1 THE INFLUENCE OF PERCEIVED QUALITY AND BRAND AWARENESS TOWARDS BUYING DESIRE OF CANON PHOTOCOPIER (Survey At Photocopy Service Entrepreneur in Bandung City) Wandy Zulkarnaen STIE-MUHAMMADIYAH BANDUNG ABSTRACT The factors of perceived quality and brand awareness are regarded to be very strategic in influencing consumer behavior in taking decision to buy photocopier. According to Daniel (Magazine that is, the bravery to become a pioneer and carefulness of seeing relevant market at that moment, to survive, and even to develop its market . The purpose of research was to know the condition of quality impression, brand awareness, and buying desire for Canon photocopier in Bandung City, and to know the influence of perceived quality and brand awareness on buying desire for Canon photocopier in Bandung City. Perceived quality can be defined as Impression of customers/clients to overall quality or excellence of service or product related to what is expected by customers (Aaker, 1997:124), Awareness is the ability of a prospective buyer to recognize or to remind that a brand represents the part of certain product category . The statistical method used in this research is inferensial statistic, and the research method is Verificative Descriptive. The samples in this research are photocopy service entrepreneur in Bandung City. The technique of collecting data is sampling insidental. The number of accurate sampel is 30 photocopy service entrepreneur. The method of analysis used in this research is path analysis. The result of descriptive research shows, in general, the perceived quality and brand awareness is already high. than result of statistical test known that simultaneously, perceived quality and brand awareness have influence significantly on buying desire Canon photocopier equal to 99% and the rest equal to 1% influenced by other variable. Parsially, both of free variable that eximinee (perceived quality and brand awareness), the most significant of variable is brand awareness where the t-calculate equal to 59,47, while perceived quality of having t-calculate equal to 2,99. This matter present that brand awareness more having an effect than perceived quality on buying desire of Canon photocopier in Bandung City. To Canon photocopier producer, it is recommended to focus on better policy on the brand awareness because of the significant effect on the buying desire. Can be interpreted, that just a few change of brand awareness will cause change which very mean on buying desire, besides attention to perceived quality have to be more be improved again, so that its influence become stronger to consumer buying desire. Key words : Perceived Quality, Brand Awareness, Buying Desire
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pernahkah Anda membayangkan, harus menulis dan menggambar sesuatu yang sama untuk memperbanyak dokumen dengan tangan? Berterimakasihlah pada mesin fotokopi. Sebab, dengan mesin fotokopi saat ini kita dapat dengan mudah memperbanyak gambar dan tulisan berapapun banyaknya. Tinggal pencet tombol, tunggu sejenak, semua pekerjaan penggandaan beres. Dari sejarah kita ketahui bahwa merek pertama untuk mesin fotokopi adalah Xerox, namun apakah hal ini menjadi faktor pertimbangan minat beli mesin fotokopi? Pada perkembangannya saat ini berkembang merek-merek lain seperti Canon, Ricoh, Minolta, Agfa, dan lain-lain, yang juga bersaing ketat dalam pemasaran mesin fotokopi di Indonesia. Bagaimana dengan realita usaha jasa fotokopi di lapangan? Dalam membuka usaha jasa fotokopi, konsumen dihadapkan pada penawaran beberapa macam merek mesin fotokopi dengan harga yang beragam, mulai dari 6 juta sampai 50 juta rupiah-an ke atas, tergantung fasilitas yang diberikan oleh mesin fotokopi tersebut.
2 Dari data survey pendahuluan diketahui bahwa para pengusaha jasa fotokopi jauh lebih memilih merek Canon dari pada merek lain dalam penggunan mesin produksinya. Sebanyak 96,3% pengusaha jasa fotokopi di kota Bandung menggunakan fotokopi merek Canon. Hal ini menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang dijadikan alasan oleh para pengusaha fotokopi dalam memutuskan pilihan merek fotokopi sesuai kebutuhan usahanya. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan penelitiannya pada pengusaha langsung jasa fotokopi dikarenakan menurut penulis analisa faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli mesin fotokopi akan lebih obyektif jika datanya diperoleh dari pengusaha jasa fotokopi, karena minat belinya langsung berdasarkan pengalaman dan informasi yang mereka rasakan selama menjalankan usaha fotokopinya. Faktor kesan kualitas dan kesadaran merek dinilai sangat strategis dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli mesin fotokopi. Dari data survey pendahuluan terhadap 10 (sepuluh) pengusaha jasa fotokopi di wilayah Soekarno Hatta Bandung, mengenai faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pembelian mesin fotokopi Canon yang mereka beli diperoleh data sebagai berikut : 1. Faktor Kesan Kualitas yang baik sejumlah 3 (tiga ) responden. 2. Faktor Kesadaran Merek yang baik sejumlah 3 (tiga) responden. 3. Faktor Kemudahan Pelayanan Servis sejumlah 2 (dua) responden. 4. Faktor Ketersediaan Suku Cadang sejumlah 2 (dua) responden. Dari data survey pendahuluan di atas diketahui faktor kesan kualitas dan kesadaran merek akan berpengaruh dalam meningkatkan minat beli mesin fotokopi untuk usahanya. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi kesan kualitas, kesadaran merek dan minat beli mesin fotokopi Canon di kota Bandung ? 2. Bagaimana pengaruh kesan kualitas dan kesadaran merek Canon terhadap minat beli mesin fotokopi Canon di kota Bandung secara simultan ? 3. Bagaimana pengaruh kesan kualitas dan kesadaran merek Canon terhadap minat beli mesin fotokopi Canon di kota Bandung secara parsial ?
