Untuk Kalangan Sendiri
Warta Thomas
No. 12 Th. XIII Minggu, 21 Maret 2010 Hari Minggu Pra Paskah V
Media komunikasi Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok
Turibius menjadi seorang professor di sebuah universitas dan kemudian menjadi seorang hakim yang terkenal. Ia adalah seorang Kristiani yang baik, terkenal sebagai seorang yang jujur dan bijak. Suatu hal luar biasa terjadi atasnya mengubah seluruh hidupnya. Turibius diminta untuk menjadi Uskup Agung Lima, Peru. Pertamatama, ia bukanlah seorang imam. Kedua, Peru terletak jauh di Amerika Selatan. Kita mungkin pernah mendengar ungkapan, “Tuhan berkarya dengan cara yang misterius”. St Turibius beralih dari seorang hakim di Spanyol menjadi seorang Uskup Agung Lima. Bagaimanakah aku menyediakan ruang dalam hidupku
INIISI NOMOR INI INI KASUS DI BAIT ALLAH
2
Pesan Bapa Suci untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-47
4
S. Patrick
5
Selamat Jalan Romo Loogman
6
Jadwal Petugas Liturgi
8
Bacaan Hari Ini Yos 5:9a,10-12, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, 2Kor 5:17-21, Luk 15:1-3, 11-32
Hari Minggu Pra Paskah III
tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Renungan Minggu Ini
Warta Thomas Media Komunikasi Umat Paroki St. Thomas
Penanggungjawab DPP Paroki St. Thomas Penasehat RD. Christophorus Lamen Sani Pelaksana Tim Warta Paroki Pembantu Umum Para Ketua Wilayah/Lingkungan dan Organisasi Sirkulasi/Iklan Pieter Fernandez Tarif Iklan Iklan Mini Rp20.000 1/4 halaman Rp35.000 1/2 halaman Rp50.000 Biaya Iklan bayar di muka Alamat Gereja St. Thomas Kelapadua Ksat. Amji Atak Korps Brimob Kelapa Dua Cimanggis Depok 16951 Telp. (021) 8715526 E-mail: http:groups.yahoo.com/groups/ santoThomas_Kelapa2 Milis: SantoThomas_Kelapa2@ yahoogroups.com Untuk bergabung kirim e-mail ke:
[email protected] Redaksi menerima sumbangan tulisan, karikatur, atau kreasi lain. Panjang tulisan maksimal 400 kata. Para ketua Wilayah/Lingkungan diharapkan menyampaikan berita tentang kegiatan-kegiatan di Lingkungan.
Halaman 2
KASUS DI BAIT ALLAH Kebanyakan para ahli tafsir beranggapan bahwa kisah perempuan yang berzinah dalam Yoh 8:1-11 yang dibacakan pada hari Minggu Prapaskah V/C pada awalnya tidak termasuk Injil Yohanes meskipun mereka setuju asalnya dari tradisi mengenai kehidupan Yesus juga. Kisah ini tidak termuat di dalam naskah-naskah tertua Injil Yohanes dalam bahasa Yunani. Juga dari segi gaya bahasa ada perbedaan. Misalnya, Yohanes biasa menyebut "orang banyak" dengan kata Yunani "okhlos", bukan "laos" seperti di sini. Kata untuk "pagi-pagi" biasanya "prooi", tapi di sini dipakai "orthrou". Nama "Bukit Zaitun" tidak dijumpai dalam Injil Yohanes kecuali di sini. Juga ahli Taurat tidak disebut musuh Yesus selain di sini. Baru pada abad ke-4 kisah perempuan berzinah itu mulai didapati di dalam naskahnaskah Kitab Suci Yunani. Tetapi kisah itu agaknya sudah dikenal sebelumnya di kalangan Gereja Latin di Barat dan termasuk bahan bacaan selama liturgi. Oleh karenanya tidak mengherankan bila menjadi bagian Injil. Biasanya tempatnya di antara Yoh 7:52 dan 8:12, boleh jadi untuk menyiapkan pembaca agar mengerti kata-kata Yesus nanti dalam Yoh 8:15 "Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun." Tapi ada pula beberapa naskah yang menaruhnya sebagai tambahan di bagian belakang Injil Yohanes. Karena teks ini telah lama diterima sebagai bagian dari Injil Yohanes dalam liturgi, wajarlah bila kita mendalaminya seperti bagian Injil juga. BUKIT ZAITUN, BAIT ALLAH, DAN PENYALIBAN Peristiwa yang sedang dibicarakan ini terjadi di dalam minggu terakhir kehidupan Yesus. Selama waktu itu dari pagi hingga sore ia berada di Yerusalem tetapi malam hari dilewatkannya di Bukit Zaitun, di sebelah timur kota, bersama murid-muridnya. Seperti disebutkan dalam Mrk 11:11, setelah meninjau Bait Allah, Yesus bersama dua belas muridnya ke Betania pada sore hari, yaitu sebuah perkampungan di sisi timur Bukit Zaitun. (Bukan Betania di seberang sungai Yordan yang disebut dalam Yoh 1:28.) Latar di atas membuat peristiwa yang dibacakan hari ini berhubungan erat dengan penyaliban dan kebangkitan Yesus. Dia yang tidak menjatuhkan hukuman kepada pendosa yang dihadapkan kepadanya itu sama dengan dia yang nanti wafat di kayu salib menanggung dosa-dosa orang lain dan kemudian bangkit - tidak lagi tertindih dosa dan hukuman. Yang bersedia menerima warta ini bakal ikut mendapat kekuatan
