidak produk-
merlukan, saling memperkuat dan
tif, wajib melaksanakan rehabilitasi
saling menguntungkan.
UU
Kehutanan),
hutan untuk tujuan perlindungan dan
Dalam rangka berorientasi agar
konservasi. Selanjutnya dalam ayat
dapat diterapkan model kemitraan,
(2) ditegaskan bahwa dalam melak-
maka koperasi yang sudah ”mati
sanakan rehabilitasi setiap orang da-
suri” harus ditingkatkan statusnya
pat meminta pendampingan, pela-
menjadi badan usaha dengan men-
yanan, dan dukungan kepada lemba-
daftarkan ke Notaris. Dengan demi-
ga swadaya masyarakat, pihak lain
kian dalam mengatasi permasalahan
atau pemerintah.
yang dihadapi mitra maka solusi
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan
yang ditawarkan adalah : 1. Sosialisas pentingnya koperasi dan pelatihan-pelatihan terkait
48
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
pemberdayaan masyarakat sekitar
Analisis
akan
difokuskan
pada
hutan berupa pembukuan dan
persepsi masyarakat tentang hutan,
keuangan sederhana.
karakteristik masyarakat, dan apa
2. Pembentukan koperasi dan men-
yang ingin disuarakan, peran dan
daftarkan ke kantor Notaris se-
posisi yang jelas dari masyarakat
hingga menjadi koperasi yang
berkaitan dengan pengelolaan, pe-
berbadan hukum;
manfaatan, dan pengawasan sumber
3. Pembuatan
proposal
dengan model
kegiatan
kemitraan ke
BUMN atau pihak swasta.
daya hutan. Metode yang digunakan dalam memperoleh data adalah dengan cara mengadakan Focus Group Discus-
Metode Pelaksanaan
sion (FGD), yakni dilakukan diskusi secara intensif dengan seluruh tokoh
IbM ini menggunakan metode yang
berjenis
masyarakat dan anggota kelompok
normatif-kualitatif,
tani. Dalam mencari solusi peman-
sehingga desain dan metodenya me-
faatan sumberdaya hutan digunakan
rupakan perpaduan antara metode
model parsial. Model parsial adalah
pendekatan
(perundang-
model diskusi di mana pemikiran,
undangan) dan metode pendekatan
ide, atau kepentingan peserta FGD
sosiologis. Perspektif hukum nam-
yang
pak pada analisis terhadap berbagai
memiliki kesamaan pandangan. (Wa-
peraturan
perundangan-undangan
hyudi, 2006). Pemilihan model ini
bidang kehutanan khususnya tentang
didasarkan atas alasan baik tokoh
peran serta masyarakat sekitar hutan
masyarakat
dalam pengelolaan, pemanfaatan,
kelompok tani pengguna sumber
pengawasan sumber daya hutan, dan
daya hutan agar tetap memiliki tang-
pelembagaannya.
gung jawab sama dalam menjaga
hukum
Dalam perspektif sosiologis maka analisis diarahkan pada hal-hal yang berkaitan
dengan
berbeda
dieliminir hingga
maupun
masyarakat
kelestarian sumber daya hutan. Analisis normatif dilakukan de-
pembentukan
ngan menganalisis bahan hukum
mindset masyarakat sekitar hutan
primer dengan metode interpretasi
terhadap
teleologis dan futuristik. Sedangkan
pendayagunaan
hutan.
49
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
pada analisis empiris akan menggu-
para petani pada khususnya dan
nakan metode verstehen (pemaha-
meningkatkan kesejahteraan ma-
man) dan diskusi. Data dan bahan
syarakat
hukumyang diperoleh akan dianalisis
umumnya.
secara kualitatif. Rangkaian pemikiran berikut diungkapkan sebagai disain penelitian yaitu
disain
untuk
pelaksanaan
pengelolaan hutan oleh kelompok tani Desa Geger Kecamatan Geger yang diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat sekitar hutan : 1. Memberi sosialisasi pada masyarakat dan mendiskusikan secara kritis tentang peran serta masyarakat dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pengawasan sumber daya hutan yang dijamin oleh UU Kehutanan; 2. Pemahaman perlunya aksi kolektif
bagi
pemecahan
masalah
pemenuhan kebutuhan dalam hal pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan sumber daya hutan dengan
membentuk
lembaga
koperasi sebagai wadah kebersamaannya. 3. Dengan dilaksanakan aksi pemanfaatan dan pengelolaan hutan oleh kelompok tani secara bersama dalam wadah koperasi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
sekitar
hutan
pada
Hasil dan Pembahasan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat sekitar hutan Kecamatan geger Kabupaten Bangkalan layak untuk menjadi sasaran kegiatan pengabdian ini.Kegiatan ini bertujuan
untuk
memberdayakan
masyarakat sekitar hutan yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan
kemampuan
mereka
untuk
meningkatkan permodalan dan kesulitan dalam memasarkan hasil-hasil pertanian mereka. Pemberdayaan masyarakat sendiri diartikan sebagai upaya untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan sendiri sehingga bebas dan mampu untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan secara pribadi. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk mendorong terciptanya kekuatan dan kemampuan lembaga masyarakat untuk secara mandiri mampu mengelola dirinya sendiri berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri, serta mampu
50
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
mengatasi tantangan persoalan di
jawaban adalah bagian pokok dari
masa yang akan datang.