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah kesan kualitas dan kesadaran merek berpengaruh terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon, sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kesan kualitas, kesadaran merek dan minat beli mesin fotokopi Canon di kota Bandung. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesan kualitas dan kesadaran merek Canon berpengaruh terhadap minat beli mesin fotokopi Canon di kota Bandung, secara simultan. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesan kualitas dan kesadaran merek Canon berpengaruh terhadap minat beli mesin fotokopi Canon di kota Bandung, secara parsial. II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka Pengertian Merek Menurut Kotler & Keller (2009:265), ada empat buah model ekuitas merek yang menawarkan beberapa perspektif yang berbeda, satu diantaranya adalah : Model Aaker Aaker memandang ekuitas merek sebagai kesadaran merek,kesan kualitas, loyalitas merek dan asosiasi merek. Menurutnya, manajemen merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek sekumpulan asosiasi merek yang unik yang mewakili tujuan dan janji merek kepada pelanggan, sebuah citra merek yang aspirasional.
18 Gambar Resume Hasil Aktivitas Penelitian Sumber: data olahan Koefisien jalur yang tinggi menunjukan pengaruh variabel tersebut adalah kuat, sementara nilai rH pada uji validitas yang tinggi menenunjukan bahwa indikator tersebut adalah yang paling kuat dalam mempengaruhi variabelnya. Sedangkan bobot indikator yang paling rendah menunjukan respon masyarakat terhadap indikator tersebut adalah lemah. Dengan demikian saran bagi perusahaan agar meningkatkan indikator yang memiliki bobot rendah atau rH tinggi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari identifikasi masalah dan tujuan dari penelitian yang diajukan, maka setelah dilakukan pembahasan atas hasil penelitian ini dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut : 1. Pada umumnya penerapan kesan kualitas dan kesadaran merek yang dilakukan oleh perusahaan sudah kuat, perusahaan mesin fotokopi merek Canon cukup mempertahankan dan kalau bisa meningkatkannya lagi. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesan kualitas dan kesadaran merek secara simultan terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. 3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kesan kualitas terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kesadaran merek terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan meningkatkan kesan merek Canon sebagai merek yang bergengsi karena berkorelasi tinggi terhadap variabel kesadaran merek Canon. Peneliti menyarankan program penayangkan iklan di televisi nasional dengan memakai artis yang ternama. 2. Perusahaan meningkatkan kesan merek Canon sebagai merek yang positif karena bobotnya masih rendah dibanding indikator lain terhadap variabel kesadaran merek Canon. Peneliti menyarankan untuk mengadakan atau mengikuti even/aktivitas positif yang mengikutsertakan masyarakat secara umum guna meningkatkan citra/kesan merek Canon. 3. Perusahaan meningkatkan kesan ketersediaan suku cadang mesin merek Canon karena berkorelasi tinggi terhadap variabel kesan kualitas merek Canon. Peneliti menyarankan program layanan cepat terhadap permintaan suku cadang dari pelanggan. 4. Perusahaan meningkatkan kesan hasil jernih mesin fotokopi Canon karena bobotnya masih rendah dibanding indikator lain terhadap variabel kesan kualitas merek Canon. Peneliti menyarankan program edukasi tentang manfaat penggunaan tinta original (asli) pada penggunaan mesin fotokopi Canon agar kualitas jernih cetakan bisa terjaga.
3 Aaker berpendapat, identitas harus menunjukan diferensiasi pada beberapa dimensi, menyiratkan kesamaan pada yang lain, beresonansi dengan pelanggan, menggerakkan pembangunan merek, merefleksikan budaya dan strategi bisnis, serta kredibel. Terdapat istilah berbagai merek menurut pakar pemasaran Kotler & Armstrong (2008:275) yaitu: Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasikan barang dan jasa yang membedakan suatu produk dengan produk pesaing . Pengertian Merek Dalam Undang-Undang Merek Di dalam Undang-Undang Merek Indonesia yaitu UU No.19 tahun 1992 dinyatakan pada bab 1 (ketentuan umum), pasal 1 ayat 1 sampai 5 (dalam Buchori Alma, 2005:148-149), bahwa : 1. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. 2. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. 3. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. 4. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa lainnya. 5. Lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang didaftarkan. Tujuan Pemberian Merek Perusahaan-perusahaan pada masa sekarang menyadari betapa pentingnya memberi merek pada produknya. Hal tersebut karena terdapat banyak tujuan pemberian merek, menurut Fandy (1997:104), merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, diantaranya : 1. Sebagai identitas yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang. 2. Alat promosi yaitu sebagai daya tarik produk. 3. Untuk membina citra yaitu dengan memberikan keyakinan jaminan kualitas serta prestise tertentu kepada konsumen. 4. Untuk mengendalikan pasar. Kesan Kualitas (Perceived Quality) Perceived quality dapat didefinisikan sebagai Kesan pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Aaker, 1997:124). Karena perceived quality merupakan Kesan dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara objektif, Kesan pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Pengukuran Kesan Kualitas (perceived quality) Untuk konteks produk barang mengacu pada pendapat Garvin dalam Aaker (1997:134) dimensi perceived quality dibagi menjadi 7 yaitu : a. Kinerja melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi sistem kemudi serta kenyamanan. Karena faktor pelayanan pelanggan berbeda satu sama lain, seringkali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut kinerja ini. Kecepatan akan diberi nilai tinggi oleh sebagian pelanggan, namun sebagian pelanggan lain lebih mementingkan atribut kenyamanan.
