WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG Oleh: Putu Oka Pradnyana I Ketut Westra, Marwanto, Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Di dalam Undang – Undang tentang jaminan, tidak dengan jelas diatur apakah dalam pemberian kredit harus memakai jaminan atau tidak, yang menimbulkan ketidakpastiaan hukum bagi Kreditur yang tentunya tidak diharapkan dalam pelaksanaan pemberian kredit. Masalah yang timbul adalah pihak debitur dalam meminjam suatu kredit pada KOPPAS Kumbasari Badung ada yang menyerahkan kredit dan ada yang tanpa menyerahkan kredit. Dengan adanya debitur yang meminjam kredit dengan tanpa adanya jaminan memunculkan masalah seperti debitur tidak memenuhi prestasi tepat pada waktunya (wanprestasi) yang dapat menyebakan kerugian bagi koperasi. Dengan adanya pemberian kredit tanpa jaminan pada KOPPAS Kumbasari Badung memunculkan pertanyaan faktor – faktor apakah yang berpengaruh dalam hal terjadinya wanprestasi dalam pemberian kredit tanpa jaminan di Koperasi Kumbasari Badung. Oleh karena itu, Pengurus KOPPAS Kumbasari Badung harus berhati – hati dalam memberikan pinjaman kredit tanpa jaminan, karena dalam suatu peminjaman kredit harus diketahui dan disetujui oleh pengurus, maka dari itu secara tidak langsung pengurus harus bertanggung jawab dalam pemberian kredit tanpa jaminan kepada debitur yang wanprestasi. Dan bagaimanakah bentuk tanggung jawab pengurus KOPPAS dalam hal pemberian kredit tanpa jaminan kepada debitur yang wanprestasi di Koperasi Kumbasari Badung adalah pengurus akan mempertanggung jawabkannya pada saat rapat anggota, dan apabila peminjaman kredit tersebut sampai mengakibatkan kerugian pada koperasi maka pengurus secara bersama – sama bertanggungjawab untuk mengganti untuk mengganti kerugian yang diderita oleh koperasi. Kata kunci : Koperasi, Kredit, Jaminan, Wanprestasi Abstract In the Act - Law on bail, is not clearly regulated whether the credit has to wear a guarantee or not, which raises legal uncertainty for creditors who would not be expected in the implementation of the provision of credit. The problem that arises is the debtor to borrow a loan at Badung Kumbasari Koppas no surrender and no credit without giving credit. With the debtors who had borrowed loans with no collateral raise issues such as the debtor does not meet the timely achievement (default) which can 1
cause a loss for the cooperative. With the provision of unsecured credit on Kumbasari Koppas Badung raises the question of factors - factors that influence whether in the event of default in unsecured lending in Cooperative Kumbasari Badung. Therefore, the Board Koppas Kumbasari Badung must be careful - careful in giving loans without collateral, because in a credit lending should be known and approved by the board, and therefore indirectly the board should be responsible for the provision of unsecured credit to borrowers who default , And how is the form of responsibility the board Koppas in terms of providing unsecured loans to borrowers who default on Cooperative Kumbasari Badung is the board will give an account at the time of a meeting of members, and if the credit lending it to result in the loss of the cooperative, the board collectively - together responsible for replacing to replace the losses suffered by the cooperative. Keywords : Cooperatives, Credit, Insurance, Default I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Koperasi mempunyai karakteristik tersendiri dalam pendiriannya yaitu didirikan
oleh banyak orang. 1 Koperasi bertindak sebagai salah satu lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa – jasa keuangan lainnya.
Yang dikerjakan
bersama dan ditunjukan untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarganya. 2 Adapun pemberian kredit tersebut dilakukan, baik dengan modal sendiri maupun dengan dana – dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga. Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ketentuan pasal 9 Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Jaminan sangat diperlukan dalam peminjaman kredit dimaksudkan agar pihak debitur akan benar-benar melunasi hutangnya. Selain itu, apabila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi) dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka kreditur dapat melakukan penuntutan. KOPPAS Kumbasari Badung memberikan pinjaman kredit tanpa jaminan bagi para anggotanya yang sebagian besar adalah para pedagang bukan tanpa alasan, salah satu alasan KOPPAS Kumbasari Badung memberikan pinjaman kredit tanpa jaminan adalah agar para anggotanya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk membantu pemenuhan modal usaha mereka.
1
Andjar Pachta W, Myra Rosana Bacthiar, dan Nadia Maulina Benemay, 2005, Hukum Koperasi Indonesia : Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha, Kencana, Jakarta, Hal.80. 2 R.T. Sunaya Rahardja Hadhikusuma, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal.2.
2
1.2.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggungjawab pengurus
terhadap kredit tanpa jaminan dalam hal terjadi wanprestasi di KOPPAS Kumbasari Badung.
II.
ISI MAKALAH
2.1.
Metode Penelitian Penulisan makalah ini menggunakan metode penelitian hukum empiris. Oleh
karena itu, penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. 3
2.2.
