PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya mencari orang tua asuh, mengumpulkan dana bantuan sekolah atau mencari sekolah atau lembaga yang dapat menyertakan anak dalam proses pendidikan. Jika anak-anak yang telah dewasa 15-25 tahun cukup banyak, tetapi tidak dalam status sekolah, karena putus sekolah atau tidak meneruskan ke Perguruan Tlnggi serta belum bekerja, POSDAYA atau lembaga lain yang ada di desa itu bisa mengembangkan kursus-kursus ketrampilan atau latihan wirausaha agar mereka memperoleh kesempatan kerja, seperti contoh 3. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita.
Jika dari pendataan keluarga diperoleh kenyataan bahwa banyak ibu-ibu keluarga pra sejahtera atau sejahtera 1 dengan anak balita atau mempunyai anak dibawah usia 15 tahun yang tidak mempunyai kegiatan usaha, maka keluarga ters ebut perlu diajak berhimpun dalam kelompok yang ada, seperti arisan, majelis taklim, PKK tingkat RT/RW. Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
dibantu melakukan kegiatan usaha ekonomi bersama anggota kelompok lainnya, utamanya yang telah berhasil dalam usaha ekonomi. Mereka perlu diberi pelatihan, penambahan pengetahuan atau dibantu melaksanakan usaha dengan mendatangkan guru atau tenaga yang telah berhasil mengembangkan usaha. Kalau perlu keluarga tersebut diajak magang atau bekerja sambil berlatih pada pengusaha lain yang telah berhasil. Kelompok POSDAYA membantu menjajagi kerjasama dengan lembaga keuangan atau bank yang ada di desaatau di kecamatan untuk penyediaan modal, meningkatkan pengetahuan tentang kualitas produksi, pemasaran dan sebagainya. Untuk membentuk dan mengembangkan POSDAYA dengan berbagai bentuk dan jenis kegiatan diatas tentunya diperlukan petugas-petugas pelaksana yang perlu diidentifikasi dan disiapkan dengan meminta kesediaan mereka, melatih, membina dan memberikan tugas yang tepat sesuai dengan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan kesiapannya untuk bekerja di lingkungan dan bersama masyarakat di desanya.
IV. STRATEGI PENGEMBANGAN
Jika POSDAYA sudah terbentuk perlu dilaksanakan perluasan garapan atau pengembangan POSDAYA melalui berbagai kegiatannya dengan pentahapan dan pengembangan melalui pendekatan tiga dimensi, yaitu perluasan jangkauan, pembinaan serta pelembagaan dan pembudayaan. Tahap-tahap pengembangan perluasan jangkauan, pembinaan dan pembudayaan itu dilakukan sesuai dengan kematangan masyarakat menangani POSDAYA dan kegiatan yang dilaksanakannya sebagai berikut:
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
a. Perluasan Jangkauan Dari sudut pemrakarsa ada tiga jenis prakarsa yang dapat dikembangkan sebagai upaya untuk perluasan jangkauan: Pertama: Pada POSDAYA yang pengembangannya diprakarsai oleh masyarakat. Prakarsa pengembangan POSDAYA bisa berasal dari perorangan, misalnya sebuah keluarga mampu yang ingin membantu tetangganya yang kurang mampu untuk berbagi kesejahteraan. Keluarga tersebut menyediakan rumah
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
POSDAYA yang prakarsanya berasal dari lembaga masyarakat seperti PKK Desa, Pengurus Panti Asuhan, Sekolah yang ada di desa, Taman Bacaan Al Qur'an, atau lembaga lain yang bergerak dalam bidang sosial, perluasannya perlu dilakukan dengan kerjasama yang erat dengan lembaga yang bersangkutan. Misalnya Pengurus PKK Desa perlu menganjurkan agar seluruh Kelompok Kerja PKK dapat secara aktif ikut dalam perluasan, pengembangan dan pembinaan POSDAYA. Berbeda dengan pembinaan Posyandu di masa lalu, yang khusus melayani atau menjadi wahana untuk Pokja IV, POSDAYA bisa menjadi ajang kiprah dari seluruh Pokja yang ada. Artinya, Pokja I, Pokja II, Pokja III dan Pokja IV, bisa secara terpadu ikut mengembangkan dan memberdayakan keluarga secara terpadu melalui forum POSDAYA. POSDAYA yang dikembangkan oleh seluruh Pokja mempunyai kemungkinan berkembang sangat cepat karena bisa menyatukan seluruh kegiatan PKK di dalam POSDAYA yang dibentuk tersebut.
dan halamannya untuk kegiatan berkumpul dan menjadi ajang kegiatan masyarakat setempat. Agar kegiatan POSDAYA berlangsung mulus, maka keluarga pemrakarsa tersebut memberi bantuan keuangan atau bantuan dalam bentuk lain bagi kelangsungan kegiatan POSDAYA. Perluasan lebih lanjutdari POSDAYA semacam ini sebaiknya dirundingkan dengan pemrakarsa utamanya. Untuk memulai dan mengembangkan POSDAYA perlu diberi tahukan dan mendapat dukungan dari Kepala Desa dan aparatnya. Akan sangat ideal kalau pengembangan itu mendapat restu, sponsor atau ijin dari Kepala Desa dan aparatnya.