4
17
b. Pelayanan mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya, mobil merek produk tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service mobil 24 jam di seluruh dunia. c. Ketahanan mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut, misalnya mobil merek tertentu yang memposisikan dirinya sebagai mobil tahan lama walau telah berumur 12 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik. d. Keandalan merupakan konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya. e. Karakteristik merupakan bagian-bagian tambahan dari produk (feature) seperti remote control sebuah video, tape deck, sistem WAP untuk telepon genggam, penambahan ini biasanya sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggan yang dinamis sesuai dengan perkembangan. f. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance at specification) merupakan pelanggan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. g. Hasil adalah mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan empat dimensi
merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali, bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu Dikarenakan variabel kesadaran merek memiliki pengaruh signifikan terhadap dan memiliki pengaruh yang paling besar, maka pihak manajemen perusahaan harus memfokuskan dan meningkatkan program-program yang berkaitan dengan kesadaran merek, walaupun variable kesan kualitas nilainya t-hitungnya lebih kecil daripada t-hitung kesadaran merek tetapi masih dalam ketegori signifikan jadi perusahaan tetap harus memperhatikan program ini dan kalau bisa meningkatkannya lagi agar minat beli konsumen tetap tinggi. Hal ini sesuai dengan fenomena yang penulis paparkan di latar belakang masalah yaitu faktor kesan kualitas dan kesadaran merek dinilai sangat strategis dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli mesin fotokopi. Berdasarkan hasil jawaban responden yang menilai kesan kualitas dan kesadaran merek diperoleh hasil secara umum semuanya dalam kategori kuat, pada variabel kesan kualitas dengan 4 indikator yaitu : kesan hasil jernih, kesan produk awet, kesan ketersediaan suku cadang dan kesan berteknologi tinggi dinilai kuat oleh responden, hal ini terlihat dari bobot yang dihasilkan sebesar 81,5 dimana nilai tersebut ada dalam ketegori kuat, oleh karena itu perusahaan mesin fotokopi merek Canon agar mempertahankannya. Sedangkan untuk variabel kesadaran merek juga dinilai kuat oleh responden, hal ini terlihat dari bobot ketiga indikator yaitu kesan merek mudah diingat, kesan merek berkonotasi positif dan kesan merek bergengsi dengan bobot 83, 82, dan 84 dengan total bobot rata -rata yang dihasilkan sebesar 83 berada pada rentang 70-90 dengan kategori kuat. Dilihat dari tabel, kesan kualitas berpengaruh kuat terhadap minat beli mesin fotocopy Canon. Hal ini terlihat dari empat indikator kesan kualitas (kesan hasil jernih, produk awet, ketersediaan suku cadang dan berteknologi tinggi) dengan bobot 78, 84, 80 dan 84, sehingga rata-rata bobotnya sebesar 81,5. Artinya kesan kualitas berada pada rentang 70-90 dengan kategori kuat. Sehubungan dengan hasil penelitian tentang kesan kualitas, kesadaran merek dan minat beli sudah sesuai dengan hipotesis yang diajukan penulis yaitu berpengaruh positif dan signifikan sedangkan faktor lain kecil pengaruhnya terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon, maka penulis memberikan rekomendasi kepada peneliti selanjutnya apabila akan melakukan penelitian dengan judul yang sama hendaknya disertakan variabel equitas merek yang lain.
maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Menurut Aaker, (1997:90), Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali, bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu . Pengukuran Kesadaran Merek (Brand Awareness) Menurut Aaker (1997 : 92) Pengukuran tingkatan kesadaran merek dapat dilakukan dengan melakukan survey kuesioner kepada target market konsumen kemudian secara berurutan dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Top Mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat oleh responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk. 2. Brand recall (pengingatan kembali merek) mencerminkan merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Brand recall merupakan multi response questions yang menghasilkan jawaban tanpa di bantu (unaided question). 3. Brand recognition (pengenalan) merupakan pengukuran kesadaran merek responden di mana kesadarannya diukur dengan memberikan bantuan pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan ciri-ciri dari produk merek tersebut (aided question). Pertanyaan diajukan untuk mengetahui beberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan keberadaan merek tersebut. 4. Unware Of Brand ( tidak menyadari merek) merupakan tingkatan merek yang paling rendah dimana konsumen tidak menyadari akan eksistensi suatu merek. Minat Beli Menurut Dodds, Monroe dan Grewal (Sutantyo, 2002 :14) Minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan seorang konsumen untuk berminat membeli suatu produk . Menurut Kotler & Armstrong (2008: 177-179), ada empat jenis-jenis perilaku Minat Beli, yaitu ; 1. Perilaku Pembelian Kompleks (perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antar merek).