pemberdayaan.
Dasar pandangan strategi pem-
Kegiatan yang telah dilakukan
berdayaan masyarakat adalah bahwa
berupa pelatihan tentang koperasi
upaya yang akan dilakukan harus
dan pembukuan sederhana yang
diarahkan langsung pada akar perso-
dapat diterima oleh masyarakat
alannya, yaitu meningkatkan ke-
(warga) desa Geger Kecamatan
mampuan masyarakat. Bagian yang
Geger Kabupaten Bangkalan. Kegia-
tertinggal dalam masyarakat harus
tan yang sudah diterima oleh ma-
ditingkatkan kemampuannya dengan
syarakat diharapkan dapat mem-
mengembangkan dan mendinamim-
bekali dalam mengelola koperasi
sasikan potensinya, dengan kata lain
sehingga dapat meningkatkan peng-
memberdayakannya.
hasilan mereka. Pelatihan diseleng-
(Ginanjar,
1996). Dalam konteks inilah maka
garakan
pemberdayaan masyarakat sekitar
menambah pengetahuan, keterampi-
hutan
agar
lan dan kemampuan berusaha untuk
mereka dapat menjaga hutan seka-
dapat mengaktifkan usaha produktif
ligus memanfaatkannya.Usaha pem-
dengan
berdayaan masyarakat harus diikuti
sumber daya yang ada. Dengan
dengan memperkuat potensi atau
membuka lynk dengan Kelompok
daya yang dimiliki masyarakat.
Tani Nelayan Andalan Provinsi Jawa
Dalam kerangka ini dibutuhkan
Timur diharapkan dapat mendorong
langkah-langkah yang lebih positif
masyarakat menjadi produsen hasil-
dan tidak hanya sekadar mencip-
hasil
takan iklim dan suasana. Pember-
kepastian pasar.
dayaan
harus
bukan
diberdayakan
hanya
dengan
cara
perrtanian
tujuan
untuk
menngoptimalkan
yang
memiliki
meliputi
Setelah selesai kegiatan pengab-
penguatan individu anggota ma-
dian ini, diharapkan masyarakat
syarakat, tetapi juga pranata-prana-
sekitar hutan Kecamatan Geger
tanya, dalam hal ini pendirian kope-
Kabupaten Bangkalan memiliki link
rasi merupakan alternatif yang tepat.
atau jaringan yang dapat memasar-
Menanamkan nilai-nilai kerja keras,
kan
keterbukaan, hemat, kebertanggung-
ka.Oleh karena dalam kegiatan ini
hasil-hasil
petanian
mere-
51
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
mencoba untuk membuka jaringan
adalah :
dengan Kelompok Tani Nelayan
1. Kesadaran masyarakat akan pent-
Andalan Jawa Timur. Dengan de-
ingnya koperasi dalam upaya
mikian diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan ma-
meningkatkan permodalan dan peng-
syarakat.
hasilan mereka. Di samping itu
Dengan adanya kesadaran ma-
kegiatan ini berhasil membentuk
syarakat
koperasi bagi masyarakat sekitar
dapat menciptakan suasana atau
hutan Kecamatan Geger Kabupaten
iklim yang memungkinkan poten-
Bangkalan.
si
Luaran dari kegiatan pengabdian
tersebut
masyarakat
diharapkan
berkembang.