Kedua, dengan dukungan Yayasan Damandiri pengembangan POSDAYA dilakukan melalui kerjasama antara LPM Perguruan Tinggi dan SMA binaan di Kabupaten atau Kota yang ditetapkan. Pengembangan POSDAYA melalui jalur ini dilakukan di beberapa kabupaten/kota terpilih dengan melibatkan guru dan siswa SMA yang bersangkutan. Guru dan Siswa SMA dengan pendamping dari LPM Perguruan Tinggi memilih desa dan mengembangkan POSDAYA di desa yang dipilih. Selanjutnya bersama masyarakat setempat, seperti juga dalam POSDAYA yang dikembangkan oleh masyarakat, dilakukan pendataan keluarga dan identifikasi potensi kelembagaan yang ada, musyawarah atau mini lokakarya di desa, diselenggarakan pelatihan tenaga untuk membangun POSDAYA dan selanjutnya dikembangkan jenis dan bentuk
2 1
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
POSDAYA sesuai potensi yang ada. Selain melalui SMA, Yayasan Damandiri juga bekerja sama dengan Lembaga dan Yayasan lain merintis pengembangan POSDAYA Berbasis Mesjid, terutama Masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). Untuk pengembangan POSDAYA Masjid ini sebagai tenaga pelaksana adalah Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) atau Takmir Masjid. Bentuk dan jenis kegiatan POSDAYA Masjid disesuaikan dengan keinginan Pengurus dan kebutuhan masyarakat sekitar mesjid dengan memberikan prioritas pada usaha pemberdayaan bidang ekonom i, pendidikan dan kesehatan. Dengan BKKBN Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota setempat Yayasan juga merintis pengembangan POSDAYA berbasis Desa atau Dukuh, dan berbasis Banjar di Bali. Khusus di Kabupaten Jembrana
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
berkat dukungan Bupati yang sangat luar biasa POSDAYA telah diadopsi menjadi sarana pemberdayaan masyarakat di Banjar. POSDAYA Banjar di Jembrana sekaligus dipersiapkan untuk memberikan pelayanan berbagai bidang dan namanya menjadi lengkap sebagai Posdayandu atau Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu. Ketiga, Banyak juga POSDAYA yang dikembangkan oleh Pemda yang ditugasi untuk melaksanaan pemberdayaan MDGs pada tingkat pedesaan. Pengembangan POSDAYA oleh Pemda tersebut dilakukan dengan dukungan infrastruktur dan aparat Pemda secara terpadu. Pengembangan POSDAYA, dengan nama dan fungsi yang berbeda-beda, melalui jalur pemerintah pada tingkat kabupaten atau kota dibina oleh Dinas-dinas terkait. Secara vertikal dan berjenjang dilakukan melalui Camat, Kepala Desa dan perangkat desa lainnya. Seluruh aparat secara terpadu mengembangkan POSDAYA di desa. Pengembangan POSDAYA melalui jalur ini bisa saja berasal dan dimulai dari Kelompok Posyandu atau kelompok lain yang telah berkembang sebelumnya di tingkat desa. Ada kemungkinan besar pada tahun 2008 yang akan datang POSDAYA ini, atau lembaga semacam dengan nama lain, akan difungsikan untuk mensinkronkan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan yang selama ini terkesan masih terpisah-pisah oleh berbagai instansi di daerah dan di pedesaan. Dalam proses pengembangan tersebut para pengurus POSDAYA, misalnya kelompok PKK dan seluruh anggotanya, atau organisasi dan warga lainnya, mengembangkan persatuan, menyatu dalam kesatuan, bersama-sama merencanakan kegiatan yang pelaksanaannya diatur dan dilakukan secara bergiliran sesuai dengan program dan kegiatan, petugas atau kelompok petugas serta sasaran yang ditetapkan. Dengan demikian kegiatan para ibu, atau petugas yang ditetapkan di
2
3
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
pedesaan, dapat dirancang dan diarahkan agar proses pemberdayaan berlangsung secara teratur, saling mengisi dan menghasilkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Apabila prakarsa itu datang dari Pengurus Panti Asuhan, maka pengurus panti dapat menugaskan para anggotanya untuk bekerja sama dengan keluarga yang ada di sekitar panti. Pengurus panti bisa menghubungi Ketua RT, RW dan Lurah atau Kepala Desa, untuk memperoleh dukungan, baikdukungan moril atau dukungan fasilitasi lainnya, setidak-tidaknya agar usaha pemberdayaan keluarga selalu berada dalam suasana yang nyaman.