Kesan hasil jernih Bobot : 78 Kesan produk awet Bobot : 84 Kesan ketersediaan suku cadang Bobot : 80
Kesan berteknologi tinggi Bobot : 84 Kesan Merek Mudah diingat Bobot : 83 Kesan merek yang berkonotasi positif Bobot : 82 Kesan merek bergengsi Bobot : 84
rH = 0.704 rH = 0.900 Kesan Kualitas
rH = 0.932
Rata-rata Bobot : 81,5
yx1 = 0,05 (sig)
rH = 0.900 rx1x2 = 0,89
Rata-rata Bobot : 84
rH = 0.978
rH = 0.980
Kesadaran Merek Rata-rata Bobot : 83
rH = 0.995
Minat Beli
yx2 = 0,95 (sig)
16
5
bahwa pengaruh yang terjadi tidak dapat digeneralisasikan terhadap seluruh populasi konsumen pengguna mesin fotokopi merek Canon. Berikut ini adalah diagram jalur yang memperlihatkan besarnya nilai t Hitung yang dihasilkan
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi, (perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi hanya sedikit tanggapan perbedaan antarmerek). 3. Perilaku Pembelian Kebiasaan, (Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit). 4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman, (Perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan). Pengukuran Minat Beli Menurut Kotler & Armstrong (2008:179), kekuatan yang mempengaruhi pembeli dalam mengambil Keputusan Pembelian dipengaruhi oleh tahapan-tahapan yang diperlihatkan pada gambar 2.1. di bawah ini :
melalui penghitungan dengan bantuan software Lisrel 8.30 for Windows : 3.67
X1
2.99
Y
3.45
-1.23
59.47 3.67
X2
Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000
Gambar Nilai thitung X1 dan X2 Sumber: data diolah dari lampiran 11 Dari diagram di atas dapat kita lihat masing-masing nilai thitung. Sedangkan untuk mengetahui ttabel, dimana df = n k 1 = 27 dengan taraf kesalahan 5% (one-tailed) didapat nilai sebesar 1,703. Sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Tabel Kesimpulan Pengujian Secara Individual Variabel Nilai thitung Nilai ttabel Kesimpulan X1 2,99 1,703 Signifikan X2 59,47 1,703 Signifikan Sumber: data olahan Dari tabel di atas terlihat bahwa X 1 dan X2 memiliki pengaruh yang signifikan. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada variabel kesan kualitas dan kesadaran merek, maka akan langsung terjadi perubahan yang berarti terhadap minat beli, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kesan Kualitas berpengaruh signifikan terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. 2. Kesadaran Merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. Implikasi Penelitian Menurut hasil pengolahan data kuesioner dan hasil uji statistik diatas diketahui bahwa secara simultan kesan kualitas dan kesadaran merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon sebesar 99% dan sisanya sebesar 1% dipengaruhi oleh variable lain. Artinya secara bersama-sama pengaruh kesan kualitas dan kesadaran merek berpengaruh kuat terhadap minat beli, hal ini dapat ditingkatkan melalui program-program yang lebih menimbulkan persepsi/kesan kualitas mesin fotocopy Canon adalah mesin berkualitas tinggi misalnya program servis mesin dengan Down Time yang cepat. Program ini juga akan meningkatkan kesadaran bahwa rek yang bisa diandalkan, dengan kualitas yang bisa (Aaker, 1997:28). Sedangkan untuk pengaruh dari variabel lainnya bisa ditingkatkan melalui program-program yang lebih meningkatkan kualitas dari dimensi-dimensi yang mempengaruhi e asosiasi dan aset(Aaker, 1997:25). Secara parsial dari kedua variabel bebas yang diuji yaitu kesan kualitas dan kesadaran merek, yang memiliki paling signifikan adalah kesadaran merek dimana t-hitungnya sebesar 59,47 lebih besar daripada kesan kualitas yang mempunyai t-hitung sebesar 2,99. Hal ini mempresentasikan bahwa kesadaran merek lebih berpengaruh dari pada kesan kualitas terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Aaker (1997:90) bahwa,
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Perilaku Pasca Pembelian
Gambar Model Proses Keputusan Pembelian Sumber: Kotler & Armstrong (2008:179) Model AIDA Setelah merumuskan tanggapan yang diinginkan, komunikator tersebut selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya seharusnya pesan tersebut mendapat perhatian (attention), menarik minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menyebabkan tindakan (action). Dalam praktiknya, hanya sedikit pesan mampu membawa konsumen melewati semua tahap mulai dari kesadaran hingga pembelian, tetapi kerangka kerja AIDA tersebut memperlihatkan mutu yang diinginkan dari setiap komunikasi. (Kotler, 2002:632-633). Teori pengambilan Minat Beli adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika insentitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang dan jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasive dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan. Kerangka Pemikiran Penelitian Terdahulu Pada pembahasan ini, penulis menyajikan bukti penelitian sebelumnya yang mempunyai hubungan erat dengan judul penelitian ini. Tujuannya adalah untuk lebih memperkuat teori dan permasalahan yang terjadi di produk merek Canon. Penelitian tersebut adalah : Penelitian yang dilakukan oleh Anita dengan judul Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Minyak Pelumas Enduro 4T oleh konsumen (mahasiswa Universitas Negeri Semarang) hasil analisis sebagai berikut : Besarnya koefisien jalur Kesan Kualitas (X1) terhadap Keputusan Pembelian adalah -0.039 dan signifikan pada level 0,334. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan tidak dapat dikonfirmasikan. Besarnya koefisien jalur Kesadaran Merek (X2) terhadap Keputusan Pembelian adalah 0.094, dan signifikan pada level 0,222. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dapat dikonfirmasikan.
6
15
Meskipun terdapat jalur yang tidak signifikan, penulis tidak merasa perlu untuk melakukan trimming terhadap jalur yang tidak signifikan. Sejauh ini, penulis tidak menemukan alasan yang khusus dengan dukungan teoritis yang memadai untuk melakukan trimming.