untuk tidak membiarkan diri terus ditindih dosa dan hukuman, dengan kata lain, untuk sungguh bertobat. Peristiwa yang dibacakan hari ini terjadi di dalam Bait Allah, pusat kekayaan spiritual. Ke sanalah orang-orang berkiblat, di situlah orang bertanya, di tempat inilah diberikan jawaban dari Tuhan. Dan jawaban ini berujud manusia yang dapat dikenali, dapat diajak berdialog, dapat dibayang-bayangkan. Tetapi juga bisa dijauhi, dimusuhi, dan dibunuh. Kehadiran Tuhan seperti ini membuat orang perlu berpikir lebih dalam. MENULIS DI TANAH? Dalam ayat 6 dipakai kata Yunani "kategraphen" yang artinya "ia mencatat", bukan sekedar menulis, yang memang muncul dalam ayat 8 sebagai "egraphen". Dalam kedua ayat itu ada keterangan "di tanah", artinya, bisa dilihat siapa saja, tidak ditutuptutupi. Pertanyaan kita, apakah Yesus betulbetul mencatat dan menulis sesuatu? Dan apa itu? Tidak dilaporkan apa yang ditulis Yesus di tanah. Ada yang menafsirkan bahwa dalam ayat 6 dan 8 ia menuliskan kata-kata yang nanti diucapkannya dalam ayat 7, yaitu "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Ada pelbagai upaya tafsir. Ada yang merujuk pada tatacara Romawi yang mewajibkan ketua pengadilan menulis terlebih dahulu keputusan yang bakal diucapkannya. Bila begitu maka kata-kata dalam ayat 7 itulah keputusan yang dimintakan para ahli Taurat dan orang Farisi. Walaupun tidak lebih dari sekadar dugaan belaka, penjelasan ini menarik. Kedua katakerja Yunani dalam ayat 6 tadi ada dalam bentuk yang biasanya dipakai membicarakan kejadian yang sedang berlangsung di masa lampau. (Istilah tatabahasa Yunani ialah bentuk imperfekt). Tapi bentuk ini juga tak jarang menandakan tindakan yang tidak utuh terjadi, bahkan sering digunakan untuk membicarakan perbuatan yang hanya diniatkan belaka. Dalam pemakaian seperti itu maka ayat 6 sebetulnya mengatakan "(Yesus membungkuk,) siap mencatat di tanah" dan ayat 8 "(Lalu ia membungkuk lagi) mau menulis". Jadi ia belum mencatat atau menulis apapun. Dalam tatabahasa Yunani bentuk ini dinamai "imperfekt konatif" ("imperfekt coba-coba"). Contoh lain, Luk 5:6, ketika tangkapan ikan banyak, "jala mereka hampir koyak (dierreesseto)". Jala tidak koyak betul-betul sehingga ikan-ikannya tidak lepas kembali! Menurut Yoh 21:11 jala memang tidak koyak. Mrk 15:23, sebelum menyalibkan Yesus, disebutkan "mereka bermaksud memberinya
Warta Thomas Nomor 10 Tahun XIII
(edidoun) anggur yang dicampur mur, tetapi Yesus menolaknya." Anggur tidak benar-benar diberikan, karena jelas dikatakan di situ Yesus menolaknya. Ada banyak lagi contoh imperfekt konatif seperti itu. Secara ringkas, tidak bisa dikatakan bahwa Yesus benar-benar mencatat atau menulis sesuatu. Juga tidak bisa dikatakan Yesus tidak menggubris para ahli Taurat dan orang Farisi yang datang kepadanya. Sebaliknya, pencerita malahan menyarankan bahwa Yesus siap mencatat dan menulis bila memang ada yang patut dituliskan saat itu. Penjelasan ini ada hubungannya dengan perubahan postur tubuh Yesus. Dari duduk mengajar, Yesus membungkuk mencatat dan menulis. Apa artinya? Dengan perubahan postur tubuh itu ia hendak menunjukkan bahwa ia mau mencatat dan menuliskan kebijaksanaan para ahli Kitab dan orang Farisi bila mereka memang memiliki sesuatu yang dapat diajarkan. Tapi para ahli Taurat dan orang Farisi itu tidak berani menerima peralihan peran itu. Bahkan mereka "terus menerus bertanya kepadanya" (ayat 7). Pada saat itulah