I.
PENDAHULUAN Banyak orang kesulitan menuangkan ide pikirannya secara langsung terutama bagi penulis pemula. Kerangka karangan sangat dibutuhkan agar tulisan tidak melenceng dari tema yang sudah ditentukan. Menulis memang sebuah ketrampilan yang harus di asah agar menghasilkan tulisan yang baik. Keberadaan kerangka karangan tidak boleh di jadikan pedoman secara kaku dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, tetapi dijadikan acuan. Dalam proses penulisan biasanya akan muncul ide-ide baru sehingga memungkinkan dilakukan perubahan dan perbaikan agar memperoleh tulisan yang lebih baik.
II.
RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian kerangka karangan? 2. Bagaimana penyusunan kerangka karangan? 3. Bagaimana pola susunan kerangka karangan? 4. Apa macam-macam kerangka karangan? 5. Apa syarat-syarat kerangka karangan yang baik? 6. Apa manfaat kerangka karangan? 7. Contoh kerangka karangan
1
III.
PEMBAHASAN A. Pengertian Kerangka Karangan Kerangka karangan (outline) adalah rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan yang memungkinkan penulis dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
karangan
sehingga
dapat
mengadakan
penyesesuaian.
Dengan
kerangka karangan, penulis dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang harus dipersiapkan dalam penulisan. Kerangka karangan mengandung rencana kerja dan ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun karangan. Kerangka karangan dapat membentuk catatancatatan sederhana. Ada tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam menyusun kerangka karangan, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri1 .pengaturan gagasan itulah yang dapat diumamakan sebagai kerangka. Jadi, di dalam kerangka karangan terdapat strategi penempatan gagasan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk meencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan data berbentuk catatan sederhana tetapi mendetail.2 B. Penyusunan Kerangka Karangan Kerangka karangan yang baik tidak dibuat sekali jadi. Ada beberapa langkah yang perlu diikuti, terutama bagi mereka yang baru mulai menulis, untuk menyusun karangan yang baik. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tema berdasarkan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. 2. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap sebagai rincian dari pengungkapan maksud. 3. Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah dicatat. 1
Endang Ruminingsih, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang: raSAIL Media Group, 2012)hal.205206 2 Sulaiman al-Kumani dkk, Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku, (Semarang: Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Walisongo, 2013), hal.143-144.
2
4. Mengevaluasi secara berulang topik yang masih dipertahankan. 5. Menentukan sebuah tipe susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua rincian tesis yang telah diperoleh dengan memergunakan semua langkah di atas. C. Tipe Sususnan Kerangka Karangan Beberapa macam tipe susunan kerangka karangan yang lazim dipergunakan adalah: 1. Berdasarkan urutan kronologis Bab-bab yang ada dalam karangan disususn berdasarkan urutan kejadian. Karangan-karangan narasi lazim mempergunakan tipe tersebut. Karangan seperti novel, cerpen, atau biografis ditulis dengan mendahulukan satu titik menarik atau menegangkan, kemudian dengan cara kilas balik diuraikan rentetan kejadian sebelum terjadinya titik terang itu. Bisa juga titik menarik itu merupakan peristiwa pertama kemudian baru dijelaskan dengan peristiwaperistiwa selanjutnya3 . 2. Berdasarkan urutan lokal Bab-bab disusun berdasarkan lokal (ruang tempat) obyek. Urutan ruang menjadi landasan yang paling penting, bila topic yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif4 . 3. Berdasarkan urutan klimaks Karangan dimulai dari jenjang kepentingan terendah menuju kepada kepentingan yang paling tinggi. Dasar pemakaian urutan tersebut adalah bahwa pembaca tidak akan menaruh perhatian lagi kepada hal-hal yang kurang penting andaikata hal yang kurang penting sudah dikemukakan terlebih dahulu. 4. Berdasarkan familiaritas Karangan dimulai dari sesuatu yang dikenal kemudian berangsur-angsur masuk kepada sesuatu yang belum dikenal. 3 4
Endang Ruminingsi h. Hal. 209-210 Sulaiman al-Kumani dkk. Hal. 153
3
5. Berdasarkan akseptabilitas Karangan dimulai dari mengemukakan hal-hal yang dapat diterima pembaca kemudian baru mengemukakan gagasan-gagasan yang mungkin ditolak.