Tabel Besarnya Pengaruh Variabel X1, dan X2, Terhadap Y
Variabel Hubungan antar Variabel Menurut Darmadi (2004:17), ebuah merek yang kuat dalam hal kesan kualitas dapat dieksploitasi untuk meluaskan diri lebih jauh,dan akan mempunyai peluang sukses lebih besar dibandingkan merek dengan kesan kualitas yang lemah . Artinya kesan kualitas dan kesadaran merek dapat menambahkan dan mengurangi nilai merek bagi pembelian konsumen dan perusahaan. Semakin kuat kesan kualitas dan kesadaran merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk meraup keuntungan dari waktu ke waktu.
Kesan Kualitas
X1 X2
Pengaruh Langsung
Pengaruh Tidak Langsung Melalui X1 X2 0,0423 0.0423
Pengaruh Total
0,0025 0.0448 0,9025 0.9448 Pengaruh 0.99 Total Sumber : hasil perhitungan Dari tabel di atas dasar perhitungan di atas hasil penelitian yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Kesan Kualitas (X1) secara langsung menentukan perubahan-perubahan Minat Beli (Y) adalah sebesar 0,25% dan yang melalui hubungannya dengan kesadaran merek (X2) sebesar 4,23%. Dengan demikian, secara total Kesan Kualitas (X1) menentukan Minat Beli (Y) sebesar 4,48%. 2. Kesadaran Merek (X2) secara langsung menentukan Minat Beli (Y) adalah sebesar 90,25% dan yang melalui hubungannya dengan Kesan Kualitas (X1) sebesar 4,23%. Dengan demikian, secara total Kesadaran Merek (X2) menentukan Minat Beli (Y) sebesar 94,48%.
Ekuitas Merek Pengujian Hipotesis Untuk melihat signifikan atau tidaknya pengaruh Kesan Kualitas (X1) dan Kesadaran Merek (X2) terhadap Minat Beli (Y), maka perlu diadakan pengujian taraf signifikan tersebut dengan uji statistik.
Kesadaran Merek
Memberikan nilai kepada pelanggan dgn menguatkan : - Proses informasi - Rasa percaya diri dalam keputusan pembelian - Pencapaian kepuasan pelanggan
Memberikan nilai kepada perusahaan dgn menguatkan - Efisiensi dan efektivitas program pemasaran - Kesadaran merek - Harga - Keuntungan kompetitif
Gambar Hubungan antar variabel Sumber: Aaker (1997:25) Dengan melihat gambar di atas, dapat dilihat adanya hubungan erat antara Kesan kualitas bisa dipengaruhi oleh kesadaran (sebuah nama/merek yang memungkinkan untuk menampilkan kesan bahwa produk dibuat dengan baik). Menurut Aaker (1997:28), Suatu (kesadaran) merek akan dikaitkan dengan kesan kualitas Kesan kualitas yang baik akan menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih suatu merek. Bagi konsumen, membeli suatu barang dipandang sebagai suatu investasi, sehingga mereka menuntut adanya kualitas yang dapat diandalkan,paling tidak dalam jangka waktu seperti yang mereka perkirakan. Semakin baik kesan kualitas yang diperoleh konsumen, akan semakin menimbulkan minat beli (Kwan, 2001:15).
Uji Hipotesis Secara Simultan Langkah dalam pengujian hubungan hipotesis secara simultan antara kesan kualitas dan kesadaran merek terhadap minat beli, maka perlu dilakukan uji F. Adapun hasilnya dapat dilihat berikut ini :
F
( n k 1) R 2 k (1 R 2 )
F
1.272 Nilai F di atas kemudian dibandingkan dengan nilai F0 .05;( 27) . Dari tabel distribusi F dimana
diperoleh nilai F0 .05;( 27) sebesar 3,35. Nilai F hasil perhitungan diatas yaitu 1.272, ternyata lebih besar dari F tabel yaitu 3,35. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak. Atau dengan kata lain secara simultan kesan kualitas dan kesadaran merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon Tabel Kesimpulan Pengujian Secara Keseluruhan Nilai FHitu ng Nilai Ftabel Kesimpulan 1.272 3,35 Signifikan Sumber : Data Olahan Uji Hipotesis Secara Parsial Untuk mengetahui secara individual, maka harus dilakukan uji t terlebih dahulu. Langkah pengujiannya sama seperti uji F. terlebih dahulu harus dicari nilai t Hitung dari masing-masing variabel ( X 1 , X 2 ), lalu bandingkan dengan nilai t Tabel . Jika nilai t Hitung lebih besar dari t Tabel maka hipotesis signifikan, artinya bahwa pengaruh yang terjadi dapat digeneralisasikan terhadap keputusan konsumen. Sebaliknya, jika t Hitung lebih kecil dari t Tabel maka hipotesis tidak signifikan, artinya
14 Errorvar = 1- 0,01 R2 = 0,99 Arti dari R2 = 0,99 adalah adanya pengaruh secara simultan sebesar 99% antara Kesan Kualitas dan Kesadaran Merek terhadap Minat Beli dan Errorvar = 0,01 adalah adanya pengaruh lainnya diluar variabel-variabel diatas sebesar 1%. Artinya bahwa variabel Kesan Kualitas (X1) dan variabel Kesadaran Merek (X2) mempengaruhi Minat untuk membeli mesin fotokopi merek Canon di wilayah Bandung. Sedangkan kesan kualitas (X 1) dan kesadaran merek (X 2) memberikan pengaruh positif atau berbanding lurus, artinya setiap terjadi perubahan pada kesan kualitas (X 1) dan kesadaran merek (X 2) akan memberi perubahan yang sejalan pada minat beli (Y).