Yesus bangkit berdiri lalu berkata, "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama yang melemparkan batu kepada perempuan ini" (ayat 7). Segera sesudah berkata demikian ia membungkuk lagi dan siap menulis di tanah, supaya bisa dilihat semua yang hadir. Sekali lagi ia meminta mereka mengajarkan apa yang bisa ia tuliskan, ia siap untuk itu. Apa yang terjadi? Satu per satu mereka pergi meninggalkan tempat itu, mulai dari yang paling senior. Yesus tidak menyaingi para ahli Taurat dan orang Farisi atau mengecilkan peran mereka. Ia justru minta mereka menunjukkan apa mereka dapat mengajarkan sesuatu yang patut dicatat dan ditulis bagi orang banyak. Ternyata tak ada seorang pun yang tampil. Mengapa? Di hadapan orang yang tulus hati ini, suara hati ahli Taurat dan orang Farisi itu sendiri tidak mengizinkan mereka mengajarkan hukuman atau tindakan keras yang mempersyaratkan kebersihan diri sendiri dulu. MENGAJAK KEDUA BELAH PIHAK BERGANTI HALUAN Dalam cerita ini dua kali Yesus berbicara mengenai "dosa". Yang pertama kepada para ahli Taurat dan orang Farisi (ayat 7), yang kedua kalinya kepada perempuan yang dihadapkan kepadanya (ayat 11). Dua kali pula Yesus "bangkit berdiri" dan mulai menyapa masing-masing pihak (ayat 7 dan 10). Begitulah cara pencerita menunjukkan Yesus memberi perlakuan yang sama baik kepada perempuan tadi maupun kepada para ahli Taurat dan orang Farisi. Ironis, kaum terpandang itu sebetulnya tidak lebih baik dari pada orang yang mereka anggap pendosa yang patut dihukum mati. Pern-
Hari Minggu Pra Paskah III
yataan Yesus bahwa siapa yang tak berdosa hendaknya melempar batu pertama mengikis habis perbedaan yang boleh jadi disembunyi-sembunyikan. Di hadapan utusan Tuhan yang sedang menampilkan kewibawaannya mengajar di Bait Allah ini semua orang sama, sama berdosanya. Pengadilan dengan pikiran manusia saja tidak mencukupi. Semua orang membutuhkan kerahiman Tuhan. Yesus meminta kepada para penuduh agar melihat apakah mereka sendiri tanpa dosa. Mereka perlu memeriksa diri, menengok ke belakang. Kepada perempuan itu Yesus mengatakan "mulai sekarang" jangan lagi berdosa. Ada pandangan ke masa depan. Pembaca yang menyelami kisah ini akan melihat bahwa baik para ahli Taurat dan orang Farisi maupun perempuan itu samasama diajak melepaskan jalan hidup mereka yang lama, yang menindih diri mereka sendiri, agar dapat menempuh arah baru. Pengalaman perempuan itu membawanya ke jalan baru yang dijanjikan Tuhan dalam nubuat yang diucapkan di dalam bacaan pertama Yes 43:16-21. Setelah membebaskan umatNya dari pembuangan di Babel, Tuhan memperkenalkan diri sebagai Dia yang pernah menuntun keluar umatNya (keluar dari Mesir) lewat laut dan menghancurkan pengejar-pengejar mereka (ayat 1617). Ditegaskan agar mereka kini tak usah lagi mengungkit-ungkit perkara lama (ayat 18) tetapi hendaknya melihat hal baru yang dibuat Tuhan, yakni jalan di padang gurun (ayat 19) di situ ia membuat air memancar di padang gurun untuk memberi minum umat pilihanNya (ayat 20). Mereka akan memberitakan kemasyhuranNya bersamasama dengan ciptaan lain yang ikut menerima kebaikannya (ayat 21). Dalam bacaan kedua (Fil 3:8-14) Paulus bersaksi, setelah menemukan Kristus Kebenaran Sejati itu, ia menganggap semua hal lain tidak banyak artinya lagi. Ia merasa telah ditangkap oleh kebenaran itu. Ia juga telah melupakan yang ada di belakang dan sekarang mau berlomba-lomba mendekat ke hadirat Yang Ilahi. Perempuan tadi pergi dan berganti cara hidup, para penuduhnya juga satu demi satu meninggalkan pandangan mereka sendiri, Paulus juga melepaskan dirinya yang lama. Mereka semua ini telah bertemu dengan Dia yang menerangi relung-relung gelap dan meluruskan hati. Inilah peristiwa menggembirakan yang boleh diharapkan dalam menyongsong Minggu Suci sepekan lagi. Salam hangat, A.Gianto
Bacaan Ekaristi EKARISTI HARIAN Senin - Jumat Pk.05.30. Sabtu pk. 06.00 di susteran PRR Mekarsari.