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
b. Pembinaan
Setelah pendataan maka perorangan, Pengurus PKK, Pengurus Panti, dan lainnya, yang mengambil prakarsa pembentukan POSDAYA bisa mulai menyusun pengurus, atau Tim Kerja, yang setiap hari ditugasi mengurusi kegiatan POSDAYA. Pengurus atau Tim Kerja selanjutnya melakukan kegiatan rutin pembinaan POSDAYA dan merancang kegiatan selanjutnya bersama anggota timnya. Apabila diperlukan penyiapan tenaga pelaksana dapat dilakukan pembinaan melalui orientasi atau pelatihan khusus oleh tenaga yang kompeten.
Pengurus panti tidak perlu khawatir karena keterlibatan anak-anak mereka dalam masyarakat akan menambah rasa percaya diri anak panti dan membawa anak-anak itu menyatu dengan masyarakatnya. Apabila anak-anak panti bisa bergaul dengan baik maka harga diri mereka akan terangkat dan membawa mereka kepada kehidupan masa depan yang lebih sejahtera.
Kegiatan rutin bisa dimulai dengan mencatat seluruh keluarga yang telah didata dan mengetahui jumlah mereka yang kurang mampu serta sebab-sebabnya. Misalnya dilakukan penjumlahan berapa keluarga yang miskin karena alasan agama, tidak melakukan ibadah secara teratur. Dapat juga
2 5
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
dijumlahkan keluarga yang miskin karena rumah mereka berlantai tanah atau berukuran kurang dari 8 m2/anggota, atau keluarga tersebut miskin karena alasan lainnya. Selanjutnya secara bergotong royong dilakukan upaya memperbaiki kondisi yang kurang baik sehingga rumah yang tidak layak huni dibantu dikembangkan secara gotong royong menjadi rumah layak huni dan lepas dari kriteria keluarga pra sejahtera atau sejahtera. c. Pelembagaan dan Pembudayaan
Pada tahapan ini pengurus POSDAYA sudah mempunyai banyak pengalaman. POSDAYA yang dikembangkan untuk menolong keluarga kurang mampu agar bisa magang atau ikut berusaha dalam bidang ekonomi mulai tertata. Sebagian keluarga kurang mampu sudah mulai berlatih usaha atau sudah mulai ikut magang pada keluarga lain yang mempunyai usaha ekonomi. Bahkan bisa saja beberapa keluarga sudah mulai berusaha sendiri dengan pendampingan keluarga lain yang berpengalaman. POSDAYA bisa menjadi pendorong makin munculnya semangat dan wahana pemberdayaan ekonomi keluarga di desa. Mereka yang membutuhkan pekerjaan sudah melakukan kegiatan ekonomi, baik bekerja di tetangganya, atau di tempat lain.
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
Apabila dukungan terhadap kegiatan ekonomi, atau setidaktidaknya penduduk sudah mulai tertarik dalam bidang ekonomi, bisa segera dikembangkan dalam bidang lainnya. Tetapi kalau penduduk tertarik dalam bidang lainnya, baru kemudian dalam bidang ekonomi tidak ada halangan mulai dengan bidang lainnya, misalnya dalam bidang keagamaan, motivasi untuk cinta tanah air, cinta kepada sesamanya, dan perlindungan terhadap ketenteraman lingkungan, KB dan kesehatan reproduksi, pendidikan, wirausaha dan perhatian yang tinggi terhadap keserasian lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi pelembagaan dan pembudayaan diharapkan sudah makin banyak keluarga anggota Posdaya yang mengenal penanganan masalah kesehatan dan makin mempunyai akses yang lebih mudah terhadap lembaga-lembaga pelayanan kesehatan di sekitarnya. Bidang kesehatan sudah menjadi bagian dari kegiatan rutin di desa atau di sekitar POSDAYA setempat. POSDAYA dan Posyandu, atau POSDAYA dan Puskesmas mempunyai kerjasama yang sangat erat. Apabila ada anak yang sakit, dengan mudah anak yang sakit dapat dibawa ke Puskesmas, atau dokter, atau bidan, di desa atau kecamatan. Tahapan berikutnya harus dilihat apakah seluruh anak keluarga kurang mampu yang berusia di bawah 15 tahun sudah sekolah atau belum. Apabila diketemukan anak di bawah usia 15 tahun belum sekolah, maka keluarga di POSDAYA harus bekerja sama agar anak tersebut segera disekolahkan. Kegiatan itu harus merangsang orang tua anak tersebut rela dan dengan senang hati mendukung usaha menyekolahkan anaknya tersebut. Kegiatan Bina Keluarga Balita mulai dikembangkan menjadi kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yang dikelola secara teratur. Kegiatan PAUD sekaligus dikembangkan bersamaan kegiatan pelatihan ketrampilan atau pelatihan usaha