X1
0.05
Y
0.01
0.89
X2
1.00
0.95
Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000
Estimate Gambar 4.1 Pengaruh X1 dan X2Terhadap Y Sumber: Data olahan dari lampiran 11 Keterangan : yx1 : Koefisien X 1 terhadap Y
= 0.05
yx2 : Koefisien X 2 terhadap Y y : Koefisien Y terhadap variable lain rx1 x2 : Korelasi X 1 dengan X 2
= 0,95 = 0,01
= 0,89 Dari gambar dan persamaan di atas, dapat diketahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel yaitu Kesan Kualitas (X1), Kesadaran Merek (X2) terhadap minat beli (Y) yaitu sebagai berikut: Pengaruh X 1 terhadap Y Pengaruh Langsung = 0.0025 Pengaruh Melalui X 2 = 0,0423 Pengaruh Total X 1 Pengaruh X 2 terhadap Y Pengaruh Langsung Pengaruh Melalui X 1 Pengaruh Total X 2 Pengaruh Total X1 dan X2, Pengaruh total : 0.0448 + 0.9448
Paradigma Penelitian (Aaker, 1997 : 124)
Kesan Kualitas (X1) (Aaker, 1997 : 25)
=
0.0448
= =
0.9025 0.0423
=
0.9448
=
0.9896
Minat Beli (Y)
(Darmadi, 2004 : 8)
Kesadaran Merek (X2)
Pengaruh X1 dan X2Terhadap Y 1.00
7
(Dodds, Monroe dan Grewal, dalam Sutantyo, 2002:14). & (Kotler, 2002:632)
(Aaker, 1997 : 90)
Sumber : paradigma peneliti Jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan model ekuitas merek Aaker yang memandang kesadaran merek dan kesan kualitas akan menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian yang digunakan adalah : 1. Kesan kualitas dan kesadaran merek berpengaruh signifikan secara simultan terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. 2. Kesan kualitas dan Kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon. III. OBJEK PENELITIAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Pada penelitian ini akan menganalisis tentang kesan kualitas dan kesadaran merek pengaruhnya terhadap minat beli mesin fotokopi merek Canon di kota Bandung, sedangkan unit analisisnya yaitu para pengusaha jasa fotokopi yang berada di kota Bandung. Metodologi Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Sugiyono, 2008:2). Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial, yakni teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2008:148). Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri , baik satu atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2008:11). Sedangkan penelitian verifikatif digunakan untuk membuktikan adanya hubungan antara kesan kualitas dan kesadaran merek berpengaruh terhadap minat beli (Nazir, 2009:63). Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah Kesan Kualitas (X1), Kesadaran Merek (X2), sedangkan yang menjadi variabel Y adalah Minat Beli. Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel
Konsep Variabel
Indikator
skala
Items Pertanyaan
8
Kesan Kualitas (X 1)
Kesadaran (X2)
Merek
Minat Beli (Y)
Merupakan Kesan pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Aaker, 1997:124)
Kesan Hasil jernih Kesan Produk awet Kesan Ketersediaan Suku cadang Kesan Berteknologi tinggi
Merupakan Kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali, bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1997:90)
Kesan Merek mudah diingat Kesan Merek yang berkonotasi positif Kesan Merek yang bergengsi
Merupakan kemungkinan konsumen untuk berminat membeli suatu produk. (Dodds, Monroe dan Grewal, dalam Sutantyo, 2002:14)
Attention (perhatian) Interest (tertarik) Desire (minat) (Kotler, 2010:632)
1 2 ordinal 3 4
13
Validitas Pengujian validitas ini digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan pada kuesioner layak atau tidak untuk diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Jika pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka pertanyaan tersebut layak untuk diikutsertakan dalam analisis. Dalam penelitian ini penghitungan validitas menggunakan bantuan software SPSS 17 for windows dan Microsoft Excel 2003. Adapun nilai validitas adalah sebagai berikut :
5 ordinal
6 7
ordinal
8
Sumber: diolah dari berbagai sumber Metode Penarikan Sampel Dengan pertimbangan waktu dan biaya, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Insidental, artinya : Teknik penentuan sampel berdasarkan insidental (kebetulan), yaitu siapa saja yang secara insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang (responden) yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122). Dalam penelitian ini jumlah yang diteliti sebanyak 30 pengusaha jasa fotokopi, dengan komposisi : 90% pengusaha jasa fotokopi dengan merek mesin Non-Canon, ditambah dengan 10 % pengusaha jasa fotokopi yang menggunakan mesin fotokopi merek Canon di kota Bandung. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut 1. Telaah Kepustakaan Yaitu mempelajari literatur-literatur, majalah-majalah, surat kabar dan sumber-sumber lain serta penerbitan yang relevan dengan masalah yang dibahas melalui studi kepustakaan. 2. Kuesioner k pengumpulan data yang dilakukan dengan cara seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kep (Sugiyono, 2008:199). Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner secara personal dimana kuesioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Sugiyono (2008:13) menyatakan bahwa data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Data kualitatif ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif, diangkakan berupa skoring untuk masing-masing pertanyaan. Skala yang digunakan dalam penelitian untuk pembobotan item kuesioner adalah menggunakan skala Likert.