22 Maret 2010 Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62 (Dan. 13:41c-62); Mzm. 23:1-3a,36 -4,5,6; Yoh. 8:12-20 23 Maret 2010 Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19 -21; Yoh. 8:21-30 24 Maret 2010 Dan. 3:14-20,24-25,28; MT Dan 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42 25 Maret 2010 Yes. 7:10-14; 8:10; Mzm. 40:78a,8b-9,10,11; Ibr. 10:4-10; Luk. 1:26-38. 26 Maret 2010 Yer. 20:10-13; Mzm. 18:2-3a,3bc4,5-6,7; Yoh. 10:31-42 27 Maret 2010 Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:30,1112ab,13; Yoh. 11:45-56 28 Maret 2010 es. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,1920,23-24; Flp. 2:6-11; Luk. 22:1423:56 (Luk. 23:1-49)
Ujud Bulan Maret Ujud Umum : Semoga sistem perekonomian dunia dikelola berdasarkan prinsip keadilan dan kesamaan, dengan perhatian besar kepada kebutuhan riil masyarakat, khususnya kaum papa-miskin. Ujud Misi : Semoga Gerejagereja di Afrika menjadi tanda dan sarana atas rekonsiliasi dan keadilan di setiap sudut benua. Ujud Gereja Indonesia : Sadar akan dampak sosialnya, semoga dunia perfilman, radio, dan televisi di Indonesia lebih berminat untuk menggarap tema-tema yang berbobot dan mendidik.
Orang Kudus 23 Maret Turibius dari Mogrovejo; Dismas; Sibilina Biscossi OP. Dismas (abad-1) adalah penyamun yg disalibkan di sebelah kanan Ye-sus dan bertobat (Lk 23: 39-43). Ia dipandang sebagai teladan bagi orang yang perlu bertobat secara sempurna dan santo pelindung org yang dihukum mati. 24 Maret Katarina dari 1380).
Swedia
(1332-
25 Maret Hari Raya Kabar Sukacita. Maria menerima salam dari Malaikat Gabriel dan akan mengandung dan melahirkan anak laki-laki, yang dinamai Yesus. 26 Maret Ireneus dari Sirmium (Martir) Ludgerus (Uskup). 27 Maret Lucy Filipini (Pengaku Iman), Rupertus (Uskup dan Pengaku Iman), Nicodemus (abad 1): seorang Farisi dan anggota Dewan Sanhedrin. Ia mengunjungi Yesus malam-malam untuk menanyakan bagaimana dapat memperoleh Kerajaan Allah. Yesus menjawab bahwa manusia harus dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh 3:1-21). Ia mengurapi jenazah Yesus dengan minyak wangi (Yoh 19:39) 28 Maret Doroteus dr Gaza, Rahib 29 Maret Bertold; Berikjesu, Yonah. Yonah dan Berikjesu (†327): kakak beradik yg disiksa karena me -nguatkan iman banyak org Kristen di berbagai penjara di Persia. Yo-nah ditindih dalam press sampai mati, sedangkan Berikjesu menemui ajalnya setelah dituangkan air ter panas ke dalam mulutnya. Halaman 4
Pesan Bapa Suci untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-47 Minggu Paskah IV, 25 April 2010 Tema: Kesaksian Membangkitkan Panggilan Kepada yang terkasih: Saudara-saudaraku para Uskup dan para Imam, dan Saudara-saudari seiman sekalian. Hari Doa Panggilan Sedunia yang ke 47, yang akan dirayakan pada hari Minggu Paskah ke IV - sering kali disebut Hari Minggu Gembala Yang Baik tgl. 25 April 2010, memberi saya kesempatan untuk menyampaikan sebuah permenungan dengan tema yang kiranya sangat cocok untuk Tahun Imam pada tahun ini, yaitu: Kesaksian Membangkitkan Panggilan. Buah usaha keras kita untuk mempromosikan panggilan pertama-tama bergantung pada tindakan bebas Allah semata. Namun demikian pengalaman pastoral menunjukkan bahwa promosi panggilan ini dapat dibantu melalui kualitas dan kedalaman kesaksian baik personal maupun komunal dari mereka yang telah menjawabi panggilan Tuhan baik dalam pelayanan imamat maupun hidup bakti, karena kesaksian hidup mereka mampu membangkitkan dalam diri orang lain suatu keinginan untuk menanggapi panggilan Kristus dengan tulus hati. Dengan demikian tema ini bertalian erat dengan kehidupan dan tugas perutusan para imam dan kaum religius. Oleh karena itu saya ingin mengajak semua orang yang telah dipanggil oleh Tuhan untuk bekerja di kebun anggur-Nya, untuk membaharui kesetiaan jawaban mereka, khususnya pada Tahun Imam ini sebagaimana yang sudah saya promulgasikan pada