Tujuannya
mengurangi
atau
menghilangkan
penolakan
apabila
pembaca langsung disodori hal-hal yang tidak ia setujui sebelumnya. 6. Berdasarkan urutan klausalitas Karangan diuraikan
dapat
dimulai
akibat-akibat
dengan
yang
mengemukakan
mungkin
sebab
ditimbulkannya.
kemudian
Dapat
pula
sebaliknya, menguraikan beberapa akibat terlebih dahulu, kemudian baru dikemukakan penyebabnya. 7. Berdasarkan urutan logis Susunan kerangka karangan diatur menurut aspek umum dan aspek khusus. Karangan dapat dimulai dengan mengemukakan hal-hal yang paling umum kemudian hal-hal yang khusus. demikian adalah logika deduktif.
Logika yang dipakai dalam urutan logis Karangan juga bisa disusun dengan
mengemukakan hal-hal yang khusus, lalu meningkat ke hal-hal yang umum. Logika yang digunakan karangan demikian disebut logika induktif. 8. Berdasarkan urutan perspektif Susunan
kerangka karangan diatur menurut pemilihan baik-buruk,
untung-rugi, benar-salah.5 D. Macam-Macam Kerangka Karangan Kerangka karangan perlu mengulas macam kerangka karangan yang dipilih berdasarkan teks. Kerangka yang dipilih berdasarkan perincian itu selanjutnya dipilih menjadi kerangka yang bersifat sementara dan bersifat tetap. 1. Kerangka
karangan
berdasarkan
perincian
dipilih
menjadi
kerangka
sementaradan kerangka tetap. a. Kerangka karangan sementara (non formal) Kerangka sementara berperan sementara agar tulisan terarah dan sebagai dasar untuk penelitian berikutnya sekaligus mengadakan perbaikan dan perombakan seerlunya. 5
Endang Ruminingsih, hal. 211-212
4
b. Kerangka Karangan Tetap (fixed) Kerangka karangan ini bersifat formal biasanya timbul dari ertimbangan bahwa topic yang digarap bersifat sangat komleks, atau suatu topic yang sederhana tetapi enulis tidak bermaksud untuk segera menggaranya. 2. Kerangka Karangan Berdasarkan Perumusan Teks Kerangka karangan berdasarkan perumusan teks dipilih menjadi kerangka kalimat dan kerangka topik. a. Kerangka kalimat Penggunaan kerangka kalimat memiliki beberapa manfaat antara lain, memaksa penulis berinisiatif merumuskan topic dengan tepat, rinci dan jelas. b. Kerangka karangan topik Penggunaan kerangka karangan topik diharapkan memunculkan ide awal yang akan diuraikan dalam kerangka kalimat secara luas disertai data akurat.6 E. Kerangka karangan yang baik Yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan kerangka karangan yang baik adalah: 1. Kerangka karangan harus mengandung pokok-pokok pikiran yang cukup mendetail. 2. Kerangka karangan harus disusun secara cermat dan logis. 3. Pokok-pokok pikiran yang sejajar harus diberi nomor atau huruf yang sejenis. 4. Kerangka karangan tidak boleh mengandung pembagian yang pincang. F. Manfaat Kerangka Karangan Kerangka karangan membantu penulis dalam hal-hal berikut: 1. Memudahkan penulis menyusun karangan. 2. Membantu menciptakan klimaks yang berbeda-beda. 3. Sebagai acuan penulisan. 4. Menghasilkan tulisan yang baik.
6
Sulaiman al-Kumai dkk, hal. 157-159
5
5. Dapat membuat penulis puas dan lega karena karangannya benar-benar telah lengkap dan tepat sasaran.
IV.
PENUTUP A. Kesimpulan Kerangka karangan (outline) adalah rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan yang memungkinkan penulis dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
karangan
sehingga
dapat
mengadakan
penyesesuaian.
Dengan
kerangka karangan, penulis dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang harus dipersiapkan dalam penulisan
B. Saran Demikianlah makalah ini kami susun dengan keterbatasan kami, yang mana masih belum bisa di katakan sempurna baik dari segi substansi maupun penulisan karena masih banyak terdapat kesalahan baik dari pemilihan kata, penyusunan kalimat maupun sistematis penulisannya. Saran dan kritik yang membangun sangat di butuhkan guna melengkapi makalah ini.semoga isi makalah ini dapat menambah wawasan baru bagi kita semua.amin.
6
DAFTAR PUSTAKA Ruminingsih, Endang, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, Semarang: RaSAIL, 2013.
7