Tabel Validitas Data r Hitung r Tabel
No Item
Simbol Item
1
X1_P1
0.704
0.361
Valid
2 3
X1_P2 X1_P3
0.900 0.932
0.361 0.361
Valid Valid Valid Keterangan
4
X1_P4
0.900
0.361
No Item 5 6
Simbol Item X2_P5 X2_P6
r Hitung 0.978 0.980
r Tabel 0.361 0.361
7 No Item
X2_P7 Simbol Item
0.995 r Hitung
0.361 r Tabel
Keterangan
Valid Valid Valid Keterangan
8 Y 1.000 0.361 Valid Sumber : data diolah (lampiran 4 dan 6) Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh pernyataan pada kuesioner ini dinyatakan valid. Sehingga seluruh pernyataan pada kuesioner dalam penelitian ini layak untuk diikutsertakan dalam analisis. Reliabilitas Uji reliabilitas (uji keandalan) dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (Split Half Method) yaitu membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua kelompok, pernyataan nomor ganjil masuk kedalam kelompok pertama dan pernyataan nomor genap masuk ke kelompok kedua. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian realibilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17 for Windows. Tabel Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Reliabilitas r Tabel Keterangan X1 0.771 0.361 Reliabel X2 0.977 0.361 Reliabel Y 1.000 0.361 Reliabel Sumber : data diolah (lampiran 5 dan 7) Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen semua variabel mempunyai reliabilitas yang baik karena memiliki r hitung yang lebih besar dari r Tabel seperti terlihat pada tabel di atas. Dengan demikian, setiap pernyataan pada kuesioner tersebut dapat dianalisa lebih lanjut.
Uji Statistik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis). Adapun dalam proses analisisnya menggunakan bantuan software Lisrel 8.30 for Windows. Persamaan yang diperoleh dari proses analisis adalah sebagai berikut : Y = 0,05*X1 + 0,94*X2 + Error
12
9
yang mengeluarkan merek mesin fotokopi Canon harus terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk mesin fotokopi Canon sehingga kesan kualitasnya tetap baik atau bahkan meningkat. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel kesan kualitas berada pada kategori kuat.
Menurut Sugiyono (2008:93 Kesan yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif, yang berupa kata-kata antara lain: Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju. Setiap jawaban responden berturut-turut diberi nilai 3, 2, 1 jika item pertanyaan berindikasi positif, dan sebaliknya setiap jawaban responden berturutturut diberi nilai 1, 2, 3, jika item pertanyaan berindikasi negatif. Adapun tingkatan pen-skorannya dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Kesadaran Merek (X2) Dari ketiga indikator pertanyaan mengenai variabel kesadaran merek diatas dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut : Tabel Bobot Total Variabel Kesadaran Merek No. Indikator Bobot Rata-rata Prosentase Kategori Kesan Merek Mudah 1 83 33,4% Kuat diingat Kesan merek yang 2 82 32,9% Kuat berkonotasi positif 3 Kesan merek bergengsi 84 33,7% Kuat Jumlah 249 100.00% Kuat Rata-rata 83 33,33% Sumber: data diolah dari hasil kuesioner Berdasarkan tabel variabel kesadaran merek diatas dapat kita lihat bahwa yang memiliki bobot terbesar menurut responden adalah kesan merek bergengsi yaitu sebesar 84, sedangkan yang memiliki bobot yang terkecil adalah kesan merek berkonotasi positif menurut responden yaitu sebesar 82. Bobot rata-rata dari 3 indikator, dihasilkan skor sebesar 83 yang termasuk dalam kategori kuat sesuai panjang interval yang telah ditentukan, artinya responden mempunyai kesadaran merek yang kuat terhadap mesin fotokopi merek Canon. Namun demikian sebagai catatan untuk indikator kesan merek berkonotasi positif karena mempunyai bobot rata-rata indikator yang paling kecil perlu mendapat perhatian, karena meskipun pelanggan memberi kesan positif terhadap merek mesin fotokopi Canon tetapi perusahaan pesaing bisa menawarkan produk yang lebih berkonotasi positif apabila kinerja merek produk pesaing misalnya Minolta, Ricoh atau Xerox jauh lebih baik. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel kesadaran merek berada pada kategori tinggi atau baik. Minat Beli (Y) Hasil skor 84 yang termasuk dalam kategori tinggi, artinya responden berminat untuk membeli mesin fotokopi merek Canon.
No. 1
Indikator Minat membeli Jumlah
Tabel Bobot Total Variabel Y Bobot Rata-rata Prosentase 84
84%
84
100.00%
Kategori Tinggi
Tinggi Rata-rata 84 84% Sumber: data diolah dari hasil kuesioner Pengujian Data Data penelitian yang terkumpul melalui kuesioner adalah data yang berskala ordinal, untuk menganalisis diperlukan data interval sebagai persyaratan menggunakan analisis jalur. Oleh karena itu seluruh variabel dengan data ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data interval melalui Method of Successive Interval (MSI) atau metode interval berurutan (lihat dalam lampiran 3). Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu data yang diperoleh melalui kuesioner perlu diuji kesahihan dan keandalannya. Untuk itu dilakukan analisis dari keseluruhan pernyataan pada kuesioner dengan uji validitas dan reliabilitas.