Peringatan 150 Tahun Wafatnya St. Yohanes Maria Vianney, seorang Pastor (Curẻ) dari Ars, sebagai model yang tak lekang waktu bagi seorang imam dan gembala. Dalam Perjanjian Lama para nabi sadar bahwa mereka dipanggil untuk memberi kesaksian melalui kehidupan mereka sendiri pesan yang harus mereka wartakan. Dan mereka dipersiapkan untuk menghadapi kesalahpahaman, penolakan dan pengejaran terhadap mereka. Tugas yang Allah percayakan kepada mereka sangat menuntut komitmen mereka bagaikan "api yang menyala-nyala" dalam hati mereka, suatu api yang tak dapat dipadamkan (bdk. Yer 20:9). Hasilnya, mereka sebenarnya dipersiapkan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, bukan hanya kata-kata tetapi juga seluruh diri mereka. Hingga pada kepenuhan waktu, Tuhan Yesus diutus oleh Bapa-Nya (bdk.Yoh 5:36) untuk memberi kesaksian tentang kasih Allah bagi seluruh bangsa manusia, tanpa membedabedakan, khususnya perhatian terhadap mereka yang paling kecil, kaum pendosa, kaum tersingkirkan dan kaum miskin. Yesus adalah Saksi yang Paling Agung bagi Allah dan bagi tugas keselamatan bagi semua orang. Dan menjelang akhir masa yang baru itu, Yohanes Pembaptis, dengan membaktikan seluruh hidupnya untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus, memberi kesaksian bahwa janji-janji Allah sesungguhnya telah terpenuhi dalam Warta Thomas Nomor 10 Tahun XIII
diri Putra Maria dari Nasaret. Ketika Yohanes melihat Yesus datang ke sungai Yordan dimana ia sedang membaptis, ia menunjukkan Yesus kepada para muridnya sebagai "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Kesaksiannya begitu efektif sehingga membuat dua muridnya "mendengarkan dia, dan mengikuti Yesus" (Yoh 1:37). Demikian juga panggilan St. Petrus, sebagaimana kita baca dalam Injil Yohanes. Panggilannya terjadi berkat kesaksian saudaranya Andreas, yang telah bertemu sendiri dengan Sang Guru dan menerima ajakan-Nya untuk tinggal bersama Dia. Andreas merasa bahwa ada suatu kebutuhan untuk segera disampaikan kepada Petrus apa yang baru saja dia temukan dengan "tinggal" bersama dengan Tuhan: "Kami telah menemukan Mesias (yang berarti Kristus). Kemudian ia membawa Petrus kepada Yesus" (Yoh 1:41-42). Hal yang sama terjadi pada diri Natanael atau Bartolomeus. Syukurlah berkat kesaksian murid yang lain, Filipus, dengan penuh sukacita menceritakan kepada Petrus tentang penemuan yang besar itu: "Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para Nabi, yaitu Yesus dari Nasaret anak Yusuf" (Yoh 1:45). Inisiatif Allah yang bebas dan simpatik tersebut menuntut tanggung-jawab semua orang yang telah menerima undangan-Nya untuk menjadi sarana panggilan ilahi-Nya, melalui kesaksian mereka sendiri. Hal ini juga terjadi dalam Gereja saat ini: Tuhan menggunakan kesaksian para imam yang tetap setia terhadap tugas perutusan mereka agar dapat membangkitkan panggilan imam dan religius yang baru demi pelayanan umat Allah. Karena alasan inilah, saya ingin menunjukkan tiga aspek kehidupan dari seorang imam yang saya pandang sangat hakiki
Hari Minggu Pra Paskah III