Selama ini masyarakat tidak
ini adalah terbentuknya koperasi
bergairah
yang berbadan hukum.Untuk men-
sehingga koperasi ”mati suri”.
dapatkan
diperlukan
Titik tolak penya- daran ini adalah
adanya kerjasama dengan lemba-
pengenalan bahwa setiap manu-
ga-lembaga terkait sebagai pembina
sia, setiap masyarakat memiliki
dan penyandang dana. Hal ini tidak
potensi yang dapat dikembang-
dapat dilakukan karena akta notaris
kan. Tidak ada masyarakat sama
pendirian koperasi yang menjadi
sekali tanpa daya. Pemberdayaan
salah satu persyaratan pengajuan
adalah upaya untuk membangun
proposal kerjasama belum mereka
daya tersebut dengan cara men-
miliki. Di samping itu, terbentuknya
dorong, memotivasi dan mem-
koperasi diharapkan dapat merang-
bangkitkan kesadaran akan poten-
sang nilai-nilai kerja keras, keterbu-
si yang dimiliki serta upaya
kaan, hemat, kebertanggungjawaban
mengembangkannya
yang merupakan bagian pokok dari
”menghidupkan” kembali kopera-
pemberdayaan masyarakat. (Karta-
si yang sudah ada.
permodalan
sasmita, 1995)
untuk
berkoperasi
dengan
2. Telah terbentuk koperasi ”Potre
Setelah dilakukan sosialisasi ten-
Koneng” pada 28 Agustus 2013,
tang pentingnya dan manfaat dari
sedangkan tentang status badan
koperasi serta beberapa kali dilaku-
hukum
kan FGD, maka hasil yang dicapai
pengurusan Akte Notaris tentang
masih
dalam
proses
52
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
pendirian koperasi.
timbangkan aspek sosial dan
Dengan adanya Akte Notaris bagi
kebersamaan.
pendirian
”Potre
Dari segi materiil, keberadaan
Koneng” adalah upaya untuk
koperasi dirasa sangat membantu
memperkuat potensi dan daya
meningkatkan tingkat kesejahte-
yang dimiliki oleh masyarakat
raan para anggota baik secara
desa Geger Kecamatan Geger
langsung maupun tidak langsung.
Kabupaten Bangkalan. Penguatan
Selanjutnya Agnes menggambar-
yang diupayakan adalah melalui
kan bahwa Sisa Hasil Usaha yang
Koperasi sebagai upaya pembu-
merupakan keuntungan koperasi
kaan akses kepada berbagai pelu-
akan dibagikan kepada semua
ang antara lain Kelompok Tani
sesuai dengan partisipasi anggota
Nelayan Andalan Jawa Timur.
dalam jenis usaha yang dikem-
Sha- ring yang akan diberikan
bangkan oleh koperasi tersebut.
oleh Kelompok Tani Nelayan
Masih menurut Agnes, misalnya
Andalan mulai dari tanaman atau
dalam usaha simpan pinjam,
budidaya apa yang memiliki pros-
anggota
pek pemasaran sampai pemasa-
jumlah pinjamannya besar, yang
rannya sendiri. Kegiatan pengab-
bersangkutan akan mendapatkan
dian ini sudah melakukan pelati-
bagian keuntungan lebih besar
han manajemen sederhana yang
dibandingkan
dapat dipahami, diterima dan
lain yang partisipasinya. Dengan
dilaksanakan sesuai dengan kebu-
prinsi-prinsip yang dikembang-
tuhan masyarakat desa yang men-
kan dalam koperasi diharapkan
jadi anggota koperasi.
masyarakat
Dengan adanya koperasi diharap-
dalam berusaha meningkatkan
kan dapat dikembangkan sebagai
hasil pertaniannya untuk dapat
badan usaha yang juga mengejar
meningkatkan
keuntungan
perlu
dalam berkoperasi. Terpenting
diperhatikan dalam mekanisme
pula gairah masyarakat dapat
internal pembagian keuntungan
menghidupkan kembali koperasi
diantara ang- gota perlu memper-
yang sudah ”mati suri” tersebut.
Koperasi
walaupun
(Agnes,
yang
2004).
frekuensi
dengan
makin
dan
anggota
bergairah
partisipasinya
53
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
Untuk menorong masyarakat ak-
Tim Pengusul akan membantu ma-
tif dalam kegiatan koperasi Tim
syarakat sekitar hutan untuk menga-
Peneliti telah melakukan kegiatan
jukan program tersebut.