Tabel Skor Metode Likert Jawaban
Skor untuk pernyataan (+)
Skor untuk pernyataan (-)
Setuju 3 1 Kurang Setuju 2 2 Tidak Setuju 1 3 Sumber : data olahan Dilakukan analisis jalur (path analysis) dengan terlebih dahulu mentransformasikan skala ordinal ke skala interval berurutan (Harun, 2004:14), Uji Kualitas Data Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu : Reabilitas dan validitas. Artinya, satu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid. Sedangkan, kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Uji Validitas Menurut Nazir (2009:133), Pengujian validitas instrument dilakukan dengan teknik analisis item instrument, yaitu dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel . Secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
iYi
i
i)
Keterangan :rxy = r = Koefisien validitas item yang 2 dicari2 2 2 ] Xi = Skor yang diperoleh dari subyek dalam tiap item pada satu variabel Yi = Skor total item instrument pada satu variabel = Jumlah skor dalam distribusi x = Jumlah skor dalam distribusi y = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X = Jumlah kaudrat pada masing-masing skor y n = Jumlah responden Uji Reliabilitas Setelah dilakukan pengujian validitas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas. Sugiyono (2008:130) menyatakan bahwa pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada dengan teknik tertentu. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency, dimana instrumen dicobakan sekali saja. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dalam hal ini digunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half). Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan menggunakan ketentuan: jika reliabilitas internal seluruh item (ri) rtab (taraf signifikan 5%) maka item instrumen dinyatakan reliabel. Tetapi jika
10 reliabilitas internal seluruh item reliabel.
(ri) < rtab (taraf signifikan 5%) maka instrumen dinyatakan tidak
Alat Analisis Data Kegiatan analisis data yang dilakukan peneliti dalam hal ini merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden yang telah diambil sampelnya tersebut terkumpul dengan menggunakan alat analisis yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis data dan jenis hipotesis. Uji Hipotesis. Pengujian koefisien jalur dilakukan untuk mengetahui apakah Hipotesis diterima atau tidak pengujian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengujian secara keseluruhan dan individu. Hipotesis pada pengujian secara keseluruhan ini adalah : H0 : YX1 = YX2 = 0 H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah YXi 0 (i = 1,2) Keputusan hasil pengujian, jika Fhitung > F (n-k-1) H0 ditolak, sebaliknya jika F < F (n-k-1) H0 tidak ditolak. Dari tabel diperoleh F (0,05)(30-2-1) = .... Statistik uji tersebut mengikuti distribusi t-student dengan db = n-k-1, Jika H0 tidak ditolak maka perlu diadakan perhitungan baru mengenai koefisien jalur dengan menghilangkan jalur yang tidak mempunyai arti. Setelah dilakukannya pengujian hipotesis secara keseluruhan dan secara individual, bila hasil pengujian koefisien jalur diperoleh keterangan bahwa koefisien jalur dari X 1 ke Y, X2 ke Y, bermakna, maka dapat langsung menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Setelah penulis menguraikan pandangan teori pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas data yang penulis kumpulkan dengan struktur pembahasan analisis data responden dan analisis tanggapan responden. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan klasifikasi jenis kelamin dari 30 responden yang diinterview, digolongkan ke dalam dua jenis yaitu pria dan wanita. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Responden Jumlah Prosentase (%) Pria 28 93 Wanita 2 7 Total 30 100 Sumber: Olahan Data tahun 2010 Usia Responden Tabel Usia Responden Usia Responden Jumlah Presentase(%) 20-30 Tahun 5 16,6 31-40 Tahun 19 63,4 > 40 Tahun 6 20 Total 30 100 Sumber: Olahan Data tahun 2010 Pendidikan Responden Tabel Pendidikan Responden Pendidikan Responden Jumlah Presentase(%) SLTA 9 30 Diploma 16 53,3 S1` 5 16,7 Total 30 100 Sumber: Olahan Data tahun 2010
11 Jabatan Responden Tabel Jabatan Responden Jabatan Responden Jumlah Presentase(%) Pemilik 20 66,7 Pengelola 10 33,3 Total 30 100 Sumber: Olahan Data Analisis Tanggapan Responden Untuk mencari nilai bobot standar dilakukan dengan mencari panjang rentang bobot ketiga pengklasifikasian di atas. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Bmaks - Bmin 3 (3 x 30) - (1 x 30) PI = 3 PI =
PI = 20 Keterangan : PI = panjang interval Bmaks = bobot jawaban maksimum (3) Bmin = bobot jawaban minimum (1) Setelah itu pembobotan dibagi ke dalam tiga (3) tingkatan berdasarkan pengklasifikasian di atas yang dimulai dari 30. Adapun klasifikasi nilai bobot standar yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel Nilai Bobot Standar Nilai Bobot
Kategori
30-49 Tidak Setuju/Hanya Memperhatikan/Lemah 50-69 Kurang Setuju/Tertarik/Sedang 70-90 Setuju/Berminat untuk membeli/Kuat Sumber: hasil perhitungan Kesan Kualitas (X1) No.
Tabel Bobot Total Variabel Kesan Kualitas Indikator Bobot Rata-rata Prosentase
1
Kesan hasil jernih
78
23,9%
2
Kesan produk awet Kesan ketersediaan suku cadang
84
25,7%
80
24,7%
Kesan berteknologi tinggi
84
25,7%
Jumlah
326
100%
3 4
Kategori Kuat Kuat Kuat Kuat
Kuat Rata-rata 81,5 25% Sumber: data diolah dari hasil kuesioner Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa yang memiliki bobot terbesar adalah Kesan produk awet dan kesan berteknologi tinggi yaitu sebesar 84, sedangkan yang memiliki bobot terkecil adalah pada tanggapan kesan hasil jernih yaitu sebesar 78. Bobot rata-rata dari empat indikator dihasilkan skor sebesar 81,5 yang termasuk dalam ketegori kuat sesuai dengan panjang interval yang telah ditentukan, artinya responden menganggap mesin fotokopi merek Canon mempunyai kesan kualitas yang kuat dimata responden dan perusahaan