untuk kesaksian imamat yang untuk masuk ke dalam pikiran Yesus yang dalam seluruh efektif. hidupNya hanya melakukan Aspek pertama dan yang kehendak Bapa hingga sampai paling mendasar, dan ini dapat menyerahkan hidupNya di atas dilihat dalam setiap panggilan Salib. Di sinilah kasih Allah imamat dan hidup bakti, yaitu dinyatakan secara penuh; yaitu persahabatan dengan Yesus. kasih yang telah mengalahkan Yesus selalu tinggal dalam perse- kegelapan setan, dosa dan kekutuan dengan Bapa dan inilah matian. Kisah Yesus pada Peryang membuat para murid se- jamuan Terakhir: Dia bangkit makin penasaran untuk memiliki dari meja perjamuan, menangpengalaman yang sama. Dari Dia- galkan jubah-Nya, mengambil lah para murid belajar untuk kain (lenan) dan mengikattinggal dalam persekutuan dan kannya pada pinggangNya, dan k o m u n i k a s i t i m b a l - b a l i k Ia membungkuk untuk mem(dialogue) yang tak pernah putus basuh kaki para muridNya. dengan Allah. Jika seorang imam Kisah ini mau mengungkapkan itu adalah "manusia Allah" (man makna pelayanan dan pembedemi of God), yaitu seseorang yang rian Diri seutuhnya, menjadi milik Allah dan mem- ketaatanNya kepada kehendak bantu sesamanya untuk men- Bapa (bdk. Yoh 13:3-15). genal dan mengasihi Dia; maka ia tidak akan merasa sia-sia untuk Dalam mengikuti Yesus, setiap menghayati kemesraan yang orang dipanggil kepada suatu mendalam dengan Allah, tinggal pengudusan hidup secara sangat dalam kasihNya dan siap sedia khusus untuk memberi kesakmendengarkan firmanNya. Doa sian bahwa ia telah menadalah bentuk pertama kesaksian yerahkan diri seutuhnya kepada yang dapat membangkitkan Allah. Inilah yang pada panggilan. Sama seperti Rasul gilirannya menjadi sumber keAndreas, yang menyampaikan kuatannya untuk memberi diri kepada saudaranya bahwa dia kepada mereka yang telah telah melihat Sang Guru, dipercayakan oleh Sang Penyedemikian pula setiap orang yang lenggara Illahi dalam pelayanan ingin menjadi seorang murid dan pastoral secara penuh. Ini saksi Kristus harus "telah meli- adalah suatu pengabdian yang hat" Dia secara pribadi, yaitu terus menerus dan dengan gemmengenal Dia, belajar mengasihi bira menjadi rekan dalam perjalanan bagi banyak saudara. Dia dan tinggal bersama Dia. Demikian juga dengan penyeraAspek kedua yang terma- han diri memampukan mereka suk dalam pengudusan hidup membuka diri terhadap perjumimamat dan hidup bakti adalah paan dengan Kristus, supaya penyerahan diri seutuhnya Firman-Nya menjadi suluh bagi kepada Allah. Rasul Yohanes langkah mereka. Kisah tentang menulis: "Demikianlah kita keta- setiap panggilan hampir selalu hui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia kait-mengait dengan kesaksian telah menyerahkan nyawaNya seorang imam yang dengan untuk kita; jadi kita-pun wajib senang hati menghidupi anumenyerahkan nyawa kita untuk gerah yang ada pada dirinya saudara-saudara kita" (1 Yoh kepada saudara-saudarinya 3:16). Dengan firman ini, Rasul demi Kerajaan Allah. Terjadi Yohanes mengajak para murid demikian karena kehadiran dan
Agenda Paroki
kata-kata seorang imam mempunyai kekuatan untuk membangkitkan keingin-tahuan dan bahkan mampu menghantar kepada suatu keputusan final (bdk. Yohanes Paulus II, Himbauan Apostolik, Pastores Dabo Vobis, 39).
Acara2 Rutin Paroki • • • • • • • • • • •
Rekoleksi orangtua bayi calon baptis: minggu pertama dalam bulan. Pembaptisan bayi: hari Minggu kedua dalam bulan. Pengajaran agama dewasa untuk calon baptis: setiap Senin (malam) pk.19.00-20.30 WIB. Legio Maria: setiap hari Sabtu, pukul 15.30—17.30 Latihan Paduan Suara Mudika: Rabu dan Jumat Pkl. 20.00— 22.00 WIB. Latihan Lektor setiap hari Jumat pukul 19.30 - 22.00 WIB di Gereja Pertemuan Lektor bulanan diadakan pada hari minggu kedua setiap bulan pukul 10.00 - 12.00 WIB di Gereja PDKK St. Thomas: tiap Rabu -IV pk.19.00-22.00 WIB.
II
Pertemuan Lansia setiap Sabtu pertama dalam bulan Pk.09.00 pagi. Pelayanan KPU/Santo Yusuf: hari Minggu sesudah Perayaan Ekaristi II pukul 08.00. Informasi lain: Sekretariat Paroki.