: a) Pelatihan proses pembentukan
Hasil dari beberapa kali dialog
koperasi sebagai bekal pengeta-
dengan Kepala Perum Perhutani
huan maupun tentang tahapan dan
KPH Madura dapat diungkapkan
per- syaratan pendirian koperasi,
bahwa sesungguhnya Perum Per-
yang diberikan sebelum terben-
hutani sendiri mengalami berbagai
tuknya ko- perasi; b) Pelatihan
kendala
manajemen keuangan sederhana.
melakukan
dalam
mengelola
pengawasan
dan
terhadap
3. Terungkap bahwa banyak mas-
kawasan hutan yang menjadi wewe-
yarakat sekitar hutan yang belum
nangnya. Bak ”gayung bersambut”
dilibatkan dalam program PHBM
niat Tim Pengusul untuk membantu
Perum Perhutani Unit II Jawa
masyarakat dalam memanfaatkan
Timur KPH Madura.
kawasan
Melalui kegiatan pengabdian ini
wewenang Perum Perhutani disam-
berupaya untuk mengikutkan ma-
but dengan antusiasme pula. Perum
syarakat Desa Geger, Kecamatan
Perhutani KPH Madura merupakan
Geger, Kabupaten Bangkalan pro-
bagian dari Perum Perhutani Unit II
gram PHBM. Upaya ini disambut
Jawa Timur seluas 47.121,20 Ha.
baik oleh Kepala Perum Perhutani
KPH Madura menghadapi beberapa
Unit II Jawa Timur KPH Madura.
permasalahan sebagai berikut :
Walaupun kegiatan ini sudah sele-
1. Luas lahan yang kosong, ber-
sai, Tim tetap
hutan
yang
menjadi
mengupayakan
dasarkan hasil Audit Potensi 2008
kegiatan masyarakat desa masih
seluas 4.444,67 Ha dan diupaya-
ada keberlanjutan melalui kegia-
kan untuk dilakukan penanaman;
tan serupa.
2. Sengketa tanah s/d bulan April
Melihat antusiame masyarakat
2009 seluas 1.600,09 Ha. Penye-
terhadap program pengabdian ini di
lesaian sudah dan akan terus
satu sisi dan adanya Program Penge-
dilakukan
lolaan Hutan Bersama Masyarakat
aparat dan instansi terkait serta
(PHBM) dari Perum Perhutani, maka
penegak hukum lainnya. Akan
koordinasi
dengan
54
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
tetapi sampai saat ini belum
sumber daya hutan, menyebabkan
menunjukkan hasil yang me-
tidak adanya rasa memiliki dan sulit
muaskan.
mencapai pengelolaan hutan lestari.
3. Aksesibilitas yang rendah/terba-
Apabila kerjasama tersebut dapat
tas disebabkan wilayah kerja
dilaksanakan maka diharapkan dapat
terletak di kepulauan berdampak
meningkatkan kesejahteraan masya-
pada angka kerawanan hutan dan
rakat sekitar hutan Kecamatan Geger
besarnya biaya pengelolaan hutan
Kabupaten Bangkalan.
bila dibandingkan dengan KPH lainnya.
Kegiatan pengabdian ini juga telah merintis kerja sama dengan
4. Potensi SDM KPH Madura masih
Kelompok Tani Nelayan Andalam
rendah yang didominasi karya-
(KTNA) Propinsi Jawa Timur. Sha-
wan non pegawai.
ring yang akan diberikan oleh KTNA
5. Secara
umum
keadaan
KPH
adalah masyarakat akan diikutser-
Madura sangat berbeda diban-
takan program-program pelatihan
dingkan dengan KPH lainnya
dan pemasaran hasil pertanian.
yang ada di Pulau Jawa yang
Walaupun kegiatan ini sudah sele-
berbeda kondisi iklim dan tanah-
sai melalui kegiatan semacam pe-
nya.
ngabdian ini, Tim berupaya untuk
6. Kondisi tanah kawasan KPH
mengikutsertakan masyarakat desa
Madura secara umum tandus dan
Geger Kecamatan Geger Kabupaten
gersang dengan ciri-ciri yang
Bangkalan dalam program PHBM
dangkal, sarang, dan berbatu,
dari
miskin humus.
PHBM diantaranya terdapat program
Perum
Perhutani.
Program
7. Iklim : Ferguson dalam tipe iklim
pemberdayaan masyarakat dalam
C dan D.(Perum Perhutani KPH
bentuk peningkatan pengetahuan dan
Madura, 2010)
keterampilan
Dengan permasalahan yang diha-
ekonomi kerakyatan.(Irawanti, 2010)
dapi tidak mungkin KPH Madura
Dengan Akte Pendirian koperasi
menyelesaikannya sendiri di satu sisi
yang legal diharapkan dapat menjadi
dan pada sisi lain kurangnya keterli-
modal bagi anggota koperasi untuk
batan masyarakat dalam pengelolaan
mempertemukan dengan lembaga
dan
pengembangan
55
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
keuangan atau perkreditan yang
oleh seluruh jajaran Perhutani teruta-
mampu dan bersedia melayani kebu-
ma pada tataran operasional, atau ada
tuhan permodalan. Tersedianya lem-
sebagian pejabat Perhutani masih
baga keuangan yang memberi laya-
memiliki perasaan tidak ikhlas untuk
nan pinjaman untuk peningkatan
berbagi dengan masyarakat atau
permodalan merupakan mitra pen-
pihak (Asisten Direktur Produksi
ting bagi masyarakat.