2
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN
ekonomi untuk ibu dari anak-anak balita tersebut. Anak-anak Balita mengikuti PAUD dan ibunya mengikuti kursus atau latihan ketrampilan. Dalam satu atau dua bulan anak-anak sudah makin berani sendiri bersama gurunya, dan orang tuanya bisa diatur oleh Posdaya untuk magang pada usaha ekonomi pada keluarga yang mempunyai usaha di desa tersebut. Akhirnya orang tua bisa ikut dalam kegiatan ekonomi di desanya. Dalam tahapan ini harus tetap dipelihara semangat kebersamaan dan penghargaan kepada mereka yang berjasa dalam upaya pemberdayaan keluarga. Keluarga-keluarga yang sedang berjuang dalam lingkungannya sendiri, dan kemungkinan mendapat kesulitan, dapat dibantu secara gotong royong. Bantuan tersebut sifatnya adalah pendampingan sehingga keluarga itu tidak tergantung pada bantuan yang diterimanya, tetapi dapat berkembang secara mandiri dan menurut pilihannya sendiri. Dalam suasana yang makin kondusif tersebut, apabila dalam satu kecamatan baru ada satu desa yang memiliki POSDAYA, maka untuk desa-desa yang lain yang belum memiliki POSDAYA dapat didorong dan dipersiapkan pembentukan POSDAYA sederhana, yaitu forum yang memberi penjelasan tentang masalah ekonomi rumah tangga, masalah pendidikan anak, KB dan Kesehatan Ibu dan Anak. POSDAYA itu sekaligus bisa berfungsi mengundang tenaga-tenaga yang dibutuhkan dari instansi pemerintah atau anggota yang ada di desanya. POSDAYA itu selanjutnya mengadakan pendataan yang lebih teliti, misalnya tentang anak-anak usia sekolah, utamanya dari keluarga kurang mampu. Keluarga yang lebih mampu diajak membantu anak-anak tersebut agar bersekolah. Kalau keluarga di desa tidak mampu mengatasi masalah itu, maka Kepala Desa diajak meminta pertolongan pada tingkat
POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)
kecamatan dan kabupaten. Sekolah-sekolah yang ada di desa, utamanya sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, diajak menyediakan kesempatan bagi anak keluarga kurang mampu dari desa yang sama. Dengan demikian diharapkan tidak ada anak dari keluarga kurang mampu yang tidak sekolah. Apabila jangkauan atau cakupan untuk anak-anak tercapai, khususnya dalam bidang KB, kesehatan dan sekolah, keluarga desa anggota Posdaya diharapkan mengusahakan agar pelayanan KB, Kesehatan dan Pendidikan di desanya disempurnakan dan ditingkatkan mutunya. Kalau perlu tenaga kesehatan dan guru-guru di desa itu diberi penghargaan oleh masyarakat desa. Masyarakat dapat mengajak Kepala Desanya untuk mengembangkan sistem insentif guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan di desanya.
V. ARAH DAN JENIS PENGEMBANGAN POSDAYA.
Seperti telah dikemukakan, pembentukan dan pengembangan POSDAYA bisa dilakukan oleh anggota masyarakat sendiri, oleh PKK, oleh Pengurus Masjid, oleh Pengurus Panti Asuhan, atau lembaga lain yang ada di desa. Posdaya bisa juga distimulir oleh LPM PTN/PTS dan siswa-siswa SMA dengan bimbingan gurugurunya. POSDAYA bisa juga dikembangkan oleh Pemda dan seluruh aparatnya di kecamatan dan desa. Dalam setiap POSDAYA, keluarga yang mampu diharapkan menolong keluarga lain yang belum mampu untuk meningkatkan kemampuan keluarganya. Kegiatan POSDAYA dikembangkan utamanya dengan cakupan sasaran keluarga muda dengan anak-anak usia 0-14 tahun, utamanya keluarga yang isterinya sedang mengandung, keluarga dengan remaja usia 15-24 tahun dan keluarga dengan anak dewasa usia 25-35 tahun. POSDAYA dibentuk dengan dukungan anggota keluarga yang berusia lanjut, sebagai forum silaturahmi maupun kesempatan anggota keluarga lansia membantu keluarga lain yang
2