Halaman 6
lewat
Aspek ketiga yang memberikan ciri khas pribadi seorang imam dan religius adalah hidup dalam persekutuan. Yesus menunjukkan bahwa tanda bagi seseorang yang ingin menjadi seorang murid adalah persekutuan yang mendalam dalam kasih: "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh 13:35). Dengan cara hidupnya yang khusus, seorang imam harus menjadi sosok pribadi persekutuan (man of communion): terbuka bagi semua orang, mampu menyatukan semua orang yang telah Tuhan percayakan kepadanya menjadi satu kawanan peziarah, membantu mengatasi aneka perpecahan, mampu memulihkan keretakan, mampu menangani konflik dan kesalah-pahaman, mampu mengampuni kesalahan-kesalahan. Pada bulan Juli 2005, ketika saya berbicara kepada kaum klerus di Aosta, saya menegaskan bahwa jika kaum muda melihat para imam mereka menjauh dan nampak murung, mereka tidak mungkin dapat mengikuti teladannya. Mereka akan tetap ragu-ragu jika mereka diajak untuk merenungkan tentang kehidupan seorang imam seperti itu. Sebaliknya, mereka ingin melihat contoh konkrit persekutuan hidup yang mengungkapkan keindahan menjadi seorang imam. Hanya dengan cara demikian kaum muda akan mengatakan, "Ya, yang ini mungkin menjadi masa depan saya; saya rasa mampu menghayati hidup seperti ini" (Insegnamenti I, [2005], 354). Konsili Vatikan II, yang berbicara tentang kesaksian yang membangkitkan panggilan,
menekankan contoh kasih dan kerjasama fraternal yang harus ditawarkan oleh seorang imam (bdk. Dekrit Optatam Totius, 2). Di sini saya ingin mengingatkan kembali kata-kata pendahulu saya, Venerabilis Yohanes Paulus II: "Kehidupan yang paling hakiki dari para imam, pengabdian mereka kepada kawanan Allah tanpa syarat, kesaksian pelayanan kasih kepada Tuhan dan kepada Gereja-Nya - suatu kesaksian yang ditandai oleh penerimaan secara bebas akan Salib dalam semangat pengharapan dan kegembiraan Paskah - kesatuan dan semangat persaudaraan demi pewartaan Injil kepada dunia adalah faktor utama dan paling meyakinkan untuk pertumbuhan panggilan" (Pastores Dabo Vobis, 41). Dapat dikatakan bahwa panggilan imam lahir karena kontak dengan para imam, bagaikan suatu harta peninggalan yang berharga diwariskan melalui kata, teladan dan seluruh gaya hidupnya. Hal serupa dapat berlaku untuk hidup bakti. Hakikat hidup kaum religius pria dan wanita adalah mewartakan kasih Kristus kapan saja ketika mereka mengikuti Kristus dengan ketaatan penuh terhadap Injil dan dengan senang hati mendasarkan pertimbangan dan perbuatan mereka menurut ketentuan Injil. Mereka menjadi "simbol pertentangan" dunia, karena pola pikir dunia kerap kali dipengaruhi oleh materialisme, egoisme dan individualisme. Dengan membiarkan diri dipenuhi oleh Allah melalui penyangkalan diri, maka kesetiaan dan kekuatan kesaksian mereka secara terus-menerus akan membangkitkan dalam hati banyak orang muda keinginan untuk mengikuti Kristus dengan tulus dan sepenuh hati. Mengikuti Kristus yang murni, miskin dan taat, dan Warta Thomas Nomor 10 Tahun XIII
menyerupai Dia adalah cita-cita hidup bakti, yaitu suatu kesaksian tentang supremasi Allah yang tak terbatas dalam hidup dan sejarah manusia. Setiap imam, setiap religius, yang setia terhadap panggilannya, memancarkan kegembiraan dalam melayani Kristus dan akan menarik semua orang Kristen untuk menanggapi panggilan universal kepada kekudusan. Konsekwensinya, agar dapat mendukung panggilan untuk pelayanan imam dan hidup bakti, dan agar lebih efektif dalam mempromosikan kejelian panggilan, maka tak mungkin kita mampu melakukan itu semua tanpa contoh nyata atau teladan dari mereka yang telah mengatakan "ya" kepada Allah dan rencana-Nya bagi kehidupan masing-masing individu. Kesaksian pribadi, dalam aneka bentuk pilihan hidup yang konkrit, akan mendukung kaum muda untuk mengambil keputusan penting demi menentukan masa depan mereka. Kaum muda yang ingin memilih jalan ini perlu memiliki ketrampilan untuk bergumul dan berdialog agar dengan ketrampilan-ketrampilan tersebut mereka mampu menerangi dan mendampingi, terlebih lagi te-
ladan kehidupan nyata dalam menghayati suatu panggilan. Inilah yang dilakukan oleh Pastor (Curẻ) kudus dari Ars: dia selalu mengadakan kontak yang akrab dengan umat parokinya, mendidik mereka "pertama-tama melalui kesaksian hidupnya. Hanya dari teladan hidupnya, kaum beriman belajar berdoa" (Surat Promulgasi Tahun Imam, 16 Juni 2009). Semoga Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan ini sekali lagi mampu menawarkan bagi banyak kaum muda kesempatan untuk merenungkan panggilan mereka dan tetap setia pada panggilannya dalam kesederhanaan, keyakinan iman dan keterbukaan diri secara penuh. Semoga Perawan Maria, Bunda Gereja, memperhatikan setiap benih panggilan di dalam lubuk hati orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk mengikuti Dia secara lebih dekat, semoga dia membantu benih panggilan ini tumbuh menjadi pohon yang besar, menghasilkan buah-buah kebaikan secara berlimpah bagi Gereja dan bagi seluruh bangsa manusia. Melalui doa ini saya sertakan Berkat Apostolikku bagi kamu semua. (romano)
Kolekte Minggu Lalu Kolekte : Rp. 13.643.200,Terima kasih atas karya serta amal bakti Bapak/Ibu, Tuhan memberkati.