Perhutani, 2006). Tidak demikian
Di desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten
Bangkalan
halnya dengan Kepala Perum Per-
terdapat
hutani Unit II Jatim KPH Madura,
kawasan hutan milik Perum Perhuta-
menyambut baik keinginan dari Tim
ni Unit II Jawa Timur KPH Madura
Pengusul,
yang terbengkalai belum dimanfaat-
sebagai “bak gayung bersambut”
kan untuk melaksanakan program
dengan keinginan Tim. Sambutan
PHBM. Kepala Perhutani sangat
yang begitu antusias hendaknya juga
menyambut dengan baik apabila ke-
didukung Pemda Kabupaten Bang-
giatan ini dilanjutkan dan Tim Pe-
kalan jangan sampai kemudian ada
ngusul berperan sebagai fasilitator.
pemikiran bahwa PHBM hanya men-
Jalinan kerjasama dengan Perum
jadi urusan Perhutani saja. PHBM
Perhutani bisa dalam bentuk memin-
yang diharapkan dapat diimplemen-
jam
ada.
tasikan ke seluruh desa-desa yang
Dengan demikian masyarakat dapat
ada di sekitar hutan, di seluruh
memanfaatkan kawasan hutan yang
wilayah Madura, dapat dirasakan
ada yang akan memberi peluang dan
manfaatnya baik oleh masyarakat
kesempatan masyarakat untuk me-
sekitar hutan, Perhutani, Pemerintah
ningkatkan hasil pertaniannya.
Kabupaten Bangkalan dan pihak
kawasan
hutan
yang
Dari kegiatan pengabdian ini,
beliau
mengistilahkan
yang berkepentingan lainnya.
terungkap bahwa PHBM merupakan sesuatu yang masih baru bagi ma-
Kesimpulan
syarakat maupun Perum Perhutani sendiri, sehingga implementasinya
Berdasarkan hasil pendampingan
tidak terbebas dari berbagai kendala.
selama ini, masyarakat sekitar hutan
PHBM seringkali belum dipahami
khususnya Kecamatan Geger dan di
56
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
beberapa kawasan hutan lainnya sangat membutuhkan pemberdayaan baik dari aspek pengetahuan maupun permodalan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Keinginan masyarakat ini memiliki peluang yang sangat besar, yaitu khususnya untuk dilibatkan dalam Program PHBM dari Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Madura. Sebaiknya Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan secara khusus memperhatikan kondisi dan peluang yang ada dengan menjadikan Perum Perhutani sebagai mitra dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitar hutan.
Program
PHBM
penting
untuk dilakukan secara menyeluruh untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan karena hampir semua masyarakat sekitar hutan belum pernah dilibatkan dalam pelaksanaan program PHBM dari Perum Perhutani tersebut. Daftar Rujukan Agnes Sumartiningsih, 2005, Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Institusi Lokal, Yogyakarta: Gajah Mada Pers. Ginanjar Kartasasmita, 1995, Administrasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat : Sebuah
Tinjauan Administrasi, Malang : FIA-UB. Isa Wahyudi, 2006, Metodologi Perencanaan Partisipatif, Malang: YAPPIKA --------------- 1996. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan nyan Berakar pada Masyarakat. Jakarta: Bappenas. Setiarsih Irawanti, 2010, “Aspek Ekonomi dan Kelembagaan dalam Social Forestry”, dalam Social Forestry, Kemenhut-Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Maurits Pasaribu, 2010, “Prospek Ekonomi Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu”, Seminar Sehari ”Madura Economic Outlook 2011-Kebijakan Pemerintah Daerah dan Peluang Investasi”, 9 Februari Surabaya Perum Perhutani KPH Madura, 2010. Wartiningsih, 2007, “Model Penanggulangan Illegal Logging di Hutan Madura Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Adat“, Penelitian Hibah Bersaing, DP2MDIKTI. Nunuk Nuswardani, 2012, “Model Pengelolaan Hutan Terpadu Melalui Pemberdayaan Forum Pimpinan Daerah di 4 (Empat) Kabupaten di Jawa Timur”, Penelitian Strategi Nasional, DP2MDIKTI, 2012. Undang-undang Nomor 41 Tahun
Wartiningsih dan Nunuk : IbM Masyarakat Sekitar Hutan......
1999 Jo Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan.
57