Hasil dan Pembahasan
2.2.1. Faktor – Faktor Apakah Yang Berpengaruh Dalam Hal Terjadinya Wanprestasi Dalam Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Di Koperasi Kumbasari Badung Pemberian kredit pada dasamya adalah pemberian kepercayaan kepada debitur, kepercayaan ini barn terbukti apabila kredit tersebut telah dikembalikan lagi beserta kontraprestasi yang telah disepakati bersama. Di dalam suatu pemberian kredit pada nasabah tidak selalu berjalan dengan lancar, ada saja debitur yang tidak tepat waktu mengembalikan uang yang telah dipinjamnya (wanprestasi) yang dapat menyebabkan terjadinya kredit macet. Berkaitan dengan wanprestasi, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi di Koperasi Kumbasari Badung, yakni faktor keluarga dan faktor ekonomi. Menurut Ibu Ni Ketut Werti (pedagang di pasar kumbasari Badung yang sekaligus menjadi nasabah aktif di Koperasi Kumbasari Badung, di Koperasi Kumbasari Badung), menjelaskan bahwa salah satu faktor keluarga yang menyebabkan debitur wanprestasi yakni, salah satu anggota keluarga debitur tiba tiba terserang penyakit yang berkepanjangan dan membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar sehingga debitur
3
H.Zainudin Ali, 2009, Metode Penelitian hukum, Sinar Grafika, Jakarta, Hal.17.
3
seketika akan lebih mengutamakan hal tersebut dibandingkan melunasi pinjarnan kreditnya.(Wawancara, Tanggal 28 Maret 2016). Hal yang sama dijelaskan oleh Bapak Made Suartaya (Nasabah aktif Koperasi Kumbasari Badung, di Kopeasi Kumbasari Badung), dengan adanya keluarga debitur yang terserang penyakit membuat debitur lebih mengutamakan keluarganya dibandikan melunasi pinjaman kreditnya.(Wawancara, Tanggal 28 Maret 2016). 2.2.2. Tanggungjawab Pengurus Terhadap Kredit Tanpa Jaminan Dalam Hal Terjadi Wanprestasi Di Koperasi Kumbasari Badung Berdasarkan penjelasan Bapak I Nyoman Daglut Ariana, (Asisten Manager Koperasi Kumbasari Badung) menjelaskan dalam adanya debitur yang wanprestasi dalam pemberian kredit tanpa jaminan, pertama pengurus akan menyelesaikannya dalam lingkungan pengurus karena semua pemberian kredit baik dengan jaminan maupun tanpa jaminan telah diketahui dan disetujui oleh pengurus. Analisis pemberian kredit tanpa jaminan pada Koperasi Kumbasari Badung yaitu dengan cara : a. menilai data identitas pemohon b. menilai persyaratan administrasi c. menilai kepribadian pemohon d. menilai kemampuan membayar pinjaman e. menilai barang jaminan (apabila peminjaman kredit memakai jaminan) Dalam melakukan analisis kredit di Koperasi Kumbasari Badung, team analisa kredit tidak menggunakan prisnsip 5C (The Five C of credit analysis), 7P dan 3R. KOPPAS Kumbasari Badung hanya melakuakan analisis dengan memperhatikan hal hal seperti diatas. Yang terpenting yang dilihat, calon debitur adalah anggota yang aktif meminjam di Koperasi Kumbasari Badung. (Wawancara, Tanggal 27 Februari 2016) maka pengurus akan memepertanggung jawabkannya secara bersama – sama menanggung kerugian yang diderita oleh koperasi. Keseluruh kerugian yang ditanggung termasuk bunga yang seharusnya diperoleh oleh pihak koperasi dan pengaturan mengenai tanggungjawab pengurus Koperasi Kumbasari Badung diatur didalam anggaran dasar KOPPAS Kumbasari Badung pada pasal 26 ayat 1 dan 2. UU No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoprasian. Pasal 26 ayat 1 :
4
“Setiap Anggota Pengurus menanggung terhadap koperasi, kerugian yang dideritanya karena kelalaian dalam melaksanakan tugas kewajibannya masing – masing” Pasal 26 ayat 2 : “Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota Pengurus, maka karena itu mereka bersama menanggung kerugian untuk keseluruhannya, akan tetapi seseorang anggota Pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan, bahwa kerugian tersebut bukan kesalahannya serta ia telah berusaha dengan segera secukupnya untuk mencegah akibat dari pada kelalaian tersebut” III.
KESIMPULAN Factor-faktor yang bepengaruh terhadap timbulnya wanprestasi dalam
pemberian kredit tanpa jaminan pada Koperasi Kumbasari Badung antara lain. Faktor keadaan keluarga dengan adanya anggota keluarga yang meninggal atau sakit secara mendadak dan faktor ekonomi terhadap usaha yang dijalankan oleh debitur antara lain usahanya bangkrut atau usahanya mengalami kerugian besar sehingga tidak bias membayar kredit. Bentuk tanggungjawab pengurus terhadap kredit tanpa jaminan dalam hal
terjadi
wanprestasi
di
Koperasi
Kumbasari
Badung.
Maka
pengurus
mempertanggung jawabkanya pada saat rapat anggota. Disaat rapat anggotalah pengurus memberikan pertanggung jawaban mengenai apa saja yang telah pengurus kerjakan, apabila terdapat debitur yang wanprestasi dan menyebabkan kerugian bagi koperasi maka Pengurus, akan mempertanggung jawabkannya secara perdata, yaitu pengurus baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderita Koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaian. Dengan cara mengganti secara keseluruhan kerugian yang diderita oleh koperasi termasuk bunga yang seharusnya diperoleh oleh koperasi.
DAFTAR PUSTAKA Andjar Pachta W, Myra Rosana Bacthiar, dan Nadia Maulina Benemay, 2005, Hukum Koperasi Indonesia : Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha, Kencana, Jakarta H.Zainudin Ali, 2009, Metode Penelitian hukum, Sinar Grafika, Jakarta R.T. Sunaya Rahardja Hadhikusuma, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian 5