Rekening Paroki: BCA Cab. Cimanggis No.166.2497171 a.n. Christopharus Lamen Sani atau Ibu Rosari Ginting
Perkawinan
Bagi umat yang mengetahui adanya halangan-halangan atas rencana pernikahan tersebut, wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki. Hari Minggu Pra Paskah III
9
Petugas Liturgi Hari Minggu PALMA 27-28 Maret 2010
Sabtu, 27 Maret Misa Pk.18.00 WIB (0) Koor: Mudika Wilayah I Penyambut Jemaat : Wilayah XII Prodiakon: P.S. Trimo Syukur, Ign. Kikim Jonni, Henry FP. Kesek, Lesman JM Siregar Lektor: Misdinar: Minggu, 28 Maret Misa Pk.06.00 WIB (1) Koor: Wilayah III Penyambut Jemaat: Wilayah XI Prodiakon: A. Suwartoyo, Y. Menang Sembiring, YB. Subarman, J. Ricky Wattimena Lektor: Misdinar: Misa Pk.08.00 WIB (2) Koor: PS Seraphim Penyambut Jemaat : Wilayah X Prodiakon: St. Diyono, T. Djoko Mulyatno, A.Y. Hendro Sugianto, A. Suharsono, V. Hadi Mulyanto, Y. Supardi Lektor: Misdinar: Misa Pk.18.00 WIB (4) Koor: Wilayah V Penyambut Jemaat : Wilayah IX Prodiakon: P. Dolat Barus, P. Musdiyono, G. Klemu Hala, G. Eka Widada, P. Kasmiran Lektor: Misdinar: Bunga: Panitia Paskah (Wilayah IV) STASI BMR SUKATANI Minggu, 28 Maret Misa pk.07.00 WIB Koor : Yakobus Penyambut Jemaat : Agnes Prodiakon: Frans Ign. Pramana, FX. Soeparmono, JB. Slamet PW, JBJ Soehardi Lektor : Parkir: Mudika Stasi
Halaman 8
Jadwal Penghitungan Amplop dan Kotak APP Hari/Tanggal Minggu, 28 Februari Minggu, 07 Maret Minggu, 14 Maret Minggu, 21 Maret Minggu, 28 Maret Minggu, 4 April
Petugas Penghitung Wilayah II dan VIII Wilayah III dan IX Wilayah IV dan X Wilayah V dan XI Wilayah VI dan XII Wilayah I dan II
Tempat penghitungan: Gereja St. Thomas, pk.19.30 (setelah misa hari Minggu sore). Koordinator: Bidang PSE Paroki dan Seksi Sosial Panitia
Bingkisan Paskah (karitatif) Bingkisan Paskah (karitatif) untuk tiga warga dari setiap Lingkungan dapat diambil pada hari Minggu, 28 Maret pk.10.00 s/d 12.00
Kupon Bingkisan Anak
Ikut Lomba Yuuk!
Kupon Bingkisan Anak sudah dapat diambil oleh masing2 Ketua Wilayah I s/d XII di Sekretariat Paroki dengan Ibu Reni (hp: 0813-16781880) mulai Minggu, 7 Maret s/d 21 Maret setelah misa ke-2 (pk.09.30—10.30) dengan menyerahkan data anak mulai usia balita sampai dengan
Ayo adik2 dan Mudika, ikut yuuk…Lomba Paskah 2010: ▪ Lomba Puzzle untuk kelas 1 SMP s/d Mudika (setiap wilayah mengirimkan 5 org wakil), Minggu, 21 Maret, hub. Kak Tita (0818-880093. ▪ Lomba Mencari Telor Paskah usia TK s/d kelas IV SD, Minggu 4 April, hub. Kak
PEMBERITAHUAN PEMASANGAN IKLAN Apabila ada umat yang berminat untuk memasang iklan atau ucapan selamat di Warta Edisi Paskah 2010 dapat menghubungi melalui: 1. Ketua lingkungan Masing-masing 2. Sekretariat Panitia Paskah(Setiap selesai Misa Kedua hari Minggu) 3. Bpk. Krisdarmanto (08138477737) 4. Bpk. Hok Guan (0811821601) Warta Thomas Nomor 10 Tahun XIII